FENOL 01
description
Transcript of FENOL 01
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, sering kita jumpai berbagai jenis makanan dan minuman
yang mengandung alkohol, bahkan ada alkohol yang diperjualbelikan secara
utuh, dalam artian bukan sebagai zat tambahan melainkan sebagai satu
kesatuan yang utuh. Khusus di bidang farmasi, berbagai sediaan obat juga
mengandung alkohol dalam kadar tertentu. Olehnya, kita perlu mengetahui
seluk-beluk tentang alkohol itu agar penggunaannya bisa dikontrol serta
memiliki efek yang tepat.
B. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui sifat fisika alkohol dan fenol
2. Untuk mempelajari beberapa reaksi kimia yang karakteristik dari
alkohol dan fenol
3. Untuk membedakan alkohol primer, sekunder, dan tersier
C. Prinsip Percobaan
Penentuan sifat kimia dan sifat fisika dari alkohol dan fenol melalui berbagai
reaksi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh
rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol mempunyai titik didih
yang tinggi dibandingkan alkana-alkana yang jumlah atom C-nya sama. Hal ini
disebabkan antara molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum
alkohol yaitu R – OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik.
Dalam alkohol, semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya.
Sedangkan dalam air, metanol, etanol, propanol mudah larut dan hanya butanol
yang sedikit larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur
dengan air dalam segala perbandingan (Brady, 1999).
Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus -OH
pada rantai karbon utama karbon. Ada tiga jenis alkohol antara lain alkohol
primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Alkohol primer yaitu alkohol yang
gugus –OH nya terletak pada C primer yang terikat langsung pada satu atom
karbon yang lain contohnya : CH3CH2CH2OH (C3H7O). Alkohol sekunder yaitu
alkohol yang gugus -OH nya terletak pada atom C sekunder yang terikat pada
dua atom C yang lain. Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus –OH nya
terletak pada atom C tersier yang terikat langsung pada tiga atom C yang lain
(Fessenden, 1997).
Alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh
ikatan hidrogen. Dengan bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus hidroksil
yang polar terhadap sifat molekul menurun. Sifat molekul yang seperti air
berkurang, sebaliknya sifatnya lebih seperti hidrokarbon. Akibatnya alkohol
dengan bobot molekul rendah cenderung larut dalam air, sedangkan alkohol
berbobot molekul tinggi tidak demikian. Alkohol mendidih pada temperatur yang
cukup tinggi. Sebagai suatu kelompok senyawa, fenol memiliki titik didih dan
kelarutan yang sangat bervariasi, tergantung pada sifat subtituen yang menempel
pada cincin benzena (Petrucci, 1987).
Reaksi-reaksi yang terjadi dalm alkohol antara lain reaksi substitusi, reaksi
eliminasi, reaksi oksidasi dan esterifikasi. Dalam suatu alkohol, semakin panjang
rantai hidrokarbon maka semakin rendah kelarutannya. Bahkan jika cukup
panjang, sifat hidrofob ini mengalahkan sifat hidrofil dari gugus hidroksil.
Banyaknya gugus hidroksil dapat memperbesar kelarutan dalam air (Hart, 1990).
Suatu alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehid atau asam
karboksilat. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton saja. Sedangkan
pada alkohol tersier menolak oksidasi dengan larutan basa, dalam larutan asam,
alkohol mengalami dehidrsi menghasilkan alkena yang kemudian dioksidasi
(Fessenden, 1997).
Beberapa oksidasi dari alkohol antara lain :
a. Oksidasi menjadi aldehid
Hasil oksidasi mula-mula dari alkohol primer adalah suatu aldehid (RCH=O).
Aldehid, siap dioksidasi menjadi asam karboksilat. Oleh sebab itu, reaksi antara
alkohol primer dengan zat oksidator kuat akan menghasilkan asam karboksilat,
dan bukan intermediet aldehid. Pereaksi tertentu harus dipakai apabila
intermediet aldehid merupakan hasil yang diinginkan.
b. Oksidasi menjadi keton.
Suatu alkohol sekunder dioksidasi oleh oksidator yang reaktif kuat menjadi
keton.
c. Oksidasi menjadi asam karboksilat.
Suatu oksidator kuat yang umum dapat mengoksidasi alkohol primer menjadi
asam karboksilat.
