fgd - isi

download fgd - isi

of 8

Transcript of fgd - isi

  • 8/19/2019 fgd - isi

    1/19

    JUDUL SKENARIO

    PENYAKIT PARU AKIBAT KERJA BISSINOSIS

     Dokter tuti seorang dokter perusahaan pemintal benang selama lima

    tahun, dalam dua bulan terakhir angka absensi dari tenaga kerja meningkat 10%.

     Peningkatan angka absensi disebabkan banyaknya tenaga kerja yang sakit 

    dengan keluhan sesak nafas. Sesak nafas menjangkit tenaga kerja yang telah

    bekerja selama lima tahun ke atas berjumlah dua puluh orang. Lima orang dari

    bagian gudang, dua belas orang dari bagian produksi, dan tiga orang dari

    bagian penjaminan mutu. Sesak nafas dirasakan di awal minggu shift kerja dan

    berkurang ketika tenaga kerja libur. Semakin hari dirasakan semakin berat,

     sementara tenaga kerja selama berkerja tidak menggunakan alat pelindung diri

    dengan alasan kenyamanan. edua puluh orang tenaga kerja tersebut pada

     pemeriksaan awal tidak ditemukan gangguan pernafasan maupun riwayat asma

     pada rekam mediknya.

  • 8/19/2019 fgd - isi

    2/19

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG

    Faktor penyebab Penyakit Akibat Kerja sangat banyak, tergantung

     pada bahan yang digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupun

    cara kerja. Pada umumnya faktor penyebab dapat dikelompokkan dalam

    lima golongan antara lain: golongan fisik (suara (bising), radiasi, suhu

    (panasdingin), tekanan yang sangat tinggi, !ibrasi, penerangan lampu yang

    kurang baik), golongan kimia"i (bahan kimia"i yang digunakan dalam

     proses kerja, maupun yang terdapat dalam lingkungan kerja, dapat

     berbentuk debu, uap, gas, larutan, a"an atau kabut), golongan biologis

    (bakteri, !irus atau jamur), golongan fisiologis (biasanya disebabkan oleh

     penataan tempat kerja dan cara kerja), golongan psikososial (lingkungan

    kerja yang mengakibatkan stres).

    Kemajuan sektor industri di #ndonesia meningkat dari tahun ke

    tahun, peningkatan ini sejalan dengan peningkatan taraf ekonomi negara.

    $engan majunya industri maka terbukalah lapangan kerja buat masyarakat,

    daerah di sekitar perindustrian juga berkembang dalam bidang sarana

    transportasi, komunikasi, perdagangan dan bidang lain. %emua hal ini akan

    meningkatkan taraf ekonomi dan sosial masyarakat. $i lain pihak, kemajuan

    ekonomi merangsang timbulnya industri baru yang mempunyai ruang

    lingkup yang lebih luas. &eskipun perkembangan industri yang pesat dapat

    meningkatkan taraf hidup, tetapi berbagai dampak negatif juga bisa terjadi

     pada masyarakat. %alah satu dampak negatif adalah terhadap paru para

     pekerja dan masyarakat di sekitar daerah perindustrian. 'al ini disebabkan

     pencemaran udara akibat proses pengolahan atau hasil industri tersebut.

    erbagai at dapat mencemari udara seperti debu silica, batu bara, semen,

  • 8/19/2019 fgd - isi

    3/19

    kapas, asbes, at*at kimia, gas beracun, dan lain*lain. +ergantung dari jenis

     paparan yang terhisap, berbagai penyakit paru dapat timbul pada para

     pekerja, salah satunya adalah pneumoconiosis. Pneumoconiosis adalah suatu

    kelainan yang terjadi akibat penumpukan debu dalam paru dan timbulnya

    reaksi jaringan terhadap debu tersebut. Kelainan akibat pajanan debu silica

    (silikosis), asbes (asbestosis), timah (stanosis), penumokoniosis batu bara,

    dan debu organik (bissinosis). Pengetahuan yang cukup tentang dampak 

    debu terhadap paru diperlukan untuk dapat mengenali kelainan yang terjadi

    dan melakukan usaha pencegahan.

