FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · 2019-03-04 · terutama terkait jodoh dengan...
Transcript of FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · 2019-03-04 · terutama terkait jodoh dengan...
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN TINGKAT
STRES PADA MAHASISWA PERANTAU TAHUN PERTAMA
DI YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
KEVIN ADIAN
NIM : 149114150
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“Love the life you live, live the life
you love.”
-Bob Marley-
“Serahkanlah segala
kekuatiranmu kepada-Nya,sebab
Ia yang memelihara kamu”
(1 Petrus 5:7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada:
Tuhan Yesus yang selalu memberikan saya ketabahan, ketekunan,
kekuatan,ketenangan dan berkat yang melimpah sehingga saya bisa
menyelesaikan karya ini.
Keluarga yang saya cintai, yaitu Papi, Mami, Andre, dan Lia yang selalu memberi
dan memfasilitasi saya dengan cinta, dukungan dan doa supaya saya bisa
menyelesaikan karya ini.
Ibu Diana Permata Sari, S. Psi., M. Sc. yang selalu memberikan saya pencerahan,
semangat dan rela meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada
saya agar saya dapat menyelesaikan karya ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERhIYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuatkarya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan
daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah'
Yogy akafia, 8 Febru an 2019
Peneliti,
Kevin Adran
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN TINGKAT STRES PADA
MAHASISWA PERANTAU TAHUN PERTAMA DI YOGYAKARTA
Kevin Adian
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan tingkat stres
pada mahasiswa perantau tahun pertama di Yogyakarta. Hipotesis dalam penelitian ini adalah
terdapat hubungan antara efikasi diri dengan tingkat stres pada mahasiswa perantau tahun
pertama. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan analisis
korelasional untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut. Responden dalam penelitian
ini adalah 200 mahasiswa perantau tahun pertama dan menggunakan purposive sampling
untuk menentukan sampel. Alat yang digunakan peneliti adalah skala Generalized Self-
Efficacy Scale (GSES) dan The Inventory of College Students’Recent Life Experiences
(ICSRLE) yang telah diadaptasi. Skala tersebut telah melewati tahap uji coba dengan
koefisien reliabilitas (𝛼 = 0,867) pada skala GSES dan (𝛼 = 0,926) pada skala ICSRLE. Hasil
uji korelasi product moment antara efikasi diri dengan tingkat stres adalah r = -0,184 (p =
0,005) sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima. Kesimpulan dalam penelitian ini
adalah terdapat hubungan yang negatif antara efikasi diri dengan tingkat stres pada
mahasiswa perantau tahun pertama.
Kata kunci: efikasi diri, tingkat stres, mahasiswa perantau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE CORRELATION BETWEEN SELF-EFFICACY WITH
STRESS LEVEL ON FIRST-YEAR SOJOURNER COLLEGE STUDENTS IN
YOGYAKARTA
Kevin Adian
ABSTRACT
This research aimed to discover the relationship between self-efficacy and stress level on
first-year sojourner college students in Yogyakarta. This research hypothesized that there is a
correlation between self-efficacy and stress level on first-year sojourner college students in
Yogyakarta. This research used a quantitative method with a correlational approach to
examine the relationship between the two variables. The respondents in this research were
200 first-year sojourner college students and uses purposive sampling to determine the
sample. The researcher used two adapted scales: Generalized Self-Efficacy (GSES) and The
Inventory of College Students’Recent Life Experiences (ICSRLE). The scales have been
tested with a reliability coefficient of (𝛼 = 0,867) on GSES and (𝛼 = 0,926) on ICSRLE. The
result of product moment correlation between self-efficacy and stress level (r = -0.184, p =
0.005) showed that the hypothesis in this research was accepted. Therefore, it can be
concluded that there is a negative correlation between self-efficacy and stress level on first-
year sojourner college students in Yogyakarta.
Keywords: self-efficacy, stress level, sojourner college students
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAII
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Kevin Adian
NomorMahasiswa : 149114150
Demi pengernbangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
HUBUNGAI\ ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN'TII{GKAT STRES
PADA MAHASISWA PERANTAU TAHUN PERTAMA DI
YOGYAKARTA
Dengan dernikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan dan mengalihkan dalam bentuk media lain, serta
mengelolanya di intemet atau media lain untuk kepentingan akadernis tanpa perlu
meminta ijin dari saya meupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di Yogy*arta
Pada tanggal 8 Februai 2019
Yang Menyatakan,
(Kevin Adian)
1X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan ketabahan, ketekunan, kekuatan, ketenangan dan berkat yang
melimpah kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan karya skripsi
yang berjudul “Hubungan antara Efikasi Diri dengan Tingkat Stres pada
Mahasiswa Perantau Tahun Pertama di Yogyakarta dengan baik dan lancar.
Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah memberikan dukungan dan bantuan baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk menyelesaikan karya ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Monica Eviandaru M., M.App. Psych., Ph.D selaku Ketua Program
Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Dr. Tjipto Susana, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah bersedia memberikan semangat dan dukungan kepada
penulis selama penulisan skripsi dan menempuh pendidikan di
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Diana Permata Sari, S.Psi., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang selalu sabar, baik, mengerti, memahami, membantu dan
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan, saran
serta arahan bagi penulis dalam proses penyelesaian karya skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
Terima kasih juga penulis ucapkan karena sudah mendengarkan
curhatan penulis tentang kehidupan dan memberikan nasihat-nasihat
tentang kehidupan. Pokoknya, IBU THE BEST :D
5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang
telah memberikan ilmu dan pengalaman. Penulis bersyukur dapat
memperoleh ilmu yang banyak di Psikologi dan manfaat untuk penulis
dalam melanjutkan studi.
6. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma yang telah membantu penulis dalam admnistrasi akademik.
7. Papi dan Mami yang selalu mendoakan penulis agar dapat
menyelesaikan studinya dan memberikan dukungan baik secara
langsung maupun tidak langsung kepada penulis. Tanpa dukungan
Papi dan Mami, penulis tidak dapat menyelesaikan studinya dengan
baik dan lancar. Terima kasih juga atas kesabaran dan kebaikannya
sehingga penulis memiliki semangat untuk segera menyelesaikan
studinya.
8. Andre dan Lia selaku saudara kandung dari penulis. Terima kasih atas
dukungan, kasih sayang, saran dan semangat yang tak henti-henti
diberikan untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan semangat dan baik.
9. Teman-teman angkatan 2014, terima kasih atas pertemanan kita
selama ini. Semoga kita diberikan kesuksesan kedepannya dan dapat
bertemu kembali di lain kesempatan. Tetap semangat buat semuanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
10. Teman-teman Psikologi Kelas E 2014 dan The only one Kelas E yang
pernah ada, terima kasih atas dinamikanya selama ini. Susah dan
senang pernah kita jalani bersama sehingga membuat penulis sangat
bersyukur karena itu. Semoga sukses dan sampai bertemu di lain
kesempatan dengan kesuksesan masing-masing. MANDIRI
MENGHIDUPI!!!
11. Teman-teman “WR SIK” yakni Aang, Abi, Aji, dan Bima, terima
kasih telah memberikan dukungan dan kebahagiaan tanpa henti kepada
penulis. Terima kasih juga sudah membantu penulis yang sering
berkeluh kesah dalam menyelesaikan skripsi dan kehidupan ini
terutama terkait jodoh dengan semangat dan dinamika kita selama ini.
Tetep Solidd gaesss!!!
12. Sahabat penulis yakni Jericho dan Joshua, terima kasih atas dukungan
selama ini. Penulis senang dan bersyukur bisa bertemu dengan kalian.
Terima kasih juga dukungannya untuk penulis agar segera
menyelesaikan studinya. Semangat kalian berdua dan segeralah
menyusul Brother!!!
13. Sahabat penulis yakni Gita Prati dan Deo, Terima kasih atas perhatian
dan dukungannya selama ini. Terima kasih juga saran dan nasihat-
nasihat yang kalian berikan agar penulis dapat menyelesaikan
studinya. Terima kasih lagi karena sudah mau mendengar curahan hati
penulis. Tetap TAHEK gitt dan jangan lelah yaa dengerin curhatankuu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
The best lah pokoknya kamu. Jngn lupa pakai Jumpernya selalu Deo
:D, YOSHH!!
14. Teman-teman “Keluh Kesah Skripsi” yakni Wulan, Ocha, Dwina,
Joste, Linda, Vina, Dea, Vanny, Ayu, dan Intan, Terima kasih atas
dinamikanya dan dukungannya selama ini untuk penulis. Terima kasih
juga sudah mendengarkan curhatan penulis mengenai skripsinya dan
semangat yang kalian berikan untuk penulis. Penulis bersyukur dapat
berdinamika bersama dengan kalian semua dan semoga kalian dapat
segera menyusul yaaa, BU DIANA SQUAD!!!
15. Teman-teman “Sekawan”, yakni Angela Iva, Dhanis, dan Angela
Chrisma, terima kasih sudah menemani penulis dalam kegalauannya
dengan skripsi. Terima kasih juga atas canda dan tawa selama ini yang
membuat penulis semangat kembali untuk segera menyelesaikan
skripsi. Pokoknya mantap kalilahhh kaliannnn!!!
16. Christian Kevin, Calvin, Fiyo,Teguh, Yus, Aji, dan Felix, terima kasih
atas dedikasi dan dukungan kalian untuk penulis. Penulis bersyukur
dapat berdinamika bersama dengan kalian. Terima kasih juga sudah
mau meluangkan waktu dalam menemani penulis menyiapkan sidang
skripsi. Terima kasih lagi atas saran dan kritik untuk penulis. Mantap
kalilah kaliannn laeee dan sukses!!!
17. Teman-Teman DPMF 2017, yaitu Teguh, Ima, Hannah, Dito, Tika,
Villia, Sita, Pipin, Erick, Dian, Ryo, Lydia, Risty, Dhana, Bambang,
Novi, dan khususnya partnerku Gita Prati, Terima kasih atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
dinamikanya selama ini. Banyak hal yang kita lalui bersama baik sedih
maupun senang. Terima kasih atas pengalamannya dan sampai jumpa
di tahap selanjutnya dengan kesuksesan masing-masing.
18. Teman-teman KKN Kelompok 11 “Q3TELO, yaitu Oscar, Shinta,
Anas, Acha, Edo, Piki, dan Dian, Terima kasih atas dinamika kita
sebulan selama KKN. Banyak pengalaman berharga yang kudapat dan
bersyukur bisa bertemu dengan kalian semua. Terima kasih juga sudah
selalu mengingatkan aku bahwa aku harus segera lulus dan sudah
semester akhir. Semangat semuanyaa, semoga kita bisa bertemu di lain
kesempatan yaaa!!!
19. Teman-teman panitia KPU 2018, yaitu Dhana, Ibnu, Tya, Putri,
Venny, Jericho, Cila, Emma, Sherly, Dewi 18, Fany, Linda, Mars, Flo,
Nana, Janet, Stevi, Nio, Ancer, Joshua, Fira, Melin, Rafa, Ren, Wulan,
Reta, Cia, Trisna 18, Dini, Trisna 14, Irine, Efrem, Dewi 15, Tania,
Pipin, Aprin, Belinda, Arum, Derwin, Niken, Jovina, Shintiya,
Ariyani, Evelyne, dan Ayu, Terima kasih atas dinamikanya selama ini.
Terima kasih juga atas semangat dan selalu mengingatkan penulis
untuk segera menyelesaikan studinya. Semangat untuk kalian semua
dan maaf aku marah. LUNTHUT :D
20. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma. Terima kasih telah memberikan ilmu dan pengetahuan
kepada penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata
Dharma sebagai bekal untuk masa depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ini masih jauh dari kata
sempurna dan memiliki keterbatasan. Maka dari itu, penulis sangat terbuka pada
kritik dan saran dari pembaca untuk dapat menyempumakan karya ini. Akhir kata
penulis memohon maafjika terdapat kesalahan dan terima kasih.
Yogyakarta, 8 Februanz01rg
Kevin Adian
XV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................................... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH ............................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xx
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xxi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xxii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 11
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 11
1. Manfaat Teoritis ................................................................................................ 11
2. Manfaat Praktis ................................................................................................. 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................................... 13
A. Stres ....................................................................................................................... 13
1. Pengertian Stres ................................................................................................ 13
2. Pendekatan Stres ............................................................................................... 14
3. Penilaian Kognitif (Cognitive Appraisals)........................................................ 15
4. Hassles .............................................................................................................. 17
5. Dimensi Hassles................................................................................................ 17
6. Tingkat Stres ..................................................................................................... 19
7. Faktor-Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Stres ...................................... 20
B. Efikasi Diri............................................................................................................. 23
1. Pengertian Efikasi Diri ...................................................................................... 23
2. Dimensi Efikasi Diri ......................................................................................... 24
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri .............................................. 25
4. Dampak Efikasi Diri ......................................................................................... 27
C. Mahasiswa ............................................................................................................. 29
1. Tahap Perkembangan ........................................................................................ 29
2. Pengertian Mahasiswa ...................................................................................... 30
3. Mahasiswa Perantau.......................................................................................... 31
D. Dinamika Hubungan .............................................................................................. 32
E. Skema Penelitian ................................................................................................... 37
F. Hipotesis Penelitian ............................................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................................. 39
A. Jenis Penelitian .................................................................................................... 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
B. Identifikasi Variabel Penelitian ........................................................................... 39
C. Definisi Operasional............................................................................................ 40
1. Efikasi Diri ..................................................................................................... 40
2. Stres ................................................................................................................ 40
D. Responden Penelitian .......................................................................................... 41
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data .................................................................. 42
1. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 42
2. Alat Pengumpulan Data .................................................................................. 42
F. Daya Diskriminasi Item ...................................................................................... 45
G. Validitas dan Reliabilitas Skala Penelitian ......................................................... 46
1. Generalized Self-Efficacy Scale (GSES) ........................................................ 46
2. The Inventory of College Students’ Recent Life Experiences (ICSRLE) ....... 47
H. Metode Analisis Data .......................................................................................... 48
1. Uji Asumsi ...................................................................................................... 48
2. Uji Hipotesis ................................................................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................. 50
A. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................................ 50
B. Deskripsi Responden Penelitian .......................................................................... 50
C. Deskripsi Data Penelitian .................................................................................... 52
D. Hasil Penelitian ................................................................................................... 54
1. Uji Asumsi ...................................................................................................... 54
2. Uji Hipotesis ................................................................................................... 56
E. Analisis Tambahan .............................................................................................. 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
F. Pembahasan ......................................................................................................... 57
BAB V KESIMPULAN .................................................................................................. 63
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 63
B. Keterbatasan Penelitian ....................................................................................... 63
C. Saran .................................................................................................................... 64
1. Mahasiswa Perantau ....................................................................................... 64
2. Penelitian Selanjutnya .................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 66
LAMPIRAN .................................................................................................................... 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. : Kerangka Konseptual Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan
Tingkat Stres
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. : Blueprint Generalized Self-Efficacy Scale (GSES)
Tabel 2. : Blueprint The Inventory of College Students’Recent Life
Experiences (ICSRLE)
Tabel 3. : Usia Responden Penelitian
Tabel 4. : Jenis Kelamin Responden Penelitian
Tabel 5. : Daerah Asal Responden Penelitian
Tabel 6. : Deskripsi Data Statistik Penelitian
Tabel 7. : Pengkategorian Data Penelitian
Tabel 8. : Pengkategorian Data Penelitian Skala Efikasi Diri
Tabel 9. : Pengkategorian Data Penelitian Skala Stres
Tabel 10. : Uji Normalitas Efikasi Diri dan Stres
Tabel 11. : Uji Linearitas Efikasi Diri dan Stres
Tabel 12. : Uji Hipotesis Efikasi Diri dan Stres
Tabel 13. : Hasil Uji Beda Tingkat Stres Mahasiswa dari Luar Pulau Jawa
dan Pulau Jawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Perizinan Skala
Lampiran 2 : Skala Survey Online
Lampiran 3 : Skala Penelitian
Lampiran 4 : Reliabilitas Skala
Lampiran 5 : Hasil Deskripsi Statistik Data Penelitian
Lampiran 6 : Uji Normalitas Data
Lampiran 7 : Uji Linearitas
Lampiran 8 : Uji Hipotesis
Lampiran 9 : Uji Independent Samples T Test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Yogyakarta merupakan kota yang dikenal sebagai kota pelajar. Terdapat
beberapa alasan yang membuat para pelajar dari berbagai daerah di Indoensia
tertarik untuk melanjutkan pendidikan di kota Yogyakarta. Pertama, jumlah
perguruan tinggi negeri ataupun swasta yang tersebar di Yogyakarta lebih
banyak dibandingkan dengan Palembang. Pangkalan Data Pendidikan Tinggi
(2018) menyebutkan bahwa pada tahun 2017/2018, terdapat empat perguruan
tinggi negeri dan 22 perguruan tinggi swasta yang terdapat di Yogyakarta
sedangkan Palembang yang memiliki dua universitas negeri dan 14 perguruan
tinggi.
