Fantom Embriotomi
-
Upload
prass-ekasetia-poetra -
Category
Documents
-
view
10 -
download
1
description
Transcript of Fantom Embriotomi
BAB I
PENDAHULUAN
Terdapat sejumlah tindakan pembedahan obstetri yang bertujuan untuk
memperkecil ukuran kepala, memperkecil ukuran bahu atau volume rongga dada
pada janin mati dengan tujuan agar dapat dilahirkan per vaginam. Tindakan
pembedahan ini disebut juga embriotomi.
Embriotomi ialah suatu pembedahan kebidanan dengan jalan merusak
janin yang masih ada di jalan lahir supaya janin mudah lahir pervaginam;
embriotomi dikerjakan karena persalinan pervaginam tidak dapat berlangsung
spontan dengan tenaga ibu sendiri. Terdapat 3 golongan embriotomi yaitu
kraniotomi atau perforasi yangmerupakan pembedahan untuk mengecilkan kepala
janin, kleidotomi yangmerupakan tindakan mematahkan klavikula untuk
memperkecil lebarnya bahu setelah kepala lahir, dan dissektio fetus yang
merupakan pembedahan memperkecil dan atau memotong janin, terdiri dari
eksentario (eviseratio),dekapitasi, dan spondilotomi.
Pada embriotomi janin tidak begitu mendapat perhatian, sedangkan ibunya
mendapatkan tindakan yang lege artis agar tidak menambah komplikasi. Oleh
karena itu persiapan pertolongan persalinan pada janin yang matimerupakan kunci
keberhasilan. Pada era modern, tindakan ini sudah tidak dilakukan lagi dan
digantikan dengan tindakan sectio caesarea yang dianggap lebih aman untuk
keselamatan ibu.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Embriotomi
Embriotomi adalah suatu persalinan buatan dengan cara merusak atau
memotong bagian-bagian tubuh janin agar dapat lahir pervaginam tanpa melukai
ibu.
Indikasi Embriotomi
Hampir semua tindakan perforasi dikerjakan untuk menyelamatkan ibu
(indikasi ibu)
A. Perforasi pada janin yang telah meninggal
a) Jalan lahir lunak tidak boleh teregang lagi, misalnya bekas operasi fistula,
ruptur uteri imminens.
b) Disproporsi kepala panggul
i. Panggul sempit
ii. Kepala sangat besar, misalnya hidrosefalus
iii. Malpresentasi dan malposisi, misalnya asinklitisme posterior,
presentasi muka dengan dagu dibelakang.
iv. Tumor previa
c) Persalinan harus segera diakhiri misalnya eklampsia, febris diatas 39oc,
solutio plasenta, vitium cordis dll.
2
B. Perforasi pada janin yang masih hidup
Perforasi jarang sekali dilakukan pada janin yang masih hidup. Jika
perforasi dilakukan pada janin yang masih hidup, perforasi harus dipertimbangkan
apakah perforasi dengan mengorbankan janin yang masih hidup benar-benar
sangat perlu demi menyelamatkan ibu (indikasi absolut), berhubung dengan
tindakan seksio sesaria atau tindakan lain pervaginam tidak dapat dilakukan.
Syarat untuk Embriotomi
1. Pembukaan lengkap
Perforasi dapat dilakukan pada pembukaan lebih dari dua jari, tetapi karena
perforasi biasanya dilanjutkan dengan ekstraksi, perforasi hendaknya dilakukan
pada pembukaan lengkap.
2. Tidak terdapat kesempitan panggul absolute
Tidak terdapat kesempitan panggul absolut misalnya conjugata vera <6cm.
Meskipun janin telah diperkecil dengan pembedahan, janin tidak akan mungkin
lahir pervaginam pada kojugata vera <6cm.