    %alah satu bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh karena

     penghisapan debu kapas, hemp atau fla sebagai bahan dasar tekstil adalah

    isinosis. $iagnosis bisinosis ditegakkan atas dasar gejala subjektif. $alam

     bentuk dini bisinosis berupa dada rasa tertekan dan atau sesak napas pada

    hari kerja pertama sesudah hari libur akhir minggu (selanjutnya disebut hari

    %enin). -ejala khas yang hanya ditemukan pada bisinosis itu disebut

    &onday feeling, &onday fe!er, &onday morning fe!er, &onday morning

    chest tightness atau &onday morning asthma. Keluhan ini diduga karena

    terjadi obstruksi saluran napas, obstruksi yang terjadi ini disebut obstruksi

    akut. ila pekerja tidak dipindahkan dari lingkungan yang berdebu maka

    obstruksi akut yang mula*mula re!ersibel akan menetap. bstruksi yang

    dapat ditemukan pada pekerja sebelum mereka bekerja pada hari pertama

    setelah istirahat pada hari libur disebut obstruksi kronis. 'al ini dapat

    dibuktikan dengan pemeriksaan fungsi paru. %edangkan jangka "aktu untuk 

    terjadinya obstruksi kronis tergantung banyak hal seperti kadar debu, lama

     paparan, kebiasaan merokok, dan sebagainya.

    1.2. RUMUSAN MASALAH

    * agaimana mengetahui gejala dan penatalaksanaan penyakit paru

    akibat kerja/

    * agaimana mendiagnosa penyakit akibat kerja/

    * Apa faktor lingkungan kerja yang dapat menimbulkan penyakit akibat

  • 8/19/2019 fgd - isi

    4/19

    kerja/

    * agaimana merencanakan program pencegahan dan penanggulangan

     penyakit akibat kerja/

    1.3. TUJUAN

    1.3.1. TUJUAN UMUM

    0ntuk mengetahui pengaruh paparan debu kapas terhadap

    kesehatan dan kualitas para pekerja dan hal yang terkait lainnya.

    1.3.2. TUJUAN KHUSUS

    * 0ntuk mengetahui gejala dan penatalaksanaan penyakit paru

    akibat kerja.

    * 0ntuk mengetahui bagaimana mendiagnosa penyakit akibat

    kerja.

    * 0ntuk mengetahui faktor lingkungan kerja yang dapat

    menimbulkan penyakit akibat kerja.

    * 0ntuk dapat merencanakan program pencegahan dan

     penanggulangan penyakit akibat kerja.

  • 8/19/2019 fgd - isi

    5/19

    BAB II

    ANALISIS KASUS

    2.1. TINJAUAN PUSTAKA

    1.2.2. $efinisi

    Kata bisinosis berasal dari perkataan 3unani byssos yang

     berarti fine fla atau fine linnen yang dihasilkan tanaman fla.

    Penyakit isinosis adalah penyakit pneumoconiosis yang disebabkan

    oleh pencemaran debu napas atau serat kapas di udara yang

    kemudian terhisap ke dalam paru*paru. $ebu kapas atau serat kapas

    ini banyak dijumpai pada pabrik pemintalan kapas, pabrik tekstil,

     perusahaan dan pergudangan kapas serta pabrik atau bekerja lain

    yang menggunakan kapas atau tekstil4 seperti tempat pembuatan

    kasur, pembuatan jok kursi dan lain sebagainya. (2) $alam literatur 

    lain juga dikatakan bisinosis adalah penyakit paru akibat kerja

    dengan karakterisasi penyakit saluran pernafasan akut atau kronis

    yang dijumpai pada pekerja pangolahan kapas (1).