Alasan kedua yaitu perguruan tinggi negeri dan swasta sendiri di
Yogyakarta rata-rata memiliki akreditasi yang baik sehingga hal ini dapat
menjadi salah satu alasan untuk melanjutkan pendidikan di Yogyakarta. Hal ini
dibuktikan dengan sebuah artikel yang menyebutkan bahwa sembilan
perguruan tinggi di Yogyakarta termasuk perguruan tinggi terbaik dalam
Webometrics (“Ranking web of universities”, 2018). Webometrics merupakan
lembaga yang mengukur kemajuan sebuah perguruan tinggi di Indonesia.
Terakhir, biaya hidup di Yogyakarta yang termasuk murah dan menjadi
daya tarik tersendiri bagi pelajar. Berdasarkan Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan No. 21 tahun 2016 menyebutkan bahwa upah minimum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
adalah upah bulanan terendah berupa upah tanpa tunjangan atau upah pokok
termasuk tunjangan tetap yang ditetapkan oleh gubernur sebagai jaring
pengaman. Kemudian penetapan upah minimum dilakukan oleh Gubernur
setiap tahun berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan memperhatikan
produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Menurut sebuah artikel, UMP
Yogyakarta termasuk terendah dibandingkan dengan kota dan provinsi lainnya
seperti Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dengan
jumlah Rp 1.454.154,- (Aziz, 2018). Hal ini membuat biaya hidup di
Yogyakarta termasuk murah dibandingkan provinsi lainnya dan menjadi daya
tarik para pelajar yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia untuk
melanjutkan pendidikan di Yogyakarta.
Merantau (Sojourner) adalah suatu proses yang dilakukan seseorang
untuk menetap di suatu tempat yang bukan merupakan tempat asalnya dan
tidak permanen dengan tujuan melakukan suatu perkerjaan seperti perjalanan
bisnis, tugas jurnalis, melanjutkan pendidikan, dan pekerjaan lainnya yang
cenderung tidak mengikat dalam jangka waktu yang lama (Siu, 1952).
Pengertian tersebut memiliki makna yang sama dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Naim (1979) yang mengatakan bahwa merantau merupakan
suatu proses meninggalkan kampung halaman dengan keinginan sendiri dalam
jangka waktu yang lama ataupun sebentar dengan tujuan mencari penghidupan,
menuntut ilmu, atau mencari pengalaman tetapi masih memiliki maksud untuk
kembali pulang. Menurutnya merantau merupakan kata yang berasal dan
terikat dengan suku Minangkabau sejak zaman dahulu (Naim, 1979).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Di Indonesia, merantau merupakan hal yang paling sering dilakukan oleh
warganya khususnya para pelajar. Tahun 2013 tercatat sekitar 310.860
mahasiswa dari 33 provinsi di Indonesia belajar di Yogyakarta. Dari jumlah
itu, 244.739 orang atau 78.7% adalah mahasiswa perantauan dari luar daerah
(“Pertahankan ‘Indonesia Mini’ di Yogyakarta”, 2013) sedangkan Jawa Timur
memiliki mahasiswa perantau sebanyak 5.000 di Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS), 24.000 di Universitas Brawijaya Malang, 50% lebih
mahasiswa perantau di Universitas Airlangga Surabaya dan 70% mahasiswa
perantau di Universitas Trunojoyo Bangkalan pada tahun 2014 (Faizal, 2014).
Mahasiswa perantau adalah seseorang yang tinggal sementara di suatu tempat
yang bukan merupakan tempat asalnya dan memiliki tujuan dalam hal
akademik dengan batas waktu tertentu (Cox, 1988). Hal ini membuat sebagian
besar kota Yogyakarta dipenuhi oleh mahasiswa perantau.
Dalam proses menjalani kehidupan perantau, mahasiswa perantau
tersebut harus menghadapi lingkungan baru dan berbeda dari daerah asalnya
seperti perbedaan bahasa, makanan, dan humor (Thurber & Walton, 2012).
Pada sebuah artikel disebutkan bahwa sembilan dari 10 (87%) mahasiswa
tahun pertama mengalami kesulitan dalam menghadapi aspek sosial dan
akademik di kehidupan universitas seperti terisolasi, menyeimbangkan
pekerjaan dan belajar, kesulitan finansial, dan hidup mandiri (Wakeford, 2017).
Terdapat 91% mahasiswa perempuan yang disurvei mengalami satu
permasalahan atau lebih, sedangkan 82% mahasiswa laki-laki yang disurvei
mengalami satu permasalahan atau lebih di kehidupan universitas. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
membuat mahasiswa rentan mengalami permasalahan pada tahun pertama di
kehidupan universitas dan mahasiswa perantau lebih mengalami permasalahan
pada tahun pertama karena tidak hanya beradaptasi dengan budaya yang baru
saja melainkan juga sistem akademik yang terdapat di universitas.
Mahasiswa tahun pertama memiliki prevalensi mengalami stres yang
lebih tinggi dibandingkan mahasiswa tahun kedua, ketiga, keempat, dan kelima
(Ross et al., 1999; Abdulghani et al., 2011). Hal ini disebabkan oleh transisi
yang tidak mudah dari sekolah menuju ke perguruan tinggi. Sebuah penelitian
yang dilakukan Hamilton dan Hamilton (2006) menunjukkan bahwa 20-25%
mahasiswa tahun pertama tidak menyelesaikan pendidikan di tahun keduanya
dan 20-30% akan keluar dari perguruan tinggi pada beberapa tahun selanjutnya
(dalam Boute et al., 2007). Hal ini disebabkan kesulitan dan stresor yang
dihadapi mahasiswa tersebut pada awal menjalani kehidupan di universitas.
Mahasiswa tahun pertama mengalami berbagai macam permasalahan yang
dapat menyebabkan penyesuaian diri yang rendah sehingga mahasiswa
tersebut meninggalkan universitas (Boute et al., 2007). Pada tahun 2012
terdapat 33 mahasiswa tahun pertama di Universitas Brawijaya yang
mengundurkan diri karena mengalami kegagalan dalam beradaptasi secara
akademik dan sosial pada awal semester (Risca, 2012).
Mahasiswa perantau menghadapi situasi yang baru pada tahun pertama
di perguruan tinggi seperti lingkungan dan sistem akademik yang baru. Dalam
dunia perkuliahan, mahasiswa perantau menghadapi cara pengajaran yang
berbeda, mencari sendiri referensi buku, persaingan lebih besar, lebih banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
tugas, gaya belajar yang berbeda, tugas yang banyak (Mudhovozi, 2012) dan
pengenalan peraturan terhadap sistem akademik (Adiwaty & Fitriyah, 2015).
Pada lingkungan sosial, mahasiswa yang meninggalkan kampung halaman
untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi yang berada di luar daerah
berpotensi mengalami kesepian karena individu tersebut harus tinggal jauh dari
keluarga (Nurayni & Supradewi, 2017). Kemudian perbedaan bahasa dan
budaya merupakan permasalahan utama yang dihadapi mahasiswa pendatang
sehingga menghambat komunikasi antara mahasiswa pendatang dengan
mahasiswa atau masyarakat lokal (Wijanarko & Syafiq, 2017). Penelitian yang
dilakukan oleh Shafira (2015) mengatakan bahwa hal-hal yang dirasakan oleh
mahasiswa perantau saat tinggal di perantauan antara lain yaitu, merasa sedih
dan rindu dengan keluarga di kampung halaman, merasa takut karena baru
pertama kali tinggal di perantauan, merasa kesepian, tidak betah, dan
ketidaksiapan untuk hidup mandiri.
Hal tersebut peneliti temukan di lapangan. Peneliti melakukan
wawancara kepada enam mahasiswa perantau tahun pertama di Universitas
Sanata Dharma. Empat dari enam mahasiswa perantau mengalami kesulitan
dalam beradaptasi dengan lingkungan seperti pergaulan dan bahasa. Salah satu
informan yang berasal dari Lampung mengatakan bahwa ia mengalami
kesulitan dalam berbaur dengan lingkungan baru karena topik pembicaraan dan
humornya berbeda, yaitu informan merasa bingung ketika temannya
menggunakan bahasa Jawa dalam obrolan dan bercanda. Selain itu, peneliti
juga melakukan wawancara pada suatu komunitas yang ada di Universitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Sanata Dharma. Peneliti juga menemukan sebuah komunitas di Universitas
Sanata Dharma khusus etnis Batak dan komunitas ini dinamakan “Sada
Pardomuan”, yang berarti satu keluarga. Selain sebagai tempat berkenalan
dengan mahasiswa yang beretnis Batak, komunitas ini juga sebagai support
group untuk membantu mahasiswa Batak dalam menghadapi permasalahan-
permasalahan yang terjadi. Kemudian peneliti melakukan wawancara kepada
salah satu mahasiswa Batak yang berada di komunitas tersebut. Mahasiswa
tersebut mengatakan bahwa komunitas ini membantu dirinya dalam mengenal
sesama mahasiswa beretnis Batak dan beradaptasi dengan lingkungan baru
seperti memberitahu kepada informan tersebut untuk tidak khawatir karena
orang-orang yang tinggal di Yogyakarta memiliki sikap yang terbuka dan
menerima terhadap perantau.
Culture shock digambarkan sebagai rasa kehilangan dalam hal teman,
status, profesi, dan ditolak atau menolak anggota dari budaya baru; terkejut,
rasa cemas, bahkan jijik dan rasa marah terhadap perbedaan budaya dan merasa
tidak mampu untuk bertahan di lingkungan baru (Furnham, 2004). Penelitian
yang dilakukan oleh Suryandari (2012) menunjukkan bahwa 15 dari 22
mahasiswa perantau yang berkuliah di Madura khususnya di Universitas
Trunojoyo Madura mengalami culture shock. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Pramithadewi dan Yanuvianti (2017), didapatkan hasil 83
mahasiswa perantau yang melanjutkan pendidikan di Universitas Islam
Bandung mengalami tingkat stres akulturatif tinggi dan rendah. Sebanyak 49
orang berada pada tingkat stres akulturatif tinggi (51%) dan sebanyak 34 orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
berada pada tingkat stres akulturatif rendah (49%). Selain itu, Devinta (2016)
menunjukkan bahwa delapan mahasiswa perantau yang merupakan mahasiswa
semester awal dan lanjut akan mengalami culture shock dan bentuk culture
shock yang dialami individu berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa
mahasiswa perantau rentan terkena culture shock.
Stres merupakan suatu kondisi yang dapat menganggu keadaan dirinya
karena hal tersebut melebihi kapasitasnya (Lazarus & Folkman, 1984). Dalam
menjelaskan stres, Sarafino (2014) membagi stres menjadi tiga pendekatan
yaitu, stres sebagai stimulus, stres sebagai respons, dan stres sebagai proses.
Stres sebagai stimulus merupakan kejadian-kejadian yang dialami individu dan
dapat memberikan dampak secara fisik dan psikologis individu (Sarafino,
2014). Hal ini disebut dengan stresor. Dalam kehidupan perguruan tinggi,
berbagai macam tuntutan sehari-hari yang dihadapi mahasiswa seperti
kesulitan dalam memenuhi standar akademik, memiliki tanggung jawab yang
cukup banyak, ketidakpuasan terhadap kampus, konflik dengan pasangan,
diabaikan atas kontribusi yang telah dilakukan, ditolak oleh lingkungan, dan
konflik dengan teman (Kohn, Lafreniere, & Gurevich, 1990). Stresor sehari-
hari yang dihadapi individu disebut dengan hassles. Hassles merupakan
tuntutan sehari-hari di lingkungan yang menyulitkan, menjengkelkan, dan
membuat frustasi seperti kemacetan, cuaca yang buruk, berargumen,
kekecewaan, dan keprihatinan terhadap finansial (Kanner et al., 1981;
Seaward, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Dalam menghadapi suatu situasi, salah satu penilaian yang dilakukan
adalah penilaian terhadap lingkungan tersebut apakah mengancam atau
menantang diri kita (Lazarus & Folkman, 1984). Lingkungan dikatakan
mengancam ketika individu tersebut memiliki stres yang tinggi dan lingkungan
dikatakan sebagai tantangan ketika individu tersebut memiliki stres yang
rendah (Feldman, 2016). Terdapat tiga tingkatan stres yang dihadapi seseorang,
yaitu stres yang rendah, sedang, dan tinggi (Priyoto, 2014).
Efikasi diri merupakan keyakinan seseorang untuk mampu menghadapi
kejadian yang terdapat di lingkungannya (Bandura, 2001). Efikasi diri
memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan seseorang
akan mampu mencapai potensi dirinya yang optimal apabila didukung dengan
efikasi diri (Rustika, 2012). Salah satu aspek kehidupan yang dipengaruhi
adalah prestasi dan Bandura (1997) mengatakan bahwa efikasi diri memiliki
peran yang sangat besar terhadap prestasi individu dalam kemampuan
matematika dan menulis (Bandura, 1997). Penelitian yang dilakukan oleh
Sanders dan Woolley (2005) menunjukkan bahwa pengasuhan anak ditentukan
dari efikasi diri orangtua dalam menentukan pengasuhan apa yang akan
diterapkan (dalam Rustika, 2012).
Individu yang yakin dapat mengendalikan ancaman yang ada cenderung
memiliki kecemasan yang rendah dan individu yang tidak yakin dapat
mengendalikan ancaman yang ada cenderung memiliki kecemasan yang tinggi
(Bandura, 1994). Kemudian individu dengan efikasi diri yang tinggi
menginterpretasi tuntutan lingkungan sebagai tantangan daripada ancaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
(Jerusalem & Mittag, 1995). Jerusalem dan Mittag (1995) menyebutkan bahwa
efikasi diri dapat membantu menghadapi pengalaman-pengalaman yang buruk,
emosi yang negatif, dan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh proses
selama beradaptasi (dalam Bandura, 1997) Selain itu, efikasi diri yang tinggi
membuat individu menghadapi tuntutan yang menimbulkan stres dengan
percaya diri, termotivasi, dan menganggap hal tersebut positif dan begitu juga
sebaliknya. Bandura (2001) menyebutkan bahwa dampak efikasi diri
memberikan pengaruh terhadap proses kognitif, motivasi, afeksi, dan seleksi.
