fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../17012014-0711031003.docx · Web viewLaporan...
Transcript of fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/.../17012014-0711031003.docx · Web viewLaporan...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP KONSERVATISME
AKUNTANSI
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris: (1) pengaruh struktur kepemilikan manajerial terhadap konservatisme akuntansi, (2) pengaruh debt covenant terhadap konservatisme akuntansi, (3) pengaruh growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi, (4) pengaruh risiko litigasi terhadap konservatisme akuntansi.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008-2011. Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Adapun sampel yang digunakan adalah 140 data sampel perusahaan. Penelitian ini menggunakan regresi berganda untuk analisis data.
Hasil dari penelitian membuktikan bahwa: (1) struktur kepemilikan manajerial tidak berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi, (2) debt covenant tidak berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi, (3) growth opportunities berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi, (4) risiko litigasi berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.
Kata kunci: Konservatisme Akuntansi, Struktur Kepemilikan Manajerial, Debt Covenant, growth opportunities, Risiko Litigasi.
Nama : Agus Abdur Rohim
NPM : 0711031003
Hp : 085789966676
E-mail : [email protected]
Pembimbing I: Harsono Edwin Puspita, S.E., M.Si.
Pembimbing II: Retno Yuni Nur S, S.E., M.Sc., Akt.
PENDAHULUAN
Laporan keuangan adalah laporan yang dibuat oleh perusahaan yang
menggambarkan kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaan.
Laporan keuangan tersebut harus memenuhi tujuan, aturan serta prinsip akuntansi
yang berlaku secara umum agar menghasilkan laporan keuangan yang dapat
dipertanggungjawabkan dan bermanfaat bagi penggunanya, yaitu pihak internal
maupun pihak eksternal.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan kebebasan kepada perusahaan
dalam memilih metode akuntansi yang akan digunakan dalam menyusun laporan
keuangan, kebebasan tersebut salah satunya yaitu konservatisme. Konsep ini
mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan untung lebih
lambat, menilai asset dengan nilai terendah, dan menilai kewajiban dengan nilai
tertinggi (Almilia, 2005).
Konservatisme merupakan prinsip akuntansi yang menghasilkan laba dan asset
cenderung rendah, serta menghasilkan biaya dan utang cenderung tinggi, karena
pada dasarnya konservatisme memperlambat pengakuan pendapatan serta
mempercepat pengakuan biaya. Sehingga laba yang dilaporkan cenderung rendah
atau understatement (Sari dan Adhariani, 2009).
Di kalangan beberapa peneliti, prinsip konservatisme akuntansi masih dianggap
sebagai prinsip yang kontroversial. Di satu sisi, konservatisme akuntansi dianggap
sebagai kendala yang akan mempengaruhi kualitas laporan keuangan, misalnya
laba yang dihasilkan dari prinsip ini cenderung bias dan tidak mencerminkan
kejadian sebenarnya. Di sisi lain, konservatisme akuntansi bermanfaat untuk
menghindari perilaku oportunistik manajer berkaitan dengan kontrak-kontrak
yang menggunakan laporan keuangan sebagai media kontrak (Fitriyah, 2007).
Ada banyak faktor yang mempengaruhi manajemen dalam melakukan tindakan
konservatisme, diantaranya adalah struktur kepemilikan manajerial. Menurut Ross
et al., (1999) dalam Tarjo (2002), semakin besar kepemilikan saham manajer
dalam perusahaan maka manajer cenderung berusaha lebih giat untuk kepentingan
pemegang saham dalam meningkatkan nilai perusahaan salah satunya dengan cara
menerapkan konservatisme akuntansi.
Debt covenant merupakan perjanjian untuk melindungi pemberi pinjaman dari
tindakan yang dilakukan manajer terhadap kepentingan kreditor, seperti
pembagian dividen yang berlebihan, atau membiarkan ekuitas di bawah tingkat
yang telah ditentukan. Leverage merupakan proksi dari debt covenant. Rasio ini
membandingkan antara total utang dan total asset perusahaan (Sunarto, 2004).
Lasdi (2008) menyatakan bahwa leverage merupakan proksi kecenderungan
perusahaan untuk melanggar perjanjian utang. Semakin tinggi leverage
menunjukkan semakin tinggi terjadinya pelanggaran utang, sehingga semakin
kuat insentif untuk menaikkan laba.