B. Uraian Bahan
1. Aquadest
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA (FI. Ed.III hal. 96)
Nama Lain : Air suling
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Penggunaan : Pelarut
2. Metanol
Nama Resmi : METHANOL (FI. Ed.IV hal. 1176)
Nama Lain : Metil Alkohol
RM/ BM : CH3OH/ 32,04
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, berbau khas.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, membentuk cairan jernih,
tidak berwarna.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
3. Etanol
Nama Resmi : AETHANOLUM (FI. Ed.IV hal. 63)
Nama Lain : Etil Alkohol, Etanol
RM/ BM : C2H6OH/ 46,07
Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih tidak berwarna, bau khas
dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah, mudah menguap
walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78°
mudah terbakar.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan praktis larut pada semua
pelarut organik.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, jauh dari api.
4. Propanol -2
Nama Resmi : ISOPROPIL ALKOHOL P (FI. Ed.IV hal. 1142)
Nama Lain : 2 Propanol
RM/ BM : (CH2)2COH/ 60,10
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, mudah terbakar
Kelarutan : dapat bercampur dengan air dengan CHCl3 dan dengan eter
P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
5. Heksan
Nama Resmi : HEKSANA (FI. Ed IV hal 1159)
Pemerian : Cairan jernih, mudah menguap, berbau seperti eter lemah
atau bau seperti petroleum
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol mutlak,
dapat bercampur dengan eter, dengan kloroform dengan
benzena dan dengan sebagian besar minyak lemakdan
minyak atsiri.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
RM/BM : C6H14/86,18
6. Asam Asetat
Nama Resmi : ACIDUM ACETIUM (F.I ed. IV hal 45)
RM : CH3COOH / C2H4O2
BM : 60,05
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, menusuk, rasa asam
yang tajam.
Kelarutan : bercampur dengan air, dengan etanol dan dengan gliserol.
W/P : dalam wadah tertutup baik
7. Fenol
Nama resmi : PHENOLUM (F.I ed IV hal 663)
RM/BM : C6H5OH / 94,11
Pemerian : hablur berentuk jarum/massa hablur, tidak berwarna, bau
khas.
Kelarutan : larut dalam 12 bagian air, mudah larut dalam etanol dalam
CHCl3, eter P, dalam gliserol P dan dalam minyak lemak.
W/P : dalam wadah tertutup rapat.
8. Natrii Carbonas
Nama Lain : natrium carbonat
RM/BM : Na2CO3 / 124,00
Pemerian : hablur tidak berwarna
Kelarutan : mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air
mendidih
W/P : dalam wadah tertutup baik.
9. Natrii Hydroxidum
Nama Resmi : NATRII HYDROXIDUM
Nama Lain : natrium hidroksida (F.I ed IV hal 589)
RM/BM : NaOH/40,00
Pemerian : bentuk batang, butiran, massa hablur, kering, keras, rapuh,
dan menunjukkan susunan hablur, putih, mudah meleleh
basa.
Kelarutan : mudah larut dalam air dan etanol
W/P : dalam wadah tertutup rapat.
10. Natrii Subcarbonas (F.I ed IV hal 601)
Nama Resmi : NATRII SUBCARBONAS
Nama Lain : natrium bikarbonat, mononatrium bikarbonat
RM/BM : NaHCO3 / 84,01
Kelarutan : larut dalam air, tidak larut dalam etanol
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Aseton
2. Air suling
3. Metanol
4. n-Heksan
5. Isobutanol
6. Amil alcohol
7. Etanol
8. Propanol-2
9. Larutan fenol
10. Asam asetat
11. Reagen Lucas
12. Larutan asan kromat
13. Larutan feri klorida
14. Larutan I2-KI
15. Larutan Na2CO3 dan NaHCO3
16. Kertas pH (indicator universal)