Efikasi diri memiliki peran dalam mengendalikan stresor yang dihadapi
individu sehingga individu yang memiliki efikasi diri tinggi dapat
mengendalikan stresor yang dihadapi dan memiliki stres yang rendah
(Bandura, 2001). Salah satu informan yang berasal dari Bali mengatakan
bahwa stresor-stresor yang muncul pada saat beradaptasi di lingkungan baru
merupakan hal yang harus dihadapi dan tantangan bagi semua perantau
sehingga informan tidak mengalami permasalahan yang berarti pada saat
proses beradaptasi di lingkungan yang baru
Chemers, Hu, dan Garcia (2001) mengatakan bahwa efikasi diri
merupakan prediktor yang kuat dalam menjelaskan prestasi dan harapan pada
mahasiswa tahun pertama. Mahasiswa yang yakin dengan kemampuannya
dalam menghadapi tugas-tugas akademik cenderung memiliki prestasi yang
lebih baik daripada mahasiswa yang kurang yakin dengan kemampuannya
(Chemers, Hu, & Garcia, 2001). Efikasi diri juga memiliki dampak yang positif
pada Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada mahasiswa tahun pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
(Zajacova, Lynch, & Espenshade, 2005). Mahasiswa yang memiliki efikasi diri
yang tinggi cenderung dapat beradaptasi lebih baik di universitas serta melihat
tuntutan dari sebuah situasi dan transisi dari sekolah menuju kuliah sebagai
tantangan daripada ancaman (Morton, Mergler, & Boman, 2013). Efikasi diri
yang tinggi juga dapat membantu bertahan dalam menghadapi kesulitan dan
mendorong individu menjadi berprestasi (Hsieh, Sullivan, & Guerra, 2007).
Hubungan antara efikasi diri dengan tingkat stres pada mahasiswa tahun
pertama sudah pernah diteliti sebelumnya. Terdapat hubungan yang negatif
antara stres dengan efikasi diri dalam akademik pada mahasiswa tahun pertama
(Zajacova, Lynch, & Espenshade, 2005). Penelitian lain juga mendukung
pernyataan tersebut. Sim dan Moon (2015) mengatakan bahwa mahasiswa
dengan efikasi diri yang tinggi dalam akademik akan memiliki stres yang lebih
rendah dan memiliki penyesuaian yang lebih baik dalam kehidupan
perkuliahan. Kemudian Siddiqui dan Shilpa (2018) serta Prasad (2017)
mengatakan bahwa efikasi diri memiliki hubungan yang negatif dengan tingkat
stres pada mahasiswa. Efikasi diri juga merupakan salah satu prediktor yang
tepat untuk mengukur tingkat stres yang dialami mahasiswa (Saleh, Camart, &
Romo, 2017). Namun terdapat penelitian yang dilakukan Dwyer dan
Cummings (2001) serta Kubiak (2014) yang mengatakan bahwa tidak terdapat
hubungan yang negatif dan signifikan antara efikasi diri dengan stres.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, terdapat perbedaan hasil peneliti
ingin meneliti kembali hubungan antara efikasi diri dengan tingkat stres karena
terdapat penelitian yang memiliki kesimpulan yang berbeda. Kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
peneliti menggunakan responden yang berbeda dari penelitian sebelumnya,
yaitu mahasiswa perantau karena hal ini belum banyak ada di Indonesia dan
mahasiswa perantau menghadapi lebih banyak permasalahan seperti rentan
mengalami culture shock (Devinta, 2016; Pramithadewi & Yanuvianti, 2017;
Suryandari, 2012) dan menghadapi sistem cara pengajaran yang berbeda
(Mudhovozi, 2012).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat
hubungan antara efikasi diri dengan tingkat stres pada mahasiswa perantau
tahun pertama di Yogyakarta?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat
hubungan antara efikasi diri dengan tingkat stres pada mahasiswa perantau
tahun pertama di Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Manfaat penelitian ini secara teoretis adalah untuk menambah dan
memperluas wawasan pembaca mengenai hubungan efikasi diri dengan
tingkat stres mahasiswa perantau di bidang psikologi khususnya psikologi
klinis dan pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pembaca terutama mahasiswa perantau, penelitian ini diharapkan
mampu memberikan informasi mengenai hubungan efikasi diri dengan
tingkat stres mahasiswa dalam menghadapi kehidupan perantauannya.
b. Hasil penelitian ini juga dapat memberikan wawasan kepada instansi
pendidikan terkait mengenai hubungan efikasi diri dengan tingkat stres
pada mahasiswa perantau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Stres
1. Pengertian Stres
Secara psikologis, stres merupakan suatu hubungan tertentu antara
individu dengan lingkungannya yang dilihat sebagai hal yang melebihi
kapasitas dan membahayakan kesejahteraan diri individu tersebut (Lazarus
& Folkman, 1984). Kemudian Sarafino (2012) mengatakan bahwa stres
merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh interaksi individu dengan
lingkungannya yang membuat individu merasa adanya kesenjangan antara
tuntutan situasi dengan sumber-sumber daya sistem biologis, psikologis,
dan sosial dari individu tersebut. Selain itu Selye (1976) mengatakan bahwa
stres merupakan respons non-spesifik yang terdapat dalam tubuh untuk
menghadapi berbagai macam tuntutan, baik itu tuntutan yang
menyenangkan atau menyakitkan (dalam Seaward, 2011).
Dari pengertian stres yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa stres merupakan respons individu terhadap
lingkungannya yang terdapat kesenjangan antara tuntutan situasi dengan
kemampuan individu tersebut yang dapat mendukung maupun
membahayakan kesejahteraan dirinya. Kemudian stres dikonseptualisasikan
menjadi tiga pendekatan untuk menjelaskan konsep stres.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2. Pendekatan Stres
Sarafino (2014) mengkonseptualisasikan stres menjadi tiga
pendekatan, yaitu stres sebagai stimulus, stres sebagai respon, dan stres
sebagai proses.
a. Stres sebagai stimulus
Stres sebagai stimulus merupakan kejadian-kejadian atau situasi
yang menantang dan dapat memberikan dampak secara fisik dan
psikologis pada individu (Sarafino, 2014). Contohnya adalah ketika kita
memiliki pekerjaan yang menuntut atau mengalami penyakit arthritis
serta kehilangan anggota keluarga. Hal ini disebut dengan stressors.
b. Stres sebagai respon
Stres sebagai suatu respons atau reaksi individu ketika menghadapi
lingkungan yang menimbulkan stres. Respons yang muncul dapat berupa
jantung yang berdebar, mulut menjadi kering dan berkeringat. Hal ini
disebut dengan strain.
c. Stres sebagai proses
Hal ini merupakan interaksi individu dengan lingkungannya yang
saling mempengaruhi satu sama lain. Stres tidak hanya dilihat sebagai
stimulus atau respons melainkan sebuah proses individu menjadi agen
yang aktif dalam mempengaruhi dampak dari stresor yang dihadapi
melalui perilaku, kognitif, dan emosional.
Dalam memahami berbagai kondisi individu, kita harus menggunakan
proses kognitif ketika kita menghadapi sesuatu dan reaksi kita, dan faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
yang dapat mempengaruhi hal ini. Jika kita tidak menyadari proses ini, kita
tidak akan bisa memahami berbagai kondisi manusia ( Lazarus & Folkman,
1984). Grinker dan Spiegel (dalam Lazarus & Folkman, 1984) mengatakan
bahwa penilaian pada suatu situasi memerlukan aktivitas mental seperti
pertimbangan, pembedaan, dan memilih sebuah aktivitas, berdasarkan
pengalaman masa lalu. Maka dari itu stres tidak terlepas dari proses kognitif.
3. Penilaian Kognitif (Cognitive Appraisals)
Penilaian kognitif merupakan sebuah proses yang dilakukan individu
untuk mengevaluasi tindakan tertentu terhadap lingkungan yang sedang
dihadapi apakah mengganggu kesejahteraan dirinya. Menurut Lazarus
(1986) terdapat dua macam dalam penilaian kognitif yaitu penilaian primer
(primary appraisals) dan penilaian sekunder (secondary aprraisal).
a. Primary Appraisals
Primary appraisal merupakan suatu cara yang dilakukan individu
dalam menilai suatu situasi yang sedang dihadapi. Dalam penilaian
primer, terdapat tiga bentuk yaitu irrelevant, benign-positive, dan
stressful. Ketika menghadapi lingkungan yang tidak memiliki dampak
terhadap kesejahteraan seseorang, maka hal tersebut termasuk dalam
kategori irrelevant. Kemudian benign-positive terjadi jika hasil yang
didapat positif dan dapat mempertahankan atau menguatkan
kesejahteraan seseorang. Penilaian ini memiliki karakteristik emosi yang
menyenangkan seperti kegembiraan, cinta, kebahagiaan, atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
kedamaian. Stressful termasuk harm/loss, threat, dan challenge. Dalam
harm/loss, terdapat kerusakan yang terjadi berulang-ulang, seperti cedera
atau penyakit yang melumpuhkan, memberikan kerusakan terhadap
harga diri atau sosial, atau kehilangan orang yang dicintai dan berharga.
Threat melibatkan ekspetasi terhadap hal yang membahayakan di masa
depan. Kemudian challenge berfokus pada potensi untuk bertumbuh
dengan menghadapi lingkungan dan memiliki karakteristik emosi yang
menyenangkan seperti hasrat, kebahagiaan, dan kegembiraan, sedangkan
threat berisi emosi negatif seperti rasa takut, cemas, dan marah.
b. Secondary Appraisals
Secondary appraisal merupakan suatu cara yang dilakukan
individu untuk menanggulangi stres. Ketika kita tidak memiliki sumber
daya yang cukup untuk menghadapi tuntutan yang ada, kita akan
mengalami stres. Sedangkan jika kita memiliki sumber daya yang cukup
untuk menghadapi tuntutan yang ada, kita akan mengalami sedikit atau
tidak ada stres.
. Dalam kehidupan sehari-hari, berbagai macam stresor yang dihadapi
oleh individu pada saat berinteraksi dengan lingkungan dan Primary
Appraisals membantu individu dalam menilai situasi yang sedang
dihadapinya apakah menjadi ancaman atau tantangan bagi dirinya (Lazarus
& Folkman, 1986). Stresor yang terjadi sehari-hari ini disebut dengan
hassles dan stresor ini dapat membuat individu merasa kesulitan, kesal dan
frustasi (Kanner et al., 1981)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
4. Hassles
Hassles merupakan tuntutan yang menyulitkan, menjengkelkan, dan
membuat frustasi seseorang. Tuntutan tersebut menggambarkan interaksi
sehari-hari seseorang dengan lingkungannya seperti kemacetan, cuaca yang
buruk, berargumen, kekecewaan, dan keprihatinan terhadap finansial (
Kanner et al., 1981). Kemudian Lazarus mendefinisikan hassles sebagai
interaksi yang terjadi sehari-hari dengan lingkungan, yang pada dasarnya
negatif (dalam Seaward, 2011).
Dari pengertian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa hassles merupakan tuntutan sehari-hari di lingkungan
yang menyulitkan, menjengkelkan, dan membuat frustasi seperti
kemacetan, cuaca yang buruk, berargumen, kekecewaan, dan keprihatinan
terhadap finansial.
5. Dimensi Hassles
Menurut Kohn, Lafreniere, dan Gurevich (1990), terdapat tujuh
dimensi dalam hassles, yaitu:
a. Developmental Challenge
Developmental Challenge merupakan tantangan yang dihadapi
individu dalam kehidupan di universitas seperti kesulitan dalam
memenuhi standar akademik, berjuang dengan keras untuk maju, dan
ketidakpuasan dengan kemampuan yang dimiliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
b. Time Pressure
Time Pressure merupakan aktivitas individu yang dipengaruhi oleh
tuntutan waktu seperti mengerjakan banyak hal dalam waktu yang
bersamaan, tidak memiliki waktu luang yang cukup dan memiliki
tanggung jawab yang cukup banyak.
c. Academic Alienation
Academic Alienation merupakan keadaan yang membuat individu
mengasingkan diri akibat hal yang berkaitan dengan akademik seperti
ketidakpuasan terhadap kampus, tidak menyukai pilihan studi, dan
mendapat pelajaran yang membosankan.
d. Romantic Problems
Romantic Problems merupakan permasalahan hubungan romantik
yang dihadapi oleh individu seperti konflik dengan pasangan dan
keputusan untuk membentuk hubungan yang intim.
e. Assorted Annoyances
Assorted Annoyances merupakan suatu keadaan yang
menyebabkan kemarahan individu seperti diabaikan atas kontribusi yang
telah dilakukan dan mendengar gosip tentang seseorang yang kita
sayangi.
f. General Social Mistreatment
General Social Mistreatment merupakan penganiayaan yang
dilakukan oleh orang lain terhadap diri individu seperti kesepian, ditolak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
oleh lingkungan, dimanfaatkan oleh orang lain dan dikucilkan dari
lingkungan sosial.
g. Friendship Problems
Friendship Problems merupakan permasalahan hubungan
pertemanan yang dihadapi oleh individu seperti dikecewakan dan
dikhianati teman serta konflik dengan teman.
6. Tingkat Stres
Stres tidak terlepas dari kehidupan manusia dan tidak ada individu
yang belum pernah mengalami stres. Stres dapat bermanfaat ataupun
merugikan bagi individu. Menurut Priyoto (2014), stres dibagi menjadi tiga
tingkat yaitu:
a. Stres Rendah
Stres yang rendah adalah stresor yang dihadapi setiap orang secara
teratur, seperti terlalu banyak tidur, kemacetan lalu lintas, kritikan dari
atasan. Situasi seperti ini biasanya berlangsung beberapa menit atau jam.
Stres yang rendah memiliki ciri-ciri seperti semangat meningkat,
penglihatan tajam, energi meningkat namun cadangan energinya
menurun, kemampuan menyelesaikan pelajaran meningkat, sering
merasa letih tanpa sebab, kadang-kadang terdapat gangguan sistem
seperti pencernaan, otot, dan perasaan tidak santai. Stres yang rendah
berguna karena dapat memacu seseorang untuk berpikir dan berusaha
lebih tangguh menghadapi tantangan hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
b. Stres Sedang
Stres yang sedang biasanya berlangsung lebih lama dari beberapa
jam sampai beberapa hari. Situasi perselisihan yang tidak terselesaikan
dengan rekan, anak yang sakit, atau ketidakhadiran yang lama dari
anggota keluarga merupakan penyebab stres sedang. Ciri-ciri individu
yang mengalami stres sedang adalah sakit perut, mules, otot-otot terasa
tegang, perasaan tegang, gangguan tidur, dan badan terasa ringan.
c. Stres Tinggi
Stres yang tinggi biasanya dialami individu selama beberapa
minggu sampai beberapa bulan. Stres yang berkepanjangan dapat
mempengaruhi kemampuan untuk menyelesaikan tugas perkembangan.
Stres yang tinggi memiliki ciri-ciri seperti sulit beraktivitas, gangguan
hubungan sosial, sulit tidur, negativistik, penurunan konsentrasi, takut
tidak jelas, keletihan meningkat, tidak mampu melakukan pekerjaan
sederhana, gangguan sistem meningkat, dan perasaan takut meningkat.
7. Faktor-Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Stres
Menurut Nevid, Rathus dan Greene (2005), terdapat enam faktor-
faktor psikologis yang mempengaruhi stres, yaitu :
a. Cara Coping Stres
Coping stres terbagi menjadi coping yang berfokus pada emosi
(emotion-focused coping) dan coping yang berfokus pada masalah
(problem-focused coping). Dalam Emotion-focused coping, individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
mengurangi dampak dari stresor yang dihadapi dengan cara menghindari
situasi tersebut. Coping ini tidak menghilangkan stresor atau membantu
individu dalam mencari cara untuk mengatasi stresor tersebut.
