FiGur - partaigerindra.or.idpartaigerindra.or.id/uploads/gir/GIR10.pdftahun. Selamat…, teruslah...

16
Partai Gerindra pada 6 Februari 2012 genap berusia 4 tahun. Selamat…, teruslah berjuang untuk kesejahteraan rakyat Ruang rapat Badan Anggaran DPR RI yang bernilai Rp20,3 miliar itu menggunakan peralatan impor. Lengkap sudah, setelah produk pertanian serba impor, kini kursi empuk pun di impor… Hebat! PATUK...! EKONOMI KERAKYATAN >>13 USAHA BEBEK BERBASIS MODAL CEPAK www.partaigerindra.or.id ILUSTRASI YON W PATI Indonesia Raya GEMA GEMA UTAMA>>04 ULANG TAHUN KE-4 PARTAI GERINDRA Percaya Diri Menghadapi Pemilu 2014 GELORA HASHIM DJOJOHADIKUSUMO Syukuran 30 Tahun Pernikahan FIGUR >>15 TERBIT 16 HALAMAN/EDISI 10/TAHUN II/FEBRUARI 2012 KETUA Dewan Pembina Partai Gerin- dra Prabowo Subianto menegaskan bahwa perjuangan Partai Gerindra ada- lah untuk membangun masa depan In- donesia yang sejahtera, aman, adil, dan memberi kepastian masa depan kepada generasi penerusnya. “Itulah perjuangan Partai Gerindra dan menjadi komitmen dan tanggungjawab Partai Gerindra,” katanya. Berpidato usai melantik dan me- ngukuhkan pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perempuan Indonesia Raya (PIRA), di Kantor DPP Partai Gerin- dra, Ragunan, Jakarta Selatan, Sabtu 21 Januari 2012, Prabowo Subianto me- ngatakan Partai Gerindra akan berjuang untuk mengubah nasib bangsa. ”Kita berjuang menyelamatkan masa depan bangsa Indonesia. Itulah tujuan Partai Gerindra,” tegasnya. Menurut Prabowo, sejak awal Partai Gerindra sudah memberikan penilaian terhadap kondisi bangsa. Partai Gerin- dra adalah satu-satunya partai yang sejak berdiri telah mengkritik sistem ekonomi Indonesia. ”Sistem ekonomi Indonesia berada di jalan yang keliru. Kita sudah mengoreksi arah ekonomi Indonesia,” ujarnya. Dia mengungkapkan, Partai Gerin- dra ketika berdiri sudah membuat ma- nifesto perjuangan. Setelah diolah oleh kelompok kerja dipimpin Fadli Zon, manifesto perjuangan Gerindra itu di- resmikan dan dicetak pada September 2008. Pada 19 Oktober 2008, terjadi ”Black Monday” atau ”Hari Senin Kela- bu”, yaitu runtuhnya bursa Wall Street, bursa Amerika Serikat di New York. Kerugian mencapai US$ 2 triliun. ”Kita sudah mengkritik sistem libe- ralisme sebelum kejadian itu. Ternyata sejarah membenarkan apa yang disinya- lir Partai Gerindra,” ucapnya. Bahkan, saat ini, AS dan Eropa sedang mengalami resesi ekonomi luar biasa. Jutaan orang kehilangan pekerjaan, ribuan perusaha- an bangkrut, mata uang terancam, dan utang hampir tak mampu terbayar. ”Partai Gerindra sudah mengingat- kan bangsa Indonesia. Manakala sistem ekonomi liberal terus dilaksanakan di Indonesia, ujungnya adalah rakyat In- donesia akan mengalami penderitaan,” kata mantan Danjen Kopassus ini. Bukti itu sudah ada, yaitu data me- nyebutkan 35% anak balita (bawah lima tahun) di Indonesia mengalami kurang gizi. Artinya, dari tiga anak balita, satu anak mengalami kurang gizi. Bahkan, di Indonesia Timur ada wilayah yang 58% anak balita mengalami kurang gizi. Di Jakarta, ibu kota negara, masih ada 26% anak balita kurang gizi. ”Percuma kita berteriak pertum- buhan ekonomi tinggi. Percuma kita berteriak ada kemajuan di sana-sini. Tapi, anak-anak balita kita mengalami kurang gizi. Berarti ekonomi Indonesia tidak memberikan kesejahteraan untuk rakyat,” kata Prabowo. Dengan kondisi Indonesia dan dunia saat ini, lanjut mantan Pangkostrad ini, Partai Gerindra semakin yakin dan teguh dengan pendirian dan manifesto perju- angannya. ”Kalau elite tidak mau mende- ngar, tidak menjadi masalah. Sebab, Par- tai Gerindra adalah partai gerakan massa yang dipimpin oleh kader-kader yang militan,” ujarnya. t BUDI SUCAHYO GERINDRA BERJUANG UNTUK MASA DEPAN INDONESIA... PRABOWO SUBIANTO 4 PARTAI GERINDRA 6 Februari 2008 – 6 Februari 2012 tahun WAKTU berlalu cepat. Tak terasa Partai Gerindra sudah empat tahun hadir di dunia politik Indonesia. Harapan makin membuncah, tapi perjuangan masih panjang. Jangka pendek mempersiapkan pemilu legislatif dan pemilu presiden 2014, jangka panjang mengusahakan kemakmuran rakyat dan kejayaan Indonesia. Perjuangan Partai Gerindra menuju Indonesia Raya seperti sebuah kapal berlayar sampai ke pulau. Kita tak boleh hanyut oleh arus dan gelombang. Berbagai godaan dan jebakan mungkin terserak di mana-mana. Tapi tujuan harus jelas agar kita tak kehilangan arah dan terombang-ambing di tengah lautan. Rakyat sedang muak pada politik. Hampir setiap hari selalu ada politisi bermasalah karena korupsi atau lainnya. Stigma politik sebagai barang kotor makin menjadi-jadi. Tapi politik tak boleh dijauhi orang baik-baik. Belakangan ini kita dipertontonkan kebejatan baru. DPR membuat proyek dengan biaya fantastis tak masuk akal. Renovasi ruang Badan Anggaran Rp.20M, Toilet Rp.2M, Kalender Rp.1,3 M, dan sejumlah proyek lain yang angkanya melewati batas kewarasan. Semua ini terjadi di tengah kemiskinan, pengangguran dan kesulitan hidup sehari-hari rakyat Indonesia. Gaya hidup politisi yang tak sensitif juga disorot tajam. DPR jadi sasaran dan bulan-bulanan. Padahal di eksekutif pun tak kalah banyak proyek sejenis yang berlalu tak ketahuan. Intinya, uang rakyat dihambur-hamburkan tanpa perhitungan, dikorupsi seenak hati dan menjadi bancakan. Inilah keadaan yang memotivasi lahirnya Gerindra, sebuah gerakan perubahan untuk mengembalikan kehormatan dan martabat Indonesia. Negeri kaya tapi rakyatnya miskin, harus diubah menjadi negeri kaya rakyat sejahtera. Tak mudah melawan arus pengkhianatan elit berjamaah ini. Kita butuh perubahan dari atas, revolution from above, revolusi dari atas. Sebuah revolusi untuk mengganti lapis kepemimpinan nasional yang korup menjadi lapis kepemim- pinan nasional yang kuat, punya integritas dan loyal pada cita-cita proklamasi. Kita ingin pemimpin yang negarawan, bukan politisi karbitan atau musiman. Kita rindu pemimpin bertanggung jawab, memberi teladan, jujur dan amanah. Semua itu hanya bisa dicapai dengan merebut kekuasaan secara konstitusional melalui pemilu. Sebagai partai baru, kita tentu harus banyak berbenah. Konsolidasi organisasi penting. Jangan melupakan para pejuang partai yang merintis dengan keringat, tenaga dan biaya. Tapi jangan pula kita menutup diri menerima pejuang baru yang terpanggil berkiprah. Solidnya organisasi menjadi kunci kekuatan Gerindra melaju mendapatkan dukungan rakyat. Kita telah tunjukkan sikap kita: menolak gedung baru DPR, menentang studi banding yang menghabiskan biaya, mendorong APBN tepat sasaran dan efisien. Kita ingin Indonesia bersih dari korupsi. Gerindra, Insya Allah, membawa Indonesia Raya bebas korupsi! Kini saatnya memenangkan hati dan pikiran rakyat dengan satunya kata dan perbuatan. Selanjutnya sebuah pepatah Latin mengatakan: Amat Victoria Curam, victory loves preparation, kemenangan mengharuskan persiapan! t FADLI ZON EMPAT TAHUN PARTAI GERINDRA

Transcript of FiGur - partaigerindra.or.idpartaigerindra.or.id/uploads/gir/GIR10.pdftahun. Selamat…, teruslah...

Partai Gerindra pada 6 Februari 2012 genap berusia 4 tahun.

Selamat…, teruslah berjuang untuk kesejahteraan rakyat

Ruang rapat Badan Anggaran DPR RI yang bernilai Rp20,3 miliar itu menggunakan peralatan impor.

Lengkap sudah, setelah produk pertanian serba impor, kini kursi empuk pun di impor… Hebat!

patuk...!

Ekonomi kErakyatan >>13

usaha BEBEk BErBasis modal CEpak

www.partaigerindra.or.id

Ilus

tra

sI Yo

n W

PatI

Indonesia RayaG e m a

GEma utama>>04

ulanG tahun kE-4 partai GErindraPercaya Diri Menghadapi Pemilu 2014

GElora

hashim djojohadikusumoSyukuran 30 Tahun Pernikahan

FiGur >>15

tErBit 16 halaman/Edisi 10/tahun ii/FEBruari 2012

KetuA Dewan Pembina Partai Gerin­dra Prabowo Subianto menegaskan bahwa perjuangan Partai Gerindra ada­lah untuk membangun masa depan In­donesia yang sejahtera, aman, adil, dan memberi kepastian masa depan kepada generasi penerusnya. “Itulah perjuangan Partai Gerindra dan menjadi komitmen dan tanggungjawab Partai Gerindra,” katanya.

Berpidato usai melantik dan me­ngukuhkan pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perempuan Indonesia Raya (PIRA), di Kantor DPP Partai Gerin­dra, Ragunan, Jakarta Selatan, Sabtu 21 Januari 2012, Prabowo Subianto me­ngatakan Partai Gerindra akan berjuang untuk mengubah nasib bangsa. ”Kita berjuang menyelamatkan masa depan bangsa Indonesia. Itulah tujuan Partai Gerindra,” tegasnya.

Menurut Prabowo, sejak awal Partai Gerindra sudah memberikan penilaian terhadap kondisi bangsa. Partai Gerin­dra adalah satu­satunya partai yang sejak berdiri telah mengkritik sistem ekonomi Indonesia. ”Sistem ekonomi

Indonesia berada di jalan yang keliru. Kita sudah mengoreksi arah ekonomi Indonesia,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, Partai Gerin­dra ketika berdiri sudah membuat ma­nifesto perjuangan. Setelah diolah oleh kelompok kerja dipimpin Fadli Zon, manifesto perjuangan Gerindra itu di­resmikan dan dicetak pada September 2008. Pada 19 Oktober 2008, terjadi ”Black Monday” atau ”Hari Senin Kela­bu”, yaitu runtuhnya bursa Wall Street, bursa Amerika Serikat di New York. Kerugian mencapai uS$ 2 triliun.

”Kita sudah mengkritik sistem libe­ralisme sebelum kejadian itu. ternyata sejarah membenarkan apa yang disinya­lir Partai Gerindra,” ucapnya. Bahkan, saat ini, AS dan eropa sedang mengalami resesi ekonomi luar biasa. Jutaan orang kehilangan pekerjaan, ribuan perusaha­an bangkrut, mata uang terancam, dan utang hampir tak mampu terbayar.

”Partai Gerindra sudah mengingat­kan bangsa Indonesia. Manakala sistem ekonomi liberal terus dilaksanakan di Indonesia, ujungnya adalah rakyat In­

donesia akan mengalami penderitaan,” kata mantan Danjen Kopassus ini.

Bukti itu sudah ada, yaitu data me­nyebutkan 35% anak balita (bawah lima tahun) di Indonesia mengalami kurang gizi. Artinya, dari tiga anak balita, satu anak mengalami kurang gizi. Bahkan, di Indonesia timur ada wilayah yang 58% anak balita mengalami kurang gizi. Di Jakarta, ibu kota negara, masih ada 26% anak balita kurang gizi.

”Percuma kita berteriak pertum­buhan ekonomi tinggi. Percuma kita berteriak ada kemajuan di sana­sini. tapi, anak­anak balita kita mengalami kurang gizi. Berarti ekonomi Indonesia tidak memberikan kesejahteraan untuk rakyat,” kata Prabowo.

Dengan kondisi Indonesia dan dunia saat ini, lanjut mantan Pangkostrad ini, Partai Gerindra semakin yakin dan teguh dengan pendirian dan manifesto perju­angannya. ”Kalau elite tidak mau mende­ngar, tidak menjadi masalah. Sebab, Par­tai Gerindra adalah partai gerakan massa yang dipimpin oleh kader­kader yang militan,” ujarnya. t BudI sucahYo

Gerindra BerjuanG untuk Masa depan indonesia...

Prabowo SubianTo

4Partai Gerindra

6 Februari 2008 – 6 Februari 2012

tahun

WAKtu berlalu cepat. tak terasa Partai Gerindra sudah empat tahun hadir di dunia politik Indonesia. Harapan makin membuncah, tapi perjuangan masih panjang. Jangka pendek mempersiapkan pemilu legislatif dan pemilu presiden 2014, jangka panjang mengusahakan kemakmuran rakyat dan kejayaan Indonesia.

Perjuangan Partai Gerindra menuju Indonesia Raya seperti sebuah kapal berlayar sampai ke pulau. Kita tak boleh hanyut oleh arus dan gelombang. Berbagai godaan dan jebakan mungkin terserak di mana­mana. tapi tujuan harus jelas agar kita tak kehilangan arah dan terombang­ambing di tengah lautan.

Rakyat sedang muak pada politik. Hampir setiap hari selalu ada politisi bermasalah karena korupsi atau lainnya. Stigma politik sebagai barang kotor makin menjadi­jadi. tapi politik tak boleh dijauhi orang baik­baik.

Belakangan ini kita dipertontonkan kebejatan baru. DPR membuat proyek dengan biaya fantastis tak masuk akal. Renovasi ruang Badan Anggaran Rp.20M, toilet Rp.2M, Kalender Rp.1,3 M, dan sejumlah proyek lain yang angkanya melewati batas kewarasan. Semua ini terjadi di tengah kemiskinan, pengangguran dan kesulitan hidup sehari­hari rakyat Indonesia. Gaya hidup politisi yang tak sensitif juga disorot tajam.

DPR jadi sasaran dan bulan­bulanan. Padahal di eksekutif pun tak kalah banyak proyek sejenis yang berlalu tak ketahuan. Intinya, uang rakyat dihambur­hamburkan tanpa perhitungan, dikorupsi seenak hati dan menjadi bancakan.

Inilah keadaan yang memotivasi lahirnya Gerindra, sebuah gerakan perubahan untuk mengembalikan kehormatan dan martabat Indonesia. Negeri kaya tapi rakyatnya miskin, harus diubah menjadi negeri kaya rakyat sejahtera.

tak mudah melawan arus pengkhianatan elit berjamaah ini. Kita butuh perubahan dari atas, revolution from above, revolusi dari atas. Sebuah revolusi untuk mengganti lapis kepemimpinan nasional yang korup menjadi lapis ke pemim­pinan nasional yang kuat, punya integritas dan loyal pada cita­cita proklamasi. Kita ingin pemimpin yang negarawan, bukan politisi karbitan atau musiman. Kita rindu pemimpin bertanggung jawab, memberi teladan, jujur dan amanah. Semua itu hanya bisa dicapai dengan merebut kekuasaan secara konstitusional melalui pemilu.

Sebagai partai baru, kita tentu harus banyak berbenah. Konsolidasi organisasi penting. Jangan melupakan para pejuang partai yang merintis dengan keringat, tenaga dan biaya. tapi jangan pula kita menutup diri menerima pejuang baru yang terpanggil berkiprah. Solidnya organisasi menjadi kunci kekuatan Gerindra melaju mendapatkan dukungan rakyat.

Kita telah tunjukkan sikap kita: menolak gedung baru DPR, menentang studi banding yang menghabiskan biaya, mendorong APBN tepat sasaran dan efisien. Kita ingin Indonesia bersih dari korupsi. Gerindra, Insya Allah, membawa Indonesia Raya bebas korupsi!

