Feba Cbd Adenotonsilitis Kronis

27
CBD ADENOTONSILITIS KRONIS Diajukan Guna Melengkapi Tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok – Kepala Leher (THT – KL) Oleh : Feba Palguna Wardhani 01.206.5185 1

Transcript of Feba Cbd Adenotonsilitis Kronis

Page 1: Feba Cbd Adenotonsilitis Kronis

CBD

ADENOTONSILITIS KRONIS

Diajukan Guna Melengkapi Tugas Kepaniteraan Klinik

Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok – Kepala Leher (THT – KL)

Oleh :

Feba Palguna Wardhani

01.206.5185

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

RST DR.SOEDJONO MAGELANG

2012

1

Page 2: Feba Cbd Adenotonsilitis Kronis

BAB I

LAPORAN STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. E

Umur : 11 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat : Kaliping 1/4, Ringinanom

Tanggal Periksa : 19 Oktober 2012

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama : hidung tersumbat dan mengganjal di

tenggorokan

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan hidung tersumbat dan mengganjal

ditenggorokan. Keluhan hidung tersumbat sudah sering kambuh (lebih

dari 5 bulan), saat tersumbat pasien menjadi sulit bernafas dan bernafas

lewat mulut. Sering tidak enak badan dan nafsu makan menurun. Pasien

juga mengeluh sering pilek, cairannya kental. Pasien juga merasakan ada

yang sesuatu yang mengganjal pada tenggorokannya, keluhan ini dirasa

sudah lama ( > 3 bulan ). Anak tampak lesu,lemah, serta sering demam.

Menurut orang tuanya, pada saat tidur pasien kadang mengorok. Nyeri

ditelinga (-), keluar cairan dari telinga (-) Karena kondisi tersebut maka

oleh keluarga, pasien dibawa ke poli THT untuk penanganan lebih lanjut.

Riwayat Penyakit Dahulu :

2

Page 3: Feba Cbd Adenotonsilitis Kronis

- Sering batuk dan pilek berulang.

- Sering sesak nafas.

- Riwayat alergi di sangkal.

- Riwayat sakit telinga disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga :

- Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini

Riwayat Sosial Ekonomi :

Pasien merupakan pelajar SD. Biaya kesehatan ditanggung oleh

jamkesmas.

III. PEMERIKSAAN FISIK

1. Status generalisata

Kesadaran : Compos mentis

Aktivitas : Normoaktif

Sikap : Kooperatif

Status gizi : Baik

2. Status lokalis

2.1. Kepala dan leher

Kepala : Mesocephale

Wajah : Simetris

Leher : Pembesaran kelenjar submandibula (-), nyeri

tekan (-)

2.2. Gigi dan mulut

Gigi : karies dentis di Rahang bawah

Lidah : Normal, tremor (-), kotor (-)

3

Page 4: Feba Cbd Adenotonsilitis Kronis

Pipi : Bengkak (-)

2.3. Telinga

Telinga Kanan Telinga Kiri

Mastoid Bengkak (-)

Nyeri tekan (-)

Bengkak (-)

Nyeri tekan (-)

Pre Aurikula Bengkak (-)

Nyeri tekan (-)

Bengkak (-)

Nyeri tekan (-)

Retro Aurikula Bengkak (-)

Nyeri tekan (-)

Bengkak (-)

Nyeri tekan (-)

Aurikula Bentuk normal Bentuk normal

Kanalis Eksternus Otore (-)

Serumen (+)

Otore (-)

Serumen (+)

Membran Timpani Warna : putih mengkilap

Reflek cahaya (+)

Perforasi (-)

Retraksi (-)

Warna : putih mengkilap

Reflek cahaya (+)

Perforasi (-)

Retraksi (-)

2.4. Hidung dan sinus paranasal

Pemeriksaan luar

Hidung : Bentuk normal, deformitas tulang hidung (-),

tanda-tanda peradangan (-)

Sinus : Nyeri tekan (-)

4

Page 5: Feba Cbd Adenotonsilitis Kronis

Rhinoskopi anterior :

Kanan Kiri

Sekret mukus mukus

Mukosa Hiperemis (+) Hiperemis (+)

Konka Edema (+)

Pucat (-)

Hiperemis (-)

Edema (-)

Pucat (-)

Hiperemis (-)

Tumor (-) (-)

Septum Deviasi (-)

