FERMENTASI ENZIM AMILASE DARI BACILUS Sp.PADA SUBSTRAT TAPIOKA
-
Upload
mahathir-n-muhammad -
Category
Documents
-
view
50 -
download
0
description
Transcript of FERMENTASI ENZIM AMILASE DARI BACILUS Sp.PADA SUBSTRAT TAPIOKA
TUGAS KELOMPOK BIOKIMIA
“FERMENTASI ENZIM AMILASE DARI BACILUS
Sp.PADA SUBSTRAT TAPIOKA”
Anggota Kelompok :
Freddy Manullang 1407123875
Mahatir Nur Muhammad 1407119411
Sunitha Sari 1407112646
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. H. Adrianto Achmad, MT.
Program Studi Sarjana Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Riau
Pekanbaru
2015
Abstrak
Dalam penelitian ini digunakan isolat bakteri termofilik yang diisolasi dari sumber air
panasMakula Tana Toraja. Isolasi enzim dilakukan setelah bakteri tersebut diaktifkan dan
dikulturdalam medium yang mengandung pati pada suhu 50oC, pH 7 selama 72 jam.Enzim
amilase ekstraseluler yang diperoleh memiliki keaktifan optimum pada suhu 35oC dan pH 6,4.
Enzim inimerupakan enzim amilase logam karena keajtifan katalitiknya dapat ditingkatkan oleh
ion logam,seperti Co2+, Mg2+, Ni2+, and Ca2+ sehingga bersifat aktivator untuk ion Zn2+.
Menurunkan aktivitas enzim dan bersifat inhibitor.Ekstrak kasar enzim amilase hasil isolasi
dapatmenghidrolisis masing-masing substrat yaitu pati sagu, pati singkong dan pati jagung
sebesar 92,36 %, 83,15 % dan 61,57 %. Aktivitas spesifik enzim amilase pada kondisi optimum
diperoleh 0.00142 U/mg protein.
Kata kunci: Bacillus subtillis, enzim amilase, karakteristik,substrat, termofilik
Abstract
In this research, the thermophilic bacterium Bacillus subtilis isolates were isolated from a
hotspring Makula Tana Toraja. Enzyme isolation performed after the bacteria activated and
culturedin medium containing starch at a temperature of 50oC, pH 7,0 for 72 hours.
Extracellularamylase enzyme obtained has optimum activity at a temperature of 35oC and pH
6,4. Thisenzyme is an metal amylase because of the catalytic activity can be enhanced by ions
Co2+, Mg2+, Ni2+, and Ca2+so these metal ions are activators and inhibited by Zn2+and metal
ions areinhibitors. Crude extract of the isolated amilase enzyme could hydrolyze each
substrates thatsago starch, cassava starch and corn starch are respectively 92.36%, 83.15%
and 61.57%. Thespecific activity at the optimum condition obtained 0.00142 U/mg protein.
Keywords :Bacillus subtillis, amylase enzyme, characteristic, subsrate, thermophilic
BAB I
PENDAIIULUAN
1.1. LatarBelakang
Enzim merupakan molekul protein yang dihasilkan oleh sel hidup dandigunakan oleh
sel-sel tersebut untuk mengkatalis reaski biokimia secara spesifik. Sebagai katalisator biologis
enzim mampu melakukan perubahan-perubahansesuai dengan spesifikarsi dan kondisi substrat
yang akan dirombaknya. Dalamrelakukan aktivitas enzim akan bekerja secara maksimum
apabila kondisi prosesberlangsung secara optinum antara lain, konsentrasi substrat, pH reaksi,
suhu danlain-lain. Dewasa ini enzim sudah banyak dimanfaatkan untuk berbagai
keperluankomersial di dalam industri, karena efisinsi kerja yang tinggi dan dapat dihasilkandari
berbagai sumber dengan biaya yang lebih rendah karena dapat diproduksidalam wakfu cepat
dan jumlah yang dapat dikendalikan.
Enzim amilase merupakan enzim yang dapat menghidrolisis makromlekul karbohidrat
almilum menjadi produk yang lebih sederhana dan dapatdimanfaatkan untuk berbagai keperluan
misalnya dapat menghidrolisis sumber pati / amilum menjadi bentuk yang lebih sederhana
seperti glukosa. Sehinggaenzim ini banyak digunakan untuk menghasilkan high glukosa atau
fruktosa syrup ataudalam berbagai industri alkohol dan lain-lain.
Sejak tahun 70'an, Lembaga Ilmu Pengetahuan lndonesia (LIPI) telahmenyadari, bahwa
enzim akan memegang peranan penting dalam industri. Enzim adalah protein tidak beracun
namun mampu mempercepat laju reaksi kimia dalam suhu dan derajat keasaman yang rendah.
Produk yang dihasilkannya sangatspesifik sehingga dapat diperhitungkan dengan mudah. Enzim
menjadi primadonaindustri saat ini dan di masa yang akan datang karena melalui
penggunaannya,energi dapat dihemat dan akrab dengan lingkungan. Saat ini penggunaan enzim
dalam industri makanan dan minuman, industri tekstil, industri kulit dan kertas dilndonesia
semangkin rneningkat. Dilaporkan, enzim amilase yang digunakandalam industri tekstil di
Bandung, jumlahnya tidak kurang dari 4 ton per bulanatau sekitar 2 -3 juta dolar Amerika setiap
bulannya dan semuanya diimpor.
Untuk menghasilkan enzim-enzim dengan spesifikasi tertentu dapatdiproduksi dari
berbagai sumber. Salah satu sumber enzim yang banyakdieksplorasi adalah yang berasal dari
mikroba. Penggunaan mikroba ini banyakdiusahakan karena mempunyai keunggulan kompetitif
yaitu dapat diproduksidalam waktu yang cepat dan dapat dikendalikan produksinya sesuai
keperluan.Misalnya untuk menghasilkan enzim amilase dapat berasal dari golongan Bacillusdan
Aspergillus, seperti Bacillus substillis, B. amyloliquefaciens serta Aspergillusniger dan Asper
gillus orizae.
Bacillus amyloliquefaciens dapat menghasilkan berbagai macam enzimseperti alfa
amilase, selulase, hemiselulase, protease, urease, xylanase, dankhitinase (Wizna 2007).
B.amyloliquefaciens ini telah ditemukan oleh Wizna (2007) dari sarasaft, narmun proses
produksi serta kinerja optimum enzim yangdihasilkan belum dikenalidengan menggunakan
substrat pati.
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi optimum produksi amilase dengan fermentasi amilum olehBacillus
2. Bagaimanakah kondisi pH optimum, suhu, waktu inkubasi dan konsentrasisubstrat
optimum dari enzim amilase yang dihasilkan Bacilluspada substrat tapioka.