Sebaliknya pada problem-focused coping, individu mencari cara untuk
mengubah dan mengurangi stresor yang dihadapi. Penggunaan pada dua
jenis coping tersebut juga harus disesuaikan dengan keadaan yang sedang
terjadi.
b. Harapan Akan Efikasi Diri
Harapan akan efikasi diri berkaitan dengan harapan individu
terhadap kemampuannya dalam menghadapi tantangan, melakukan suatu
tindakan tertentu dengan terampil, dan menghasilkan perubahan yang
positif dalam kehidupan. Individu lebih mampu mengatasi stres yang
dihadapi jika memiliki kepercayaan dan keyakinan dalam diri yang lebih
baik.
c. Ketahanan Diri
Ketahanan diri ini membantu individu dalam mengatasi stres.
Terdapat tiga dasar yang membentuk ketahanan dalam diri individu,
yaitu komitmen, tantangan, dan mengendalikan hidup. Individu yang
memiliki ketahanan diri yang tinggi dapat lebih baik mengatasi stres serta
memiliki gejala sakit fisik dan depresi yang rendah dibandingkan
individu yang memiliki ketahanan diri yang rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
d. Optimisme
Optimisme merupakan keyakinan dalam diri individu dalam
memandang segala sesuatu dengan positif. Penelitian mengatakan bahwa
individu yang memiliki optimisme cenderung lebih cepat sembuh dari
penyakit dibandingkan individu yang pesimis. Individu yang pesimis
cenderung lebih mengalami kesulitan dibandingkan individu yang
optimis.
e. Dukungan sosial
Individu yang memiliki jaringan relasi yang luas, seperti memiliki
pasangan, teman dekat, dan berada pada kelompok sosial cenderung
memiliki hidup yang lebih lama dibandingkan individu dengan jaringan
relasi yang sempit. Jaringan relasi yang luas juga membantu individu
untuk menghadapi dan mengatasi stres.
f. Identitas Etnik
Individu yang memiliki kebanggaan terhadap ras atau identitas
etniknya lebih dapat mengatasi stres yang disebabkan oleh rasisme.
Sebaliknya pada individu yang terasingkan dari ras atau identitas
etniknya cenderung lebih merasakan dampak dari stres yang berujung
pada meningkatnya risiko mengalami permasalahan dalam kesehatan
secara fisik dan mental.
Penelitian ini menggunakan salah satu faktor yang mempengaruhi
stres yaitu harapan akan efikasi diri. Peneliti menggunakan faktor ini karena
mengatakan bahwa efikasi diri merupakan prediktor yang kuat dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
menjelaskan prestasi dan harapan pada mahasiswa tahun pertama (Chemers,
Hu, & Garcia, 2001) serta Jerusalem dan Mittag (1995) menyebutkan bahwa
efikasi diri dapat membantu menghadapi pengalaman-pengalaman yang
buruk, emosi yang negatif, dan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
proses selama beradaptasi (dalam Bandura, 1997) dan penelitian ini
berfokus pada mahasiswa perantau.
B. Efikasi Diri (Self-Efficacy)
1. Pengertian Efikasi Diri
Efikasi diri adalah suatu kepercayaan dalam diri individu bahwa
individu mampu melakukan tindakan yang diinginkan (Ogden, 2007).
Selain itu menurut Bandura (1997), efikasi diri merupakan keyakinan
seseorang untuk mampu menghadapi kejadian yang terdapat di
lingkungannya (dalam Feist & Feist, 2013). Schwarzer mengatakan bahwa
efikasi diri adalah keyakinan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas
atau mampu mengatasi berbagai macam rintangan (dalam Sarafino, 2012).
Efikasi diri tidak berkaitan dengan aktivitas motorik dasar seperti berjalan.
Kemudian efikasi juga tidak berarti bahwa kita melakukan perilaku tertentu
tanpa kecemasan, stres atau rasa takut. Individu dapat mempunyai efikasi
yang tinggi pada suatu hal dan efikasi yang rendah pada hal yang lain
sehingga efikasi diri bervariasi dari satu situasi ke situasi lain (Feist & Feist,
2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Dari pengertian efikasi diri yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa efikasi diri merupakan keyakinan dalam diri
individu untuk melakukan sesuatu aktivitas yang memiliki berbagai macam
rintangan didalamnya dan mampu mengatasinya.
2. Dimensi Efikasi Diri
Menurut Bandura (1997), terdapat tiga dimensi efikasi diri, yaitu:
a. Tingkat (Level)
Efikasi diri seseorang dapat dilihat melalui tingkat kesulitan tugas
yang dimiliki. Apabila individu menghadapi tugas-tugas yang disusun
berdasarkan tingkat kesulitannya, maka efikasi diri individu mungkin
akan terbatas pada tugas-tugas yang mudah, sedang, atau bahkan
meliputi tugas-tugas yang paling sulit, sesuai dengan batas
kemampuan yang dimiliki untuk memenuhi tuntutan perilaku
yang dibutuhkan pada masing-masing tingkat. Jika suatu aktivitas tidak
terdapat halangan dan mudah diatasi, maka aktivitas tersebut mudah
dilakukan dan semua individu akan memiliki efikasi yang tinggi dalam
menghadapi hal tersebut.
b. Generalisasi (Generality)
Generalisasi merupakan tingkat keluasan aktivitas yang dapat
dilakukan individu dengan kemampuannya. Apakah terbatas hanya
aktivitas tertentu atau serangkaian aktivitas yang dihadapi individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
c. Kekuatan (Strength)
Kekuatan merupakan tingkat keyakinan dalam individu untuk
menghadapi kesulitan dan halangan. Semakin kuat efikasi dalam dirinya,
semakin besar juga untuk melakukan suatu aktivitas dengan baik.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri
Menurut Bandura (dalam Feist & Feist, 2013), efikasi diri dapat
ditingkatkan atau berkurang berdasarkan empat sumber, yaitu pengalaman
menguasai sesuatu (mastery experiences), modeling sosial, persuasi sosial,
serta kondisi fisik dan emosional.
a. Pengalaman Menguasai Sesuatu (Mastery Experiences)
Hal ini merupakan performa masa lalu. Performa yang berhasil
akan meningkatkan ekspetasi mengenai kemampuannya sedangkan
kegagalan cenderung akan menurunkan ekspetasinya tersebut sehingga
pernyataan ini mempunyai dampak. Pertama, keberhasilan akan
meningkatkan efikasi diri secara proporsional dengan kesulitan dari
tugas tersebut, misalnya pemain tenis dengan kemampuan yang tinggi
akan mengalami sedikit peningkatan efikasi diri ketika mengalahkan
lawan yang dibawah kemampuannya. Namun akan meningkat lebih lagi
jika menghadapi lawan yang lebih superior. Kedua, tugas yang dapat
diselesaikan dengan baik oleh diri sendiri akan lebih efektif daripada
meminta bantuan dari orang lain. Ketiga, kegagalan akan menurunkan
efikasi diri mereka saat mereka tahu mereka sudah memberikan usaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
yang terbaik. Keempat, kegagalan dalam tekanan emosi yang tinggi tidak
terlalu merugikan diri dibandingkan kegagalan ketika kita memberikan
usaha yang maksimal. Kelima, kegagalan sebelum mengukuhkan rasa
menguasai sesuatu akan berpengaruh lebih buruk daripada kegagalan
setelahnya. Keenam terkadang kegagalan mempunyai dampak yang
sedikit terhadap individu yang mempunyai ekspetasi yang tinggi
terhadap kesuksesan.
b. Modeling Sosial
Hal ini merupakan suatu cara untuk meningkatkan efikasi diri
dengan mengobservasi pencapaian orang lain yang mempunyai
kompetisi yang setara, namun akan berkurang ketika kita melihat mereka
gagal. Saat orang lain tersebut memiliki kompetisi yang berbeda dengan
kita, maka akan mempunyai efek yang sedikit terhadap efikasi diri kita.
c. Persuasi Sosial
Hal ini merupakan suatu proses persuasi dari orang lain yang dapat
meningkatkan atau menurunkan efikasi diri. Namun individu tersebut
harus mempercayai pihak yang melakukan persuasi agar berdampak.
Kata-kata atau kritik dari sumber yang terpercaya lebih efektif
dibandingkan dengan sumber yang tidak terpercaya. Kemudian
meningkatkan efikasi diri melalui persuasi sosial, dapat menjadi efektif
bila kegiatan yang ingin didukung untuk dicoba berada dalam jangkauan
perilaku seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d. Kondisi Fisik dan Emosional
Hal ini merupakan kondisi fisiologis dan emosional dari seseorang.
Emosi yang kuat akan mengurangi performa; saat seseorang mengalami
ketakutan yang kuat, kecemasan yang akut, atau tingkat stres yang tinggi,
kemungkinan akan mempunyai ekspetasi efikasi yang rendah.
4. Dampak Efikasi Diri
Bandura (1994) mengatakan bahwa efikasi diri memiliki dampak
dalam tubuh manusia:
a. Proses Kognitif
Efikasi diri memiliki dampak pada proses kognitif individu.
Semakin kuat efikasi diri yang dimiliki, semakin tinggi juga tujuan yang
ingin dicapai dan komitmen yang dimiliki individu tersebut. Kemudian
individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi dapat menvisualisasikan
keberhasilan yang terdapat hal-hal positif didalamnya dan mendukung
keberhasilan tersebut. Sebaliknya pada individu yang memiliki keraguan
dengan efikasi diri yang dimiliki cenderung tinggal diam di situasi yang
dapat menyebabkan ketidakberhasilan.
Situasi yang menuntut membuat individu harus mengambil pilihan
yang tepat untuk menghadapinya. Individu yang memiliki efikasi diri
yang tinggi dapat tetap bertahan dalam menyelesaikan tugas. Kemudian
pada individu yang ragu dengan efikasi diri yang dimiliki, akan membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
pikiran individu tersebut tidak menentu dan kualitas kinerja yang
menurun.
b. Proses Motivasi
Dalam proses motivasi, efikasi diri memiliki pengaruh didalamnya.
Efikasi diri membantu individu dalam menentukan tujuan yang ingin
dicapai, seberapa besar usaha yang dikeluarkan, seberapa lama untuk
bertahan dalam menghadapi kesulitan, dan ketahanan diri ketika
menghadapi kegagalan. Individu yang ragu dengan dirinya sendiri
cenderung lebih cepat menyerah ketika menghadapi rintangan dan
kegagalan. Sebaliknya pada individu yang percaya dengan
kemampuannya cenderung berusaha lebih keras ketika gagal
menghadapi tantangan. Kegigihan yang kuat dapat membantu individu
dalam menyelesaikan suatu tugas.
c. Proses Afeksi
Keyakinan individu dengan kemampuan coping yang dimiliki
dapat mempengaruhi seberapa banyak stres dan depresi yang dialami
dalam situasi yang mengancam atau sulit. Efikasi diri juga memiliki
peran dalam mengendalikan stresor yang dihadapi individu. Individu
yang yakin dapat mengendalikan ancaman yang ada cenderung memiliki
kecemasan yang rendah dan individu yang tidak yakin dapat
mengendalikan ancaman yang ada cenderung memiliki kecemasan yang
tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Efikasi diri juga menjadi kunci untuk meregulasi pikiran yang
dapat menghasilkan stres dan depresi. Kemudian efikasi diri juga
memiliki fungsi untuk mengurangi kecemasan dan perilaku menghindari
permasalahan serta meningkatkan perilaku yang mendukung kesehatan
individu baik fisik maupun psikologis
d. Proses Memilih
Efikasi diri yang dimiliki individu dapat membentuk tujuan yang
ingin dicapai dengan mempengaruhi aktivitas dan lingkungan sekitar.
Individu menghindari aktivitas dan situasi yang di luar batas
kemampuannya dan memilih situasi yang dapat diatasi sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
Pemilihan karir adalah salah satu contoh dari kekuatan efikasi diri
dalam mempengaruhi jalan hidup seseorang. Semakin tinggi efikasi diri
yang dimiliki maka semakin luas pilihan-pilihan karir yang ingin
diambil, semakin tertarik, dan semakin baik dalam menyiapkan hal-hal
yang mendukung karir yang ingin diambil
C. Mahasiswa
1. Tahap Perkembangan
Pada tahap ini, mahasiswa termasuk pada tahapan emerging
adulthood, yaitu berusia 18-25 tahun (Arnett, 2000). Santrock (2014)
mengatakan bahwa tahapan ini merupakan tahapan seorang individu
melakukan eksplorasi dan bereksperimen serta hidup mandiri. Hal ini juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
sejalan dengan pendapat yang dikatakan oleh Arnett (2000) yang
mengatakan bahwa tahapan ini menggambarkan seorang individu yang
melakukan eksplorasi dalam hal cinta, pekerjaan, dan pandangan terhadap
dunia. Eksplorasi ini dilakukan seorang individu untuk mendapatkan
kejelasan identitas dan pengalaman hidup sebelum dibatasi oleh tanggung
jawab sebagai orang dewasa (Arnett, 2000).
Pada eksplorasi dalam hal cinta, individu lebih berfokus pada
menjalin hubungan yang intim dan serius (Arnett, 2000). Kemudian dalam
hal pekerjaan, individu mulai untuk menyadari bahwa pengalaman bekerja
merupakan hal yang penting untuk pekerjaan yang akan mereka lakukan
pada saat dewasa sehingga mencoba berbagai hal untuk mempersiapkannya
seperti menempuh pendidikan (Arnett, 2000).
Pada eksplorasi dalam pandangan terhadap dunia, Arnett (2000)
mengatakan bahwa individu membawa nilai-nilai yang dibawa sejak kecil
pada saat memasuki perguruan tinggi. Perguruan tinggi membantu individu
dalam mendalami berbagai macam sudut pandang dan akibatnya tidak
jarang individu mempertanyakan nilai-nilai yang ia bawa. Hal ini dapat
membantu individu tersebut dalam menemukan kejelasan dalam
identitasnya.
2. Pengertian Mahasiswa
Sarwono (Sianturi, 2005) mengatakan bahwa mahasiswa merupakan
setiap orang yang secara resmi telah terdaftar untuk mengikuti pelajaran di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
perguruan tinggi dengan batas usia sekitar antara 18-30 tahun dan
mahasiswa juga adalah suatu kelompok dalam masyarakat yang
memperoleh status karena memiliki ikatan dengan perguruan tinggi serta
merupakan seorang calon intelektual ataupun cendekiawan muda dalam
suatu lapisan masyarakat.
3. Mahasiswa Perantau
Perantau atau Sojourner adalah suatu proses yang dilakukan
seseorang untuk menetap di suatu tempat yang bukan merupakan tempat
asalnya dan tidak permanen dengan tujuan melakukan suatu pekerjaan
seperti perjalanan bisnis, tugas jurnalis, melanjutkan pendidikan, dan
pekerjaan lainnya yang cenderung tidak mengikat dalam jangka waktu yang
lama (Siu, 1952). Selain itu Naim (1979) mengatakan bahwa merantau
merupakan suatu proses meninggalkan kampung halaman dengan keinginan
sendiri dalam jangka waktu yang lama ataupun sebentar dengan tujuan
mencari penghidupan, menuntut ilmu, atau mencari pengalaman tetapi
masih memiliki maksud untuk kembali pulang. Dalam salah satu tujuan
merantau yang telah dipaparkan, terdapat tujuan untuk menuntut ilmu yang
berkaitan dengan pelajar khususnya mahasiswa. Mahasiswa perantau adalah
seseorang yang tinggal sementara di suatu tempat yang bukan merupakan
tempat asalnya dan memiliki tujuan dalam hal akademik dengan batas waktu
tertentu (Cox, 1988).