Palatal phenomenon +

2.5. Faring

Nasofaring : Pemeriksaan rinoskopi posterior tidak

dilakukan

Orofaring

Palatum : dbn

Arkus faring : Simetris (+), uvula terletak di tengah

Mukosa : dbn

Tonsil :

Kanan Kiri

Ukuran T2 T2

Warna Hiperemis(+) Hiperemis(+)

Permukaan Tidak rata Tidak rata

Kripte Melebar Melebar

Detritus (+) (+)

5

Page 6: Feba Cbd Adenotonsilitis Kronis

Laringofaring : Pemeriksaan laringoskopi indirect

tidak dilakukan

IV. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Swab tenggorok kultur

2. Pemeriksaan darah rutin Hb, leukosit, trombosit, LED. CT/BT.

4. Pemeriksaan radiologi foto lateral kepala

V. RINGKASAN

Anamnesis

- Hidung tersumbat(+)

- Rinore(+)

- Malaise (+)

- Disfagia (+)

- Mengganjal pada tenggorokan (+)

- Kering pada tenggorokan (+)

- Snoring (+)

- nafsu makan menurun (+)

- demam (+)

- Sering sesak nafas (+)

- Sering batuk (-)

- Sering keluar secret pada hidung (+)

Pemeriksaan fisik

Status lokalis THT : Telinga normal. Pemeriksaan hidung didapatkan secret

mucus, palatal phenomenon(-). Pada pemeriksaan faring didapatkan tonsil

membesar (T2/T2), hiperemis (+/+), permukaan mukosa tidak rata, kripte

melebar, detritus (+/+).

6

Page 7: Feba Cbd Adenotonsilitis Kronis

VI. DIAGNOSIS BANDING

1. Adenotonsilitis kronik

2. Tonsilofaringitis kronik

VII. DIAGNOSIS SEMENTARA

Adenotonsilitis kronis

VIII.USULAN TERAPI

1. Medikamentosa

Antibiotik : Amoxicillin 3 x 500mg

Analgetik : Asam mefenamat 3 x 500mg

Anti-inflamasi : Dexamethasone

2. Non medikamentosa

Bedrest

Intake cairan cukup

Diet lunak

Kumur dengan air garam yang hangat.

3. Operasi

Apabila sudah tidak didapatkan tanda-tanda peradangan, maka dapat

dilakukan adenotonsilektomi.

4. Edukasi

minum obat secara teratur sesuai petunjuk dokter.

menjaga higiene mulut dengan baik (sikat gigi pagi hari dan

sebelum tidur).

jangan makan makanan atau minuman yang mengiritasi.

IX. PROGNOSA

7

Page 8: Feba Cbd Adenotonsilitis Kronis

Dubia ad bonam

BAB II DASAR TEORI

ADENOTONSILITIS KRONIK

ANATOMI

A. TONSILTonsilla palatina adalah dua massa jaringan limfoid berbentuk ovoid

yang terletak pada dinding lateral orofaring dalam fossa tonsillaris. Tiap tonsilla

ditutupi membran mukosa dan permukaan medialnya yang bebas menonjol

kedalam faring. Permukaannya tampak berlubang-lubang kecil yang berjalan ke

dalam “Cryptae Tonsillares” yang berjumlah 6-20 kripte. Pada bagian atas

permukaan medial tonsilla terdapat sebuah celah intratonsil dalam. Permukaan

lateral tonsilla ditutupi selapis jaringan fibrosa yang disebut “Capsula” tonsilla

palatina, terletak berdekatan dengan tonsilla lingualis.

Adapun struktur yang terdapat disekitar tonsilla palatina adalah :

1.      Anterior : arcus palatoglossus

2.      Posterior : arcus palatopharyngeus

3.      Superior : palatum mole

4.      Inferior : 1/3 posterior lidah

5.      Medial : ruang orofaring

6.      Lateral : kapsul dipisahkan oleh m. constrictor pharyngis superior oleh

jaringan areolar longgar. A. carotis interna terletan 2,5 cm dibelakang dan

lateral tonsila.

Vaskularisasi tonsil diperoleh Arteri terutama masuk melalui polus

caudalis, tapi juga bisa melalui polus cranialis. Melalui polus caudalis : rr.

tonsillaris a. dorsalis linguae, a. palatina ascendens dan a. facialis. Melalui polus

cranialis : rr. tonsillaris a. pharyngica ascendens dan a. palatina minor. Semua

cabang-cabang tersebut merupakan cabang dari a. carotis eksterna.