Perusahaan yang selalu meningkatkan jumlah investasi merupakan perusahaan
growth. Perusahaan tersebut akan memilih prinsip konservatisme yang akan
menghasilkan laba yang rendah, alasannya karena perusahaan menggunakan dana
cadangan untuk meningkatkan investasi dan mengurai laba. Saputro dan Setiawati
(2004) menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi
memiliki motivasi untuk meminimalkan laba.
Risiko litigasi sebagai faktor ekternal yang dapat mendorong manajer untuk
melaporkan keuangan perusahaan secara konservatif. Dorongan manajer untuk
menerapkan akuntansi konservatif semakin kuat apabila ancaman risiko litigasi
pada perusahaan tinggi (Cao dan Narayanamoorthy, 2005; dalam Juanda (2007).
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini:
1. Apakah struktur kepemilikan manajerial mempengaruhi pilihan perusahaan
terhadap konservatisme akuntansi?
2. Apakah debt covenant mempengaruhi pilihan perusahaan terhadap
konservatisme akuntansi?
3. Apakah growth opportunities mempengaruhi pilihan perusahaan terhadap
konservatisme akuntansi?
4. Apakah risiko litigasi mempengaruhi pilihan perusahaan terhadap
konservatisme akuntansi?
LANDASAN TEORI
Teori Agensi
Jensen dan Meckling (1976) dalam Widayati (2011) teori agensi pada dasarnya
merupakan teori yang muncul karena adanya konflik kepentingan antara prinsipal
dan agen, yang mana prinsipal mengontrak agen untuk melakukan pengelolaan
sumber daya dalam perusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan
kepada agen sedangkan agen berkewajiban melakukan pengelolaan sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan dan bertanggungjawab atas tugas yang dibebankan
kepadanya.
Hubungan antara prinsipal dan agen dapat mengarah pada kurang lengkapnya
informasi (asymmetrical information) karena agen memiliki informasi yang lebih
banyak tentang perusahaan daripada prinsipal (Elqorni, 2009). Dengan informasi
yang banyak tersebut agen dapat melakukan tindakan sesuai dengan keinginan
dan kepentingannya sendiri. Sedangkan bagi prinsipal, akan sulit untuk
mengawasi tindakan yang dilakukan oleh agen karena hanya memiliki sedikit
informasi yang didapat.
Konservatisme Akuntansi
Menurut FASB Statement of Concept No.2 dalam Sari (2004): “Konservatisme
adalah reaksi hati-hati untuk menghadapi ketidakpastian dalam mencoba
memastikan bahwa ketidakpastian dan risiko pada situasi bisnis telah
dipertimbangkan.”
Menurut Wibowo (2002) dalam Widya (2005): “Konservatisme merupakan
prinsip yang penting dalam pelaporan keuangan agar pengakuan dan pengukuran
asset serta laba dilakukan dengan penuh kehati-hatian, karena aktivitas ekonomi
dan bisnis dilingkupi oleh ketidakpastian.”
Givoly dan Hayn (2000) dalam Lasdi (2008) konservatisme akuntansi sebagai
pengakuan awal untuk biaya dan rugi serta menunda pengakuan untuk pendapatan
dan untung yang menyebabkan rendahnya laba pada periode berjalan.
Struktur kepemilikan manajerial
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham perusahaan oleh manajer atau
dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan.
Dalam teori keagenan, hubungan antara manajer dan pemegang saham dapat
digambarkan sebagai hubungan antara agent dan principal (Rachmawati dan
Triatmoko, 2007)
Dalam hal pengambilan keputusan dan kebijakan dalam perusahaan dengan
adanya kepemilikan manajerial, yang manajernya sekaligus pemegang saham
tentun akan menyelaraskan kepentingannya sebagai manajer dan pemegang
saham. Hal ini berbeda jika manajernya tidak sekaligus sebagai pemegang saham,
kemungkinan manajer tersebut akan mementingkan kepentingannya sebagai
manajer saja (Christiawan dan Tarigan, 2007).
Debt Covenant
Debt covenant merupakan perjanjian untuk melindungi pemberi pinjaman dari
tindakan-tindakan manajer terhadap kepentingan kreditor, seperti diveden yang
berlebihan, pinjaman tambahan, atau membiarkan modal dan kekayaan pemilik
berada di bawah tingkat yang telah ditentukan. Kontrak ini didasarkan pada teori
akuntansi positif, yaitu hipotesis debt covenant yang menyatakan bahwa semakin
dekat perusahaan melanggar perjanjian hutang, maka manajer akan memilih
prosedur akuntansi yang dapat memindahkan laba periode mendatang ke periode
berjalan (Sari dan Adhariani, 2009).