3. Apakah Bacillus menghasilkan enzim selulase dan xylanasedidalam substrat tapioka.
1.3 Tujuan Pembahasan
Mempelajari dan memahami proses fermentasi enzim amilase dari Bacillus
amyloliquefacienspada substrat tapioka.
BAB II
TEORI DASAR
Enzim adalah molekul biopolimer yang tersusun dari serangkaian asam amino dalam
komposisi dan susunan rantai yang teratur dan tetap. Enzim memegang peranan penting dalam
berbagai reaksi di dalam sel. Sebagai protein, enzim diproduksi dan digunakan oleh sel hidup
untuk mengkatalisis reaksi, antara lain konversi energi dan metabolisme pertahanan sel.
Amilase mempunyai kemampuan untuk memecah molekul-molekul pati dan glikogen Molekul
pati yang merupakan polimer dari alfa-D-glikopiranosa akan dipecah oleh enzim pada ikatan
alfa-1,4- dan alfa-l,6-glikosida.
Amilase merupakan enzim yang paling penting dan keberadaanya paling besar, pada
bidang bioteknologi, enzim ini diperjual belikan sebanyak 25% dari total enzim yang lainya.
Amilase didapatkan dari berbagai macam sumber, seperti tanaman, hewan dan mikroorganisme.
Amilase yang berasal dari mikroorganisme banyak digunakan dalam industri, hal ini
dikarenakan mikroorganisme periode pertumbuhanya pendek. Amilase pertama kali yang
diproduksi adalah amilase yang berasal dari fungi pada tahun 1894.
Enzim alfa-amilase merupakan enzim yang banyak digunakan pada berbagai macam
makanan, minuman dan industri tekstil. Alfa amilase ekstra seluler dihasilkan dari beberapa
bakteri, diantaranya adalah Bacillus coagulans, B. stearothermophilus dan B. Licheniformis.
Amilase adalah enzim yang paling penting dan signifikan dalam bidang bioteknologi, industri
enzim amylase merupakan kelas industri yang memiliki kurang lebih 25% pasar enzim dunia.
Enzim tersebut dapat diperoleh dari bermacam-macam sumber, seperti tumbuhan, binatang, dan
mikroorganisme. Sekarang banyak mikrobia penghasil amylase yang tersedia secara komersial
dan mikrobia tersebut hampir seluruhnya menggantikan hidrolisis kimia pati pada industri
produksi pati.
Amilase yang dihasilkan mikroorganisme mempunyai spektrum yang luas pada aplikasi
industri karena lebih stabil daripada-amilase yang dihasilkan oleh tumbuhan dan binatang.
Keuntungan utama dalam penggunaan mikroorganisme pada produksi amilase adalah kapasitas
produksi yang besar dan fakta bahwa mikrobia mudah dimanipulasi untuk menghasilkan enzim
dengan karakteristik yang di inginkan.-amilase diperoleh dari bermacam-macam jamur, yeast
dan bakteri. Meskipun demikian, enzim dari sumber jamur dan bakteri mendominasi aplikasi
dalam sektor industri. amilase mempunyai kemampuan aplikasi yang luas dalam proses industry
seperti makanan, fermentasi, tekstil, kertas, deterjen, dan industri farmasi. Amilase dari jamur
dan bakteri dapat digunakan dalam industri farmasi dan kimia. Meskipun demikian, dengan
perkembangan bioteknologi, aplikasi amilase berkembang di banyak bidang, seperti kesehatan,
obat-obatan, dan analisis kimia, seperti aplikasi dalam sakarifikasi pati pada tekstil, makanan,
brewing, dan industri distilasi.
2.1 Biokimia Enzim Amilase
Amylase Pencernaan makanan secara kimiawi terjadi dengan bantuan zat kimia tertentu.
Enzim pencernaan merupakan zat kimia yang berfungsi memecahkan molekul bahan makanan
yang kompleks dan besar menjadi molekul yang lebih sederhana dan kecil. Molekul yang
sederhana ini memungkinkan darah dan cairan getah bening (limfe) mengangkut ke seluruh sel
yang membutuhkan.
2.2 Macam-macam Enzim Amilase
Secara umum, amilase dibedakan menjadi tiga berdasarkan hasil pemecahan dan letak
ikatan yang dipecah, yaitu alfa-amilase, beta-amilase, dan glukoamilase. Enzim alfa-amilase
merupakan endoenzim yang memotong ikatan alfa-1,4 amilosa dan amilopektin dengan cepat
pada larutan pati kental yang telah mengalami gelatinisasi. Proses ini juga dikenal dengan nama
proses likuifikasi pati. Produk akhir yang dihasilkan dari aktivitasnya adalah dekstrin beserta
sejumlah kecil glukosa dan maltosa. Alfa-amilase akan menghidrolisis ikatan alfa-1-4 glikosida
pada polisakarida dengan hasil degradasi secara acak di bagian tengah atau bagian dalam
molekul. Enzim beta-amilase atau disebut juga alfa-l,4-glukanmaltohidrolas E.C. 3.2.1.2.
bekerja pada ikatan alfa-1,4-glikosida dengan menginversi konfigurasi posisi atom C(l) atau C
nomor 1 molekul glukosa dari alfa menjadi beta. Enzim ini memutus ikatan amilosa maupun
amilopektin dari luar molekul dan menghasilkan unit-unit maltosa dari ujung nonpe-reduksi
pada rantai polisakarida. Bila tiba pada ikatan alfa-1,6 glikosida aktivitas enzim ini akan
berhenti. Glukoamilase dikenal dengan nama lain alfa-1,4- glukan glukohidro-lase atau EC
3.2.1.3. Enzim ini menghidrolisis ikatan glukosida alfa-1,4, tetapi hasilnya beta-glukosa yang
mempunyai konfigurasi berlawanan dengan hasil hidrolisis oleh enzim a-amilase. Selain itu,
enzim ini dapat pula menghidrolisis ikatan glikosida alfa-1,6 dan alfa-1,3 tetapi dengan laju
yang lebih lambat dibandingkan dengan hidrolisis ikatan glikosida a-1,4.
Sumber enzim a-amilase sangat beragam mulai dari tanaman, jaringan mamalia bahkan
mikroorganisme. Enzim a-amilase dari malt merupakan salah satu contoh jenis yang dihasilkan
dari tanaman, dari mamalia enzim ini dapat dihasilkan dari ludah dan pankreas. Sumber a-
amilase yang paling potensial adalah mikroorganisme yang telah banyak digunakan dalam
bidang industri. Enzim ini mempunyai 2 golongan, yaitu termostabil yang tahan pada suhu
tinggi dantermolabil pada suhu tinggi. Endoamilase tahan panas biasanya berasal dari bakteri,
sedangkan yang tidak tahan panas berasal dari kapang.