Kini saatnya memenangkan hati dan pikiran rakyat dengan satunya kata dan perbuatan. Selanjutnya sebuah pepatah Latin mengatakan: Amat Victoria Curam, victory loves preparation, kemenangan mengharuskan persiapan! t FadlI Zon

Empat tahun partai GErindra

karikatur :Perubahan alamat

Salam Indonesia RayaMelalui surat ini, kami

selaku pengurus DPC Partai Gerindra Kudus membe­ritahukan bahwa terdapat perubahan alamat kantor DPC Kudus yang semula di Jl. Sosro Kartono 213 Kali Putu Kudus, sekarang pindah ke : Jl. Bhakti No.84 Burikan, Kudus-Jawa Ten-gah. Telp. 0291-56526827/ 085641005487.

Demikian surat pembe­ritahuan ini, atas perhatian dan kerjasamanya disampai­kan banyak terima kasih.

Satu Gerakan Menuju Indonesia Raya

HM. SULHADI (Ketua)Hj. HARIROTUS

SA’ADAH (Sekretaris)

Redaksi juga menerima surat pindah alamat di se­jumlah DPC Partai Gerin­dra, dengan menyebutnya alamatnya yang baru, yaitu:

DPC GERINDRA KOTA DUMAI

Jl. Nangka No. 46A Kota Dumai, Riau

ISKAnDAR (Ketua)

DPC GERINDRA KOTA PADANG

Jl. Kapuas No.15 G.O.R H. Agus Salim, Rimbo Kaluang Padang – Sumatera Barat.

H. AfRIzAL (Ketua), EKO MUHARDI, S.SOS

(Sekretaris)

DPD GERINDRA BENGKULU

Jl. Raden Patah No. 07 Rt 009 Pagar Dewa, Bengkulu.

SUSI MARLEny BACHSIn, SE. MM (Ketua)

DPC GERINDRA KOTA SOLOK

Jl. Cengkeh No.5 Kota Solok­Sumatera Barat

telp. 0755­325420IR. yAVIS yAnDRI

TAMSIn (Sekretaris)

DPC GERINDRA KOTA CIMAHI

Jl. Pesantren (PPtM) No. 10B Kota Cimahi­Jawa Barat

DPC GERINDRA KOTA MALANG

Jl. Setaman No. 15 Kota Malang­Jawa timur

DPC GERINDRA KAB. 50 KOTA

deritanya pedagang bensin eceran. Lagi­lagi korbannya rakyat kecil.

HEnRy nUgROHODKI Jakarta

Teroris berkedok agama

teroris­teroris berkedok agama, merusak kehidupan masyarakat Indonesia yang berdasar Pancasila. Mengata­kan ajaran A sesat, ajaran B sesat, seakan­akan dia adalah tuhan. Memaksakan semua orang untuk mengikuti kemauannya. Sudah jelas­jelas mereka itu teroris yang merongrong Pancasila. Apa respon Partai Gerindra untuk ini? Karena SBY bersama Partai Demo­kratnya sudah terbukti gagal

AHMAD HAEKALDKI Jakarta

Sekarang Saatnya Jenderal...

Betul Jenderal... saya nggak sabaran lagi nih meli­hat dan merasakan negeri ini dipimpin oleh Jenderal. Ma­julah terus Jenderal...!!! Kali ini sudah giliran Jenderal tuk memimpin NKRI ini. Sekarang kan Susil(O) Bam­

bang Yudhoyon(O) berikut­nya PAStI PRABOW(O) SuBIANt(O) benarkan Jen­deral...??? INSYA ALLAH.

AMRI SULAwESIBatam, Kepulauan Riau

Partai besar Dengan Prinsip Kerakyatan

Partai Gerindra harus mengedepankan kepen­tingan rakyat ketimbang kepentingan kelompok yang hanya membawa rakyat sengsara. Dengan begitu Ge­rindra akan menjadi partai yang besar dengan prinsip kerakyatan..

DRAJAT SOnDJAJABekasi, Jawa Barat

Selamat atas Pelantikan Pira

Selamat sukses PIRA (Perempuan Indonesia Raya). Maju terus dan semangat... memenangkan Gerindra

JAMES LUBISDKI Jakarta

Deadline artikel un-tuk Gir

Salam Indonesia Raya, Sesuai dengan hasil kepu­

Pembina: Prabowo Subianto Pemimpin umum: Hashim Djojohadikusumo Pemimpin redaksi: Fadli Zon Wakil Pemimpin redaksi: M. Asrian Mirza dewan redaksi: Suhardi, Halida Hatta, Widjono Hardjanto, Ahmad Muzani, Martin Hutabarat, Amran Nasution, Kobalen, redaktur Pelaksana: Syahril Chilli redaktur: Budi Sucahyo, Helvi Moraza, Subuh Prabowo, Mustafa Kemal (Foto), Yon W Pati (Artistik) staf redaksi: Ardi Winangun, Iman Firdaus, M. Budiono, Wahyu Mahardhika sekretaris redaksi: Wendra Wizar sirkulasi dan distribusi: Juanda Nurhakim Penerbit: Badan Komunikasi Partai Gerindra alamat redaksi dan usaha: Jl. Danau Jempang B II No 13, Bendungan Hilir, Jakarta 10210 Telp. : 62-21 5785 3480 Fax. : 62-21 5785 2552 Email: [email protected] atau [email protected]

Jl. Raya tanjung Pati Km. 7 Jorong tanjung Pati, Kenagarian Koto tuo, Kecamatan Harau Kab. 50 Kota­Sumatera Barat

(Depan Kantor Dispar­pora Kab. 50 Kota)

Dari: MHD. AfDAL (Ketua)

DPC GERINDRA KOTA BUKITTINGGI

Jl. Prof. M. Yamin, SH No.10 (Pelita) Bukittinggi­Sumatera Barat (Depan SMA 3 Bukittinggi)

Mana Data DPC-DPC Se-indonesia

Sosialisasi tidak hanya di dunia maya saja, tapi yang paling penting sosialisasi di dunia nyata Pak. Saya di sini saja kesulitan mencari kantor DPC Partai Gerindra, padahal saya berdomisili di tangerang Selatan. Bagaima­na mendapatkan data DPC se­Indonesia, saya, saudara, keluarga, teman, sahabat, bisa masuk dalam keluarga besar Indonesia Raya.

DIMAz ALAIRE RADITyA

Bogor, Jawa Barat

Kritis Kebijakan Yang Tidak Pancasilais

Gerindra mengkritisi se­tiap kebijakan atau PeRDA yang bertentangan dengan Pancasila. Cabut semua PeRDA yang bertentangan dengan Pancasila.

LEO ALExAnDER TAMBUnAn

Surabaya, Jawa Timur

Download rekaman Pidato Pak Prabowo...

Bagaimana dan dimana Video Pidato/kuliah umum dari Prabowo yang dapat kami download, agar kita dapat mempelajari statement beliau, dan dapat mengapli­kasikan kepada masyarakat di pedesaan. Dimana kami bisa mendapatkan buku: “Membangun Kembali Indonesia Raya.”

yOSEp ARnOLyBandar Lampung, Lam-

pung

Kebijakan Yang Menambah Penderitaan rakyat

Kalau memang premium mau dibatasi, alangkah men­

tusan rapat Badan Komu­nikasi di bulan Desember 2011 yang dihadiri dan disetujui oleh Pak Fadli Zon mengenai penyediaan 1 (satu) halaman untuk artikel tentang sosial media. Isi artikel adalah mengenai pen­tingnya menggunakan sosial media dalam mendukung aktifitas Partai Gerindra sekaligus memberikan pan­duan dalam menggunakan sosial media kepada anggota, pengurus serta para kader Partai Gerindra.

Agar dapat memberikan artikel yang informatif bagi seluruh pembaca gema Indonesia Raya, maka kami tim Sosial Media Partai Ge­rindra membutuhkan jadwal terakhir penyerahan artikel tersebut kepada redaksi Gema Indonesia Raya.

terima kasih atas perha­tian dan kerjasamanya

SETyOKO Koordinator Tim Sosial Media

Dpp partai gerindra

ironi DPr dan Pertaruhan Maut Siswa

Ketika para anggota DPR –yang selalu mengaku sebagai wakil rakyat— sibuk dengan kursi buatan Jerman

seharga Rp24 juta dan peng­gelembungan dana renovasi ruangan Banggar senilai lebih Rp20 miliar, di Sanghiang tanjung, Kabupaten Lebak, Banten, banyak siswa ­­baik SD maupun SMP­­ mem­pertaruhkan nyawa hanya un­tuk pergi dan pulang sekolah karena harus meniti jembatan gantung yang rusak parah di atas Sungai Ciberang. Ironis, karena Kabupaten Lebak di salah satu provinsi Banten, letaknya tak jauh dari Jakarta, pusat kekuasaan.

Inilah yang terjadi, ketika anak­anak harus memperta­ruhkan nyawanya hanya untuk sampai ke sekolahnya, para pejabat daerah, pejabat negara, anggota DPR dan yang lainnya sibuk meng­hitung berapa uang yang bisa mereka tilap ke kantongnya.

Padahal, dana untuk memperbaiki jembatan gantung atau merenovasi gedung sekolah yang hampir ambruk, mungkin hanya sepersekian persen dari uang yang mereka gunakan untuk membangun fasilitas kerja yang sebenarnya tak terlalu urgen untuk direnovasi.

Ke mana hati nurani para wakil rakyat dan pejabat negara itu?

SAyUTI HAnAfIpondok petir, Depok

02 : suara rakyatEdisi 10/tahun ii/FEBruari 2012

IlustrasI susthanto

Redaksi menerima artikel, berupa berita ataupun kolom serta foto dari anggota, pengurus pusat dan daerah serta simpatisan Partai Gerindra. Khusus untuk kalangan simpatisan diharap menyertakan identitas diri. Tulisan bisa dikirim via email ataupun pos.

deWan PImPInan Pusat PartaI GerIndra

Jl. Harsono RM No. 54 Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12160

Telp: 62-21-789 2377, 780 1396 Fax : 62-21-781 9712

Email: [email protected]

kolom : 03Edisi 10/tahun ii/FEBruari 2012

amerika Serikat Tak bisa Campur Tanganamran nasutIon

Anggota Dewan Penasihat Partai Gerindra, Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra

dr. Ir. rachmat PamBudY

konflik pertanahan dan politik aGraria nasional:Strategi dan Kebijakan Lahan

untuk Kemakmuran Petani

BAGI Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya), pembangunan nasional itu sama artinya dengan pembangunan ekonomi kerak yatan, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan pemerataan hasil­hasil pembangunan bagi seluruh warga bangsa dengan mengura­ngi ketergantungan kepada pihak asing.

Soal ketergantungan kepada asing, me­mang selama partai ini berdiri di tahun 2008 seakan menjadi roh partai yang mem­bedakannya dengan partai lain di Indonesia. Soalnya roh itu sudah lama hidup dan men­jadi wacana bagi tokoh utama pendiri partai yang kini menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, bersama kawan­kawannya, terutama Fadli Zon.

Barang siapa membaca ‘’Kembalikan Indo-nesia!’’, buku yang ditulis Prabowo Subianto di tahun 2004 (Pustaka Sinar Harapan), akan menemukan pemikiran­pemikiran Prabowo tentang konsep ekonomi kerakyatan dan hu­bungannya dengan kemandirian dari penga­ruh asing. Di situ jelas bagaimana Prabowo melihat kedaulatan Indonesia.

Bahkan dibuku itu Prabowo telah me­nulis bagaimana ia melihat utang Indonesia, privatisasi, penjualan BuMN, dan peran IMF – lembaga keuangan internasional ­­ yang ne­

gatif dalam krisis ekonomi 1998. Kesimpulan­nya, Prabowo menolak sistem neo­liberalisme di Indonesia. Bagi Prabowo dan kawan­ka­wannya sistem serba bebas yang kebablasan itu hanya akan menguntungkan asing, tapi merugikan bangsa dan rakyat Indonesia. ten­tu saja pemikiran itu jauh dari sikap asal anti­asing apalagi chauvinisme yang sempit.

Apalagi belakangan terbukti sistem neo­li­beralisme menyebabkan ekonomi Amerika Se­rikat terjebak dalam krisis tahun 2007/2008, dan sekarang terulang lagi. eropa terjerat da­lam krisis utang yang sangat dalam dan belum jelas bagaimana cara menyelesaikannya.

Dalam kondisi perekonomiannya yang sa­kit, Amerika Serikat yang pasca­perang dingin seakan menjadi penguasa tunggal dunia kini terseok­seok. Pemilu demokratis yang terjadi di negara­negara Arab di Afrika utara dan ti­mur tengah – dalam apa yang disebut sebagai Arab Spring atau Musim Semi Arab ­­ ternya­ta berkembang ke arah yang lain, berbeda de­ngan apa yang diharapkannya. Dan terbukti Amerika Serikat tak bisa berbuat apa­apa.

Dalam Pemilu di Mesir, Maroko, dan tu­nisia, kelompok Islam telah memenangkan­nya – sesuatu yang tentu tak disenangi Ame­rika Serikat. Di Mesir, Partai Kebebasan dan

Keadilan (the free-dom and Justice party) milik Ikhwanul Muslimin ma­lah menguasai suara dalam Pemilu itu ham­pir 50%. Disusul Al Nour, partai Islam dari kaum Salafis yang sangat konservatif, dengan sekitar 20­an persen suara. Kelompok liberal dukungan Barat terpuruk hanya dengan bela­san persen suara.

Kemenangan partai­partai Islam itu tam­bah merepotkan Amerika Serikat karena ter­nyata bersamaan dengan itu di sana berkem­bang semangat anti­Israel. Jeffrey Goldberg, koresponden the new yorker, membuat repor­tase di Bloomberg 29 November lalu, bagai­mana keberanian para pemuda Arab di Mesir, tunisia, Syria, dan Libya, melawan para rezim tiran yang menindas selama ini. tapi menu­rut Goldberg, idealisme the Arab Spring yang mencintai kebebasan – karenanya mereka berani melawan para diktator – juga disertai semangat anti­Israel.

ternyata Amerika Serikat tak melawan­nya. Pertemuan Ketua Komisi Hubungan

Luar Negeri Senat Amerika Serikat John Ke rry –

didampingi Duta Besar Amerika Serikat untuk Mesir, Anne W. Patterson

­­ belum lama ini, dengan para

petinggi Ikhwanul Muslimin di Kairo me­

nandai sebuah babak baru yang bersejarah dalam politik luar negeri Amerika Serikat.

Soalnya, Ikhwanul Muslimin pernah dianggap anti­damai dan melawan kepen­tingan Amerika Serikat. Selain itu, organisasi yang lama menjadi gerakan bawah tanah di zaman Presiden Husni Mubarak punya seja­rah dalam berhubungan dengan kelompok militan (lihat Overtures to Egypt’s Islamist Re-verse Longtime U.S. policy, di the new york Ti-mes, 3 Januari 2012).

Yang hendak dikatakan dalam tulisan ini bahwa nasib negara kita ditentukan oleh kehendak rakyat kita sendiri dalam sebuah sistem yang demokratis. Kalau rakyat kita memang tak setuju dengan sistem neo­libera­lisme yang menghisap – seperti dikampanye­kan selama ini oleh Prabowo ­­ maka Amerika Serikat, Inggris, atau Perancis, tak bisa cam­pur­tangan. Buktinya: itulah yang baru saja terjadi di Mesir. t

tANAH mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia. tanah menjadi tempat atau ruang untuk kehidupan dengan segala kegiatannya, sebagai sumber kehidu­pan, juga menjadi unsur wilayah dalam ke­daulatan negara. eksistensi tanah mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai social asset dan capital asset. Sebagai social asset, tanah meru­pakan sarana pengikat kesatuan sosial di ka­langan masyarakat untuk hidup dan kehidu­pan. Sedangkan capital asset tanah merupakan faktor modal dalam pembangunan dan telah tumbuh sebagai benda ekonomi yang sangat penting sekaligus sebagai bahan perniagaan dan objek spekulasi.

Sebagai karunia tuhan sekaligus sumber daya alam yang strategis bagi bangsa, negara, dan rakyat, tanah dapat dijadikan sarana un­tuk mencapai kesejahteraan hidup bangsa In­donesia sehingga perlu campur tangan negara untuk mengaturnya. Ini sesuai dengan amanat konstitusional sebagaimana tercantum dalam Pasal 33 Ayat (3) uuD NRI tahun 1945, yang berbunyi: “Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh ne-gara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”

Indonesia mempunyai jejak historis yang panjang dalam konflik hak penguasaan atas lahan. Di masa sebelum kolonial, konflik muncul dalam berbagai bentuk seperti seng­keta lahan antarsuku, antara raja dan kelom­pok bangsawan, atau paling fenomenal adalah

gerakan ratu adil dan Kecu (perbanditan) di pedesaan Jawa.