17. Bunsen
18. Kaki tiga
19. Beker 500 ml
20. Tabung reaksi
21. Rak tabung reaksi
22. Pipet tetes panjang
23. Sumbat kapas
24. Label
B. Prosedur
I. Sifat Fisika dari Alkohol dan Fenol
a. Kelarutan dalam air dan n-heksan
1. Menyiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, kemudian
memberi label tiap-tiap tabung
2. Tabung reaksi I diisi dengan 0,5 ml air suling dan tabung
reaksi II diisi dengan 0,5 ml air n-heksan
3. Menambahkan 1 tetes methanol ke dalam tabung reaksi I dan
II
4. Mengocok dan memperhatikan kelarutannya (homogen atau
tidak)
5. Mengulangi poin 1 s/d 5 dengan menggunakan alkohol yang
lain
b. Penetuan pH larutan sample menggunakan indicator universal
1. Menyiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, memberi label
sesuai dengan nama sampel uji
2. Mengisi tabung reaksi :
tabung reaksi I dengan 10 tetes methanol
tabung reaksi II dengan 0 tetes etanol
tabung reaksi III dengan 10 tetes propanol-2
tabung reaksi IV dengan isobutanol
tabung reaksi I-IV tambahkan 3 ml air suling
tabun reaksi V tambahkan 2 ml air suling
3. Mengocok keempat tabung reaksi tersebut dan
mengecek pH-nya
II. Sifat Kimia dari alcohol dan fenol
a. Tes Lucas
i. Menyiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, memberi label
sesuai dengan nama sampel uji
ii. Ke dalam masing-masing tabung reaksi diisi dengan 10 tetes
methanol, etanol, propanol-2, isobutanol, dan fenol, kemudian
menambahkan 20 tetes reagen Lucas
iii. Menutup mulut tabung reaksi dengan sumbat gabus, mencampur isi
dengan pengocokan yang kuat selama beberapa detik
iv. Melepaskan tutup dan menyimpan tabung selama 5 menit
v. Mengamati perubahan yang terjadi
(Apakah larutan sangat berkabut/gelap (cloudiness). Jika larutan tidak
berkabut/gelap selama 15 menit, hangatkan tabung reaksi di dalam air
yang mendidih (60̊) selama 15 menit
vi. Mencatat semua data pengamatan pada
lembar kerja
b. Tes Kromat
i. Menyiapkan 5 tabung reaksi yangh bersih dan kering, memberi label
sesuai dengan nama sampel uji
ii. Ke dalam masing-masing tabung reaksi diisi dengan 5 tetes sample uji
dan tambahkan 10 tetes aseton dan 2 tetes asam kromat
iii. Menempatkan keempat tabung reaksi di atas waterbath (60̊ C) selama
5 menit.(Mencatat warna dari tiap larutan, perubahan dari warna
merah-coklat menjadi biru-hijau menunjukkan tes positif)
c. Tes Iodoform
1. Menyiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, memberi label
sesuai dengan nama sample uji
2. Ke dalam masing-masing tabung reaksi diisi dengan 5 tetes sample uji
dan menambahkan tetes demi tetes NaOH 6 M dengan pengocokan
(25 tetes)
3. Menempatkan keempat tabung reaksi di atas waterbath (60̊ C) dan
tambahkan tetes demi tetes reagen solution lugoli dengan pengocokan
sampai larutan berwarna coklat (kurang lebih 30 tetes)
4. Menambahkan lagi NaOH 6 N ke dalam masing-masing tabung reaksi
sampai larutan menjadi tidak berwarna dan menempatkan keempat
tabung reaksi di atas waterbath selama 5 menit
5. Mengambil keempat tabung reaksi, dan membiarkannya sampai dingin
kemudian mengamati adanya endapan terang
6. Mencatat semua data pengamatan pada lembar kerja
d. Tes Feri Klorida
1. Menyiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, memberi label
sesuia dengan nama sampel uji
2. Ke dalam masing-masing tabung reaksi diisi dengan 10 tetes sample uji
dan menambahkan 5 tetes larutan feri klorida
3. Mencatat perubahan warna dari tiap larutan (pembentukan warna ungu