Darah venous dari tonsil terutama dibawa oleh r. tonsillaris v. lingualis

dan di sekitar kapsula tonsillaris membentuk pleksus venosus yang mempunyai

hubungan dengan pleksus pharyngealis. Vena paratonsillaris dari palatum mole

8

Page 9: Feba Cbd Adenotonsilitis Kronis

menuju ke bawah lewat pada bagian atas tonsillar bed untuk menuangkan isinya

ke dalam pleksus pharyngealis.

Cairan limfe dituangkan ke lnn. submaxillaris, lnn. cervicalis

superficialis dan sebagian besar ke lnn. cervicalis profundus superior terutama

pada limfonodi yang terdapat di dorsal angulus mandibular (lnn. tonsillaris).

Nodus paling penting pada kelompok ini adalah nodus jugulodigastricus yang

terletak di bawah dan belakang angulus mandibulae.

B. Adenoid

Adenoid / tonsila faringea adalah jaringan limfoepitelial berbentuk

triangular yang terletak pada aspek posterior nasofaring. Adenoid terletak pada

dinding posterior nasofaring, berbatasan dengan kavum nasi dan sinus

paranasalis pada bagian anterior, kompleks tuba eustachius-telinga tengah-

kavum mastoid pada bagain lateral.

Vaskularisasi adenoid diperoleh melalui cabang faringeal a.carotis

eksternal, beberapa cabang minor berasal dari a.maxilaris interna dan a.fasialis.

Inervasi sensible merupakan cabang dari n.glosofaringeus dan n.vagus. Anatomi

mikro dan makroskopik dari adenoid menggambarkan fungsinya dan

perbedaannya dengan tonsila palatine. Adenoid adalah organ limfoid yang

mengalami invaginasi dalam bentuk lipatan yang dalam, hanya terdiri beberapa

kripte berbeda dengan tonsila palatine yang memiliki jumlah kripte lebih

banyak.

Ukuran adenoid bervariasi pada masing-masing anak. Pada umumnya

adenoid akan mencapai ukuran maksimal antara usia 3-7 tahun kemudian akan

mengalami regresi.

FISIOLOGI

A. Tonsil

Tonsil membentuk cincin jaringan limfe pada pintu masuk saluran napas

dan saluran pencernaan yang dikenal sebagai cincin Waldeyer. Pada cincin

Waldeyer, tonsil terdiri dari tiga jenis yaitu tonsil lingualis berjumlah satu

pasang yang terletak dibawah lidah, satu buah tonsil adenoid yang terletak di

belakang hidung, dan tonsil palatina yang terletak disebelah kanan-kiri rongga

9

Page 10: Feba Cbd Adenotonsilitis Kronis

mulut. Cincin Waldeyer ini mampu mengeluarkan imunoglobulin jenis G, A,

M , D , dan E.

B. Adenoid

Fungsi adenoid adalah bagian imunitas tubuh. Adenoid merupakan

jaringan limfoid bersama dengan struktur lain dalam cincin Waldeyer. Adenoid

memproduksi IgA sebagai bagian penting sistem pertahanan tubuh garis depan

dalam memproteksi tubuh dari invasi kuman mikroorganisme dan molekul

asing.

Proses imunologi pada adenoid dimulai ketika bakteri, virus atau antigen

makanan memasuki nasofaring mengenai epitel kripte yang merupakan

kompartemen adenoid pertama sebagai barier imunologis. Kemudian akan

diabsorbsi secara selektif oleh makrofag, sel HLA dan sel M dari tepi adenoid.

Antigen selanjutnya diangkut dan dipresentasikan ke sel T pada area ekstra

folikuler dan ke sel B pada sentrum germinativum oleh follicular dendritic cells

(FDC).

Interaksi antara sel T dengan antigen yang dipresentasikan oleh APC

bersama dengan IL-1 akan mengakibatkan aktifasi sel T yang ditandai oleh

pelepasan IL-2 dan ekspresi reseptor IL-2. Antigen bersama-sama dengan sel Th

dan IL-2, IL-4, IL-6 sebagai aktifator dan promotor bagi sel B untuk

berkembang menjadi sel plasma. Sel plasma akan didistribusikan pada zona

ekstrafolikuler yang menghasilkan immunoglobulin (IgG 65%, IgA 20%,

sisanya IgM, IgD, IgE) untuk memelihara flora normal dalam kripte individu

yang sehat.

