FARMAKOLOGI ENDOKRINvlm.ub.ac.id/pluginfile.php/44627/mod_resource/content/1/FARMAK… · DEFINISI...
Transcript of FARMAKOLOGI ENDOKRINvlm.ub.ac.id/pluginfile.php/44627/mod_resource/content/1/FARMAK… · DEFINISI...
FARMAKOLOGI ENDOKRINDrh. Nofan Rickyawan, M.Sc.
DEFINISI
• Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk memengaruhi organ-organ lain
• Hormon termasuk senyawa organik/biomolekul protein, bisa merupakan protein primer, sekunder, tersier.
• Sistem hormon bekerja sama dengan sistem syaraf dalam tubuh
• GABUNGAN HIPOTALAMUS & HIPOFISIS : MERUPAKANNSISTEM ENDOKRIN YG PALING KOMPLEK& PALING DOMINAN
KARAKTERISTIK
• disekresikan oleh sel-sel endokrin.• Pembawa pesan kimiawi.• Sinyal kimia yang beredar di cairan tubuh.• Mengatur perilaku sel target.• Hormon seperti enzim tidak mengkatalisis reaksi apapun.• Disekresikan hanya bila diperlukan, mereka tidak disimpan
sebelum dibutuhkan.• Hormon di alam mungkin protein atau non-protein (asam
amino atau steroid).• Sekresi hormon diatur oleh sistem saraf melalui efek umpan
balik.
FUNGSI
• Pengontrol hampir keseluruhan proses di dalam tubuh. Berikut fungsinya:• Mengatur berbagai proses metabolisme secara spesifik selama organisme
tersebut hidup (regulator metabolisme)• Mengatur sistem enzim dan permeabilitas membran sel, sehingga disebut
chemical messenger• Menginduksi sintesa enzim pada tingkat inti sel dan ribosom• Menginduksi sistem enzim pada tingkat membran sel• Mengatur kadar koenzim yang tergolong nukleotida• Mengkoordinir fungsi dan kerja jaringan dan organ• Mengontrol pertumbuhan sel dan jaringan• Mengontrol proses status faali seperti mengontrol denyut jantung,
tekanan darah, respirasi dan suhu tubuh• Mengontrol kerja ginjal, proses pencernaan, proses reproduksi dan proses
produksi seperti proses produksi susu (laktasi) dan proses produksi telur.
KLASIFIKASI
• Berdasarkan senyawa kimia pembentuknya Golongan Steroid
disintesa dari kolesterol di dalam gonad dan kelenjar adrenalcontoh : kortikosteroid, mineralkortikoid, estrogen, androgen
Golongan Eikosanoid molekul pensinyalan yang dibuat oleh oksidasi enzimatik dan non-
enzimatik asam arakidonat atau asam lemak tak jenuh ganda (PUFA) lainnya, yang mirip dengan asam arakidonatcontoh : prostaglandin
Golongan Amina (derivat Asam Amino dengan molekul yang kecil)contoh : Thyroid, Katekolamin
Golongan Polipeptida/Proteindiarahkan oleh mRNA pada endoplasmic reticulum dan sebagian besar dibentuk sebagai prohormon. Peptida yang berasal dari preprohormone menghasilkan prohormone, kemudian peptida itu selanjutnya dipecah di aparatus Golgi membentuk hormon
contoh : Insulin,Glukagon,GH,TSH
KLASIFIKASI
• Berdasarkan sifat kelarutan Hidrofilik
hormon yang larut dalam aircontoh : gol. Peptida dan gol. Amina
Lipofilikhormon yang larut dalam lemakcontoh : tiroid dan steroid
Kelarutan hormon ternyata juga mempengaruhi : Sintesis Penyimpanan Sekresi transpor dalam darah Mekanisme kerja reseptor
KLASIFIKASI
• Berdasarkan lokasi reseptor hormonHormon yang berikatan dengan reseptor intraseluler Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel
(plasma membran)
KLASIFIKASI
Berdasarkan fungsi :• Hormon perkembangan
Hormon yang berperan di dalam perkembangan dan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad
• Hormon metabolismeHormon yang berperan dalam proses metabolisme, seperti proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur oleh bermacam-macam hormon yaitu glukokortikoid, glukagon dan katekolamin
RESEPTOR HORMON
• Molekul pengenal spesifik dari sel tempat hormon berikatan sebelum memulai efek biologiknya
• Umumnya pengikatan hormon pada Reseptor ini bersifat reversibel dan nonkovalen
• Reseptor hormon bisa terdapat pada permukaan sel (membran plasma) atau intraselluler. \
• Reseptor ini terletak pada permukaan sel atau intraselular. Interaksi permukaan hormon reseptor memberikan sinyalpembentukan dari “second massenger" .
