Filsafat Copy
-
Upload
misslely-blue -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
description
Transcript of Filsafat Copy
IDEALISME DAN REALISME
A. Pendahuluan
FILSAFAT dan filosof berasal dari kata Yunani “philosophia” dan “philosophos”.
Menurut bentuk kata, seorang philosphos adalah seorang pencinta kebijaksanaan. Sebagian
lain mengatakan bahwa filsafat adalah cinta akan kebenaran. Filsafat sering pula diartikan
sebagai pandangan hidup. Dalam dunia pendidikan, filsafat mempunyai peranan yang sangat
besar. Karena, filsafat yang merupakan pandangan hidup iku menentukan arah dan tujuan
proses pendidikan.
Oleh karena itu, filsafat dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat.
Sebab, pendidikan sendiri pada hakikatnya merupakan proses pewarisan nilai-nilai filsafat,
yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan yang lebih baik atau
sempurna dari keadaan sebelumnya.
Dalam pendidikan diperlukan bidang filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan sendiri
adalah ilmu yang mempelajari dan berusaha mengadakan penyelesaian terhadap masalah-
masalah pendidikan yang bersifat filosofis. Jadi jika ada masalah atas pertanyaan-pertanyaan
soal pendidikan yang bersifat filosofis, wewenang filsafat pendidikanlah untuk menjawab dan
menyelesaikannya.
Secara filosofis, pendidikan adalah hasil dari peradaban suatu bangsa yang terus
menerus dikembangkan berdasarkan cita-cita dan tujuan filsafat serta pandangan hidupnya,
sehingga menjadi suatu kenyataan yang melembaga di dalam masyarakatnya. Dengan
demikian, muncullah filsafat pendidikan yang menjadi dasar bagaimana suatu bangsa itu
berpikir, berperasaan, dan berkelakuan yang menentukan bentuk sikap hidupnya. Adapun
proses pendidikan dilakukan secara terus menerus dilakukan dari generasi ke generasi secara
sadar dan penuh keinsafan.
Ajaran filsafat adalah hasil pemikiran sesorang atau beberapa ahli filsafat tentang
sesuatu secara fundamental. Dalam memecahkan suatu masalah terdapat pebedaan di dalam
penggunaan cara pendekatan, hal ini melahirkan kesimpulan-kesimpulan yang berbeda pula,
walaupun masalah yang dihadapi sama. Perbedaan ini dapat disebabkan pula oleh factor-
faktor lain seperti latar belakangpribadi para ahli tersebut, pengaruh zaman, kondisi dan alam
pikiran manusia di suatu tempat.
Ajaran filsafat yang berbada-beda tersebut, oleh para peneliti disusun dalam suatu
sistematika dengan kategori tertentu, sehingga menghasilkan klasifikasi. Dari sinilah
kemudian lahir apa yang disebut aliran (sistem) suatu filsafat. Tetapi karena cara dan dasar
yang dijadikan criteria dalam menetapkan klasifikasi tersebut berbeda-beda, maka klasifikasi
tersebut berbeda-beda pula.
Seorang ahli bernama Brubacher membedakan aliran-aliran filsafat pendidikan
sebagai: pragmatis-naturalis; rekonstruksionisme; romantis naturalis; eksistensialisme;
idealisme; realisme; rasional humanisme; scholastic realisme; fasisme; komunisme; dan
demokrasi. Pengklasifikasian yang dilakukan oleh Brubracher sangat teliti, hal ini dilakukan
untuk menghindari adanya overlapping dari masing-masing aliran.
Sebagian ahli mengklasifikasikan aliran filsafat pendidikan ke dalam tiga kategori.
Yaitu, kategori filsafat pendidikan akademik skolastik, kategori filsafat religious theistic, dan
kategori filsafat pendidikan social politik. Filsafat pendidikan akademik skolastik meliputi
dua kelompok yang tradisonal meliputi aliran perenialisme, esensialisme, idealisme, dan
realisme, dan progresif meliputi progresivisme, rekonstruksionisme, dan eksistensialisme.
Filsafat religious theistik meliputi segala macam aliran agama yang paling tidak terdiri dari
empat besar agama di dunia ini, dengan segala variasi sekte-sekte agama masing-masing.
Sedangkan filsafat pendidikan sosial politik terdiri dari humanisme, nasionalisme,
sekulerisme, dan sosialisme.
B. Masalah
Apa itu ide dan realitas, mengapa dipelajari?
C. Sistematika uraian
1. Pengertian Idealisme dan Realisme Secara Filsafat
2. Pendidikan Menurut Aliran Idealisme dan Realisme.
3. Pentingnya Mempelajari Kedua Aliran Filsafat Itu
BAB IIPEMBAHASAN
Aliran Idealisme/Spritualisme, yang mengajarkan bahwa ide atau spirit manusia yang
menentukan hidup dan pengertian manusia dan Aliran Realisme, yang menggambarkan
bahwa ajaran materialis dan idealisme yang bertentangn itu, tidak sesuai dengan kanyataan.