HISTOLOGI

A. Tonsil

Permukaan tonsila palatina yang dilapisi mukosa terdiri dari epitel berlapis

pipih yang mempunyai daya tahan yang lebih baik daripada jenis epitel yang

lain dimana mukosa tonsila palatina ini selalu mendapat gesekan dalam tubuh

sehingga memerlukan perlindungan yang lebih baik agar lebih tahan terhadap

trauma.

10

Page 11: Feba Cbd Adenotonsilitis Kronis

Kripte pada tonsila palatina dalam dan bercabang-cabang dan terdapat

kripte dalam jumlah yang banyak. Pada kripte ini bermuara kelenjar-kelenjar

submukosa yang terdapat di sekitar tonsil.

B. Adenoid

Secara histologis, adenoid tersusun atas 3 jenis epitel pada permukaannya:

epitel kolumnar bertingkat dengan silia, epitel berlapis skuamous dan epitel

transisional. Infeksi kronik atau pembesaran adenoid cenderung akibat

peningkatan proporsi epitel berlapis skuamous (aktif untuk proses antigen) dan

berkurangnya epitel respirasi (aktif untuk klirens mukosilier).

HIPERTROFI ADENOID

1. Definisi

Adenoid merupakan jaringan limfoid yang terletak pada dinding posterior

nasofaring, termasuk dalam rangkaian cincin waldeyer. Pembesaran adenoid

adalah membesarnya ukuran adenoid pada nasofaring yang dapat diketahui

dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan klinik THT dan pemeriksaan foto

polos lateral.

2. Epidemiologi

Di Indonesia, data nasional mengenai jumlah operasi tonsilektomi atau

tonsiloadenoidektomi belum ada. Namun, data yang didapatkan dari RSUPNCM

selama 5 tahun terakhir (1999-2003) menunjukkan kecenderungan penurunan

jumlah operasi tonsilektomi. Fenomena ini juga terlihat pada jumlah operasi

tonsiloadenoidektomi dengan puncak kenaikan pada tahun kedua (275 kasus) dan

terus menurun sampai tahun 2003 (152 kasus). Sedangkan data dari rumah sakit

Fatmawati dalam 3 tahun terakhir (2002-2004) menunjukkan kecenderungan

kenaikan jumlah operasi tonsilektomi dan penurunan jumlah operasi

tonsiloadenoidektomi.

3. Etiologi

Etiologi pembesaran adenoid dapat di ringkas menjadi dua yaitu secara

fisiologis dan faktor infeksi. Secara fisiologis adenoid akan mengalami hipertrofi

11

Page 12: Feba Cbd Adenotonsilitis Kronis

pada masa puncaknya yaitu 3-7 tahun. Biasanya asimptomatik, namun jika cukup

membesar akan menimbulkan gejala. Hipertrofi adenoid juga didapatkan pada

anak yang mengalami infeksi kronik atau rekuren pada saluran pernapasan atas

atau ISPA. Hipertrofi adenoid terjadi akibat adenoiditis yag berulang kali antara

usia 4-14 tahun.

4. Pathogenesis

Pada balita jaringan limfoid dalam cincin waldeyer sangat kecil. Pada anak

berumur 4 tahun bertambah besar karena aktivitas imun, karena tonsil dan

adenoid (pharyngeal tonsil) merupakan organ limfoid pertama di dalam tubuh

yang menfagosit kuman-kuman patogen. Jaringan tonsil dan adenoid mempunyai

peranan penting sebagai organ yang khusus dalam respon imun humoral maupun

selular, seperti pada bagian epithelium kripte, folikel limfoid dan bagian

ekstrafolikuler. Oleh karena itu, hipertrofi dari jaringan merupakan respons

terhadap kolonisasi dari flora normal itu sendiri dan mikroorganisme pathogen.

Adenoid dapat membesar seukuran bola ping-pong, yang mengakibatkan

tersumbatnya jalan udara yang melalui hidung sehingga dibutuhkan adanya

usaha yang keras untuk bernafas sebagai akibatnya terjadi ventilasi melalui mulut

yang terbuka. Adenoid dapat menyebabkan obstruksi pada jalan udara pada nasal

sehingga mempengaruhi suara.