    0mumnya penyakit paru lingkungan berlangsung kronis

    menetap kadang*kadang sulit diketahui kapan mulainya, terpapar 

    oleh polutan jenis apa atau saat pekerja bekerja di bagian mana dari

    tempat kerjanya mendapatkan paparan. +erutama bila pekerja juga

    seorang perokok. Pasien umumnya mengeluh sesak napas, batuk*

     batuk, mengi, batuk mengeluarkan dahak. Pasien penyakit paru kerja

    umumnya mengeluh penyakit paru (asma) timbul atau makin berat

    apabila ia berada di tempat kerja dan berkurang lagi apabila keluar 

    dari tempat tersebut. Karena polutan berefek tidak hanya pada paru

    tetapi juga pada organ di luar paru, maka pasien juga bisa mengeluh

    akibat proses*proses*di luar paru yang mungkin timbul. (5)

  • 8/19/2019 fgd - isi

    6/19

    1.2.1. Pre!alensi

    Pre!alensi asma akibat kerja berbeda antara satu bangsa

    dengan yang lain dan bergantung pada lingkungan pekerjaan.

    &enurut perkiraan, 16 dari semua asma adalah asma akibat kerja.

    $i 7epang diduga bah"a 286 dari semua asma pada pria disebabkan

    akibat kerja dan di Amerika 96 dari populasi, yaitu sekitar juta

    orang menderita asma akibat kerja. %chilling pernah melaporkan

    adanya bisinosis yaitu suatu jenis asma akibat debu kapas pada

    sekitar 1;*6. Pekerja yang bekerja pada bagian pembersihan kapas untuk 

    dipintal, pembersihan mesin*mesin tersebut mempunyai risiko paling

    tinggi terjadinya bissinosis.!"#

    1.2.9. =tiologi

    Penyebab yang sebenarnya tidak diketahui tapi secara umum

    diterima bah"a penyakit ini disebabkan pajanan terhadap kapas,

  • 8/19/2019 fgd - isi

    7/19

    rami halus, dan rami. Ada beberapa bukti bah"a debu oni dapat

     jugs mengakibatkan keadaan yang sama. Pekerja kapas yang paling

     berisiko adalah mereka yang berada di kamar peniup dan penyisir 

    tempat pajanan terhadap debu kapas mentah paling tinggi. &ereka

    yang bertanggung ja"ab untuk membersihkan mesin peniup (#an

    mein penyisir, misalnya pembersih dan penggiling memiliki risiko

    yang paling tinggi.(1)

    1.2.8. Patofisiologi

    %esudah debu inorganik dan bahan pertikel terinhalasi akan

    melekat pada permukaan mukosa saluran napas (bronkiolus respira*

    torius, duktus al!eolaris dan al!eolus) karena tempat tersebut basah

    sehingga mudah ditempeli debu.

    Pada a"alnya ?paru memberikan respons berupa inflamasi dan

    fagositosis terhadap debu tadi oleh makrofag al!eolus. &akrofag

    memfagositosis debu dan memba"a partikel debu ke bronkiolus

    terminalis. $i situ dengan gerak mukosiliar debu diusahakan keluar 

    dari paru. sebagian partikel debu diangkut ke pembuluh limfe sampai

    limfonodi regional di hilus paru. ila paparan debu banyak, di mana

    gerak mukosiliar sudah tidak mampu bekerja, maka debupartikel

    akan tertumpuk di permukaan mukosa saluran napas, akibatnya

     partikel debu akan tersusun membentuk anyaman kolagen dan fibrin

    dan akibatnya paru (saluran napas) menjadi kaku sehingga

    $omplian$e paru menurun. Penyakit paru akibat tertimbunnya

    debupartikel di paru atau saluran napas disebut pneumoconiosis.

    %esudah terjadi pneumokoniosis, misalnya paparan debu sudah

     berhenti, maka fibrosis paru yang telah terjadi tidak dapat hilang.(1)

    Kelainan paru pada pasien byssinosis berupa bronkitis kronis,

    yang kadang*kadang disertai wheeing, diduga erat hubungannya

    dengan adanya endotoksin (suatu lipopolisakarida) yang dikeluarkan

    oleh bakteri yang mengkontaminasi partikel debu dan kapas.