Sesungguhnya, realitas kesemestaan, terutama kehidupan bukanlah benda (materi) semata–
mata. Realitas adalah perpaduan benda materi dan jasmaniah dengan yang nonmateri
(spiritual, jiwa, dan rohani).
A. Pengertian Idealisme dan Realisme Secara Filsafat
1. Aliran Filsafat Idealisme
Pandangan idealisme menyatakan bahwa realitas yang tampak oleh indera manusia
adalah bayangan dari ide atau idea yang merupakan realitas yang fundamental. Implikasi dari
pandangan ini ialah adanya kecenderungan dari kelompok yang mengikutinya untuk
menghormati budaya dan tradisi serta hal-hal yang bersifat spiritual.
Idealisme berpandangan bahwa pengetahuan itu sudah ada dalam jiwa kita. Untuk
membawanya pada tingkat kesadaran perlu adanya proses introspeksi. Tujuan pendidikan
aliran ini membentuk karakter manusia. Idealisme adalah aliran filsafat yang berpendapat
bahwa pengetahuan itu tidak lain daripada kejadian dalam jiwa manusia, sedangkan
kenyataan yang diketahui manusia itu terletak di luarnya.
Tokoh aliran idealisme adalah Plato (427-374 SM), murid Sokrates. Aliran idealisme
merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah
gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli
(cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan
cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap
bahwa yang nyata hanyalah idea. Idea sendiri selalu tetap atau tidak mengalami perubahan
serta penggeseran, yang mengalami gerak tidak dikategorikan idea.
Keberadaan idea tidak tampak dalam wujud lahiriah, tetapi gambaran yang asli hanya
dapat dipotret oleh jiwa murni. Alam dalam pandangan idealisme adalah gambaran dari dunia
idea, sebab posisinya tidak menetap. Sedangkan yang dimaksud dengan idea adalah hakikat
murni dan asli. Keberadaannya sangat absolut dan kesempurnaannya sangat mutlak, tidak
bisa dijangkau oleh material. Pada kenyataannya, idea digambarkan dengan dunia yang tidak
berbentuk demikian jiwa bertempat di dalam dunia yang tidak bertubuh yang dikatakan dunia
idea.
Plato yang memiliki filsafat beraliran idealisme yang realistis mengemukakan bahwa
jalan untuk membentuk masyarakat menjadi stabil adalah menentukan kedudukan yang pasti
bagi setiap orang dan setiap kelas menurut kapasitas masin-masing dalam masyarakat sebagai
keseluruhan. Mereka yang memiliki kebajikan dan kebijaksanaan yang cukup dapat
menduduki posisi yang tinggi, selanjutnya berurutan ke bawah. Misalnya, dari atas ke bawah,
dimulai dari raja, filosof, perwira, prajurit sampai kepada pekerja dan budak. Yang
menduduki urutan paling atas adalah mereka yang telah bertahun-tahun mengalami
pendidikan dan latihan serta telah memperlihatkan sifat superioritasnya dalam melawan
berbagai godaan, serta dapat menunjukkan cara hidup menurut kebenaran tertinggi.
Mengenai kebenaran tertinggi, dengan doktrin yang terkenal dengan istilah ide, Plato
mengemukakan bahwa dunia ini tetap dan jenisnya satu, sedangkan ide tertinggi adalah
kebaikan. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman.
Siapa saja yang telah menguasai ide, ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat
menggunakan sebagai alat untuk mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu
yang dialami sehari-hari.
Kadangkala dunia idea adalah pekerjaan norahi yang berupa angan-angan untuk
mewujudkan cita-cita yang arealnya merupakan lapangan metafisis di luar alam yang nyata.
Menurut Berguseon, rohani merupakan sasaran untuk mewujudkan suatu visi yang lebih jauh
jangkauannya, yaitu intuisi dengan melihat kenyataan bukan sebagai materi yang beku
maupun dunia luar yang tak dapat dikenal, melainkan dunia daya hidup yang kreatif
(Peursen, 1978:36). Aliran idealisme kenyataannya sangat identik dengan alam dan
lingkungan sehingga melahirkan dua macam realita. Pertama, yang tampak yaitu apa yang
dialami oleh kita selaku makhluk hidup dalam lingkungan ini seperti ada yang datang dan
pergi, ada yang hidup dan ada yang demikian seterusnya. Kedua, adalah realitas sejati, yang
merupakan sifat yang kekal dan sempurna (idea), gagasan dan pikiran yang utuh di dalamnya
terdapat nilai-nilai yang murni dan asli, kemudian kemutlakan dan kesejatian kedudukannya
lebih tinggi dari yang tampak, karena idea merupakan wujud yang hakiki.