mengindikasikan adanya senyawa fenol)
e. Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3
1. Menyiapkan 3 tabung reaksi yang bersih dan kering, memberi label
sesuai dengan nama sample uji
2. Tabung reaksi I diisi dengan amil alcohol, tabung reaksi II
diisi dengan fenol, tabung reaksi III diisi dengan asam asetat (sebagai
pembanding) masing-masing sebanyak 1 ml
3. Ke dalam masing-masing tabung reaksi ditambahkan 0,5 ml
Na2CO3, dikocok dan dibiarkan 3-5 menit
4. Mengerjakan poin 1 s/d 3 (mengganti Na2CO3 dengan
NaHCO3)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan
1. Sifat Fisika dari alkohol dan fenol
a. Kelarutan dalam air- dan n-heksan
No Nama
Senyawa
Rumus
Bangun
Ph Kelarutan dalam Keterangan
Air n-heksan
1. Metanol 6 Homogen Homogen
2. Etanol 6 Homogen Homogen
3. Propanol-2 5 Homogen Homogen
4. Isobutanol 5 Homogen Homogen
5. Fenol 5 Homogen Homogen
2. Sifat Kimia dari alkohol dan fenol
a. Tes Lucas
No Akohol/fenol Reagen Lucas Keterangan
1. Metanol Tidak bereaksi
2. Etanol Tidak bereaksi
3. Propanol-2 Berkabut Setelah
dihangatkan
4. Isobutanol Warna merah bata Setelah
dihangatkan
5. Fenol Berkabut
Reaksi kimia
1. CH3-OH + HCL P CH3-CL + H2O (Reaksi sangat lambat)
ZnCl2
Lambat
2. CH3 CH2 OH + HCl P CH3 CH2 CL + H2O
ZnCl2
3. CH3 CH CH3 + HCl P CH3 CH CH3 + H2O
OH ZnCl2
CH3 Cepat CH3
4. CH3 C OH + HCl P CH3 C Cl + H2O
CH3 ZnCl2 CH3
OH
5. + HCl P ( fenol bersifat asam )
ZnCl2
b. Tes Kromat
No Alkohol/fenol Reagen kromat Keterangan
1. Metanol Endapan kuning pucat
2. Etanol Endapan kuning pucat
3. Propanol-2 Endapan kuning pucat
4 Isobutanol Warna kuning terang
5. Fenol Warna coklat jingga
Reaksi kimia
1. CH3 OH + K2Cr2O7 H C
H
O
2. CH CH2 OH + K2Cr2O7 CH3 C
H
3. CH3 CH CH3 +K2Cr2O7 CH3 C CH3
O
CH3
4. CH3 C CH3 OH + K2Cr2O7
OH
OH
5. + K2Cr2O7
c. Tes Iodoform
No Alkohol/fenol Reagen Iodoform Keterangan
1. Metanol Tidak bereaksi
2. Etanol Tidak bereaksi
3. Propanol-2 Endapan kuning
4. Isobutanol Tidak bereaksi
5. Fenol Tidak bereaksi
Reaksi kimia
A.
O
1. CH3 OH + I2 H C
H
O O
2H C + I2 2I CI
H H
O O
I C + NaOH Na O C + I2 ( tdk berbentuk iodoform)
H H
O
2. CH3 CH2 OH + I2 CH3 CH
H
O O
CH3 C + I2 CI3 C
H H
O O
CI3 C + NaOH H C + CHI3 ( Iodoform )
H H
3. CH3 CH CH3 + I2 CH3 CH CH3
OH O
CH3 OH CH3 + I2 CI3 C C
O O
O
CI3 C CH3 + NaOH C C + CHI
O Na
C
4. C – C –OH + I2 /
C
OH
5. + I2
d. Tes feri klorida
No Alkohol/fenol Reagen Feri klorida Keterangan
1. Metanol Warna kuning jernih
2. Etanol Warna kuning jernih
3. Propanol-2 Warna kuning jernih
4. Isobutanol Warna kuning Terpisah
5. Fenol Warna hitam keunguan
Reaksi kimia
1. CH3 OH + FeCl3
2. CH3 CH2 OH + FeCl3
3. CH3 CH CH3 + FeCl3
OH
C
4. C - C - OH + FeCl3
C
OH O 2-
5. + FeCl3 (Fe) + HCl + 2Cl-
e. Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3
No Alkohol/fenol Reagen Na2CO3 Reagen NaHCO3
1. Asam asetat Gelembung gas, jernih Gelembung gas,
jernih
2. Isobutanol Gelembung gas, terpisah Gelembung gas,
terpisah
3. Fenol Gelembung soda, warna
coklat, terpisah
Gelembung soda,
warna coklat,
terpisah
Reaksi Kimia
O O
1. Asam asetat : 2CH3 C + Na2CO3 2CH3 C
H ONa
C
2. T- Butanol : C C OH + Na2CO3
C ONa
OH
3. Fenol : 2 + Na2HCO3 2 + H2CO3
O O
CH3 C + NaCO3 CH3 C + H2CO3
H ONa
C
C C OH + NaHCO3
C
OH Ona H2O
+ NaHCO3 + H2CO3
CO2
B. Pembahasan
Uji kelarutan
Sebagian kecil alkohol larut dalam air karena gugus hidroksi pada
alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air.