Pembesaran adenoid dapat menyebabkan obstruksi pada tuba eustachius

yang akhirnya menjadi tuli konduktif karena adanya cairan dalam telinga tengah

akibat tuba eustachius yang tidak bekerja efisien karena adanya sumbatan.

5. Gejala Klinis

Pembesaran adenoid menimbulkan beberapa gangguan :

a. Obstruksi nasi

Pembesaran adenoid dapat menyumbat parsial atau total respirasi

hidung sehingga terjadi ngorok, percakapan hiponasal, dan membuat anak

akan terus bernapas melalui mulut. Beberapa peneliti menunjukkan korelasi

statistic antara pembesaran adenoid dan kongesti hidung dengan rinoskopi

anterior.

12

Page 13: Feba Cbd Adenotonsilitis Kronis

b. Facies Adenoid

Secara umum telah diketahui bahwa anak dengan pembesaran adenoid

mempunyai tampak muka yang karakteristik.

Tampakan klasik tersebut meliputi :

Mulut yang terbuka, gigi atas yang prominen dan bibir atas yang

pendek. Namun sering juga muncul pada anak-anak yang minum susu

dengan menghisap dari botol dalam jangka panjang. Hidung yang kecil,

maksila tidak berkembang/ hipoplastik, sedut alveolar atas lebih sempit,

arkus palatum lebih tinggi.

c. Efek pembesaran adenoid pada telinga

Hubungan pembesaran adenoid atau adenoiditis rekuren dengan otitis

media efusi telah dibuktikan baik secara radiologis dan penelitian tentang

tekanan oleh Bluestone.

d. Sleep apnea

Sleep apnea pada anak pertama kali diperkenalkan oleh Gastatut,

berupa adanya episode apnea saat tidur dan hipersomnolen pada siang hari.

Sering juga disertai dengan hipoksemia dan bradikardi. Episode apnea dapat

terjadi akibat adanya obstruksi, sentral atau campuran.2

Bila hipertrofi adenoid berlangsung lama, akan timbul wajah adenoid,

yaitu pandangan kosong dengan mulut terbuka. Biasanya langit-langit cekung

dan tinggi. Karena pernapasan melalui hidung terganggu akibat sumbatan

adenoid pada koane, terjadi gangguan pendengaran, dan penderita sering

beringus. Pada pemeriksaan tepi anterior adenoid yang hipertrofi terlihat

melalui lubang hidung bila sekat hidung lurus dan konka mengerut, dengan

cermin dahi, adenoid juga terlihat melalui mulut. Dengan meletakkan ganjal

di antara deretan gigi atas dan bawah, adenoid yang membesar dapat diraba.

6. Diagnosa Hipertropy Adenoid

Diagnosis ditegakkan berdasarkan:

a. Tanda dan gejala klinik.

13

Page 14: Feba Cbd Adenotonsilitis Kronis

b. Pemeriksaan rinoskopi anterior dengan melihat tertahannya gerakan velum

palatum mole pada  waktu fonasi.

c. Pemeriksaan rinoskopi posterior (pada anak biasanya sulit).

d. Pemeriksaan nasoendoskopi dapat membantu untuk melihat ukuran adenoid

secara langsung.

e. Pemeriksaan radiologi dengan membuat foto polos lateral dapat melihat

pembesaran adenoid.

f. CT-Scan merupakan modilitas yang lebih sensitif daripada foto polos untuk

identifikasi patologi jaringan lunak, tapi kekurangannya karena biaya yang

mahal.

7. Tatalaksana

Terapinya terdiri atas adenoidektomi untuk adenoid hipertrofi yang

menyebabkan obstruksi hidung, obstruksi tuba Eustachius, atau yang

menimbulkan penyulit lain. Operasi dilakukan dengan alat khusus (adenotom).

Kontraindikasi operasi adalah celah palatum atau insufisiensi palatum karena

operasi ini dapat mengakibatkan rinolalia aperta.

Indikasi adenoidektomi:

a. Sumbatan  sumbatan hidung yang menyebabkan bernapas melalui

mulut, sleep apnea, gangguan menelan, gangguan berbicara, kelainan

bentuk wajah muka dan gigi ( adenoid face ).

b. Infeksi   adenoiditis berulang/kronik, otitis media efusi berulang/

kronik, otitis media akut berulang.

c. Kecurigaan neoplasma jinak / ganas.

