farmakologi

20
Obat Ganglion Drs. Saiful Bahri MS. Apt

description

obat ganglion

Transcript of farmakologi

Page 1: farmakologi

Obat GanglionDrs. Saiful Bahri MS. Apt

Page 2: farmakologi

Pendahuluan

• Transmisi di ganglion lebih rumit dibandingkan dengan transmisi disambungan saraf-efektor. Perubahan potensial yang primer adalah depolarisasi cepat membran pascasinaps oleh Ach. Reseptornya adalah reseptor nikotinik ganglia dan jalur ini sensitif terhadap penghambat heksametonium (C6) dan trimetafan

• Perubahan potensial yang sekunder tidak sensitif terhadap heksametonium

Page 3: farmakologi

• Obat-obat yang menstimulasi kolinoseptor diganglion otonom dapat dibagi 2 golongan.

- Golongan pertama terdiri dari obat-obatan dengan spesifisitas nikotinik, termasuk nikotinik sendiri. Efek perangsangnya terjadi cepat, diblok oleh heksametonium dan mirip initial Excitatory Post Synaptic Potential (EPSP awal).

- Golongan kedua terdiri dari muskarin dan metakolin. Efek perangsangnya timbul lambat, diblok oleh atropin dan mirip EPSP lambat.

Page 4: farmakologi

• Obat – obat penghambat ganglion yang bekerja pada reseptor nikotinik juga ada 2 golongan yaitu :- Yang merangsang lalu menghambat- Yang langsung menghambat.• Nikotin dan tetrametilamonium

(TMA) merupakan prototip golongan pertama, sedangkan heksametonium dan trimetafan adalah prototip golongan kedua.

Page 5: farmakologi

Obat yang merangsang kemudian menghambat ganglion (nikotin)

• Obat-obat ganglion ini bekerja seperti ACh pada reseptor nikotinik ganglia dan menimbulkan EPSP awal yang mencapai ambang rangsang sehingga terjadi perangsangan ganglion.

• Nikotin penting bukan karena kegunaanya dalam terapi tetapi karena terdapat dalam tembakau, bersifat toksik dan menimbulkan ketergantungan psikis.

Page 6: farmakologi

Farmakodinamik

• GanglionPerubahan dalam tubuh setelah pemberian nikotin sangat rumit dan sering tidak dapat diramalkan. Hal ini disebabkan kerja nikotin yang sangat luas terhadap ganglion simpatis maupun parasimpatis dan efek bifasiknya terhadap ganglion (merangsang atau menghambat)

Page 7: farmakologi

• Otot rangkaPerubahan yang terlihat pada otot rangka mirip dengan apa yang terjadi pada ganglion karena terdapat juga 2 fase. Tetapi efek perangsang dengan cepat tertutup oleh fase paralisis yang terjadi juga desensitisasi reseptor.

• Susunan saraf pusatNikotin adalah suatu perangsang SSP yang kuat yang akan menimbulkan tremor serta konvulsi pada dosis besar. Nikotin menyebabkan muntah melalui kerja sentral dan perifer.

Page 8: farmakologi

• Sistem KardiovaskularEfek pada sistem ini merupakan jumlah dari perangsangan ganglion parasimpatis dan medula adrenal serta penglepasan katekolamin dari ujung saraf simpatis. Setelah pemberian nikotin biasanya tonus simpatis lebih menonjol, sehingga terlihat takikardia dan vasokonstriksi. Merokok untuk jangka waktu lama dapat menimbulkan hipertensi. Sebaliknya pada beberapa orang tertentu dapat terjadi hipotensi. Hal ini terlihat pada mereka yang mengalami hipotensi bila merokok.

Page 9: farmakologi

• Saluran cernaBerlainan dengan efek terhadap sistem kardiovaskular, nikotin menyebabkan rangsangan ganglion parasimpatis dan ujung saraf kolinergik pada usus, sehingga tonus usus. Efek farmakodinamik ini mendasari kebiasaan merokok sebelum ke kamar kecil pada individu tertentu. Mual, muntah dan kadang-kadang diare terlihat pada orang yang kecanduan nikotin sebelumnya.

Page 10: farmakologi

• Kelenjar eksokrinsalivasi yang timbul akibat merokok sebagian diakibatkan oleh iritasi saluran cerna, namun nikotin sendiri menyebabkan rangsangan sekresi air liur dan sekret bronkus.

Page 11: farmakologi

Farmakokinetik

• Nikotin dapat diserap dari saluran napas, rongga mulut dan kulit. Keracunan berat dilaporkan terjadi akibat absorpsi di kulit. Absorpsi di lambung meningkat karena sifat nikotin sebagai basa kuat. Nikotin terutama mengalami metabolisme di hati, tetapi juga di paru dan ginjal. Metabolit utamanya nikotinin. Masa paruh setelah inhalasi atau pemberian parenteral kira-kira 2 jam. Kecepatan sekresi melalui urin tergantung dari pH urin.

Page 12: farmakologi

Intoksikasi

• Intoksikasi akutDosis fatal pada manusia dewasa diperkirakan sekitar 60 mg. Satu batang rokok putih mengandung 15-20 mg nikotin. Tiga hingga 4 batang rokok sudah merupakan dosis fatal bila diminum sekaligus. Absorpsi nikotin dari tembakau yang dimakan per oral terjadi lambat, karena terjadi perlambatan pengosongan lambung. Nikotin yang pertama-tama diabsorpsi akan menimbulkan efek sentral muntah dan mengeluarkan tembakau yang tersisa di lambung.