Namun ketika ukuran gugus alkil bertambah besar , kelarutannya
dalam air akan berkurang. Hal ini disebabkan oleh kemampuan gugus
alkil yang dapat mengganggu pembentukann ikatan hidrogen antara
gugus hidroksi dengan air. Jika gangguan ini cukup besar, akibatnya
molekul – molekul air akan menolak molekul – molekul alkohol
untuk menstabilkan kembali ikatan hidrogen antarmolekul air. Jika
gugus non polar 9seperti gugus alkil) terikat pada cincin aromatik,
kelarutan fenol dalam air akan berkurang. Hal ini yang dianggap
menjadi alasan mengapa gugugs non polar disebut gugus hidrofob.
Selain dipengaruhi gugus hidroksi, kelarutam alkohol dalam air juga
dipengaruhi oleh jumlah atom C-nya. Menurut literatur, pada
umumnya alkohol yang mempunyai jumlah atom C 1-3 akan larut
sempurna dalam air, jumlah atom C 4-5 akan sedikit larut dalam air,
dan jumlah atom C >6 akan tidak larut dalam air.
Uji Lucas
Uji lucas digunakan untuk memebedakan alkohol – alkohol primer,
sekunder, dan tersieryang dapat larut dalam air. Reagen lucas
merupakan suatu campuran asam kloridapekat dan seng klorida. Seng
klorida adalah suatu asam lewis, yang ketika ditambahkan dalam
asam klorida akan membuatlarutan menjadi lebih asam. Alkohol
tersier yang larut dalam air akan bereaksi denga cepat dengan reagen
lucas membentuk alkil klorida yang tak larut dalam larutan berair.
Adapun pada alkohol tersier terindikasikan dengan adanya
pembentukan fas cair kedua yang terpisah dari larutan semula di
dalam tabung reaksi dengan segera setelah alkohol bereaksi. Alkohol
sekunder berjalan lambat dan setelah pemanasan akan terbentuk fasa
cair lapisan kedua biasanya setelah 10 menit. Alkohol primer dan
metanol tidak dapat bereaksi pada kondisi ini.
Pada alkohol tersier, atom klor biasanya terikat pada atom karbon
yang sebelumnya mengikat gugus –OH. Pada alkohol sekunder,
seringkali atom klor ini terikat pada atom karbon yang mengikat
gugus hidroksi. Namun penataan ulang dapat saja terjadi yang
mengakibatkan terikatnya atom klor tidak terjadi pada atom karbon
yang sebelumnya mengikat –OH. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut.
1. Reaksi secara umum + reagen Lucas
2. alkohol primer + reagen Lukas à tidak ada reaksi
3. alkohol sekunder + reagen Lukas
4. alkohol tersier + reagen Lukas
Uji Asam Kromat
Asam kromat dapat menyebabkan alkohol primer teroksidasi menjadi
asam karboksilat. Bilangan oksidasi Cr +6 (berwarna merah
kecoklatan) akan tereduksi menjadi Cr +3 (berwarna hijau). Adapun
alkohol sekunder akan teroksidasi menjadi keton oleh asam kromat
dan alkohol tersier tidak dapat teroksidasi oleh asam kromat. Fenol
sendiri biasanya teroksidasi menjadi tar berwarna coklat oleh asam
coklat. Adapun reaksi – reaksinya adalah sebagai berikut.
1.
1. alkohol primer + asam kromat à asam karboksilat
2. alkohol sekunder + asam kromat à keton
3. alkohol tersier + asam kromat à tidak bereaksi
4. fenol + asam kromat à tar
Gugus hidroksil pada senyawa organik sifat fisiknya sangat lah beragam-
ragam, bila di kombinasikan dengan berbagai macam senyawa maa akan
memiliki berbagai macam sifat. Pada fenol tidak larut dalam air, karena fenol
memiliki gugus hidrofob yakni cincin aromatik yang membuatnya kurang
larut dalam air, namun senyawa seperti sikloheksanol, butanol cukup larut
karena gugus hidrofobnya cukup kecil. Dari kelarutan kita dapat menentukan
apakah senyawa- senyawa organik itu polar atau non polar, yakni jika
dilarutkan dalam air dan senyawa tersebut dapat larut berarti senyawa
tersebut cenderung polar, dan jika dilarutkan dalam senyawa heksana(non
polar) dan senyawa tersebut larut berarti senyawa tersebut cenderung non
polar.
Uji lukas pada senyawa alkohol adalah untuk menentuka apakah
senyawa alkohol itu adalah senyawa alkohol primer, sekunder atau tersier.