  • 8/19/2019 fgd - isi

    8/19

    =ndotoksin inilah yang diduga sebagai penyebab timbulnya kelainan

     paru tadi. Para ahli telah yakin  bah"a endotoksin ini adalah sebagai

     penyebabnya dikuatkan oleh percobaan*percobaan simulasi yang

    telah dikerjakan pada pekerja atau he"an coba di laboratorium (5)

    1.2.>. Klasifikasi

    %chilling pada tahun 288 membagi bisinosis secara klinis

    yang ditandai dengan huruf @ dalam derajat @l dan @1. Kemudian

    %chilling dan atford pada tahun 2>5 menambahkan derajat @21

    dan @5, sehingga derajat bisinosis de"asa ini dibagi dalam empat

    derajat sebagai berikut:a. $erajat @21: dada rasa tertekan dan atau sesak napas yang

    kadang*kadang timbul pada hari %enin b. $erajat @l: dada rasa tertekan dan atau sesak napas pada

    setiap hari %eninc. $erajat @1: dada rasa tertekan dan atau sesak napas pada hari

    %enin dan hari kerja lainnyad. $erajat @5: derajat @1 disertai sesak napas yang menetap (8)

    1.2.B. -ejala klinis

    Penyakit ini memiliki ciri napas pendek dan dada sesak. -ejala

     paling nyata dialami pada hari pertama hari kerja seminggu (C%esak 

     pada senin pagiC). &ungkin disertai batuk yang lama*kelamaan

    menjadi basah berdahak. pengukuran fungsi paru (sebelum dan

    sesudah giliran tugas) dapat menghasilkan penurunan F=D2

    melampaui giliran tugas. Pada sebagian besar indi!idu, temuan ini

    akan berkurang atau hilang pada hari kedua bekerja. $engan pajanan

    yang berkepanjangan, baik gejala mau pun perubahan fungsi akan

    menjadi lebih berat dan mungkin akan menetap selama seminggu

    kerja. Pada pekerja yang sudah lama terpajan selama bertahun*tahun,

    adanya ri"ayat dispnue saat melakukan kegiatan adalah temuan

    yang biasa. +idak ditemukan tanda yang khas pada pemeriksaan

    fisik.(1)

  • 8/19/2019 fgd - isi

    9/19

    &asa inkubasi penyakit bisinosis cukup lama, yaitu sekitar 8

    tahun. +anda*tanda a"al penyakit bisinosis ini berupa sesak napas,

    terasa berat pada dada, terutama pada hari %enin (yaitu hari a"al

    kerja pada setiap minggu). %ecara psikis setiap hari %enin bekerja

    yang menderita penyakit bisinosis merasakan beban berat pada dada

    serta sesak nafas. Eeaksi alergi akibat adanya kapas yang masuk ke

    dalam saluran pernapasan juga merupakan gejala a"al bisinosis.

    Pada bisinosis yang sudah lanjut atau berat, penyakit tersebut

     biasanya juga diikuti dengan penyakit bronchitis kronis dan mungkin

     juga disertai dengan emphysema.(2) 

    1.2.

  • 8/19/2019 fgd - isi

    10/19

    a. Anamnesis

    $alam penegakan diagnosis penyakit paru lingkungan atau

     penyakit paru kerja, maka anamnesis tentang ri"ayat pekerjaan

    atau lingkungan merupakan suatu alat yang amat berguna dalam

    menentukan apakah suatu problem respirasi ada hubungannya

    dengan suatu paparan debu tertentu. Pertanyaan pada anamnesis

    harus sistematis, lengkap, dan kronologis.  Anamnesis rneliputi

     pertanyaan tentang:

    * Ei"ayat penyakit paru dan kesehatan umum.

    Adanya keluhan: sesak napas, batuk lama, batuk 

     berdahak, napas berbunyi (mengi), kesulitan napas.

    * Adanya ri"ayat merokok, jenis rokok, jumlah rokok 

    yang dikonsumsi rerata tiap hari.

    * Problem pernapasan sebelumnya, obat*obatan yang

    dikonsumsi.

    * agi pekerja apakah ada hari*hari tidak dapat masuk 

    kerja dan apa alasannya.

    * Kapan keluhan*keluhan di atas mulai dan apakah

    ada hubungan dengan pekerjaan.