Teknik adenoidektomi terbagi atas dua cara yaitu :

a. Eksisi melalui mulut

Merupakan teknik yang paling banyak di gunakan. Adenoid di

keluarkan melalui mulut setelah mulut dibuka dengan menggunakan suatu

alat dan menarik langit-langit mulut. Suatu cermin digunakan untuk melihat

adenoid karena adenoid terletak pada rongga hidung bagian belakang

melalui pendekatan ini beberapa instrumen dapat dimasukkan.

1) Cold Surgical Technique :

• Curette adenoid : Merupakan patokan dan metode konvensional yang

sukses dilakukan. Alat adenoid currete mempunyai sisi yang tajam

14

Page 15: Feba Cbd Adenotonsilitis Kronis

dan bengkok. Untuk mengangkat adenoid digunakan mata pisau

yang tajam setelah terlebih dahulu memposisikan nasofaring.

Perdarahan dapat dikontrol dengan elektrocauter.

 • Adenoid Punch : Penekanan pada adenoid dengan menggunakan

satu instrumen bengkok yang mempunyai celah dan ditempatkan di

atas adenoid kumudian celah itu ditutup dan pisau bedah

mengangkat adenoid.

• Magill Forceps : Adalah suatu instrumen yang berbentuk bengkok

yang digunakan untuk   mencabut jaringan sisa pada adenoid.

2) Elektrocauter dengan suction bovie  : Teknik kedua dengan

menggunakan elektrocauter dengan suatu suction bovie yang berfungsi

untuk mencabut jaringan adenoid.

3) Surgical microdebrider   :  Ahli bedah lain sudah menggunakan metode

microdebrider, sebagian orang menganggapnya lebih efektif.

Perdarahan pasti terjadi pada pengangkatan tetapi sebagian besar

dilaporkan perdarahan dengan menggunakan tradisional currete.

Mikrodebrider memindahkan jaringan adenoid yang sulit di jangkau

oleh teknik lain.

b. Eksisi melalui hidung.

Satu-salunya teknik bermanfaat untuk memindahkan adenoid melalui

rongga hidung dengan menggunakan alat mikrodebrider. Dengan prosedur

ini, jika terjadi perdarahan dikontrol dengan menggunakan cauter suction.

Komplikasi adenoidektomi:

Komplikasi tindakan adenoidektomi adalah perdarahan bila pengerokan

adenoid kurang bersih. Bila terlalu dalam menguretnya akan terjadi kerusakan

dinding belakang faring. Bila kuretase terlalu ke lateral maka torus tubarius akan

rusak dan dapat mengakibatkan oklusi tuba Eustachius dan akan timbul tuli

konduktif.

8. Prognosis

Adenotonsillektomi merupakan suatu tindakan yang kuratif pada kebanyakan

individu. Jika pasien ditangani dengan baik diharapkan dapat sembuh sempurna,

15

Page 16: Feba Cbd Adenotonsilitis Kronis

kerusakan akibat cor pulmonal tidak menetap dan sleep apnea dan obstruksi jalan

nafas dapat diatasi.

TONSILITIS KRONIS

TONSILITIS

1. Definisi

Tonsilitis adalah peradangan pada tonsila palatine yang merupakan bagian dari

cincin waldeyer. Penyebarannya dapat melalui udara (air borne droplet), tangan

dan ciuman. Dapat terjadi pada semua umur terutama pada anak. Tonsilitis

dibagi menjadi 3 kategori :

a) Tonsilitis akut

o Tonsilitis viral

Gejala tonsillitis viral lebih mnyerupai common cold yang disertai rasa

nyeri tenggorok. Penyebab paling sering adalah virus Epstein barr.

Hemofilus influenza merupakan penyebab tonsillitis akut supuratif. Jika

terjadi infeksi virus coxschakie, maka pada pemeriksaan rongga mulut

akan tampak luka-luka kecil pada palatum yang dirasakan sangat nyeri

oleh pasien. Terapi tonsillitis viral adalah dengan istirahat, minum cukup,

analgetika dan antivirus diberikan jika gejala berat.

o Tonsilitis bakterial

Radang akut tonsil yang disebabkan kuman grup A streptococcus β

hemolitikus (strep throat, streptococcus viridian, pneumococcus,

streptococcus piogens). Infiltrasi bakteri pada epitel jaringan tonsil akan

menyebabkan reaksi radang berupa leukosit polimorfonuklear sehingga

terbentuk detritus. Bentuk tonsillitis akut dengan detritus yang jelas

disebut tonsillitis folikularis, bila bercak detritus menjadi satu

membentuk alur-alur maka terjadi tonsillitis lakunaris. Bercak ini juga

dapat melebar membentuk membrane semu yang menutupi tonsil.

