FEATURE BIOGRAFI PADA HARIAN KOMPAS - core.ac.uk · Data dalam penelitian ini adalah data tertulis...
-
Upload
phungtuong -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of FEATURE BIOGRAFI PADA HARIAN KOMPAS - core.ac.uk · Data dalam penelitian ini adalah data tertulis...
JENIS-JENIS LEAD DAN GAYA BAHASA DALAM
FEATURE BIOGRAFI PADA HARIAN KOMPAS
TERBITAN BULAN JANUARI TAHUN 2007
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia
Oleh
Teresia Fatimah NIM: 034114014
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2008
ii
iii
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan
kepada
Ayah dan Ibu yang sangat kucintai, terima kasih atas
segala kasih sayang, perhatian, dukungan,
dan pengorbanannya selama ini.
v
MOTTO
“Kebahagian terbesar dalam hidup
adalah rasa pasti bahwa kita dicintai”
(Victor Hugo)
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Teresia Fatimah Nomor Mahasiswa : 034114014 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang brjudul: “Jenis-Jenis Lead dan Gaya Bahasa Dalam Feature Biografi Pada Harian Kompas Terbitan Bulan Januari Tahun 2007” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendestribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 13 Maret 2007 Yang menyatakan
Teresia Fatimah
vii
ABSTRAK
JENIS-JENIS LEAD DAN GAYA BAHASA DALAM FEATURE BIOGRAFI PADA HARIAN KOMPAS
TERBITAN BULAN JANUARI TAHUN 2007
TERESIA FATIMAH
Universitas Sanata Dharma 2008
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini ada dua. Pertama, lead apa
sajakah yang digunakan dalam feature biografi pada harian Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007. Kedua, gaya bahasa apa sajakah yang digunakan dalam feature biografi pada harian Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007
Data dalam penelitian ini adalah data tertulis yang diambil dari harian Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007. Data dikumpulkan dengan metode simak dengan teknik sadap dan teknik catat. Analisis data dilakukan dengan metode agih dan metode padan ortografis. Metode agih digunakan dengan teknik bagi unsur langsung. Teknik bagi unsur langsung ini dilakukan dengan membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian unsur.
Dari hasil pembahasan ditemukan hal-hal sebagai berikut. Pertama, ada tujuh jenis lead yang digunakan dalam feature biografi pada harian Kompas selama bulan Januari tahun 2007. Lead tersebut yaitu, lead menggambarkan, lead gabungan, lead kutipan, lead berurutan, lead kesimpulan, lead statistik, dan lead nama. Lead yang paling banyak digunakan adalah lead menggambarkan dan lead kesimpulan. Kedua, gaya bahasa yang terdapat dalam feature biografi pada harian Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007 adalah gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna meliputi: perumpamaan, personifikasi, perifrasis, epitet, hiperbola, litotes, sinekdoke, alusi, eufimisme, antonomasia, erotesis, elipsis, asindeton, dan gabungan. Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat meliputi: epizeuksis, klimaks, antiklimaks dan antitesis. Gaya bahasa yang paling banyak digunakan adalah gaya bahasa hiperbola dan gaya bahasa antitesis.
viii
ABSTRACT
THE TYPES OF LEADS AND LANGUAGE STYLES OF BIOGRAPHICAL FEATURES IN THE KOMPAS DAILY
OF 2007 JANUARY EDITION
TERESIA FATIMAH
Sanata Dharma University 2008
There two problems of the research. First, what kinds of leads were used in the biographical features in the Kompas daily of 2007 January edition. Second, which language styles were adopted in the biographical features in Kompas daily of 2007 January edition .
Data in the research involved written data are from Kompas daily of 2007 January edition. Data were gathered using scanning method through sadap and recording techniques. Data analysis were conducted through the use of agih and padan methods. Agih method was exploited using direct element division, while padan was utilized using referential technique.
Based on the discussion results, following points were identified: First, there were seven types of leads used in the biographical features of Kompas daily during January 2007. The leads were illustrative lead, combination lead, citing lead, sequential lead, conclusive lead, statistical lead, and title lead. The most dominant lead adopted were illustrative leads and conclusive leads since the two were more understandable in terms of its purpose and more interesting for readers to understand the biographical features. Second, language styles available in the biographical features in Kompas daily of 2007 January edition involved language styles based on direct or indirect meanings including: simile, personification, periphrases, epitet, hyperbole, litotes, sinecdoke, alusion, euphimism, antonomasia, erothesis, elipsys, asidenton, and combination. Language styles based on sentence structure involving: epizeukis, climax, anticlimax and antithesis. The most frequent language styles adopted were hyperboles and antitheses.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas
berkat dan karunianya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Jenis-Jenis Lead dan Gaya Bahasa dalam Feature Biografi pada Harian
Kompas Terbitan Bulan Januari Tahun 2007.” Tujuan penelitian ini adalah untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia. Selain
itu, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dibidang linguistik dan
jurnalistik Banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum. selaku dosen Pembimbing I,
yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dan ketekunan;
2. Bapak Drs. B. Rahmanto, M.Hum. selaku dosen Pembimbing II, yang
telah membimbing dengan penuh kesabaran dan ketekunan;
3. Dosen-dosen Sastra Indonesia, Drs. Ari Subagyo, M.Hum, Drs.Hery
Antono, M.Hum, Drs. F.X. Santosa, M.Hum, Drs.Yappy Taum,
Dra. Tjandra Adji, M.Hum dan SE. Peni Adji, M.Hum terima kasih atas
ilmu, pengalaman dan bantuan yang telah diberikan selama penulis
menyelesaikan studi di bangku kuliah.
4. Segenap staf dan karyawan Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma,
yang telah memberikan banyak bantuan kepada penulis selama
menyelesaikan studi di bangku kuliah.
x
5. Suster Benedicte C.B, yang telah memberikan dukungan dan kepercayaan
kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dan penulisan skripsi ini;
6. Ayah dan ibu tercinta, Bang Klau tersayang, Bang Suray, Bang Idit, Kak
Imas, Kak Wiwit, Endang, Arcot, Andra dan Oyot yang penuh perhatian
selalu memberikan dukungan dan doa selama penulis menyelesaikan
studi;
7. Teman-teman dan sahabat yang selalu memberikan motivasi (Suster
Martha, Richa, Didie, Nining, Agus, Aji, Riawan, Aik Mak, Melya, Helen,
Jati, Tuti, Lia, Yuni, Rini dan teman-teman Sasindo Angkatan 2003);
8. Semua pihak yang belum disebutkan yang turut memperlancar usaha
penelitian dan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan skripsi ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi
kesempurnaan penelitian dan penulisan ini.
Penulis
xi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 Maret 2008
Penulis
Teresia Fatimah
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING.................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI.........................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................................iv
MOTTO.............................................................................................................................v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI.......................................................................vi
ABSTRAK.......................................................................................................................vii
ABSTRACT.......................................................................................................................viii
KATA PENGANTAR......................................................................................................ix
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...........................................................................xi
DAFTAR ISI....................................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................................5
1.5 Tinjauan Pustaka...........................................................................................................6
1.6 Landasan Teori..............................................................................................................9
1.7 Metodologi Penelitian.................................................................................................23
1.8 Sistematika Penyajian.................................................................................................29
BAB II JENIS-JENIS LEAD FEATURE BIOGRAFI PADA HARIAN KOMPAS
TERBITAN BULAN JANUARI TAHUN 2007..................................................31
2.1 Pengantar.....................................................................................................................31
2.1.1 Jenis-Jenis Lead Feature Biografi pada Harian Kompas
Terbitan Bulan Januari Tahun 2007......................................................................31
2.1.1.1 Lead Menggambarkan...................................................................31
2.1.1.2 Lead Kutipan.................................................................................35
2.1.1.3 Lead Gabungan.............................................................................36
2.1.1.4 Lead Berurutan.............................................................................38
xiii
2.1.1.5 Lead Kesimpulan..........................................................................38
2.1.1.6 Lead Statistik................................................................................45
2.1.1.7 Lead Nama.................... ...............................................................46
BAB III JENIS-JENIS GAYA BAHASA FEATURE BIOGRAFI PADA HARIAN
KOMPAS TERBITAN BULAN JANUARI TAHUN 2007.................................47
3.1 Pengantar........................................................................................................47
3.1.1 Gaya Bahasa Berdasarkan Langsung Tidaknya Makna.............................47
3.1.1.1 Perumpamaan atau Persamaan.....................................................47
3.1.1.2 Personifikasi..................................................................................50
3.1.1.3 Perifrasis.......................................................................................53
3.1.1.4 Epitet.............................................................................................54
3.1.1.5 Hiperbola.......................................................................................56
3.1.1.6 Litotes............................................................................................58
3.1.1.7 Sinekdoke......................................................................................59
3.1.1.8 Alusi..............................................................................................60
3.1.1.9 Eufimisme.....................................................................................62
3.1.1.10 Antonomasia...............................................................................63
3.1.1.11 Erotesis.......................................................................................64
3.1.1.12 Elipsis.........................................................................................65
3.1.1.13 Asidenton...................................................................................67
3.1.1.14 Gabungan...................................................................................68
3.1.2 Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat......................................................69
3.1.2.1 Epizeukis................................................................................................69
3.1.2.2 Klimaks .................................................................................................70
3.1.2.3 Antiklimaks............................................................................................72
3.1.2.4 Antitesis..................................................................................................73
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................................76
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................76
4.2 Saran...............................................................................................................77
xiv
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................79
BIOGRAFI PENULIS......................................................................................................80
LAMPIRAN I...................................................................................................................81
LAMPIRAN II..................................................................................................................88
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam skripsi ini dibahas jenis-jenis lead dan gaya bahasa dalam feature
biografi pada harian Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007. Menurut
Sumadiria (2005:152) feature biografi atau personality feature adalah feature
yang bercerita tentang riwayat perjalanan hidup seseorang terutama kalangan
tokoh seperti pemimpin pemerintahan dan masyarakat, public figure, atau mereka
yang selalu mengabdikan hidupnya untuk negara, bangsa, atau sesuatu yang
bermanfaat bagi peradaban umat manusia.
Lead atau pembuka dalam feature merupakan mata rantai antara penulis
dengan pembacanya, dalam arti usaha untuk mengikat pembaca dengan seluruh
permasalahan yang disajikan dalam tulisan. Untuk itulah penulis feature harus
berusaha mengakrabkan diri (Zain, 1992: 69). Untuk mengetahui seperti apa lead
yang digunakan dalam penulisan feature biografi tersebut, berikut beberapa
contohnya :
(1) Sungguh menyenangkan berbincang-bincang dengan Josaphat Tetuko Sri Sumantyo PhD (35). Orangnya ramah, terbuka, rendah hati, dan setiap kata darinya bagaikan kisah fiksi sains: menakjubkan dan sulit dipercaya. (Kompas, 2 Januari 2007). (2) Bukan pilihan mudah bagi seorang perajin untuk bertahan pada karya batik tulis di zaman sekarang ini karena usaha tersebut sudah tidak populer dan banyak ditinggalkan dengan alasan pengerjaannya yang repot. Ditambah lagi, sulitnya menemukan pasar karena harga jualnya relatif mahal. (Kompas, 6 Januari 2007).
2
Contoh (1) merupakan contoh penulisan lead menggambarkan. Di dalam
lead tersebut penulis berusaha menggambarkan bagaimana watak dari Josaphat
Tetuko Sri Sumantyo PhD (35). Dalam lead tersebut Josaphat digambarkan
memiliki watak ramah, terbuka, rendah hati. Dalam lead tersebut penulis juga
menggambarkan bahwa sungguh menyenangkan berbincang-bincang dengan
Josaphat karena setiap kata darinya bagaikan kisah fiksi sains yang menakjubkan
dan sulit untuk dipercaya.
Contoh (2) merupakan contoh penulisan lead kesimpulan karena pada
paragraf pertama berisi kesimpulan yaitu, bahwa bukan pilihan yang mudah bagi
seorang pengrajin untuk bertahan pada karya batik tulis di zaman sekarang ini.
Penulis kemudian memberi penjelasan bahwa karya batik tulis sudah tidak
populer lagi dan banyak ditinggalkan karena pengerjaannya yang sangat susah.
Sulitnya dalam menemukan pasar karena harga batik tersebut relatif mahal.
Penjelasan, uraian dan penegasan dijelaskan pada paragraf-paragraf yang menjadi
tubuh (body) feature yang diberitakan mengenai pelestarian batik tulis jambi yang
dilakukan oleh Azmiah.
Ada berbagai macam lead yang digunakan penulis dalam menulis feature
biografi. Feature adalah artikel kreatif yang terutama dimaksudkan untuk
menghibur atau memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian,
keadaan, atau aspek kehidupan. Feature mempunyai ciri-ciri yang hampir sama
dengan berita pada umumnya, yaitu keduanya bertujuan memberikan informasi
kepada khalayak, berisi tentang peristiwa, atau keadaan secara faktual. Akan
tetapi penulisan berita harus tunduk kepada kaidah pola piramida terbalik dan
3
rumus 5 W+1 H, sedangkan penulisan feature biografi lebih bebas dan tidak
terikat pada satu kaidah tertentu, karena penulisan feature dapat menggunakan
pola induktif, kronologis, logis, topikal, maupun spasial (Sumadiria, 2005: 155).
Berdasarkan alasan tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui lead apa saja yang
digunakan dalam penulisan feature biografi pada harian Kompas terbitan bulan
Januari tahun 2007.
Penulisan feature dalam bentuk artikel dapat menjadi penyelamat dalam
mengatasi kelemahan penyajian berita di media massa yang dianggap sudah basi
(yang dimuat di surat kabar) dapat diolah kembali oleh wartawan dengan sajian
yang tetap hangat, aktual dan memikat pembaca (Setiati, 2005:40) .
Penulisan feature menuntut keterampilan wartawan dalam menulis sebab
banyak sekali gagasan yang harus dikembangkan secara kreatif, dari satu paragraf
ke paragraf yang lain. Wartawan dapat menyampaikan opininya dalam bentuk
penyajian yang tidak formal dengan mengembangkan nilai human interest bukan
dari sudut objek, melainkan sebagai bentuk penyajian secara jurnalistik.
Dari segi bahasa yang dipakai, berita ditulis dengan menggunakan bahasa
jurnalistik yang sifatnya lurus, lugas, ringkas, tembak langsung (to the point),
formal, sederhana, dan demokratis. Feature ditulis menggunakan bahasa
jurnalistik sastra, yang merujuk pada penulisan fiksi cerita pendek yang hidup,
menarik, lincah, segar, terpilih, memikat, dan mampu membangun imajinasi
khalayak pembaca (Sumadiria, 2005:156). Berdasarkan alasan tersebut penulis
tertarik untuk mengetahui jenis-jenis gaya bahasa yang digunakan dalam
penulisan feature biografi pada harian Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007.
4
Feature biografi dipilih sebagai objek penelitian ini dengan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut. Pertama, feature biografi
mengandung masalah yang perlu dipecahkan. Masalah pertama berkenaan dengan
adanya penggunaan berbagai lead dalam feature biografi pada harian Kompas
terbitan bulan Januari tahun 2007. Masalah kedua, berkenaan dengan adanya
berbagai jenis gaya bahasa yang digunakan dalam feature biografi pada harian
Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007. Pada contoh (1) Sungguh
menyenangkan berbincang-bincang dengan Josaphat Tetuko Sri Sumantyo PhD
(35). “Orangnya ramah, terbuka, rendah hati, dan setiap kata darinya bagaikan
kisah fiksi saians: menakjubkan dan sulit dipercaya”. Dalam lead tersebut terdapat
gaya bahasa perbandingan yaitu adanya perbandingan antara setiap kata-kata dari
Josaphat dengan kisah fiksi sains yang. Pada contoh (2) Bukan pilihan mudah
bagi seorang perajin untuk bertahan pada karya batik tulis di zaman sekarang ini
karena usaha tersebut sudah tidak populer dan banyak ditinggalkan dengan
alasan pengerjaannya yang repot. Ditambah lagi, sulitnya menemukan pasar
karena harga jualnya relatif mahal. Contoh (2) merupakan contoh lead
kesimpulan yaitu mengenai pelestarian batik tulis jambi yang dilakukan oleh
Azmiah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan
permasalahan dalam feature biografi harian Kompas terbitan bulan Januari tahun
2007 sebagai berikut:
5
1.2.1 Lead apa sajakah yang digunakan dalam penulisan feature biografi
pada harian Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007?
1.2.2 Gaya bahasa apa sajakah yang dipakai dalam penulisan feature
biografi pada harian Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan:
1.3.1 Mendeskripsikan jenis-jenis lead yang digunakan dalam penulisan
feature biografi pada harian Kompas terbitan bulan Januari tahun
2007.
1.3.2 Mendeskripsikan gaya bahasa yang digunakan dalam penulisan
feature biografi pada harian Kompas terbitan bulan Januari tahun
2007.
1.4 Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoretis maupun praktis. Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan terhadap studi linguistik dalam bidang semantik.
Penelitian ini juga diharapkan memberikan manfaat bagi studi jurnalistik
khususnya dalam bidang penulisan berita yaitu mengenai penulisan lead feature
biografi. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
pembaca tentang jenis-jenis lead dan gaya bahasa dalam feature biografi.
6
1.5 Tinjauan Pustaka
Penelitian yang mengambil objek berupa jenis lead sudah pernah
dilakukan di antaranya oleh Haris Sumadiria (2005), dan Umar Nurzain (1992).
Penelitian yang dilakukan oleh Sumadiria dalam bukunya yang berjudul
Jurnalistik Indonesia Menulis Feature dan Berita. Dalam buku tersebut penulis
menggunakan istilah intro untuk menyebut lead. Penelitian tersebut terfokus pada
penulisan intro feature secara keseluruhan tidak berdasarkan pada satu jenis
feature. Kemudian data yang digunakan untuk menganilisis jenis-jenis intro
feature diambil dari berbagai media massa yaitu: Koran Tempo, Mingguan
Gamma, Harian Kompas, Media Indonesia, Metro, Replubika, Gatra dan Forum
Keadilan.
Penulisan feature yang baik harus memenuhi unsur judul (title), pembuka
(lead) dan tubuh tulisan (body). Judul (title) dalam penulisan feature tidak perlu
mengikuti kaidah jurnalistik yang baku. Judul dapat dibuat secara kreatif, tidak
harus berkaitan dengan pembuka, dan tak harus berupa kalimat lengkap. Pembuka
(lead) dalam penulisan feature sangat penting karena dapat menggiring pembaca
untuk melahap seluruh isi berita sehingga lead dibuat lebih menarik untuk
menarik perhatian pembaca. Tubuh (body) penulis dapat mengembangkan dan
menuangkan ide- ide dalam tulisan dengan kreatif.
Lead atau pembuka merupakan bagian penting dalam struktur penulisan
feature. Kreativitas banyak digali untuk membuat lead yang menarik dan dapat
menggiring pembaca untuk melahap keseluruhan tulisan. Lead yang
membosankan akan membuat pembaca meninggalkan bacaan. Proses kreatif
7
menghasilkan gaya dan ide yang dapat mendukung topik yang dikembangkan di
bagian tubuh (body) tulisan.
Lead dalam struktur feature digunakan sebagai alat pemancing minat dan
atensi pembaca. Karena itu, setiap jurna lis mesti memiliki kesadaran tinggi akan
perlunya lead. Mereka harus menghindari pembuatan lead yang tidak bermutu dan
itu- itu saja, karena lead ditujukan untuk menarik pembaca untuk mengikuti materi
tulisan dan merupakan cara untuk melancarkan pemaparan kisah. Untuk dua
tujuan itu lead dikembangkan menjadi berbagai jenis yang siap dipilih penulis
demi efek-efek tertentu yang diinginkan. Ada lead yang sengaja dipilih untuk
menggelitik rasa ingin tahu pembaca. Ada lead yang digunakan untuk mengajak
imajinasi pembaca jalan-jalan ke tempat-tempat yang jauh. Ada juga lead yang
dipilih sekadar untuk meringkas isi keseluruhan tulisan.
