Fatty Alcohol Baru
-
Upload
muhammad-azhari -
Category
Documents
-
view
293 -
download
23
description
Transcript of Fatty Alcohol Baru
Kelompok 1
OLEOKIMIAASHABI SUFRI 130405006
MUHAMMAD ASHARI 130405008AZHARI BAHARSYAH GAJAH 130405016
DETERJEN DARI LERAK
Latar Belakang
Apr 27, 2023 Manajemen Industri 2
Industri deterjen
Penting untuk keperluan rumah
tangga dan industri
Permintaan pasar meningkat
Membuka
lapangan kerja baru
Produk Yang Ditawarkan
Pengertian DetergenDeterjen adalah campuran berbagai bahan, yang
digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun, deterjen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.
Reaksi pembuatan deterjen
Zat-zat yang Terkandung Dalam Deterjen
Adapun zat-zat yang terkandung dalam deterjen yaitu:
Surfaktan, yaitu untuk mengikat lemak dan membasahi permukaan.
Abrasive untuk menggosok kotoran.
Substansi untuk mengubah pH yang mempengaruhi penampilan ataupun
stabilitas dari komponen lain.
Water softener untuk menghilangkan efek kesadahan.
Oxidants untuk memutihkan dan menghancurkan kotoran.
Material lain selain surfaktan untuk mengikat kotoran didalam suspensi.
Enzim untuk mengikat protein, lemak, ataupun karbohidrat didalam
kotoran
Komposisi Detergen
Surfaktan
Komponen penting deterjen adalah surfaktan. Fungsi surfaktan adalah untuk meningkatkan daya pembasahan air sehingga kotoran yang berlemak dapat dibasahi, mengendorkan dan mengangkat kotoran dari kain dan mensuspensikan kotoran yang telah terlepas.
Surfaktan yang biasa digunakan dalam deterjen adalah linear alkilbenzene sulfonat, etoksisulfat, alkil sulfat, etoksilat, senyawa amonium kuarterner, imidazolin dan betain.
Bahan Aktif (Active Ingredient)Bahan aktif merupakan bahan inti dari deterjen sehingga bahan ini harus ada dalam proses pembuatan deterjen. Secara kimia bahan ini dapat berupa sodium lauryl sulfonate (SLS). Beberapa nama dagang dari bahan aktif ini diantaranya Luthensol, Emal, dan Neopelex (NP). Di pasar beredar beberapa jenis Emal dan NP, yaitu Emal-10, Emal-20, Emal-30, NP-10, NP-20, dan NP- 30. Secara fungsional bahan aktif ini mempunyai andil dalam meningkatkan daya bersih. Ciri dari bahan aktif adalah busanya sangat banyak.
Bahan Pengisi (Filler)
Filler adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas, contoh : Sodium sulfate. Bahan ini berfungsi sebagai pengisi dari seluruh campuran bahan baku. Pemberian bahan ini berguna untuk memperbanyak atau memperbesar volume.
Bahan Penunjang (Builder)
Salah satu contoh bahan penunjang adalah soda ash atau sering disebut soda abu yang berbentuk bubuk putih. Bahan penunjang ini berfungsi meningkatkan daya bersih. Keberadaan bahan ini dalam campuran tidak boleh terlalu banyak karena menimbulkan efek samping, yaitu dapat mengakibatkan rasa panas di tangan pada saat mencuci pakaian. Bahan penunjang lain adalah STTP (sodium tripoly phosphate) yang mempunyai efek samping yang positif, yaitu dapat menyuburkan tanaman.
Bahan Tambahan (Aditif)
Additives adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna, dst, tidak berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen. Additives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk. Contoh : Enzyme, Borax, Sodium chloride, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).
Bahan Pewangi (Parfum)Parfum untuk deterjen berbentuk cairan berwarna kekuning-kuningan dengan berat jenis 0,9. Dalam perhitungan, berat parfum dalam gram (g) dapat dikonversikan ke milliliter (ml). Sebagai patokan 1 g parfum = 1,1 ml.