Prinsipnya, aliran idealisme mendasari semua yang ada. Yang nyata di alam ini hanya
idea, dunia idea merupakan lapangan rohani dan bentuknya tidak sama dengan alam nyata
seperti yang tampak dan tergambar. Sedangkan ruangannya tidak mempunyai batas dan
tumpuan yang paling akhir dari idea adalah arche yang merupakan tempat kembali
kesempurnaan yang disebut dunia idea dengan Tuhan, arche, sifatnya kekal dan sedikit pun
tidak mengalami perubahan.
Inti yang terpenting dari ajaran ini adalah manusia menganggap roh atau sukma lebih
berharga dan lebih tinggi dibandingkan dengan materi bagi kehidupan manusia. Roh itu pada
dasarnya dianggap suatu hakikat yang sebenarnya, sehingga benda atau materi disebut
sebagai penjelmaan dari roh atau sukma. Aliran idealisme berusaha menerangkan secara
alami pikiran yang keadaannya secara metafisis yang baru berupa gerakan-gerakan rohaniah
dan dimensi gerakan tersebut untuk menemukan hakikat yang mutlak dan murni pada
kehidupan manusia. Demikian juga hasil adaptasi individu dengan individu lainnya. Oleh
karena itu, adanya hubungan rohani yang akhirnya membentuk kebudayaan dan peradaban
baru (Bakry, 1992:56). Maka apabila kita menganalisa pelbagai macam pendapat tentang isi
aliran idealisme, yang pada dasarnya membicarakan tentang alam pikiran rohani yang berupa
angan-angan untuk mewujudkan cita-cita, di mana manusia berpikir bahwa sumber
pengetahuan terletak pada kenyataan rohani sehingga kepuasaan hanya bisa dicapai dan
dirasakan dengan memiliki nilai-nilai kerohanian yang dalam idealisme disebut dengan idea.
Memang para filosof ideal memulai sistematika berpikir mereka dengan pandangan
yang fundamental bahwa realitas yang tertinggi adalah alam pikiran (Ali, 1991:63). Sehingga,
rohani dan sukma merupakan tumpuan bagi pelaksanaan dari paham ini. Karena itu alam
nyata tidak mutlak bagi aliran idealisme. Namun pada porsinya, para filosof idealisme
mengetengahkan berbagai macam pandangan tentang hakikat alam yang sebenarnya adalah
idea. Idea ini digali dari bentuk-bentuk di luar benda yang nyata sehingga yang kelihatan apa
di balik nyata dan usaha-usaha yang dilakukan pada dasarnya adalah untuk mengenal alam
raya. Walaupun katakanlah idealisme dipandang lebih luas dari aliran yang lain karena pada
prinsipnya aliran ini dapat menjangkau hal-ihwal yang sangat pelik yang kadang-kadang
tidak mungkin dapat atau diubah oleh materi, Sebagaimana Phidom mengetengahkan, dua
prinsip pengenalan dengan memungkinkan alat-alat inderawi yang difungsikan di sini adalah
jiwa atau sukma. Dengan demikian, dunia pun terbagi dua yaitu dunia nyata dengan dunia
tidak nyata, dunia kelihatan (boraton genos) dan dunia yang tidak kelihatan (cosmos neotos).
Bagian ini menjadi sasaran studi bagi aliran filsafat idealisme (Van der Viej, 2988:19).
Plato dalam mencari jalan melalui teori aplikasi di mana pengenalan terhadap idea
bisa diterapkan pada alam nyata seperti yang ada di hadapan manusia. Sedangkan pengenalan
alam nyata belum tentu bisa mengetahui apa di balik alam nyata. Memang kenyataannya
sukar membatasi unsur-unsur yang ada dalam ajaran idealisme khususnya dengan Plato. Ini
disebabkan aliran Platonisme ini bersifat lebih banyak membahas tentang hakikat sesuatu
daripada menampilkannya dan mencari dalil dan keterangan hakikat itu sendiri. Oleh karena
itu dapat kita katakan bahwa pikiran Plato itu bersifat dinamis dan tetap berlanjut tanpa akhir.
Tetapi betapa pun adanya buah pikiran Plato itu maka ahli sejarah filsafat tetap memberikan
tempat terhormat bagi sebagian pendapat dan buah pikirannya yang pokok dan utama.
Antara lain Betran Russel berkata: Adapun buah pikiran penting yang dibicarakan
oleh filsafat Plato adalah: kota utama yang merupakan idea yang belum pernah dikenal dan
dikemukakan orang sebelumnya. Yang kedua, pendapatnya tentang idea yang merupakan
buah pikiran utama yang mencoba memecahkan persoalan-persoalan menyeluruh persoalan
itu yang sampai sekarang belum terpecahkan. Yang ketiga, pembahasan dan dalil yang
dikemukakannya tentang keabadian. Yang keempat, buah pikiran tentang alam/cosmos, yang
kelima, pandangannya tentang ilmu pengetahuan (Ali, 1990:28).
