Farmako Interaksi Obat Cvs

6
PLATOGRIX (CLOPIDOGREL) Komposisi Clopidogrel 75 mg pertablet. Indikasi Mengurangi trombus pada Infark Miokard awal,stroke , penyakit arteri perifer,gejala koroner akut. Perhatian Pasien yang mengalami peningkatan resiko perdarahan, gangguan hati berat, gangguan ginjal, hamil dan menyusui. Efek Samping Astenia, demam, tukak lambung, vertigo, peningkatan kadar enzim hati,gout, insomnia. Kemasan 1 strip 14 tablet. 1 box 2 strip x 14 tablet = 28 tab/box. Dosis nfark miokard,stroke,penyakit arteri periferal : Sekali sehari 75 mg. Angina tidak stabil : Dosis awal 300 mg,lalu 75 mg per hari. Penyajian Dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak. ASCARDIA (ASPIRIN) Komposisi Asam Asetilsalisilat Indikasi Pengobatan antiaagregat pada kondisi patologis dimana aktifasi atau hiperaktifitas platelet merupakan faktor penentu dalam pembentukan trombin. Perhatian - Kerusakan fungsi hati. - Kehamilan, menyusui. - Interaksi obat : penggunaan bersama dengan Warfarin meningkatkan resiko perdarahan saluran pencernaan dan perdarahan dalam otak (jarang). Efek Samping Iritasi saluran pencernaan. Hipoprotrombinemia, reaksi hipersensitif. Kemasan 1 strip 10 tablet. 1 box 10 strip x 10 tablet = 100 tab/box. Dosis 80-160 mg perhari. Penyajian Dikonsumsi bersamaan dengan makanan OMEPRAZOLE Komposisi Omeprazole 20 mg tablet. Indikasi - Ulkus duodenum. - Ulkus lambung. - Ulkus duodenum, ulkus lambung, lesi gastroduodenum akibat penggunaan obat anti inflamasi non steroid.

Transcript of Farmako Interaksi Obat Cvs

Page 1: Farmako Interaksi Obat Cvs

PLATOGRIX (CLOPIDOGREL)Komposisi Clopidogrel 75 mg pertablet.IndikasiMengurangi trombus pada Infark Miokard awal,stroke , penyakit arteri perifer,gejala koroner akut.PerhatianPasien yang mengalami peningkatan resiko perdarahan, gangguan hati berat, gangguan ginjal, hamil dan menyusui.Efek SampingAstenia, demam, tukak lambung, vertigo, peningkatan kadar enzim hati,gout, insomnia.Kemasan1 strip 14 tablet.1 box 2 strip x 14 tablet = 28 tab/box.Dosisnfark miokard,stroke,penyakit arteri periferal : Sekali sehari 75 mg.Angina tidak stabil : Dosis awal 300 mg,lalu 75 mg per hari.PenyajianDikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak.

ASCARDIA (ASPIRIN)KomposisiAsam AsetilsalisilatIndikasiPengobatan antiaagregat pada kondisi patologis dimana aktifasi atau hiperaktifitas platelet merupakan faktor penentu dalam pembentukan trombin.Perhatian- Kerusakan fungsi hati.- Kehamilan, menyusui.- Interaksi obat : penggunaan bersama dengan Warfarin meningkatkan resiko perdarahan saluran pencernaan dan perdarahan dalam otak (jarang).Efek SampingIritasi saluran pencernaan.Hipoprotrombinemia, reaksi hipersensitif.Kemasan1 strip 10 tablet.1 box 10 strip x 10 tablet = 100 tab/box.Dosis80-160 mg perhari.PenyajianDikonsumsi bersamaan dengan makanan

OMEPRAZOLEKomposisiOmeprazole 20 mg tablet.Indikasi- Ulkus duodenum.- Ulkus lambung.- Ulkus duodenum, ulkus lambung, lesi gastroduodenum akibat penggunaan obat anti inflamasi non steroid.- Pemberantasan secara tuntas H. pylori pada penyakit ulkus peptikum.- Refluks esofagitis.- Sindroma Zollinger-Ellison.Efek SampingMual, sakit kepala, reaksi kulit.

