Farmakologi Sinaptik
-
Upload
vijayaletchumy-chandrashekaran -
Category
Documents
-
view
19 -
download
2
description
Transcript of Farmakologi Sinaptik
Farmakologi SinaptikFarmakologi Sinaptik
Oleh:Oleh:
Nunuk MulandariNunuk Mulandari
PendahuluanPendahuluan
• Saat suatu neuron mendapatkan suatu stimulasi, maka impuls akan segera dihantarkan dari neuron satu ke neuron berikutnya.
• Penghantaran impuls oleh neuron ini adakalanya tidak berjalan secara normal. Salah satu penyebabnya adalah pengaruh obat-obatan.
• Pengaruh obat-obatan terhadap proses perpindahan impuls pada sinapsis inilah yang disebut farmakologi sinaptikfarmakologi sinaptik.
• Sifat obat terhadap perpindahan impuls pada sinapsis adalah:1.1. AgonistikAgonistik2.2. AntagonistikAntagonistik
• Efek obat terhadap proses perpindahan impuls pada sinapsis dapat dibedakan atas:1. Efek pada produksi substansi transmitter2. Efek pada penyimpanan dan pelepasan substansi
transmitter3. Efek pada reseptor4. Efek pada pengambilan kembali atau perusakan
substansi transmitter
Efek pada Produksi TransmiterEfek pada Produksi Transmiter
• Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan terhambatnya pembentukan neurotransmiter dalam kantong sinaptik, sementara beberapa jenis obat yang lain justru merangsang pembentukan neurotransmiter.– L Doppa L Doppa bersifat agonistik terhadap
pembentukan dopamin.– PCPA PCPA bersifat antagonistik terhadap
pembentukan seretonin.
Efek pada Penyimpanan Efek pada Penyimpanan TransmiterTransmiter
• Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan terganggunya penyimpanan neurotransmiter dalam kantong sinaptik.– Zat Reserpin Zat Reserpin
zat reserpin dapat mengakibatkan kebocoran pada kantong sinaptik yang memproduksi neurotransmiter berjenis monoamin. Akibatnya impuls tidak dapat diteruskan ke neuron berikutnya.
Efek pada Pelepasan TransmiterEfek pada Pelepasan Transmiter
• Beberapa jenis obat dapat menghambat atau merangsang pelepasan neurotransmiter dari kantong sinaptik.– ‘‘Bisa’ laba-laba Black-widowBisa’ laba-laba Black-widow
Bersifat agonistik terhadap pelepasan acetilkolin dari Bersifat agonistik terhadap pelepasan acetilkolin dari saraf parasimpatis. Akibatnya, seseorang akan selalu saraf parasimpatis. Akibatnya, seseorang akan selalu bergerak, tidak bisa diam.bergerak, tidak bisa diam.
– Botulinum Botulinum Bersifat antagonistik terhadap pelepasan acetilkolin Bersifat antagonistik terhadap pelepasan acetilkolin
dari saraf otonom. Akibatnya, aktivitas jantung atau dari saraf otonom. Akibatnya, aktivitas jantung atau paru-paru dapat terhenti.paru-paru dapat terhenti.
Efek pada ReseptorEfek pada Reseptor
• Proses menempelnya neurotransmiter pada reseptor post-sinaptik dapat terganggu akibat efek dari beberapa jenis obat.– Nikotin da KafeinNikotin da Kafein
Bersifat agonistik (mengaktifkan) terhadap molekul Bersifat agonistik (mengaktifkan) terhadap molekul reseptor menggantikan peran asetilkolin. reseptor menggantikan peran asetilkolin.
– KurareKurare Bersifat antagonistik (menghalangi) terhadap proses Bersifat antagonistik (menghalangi) terhadap proses
menempelnya asetilkolin pada molekul reseptor.menempelnya asetilkolin pada molekul reseptor. Kurare dapat melumpuhkan fungsi otot, tetapi tidak Kurare dapat melumpuhkan fungsi otot, tetapi tidak
melumpuhkan saraf.melumpuhkan saraf.
Efek pada Pengambilan kembali Efek pada Pengambilan kembali
TransmiterTransmiter
• Proses penyerapan kembali neurotransmiter oleh button terminal dapat terganggu akibat efek dari zat-zat tertentu.– AchE (achetylcholine Esterase)AchE (achetylcholine Esterase)
Bersifat antagonistik terhadap penyerapan kembali Bersifat antagonistik terhadap penyerapan kembali asetilkolin. AchE bersifat merusak asetilkolin yang berada asetilkolin. AchE bersifat merusak asetilkolin yang berada dalm celah sinaptik. dalm celah sinaptik.
– KokainKokain Bersifat antagonistik terhadap penyerapan kembali Bersifat antagonistik terhadap penyerapan kembali
dopamin oleh button terminal. Akibatnya, dopamin akan dopamin oleh button terminal. Akibatnya, dopamin akan menempel kembali pada reseptor walaupun tidak ada menempel kembali pada reseptor walaupun tidak ada impuls yang datang. impuls yang datang.