2. Aliran Filsafat Realisme
Ada tiga ajaran pokok dari Plato yaitu tentang idea, jiwa dan proses mengenal.
Menurut Plato realitas terbagi menjadi dua yaitu contoh (paradigma) bagi benda konkret.
Pembagian dunia ini pada inderawi yang selalu berubah dan dunia idea yang tidak pernah
berubah. Idea merupakan sesuatu yang obyektif, tidak diciptakan oleh pikiran dan justru
sebaliknya memberikam dua pengenalan. Pertama pengenalan tentang idea; inilah pengenalan
yang sebenarnya. Pengenalan yang dapat dicapai oleh rasio ini disebut episteme
(pengetahuan) dan bersifat, teguh, jelas, dan tidak berubah. Dengan demikian Plato menolak
relatifisme kaum sofis. Kedua, pengenalan tentang benda-benda disebut doxa (pendapat), dan
bersifat tidak tetap dan tidak pasti; pengenalan ini dapat dicapai dengan panca indera. Dengan
dua dunianya ini juga Plato bisa mendamaikan persoalan besar filsafat pra-socratik yaitu
pandangan panta rhei-nya Herakleitos dan pandangan yang ada-ada-nya Parmenides.
Keduanya benar, dunia inderawi memang selalu berubah sedangkan dunia idea tidak pernah
berubah dan abadi. Memang jiwa Plato berpendapat bahwa jika itu baka, lantaran terdapat
kesamaan antara jiwa dan idea. Lebih lanjut dikatakan bahwa jiwa sudah ada sebelum hidup
di bumi.
Sebelum bersatu dengan badan, jiwa sudah mengalami pra eksistensi dimana ia
memandang idea-idea. Berdasarkan pandangannya ini, Plato lebih lanjut berteori bahwa
pengenalan pada dasarnya tidak lain adalah pengingatan (anamnenis) terhadap idea-idea yang
telah dilihat pada waktu pra-eksistansi. Ajaran Plato tentang jiwa manusia ini bisa disebut
penjara. Plato juga mengatakan, sebagaimana manusia, jagat raya juga memiliki jiwa dan
jiwa dunia diciptakan sebelum jiwa-jiwa manusia. Plato juga membuat uraian tentang negara.
Tetapi jasanya terbesar adalah usahanya membuka sekolah yang bertujuan ilmiah.
B. Pendidikan Menurut Aliran Idealisme dan Realisme
1. Aliran Filsafat Idealisme dalam Pendidikan
Pandangan idealisme menyatakan bahwa realitas yang tampak oleh indera manusia
adalah bayangan dari ide atau idea yang merupakan realitas yang fundamental. Implikasi dari
pandangan ini ialah adanya kecenderungan dari kelompok yang mengikutinya untuk
menghormati budaya dan tradisi serta hal-hal yang bersifat spiritual.
Idealisme berpandangan bahwa pengetahuan itu sudah ada dalam jiwa kita. Untuk
membawanya pada tingkat kesadaran perlu adanya proses introspeksi. Tujuan pendidikan
aliran ini membentuk karakter manusia. Idealisme adalah aliran filsafat yang berpendapat
bahwa pengetahuan itu tidak lain daripada kejadian dalam jiwa manusia, sedangkan
kenyataan yang diketahui manusia itu terletak di luarnya. Konsep filsafat menurut aliran
idealisme adalah:
a. Metafisika-idealisme; Secara absolut kenyataan yang sebenarnya adalah spiritual dan
rohaniah, sedangkan secara kritis yaitu adanya kenyataan yang bersifat fisik dan rohaniah,
tetapi kenyataan rohaniah yang lebih dapat berperan.
b. Humanologi-idealisme; Jiwa dikarunai kemampuan berpikir yang dapat menyebabkan
adanya kemampuan memilih.
c. Epistemologi-idealisme; Pengetahuan yang benar diperoleh melalui intuisi dan
pengingatan kembali melalui berpikir. Kebenaran hanya mungkin dapat dicapai oleh
beberapa orang yang mempunyai akal pikiran yang cemerlang; sebagian besar manusia hanya
sampai pada tingkat berpendapat.
d. Aksiologi-idealisme; Kehidupan manusia diatur oleh kewajiban-kewajiban moral yang
diturunkan dari pendapat tentang kenyataan atau metafisika.
Menurut pandangan idealisme, nilai itu absolut. Apa yang dikatakan baik, benar,
salah, cantik, atau tidak cantik, secara fundamental tidak berubah dari generasi ke generasi.
Pada hakikatnya nilai itu tetap. Nilai tidak diciptakan manusia, melainkan merupakan bagian
dari alam semesta.