Debt covenant dalam penelitian ini diproksikan dengan leverage sesuai yang
dilakukan oleh Qiang (2003) dalam Lasdi (2008) memprediksikan bahwa manajer
ingin meningkatkan laba dan asset untuk mengurangi biaya kontrak utang ketika
perusahaan memutuskan perjanjian utangnya.
Growth Opportunities
Pertumbuhan merupakan elemen yang terjadi dalam siklus perusahaan. Ukuran
pertumbuhan dalam perusahaan tergantung dari kegiatan perusahaan. Pengertian
pertumbuhan pada umumnya menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
meningkatkan sizenya (Kaliapur dan Trombley, 200; dalam Widya, 2005).
Perusahaan dengan growth opportunities yang tinggi memerlukan dana yang
besar untuk membiayai pertumbuhan. Oleh karena itu, perusahaan akan selalu
mempertahankan earning untuk diinvestasikan kembali pada perusahaan dan
mengandalkan pendanaan melalui utang yang lebih besar (Rachmatika, 2006).
Perusahaan yang menganut prinsip konservatisme terdapat suatu cadangan
tersembunyi yang digunakan untuk investasi, sehingga perusahaan konservatif
identik dengan perusahaan yang tumbuh (Mayangsari dan Wilopo, 2002).
Pertumbuhan tersebut dapat dinilai responsif oleh investor sehingga nilai pasar
pada perusahaan konservatif lebih besar daripada nilai bukunya sehingga akan
menciptakan goodwill. Pasar akan menilai positif atas investasi yang telah
dilakukan oleh perusahaan karena dari investasi yang dilakukan saat ini
diharapkan perusahaan akan mendapatkan kenaikan arus kas dimasa depan
(Fitriyah, 2007)
Risiko Litigasi
Risiko litigasi dapat diartikan sebagai risiko yang melekat pada perusahaan yang
mengakibatkan terjadinya ancaman litigasi oleh pihak-pihak yang berkepentingan
dengan perusahaan yang merasa dirugikan. Pihak-pihak tersebut meliputi kreditor,
investor, dan regulator.
Risiko litigasi bisa timbul dari pihak kreditor maupun investor. Dari kreditor,
karena perusahaan tidak menjalankan operasinya sesuai dengan kontrak yang
telah disepakati. Misalnya, ketidakmampuan perusahaan membayar utang-utang
yang telah diberikan kreditor. Dari investor, karena perusahaan menjalankan
operasi yang mengakibatkan kerugian bagi pihak investor yang tercermin dari
pergerakan harga dan volume saham. Misalnya, menyembunyikan beberapa
informasi negatif yang seharusnya dilaporkan (Juanda, 2007).
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh struktur kepemilikan manajerial terhadap konservatisme akuntansiJensen dan Meckling (1976) dalam Wardhani (2008) menyatakan apabila
kepemilikan saham manajerial semakain banyak akan menurunkan permasalahan
agensi maka akan semakin kuat motivasi mereka untuk bekerja dalam
meningkatkan nilai saham perusahaan.
Perusahaan menerapkan prinsip akuntansi konservatif apabila kepemilikan
manajerial yang semakin tinggi atas saham yang ada dalam perusahaan. Hal ini
dikarenakan perusahaan tidak hanya mementingkan laba ditonjolkan besar tetapi
lebih mementingkan kontinuitas perusahaan jangka panjang sehingga manajer
tertarik untuk mengembangkan perusahaan Sebaliknya, jika kepemilikan
manajerial rendah, maka manajer cenderung melaporkan laba yang optimis agar
kinerja yang telah mereka capai dinilai baik oleh pemegang saham eksternal dan
manajer akan mendapat bonus yang lebih banyak (Suaryana, 2008).
Penelitian Wu (2006), Suaryana (2008) dan Safiq (2010) menyatakan perusahaan
yang memiliki persentase kepemilikan manajerial yang tinggi menunjukkan pola
yang lebih konservatif dalam pelaporan keuangan.
Oleh karena itu, di dalam penelitian ini dibentuklah hipotesis sebagai berikut:
H1: Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap pilihan
perusahaan menggunakan konservatisme akuntansi.