Enzim a-amilase yang berasal dari bakteri (bacterial a-amilase) merupakan endoenzim
yang memotong ikatan a-1,4 amilosa dan amilopektin dengan cepat pada larutan pati kental
yang telah mengalami gelatinasi. Proses ini juga dikenal dengan proses likuifikasi pati. Produk
akhir yang dihasilkan dari aktivitasnya adalah dekstrin beserta sejumlah kecil glukosa dan
maltosa. Enzim a-amilase dapat diperoleh dari Bacillus licheniformis dan Bacillus subtilis yang
telah luas digunakan dalam proses hidrolisis (likuifikasi) secara komersial oleh karena
ketahanannya terhadap panas hingga 90°C bahkan ada yang mencapai 100°.
Enzim a-amilase yang berasal dari kapang (fungal a-amilase) dapat diperoleh dari
Aspergillus niger dan Aspergillus oryzac. Enzim ini sangat berbeda dari Bacterial a-amilase
karena jenis ini memiliki suhu deaktivasi yang rendah, aksi sakarifikasi yang tinggi serta nilai
pH optimum yang rendah (pH 4 – 5). Enzim ini banyak digunakan dalam industri roti serta
industri sirup maltosa dimana pH rendah dibutuhkan untuk mendegradasi pati. Enzim a-amilase
yang termolabil dari kapang digunakan dalam proses sakarifikasi. Enzim ini mempunyai nama
laina-1,4 glukan-glukanohidrolase atau EC 3.2.1.1.
Enzim a-amilase stabil pada kisaran pH 5,5 – 8,0. Aktivitas a-amilase ditentukan
dengan mengukur hasil degradasi pati yang diamati dari penurunan kadar pati larut, kadar
maltosa atau mengukur viskositas dan jumlah terbentuknya gula pereduksi pada aktivitas
optimumnya secara normal yaitu pH 4,8 – 6,5.
Menurut Comission on Enzymes of The International Union Biochemistry, unit enzim
adalah jumlah enzim yang mengkatalis pembentukan satu mikromol produk per menit dibawah
kondisi tertentu. Enzim tidak murni dapat pula dinyatakan dalam unit per mililiter. Maka dapat
dikatakan bahwa satu unit enzim a amilase adalah satu mikromol a/b maltosa yang terbentuk per
menit pada suhu dan pH aktivitasnya.
a. Alfa amilase (α-amilase)
Enzim α-amilase (α-1,4 glukan-4-glukan hidrolase) terdapat pada tanaman,jaringan
mamalia, dan mikroba. α-amilase murni dapat diperoleh dari berbagaisumber, misalnya dari
malt (barley), ludah manusia, pankreas serta dapat jugadiisolasi dari Aspergillus oryzae dan
Bacillus subtilis. Isolasi dan pemurnianenzim dilakukan berdasar fraksinasi dengan garam, juga
dengan penggunaanpanas selektif (biasanya 70 °C, selama 15 menit). Aktivitas α-amilase
ditentukandengan mengukur hasil degradasi pati yang biasanya dari penurunan kadar pati
yang larut atau dari kadar dekstrinnya dengan menggunakan substrat jenuh α-amilase mampu
menghidrolisis pati dan glikogen melalui pemotongan internal ikatan α-1,4-glikosida secara
acak, menghasilkan oligosakarida seperti maltosa, glukosa, dan α-dekstrin. Enzim α-amilase
merupakan enzim yang penting dan dimanfaatkan secara luas dalam dunia industri seperti
industri pangan, fermentasi, tekstil, kertas, obat-obatan, dan gula.
Pemanfaatan enzim ini pada skala industri lebih dititikberatkan padapeningkatan
produksi dan efisiensi prosesnya. α-amilase termostabil dipandanglebih penting dalam
aplikasinya dibidang industri dibandingkan jenis α-amilaseyang tidak tahan suhu tinggi.
Termostabilitas α-amilase biasanya disesuaikandengan pemanfaatannya, sebagai contoh α-
amilase termolabil dapat digunakanpada proses sakarifikasi pati, sedangkan α-amilase
termostabil lebih sesuaidigunakan dalam likuifikasi pati. Berbagai mikrobayang mampu
menghasilkan α-amilase berhasil diisolasi dan dimurnikan, seperti B. stearothermophilus,
Streptococcus bovis JB1 dan Lactobacillus plantarum.
Gambar 2.1. Struktur Kimia α-amilase, β-amilase dan glukoamilase
b. Beta amilase (β-amilase)
β-amilase (β-1,4 glukan maltohidrolase) terdapat pada berbagai hasiltanaman, tetapi
tidak terdapat pada mamalia, dan mikroba. Secara murni telahdapat diisolasi dari kecambah
barley, ubi jalar, dan kacang kedelai. Enzim β-amilase memecah ikatan glukosida β-1,4 pada
pati dan glikogen dengan membalikkonfigurasi karbon anomeri glukosa dari α menjadi β.
Enzim β-amilase aktif pada pH 5,0-6,0.
Sejumlah mikroorganisme juga menghasilkan amilase untuk mendegradasipati
ekstraseluler. Pada jaringan hewan tidak memiliki β-amilase, kecuali apabilamikroorganisme
terdapat dalam saluran pencernaanya.
c. Gamma amilase (γ-amilase)
Gamma amilase mempunyai nama lain, yaitu glukan 1,4-α-glukosidase,1,4-α-D-glukan
glukohidrolase, exo-1,4-α-glukosidase, glukoamilase,amiloglukosidase, lisosomal α-
glukosidase. Pemutusan ikatan akhir α(1-4)glikosida pada ujung non reduksi dari amilosa dan
amilopektin, untukmenghasilkan unit glukosa, γ-amilase sangat efisien pada lingkungan
yangbersifat asam dan bekerja pada pH optimum 3.
Terdapat 3 macam subunit enzim amilase untuk memecah amilum, yaitu:
a. Endoamilase
Endoamilase adalah α-amilase yang memecahkan ikatan α-1,4-glikosidapada amilosa
dan amilopektin untuk menghasilkan oligosakarida dengan panjangrantai yang bermacam-
macam dan konfigurasi α pada unit pereduksi glukosa C1.α-Amilase yang termostabil
digunakan pada cairan yang bersuhu tinggi. Enzimdari Bacillus amyloliquefaciens mempunyai
suhu optimum 70 °C, dibandingkandengan 92 °C untuk enzim yang diisolasi dari Bacillus
licheniformis.
b. Eksoamilase
Eksoamilase memecah ikatan α-1,4-glikosida. Eksoamilase glukogenikjuga mampu
menghidrolisis ikatan α-1,6-glukosida pada oligosakarida yangbercabang, sedang eksoamilase
maltogenik (misalnya β-amilase padi-padian)tidak mampu melewati titik-titik percabangan.