Karena senyawa alkohol pun memiliki sifat yang berbeda jika gugus fungsi
alkohol di tempatkan pada posisi primer, sekunder atau tersier. Pada uji lukas
kita menggunakan asam klorida pekat dan seng(II)klorida untuk membentuk
alkil klorida karena pada gugus OH diganti dengan Cl, pada uji lukas kita
akan melihat perbedaan yang cukup mecolok jika terjadi reaksi yakni setelah
dipanaskan akan menghasilkan warna kuning keruh, bila terjadi reaksi berati
senyawa tersebut adalah senyawa tersier, jika terjadi reaksi tetapi memakan
waktu yang cukup lama dan memerlukan pemanasan berarti senyawa tersebut
adalah alkohol sekunder, namun jika tidak terjadi reaksi kemungkinan yang
pasti adalah senyawa tersebut adalah alkohol primer.
Pada pengujian senyawa alkohol apakah itu senyawa alkohol primer,
sekunder,dan tersier, selain menggunakan uji lukas kita dapat menggunakan
reaksi reduksi dan oksidasi dengan asam kromat, jika suatu alkohol primer
dioksidasi maka akan menghasilkan produk reaksi berupa asam karboksilat,
jika senyawa tersebut adalah alkohol sekunder maka hasil oksidasi senyawa
tersebut akan menghasilkan keton, jika senyawa tersebut adalah alkohol
tersier maka tidak lah terjadi perubahan, karena senyawa tersier suadah tidak
dapat di oksidasi. Indikasi terjadinya reaksi adalah terdapat warna hijau
karena ion kromat adalah warna hijau.
Pengujian dengan natrium menghasilkan kalor dan gelembung, karena
natrium sangat mudah bereaksi dan natrium adalah reduktor kuat, ketika
etanol, n-butanol, 2-butanol, dan fenol ditambahkan dengan natrium
kemudian diteteskan beberapa tetes fenolftalein maka akan terdapat
perbedaan warna indikator, semakin asam senyawa tersebut maka warna
larutan akan semakin muda, jika H+ yang dihasilkan dari alkohol tersebut
cukup banyak maka akan menghasilkan warna merah yang cenderung kurang
pekat, ini disebabkan karena indikator fenolftalein memberikan indikator
warna yang kurang pekat untuk suasana yang lebih asam, dan warna yang
cukup pekat untuk senyawa yang kurang asam. Ini disebabkan oleh jika
semakin asam maka semakin banyak H+ bereaksi dengan O H- yang
menghasilkan air, sehingga suasana kurang basa dan indikator memberikan
warna yang kurang pekat. Begitu juga sebaliknya jika semakin kurang asam
maka lebih sedikit H+ bereaksi dengan O H- sehingga suasana larutan
tersebut lebih basa dan fenolftalein akan memberikan warna yang lebih gelap
dan pekat untuk asam yang lebih lemah. Senyawa alkohol biasanya
cenderung bersifat asam, kita dapat menentukan dengan memasukkan
lakmus, jika lakmus berwarna merah maka senyawa tersebut cenderung
asam. Pengujian terakhir adalah pengujian apakah alkohol tersebut adalah
senyawa aromatik dengan penambahan besi (III)klorida dengan indikator
piridin, jika senyawa tersebut adalah aromatik maka akan memberikan warna
coklat beserta endapan.
BAB V
PENUTUP
A, Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Team Kimia Organik.2011. Buku Penuntun Praktikum Kimia
Organik.Makassar
Serba-serbipengetahuan.blogspot.com
http : //www.scribd.com/doc/51645409/50322239-Piska-Nizaria-
laporan-uji-lkohol-dan-fenol
http : //asyharstf08.wordpress.com/2010/02/26/alkohol-dan-fenol-uji-
reaksi-kimia/
http : //www.chem-is-try.org/materi-kimia/kimia smk/kelas-xi/alkohol-
dan-fenol
http : //azhardiazhar.wordpress.com/2011/01/
Reaksi kimia
B. Tes Lucas
C. Tes Kromat
O
Tes IodoformD. Tes Feri Klorida
E. Reaksi dengan Na2co3 dan NaHCO3
Laboratorium KimiaJurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar
Praktikum Kimia OrganikIdentifikasi Senyawa Alkohol dan Fenol
Disusun Oleh :
Yuni AsriantiKelas IB
PO.71.3.251.10.1.094Kelompok 2
Dosen Pembimbing: Ronny Horax,S.Si,M.Sc,Ph.D
Pembimbing: Harbiah
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
MAKASSAR
JURUSAN FARMASI
2011