AntifoamCairan antifoam digunakan khusus untuk pembuatan deterjen bubuk untuk mesin cuci. Bahan tersebut berfungsi untuk meredam timbulnya busa. Persentase keberadaan senyawa ini dalam formula sangat sedikit, yaitu berkisar antara 0,04-0,06%.
Penggolongan Deterjen
Berdasarkan bentuk fisikDeterjen CairDeterjen Krim .Deterjen bubuk
Berdasarkan keadaan butirannyaDeterjen bubuk beronggaDeterjen bubuk padat/masif
sulfonasi
Reaksi dalam Pembuatan Deterjen
1. Proses Sulfonasi
sulfasi
Proses Netralisasi
Penggolongan Deterjen Berdasarkan Ion yang Dikandungnya
Cationic detergentsSebagai tambahan, selain adalah bahan pencuci yang bersih, mereka juga mengandung sifat antikuman yang membuat mereka banyak digunakan di rumah sakit. Kebanyakan deterjen jenis ini adalah turunan dari ammonia.
Anionic detergentsDeterjen jenis ini adalah merupakan deterjen yang memiliki gugus ion negatif. Pada jenis surfaktan ini terdapat group ion negatif sehingga dinamakan anionic detergent.
Neutral atau Non-Ionic DetergentsNonionic detergen banyak digunakan untuk keperluan pencucian piring. Karena deterjen jenis ini tidak memiliki adanya gugus ion apapun, deterjen jenis ini tidak bereaksi dengan ion yang terdapat dalam air sadah.
Proses Pembuatan Detergen
Proses pembuatan deterjen secara umum terdiri atas 3 bagian yaitu :
Spray-dryingAgglomerasiDry-mixing
Spray-drying
Spray-drying merupakan proses modern dalam pembuatan deterjen bubuk sintetik dimana dalam spray-drying terjadi proses pengabutan dan dilanjutkan proses pengeringan.
Traditional powderTo packaging
Fuel
Burner
Gas turningPower
generatorCleaning ring
Detergent slurry
Spray dryingtower
Hoist Exhaust gas
Dedusting filter
Fines Extraction
screw
Ejector
Air
Fan
Fan
Detergent powder
Air lift Feeding helt
Hopper
Density Analyzer controller
Mouisture analyzer
Static perfumer
perfumepump
Detergent powderVibrating system
Air lift
To atmosphere
Dedusting filter
To atmosphere
To concentratiedPowder prosessing
Air
Aglomerasi
Proses aglomerasi merupakan proses pembuatan deterjan bubuk sintesis yang memiliki densitas yang tinggi dengan cara pencampuran material-material kering dengan bahan-bahan cairan yang dibantu dengan adanya bahan pengikat cairan yang kemudian bercampur yang menyebabkan bahan-bahan tadi bergabung satu sama lain yang membentuk partikel-partikel berukuran besar.
Prose aglomerasi dapat di gambar kan seprti proses penimbunan atau penumpukan dari komponen dari bubuk menjadi cairan dan menjadi butir atau granula.
AglomeratorBahan baku Cairan panas
kentalPencampuran Bahan homogen
Bahan baku (cair)
Cairan panas kental
Udara panas
Crushing Bubuk yang menggumpalPackaging
Dry Mixing
Material kering (dry material) yang digunakan untuk membuat deterjen bubuk ditimbang dan selanjutnya dimasukkan kedalam mixer, pencampuran dilanjutkan selama 1-2 menit dan ditambahkan slurry selama 3-4 menit.
Builders, salah satu yang paling banyak dimanfaatkan di dalam deterjen adalah phosphate. Phosphate memegang peranan penting dalam produk deterjen, sebagai softener air. Bahan ini mampu menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion kalsium dan magnesium.