3. Janin hendaknya telah meninggal.
Kontraindikasi Embriotomi
Embriotomi tidak dilakukan pada janin yang masih hidup (kecuali pada
kondisi pengecualian tersebut di atas)
Jenis Embriotomi
Embriotomi dapat dilakukan dengan berbagai macam jenis. Jenis embriotomi
yang dapat dilakukan ialah :
3
1. KRANIOTOMI
Definisi:
Tindakan untuk memperkecil ukuran kepala janin dengan cara memberi lubang
dan mengeluarkan isi tengkorak, sehingga janin dapat dilahirkan pervaginam.
Tindakan kraniotomi biasanya disusul dengan ekstraksi kepala dengan
menggunakan kranioklast sehingga tindakan ini lazim disebut sebagai
tindakan perforasi & kranioklasi.
Alat yang digunakan:
1. Pisau bedah (scalpel)
2. Perforator SIMPSON
3. Kranioklast
4. Cunam BOER
5. Cunam Mouzeaux
Perforator SIMPSON:
Peforator memiliki dua daun dengan tepi tajam dan ujung yang runcing,
masing-masing dibatasi dengan “ bahu penahan “
Tangkai perforator bila daun sedang dalam keadaan tertutup, akan dalam
keadaan terbuka dengan sebuah “penahan”
“Penahan” tersebut menjaga agar daun perforator selalu dalam keadaan
tertutup
Dengan menekan gagang secara serempak, daun perforator akan terpisah satu
sama lain ( terbuka )
4
Cranioclast BRAUN:
Terdiri dari dua daun ( sendok jantan dan betina ) yang pemasangannya
dilakukan secara terpisah.
Sendok jantan dimasukkan kedalam lubang ditengkorak kepala janin.
Sendok betina diletakkan pada daerah muka janin.
Penguncian dilakukan setelah kedua daun terpasang dengan benar.
Teknik:
1. Ibu dalam posisi lithotomi.
2. Tangan kiri operator dimasukkan secara obstetrik kedalam jalan lahir dan
diletakkan diantara kepala janin dan bagian simfisis menghadap ke bawah.
Seorang asisten melakukan fiksasi kepala janin dari sebelah luar disebelah
atas simfisis. (gambar 3)
5
3. Dengan pisau bedah, dibuat lubang pada ubun-ubun besar atau sutura
sagitalis.
4. Perforator Naegele dalam keadaan tertutup dimasukkan jalan lahir secara
horisontal dengan bagian lengkung berada diatas dan ujung yang runcing
mengarah kebawah dibawah perlindungan telapak tangan kiri ( agar tidak
mencederai dinding vesica urinaria) dan selanjutnya ujung perforator dalam
keadaan tertutup dimasukkan kedalam lubang pada kepala janin yang sudah
dibuat sebelumnya.
5. Memasukkan perforator dapat dilakukan tanpa terlebih dulu membuat lubang
pada ubun-ubun besar atau sutura sagitalis yaitu dengan cara menembuskan
langsung perforator ke kepala janin ; dalam hal ini, agar ujung perforator
tidak meleset maka arah perforator harus tegak lurus dengan kepala janin.
6. Setelah perforator berada didalam tengkorak kepala janin, lubang perforasi
diperlebar dengan cara membuka dan menutup perforator dalam arah tegak
lurus dan horisontal sedemikian rupa sehingga lubang perforasi berbentuk
irisan silang ( gambar4 )
7. Dengan perlindungan telapak tangan kiri, perforator dikeluarkan
dalam keadaan tertutup dari jalan lahir.
8. Jaringan otak tak perlu dikeluarkan secara khusus oleh karena akan keluar
dengan sendirinya saat ekstraksi kepala.