• Interaksi hormon-reseptor ini menimbulkan pengaruh padaekspresi gen
INTERAKSI HORMON-RESEPTOR
• Hormon menemukan permukaan dari sel melalui kelarutannya sertadisosiasi dari protein pengikat plasma.
• Hormon berikatan dengan reseptor. • Hormon mempenetrasi membrana plasma sel secara bebas dan berikatan
dengan reseptor sitoplasmik. • Umumnya hormon berikatan secara reversibel dan non-kovalen dengan
reseptornya.• Ikatan ini disebabkan tiga jenis kekuatan :
Terdapat pengaruh kelarutan dalam interaksi hormon Gugusan bermuatan komplementer pada hormon dan reseptor
mempermudah interaksi. Pengaruh ini penting untuk mencocokkanhormon ke dalam reseptor.
daya van der Waals, yang sangat tergantung pada jarak, dapatmenyumbang efek daya tarik terhadap ikatan.
HIPOPOTAMUS
• Thyrotropin-releasing hormone (TRH) → stimulasi sekresi TSH dan prolactin
• Corticotropin-releasing hormone (CRH) → stimulasi pelepasan ACTH
• Growth hormone–releasing hormone (GHRH) → stimulasi pelepasan GH (somatotropic)
• Growth hormone inhibitory hormone (GHIH) → menghambat pelepasan GH (somatostatin)
• Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) → stimulasi pelepasan LH and FSH
• Dopamine atau prolactin-releasing factor (PRF) → menghambat pelepasan prolactin
• Dopamine atau prolactin-inhibiting factor (PIF) → menghambat pelepasan prolactin
Pituitary Anterior:• GH : Growth Hormone
• ACTH : Adrenocortictropic hormone
• TSH : Thyroid Stimulating Hormone
• FSH : Folikel Stimulating Hormone
• LH : Leutinizing Hormone
• Prolactin
Pituitary Posterior:• Oxytocin
• ADH : Anti Diuretic Hormon
HORMON PERTUMBUHAN
• meningkatkan timbunan protein oleh sel kondrositik dan juga osteogenik serta meningkatkan kecepatan reproduksi sel tersebut.
• mengubah kondrosit menjadi sel eostogonik sehingga menjadi timbunan khusus dalam tulang yang baru.
• mendorong pertumbuhan jaringan lunak melalui peningkatan jumlah sel (hipesplasia) dengan merangsang pembelahan sel dan peningkatan ukuran sel (hipertrofi) dg mendorong sintesis protein
• merangsang pertumbuhan tulang sehingga tulang berbentuk tebal dan juga berukuran panjang sesuai dengan yang seharusnya.
• merangsang plosiferasi tulang rawan epifisi, sehingga menyediakan lebih banyak ruang untuk membentuk tulang penyusun rangka dan merangsang osteoblast.
• meransang perpanjangan tulang panjang selama lempeg epifisis tetap berupa tulang rawan, setelah masa pertumbuhan GH berhenti.