Furnham dan Bochner (1986) menyebutkan bahwa mahasiswa
perantau dihadapi berbagai macam permasalahan ketika berada pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
lingkungan baru seperti keterbatasan bahasa, prasangka, diskriminasi,
homesickness, dan kesepian (dalam Ward, Bochner, & Furnham, 2001).
Selain itu, mereka juga mengalami permasalahan yang sama dengan
mahasiswa yang bukan perantau seperti konflik identtitas terkait tugas
perkembangan, tantangan akademik, dan stresor-stresor yang berhubungan
dengan masa transisi ke perguruan tinggi.
Mahasiswa perantau juga tidak terlepas dengan stres akulturatif yang
diakibatkan karena perbedaan budaya. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Pramithadewi dan Yanuvianti (2017), didapatkan hasil 83
mahasiswa perantau yang melanjutkan pendidikan di Universitas Islam
Bandung mengalami tingkat stres akulturatif tinggi dan rendah. Sebanyak
49 orang berada pada tingkat stres akulturatif tinggi (51%) dan sebanyak 34
orang berada pada tingkat stres akulturatif rendah (49%) serta hal ini
disebabkan oleh perasaan rasa rindu terhadap kampung halaman, adanya
perasaan tertekan karena perubahan lingkungan, dan munculnya perasaan
gugup karena tidak menjadi bagian dari lingkungan.
D. Dinamika Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Tingkat Stres Pada
Mahasiswa Perantau Tahun Pertama
Menurut Bandura (1997), efikasi diri merupakan keyakinan seseorang
untuk mampu menghadapi kejadian yang terdapat di lingkungannya (dalam
Feist & Feist, 2013). Menurutnya dampak efikasi diri memberikan pengaruh
terhadap proses kognitif, motivasi, afeksi, dan seleksi. Dalam proses afeksi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
efikasi diri juga memiliki peran dalam mengendalikan stresor yang dihadapi
individu. Individu yang yakin dapat mengendalikan ancaman yang ada
cenderung memiliki kecemasan yang rendah dan individu yang tidak yakin
dapat mengendalikan ancaman yang ada cenderung memiliki kecemasan yang
tinggi (Bandura, 1994).
Mahasiswa perantau merupakan seseorang yang tinggal sementara di
suatu tempat yang baru dan memiliki tujuan dalam hal akademik dengan batas
waktu tertentu (Cox, 1998). Pada saat merantau, individu tersebut akan
menghadapi lingkungan dan sistem pendidikan yang baru. Lingkungan dan
sistem pendidikan yang baru ini dapat menghasilkan tuntutan-tuntutan di
lingkungan yang menyulitkan, menjengkelkan, dan membuat frustasi dan hal
ini disebut dengan hassles (Kanner et al., 1981).
Dalam menghadapi lingkungan baru, mahasiswa perantau harus
menjalani penyesuaian dan rentan mengalami Culture Shock (Devinta, 2016;
Pramithadewi & Yanuvianti, 2017; Suryandari, 2012). Culture shock
digambarkan sebagai rasa kehilangan dalam hal teman, status, profesi, dan
ditolak atau menolak anggota dari budaya baru; terkejut, rasa cemas, bahkan
jijik dan rasa marah terhadap perbedaan budaya dan merasa tidak mampu untuk
bertahan di lingkungan baru (Furnham, 2004).
Sumber stres yang pada umumnya dihadapi mahasiswa adalah stres yang
bersumber pada kehidupan personal seperti perubahan kebiasaan tidur, pola
makan, tanggung jawab yang baru dan permasalahan ekonomi (Ross, Niebling,
& Heckert, 1999). Kemudian Mudhovozi (2012) mengatakan bahwa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
dunia perkuliahan, mahasiswa menghadapi cara pengajaran yang berbeda, dan
mencari sendiri referensi buku. Dari hal ini, mahasiswa perantau dapat lebih
mengalami permasalahan pada tahun pertama karena tidak hanya beradaptasi
dengan budaya yang baru saja melainkan juga sistem akademik yang terdapat
di universitas.
Stres merupakan suatu hubungan tertentu antara individu dengan
lingkungannya yang dilihat sebagai hal yang melebihi kapasitas dan
membahayakan kesejahteraan diri individu tersebut (Lazarus & Folkman,
1984). Teorinya menyebutkan bahwa terdapat proses penilaian situasi
khususnya primary appraisal dalam mengevaluasi tuntutan dari lingkungan.
Dari proses tersebut, individu melakukan pengevaluasian apakah hal tersebut
merupakan ancaman atau tantangan bagi individu. Kemudian stres yang tinggi
dapat membuat seseorang mengalami kesulitan menghadapi permasalahan
dalam kehidupan seperti kesulitan dalam melihat sudut pandang yang lain,
tidak bisa bertindak apa-apa terkait stresor yang dihadapi dan kurang bisa
mengatasi stresor yang baru dan melihat hal tersebut sebagai ancaman bagi
dirinya (Feldman, 2006). Hal ini berkaitan dengan penelitian yang dilakukan
Jerusalem dan Mittag yang mengatakan bahwa individu dengan efikasi diri
yang rendah menginterpretasi tuntutan lingkungan tersebut sebagai ancaman
daripada tantangan (Bandura, 1997).
Stres yang rendah dapat membuat semangat meningkat, penglihatan
tajam, kemampuan menyelesaikan pelajaran meningkat, sering merasa letih
tanpa sebab, kadang-kadang terdapat gangguan sistem seperti pencernaan, otot,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
dan perasaan tidak santai serta stres yang rendah berguna karena dapat memacu
seseorang untuk berpikir dan berusaha lebih tangguh menghadapi tantangan
hidup (Priyoto, 2014). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang mengatakan
bahwa individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan melihat tuntutan
lingkungan sebagai tantangan daripada ancaman (Jerusalem & Mittag, dalam
Bandura 1997).
Kemudian stres dipengaruhi faktor-faktor psikologis dan salah satunya
adalah harapan akan efikasi diri. Faktor ini berkaitan dengan harapan individu
terhadap kemampuannya dalam menghadapi tantangan, melakukan suatu
tindakan tertentu dengan terampil, dan menghasilkan perubahan yang positif
dalam kehidupan (Nevid, Rathus & Greene, 2005). Berdasarkan teori tersebut,
individu yang lebih mampu mengatasi stres adalah individu yang memiliki
kepercayaan dan keyakinan dalam diri yang lebih baik.
Penelitian yang dilakukan Sim dan Moon (2015) mengatakan bahwa
mahasiswa dengan efikasi diri yang tinggi dalam akademik akan memiliki stres
yang lebih rendah dan memiliki penyesuaian yang lebih baik dalam kehidupan
perkuliahan. Penelitan lain juga mengatakan bahwa stres berhubungan negatif
dengan efikasi diri dalam akademik, yang berarti semakin tinggi stres yang
dihadapi, semakin rendah pula efikasi diri dalam akademik tersebut (Zajacova,
Lynch, & Espenshade, 2005). Kemudian Siddiqui (2018) mengatakan bahwa
efikasi diri memiliki hubungan yang negatif dengan tingkat stres pada
mahasiswa serta Shilpa dan Prasad (2017) juga memiliki kesimpulan yang
sama. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Dwyer dan Cummings (2001)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
serta Kubiak (2014) mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang negatif
dan signifikan antara efikasi diri dengan stres.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Efikasi Diri
Mahasiswa
Perantau
Efikasi Diri Rendah Efikasi Diri Tinggi
Komitmen yang tinggi untuk
mencapai tujuan
Ketahanan diri yang tinggi
Kecemasan yang rendah
Berjuang ketika menghadapi
kegagalan
Komitmen yang rendah
mencapai tujuan
Ketahanan diri yang rendah
Kecemasan yang tinggi
Menyerah ketika menghadapi
kegagalan
Kehidupan Merantau
dan Universitas
(Hassles)
Stres Tinggi Stres Rendah
E. Skema Penelitian
Gambar 1. Kerangka Konseptual Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Tingkat Stres
1. Kesulitan dalam melihat sudut
pandang yang lain
2. Tidak mampu melakukan
pekerjaan sederhana
3. Stresor sebagai ancaman bagi
dirinya
1. Kemampuan menyelesaikan
pelajaranmeningkat Ketahanan
diri yang tinggi
2. Membuat semangat meningkat
3. Lebih tangguh menghadapi
tantangan hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Hipotesis penelitian dapat juga diartikan sebagai jawaban
sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji
secara empiris. Adapun rumusan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah terdapat hubungan yang negatif antara efikasi diri dengan tingkat stres
pada mahasiswa perantau tahun pertama di Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, yaitu metode
penelitian yang secara objektif menguji sebuah teori dengan cara memeriksa
atau meneliti hubungan antar variabel-variabel. Menurut Creswell, variabel
tersebut harus dapat diukur sehingga data numerik yang dihasilkan bisa
dianalisis secara statistik (dalam Supratiknya, 2014).
Desain penelitian adalah desain survei yang bertujuan menghasilkan
sebuah deskripsi numerik tentang pendapat, sikap, atau tingkah laku sebuah
populasi dengan cara meneliti salah satu atau lebih sampel dari populasi itu
(Supratiknya, 2014). Peneliti menggunakan survei karena sifatnya yang relatif
sederhana dan memberikan kemungkinan untuk mengidentifikasikan keadaan
populasi (Supratiknya, 2014). Survei ini diharapkan dapat mengungkap
hubungan antara efikasi diri dengan tingkat stres pada mahasiswa perantau
tahun pertama.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Independen : Efikasi Diri
2. Variabel Dependen : Tingkat Stres
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
C. Definisi Operasional
Definisi Operasional merupakan definisi yang menerapkan langkah-
langkah yang akan ditempuh dalam rangka mengukur variabel atau konsep
yang bersangkutan (Supratiknya, 2014). Definisi operasional dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Efikasi Diri
Efikasi diri adalah keyakinan dalam diri individu untuk melakukan
sesuatu aktivitas yang memiliki berbagai macam rintangan di dalamnya dan
mampu mengatasinya. Efikasi diri tersebut diukur dengan skala Generalized
Self-Efficacy (Schwarzer & Jerusalem, 1995). Skala ini digunakan untuk
mengukur kekuatan individu dalam menghadapi berbagai macam rintangan
pada suatu situasi. Kemudian skala ini terdiri dari tiga dimensi, yaitu level,
generality, dan strength (Bandura, 1997).
Total skor yang didapat pada skala ini menunjukkan cara kita
melakukan penilaian efikasi diri yang dimiliki oleh individu. Semakin tinggi
skor yang didapat maka semakin tinggi pula efikasi diri yang dimiliki.
Sebaliknya, semakin rendah skor yang didapat maka semakin rendah pula
efikasi diri yang dimiliki.
2. Stres
Stres adalah respons individu terhadap lingkungannya yang terdapat
kesenjangan antara tuntutan situasi dengan kemampuan individu tersebut
yang dapat mendukung maupun membahayakan kesejahteraan dirinya.
Stres tersebut diukur dengan skala The Inventory of College Students’Recent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Life Experiences (Kohn, Lafreniere, & Gurevich, 1990). Skala ini
menggambarkan kejadian-kejadian yang dialami mahasiswa selama kuliah.
Kemudian skala ini terdiri dari tujuh dimensi, yaitu developmental
challenge, time pressure, academic alienation, romantic problems, assorted
annoyances, general social mistreatment, dan friendship problems (Kohn,
Lafreniere, & Gurevich, 1990).
Penilaian stres dapat dilihat dari total skor yang didapat pada skala ini.
Semakin tinggi skor yang didapat maka semakin tinggi tingkat stres yang
dimiliki. Sedangkan, semakin rendah skor yang didapat maka semakin
rendah pula tingkat stres yang dimiliki.
D. Responden Penelitian
Responden adalah seseorang yang menyelesaikan sebuah survei atau
kuesioner (APA, 2018). Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa
perantau tahun pertama di Yogyakarta. Kemudian peneliti menggunakan
sampel dari populasi mahasiswa perantau yang ada di Yogyakarta.
Azwar (2010) mengatakan bahwa sampel merupakan sebagian dari
jumlah dan ciri-ciri yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik purposive sampling, yaitu penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2015). Teknik ini dipilih peneliti
karena peneliti memiliki kriteria yang harus dipenuhi oleh responden, yaitu
tahun pertama kuliah di Yogyakarta dan berasal dari luar Daerah Istimewa
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara
menyebarkan kuesioner kepada responden yang telah ditentukan oleh
peneliti. Creswell mengatakan bahwa kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data di mana partisipan atau responden mengisi pertanyaan
atau pernyataan dan mengembalikan kepada peneliti ketika telah diisi secara
lengkap (dalam Sugiyono, 2015). Penelitian ini dilakukan dengan
menyebarkan kuesioner secara online. Kemudian kuesioner tersebut
disebarkan melalui media sosial dalam bentuk google form.
2. Alat Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, peneliti melakukan adaptasi skala stres dan efikasi
diri. Pada variabel stres, stres diukur dengan skala The Inventory of College
Students’Recent Life Experiences. Kemudian pada variabel efikasi diri,
efikasi diri diukur dengan skala Generalized Self-Efficacy.
Kedua skala ini memiliki validitas dan reliabilitas yang baik.
Penjelasan mengenai validitas dan reliabilitas akan dibahas secara rinci pada
bagian subbab validitas dan reliabilitas skala penelitian. Hary (2017) telah
mengadaptasi skala stres yang digunakan dalam penelitian ini dan
menggunakan skala tersebut di Indonesia dalam penelitiannya terkait
hubungan kelekatan terhadap ibu dengan tingkat stres pada mahasiswa
perantau. Kemudian skala efikasi diri juga pernah menggunakan responden
Indonesia (Scholz, Gutiérrez-Doña, & Schwarzer, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Terdapat beberapa proses dalam melakukan adaptasi. Proses pertama
yang dilakukan oleh peneliti adalah meminta izin kepada peneliti yang
memiliki skala tersebut. Peneliti mengirimkan surat elektronik yang
berisikan permohonan izin kepada pihak yang memiliki skala untuk
digunakan dalam penelitian ini. Setelah mendapatkan izin, peneliti
melakukan penerjemahan skala yang akan digunakan. Pada proses
penerjemahan, penerjemahan dari bahasa Inggris ke Indonesia dilakukan
oleh pihak pertama yang berkompetensi dalam bahasa Inggris dan
merupakan lulusan Sastra Inggris untuk menerjemahkan dua skala ke dalam
bahasa Indonesia. Proses kedua, pihak kedua juga yang memiliki latar
belakang pendidikan yang sama dengan pihak pertama menerjemahkan
kembali terjemahan yang telah dilakukan ke dalam bahasa inggris.
Proses terakhir, skala yang telah diterjemahkan kembali ke dalam
bahasa Inggris dibandingkan dengan skala yang asli. Proses ini dilakukan
peneliti dan dosen pembimbing untuk melihat apakah keduanya memiliki
makna yang sama dengan konstruk yang ada dalam penelitian tersebut.
Berikut penjelasan mengenai masing-masing skala yang akan
digunakan pada penelitian ini:
1. Generalized Self-Efficacy Scale (GSES)
Skala ini dikembangkan oleh Schwarzer dan Jerusalem (1995).