6
Gambar 3. Asisten operator menahan posisi kepala agar tidak tertdorong keatas
saat perforator dimasukkan rongga kepala
Gambar 4. Membuka dan menutup perforator untuk melebarkan lubang perforasi
Ekstraksi kepala:
Untuk melakukan ekstraksi kepala dapat digunakan:
1. Pemasangan cunam Muzeaux sebanyak 2 buah pada kulit kepala janin
7
2. Cranioclast Braun
Cunam Muzeux
Untuk ekstraksi kepala setelah tindakan perforasi hanya boleh dilakukan
dimana kulit kepala masih kuat dan hubungan antara tulang kepala masih
kuat dan kepala janin sudah didasar panggul.
Teknik:
Dengan perlindungan spekulum, 2 buah cunam Museux dipasang satu diatas
dan satu dibawah lubang perforasi.
Setelah cunam menjepit kulit kepala dengan baik, dilakukan traksi searah
sumbu jalan lahir sambil mengikuti gerakan putar paksi dalam.
Setelah suboksiput dibawah simfisis, dilakukan elevasi kepala sehingga
secara berurutan lahirlah ubun-ubun besar, dahi, muka dan dagu.
Setelah kepala janin lahir, tubuh janin dilahirkan dengan cara seperti biasa.
Cranioclast BRAUN
8
Tangan kiri dimasukkan kedalam jalan lahir.
Sendok jantan dipegang dengan tangan kanan secara horisontal dengan
bagian yang bergerigi menghadap keatas, kemudian dimasukkan kedalam
lubang perforasi sedalam mungkin ; bagian sendok yang melengkung
diarahkan kemuka janin dan tangkainya dipegang oleh asisten.
Sendok betina dipegang seperti memegang pensil, dengan arah sejajar
pelipatan depan paha, sendok betina dimasukkan kedalam jalan lahir
sedemikian rupa sehingga daun cranioclast betina terletak di wajah janin.
Kedua sendok cranioclast ditutup, dilakukan pemeriksaan dalam untuk
memeriksa apakah ada bagian jalan lahir yang terjepit dan apakah
pemasangan instrumen sudah benar.
Bila pemasangan sudah benar, kedua sendok cranioclast dikunci serapat
mungkin dan dikerjakan ekstraksi kepala dengan menarik pemegang
cranioclast.
Arah traksi harus sesuai dengan sumbu panggul dan diikuti dengan gerakan
putar paksi dalam.
Setelah occiput nampak dibawah arcus pubis, dilakukan elevasi keatas pada
tangkai cranioclast sehingga secara berurutan lahir ubun-ubun besar, dahi,
muda dan dagu anak.
Setelah kepala lahir, kunci cranioclast dibuka dan daun cranioclast dibuka
satu persatu kemudian tubuh anak dilahirkan dengan cara seperti biasa.
9
Gambar 6. Memasukkan sendok jantan kedalam lobang perforasi yang sudah
terbentuk
Gambar 7. Memasang sendok betina yang berlubang dibagian depan wajah anak.
Catatan :
Pada letak sungsang, kraniotomi dikerjakan pada foramen magnum melalui
arah belakang atau dari arah muka dibawah mulut.
Setelah dikerjakan perforasi, ‘after coming head’ dilahirkan dengan cara
seperti persalinan kepala.
10
Bila saat ekstraksi kepala terdapat tulang tengkorak yang terlepas maka serpihan
tulang tersebut diambil dengan cunam BOER agar tidak melukai jalan lahir saat
dilakukan ekstraksi kepala.
Gambar 8 ( kiri ) Melakukan perforasi pada after coming head dari bagian
belakang ( kanan ) Melakukan perforasi pada after coming head dari arah depan
2. DEKAPITASI
Definisi :
Tindakan untuk memisahkan kepala dari tubuh janin dengan cara memotong
leher janin.
Indikasi : Letak Lintang
Teknik:
1. Dengan pengait BRAUN
11
1. Bila letak janin adalah letak lintang dengan tangan menumbung, maka
lengan yang menumbung diikat dulu dengan tali (dengan ikatan
SIEGEMUNDIN agar tidak masuk kembali kejalan lahir) dan ditarik
kearah bokong oleh asisten.