Lead atau pembuka dipilih yang paling menarik. Berbeda dengan lead
pembuka berita, yang sarat akan rumus 5W dan 1H, maka lead dalam feature
lebih bebas. Memilih lead untuk feature memang sulit, karena harus memaksa
pembaca tertarik pada masalah yang akan ditulis. Berbagai usaha penulis memilih
yang terbaik disajikan pada awal mula tulisan. Itulah sebabnya, biasanya lead
yang dipilih adalah yang dramatis, yang human interest, yang luar biasa (aneh).
Kunci utama untuk penulisan feature yang baik terletak pada paragraf
pertama yang disebut lead. Mencoba menangkap minat pembaca tanpa lead yang
baik sama saja dengan mengail tanpa umpan. Lead feature mempunyai dua tujuan
utama, yaitu (i) menarik pembaca untuk mengikuti cerita, (ii) membuat jalan
supaya alur cerita lancar (Sumadiria 2005:198).
8
Penulisan lead feature menuntut keterampilan wartawan dalam menulis
sehingga dapat menghasilkan sebuah tulisan feature yang menarik untuk dibaca.
Sebuah berita dikatakan memiliki daya tarik apabila wartawan mampu meliput
peristiwa tersebut dan menuliskannya dengan baik. Dengan demikian berita
mampu menyihir pembaca dan menimbulkan sensasi pemberitaan yang luar biasa
di kalangan pembaca atau publik.
Dalam penulisan feature, wartawan harus bisa menuliskan laporan
liputannya dengan menghadirkan warna lain dari peristiwa yang diliputnya yang
di dasarkan pada fakta. Untuk menghadirkan warna pada peristiwa yang
dilihatnya, wartawan harus bisa mengekspresikan sudut pandang atas peristiwa
tersebut. Melalui analisis pandangan mata pada reportasenya, wartawan
menyampaikan laporan berita dari berbagai fakta untuk menjelaskan lebih jauh
yang sebenarnya terjadi pada peristiwa yang dilihatnya.
Lead merupakan “etalase kaca” sebuah toko, waktu kita menyusun
sejumlah barang yang akan dijual dengan sangat menarik. Etalase ditata dengan
sedemikian rupa, kadang penuh gemerlap, kadang diberi kharisma atau bobot,
hingga pejalan kaki atau orang tertarik untuk menengok. Secara kasar lead juga
diibaratkan dengan pedagang kaki lima yang menggelar dagangnya di pinggir
jalan. Dengan menata secara baik, dibumbui dengan pidato-pidato kecil, mereka
mencoba meminta perhatian para pengunjung. Orang yang tadinya sedang
berjalan kaki menuju ke terminal bus, melihat susunan barang-barang yang
digelar, berhenti sejenak untuk menonton, makin lama, makin menarik. Lalu
membeli barang tersebut. Ini berarti, si pedagang kaki lima berhasil memikat
9
pejalan kaki, yang tadinya hanya lewat saja, kemudian menonton, dan akhirnya
membeli. Demikian juga dengan lead harus bisa menarik perhatian pembaca atau
publik untuk membaca keseluruhan isi tulisan.
Pada prinsipnya, lead mempunyai dua unsur penting untuk membawa
pembaca masuk ke dalam cerita kita dan memasang kerangka material untuk
dikembangkan selanjutnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Umar Nurzain dalam bukunya yang
berjudul Penulisan Feature (1992). Penelitian mengenai jenis lead feature tidak
mencantum sumber datanya diperoleh dari mana. Kemudian pemaparan mengenai
jenis-jenis lead terfokus pada jenis lead feature secara menyeluruh.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa kajian mengenai
mengenai jenis-jenis lead dan gaya bahasa dalam feature perlu dilakukan. Data
yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan data dari harian Kompas
terbitan bulan Januari tahun 2007 yang akan memperlihatkan jenis-jenis lead dan
gaya bahasa yang digunakan dalam feature biografi harian Kompas.
1.6 Landasan Teori
Untuk keperluan penelitian ini, peneliti mengunakan landasan teori tentang
(i) feature, (ii) definisi feature biografi, (iii) lead, (iv) jenis-jenis lead, (v) gaya
bahasa, (vi) jenis-jenis gaya bahasa.
1.6.1 Feature
Feature adalah artikel yang kreatif yang terutama dimaksudkan untuk
memuat kejadian, keadaan atau aspek kehidupan. Jadi feature adalah sebuah
10
tuturan mengenai tokoh tertentu, fakta, kejadian, peristiwa atau proses yang
disertai penjelasan mengenai riwayat kejadiannya, duduk perkaranya, proses
pembentukannya ataupun cara kerjanya (Koesworo, 1994:94).
Menurut Romli (2003:22) feature adalah sebuah “karangan khas” yang
menuturkan fakta, atau proses disertai penjelasan riwayat terjadinya, duduk
perkaranya, proses pembentukannya dan cara kerjanya. Menurut Romli (2003:24-
25), ada lima jenis feature berdasarkan tipenya, yaitu, 1) feature human interest
yaitu feature yang menyangkut sentuhan keharuan, kegembiraan, kejengkelan,
atau kebencian, simpati dan sebagainya. Misalnya, cerita tentang penjaga mayat di
rumah sakit, liku-liku kehidupan seorang guru di daerah terpencil, atau kisah
seorang penjahat yang dapat menimbulkan kejengkelan. 2) feature pribadi-pribadi
menarik atau feature biografi adalah feature yang menyangkut riwayat hidup atau
kepribadian seorang tokoh terkemuka. Misalnya riwayat hidup seorang tokoh
yang meninggal, tentang seorang yang berprestasi, atau seorang yang memiliki
keunikan sehingga bernilai berita tinggi. 3) feature perjalanan. Misalnya
kunjungan ke tempat bersejarah di dalam atau pun di luar negeri, atau ke tempat
yang jarang dikunjungi orang. 4) feature sejarah, yaitu tulisan tentang peristiwa
masa lalu, misalnya peristiwa Proklamasi Kemerdekaan, atau peristiwa
keagamaan, dengan memunculkan tafsir baru sehingga tetap terasa aktual untuk
masa kini. 5) feature petunjuk praktis (tips), yaitu mengajarkan keahlian how to
do it. Misalnya tentang memasak, merangkai bunga, membangun rumah, dan
sebagainya.
11
Menurut Koesworo dkk (1994:96-97), ada enam jenis feature menurut
objek utamanya, yaitu, 1) Human Interest Feature (feature yang mengutamakan
segi rasa kemanusiaan), 2) Historical Feature (feature yang menyangkut peristiwa
sejarah), 3) Biograpihcal and Personality Feature (feature yang menyangkut
riwayat hidup atau kepribadian seseorang tokoh terkemuka), 4) Travel Feature
(feature yang menuturkan suatu perjalanan ke suatu tempat yang memikat), 5)
Explanatory and How To Do It Feature ( feature yang menguraikan sesuatu atau
bagaimana sesuatu harus dikerjakan), dan 6) Scientific Feature (feature yang
menyangkut ilmu pengetahuan).
Feature berbeda dengan penulisan berita lainnya. Oleh karena itu, ada hal-hal
penting dalam penulisan feature menurut Setiati (2005: 35), yaitu, Pertama
kreativitas. Untuk membuat feature, dibutuhkan kreativitas dan imajinasi
wartawan atau penulis untuk merangkai fakta menjadi sebuah cerita yang
menarik. Kreativitas dan imajinasi sangat dituntut dalam penulisan feature
sehingga feature menjadi lebih menarik untuk dibaca.
Kedua subjektivitas, dalam penulisan feature penuturan kisah kerap
menggunakan kata ganti orang pertama ( aku, saya). Unsur subjektivitas sangat
kentara. Dalam penulisan feature penuturan kisah tidak seperti pada berita
langsung yang mengikuti pola piramida terbalik. Penulisan feature tidak
mementingkan unsur piramida terbalik. Dalam feature penulis sering
menggunakan kata ganti orang pertama dalam menyajikan apa yang diberitakan
dan lebih subjektivitas.
12
Ketiga informatif, dalam penulisan feature harus ada informasi yang
menarik perhatian pembaca. Dalam feature harus menyampaikan sesuatu yang
menarik yang dtuliskan berdasarkan fakta bukan fiktif. Feature mengangkat kisah
yang mengandung informasi yang sangat dibutuhkan oleh pembaca yang ditulis
secara lebih mendalam.
Keempat menghibur, penulisan feature lebih berkesan menghibur pembaca
dengan menyajikan berita ringan seperti anekdot kisah pembunuhan, skandal, atau
bencana yang dapat membuat pembaca tertawa. Dalam feature kita bisa
menemukan kisah-kisah ringan yang ditulis secara kreatif sehingga memikat
untuk dibaca.
Kelima awet, tulisan feature bisa dinikmati untuk jangka waktu yang lebih
lama. Penulisan feature lebih menekankan fakta-fakta yang dapat merangsang
emosi (menghibur, memunculkan empati, di samping tidak meninggalkan unsur
informasi). Feature ditulis secara lebih mendalam dalam mengupas sebuah berita
sehingga kehadirannya menjadi tidak basi dan lebih awet.
1.6.2 Feature Biografi
Feature biografi atau personality feature adalah feature yang bercerita
tentang riwayat perjalanan hidup seseorang, terutama kalangan tokoh seperti
pemimpin pemerintahan dan masyarakat, public figure, atau mereka yang selalu
mengabdikan hidupnya untuk negara, bangsa atau sesuatu yang bermanfaat bagi
peradaban umat manusia (Sumadiria, 2005:152).
13
Menurut Romli (2003:24) feature biografi atau feature pribadi-pribadi
menarik adalah feature mengenai riwayat hidup seorang tokoh yang meninggal
atau tentang seorang tokoh terkemuka. Misalnya riwayat hidup seorang tokoh
yang meninggal, tentang seorang yang berprestasi, atau seorang yang memiliki
keunikan sehingga bernilai berita tinggi.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan feature biografi
adalah feature yang berisi tentang kisah seseorang tokoh ataupun bukan tokoh
yang dapat mencapai kesuksesan maupun tidak, tetapi dalam perjalanan hidupnya
selalu berjuang dan memiliki kepribadian, nilai atau sifat yang tidak dimiliki oleh
orang lain.
1.6.3 Lead
Lead atau pembuka dalam feature, merupakan mata rantai antara penulis
dan pembacanya untuk mengingatkan pembaca dengan seluruh permasalahan
yang disajikan dalam tulisan untuk itulah feature ditulis dengan lead yang
bervariasi untuk menarik perhatian pembaca.
Lead dalam penulisan feature sangat penting karena dapat menggiring
pembaca untuk melahap seluruh isi berita. Buatlah pembuka yang pendek dengan
gaya dan pengembangan ide dari isi berita. Susun sedemikian rupa hingga
pembuka mampu bercerita. Pembukaan naratif ini akan memudahkan pembaca
untuk memahami seluruh isi cerita (Setiati, 2005:39).
14
1.6.4 Jenis-Jenis Lead
Teori tentang jenis-jenis lead yang dianut adalah menurut pendapat
Sumadiria dalam bukunya yang berjudul Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita
dan Feature. Berikut ini uraian tentang jenis-jenis lead tersebut:
1.6.4.1 Lead Menceritakan
Penulisan lead ini mengambil gaya tulisan cerita pendek atau novel, ketika
berusaha agar pembaca merasa seperti ikut atau merasa menjadi tokoh utama yang
diceritakan dalam tulisan tersebut. Lead menceritakan, mengajak untuk dan
sekaligus menempatkan pembaca, pendengar atau pemirsa, ke dalam realitas kisah
cerita. Pembaca tidak dalam posisi menonton atau mendengar kisah peristiwa
yang disampaikan penulis. Pembaca justru berada di tengah-tengah peristiwa. Ia
bahkan membayangkan dan mengidentifikasikan dirinya seolah-olah menjadi
tokoh utama dalam kisah peristiwa itu. Biasanya lead ini dipakai untuk feature
petualangan, pihak berwajib dalam action dan lain- lain.
(3) Langit cerah di Cirebon. Tanah basah sisa hujan semalam pun telah kering tak tersisa lagi. Awan kelabu yang menggayut. Terik matahari menerangi pelataran kompleks pemakaman Sunan Gunung Jati di Cirebon, Jawa Barat. (Kompas, 20 Februari 2007).
Contoh (3) merupakan jenis lead bercerita karena dalam lead tersebut
penulis menceritakan suasana di kompleks pemakaman Sunan Gunung Jati di
Cirebon, Jawa Barat. Diceritakan bahwa langit cerah tanah yang basah akibat
hujan telah kering karena terkena sinar matahari.
15
1.6.4.2 Lead Menggambarkan
Dalam lead ini tulisan dibuka dengan lead yang digambarkan oleh penulis,
dan berusaha memindahkan suasana ke dalam pembukaan tulisan. Lead
menggambarkan sangat disukai wartawan sewaktu ia membuat feature mengenai
profil orang. Lead ini mencoba memberi pancingan dangan objek yang dibuat
hidup seperti seorang pelukis membuat gambar sketsa atau karikatur atau juru foto
menyuguhkan sebuah foto (Zain, 1992: 72).
Lead menggambarkan hanya menggambarkan kisah peristiwa. Lead jenis
ini tidak mengajak pembaca, pendengar, atau pemirsa untuk masuk ke dalamnya
dan menjadi pemain atau aktor peristiwa. Lead ini hanya menempatkan kita
sebagai penonton. Ibarat kompetisi sepak bola, kita hanya berada di pinggir
lapangan. Kita hanya menyaksikan, mengamati, menilai jalannya pertandingan
yang sedang digelar di tengah lapangan. Kita mungkin bisa marah atau bersorak,
tetapi kita ikut dan merasakan, misalnya tentang sakitnya tulang kaki kering kita,
ketika seorang pemain favorit kita harus dipapah ke luar lapangan setelah
dijatuhkan dan dicederai oleh pemain lawan (Sumadiria, 2005: 201-202).
Perhatikan contoh (4) berikut ini.
(4) Mata Sidik W.Martowidjoyo (70) yang sipit tiba-tiba membelalak. Cuaca petang di Yogyakarta pada awal tahun 2007 yang sejuk, justru membuat jantungnya seperti terguncang (Kompas, 31 Januari 2007).
Contoh (4) merupakan contoh penulisan lead menggambarkan karena di
dalam lead tersebut penulis mengambarkan bahwa mata Sidik yang sipit tiba-tiba
16
membelalak. Penulis menggambarkan juga cuaca yang sejuk pada awal tahun
2007 di Yogyakarta membuat jantung Sidik seperti terguncang.
1.6.4.3 Lead Kesimpulan
Lead ini merupakan intisari materi tulisan, yang meringkas seluruh isi
feature. Dalam lead ini disimpulkan kira-kira keseluruhan apa yang akan ditulis,
kemudian disusun dengan baik pada lead. Biasanya ketika mencari bahan pun,
penulis sudah tahu apa yang akan dis impulkan sebagai lead, karena sebenarnya
dari mulai ide dikeluarkan, kemudian bergerak untuk menulis, plot cerita sudah
bisa penulis buat dalam bayangan.Perhatikan contoh (5) berikut ini.
(5) Kalangan ibu rumah di desa maupun di kota agaknya tidak perlu khawatir akan kesulitan minyak tanah untuk memasak. Alfy Chalidyanto (38) menawarkan bahan energi alternatif baru kompor tanpa sumbu berbahan dasar biji jarak pagar. (Kompas, 16 Januari 2007).
Contoh (5) merupakan contoh penulisan lead kesimpulan karena dalam
lead tersebut penulis menyimpulkan terlebih dahulu apa yang diberitakan. Penulis
menyimpulkan bahwa kalangan ibu rumah di desa maupun di kota agaknya tidak
perlu khawatir akan kesulitan minyak tanah untuk memasak. Alfy Chalidyanto
(38) menawarkan bahan energi alternatif baru kompor tanpa sumbu berbahan
dasar biji jarak pagar. Lead kesimpulan digunakan karena mempunyai nilai
berita (news value) yang lebih tinggi dibandingkan dengan lead-lead yang lain.
17
1.6.4.4 Lead Kutipan
Lead kutipan pada feature sama persis dengan teras berita kutipan pada
penulisan berita langsung. Artinya mengutip perkataan nara sumber pada paragraf
pertama feature yang diasumsikan bahwa kutipan tersebut memiliki nilai-nilai
berita atau informasi yang cukup tinggi. Paling tidak, kutipan itu tidak sekadar
perkataan langsung biasa yang tidak ada bobot isi, nilai, dan dampaknya. Di balik
perkataan langsung tersebut, terdapat sesuatu yang akan menarik perhatian serta
mungkin saja menjadi bahan pemikiran, tanggapan, atau bahkan sumber gugatan
masyarakat.
Lead kutipan harus memenuhi tiga syarat apabila hendak kita pilih:i)
perkataan langsung nara sumber atau tokoh cerita yang dikutip dinilai sangat
penting atau luar biasa, ii) dinyatakan dalam kalimat jelas, ringkas, dan tegas, dan
iii) mencerminkan watak pribadi, kebiasaan, gaya kepemimpinan, atau tinjauan
dan kedalaman filosofi hidupnya. Perhatikan contoh (6) berikut ini.
(6) “Buat apa membangun website atau blog? sekarang eranya portal web. Jika pernah buat website, berarti bisa buat portal. Kalau pengin membangun portal, bisa mendapatkan gratis menggunakan open source, salah satunya eNdonesia,” kata Nurcholis, webmaster sekaligus tukang las, bahkan tukang batu. (Kompas, 2 April 2007).
Contoh (6) merupakan contoh penulisan lead kutipan karena di dalam lead
tersebut mengutip secara langsung perkataan dari nara sumber yaitu, “Buat apa
membangun website atau blog? sekarang eranya portal web. Jika pernah buat
website, berarti bisa buat portal. Kalau pengin membangun portal, bisa
mendapatkan gratis menggunakan open source, salah satunya eNdonesia,” kata
18
yang dicetak miring adalah kutipan dari perkataan Nurcholis sebagai nara sumber
yang diberitakan dalam feature karena mengutip langsung ucapan atau perkataan
dari nara sumber maka disebut lead kutipan.
1.6.4.5 Lead Berurutan
Segi yang paling menarik dalam berita ditulis dalam gaya berurutan.
Fakta-faktanya disusun secara kronologis untuk menunda klimaks atau kepuasan
pembaca dalam memenuhi keingintahuannya sampai akhir berita. Perhatikan
contoh (7) berikut ini.
(7) Tsunami digital akibat gempa bumi Taiwan, 26 Desember 2006, kini telah tertanggulangi. Penyelenggara telekomunikasi dan internet pun telah mengumumkan jasa pelayanan mereka pulih. Namun, masih banyak yang ingat, menyusul gempa Rabu (27/12/06) dan Kamis (28/12/06) koneksi internet putus total. ( Kompas, 27 Januari 2007).
Contoh (7) merupakan contoh penulisan lead berurutan karena di dalam
lead tersebut fakta-faktanya disusun secara kronologis untuk menunda klimaks
atau kepuasan pembaca dalam memenuhi keinginan sampai akhir berita. Dalam
lead ini di tulis bahwa tsunami digital akibat gempa bumi Taiwan, 26 Desember
2006 telah tertanggulangi tetapi pada Rabu (27/12/06) dan Kamis (28/12/06)
koneksi internet putus total.
1.6.4.6 Lead Gabungan
Lead gabungan atau kombinasi adalah lead yang mengkombinasikan
beberapa lead menjadi satu, misalnya kombinasi antara lead bertanya dengan lead
19
kutipan dan lain- lain. Jurnalistik sastra berpendapat bahwa wartawan tidak hanya
harus dibekali oleh fakta dan kesanggupan melakukan informasi, wartawan
sekaligus juga disyaratkan untuk menguasai psikologi pesan. Caranya antara lain
dengan melatih daya narasi serta mengembangkan ketajaman imajinasinya.
Perhatikan contoh (8) berikut ini.