Plato mengemukakan bahwa kehidupan yang baik hanya mungkin terjadi dalam
masyarakat yang baik dan ideal yang diperintah oleh “the Philopher Kings”, yaitu kaum
intelektual, para ilmuwan atau cendekiawan (Kneller, 1971:33). Dia juga mengemukakan
bahwa jika manusia tahu apa yang dikatakannya sebagai hidup baik, mereka tidak akan
berbuat hal-hal yang bertentangan dengan moral. Kejahatan terjadi karena orang tidak tahu
bahwa perbuatan tersebut jahat. Jika seseorang menemukan sesuatu yang benar, maka orang
tersebut akan berbuat salah. Namun yang menjadi masalah adalah bagaimana hal itu dapat
dilakukan jika manusia memiliki pandangan yang sangat berbeda dalam pikirannya tentang
hidup yang baik (Sadulloh, 2007:99).
Dalam hubungannya dengan pendidikan, idealisme memberi sumbangan yang besar
tehadap perkembangan filsafat pendidikan. Kaum idealis percaya bahwa anak merupakan
bagian dari alam spiritual, yang memiliki pembawaan spiritual sesuai potensialitasnya. Oleh
karena itu, pendidikan harus mengajarkan hubungan antara anak dengan bagian alam
spiritual. Pendidikan harus menekankan kesesuian batin antara anak dan alam semesta.
Pendidikan merupakan pertumbuhan ke arah tujuan pribadi manusia yang ideal. Pendidik
yang idealisme mewujudkan sedapat mungkin watak yang terbaik. Pendidik harus
memandang anak sebagai tujuan, bukan sebagai alat.
Menurut Power (1982), implikasi filsafat pendidikan idealisme adalah sebagai
berikut:
a. Tujuan: untuk membentuk karakter, mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta
kebaikkan sosial.
Tujuan program pendidikan pertama-tama harus difokuskan pada pembentukan karakter atau
kepribadian peserta didik. Pada tahap selanjutnya program pendidikan tertuju kepada
pengembangan bakat dan kebaikan sosial. Peserta didik digali potensinya untuk tampil
sebagai individu berbakat/berkemampuan yang akan memiliki nilai guna bagi kepentingan
masyarakat.
b. Kurikulum: pendidikan liberal untuk pengembangan kemampuan dan pendidikan praktis
untuk memperoleh pekerjaan.
Kurikulum pendidikan dikembangkan dengan memadukan pendidikan umum dan pendidikan
praktis. Kurikulum diarahkan pada upaya pengembangan kemampuan berpikir melalui
pendidikan umum. Di samping itu kurikulum juga dikembangkan untuk mempersiapkan
keterampilan bekerja untuk keperluan memperoleh mata pencaharian melalui pendidikan
praktis
c. Metode: diutamakan metode dialektika, tetapi metode lain yang efektif dapat
dimanfaatkan.
Metode pendidikan dalam program pendidikan disusun menggunakan metode pendidikan
dialektis. Meskipun demikian setiap metode yang dianggap efektif mendorong belajar dapat
pula digunakan. Pelaksanaan pendidikan cenderung mengabaikan dasar-dasar fisiologis
dalam belajar.
d. Peserta didik bebas untuk mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuan dasarnya.
Peserta didik bebas mengembangkan bakat dan kepribadiannya. Pendidikan bekerjasama
dengan alam dengan proses pengembangan kemampuan ilmiah.
e. Pendidik bertanggungjawab dalam menciptakan lingkungan pendidikan melalui kerja
sama dengan alam.
Tugas utama tenaga pendidik adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan peserta
didik dapat belajar dengan efisien dan efektif.
2. Aliran Filsafat Idealisme dalam Pendidikan
Aliran realisme berpandangan bahwa hakikat realitas adalah fisik dan ruh, bersifat
dualistis. Tujuan pendidikannya membentuk individu yang mampu menyesuaikan diri dalam
masyarakat dan memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat.
Aliran filsafat realisme berpendirian bahwa pengetahuan manusia itu adalah ambaran
yang baik dan tepat dari kebenaran. Konsep filsafat menurut aliran realisme adalah:
a. Metafisika-realisme; Kenyataan yang sebenarnya hanyalah kenyataan fisik
(materialisme); kenyataan material dan imaterial (dualisme), dan kenyataan yang terbentuk
dari berbagai kenyataan (pluralisme)
b. Humanologi-realisme; Hakekat manusia terletak pada apa yang dapat dikerjakan. Jiwa
merupakan sebuah organisme kompleks yang mempunyai kemampuan berpikir
c. Epistemologi-realisme; Kenyataan hadir dengan sendirinya tidak tergantung pada
pengetahuan dan gagasan manusia, dan kenyataan dapat diketahui oleh pikiran. Pengetahuan
dapat diperoleh melalui penginderaan. Kebenaran pengetahuan dapat dibuktikan dengan
memeriksa kesesuaiannya dengan fakta.
d. Aksiologi-realisme; Tingkah laku manusia diatur oleh hukum-hukum alam yang
diperoleh melalui ilmu, dan pada taraf yang lebih rendah diatur oleh kebiasaan-kebiasaan
atau adat-istiadat yang telah teruji dalam kehidupan.