    * Ei"ayat penyakit dahulu apakah sebelumnya

    menderita : asma, atopi, penyakit kardiorespirasi.

    * Paparan bahan*bahan yang pernah diterimanya:

    kebisingan, getaran, radiasi, at*at kimia"i, asbes

    dan sebagainya.

    Ei"ayat pekerjaan:

    * $aftar pekerjaan yang pernah dialami sejak a"al

    (kronologis).

  • 8/19/2019 fgd - isi

    11/19

    * Akti!itas kerja dan material yang digunakan tiap

     posisi (bagian tugas).

    * ama dan intensitas paparan bahan pada tiap posisi

    kerja.

    * Alat proteksi kerja yang digunakan (respirator,

    sarung tangan, baju pelindung kerja dan

    sebagainya).

    * Kecukupan !entilasi ruang kerja.

    * %elain seorang pekerja apakah pekerja*pekerja lain

     juga terkena paparan dan berefek pada

    kesehatannya.

    * +ugas tambahan lain yang dialami.

    * Paparan lain (yang dialami) di luar tempat kerja

    * Penyakit*penyakit yang pemah diderita (kronologis)

    yang ada hubungannya dengan paparan bahan di

    tempat kerja atau lingkungan.

     b. Pemeriksaan fisik 

    Pemeriksaan seluruh tubuh, meliputi:

    * Paru: suara mengi, ekspirasi diperpanjang, ronki

    kering, ronki basah, dan ada daerah dada yang

    retraksi (saat inspirasi)

    * 7antung&$oronary artery disease, gagal jantung

    kongestif 

    * ainnya: obesitas, keadaan neuromuskuloskeletal,

    dan jari tabuh.

    c. Pemeriksaan penunjang

    * +hora PA

  • 8/19/2019 fgd - isi

    12/19

    &erupakan tes diagnostik yang amat penting

    terutama untuk pneumokoniosis. $alam beberapa

    keadaan diagnosis penyakit paru sudah dapat ditegakkan

    dengan foto toraks dan ri"ayat paparan yang tepat

    (silikosis, coal "orkers? pneumonkoniosis ataupun

    asbestosis dengan kelainan pleural), meskipun ada

     penumonkoniosis simtomatis tetapi foto toraks normal.

    * @+*%can

    Penggunaan tes diagnostik ini sekarang meningkat

    utamanya untuk deteksi asbestosis. 'al ini karena hasil

    deteksi adanya asbestosis dengna foto toraks

    kon!ensional kurang sensitif, kesalahan sekitar 2;*286.

    ebih tepat lagi hasilnya apabila menggunakan  'igh(

    resolution $omputed tomographi$ ('E@+) S$anning,

    dapat lebih baik dalam menge!aluasi kelainan pada

     pleura maupun parenkim paru.

    * +es Faal Paru

    +es fungsi paru saat istirahat (spirometri, !olume

     paru, kapasitas difusi), merupakan tes diagnostik yang

     penting untuk menentukan status fungsi paru pasien

    dengan penyakit paru kerja, terlebih pada proses

    interstitial. &eskipun hasil tes fungsi paru tidak spesifik 

    untuk beberapa penyakit paru kerja, tetapi amat penting

    untuk e!aluasi sesak napas, membedakan adanya

    kelainan paru tipe restriktif atau obstruktif dan

    mengetahui tingkat gangguan fungsi paru. %elain itu tes

    fungsi paru dapat dipakai untuk diagnosis adanya

    kelainan obstruksi saluran napas (adanya hiperreaktif 

     bronkus dengan tes bronkodilator atau tes pro!okasi

    memakai paparan bahan*bahan yang diambil dari tempat

  • 8/19/2019 fgd - isi

    13/19

    kerja atau lingkungannya). +es pro!okasi untuk 

    menentukan diagnosa asma kerja mengunakan paparan

     bahan yang dicurigai sebagai pemicu serangan

    merupakan baku emas diagnosis asma kerja. 0ji latih

     jantung paru dapat dilakukan untuk menilai gangguan

    fungsi dan progresi!itas penyakit pada pasien dengan

     penyakit paru kerja tertentu. %elain itu juga dapat dipakai

    untuk menentukan penyebab sesak napas. Apakah dari

     paru, jantung atau penyebab lainnya.