2. Tangan operator yangdekat dengan leher janin dimasukkan kedalam jalan
lahir dan langsung mencekap leher janin dengan ibu jari didepan leher dan
jari-jari lain dibelakang leher.
3. Tangan lain memasukkan pengait BRAUN kedalam jalan lahir dengan
ujung menghadap kebawah. Pengait dimasukkan jalan lahir dengan cara
menyelusuri tangan dan ibu jari operator yang berada didalam jalan lahir
sampai menemui leher dan kemudian dikaitkan pada leher janin.
4. Dengan pengait ini, leher janin ditarik kebawah sekuat mungkin dan kemudian
diputar kearah kepala janin (pada saat yang sama, asisten memfiksasi kepala
anak dari dinding abdomen) untuk mematahkan tulang leher janin.
12
Gambar 10 ( kiri ) Memasukkan pengait kedalam jalan lahir;( kanan )
Memasang pengait pada leher janin
Gambar 11 ( kiri ) Melahirkan tubuh janin dengan menarik lengan; (kanan )
Melahirkan kepala dengan cara Mouriceau
2. Dengan gunting SIEBOLD
1. Tangan penolong yang dekat dengan kepala janin dimasukkan kedalam
jalan lahir.
2. Dipasang spekulum vagina.
3. Dengan dilindungi oleh telapak tangan yang didalam jalan lahir, leher janin
dipotong sedikit demi sedikit dengan gunting SIEBOLD secara avue mulai
dari kulit, otot dan tulang leher.
13
4. Setelah kepala anak terpisah, tubuh dilahirkan dengan menarik lengan janin
dan kemudian kepala dilahirkan secara Mouriceau.
3. Dengan gergaji GIGLI
1. Gergaji kawat GIGLI dilingkarkan di leher janin.
2. Dengan perlindungan dua buah spekulum vagina atas dan bawah, gergaji
dinaik turunkan sampai leher janin putus.
3. Badan dan kepala anak dlahirkan dengan yang sudah dijelaskan diatas.
Gambar 12. Gergaji kawat GIGLI (kiri) dan Pemasangan dan pemotongan leher
dengan kawat (kanan)
3. KLEIDOTOMI
Definisi : Tindakan memotong atau mematahkan 1 atau dua buah klavikula untuk
memperkecil diameter lingkar bahu.
Indikasi: Distosia bahu
14
Instrumen: Gunting Dubois atau Gunting SIEBOLD
Teknik :
Pasien berada pada posisi lithotomi
Satu tangan operator masuk jalan lahir dan langsung memegang klavikula
bawah
Dengan spekulum yang terpasang di vagina, tangan lain melakukan
pemotongan klavikula bersamaan dengan tindakan ini, assisten melakukan
fiksasi kepala dari arahluar
Bila dengan satu klavikula yang terpotong, bahu masih masih belum dapat
dilahirkan maka dapat dilakukan pemotongan klavikula kontraleteral
Gambar 13 Kleidotomi
4. EVISERASI atau EKSENTERASI
Definisi: Tindakan merusak dinding abdomen atau thorax untuk mengeluarkan
organ viseral
15
Indikasi: Letak lintang, Hidrops fetalis
5. SPONDILOTOMI
Definisi: Tindakan memotong ruas tulang belakang
Indikasi: Letak lintang dorso inferior
Teknik:
1. Spondilotomi dikerjakan pada letak lintang, bila kepala sangat tinggi
sehingga sukar dilakukan dekapitasi. Salah satu tangan penolong masuk ke
dalam jalan lahir, kemudian pada vagina dipasang spekulum.
2. Dengan gunting Siebold dan dengan lindungan tangan yang di dalam, ruas-
ruas tulang belakang terputus. Pemotongan bagian perut janin dilanjutkan
dengan memakai gunting Siebold, sehingga seluruh badan janin terpisah
duaa. Bagian bawah badan janin dilahirkan lebih dulu, dengan menarik
kedua kaki, kemudian baru bagian tubuh atas janin.