(8) Nurti Wijayanti (47) membuka dua tas besar, beberapa kotak kardus, serta lemari di ruang tamu dan ruang tengah rumahnya di Jalan Diponegoro 94 Pati, Jawa Tengah. Isinya bukan aneka benda berharga, melainkan ratusan lukisan dan berbagai hasil karya murid-murid sekolah taman kanak -kanak dari berbagai kota, khususnya kelompok bermain Aisyiyah Pati. (Kompas, 12 Januari 2007).
Contoh (8) di atas merupakan contoh penulisan lead gabungan antara lead
menggambarkan dan lead nama. Lead nama yaitu lead yang diawali dengan nama
tokoh yang terlibat dalam peristiwa yang diberitakan. Pada contoh (8) paragraf
diawali dengan nama orang atau nama tokoh yang diberitakan dalam feature yaitu
“Nurti Wijayanti” yang merupakan lead nama. Nurti Wijayanti yaitu membuka
dua tas besar, beberapa kotak kardus, serta lemari di ruang tamu dan ruang
tengah rumahnya yang berisi ratusan lukisan dan berbagai hasil karya murid
sekolah taman kanak -kanak khususnya kelompok bermain Aisyiyah Pati
merupakan lead menggambarkan.
1.6.4.7 Lead Statistik Lead ini mencoba menekankan atau menunjukkan suatu peristiwa dengan
deretan angka yang spesifik dalam bahasa populer sehingga mudah dipahami
20
maksudnya, lead ini senang bermain dan selalu mendahulukan angka-angka
setelah dio lah menurut kaidah logika dan bahasa jurnalistik. Hasilnya adalah suatu
informasi berbobot ilmiah, beraroma akademis, tetapi disampaikan dalam bentuk
dan gaya yang populer, ringkas, dan sederhana, informatif dan komunikatif.
Perhatikan contoh (9) berikut ini.
(9) Lahan seluas 15 hektar itu dipenuhi biji dan setek jarak pagar (Jatropha curcas). Jumlah 250.000 setek itu sedang diupayakan bertambah 500.000 buah lagi selama musim hujan. (Kompas, 11 Januari 2007).
Contoh (9) merupakan contoh penulisan lead statistik karena di dalam lead
tersebut menekankan atau menunjukkan suatu objek yang dikisahkan dengan
deretan angka-angka atau data yang spesifik yaitu, seluas 15 hektar, 250.000 setek
dan 500.000 buah angka-angka atau data dalam lead tersebut ditulis dalam bahasa
populer sehingga mudah dipahami maksudnya oleh pembaca.
1.6.5 Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah bahasa yang indah yang dipergunakan untuk
meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu
benda tertentu dengan benda atau ha l lain yang lebih umum. Pendek kata,
penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi
tertentu (Tarigan, 1985:5).
Keraf (2006:113) dalam bukunya yang berjudul Diksi dan Gaya Bahasa
membahas bahwa gaya bahasa merupakan cara mengungkapkan pikiran melalui
bahasa secara khas yang memperlihat jiwa dan kepribadian penulis (pemakai
21
bahasa). Menurut Kridalaksana (1983:63), gaya bahasa adalah pemanfaatan atas
kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis.
Gaya bahasa merupakan cara mengungkapkan diri sendiri baik melalui
bahasa maupun tingkah laku dan sebagainya. Gaya bahasa adalah bahasa yang
indah yang digunakan untuk meningkatkan efek dengan cara memperbandingkan
dengan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum.
1.6.6 Jenis-Jenis Gaya Bahasa
Teori-teori tentang jenis-jenis gaya bahasa yang dianut adalah pendapat
Keraf (2006:124-145), yaitu gaya bahasa berdasarkan langsung atau tidaknya
makna dan gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat. Berikut ini uraian tentang
jenis-jenis gaya bahasa tersebut:
1.6.6.1 Gaya Bahasa Berdasarkan Langsung Tidak Makna
1) Gaya Bahasa Hiperbola
Gaya bahasa hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung suatu
pernyataan yang berlebihan dengan membesar-besarkan sesuatu hal. Gaya bahasa
ini membesar-besarkan sesuatu dalam bentuk ukurannya, jumlahnya atau sifatnya
sehingga menjadi lebih menarik.
2) Gaya Bahasa Elipsis
Gaya bahasa elipsis adalah gaya bahasa yang berwujud penghilangan suatu
unsur kalimat dengan mudah, dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca
atau pendengar sehingga struktur gramatikal atau kalimatnya memenuhi pola yang
22
berlaku. Penghilangan kata-kata dalam gaya bahasa ini merupakan unsur
terpenting dalam kontruksi sintaksis yang lengkap.
3) Gaya Bahasa Personifikasi
Gaya bahasa personifikasi adalah gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat
insani kepada benda yang tidak bernyawa dan idenya abstrak. Gaya bahasa ini
melekatkan sifat-sifat manusia pada benda yang tak bernyawa seolah-olah
memiliki sifat seperti manusia.
4) Gaya Bahasa Retoris
Gaya bahasa retoris adalah gaya bahasa yang berupa pertanyaan dan tidak
menghendaki adanya suatu jawaban. Tujuan dari pertanyaan dalam gaya bahasa
ini adalah untuk mencapai efek yang lebih mendalam sehingga tidak menuntut
adanya suatu jawaban.
5) Gaya Bahasa Asindeton
Gaya bahasa asindeton adalah gaya bahasa yang berupa kata atau frase
yang tidak dihubungkan dengan kata sambung, melainkan terpisahkan dengan
tanda koma. Dalam gaya bahasa ini kata , frasa, atau klausa yang sederajat tidak
dihubungkan dengan kata sambung.
6) Gaya Alusi
Gaya bahasa alusi adalah gaya bahasa yang menunjukkan secara tidak
langsung ke suatu peristiwa atau tokoh berdasarkan praanggapan adanya
pengetahuan bersama yang dimiliki oleh pengarang atau penulis dan pembaca
serta adanya kemampuan pembaca untuk menangkap pengacuan itu.
23
7) Gaya Bahasa Sinekdoke
Gaya bahasa sinekdoke adalah gaya bahasa figuratif yang mempergunakan
nama sebagian sebagai pengganti nama keseluruhan atau sebaliknya
8) Gaya Bahasa Perumpamaan
Gaya bahasa semile adalah gaya bahasa perbandingan yang bersifat
ekplisit. Maksudnya, adalah gaya bahasa menyatakan sesuatu sama dengan hal
lain. Dalam gaya bahasa ini adanya perbandingan antara dua hal yang pada
hakekatnya berlainan dan sengaja dianggap sama.
9) Gaya Bahasa Epitet
Gaya bahasa epitet adalah gaya bahasa yang mengandung acuan dengan
menyatakan suatu sifat atau ciri yang khas dari seseorang atau suatu hal. Dalam
gaya bahasa ini keterangan itu adalah suatu frase deskriptif yang menjelaskan atau
menggantikan nama seseorang atau suatu barang.
10) Gaya Bahasa Pleonasme
Gaya bahasa pleonasme adalah gaya bahasa yang mengacu pada
pemakaian kata yang mubazir atau tidak perlu. Kata-kata yang ditambah berfungsi
sebagai penegas, yang jika dibuang tidak akan mengurangi makna dasarnya.
11) Gaya Bahasa Eufimisme
Gaya bahasa yang menggunakan acuan berupa ungkapan-ungkapan yang
tidak menyingung perasaan orang lain, ungkapan-ungkapan yang halus untuk
menggantikan acuan-acuan yang dirasakan menghina, menyigung perasaan atau
mengsugesti sesuatu yang tidak menyenangkan.
24
12) Gaya Bahasa Perifrasis
Gaya bahasa yang mirip dengan pleonasme, yaitu mempergunakan kata
lebih banyak dari yang diperlukan. Perbedaannya terletak dalam hal kata-kata
yang berlebihan itu sebenarnya dapat diganti dengan satu kata saja.
13) Gaya Bahasa Litotes
Gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan
merendahkan diri. Dalam gaya bahasa ini melukiskan suatu benda atau peristiwa
dengan cara memperlemah atau memperkecil suasana makna yang sebenarnya.
14) Gaya Bahasa Antonomasia
Gaya bahasa antonomasia adalah gaya bahasa yang merupakan
penggunaan gelar resmi atau jabatan pengganti nama diri.
1.6.6.2 Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat
1) Gaya Bahasa Klimaks
Gaya bahasa klimaks adalah gaya bahasa yang mengandung urutan pikiran
yang semakin meningkat dari gagasan sebelumnya. Dalam gaya bahasa ini adanya
penekanan gagasan yang semakin meningkat kepentingannya.
2) Gaya Bahasa Antiklimaks
Gaya bahasa antiklimaks adalah gaya bahasa yang tingkat gagasannya
berurutan dari yang paling terpenting ke gagasan sebelumnya. Dalam gaya bahasa
ini gagasan diurutkan dari paling penting kegagasan yang kurang penting.
3) Gaya Bahasa Repetisi
Gaya bahasa repetisi adalah gaya bahasa yang berupa perulangan bunyi,
suku kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan
dalam sebuah konteks.
25
4) Antitesis
Gaya bahasa antitesis adalah gaya bahasa yang mengadakan komparasi atau
perbandingan antara dua antonim. Dalam gaya bahasa ini melukiskan suatu hal
atau peristiwa menggunakan paduan kata-kata yang maknanya saling beroposisi
atau bertentangan.
1.7 Metodologi Penelitian
1.7.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang memerikan objek penelitian berdasarkan fakta yang ada
(Sudaryanto, 1988:62). Sebagai penelitian deskriptif, realitas kebahasaan yang
diteliti akan diuraikan, dipilah-pilah, digolong-golongkan, dan diklasifikasikan
kemudian data-data yang tersedia dideskripsikan. Dalam penelitian ini
dideskripsikan jenis-jenis lead dan gaya bahasa feature biografi pada harian
Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007.
1.7.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah tuturan yang ada atau diadakan, baik kemudian yang
terpilih sebagai sampel maupun tidak, sebagai satu kesatuan. Tuturan yang terpilih
karena dianggap representatif atau dipandang cukup mewakili populasi disebut
sampel. Sampel itulah yang menjadi objek sasaran penelitian yang sebenarnya
(Sudaryanto, 1993:21). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan feature
biografi pada harian Kompas.
26
Mengingat banyaknya feature biografi tersebut, untuk kepentingan
penelitian ini diperlukan sampel, yakni feature biografi yang representatif dan
mewakili populasi.
Sampel yang digunakan adalah feature biografi pada harian Kompas
terbitan bulan Januari tahun 2007. Pemilihan sampel tersebut didasarkan dua
alasan, yakni (1) harian Kompas selalu memuat feature biografi dalam rubrik
sosok setiap hari Senin sampai dengan hari Sabtu, (2) kebaruan data yang
digunakan merupakan penyempurnaan dari penelitian sebelumnya.
1.7.3 Objek Penelitian
Objek penelitian ini berupa lead dan gaya bahasa feature biografi pada
harian Kompas yang terbit setiap hari Senin sampai hari Sabtu pada rubrik sosok
selama bulan Januari tahun 2007 sebanyak 25 feature biografi. Data dalam
penelitian ini berupa feature biografi harian Kompas yang terbit selama bulan
Januari Tahun 2007.
1.7.4 Prosedur Penelitian
Dalam upaya menjawab masalah, diperlukan tiga tahap strategis yang
berurutan: penyediaan data, penganalisisan data, dan penyajian hasil analisis data
(Sudaryanto, 1993:5). Untuk itu, diperlukan metode dan teknik untuk setiap tahap
yaitu, metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, serta
metode penyajian hasil analisis data. Metode adalah cara melakukan penelitian,
sedangkan teknik merupakan cara menjalankan atau menerapkan metode.
1.7.4.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Langkah pertama teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti
mencari dan mengumpulkan surat kabar harian Kompas yang terbit setiap hari
27
Senin sampai hari Sabtu selama bulan Januari tahun 2007. Jumlah feature biografi
pada harian Kompas selama bulan Januari Tahun 2007 adalah 25 feature yaitu:
(1) Josh dan Teknologi Masa Depan, (2) Stop Mengolok-olok Tiwul, (3) Andrzej
Wawrzyniak dan Keris Bung Karno, (4) Efei Sumarlin dan Tsunami Digital, (5)
Azmiah Pelastari Batik Jambi, (6) Suska Menyelamatkan Nepenthes, (7)
Menjinakkan Arwana dengan Hati, (8) Suryasim Pelestari Urige, (9) Ory dan
Budidaya Jarak di NTT, (10) Nurti dan Media Wayang Beber, (11) Ozturk Jelita
Penakluk Eropa, (12) Keprihatinan Andi atas Pestisida, (13) Alfy dan Kompor
Biji Jarak, (14) Aryo Refleksi di Atas Panggung, (15) Sari Berbagi Keterampilan
Berbagi Penghidupan, (16) Piryanto Menata Kali Sentiong, (17) Dul Aman Si
Pemijat Sapi, (18) Kecintaan Laut Pater Goran, (19) Bondan yang Mak Nyuuss,
(20) Wiwik dan Terapi Uap dari Dot, (21) Natboho Pembelajaran Guru, (22)
Pengembaraan Oele Pattiselanno, (23) Serena Patahkan Keraguan, (24) Joe
Sukses Bersama Karyawan, dan (25) Penghormatan dari Sarang Naga.
Feature biografi dipilih dengan menggunakan metode simak, yaitu
menyimak berulang-ulang penggunaan bahasa. Penggunaan bahasa yang diteliti
berupa kalimat dan kata-kata pada setiap bagian feature biografi. Jadi penyimakan
dilakukan dengan mencermati penulisan lead feature biografi dan gaya bahasa
dalam feature biografi harian Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode simak. Metode penyediaan data diberi nama metode simak karena cara
yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan
bahasa. Istilah menyimak di sini tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa
28
secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis (Mahsun, 2005:90).
Metode ini memiliki teknik dasar yang berwujud teknik sadap. Teknik sadap
disebut sebagai teknik dasar dalam metode simak karena pada hakikatnya
penyimakan diwujudkan dengan penyadapan (Mahsun, 2005:90). Teknik lanjutan
yang digunakan adalah teknik catat yaitu pencatatan dalam kartu data.
Setelah data tersusun, lalu data diklasifikasikan dan dicatat menurut variasi
penulisan lead, dan jenis gaya bahasanya.
1.7.4.2 Metode dan Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini
adalah metode padan ortografis dan metode agih. Metode padan adalah metode
yang alat penentunya di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa
(langue) yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:13). Metode padan yang dipakai
dalam penelitian ini adalah metode padan ortografis , yaitu metode analisis data
dengan alat penentunya adalah tulisan (Sudaryanto, 1993:14) . Metode padan
ortografis digunakan untuk menganalisis lead feature biografi. Untuk lebih
jelasnya perhatikan contoh (1) merupakan contoh penulisan lead menggambarkan
karena lead tersebut menggambarkan watak dari seorang Josaphat Tetuko Sri
Sumantyo PhD yaitu orangnya ramah, terbuka, dan rendah hati. Contoh (2)
merupakan contoh penulisan lead kesimpulan karena dalam lead tersebut penulis
memberikan kesimpulan terlebih dahulu mengenai pelestarian batik tulis jambi
yang dilakukan oleh Azmiah.
Metode agih adalah metode yang alat penentunya merupakan bagian dari
bahasa yang bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto, 1993:15). Teknik dasar yang
29
digunakan dalam metode agih ini adalah teknik Bagi Unsur Langsung (BUL).
Teknik bagi unsur langsung ini dilakukan dengan membagi satuan lingual datanya
menjadi beberapa bagian unsur. Teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik
lesap, teknik ganti, dan teknik perluas.
1.7.4.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data
Setelah tahap analisis data, tahap selanjutnya adalah tahap penyajian hasil
analisis data. Hasil analisis data pada penelitian ini disajikan dengan metode
formal. Metode formal adalah metode penyajian hasil analisis data dengan
menggunakan rumus, lambang- lambang atau diagram (Sudaryanto, 1993:145).
Penyajian hasil analisis data dengan menggunakan metode formal yaitu
menggunakan tabel. Penyajian hasil analisis data untuk pokok permasalahan yang
pertama, peneliti menguraikan jenis-jenis lead feature biografi harian Kompas
terbitan bulan Januari tahun 2007. Penyajian hasil analisis data untuk pokok
permasalahan yang kedua, peneliti menguraikan gaya bahasa yang terdapat dalam
feature biografi harian Kompas terbitan bulan Januari tahun 2007.
1.8 Sistematika Penyajian
Untuk mempermudah dalam pemahaman tentang penelitian ini, peneliti
menyusunnya ke dalam empat bab, yaitu Bab I merupakan pendahuluan yang
berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, landasan teori, metodologi penelitian, dan sistematika penyajian. Bab
II, berisi pemaparan tentang jenis-jenis lead feature biografi pada harian Kompas
terbitan bulan Januari tahun 2007. Bab III berisi analisis gaya bahasa yang
30
digunakan dalam feature biografi pada harian Kompas terbitan bulan Januari
tahun 2007. Bab IV berisi penutup, yang mencakup kesimpulan dan saran.
Kesimpulan yang dimaksud adalah kesimpulan tentang jenis-jenis lead dan gaya
bahasa yang terdapat feature biografi pada harian Kompas terbitan bulan Januari
tahun 2007. Saran yang dimaksud adalah saran kepada peneliti, calon wartawan,
penulis dan masyarakat.
31
31
BAB II
JENIS-JENIS LEAD FEATURE BIOGRAFI PADA HARIAN KOMPAS
TERBITAN BULAN JANUARI TAHUN 2007
2.1 Pengantar
Feature merupakan penghibur atau sarana rekreasi dan pengembangan
imajinasi yang menyenangkan. Salah satu fungsi utama media massa adalah
rekreasi, menghibur. Fungsi ini senantiasa melekat pada setiap bentuk media
massa. Media cetak surat kabar, tabloid dan majalah, memberi tempat sangat
layak untuk berbagai informasi yang mengandung bobot rekreasi lebih besar.
Tujuan utama pemuatan berita untuk menyampaikan informasi, maka
salah satu tujuan terpenting feature adalah untuk menyajikan cerita yang
mengandung bobot rekreasi lebih kuat. Banyak orang yang berhubungan dengan
media massa justru karena terdesak oleh kebutuhan untuk mencari rekreasi
sekaligus untuk mengembangkan imajinasi dan fantasinya. Feature juga bertujuan
sebagai pemberi nilai dan makna terhadap suatu peristiwa yang terjadi. Feature
bertujuan sebagai wahana ekspresi yang paling efektif dalam mempengaruhi
khalayak.
2.1.1 Jenis-Jenis Lead Feature Biografi Pada Harian Kompas Terbitan Bulan
Januari Tahun 2007
2.1.1.1 Lead Menggambarkan
Lead menggambarkan digunakan oleh penulis untuk memindahkan
suasana ke dalam pembukaan tulisan. Lead ini mencoba memberi pancingan
32
dengan objek yang dibuat hidup seperti seorang pelukis membuat gambar sketsa
atau karikatur atau juru foto yang menyuguhkan sebuah foto (Zain, 1992: 72).
Sesuai dengan namanya lead deskriptif hanya menggambarkan kisah
peristiwa. Lead jenis ini tidak mengajak pembaca, pendengar atau pemirsa untuk
masuk ke dalamnya dan menjadi pemain atau aktor peristiwa. Lead ini hanya
menempatkan kita sebagai penonton. Ibarat kompetinsi sepak bola, kita hanya
berada di pinggir lapangan. Kita hanya menilai jalannya pertandingan yang
sedang digelar di tengah lapangan. Kita mungkin bisa marah atau bersorak, tetapi
tak ikut dan merasakan, misalnya tentang sakitnya tulang kaki kita, ketika seorang
pemain favorit jago kita harus dipapah ke luar lapangan setelah dijatuhkan dan
dicederai oleh pemain lawan (Sumadiria, 2005:201-202).
Lead menggambarkan dipilih dengan pertimbangan unsur suasana atau
situasi yang melekat dalam suatu peristiwa yang terjadi, memiliki nilai berita
(news value) jauh lebih besar, kuat, atau tinggi dibandingkan unsur-unsur lead
yang lain. Sesuai dengan teori jurnalistik, pelukisan suasana dalam suatu peristiwa
tertentu secara deskriptif dinilai lebih efektif dibandingkan dengan cara lain.