Proses Pembuatan Detergen
1. Sulfonasi Dedocyl benzene dengan sulfonating agent Oleum (SO3H2SO4).
2. Sulfonasi Dedocyl benzene dan Lauryl alcohol dengan sulfating agent Oleum.
Proses yang akan dipilih untuk pembuatan bubuk detergent adalah proses yang kedua yaitu proses pembuatan bubuk detergent dengan proses sulfonasi dengan penambahan Lauryl Alkohol, karena:
1. Bahan bakunya mudah didapat. 2. Suhu operasinya lebih kecil daripada proses yang lain. 3. Proses pembuatan bubuk detergent sangat sederhana. 4. Biaya produksi lebih murah.
Uraian Proses
TEKNOLOGI YANG DITAWARKAN
Pada zaman teknologi modern saat ini, banyak aktivitas manusia yang dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan alam.
Detergen ialah bahan pembersih pakaian yang (spt. sabun yang tidak dibuat dari lemak atau soda dan berupa tepung atau cairan)”
Linier Alkylbenzene Sulfonate (LAS) adalah jenis surfaktan yang umum dipakai
dalam deterjen komersial dewasa ini. Deterjen ini dibuat dengan cara
menempelkan gugus alkil rantai panjang pada cicin benzena dengan katalis
Friedel-Crafts dan alkali halida,alkena atau alcohol. Dengan sulfonasi dan
netralisasi dihasilkan surfaktan (Morrison, 1987).
Penelitian ilmiah menemukan bahwa Alkyl Benzene Sulfonate mengakibatkan efek
buruk pada lingkungan. Dikarenakan zat tersebut sangat sulit terurai oleh
mikroorganisme. Limbah yang dihasilkan oleh detergen menjadi sangat berbahaya
dan bisa merusak lingkungan hidup.
Penelitian lanjutan membuktikan Linier Alkyl Sulfonat juga bisa mengancam
lingkungan hidup bila dipakai dalam jangka panjang. Berdasarkan data yang
didapat membuktikan bahwa untuk mengurai zat Linier Alkyl Sulfonat dibutuhkan
waktu 90 hari. Lebih parahnya lagi hanya 50% zat itu yang bisa terurai oleh
mikroorganisme.
Detergen tidak hanya berdampak negatif pada lingkungan, tetapi juga kepada manusia sebagai konsumennya. Efek samping itu berupa kerusakan kulit tangan, seperti kulit menjadi panas, kering, retak-retak, melepuh dan kulit mudah terkelupas. Terkadang efek tersebut juga menimbulkan gatal-gatal dan menjadikannya penyakit alergi.
Pemakaian detergen secara besar-besaran dan dalam jangka waktu yang lama bisa mencemari air tanah. Sehingga air minum yang dikonsumsi menjadi tidak enak rasanya dan berbau tidak sedap. Konsumsi air minum yang tercemar limbah detergen dapat menyebabkan penyakit kanker. Pada proses terurainya detergen dihasilkan benzena. Bila benzena bercampur dengan klor bisa menghasilkan zat klorobenzena yang terbukti sangat bahaya. Bercampurnya klor dan benzena bisa terjadi saat proses pengolahan air minum.
Biasanya dalam proses klorinasi digunakan zat kaporit yang digunakan untuk membunuh kuman. Padahal di dalam kaporit terkandung unsur klor. Kenyataan membuktikan detergen telah menggangu lingkungan hidup. Dampaknya sangat buruk pada lingkungan tinggalnya manusia, lingkungan perairan dan organismenya serta bagi
Buah lerak (Sapindus rarak) banyak terdapat di Pulau Jawa dan lazim dipakai oleh masyarakat sebagai bahan pencuci kain batik dan perhiasan emas. Bahan insektisida yang dikandung buah lerak adalah saponin.
Gambar Buah lerak
Buah Lerak Kering
No. Senyawa Aktif Persentase Senyawa Aktif
1 Saponin 12 %
2 Alkaloid 1 %
3 Ateroid 0,036 %
4 Triterpen 0,029 %
Lerak juga bisa digunakan untuk mencuci pakaian biasa, bahkan membuat pakaian lebih awet karena tidak mengandung bahan-bahan deterjen
Terima Kasih