Masa inkubasi 2-4 hari. Gejala dan tanda yang sering ditemukan

adalah nyeri tenggorok, nyeri telan, suhu tubuh tinggi, lesu nyeri di sendi,

16

Page 17: Feba Cbd Adenotonsilitis Kronis

tidak nafsu makan, otalgia (melalui N.IX). pada pemeriksaan ditemukan

tonsil membengkak, hiperemis, terdapat detritus berbentuk folikel, dan

tertutup membrane semu. Terapi diberikan antibiotic spectrum luas

penisilin, eritromisin, antipiretik dan obat kumur yang mengandung

desinfektan. Komplikasi yang dapat timbul pada anak ialah OMA,

sinusitis, abses peritonsil, abses parafaring, bronchitis, glumerulonefritis

akut, miokarditis, arthritis, serta septikemi akibat infeksi v.jugularis

interna (sind.Lamierre). hipertrofi tonsil menyebabkan napas melalui

mulut, ngorok, sleep apnea (Obstructive Sleep Apnea Syndrome/OSAS).

b) Tonsilitis membranosa

Tonsillitis membranosa terdiri atas : tonsillitis difteri, t.septik (septic sore

throat), angina plaut Vincent, penyakit kelainan darah, proses specific lues-

TBC, infeksi jamur dan virus

- Tonsillitis difteri

Etiologi Corynebacterium diphteria

- Angina plaut vincent

Etiologi : bakteri spiroceta atau treponema ditemukan pada higien mulut

yang kurang dan def.vit C

c) Tonsilitis kronis

Factor predisposisi antara lain adalah rangsangan menahun dari rokok,

beberapa jenis makanan, higien mulut yang buruk, cuaca, kelelahan fisik,

pengonatan tonsillitis akut yang tidak adekuat. Etiologi sama dengan

tonsillitis bacterial.

Patofisologi yaitu proses radang berulang yang timbul maka selain

epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis sehingga proses penyembuhan

jar.limfoid diganti dengan jaringan parut yang mengkerut hingga kripte

melebar dan terisi detritus. Proses ini berjalan hingga tembus kapsul tonsil

dan terjadi perlekatan dengan jaringan di sekitar fosa tonsilaris. Pada anak

biasanya disertai pembesaran kelenjar limfe mandibula.

- Tandanya : tonsil membesar, permukaan tidak rata, kripte melebar dan

terisi detritus

- Gejalanya : rasa mengganjal dan kering di tenggorokan, napas bau

Terapi local ditujukan untuk higien mulut dengan kumur atau obat hisap.

17

Page 18: Feba Cbd Adenotonsilitis Kronis

Komplikasi berupa rhinitis kronik, sinusitis atau otitis media.

Besar tonsil ditentukan sebagai berikut:

T0        : tonsil di dalam fossa tonsil atau telah diangkat

T1        : bila besarnya ¼ jarak arkus anterior dan uvula

T2        : bila besarnya 2/4 jarak arkus anterior dan uvula

T3        : bila besarnya ¾ jarak arkus anterior dan uvula

T4        : bila besarnya mencapai arkus anterior atau lebih.

Indikasi Tonsilektomi

a. Serangan tonsilitis >3x/tahun walau terapinya adekuat

b. Tonsil hipertrofi, maloklusi gigi, ggn pertumb.orofasial

c. Sumbatan jalan napas (hipertropi tonsil), sleep apnea, ggn menelan, ggn

bicara.

d. Rinitis dan sinusitis kronis, peritonsilitis dan abses peritonsil yang tidak

hilang dalam pengobatan.

e. Napas bau yang tidak bisa diobati

f. Tonsilitis berulang yang disebabkan bakteri grup A Streptokokus β

hemoliticus

g. Hipertrofi tonsil yang dicurigai ganas.

h. Otitis media efusa/otitis media supuratif.

18