Pengambilan produk molekulrendah, berturut-turut seperti misalnya glukosa dan maltose dari
ujung polimerpati yang tidak dapat direduksi menyebabkan secara perlahan-lahan turunnya
viskositas dan produk yang demikian itu memiliki konfigurasi-β pada C1 glukosa tereduksi.
c. Enzim penghilang cabang
Glukoamilase merupakan enzim yang memiliki kekhususan yang rendah,menghidrolisis
ikatan α-1,3 dan α-1,6 pada laju lebih rendah daripada α-1,4.Enzim ini mampu mengadakan
polimerisasi glukosa menjadi maltosa danisomaltosa, tetapi proses pembentukan gula tidak
pernah mencapai keseimbangan,dengan demikian reaksi ini tidak tampak nyata. Pengaruh enzim
glukoamilasemenyebabkan posisi α dapat diubah menjadi β, pH optimal 4-5, dan suhu optimal
50-60 °C. Enzim ini secara industri dipakai pada produksisirup jagung dan glukosa.
8. Enzim Amilase dari Mikroorganisme Termofilik
Amilase merupakan enzim yang paling penting dan keberadaanya palingbesar pada
bidang bioteknologi, enzim ini diperjualbelikan sebanyak 25% daritotal enzim yang lainya.
Amilase didapatkan dari berbagai macam sumber, sepertitanaman, hewan, dan mikroorganisme.
Amilase yang berasal dari mikroorganismebanyak digunakan dalam industri, hal ini
dikarenakan dapat menekan biayaproduksi, mengurangi risiko terjadinya kontaminasi,
meningkatkan difusi masa,meningkatkan produktivitas, dan mempengaruhi daya larut saat
pencampuransenyawa organik. Amilase pertama kali diproduksiadalah amilase yang berasal
dari fungi pada tahun 1894. Enzimamilase dari bakteri mempunyai keunggulan dibanding enzim
amilase daritumbuhan, yaitu kestabilannya pada suhu yang tinggi, dan mudah untuk
diproduksi dalam jumlah yang banyak.
Enzim amilase yang dihasilkan oleh mikroba tertentu dari bakterimerupakan jenis
enzim ekstraseluler. Bakteri menghasilkan enzim amilase didalam sel dan menggunakannya di
luar sel, yaitu untuk menghidrolisis nutrisiyang mengandung amilum di lingkungannya. Ukuran
molekul amilum yangsangat besar menyebabkan tidak dapat masuk ke dalam sel bakteri, karena
halitulah molekul amilum dihidrolisis terlebih dahulu oleh enzim amilaseekstraseluler menjadi
molekul karbohidrat sederhana dengan ukuran molekul kecilyang selanjutnya digunakan
sebagai sumber karbon bagi aktivitas pertumbuhandan kehidupannya. Enzim
amilaseekstraseluler dapat diperoleh dari mikroba yang memproduksinya dengansentrifugasi
untuk mendapatkan supernatan yang mengandung enzim amilaseekstraselluler.
Enzim yang bersal dari mikroorganisme termofilik mempunyai nilaikomersial yang
cukup tinggi dalam bidang industri karena daya termostabilitasnyayang tinggi, stabil terhadap
zat-zat yang bersifat mendenaturasi enzim sepertidetergen dan senyawa organik lainnya, stabil
dalam kondisi lingkungan yangasam maupun alkalis, sangat cocok untuk proses fermentasi
dibidang industri.Konsep mengenai termostabilitas yang dimiliki oleh enzim yang berasal dari
mikroorganisme termofil didasarkan pada struktur molekular pada selnya yang tersusun dari
molekul protein termostabil dan asosiasi senyawa protein enzim dengan molekul lainnya seperti
lipid, polisakarida, maupun protein lainnya yang menyebabkan terbentuknya suatu senyawa
yang mempunyai mekanisme yang memungkinkan tetap stabilnya ketika menghadapi kondisi
yang dapatmenginaktivasinya.
Amilase termostabil digunakan dalam skala yang cukup luas dalam prosesindustri.
Enzim amilase yang digunakan tersebut berkisar pada α-amilase, β-amilase, glukoamilase,
pululanase dan jenis lainnya. Kesemuajenis enzim amilase dari mikroorganisme termofilik
mempunyai nilai aplikasikomersial paling tinggi dalam bidang industri makanan, minuman,
pembuatansirup yang mengandung glukosa, maltosa maupun oligosakarida.Berbagai mikroba
yang mampu menghasilkan α-amilase berhasil diisolasidan dimurnikan, seperti B.
Stearothermophilus. Streptococcus bovis JB1 dan Lactobacillus plantarum. Pemurnian dan
karakterisasi α-amilase dari beberapa mikroba jenis Bacillus sp.ataupun B. subtilis juga telah
dilakukan. Penelitian terhadap mikroorganisme termofilik penghasil enzim amilasetermostabil
pada akhir-akhir ini telah diarahkan bukan hanya yang bersifat termofil tetapi juga hipertermofil
(mampu hidup di atas suhu 80 °C) sepertiamilase yang diketahui terdapat pada Pyrococcus
furiosus, Pyrococcus woeseiyang memiliki aktifitas sampai suhu 130 °C. Padaumumnya
mikroorganisme termofil ditemukan di sumber-sumber air panas,daerah aktif gunung berapi dan
di dasar laut yang mempunyai sumber mata airpanas.
2.3 Sifat dan Fungsi Enzim Amilase
Enzim amylase yang berfungsi untuk mengubah karbohidrat menjadi gula sederhana.
Enzim amylase juga berfungsi untuk mengubah tepung menjadi gula. Secara umum enzim
memiliki sifat :
Bekerja pada substrat tertentu.
Memerlukan suhu tertentu.
Keasaman (pH) tertentu pula.
Suatu enzim tidak dapat bekerja pada substrat lain. Molekul enzim juga akan rusak oleh
suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Demikian pula enzim yang bekerja pada keadaan
asam tidak akan bekerja pada suasana basa dan sebaliknya. pada suhu tinggi aktivitasnya tinggi
tetapi kemantapan enzyme rendah. Suhu yang yang membuat aktivitas dan kemantaban suatu
enzyme tinggi maka disebut suhu optimum.Jumlah hasil reaksi juga akan mempengaruhi
aktivitas enzim.