Pengaruh debt covenant terhadap konservatisme akuntansi
Dalam teori akuntansi positif Watts dan Zimmerman (1986) dalam Widya (2005)
menyatakan tiga hipotesis yaitu, bonus plan hypothesis, debt covenant hypothesis,
dan political cost hypothesis. Debt covenant hypothesis menyatakan bahwa ketika
suatu perusahaan mulai mendekati terjadinya pelanggaran perjanjian hutang, maka
manajer akan berusaha untuk menghindari terjadinya perjanjian hutang dengan
cara memilih metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba. Dengan adanya
pelanggaran terhadap perjanjian hutang tersebut mengakibatkan timbulnya suatu
biaya yang dapat menghambat kerja manajemen, sehingga manajemen berusaha
untuk mencegah atau menunda hal tersebut untuk meningkatkan laba.
Debt covenant menjelaskan semakin tinggi jumlah utang yang diperoleh
perusahaan, maka semakin besar kemungkinan perusahaan akan menggunakan
prosedur yang meningkatkan laba yang dilaporkan (Sari dan Adhariani, 2009).
Sehingga penelitian ini memprediksi debt covenant berpengaruh negatif terhadap
akuntansi konservatif.
H2: Debt Covenant berpengaruh negatif terhadap pilihan perusahaan
menggunakan konservatisme akuntansi.
Pengaruh growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi
Konservatisme cenderung dengan perusahaan yang berkembang karena terdapat
cadangan tersembunyi yang biasa digunakan untuk investasi, yang mana nilai
pasar perusahaan yang konservatif lebih tinggi dari nilai bukunya sehingga terjadi
goodwill. Menurut Saputro dan Setiawati (2004) menemukan bahwa perusahaan
dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi juga memiliki motivasi untuk
meminimalkan laba.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widya (2005) menunjukkan bahwa
growth opportunities berpengaruh postif terhadap konservatisme akuntansi. Oleh
karena itu, penelitian ini memprediksi perusahaan yang tumbuh berpengaruh
positif terhadap akuntansi konservatif.
H3: Growth opportunities berpengaruh positif terhadap pilihan perusahaan
menggunakan konservatisme akuntansi.
Pengaruh risiko litigasi terhadap konservatisme akuntansi
Berbagai peraturan dan penegakan hukum yang berlaku dalam lingkungan
akuntansi, menuntut manajer untuk lebih mencermati praktik-praktik akuntansi
yang akan digunakan agar terhindar dari ancaman ketentuan hukum. Tuntutan
tersebut berpotensi menimbulkan litigasi bila perusahaan melakukan pelanggaran
sehingga akan semakin mendorong manajer untuk bersikap hati-hati dalam
menerapkan akuntansinya (Juanda, 2007).
Di negara dengan tingkat litigasi yang tinggi mempunyai tingkat konservatisme
yang lebih tinggi di bandingkan negara dengan tingkat litigasi yang rendah. Oleh
karena itu, perusahaan dituntut untuk merumuskan strategi yang tepat dalam
menghadapi lingkungan tersebut (Ball et al., 2000; dalam Lasdi, 2008).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lasdi (2008) menunjukkan bahwa
risiko litigasi berpengaruh postif dan signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
Dengan demikian risiko litigasi yang semakin besar berpengaruh positif terhadap
pilihan perusahaan menggunakan akuntansi konservatif.
H4: Risiko litigasi berpengaruh positif terhadap pilihan perusahaan
menggunakan konservatisme akuntansi.
METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah konservatisme akuntansi.
Sedangkan variabel independen: struktur kepemilikan manajerial, debt convenant,
growth opportunities, dan risiko litigasi.
Variabel Dependen
Konservatisme Akuntansi
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah konservatisme akuntansi.
Konservatisme ini diukur dengan ukuran akrual, konsisten dengan penelitian
Givoly dan Hayn (2000). Akrual yang dimaksud merupakan laba bersih yang
didapat sebelum depresiasi dan arus kas kegiatan operasi. Semakin besar nilai
akrual negatif yang didapat maka semakin konservatif akuntansi yang diterapkan
karena konservatisme menunda pengakuan pendapatan dan mempercepat
pengakuan biaya. Rumus dari proksi konservatisme ini menurut Givoly dan Hyan
(2000) dalam Sari 2004 adalah sebagai berikut:
CONACC=¿−CFO
CONACCit= tingkat konservatisme
NIit = net income sebelum extraordinary item ditambah depresiasi dan
amortisasi.