Untuk lebih jelas perhatikan contoh (10), (11), (12), dan (13) berikut ini.
(10) Mulutnya komat-kamit sesaat sebelum masuk ke dalam kandang. Entah doa apa yang ia panjatkan. Namun, tiba-tiba seekor sapi berdiri tertatih, lalu mendekati lelaki gempal itu. (Kompas, 22 Januari 2007).
Kutipan (10) merupakan contoh penulisan lead menggambarkan yang
ditunjukkan oleh kata “mulutnya komat-kamit, dan tiba-tiba seekor sapi berdiri
tertatih, lalu mendekati lelaki gempal itu.” Kata yang dicetak miring yaitu
33
Mulutnya komat-kamit dan seekor sapi berdiri tertatih mendekati lelaki gempal
(Dul Aman) adalah penggambaran mengenai peristiwa yang dilihat oleh penulis
yang kemudian penulis atau wartawan hadirkan atau gambarkan dalam tulisan.
Dalam kutipan di atas penulis berusaha memindahkan peristiwa ke dalam tulisan
lewat penggambaran yang hidup untuk menarik perha tian pembaca. Penulis
menggambarkan kejadian bahwa mulut Dul Aman yang komat-kamit seperti
mengucapkan doa. Penggambaran mengenai seekor sapi yang berdiri tertatih-tatih
mendekati Dul Aman merupakan lead menggambarkan.
(11) Layaknya seorang ahli kungfu, lelaki kurus yang berdiri dengan separuh tubuh terendam dalam kolam itu menggerakkan tangannya, mengikuti arah gerakan ikan arwana. Sorot matanya tajam mencermati tiap arwana yang berlalu lalang di hadapannya. ( Kompas, 9 Januari 2007).
Kutipan (11) merupakan contoh penulisan lead menggambarkan.
Penggambaran dalam lead di atas ditunjukkan oleh kata “lelaki kurus yang
berdiri dengan separuh tubuh terendam dalam kolam itu menggerakkan
tangannya dan sorot matanya tajam.” Kata-kata yang digaris miring adalah
gambaran atau lukisan penulis mengenai subjek (Mingku) yang menjadi tokoh
dalam feature yang dikisahkan. Penggambaran mengenai sosok Mingku dan
kegiatan yang dilakukan oleh Mingku membuat apa yang diberitakan seolah-olah
hadir di depan pembaca. Penulis menggambarkan bahwa Mingku seperti seorang
ahli kungfu ketika hendak menangkap ikan arwana. Dalam kutipan di atas sosok
Mingku digambarkan berbadan kurus dan separuh tubuhnya terendam dalam
kolam ikan arwana. Mingku sambil menggerakkan tangannya untuk menangkap
34
ikan arwana serta dilukiskan pula bahwa sorot matanya yang tajam mencermati
setiap arwana yang lewat di hadapannya.
(12) Seperti kali-kali lainnya di Jakarta, nasib Kali Sentiong, Kemayoran, Jakarta Pusat, sangat memprihatinkan. Kesan tidak terawat, kumuh, penuh sampah, dan bau menjadi pemandangan keseharian. Kakus-kakus menggantung di pinggir kali.( Kompas, 19 Januari 2007).
Kutipan (12) merupakan contoh lead menggambarkan karena di dalam
lead tersebut digambarkan bahwa Kali Sentiong tidak terawat, kumuh, penuh
sampah, dan bau serta kakus-kakus menggantung di pinggir kali tersebut. Dalam
kutipan di atas penulis memberikan gambaran penampilan fisik objek yang
diberitakan yaitu, Kali Sentiong yang terletak di Kemayoran, Jakarta Pusat. Kali
sentiong digambarkan tidak terawat, kumuh, penuh sampah, dan bau serta kakus-
kakus digambarkan menggantung di pinggir Kali Sentiong tersebut.
Penggambaran dalam tulisan kutipan berdasarkan pada fakta yang penulis lihat
mengenai keberadaan Kali Sentiong yang terletak di Kemayoran, Jakarta Pusat.
(13) Di tengah pergelaran wayang kulit di daerah Wonogiri, Jawa Tengah, tahun 2000. Frangky Welirang, kini Wakil Direktur Utama PT Indofood Sukses Makmur, disuguhi makanan setempat, tiwul. Frangky tertarik, lalu meminta kepada Anton Djuwardi, yang saat itu jadi staf di PT Bogasari untuk melakukan riset dan mengembangkannya. ( Kompas, 3 Januari 2007).
Contoh (13) di atas merupakan contoh lead menggambarkan yang
ditunjukkan oleh kata disuguhi makanan setempat, tiwul dan Frangky tertarik,
lalu meminta kepada Anton Djuwardi. Kata yang dicetak miring “disuguhi
35
makanan setempat, tiwul dan Frangky tertarik, lalu meminta kepada Anton
Djuwardi” melukiskan atau menggambarkan peristiwa yang terjadi di lapangan
yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan oleh penulis. Dalam lead di atas
penulis berusaha menggambarkan apa yang dilakukan oleh Frangky Welirang
ketika disuguhi makanan yaitu tiwul. Frangky digambarkan tertarik untuk
mencicipi tiwul yang disuguhkan kepadanya. Kemudian dilukiskan pula bahwa
Frangky tertarik untuk mencicipi tiwul yang disuguhkan dan kemudian ia
meminta tiwul kepada Anton Djuwardi staf PT Bogasari.
2.1.1.2 Lead Kutipan
Lead kutipan pada feature sama persis dengan teras atau lead kutipan
pada penulisan berita langsung. Artinya dalam lead tersebut mengutip perkataan
narasumber pada paragraf pertama feature yang diasumsikan kutipan tersebut
memiliki nilai-nilai berita atau informasi yang cukup tinggi. Penggunaan ucapan-
ucapan orang secara tepat, jika dipilih secara selektif dan dipertahankan terus
dalam tubuh berita, membuat awal yang hidup untuk sebuah lead.
Paling tidak, kutipan itu tidak sekadar perkataan langsung biasa yang tidak
ada bobot isi, nilai, dan dampaknya. Di balik perkataan langsung tersebut, terdapat
sesuatu yang akan menarik perhatian serta mungkin saja menjadi pemikiran,
tanggapan, atau bahkan sumber gugatan masyarakat sebagai pembaca atau
penerima informasi.
Lead kutipan, dipilih dengan pertimbangan unsur perkataan langsung yang
dilontarkan oleh nara sumber atau pelaku peristiwa, diyakini memiliki nilai berita
36
(news value) yang lebih besar, kuat, atau tinggi dibandingkan bila menggunakan
lead yang lain. Cara termudah mengenali lead kutipan adalah dengan menemukan
kalimat petikan langsung pada awal paragraf. Perhatikan contoh (14) berikut ini.
(14) “Your body is your temple”. Inilah jawaban Bondan Haryo Winarno ketika ditanya tentang kiat makan enak, tetapi kolesterol tetap terjaga. ( Kompas, 24 Januari 2007).
Contoh (14) contoh penulisan lead kutipan yang ditunjukkan oleh kata
“your body is your temple”. Kata yang dicetak miring pada paragraf pertama
mengutip secara langsung perkataan dari nara sumber. “Your body is your
temple” kata yang dicetak miring adalah kata-kata yang diucapkan oleh Bondan
Haryo Winarno sebagai nara sumber ketika ditanya tentang kiat makan enak,
tetapi kolesterol tetap terjaga. Kutipan dari perkataan Bondan Haryo Winarno
dianggap memiliki nilai berita lebih tinggi sehingga dianggap tepat untuk
digunakan sebagai lead dalam feature biografi yang berjudul Bondan yang “Mak
Nyuuss.”
Dalam penulisan lead di atas penulis menggunakan lead kutipan untuk
menghidupkan feature yang disuguhkan kepada pembaca. Lead kutipan
digunakan dengan pertimbagan bahwa memiliki nilai berita yang tinggi, besar,
kuat bila dibandingkan dengan menggunakan lead yang lainnya.
2.1.1.3 Lead Gabungan Lead gabungan atau kombinasi adalah lead yang mengkombinasikan
beberapa lead menjadi satu, misalnya kombinasi antara lead bertanya dengan lead
kutipan dan lain- lain. Jurnalistik sastra berpendapat bahwa wartawan tidak hanya
37
harus dibekali oleh fakta dan kesanggupan melakukan informasi, wartawan
sekaligus juga disyaratkan untuk menguasai psikologi pesan. Caranya antara lain
dengan melatih daya narasi serta mengembangkan ketajaman imajinasinya.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh (15) berikut ini.
(15) Hanya bermodal kepercayaan , Joe Kamdani merintis bisnis kecil-kecilan. Sekitar 30 tahun kemudian, bisnis tersebut tumbuh menjadi perusahaan pemasaran dan distribusi peralatan perkantoran terkemuka di Indonesia. Semua itu diraih dengan prinsip membangun “Kesuksesan di atas kesuksesan” orang lain (Kompas, 30 Januari 2007).
Kutipan (15) merupakan contoh penulisan lead gabungan yaitu gabungan
antara lead menggambarkan dan lead epigram. Menurut kamus, epigram adalah
sejenis sajak atau ungkapan pendek yang berisi sesuatu pikiran yang luhur atau
yang menyenangkan, yang merupakan sindiran tajam. Nada atau moral berita
dapat diberi tekanan dengan lead epigram, tetapi hindari kata-kata atau ungkapan
yang terlalu sering digunakan atau sudah hambar. Epigram adalah ungkapan
ringkas dan mengena, biasanya jenaka. Lead epigram bisa berupa ujaran-ujaran
yang sudah dikenal atau suatu pikiran luhur (moral) yang bisa diterapkan ke
dalam berita yang di dapat. Pada contoh (15) di atas lead epigram ditunjukkan
dengan kalimat “Kesuksesan di atas kesuksesan” orang lain karena kalimat
tersebut merupakan suatu pemikiran atau ujaran yang luhur. Sedangkan lead
menggambarkan ditunjukkan Joe merintis bisnis kecil-kecilan sekitar 30 tahun
kemudian bisnisnya tumbuh menjadi perusahaan pemasaran dan distribusi
peralatan perkantoran terkemuka di Indonesia.
38
2.1.1.4 Lead Berurutan
Segi yang paling menarik dalam berita ditulis dalam gaya berurutan.
Fakta-faktanya disusun secara kronologis untuk menunda klimaks atau kepuasan
pembaca dalam memenuhi keingintahuannya sampai akhir berita.
Agar lebih jelas perhatikan contoh (16) berikut ini.
(16) Empat puluh tahun hidup sebagai gitaris jazz dan baru kali
ini mempunyai album atas namanya sendiri. Itulah Oele Pattiselanno (60) yang pada 18 Januari 2007 merilis album Oele Pattiselanno Plays Standards. ( Kompas, 5 Januari 2007).
Kutipan (16) merupakan contoh penulisan lead berurutan yang
ditunjukkan oleh urutan peristiwa empat puluh tahun dan pada 18 Januari 2007
merilis album Oele Pattiselanno Plays Standards. Kata yang dicetak miring
adalah suatu fakta yang disusun secara kronologis oleh penulis mengenai
perjalanan karier dari gitaris jazz Oele Pattiselanno selama berkarir di dunia tarik
suara hingga akhirnya Oele Pattiselanno memiliki album atas namanya sendiri
yang berjudul Oele Pattiselanno Plays Standards yang dirilis pada tanggal 18
Januari 2007.
2.1.1.5 Lead Kesimpulan
Lead ini berisi intisari materi tulisan, yang meringkas seluruh isi feature.
Dalam lead ini disimpulkan kira-kira keseluruhan apa yang akan ditulis, kemudian
disusun dengan baik pada lead. Biasanya ketika mencari bahan pun penulis sudah
tahu apa yang akan disimpulkan sebagai lead karena sebenarnya dari mulai ide
39
dikeluarkan, kemudian bergerak untuk menulis, plot cerita sudah bisa penulis buat
dalam bayangan.
Lead kesimpulan tidak berbeda dengan penulisan teras berita langsung
dengan teknik melaporkan, menggunakan pola piramida terbalik, dan merujuk
kepada rumus 5W+1H. Kesimpulan diungkapkan terlebih dahulu, baru pada
paragraf-paragraf berikutnya disusul dengan penjelasan, uraian, contoh-contoh,
kutipan, dan penegasan.
Lead kesimpulan bisa dipilih, dengan syarat apabila materi peristiwa yang
akan dikisahkan memiliki bobot nilai berita atau informasi (news value) yang
cukup tinggi, atau peristiwa tersebut diketahui dan sedang menjadi pusat perhatian
masyarakat.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh (17, (18), (19), (20), (21), (22),
(23), (24), dan (25) berikut ini.
(17) Persoalan rendahnya prestasi siswa di sekolah mendorong Oktavianus Natboho, guru Pendidikan Kewarganegaraan Nasional pada SLTPN II Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, mencari terebosan guna meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah. (Kompas, 26 Januari 2007).
Contoh (17) merupakan contoh lead kesimpulan karena pada lead tersebut
diungkapkan kesimpulan terlebih dahulu yaitu, “persoalan rendahnya prestasi
siswa di sekolah mendorong Oktavianus Natboho, guru Pendidikan
Kewarganegaraan Nasional SLTPN II Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur,
mencari terebosan guna meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah.” Kata
yang dicetak miring merupakan kesimpulan yang dari feature biografi mengenai
40
apa yang dilakukan oleh Oktavianus dalam upaya mencari terebosan guna
meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah SLTPN II Kota Kupang, Nusa
Tenggara Timur. Dalam lead tersebut juga terdapat unsur what, who, where, why.
Persoalan rendahnya prestasi siswa di sekolah merupakan what, Oktavianus
Natboho merupakan who, SLTPN II Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur
merupakan where dan mencari terebosan guna meningkatkan prestasi belajar
siswa di sekolah merupakan why.
(18) Bukan pilihan mudah bagi seorang perajin untuk bertahan pada karya batik tulis di zaman sekarang ini karena usaha tersebut sudah tidak populer dan banyak ditinggalkan dengan alasan pengerjaannya yang repot. Ditambah lagi, sulitnya menemukan pasar karena harga jualnya relatif mahal. (Kompas, 6 Januari 2007).
Kutipan (18) merupakan contoh penulisan lead kesimpulan karena dalam
paragraf pertama berisi kesimpulan yaitu, bahwa bukan pilihan yang mudah bagi
seorang pengrajin untuk bertahan pada karya batik tulis di zaman sekarang ini.
Penulis kemudian memberi penjelasan bahwa karya batik tulis sudah tidak
populer lagi dan banyak ditinggalkan karena pengerjaannya yang sangat susah.
Sulitnya dalam menemukan pasar karena harga batik tersebut relatif mahal.
Penjelasan, uraian dan penegasan mengenai batik tulis jambi dijelaskan pada
paragraf-paragraf berikutnya yang menjadi tubuh (body) feature yang diberitakan
mengenai pelestarian batik tulis jambi yang dilakukan oleh Azmiah.
(19) Sikap bangsa Indonesia yang kurang peduli terhadap apa yang dimiliki, dan sikap pemerintah yang tak kalah kurang pedulinya, menjadi keprihatinan Mohammad Apriza Suska (32).
41
Pemuda yang murah senyum ini sangat sedih dan malu terhadap nasib yang menimpa kantong semar atau Nepenthes spp yang merupakan tanaman asli Indonesia. (Kompas, 8 Januari 2007).
Contoh (19) merupakan contoh penulisan lead kesimpulan yang
ditunjukkan adanya kesimpulan bahwa “sikap bangsa Indonesia yang kurang
peduli terhadap apa yang dimiliki, dan sikap pemerintah yang tak kalah kurang
pedulinya, menjadi keprihatinan Mohammad Apriza Suska (32). Pemuda yang
murah senyum ini sangat sedih dan malu terhadap nasib yang menimpa kantong
semar atau Nepenthes spp yang merupakan tanaman asli Indonesia.” Kata yang
dicetak miring merupakan kesimpulan dari feature yang diberitakan mengenai
penyelamatan kantong semar (nepenthes) yang dilakukan oleh Suska. Dalam lead
tersebut disimpulkan bahwa sikap bangsa Indonesia yang kurang peduli tehadap
kekayaan sendiri yaitu kantong semar (nepenhes) yang merupakan tanaman asli
Indonesia menjadi keprihatinan dari Suska ia berusaha untuk melestarikan
tanaman yang hampir musnah tersebut.
(20) Turki harus menunda hasrat bergabung dengan Uni Eropa, menyusul sejumlah rintangan yang dipasang para pemimpin Eropa. Akan tetapi, gadis belia Turki, Kubra Ozturk, dalam kesunyian usahanya berhasil menaklukkan Benua Eropa dengan menjadi juara catur di bawah usia 16 tahun di Herceg Novi, Montenegro, September 2006. (Kompas, 13 Januari 2007).
Contoh (20) merupakan contoh penulisan lead kesimpulan karena dalam
lead tersebut diungkapkan kesimpulan bahwa “Turki harus menunda hasrat
bergabung dengan Uni Eropa, menyusul sejumlah rintangan yang dipasang para
pemimpin Eropa. Akan tetapi, gadis belia Turki, Kubra Ozturk, dalam kesunyian
42
usahanya berhasil menaklukkan Benua Eropa dengan menjadi juara catur di
bawah usia 16 tahun di Herceg Novi, Montenegro, September 2006.” Dalam lead
tersebut terdapat unsur what, who, why, where, when dan how. Unsur-unsur
tersebut dirumuskan sebagai berikut, Turki harus menunda hasrat bergabung
dengan Uni Eropa merupakan unsur apa (what), menyusul sejumlah rintangan
yang dipasang para pemimpin Eropa merupakan unsur mengapa (why), Kubra
Ozturk merupakan siapa (who), berhasil menaklukkan Benua Eropa dengan
menjadi juara catur di bawah usia 16 tahun merupakan unsur bagaimana (how),
di Herceg Novi, Montenegro merupakan dimana (where) dan September 2006
merupakan unsur kapan (when).
(21) Saat kembali ke lapangan tenis, seusai didera cedera lutut, banyak yang meragukan Serena Williams akan kembali berprestasi, termasuk mantan petenis putri Chris Evert. Saat tampil di Grand Slam Australia Terbuka 2007, hanya ada dua orang yang yakin petenis Amerika Serikat ini akan juara, yaitu sang ibu Oracene dan Serena sendiri. (Kompas, 29 Januari 2007).
Kutipan (21) merupakan contoh penulisan lead kesimpulan karena dalam
lead tersebut penulis terlebih dahulu mengungkapkan kesimpulan bahwa saat
kembali ke lapangan tenis, setelah cedera lutut, banyak yang meragukan Serena
Wlliams akan kembali berprestasi termasuk mantan petenis putri Chris Evert.
Kemudian penulis menguraikan lebih lanjut bahwa saat tampil di Grand Slam
Australia Terbuka tahun 2007, hanya ada dua orang yang yakin kalau petenis
Amerika Serikat ini akan menjadi juara, yaitu sang ibu Oracene dan Serena
43
sendiri. Penjelasan, uraian, dan penegasan terdapat dalam paragraf-paragraf yang
menjadi isi dari feature mengenai petenis Amerika Serikat Serena Williams.
(22) Banyaknya nama dagang pestisida yang beredar di Indonesia membuat prihatin Prof Andi Trisyono, yang pada hari Rabu 27 Desember 2006 menyampaikan pidato pengukuhan jabatan guru besar pada Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. (Kompas, 15 Januari 2007).
Kutipan (22) merupakan contoh penulisan lead kesimpulan karena pada
paragraf pertama merupakan kesimpulan bahwa “banyaknya nama dagang
pestisida yang beredar di Indonesia membuat prihatin Prof Andi Trisyono, yang
pada hari Rabu 27 Desember 2006 menyampaikan pidato pengukuhan jabatan
guru besar pada Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.”
Dalam kutipan tersebut penulis memberikan kesimpulan mengenai banyaknya
nama dagang pestisida yang beredar di Indonesia membuat prihatin Andi
Tirsyono yang merupakan guru besar pada Fakultas Pertanian Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta.