Pada masa kolonial modern, konflik be­rawal dari perubahan hukum agraria yang memungkinkan peralihan hak atas tanah. Belanda menetapkan hukum agraria (Agrari-sche wet 1870) yang memberikan hak erfacht untuk mengusahakan tanah­tanah terlantar yang dikuasai negara untuk jangka waktu tertentu (75 tahun). Hak ini menjadi ruang bagi masuknya investasi swasta dalam sektor perkebunan (orderneming). Pemberian hak pada swasta ini menimbulkan konflik agra­ria, seperti ditunjukkan Sartono Kartodirjo dalam tulisannya “Pemberontakan Petani di Banten”.

Pascakolonial, dinamika konflik yang muncul berkaitan dengan pengambil­alihan (nasionalisasi) perusahaan­perusahaan swasta milik Belanda. Pada saat bersamaan ada pen­dudukan dan penggarapan tanah­tanah itu oleh penduduk sehingga timbul konflik ant­ara warga dan negara; munculnya peraturan perundang­undangan negara yang mengatur tentang hak legal pengelolaan lahan, seperti Landreform (uuPA 1960); pengalihan hak (HGu) dari negara kepada perusahaan swasta yang selanjutnya menimbulkan konflik antara swasta dan warga; serta keberadaan dan pen­gakuan terhadap hak­hak komunitas seperti tanah ulayat.

Pada masa Orde Baru, kebijakan agraria yang berorientasi pada pertumbuhan ekono­

mi mengakibatkan terjadinya perubahan per­sepsi terhadap fungsi tanah sebagai sumber daya alam yang unik sifatnya. Ini didukung perubahan kebijakan pertanahan dari kebija­kan yang pro rakyat menjadi pro kapital. Ini berarti pula semakin sulitnya mewujudkan keadilan sosial.

Konsekuensi dari perubahan kebijakan ini maka tanah difungsikan sebagai mekanisme akumulasi modal yang berakibat terhadap ter­pinggirkannya hak­hak pemilik tanah, khu­susnya pemilik tanah pertanian. Pada masa Orde Baru, terjadi penajaman ketimpangan dalam struktur agraria dan maraknya sengke­ta agraria.

Agrarian Reform dan Landreform

Intensitas pembangunan yang menuntut penyediaan tanah untuk berbagai keperluan (pemukiman, industri, dan berbagai prasara­na) memaksa alih fungsi lahan pertanian, ter­utama di daerah pinggiran. Petani penggarap semakin sulit untuk menghindarkan diri dari keterpaksaan melepaskan tanahnya karena adanya praktik perizinan yang memungkin­kan alih fungsi itu berdasarkan Rencana tata Ruang Wilayah (RtRW) Daerah tingkat II.

Sebagai perbandingan, konservasi tanah

pertanian di Filipina dilakukan melalui upaya Departemen Pertanian yang disebut Integra-ted protected Area System (IPAS), yang bertu­juan untuk melindungi tanah pertanian dan perubahan penggunaan yang kurang bertang­gungjawab. Alih fungsi tanah pertanian hanya dapat dilakukan setelah melewati dengar pen­dapat yang intensif. Perubahan fungsi tanah pertanian tersebut berkisar 5% sampai 19% dari keseluruhan tanah pertanian yang ada. tanah boleh dialih­fungsikan bila tidak sesuai lagi untuk usaha pertanian atau bila nilai eko­nomis lebih besar jika digunakan untuk pe­mukiman, perdagangan, atau industri sesuai dengan keputusan DPR setempat.

Landreform memang bukan satu­satunya penentu lepasnya petani dari kemiskinan. Masih banyak hambatanan lain yang menja­di barrier dari sulitnya petani meningkatkan kesejahteraannya, di antaranya hambatan pasar dan tata niaga, faktor produksi (benih, pupuk, hama, iklim, keterbatasan dana, dan teknologi) serta hambatan non teknis. Di­perlukan political will dari pemerintah un­tuk menyelesaikan masalah ini, baik dari sisi faktor produksi (terutama lahan) dan dari sisi bisnisnya, sehingga solusi untuk peningkatan kesejahteraan petani menjadi lebih holistik dan integratif. t

Wakil Ketua Umum DPN HKTI

04 : GEma utamaEdisi 10/tahun ii/FEBruari 2012

Percaya Diri Menghadapi Pemilu 2014

tAK bisa dipungkiri, selama empat tahun perjalanan Partai Gerindra telah banyak kemajuan yang signifi­kan diraih partai berlambang kepala burung Garuda ini. Dalam waktu yang relatif pendek, Partai Gerin dra sudah membuktikan diri sebagai sebuah partai yang patut diperhi­tungkan dalam kancah perpolitikan nasional. ”Dalam empat tahun ini telah banyak kemajuan yang dica­pai, dan yang jelas kita semakin per­caya diri,” kata Ketua umum Partai Gerindra, Prof. Dr. Suhardi.

Kepada gema Indonesia Raya (GIR), Suhardi mengungkapkan beberapa hal yang menjadi catatan Partai Gerindra dalam perjalanan se­lama empat tahun ini. pertama, soal kader. Kemajuan paling mencolok dari partai yang didirikan pada 6 Fe­bruari 2008 ini adalah peningkatan jumlah kader. ”Kalau awal pertama berdiri kita belum memiliki banyak kader, tapi sekarang sudah banyak kader Partai Gerindra,” katanya ke­pada wartawan gIR usai pelantikan dan pengukuhan Perempuan Indo­nesia Raya (PIRA) di Kantor DPP Partai Gerindra, Jl. R.M. Harsono, Ragunan, pada Sabtu, 21 Januari 2012.

Saat ini Partai Gerindra tak lagi kesulitan bila ingin mengumpulkan kader­kader dalam sebuah perhela­tan atau acara. Suasana seperti itu jauh berbeda ketika awal partai ini berdiri. ”Ini terbukti di lapangan. Pada waktu awal Partai Gerindra berdiri, kita sulit mengumpulkan kader dalam jumlah besar. tapi sekarang sudah tidak menjadi ma­

salah, kader berdatangan,” kata Suhardi.

Kedua, Partai Gerindra tak hanya memiliki kader dalam jumlah yang banyak tapi juga kader­kader yang berkarakter dan militan. Menurut Suhardi, kader­kader Partai Gerin­dra adalah kader­kader yang sudah sangat terlatih. Mereka memiliki disiplin yang tinggi dan militan. ”Sekarang, mereka (para kader itu) sudah otomatis, karena mereka su­dah sangat terlatih. Disiplin dan militan,” katanya.

tentu, kader yang memiliki di­siplin dan militan itu tidak lepas dari pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra untuk para kader. Di Lembah Hambalang, Bojong Koneng, Bogor, Jawa Barat, Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) DPP Partai Gerindra menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kader muda Partai Gerin­dra. Pendidikan dan pelatihan ini wajib diikuti pengurus DPC dan Ketua PAC Partai Gerindra seluruh Indonesia.

Pendidikan dan pelatihan kader muda Partai Gerindra Angkatan I berlangsung 6 hari, dimulai pada 16 Mei 2011. Angkatan I itu diikuti sebanyak 275 peserta dari 10 DPC. Jumlah kader muda yang dikirim masing­masing DPC bervariasi. Pendidikan dan pelatihan kepada kader muda Partai Gerindra ini te­rus diikuti dengan angkatan­angka­tan selanjutnya.

Selama mengikuti pendidikan dan pelatihan, para kader muda

Partai Gerindra ini dibekali bera­gam materi, seperti pengetahuan tentang sejarah perjuangan Indo­nesia, sejarah Partai Gerindra, ke­pemimpinan, kewirausahaan dan koperasi, penggalangan massa dan manajeman saksi, serta kemampu­an berbicara di depan umum. Para mentor terdiri dari pengurus DPP Partai Gerindra, anggota DPR Fraksi Partai Gerindra, dan trainer yang kompeten.

Ketiga, konsolidasi dan koordi­nasi. Menurut Suhardi, pada awal Partai Gerindra masih sulit untuk melakukan konsolidasi dan koor­dinasi sampai tingkat ranting. tapi, saat ini konsolidasi dan koordinasi bisa dengan mudah dilakukan sam­pai tingkat ranting. ”Dulu kita ma­sih belum punya ranting, sekarang sudah punya ranting. Kepenguru­san sampai tingkat ranting sudah beres. Pertemuan­pertemuan juga diadakan para kader di tingkat ran­ting,” jelasnya.

Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jambi, H.A.R. Sutan Adil Hendra, mengakui konsolidasi dan koordinasi sampai tingkat ranting sudah berjalan. ”Sekarang ini kita mulai menguatkan konsolidasi me­sin politik partai mulai dari tingkat DPD, DPC, PAC, dan ranting. tu­juannya adalah untuk lebih cepat memperkenalkan Partai Gerindra, terutama manifesto politiknya ke­pada masyarakat,” katanya.

Keempat, berkaitan dengan ka­der dan konsolidasi partai adalah program dan aksi Partai Gerindra. Partai Gerindra terus mengedepan­kan 8 program aksi. Ambil contoh, Revolusi Putih. Kader Gerindra di pusat dan daerah terus menggencar­kan program Revolusi Putih, yaitu gerakan minum susu setiap hari bagi siswa SD hingga SMu. Juga bebera­pa program partai yang pro­rakyat, semisal ambulan untuk rakyat, dan sebagainya.

Di lembaga legislatif (DPR RI), kader Partai Gerindra juga membe­la kepentingan rakyat. Fraksi Par­tai Gerindra adalah fraksi pertama yang menolak pembangunan ge­dung baru DPR yang akan menelan biaya Rp1,3 triliun. Alasannya, pembangunan gedung baru itu me­rupakan penghamburan uang dan menghianati rakyat. Pembangunan gedung baru bukanlah sesuatu yang penting. Langkah Partai Gerindra ini kemudian diikuti fraksi­fraksi lainnya.

Begitu pula, Fraksi Partai Gerin­dra melarang anggotanya untuk studi banding ke luar negeri. Keti­ka sejumlah Komisi DPR melaku­kan studi banding menjelang akhir tahun 2011, seperti Komisi X ke Amerika Serikat dan Belanda; Ko­misi IV ke Amerika Serikat, Jepang, India, dan Cina, Partai Gerindra justru menolak studi banding itu dan tidak mengizinkan anggota Fraksi Gerindra ikut berangkat ke luar negeri.

Partai Gerindra menilai, studi banding adalah pemborosan ang­garan dan tak sepadan dengan ha­silnya. Di balik studi banding itu hanyalah pelesiran yang dibiayai oleh dana rakyat. untuk mendapat­kan informasi, tidak perlu lagi studi banding. Pencarian dapat dilakukan dengan cara modern, melalui email dan internet.

Kelima, sudah ada pemimpin daerah yang berasal dari Partai Gerindra. Program dan aksi Partai Gerindra mulai membuahkan ha­sil. Rakyat memberi simpati pada partai ini. Sebagai bukti, sekarang ini sudah ada gubernur dan bupati yang berasal dari Partai Gerin dra. ”Sekarang sudah ada gubernur atau bupati dari Partai Gerindra yang langsung dipilih rakyat,” kata Suhar­di. Drs. H. Longki Djanggola, Msi, dari Partai Gerindra terpilih sebagai Gubernur Sulawesi tengah dilan­

tik pada 17 Juni 2011. Oktovianus Abraham Aturury juga dari Partai Gerindra dilantik sebagai Gubernur Papua Barat pada 17 Januari 2012.

Menurut Ketua umum Perem­puan Indonesia Raya (PIRA) Sumarjati Arjoso, saat ini Partai Gerindra mendapat simpati dari rakyat. “Simpati rakyat terhadap Partai Gerindra semakin tinggi. Keyakinan kalau Prabowo Subi­anto maju menjadi calon presiden 2014 sangat terasa di masyarakat. Prabowo memiliki sikap tegas,” ka­tanya. ucapan Sumarjati ini sejalan de ngan hasil sejumlah survei yang menempatkan Prabowo Subianto pada posisi pertama calon presiden untuk Pemilu 2014.

Partai Gerindra sudah le­bih dulu menetapkan Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2014. “elektabilitas Prabowo Su­bianto sudah tinggi. Saatnya bagi Partai Gerindra untuk mengejar elektabilitas Prabowo Subianto. Ini menjadi perjuangan para kader di daerah untuk bekerja lebih keras lagi guna menaikkan elektabilitas Partai Gerindra sehingga men­gimbangi elektabilitas Prabowo Subianto,” kata Abdul Wachid, Ke­tua DPD Partai Gerindra Provinsi Jawa te ngah.

Suhardi tetap optimistis bisa mencapai target itu. terlebih dukun­gan dari sayap­sayap Partai Gerin­dra, seperti tunas Indonesia Raya (tIDAR), Perempuan Indonesia Raya (PIRA), Gerakan Muslim In­donesia Raya (Gemira), Kesehatan Indonesia Raya (Kesira), Gerakan Masyarakat Sanathana Dharma Nu­santara (Gema Sadhana), Satuan Relawan Indonesia Raya (Satria), Kristen Indonesia Raya (KIRA), Gerakan Rakyat Dukung Prabowo (Gardu Prabowo). “Dari kemajuan Partai Gerindra, tentu saja, kita lebih percaya diri. Kita bisa menang pada Pemilu 2014,” harap Suhardi. t

Dalam usia empat tahun, sudah banyak kemajuan yang dicapai Partai Gerindra. Partai Gerindra semakin percaya diri untuk memenangkan Pemilu 2014.

oleh BudI sucahYo

ulanG tahun ke-4 PartaI GerIndra

Foto mustaFa kemal

Jose Rizal Soepriyatno Abdul Wachid H.A.R. Sutan Adil Hendra

: 05Edisi 10/tahun ii/FEBruari 2012

Momentum Menggerakkan Mesin Partai

uLANG tahun ke­4 Partai Gerindra pada 6 Februari 2012 menjadi momentum bagi para Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) untuk memperkuat komitmen bekerja keras menghadapi Pemilu 2014. Komitmen meraih kemenangan Partai Gerindra itu disampaikan beberapa ketua DPD kepada gema Indonesia Raya (GIR). Berikut ungkapan beberapa Ke­tua DPD Partai Gerindra.

Jose rizal, ketua dPd Partai Gerindra Provinsi dI Jogjakarta

Selama empat tahun ini kita selalu melaku­kan kegiatan dan menjalankan program yang mudah direspons masyarakat. Yaitu, program yang betul­betul menunjukkan bahwa Partai Gerindra adalah partai yang pro­rakyat. Seca­ra langsung kita menunjukkan dengan aksi­aksi kita di masyarakat. Misalnya, melakukan pembinaan kepada para petani atau pelaku usaha ekonomi rakyat.

Dengan program dan kegiatan serta aksi nyata di masyarakat itu, kita berharap mu­dah­mudahan Partai Gerindra semakin dekat dengan rakyat. Sebab, partai kita adalah partai yang merakyat, partai yang berasal dari rakyat, dan partai yang membela kepentingan rakyat. Itulah inti Partai Gerindra. Kita di Provinsi DI Jogjakarta sudah menunjukkan bahwa Partai Gerindra memang pro­rakyat.

Selama 4 tahun Partai Gerindra sudah ba­nyak kemajuan yang dicapai, khususnya seca­

ra kelembagaan dan manajemen. Kita melihat Partai Gerindra semakin lama semakin baik. Dari sisi kelembagaan dan manajemen, partai ini lebih baik dari sebelumnya. tentunya, ke depan, kelembagaan dan manajemen harus lebih ditingkatkan. Lebih utama adalah soal organisasi dan kaderisasi. Ini harus diutama­kan sampai 2014. Kita berharap kader­kader Partai Gerindra adalah kader yang militan.

Pencalonan Prabowo Subianto sebagai Presiden sudah harga mati dan tidak bisa di­tawar lagi. Maka, sebagai prajurit di daerah, kita harus berjuang sekuat tenaga untuk bisa mewujudkan Prabowo Subianto sebagai Pre­siden RI tahun 2014. Pada 2 Januari 2012, kami sudah mendeklarasikan Prabowo Subi­anto sebagai calon presiden. Sementara untuk legislatif, kami menargetkan satu fraksi setiap kabupaten/kota, termasuk provinsi, dan un­tuk anggota DPR minimal ada dua wakil dari Jogjakarta. Itu target kita.

soepriyatno, ketua dPd Partai Gerindra Provinsi Jawa timur

Dengan ulang tahun ke­4 ini, saya kira Partai Gerindra sudah menginjak dewasa. Se­bagai partai, Gerindra sudah tertata dengan baik. Kaderisasi juga berjalan dengan baik. Begitu pula di daerah. Sebagai Ketua DPD, saya juga merangkul tokoh­tokoh masyarakat di Jawa timur, terutama tokoh­tokoh Nah­dlatul ulama (Nu), juga dari GP Anshor,

Muslimat, dan Fathayat. Saya berbicara de­ngan banyak kiai dan mereka memberi du­kungan dan restu untuk Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2014.