Penganut aliran realisme sependapat dengan penganut idealis bahwa nilai yang
mendasar adalah pada dasarnya permanen, tapi mereka berbeda diantara mereka sendiri dan
alasan mereka. Realis klasik sependapat dengan Aristoteles bahwa ada undang-undang moral
universal, tersedia untuk berbagai alasan dan mengikat pada eluruh rasional manusia.
Realist sepakat bahwa guru harus menjadi bagian dalam merumuskan nilai-nilai
tertentu. Moral dasar dan standar keindahan yang diajarkan pada siswa yang tidak berdampak
pada isu terkini. Anak-anak harus memahami secara jelas mengenai sifat dasar kebenaran dan
salah, memberikan perhatian pada tujuan yang baik dan indah berdasarkan pada perubahan
moral dan keindahan mode.
Dalam hubungannya dengan pendidikan, pendidikan harus universal, seragam,
dimulai sejak pendidikan yang paling rendah, dan merupakan suatu kewajiban. Pada tingkat
pendidikan yang paling rendah, anak akan menerima jenis pendidikan yang sama.
Pembawaan dan sifat manusia sama pada semua orang. Oleh karena itulah, metode, isi, dan
proses pendidikan harus seragam. Namun, manusia tetap berbeda dalam derajatnya, di mana
ia dapat mencapainya. Oleh karena itu, pada tingkatan pendidikan yang paling tinggi tidak
boleh hanya ada satu jenis pendidikan, melainkan harus beraneka ragam jenis pendidikan.
Inisiatif dalam pendidikan terletak pada pendidik bukan pada peserta didik. Materi atau bahan
pelajaran yang baik adalah bahan pelajaran yang memberi kepuasan pada minat dan
kebutuhan pada peserta didik. Namun, yang paling penting bagi pendidik adalah bagaimana
memilih bahan pelajaran yang benar, bukan memberikan kepuasan terhadap minat dan
kebutuhan pada peserta didik. Memberi kepuasan terhadap minat dan kebutuhan siswa
hanyalah merupakan alat dalam mencapai tujuan pendidikan, atau merupakan strategi
mengajar yang bermanfaat. Menurut Power (1982), implikasi filsafat pendidikan realisme
adalah sebagai berikut:
a. Tujuan: penyesuaian hidup dan tanggung jawab sosial.
Tujuan program pendidikan terfokus agar peserta didik dapat menyesuaikan diri secara tepat
dalam hidup. Disamping itu, peserta didik diharapkan dapat melaksanakan tanggung jawab
sosial dalam hidup bermasyarakat.
b. Kurikulum: komprehensif mencakup semua pengetahuan yang berguna berisi pentahuan
umum dan pengetahuan praktis.
Kurikulum komprehensif yang berisi semua pengetahuan yang berguna dalam penyesuaian
diri dalam hidup dan tanggung jawab sosial. Kurikulum berisi unsur-unsur pendidikan umum
untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan pendidikan praktis untuk kepentingan
bekerja.
c. Metode: Belajar tergantung pada pengalaman baik langsung atau tidak langsung.
Metodenya harus logis dan psikologis. Metode pontiditioning (Stimulua-Respon) adalah
metode pokok yang digunakan. Semua kegiatan belajar berdasarkan pengalaman baik
langsung maupun tidak langsung. Metode mengajar hendaknya bersifat logis, bertahap dan
berurutan. Pembiasaan (pengkondisian) merupakan sebuah metode pokok yang dapat
dipergunakan dengan baik untuk mencapai tujuan pendidikan.
d. Peran peserta didik adalah menguasai pengetahuan yang handal dapat dipercaya.
Dalam hal disiplin, peraturan yang baik adalah esensial dalam belajar. Disiplin mental dan
moral dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang baik. Dalam hubungannnya dengan
pengajaran, peranan peserta didik adalah penguasaan pengetahuan yang handal sehingga
mampu mengikuti perkembangan Iptek. Dalam hubungannya dengan disiplin, tatacara yang
baik sangat penting dalam belajar. Artinya belajar dilakukan secara terpola berdasarkan pada
suatu pedoman. Peserta didik perlu mempunyai disiplin mental dan moral untuk setiap
tingkat kebaikan.
e. Peranan pendidik adalah menguasai pengetahuan, terampil dalam teknik mengajar dan
dengan keras menuntut prestasi peserta didik.
Peranan pendidik adalah menguasai pengetahuan, keterampilan teknik-teknik pendidikan
dengan kewenangan untuk mencapai hasil pendidikan.