(23) Misteri dan keindahan tiga kawah di Gunung Kelimutu, Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, tak asing lagi. Lain lagi halnya Museum Bahari yang juga di Ende, di Jalan Mohammad Hatta, Kelurahan Kota Raja, Kecamatan Ende Selatan, mungkin tidak banyak yang tahu. (Kompas, 23 Januari 2007).
Contoh (23) merupakan contoh penulisan lead kesimpulan karena dalam
lead tersebut penulis mencoba memberi kesimpulan bahwa “misteri dan
keindahan tiga kawah di Gunung Kelimutu, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara
44
Timur, sudah tidak asing lagi. Akan tetapi orang tidak banyak yang tahu
mengenai Museum Bahari yang juga berada di Ende yang terletak di Jalan
Mohammad Hatta, Kelurahan Kota Raja, Kecamatan Ende Selatan.” Penulis
memberikan kesimpulan mengenai misteri dan keindahan tiga kawah di Gunung
Kelimutu yang terdapat di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, sudah
diketahui secara umum dan sudah tidak asing lagi. Akan tetapi masih banyak
orang yang belum mengetahui mengenai objek pariwisata Museum Bahari yang
didirikan oleh Pater Goran juga berada di Ende yang terletak di Jalan Mohammad
Hatta, Kelurahan Kota Raja, Kecamatan Ende Selatan.
(24) Salon-salon kecil yang melayani rias pengantin, potong rambut, dan pasang sanggul tersebar di lorong-lorong kampung di Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, yang berbatasan dengan Kota Medan. (Kompas, 18 Januari 2007).
Kutipan (24) merupakan contoh penulisan lead kesimpulan karena dalam
lead tersebut berisi kesimpulan mengenai “salon-salon kecil yang melayani rias
pengantin, potong rambut, dan pasang sanggul yang tersebar di lorong-lorong
kampung di Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Sedang, yang berbatasan dengan
Kota Medan.” Penulis memberikan kesimpulan mengenai salon-salon kecil yang
melayani rias pengantin, potong rambut, dan pasang sanggul yang tersebar di
lorong- lorong kampung di Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang tidak
terlepas dari jasa Sari Hanum Siregar.
(25) Jangankan bepergian jauh. Mau pergi ke sawah saja Suryasim mengaku harus berpedoman pada urige atau warige. Dan tak hanya Suryasim (70). Umumnya warga Dusun Belencong, Desa Mumbulsari, Kecamatan Bayan, Lombok Barat, Nusa
45
Tenggara Barat, menjadikan urige atau kalender tradisional Lombok ini sebagai pedoman untuk segala aktivitas mereka. (Kompas, 10 Januari 2007).
Contoh (25) merupakan contoh penulisan lead kesimpulan karena dalam
lead tersebut penulis memberikan kesimpulannya bahwa “warga Dusun
Belencong, Desa Mumbulsari, Kecamatan Bayan, Lombok Barat, Nusa Tenggara
Barat yang menjadikan urige atau kalender tradisional Lombok sebagai pedoman
untuk segala aktivitas mereka.” Kesimpulan yang diberikan yaitu mengenai urige
atau kalender tradisional Lombok sebagai pedoman yang digunakan oleh warga
Dusun Belencong yang berada di Nusa Tenggara Barat. Dalam melakukan segala
aktivitas mereka sehari-hari tidak pernah terlepas dari urige atau warige agar
terhindar dari malapetaka.
2.1.1.6 Lead Statistik Lead ini mencoba menekankan atau menunjukkan suatu peristiwa dengan
deretan angka yang spesifik dalam bahasa populer sehingga mudah dipahami
maksudnya, lead ini senang bermain dan selalu mendahulukan angka-angka
setelah diolah menurut kaidah logika dan bahasa jurnalistik. Hasilnya adalah suatu
informasi berbobot ilmiah, beraroma akademis, tetapi disampaikan dalam bentuk
dan gaya yang populer, ringkas,dan sederhana, informatif dan komunikatif.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh (26) berikut ini.
(26) Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA termasuk 10 jenis penyakit terbanyak yang menyerang anak-anak dan bayi di bawah usia lima tahun di Nusa Tenggara Barat (Kompas, 25 Januari 2007).
46
Contoh (26) merupakan contoh penulisan lead statistik karena di dalam
lead tersebut penulis menunjukkan suatu peristiwa dengan deretan angka atau data
spesifik dalam bahasa yang populer sehingga mudah dipahami maksudnya.
Penulis dalam lead ini menunjukkan bahwa infeksi saluran pernapasan akut atau
ISPA termasuk 10 jenis penyakit terbanyak yang menyerang anak -anak dan bayi
di bawah usia lima tahun di Nusa Tenggara Barat. Kata yang digaris miring
merupakan data yang spesifik mengenai infeksi saluran pernapasan akut atau
ISPA yang menyerang balita di Nusa Tenggara Barat.
2.1.1.7 Lead Nama
Lead nama, yaitu lead yang diawali dengan nama tokoh yang terlibat
dalam peristiwa yang diberitakan. Lead nama sama dengan apa yang disebut who
lead. Hanya ada sedikit bedanya yaitu: lead nama harus selalu dengan nama
orang, sedangkan who lead bisa dikemukakan jabatan atau status orang yang
terlibat itu. Bahkan bisa juga berupa nama benda.
(27) Andrzej Wawrzyniak adalah Direktur Museum Asia dan Pasifik di Warsawa sekaligus mantan diplomat Polandia yang menjadikan Indonesia sebagai tanah air kedua. Ia juga satu-satunya diplomat asing di Jakarta yang berani tetap berhubungan dengan Bung Karno setelah peristiwa G30S 1965 (Kompas, 4 Januari 2007).
Kutipan (27) merupakan contoh penulisan lead nama karena dalam lead
tersebut diawali dengan tokoh yang terlibat dalam peristiwa yang diberitakan
yaitu nama “Andrzej Wawrzyniak.”
47
47
BAB III
JENIS-JENIS GAYA BAHASA DALAM FEATURE BIOGRAFI PADA
HARIAN KOMPAS BULAN JANUARI TAHUN 2007
3.1 Pengantar
Pada bab ini diuraikan tentang gaya bahasa dalam feature biografi pada
harian Kompas terbitan bulan Januari Tahun 2007. Gaya bahasa tersebut meliputi
dua bagian yaitu: gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna dan gaya
bahasa berdasarkan struktur kalimat. Gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya
makna meliputi: (i) perumpamaan, (ii) personifikasi, (iii) perifrasis, (iv) epitet (v)
hiperbola, (vi) litotes, (vii) sinekdoke, (viii) alusi, (ix) eufimisme (x) antonomosia,
(xi) erotesis, xii) elipsis , (xiii) asidenton, dan (xiv) gabungan. Gaya bahasa
berdasarkan struktur kalimat meliputi: (i) epizeuksis, (ii) klimaks, (iii) antiklimaks
dan (iv) antitesis.
3.1.1 Gaya Bahasa Berdasarkan Langsung Tidaknya Maknanya
3.1.1.1 Perumpamaan atau Persamaan
Gaya bahasa perumpamaan adalah salah satu jenis gaya bahasa yang
berupa perbandingan dua hal yang pada hakekatnya berlainan dan yang sengaja
kita anggap sama. Sering juga disebut Persamaan atau Simile. Persamaan atau
perbandingan bersifat ekplisit yaitu menyatakan sesuatu sama dengan hal yang
lain. Untuk itu, gaya bahasa ini memerlukan upaya yang secara ekplisit
menunjukkan kesamaan itu, yaitu kata-kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan,
laksana dan sebagainnya.
48
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh (28) , (29), (30), (31), (32),dan
(33) berikut ini.
(28) Sungguh menyenangkan berbincang-bincang dengan Josaphat Tetuko Sri Sumantyo PhD (35). Orangnya ramah, terbuka, rendah hati, dan setiap kata darinya bagaikan kisah fiksi sains:menakjubkan dan sulit dipercaya. (paragraf 1, Kompas, 2 Januari 2007).
(29) Anton Djuwardi mengakui bahwa tantangan paling berat untuk memasyarakatkan (kembali) tiwul ibarat perjuangan melawan arus, yaitu persepsi yang terlanjur “negatif” atas tiwul. (paragraf 18, Kompas, 3 Januari 2007).
(30) Tahun 1970, Oele hijrah ke Jakarta. Ia ikut membentuk kelompok Jazz Riders bersama Didi Chia dan Sutrisno. Sejak itu dalam rentang 40-an tahun Oele seperti pengembara bergitar yang hidup dari satu kelompok musik ke kelompok lain. Intinya adalah untuk menunjang dan menikmati hidup. (paragraf 9, Kompas, 27 Januari 2007).
(31) Di negeri yang masih menganggap kaum lelaki “lebih penting”, kemunculan Ozturk dianggap sebagai oase di tengah padang pasir. Terlebih lagi catur masih melekat dengan dunia lelaki, Ozturk menggelindingkan “kebangkitan” kaum perempuan di negeri yang masih mengagungkan Suat Atalik, pecatur Turki yang bergelar grand master. (paragraf 5, Kompas, 13 Januari 2007).
(32) Di panggung peringatan hari antikorupsi di Pekanbaru , Riau pertengahan Desember 2006, misalnya seniman kelahiran Yogyakarta, 6 Oktober 1967 ini memainkan kata seperti dukun yang tengah mengucapkan mantra. (paragraf 17, Kompas, 17 Januari 2007).
(33) Dengan hati-hati Sidik mencoba melepaskan lukisan dari lembaran kertas di bawahnya. “Ini ibarat mengelupas prangko dari amplopnya” Kata Sidik menahan napas. Ia terengah. Bukan karena ketuaannya, tetapi lebih karena gugup jika lukisannya tersobek. (paragraf 4, Kompas, 31 Januari 2007).
49
Pada contoh (28) dijumpai gaya bahasa perbandingan yang ditunjukkan
dengan adanya perbandingan antara “setiap kata darinya bagaikan kisah fiksi
sains: menajkubkan dan sulit dipercaya.” Perbandingan ditunjukkan dengan
penggunaan kata bagaikan. Dalam gaya bahasa tersebut adanya perbandingan
antara kata-kata dari Josaphat dengan kisah fiksi sains yang menakjubkan dan
sulit untuk dipercaya. Pada contoh (29) gaya bahasa perbandingan secara ekplisit
ditunjukkan dengan pemakaian kata ibarat. Adanya perbandingan untuk
“memasyarakatkan kembali tiwul diibaratkan dengan perjuangan melawan arus.”
Tidak mudah untuk memasyarakatkan tiwul kembali karena masyarakat memiliki
persepsi yang negatif terhadap tiwul. Pada contoh (30) gaya bahasa perbandingan
ditunjukkan dengan pemakaian kata “seperti yaitu seperti pengembara bergitar.”
Dalam gaya bahasa tersebut adanya persamaan bahwa kehidupan pemusik jazz
Oele seperti pengembara bergitar yang hidup dari satu kelompok musik ke
kelompok musik yang lain. Pada contoh (31) gaya bahasa perbandingan
ditunjukkan dengan penggunaan kata seperti yaitu “seperti oase di tengah padang
pasir.” Dalam gaya bahasa tersebut adanya persamaan antara kemunculan Kubra
Ozturk sebagai pecatur perempuan di negeri yang menganggap kaum laki- laki
lebih penting seperti oase di tengah padang pasir. Oase “oasis; daerah berair di
padang pasir sehingga di sekitarnya ditumbuhi banyak tumbuhan dan dihuni
manusia; tempat; dan pengalaman yang menyenangkan ditengah suasana yang
sedang krisis”. Pada contoh (32) gaya bahasa perbandingan ditunjukkan dengan
pemakaian kata seperti yaitu “seperti dukun yang tengah mengucapkan mantra.”
Adanya perbandingan antara kata-kata yang diucapkan oleh Aryo dengan mantra
50
yang tengah diucapkan oleh dukun. Pada contoh (33) gaya perbandingan
ditunjukkan dengan pemakaian kata ibarat yaitu “Ini ibarat mengelupas prangko
dari amplopnya.” Kata Sidik menahan napas. Ia terengah. Bukan karena
ketuaannya, tetapi lebih karena gugup jika lukisannya tersobek.” Adanya
perbandingan antara melepaskan lukisan dari lem kertas dengan megelupas
prangko dari amplopnya.
3.1.1.2 Personifikasi
Gaya personifikasi adalah salah satu jenis gaya bahasa yang melekatkan
sifat-sifat insani kepada barang yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh (34), (35), (36), (37), (38), (39),
(40) dan (41) berikut ini.
(34) Tetapi, lewat Ozturk, mata catur Eropa mulai meliriknya karena gadis itu berhasil menaklukkan jago-jago catur yang bermukim di wilayah kiblat catur dunia itu. (paragraf 4, Kompas, 13 Januari 2007).
(35) Rabu (27/12) pagi. Sylvia Efi Widyantari Sumarlin, yang akrab disapa Epie, mendapat kepastian dari kantornya dan APJII bahwa internet lumpuh. (paragraf 3, Kompas, 5 Januari 2007).
(36) Ketika Kompas berkunjung, Azmiah yang tengah serius membatik di samping jendela rumah panggungnya bersemangat memperlihatkan sejumlah karya batik tulisnya yang dibuat lewat pewarnaan alami dengan motif khusus hasil kreasi suaminya, Edy Sunarto. Setidaknya sudah terkumpul 20-an motif kreasi yang dalam waktu dekat akan dipatenkan. (paragraf 12, Kompas, 6 Januari 2007).
51
(37) Salon-salon kecil yang melayani rias pengantin, potong rambut, pasang sanggul tersebar di lorong- lorong kampung di Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Sedang, yang berbatasan dengan Kota Medan. (paragraf 1, Kompas, 18 Januari 2007). (38) Krisis ekonomi tahun 1997-1998 sempat membuat Datacrip dan Matahari Alka hanya berpikir untuk bertahan.(paragraf 15, Kompas, 30 Januari 2007). (39) Lahirnya teater yang dibawakannya hingga saat ini tidak bisa dilepaskan dari alam tempat tinggal Aryo saat ini. Ia berlatih diantara hutan karet, pohon nanas, kelapa, ragam tanaman hias, tanaman pangan serta sejumlah kolam yang sekarang sudah tidak ada ikannya lagi. ( paragraf 9, Kompas, 17 Januari 2007).
(40) Lebih setengah abad masyarakat di sekitar pinggiran kali yang membentang sepanjang tiga kilometer dan melintasi Johor Baru, Senen, dan Kemayoran menerima apa adanya. Tetapi, sejak Januari 2005 wajah Kali Sentiong berubah bersih dan tampak lebih indah. (paragraf 2, Kompas, 19 Januari 2007).
(41) Tidak lama setelah tiga negara Eropa itu berkomitmen dan berhasil mengurangi penggunaan pestisida secara signifikan. AS atas inisiatif gabungan antara Us Environmental Protection Agency, United States Department of Agriculture, dan Food and Drug Administration pada tahun 1993 mencanangkan hal yang sama melalui program adopsi pengendalian hama sebanyak 75 persen dari luas lahan sampai akhir tahun 2000. (paragraf 7, Kompas, 15 Januari 2007).
Pada contoh (34) dijumpai gaya bahasa personifikasi yang ditunjukkan
pada penginsanan kata “mata catur Eropa mulai meliriknya karena gadis itu
berhasil menaklukkan jago-jago catur yang bermukim di wilayah kiblat catur
dunia itu”. Karena catur adalah benda tak bernyawa; permainan yang dimainkan
oleh dua orang, dilengkapi dengan buah catur sebanyak 16 buah berwarna hitam
dan 16 buah lagi berwarna putih (Poerwadarminta,1988:154), dan melirik adalah
52
suatu perbuatan yang hanya bisa dilakukan oleh benda hidup ; melihat dengan
tajam ke samping, ke kiri atau ke kanan, mengerling (Poerwadarminta, 1988:528).
Pada contoh (35) penginsanan kata “internet lumpuh” Kata internet merupakan
benda tak bernyawa dan kata lumpuh merupakan hal yang terjadi pada makhluk
hidup; tidak berfungsinya anggota tubuh sehingga tidak bisa bergerak sama sekali
(Poerwadarminta, 1988:536). Pada contoh (36) penginsanan kata “ketika Kompas
berkunjung” Kata kompas adalah benda tak bernyawa; alat untuk mengetahui arah
mata angin. Biasanya berbentuk seperti jarum jam yang berjarum besi berani yang
menunjuk arah utara dan selatan (Poerwadarminta, 1988: 453). Tetapi yang
dimaksud di sini dengan kata “kompas” adalah harian Kompas yang merupakan
benda tak bernyawa. Dan kata berkunjung merupakan suatu perbuatan yang hanya
bisa dilakukan oleh benda hidup; pergi (datang) untuk menengok (menjumpai),
bepergian (Poerwadarminta, 1988: 476). Pada contoh (37) penginsanan
ditunjukkan kata “salon-salon kecil yang melayani rias pengantin, potong rambut,
dan pasang sanggul”, kata salon merupakan benda tak bernyawa; ruang (kamar)
yang diatur dan dihias dengan baik (untuk menerima tamu dan sebagainya)
(Poerwadarminta, 1988:773) dan melayani merupakan suatu pekerjaan yang
hanya bisa dilakukan oleh benda hidup ; membantu menyiapkan (mengurus) apa-
apa yang diperlukan seseorang, meladeni (Poerwadarminta, 1988: 504).
Sedangkan pada contoh (38) penginsanan ditunjukkan dengan kata” Datacrip dan
Matahari Alka hanya berpikir untuk bertahan. Datacrip dan Matahari Alka adalah
benda tak bernyawa, dan berpikir merupakan suatu perbuatan yang hanya bisa
dilakukan oleh manusia ; menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan
53
memutuskan sesuatu (Poerwadarminta, 1988: 682). Pada contoh (39) dijumpai
gaya personifikasi yang ditunjukkan pada penginsanan kata “lahirnya teater yang
dibawakannya hingga saat ini tidak bisa dilepaskan dari alam tempat tinggal Aryo
saat ini. Ia berlatih diantara hutan karet, pohon nanas, kelapa, ragam tanaman hias,
tanaman pangan serta sejumlah kolam yang sekarang sudah tidak ada ikannya
lagi”. Karena kata lahir adalah kata yang digunakan untuk benda bernyawa; lahir
dari rahim ibu, sesuatu yang tampak (Poerwadarminta, 1988:486). Dan teater
merupakan benda mati; seni drama, sandiwara, pementasan sebagai suatu seni
atau profesi (Poerwadarminta, 1988: 909). Pada contoh (40) gaya personifikasi
ditunjukkan dengan adanya penginsanan kata wajah Kali Sentiong berubah bersih
dan tampak lebih indah. Kata wajah digunakan untuk benda hidup “roman muka”
dan Kali Sentiong merupakan benda mati. Pada contoh (41) gaya personifikasi
ditunjukkan dengan adanya penginsanan kata “Tidak lama setelah tiga negara
Eropa itu berkomitmen dan berhasil mengurangi penggunaan pestisida secara
signifikan. Kata negara Eropa merupakan benda mati “negara yang menempati
Benua Eropa” sedangkan berkomitmen adalah suatu yang hanya bisa dilakukan
oleh manusia sebagai makhluk hidup. Berkomitmen; melakukan kesepakatan atau
kontrak (Poerwadarminta, 1988: 452).
3.1.1.3 Perifrasis
Gaya perifrasis adalah salah satu jenis gaya bahasa yang agak mirip
dengan pleonasme; keduanya mempergunakan kata-kata yang lebih banyak
daripada yang dibutuhkan. Pada perifrasis kata-kata yang berlebihan itu pada
54
prinsipnya dapat diganti dengan sebuah kata saja. Untuk lebih jelasnya perhatikan
contoh (42) dan (43) berikut ini.
(42) “Saya sudah punya langganan. Jadi bisa dapat barang murah. Modal 1,5 sudah bisa buka salon. Kalau mau lengkap, Rp 5 juta.” Kata Sari yang sekitar 40 hari lalu ditinggal suaminya, Darwin Ritonga, untuk selama-lamanya. (parafraf 17, Kompas, 18 Januari 2007).