CFOit = cash flow dari kegiatan operasional.
Hasil perhitungan CONACC di atas dikalikan dengan -1, sehingga semakin besar
konservatisme ditunjukkan dengan semakin besarnya nilai CONACC
(konservatisme akuntansi dengan ukuran akrual).
Variabel Independen
Struktur Kepemilikan Manajerial
Struktur kepemilikan manajerial merupakan jumlah saham yang dimiliki oleh
pihak manajer dalam suatu perusahaan yang secara aktif ikut dalam pengambilan
keputusan dan kebijakan (Wahidahwati, 2002). Jadi pihak manajer tidak hanya
sebagai pengelola tetapi juga sebagai pemilik. Dalam penelitian ini kepemilikan
Manajerial di ukur dengan menggunakan jumlah saham yang dimiliki pihak
manajerial dibagi dengan total jumlah lembar saham yang beredar.
Debt Covenant
Variabel debt covenant diproksikan dengan rasio leverage. Leverage merupakan
perbandingan total utang terhadap total asset yang dimiliki perusahaan. Proksi
debt covenant dalam penelitian ini adalah sama dengan proksi yang digunakan
oleh Defond dan Jiambalvo (1994) dalam Lasdi (2008) yaitu rasio leverage (total
utang/total aset).
Leverage=TotalUtangTotal asset
Growth Opportunities
Pertumbuhan dalam penelitian ini dilihat dari growth opportunities (kesempatan
bertumbuh). Collins dan Kothai (1989) dalam Widya (2005) memproksikan
growth dengan market to book value equity.
Market ¿Book Valeu Equity= Jumlah Saham Beredar × HargaSaham penutupanTotal Equitas
Risiko Litigasi
Risiko litigasi dapat diartikan sebagai risiko yang melekat pada perusahaan yang
mengakibatkan terjadinya ancaman litigasi oleh pihak-pihak yang berkepentingan
dengan perusahaan yang merasa telah dirugikan. Pihak-pihak tersebut meliputi
kreditor, investor, dan regulator.
Penelitian ini mengacu pada Johnson et al., (2001) dan Qiang (2003) dalam
Juanda (2007) yang mengukur risiko litigasi dari beberapa indikator yang
menimbulkan litigasi. Indikator tersebut berupa (1) beta saham dan perputaran
volume saham yang merupakan proksi volatilitas saham; (2) likuiditas dan
solvabilitas yang merupakan proksi dari risiko keuangan; (3) ukuran perusahaan
yang merupakan proksi dari risiko politik. Adapun tahapan pengukuran risiko
litigasi adalah sebagai berikut:
1. Menghitung beta (BETA), perputaran saham (TURNOV), likuiditas (LIK),
leverage (LEV), ukuran perusahaan (UKR) dengan rumus:
RETit = α + β RMit + ei
TURNOVit = Rata2 VOLit/LBShit
LIKit = hutang jangka pendek/ asset lancar
LEVit = hutang jangka panjang/total asset
UKRit = LogNatural Total aktiva
Dalam hal ini:
RETit = return saham perusahaan i pada periode t
α = intersep atau return bebas risiko
β = beta saham perusahaan i pada periode t
RMit = return pasar pada periode t
RETKUMit = return kumulatif perusahaan i selama periode n
TURNOVit = turnover atau perputaran volume saham
Rata2 VOLit = rata-rata volume saham
LBShit = jumlah saham beredar
LIKit = likuiditas perusahaan i selama periode t
LEVit = leverage perusahaan i selama periode t
UKRit = ukuran perusahaan i selama periode t
2. Kelima variabel tersebut dikomposit dengan melakukan component factor
analysis untuk menentukan nilai dari risiko litigasi.
Populasi dan Penentuan Sampel
Populasi yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008-2011.
Sedangkan pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode
purposive sampling dengan tujuan mendapatkan sampel sesuai kriteria yang
ditentukan. Adapun yang menjadi kriteria pemilihan sampel adalah sebagai
berikut:
a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011. Alasan
diambilnya perusahaan manufaktur karena model akrual tidak cocok untuk
perusahaan non manufaktur dan walaupun model akrual cocok dengan
data yang digunakan, tetapi terdapat koefisien regresi yang tidak
signifikan.
b. Periode laporan keuangan perusahaan berakhir pada 31 Desember.
c. Perusahaan yang data struktur kepemilikan manajerialnya diperoleh.
d. Perusahaan yang memiliki ekuitas bernilai positif.