C. Pentingnya Mempelajari Kedua Aliran Filsafat Itu
Dalam mempelajari Administrasi Pendidikan tidak bisa lepas dari filsafat
Administrasi Pendidikan yang harus dikaji, sehingga masalah ide dan realitas yang dibahas
dalam filsafat itu perlu diketahui, sehingga dalam menentukan arah tujuan pendidikan sesuai
dengan kebutuhan anak didik itu sendiri.
Aliran filsafat idealisme terbukti cukup banyak memperhatikan masalah-masalah
pendidikan, sehingga cukup berpengaruh terhadap pemikiran dan praktik pendidikan.
William T. Harris adalah tokoh aliran pendidikan idealisme yang sangat berpengaruh di
Amerika Serikat. Bahkan, jumlah tokoh filosof Amerika kontemporer tidak sebanyak seperti
tokoh-tokoh idealisme yang seangkatan dengan Herman Harrell Horne (1874-1946). Herman
Harrell Horne adalah filosof yang mengajar filsafat beraliran idealisme lebih dari 33 tahun di
Universitas New York.
Belakangan, muncul pula Michael Demiashkevitch, yang menulis tentang idealisme
dalam pendidikan dengan efek khusus. Demikian pula B.B. Bogoslovski, dan William E.
Hocking. Kemudian muncul pula Rupert C. Lodge (1888-1961), profesor di bidang logika
dan sejarah filsafat di Universitas Maitoba. Dua bukunnya yang mencerminkan
kecemerlangan pemikiran Rupert dalam filsafat pendidikan adalah Philosophy of Education
dan studi mengenai pemikirian Plato di bidang teori pendidikan. Di Italia, Giovanni Gentile
Menteri bidang Instruksi Publik pada Kabinet Mussolini pertama, keluar dari reformasi
pendidikan karena berpegang pada prinsip-prinsip filsafat idealisme sebagai perlawanan
terhadap dua aliran yang hidup di negara itu sebelumnya, yaitu positivisme dan naturalisme.
Idealisme sangat concern tentang keberadaan sekolah. Aliran inilah satu-satunya
yang melakukan oposisi secara fundamental terhadap naturalisme. Pendidikan harus terus
eksis sebagai lembaga untuk proses pemasyarakatan manusia sebagai kebutuhan spiritual,
dan tidak sekadar kebutuhan alam semata. Gerakan filsafat idealisme pada abad ke-19 secara
khusus mengajarkan tentang kebudayaan manusia dan lembaga kemanuisaan sebagai ekspresi
realitas spiritual.
Bagi aliran idealisme, anak didik merupakan seorang pribadi tersendiri, sebagai
makhluk spiritual. Mereka yang menganut paham idealisme senantiasa memperlihatkan
bahwa apa yang mereka lakukan merupakan ekspresi dari keyakinannya, sebagai pusat utama
pengalaman pribadinya sebagai makhluk spiritual. Tentu saja, model pemikiran filsafat
idealisme ini dapat dengan mudah ditransfer ke dalam sistem pengajaran dalam kelas. Guru
yang menganut paham idealisme biasanya berkeyakinan bahwa spiritual merupakan suatu
kenyataan, mereka tidak melihat murid sebagai apa adanya, tanpa adanya spiritual.
Sejak idealisme sebagai paham filsafat pendidikan menjadi keyakinan bahwa realitas
adalah pribadi, maka mulai saat itu dipahami tentang perlunya pengajaran secara individual.
Pola pendidikan yang diajarkan fisafat idealisme berpusat dari idealisme. Pengajaran tidak
sepenuhnya berpusat dari anak, atau materi pelajaran, juga bukan masyarakat, melainkan
berpusat pada idealisme. Maka, tujuan pendidikan menurut paham idealisme terbagai atas
tiga hal, tujuan untuk individual, tujuan untuk masyarakat, dan campuran antara keduanya.
Pendidikan idealisme untuk individual antara lain bertujuan agar anak didik bisa
menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis
dan penuh warna, hidup bahagia, mampu menahan berbagai tekanan hidup, dan pada
akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan
tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan sesama
manusia. Karena dalam spirit persaudaraan terkandung suatu pendekatan seseorang kepada
yang lain. Seseorang tidak sekadar menuntuk hak pribadinya, namun hubungan manusia yang
satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan kemanusiaan yang saling penuh
pengertian dan rasa saling menyayangi. Sedangkan tujuan secara sintesis dimaksudkan
sebagai gabungan antara tujuan individual dengan sosial sekaligus, yang juga terekspresikan
dalam kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan.