Skala GSES memiliki 10 item yang mengukur kekuatan individu dalam
merespons situasi yang menyulitkan dan mengatasi berbagai macam
rintangan. Ada pun blueprint skala GSES sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 1. Blueprint Generalized Self-Efficacy Scale (GSES)
2. The Inventory of College Students’ Recent Life Experiences (ICSRLE)
Skala ini dikembangkan oleh Kohn, Lafreniere, dan Gurevich
(1990). Skala ICSRLE memiliki 49 item yang menggambarkan kesulitan
sehari-hari (hassles) yang dihadapi oleh mahasiswa. Pada skala ini,
responden diminta untuk mengidentifikasi pengalaman-pengalaman
yang mungkin dialami selama satu bulan terakhir. Ada pun blueprint
skala ICSRLE sebagai berikut
Tabel 2. Blueprint The Inventory of College Students’ Recent Life
Experiences (ICSRLE)
No. Dimensi Persebaran Item
yang asli
Jumlah Item
1. Developmental
Challenge
11, 14, 19, 20, 23,
25, 30, 32, 40,
dan 45
10
2 Time Pressure 5, 13, 15, 18, 27,
29, dan 41
7
3. Academic
Alienation
16, 34, dan 46
3
4. Romantic
Problems
1, 17, dan 39
3
5. Assorted
Annoyances
10, 35, 36, 38,
dan 47
5
6. General Social
Mistreatment
4, 6, 12, 24, 42,
dan 44
6
No. Dimensi Item
Jumlah Item
1. Level 1 dan 3 2
2. Generality 4, 5, 6, 9, dan 10 5
3. Strength 2, 7, dan 8
3
TOTAL 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
7. Friendship
Problems
2, 8, dan 31
3
8. Item yang tidak
memiliki
dimensinya
3, 7, 9, 21, 22, 26,
28, 33, 37, 43, 48,
dan 49
12
TOTAL 49
F. Daya Diskriminasi Item
Daya diskriminasi item merupakan kefektifan sebuah item dalam
membedakan testi yang secara relatif memiliki posisi tinggi dengan testi yang
secara relatif memiliki posisi rendah dalam hal kriteria atau atribut psikologis
yang menjadi objek pengukuran (Supratiknya, 2014). Daya diskriminasi
tersebut dapat dilihat dari koefisien korelasi item total.
Sebuah item dikatakan memiliki daya diskriminasi yang baik ketika item
tersebut mendapat skor di atas 0,3 dan sebuah item dikatakan gugur ketika item
tersebut di bawah 0,3 (Azwar, 2009). Namun, jumlah item yang lolos ternyata
tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, maka kita dapat menurunkan sedikit
skornya menjadi 0,25. (Azwar,2009)
Pengujian alat ukur telah dilakukan pada tanggal 4 Juni - 6 Juni 2018
yang diikuti oleh 76 mahasiswa. Hasil pengujian tersebut menghasilkan empat
item yang berada di bawah 0,25 pada skala stres. Peneliti tetap
mempertahankan empat item tersebut karena reliabilitas yang didapatkan
ketika tidak terdapat empat item tersebut tidak berbeda jauh ketika masih
terdapat empat item tersebut. Kemudian alasan lainnya adalah terdapat satu
dimensi yang dihapuskan karena terdapat tiga item yang menggambarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dimensi tersebut dihilangkan akibat daya diskriminasi yang tidak terpenuhi.
Kemudian pada skala efikasi diri tidak terdapat item yang gugur karena semua
item berada di atas 0,25.
G. Validitas dan Reliabilitas Skala Penelitian
Uji validitas dan reliabilitas diperlukan untuk melihat apakah skala
penelitian tersebut layak digunakan atau tidak serta dapat
dipertanggungjawabkan atau tidak. Validitas merupakan kualitas sebuah item
yang menunjukkan sejauh mana item tersebut mengukur atribut psikologis
yang hendak diukurnya (Supratiknya, 2014). Sedangkan reliabilitas adalah
konsistensi hasil pengukuran ketika prosedur pengetesannya dilakukan secara
berulangkali terhadap suatu populasi individu atau kelompok (AERA, APA, &
NCME, dalam Supratiknya, 2014). Maka dari itu validitas dan reliabilitas
diperlukan dalam sebuah pengukuran. Berikut informasi mengenai validitas
dan reliabilitas pada skala stres dan efikasi diri:
1. Generalized Self-Efficacy Scale (GSES)
Skala ini telah melalui valditas isi dan konkuren. Validitas isi
dilakukan melalui penilaian pakar atau ahli terhadap kesesuaian antara
bagian-bagian tes dan konstruk yang diukur (Supratiknya, 2014). Validitas
isi dilakukan oleh dosen pembimbing dan tiga mahasiswa lulusan Psikologi.
Kemudian validitas konkuren adalah kesesuaian antara hasil ukur skala
tersebut dengan hasil ukur instrumen lain yang sudah teruji kualitasnya atau
dengan ukuran-ukuran yang dianggap dapat menggambarkan aspek yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
diukur tersebut secara reliabel (Azwar, 2009). Skala ini memiliki korelasi
yang positif terhadap self-esteem, internal control beliefs, dan optimism.
Namun skala ini memiliki korelasi yang negatif terhadap general anxiety,
performance anxiety, shyness, dan pessimism.
Skala asli GSES memiliki nilai koefisien Alpha Cronbach sebesar
0,82- 0,93 (Schwarzer & Jerusalem, 1995). Kemudian terdapat penelitian
yang lain menyatakan bahwa nilai koefisien Alpha Cronbach yang dimiliki
skala ini adalah 0,75, khususnya pada populasi di Indonesia (Scholz,
Gutiérrez-Doña, & Schwarzer, 2002). Berdasarkan hasil uji coba yang
dilakukan pada 76 orang dalam penelitian ini, skala ini mendapatkan
koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,867. Hasil tersebut menyatakan bahwa
skala ini reliabel karena memiliki nilai koefisien Alpha Cronbach mendekati
1.
2. The Inventory of College Students’ Recent Life Experiences (ICSRLE)
Skala ini juga telah melalui uji validitas isi dan konkuren. Penilaian
pakar atau ahli dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing dan tiga
mahasiswa lulusan Psikologi. Skala ini memiliki korelasi dengan
Reederscale, Perceived stress scale, General sleep disturbance scale, dan
Multidimensional Fatigue Inventory (Peciuliene, Perminas, Gustainiene, &
Valiune, 2015).
Pada skala asli menyatakan bahwa koefisien Alpha Cronbach sebesar
0,88 (Kohn, Lafreniere, & Gurevich, 1990). Sementara itu, berdasarkan
hasil uji coba yang dilakukan pada 76 orang dalam penelitian ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
menghasilkan koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,926. Hasil tersebut
menyatakan bahwa skala ini reliabel karena memiliki nilai koefisien Alpha
Cronbach mendekati 1.
H. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji yang kita lakukan untuk memeriksa
apakah penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal dan
hal ini perlu dilakukan karena semua perhitungan statistik parametrik
memiliki asumsi normalitas sebaran (Santoso, 2010). Penelitian ini
menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov untuk menguji
normalitas data dalam penelitian ini. Data dapat dikatakan normal jika
nilai signifikansi (p) > 0,05 dan data dikatakan tidak normal jika nilai
signifikansi (p) < 0,05 (Santoso, 2010).
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk menyatakan bahwa hubungan yang
hendak kita analisis mengikuti garis lurus. Maka peningkatan atau
penurunan kuantitas di satu variabel, akan diikuti secara linear oleh
peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel lainnya (Santoso,
2010). Penelitian ini menggunakan uji Test for Liniearity untuk melihat
apakah hubungan variabel dalam penelitian ini mengikuti garis lurus atau
tidak. Hubungan variabel dikatakan mengikuti garis lurus ketika nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
signifikansi pada linearity dari dua variabel mendapatkan skor dibawah
0,05 (Santoso, 2010).
2. Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi untuk melihat
hubungan antara variabel independen dan variabel tergantung serta sejauh
mana siginifikansi atau kekuatan hubungan kedua variabel tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan pengambilan data dilakukan peneliti selama dua minggu,
yaitu pada tanggal 10 Juli sampai dengan 25 Juli 2018. Peneliti melakukan
penyebaran skala secara online untuk lebih dapat menjangkau responden. Cara
yang dilakukan oleh peneliti adalah penyebaran skala secara mandiri dan
meminta bantuan beberapa teman peneliti untuk menyebarkan skala tersebut
secara online. Responden merupakan mahasiswa yang telah menjalani
perkuliahan selama satu tahun dan berasal dari luar Daerah Istimewa
Yogyakarta.
B. Deskripsi Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah 200 responden. Berikut ini
rangkuman data mengenai usia, jenis kelamin, dan daerah asal responden.
Tabel 3. Usia Responden Penelitian
Usia Jumlah Persentase (%)
17 3 1.5
18 61 30.5
19 108 54
20 22 11
21 3 1.5
22 3 1.5
TOTAL 200 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 3. menunjukkan bahwa 54% responden pada penelitian ini berusia
19 tahun. Kemudian 30.5% responden berusia 18 tahun dan 11% responden
berusia 20 tahun. Terdapat juga responden berusia 17 tahun, 21 dan 22 tahun
dengan jumlah persentase yang sama (1.5%). Hal ini menunjukkan bahwa
responden yang paling banyak pada penelitian ini adalah responden yang
berusia 19 tahun.
Tabel 4. Jenis Kelamin Responden Penelitian
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Laki-Laki 67 33.5
Perempuan 133 66.5
TOTAL 200 100
Pada tabel jenis kelamin responden penelitian ini (Tabel 4.) menunjukkan
bahwa 33.5% responden berjenis kelamin laki-laki dan 66.5% berjenis kelamin
perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam
penelitian ini adalah perempuan.
Tabel 5. Daerah Asal Responden Penelitian
Daerah Asal Jumlah Persentase (%)
Pulau Jawa 100 50
Luar Pulau
Jawa
100 50
TOTAL 200 100
Tabel 5. menunjukkan bahwa responden penelitian berasal dari Pulau
Jawa dan Luar Pulau Jawa dengan jumlah persentase yang sama, yaitu 50%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
sehingga jumlah mahasiswa yang berasal dari Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa
sama.
C. Deskripsi Data Penelitian
Peneliti menguraikan deskripsi data penelitian yang telah dilakukan baik
secara empiris dan teoretis dengan menunjukkan nilai minimum, maksimum,
rata-rata (mean), dan standar deviasi yang diperoleh oleh kedua variabel.
Kemudian peneliti melakukan pengkategorian data untuk melihat responden
yang memiliki skor yang rendah, sedang, dan tinggi pada kedua variabel
tersebut.
Tabel 6. Deskripsi Data Statistik Penelitian
Tabel 6. Ini menunjukkan bahwa mean teoretis efikasi diri lebih rendah
daripada mean empiris yang didapatkan. Hal ini menunjukkan bahwa efikasi
diri responden dalam penelitian ini cenderung tinggi. Sebaliknya pada stres,
mean teoretis stres lebih tinggi daripada mean empiris yang didapatkan
sehingga tingkat stres responden dalam penelitian ini cenderung rendah.
Kemudian peneliti melakukan pengkategorian data penelitian dengan
menggunakan rumus sebagai beriku (Widhiarso,2011) :
Tabel 7. Pengkategorian Data Penelitian
Rumus Pengkategorian Data Kategori
X ≥ Mean𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 + SD𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 Tinggi
Mean𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 - SD𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 ≤ X <
Mean𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 + SD𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠
Sedang
N
Teoretis Empiris
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
Efikasi Diri 200 10 40 25 5 17 40 28 4,860
Stres 200 49 196 122,5 24,5 69 137 104,06 13,914
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
X < Mean𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 – SD𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 Rendah
Tabel 8. Pengkategorian Data Penelitian Skala Efikasi Diri
Pengkategorian
Data
Frekuensi Persentase
(%)
Kategori
X ≥ 30 67 33.5 Tinggi
20 ≤ X < 30 122 61 Sedang
X < 20 11 5.5 Rendah
Pada tabel pengkategorian data penelitian skala efikasi diri (Tabel 8.)
menunjukkan bahwa 33.5% responden berada pada kategori tinggi. Kemudian
61% responden berada pada kategori sedang dan 5.5% responden berada pada
kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang
terdapat di penelitian ini memiliki efikasi diri yang sedang.
Tabel 9. Pengkategorian Data Penelitian Skala Stres
Pengkategorian
Data
Frekuensi Persentase
(%)
Kategori
X ≥ 147 0 0 Tinggi
98 ≤ X < 147 140 70 Sedang
X < 98 60 30 Rendah
Tabel 9. Menunjukkan bahwa 70% responden berada pada kategori
sedang dan 30% responden berada pada kategori rendah serta tidak terdapat
responden yang berada pada kategori tinggi sehingga hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar responden yang terdapat di penelitian ini memiliki stres
yang sedang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
D. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas yang dilakukan oleh peneliti digunakan untuk
memeriksa apakah penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya
normal (Santoso, 2010). Penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov untuk menguji dan melihat normalitas data dalam penelitian ini.
Sebuah data dapat dikatakan normal jika nilai signifikansi (p) > 0,05 dan
data dikatakan tidak normal jika nilai signifikansi (p) < 0,05 (Santoso,
2010). Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada program SPSS for windows
versi 18 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 10. Uji Normalitas Efikasi Diri dan Stres
Berdasarkan hasil uji normalitas, diketahui bahwa nilai signifikansi
yang didapatkan menunjukkan skor 0,375 pada skala efikasi diri dan
0,137 pada skala tingkat stres sehingga dapat dikatakan data berdistribusi
normal karena memiliki nilai signifikansi (p) > 0,05.
EFIKASI
DIRI
TINGKAT
STRES
N 200 200
Normal Parametersa,b Mean 27,94 104,06
Std. Deviation 4,860 13,914
Most Extreme
Differences
Absolute ,065 ,082
Positive ,047 ,082
Negative -,065 -,035
Kolmogorov-Smirnov Z ,913 1,157
Asymp. Sig. (2-tailed) ,375 ,137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
b. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk menyatakan bahwa hubungan yang
hendak kita analisis mengikuti garis lurus sehingga peningkatan atau
penurunan kuantitas di satu variabel, akan diikuti secara linear oleh
peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel lainnya (Santoso,
2010). Hubungan antar variabel dikatakan mengikuti garis lurus ketika
nilai signifikansi pada linearity dari dua variabel mendapatkan skor (p) <
0,05 (Santoso, 2010). Peneliti melakukan test for linearity pada program
SPSS for windows versi 18 dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 11. Uji Linearitas Efikasi Diri dan Stres
Hasil uji liniearitas ini menunjukkan bahwa variabel efikasi diri
dan stres memiliki nilai signifikansi pada linearity sebesar 0,011 yang
berarti bahwa ke dua variabel tersebut memiliki hubungan yang linear
atau mengikuti garis lurus karena memiliki nilai signifikansi (p) < 0,05
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
TINGKAT
STRES
EFIKASI DIRI
Between
Groups
(Combined) 3998,55 23 173,85 ,886 ,617
Linearity 1306,74 1 1306,74 6,66 ,011
Deviation
from
Linearity
2691,81 22 122,36 ,624 ,903
Within Groups 34525,85 176 196,17
Total 38524,35 199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik statistika
parametrik uji Pearson Correlation karena data berdistribusi normal
(Wahana Komputer, 2009). Berikut hasil uji hipotesis Pearson Correlation
pada program SPSS for windows versi 18 :
Tabel 12. Uji Hipotesis Efikasi Diri dan Stres
Berdasarkan hasil yang terdapat pada Tabel 12., diketahui bahwa
terdapat hubungan yang negatif sebesar -0,184. Kemudian hubungan antar
variabel dikatakan tidak signifikan jika nilai sig. (p) > 0,05 dan hubungan
dikatakan signifikan jika nilai sig. (p) < 0,05 (Priyatno, 2012). Hubungan ke
dua variabel dalam penelitian ini signifikan karena nilai sig. (p) yang didapat
dari hasil uji hipotesis tersebut adalah 0,005 (p < 0,05).