Kemasan

Page 2: Farmako Interaksi Obat Cvs

1 strip 10 tablet.1 box 3 strip x 10 tablet = 30 tab/box.Dosis- Ulkus duodenum : 20 mg sekali sehari selama 2-4 minggu.Pasien yang responnya rendah : 40 mg sekali sehari selama 4 minggu.Mencegah kamubuh : 10-20 mg sekali sehari.- Ulkus lambung : 20 mg sekali sehari selama 4-8 minggu. Pasien yang responnya rendah : 40 mg sekali sehari selama 8 minggu.Mencegah kambuh : 20-40 mg sekali sehari.- Ulkus duodenum, ulkus lambung, lesi gastroduodenum akibat penggunaan obat anti inflamasi non steroid : 20 mg sekali sehari selama 4-8 minggu.Pencegahan : 20 mg sekali sehari.- Pemberantasan secara tuntas H. pylori pada penyakit ulkus peptikum : 40 mg sekali sehari dengan 1,5 gram Amoksisilin setiap hari dalam dosis terbagi selama 2 minggu atau 40 mg sekali sehari dengan 500 mg Klaritromisin 3 kali sehari selama 2 minggu.- Refluks esofagitis : 20 mg sekali sehari selama 4-8 minggu.Kasus-kasus berat : 40 mg sekali sehari selama 8 minggu.Penanganan jangka panjang : 10-20 mg sekali sehari.- Sindroma Zollinger-Ellison : diawali dengan 60 mg sehari.Dosis sebesar 20-120 mg setiap hari biasanya mencukupi.Bagi menjadi 2 kali pemberian untuk dosis di atas 80 mg sehari.PenyajianDikonsumsi bersamaan dengan makanan.

FARMAKOKINETIKA CLOPIDOGRELClopidogrel secara cepat diabsorpsi setelah pemberian berulang peroral Clopidogrel 75 mg bentuk basa, dengan kadar puncak metabolit utama dalam plasma (=3 mg/L) setelah sekitar 1 jam pemberian. Farmakokinetik metabolit utama tersebut bersifat linear (konsentrasi dalam plasma proporsinya bertambah sesuai dengan dosis) pada dosis clopidogrel antara 50 - 150 mg. Absorpsi sedikitnya 50% berdasarkan metabolit-metabolit yang ada dalam urine. Pemberian clopidogrel bersama dengan makanan tidak mempengaruhi bioavailabilitas clopidogrel.

Pada penelitian secara invitro, clopidogrel dan metabolit utamanya berikatan dengan protein plasma manusia masing-masing 98% dan 94%. Pada penelitian secara in vitro dan in vivo, clopidogrel secara cepat mengalami proses hidrolisis menjadi derivat asam karboksilat. Pada plasma dan urine, bentuk glukuronida dari derivat asam karboksilat juga ditemukan

Setelah pemberian berulang per oral Clopidogrel 75 mg bentuk basa, kadar plasma clopidogrel yang belum dimetabolisme, yang tidak mempunyai efek penghambatan agregasi trombosit, sangat rendah sesudah 2 jam pemberian. Clopidogrel secara cepat dimetabolisme oleh hati. Metabolit utama yang beredar adalah derivat asam karboksilat, dan ini juga tidak mempunyai efek terhadap agregasi trombosit. Metabolit utama ini merupakan 85% dari semua yang terdapat di dalam plasma. Setelah pemberian dosis oral clopidogrel berlabel 14C pada manusia sekitar 50% dikeluarkan dalam urine dan sekitar 46% pada tinja dalam waktu 5 hari setelah pemberian. Waktu paruh metabolit utamanya 8 jam, setelah pemberian dosis tunggal ataupun dosis berulang.  2% dari yang ber-radiolabel akan berikatan dengan trombosit dan memiliki waktu paruh 11 hari.