(43) Epie, kelahiran Jakarta, 19 November 1963, kembali ke Inonesia setelah ayahnya tidak lagi menjadi menteri keuangan tahun 1993. (paragraf 15, Kompas, 5 Januari 2007).
Pada contoh (42) terdapat gaya bahasa perifrasis yang ditunjukkan dengan
kata “Kata Sari yang sekitar 40 hari lalu ditinggal suaminya, Darwin Ritonga,
untuk selama-lamanya” Kata yang dicetak miring sebenarnya dapat diganti
dengan satu kata saja yaitu meninggal. Pada contoh (43) gaya perifrasis
ditunjukkan kata setelah ayahnya tidak lagi menjadi menteri keuangan tahun
1993. Kata yang dicetak miring sebenarnya dapat diganti dengan satu kata saja
yaitu berhenti atau pensiun.
3.1.1.4 Epitet
Gaya epitet adalah salah satu jenis gaya bahasa yang menyatakan suatu
sifat atau ciri khusus dari seseorang atau suatu hal. Keterangan itu adalah suatu
frasa deskriptif yang menjelaskan atau menggantikan nama seseorang atau suatu
barang.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh (44), (45), (46) dan (47) berikut
ini.
55
(44) Ikan arwana atau arowana super red (Scleropages formosus) jantan sepanjang 60 sentimeter itu diam, tidak menggeliat dalam genggaman kedua tangan si paruh baya. Ikan purba asli Kalimantan Barat- oleh penduduk setempat disebut silok- itu sengaja ditangkap karena hendak “dipanen”. (paragraf 3, Kompas, 9 Januari 2007).
(45) Bila Ozturk berhasil menjadi atlet terbaik tahun ini, berarti sejarah telah ditorehkan di Negeri Ottoman ini, yang berarti pula menempatkan catur sebagai olahraga unggulan. Akan tetapi, dilain pihak, para pecinta Demir juga tak tinggal diam. Setidak-tidaknya fans fanatik akan mempertahankan keunggulan Demir. (paragraf 10, Kompas, 13 Januari 2007).
(46) Jika sudah bicara soal tumbuhan pemakan serangga ini, Suska tidak akan berhenti. Topik yang dibicarakan soal budi daya tanaman eksotis ini hingga bagaimana menyelamatkan nepenthes yang musnah karena pembangunan. (paragraf 2, Kompas, 8 Januari 2007).
(47) Laporan harian Milliyet 24 Desember lalu menulis, “Kubra, Sah Sekti”, Artinya, “Kubra (Ozturk) memberi sekakmat”. Ini semacam ramalan bahwa Ozturk akan membuat lawan terdekat, Demir dan Yazici, tidak berdaya terkena sekakmat Ozturk. (paragraf 9, Kompas, 13 Januari 2007).
Pada contoh (44) dijumpai gaya bahasa epitet yang ditunjukkan oleh ikan
purba asli Kalimantan Barat merupakan suatu ciri khas dari ikan arwana merah
yang berasal dari Kalimantan Barat. Pada contoh (45) gaya epitet ditunjukkan
oleh kata Negeri Ottoman karena merupakan penyebutan khusus untuk negara
Turki. Pada contoh (46) gaya epitet ditunjukkan oleh tumbuhan pemakan
serangga karena merupakan sifat atau ciri khas dari tanaman kantong semar
(nepenthes). Pada contoh (47) gaya epitet ditunjukkan oleh kata sekakmat yang
56
merupakan istilah dalam permainan catur yaitu di mana raja lawan mati terkena
serangan lawan.
3.1.1.5 Hiperbola
Gaya hiperbola adalah salah satu jenis gaya bahasa yang berupa ungkapan
yang melebih- lebihkan apa yang sebenarnya dimaksudkan agar lebih menarik
perhatian: jumlahnya, ukurannya, atau sifatnya.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh (48), (49), (50), (51), (52), (53),
(54), (55), (56), (57), (58), dan (59) berikut ini.
(48) “Jika saya tampil pada permainan terbaik saya, pemain lain akan sangat sulit mengalahkan saya.” Kata Serena kepada wartawan, sehari sebelum final. (paragraf 5, Kompas, 23 Januari 2007).
(49) Piagam yang diserahkan 23 Desember 2006 itu menobatkan Sidik sebagai 10 budayawan yang dianggap berhasil melakukan pembaruan dalam seni budaya Cina. Dalam 10 budayawan itu termasuk sutradara film kesohor Zhang Yimou. “Saya satu-satunya orang di luar Cina.” Kata Sidik bangga. (paragraf 19, Kompas, 31 Januari 2007).
(50) “Pada dasarnya saya ini suka berdandan dan gaya-gayaan” kata Sari. Lewat kegiatan yang ia sebut dandan dan gaya-gayaan itu, sudah ribuan orang, khususnya kaum perempuan, mempunyai keterampilan. Lewat keterampilan itu mereka mampu mandiri dan berpenghidupan layak. (paragraf 8, Kompas, 18 Januari 2007).
(51) Koleksi milik Andrzej disebut-sebut sebagai koleksi, benda seni dan kebudayaan Indonesia terbesar di dunia yang dimiliki pribadi. Selama sembilan tahun bertugas di Indonesia, ia mengumpulkan mulai dari senjata tradisional, topeng, kain adat, wayang, ukiran kayu, sampai lukisan kontemporer. (paragraf 15, Kompas, 4 Januari 2007).
57
(52) “Ini bukan keris biasa. Ini jimat yang selalu melindungi saya dari bahaya dan selalu saya bawa ke mana pun pergi.” Kata Andrzej seraya menyusupkan lagi keris Bung Karno ke dalam warangkanya, mencium dengan taksim, sebelum menyimpannya kembali. (paragraf 20, Kompas, 4 Januari 2007).
(53) Bagi Nurti, itulah salah satu koleksi dan barang yang tak ternilai harganya. Hal ini disebabkan koleksinya itu mampu mengangkat dirinya menjadi juara pertama tingkat nasional lomba Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran Tahun 2006 dan juga juara pertama lomba Karya Nyata Pendidik Pendidikan Anak Usia Dini tingkat nasional 2006. (paragraf 2, Kompas, 12 Januari 2007).
(54) Risetnya bersama tim Litbang PT Bogasari berhasil mengembangkan gaplek dan produk tiwul yang lebih “bergengsi”, yaitu dengan cara memperbaiki proses produksi. (paragraf 15, Kompas, 3 Januari 2007).
(55) Layaknya seorang ahli kungfu, lelaki kurus yang berdiri dengan separuh tubuh terendam dalam kolam itu menggerakkan tangannya mengikuti arah gerakan ikan arwana. Sorot matanya yang tajam mencermati tiap arwana yang berlalu lalang di hadapannya. ( paragraf 1, Kompas, 9 Januari 2007).
(56) Ketika ditemui di lokasi pembibitan jarak di Kelurahan Noelbaki, Kabupaten Kupang, Ory tengah bermandi keringat. ( paragraf 3, Kompas, 11 Januari 2007).
(57) Sambil terus berguman, seolah ada yang diajak bicara, tangan Dulman mulai menjelajah bagian tungkai kanan belakang ternak tetangganya. (paragraf 2, Kompas, 22 Januari 2007).
(58) Bertutur dengan Bondan, mau tidak mau orang perlu fokus mengingat ragam pengetahuan dan pengalamannya amat kaya. (paragraf 2, Kompas, 24 Januari 2007).
(59) Turki harus menunda hasrat bergabung dengan Uni Eropa. Akan tetapi, gadis belia Turki, Kubra Ozturk, dalam kesunyian usahanya berhasil menaklukkan Benua Eropa dengan menjadi juara catur usia 16 tahun di Herceg Novi, Montenegro, September 2006. (paragraf 2, Kompas, 13 Januari 2007).
58
Pada contoh (48) terdapat gaya bahasa hiperbola yang ditunjukkan oleh
afiks ter-, yaitu pada kata terbaik. Pada contoh (49) gaya hiperbola ditunjukkan
oleh jumlah yang melebih- lebihkan yaitu saya satu-satunya orang dari luar Cina.
Pada contoh (50) gaya hiperbola ditunjukkan oleh afiks ber-, pada kata berdandan
dan sufiks an-, pada kata gaya-gayaan. Pada contoh (51) gaya hiperbola
ditunjukkan oleh afiks ter-, pada kata terbesar. Pada contoh (52) gaya hiperbola
ditunjukkan dengan sifat yang melebih- lebihkan benda yaitu ini bukan keris bisa.
Ini jimat yang selalu melindungi saya dari bahaya dan selalu saya bawa ke mana
pun pergi. Pada contoh (53) gaya bahasa hiperbola ditunjukkan oleh afiks ter-,
pada kata ternilai. Pada contoh (54) gaya hiperbola ditunjukkan oleh afiks ber-,
pada kata bergengsi. Pada contoh (55) gaya hiperbola ditunjukkan oleh
penggunaan kata berlalu lalang. Kata berlalu lalang melebih- lebihkan peristiwa
yang terjadi. Pada contoh (56) gaya hiperbola ditunjukkan oleh penggunaan kata
bermandi keringat. Pada contoh (57) gaya hiperbola ditunjukkan oleh penggunaan
kata menjelajah. Kata tersebut melebih- lebihkan apa yang dilakukan Dul Aman
dalam memijat sapi. Pada contoh (58) gaya hiperbola ditunjukkan oleh pengunaan
kata amat kaya. Pada contoh (59) gaya hiperbola ditunjukkan dengan penggunaan
kata menaklukkan.
3.1.1.6 Litotes
Gaya Litotes adalah salah satu jenis gaya bahasa yang dipakai untuk
menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri atau salah satu jenis gaya
bahasa yang berupa pernyataan mengenai sesuatu dengan cara mengingkari
kebalikannya.
59
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh (60) dan (61) berikut ini.
(60) “Biaya yang dikeluarkan sangat besar untuk orang biasa seperti saya ini. Namun, saya harus berkorban dulu kalau mau batik tulis jambi dikenal ke luar tuturnya. ( paragraf 4, Kompas, 6 Januari 2007). (61) “Pemantapan di sisi teknis ini yang perlu dilakukan. Saya sendiri sadar bahwa saya bukan contoh yang baik bagi petani karena saya sering meninggalkan ladang untuk pentas di kota-kota” Kata suami Melly Hutagalung ini. ( paragraf 15, Kompas, 17 Januari 2007).
Pada contoh (60) dijumpai gaya bahasa litotes yang ditunjukkan ungkapan
yang dicetak miring yaitu, orang biasa seperti saya ini karena tokoh Azmiah
dalam feature ini adalah orang yang pekerja keras, tekun dan ulet, berpengetahuan
dan penghasilannya lumayan besar, tetapi dia mengungkapkan biaya yang
dikeluarkan sangat besar untuk orang biasa seperti saya ini. Pada contoh (61) gaya
litotes yang ditunjukkan dengan ungkapan “ Saya sendiri sadar bahwa saya
bukan contoh yang baik bagi petani karena saya sering meninggalkan ladang
untuk pentas di kota-kota” karena di dalam feature ini tokoh Aryo sangat berperan
dalam perubahan untuk petani di Riau bahkan dia dipercaya untuk menjadi ketua
Serikat Petani Riau (SPR).
3.1.1.7 Sinekdoke
Adalah gaya bahasa figuratif yang mempergunakan sebagian dari sesuatu
hal untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto) atau mempergunakan
keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totem pro parte).
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh (62) berikut ini.
60
(62) “Saya membuat kompor berikut formulanya karena setiap satu keluarga baru (menikah) pasti memerlukan kompor. Di sisi lain kita ini sedang menyiasati ketergantungan terhadap energi yang sumbernya terbatas” ujarnya sungguh-sungguh. (paragraf 20, Kompas, 16 Januari 2007).
Pada contoh (62) gaya sinekdoke ditunjukkan oleh satu keluarga baru
menikah karena yang menikah hanya sebagian.
3.1.1.8 Alusi
Gaya alusi adalah salah satu jenis gaya bahasa yang menunjukkan secara
tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh berdasarkan praanggapan adanya
pengetahuan bersama yang dimiliki oleh pengarang (penulis) dan pembaca serta
adanya kemampuan para pembaca untuk menangkap pegacuan itu.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh (63), (64), (65), (66), dan (67) berikut ini.
(63) Tsunami Digital akibat gempa bumi Taiwan, 26 Desember 2006, kini telah tertanggulangi. Penyelenggara telekomunikasi dan internet pun telah mengumumkan jasa layanan mereka pulih. Namun, masih banyak yang ingat, menyusul gempa Rabu (27/12/06) dan Kamis (28/12/06) koneksi internet putus total. (paragraf 1, Kompas, 5 Januari 2007). (64) Saat kembali ke lapangan tenis, seusai didera cidera lutut, banyak yang meragukan Serena Williams akan kembali berprestasi, termasuk mantan petenis putri Chris Evert. Saat tampil di Grand Slam Australia Terbuka 2007, hanya ada dua orang yang yakin petenis Amerika Serikat ini akan juara, yaitu sang ibu Oracene dan Serena sendiri. (paragraf 1, Kompas, 29 Januari 2007).
(65) Krisis ekonomi tahun 1997-1998 sempat membuat Datacrip dan Matahari Alka hanya berpikir untuk bertahan. (paragraf 15, Kompas, 30 Januari 2007).
61
(66) Menurut Andrzej, keris itu hadiah dari Bung Karno yang diberikan hanya dua pekan sebelum wafat, 21 Juni 1970. Keris itu dibawa ke tempat tinggal Andrzej di Jalan Teluk Betung, Jakarta Pusat, oleh putri Bung Karno, Sukmawati. (paragraf 19, Kompas, 4 Januari 2007).
(67) Sepak terjang pasukan “seljuk” ini membuat Paus Urban II mengobarkan ziarah suci dari Eropa melintas sejumlah kawasan menuju Jerusalem yang kemudian dikenal sebagai Perang Salib. (paragraf 3, Kompas, 13 Januari 2007).
Pada contoh (63) terdapat gaya bahasa alusi yaitu gempa bumi Taiwan, 26
Desember 2006 adalah suatu peristiwa, dan penulis mempunyai praanggapan
adanya pengetahuan bersama pembaca tentang peristiwa itu. Pada contoh (64)
terdapat gaya bahasa alusi yaitu Serena Williams dan Grand Slam Australia
Terbuka 2007. Serena Williams merupakan pemain tenis putri asal Amerika
Serikat (tokoh) sedangkan Grand Slam Australia Terbuka 2007 merupakan suatu
peristiwa. Penulis mempunyai praanggapan adanya pengetahuan bersama
pembaca tentang tokoh dan peristiwa tersebut. Pada contoh (65) terdapat gaya
bahasa alusi yang ditunjukkan oleh Krisis ekonomi tahun 1997-1998 adalah suatu
peristiwa, dan penulis mempunyai praanggapan adanya pengetahuan bersama
pembaca tentang peristiwa itu. Pada contoh (66) terdapat gaya alusi yaitu Bung
Karno adalah tokoh, dan penulis mempunyai praanggapan adanya pengetahuan
bersama pembaca tentang tokoh tersebut. Pada contoh (67) terdapat gaya alusi
yaitu Perang Salib merupakan suatu peristiwa, dan penulis mempunyai
praanggapan adanya pengetahuan bersama pembaca tentang peristiwa tersebut.
62
3.1.1.9 Eufimisme
Gaya eufimisme adalah salah satu jenis gaya bahasa yang berupa
ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar,
yang dianggap merugikan, atau yang tidak menyenangkan.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh (68), (69), dan (70) berikut ini.
(68) Menurut Andrzej, keris itu hadiah dari Bung Karno yang diberikan hanya dua pekan sebelum wafat, 21 Juni 1970. Keris itu dibawa ke tempat tinggal Andrzej di Jalan Teluk Betung, Jakarta Pusat, oleh putri Bung Karno, Sukmawati. (paragraf 19, Kompas, 4 Januari 2007).
(69) Hanya dari menyaksikan mendiang ibunya, Asmah yang jadi buruh membatik, ia mencoba-coba membatik di atas daun pisang. Ia menjadi mahir membatik kala masuk kelas enam sekolah dasar dan hasil karyanya dibeli salah seorang perajin setempat. (paragraf 5, Kompas 6 Januari 2007).
(70) Di rumah, sang ayah sering memutar piringan hitam jazz seperti Stan Kenton, Oscar Peterson, sampai gitaris Joe Pass dan Kenny Burell. Lima anak keluarga Patiselanno akrab dengan jazz sejak dini. Adik-adik Oele, yaitu Jacky dan almarhum Perry Pattiselanno yang meninggal terkena ledakan bom di Jordania pada November 2005 adalah seniman jazz. (paragraf 9, Kompas, 27 Januari 2007).
Pada contoh (68) terdapat gaya bahasa eufimisme yaitu penghalusan kata
mati menjadi wafat. Pada contoh (69) gaya eufimisme yang ditunjukkan oleh
penggunaan kata mendiang yaitu penghalusan dari kata arwah. Sedangkan pada
contoh (70) gaya eufimisme yang ditunjukkan oleh penggunaan kata meninggal
yaitu penghalusan dari kata mati, tewas, mampus.
63
3.1.1.10 Antonomasia Gaya antonomasia adalah salah satu jenis gaya bahasa yang merupakan
penggunaan gelar resmi atau jabatan nama diri.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh (71), (72), (73), (74), dan (75)
berikut ini.
(71) Jika banyak orang menanam nepenthes, maka tanaman ini makin dikenal dan di Indonesia tidak akan kehilangan kekayaan alamnya. Orang tidak mau lagi membeli nepenthes dari alam, ujar sarjana lulusan Institut Pertanian Bogor ini. (paragraf 8, Kompas, 8 Januari 2007).
(72) Semula, alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya ini pernah menggunakan air panas yang dimasukkan dalam botol dot. Bagian atasnya dipotong agar uap air gampang dihirup bayi. (paragraf 17, Kompas, 25 Januari 2007).
(73) Menurut lulusan Srata dua (S-2) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Nusa Cendana Kupang ini, pemerintah selalu melakukan uji coba terhadap suatu kurikulum dengan pertimbangan bahwa kurikulum sebelumnya sudah tidak cocok lagi, padahal persoalan utama bukan kurikulum, tetapi metode pembela jaran guru terhadap siswa. (paragraf 14, Kompas, 26 Januari 2007).
(74) Pengurus Nasional Karang Taruna Bidang bencana dan Lingkungan ini sadar betul tidak mudah mengubah pola hidup dan pandangan masyarakat. Tetapi, dia yakin masyarakat memiliki semangat untuk mengubah sikap dan pola hidup. (pargraf 16, Kompas, 19 Januari 2007).
(75) Tak heran jika September lalu, penguji nasional tata rias pengantin di Deli Serdang itu menerima penghargaan dari Departemen Pendidikan Nasional Kategori Lembaga Kursus berprestasi dari rumpun kesenian. (paragraf 9, Kompas, 18 Januari 2007).
64
Pada contoh (71) diatas terdapat gaya bahasa antonomasia yaitu sarjana
lulusan Institut Pertanian Bogor sebagai pengganti dari “Mohammad Apriza
Suska.” Pada contoh (72) gaya bahasa antonomasia ditunjukkan oleh alumnus
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya sebagai pengganti dari
“Wiwik Nurlaela.” Pada contoh (73) lulusan Srata dua (S-2) Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik Universitas Nusa Cendana Kupang sebagai pengganti dari
“Oktavianus Natboho.” Pada contoh (74) Pengurus Nasional Karang Taruna
Bidang bencana dan Lingkungan sebagai pengganti dari “Piryanto.” Dan pada
contoh (75) penguji nasional tata rias pengantin di Deli Serdang sebagai
pengganti dari “Sari Hanum Siregar.”
3.1.1.11 Erotesis
Gaya erotesis adalah salah satu jenis gaya bahasa yang berupa pertanyaan
retoris dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan sama sekali
tidak menuntut suatu jawaban.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh (76), (77), dan (78) berikut ini.