Telah disebutkan beberapa factor yang mempengaruhi aktivitas enzim salah satunya
suhu dan pH. Sehubungan dengan pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim, maka semakin
meningkat suhu, aktivitas enzim akan semakin meningkat. Pada pemanasan tinggi enzim yang
merupakan suatu protein akan mengalami denaturasi protein sehingga aktivitas kerjanya
menjadi nol. Pada umumnya reaksi kima dengan naiknya suhu 10 derajat Celcius maka akan
meningkatkan kecepatan reaksi sebesar 2 kali. Hal ini akan berlaku pada enzyme dengan suhu
maksimum hingga 35 derajat Celcius. Jika lebih dari suhu tersebut enzim akan mengalami
denaturasi sehingga merusak fungsi katalisatonya. Umumnya enzim mulai kehilangan sifat
katalisatornya pada suhu 35 derajat Celcius dan berakhir pada suhu 60 derajat Celcius.
Oleh sebab itu perlu diketahui nilai suhu dan pH optimum dari enzim amylase yang ada
pada air liur. Agar diketahui seberapa besar efek hidrolisis maka diperlukan blanko sebagai
pembanding. Blanko ini berisi seperti tabung pengujian yang membedakan hanyalah
penambahan air liur. Amilum akan membentuk kompleks dengan Iodium hingga menghasilkan
larutan berwarna biru. Warna ini dapat di pakai dalam pengukuran absorbansi yang sebanding
dengan kosentrasi amilum. Semakin besar nilai absorbsinya maka semakin besar kosentrasi
amilum yang belum terhidrolisis.Untuk mengetahui besarnya hasil hidrolisis maka nilai A uji
dikurangi dengan nilai A blanko sehingga di peroleh A yang artinya semakin besar nilai A maka
semakin besar pula amilum yang telah terhidrolisis.
Sehingga jika di buatkan sebuah kurva hubungan antara suhu dan pH ,akan diperoleh
nilai pH dan suhu optimum yang dipakai oleh enzyme. Enzim amilase adalah salah satu enzim
yang mampu dihasilkan oleh jamur dan jamur yang menghasilkan enzim tersebut biasanya
disebut jamur amilolitik. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, jamur yang mampu
menghasilkan enzim amilase berasal dari genus Penicillium, Cephalosporium, Mucor,
Neurospora, Aspergillus dan Rhizopus.
2.4 Substrat dan Kondisi Untuk Sintesis Enzim Amilase
Sejumlah sumber karbon yang diuji dan ditelitinya, maltosa merupakan substrat yang
terbaik untuk produksi protein dan amilase. Umumnya tepung gandum dan tepung jagung juga
merupakan sumber karbon yang bagus untuk amilase rizhobia.
Produksi amilase, penambahan kalsium (10 mM) atau pepton 1% pada ekstrak yeast
pada mediun mineral, akan memperpendek periode lag dan menambah pertumbuhan dan
sintesis amilase. Penambahan glukosa pada kultur mengurangi dari sintesis a-amilase, hal ini
bisa disebabkan karena glukosa mempengaruhi kegiatan bakteri ini. Suhu optimum pada sintesis
amilase adalah sekitar 500 C dan pH optimum untuk sintesis amilase sekitar 7,0. Ekstrak enzim
dipertahankan aktivitasnya 100% ketika diinkubasi selama 1 jam pada suhu 90o C dan 40% pada
suhu 60o C selama 24 jam.
Komposisi dan konsentrasi media sangat mempengaruhi produksi dari enzim amilase
ekstraseluler pada bakteri, yeast, dan Aspergillus sp. Komposisi medium sangat mempengaruhi
produksi amilase, seperti halnya sporulasi pada Bacillus cereus. Keberadaan pati akan
menginduksi produksi amilase. Keadaan lingkungan dan sumber nitrogen pada media kultur
juga akan mempengaruhi pertumbuhan produksi amilase. Disamping karbon dan nitrogen,
sodium dan garam potassium, ion metal, dan detergen juga akan mempengaruhi produksi
amilase dan pertumbuhan mikroorganisme.
Gambar 2.2 reaksi subtrat dengan enzim
Dari hasil uji aktivitas selulase dan xylanase pada substrat tapioka, ternyata Bacillus
amylcliquefaciens juga dapat menghasilkan enzim selulase dan xylanase dengan nilai aktivitas
0,016 Unit/ml dan aktivitas spesifik 0,0066 UniVmg protein untuk selulase sefiaA,0229 Unit/ml
dan 0,00141 Unit/mg protein untuk xylanase.
2.5 Manfaat Enzim Amylase
Enzim amylase banyak digunakan sebagai industri gula cair, makanan, industri tekstil,
dan industri farmasi .Enzim ini juga banyak digunakan pada industri minuman misalnya
pembuatan High Fructose Syrup (HFS) maupun pada industri tekstil, sebagai food additive
untuk memperbaiki tekstur bahan makanan.Penambahan enzim alfa-amilase dalam bentuk
tepung malt atau tepung enzim hasil kerja mikroorganisme dapat meningkatkan kemampuan
menghidrolisa pati yang dikandung dalam tepung terigu, dengan demikian khamir yang tumbuh
pada pembuatan adonan mendapat energi yang cukup sehingga pembentukan karbon dioksida
optimal dan pengembangan adonan menjadi optimal amilase untuk produksi energi alternatif
bioetanol, membantu metabolism karbohidrat.
2.6 Aktivator dan Inhibitor
Aktivator merupakan molekul yang mempermudah ikatan antara enzimdengan
substratnya, misalnya ion klorida yang bekerja pada enzimamilase. Inhibitor merupakan suatu
molekul yang menghambat ikatan enzimdengan substratnya. Inhibitor akan berikatan dengan
enzim membentuk kompleksenzim-inhibitor baik pada sisi aktif enzim maupun bagian lain dari
sisi aktifenzim. Keberadaan inhibitor akan menurunkan kecepatan reaksi enzimatis.