FARMAKODINAMIKA CLOPIDOGRELClopidogrel secara selektif menghambat ikatan adenosine diphosphate  (ADP) pada reseptor ADP di trombosit, dengan demikian menghambat aktivasi kompleks glikoprotein (GP) IIb/IIIa yang dimediasi ADP, yang menimbulkan penghambatan terhadap agregasi trombosit. Clopidogrel tidak menghambat aktivitas fosfodiesterase

INTERAKSI OBAT CLOPIDOGREL

Aspirin:Penggunaan aspirin tidak mengubah penghambatan agregasi trombosit yang diinduksi oleh

Page 3: Farmako Interaksi Obat Cvs

ADP yang dimediasi oleh clopidogrel. Penggunaan bersama dengan aspirin 500 mg dua kali sehari selama 1 hari secara bermakna tidak meningkatkan perpanjangan waktu perdarahan yang disebabkan oleh clopidogrel. Clopidogrel menguatkan efek aspirin terhadap agregasi trombosit yang diinduksi oleh kolagen. Clopidogrel dan aspirin telah digunakan bersama sampai dengan 1 tahun. Oleh sebab itu, penggunaan secara bersama-sama sebaiknya dilakukan dengan hati-hati (Lihat Peringatan dan perhatian).

aspirin + clopidogrelaspirin, clopidogrel. Either increases toxcity of the other by pharmacodynamic synergism. Significant - Monitor Closely. The need for simultaneous use of low-dose aspirin and anticoagulant or antiplatelet agents are common for patients with cardiovascular disease; monitor closely

FARMAKOKINETIKA ASPIRINSetelah aspirin masuk ke tubuh melalui administrasi oral,  salisilat yang belum

terionisasi akan diabsorpsi secara pasif dari lambung dan usus halus. Pemberian secara rectal jarang dilakukan karena absorpsinya lambat. Administrasi rektal hanya untuk anak-anak yang muntah apabila diberi lewat oral. Namun, pemberian aspirin kepada anak yang mengalami flu, cacar, atau penyakit dengan serangan virus lainnya sebaiknya dihindari karena diduga dapat menimbulkan sindrom Reye.2,4 Untuk kelarutannya, aspirin akan lebih mudah larut dengan pH yang sedikit tinggi seperti pada usus.2 Aspirin dapat melewati sawar darah otak dan plasenta. Aspirin juga dapat diserap melalui kulit, contohnya pada penggunaan metil salisilat secara topikal.2 Metabolisme aspirin terjadi di hati. Asam asetilsalisilat dihidrolisis (deasetilisasi) oleh esterase menjadi asam salisilat yang memiliki efek antipiretik, analgesik dan antiinflamasi. Kemudian obat tersebut dikonjugasikan dengan glisin dan asam glukouronik sehingga dapat diekskresikan melalui urin.

Farmakokinetik : �? Mula kerja : 20 menit -2 jam. �? Kadar puncak dalam plasma: kadar salisilat dalarn plasma tidak berbanding lurus dengan besamya dosis. �? Waktu paruh : asam asetil salisilat 15-20 rnenit ; asarn salisilat 2-20 jam tergantung besar dosis yang diberikan. �? Bioavailabilitas : tergantung pada dosis, bentuk, waktu pengosongan lambung, pH lambung, obat antasida dan ukuran partikelnya. �? Metabolisrne : sebagian dihidrolisa rnenjadi asarn salisilat selarna absorbsi dan didistribusikan ke seluruh jaringan dan cairan tubuh dengan kadar tertinggi pada plasma, hati, korteks ginjal , jantung dan paru-paru. �? Ekskresi : dieliminasi oleh ginjal dalam bentuk asam salisilat dan oksidasi serta konyugasi metabolitnya.

FARMAKODINAMIKA ASPIRINAdanya makanan dalam lambung memperlambat absorbsinya ; pemberian bersama antasida dapat mengurangi iritasi lambung tetapi meningkatkan kelarutan dan absorbsinya. Sekitar 70-90 % asam salisilat bentuk aktif terikat pada protein plasma.

Page 4: Farmako Interaksi Obat Cvs

Asetosal atau asam asetil salisilat merupakan senyawa anti inflamasi non steroid yang juga menunjukkan aktivitas antitrombosis, analgesik dan antipiretik. Asetosal secara tradisional merupakan analgesik anti iinflamasi pilihan pertama, tapi banyak dokter sekarang lebih suka memilih AINS (antiinflamasi non steroid) lain yang mungkin lebih dapat diterima dan lebih menyenangkan bagi pasien. Dalam dosis tinggi yang umum, efek anti inflamasi asetosal sama dengan efek AINS lain.