(76) “Coba kalau semua perempuan punya keterampilan, tidak perlu ada pembantu di luar negeri, bukan?” (paragraf 19, Kompas, 18 Januari 2007).
(77) Dengan nada prihatin di kemudian berkata” Mungkinkah kita mengurangi jumlah pestisida yang diaplikasikan di bumi Indonesia 50 persen lebih rendah pada akhir tahun 2020 dari jumlah yang digunakan saat ini?” (paragraf 10, Kompas, 15 Januari 2007).
(78) Menurut Azmiah, pada perempuan-perempuan muda inilah nanti harapan akan kelestarian tradisi batik tulis Jambi digantungkan. “jadi,” kata Azmiah,” Kalau tidak segera dimulai, kapan lagi?” (paragraf 17, Kompas, 6 Januari 2007).
65
Pada contoh (76), (77) dan (78) terdapat gaya bahasa erotesis. Pertanyaan
(76) coba kalau semua perempuan punya keterampilan, tidak perlu ada pembantu
di luar negeri, bukan?. Pertanyaan (77) mungkinkah mengurangi jumlah pestisida
yang diaplikasikan di bumi Indonesia 50 persen lebih rendah pada akhir tahun
2020 dari jumlah yang digunakan saat ini? Dan pertanyaan (78) kalau tidak
segera dumulai, kapan lagi? merupakan pertanyaan retoris yang tidak
memerlukan jawaban.
3.1.1.12 Elipsis
Gaya bahasa elipsis adalah salah satu jenis gaya bahasa yang didalamnya
dilaksanakan penanggalan atau penghilangan kata atau kata-kata yang merupakan
unsur penting dalam konstruksi sintaksis yang lengkap.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh (79), (80), (81), (82) dan (83)
berikut ini.
(79) Mulutnya komat-kamit sesaat sebelum masuk ke dalam kandang. Entah doa apa yang ia panjatkan. Namun, tiba-tiba saja seekor sapi berdiri tertatih, lalu mendekati lelaki gempal itu.(paragraf 1, Kompas, 12 Januari 2007).
(80) Layaknya seorang ahli kungfu, lelaki kurus yang berdiri dengan separuh tubuh terendam dalam kolam itu menggerakkan tangannya, mengikuti arah gerakan setiap arwana. Sorot matanya tajam mencermati tiap arwana yang berlalu lalang dihadapannya. (paragraf 1, Kompas, 9 Januari 2007).
(81) Keyakinan itu pun diwujudkan dengan gelar yang diperoleh di Rod Lover Arena, Melbourne, Australia, Sabtu (27). Hasil ini mengulanggi apa yang juga diraihnya pada tahun 2003 dan 2005. (paragraf 2, Kompas, 23 Januari 2007).
66
(82) Bersama kelompoknya, Devisi Nepenthes Indonesia, sudah berbagai gunung dia rambah baik di Jawa, Sumatera, maupun di Kalimantan. Terakhir, sekitar Mei-Juni, dia mendaki Gunung Slamet di Jawa Tengah. (paragraf 4, Kompas, 8 Januari 2007).
(83) Setelah sesi pemotretan selesai, lelaki berambut putih itu baru menyadari bahwa lukisan yang belum diberi judul, dipasang terbalik oleh pekerjanya. Bidang lukisan yang seharusnya tampak depan justru ditempelkan pada latar kertas dibelakangnya dengan semacam lem. ( paragraf 2, Kompas, 31 Januari 2007).
Pada contoh (79), (80), (81), (82) dan (83). Pada contoh (79) terdapat
gaya bahasa elipsis, yaitu penghilangan subjek Dul Aman. Bila tidak mengalami
penghilangan subjek, maka kalimatnya akan menjadi “Mulut Dul Aman komat-
kamit sesaat sebelum masuk ke dalam kandang. Entah doa apa yang ia panjatkan.
Namun, tiba-tiba saja seekor sapi berdiri tertatih, lalu mendekati lelaki gempal itu.
Pada contoh (80) gaya elipsis dtunjukkan dengan penghilangan subjek Mingku.
Bila tidak mengalami penghilangan subjek, maka kalimat itu akan menjadi
“Mingku layaknya seorang ahli kungfu, lelaki kurus yang berdiri dengan separuh
tubuh terendam dalam kolam itu menggerakkan tangannya, mengikuti arah
gerakan setiap arwana. Sorot matanya tajam mencermati tiap arwana yang berlalu
lalang dihadapannya.” Pada contoh (81) gaya elipsis ditunjukkan dengan
penghilangan subjek Serena Williams. Bila tidak mengalami penghilangan subjek,
maka kalimat itu akan menjadi “Keyakinan itu pun Serena Williams wujudkan
dengan gelar yang diperoleh di Rod Lover Arena, Melbourne, Australia, Sabtu
(27). Hasil ini mengulanggi apa yang juga diraihnya pada tahun 2003 dan 2005.
Pada contoh (82) gaya elipsis ditunjukkan dengan penghilangan subjek Suska.
67
Bila tidak mengalami penghilangan subjek, maka kalimat itu menjadi “Suska
bersama kelompoknya, Devisi Nepenthes Indonesia, sudah berbagai gunung dia
rambah baik di Jawa, Sumatera, maupun di Kalimantan. Terakhir, sekitar Mei-
Juni, dia mendaki Gunung Slamet di Jawa Tengah. Pada contoh (83) gaya elipsis
ditunjukkan dengan penghilangan subjek Sidik. Bila tidak mengalami
penghilangan subjek, maka kalimat itu menjadi “Setelah sesi pemotretan selesai,
Sidik menyadari bahwa lukisan yang belum diberi judul, dipasang terbalik oleh
pekerjanya. Bidang lukisan yang seharusnya tampak depan justru ditempelkan
pada latar kertas dibelakangnya dengan semacam lem.
3.1.1.13 Gaya bahasa asindeton
Gaya asindeton adalah gaya bahasa yang mengemukakan beberapa hal
atau benda secara berturut-turut dengan tidak memakai tanda baca penghubung.
Perhatikan contoh (84), (85), (86) dan (87) berikut ini.
(84) Ke”gila”- an belajar Josh membuat dia menguasai berbagai cabang ilmu lain, mulai dari geologi, geografi, geodesi, sampai fisika material. ( paragraf 18, Kompas, 12 Januari 2007).
(85) Di bantu terapi fisik Kerrie Brooks, yang telah melatihnya selama 6,5 tahun Serena memulai latihan aerobik, anaerobik, ketahanan, dan menangkap bola menjadi program setiap harinya. ( paragrap 10, Kompas, 29 Januari 2007).
(86) Semua seperti mengalir pada Bondan, yang sempat kuliah di Jurusan Arsitektur Universitas Diponegoro, Semarang, lalu mengikuti berbagai kursus dan pelatihan, seperti periklanan, pemasaran, manajemen, keuangan, jurnalisme, penerbitan, dan produksi film di dalam di luar negeri. ( paragraf 5, Kompas, 24 Januari 2007).
68
(87) Semua aktivitas yang dimaksud diantaranya adalah memulai kegiatan di sawah, berdagang, menagih utang, mencari barang yang hilang, menentukan acara perkawinan. Juga membangun rumah, kenduri, sehubungan dengan siklus hidup manusia. ( paragaf 2, Kompas, 10 Januari 2007).
Pada contoh (84) terdapat gaya bahasa asidenton yang ditunjukkan dengan
penggunaan kata geologi, geografi, geodesi. Pada contoh (85) gaya asidenton
ditunjukkan oleh penggunaan kata aerobik, anaerobik, ketahanan. Pada contoh
(86) gaya asidenton ditunjukkan oleh penggunaan kata periklanan, pemasaran,
manajemen, keuangan, jurnalisme, penerbitan. Pada contoh (87) gaya asidenton
ditunjukkan oleh penggunaan kata di sawah, berdagang, menagih utang, mencari
barang yang hilang, menentukan acara perkawinan. Kata-kata dicetak miring
tidak dihubungkan dengan kata sambung, melainkan dengan tanda koma.
3.1.1.14 Gaya bahasa gabungan Gaya gabungan adalah gaya bahasa yang mengabungkan beberapa gaya
bahasa dalam suatu kalimat atau paragraf. Misalnya gaya bahasa personifikasi
dengan gaya bahasa antitesis. Perhatikan contoh (88) berikut ini.
(88) Selain itu, Suska juga terlibat dalam penyelamatan nepenthes di daerah-daerah yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan. “Pemerintah sering menerapkan sistem ganda. Di satu sisi pemerintah melarang keras pengambilan nepenthes dari alam, tetapi jika membawa bendera pembangunan, pemerintah tidak marah nepenthes mati karena habitatnya rusak oleh pembagunan” ujarnya. ( paragraf 9, Kompas, 8 Januari 2007).
69
Pada contoh (88) terdapat gaya bahasa gabungan antara gaya bahasa
personifikasi dengan gaya bahasa antitesis. Gaya bahasa personifikasi ditunjukkan
oleh kata “di daerah-daerah yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan.
Kata daerah merupakan benda tak bernyawa “bagian permukaan bumi dalam
kaitannya dengan keadaan alam di daerah yang khusus; wilayah” dan kata giat
merupakan aktivitas yang dilakukan oleh benda hidup “rajin; bersemangat
(perbuatan atau usaha). Gaya antitesis ditunjukaan oleh “Di satu sisi pemerintah
melarang keras pengambilan nepenthes dari alam, tetapi jika membawa bendera
pembangunan, pemerintah tidak marah nepenthes mati karena habitatnya rusak
oleh pembagunan”. Adanya pertentangan ide bahwa pemerintah di satu sisi
melarang keras pengambilan nepenthes dari alam akan tetapi pemerintah tidak
marah jika nepenthes mati dengan membawa bendera pembangunan.
3.1.2 Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat
3.1.2.1 Epizeuksis
Adalah semacam gaya bahasa perulangan yang bersifat langsung, dengan
cara mengulang kata yang dipentingkan beberapa kali berturut-turut.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh (89) berikut ini.
(89) Saya terpukul melihat ibu menangis karena saya akan dikeluarkan. Sejak saat itu saya berjanji tak akan bermain lagi dan hanya belajar, belajar, dan belajar kenang Josh. Sejak itu, Josh selalu meraih peringkat pertama. (paragraf 15, Kompas, 2 Januari 2007).
70
Pada contoh (89) terdapat gaya bahasa epizeukis yaitu belajar, belajar,
dan belajar. Kata belajar merupakan kata yang dipentingkan sehingga diulang
beberapa kali berturut-turut.
3.1.2.2 Klimaks
Gaya klimaks adalah salah satu jenis gaya bahasa yang berupa susunan
ungkapan yang makin lama makin mengandung penekanan.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh (90), (91), (92), (93), (94) dan (95)
berikut ini.
(90) Untuk menyiasati, Azmiah melakukan pewarnaan berulang-ulang sampai 36 kali bagi setiap kain. Memang jadi lebih repot dan capai, tetapi hasilnya mengagumkan warna-warna yang kuat dengan perpaduan yang selaras.(paragraf 11, Kompas, 6 Januari 2007). (91) Bagi Nurti, itulah salah satu koleksi dan barang yang tak ternilai harganya. Hal ini disebabkan koleksinya itu mampu mengangkat dirinya menjadi juara pertama tingkat nasional lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran tahun 2006 dan juga juara pertama lomba Karya Nyata Anak Usia Dini tingkat nasional 2006. (paragraf 2, Kompas, 12 Januari 2007).
(92) Lahan seluas 15 hektar itu dipenuhi biji dan setek jarak pagar (Jatropha curcas). Jumlah 250.000 setek itu sedang diupayakan bertambah 500.000 buah lagi selama musim hujan ini. (paragraf 1, Kompas, 11 Januari 2007).
(93) Setelah lulus dari SMA 1 Solo, Josh lolos seleksi Program Beasiswa Science and Technology Manpower Development Program yang digelar Kementrian Riset dan Teknologi. Ia kuliah S-1 DAN S-2 di Fakultas Teknik Elektro dan Komputer, Uniersitas Kanazawa, Jepang sejak 1991. (paragraf 16, Kompas, 2 Januari 2007).
71
(94) Kabar adanya peijat hewan di Bantul pun segera tersebar luas hingga keluar Yogyakarta. Dari mulut ke mulut, sekitar tahun 2000, akhirnya sampailah Dul Aman ke salah satu tempat pacuan kuda di Pulo Mas, Jakarta. (paragraf 13, Kompas, 22 Januari 2007).
(95) Motif-motifnya dibuat supaya jadi kekhasan Jambi, diantaranya motif Candi Muaro Jambi, Kaca Piring, Puncung Rebung, Angso Duo Bersayap Mahkota, Bulan Sabit, Pauh (mangga), Antlas (tanaman), Awan Berarak, dan Riang-riang. Beberapa batik tulis tersebut telah disimpan sebagai koleksi Honimen Museum and Gardens, Forest Hill, London, dan di Trouven Museum di Belanda. (paragraf 13, Kompas, 6 Januari 2007).
Pada contoh (90) terdapat gaya bahasa klimaks yaitu yang menunjukkan
suatu peningkatan gagasan yang penting yang dilakukan oleh Azmiah yaitu
Azmiah melakukan pewarnaan berulang-ulang kali sampai 36 kali bagi setiap
kain. Memang jadi lebih repot dan capai, tetapi hasilnya mengagumkan warna-
warna yang kuat dengan perpaduan yang selaras. Peningkatan gagasan pada
contoh (90) ditunjukkan dengan kata sampai, memang dan tetapi. Pada contoh
(91) gaya klimaks ditunjukkan adanya peningkatan gagasan yaitu mengangkat
dirinya menjadi juara pertama tingkat nasional lomba keberhasilan guru dalam
pembelajaran tahun 2006 dan juga juara pertama lomba Karya Nyata Anak Usia
Dini tingkat nasional 2006. Pada contoh (92) gaya klimaks ditunjukkan oleh
adanya peningkatan jumlah dari 250.000 setek diupayakan menjadi 500.000 setek
jarak pagar. Pada contoh (93) gaya klimaks ditunjukkan oleh adanya peningkatan
gagasan jenjang pendidikan dan wilayah yaitu SMA Negeri 1 Solo, S-1 dan S-2 di
Fakultas Teknik Elektro dan Komputer, Universitas Kanazawa, Jepang. Pada
contoh (94) gaya klimaks ditunjukkan oleh adanya perluasan wilayah dari Bantul
72
dan Yogyakarta hingga ke tempat pacuan kuda di Pulo Mas, Jakarta. Pada contoh
(95) gaya klimaks ditunjukkan adanya perluasan wilayah tempat menyimpan
koleksi batik tulis jambi yaitu Honimen Museum and Gardens, Forest Hill,
London, dan di Trouven Museum di Belanda.
3.1.2.3 Antiklimaks
Gaya antiklimaks adalah salah satu jenis gaya bahasa yang merupakan
suatu acuan yang berisi gagasan-gagasan yang diurutkan dari yang terpenting
berturut-turut ke gagasan yang kurang penting.Untuk lebih jelasnya perhatikan
contoh (96) berikut ini.
(96) Atas karyanya itu, Alfy mendapat anugerah Teknologi Tepat Guna, kategori Penemu yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi NTB. Ayah empat anak itu juga mendapat uang sebesar Rp 4,1 juta dari total hadiah yang diterimanya Rp 4,9 juta. (paragraf 7, Kompas, 16 Januari 2007).
Pada contoh (96) terdapat gaya bahasa antiklimkas yaitu gagasan dimulai
dari yang terpenting yaitu “ atas karyany itu, Alfy mendapat anugerah Teknologi
Tepat Guna, kategori Penemu yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi NTB”
lalu berturut-turut kegagasan yang kurang penting yaitu “ayah empat anak itu
juga mendapat uang sebesar Rp 4,1 juta dari total hadiah yang diterimanya Rp
4,9 juta”.
73
3.1.1.4 Antitesis
Gaya antitesis adalah salah satu jenis gaya bahasa yang mengadakan
perbandingan atau komparasi antara dua antonim (kata-kata yang mengandung
ciri-ciri semantik yang bertentangan).
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh (97), (98), (99), (100), (101),
(102), (103), (104), (105), dan (106) berikut ini.
(97) “Kalau sama-sama iklas, menjalani hidup itu enak sekali. Tidak ada sakit hati,apalagi dendam, yang ada adalah saling menyayangi, seperti saya dengan simbok, istri saya.” Guraunya disusul tawa lepas. (paragraf 18, Kompas, 22 Januari 2007).
(98) Divisi Nepenthes Indonesia melihat pengambilan nepenthes dari alam hanya menguntungkan pedagang, tetapi merugikan alam, penduduk, dan juga tumbuhan itu sendiri. Penduduk hanya menjual nepenthes dengan harga Rp 2.500- Rp 5.000 kepada pedagang, sedangkan pedagang menjual ke konsumen hingga ratusan ribu rupiah. Penduduk sama sekali tidak diuntungkan. Karena sering diambil, lama-kelamaan nepenthes punah. (paragraf 6, Kompas, 8 Januari 2007).
(99) Ia mengakui, penggunaan bahan-bahan alami akan menghasilkan warna yang cenderung muda dan mungkin terkesan kusam. Ini berbeda dengan selera orang-orang Melayu di Jambi yang lebih menyukai batik berwarna terang atau ngejreng. (paragraf 10, Kompas, 6 Januari 2007).
(100) Lantai atas akan ia jadikan ruang pamer, sedangkan dibawahnya jadi ruang membatik untuk calon murid-muridnya, termasuk dua putrinya yang kini sudah mulai belajar membatik, Dita (12) dan Ayu (9). (paragraf 16, Kompas, 6 Januari 2007).
(101) “Stop mengolok-olok budaya bangsa sendiri dan sebaliknya mengagungkan budaya bangsa lain. (paragraf 11, Kompas, 3 Januari 2007).
74
(102) Wiwik mengaku, selain punya kelebihan, alat ini juga memiliki kekurangan, seperti ukurannya yang masih relatif besar sehingga akan dimodifikasikan lebih kecil agar mudah dibawa bepergian. Juga tingkat efektivitas alat ini masih 80 persen sehingga perlu disempurnakan. (paragraf 20, Kompas, 25 Januari 2007).
(103) Daerah pinggiran kali, baik sisi kiri maupun sisi kanan, sudah tertata rapi. Pepohonan di sekitar kali tampak lebih rapi. Bunga bougenvil menghiasi pinggiran kali. Di beberapa titik sepanjang kali dibangun taman-taman bunga, termasuk bekas lokasi 16 kakus gantung di sepanjang pinggiran sudah berubah menjadi taman. (paragraf 3, Kompas, 19 Januari 2007).
(104) Dalam berkembang biak, tugas arwana betina hanyalah bertelur. Kemudian sang induk jantan memeram dan memelihara telur itu di dalam mulut (mouthbrooder dan mouthbreeder). Pekerjaan itu dilakukan sang jantan selama 40-50 hari hingga telur menjadi anak ikan yang mandiri. (paragraf 4, Kompas, 9 Januari 2007).
(105) Ory menilai NTT memiliki bibit unggul lokal jarak dan dapat dikembangkan dengan sistem setek dan biji. Dia menjelaskan menanam jarak dengan kloning akar yang menjamin tingkat kematian bibit rendah, sementara hasil tinggi. (paragraf 13, Kompas, 11 Januari 2007).
(106) “Meningkatnya jumlah nama dagang pestisida tanpa diikuti dengan meningkatnya jumlah bahan aktif, tidak memberikan nilai tambah terkait dengan usaha untuk memperkecil risiko penggunaan pestisida. Dalam hal tertentu justru akan memperbesar risiko,” tegasnya. (paragraf 9, Kompas, 15 Januari 2007).
Pada contoh (97) dijumpai gaya bahasa antitesis yang ditunjukkan dengan
perbandingan antara dua kata yang mengandung ciri-ciri semantik yang
bertentangan yaitu kata sakit hati dan dendam yang berantonim dengan kata
menyayangi. Pada contoh (98) ditunjukkan dengan kata menguntungkan yang
75
berantonim dengan kata merugikan. Pada contoh (99) gaya antitesis ditunjukkan
dengan kata kusam yang berantonim dengan kata terang. Pada contoh (100) gaya
antitesis ditunjukkan dengan penggunaan kata atas yang berantonim dengan kata
bawah. Pada contoh (101) dijumpai gaya bahasa antitesis ditunujukkan oleh
penggunaan kata mengolok-olok yang berantonim dengan kata mengagungkan.