Terbentuknya komplek enzim inhibitor akan menurunkan aktivitas enzim terhadap
substratnya. Aktivitas enzim juga terdapat pada berbagai sumber mikroorganismeseperti bakteri
dan jamur. Mikroorganisme ini menghasilkan enzim intraselulerdan enzim ekstraseluler. Enzim
intraseluler merupakan enzim yang berfungsi didalam sel yaitu mensintesis bahan selular dan
juga menguraikan nutrien untukmenyediakan energi yang dibutuhkan sel. Enzim ekstraseluler
merupakan enzimyang dilepas dari sel ke lingkungan untuk menghidrolisis molekul polimer di
lingkungan, seperti selulosa, hemiselulosa, lignin, ataupun juga untukmemfasilitasi pengambilan
suatu zat dari lingkungan bagi kebutuhan metabolismenya. Enzim ekstraseluler
dapat dipisahkan dari lingkungan dengan filtrasi ataupun sentrifugasi, sedangkan enzim
intraseluler dapat diekstrak dari dalam sel lewat proses pemecahan sel
2.7 Cara Menghasilkan Enzim Amylase
Degradasi yang terjadi pada pati diketahui dengan hilangnya material yang terwarnai
oleh iodine. Uji deteksi α amylase yang menghidrolisis α-1,4-glikogen dan poliglucosan
lainnya. Pada saat awal perlakuan terjadi penurunan yang cepat berat molekul pati yang
dihasilkan dari pewarnaan iodine. Produk akhir utama dari degradasi ini adalah oligosakarida
dengan berat molekul yang rendah. Sebaliknya, β-amilase mampu mengkatalisis sebuah
serangan exolitik dan mendegradasi pati dengan cara memecah maltose dari ujung rantai pati.
Enzim amylase dari B. subtilis dapat dipisahkan satu sama lain dan secara subsekuen
mengeluarkannya bersama maltose. Enzim amylase dapat dipisahkan dari protease dengan
menambahkan insoluble starch ke dalam kultur untuk menyerap amilase.
Aktivitas amilase dilakukan oleh enzim bakteri dan terlihat berwarna biru di dalam
iodin. Apabila iodin menyebabkan media pati berwarna biru pada koloni bakteri maka tidak ada
amilase yang diproduksi. Molekul maltosa yang kecil dapat masuk ke dalam sel untuk
digunakan sebagai energi. Interaksi iodin dengan pati membuat media berwarna biru gelap.
Produksi enzim amilase oleh koloni bakteri pada media ditunjukkan adanya zona bening dengan
penambahan larutan iodin di sekitar koloni bakteri.
2.7.1 Media
Media agar yang digunakan adalah yeastekstrak 0,05%, NaCl 0,1%, bakto agar
1,5%,amonium sulfat 0,7%, CaCl2, 0,01% K2HPO4, 0,01% MgSO4.7H2O0,01% dan amilum
2%.Komposisi media produksi terdiri dariamonium sulfat 0,7%, yeast ekstrak 0,05%,bakto
tripton 0,01%, NaCl 0,1%, CaCl2 0,01%, K2HPO4 0,01% MgSO4.7H2O0,01%dan amilum 0,5%.
2.7.2 Fermentasi
Inokulum yang telah disiapkan dimasukkansecara aseptik ke dalam media
fermentasilalu diinkubasi selama 20 – 100 jam padasuhu 50OC menggunakanshaker
inkubator dengan kecepatan 180 rpm (untukmengetahui waktu produksi optimumamilase).
Cairan fermentasi yangmengandung enzim amilase dipisahkan dariselnya dengan sentrifuse
pada kecepatan3500 rpm selama 30 menit.Filtrat enzimyang didapat diuji aktivitasnya.
2.7.3 Uji Deteksi Amilase
Degradasi yang terjadi pada pati diketahui dengan hilangnya material yang terwarnai
oleh iodine. Uji deteksi α amylase yang menghidrolisis α-1,4-glikogen dan poliglucosan
lainnya. Pada saat awal perlakuan terjadi penurunan yang cepat berat molekul pati yang
dihasilkan dari pewarnaan iodine. Produk akhir utama dari degradasi ini adalah oligosakarida
dengan berat molekul yang rendah. Sebaliknya, β-amilase mampu mengkatalisis sebuah
serangan exolitik dan mendegradasi pati dengan cara memecah maltose dari ujung rantai pati.
Enzim amylase dari B. subtilis dapat dipisahkan satu sama lain dan secara subsekuen
mengeluarkannya bersama maltose. Enzim amylase dapat dipisahkan dari protease dengan
menambahkan insoluble starch ke dalam kultur untuk menyerap amilase.
Aktivitas amilase dilakukan oleh enzim bakteri dan terlihat berwarna biru di dalam
iodin. Apabila iodin menyebabkan media pati berwarna biru pada koloni bakteri maka tidak ada
amilase yang diproduksi. Molekul maltosa yang kecil dapat masuk ke dalam sel untuk
digunakan sebagai energi. Interaksi iodin dengan pati membuat media berwarna biru gelap
Menurut Ekunsaumi (2004), produksi enzim amilase oleh koloni bakteri pada media
ditunjukkan adanya zona bening dengan penambahan larutan iodin di sekitar koloni bakteri
BAB III
METODOLOGI 3.1 Pemilihan Mikroorganisme
Mikroorganisme yang digunakan dalampenelitian ini adalah isolatBacillussubstillisyang
diisolasi dari sumber airpanas Makula Tana Toraja Sulawesi Selatan. Biakan dipelihara serta
diperbanyak padamedia agar.Media-media agar yang digunakan adalah yeastekstrak 0,05%,
NaCl 0,1%, bakto agar 1,5%,amonium sulfat 0,7%, CaCl20,01% K2HPO40,01%
MgSO4.7H2O0,01% dan amilum 2%.Komposisi media produksi terdiri dariamonium sulfat
0,7%, yeast ekstrak 0,05%,bakto tripton 0,01%, NaCl 0,1%, CaCl20,01% K2HPO4 0,01%
MgSO4.7H2O0,01%dan amilum 0,5%.Fermentasi inokulum yang telah disiapkan
dimasukkansecara aseptik ke dalam media fermentasilalu diinkubasi selama 20 – 100 jam
padasuhu 500C menggunakanshaker inkubator dengan kecepatan 180 rpm (untukmengetahui
waktu produksi optimumamilase). Cairan fermentasi yangmengandung enzim amilase
dipisahkan dariselnya dengan sentrifuse pada kecepatan3500 rpm selama 30 menit.Filtrat
enzimyang didapat diuji aktivitasnya.
3.2 Uji Aktivitas Amilase (Sudarmadji, 1984)
Prinsip uji aktivitas enzim amilasedidasarkan pada perhitungan gula pereduksidari hasi
hidrolisis pati dengan metodeNelson-Somogy. Sebanyak 1 mL larutanpati 2% dan 1 mL buffer
fosfat pH 7,0 ,ditambahkan 1 mL larutan ekstrak enzimamilase, diinkubasi pada suhu 500C
selama60 menit, setelah itu dinonaktifkan padasuhu 1000C selama 5-10 menit.