Selain sebagai analgetikum, asetosal digunakan sebagai alternatif dari antikoagulansia sebagai obat mencegah infark kedua setelah terjadi serangan. Obat ini juga efektif untuk profilaksis serangan stroke kedua setelah menderita TIA (Transient Ischaemic Attack = serangan kekurangan darah sementara di otak), terutama pada pria

INTERAKSI OBAT ASPRINTIDAK ADA INTERAKSI DENGAN OMEPRAZOLE

FARMAKOKINETIKA OMEPRAZOLEAktivitas Antisekresi Sesudah pemberian oral, mula kerja efek antisekresi Omerazol terjadi dalam 1 jam, maksimum 2 jam. Penghambatan sekresi kira-kira 50% dari maksimum dalam 24 jam dan proses penghambatan berlangsung sampai 72 jam. Efek antisekresi Omeprazol lebih lama dari yang dapat diperkirakan berdasarkan waktu paruh dalam plasma yang sangat pendek (< 1 jam), kemungkinan disebabkan oleh pengikatan enzim H+/K+ ATPase dalam sel parietal yang lebih lama. Bila obat dihentikan, aktivitas sekresi sedikit demi sedikit kembali normal lebih dari 3 - 5 hari. Efek penghambatan Omeprazol terhadap sekresi asam meningkat dengan pengulangan dosis sekali sehari mencapai puncaknya setelah 4 hari. OMEPRAZOLE diabsorpsi dengan cepat dalam kadar maksimum pada plasma dicapai antara 0,5 - 3,5 jam. Bioavailabilitas absolut kira-kira 30% - 40% pada dosis 20 - 40 mg, disebabkan sebagian besar mengalami metabolisme presistemik. Waktu paruh dalam plasma dicapai 0,5 - 1 jamdan bersihan tubuh total 500 - 600 ml/menit. Omeprazol terikat dalam protein plasma kira-kira 95%. Bioavailibilitas Omeprazol sedikit meningkat pada pemakaian berulang. Sebagian kecil obat dalam bentuk utuh disekresikan melalui urin. Sekitar 77% dieliminasi melalui urin paling sedikit sebagai enam metabolit, sisanya ditemukan dalam feses. 

OMEPRAZOLE dimetabolisme secara sempurna terutama dihati, sekitar 80% metabolit diekskresikan melalui urin dan sisanya melalui feses.Dalam bentuk garam natrium omeprazole diabsorpsi dengan cepat. Sembilan puluh lima persen natrium omeprazole terikat pada protein plasma.

FARMAKODINAMIKA OMEPRAZOLE

Page 5: Farmako Interaksi Obat Cvs

Omeprazole merupakan antisekresi, turunan benzimidazole yang tersubstitusi. Omeprazole menghambat sekresi asam lambung pada tahap akhir dengan memblokir system enzim H+, K+-ATPase (Proton Pump) dalam sel parietal lambung. Omeprazole yang berikatan dengan proton (H+) secara cepat akan diubah menjadi sulfenamid, suatu penghambat pompa proton yang aktif. Sulfenamid bereaksi secara cepat dengan gugus merkapto (SH) dari H+, K+-ATPase, kemudian terbentuk ikatan disulfide diantara inhibitor aktif dan enzim, dengan demikian dapat menginaktifkan enzim secara efektif. Sehingga menghambat pembentukan asam lambung baik dalam keadaan basal ataupun pada saat adanya rangsangan

Omeprazole bekerja menghambat sekresi asam lambung dengan cara berikatan pada pompa H+K+ATPase (pompa proton) dan mengaktifkannya sehingga terjadi pertukaran ion kalium dan ion hydrogen dalam lumen sel. Omeprazole berikatan pada enzim ini secara irreversibel, tetapi reseptor-H2 tidak dipengaruhi. Secara klinis, tidak terdapat efek farmakodinamik yang berarti selain efek obat ini terhadap sekresi asam. Pemberian melalui oral dari obat ini menghambat sekresi asam lambung dan stimulasi pentagastrik.

INTERAKSI OBAT OMEPRAZOLEomeprazole + clopidogrelomeprazole decreases effects of clopidogrel by affecting hepatic enzyme CYP2C19 metabolism. Serious - Use Alternative. Clopidogrel efficacy may be reduced by drugs that inhibit CYP2C19. Inhibition of platelet aggregation by clopidogrel is entirely due to an active metabolite. Clopidogrel is metabolized to this active metabolite in part by CYP2C19.