Berdasarkan kriteria di atas, maka pada penelitian ini di dapatkan sampel yang
memenuhi kriteria adalah sebanyak 35 perusahaan dari tahun 2008-2011,
sehingga diperoleh sampel data sebanyak 140.
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
Kriteria Jumlah
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar berturut-turut di BEI selama
tahun 2008-2011
179
Perusahaan yang tidak memiliki struktur kepemilikan manajerial (94)
Perusahaan yang nilai buku ekuitasnya negatif (29)
Perusahaan yang memiliki data outlier (16)
Perusahaan tidak mempublikasikan laporan keuangan fiskal dan auditan
yang berakhir pada 31 Desember.
(5)
Jumlah sampel 35
Pengujian Hipotesis
Analisis Regresi linear Berganda
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi berganda
untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Persamaan regresi yang digunakan adalah:
CONACCit = β0 + β1 SKMi,t - β2 DCi,t + β3 GROWTHi,t + β4 RLi,t + ei,t
Keterangan:
CONACCit : Konservatisme akuntansi diukur dengan ukuran berbasis akrual
β1 β2 β3 β4 : Koefisien regresi variabel independen
β0 : Konstanta
SKi,t : Struktur kepemilikan manajerial perusahaan i pada periode t
DCi,t : Debt covenant perusahaan i pada periode t
GOi,t : Pertumbuhan perusahaan i pada periode t
RLi,t : Risiko litigasi perusahaan i pada periode t
ei,t : Error
ANALISIS PEMBAHASAN
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mendapatkan koefisien regresi yang
akan menentukan apakah hipotesis yang dibuat akan diterima atau ditolak.
Tabel 4.1Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 16.945 .369 45.885 .000
SKM -1.465 1.466 -.086 -1.000 .319 .857 1.167
DC .580 .476 .104 1.218 .225 .869 1.151
GO .518 .198 .212 2.616 .010 .962 1.039
RL .177 .073 .202 2.431 .016 .922 1.085
Pengujian Hipotesis
Pengaruh struktur kepemilikan manajerial terhadap konservatisme
akuntansi
Hasil pengujian menunjukkan bahwa struktur kepemilikan manajerial memiliki
tingkat signifikansi sebesar 0,319 > 0.05 dan memiliki arah koefisien negatif.
Dengan demikian struktur kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi atau dengan kata lain secara statistis H1 yang
menyatakan struktur kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap
konservatisme akuntansi adalah ditolak, sehingga sebagai implikasinya apabila
struktur kepemilikan manajerial meningkat, akan menurunkan konservatisme
akuntansi.
Penelitian ini mendukung penelitian Widayati (2011), yang menyatakan bahwa
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Namun, penelitian ini tidak sesuai dengan yang dilakukan Widyaningrum (2008)
dan Safiq (2010), yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan dan positif
terhadap konservatisme akuntansi, dengan alasan kepemilikan manajerial yang
besar di dalam perusahaan dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan
antara pemegang saham luar dengan manajemen. Sehingga permasalahan
keagenen tersebut diasumsikan akan hilang apabila seorang manajer adalah juga
sekaligus sebagai seorang pemilik.
Pengaruh debt covenant terhadap konservatisme akuntansi
Hasil pengujian menunjukkan bahwa debt covenant memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,225 > 0.05 dan memiliki arah koefisien positif. Dengan demikian debt
covenant tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi atau dengan kata
lain secara statistis H2 yang menyatakan debt covenant pengaruh negatif terhadap
konservatisme akuntansi adalah ditolak, sehingga sebagai implikasinya apabila
debt covenant perusahaan meningkat, akan meningkatkan konservatisme
akuntansi.
Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Fitriyah (2007), Sari dan
Adhariani (2009), dan Widayati (2011) yang menyatakan bahwa debt covenant
tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi, dengan alasan
perusahaan dengan hutang yang tinggi belum tentu dianggap sebagai perusahaan
yang memiliki konservatisme akuntansi yang tinggi, sebab bisa saja perusahaan
tersebut dipercaya oleh kreditur, karena mampu menyelesaikan pembayaran
hutangnya. Perusahaan tersebut menggunakan hutangnya untuk tambahan modal
atau biaya operasi perusahaan, sehingga bisa menghasilkan laba yang berguna
untuk membayar hutang dan tidak melakukan pelanggaran perjanjian hutang.