6. PUNGSI
Definisi: Tindakan untuk mengeluarkan cairan dari kepala janin
Indikasi: Hidrosepalus
Teknik: Transabdominal atau transvaginal
16
Gambar 15 Pungsi , Hidrosepalus pada presentasi kepala yang menyebabkan
distosia, pungsi dilakukan melalui ubun-ubun besar (bila mungkin), Pasca pungsi,
kepala mengecil dan ditarik dengan cunam Mouseaux.
1. Pungsi trans-vaginal dikerjakan pada pembukaan lebih dari 4 cm. Di dalam
vagina dipasang spekulum, kulit kepala dijepit dengan cunam Willet atau
cunam Mauseaux. Suatu jarum pungsi spinal dengan ukuran 16 atau 18
yang disambung pada alat suntik ditusukkan pada kepala janin, sedapat
mungkin pada sutura atau ubun-ubun.
2. Setelah kepala janin tertusuk, dilakukan aspirasi sedikit untuk membuktikan
benar tidaknya cairan otak yang keluar. Kemudian alat suntik dilepas dari
jarum pungsi sehingga cairan otak mengalir keluar. Dengan keluarnya
cairan otak, kepala janin akan mengecil dan dapa dilahirkan pervaginam.
3. Untuk mempercepat lahirnya kepala, dapat juga kepala janin dilahirkan
dengan traksi Muzeaux pada kulit kepalanya.
17
Daftar Tilik
PENUNTUN PRAKTEK KETERAMPILAN KLINIK
MELAHIRKAN BAYI SECARA EMBRIOTOMI
LANGKAH KEGIATAN KASUS
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
1 Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan bahwa
anada adalah petugas yang akan melakukan tindakan
medik
2 Jelaskan tentang diagnosis dan penatalakasanaannya
janin mati dalam kandungan
3 Jelaskan bahwa setiap tindakan medik mengandung
resiko,baik yang telah diduga sebelumnya maupun
tidak
4 Menenangkan pasien jika pasien ketakutan/gelisah
5 Pastikan bahwa pasien dan keluarganya telah mengert
dengan jelas tentang penjelasan tersebut diatas
6 Beri kesempatan pada pasien dan keluarganya untuk
mendapat penjelasan ulang, apabila ragu atau belum
mengerti
7 Setelah pasien dan keluarganya mengerti dan
memberikan persetujuan untuk dilakukan tindakan
ini, mintakan persetujuan secara tertulis dengan
mengisi dan menandatangani formulir yang telah
18
disediakan
8 Meninjau kembali riwayat pasien dan hasil
pemeriksaan
9 Masukkan lembar persetujuan tindakan medik yang
telah diisi dan ditandatangani ke dalam catatan medik
pasien
10 Serahkan kembali catatan medik pasien setelah
penolong memeriksa kelengkapannya, catatan kondisi
pasien dan pelaksanaan instruksi
PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN
A. PASIEN
11 Ibu dalam posisi litotomi pada tempat tidur persalinan
12 Mengosongkan kandung kemih, rektum serta
membersihkan daerah perineum dengan antiseptik,
bila perlu menggunting rambut daerah tersebut
B. INSTRUMEN
a. Skalpel
b. Perforator Naegele / Siebold
c. Cunam Muzeaux / Kranioklas Braun
d. Cunam Boer
e. Gunting Siebold
f. Simm’s spekulum
19
g. Gunting
h. Cunam abortus
i. Larutan antiseptik
C. PENOLONG
13 Pakai baju dan alas kamar tindakan, masker dan kaca
mata pelindung
14 Cuci tangan hingga siku dengan sabun di bawah air
mengalir
15 Keringkan tangan dengan handuk steril
16 Pakai sarung tangan steril
17 Memasang duk (kain penutup) steril
TINDAKAN PERSALINAN SECARA EMBRIOTOMI
18 Melakukan pemeriksaan dalam untuk menilai posisi,
pembukaan dan turunnya bagian terendah janin serta