    * ronkoskopi

    3ang dilakukan adalah bronkoskopi dengan

    transbronkial biopsi atau la!age bronkoal!eolar dapat

    membantu dalam diagnosis penyakit paru kerja. iopsi

    transbronkial untuk mengambil spesimen untuk 

    diagnosis pneumonitis atau fibrosis interstitial, proses

    granulomatosa interstitial (sarkoidosis, beriliosis,

     pneumonitis hipersensitif, proses keganasan dan

    sebagainya). ahan dari la!ase bronko*al!eolar dapat

    dipakai untuk mendeteksi (jenis) partikel debu penyebab

     penyakit paru kerja. (9)

    1.2.. Penanganan

    isinosis ringan atau dini kemungkinan masih re!ersibel

    sedangkan penyakit yang berat dan kronis tidak. Pasien dengan

    gejala khas dan menunjukkan penurunan F=D2 2;6 atau lebih harus

    dipindahkan ke daerah yang tidak terpajan. Pasien dengan

     penyumbatan jalan napas sedang atau berat, misalnya F=D2 lebih

    rendah dari >;6 dari nilai yang diperkirakan, juga harus baik tidak 

    terpajan lebih lanjut.(1)

  • 8/19/2019 fgd - isi

    14/19

    Pengobatan terpenting bagi pasien bisinosis  adalah

    menyingkirkannya dari lingkungan kerja yang potensial risiko tinggi.

    $alam pelaksanaannya biasanya para pekerja dilakukan putar kerja.

    0ji faal paru serial perlu dilakukan untuk mengetahui perubahan faal

     paru masing* masing pekerja pada akhir "aktu tertentu. +idak ada

    obat spesifik untuk bissinosis  dan bila ada tanda*tanda obstruksi

     bronkus dapat diberikan bronkodilator.(>)

    1.2.2;. Pencegahan

    * Kontrol kadar debu dalam lingkungan* Pemantauan medis agar bisinosis dan obstruksi saluran nafas

    dapat ditemukan dan dicegah sedini mungkin* &enggunakan alat pelindung diri* kontrol kesehatan rutin.(B)

  • 8/19/2019 fgd - isi

    15/19

    2.2. KAUSA DAN ALTERNATIF KAUSA

    AP$ Perilaku

     

    Penggunaan G reg. AP$ $ebu Kapas

    Dentilasi

     

    Faktor*faktor lingkungan kerja yang berperan serta dapat menambah

     beban kerja seseorang adalah sebagai berikut:

    * AP$

    Penggunaan alat pelindung diri berperan penting dalam

     pencegahan bisinosis.

    * Perilaku

    Perilaku karya"an terhadap penggunaan AP$ sangat

     berpengaruh. Karena jika AP$ telah disediakan, namun

    kepatuhan karya"an kurang, maka kejadian bisinosis akan

    meningkat.

    Material SDM

    PAK Bi!!i"#!i!$

    Met#%e Ma&'i"e

  • 8/19/2019 fgd - isi

    16/19

    * $ebu Kapas

    $ebu kapas merupakan penyebab bisinosis. Penggunaan AP$

    sangat disarankan untuk mencegah terjadinya bisinosis.

    * Dentilasi

    +erkait debu kapas, !entilasi berperan dalam sirkulasi udara di

    dalam proses produksi.