Guru dalam sistem pengajaran yang menganut aliran idealisme berfungsi sebagai: (1)
guru adalah personifikasi dari kenyataan si anak didik; (2) guru harus seorang spesialis dalam
suatu ilmu pengetahuan dari siswa; (3) Guru haruslah menguasai teknik mengajar secara
baik; (4) Guru haruslah menjadi pribadi terbaik, sehingga disegani oleh para murid; (5) Guru
menjadi teman dari para muridnya; (6) Guru harus menjadi pribadi yang mampu
membangkitkan gairah murid untuk belajar; (7) Guru harus bisa menjadi idola para siswa; (8)
Guru harus rajib beribadah, sehingga menjadi insan kamil yang bisa menjadi teladan para
siswanya; (9) Guru harus menjadi pribadi yang komunikatif; (10) Guru harus mampu
mengapresiasi terhadap subjek yang menjadi bahan ajar yang diajarkannya; (11) Tidak hanya
murid, guru pun harus ikut belajar sebagaimana para siswa belajar; (12) Guru harus merasa
bahagia jika anak muridnya berhasil; (13) Guru haruslah bersikap dmokratis dan
mengembangkan demokrasi; (14) Guru harus mampu belajar, bagaimana pun keadaannya.
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ide/Spirit manusia adalah sesuatu yang menentukan hidup dan pengertian manusia yang
dibahas dalam aliran filsafat Idealisme: yang menekankan ”idea" (dunia roh) sebagai objek
pengertian dan sumber pengetahuan. Idealisme berpandangan bahwa segala sesuatu yg
dilakukan oleh manusia tidaklah selalu harus berkaitan dgn hal2 yg bersifat lahiriah, tetapi
harus berdasarkan prinsip kerohanian (idea). Oleh sebab itu, Idealiseme sangat
mementingkan perasaan dan fantasi manusia sebagai sumber pengetahuan.
2. Realitas adalah hakekat kesemestaan, termasuk makhluk hidup dan manusia yang merupakan
perpaduan ide dan materi yang dibahas dalam aliran filsafat Realisme yang menggambarkan
bahwa ajaran materialis dan idealisme yang bertentangn itu, tidak sesuai debngan kanyataan.
Sesungguhnya, realitas kesemestaan, terutama kehidupan bukanlah benda (materi) semata –
mata. Realitas adalah perpaduan benda (materi dan jasmaniah) dengan yang nonmateri
(spiritual, jiwa, dan rohani).
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Diposkan oleh FLUIDA UNM di 02.04
1 komentar:
1.
Abu Fudhoil Hamzah24 Desember 2011 03.16
Ada makalah yang lain gak?
Balas
Muat yang lain...Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Translate this blog
Google Translate
Labels
Humor (1) info fisika (2) jalan-jalan (1) materi fisika (1) materi non fisika (1) sedekah berjamaah (1) Tentang Hidup Anak Fisika (2) video fisika (1)
Entri Populer
Makalah Filsafat Idealisme vs Realisme
IDEALISME DAN REALISME A. Pendahuluan FILSAFAT dan filosof berasal dari kata Yunani “philosophia”...
Deret Fourier
A Fourier series is an expansion of a periodic function in terms of an infinite sum of sines and cosines . Fourier seri...
Keluarga itu Bernama FLUIDA
Setelah membaca ulang Madre-nya Dee, saya akhirnya sadar. Sadar yang seperti terkena sengatan 500 voltnya Pokemon. Bikin rambut berdiri, tap...
Memotong Telur dengan Kertas
Ternyata telur bisa dipotong dgn menggunakan secarik kertas loh,, Mau lihat buktinya tonton aja videonya.. Siapa tau stelah nonton videonya ...
BAPAK DAN TUKANG BECAK
Seorang guru fisika yang menghabiskan sisa liburannya ke desa. Di desa dia pergi ke alun -alun desa, disana dia bertemu dengan seorang tuk...
Ujian III Fisika Matematika
Fisika Matematika, mata kuliah yang menjadi momok bagi anak Fluida semester 3 ini. Bagaimana tidak, nilai ujian I dan II yang sangat memprih...
SB-Fluida Nopember 2011
SB Nopember akhirnya dapat jalan lagi, tepatnya hari Jum'at 18 Nopember 2011. Seperti bulan lalu dana kumpulkan lewat amplop berjalan, s...
Tour Fluida to Bantimurung (Rabu, 16 Nopember 2011)
Alhamdulillah utk pertama kalinya teman2 di fluida bisa rekreasi bareng ke salah satu tempat wisata di area yg tdk jauh dr kota Makassar, Ba...
10 Ilmuwan Dunia yang Mati Bunuh Diri & Penyebabnya
1.Alan Turing Alan Turing, ilmuwan Inggris amat cakap di bidang matematika, logika dan kriptografer. Boleh dibilang ia ilmuwan Inggris terbe...
Follow by email
Bantimurung, 16 Nopember 2011
--------------------------
[Tutup]
------------
Featured Posts Coolbthemes
Ads 468x60px
Lencana author
created by
Diberdayakan oleh Blogger.
Search...