Dinginkan,selanjutnya ditentukan kadar glukosanyadengan metode Nelson-Somogy yakni
kedalam tabung reaksi dimasukkan 1 mLcampuran enzim tersebut kemudianditambahkan 1 mL
reagen Nelson-somogy.Kemudian dipanaskan kembali dalampenangas air pada suhu 1000C
selama 20menit. Selanjutnya didinginkan dalam air eshingga suhu larutan sama dengan
suhukamar. Setelah dingin ditambahkan 1 mLreagen arsenomolibdat dan 5 mL air suling lalu
dikocok hingga bercampur rata.Diamkan pada suhu kamar selama 30 menit.Absorbansi larutan
diukur denganspektrofotometer UV-VIS padaλmax (660nm). Sebagai kontrol 1 mL ekstrak
enzimamilase dipanaskan sampai mendidih laluditambahkan 1 mL pati 2% dan
1mL larutanbuffer fosfat pH 7,0 dan selanjutnyapengerjaan sama dengan pengujian
aktivitasenzim.Untuk mengetahui kadar glukosa hasilhidrolisis pati oleh enzim dihitung
denganmenggunakan kurva kalibrasi larutan standarglukosa pada berbagai konsentrasi
0,02;0,04; 0,06; 0,08; 0,1µmol/ml. Perhitunganaktivitas enzim dilakukan
denganmensubstitusikan absorbansi larutan yangdiperoleh pada pengujian aktivitas enzim
kedalam persamaan regresi kurva kalibrasilarutan standar glukosa. Aktivitas enzimyang
diperoleh dinyatakan dalam unit/mL,dimana 1 unit adalah aktivitas enzim yangmenghasilkan
1µmol glukosa perjam padakondisi percobaan.
3.3 Pengukuran Kadar Protein dengan Metode Lowry (1951).
Komposisi reagen Lowry B adalahNa2CO32% dalam NaOH 0,1 N : CuSO4 1%:
Natrium-kalium-Tartrat (100:1:1) danreagen Lowry A adalah larutan asamphospho-tungstic-
phospho-molybdic (folin): aquades (1:1). Kadar protein diukurdengan menggunakan BSA
(Bovine SerumAlbumin) sebagai standar dan diukur denganmenggunakan spektrofotometer
padapanjang gelombang maksimum. Sebanyak1 mL enzim amilase ditambah 2,5 mLlarutan
Lowry B, diinkubasi pada suhu 250Cselama 10 menit.Selanjutnya ditambahkan0,25 mL Lowry
A dan diinkubasi kembali pada 250C selama 30 menit dengan sesekalidikocok, kemudian
absorbansi diukurpadaλ maksimum BSA (630 nm) yang telah ditentukan dengan
spektrofotometerUV-Vis.
1. Karakterisasi enzim amilasea.
Penentuan suhu optimum enzim-enzim, substrat dan bufer fosfat 0.1 MpH 7,0
dicampur dan diinkubasi selama60 menit pada kisaran suhu 200C, 250C,300C, 350C, 400C,
dan 450C kemudiandilakukan pengujian aktivitas amilasepada setiap perubahan suhu
sehinggadiperoleh aktivitas amilaseoptimum padasuhu tertentu.
2. Penentuan pH optimum enzim
Enzim, substrat dan bufer sitrat 0.1 Mdan bufer posfat 0,1 M pada berbagaikisaran
pH 5,8; 5,8; 6,0; 6,2; 6,4; 6,6 dan7,0 dicampur dan diinkubasi selama 60menit pada suhu
optimum (yang telah dicapai pada perlakuan diatas)kemudian dilakukan pengujian
aktivitasamilase pada setiap perubahan pHsehingga diperoleh aktivitasamilaseoptimum
pada pH tertentu.
3. Pengaruh ion logam terhadapaktivitas enzim
Untuk mengetahui jenis logam yangberperan sebagai aktivator atau inhibitor,maka
campuran enzim, substrat, danbufernya ditambahkan berbagai jenislogam seperti: MgCl2;
CaCl2; CoCl2;NiCl2; dan ZnCl2pada konsentrasi 1.0mM dan 10 mM. Kemudian
diinkubasiselama 60 menit (seperti pada penentuansuhu dan pH optimum).
Selanjutnyadilakukan pengukuran aktivitas enzimamilase.Penggunaan ekstrak kasar
amilasehasil isolasi dalam menghidrolisismasing-masing substratnya.
Masing-masing substrat yaitu tepungtapioka, tepung sagu dan tepung
jagungditimbang 1 gram kemudian dilarutkandengan akuades sampai volume 100
mL,dipanaskan sampai mendidih. Selanjutnyadidinginkan, larutan ini digunakan
sebagaisubstrat.
a. Hidrolisis substrat oleh enzimamilase
Di dalam tabung reaksi dimasukkan1 mL larutan enzim amilase, ditambahkan0,25 mL
larutan CoCl2sehingga konsentrasiion logam Co2+di dalam campuran adalah10 mM,
kemudian dikocok. Ditambahkan0,75 mL buffer fosfat pH 6,4 dan 0,5 mLlarutan substrat
(masing-masing dikerjakanuntuk tepung tapioka 1%, tepung sagu 1%,tepung jagung 1%
dan sebagai kontroldigunakan pati standar 1%). Diinkubasidalam inkubator pada suhu
350C selama 60menit,kemudian dipanaskan pada suhu100C selama 10 menit untuk
inaktivasi.Setelah itu didinginkan dan diukur kadarglukosanya.
b. Pengukuran glukosa hasil hidrolisis
Pengukuran kadar glukosa hasil hidrolisis menggunakan metode Nelson-
Somogyi,sama dengan penentuan aktivitas enzimamilase.
BAB IV
PEMBAHASAN
Enzim amilase dapat dihasilkan oleh berbagai mikroba dimana salah satunya adalah
bakteri dari jenis Bacillus. Pada percobaan praktikum kali ini, untuk memproduksi enzim
amilase digunakan pati tapioka sebagai substrat. Penggunaan substrat bertujuan untuk dapat
menginduksi bakteri untuk menghasilkan enzim amilase. Karena substrat diperlukan dalam
proses produksi enzim, maka enzim amilase yang diproduksi dari bakteri jenis Bacillus dapat
dikatakan sebagai inducible enzyme.