Kita punya target, Partai Gerindra Jawa timur harus memperoleh 16 kursi di DPR RI. untuk itu, kita mengorganisasikan DPC, PAC, dan ranting agar pada 2014 Partai Gerin­dra siap bersaing. Kita memberikan semangat dan motivasi untuk mencapai kemenangan. Lebih penting lagi, kita akan terus melakukan perbaikan­perbaikan dalam rangka kaderisasi. Kader kita harus siap berjuang untuk keme­nangan Partai Gerindra dan membela kepen­tingan rakyat.

Saya berharap, ke depan, Partai Gerindra lebih besar. Kalau pada waktu awal­awal kita memang belum siap, tapi untuk 2014, saya kira kita siap untuk menang. Karena itu, kita sudah membenahi infrastruktur partai. Selain itu, kita sudah banyak melaksanakan berbagai macam program, kegiatan, dan aksi yang pro rakyat.

abdul Wachid, ketua dPd Partai Gerindra Provinsi Jawa tengah

ulang tahun ke­4 Partai Gerindra menjadi momentum untuk meraih kemenangan pada Pemilu 2014. Kalau kita hitung Pemilu 2014 tinggal 1000 hari lagi. Ini waktu yang tidak panjang. Kunci untuk meraih kemenangan

adalah dengan menggerakkan mesin partai, mulai dari tingkat desa, ranting, hingga anak ranting. Ini harus kita kuasai. Selanjutnya kita harus membuat partai solid.

Sekarang kita sudah lakukan dengan menggerakkan mesin partai, juga sayap­sayap partai. Alhamdulillah, untuk Jawa tengah, kepengurusan sampai tingkat ranting sudah terbentuk. untuk ranting, sudah 80%, dan selesai pada Mei ini. untuk sayap partai, kita sudah memiliki perwakilan dari tujuh sayap partai Gerindra. Kita juga mulai membidik pemilih pemula, yaitu anak­anak muda be­rusia 17 tahun. KtA­nisasi juga sudah dila­kukan awal 2012 ini. Kita berikan wewenang DPC untuk mengeluarkan KtA.

target DPD Partai Gerindra Jawa tengah adalah kita harus mendapatkan 180 anggo­ta dewan dari 180 daerah pemilihan (dapil). Pada pemilu lalu kita mendapat 65 anggota dewan tingkat kabupaten/kota. Pemilu 2014 ditargetkan dua kali lipat. Kalau bisa tercapai, maka tingkat provinsi akan ada 16­18 anggo­ta dewan dari Partai Gerindra. Saat ini baru 9 anggota dewan dari Gerindra di tingkat pro­vinsi. untuk DPR RI, kita menargetkan 15 anggota dewan. Saat ini baru empat anggota DPR dari Gerindra Jawa tengah.

h.a.r. sutan adil hendra, ketua dPd Partai Gerindra Provinsi Jambi

Dengan usia Partai Gerindra yang sema­kin bertambah, kita juga semakin percaya diri dan yakin bahwa Partai Gerindra dapat memenuhi keinginan masyarakat yang men­dambakan adanya perubahan. Karena itu, kita sedang mengonsolidasikan mesin partai. Kita mulai perkuat mesin partai, mulai dari tingkat DPD, DPC, PAC, hingga ranting. Dengan mesin partai itu, kita memperkenal­kan Partai Gerindra, terutama manifesto poli­tiknya, kepada masyarakat.

Saat ini masyarakat memang sudah me­rindukan perubahan agar bisa menjalankan kehidupan dengan lebih bermartabat. Mereka merasakan tidak mendapatkan perubahan itu dari partai lain, melainkan dari Partai Gerin­dra. Kita optimistis rakyat akan memberikan suaranya kepada Partai Gerindra. Kita pun sudah menginstruksikan di semua lini agar menempatkan kepentingan rakyat di atas segala­galanya.

Dalam upaya itu, kita menganggap berba­gai kendala dan rintangan sebagai sesuatu hal yang wajar. Kita hadapi segala cobaan, baik dari internal maupun eksternal. Karena kita percaya dan yakin dengan ketegasan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Su­bianto. Pencalonan Prabowo Subianto sebagai Presiden RI pada 2014 adalah harga mati bagi kita.

Sedangkan target DPD Provinsi Jambi adalah meloloskan dua wakil di DPR RI. Se­dangkan di tingkat provinsi, kita menargetkan bisa menempatkan 12 wakil Partai Gerindra. untuk tingkat kabupaten/kota, para ketua DPC sudah berkomitmen minimal menda­patkan 6 kursi di setiap kabupaten/kota. De­ngan meraih banyak kursi di lembaga legisla­tif, kekuatan kita semakin bertambah. t

Foto-Foto mustaFa kemal

Foto

We

nd

ra

WIZ

ar

06 : indonEsiaEdisi 10/tahun ii/FEBruari 2012

Pimpinan Pusat Perempuan Indonesia Raya (PIRA) pada 21 Januari 2012 dikukuhkan oleh Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Praboowo Subianto. Apa dan bagaimana garis perjuangan PIRA?

oleh m. BudIono

ACARA pengukuhan Pimpinan Pusat (PP) Perempuan Indonesia Raya (PIRA) di kantor DPP Partai Gerindra, Jl. Harsono RM, Pasar Minggu, Jakarta, pada Sabtu (21/1) berlangsung meriah. Suasana di se­putar lokasi upacara yang semula lengang sontak ramai. Halaman kantor DPP yang cukup luas tak mampu menampung berbagai jenis mobil pribadi miliki pengungjung, sehingga meluber ke bahu jalan umum yang menyebabkan lalu lin­tas sedikit tersendat.

Sementara pagar pembatas yang ada di depan kantor DPP tampak dihiasi puluhan bendera dan span­duk. Di teras belakang ruang per­temuan – yang letaknya di bagian belakang kantor DPP – dipajang berbagai produk yang dihasilkan oleh pengurus PIRA. Dan, di dalam ruang pertemuan telah berkumpul segenap pengurus PIRA, mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga ka­bupaten/kota, serta tamu undangan lainnya.

tapi berapa lama kemudian, Ketua Dewan Pembina beserta pengurus DPP Partai Gerindra dan rombongan memasuki tempat upa­ra. Acara diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan meng­heningkan cipta dan menyanyikan Mars Gerindra.

Acara kemudian dilanjutkan

dengan pembacaan surat keputusan (SK) DPP Gerindra tentang Susunan Pengurus PP PIRA Gerindra. Pengu­rus yang dilantik hari itu berjumlah 72 orang. Lalu, diteruskan penguca­pan sumpah dan janji dipimpin Ke­tua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan acara diakhi­ri persembahan tarian Wira Pertiwi oleh beberapa penari.

anak Kurang Gizi

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam pidatonya menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh jajaran pengurus PIRA. Karena dengan menjadi pengurus, kata Prabowo, berarti telah siap berkorban, baik waktu, pikiran, maupun finansial dalam perjuangan di jalan politik.

Nasib bangsa Indonesia, me­nurut Prabowo, berada di tangan rakyat Indonesia sendiri. tidak ada satu bangsa pun yang akan meno­long bangsa lain, apalagi bila bangsa mereka sendiri sedang membutuh­kan pertolongan. Karena itu, kata Prabowo, kehadiran dan keterliba­tan pengurus PIRA di dalamnya ha­ruslah memiliki tujuan memperbai­ki kondisi seluruh rakyat Indonesia.

Calon Presiden dari Partai Ge­rindra ini juga mengharapkan kaum perempuan mengambil peran yang

lebih besar, karena keberadaan per­empuan memang sangat penting. “Dari rahimnya keluar putra­putra Indonesia, sehingga jika perempuan Indonesia sampai kekurangan gizi maka generasi yang lahir dari ra­himnya akan ikut kekurangan gizi,” tandas Prabowo.

Masalah gizi penting untuk menjadi perhatian, karena 30% anak Indonesia mengalami keku­rangan gizi. Artinya, satu dari tiga orang anak Indonesia mengalami kekurangan gizi. Khusus di Nusa

Prabowo: Perbaiki Gizi Kaum ibu dan anak

penGukuhan pp pira

tenggara Barat (NtB) angkanya le­bih besar, mencapai 58% anak­anak di provinsi tersebut kekura ngan gizi. Sedangkan di Jakarta anak kekura­ngan gizi mencapai 26%.

“PIRA harus berjuang agar tidak ada lagi kasus kekurangan gizi, baik pada ibu maupun anak­anak. Kalau tidak mau berjuang, niscaya negara

Indonesia ini akan menjadi bancaan bagi negara­negara lain,” kata Pra­bowo mengingatkan.

Sebelumnya, Ketua umum PP PIRA, Dr. Sumarjati Arjoso dalam sambutannya menjelaskan bahwa PIRA memiliki manifesto untuk memperbaiki ekonomi. “Mani­festo ini ditetapkan dengan hara­pan perempuan Indonesia tertarik bergabung dengan PIRA, yang ak­hirnya akan mendukung Gerindra,” katanya.

Strategi ini, menurut Sumarjati,

penting dalam upaya mencapai tu­juan, yaitu pemenangan Gerindra dan mengantarkan Prabowo Subi­anto menjadi Presiden pada Pemilu 2014. Dan, pelantikan PP PIRA ini diharapkan bisa memberikan moti­vasi, dorongan, dan meningkatkan kecintaan kepada seluruh anggota dan pengurus PIRA di seluruh In­

donesia, bukan hanya dipusat. Perlu diketahui, jauh acara pe­

ngukuhan ini, PIRA telah mela­kukan berbagai kegiatan sosial. Mulai dari, pembagian susu gratis di sejumlah Sekolah Dasar (SD) di Jakarta, kemudian PIRA Pedu­li Kebersihan, hingga PIRA Peduli Kesehatan. Sehari sebelum pengu­kuhan (20/1), pengurus PP PIRA melakukan temu wicara dengan pengurus DPP Gerindra, dengan tema: Perempuan Indonesia Peng­gerak Ketahanan Pangan. t

Rapat pleno PP PIRA

: 07Edisi 10/tahun ii/FEBruari 2012

Tampilan anyar website Partai GerindraKALAu Anda pengunjung setia website Partai Gerindra (www.partaigerindra.or.id) pasti Anda akan pangling pada tampilan situs resmi partai berlambang Kepala Burung Garuda ini. Ya, sejak Januari 2012, website resmi Partai Gerindra ini memang tampil baru. tak hanya tampilan foto­foto di laman beranda yang bergerak dinamis (slide slow), tapi juga konten yang ada di dalamnya.

Dalam konten “terbaru dari Partai Gerindra” misalnya, ada tayangan video streaming yang berisi iklan­iklan partai, termasuk kegiatan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Ada juga beberapa kegiatan partai yang bisa dilihat pada konten “pictures” dan ”Perjuangan Partai Gerindra”. Pembaca juga bisa melihat media publikasi Partai Gerindra gema Indonesia Raya dalam versi online (dalam bentuk PDF). Sementara beberapa konten, seperti “Merchandise Partai Gerindra” sedang dalam tahap perbaikan.

Menurut penggagas dan koordinator pengelola web-site, M. Asrian Mirza, Partai Gerindra sudah lama me­luncurkan website resmi partai. “Website ini sudah ada

sejak berdirinya partai 2008 dan dikelola oleh Bidang Humas dan Media Massa DPP Partai Gerindra. tapi saat ini di bawah koordinasi Badan Komunikasi Partai Gerin­dra,” papar Asrian yang juga Ketua DPP Partai Gerin­dra bidang Humas dan Media Massa dan juga sekretaris Badan Komunikasi Partai. “Dulu saja dengan tampilan sederhana, website ini ditahbiskan sebagai website par­tai terbaik oleh sebuah koran terkemuka di Indonesia,” sambungnya.

Bagi Gerindra sendiri, internet (baca: website resmi) bukan sekedar membina hubungan baik (relationship) antara partai dengan anggotanya, tetapi juga hubungan baik antara wakil rakyat yang duduk di parlemen dengan pemilih (konstituen)­nya, termasuk dengan masyarakat umum yang ingin mengetahui segala kegiatan partai.

“Semua sejalan dengan sasaran public relation partai yang umumnya membangun dan menciptakan hubun­gan yang langgeng dengan semua pihak” tandas Asrian sembari mengabarkan bahwa “tamu” yang berkunjung ke website Gerindra ini sekitar 2.000 hit per hari. t aGt

ANAK-ANAK dari Kampung Be­ting, Jakarta utara, itu terampil me­nyanyikan lagu­lagu rohani dengan wajah ceria di hadapan undangan dan petinggi Partai Gerindra dalam acara Natal Bersama Partai Gerin­dra di Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta, pertengahan Januari lalu. Padahal, anak­anak yang kebanya­kan pendatang itu tak mengenal pendidikan, karena hidup tanpa do­kumen resmi. Mereka juga terbiasa dengan kehidupan keras ibukota. Kampung Beting pun sering diberi stigma “Kampung Penjual Bayi,” ka­rena banyak ibu­ibu hamil yang tak sanggup membayar biaya persali nan, lalu menjual bayi mereka, meski ma­sih berada dalam kandu ngan.

Namun berkat ketulusan Ibu Ani Hashim Djojohadikusumo,

anak­anak itu memiliki kesempatan untuk tampil di hadapan para un­dangan, yang sama­sama merayakan Natal dengan tema “Kasih Karunia Allah telah Nyata”. Anak­anak bi­naan istri dari pendiri Partai Gerin­dra Hashim Djojohadikusumo itu pun dinamakan “Anak­Anak Bina­an Mandiri Komunitas Kampung Beting”.

Suasana Natal yang berlang sung meriah meski di musim hujan itu, dihadiri oleh simpatisan partai ber­sama keluarga dan handai taulan. Pendeta Nus Reimas mengajak se­luruh jemaat Partai Gerindra agar menjalani hidup dengan penuh ke­jujuran dan menjadikan Gerindra partai yang berbeda.

Kegiatan Natal Bersama seluruh warga Partai Gerindra itu memang

terasa berbeda. Sebab, salah satu pe­nyelenggaranya adalah KIRA (Kris­ten Indonesia Raya), sayap partai, para pemeluk Kristen yang hanya ada di Gerindra. Menurut Ketua Dewan Pembina KIRA Ha shim Djojohadikusomo, sayap partai yang menaungi penganut Kristen hanya Gerindra, yang juga punya sayap untuk Hindhu dan Budha. Hal ini menunjukkan bahwa Gerindra memang ingin berbeda, bukan untuk mengkotak­kotakan simpatisan berdasarkan agama dan keyakinan. Dan KIRA sudah empat kali menyelenggarakan Natal Ber­sama. Mengapa demikian? “Karena Gerindra partai nasionalis dan pan­casilais. tidak mudah saat ini me­nyatakan sebagai partai pancasilais,” kata Hashim dalamnya.

Namun justru dalam situasi saat ini, di mana banyak partai tidak memiliki ideologi yang jelas, justru dibutuhkan partai yang benar­benar mengusung ideologi Pancasila. Ke­tika masyarakat sudah melupakan bahkan meninggalkan Pancasila, Gerindra dengan penuh kesadaran kembali merekatkan dan memper­kuat nilai­nilai Pancasila.

Sebab, akibat dari ditinggalkan­nya nilai­nilai dan semangat Pan­casila itu, justru banyak kasus yang mencuat yang belum diselesaikan oleh pemerintah. Hashim mencatat beberapa contoh, seperti penutupan Gereja Yasmin oleh Pemkot Bogor, Jawa Barat. Padahal, hukum jelas berpihak kepada jemaat agar diper­bolehkan untuk beribadah di sana. “Ini penegakkan hukum belum di­jalankan,” tegasnya. Padahal, ketika dilantik dulu, pemerintah sudah membuat janji akan mengedepan­kan penegakkan hukum.

Karena itu, Hashim pun me­ngajak kader dan simpatisan Gerin­dra untuk mencari pemimpin yang benar­benar mau menegakkan hu­kum. “Kalau Prabowo nanti jadi presiden maka akan perintahkan Kapolri dan Jaksa Agung agar tidak ada lagi penutupan gereja. Begitu juga dengan tempat ibadah lain. Prabowo akan perintahkan agar ti­dak boleh ada penutupan masjid atau vihara,” ujarnya.

Sebab bagaimanapun, menutup tempat ibadah tanpa alasan yang je­las merupakan pelanggaran hak asa­si manusia. Hak orang untuk beri­

badah dan menemui tuhan mereka menjadi dipersulit. Itulah sebabnya, Gerindra tidak akan menoleransi se­tiap aksi penutupan rumah ibadah.