    2.3. ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH

    erdasarkan analisa penyebab masalah, upaya pencegahan bisinosis

    meliputi:

    * &enggunakan AP$ saat bekerja dan e!aluasi kepatuhan penggunaan

    AP$

    * &enciptakan suasana rumah yang bersih untuk menghindari paparan

    debu di udara

    * &enghimbau untuk olahraga teratur dan tidak merokok 

  • 8/19/2019 fgd - isi

    17/19

    BAB III

     Ho Kegiatan %asaran +arget Dolume

    kegiatan

    Eincian

     pelaksanaan

    okasi

     pelaksanaan

    +enaga

     pelaksana

    7ad

    2. Penyuluhan Para pekerja

    di pabrik 

    2;;6 dari

    7ml

    sasaran

    2 hari Pemberian

    materi

    (penggunaan

    AP$ dalam

    dunia kerja)

    Euang

     pertemuan

     pabrik 

    $okter 2 tah

    1

    1. Penga"asan Kader

    kesehatan

     perusahaan

    2;;6 dari

     jml sasaran

    2 hari =!aluasi

     penyerapan

    materi

    terhadap kader

    kesehatan

     perusahaan

    Euang

     pertemuan

     pabrik 

    $okter +iap

     bula

    REN(ANA PROGRAM

  • 8/19/2019 fgd - isi

    18/19

    BAB I)

    KESIMPULAN DAN SARAN

    *.1. KESIMPULAN

    Pada proses pemintalan, limbah debu kapas paling banyak didapat

     pada proses blo"ing dan carding. Penyakit yang akan timbul adalah

     byssinosis (penyakit tergolong pneumoconiosis) yang berasal dari limbah

    debu kapas kepada pekerja*pekerja dalam industri tekstil. Pencegahan

    dengan menggunakan AP$ (alat pelindung diri) seperti: memakai safety

    glasses, ear plug, ear muff, respirator dan lain*lain.

    *.2. SARAN

    * Pengadaan alat pelindung diri (masker) satu minggu sekali.

    * %ebaiknya dilakukan pemeriksaan faal paru pada pemeriksaan kesehatan

    a"al dan pada pemeriksaan kesehatan berkala sebaiknya dilakukan

     pemeriksaan yang berbeda tergantung potensi paparannya.

    * Pembersihan debu di tempat kerja sebaiknya jangan dilakukan dengan

    sapu atau udara kompresor, tetapi sebaiknya dibersihkan dengan

     pembasahan.

    * %ebaiknya dilakukan pendidikan dan pelatihan tentang bahaya debu kapas

     pada pekerja yang berkesinambungan.

    * Perlu dilakukan pemantauan tempat kerja oleh perusahaan dan

     pemeliharaan ketatarumahtanggaan yang rutin di tempat kerja.

  • 8/19/2019 fgd - isi

    19/19

    $AF+AE P0%+AKA

    2. 'and out, teknologi pengelolaan kesehatan masyarakat, dalam4

    """.medicastore*files.com

    1. %uryadi, dr. 1;2;. uku Ajar Praktik Kedokteran Kerja. Penerbit uku

    Kedokteran =-@. 7akarta.

    5. %udoyo, A.4 %etiyohadi, 4 Al"i, #4 %imadibrta, &K4 %etiati, %4 1;;>.

    uku Ajar #lmu Penyakit $alam. Fakultas Kedokteran 0ni!ersitas

    #ndonesia. 7akarta.

    9. arat"idjaja, -K4 'arjono, K+41;;2. uku Ajar #lmu Penyakit $alam

     jilid ##, ed. Ketiga. alai Penerbit Fakultas Kedokteran 0ni!ersitas

    #ndonesia. 7akarta.

    8. arata"idjaja, -K. 1;2;. isinosis dan hubungannya dengan obstruksi

    akut: penelitian pada karya"an perusahaan tekstil di 7akarta dan

    sekitarnya. $alam http:""".lontar.ui.ac.idopacthemeslibri1detail. 

     jsp/idI5;GlokasiIlokal. 7akarta.

    >. $armanto, $4 1;;. Eespirologi (Eespiratory &edicine). Penerbit uku

    Kedokteran =-@. 7akarta.

    B. %usanto, $A. 1;2;. isinosis. Fakultas Kedokteran 0ni!ersitas #ndonesia.

    7akarta.

    http://www.medicastore-files.com/http://www.lontar.ui.ac.id//opac/themes/libri2/detailhttp://www.lontar.ui.ac.id//opac/themes/libri2/detailhttp://www.medicastore-files.com/http://www.lontar.ui.ac.id//opac/themes/libri2/detail