Growth hormone–releasing hormone (GHRH) → stimulasi pelepasan hormon pertumbuhan (somatotropic)
Growth hormone inhibitory hormone (GHIH) → menghambat pelepasan hormon pertumbuhan (somatostatin)
Ghrelin produksi oleh lambung → produksi GH ↑ → meningkatkan asupan makan dan mngurangi katabolisme → energi ↓
Leptin produksi oleh lambung → produksi GH ↓ → meningkatkan asupan makan dan mngurangi katabolisme → energi ↑
Growth Hormon Drugs
• Turner's syndrome, a genetic disorder that affects a girl's development
• Prader-Willi syndrome, an uncommon genetic disorder causing poor muscle tone, low levels of sex hormones, and a constant feeling of hunger
• Chronic kidney disease
• HGH deficiency or insufficiency
• Children born small for gestational age
TIROID
• Kelenjar tiroid
• Stimulasi sintesis & sekresi hormon tiroid (thyroxine & triiodothyronine)
• Fungsi : memberikan pengaruh pada sistem pernafasan, sirkulasi, syaraf, otot, reproduksi, suhu tubuh dan kolesterol
Hipertiroidisme
• ↑ sintesis dan sekresi hormon tiroid
• Tirotoksikosis : ↑ FT4 dan FT3
• Obat antitiroid
1. Penghambat sintesis
2. Penghambat ion
3. Iodida konsentrasi tinggi
4. Iodium Radioaktif
• PTU, methimazole & *carbimazole
• Obat golongan ini bekerja dengan jalan menghambat sintesis hormon tiroid.
• PTU : Inhibisi prosesdeiodinasi
• T½ PTU : 75 menit; Methimazole : 2-6 jam
• PTU 80-90% terikat albumin, Methimazole beredar bebas
• Tembus sawar plasenta & dijumpai pada ASI
Gld. Thyroid & parathyroid
• Membantu ecdysis
• Pertumbuhan
• Metabolisme calcium
• Kortisol → lintasan anabolisme pada hati dan lintasan katabolisme pada jaringan otot dan adiposa guna meningkatkan rasio serum gula darah.
• kortisol bersifat diabetogenik → hormon ini meningkatkan produksi glukosa oleh hati melalui metabolisme glukoneogenesis setelah menstimulasi pelepasan asam aminodari jaringan otot yang diperlukan bagi lintasan metabolisme tersebut.
• Kortisol menghambat kinerja hormon insulin pada transporterGLUT4 yang disekresi sebagai respon meningkatnya rasio serum gula darah.
• Kortisol meredam fungsi osteoblas hingga menurun pembentukan tulang yang baru (menurunkan penyerapan senyawa kalsium pada saluran pencernaan dan menurunkan reabsorsi kalsium pada renal ke dalam sistem kardiovaskular dengan sifat diuretik). kelebihan kortisol akan mengakibatkan osteoporosis.
• Kortisol juga menghambat produksi tromboksana dan prostaglandin saat terjadi radang dengan menghambat enzimsikloksigenase serta menghambat sekresi sitokina IL-1β hingga mengurangi jumlah kemotaksis leukosit yang dapat terjadi pada area infeksi, termasuk menurunkan tingkat proliferasi mastosit, neutrofil, eosinofil, sel T, sel B dan fibroblas. Secara umum sistem kekebalan humoral dan sistem kekebalan seluler akan menurun
Kortikosteroid
CLASSIFICATION
• Short acting
Hydrocortisone, cortisone,
prednisolone
• Intermediate acting
Trimcinolone,
fluprednisolone
• Long acting
Dexamethasone,
betamethasone
• NEVER GIVE STEROID IF YOU ARE SUSPECTING ACTIVE INFECTION
ADH (Anti Diuretic Hormon)
• Ginjal
• Menurunkan eksresi urin
OXYTOCIN
• Ginjal
• Stimulasi kontraksi uterus pada saat akhir kebuntingan.
• Stimulasi servik untuk berelaksasi
• Oxytocin also plays an especially important role in lactation
• This mechanism works as follows:The suckling stimulus on the nipple of the breast causes signals to be transmitted through sensory nerves to the oxytocin neurons in the paraventricular and supraoptic nuclei in the hypothalamus, which causes release of oxytocin by the posterior pituitary gland. The oxytocin is thencarried by the blood to the breasts, where it causes contraction of myoepithelial cells that lie outside of and form a latticework surrounding the alveoli of the mammary glands. In less than a minute after the beginning of suckling, milk begins to flow. This mechanism is called milk letdown or milk ejection.