Dalam praktikum kali ini, dua jenis bakteri yaitu Bacillus subtilis dan Bacillus sp.
digunakan dalam produksi enzim amilase dimana Bacillus subtilis dapat menghasilkan enzim
amilase apabila dilihat dari aktivitas enzimnya, sedangkan Bacillus sp. tidak. Tidak
dihasilkannya enzim amilase dari biakan Bacillus sp. dapat dipengaruhi beberapa hal,
diantaranya suhu dan lama inkubasi dan substrat yang digunakan. Pada umumnya enzim
amilase secara optimum dihasilkan di titik tertentu pada fase logaritmik dari kurva pertumbuhan
mikroba, akan tetapi ada mikroba tertentu dimana fase logaritmiknya lebih panjang sehingga
enzim amilase tidak diproduksi karena titik tersebut belum tercapai sehingga lama inkubasi
erpengaruh dalam hal ini. Adapun suhu dapat berpengaruh karena ada beberapa bakteri yang
bersifat thermophilic yaitu bakteri yang lebih optimum dalam produksi enzim amilase dalm
kondisi suhu yang lebih tinggi.
Untuk lebih mengetahui karakter Bacillus sp. maka diperlukan percobaan lanjutan
seperti pangaruh lamanya inkubasi, sampel ekstrak enzim kasar diambil pada selang waktu‐waktu tertentu sehingga dapat diketahui beapa lama bakteri tersebut mulai memproduksi enzim
amilase dan dapat diketahui juga waktu optimum produksi. Selain itu dapat dilakukan inkubasi
pada suhu‐suhu tertentu sehingga diperoleh pada suhu berapa enzim tersebut optimum
memperoduksi enzim amilase.
Aktivitas enzim spesifik yang diperoleh dari jenis Bacillus subtilis adalah sebesar 0.91
U/mg protein dari larutan EEK, nilai ini sangat kecil apabila dibandingkan dengan hasil yang
diperoleh Dheeran dkk yaitu 14.5 U/mg, Marlida dkk yaitu 86 U/mg dan Chakraborty dkk yaitu
11.5 U/mg. hal ini dapat dikarenakan belum ditentukannya waktu optimum, suhu, dan kondisi
yang dapat meningkatkan hasil enzim dalam pemanenan ekstrak enzim kasar seperti
penambahan vitamin dan suplemen untuk bakteri.
Apabila telah dilakukan optimasi dan produksi enzim yang dihasilkan meningkat
sampai pada level tertentu, protein terlarut yang dapat mempengaruhi aktivitas enzim spesifik
dapat dikurangi dengan cara pemurnian enzim yaitu bisa dengan dialysis, kromatografi penukar
ion atau dengan ultra filtrasi sehingga aktivitas enzim spesifik dari produk yang dihasilkan dapat
ditingkatkan.
BAB V
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dan teori yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Bacillus
amyloliquefaciens isolat sarasah Lembah Anai dapat menghasilkan enzim amilasepada substrat
tapioka. Pertumbuhan populasi maksimum Bacillusamyloliquefociens diperoleh pada hari ke-6
fermentasi dengan pH 6,0 dan suhupertumbuhan 37oC. Produksi enzim amilase optirnum
diperoleh pada hari ke-7pada pH awal 5,0 dan suhu 40'C (4.182).Kondisi optimum aktivitas
enzim amilase tsacillus amyloliquefaciens padasubstrat tapioka diketahui: pH 6,0; suhu 45"Ct
urdktu 20 menit dan konsentrasisubstrat 4,0 o (b/v). Dari hasil perhitungan didapatkan nilai K*
0,148 (mg/ml)dan nilai Vmuk, 0,0178 (mg/mllmenit).
Aktifitas optimum enzim amilase yang dihasilkan diperoleh A,0717Unit/ml dan
aktivitas spesifik 6,6367 Unitlmg protein.Dari hasil uji aktivitas selulase dan xylanase pada
substrat tapioka, ternyata Bacillus amylcliquefaciens juga dapat menghasilkan enzim selulase
danxylanase dengan nilai aktivitas 0,016 Unit/ml dan aktivitas spesifik 0,0066UniVmg protein
untuk selulase sefiaA,0229 Unit/ml dan 0,00141 Unit/mg proteinuntuk xylanase.
3.2 Saran
Dengan diketahuinya kemampuan Bacillus amyloliquefaciens dapatmenghasilkan
enzim amilase serta karalcteristik enzim yang dihasilkarr, makaperlu diteliti/dikembangkan
lebih lanjut untuk memproduksi, ekstraksi danpurifikasi enzim amilase dalam bentuk murni agar
dapat dimanfaatkan padakeperluan yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Alberts- B, D.Bray. J.Lewis, M.Rafl K.Roberts,and J.D. watwon. 1994.Molecular Biology of the
cell. penerbit pr. Gramedia. Jakarta.
Anwaralikham. F.A.B, Awang. A.S, Awang. H. 2006. Biotechnology. Faculty ofResource and
technology university Malaysia sarawak. SarawakMalaysia.
Bahagiawati.Isolasi dan Purifikasi Inhibitor Alfamilase dari Biji KacangPhaseolusvulgari s.
Jurnal Agrobiogen. Volume 1 .
Belk.C, V. Borden. 1989. Biology Science for Live. Second Edition. University ofMinnesota.
Duluth.
Bohinsky. R.c. 1987.Modern concept in Biochemistry. Fifth Edition. London.
Boyer. R, J. Wiley and Son. 2002. Concept in Biochemistry. Second Edition .NewYork..
Boyer. R.F. 1993. Modern Experiment Biochemistry.2 nd,Edition. BenjaminCumming.
Redwood City.
Case. C.L. T.R. Johnson.2004- Laboratory Experiments In Microbiology. The Benjamin
Cumming Publi shing Company. Inc. London.
Christopher, K. Mathews, K.E.v. Holde, Kevin, G. Ahern. 1999. Biochemistri.Third Edition.
Oregon State University.
D.w. Martin. Jr. P.A. Mayes, v.w. Rodwell. 2000. Biokimia. penerbit BukuKedokteran EGC.
Jakarta.
Fardiaz. s. 1983. Keamanan Pangan. Jurusan Ilmu dan teknologi pangan,Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut pertanian Bogor. Bogor.
Fardiaz. s. 1988. Fisiologi Fermentasi. pusat Antar universitas. InstitutPertanian Bogor. Bogor.
Fennema. O.R. 1985. Food Chemistry. New york and Basel.
Hein. M, L.R. Best, S. Pattisaon, S. Arena. 1995. Introduction to organic andBiochemistry.
Books Cole Publishing Company Pacipic Grove. California.
Hutagalung. H. 2004, Karbohidrat. Bagian Ilmu Gizi. Fakultas KedokteranUniversitas Sumatera
Utara. Medan
Wizna. 2007. Potensi Amyloliguefacilus Selulolitik Sarasah Hutan dalamPeningkatan Kuallitas
Pakan Campuran Empelur sagu dan Isi Rumen danImplikasinya terhadap Produktivitas
Temak Unggai. Disertasi. ProgramPascasarjana, Universitas Andalas. padang.