E. Analisis Tambahan
Peneliti tertarik untuk melakukan analisis tambahan mengenai perbedaan
tingkat stres antara mahasiswa yang berasal dari luar pulau Jawa dan
Correlations
EFIKASI DIRI
TINGKAT
STRES
EFIKASI DIRI Pearson Correlation 1 -,184**
Sig. (1-tailed) ,005
N 200 200
TINGKAT STRES Pearson Correlation -,184** 1
Sig. (1-tailed) ,005
N 200 200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
mahasiswa yang berasal dari pulau Jawa. Analisis tambahan ini dilakukan
untuk memperkaya hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti
melakukan uji Independent samples T Test untuk menguji antara rata-rata
tersebut dua kelompok data yang independen (Priyatno, 2012).
Tabel 13. Hasil Uji Beda Tingkat Stres Mahasiswa dari Luar Pulau Jawa dan
Pulau Jawa
Hasil dari uji Independent samples T Test yang telah dilakukan peneliti
(Tabel 13.) menunjukkan bahwa data tersebut dapat diasumsikan berasal dari
populasi dengan varians yang sama karena nilai signifikansinya adalah 0,495
(p > 0,05) (Priyatno, 2012). Kemudian perbedaan dikatakan signifikan jika
nilai p < 0,05 (Santoso, 2015). Berdasarkan hasil uji yang dilakukan, diketahui
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat stres mahasiswa
yang berasal dari luar pulau Jawa dan pulau Jawa (t = 1,350; p = 0,179).
F. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
antara efikasi diri dengan tingkat stres pada mahasiswa perantau tahun pertama.
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t Df
Sig. (2-
tailed)
TINGKAT
STRES
Equal variances assumed ,467 ,495 1,350 198 ,179
Equal variances not
assumed
1,350 196,155 ,179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, diketahui bahwa hipotesis
pada penelitian ini diterima. Hal ini terbukti dari hasil Pearson Correlation
yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan
antara efikasi diri dan stres pada mahasiswa perantau (r = -0,184; p = 0,000).
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi efikasi diri yang dimiliki individu,
maka semakin rendah pula tingkat stres yang dimiliki individu tersebut.
Kekuatan hubungan korelasi dalam penelitian ini termasuk kecil. Hal ini
dapat diakibatkan oleh adanya kontribusi variabel-variabel lain yang
mempengaruhi variabel yang diteliti. Saleh, Camart, dan Romo (2017)
mengatakan bahwa terdapat beberapa prediktor stres selain efikasi diri seperti
psychological distress, self-esteem, dan optimism. Pada penelitian tersebut juga
menunjukkan bahwa psychological distress merupakan prediktor yang paling
kuat dalam stres.
Hasil ini memperkuat penelitian yang telah dilakukan sebelumnya (Sim
& Moon, 2015; Zajacova, Lynch, & Espenshade, 2005; Siddiqui, 2018; Shilpa
& Prasad, 2017). Pada penelitian Sim dan Moon (2015), responden yang
digunakan dalam penelitian tersebut adalah mahasiswa dari tahun pertama,
kedua, dan ketiga di Korea. Namun hasil yang didapatkan dari penelitian
tersebut sama dengan hasil penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang negatif
antara efikasi diri dengan tingkat stres. Penelitian tersebut juga menyebutkan
bahwa efikasi diri merupakan salah satu faktor yang kuat untuk menghadapi
berbagai permasalahan di kehidupan perguruan tinggi dan memberikan
pengaruh terhadap hasil akademis. Individu yang memiliki efikasi diri yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
tinggi cenderung memiliki nilai akademis yang lebih baik. Penelitian yang
dilakukan Zajacova, Lynch, dan Espenshade (2005) menyebutkan juga bahwa
efikasi diri memiliki pengaruh terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada
mahasiswa tahun pertama dan stres yang dialami mahasiswa tersebut juga
memiliki pengaruh yang negatif terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada
mahasiswa tahun pertama. Meningkatnya efikasi diri dapat membuat individu
lebih termotivasi dan sukses sehingga memiliki kesehatan yang lebih baik
secara fisik dan psikologis serta nilai akademik yang baik (Siddiqui, 2018).
Maka dari itu mahasiswa perantau yang mengalami berbagai macam
permasalahan seperti perbedaan bahasa, budaya, dan sistem akademik yang
baru hendaknya selalu meningkatkan efikasi diri karena efikasi diri memiliki
peran penting dalam menemukan strategi coping stres untuk menangani efek
negatif dari stres dan dapat meningkatkan kesejahteraan, kepuasan hidup, dan
pencapaian akademik (Chýlová dan Natovová, 2013). Mahasiswa dengan
efikasi diri yang tinggi lebih berbahagia dengan kehidupan sosial yang dimiliki
seperti menjalin relasi pertemanan dan terlibat dalam kegiatan kampus serta
mendapat penerimaan yang luar biasa dari fakultas dan teman sebaya (DeWitz
& Walsh, 2002).
Namun, penelitian ini berbeda dengan penelitian lain yang mengatakan
bahwa tidak terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara efikasi diri
dengan stres (Dwyer & Cummings, 2001; Kubiak, 2014). Penelitian yang
dilakukan oleh Dwyer dan Cummings (2001) memiliki responden yang
berbeda dengan penelitian ini, yaitu mahasiswa pada tahun kelima dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
menggunakan skala efikasi diri yang lebih mengukur motivasi dan kegigihan.
Kemudian Kubiak (2014) memiliki responden yaitu pendatang dan orang
Irlandia. Tetapi penelitian tersebut memiliki poin yang penting yaitu efikasi
diri membantu individu dalam menghadapi stres. Maka dari itu mahasiswa
membutuhkan efikasi diri dalam menghadapi stresor-stresor yang ada di
lingkungan yang baru ia hadapi.
Pada penelitian ini, tingkat efikasi diri yang dimiliki individu cenderung
tinggi. Hal ini didapatkan dari hasil mean teoretis efikasi diri ( X = 25) yang
lebih rendah daripada mean empiris ( X = 28) yang didapatkan. Tingginya
efikasi diri yang dimiliki responden dapat disebabkan oleh salah satu faktor.
Faktor tersebut adalah kondisi fisik dan emosional. Tingkat stres yang tinggi
akan mengurangi performa seseorang dalam menjalani aktivitas (Feist & Feist,
2013). Penelitian ini menyebutkan bahwa tingkat stres yang dimiliki oleh
responden cenderung rendah. Maka dari itu, individu dengan efikasi diri yang
tinggi cenderung memiliki komitmen yang tinggi untuk mencapai tujuan,
ketahanan diri yang tinggi, kecemasan yang rendah, dan berjuang ketika
menghadapi kegagalan (Bandura, 1994). Dampak dari efikasi diri yang tinggi
membuat individu dapat mengendalikan ancaman dan cenderung memiliki
kecemasan yang rendah serta meningkatkan perilaku yang mendukung
kesehatan individu baik fisik maupun psikologis (Bandura, 1994).
Mean teoretis stres ( X = 122,5) lebih tinggi daripada mean empiris ( X
= 104,06) yang didapatkan sehingga tingkat stres yang dialami responden
dalam penelitian ini cenderung rendah. Tingkat stres yang rendah ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
disebabkan culture shock yang tidak terjadi lagi akibat proses adaptasi. Devinta
(2016) mengatakan individu akan mengalami culture shock saat satu minggu
pertama kedatangannya dan akan teratasi sampai satu tahun pertama.
Kemudian hal lainnya dapat disebabkan oleh harapan akan efikasi diri yang
baik dan hal ini terbukti dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa efikasi
diri responden dalam penelitian ini cenderung tinggi. Individu lebih mampu
mengatasi stres yang dihadapi jika memiliki kepercayaan dan keyakinan dalam
diri yang lebih baik (Nevid, Rathus & Greene, 2005). Tingkat stres yang rendah
cenderung memiliki semangat yang meningkat, kemampuan menyelesaikan
pelajaran meningkat, sering merasa letih tanpa sebab dan perasaan tidak santai
(Priyoto, 2014). Tingkat stres yang rendah juga dapat memacu seseorang untuk
berpikir dan berusaha lebih tangguh menghadapi tantangan hidup.
Pada analisis tambahan, peneliti melakukan perbandingan tingkat stres
antara mahasiswa yang berasal dari pulau Jawa dan luar pulau Jawa.
Mahasiswa yang berasal dari luar pulau Jawa cenderung jauh dari tempat
tinggal dan orangtua serta mengalami banyak berbagai macam permasalahan
seperti bahasa, budaya, dan berperilaku yang berbeda dengan mahasiswa dan
masyarakat lokal sedangkan mahasiswa yang berasal dari pulau Jawa
cenderung lebih dekat dengan keluarganya dan memiliki budaya yang tidak
jauh berbeda dengan masyarakat lokal (Cahyani, Prasetya, dan Kusumiati,
2014). Kemudian peneliti menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat
stres antara mahasiswa yang berasal dari pulau Jawa dan luar pulau Jawa (t =
1,350; p = 0,179). Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Cahyani, Prasetya, dan Kusumiati (2014) yang menyimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan tingkat stres antara mahasiswa Pulau Jawa dan luar Pulau
Jawa. Penyebab tidak adanya perbedaan ini adalah penyesuaian diri yang sudah
baik dengan lingkungan dan tidak mengalami culture shock karena sudah
melewati satu tahun. Pendapat ini didukung oleh penelitian Devinta (2016)
yang mengatakan individu akan mengalami culture shock saat satu minggu
pertama kedatangannya dan akan teratasi sampai satu tahun pertama. Selain itu
setiap tahunnya, Yogyakarta kedatangan jutaan pelajar dan mahasiswa yang
berasal dari suku, etnis, dan agama berbeda. Kedatangan mereka di Yogyakarta
disambut dengan baik, tanpa kekerasan dan bahkan kerap dilakukan dengan
cara-cara yang cerdas sehingga proses akulturasi budaya dapat berjalan dengan
lancar dan tanpa menimbulkan konflik yang berarti (Mahendra, 2018). Hal ini
membuat mahasiswa dari Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa dapat beradaptasi
dengan baik di Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian ini memiliki kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang
negatif antara efikasi diri dengan tingkat stres pada mahasiswa perantau tahun
pertama. Kemudian analisis tambahan yang dilakukan mendapatkan
kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat stres antara mahasiswa
perantau yang berasal dari Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa.
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penelitian
ini walaupun terlaksana sebagaimana mestinya. Penelitian ini tidak dapat
digeneralisasi karena responden dalam penelitian ini termasuk sedikit karena
populasi yang ada di Yogyakarta terdapat 244.739 mahasiswa perantauan
(“Pertahankan ‘Indonesia Mini’ di Yogyakarta”, 2013) dan hanya berfokus
pada satu daerah saja, yaitu di Yogyakarta dan tidak mencakup daerah-daerah
lain yang ada di Indonesia sehingga belum mampu mewakili keadaan
mahasiswa perantau di Indonesia serta keadaan setiap daerah berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
C. Saran
1. Mahasiswa Perantau
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa efikasi
diri memiliki hubungan yang negatif dengan tingkat stres. Maka dari itu,
peneliti mengharapkan mahasiswa perantau tetap mempertahankan efikasi
diri mereka yang sudah baik dalam menghadapi tantangan-tantangan yang
ada di lingkungan supaya dapat mengatasi rintangan-rintangan yang ada dan
mengendalikan stresor yang dihadapi. Maka dari itu individu yang memiliki
efikasi diri baik memiliki kecemasan yang rendah dan individu yang
memiliki efikasi diri yang kurang baik cenderung memiliki kecemasan yang
tinggi.
2. Penelitian Selanjutnya
Peneliti memiliki saran untuk penelitian selanjutnya yang juga
meneliti variabel tingkat stres khususnya pada mahasiswa perantau agar
mencoba variabel bebas yang lain yang mungkin dapat berhubungan atau
berpengaruh terhadap tingkat stres mahasiswa perantau supaya dapat
mendalami tingkat stres pada mahasiswa perantau. Penelitian selanjutnya
diharapkan dapat menemukan variabel lain yang dapat memiliki pengaruh
besar terhadap tingkat stres. Kemudian penelitian selanjutnya yang
menggunakan variabel yang sama dengan penelitian ini agar mencoba
melakukan penelitian di daerah lain sehingga dapat mengetahui keadaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
daerah lain yang mungkin berbeda dengan keadaan daerah yang dilakukan
oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
DAFTAR PUSTAKA
Abdulghani, H. M. (2008). Stress and its effects on medical students: A cross-
sectional study at a college of medicine in Saudi Arabia. Pakistan journal
of medical sciences, 29(5), 516-522.
Aditya, I. (2017, Februari 8). Pendidikan di Yogya. Krjogja.com. Diunduh dari
http://krjogja.com/web/news/read/23947/Pendidikan_di_Yogya.
Adiwaty, M. R., & Fitriyah, Z. (2015). Efektivitas strategi penyesuaian mahasiswa
baru pada proses pembelajaran di perguruan tinggi. (Studi pada UPN
"Veteran" Jawa Timur). Jurnal neo-bis, 9(1).
APA. (2018). APA dictionary of psychology. Dictionary.apa.org. Diunduh dari
https://dictionary.apa.org/respondent.
Arnett, J. J. (2000). Emerging adulthood : A theory of development from the late
teens through the twenties, 55(5), 469–480. https://doi.org/10.1037//0003-
066X.55.5.469
Aziz, A. (2017, November 2). UMP 2018: DKI Jakarta tertinggi, Yogyakarta
terendah di Jawa. Tirto.id. Diunduh dari https://tirto.id/ump-2018-dki-
jakarta-tertinggi-yogyakarta-terendah-di-jawa-czsb.
Azwar, S. (2009). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Azwar, S. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Azwar, S. (2015). Penyusunan skala psikologi (edisi dua). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Bandura, A. (1994). Self-efficacy. Dalam V. S. Ramachaudran (Ed.), Encyclopedia
of human behavior, 4, 71-81. New York: Academic Press.
Bandura, A. (1997). Self-efficacy: The exercise of control. New York: W.H.
Freeman & Co.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Bandura, A. (1997). Self-efficacy in changing societies. New York: Cambridge
University Press.
Buote, V. M., Pancer, S. M., Adams, G., Pratt, M. W., Lefcovitch, S. B., Polivy, J.,
& Wintre, M. G. (2007). The importance of friends: friendship and
adjustment among 1st-Year university students. Journal of adolescent
research, 22(6), 665-689. doi:10.1177/0743558407306344
Chemers, M. M., Hu, L.-t., & Garcia, B. F. (2001). Academic self-efficacy and
first-year college student performance and adjustment. Journal of
educational psychology, 93(1), 55-64. doi:10.1037/0022-0663.93.1.55
Chylova H., & Natovova L. Stress, self-efficacy and well-being of the university
students. Journal of efficiency responsibility education science, 6(3), 190-
202. doi:10.7160/eriesj.2013.060306
Cox, J. L. (1988). The overseas student: expatriate, sojourner or settler?. Acta
psychiatrica scandinavica, 78(S344), 179-184. doi:10.1111/j.1600-
0447.1988.tb09019.x
Devinta, M. (2016). Fenomena culture shock (gegar budaya) pada mahasiswa
perantauan di Yogyakarta (Skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta,
Yogyakarta. Diunduh dari
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/societas/article/view/3946
Dewitz, S. J., & Walsh, W. B. (2002). Self-efficacy and college student satisfaction.