Kasus lain yang mencuat akibat ditinggalkannya nilai­nilai Pancasi­la adalah maraknya kasus korupsi. Kasus yang melilit mantan Ben­dahara umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, misalnya, masih terus saja menjadi bahan pembicaraan dan kasusnya pun me­mang masih berlangsung.

Kemudian tidak ketinggalan pula dari pihak DPR. Setelah mere­ka gagal membangun gedung baru, kini mereka akan merenovasi toilet dan ruang sidang Badan Anggaran. “Jadi perjuangan Gerindra belum selesai, meski kita sudah berha­sil menggagalkan pembangunan gedung baru DPR,” tambahnya. Dulu, Gerindra partai yang kesepi­an saat memperjuangkan pembata­lan rencana pembangunan gedung baru. Namun, sekarang justru se­mua partai ikut langkah Gerindra, yakni menolaknya.

Begitu juga kunjungan ke luar negeri, Gerindra sampai sekarang konsisten menolaknya. Sebab, ter­kadang negara yang dikunjungi tidak relevan dengan kepentingan anggota DPR. Seperti ketika Badan Kehormatan DPR mengunjungi Yunani beberapa waktu silam. Pa­dahal, kata Hashim, Yunani ada­lah negara yang keuangannya kini, menurut data Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF), lebih buruk dari Indonesia. t

Jemaat Kristen yang ada di Partai Gerindra harus berani tampil beda. Sebagai partai nasionalis dan pancasilais, Gerindra siap melindungi kaum minoritas.

oleh Iman FIrdaus

Natal warga Gerindra

08 : indonEsiaEdisi 10/tahun ii/FEBruari 2012

Fraksi Partai Gerindra di DPR menilai ruang rapat Badan Anggaran (Banggar) DPR RI tidak sepantasnya dibuat mewah dan megah. Siapa yang harus bertanggungjawab?

oleh Iman FIrdaus

Saling Tuding ruang banGGarBeLuM berlalu dari ingatan masyarakat mengenai rencana DPR membangun gedung baru senilai lebih dari Rp1 triliun, diam­diam kini sudah hampir rampung dibangun ruang Badan Anggaran (Banggar) baru senilai Rp20 miliar. Renovasi berjalan mulus hingga sele­sai, sebab dilaksanakan pada reses, Desem­ber lalu. Masalahnya baru gonjang­ganjing setelah diketahui bahwa biaya yang digelon­torkan untuk renovasi itu sungguh fantastis, mencengangkan, dan sangat wah. Biaya untuk me ngadaan kursi saja mencapai Rp4 miliar, lalu biaya karpet Rp1,3 miliar, lampu senilai Rp250 juta. Belum lagi biaya untuk televisi layar lebar, dan aksesori lainnya.

Maka, tidak heran bila banyak kalangan mempersoalkan biaya renovasi ini yang telah mengoyak rasa keadilan masyarakat itu. Rasa ketidakadilan ini bukan hanya dirasakan oleh masyarakat umum di luar sana yang masih tinggal di gubuk reyot atau sedang belajar di ruang kelas yang rongsok, sewaktu­waktu bisa mengancam jiwa guru dan murid, namun juga (mungkin) menimbulkan kecemburuan untuk anggota badan kelengkapan DPR lain­nya yang menempati ruang rapat tak seme­wah ruang rapat Banggar.

“Statusnya (Banggar­red) adalah alat kelengkapan dewan, ada standarnya. Ini diskriminasi,” tutur Ketua BAKN (Badan Akuntabilitas dan Keuangan Negara) yang juga Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muza­ni. Menurut anggota Komisi I DPR RI yang ruang rapatnya berseberangan dengan ruang rapat Banggar ini, perlengkapan ruang rapat Banggar terlalu istimewa. Apalagi dilengka­pi perlengkapan tata suara dan cahaya yang terlalu canggih untuk keperluan rapat kerja. “Kalau kursi dan mikrofon, ada standarnya. Banggar ingin lebih istimewa dengan ruangan lebih dari itu, menurut saya, tidak fair diban­dingkan ruangan lainnya,” tutur Muzani.

Padahal, dalam kondisi masyarakat yang masih belum sejahtera ­­ seperti kondisi para petani kita yang sedang menghadapi harga pu­puk melambung tinggi, karena dipermainkan spekulan – apalagi Harga eceran tertinggi (Het) pupuk telah dinaikkan dari Rp1.600 menjadi Rp1.800 per kilogram. Ironisnya, ke­naikan harga pupuk itu diputuskan oleh pe­merintah dan Badan Anggaran di ruang yang nyaman, ruangan yang mendapat fasilitas su­per mewah dengan lampu dan kursi impor. Sementara nun jauh di sana petani sedang meradang karena kesulitan menjual produk pertaniannya karena kalah bersaing dengan produk pertanian impor.

Karena itu, Gerindra bukan hanya memprotes tapi juga mengingatkan Ketua DPR yang juga Ketua BuRt Marzuki Alie untuk tidak lepas tanggungjawab, apalagi melempar tanggungjawab ke Sekretatsi Jen­deral DPR. “Marzuki tidak bisa lepas tangan dan me ngalihkan tanggung jawab, karena meneken. Bahwa dia lupa atau terselip mung­kin, tapi tetap saja Pak Marzuki sebagai Ketua BuRt harus bertanggungjawab,” ujar Muza­ni.

Sebab, setiap proyek di DPR direncanakan BuRt. Sebagai ketua BuRt, Marzuki tentu punya peran penting dalam proyek­proyek di DPR tersebut. “Setahu saya tidak ada satu proyek pun di kompleks DPR, termasuk pe­rumahan DPR di Kalibata, yang tidak men­dapat persetujuan BuRt. Semua kebutuhan, baik modal rutin atau barang, di DPR harus lewat BuRt,” lanjutnya.

Marzuki Alie sebelumnya mengaku tak tahu­menahu menyangkut renovasi ruang Banggar DPR. Ia menyatakan kaget dan langsung mengancam untuk memecat Sekjen DPR dengan mengeluarkan surat peringatan keras. “Saya kecolongan. Saya sudah minta Ibu Sekjen untuk melaporkan, tapi tidak dila­

kukan,” tutur Marzuki.tapi benarkah Ketua BuRt dan Banggar

tidak tahu? Sekjen DPR Nining Indra Saleh justru menuding pesanan renovasi ruang Banggar berasal dari Ketua Banggar Melchias Markus Mekeng. Bahkan, ada rapat yang di­lakukan oleh Banggar dan BuRt soal rencana renovasi.

Wakil Ketua DPR Pramono Anung de­ngan tegas mengatakan, renovasi tidak bisa dilakukan tanpa persetujuan BuRt dan Banggar. Pramono menduga ada permainan oknum Banggar dan BuRt dalam proyek ini. Sebab, proyek sebesar Rp20 miliar tak bisa dijalankan langsung oleh Setjen DPR tanpa lebih dulu disepakati di Banggar dan BuRt. “Saya mencurigai tidak mungkin proyek ini

dijalankan tanpa ada kesepakatan di BuRt. Namanya kesekjenan hanya operator. Mung­kin ada tangan­tangan yang harus dicari,” kata politisi dari PDI Perjuangan ini.

Apa yang disampaikan Pramono cukup masuk akal, sebab semua proyek di DPR me­mang harus melalui alat kelengkapan, ya kni BuRt dan Banggar. Sekjen hanya men­jalankan saja. Bahkan, menurut Wakil Ketua BuRt Pius Lustrilanang (dari Fraksi Partai Gerindra), keputusan BuRt adalah kepu­tusan berjenjang dan diketahui seluruh ang­gota dewan. “Saya ingin mengatakan bahwa proses penyusunan dan penetapan anggaran DPR dilakukan berjenjang, mulai dari BuRt bersama Setjen, Badan Anggaran bersama pemerintah, dan terakhir disahkan dalam ra­pat paripurna yang disetujui semua anggota DPR,” katanya. Dalam rapat internal partai Gerindra Pius mengaku, tidak menerima se­peserpun uang dari proyek ini.

Nah, untuk menepis kesimpangsiuran, maka aparatur penegak hukumlah yang harus bertindak. tidak mungkin proyek ada, kalau tidak ada yang mengusulkan. t

Badan Kehormatan (BK) DPR RI akhirnya bertindak dengan memanggil semua pihak yang terlibat dalam proyek renovasi ruang rapat Banggar. Setelah memanggil Sekjen DPR Nining Indra Saleh, juga minta keterangan tiga kontraktor, yakni Pt Gubah Laras (kontraktor perencana), Pt Jagat Semesta (kontraktor pengawas), dan Pt Pembangunan Perumahan (kontraktor pelaksana), BK kemudian memerintahkan Sekjen untuk mengganti seluruh peralatan mewah yang ada di ruang Banggar, yakni kursi buatan Jerman seharga Rp24 juta per buah, karpet asal Amerika Serikat senilai Rp1, 3 miliar, serta tV layar lebar dan lampu – yang juga produk luar negeri ­­ dengan produk dalam negeri.

“Peralatan mewahnya harus diganti oleh produksi dalam negeri dengan kualita bagus,“ ujar Ketua BK Muhammad Prakosa. Sementara, mekanisme penggantian akan dibicarakan kemudian. Namun, kata Prakosa, dengan mengganti seluruh peralatan mewah maka akan terjadi penghematan yang lumayan besar.

Kemudian BK juga meralat keputusan BuRt yang menyatakan, ruang Banggar yang baru akan menjadi acuan ruang lain. “Seluruh keputusan Banggar dan BuRt dalam soal renovasi ruang Banggar harus dikoreksi,” ungkap Prakosa, lebih lanjut, “Namun, BK tidak akan menjatuhkan sanksi kepada anggota dewan yang sudah mengusulkan renovasi tersebut.” t

Peralatan mewah ruang Banggar harus diganti

Foto IstImeWa

Edisi 10/tahun ii/FEBruari 2012WaWanCara : 09

Pira, untuk Pemberdayaan Perempuan indonesia

dr. sumarjati arjoso

DR. SuMARJAtI Arjoso, SKM, Ketua Pim­pinan Pusat (PP) Perempuan Indonesia Raya (PIRA) adalah pribadi yang sudah banyak bergelut dengan bermacam kehidupan. Ia pernah menjadi dokter dan penyuluh keseha­tan, sehingga membuatnya mengenal dan ter­biasa dengan kehidupan bersahaja masyarakat bawah. Dan sebagai anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra periode 2009­2014, Sumar­jati menjadi bagian elit politik yang ikut me­nentukan arah langkah bangsa Indonesia.

Di Komisi XI DPR RI ­­ yang membida­ngi Keuangan, Perencanaan Pembangunan Nasional, Perbankan, Lembaga Keuangan Bukan Bank ­­ Sumarjati dikenal sebagai ang­gota yang cukup keras dan vokal. terutama untuk menyuarakan keseimbangan anggaran negara dan persoalan penggunaan kekayaan negara.

Lantas, seperti apakah pemikirannya se­putar PIRA? Apakah yang akan dilakukan­nya untuk mendukung pemenangan Partai Gerindra pada Pemilu 2014 nanti? Kepada M. Budiono, wartawan gema Indonesia Raya (GIR), usai pelantikan PP PIRA, Sabtu (21/1) di Kantor PP PIRA, Jl. Harsono RM, Ragu­nan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sumarjati Arjoso memberi jawaban terhadap berbagai pertanyaan tersebut.

bagaimana perjalanan Perempuan indo-nesia raya (Pira) dari lahirnya hingga sekarang?

PIRA lahir pada Oktober 2008 dengan tujuan mengumpulkan potensi perempuan untuk mendukung dan memenangkan Partai Gerindra pada Pemilu 2009. Namun, karena baru lahir, kegiatan PIRA belum bisa meluas, seperti diharapkan dan belum berjalan secara nasional. Saat itu, kita melihat pada pemili­

han legislatif perolehan kita memang kecil. tapi, saat pemilihan Presiden sesungguhnya raihan suara Bu Mega banyak didukung oleh suara Prabowo, dan itu membuat suara Mega­pro jadi lebih besar dari Jusuf Kalla. Ini harus diakui, salah satunya karena banyak perempu­an yang mendukung.

Sejak itu kita terus berkembang. Kini PIRA sudah ada di 25 provinsi, dan dalam waktu dekat, kita ingin PIRA terus berkem­bang sehingga ada di 33 provinsi. Selain dari 25 provinsi, sesungguhnya PIRA sudah ada di tingkat kabupaten dan kotanya, meski diting­kat provinsinya belum. Jadi, untuk sementara kita menerbitkan surat keputusan bagi PIRA kabupaten­kota, padahal seharusnya SK itu diterbitkan PIRA Provinsi.

apa saja yang telah diperbuat oleh Pira?PIRA sudah melakukan berbagai kegia­

tan, seperti advokasi dan koperasi, itu dilaku­kan dalam rangka pemberdayaan perempuan. Dan, juga mendekatkan serta menarik sim­pati perempuan. Juga agar kaum perempuan sadar bahwa mereka bisa berdaya dan bisa menentukan. Perempuan juga bisa berpolitik, de ngan begitu mereka diharapkan akan me­milih Gerindra.

Seperti apa tantangan dan peluang Pira-ke depan?

Sebenarnya banyak tantangan dan ham­batan, namun ada juga peluang yang bisa diraih PIRA. tantangannya seperti diketahui, belum semua perempuan Indonesia itu berda­ya, kebanyakan pendidikannya rendah, masih perlu disadarkan dan dicerdaskan. Inilah tu­gas PIRA untuk kaum perempuan Indonesia. tetapi, harus diakui pula bahwa pendidikan politik di Indonesia memang rendah. Buk­

tinya di banyak Pilkada, orang yang terpilih belum tentu yang terbagus. Jadi, kita juga ha­rus melakukan pendidikan bagi masyarakat, supaya mereka yang masih buta politik, buta wirausaha, bisa segera dientaskan. Itu tanta­ngan besar bagi PIRA.

Strategi apa yang dilakukan Pira untuk mendekatkan diri dengan masyarakat

Pertama, PIRA harus ada dan berdiri di seluruh daerah. Pengurus PIRA haruslah orang­orang yang berkualitas, yang bisa me­negakkan kehidupan berbangsa, dan mengerti permasalahan daerah. Bisa mendekatkan diri ke masyarakat, tidak boleh sombong, dan ti­dak boleh merasa lebih tinggi. Serta mengerti bagaimana cara merangkul masyarakat. Kalau perlu kita kasih permodalan, kita bantu untuk pemberdayaan mereka.

Contoh, PIRA di Kabupaten Pati, Jawa tengah, dikasih modal Rp30 juta dan kini su­dah berkembang menjadi Rp50 juta. Artinya, upaya­upaya seperti ini harus dikembangkan. Kalau semua orang di PIRA mau mengem­bangkan, bukan mustahil, simpati ke PIRA pasti akan semakin bagus. ujung­ujungnya ke Gerindra juga akan semakin bagus. Kalau ke Gerindra bagus, mereka pasti akan mencari tahu manifesto perjuangan Gerindra, terma­suk mencari tahu soal ekonomi kerakyatan, dan semua itu baru bisa dicapai kalau kita mau berusaha.

bagaimana kesiapan Pira menghadapi Pemilu 2014

Kami sedang berusaha agar seluruh pe­ngurus PIRA adalah orang yang aktif, cerdas, berpendidikan dan mengerti apa itu partai, dan apa itu politik. Kita juga melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk

memberikan pendidikan politik, walaupun kita sudah memiliki kader­kader yang cerdas, serta mengerti tentang politik.

untuk mencapai target 30% perempuan di parlemen, harus ada 30% perempuan yang menjadi caleg nomor satu. Sementara yang terjadi selama ini, perempuan memang di­beri kesempatan 30% di pengurus partai dan anggota DPR. Kenyataannya, menurut data, perempuan yang nomor satu baru 18,8% dan di Gerindra sudah 28,9%. Jadi yang penting adalah nomor satunya. Selama ini yang 30% baru jumlah kaum perempuannya, bukan no­mor satunya. Ke depan, perempuan yang jadi nomor satu minimal harus 30%. Kita siap menyediakan 30% perempuan yang memiliki modal, otak, lingkungan sosial, juga uang.

berapa besar kontribusi Pira yang akan diberikan bagi pemenangan Gerindra

Minimal 30%, sesuai jumlah perempuan yang dibutuhkan. tapi kalau bisa 40% sam­pai 50%. Kita berharap paling sedikit keten­tuan 30% di parlemen bisa dicapai.

Pesan apa yang ingin ibu sampaikan ke-pada seluruh anggota Pira?