Page 13: farmakologi

• Gejala keracunan timbul dengan cepat, dan kematian dapat terjadi dalam beberapa menit. Karena itu nikotin merupakan racun yang amat berbahaya dan menyamai sianida dalam kecepatan kerjanya. Pertama-tama timbul mual dan salivasi disertai dengan kolik usus, muntah dan diare. Selanjutnya timbul keringat dingin, sakit kepala, pusing, pendengaran dan penglihatan terganggu, serta otot-otot menjadi lemah. Pupil menunjukkan miosis yang kemudian berubah menjadi midriasis, nadi lemah, cepat dan tidak teratur, tekanan darah turun dan pernapasan menjadi dangkal akibat depresi sentral dan kelumpuhan otot respirasi, yang berakhir dengan kematian.

Page 14: farmakologi

• Intoksikasi kronikDalam asap rokok, nikotin tidak diserap dengan sempurna sehingga sebagian kecil saja mencapai aliran darah. Asap rokok merangsang kelenjar air liur dan mengurangi rasa lapar. Terhadap jantung, merokok dapat menyebabkan ekstrasistol dan takikardia atrium paroksismal pada beberapa pasien, frekuensi serangan nyeri jantung dapat meningkat pada perokok.

Page 15: farmakologi

Obat yang langsung menghambat ganglion

• Farmakodinamikkerja C6 dan obat-obat lain dalam golongan ini pada alat tubuh hampir semuanya dapat dijelaskan dengan penghambatan pada ganglion simpatis dan parasimpatis. Hasil penghambatan tergantung pada tonus otonom semula, tonus yang dominan akan dihambat lebih jelas. Heksametonium adalah prototip golongan

Page 16: farmakologi

• Sistem kardiovaskulararteri dan vena didominasi oleh tonus simpatis, sehingga heksametonium menghambat lebih nyata ganglion simpatis dan menyebabkan vasodilatasi serta penguragan alir balik vena. Tekanan darah dalam sikap berdiri dapat menurun dan menimbulkan hipotensi ortostatik. Dalam sikap berbaring, tekanan darah tidak begiru banyak dipengaruhi.

Page 17: farmakologi

• Saluran cerna dan saluran kemihSekresi lambung jelas berkurang sesudah pengobatan dengan C6, begitu juga sekresi pankreas serta air liur. Tonus dan peristalsis lambung, usus kecil serta kolon dihambat sehingga keinginan untuk defekasi tidak ada. Konstipasi merupakan efek samping yang sangat mengganggu pada pengobatan dengan obat golongan ini. Hambatan ganglion parasimpatis juga mengurangi tonus kandung kemih dan menambah kapasitasnya sehingga terjadi retensi urin dan kesukaran berkemih.

Page 18: farmakologi

Farmakokinetik• Absorpsi oral dari obat golongan ini tidak terserap dan tidak

terduga karena senyawa-senyawa tersebut adalah amonium kwartener dan sulfonium yang bermuatan sehingga sukar melewati membran sel, dan karena hambatan pengosongan lambung dan peristalsis usus. Oleh karena itu golongan ini sukar sekali ditetapkan. Pengecualian untuk mekamilamin yang diserap dengan lebih karena mekamilamin bukan amonium kuartener. Walaupun absorpsi mekamilamin lebih baik, tetap ada bahaya penurunan aktivitas usus dengan akibat paralisis usus.Setelah absorpsi, ganglionik bloker bentuk amonium kuartener dan sulfonium akan terkumpul di cairan ekstrasel dan dieksresi utuh melalui ginjal. Mekamilamin terkonsentrasi dalam hati dan ginjal dan diekskresi perlahan-lahan dalam bentuk tidak berubah.

Page 19: farmakologi

• Indikasi Satu-satunya indikasi penghambat ganglion dalam hipertensi ialah acute dissecting aortic aneurism. Pada gangguan ini penghambat ganglion tidak saja menurunkan tekanan darah tetapi juga menghambat refleks simpatis dan dengan demikian mengurangi peningkatan tekanan di tempat lesi. Dalam situasi tersebut trimetafan diberikan 0,3-3 mg/menit sambil dipantau tekanan darah pasien.

Indikasi lain ialah untuk mengontrol tekanan darahselama operasi pembuluh darah, tulang untuk mengurangi perdarahan. Untuk ini digunakan trimetafan tapi sekarang telah banyak digantikan oleh natrium nitroprusid.

Page 20: farmakologi

• Efek sampingkarena efek farmakodinamiknya yang luas, maka obat ganglionik menimbulkan banyak efek samping. Efek samping yang berat adalah hipotensi berat, sinkope, konstipasi, ileus paralitik, retensi urin dan sikloplegia.

Efek samping yang lebih ringan ialah gangguan penglihatan, mulut kering, nyeri ulu hati, sukar berkemih, konstipasi derajat sedang, diare, mual, dan anoreksia. Gejala-gejala ini biasanya berkurang bila pengobatan diteruskan atau diberi obat adrenergik atau kolinergik, tergantung dari efek mana yang dihambat.