ada hal-hal lain
19 Cara melakukan Kraniotomi:
Tangan kiri dimasukkan ke dalam jalan lahir secara
obstetrik untuk melindungi kandung kemih dan
ureter
Seorang asisten menahan kepala janin dari luar
Dibuat lubang pada ubun-ubun besar, atau sutura
sagitalis dengan skalpel
Masukkan perforator Naegele secara horizontal
dengan bagian lengkung menghadap ke atas dan
dalm keadaan tertutup
20
Arah perforator harus tegak lurus dengan
permukaan kepala janin
Lubang perforasi diperlebar dengan cara membuka-
menutup ujung perforator beberapa kali dalam arah
tegak lurus 900 hingga lubang perforasi berbentuk
irisan silang
Perforator dikeluarkan dengan lindungan tangan
kiri
Ekstraksi kepala dengan cunam Muzeaux 2 buah
atau kranioklas Braun
Jepit kulit kepala dengan 2 cunam Muzeaux
Tarikan searah sumbu panggul sambil mengikuti
putaran paksi dalam
Setelah kepala lahir, badan janin dilahirkan
sebagaimana biasanya
Pada letak sungsang kraniotomi dibuat pada
foramen magnum yang dapat dikerjakan dari arah
belakang atau dari arah muka dibawah mulut
20 Cara melakukan Dekapitasi:
Janin letak lintang disertai dengan tangan
menumbung, maka tangan yang menumbung ini
diikat dengan tali lebih dahulu dan ditarik ke arah
bokong oleh seorang asisten
Masukkan tangan yang dekat dengan leher janin ke
dalam jalan lahir dan langsung mencekam leher
Ibu jari berada di depan leher dan jari lain berada di
belakangnya
Tangan yang lain memasukkan pengait Braun ke
dalam jalan lahir dengan ujungnya menghadap ke
bawah
21
Pengait ini dimasukkan dengan cara menelusuri
tangan dan ibu jari penolong yang berada di leher
dan pengait dikaitkan leher
Leher janin mula-mula ditarik kuat ke bawah dan
diputar ke arah kepala janin, sehingga tulang leher
patah. Saat yang bersamaan seorang asisten
menekan kepala
Putuskan jaringan lunak dengan gunting Siebold
Badan janin dilahirkan lebih dahulu dengan
menarik tangan janin
Kepala janin dilahirkan secara Mauriceau
21 Cara melakukan Kleidotomi:
Masukkan satu tangan ke dalm jalan lahir dan
langsung memegang klavikula terendah (klavikula
posterior)
Tangan lain memotong klavikula dengan gunting
Siebold hingga patah, bersamaan dengan itu kepala
janin ditekan dengan kuat oleh seorang asisten
22 Cara melakukan Eviserasi-Eksenterasi:
Masukkan satu tangan ke dalam jalan lahir
Ambil tangan janin dan dibawa keluar vagina
Lengan janin ditarik ke bawah menjauhi perut janin
Pasang spekulum pada dinding vagina bawah
Gunting dinding toraks atau dinding abdomen
hinggan menembus ronnga toraks atau abdomen
Dengan cunam abortus, melalui lubang tembus
dikeluarkan organ-organ visera
Pada letak lintang badan janin dilahirkan dengan
versi ektraksi
22
23 Cara melakukan Spondilotomi:
Masukkan salah satu tangan ke dalam jalan lahir
Pasang spekulum pada vagina
Dengan gunting Siebold dan dengan lindungan
tangan yang di dalam, ruas-ruas tulang belakang
langsung dipotong hingga terputus
Potong bagian perut janin dengan memakai gunting
Siebold, sehingga seluruh badan janin terpisah 2
Lahirkan bagian bawah janin lebih dahulu dengan
menarik kedua kaki
Lahirkan bagian tubuh atas janin
24 Cara melakukan pungsi hidrosefalus:
Pada pembukan lebih dari 4 cm, pasang spekulum
Jepit kulit kepala dengan cunam Willett/cunam
Muzeaux
Tusukkan jarum pungsi spinal denga ukuran 16/18
tang disambung pada alat suntik pada sutura/ubun-
ubun kepala janin
Lakukan aspirasi sedikit untuk membuktikan benar
atau tidaknya cairan otak yang keluar
Kemudian alat suntik dilepas dari jarum pungsi
sehingga cairan otak mengalir keluar
DEKONTAMINASI
25 Sementara masih menggunakan sarung tangan,
masukkan bahan dan instrumen yang telah
dipergunakan ke dalam wadah yang mengandung
larutan klorin 0,5% dan direndam selama 10 menit
26 Buang bahan habis pakai ke dalm tempat sampah
23
yang tersedia mengandung larutan klorin 0,5%
27 Masukkan sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%,
kemudian dilepaskan secara terbalik dan rendam
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
CUCI TANGAN PASCA TINDAKAN
28 Setelah melepas sarung tangan, cuci tangan kembali
dengan sabun dibawah air mengalir
29 Keringkan tangan dengan handuk yang bersih
PERAWATAN PASCA TINDAKAN
30 Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan
tindakan dan instruksi apabila diperlukan
31 Catat kondisi pasien pasca tindakan dan dibuat laporan
tindakan di dalam kolom yang tersedia pada catatan
medik pasien
32 Buat instruksi pengobatan lanjutan dan hal-hal penting
yang memerlukan pemantauan ketat
33 Beritahukan pada pasien dan keluarganya bahwa
tindakan telah selesai dilaksanakan dan pasien masih
memerlukan perawatan
34 Bersama petugas yang akan melakukan perawatan,
jelaskan perawatan apa yang masih diperlukan, lama
perawatan serta laporkan pada petugas jika ada
keluhan/gangguan pasca tindakan
35 Tegaskan pada petugas yang merawat untuk
menjalankan instruksi perawatan dan pengobatan serta
24
laporkan segera bila pada pemantauan lanjut
ditemukan perubahan-perubahan seperti yang ditulis
dalam catatan pasca tindakan
25
BAB III
KESIMPULAN
Embriotomi merupakan suatu persalinan buatan dengan cara merusak atau
memotong bagian-bagian tubuh janin agar dapat lahir pervaginam, tanpa melukai
ibu. Sebelum keputusan untuk melakukan embriotomi diambil, pertimbangkan
antara keuntungan dan risiko komplikasi yang mungkin terjadi, kemungkinan
terjadi perlukaan jalan lahir, cedera traktus urinarius/digestivus, rupture uteri,
atonia uteri dan infeksi harus dipikirkan. Disamping menilai kondisi ibu dan
menyingkirkan kemungkinan kontraindikasi, dan persiapan sebelum tindakan
harus dipertimbangkan sebelum pengambilan keputusan untuk melakukan
embriotomi.
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Douglas GR, Stromme WB: Operative Obstetrics, Appleton-Century-
Crofts, Inc New York, 1963
2. Konsorsium Ilmu Kesehatan: Modul “Safe Motherhood” Dalam
Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Di Indonesia, Jakarta, 1997
3. Husodo L: Pembedahan Vaginal Dengan Merusak Janin dalam ILMU
KEBIDANAN (ed) edisi ke 3 YBPSP, Jakarta, 1997
4. Martius G: Operative Obstetrics:Indication and Techniques, George
Thieme Verlag Rudigerstrabe, stuttgart, 1980
5. Myerscough PR: Munro Kerr’s Operative Obstetrics 9th ed, A Bailliere
Tindal, London, 1978
6. Supono: Ilmu Kebidanan Bagian Tindakan, Palembang, 1983
27