Marilah melakukan instrospeksi, apa saja kekurangan yang masih ada pada diri kita. Dulu sudah jadi caleg tapi tidak terpilih, itu kenapa? Kalau sudah intropeksi diri, kemudi­an apa yang harus ditingkatkan. Kemampuan bicara, pergaulan sosial, kemampuan mencer­daskan orang lain, itu harus dimiliki oleh ang­gota PIRA. Lalu terjunlah ke tengah masya­rakat, untuk turut mencerdaskan kehidupan masyarakat, tujuannya agar bisa menang pada pileg dan akhirnya juga memenangkan pil­pres. t

Foto mustaFa kemal

10 : GEma daErah

dPd GerIndra nusa tenGGara Barat

kota PaYakumBuh, sumatera Barat

nusa tenGGara tImur

Pelantikan Pengurus DPD Partai Gerindra nTT

Sosialisi Empat Pilar Dengan TiDar

Gerindra bantu Kegiatan Keagamaan

Foto

do

k. d

Pd

Ge

rIn

dr

a P

ar

taI

Ge

rIn

dr

a n

ttFo

to d

ok

. d

Pd

Ge

rIn

dr

a n

us

a t

en

GG

ar

a B

ar

atFo

to d

ok

. dP

c G

er

Ind

ra

ko

ta PaYa

ku

mB

uh

Edisi 10/tahun ii/FEBruari 2012

KePeDuLIAN Partai Gerindra terhadap masyarakat, tidak memandang suku, ras dan agama. Semua kelompok, apalagi yang mem­butuhkan bantuan, bisa saja mendapat per­tolongan dari Gerindra. Seperti yang ditun­jukkan DPC Gerindra Kota Payakumbuh, Sumatera Barat.

Selama satu minggu, pada awal Januari lalu, DPC Partai Gerindra Kota Payakumbuh menyalurkan bantuan berupa kambing dan juga dalam bentuk uang untuk kegiatan ke­agamaan di beberapa tempat ibadah di daerah itu.

Bantuan satu ekor kambing diberikan untuk acara khataman Al Quran di Mushalla An­Nur Kelurahan Bunian, Kecamatan Paya­kumbuh utara, dan masjid Ijtihad Kelurahan Padang Sikabu, Kecamatan Latina. Sedang­kan bantuan uang diberikan kepada Masjid Al­Falah Pakan Selasa, Kecamatan Payakum­buh timur.

Ketua DPC Partai Gerindra Kota Paya­kumbuh, H. Nusyirwan menjelaskan, bantu­

an yang diberikan itu bukan bagian dari ke­giatan kampanye partai. “Ini kegiatan dalam rangka sosialisasi kepengurusan DPC Partai Gerindra Kota Payakumbuh yang baru kepa­da masyarakat,” jelas Nusyirwan.

Menurut Nusyirwan, kepengurusan DPC Gerindra yang saat ini dipimpinnya bertekad memberikan yang terbaik pada masyarakat Payakumbuh. Dengan kegiatan tersebut, ia berharap akan ada masukan dan informa­si dari masyarakat, yang bermanfaat untuk memperbaiki Kota Payakumbuh.

Di mata masyarakat umum, kegiatan ini dinilai positif. Dt. Jamulie Sakato, salah seo­rang tokoh masyarakat Kelurahan Padang Sikabu Kecamatan Latina, misalnya, meni­lai kegiatan DPC Partai Gerindra ini patut diapresiasi.

“Partai politik tidak saja fokus pada du­nia politik, tapi juga berperan nyata untuk kepentingan masyarakat, seperti dilakukan Gerindra,” ujar Jamulie. t

PeMIMPIN adalah orang pilihan yang me­miliki berbagai kelebihan. Antara lain memi­liki integritas dan moralitas yang tinggi, jujur dan konsisten. Pemimpin berintegritas adalah pemimpin yang telah selesai dengan dirinya, telah selesai dengan semua kepentingan sem­pit. Ia mampu menyatukan perkataan dan perbuatan demi sebesar­besarnya kepenti ngan hajat hidup orang banyak. tak kalah penting, ia tahu batas, tahu kapan harus turun dari tahtanya.

Harus diakui cukup lama bangsa ini membutuhkan ketauladanan. Buktinya, men­cari pemimpin yang rela berkorban dan ikhlas memperjuangkan kepentingan rakyat, seperti mencari jarum di antara jerami. Beruntung, kesulitan itu sedikit tersibak. Di tengah luas­nya sawah dan tebalnya jerami kini muncul sosok yang di nanti­nanti oleh masyarakat. Dan itu ada pada sosok Prabowo Subianto, Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra.

Pernyataan itu disampaikan Ketua DPD Partai Gerindra Nusa tenggara Barat (NtB), Dr. KH. Lalu Abdul Muhyi Abidin, MA,

menjawab pertanyaan peserta sosialisasi 4 Pi­lar berbangsa dan bernegara. Para antara lain mempertanyakan, kredibilitas para pemimpin bangsa dan negara.

Sosialisasi 4 Pilar berbangsa itu dilaksa­nakan atas kerjasama antara anggota MPR RI dengan tunas Indonesia Raya (tIDAR) NtB di Gedung Juang 45 Lombok, bebera­pa waktu lalu. Selain Lalu Abdul Muhyi, juga hadir dan menjadi pembacara dalam kegiatan sosialisasi 4 Pilar itu adalah Ketua DPC Par­tai Gerindra Kabupaten Lombok timur, Drs. tGH. Zainul Mukhlis.

Menurut Lalu Abdul Muhyi, sosialisasi 4 Pilar dilakukan untuk mengembalikan ingat­an anak bangsa terhadap isi yang terkandung dalam pilar kebangasaan, yaitu: Pancasila, uuD NRI tahun 1945, NKRI dan Bhineka tunggal Ika. “Karena dalam konteks kekini­an 4 Pilar membutuhkan terjemahan yang dinamis, kontekstual dan menghadirkan ja­waban terhadap masalah­masalah yang mun­cul,” kata Lalu Abdul Muhyi. t

KetuA Dewan pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto, melantik Pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Nusa tenggara timur (Ntt) periode 2011­2015. Prosesi pelantikan berlangsung di Aula el tari Kupang, Sabtu (7/1). Hadir dalam acara tersebut, Gubernur Ntt Frans Lebu Raya, anggota DPR RI fraksi Partai Gerindra dan pengurus DPP Gerindra.

Dalam sambutannya, Prabowo mengatakan, Ge­rindra adalah partai yang anti korupsi, kolusi, dan ne­potisme. Karena itu, ia meminta kepada siapa saja agar segera melapor kepada pimpinan Partai Gerindra setem­pat jika ada kader partai yang terlibat KKN.

Bangsa Indonesia, menurut Prabowo, mengalami keterpurukan karena adanya kebohongan dan praktik manipulatif dalam penyampaian data dan informasi. Kenyataan itu makin memprihatinkan lantaran marak­nya dekadensi moral, yang membuat bangsa Indonesia menuju keterpurukan.

Karena itu, Prabowo mengharapkan, seluruh kom­ponen bangsa harus membuka mata dan telinga, hati dan pikiran untuk mencermati situasi saat ini. Jangan sampai terperosok lagi ke dalam kebohongan yang lain.

Selain melantik pengurus DPD Ntt, kehadiran Prabowo ke Kupang juga untuk mengikuti acara Natal bersama dan pelantikan Badan Pengurus Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) Ntt. t

: 11

kaBuPaten GoWa, sulaWesI selatan

dPc GerIndra PurBalInGGa

Membangun Struktur Partai Hingga ke Desa

Target Lima Kursi DPrD

Foto

do

k. d

Pc

Ge

rIn

dr

a P

ur

Ba

lIn

GG

a

Edisi 10/tahun ii/FEBruari 2012

PeRSIAPAN menuju kemenangan Partai Gerindra pada Pemilu 2014 terasa makin dekat. Dewan Pimpinan Ca­bang (DPC) Partai Gerindra Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, misalnya, tengah merampungkan pembentukan struktur hingga di tingkat desa. Dengan cara merekrut kader potensial yang memiliki pengaruh di desanya, serta sanggup membesar kan partai.

Dengan cara itu, DPC Partai Gerindra Kabupaten Gowa berharap bisa mendapatkan kader sebanyak 16.800 orang, dari 168 desa di 18 kecamatan, atau 100 orang per desa. target merekrut kader 100 orang per desa, menurut Ketua DPC Gerindra Gowa, Darmawangsyah Muin, harus bisa dicapai oleh pengurus inti. Caranya, terus bergerak di tingkat desa dan kecamatan, dan melakukan sosialisasi pro­gram partai secara intensif di masyarakat.

“Kami berharap, setiap kader turut melakukan sosi­alisasi program partai, agar masyarakat lebih mengenal Gerindra dengan baik,” kata Darmawangsyah menambah­kan.

Selain melanjutkan pembentukan struktur partai hing­ga ditingkat desa, menurut Darmawangsyah, pihaknya juga melakukan penyaringan bakal calon legislatif. Dengan cara itu diharapkan bakal calon legislatif yang didukung Gerindra akan turut melakukan sosialisasi dan menyiapkan diri dengan baik di daerah pemilihannya masing­masing.

“Bakal calon legislatif akan diberi pelatihan dan pem­bekalan strategi pemenangan pemilu,” kata Darmawang­syah lagi. t

DALAM rangka melaksanakan koordinasi antarpengurus, De­wan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Purbalingga melaksanakan Rapat Kerja Cabang (Rakercab). Kegiatan ini berlangsung di rumah makan Balai Apoeng Purbalingga, Rabu (30/11). Hadir dalam kesempatan Ketua DPD Partai Gerindra Jawa tengah H. Abdul Wachid, pengurus DPC Gerindra Ka­bupaten Purbalingga, serta pengurus PAC Partai Gerindra se­Kabupaten Purbalingga.

Menurut Ketua DPC Partai Gerindra Purbalingga Imam Purseto, Rakercab membahas langkah­langkah yang akan diambil selama persiapan menjelang Pemilu 2014. Ini penting,

karena Gerindra ingin mengusung dan memenangkan Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto sebagi Presiden.

Selain itu, kata Imam Purseto, pihaknya juga menargetkan lima kursi DPRD Kabupaten Purbalingga pada Pemilu 2014 nanti. Keinginan ini merupakan harapan besar, karena pada pemilu lalu, tidak ada satu pun caleg Gerindra yang bisa duduk di DPRD.

“target itu tidak mudah, tapi bisa dicapai. Karena itu kami mencoba mempersiapkannya sedini mungkin, agar apa yang menjadi keinginan kami bisa menjadi kenyataan”, kata Imam Purseto menambahkan. t

PP tunas IndonesIa raYa

Turnamen Sepak bola Piala Garuda iV

Foto-Foto dok. tIdar

diraih oleh Iqmal dari uNI Bandung, yang ber­hasil mencetak 9 (sembilan) gol selama kompetisi berlangsung. Sementara gelar pemain terbaik di­berikan kepada Renaldi dari tim SSB urakan.

Kepala Bidang Olahraga PP tIDAR Har­wendro Adityo berharap, pembinaan atlet sepak bola, seperti turnamen Piala Garuda, akan terus berjalan. Pemerintah dan PSSI sebagai induk olahraga sepakbola juga harus lebih peduli terha­dap pembinaan atlet sepakbola usia dini.

“Para pemain, apalagi atlet usia dini ja ngan sampai menjadi korban politisasi petinggi PSSI. Kerjasama antara tIDAR dan SSB urakan hen­daknya dapat terus berlanjut. Dengan harapan turnamen ini bisa makin besar dan jadi agenda nasional, tidak hanya terbatas se Jabodetabek atau Pulau Jawa saja”, kata Harwendro menam­bahkan.

turnamen sepakbola Piala Garuda meru­pakan salah satu agenda tahunan tIDAR dan Sekolah Sepak Bola urakan. Kompetisi ini dise­lenggarakan sebagai sarana pembinaan bagi at­let sepakbola berbakat di bawah usia 15 tahun. Sebagai penyelenggara turnamen Piala Garuda, tIDAR percaya sepakbola Indonesia bisa dibina sedini mungkin. Karena masa depan sepakbola Indonesia berawal dari pembinaan yang kokoh dan berkelanjutan. t

uNtuK keempat kalinya, dalam empat tahun berdirinya tunas Indonesia Raya (tIDAR), or­ganisasi sayap partai Gerindra, itu bekerjasama dengan Sekolah Sepak Bola (SSB) urakan meny­elenggarakan turnamen Sepakbola memperebut­kan Piala Garuda IV. Kali ini, kompetisi diikuti oleh 32 tim sepakbola terbaik se­Pulau Jawa, dan diselenggarakan di GOR Ciracas, Jakarta timur, sejak 20 Desember 2011 hingga 5 Januari 2012.

Setelah melakoni pertandingan yang berat, tropi Piala Garuda IV diraih tim Sekolah Sepak Bola (SSB) Bina taruna. Di final mereka menga­lahkan SSB urakan dengan skor akhir 2­1 yang menduduki runner up. Sedang juara ketiga dibo­yong Villa 2000, setelah mengalahkan JFA dengan skor akhir 4­0.

Dalam turnemen ini juga dipilih tim terbaik diberikan kepada Gemilang Blitar. Lalu, top scorer

12 : Ekonomi kErakyatanEdisi 10/tahun ii/FEBruari 2012

Pedagang pasar loak Kebayoran Lama sudah beberapa kali digusur. tapi terus tumbuh karena pelanggan tak berkurang. Pedagang loak memang unik.

oleh Iman FIrdaus

LAMPu-LAMPu bekas itu diser­vis kembali dengan cara membuka bagian dalamnya. Kabel yang putus disambungi, dan lampu pun kemba­li menyala. Bermodalkan alat solder, Wartana, pedagang lampu bekas di bawah jembatan layang (flyover) Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, itu berhasil menjual lampu­lampu yang sudah mati. Harganya tentu saja jauh lebih murah dari lampu yang dijual di toko. untuk menarik minat pelanggan, Wartana menulis pengumuman di atas lapaknya: Me­nerima servis lampu, dan jual beli. Ya, lampu yang dijualnya berasal dari barang rongsokan.

tak jauh dari lapak Wartana terdapat pedagang kaset, handpho-ne (HP) bekas, dan alas kaki bekas. Kaset wayang kulit dengan dalang Ki Narto Sabdo (yang sudah lama meninggal), kaset utha Likumahu­wa, hingga guyonan khas Surabaya dapat dijumpai di sana. Padahal saat ini, pemutar kasetnya pun sudah ja­rang dipakai orang. tapi, menurut pedagang kaset Jhony, tetap saja ada orang yang membeli. “Mereka ko­lektor atau orang yang iseng ingin mendengar kaset lama,“ katanya.

Begitu juga dengan sepatu dan tas bekas. Rupanya, meski sudah menjadi rongsokan tetap saja ada peminatnya. untuk sepatu bekas, biasanya para pegawai bangunan yang butuh alas kaki saat bekerja. Sedangkan untuk tas dan perhiasan

lain, biasanya masyarakat dari kelas bawah yang tidak mampu membeli yang baru di toko. tidak heran bila di pasar ini tak jarang dijumpai para pengamen yang sedang memilih tas, gelang, kalung hingga jam ta­ngan bekas. Dengan harga Rp5.000 hingga Rp20.000 mereka sudah bisa membawa pulang barang­barang bekas, namun layak pakai.

telepon genggam rongsokan pun masih laku dijual. Di pasar loak ini ditemui pedagang yang menjual HP rongsokan, bahkan hingga ba­terai dan layarnya sudah terlepas. untuk HP yang sudah mati, para pedagang biasanya membongkar dan mengambil bagian­bagian yang masih bisa digunakan, seperti ba­terainya, atau body­nya saja. Bera­pa harga baterai HP bekas? “Abang mau bayar berapa?” tanya sang pe­dagang. Saat disebut angka Rp3.000 dia pun setuju.

Sepintas, tidak akan ada yang berminat pada HP rongsokan. tapi jangan salah, justru HP rongsok­an tidak kekurangan pelanggan. Jamal, lelaki yang sedang kursus memperbaiki HP sengaja datang ke pasar loak ini untuk membo­rong beberapa HP bekas. “Kan tidak mungkin untuk praktik saya beli yang baru,“ kilahnya. Begitu juga dengan Oni triono, bahkan sampai bertanya kepada komuni­tas jual beli online, Kaskus, tempat pasar loak penjual HP bekas. “un­

tuk praktik,“ tulisnya.Pasar loak Kebayoran Lama ter­

bagi dalam beberapa kawasan. un­tuk kawasan di bawah jalan layang lebih banyak menjual barang bekas campuran, mulai dari HP, barang elektronik, buku, hingga kaset dan barang antik. Di seberang jalan la­yang, tepatnya di tepi rel kereta ditemui para pedagang sepatu, san­dal, pakaian, helm, kipas angin dan blender. Khusus untuk pakaian, di sana pun terdapat khusus tukang jahit yang akan memermak bila pakaian yang kita beli terlalu besar atau terlalu kecil.