Namun, penelitian ini tidak sesuai dengan pendangan yang di kemukakan oleh
Lasdi (2008) yang menyatakan bahwa debt covenant berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
Pengaruh growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi
Hasil pengujian menunjukkan bahwa growth opportunities memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0.010 < 0.05 dan memiliki arah koefisien positif. Dengan
demikian growth opportunities berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi
atau dengan kata lain H3 yang menyatakan growth opportunities memiliki
pengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi adalah diterima, sehingga
sebagai implikasinya apabila growth opportunities meningkat, akan meningkatkan
konservatisme akuntansi.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Widya (2005),
dimana Widya menemukan bahwa growth berpengaruh positif dan signifikan
terhadap konservatisme akuntansi, yaitu pada perusahaan yang menggunakan
prinsip akuntansi konservatif terdapat cadangan tersembunyi yang digunakan
untuk investasi, sehingga perusahaan yang konservatif identik dengan perusahaan
yang tumbuh. Namun, penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Fitriyah (2007) dan Widayati (2011) yang menunjukkan bahwa
growth opportunities tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap
konservatisme akuntansi.
Pengaruh Risiko litigasi terhadap konservatisme akuntansi
Hasil pengujian menunjukkan bahwa risiko litigasi memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0.016 < 0.05 dan memiliki arah koefisien positif. Dengan demikian risiko
litigasi berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi atau dengan kata
lain secara statistis H4 yang menyatakan risiko litigasi pengaruh positif terhadap
konservatisme akuntansi adalah diterima, sehingga sebagai implikasinya apabila
risiko litigasi perusahaan meningkat, akan meningkatkan konservatisme
akuntansi.
Hasil ini juga mendukung penelitian Lasdi (2008), yang menyatakan risiko ligitasi
tinggi berpengaruh singnifikan terhadap konservatisme akuntansi. Risiko litigasi
merupakan risiko perusahaan berkaitan dengan kemungkinan perusahaan tersebut
mengalami litigasi oleh investor dan kreditor sehingga mampu menjadi faktor
pendorong terciptanya laporan keuangan konservatif. Namun hasil penelitian ini
tidak mendukung penelitian Juanda (2007), yang menyatakan risiko litigasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan manajerial,
debt covenant, growth opportunities, dan risiko litigasi terhadap konservatisme
akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2008-
2011. Berikut adalah simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini:
1. Hasil penelitian membuktikan bahwa struktur kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.
2. Hasil penelitian membuktikan bahwa debt covenant tidak berpengaruh negatif
terhadap konservatisme akuntansi.
3. Hasil penelitian membuktikan bahwa growth opportunities berpengaruh
positif konservatisme akuntansi.
4. Hasil penelitian membuktikan bahwa secara statistis risiko litigasi
berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi litigasi.
Keterbatasan
1. Periode waktu penelitian yang hanya berkisar antara tahun 2008-2011.
2. Pengukuran untuk variabel konservatisme hanya menggunakan satu ukuran
saja yaitu earning accrual.
3. Hanya menggunakan perusahaan dengan ekuitas positif.
Saran
1. Berdasarkan hasil regresi, besarnya nilai Adjusted R Square sebesar 0.119.
Hal ini berarti bahwa 11.9% konservatisme akuntansi dapat dijelaskan oleh
variasi variabel independen struktur kepemilikan manajerial, debt covenant,
growth opportunities, dan risiko litigasi terhadap konservatisme akuntansi.
Sedangkan sisanya sebesar 88.1% merupakan pengaruh dari variabel bebas
lainnya yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Penelitian
selanjutnya disarankan untuk menambah atau mengganti dengan variabel
bebas lainnya yang lebih spesifik dan memiliki kombinasi yang lebih tepat
yang diduga berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi, misalnya
ukuran perusahaan, tingkat kesulitan keuangan, political cost, dan
pertumbuhan penjualan.
2. Penelitian ini hanya menggunakan earning accrual untuk mengukur
konservatisme akuntansi. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan ukuran
lain dalam mengukur konservatisme akuntansi, seperti earnings/stock
returns relation measure dan net asset measure.