Pada contoh (102) dijumpai gaya bahasa antitesis ditunjukkan oleh penggunaan
kata kelebihan yang berantonim dengan kata kekurangan. Pada contoh (103) gaya
bahasa antitesis ditunjukkan oleh penggunaan kata sisi kiri yang berantonim
dengan kata sisi kanan. Pada contoh (104) gaya bahasa antitesis ditunjukkan oleh
penggunaan kata betina yang berantonim dengan kata jantan. Pada contoh (105)
gaya bahasa antitesis ditunjukkan oleh penggunaan kata rendah yang
berantonimdengan kata tinggi. Pada contoh (106) gaya antitesis ditunjukkan oleh
penggunaan kata memperkecil yang berantonim dengan kata memperbesar.
76
76
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan mengenai Jenis-jenis Lead dan
Gaya Bahasa Feature Biografi pada Harian Kompas terbitan Bulan Januari Tahun
2007, dapat disimpulkan sebagai berikut.
Dalam penulisan lead feature biografi harian Kompas terbitan bulan
Januari tahun 2007 terdiri dari tujuh jenis lead yaitu: (i) lead menggambarkan, (ii)
lead gabungan, (iii) lead kutipan, (iv) lead berurutan, (v) lead kesimpulan, (vi)
lead statistik, dan (vii) lead nama.
Jenis lead mengambarkan dan lead kesimpulan paling menonjol dan
menduduki urutan teratas bila dibandingkan dengan penulisan lead lainnya. Hal
ini tampak dari besarnya jumlah penulisan lead menggambarkan dan lead
kesimpulan yang ditemukan dalam feature biografi harian Kompas selama bulan
Januari tahun 2007. Penggunaan lead menggambarkan dan lead kesimpulan lebih
menonjol disebabkan kedua lead tersebut lebih mudah dimengerti maksudnya dan
lebih menarik pembaca dalam memahami feature biografi.
Gaya bahasa yang terdapat dalam feature biografi harian Kompas selama
bulan Januari tahun 2007 adalah gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya
makna dan gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat. Gaya bahasa berdasarkan
langsung tidaknya makna meliputi: (i) perumpamaan, (ii) personifikasi, (iii)
perifrasis, (iv) epitet, (v) hiperbola, (vi) litotes, (vii) sinekdoke, (viii) alusi, (ix)
77
eufimisme, (x) antonomosia, (xi) erotesis, (xii) elipsis, (xiii) asidenton dan (xiv)
gabungan. Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat meliputi: (i) epizeuksis, (ii)
klimaks, (iii) antiklimaks dan (iv) antitesis.
Penggunaan gaya bahasa hiperbola dan antitesis yang paling sering
digunakan dalam feature biografi pada harian Kompas selama bulan Januari 2007.
Penggunaan gaya bahasa hiperbola lebih mendominasi dikarenakan untuk lebih
menarik perhatian pembaca. Sedangkan gaya bahasa antitesis untuk lebih
menekan suatu pernyataan yang disampaikan sehingga lebih mudah dipahami oleh
pembaca.
Kaitan antara lead dan gaya bahasa dalam feature biografi adalah
penulisan lead harus menggunakan lead yang menarik dan diikuti pula oleh
penggunaan gaya bahasa yang menarik dan indah sehingga dapat menarik
perhatian pembaca untuk membaca feature biografi yang dikisahkan. Dengan
adanya lead yang menarik dan gaya bahasa yang indah pembaca tertarik untuk
membaca feature biografi yang diberitakan sampai pada akhir cerita. Pemilihan
topik yang diangkat harus dapat menarik pembaca dan dapat melibatkan emosi
pembaca, gaya bahasa yang digunakan juga harus dapat memancing emosi
pembaca karena informasi yang disampaikan merupakan kejadian nyata bukan
fiktif.
4.2 Saran
Penulisan lead feature biografi seharusnya saling berkaitan dengan gaya
bahasa yang digunakan dalam lead yang ditulis sehingga lebih menarik.
78
Penulisan lead gaya bahasa feature biografi dalam media cetak untuk
diperhitungkan dimasukkan dalam materi pokok perkuliahan yang berhubungan
dengan mata kuliah jurnalistik (penulisan berita dan ragam bahasa jurnalistik).
Menulis sebuah berita dengan format apapun termasuk menulis feature biografi,
seseorang harus memiliki kemampuan dan keterampilan menulis yang baik yang
senantiasa harus diasah.
Bagi para peneliti lain, permasalahan yang berkaitan dengan penulisan
lead feature biografi dan gaya bahasa masih banyak yang belum dikaji. Misalnya,
struktur penyajian feature biografi, analisis judul feature biografi dan lainnya.
Maka perlu dipertimbangkan adanya penelitian lebih lanjut dengan permasalahan
yang terkait dengan penelitian lain.
Bagi para penulis untuk lebih bervariasi dalam penulisan lead feature
biografi karena ada banyak lead yang dapat digunakan sehingga tidak
membosankan pembaca dan lebih menarik. Misalnya, penggunaan lead
menggelitik atau menggoda, lead bercerita, lead kontras, lead dialog, lead
kutipan, lead gabungan, lead statistik, dan lead menjerit. Gaya bahasa yang
digunakan dalam feature biografi yang lebih dominan adalah gaya bahasa
hiperbola dan antitesis harus mempertimbangkan frekuensi gaya bahasa yang lain,
seperti elipsis, personifikasi, erotesis, perumpamaan, klimaks, antiklimaks dan
gaya bahasa gabungan. Penggunaan berbagai macam gaya bahasa yang
dikombinasikan dengan lead yang menarik dalam menulis feature biografi akan
memperkaya tulisan sehingga dapat menarik perhatian pembaca.
79
79
DAFTAR PUSTAKA Achmadi, Muchsin. 1988. Materi Pengajaran Komposisi Bahasa Indonesia.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka. Assegaff, Djafar. 1983. Jurnalistik Masa Kini: Pengantar ke Praktek
Kewartawanan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Haryanto, Ignatius. 2006. The New York Times: Menulis Berita Tanpa Takut atau
Memihak. Jakarta: Yayasan Obor. Depdikbud.1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Keraf, Gorys. 2004. Komposisi. Ende: Nusa Indah. ----------------. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia. Koesworo dkk. 1994. Di Balik Tugas Kuli Tinta. Yogyakarta: Pustaka Utama. Kurnia, Septiawan Santana. 2002. Jurnalisme Sastra. Jakarta: Gramedia. ----------------. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Kusumaningrat, Hikmat. 2005. Jurnalistik: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosdakarya. MacDougall. 1981. Interpretive Reporting. New York: Macmillan Publishing
Company. Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan
Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Mappatopo, Andi. 1992. Teknik Penulisn Feature: Karangan Khas. Jakarta:
Gramedia. Notosudirjo, Suwardi. 1981. Pengetahuan Bahasa Indonesia Baru. Jakarta:
Mutiara. Nurzain, Umar. 1992. Penulisan Feature. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
80
Setiati, Etni. 2005. Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan: Strategi Wartawan Menghadapi Tugas Jurnalistk. Yogyakarta: Andi.
Rahmadi, Tony. 1985. Kamus Istilah Jurnalistik. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa. Romli, Asep Syamsul. 2005. Jurnalistik Praktis untuk Pemula. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik: Bagian Kedua Metode dan Aneka Teknik
Pengumpulan Data. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. --------------. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press. Suhandang, Kustadi. 2004. Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk,
dan Kode Etik. Bandung: Nuansa. Sumadiria, As Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature.
Bandung: Remaja Rosdakarya. Tarigan. 1982. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa. Tarigan. 1985. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa. ----------. 1987. Pengajaran Wacana. Bandung: Angksa. Wahyudi, JB. 1991. Komunikasi Jurnalistik: Pengetahuan Praktis Kewartawanan
Surat Kabar, Majalah, Radio dan Televisi. Bandung: Alumni.
81
81
BIOGRAFI PENULIS
TERESIA FATIMAH lahir 13 Juni 1983 di Hulu Tubuk, Kecamatan Manday, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Lulus SDN No. 26 Hulu Tubuk pada tahun 1997, lulus SLTP Negeri 1 Putussibau pada tahun 2000 dan lulus SMU Santo Paulus Pontianak pada tahun 2003. Menempuh kuliah S1 angkatan 2003 pada Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama kuliah penulis tinggal di Asrama Syantikara, Jl. Colombo CT VI/001 Yogyakarta. Penulis bercita-cita menjadi
seorang penulis yang handal.
81
81
LAMPIRAN I
82
82
LAMPIRAN I: Tabel Rekap Lead Feature Biografi Pada Harian Kompas Terbitan Bulan Januari Tahun 2007 NO
Hari/Tanggal Judul Tokoh/Figur Penulis Kutipan Lead Jenis Lead
1 Selasa, 2 Januari 2007 Josh dan Teknologi Masa Depan
Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, PhD
Dahono Ftrianto Sungguh menyenangkan berbincang-bincang dengan Josaphat Tetuko Sri Sumantyo PhD (35). Orangnya ramah, terbuka, rendah hati, dan setiap kata darinya bagaikan kisah fiksi sains: menakjubkan dan sulit dipercaya.
Menggambarkan
2 Rabu, 3 Januari 2007 Stop Mengolok-olok Tiwul
Frangky Welirang Ardus M Sawega Di tengah pergelaran wayang kulit di daerah Wonogiri, Jawa Tengah, tahun 2000, Frangky Welirang, kini Wakil Direktur Utama PT Indofood Sukses Makmur, disuguhi makanan setempat, tiwul. Frangky tertarik, lalu meminta kepada Anton Djuwardi, yang saat itu jadi staf di PT Bogasari, untuk melakukan riset dan mengembangkannya.
Menggambarkan
3 Kamis, 4 Januari 2007 Andrzej Wawrzyniak dan Keris Bung Karno
Andrzej Wawrzyniak Mulyawan Karim
Andrzej Wawrzyniak adalah Direktur Museum Asia Pasifik di Warsawa sekaligus mantan diplomat Polandia yang menjadikan Indinesia tanah air kedua. Ia juga satu-satunta diplomat asing di Jakarta yang berani tetap berhubungan dengan Bung Karno setelah peristiwa G30S di tahun 1965.
Nama
4 Jumat, 5 Januari 2007 Efie Sumarlin dan Tsunami Digital
Sylvia Epi Widyantari Sumarlin
Ninok Leksono Tsunami digital akibat gempa Bumi Taiwan, 26 Desember 2006, kini telah tertanggulangi. Penyelenggara
Berurutan
83
telekomunikasi dan internet pun telah mengumumkan jasa layanan mereka pulih. Namun, masih banyak yang ingat, menyusul gempa Rabu (27/12/06) dan Kamis (28/12/06) koneksi internet putus total.
5 Sabtu, 6 Januari 2007 Azmiah, Pelastari Batik Jambi
Azmiah Irma Tambunan Bukan pilihan mudah bagi seorang pengrajin untuk bertahan pada karya batik tulis di zaman sekarang ini karena usaha tersebutsudah tidak populer dan banyak ditinggalkan dengan alasan pengerjaan yang repot. Ditambah lagi, sulitnya menemukan pasar karena harga jualnya relatif mahal.
Kesimpulan
6 Senin, 8 Januari 2007 Suska, Menyelamatkan Nepenthes
Mohammad Apriza Suska
M Clara Wresti Sikap bangsa Indonesia yang kurang peduli terhadap apa yang dimiliki dan sikap pemerintah yang tak kalah kurang pedulinya, menjadi keprihatinan Mohammad Apriza Suska (32). Pemuda yang murah senyum ini sangat sedih dan malu terhadap nasib yang menimpa kantong semar atau nepenthes spp yang merupakan tanaman asli Indonesia.
Kesimpulan
7 Selasa, 9 Januari 2007 Menjinakkan Arwana dengan Hati
Mingku Wahyu Haryo PS Layaknya seorang ahli kungfu, lelaki kurus yang berdiri dengan separuh tubuh terendam dalam kolam itu menggerakkan tangannya, mengikuti arah gerakkan ikan arwana. Sorot matanya tajam mencermati tiap arwana yang berlalu lalang di hadapannya.
Menggambarkan
84
8 Rabu, 10 Januari 2007 Suryasim, Pelastari “Urige”
Suryasim Khaerul Anwar Jangankan bepergian jauh. Mau pergi ke sawah saja Suryasim mengaku harus berpedoman pada urige atau warige. Dan tak hanya Suryasim (70). Umumnya warga Dusun Belencong, Kecamatan Basyan, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, menjadikan urige atau kalender tradisional Lombok ini sebagai pedoman untuk segala aktivitas mereka.
Kesimpulan
9 Kamis, 11 Januari 2007 Ory dan Budidaya Jarak di NTT
Ory Octavianus Koernelis Kewa Ama
Lahan seluas 15 hektar itu dipenuhi biji dan setek jarak pagar (Jatropha curcas). Jumlah 250.000 setek itu sedang diupayakan bertambah 500.000 buah lagi selama musim hujan ini.
Statistik
10 Jumat, 12 Januari 2007 Nurti dan Media Wayang Beber
Nurti Wijayanti Suprapto Nurti Wijayanti (47) membuka dua tas besar, beberapa kotak kardus, serta lemari di ruang tamu dan ruang tengah rumahnya di Jalan Diponegoro 94 Pati, Jawa Tengah. Isinya bukan aneka benda berharga, melainkan ratusan lukisan dan berbagai hasil karya murid-murid sekolah taman kanak -kanak dari berbagai kota, khususnya kelompok bermain Aisyiyah 02 Pati.
Gabungan
85
11 Sabtu, 13 Januari 2007 Ozturk, Jelita Penakluk Eropa
Kubra Ozturk Pepih Nugraha Turki harus menunda hasrat bergabung dengan Uni Eropa, menyusul sejumlah rintangan yang dipasang para pemimpin Eropa. Akan tetapi, gadis belia Turki, Kubra Ozturk, dalam kesunyian usahanya berhasil menaklukkan Benua Eropa dengan menjadi juara catur di bawah 16 tahu di Herceg Novi, Montenegro, September 2006.
Kesimpulan
12 Senin, 15 Januari 2007 Keprihatinan Andi atas Pestisida
Prof. Y Andi Trisyono
Djoko Poernomo Banyaknya nama dagang pestisida yang beredar di Indonesia membuat prihatin Prof Y Andi Trisyono, yang pada hari Rabu 27 Desenber 2006 menyampaikan pidato pengukuhan jabatan guru besar pada Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyaakarta.
Kesimpulan
13 Selasa, 16 Januari 2007 Alfy dan Komor Biji Jarak
Alfy Chalidyanto Khaerul Anwar Kalangan ibu rumah di desa maupun di kota agaknya tidak perlu khawatir akan kesulitan minyak tanah untuk memasak. Alfy Chalidyanto (38) menawarkan bahan energi alternatif baru berupa kompor tanpa sumbu berbahan pasta biji jarak pagar
Kesimpulan
14 Rabu, 17 Januari 2007 Aryo, Refleksi di Atas Panggung
Suharyoto Sastrosuwignyo
Agnes Rita Sulistyawaty
Awalnya, teater yang dibawakan seniman Suharyoto Satrosuwignyo adalah bahasa simbolik ketika situasi politik tidak memungkinkan orang berbicara secara lugas. Kini, model teater ini bisa menjadi apapun, termasuk kritik atas kata-kata sehari-hari yang sering dimanipulasi.
Kesimpulan
15 Kamis, 18 Januari 2007 Sari, Berbagi Sari Hanum Siregar Aufrida Wismi Salon-salon kecil yang melayani rias Kesimpulan
86
Keterampilan, Berbagi Penghidupan
Warastri pengantin, potong rambut, dan pasang sanggul tersebar di lorong-lorong kampung di Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, yang berbatasan dengan kota Medan.
16 Jumat, 19 Januari 2007 Piryanto Menata Kali Sentiong
Piryanto SH Pingkan Elita Dundu
Seperti kali-kali lainnya di Jakarta, nasib Kali Sentiong, Kemayoran, Jakarta Pusat, sangat memprihatinkan. Kesan tidak terawat, kumuh, penuh sampah, dan bau menjadi pemandangan keseharian. Kakus-kakus mengantung di pinggiran kali.
Menggambarkan
17 Senin, 22 Januari 2007 Dul Aman, Si Pemijat Hewan
Dul Aman Mulutnya komat-kamit sesaat sebelum masuk ke dalam kandang. Entah doa apa yang ia anjatkan. Namun, tiba-tiba saja seekor sapi berdiri tertatih, lalu mendekati lelaki gempal itu.
Menggambarkan
18 Selasa, 23 Januari 2007 Kecintaan Laut Pater Goran
Pater Gabriel Goran SVD
Samuel Oktora Misteri dan keindahan tiga kawah di Gunung Kelimutu, Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, tak asing lagi. Lain lagi halnya Museum Bahari yang juga di Ende, di Jalan Mohammad Hatta, Kelurahan Kota Raja, Kecamatan Ende Selatan, mungkin tidak banyak yang tahu.
Kesimpulan
19 Rabu, 24 Januari 2007 Bondan yang “Mak Nyuuss”!
Bondan Haryo Winarno
Ninok Leksono “Your body is your temple” Inilah jawaban Bondan Haryo Winarno ketika ditanya tentang kiat makan emak, tetapi kolesterol tetap terjaga.
Kutipan
20 Kamis, 25 Januari 2007 Wiwik dan Terapi Wiwik Nurlaela Khaerul Anwar Infeksi saluran pernapasan akut atau Statistik
87
Uap dari Dot ISPA termasuk 10 jenis penyakit terbanyak yang menyerang anak -anak dan balita di bawah lima tahun di Nusa Tenggara Barat
21 Jumat, 26 Januari 2007 Natboho, Pembelajaran Guru
Oktavianus Natboho Koernelis Kewa Ama
Persolan rendahnya prestasi siswa di sekolah mndorong Oktavianus Natboho, guru Pendidikan Kewarganegaraan Nasional pada SLTPN II Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, mencari terobosan guna meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah.
Kesimpulan
22 Sabtu, 27 Januari 2007 Pengembaraan Oele Pattiselanno
Oele Pattiselanno Frans Sartono Empat puluh tahun hidup sebagai gitaris jazz dan baru kali ini mempunyai album atas namanya sendiri. Itulah Oele Pattiselanno (60) yang pada 18 Januari 2007 merilis album Oele Pattiselanno Play Standars.
Berurutan
23 Senin, 29 Januari 2007 Serena Patahkan Keraguan
Serena Williams Yulia Septhiani Saat kembali ke lapangan tenis, seusai didera cidera lutut, banyak yang mragukan Serena Williams akan kembali berprestasi, termasuk mantan petenis putri Chris Evert. Saat tampil di Grand Slam Australia Terbuka 2007, hanya ada dua orang yang yakin petenis Amerika Serikat ini akan juara, yaitu sang ibu Oracene dan Serena sendiri.
Kesimpulan
24 Selasa, 30 Januari 2007 Joe, Sukses Bersama Karyawan
Joe Kamdani Ilham Khoiri Hanya bermodal kepercayaan, Joe Kamdani merintis bisnis kebcil-kecilan. Sekitar 30 tahun kemudian bisnis tersebut tumbuh menjadi perusahaan pemasaran dan
Gabungan
88
distribusi peralatan perkantoran terkemuka di Indonesia. Semuanya itu diraih dengan prinsip membangun “Kesuksesan di atas kesuksesan” orang lain.
25 Rabu, 31 Januari 2007 Penghormatan dari Sarang Naga
M Sdik Martowidjoyo
Putu Fajar Arcana
Mata M Sidik Martowidjoyo (70) yang sipit tiba-tiba membelalak. Cuaca petang di Yogyakarta pada awal tahun 2007 yang sejuk, justru membuat jantungnya seperti terguncang.
Menggambarkan
88
88
LAMPIRAN 2
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139