Di sebelah rel kereta, tepatnya di jalur yang menuju kearah pasar Ke­bayoran Lama berjejer penjual cela­na dan jaket bekas. uniknya, semua celana dijual dengan harga seragam, yakni Rp20.000. Ini adalah celana impor dengan model dan gaya yang tidak ketinggalan zaman. Begitu pula dengan jaket dan baju hangat, dipajang dengan cara digantung.

Sedangkan bagi penggemar se­peda, ada dua lokasi yakni di dekat jembatan layang dan satu lagi di sisi rel kereta. Khusus yang berada di tepi rel, sepeda bisa dirakit sen­diri dan di situ juga dijual akse­soris terbaru. Setiap hari Sabtu dan Minggu, pasar ini selalu dipadati pengunjung, meski dalam suasana berdesakan dan semrawut. Pada hari libur nasional pun mereka te­tap menggelar dagangannya, kecua­

li Lebaran karena banyak pedagang yang pulang kampung.

Keberadaan pedang pasar loak di Kebayoran Lama boleh dibilang salah satu bentuk perjalanan masya­rakat Jakarta dalam mencari sesuap nasi. Mulanya, mereka berjualan di taman Puring, Jl Gandaria, Jakarta Selatan, namun bukan yang bera­da di dalam kios. tapi, mereka ini menyewa tempat atau lahan di te­ngah taman seluas 5400 meter, dan lokasi ini termasuk kawasan hijau ibukota.

Pada pertengahan 1997, keti­ka terjadi krisis moneter, Walikota Jakarta Selatan sengaja menyedia­kan sejumlah tenda sementara di sana bagi warga terkena PHK un­tuk berjualan. Izin berdagang di sana hanya sementara dan dibatasi. Pedagang hanya boleh berjualan di setiap hari Sabtu dan Minggu, sehingga disebut Pasar tunggu (Sabtu­Minggu).

Namun, akhir 1998, seluruh taman yang tadinya masih hijau royo­royo menghilang. Karena, se­kitar 400 kios telah menutupi are­al taman tersebut. Dengan alasan itu, pada Sabtu 8 Januari 1999,

gang yang menempati kios­kios di Pasar taman Puring tak termasuk yang digusur.

Nah, pedagang yang berada di bawah jembatan layang sebenarnya datang kemudian, karena tidak ter­tampung di tepi rel. tapi sekarang yang berada di bawah jembatan la­yang itu paling ramai, karena lokasi­nya lebih mudah dijangkau dan ada tempat parkir motor.

Namun karena jembatan layang, lagi­lagi bukan kawasan untuk ber­dagang, maka para pedagang pun sempat digusur beberapa kali. terak­hir pada 2010 silam, Pemda Jakarta Selatan menggusur setidak nya 75 pedang loak di sana. Alasan Pemda, karena di sana akan dijadikan ruang terbuka hijau. untuk beberapa hari para pedagang memang menying­kir, dan kolong jembatan pun tam­pak lengang. Namun lara ngan itu ibaratnya hangat­hangat tahi ayam, sebab beberapa hari kemudian para pedagang kembali menggelar da­gangannya di lokasi itu.

Agaknya sulit untuk menggusur para pedagang ini, soalnya ada kai­tan emosional yang kuat antara pe­dagang dan pembeli. Para pedagang

Yang bekas, Yang Diburu

Pemda Jakarta Selatan melakukan pembongkaran paksa. Ratusan pe­dagang di taman Puring harus menempati lokasi baru yang telah disediakan, yang tak lain di tepi rel kereta api, dekat stasiun kereta api Kebayoran Lama. Sementara peda­

bisa mengirimkan pesan singkat atau menelepon kepada pelanggan yang isinya, antara lain: agar mem­beri kabar bila menemukan barang yang sedang diburu. Kalau sudah begini, pengunjung pun akan kem­bali mendatangi lokasi itu. t

: 13Edisi 10/tahun ii/FEBruari 2012

ekonomi kerakyatan sudah bisa terbangun hanya dengan modal yang relatif kecil. Salah satunya beternak bebek, seperti yang terdapat di Serang, Banten, yang sudah mampu menghidupi diri dan keluarganya.

oleh m. BudIono

DI salah satu sudut kampung Sapiah Rt 2 Rw 13, Pakupatan, Kelurahan Penancangan, Ke­camatan Cipocok Jaya Kota Serang, Banten, terdapat usaha peternakan bebek yang tergo­long sukses. Kampung nan asri yang terletak sekitar 300 meter di belakang terminal Kota Serang, para peternak bebek bergabung dalam sebuah wadah yang disebut Kelompok tani usaha Mandiri.

Para peternak bebek yang saling bahu membahu merawat dan membesarkan ter­nak bebek itu, ternyata mendapat ternak tersebut dari Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Banten, tabrani Syabirin, Lc., MA. Ceritanya, pada November 2011, masyarakat kampung Sapiah yang kebanyakan simpatisan

Mandiri akan memperoleh penghasilan sebe­sar Rp240.000. Apalagi kalau mereka mau memrosesnya menjadi telur asin, maka sudah tentu penghasilan yang bakal mereka peroleh lebih besar lagi.

Sumbangan bebek dari tabrani itu, menurut Ajad Sudrajat, St., kordinator peter­nak bebek yang juga Sekretaris Dewan Pim­pinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kota Serang, membuat masyarakat bersemangat dalam beternak bebek. Para peternak yang sebelumnya memelihara bebek dalam jum­lah kecil, 10­20 ekor, kini memilih mengga­bungkan bebek mereka di satu lokasi, yaitu tempat bebek bantuan itu dipelihara.

untuk memenuhi asupan pakannya, para

Di lingkungan Partai Gerindra Provin­si Banten, usaha yang dikembangkan Ajad dan teman­teman itu juga bisa ditemukan di daerah lain. Di Kabupaten Serang misalnya, ter dapat seorang peternak bernama Dharma (37). Seperti juga peternak lainnya, Dharma (Agustus 2011) mendapat bantuan doc bebek dari tabrani sebanyak 300 ekor. Dan, saat ini, ia sudah menuai hasilnya. Setiap hari, Dhar­ma meraup hasil sekitar Rp50 ribu, suatu angka yang lumayan untuk menjamin kehi­dupannya.

tapi, Dharma bukan mengandalkan hasil telur bebek piaraannya, namun menjualnya dalam bentuk pedaging. untuk menjamin kesinambungan usahanya, sebagai penjual daging bebek, Dharma melakukan pengem­bangbiakan dengan cara penetasan telur. Dan, juga juga membagikan doc bebek kepada para kader Gerindra yang ada disekitar tempat tinggalnya.

“Saya telah merasakan hasil dari beternak bebek, karena itu saya juga ingin membagi­kannya kepada orang lain, agar mereka juga untuk pengadaan bebek­bebek itu, se­

lain menggunakan dana pribadi, tabrani juga menjalin kerjasama dengan dinas terkait, dalam program bantuan kepada masyarakat. ter utama, untuk meningkatkan dan mem­perbaiki ekonomi masyarakat, yang dikenal pula dengan upaya pengentasan kemiskinan.

Apa yang dilakukan oleh tabrani ini ada­lah satu bentuk komitmennya pada konstitu­ennya. Soalnya, pada pemilu 2009, tabrani yang diusung Partai Gerindra dalam kampa­nye memang mengusung janji untuk perbai­kan ekonomi rakyat. Karena itulah, setelah terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Banten, ia berusaha merealisasikan janji­janji kampanye Partai Gerindra itu.

“Sebenarnya janji itu baru berlaku kalau Gerindra memenangkan pemilu 2009. tapi masyarakat tidak mau tahu persoalan terse­but, yang penting karena kita pernah men­janjikan kesejahteraan, maka mereka pun me­nagih janji yang pernah kita ucapkan”, kata tabrani.

Hingga saat ini, bantuan ternak bebek dari tabrani ini sudah menjamah beberapa kecamatan. Antara lain, Kecamatan Cipocok Jaya, Cikande, dan Baros. Ke depan, tabrani akan terus memperluas jangkauan usaha ter­sebut, baik menggunakan dana pribadi mau­pun bantuan pemerintah daerah.

Cara pengentasan kemiskinan dan pe­ngangguran seperti itu, menurut tabrani, cukup efektif. Karena melalui upaya tersebut, masyarakat langsung terlibat, mulai dari pe­rencanaan sampai pengembangan usahanya. Apalagi dana yang dibutuhkan relatif kecil, tidak sampai ratusan juta.

“Ini membuktikan bahwa membangun ekonomi rakyat itu bukan persoalan yang sulit. tinggal bagaimana kemauan peme­rintah dalam mengentaskan kemiskinan dan pe ngangguran masyarakatnya. Apalagi dana yang dibutuhkannya pun tidak terlalu besar”, ujar tabrani lagi.

Karena itu, tabrani berharap, metode pembangunan ekonomi masyarakat yang dia lakukan bisa mengiilhami Gerindra ataupun pemerintah. Kalau gerakan seperti itu dilaku­kan secara bersama­sama, tentu hasilnya bisa lebih cepat terlihat, pengangguran dan kemis­kinan yang saat ini banyak ditemukan di te­ngah masyarakat pun bisa cepat teratasi. t

usaha bebek berbasis Modal Cekak

Partai Gerindra mendapat bantuan 300 ekor bebek dara, yang berusia sekitar 3 bulan. Ka­lau dinilai dengan uang, bantuan dari tabrani itu ditaksir kira­kira Rp9 juta (setiap satu ekor bebek harganya Rp30.000).

Oleh para peternak kemudian menjadi­kan unggas ini sebagai bebek petelur. ternya­ta, akhir Januari lalu, bebek­bebek itu mulai menghasilkan. Bila semua bebek itu bisa bertelur, diperkirakan setiap hari bisa meng­hasilkan sekitar 200 butir telur. Kalau har­ga telur bebek ditingkat peternak mencapai Rp1.200 per butir, maka setiap hari peternak yang tergabung dalam Kelompok tani usaha

peternak sering mencari makanan bebek yang ada di sekitar wilayah mereka. Salah satunya adalah keong emas ­­ sejenis binatang peng­ganggu tanaman padi yang banyak ditemukan di sawah. Bahkan, upaya mencari keong emas itu kini melibatkan anak­anak. Dan, kepada anak­anak ini, peternak memberikan uang sekedarnya, sebagai pengganti uang lelah.

“Kami akan terus mengembangkan usaha ini. Sebagian di jual dalam bentuk telur, seba­gian lagi dijadikan day old chicks (doc ­anak bebek yang baru menetas) bebek yang ditetas­kan sendiri. Atau dijual dalam bentuk daging saat sudah apkir”, kata Ajad menambahkan.

merasakan kebahagiaan, seperti yang saya da­patkan”, kata Dharma menambahkan.

Janji Kampanye

Membagi­bagikan bebek, baik kepada kelompok tani maupun perorangan, merupa­kan salah satu upaya yang dilakukan tabrani dalam meningkatkan kesejahteraan masyara­kat. terutama, kader dan simpatisan Partai Gerindra. terlebih kepada mereka yang telah membantu mengantar dirinya menjadi ang­gota DPRD Provinsi Banten, periode 2009­2014.

Foto mustaFa kemal

Foto dok. dPc GerIndra kaB seranG

14 : dari lantai 17

CATATAN 2011 KoMISI II: e-KTP dan TanahPROGRAM e­KtP (Kartu tanda Pendu­duk elektronik) harus diawasi pelaksanaan­nya. Sebab, selain karena menggunakan dana yang cukup besar, program ini juga memiliki dampak besar bagi administrasi kependudu­kan dan turunannya. Bahkan ini bisa disebut revolusi administrasi kependudukan di Indo­nesia. Menurut anggota Komisi II dari Frak­si Partai Gerindra Mestariany Habie, selama kunjungan kerja ke beberapa daerah terung­kap bahwa di beberapa daerah percontohan

Harga Pupuk naik, budaya Petani Harus Diganti

Persoalan lainnya, anggaran untuk peme­liharaan peralatan di daerah kurang, selain masih ada SDM yang minim dalam pengua­saan teknologi e­KtP ini. “Bila dibiarkan akan berpengaruh pada hasil implementasi e­KtP, karenanya harus dicarikan solusi yang tepat agar ini tidak berkembang menjadi penghambat,” kata Mestariany memberikan catatan sepanjang 2011 menyangkut penga­wasan Komisi II terhadap beberapa program pemerintah.

saat. “untuk mencegah meledaknya perma­salahan ini dibutuhkan kesigapan pemerintah untuk segera menyelesaikan masalah konflik dan sengketa ini secara musyawarah dengan mengedepankan kepentingan masyarakat dan keadilan,” kata Nanie, sapaan akrab perempu­an asal Sulawesi Selatan ini.

Karena itu, pemerintah jangan gegabah dalam menangani sengketa pertanahan ini, mengingat tanah buat orang Indonesia adalah segalanya, nyawa sekalipun akan diberikan

untuk mempertahankan tanah. Karena tanah selain sebagai alat produksi, status sosial, juga sangat memiliki keterkaitan sosiologis dan emosional dengan manusia Indonesia. “Penyelesaian sengketa dan konflik pertanahan, menurut hemat saya, melalui jalur mediasi yang dilandasi pada upaya menca­ri win-win solution merupakan hal yang harus dikedepankan. tidak melulu harus ke ranah hukum,” ujar Mestariany.

Kepada aparatur keamanan, Mestariany menghimbau, dalam menghadapi konflik dan sengketa pertanahan harus memosisikan diri sebagai penengah yang tidak berpi­hak. “Dan kalaupun berpihak, saya kira lebih baik berpihak pada rakyat banyak. Jadi layaknya penengah, dalam upaya menengahi tidak per­lu bawa senjata, tapi cukup ‘peluit’ saja. toh yang dihadapi kan rakyat kita sendiri,” tambahnya. Pema­haman dan pengertian aparatur keamanan akan semakin kuat bila ia mengerti arti pentingnya tanah bagi orang Indonesia, apalagi bagi rakyat kecil.

terhadap berbagai konflik dan sengketa pertanahan yang kini tengah menjadi topik pembicara­

an hangat, menurut Mestariany, harus segera dicarikan solusi yang saling menguntungkan, dan tidak perlu lagi diperuncing. “Segera la­kukan gelar perkara dan lakukan mediasi,” katanya. t IF

Edisi 10/tahun ii/FEBruari 2012

e–KtP ditemukan keterlambatan datangnya peralatan komputer. Juga, tidak adanya SDM untuk perbaikan peralatan jika rusak, sehing­ga harus di kembalikan ke pusat melalui me­kanisme yang memakan waktu.

Sepanjang 2011, yang cukup mempriha­tinkan adalah konflik tanah, yang merupa­kan fenomena gunung es. Karena itu, sangat mungkin masih banyak lagi kasus sengketa dan konflik tanah yang bisa meledak setiap

tePAt sehari menjelang pergantian tahun baru lalu, pemerintah telah menaikkan Het (Harga eceran tertinggi) pupuk urea ber­subsidi, dari Rp1.600 menjadi Rp1.800 per kilogram. Kontan saja kebijakan ini menuai protes dari anggota Komisi IV DPR, yang merasa tidak pernah diajak berunding soal ke­naikan ini. “Pemberitahuan masuk Desember, pas kita sedang reses,” ujar anggota Komisi IV dari Fraksi Partai Gerindra Agung Jelantik Sanjaya.

Sejak semula Komisi IV sudah menolak dengan rencana kenaikan tersebut. Namun, Kementerian Pertanian berjanji untuk me­ngimbangi kenaikan Het pupuk tersebut dengan menaikkan HPP (Harga Pembeli­an Pemerintah) untuk padi dan beras. Lagi pula, dana kenaikan itu juga dijanjikan untuk membuat cadangan pupuk dan beras nasio­nal. Meski demikian, tetap saja harus dipu­tuskan melalui mekanisme rapat kerja antara Komisi IV dan Menteri Pertanian.

Sementara Fraksi Partai Gerindra memili­ki pemikiran berbeda. Bukan soal setuju atau tidak setuju, namun ingin mengubah budaya pertanian dalam menggunakan pupuk. Se­lama ini, uang subsidi pupuk mencapai Rp10 triliun. Ini jelas bukan dana yang kecil, dan dana itu bisa untuk membangun jaringan irigasi dan infrastruktur petanian. “Anggaran pemerintah jangan kedodoran,” kata Agung.