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, L. Spica. 2005. Pengujian Size Hyphothesis dan Debt/Equity Hyphotesis yang Mempengaruhi Tingkat Konservatisma Laporan Keuangan dengan Tehnik Analisis Multinominal Logit. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 7, No.1:1-9.
Christiawan, Jogi Julius dan Tarigan, Josua. 2007. Kepemilikan Manajerial, Kebijakan. Hutang, Kinerja Dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi Keuangan.Vol. 9, No.1:1-8.
Dewi, A. A. A. Ratna. 2004. Pengaruh Konservatisme Laporan Keuangan Terhadap Earnings Response Coefficient. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 7 No. 2, Mei: 207-223.
Elqorni, Ahmad. 2009. Mengenal Teori Keagenan. Artikel di akses tanggal 26 Februari 2009.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi keempat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro (BPUD). Semarang
Givoly, and Carla Hyan. 2000. The Changing Time Series Properties of Earnings, Cash Flows and Accruals: Has Financial Accounting Become More Conservative?. Journal of Accounting and Economic Vol.29: 287-320.
Juanda, Ahmad. 2007. Pengaruh Risisko Litigasi dan Tipe Strategi terhadap Hubungan Antara Konflik Kepentingan dan Konservatisme Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi X Makasar.
Lasdi, Lodovicus. 2008. Pengujian Determinan Konservatisme Akuntansi. Jurnal Akuntansi Kontemporer, Januari 2009, 1-20.
Mayangsari, Sekar dan Wilopo. 2002. Konservatisme Akuntansi, Value Relevance dan Discretionary Accruals: Implikasi Empiris Model Feltham Ohlson (1996). Simposium Nasional Akuntansi IV: 685-708.
Fitriyah, Nur. 2007. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Market to book value of equity, dan Struktur kepemilikan Terhadap Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia
Rachmatika, Dian. 2006. Analisis Pengaruh Beta Saham, Growth Opportunities, Return On Asset dan Debt To Equity Ratio Terhadap Return Saham. Tesis, Fakultas Ekonomi. Universitas diponegoro. Semarang.
Rachmawati, Andri dan Hanung Triatmoko. 2007. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi X, Makasar.
Safiq, Muhamad. 2010. Kepemilikan Manajerial, Konservatisme Akuntansi, dan Cost of Debt. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.
Saputro, J. A. dan L. Setiawati. 2004. Kesempatan Bertumbuh dan Manajemen Laba: Uji Hipotesis Political Cost. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 7, No. 2, p. 251-263.
Sari, Cynthia dan Desi Adhariani. 2009. Konservatisme Akuntansi dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhinya. Simposium Nasional Akuntansi XII. Palembang.
Sari, Dahlia. 2004. Hubungan antara Konservatisme Akuntansi dengan Konflik Bondholders-Shareholders Seputar Kebijakan Dividen dan Peringkat Obligasi Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar: 1043-1058.
Suaryana, Agung. 2008. Pengaruh Konservatisme Laba terhadap Koefisien Respon Laba. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 3 No. 1.
Sunarto. 2004. Pengaruh rasio profitabilitas dan leverage terhadap return saham perusahaan manufaktur di BEJ. Jurnal Stie Stikubank Semarang, hal. 63-81.
Tarjo. 2002. Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Mempublik di Indonesia. Tesis S2 Program Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta.
Wahidahwati. 2002. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepimilikan Institusional pada Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah Perspektif Theory Agency. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.5 No.1, hlm. 1-16.
Wardhani, Ratna. 2007. Tingkat Konservatisme Akuntansi Di Indonesia dan Hubungannya Dengan Karakteristik Dewan Sebagai Salah Satu Mekanisme Corporate Governance. Hibah Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Watts, Rose L. 2003. Conservatism in Accounting Part II: Evidence and Research Opportunities. Accounting Horizon. Vol.17, No. 4: 287-301. http://www.ssrn.com.
Wibowo, Joko. 2002. Implikasi Konservatisme dalam Hubungan Laba-Return dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Tesis S2. Program Magister Sains. UGM. Yogyakarta.
Widayati, Endah. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Perusahaan Terhadap Konservatisma Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.
Widya. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Perusahaan Terhadap Akuntansi Konservatif. Simposium Nasional Akuntansi VII Denpasar: 709-724.
Widyaningrum. 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Leverage dan Risiko Litigasi Terhadap Konservatisme Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.