Karena itu, subsidi pupuk cukup mem­beratkan anggaran. Solusinya, rakyat tidak boleh tergantung terus pada pupuk subsidi. Maka, pupuk organik harus jadi solusi. De­ngan pupuk organik, selain berbiaya murah juga petani tidak akan tergantung. Sebaliknya, masyarakat jadi punya penghasilan memadai. Dan, “Mereka juga sanggup membayar pa­jak,“ jelasnya. t IF

KASuS anak­anak yang berhadapan dengan hukum makin banyak. Namun, menurut KPAI (Komisi Nasional Perlindungan Anak), kasus yang menimpa anak­anak sebagian be­sar kasus­kasus kecil, seperti pencurian sandal jepit, kaos oblong, bunga, atau dompet yang isinya Rp1000. Seringkali anak­anak tersebut dibawa ke polisi, lalu diadili kemudian di­hukum. Ketika di Lembaga Pemasyarakatan, mereka seringkali disatukan dengan tahanan orang dewasa.

Dalam Ruu Sistem Peradilan Anak yang kini sedang dibahas di Komisi III, penjara anak diusulkan untuk dihapus dan diganti oleh tempat yang lebih manusiawi dan men­didik. Sebab, mulai mencuat anak­anak yang masuk dalam lapas orang dewasa, kadang ber­akhir tragis yakni kematian, seperti yang ter­jadi di Surabaya, Probolinggo, dan Sijunjung, Sumatera Barat. Dalam Ruu ini juga sedang diusulkan agar penyidikan terhadap anak ti­dak usah menggunakan rumah tahanan di kepolisian.

Menurut anggota Komisi III dari FP Gerindra Martin Hutabarat, pihaknya akan menanyakan reformasi polisi yang memiliki peran sentralnya yang luar biasa, tetapi tin­dakannya belum profesional. Dalam kasus tewasnya dua tahanan anak di Sijunjung atau pencurian sandal jepit di Sulawesi tengah, ja­waban pihak polisi tidak sesuai kenyataan.

“Dalam menanggapi kasus sandal saja pi­hak polisi menyalahkan orang tua anak yang menginginkan anaknya diajukan ke pengadi­lan, padahal itu karena orang tua si anak tidak mau mencabut pengaduan terhadap anggota kepolisian yang memukuli anaknya,” kata Martin.

Begitu pula dengan kasus tewasnya dua tahanan kakak beradik di Sijunjung, Suma­tera Barat, yang dinyatakan sebagai tindakan bunuh diri, belum lama ini. “Ini tidak masuk akal juga kok bisa bunuh diri bersama­sama di sel tahanan polisi, mana ada anak­anak punya pikiran untuk bunuh diri, darimana alat yang dipakai untuk bunuh diri. Apalagi

ternyata tubuhnya lebam­lebam semua,” kata Martin.

Maka, dengan uu Sistem Peradilan Anak diharapkan tidak akan ditemukan lagi

kasus anak­anak yang ditahan jadi satu de­ngan orang dewasa. Atau anak­anak yang di­laporkan ke polisi hanya karena kasus­kasus sepele. t IF

Lindungi anak-anak dari Hukum Yang Tak adil

Foto

IstIm

eW

a

Edisi 10/tahun ii/FEBruari 2012FiGur : 15

Foto dok. keluarGa

Foto

IstIm

eW

a

Foto

Ima

n FIr

da

us

MeSKI berasal dari keluarga keturunan tionghoa, tidak membuat nilai­nilai nasionalisme artis Sandra Dewi (28 tahun) menjadi luntur. Pasalnya, sejak kecil dia sudah diajarkan mencintai tanah air oleh ayahnya. “Karena dari kecil papaku ngajarin untuk mencintai negara sendiri, ikutan pawai, lomba 17­an, jadi ada rasa nasionalis,” ujar artis kelahiran Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung ini.

Maka ketika ada perhelatan yang melibatkan acara berbau nasionalisme, Sandra pun tak canggung ikut bergabung, seperti ketika acara penyambutan kedatangan obor api SeA Games XXVI pada November silam. Begitu cintanya pada Indonesia, perempuan berkulit putih ini pun sangat bangga jika mendengar lagu kebangsaan Indonesia dikumandangkan. Apalagi bila lagu itu dikumandangkan pada saat Indonesia memenangkan pertandingan atau menjelang laga sepakbola. “ Jadi kayaknya timbul rasa nasionalisme dan aku ikutan juga. Denger lagu Indonesia Raya dikumandangkan saja aku seneng banget,” paparnya. t IF

tAK sia­sia pengantin baru Satrio Dimas Adityo mem­perdalam ilmu keuangan dan pemasaran hingga meraih gelar master di uGM (universitas Gadjah Mada). Wakil Bendahara DPP Partai Gerindra ini bukan saja dipercaya untuk duduk sebagai bendahara di beberapa sayap par­tai, seperti tIDAR (tunas Indonesia Raya) dan Kesira (Kesehatan Indonesia Raya), tapi juga menjalankan pro­gram ekonomi kerakyatan yang menjadi platform partai.

Program ini dibuat agar sayap partai bisa mandiri dan tidak menggantungkan diri kepada DPP. Caranya dengan memberdayakan sayap pemuda, tIDAR. “Kami membangun kerjasama dan mendirikan LKM (Lembaga Keuangan Mikro), selain bisa membantu juga untuk mendanai organisasi. Agar bisa mandiri, tidak disubsidi atau meminta bantuan, “kata Direktur Keuangan Pt Karunia tidar Abadi (KtA) ini.

Rupanya, usaha ekonomi kerakyatan ini pun sudah berjalan. Di Jawa tengah, sudah berdiri usaha perce­

takan, di Gunung Kidul (DI Jogjakarta) usaha tepung singkong (cassava), dan di Bali usaha tanaman nilam. ”Bahkan di Jawa tengah, sudah bekerjasama dengan DPP Gerindra untuk mencetak kebutuhan Pemilukada,” jelas lelaki kelahiran 25 Mei 1983 ini.

Bukan hanya itu, Dimas, demikian sapaan suami dari Astrid Wulandari ini, juga mempersiapkan para bendahara agar bisa digunakan di DPD atau sayap­sayap partai. Sebab tugas bendahara terbilang berat. Mulai dari persiapan hingga berakhirnya kegiatan.

Meski demikian, Dimas tetap bisa membagi waktu di tengah banyak posisi dan kegiatan yang menjadi tang­gungjawabnya. Namun, dia enggan untuk melangkah ke posisi lebih jauh, seperti mencalonkan diri sebagai ang­gota legislatif, misalnya. “tidaklah, saya akan konsentra­si di keluarga dulu. Saya memenuhi keperluan keluarga dulu,”ujar pengantin baru ini sambil tertawa. t IF

Pelajaran dari ayah

Membangun Ekonomi Kerakyatan

Syukuran 30 Tahun Pernikahan MeNItI bahtera rumah tangga selama 30 tahun bukan waktu sebentar. tidak heran bila Aryo, Sarah dan Indra, memberikan kejutan di hari ulang tahun pernikahan orang tua mereka: Hashim dan Ani Djojohadikusumo. Acara yang digelar secara sederhana di kediaman mereka, 18 Januari lalu, hanya dihadiri keluarga, kerabat dan beberapa teman dekat.

Semula, acara ulang tahun tiga dasawarsa pernikahan Anggota Dewan Pembina, Ketua Badan Seleksi Organisasi Partai Gerindra dan Wakil Ketua Badan Komunikasi Partai Gerindra ini rencananya dirayakan hanya dengan makan malam bersama keluarga. Namun, ketiga anaknya punya gagasan lain. Mereka ingin membuat pementasan, meski kecil­kecilan. Maka, jadilah malam itu diisi oleh pembacaan puisi, permainan piano, serta penampilan mempesona Daniel Sahuleka. Penyanyi Belanda keturunan Ambon ini sengaja diundang setelah ia tampil di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) beberapa waktu sebelumnya.

Hashim dan Ani tampak menikmati acara santai itu. “Saya bersyukur dan juga berterimakasih kepada anak­anak, serta keluarga, kerabat dan teman­teman yang sudah hadir,” ujarnya. Semoga tuhan memberkati. t IF

Hashim Djojohadikusumo

Sandra Dewi

Satrio Dimas Adityo

16 :

profil

Foto mustaFa kemal

Edisi 10/tahun ii/FEBruari 2012

“Kebahagiaan Saya Prabowo Jadi Presiden”

tePuK tangan dari sekitar tigaratusan perem puan terdengar menggema di gedung pertemuan Kantor DPP Partai Gerindra, ka­wasan Ragunan, Jakarta Selatan, tatkala Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto menyebut sosok Fadli Zon sangat berjasa sebagai Ketua tim Kerja Perumus Manifesto Perjuangan Partai Gerindra. Saat itu, Sabtu (21/1) Pra­bowo sedang memberi sambutan pada acara pelantikan Pimpinan Pusat Perempuan Indo­nesia (PIRA).

Seketika, ratusan pasang mata menatap si empunya nama. Seperti tak terjadi apa­apa, Fadli pun terdiam, tenang meski barangkali jantungnya berdegub lebih kencang. Wa­jahnya pun terlihat tak berubah, meski na­manya baru saja disanjung sang Ketua Dewan Pembina.

Begitulah sosok Fadli Zon, SS, MSc, Wa­kil Ketua umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra. Pria yang juga Ketua Badan Komunikasi (Bakom) DPP Gerin­dra, dan Juru Bicara Partai memang dikenal berpenampilan tenang dan rendah hati. Hing­ga dalam perdebatan paling sengit di televisi, ia tetap tak terpancing emosi.

Fadli yang baru akan genap berusia 41 ta­hun pada 1 Juni nanti, terlihat lebih matang, seolah lebih tua dari umur sesungguhnya. Dia juga makin piawai memainkan orkestra per­caturan dunia politik.

Meski terbilang masih muda, namun Fa­dli cukup matang di dunia politik. Lihat saja kiprahnya. Dua partai politik ikut “dibidani­nya”: Partai Bulan Bintang (PBB) pada 1998 dan Partai Gerindra pada 2008. Ia juga me­miliki segudang pengalaman dan bermacam prestasi, mulai dari Mahasiswa Berpretasi I universitas Indonesia dan Nasional, sampai beasiswa di London School of economics and Political Science (LSe) di Inggris. Mulai dari Anggota MPR RI yang merumuskan Garis Besar Haluan Negara tahun 1997­1999, hing­ga menjadi Sekjen DPN HKtI dan berbagai jabatan lain yang diembannya saat ini.

Di hari ulang tahun Gerindra ke­empat, pada 6 Februari ini, Fadli, sang penggagas sekaligus salah satu pendiri partai, masih pri­hatin. Dia mengamati, setelah empat tahun Gerindra berdiri, kondisi bangsa Indonesia tak juga berubah. Kemiskinan dan pengang­guran tetap tinggi, sementara sektor ekonomi kerakyatan yang seharusnya mampu mengu­rai persoalan itu malah terpinggirkan.

“Gerindra lahir dari kesadaran memper­baiki keadaan, karena empat tahun lalu, saat Partai ini berdiri, kondisi Indonesia belum se­suai seperti yang dikehendaki bersama. Rakyat belum berdaya membangun ekonominya, ter­

bukti angka kemiskinan dan pengangguran tetap tinggi,” kata Fadli saat ditemui gema Indonesia Raya di perpustakaannya fadli zon Library, di Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.

Selain itu, Indonesia masih terjebak sis­tem ekonomi neoliberal dan demokrasi libe­ral yang anarkis. Pemerintah seperti tak me­merintah dan membiarkan praktik korupsi merajalela. Dana APBN banyak mengalami kebocoran, inefiensi dan tak tepat sasaran.

Karena itu, kita perlu haluan baru dan pemimpin baru untuk mengembalikan keja­yaan Indonesia Raya. Gerindra sudah punya Delapan Program Aksi untuk mewujudkan cita­cita itu.

“Semua itu baru bisa terlaksana bila Ge­rindra menang. Kita harus melakukan pe­nataan dan konsolidasi organisasi, memasti­kan Gerindra hadir hingga ke tingkat Rt. tak terkecuali desa terpencil dan daerah terisolir. Kita harus memenangkan hati dan pikiran rak yat,” kata Fadli menambahkan.

Lolos dari maut

Sebagai salah satu tokoh nasional, dosen dan Ketua ILuNI FIB uI ini sangat disegani, baik oleh kawan maupun lawan politiknya. Fadli dikenal sebagai sosok yang dekat de­ngan berbagai kalangan. Mulai dari pejabat aktif hingga pensiunan. Pengusaha hingga rakyat jelata, baik sipil maupun militer. Sa­lah satu bukti kedekatannya dengan berbagai kalangan, adalah penghargaan­penghargaan yang diterimanya, dari sejumlah lembaga. Ayah dua anak perempuan, Shafa Sabila Fadli (13 tahun) dan Zara Saladina Fadli (6 tahun), misalnya dianugerahi gelar tuanku Muda Pujangga Diraja dari daulat Yang Dipertuan

Raja Alam Minangkabau pada 2009 dan gelar Kanjeng Pangeran Kusumohadiningrat dari Keraton Surakarta. Ia juga menjadi Datuk di nagarinya, Datuk Bijo Dirajo Nan Kuniang.

Dari Museum Rekor Indonesia (MuRI), Fadli mendapat tiga penghargaan sekaligus atas usahanya membangun perpustakaan pri­badi (Fadli Zon Library), yaitu sebagai per­pustakaan pribadi dengan koleksi koran tua terbanyak, koleksi keris terbanyak, dan ko­leksi piringan hitam terbanyak. Kini koleksi bukunya mencapai 40.000 buku.

Sebagai Wakil Ketua umum DPP Partai Gerindra, anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Zon Harjo (alm) dan Hj. ellyda Yatim, sangat dikenal, termasuk oleh para simpatisan partai. Karena Fadli juga sering mewakili DPP menghadiri acara­acara Gerin­dra di daerah. Apalagi, tulisan dan wajahnya juga kerap kali mewarnai berbagai pembe­ritaan media. Maklum, dalam kesibukannya yang begitu tinggi, Fadli harus meluangkan waktu menjadi juru bicara partai. termasuk menjawab pertanyaan, baik dari media cetak maupun elektronik.

Dalam kompleksitas prestasi yang diraih tadi, Fadli merasa tidak ada yang istimewa. Bahkan, ketika Gerindra semakin eksis dalam pusaran politik di Indonesia, memiliki wakil di DPR RI dan memiliki beberapa kader yang menjadi Kepala Daerah (Gubernur, Bupati dan Wali Kota).

“Saya tak melihat bahwa capaian prestasi saya selama ini, bisa dibilang luar biasa, ke­cuali bila pada saatnya nanti kita bisa meng­hantarkan Prabowo menjadi Presiden Indo­nesia,” kata Fadli menambahkan.

Hidup itu mengalir, panta rei. Berusaha dan berbuat yang terbaik. Dari pikiran yang

baik, lahir perbuatan baik, lalu kebiasaan baik, dan akhirnya karakter yang baik.

“Hidup saya sudah bonus tiga kali,” kata­nya. Fadli memang punya pengalaman tragis menghadapi kondisi kritis dan hampir me­renggut nyawanya. Hidup harus dimanfaat­kan sebaik­baiknya.

“Saya merasa, hidup ini harus terus diisi dengan kegiatan dan prestasi, kerja keras dan berbuat baik kepada orang lain, karena untuk itulah saya masih diberi kesempatan untuk hi­dup”, kata Fadli lagi.

Masih terbayang di benaknya peristiwa pada Februasi 1986. Ia luput dari maut, se­telah mobil yang ditumpangi bersama kawan­kawan pencinta alam terbalik. Ia selamat, meskipun mengalami patah tulang, luka di sekujur tubuh dan pingsan hingga dua hari. Kondisi ini memaksanya berobat bolak­balik ke pengobatan tradisional patah tulang Ci­mande.

Di tahun yang sama di bulan Juni, saat hendak berobat ke Cimande, untuk menyem­purnakan kesembuhannya, lagi­lagi cobaan menimpanya. Sepeda motor yang ditumpangi bersama ayahnya ditabrak sebuah truk. Fadli selamat dengan luka dan patah tulang. Na­mun kecelakaan itu menyebabkan Sang Ayah, menghembuskan nafas terakhir di tempat.

ujian lain datang pada tahun 2000. Fa­dli terserang demam berdarah. trombosit di tubuhnya turun tajam, hanya tinggal 6000­7000 per mmk darah saja. tapi lagi­lagi Fadli masih diberi keselamatan, hingga terlihat ma­sih sehat hingga sekarang. Kini Fadli sedang menyelesaikan disertasi S3 tentang sejarah pemikiran ekonomi kerakyatan Bung Hatta di universitas Indonesia. t

Percaturan dunia politik sudah menggelitik

sebagian hidupnya sedari dulu, jauh sebelum

Partai Gerakan Indonesia Raya dideklarasikan.

Karena itu, dirinya tidak terlalu bangga saat turut

membidani lahirnya Gerindra, kecuali bila

saatnya tiba dia bisa ikut menghantar Prabowo

menjadi Presiden.

oleh m. BudIono

Fadli Zon