Journal of career assessment, 10(3), 315-326.
doi:10.1177/10672702010003003
Dwyer, A. L., & Cummings, A. L. (2001). Stress, self-efficacy, social support, and,
coping strategies in university students. Canadian journal of counselling,
35(3), 208-220.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Faizal, A. (2014, Maret 3). Mahasiswa rantau minta jaminan tak ditolak lagi di TPS.
Kompas.com Diunduh dari
https://regional.kompas.com/read/2014/03/05/1423033/Mahasiswa.Rantau.
Minta.Jaminan.Tak.Ditolak.Lagi.di.TPS.
Feist, J., Feist, G. J., & Roberts, T. (2013). Theories of personality (8th Ed.). New
York: Mcgraw-Hill.
Feldman, R. (2006). Essentials of Understanding Psychology (7th Ed.). New
York: Mcgraw-Hill.
Folkman, S., Lazarus, R. S., Dunkel-Schetter, C., Delongis, A., & Gruen, R. J.
(1986). Dynamics of a stressful encounter: cognitive appraisal, coping, and
encounter uutcomes. Journal of personality and social psychology, 50(5),
992.
Furnham, A. (2004). Foreign student: Education and culture shock. Psychologist,
17(1), 16 - 19.
Grafik jumlah perguruan tinggi. (2018). forlap.ristekdikti.go.id . Diunduh dari
https://forlap.ristekdikti.go.id/perguruantinggi/homegraphpt.
Hary, Z. A. (2017). Hubungan antara kelekatan terhadap ibu dengan tingkat stres
pada mahasiswa perantau (Skripsi). Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta, Indonesia. Diunduh dari library.usd.ac.id.
Hsieh, P., Sullivan, J. R., & Guerra, N. S. (2007). A closer look at : Self-efficacy
and goal orientation. Journal of advanced academics, 18, 454-476. doi:
10.4219/jaa-2007-500
Jerusalem, M., & Mittag, W. (1995). Self-efficacy in stressful life transition. Dalam
A. Bandura (Ed.), Self-efficacy in changing societies, 177-201. New York:
Cambridge University Press
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Kanner, A. D., Coyne, J. C., Schaefer, C., & Lazarus, R. S. (1981). Comparison of
two modes of stress measurement: Daily hassles and uplifts versus major
life events. Journal of behavioral medicine, 4(1), 1-39.
Kohn, P. M., Lafreniere, K., & Gurevich, M. (1990). The inventory of college
students' recent life experiences: A decontaminated hassles scale for a
special population. Journal of behavioral medicine, 13(6), 619-630.
Kubiak, A. (2014). Life satisfaction, stress level, and self-efficacy: Comparison
between female and male, Irish and Migrants (Skripsi). Dublin Business
School, Dublin, Ireland. Diunduh dari
https://esource.dbs.ie/handle/10788/1932.
Lazarus, R. S., & Cohen, J. B. (1977). Enviromental stress. Human behavior and
environment, 2, 89-127. doi:10.1007/978-1-4684-0808-9_3
Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1984). Stress, appraisals, and coping. New York:
Springer Publishing Co.
Mahendra, G. K. (2018, Februari 22). Wujudkan kembali Yogyakarta sebagai city
of tolerance. Geotimes.co.id. Diunduh dari
https://geotimes.co.id/opini/wujudkan-kembali-yogyakarta-sebagai-city-
of-tolerance/.
Menteri Ketenagakerjaan Indonesia (2016). Peraturan-menteri-ketenagakerjaan-
nomor-21-tahun-2016. Ekon.go.id. Diunduh dari
https://ekon.go.id/ekliping/download/2384/1928/b.6-peraturan-menteri-
ketenagakerjaan-nomor-21-tahun-2016.pdf
Morton, S., Mergler, A., & Boman, P. (2014). Managing the transition: the role of
optimism and self-efficacy for first-year Australian University students.
Journal of psychologists and counsellors in schools, 24(1), 90-108. doi :
10.1017/jgc.2013.29.
Mudhovozi, P. (2012). Social and academic adjustment of first-year university
students. Journal of social science, 33(2), 251-259.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Naim, M. (1979). Merantau: Pola migrasi suku minangkabau. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Nevid, J. S., Rathus, S. A., & Greene, B. (2014). Abnormal psychology in a
changing world. London: Pearson.
Nurayni, & Supradewi, R. (2017). Dukungan sosial dan rasa memiliki terhadap
kesepian pada mahasiswa perantau semester awal di Universitas
Diponegoro. Proyeksi, 12, 35-42.
Ogden, J. (2007). Health psychology: A textbook (4th ed.). Maidenhead, United
Kingdom: Open University Press.
Peciuliene, I., Perminas, A., Gustainiene, L., & Valiune, D. (2015). Psychometric
properties of the inventory of college students' recent life experiences
(ICSRLE): Lithuanian version, European scientific journal, 11(2).
Pertahankan Indonesia mini di Yogyakarta. (2013, April 8). Kompas.com. Diunduh
dari
http://nasional.kompas.com/read/2013/04/08/03164776/Pertahankan.Indon
esia.Mini.di.Yogyakarta.
Pramithadewi, D. A., & Yanuvianti , M. (2017). Studi deskriptif mengenai stres
akulturatif pada mahasiswa perantau angkatan 2015 di Universitas Islam
Bandung. Prosiding Psikologi, 3(1).
Priyatno, D. (2012). Cara kilat belajar analisis data dengan SPSS 20. Yogyakarta:
ANDI.
Priyoto. (2014). Konsep manajemen stres. Yogyakarta: Nuha Medika.
Risca. (2012, September). Tahun 2012 jumlah mahasiswa S1 FEB UB yang di
drop out sebanyak 70 orang. Fakultas Ekonomi dan Bisnis UB. Diunduh
dari feb.ub.ac.id/id/tahun-2012-jumlah-mahasiswa-s1-feb-ub-yang-di-
drop-sebanyak-70-orang.html.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Ross, S. E., Niebling, B. C., & Heckert, T. M. (1999). Sources of stress among
college students. Social psychology, 61(5), 841-846. doi : 10.2307/2136404.
Rustika, I. M. (2012). Efikasi diri : Tinjauan teori Albert Bandura. Buletin
psikologi, 20, 18-25.
Saleh, D., Camart, N., & Romo, L. (2017). Predictors of stress in college students.
Frontiers in Psychology, 8. doi:10.3389/fpsyg.2017.00019
Santoso, A. (2010). Statistikku untuk psikologi dari blog menjadi buku. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Santoso, S. (2015). Menguasai SPSS 22: From basic to expert skills. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Santrock, J. W. (2014). Adolescence (Fifteenth). New York: McGraw Hill
Education.
Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2014). Health Psychology: Biopsychosocial
Interactions. United States: John Wiley & Sons.
Schwarzer, R., & Jerusalem, M. (1995). Generalized self-efficacy scale. Dalam J.
Weinman, S. Wright, & M. Johnston (Ed.), Measures in health psychology:
A user's portfolio, Causal and control beliefs, 35-37. Windsor, UK: NFER-
NELSON.
Seaward, B. L. (2011). Managing stress: principles and strategies for health and
well-being (7th ed). Burlington, US: Jones & Barlett Learning.
Shafira, F. (2015). Hubungan antara kematangan emosi dengan penyesuaian diri
pada mahasiswa perantau (Skripsi). Univeristas Muhammadiyah Surakarta,
Sukaharjo, Jawa Tengah. Diunduh dari http://eprints.ums.ac.id/37380/.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Shilpa, S. N., & Prasad, R. (2017). Role of self-efficacy in measuring the
relationship between perceived stress and happiness of students, 2105-
2109.
Sianturi, S. (2005). Mahasiswa: peran, fungsi dan pengertian mahasiswa menurut
para ahli. Masukuniversitas.com. Diunduh dari
https://www.masukuniversitas.com/mahasiswa/.
Siddiqui, A. F. (2018). Self-efficacy as a predictor of stress in medical students of
King Khalid university, Saudi Arabia. Makara Journal of Health Research,
22(1), 1-7. doi:10.7454/msk.v22i1.7742
Sim, H. S., & Moon, W. H. (2015). Relationships between Self-Efficacy, Stress,
Depression and Adjustment of College Students. Indian Journal of Science
and Technology, 8(35).
Siu, P. C. (1952). The sojourner. American Journal of Sociology, 58(1), 34-44. doi:
10.1086/221070.
Sugiyono. (2015). Metode penelitian dan pengembangan (research and
development). Bandung: Alfabeta.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Suryandari, N. (2012). Culture shock communication mahasiswa perantauan di
Madura.
Thurber, C. A., & Walton, E. A. (2012). Homesickness and adjustment in
university students. Journal of American College Health, 60(5), 415-419.
doi: 10.1080/07448481.2012.673520.
Wahana, K. (2009). Seri panduan praktis: SPSS 17 untuk pengolahan data statistik.
Yogyakarta: ANDI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Wakeford, J. (2017, September 7). It's time for universities to put student mental
health first. Theguardian.com. Diunduh dari
https://www.theguardian.com/higher-education-network/2017/sep/07/its-
time-for-universities-to-put-student-mental-health-first.
Ward, C., Bochner, S., & Furnham, A. (2001). The psychology of culture shock.
Hove, East Sussex: Routledge.
Webometrics (2018). Ranking web of universities. Webometrics.info. Diunduh dari
http://www.webometrics.info/en/Asia/Indonesia%20.
Widhiarso. (2011). Mengkategorikan data. Widhiarso.staff.ugm.ac.id. Diunduh
dari widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/Mengkategorikan%20Data.pdf.
Wijanarko, E., & Syafiq, M. (2017). Studi fenomenologi pengalaman penyesuaian
diri mahasiswa Papua di Surabaya. Jurnal psikologi teori dan terapan, 3(2)
79-92.
Zajacova, A., Lynch, S. M., & Espenshade, T. J. (2005). Self-efficacy, stress, and
academic success in college. Research in higher education, 46(6), 677-706.
doi:10.1007/s11162-004-4139-z.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 1 :
Perizinan Skala
1. The Inventory of College Students’Recent Life Experiences (ICSRLE)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
2. Generalized Self-Efficacy Scale (GSES)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 2 :
Skala Survey Online
URL : https://goo.gl/forms/U2o2eUpeWPFcj67V2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 3 :
Skala Penelitian
Salam sejahtera,
Di tengah kesibukan Anda, perkenankanlah saya memohon partisipasi Anda
dalam penelitian tentang pengaruh stres terhadap efikasi diri dengan mengisi
kuesioner yang saya sediakan. Kuesioner ini adalah bagian dalam penelitian untuk
tugas akhir saya, Kevin Adian, mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Kuesioner ini terdiri dari 2 (dua) bagian. Dalam kuesioner ini tidak ada penilaian
benar/salah. Tugas Anda adalah memberi jawaban sesuai dengan keadaan diri
Anda sendiri apa adanya. Jawaban Anda hanya akan digunakan untuk penelitian
dan kerahasiaannya akan saya jaga. Bila Anda menginginkan informasi lebih
lanjut tentang penelitian ini Anda dapat menghubungi saya melalui surat
elektronik di alamat :
Jika Anda bersedia menjadi responden saya, tekanlah tombol yang disediakan
untuk melanjutkan pengisian kuesioner. Atas kesediaan Anda untuk berpartisipasi
dalam penelitian ini saya mengucapkan banyak terima kasih.
Yogyakarta, Juli 2018
Hormat saya,
Peneliti
Kevin Adian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Identitas Diri
Inisial :
Nomor Handphone ;
Jenis Kelamin : Laki-Laki/ Perempuan ( lingkari yang sesuai)
Usia saat ini :
Jurusan Pendidikan :
Semester :
Apakah anda mahasiswa perantau? "merantau merupakan suatu proses
meninggalkan kampung halaman dengan keinginan sendiri dalam jangka waktu
yang lama ataupun sebentar dengan tujuan mencari penghidupan, menuntut ilmu,
atau mencari pengalaman tetapi masih memiliki maksud untuk kembali pulang"
(Naim, 1979) (Pilih salah satu) :
Ya, saya mahasiswa perantau
Tidak, saya bukan mahasiswa perantau
Daerah Asal :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Bagian I
Inventarisasi Pengalaman Kehidupan Terkini Mahasiswa (Inventory of College Students' Recent Life Experiences (ICSRLE))
Dibawah ini adalah beberapa daftar pengalaman yang mungkin pernah Anda alami.
Berikan nilai sesuai skala yang tertera mengenai pengalaman yang Anda alami satu
bulan terakhir pada tiap pengalaman. Berikan nilai “1” jika pengalaman tersebut
tidak pernah terjadi dalam hidup Anda pada bulan lalu (contoh: “permasalahan
dengan ibu mertua-1”); berikan nilai “2” jika pengalaman tersebut terjadi sesekali
dalam periode waktu tersebut; berikan nilai “3” jika pengalaman tersebut terjadi
cukup sering dalam kehidupan Anda; dan berikan nilai “4” jika pengalaman
tersebut selalu terjadi dalam hidup Anda satu bulan terakhir.
Intensitas Terjadinya Pengalaman dalam Satu Bulan Terakhir.
1 = tidak pernah terjadi dalam hidup saya
2 = sesekali terjadi dalam hidup saya
3 = cukup sering terjadi dalam hidup saya
4 = selalu terjadi dalam hidup saya
1. Konflik dengan keluarga pacar/suami/istri
2. Dikecewakan oleh teman
3. Konflik dengan guru/dosen
4. Ditolak oleh lingkungan
5. Mengerjakan banyak hal dalam waktu yang bersamaan
6. Tidak dihargai
7. Konflik finansial dengan anggota keluarga
8. Dikhianati oleh teman
9. Berpisah dari orang yang disayangi
10. Diabaikan atas kontribusi yang dilakukan
11. Kesulitan dalam memenuhi standar akademik
12. Dimanfaatkan oleh orang lain
13. Tidak memiliki waktu luang yang cukup
14. Kesulitan dalam memenuhi standar akademik yang diberikan oleh
orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
15. Tanggung jawab yang terlalu banyak
16. Ketidakpuasan terhadap kampus
17. Keputusan untuk membentuk hubungan yang intim
18. Tidak memiliki waktu untuk menjalankan seluruh kewajiban
19. Ketidakpuasan terhadap kemampuan matematis
20. Keputusan tentang pilihan karir di masa depan
21. Beban finansial
22. Ketidakpuasan terhadap kemampuan membaca yang dimiliki
23. Keputusan penting tentang pendidikan
24. Kesepian
25. Mendapat nilai yang lebih rendah dari harapan
26. Konflik dengan asisten pengajar
27. Tidak cukup waktu untuk tidur
28. Konflik dengan keluarga
29. Tuntutan yang tinggi dari kegiatan ektrakulikuler
30. Tuntutan tinggi dari mata kuliah
31. Konflik dengan teman
32. Berjuang dengan keras untuk maju
33. Adanya teman yang sakit
34. Tidak menyukai pilihan studi
35. Tertipu jasa layanan/pembelian
36. Terlibat konflik dengan orang lain karena merokok
37. Kesulitan dalam hal transportasi
38. Tidak menyukai teman di kampus
39. Terlibat konflik dengan pacar/suami/istri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
40. Ketidakpuasan terhadap kemampuan menulis
41. Pekerjaan sekolah yang tertunda
42. Dikucilkan dari lingkungan sosial
43. Mengantri lama di tempat pelayanan jasa (contoh: bank, toko, dll.)
44. Diacuhkan
45. Ketidakpuasan terhadap penampilan fisik
46. Mendapat pelajaran yang membosankan
47. Mendengar gosip tentang seseorang yang Anda sayangi
48. Gagal untuk mendaparkan pekerjaan yang diinginkan
49. Ketidakpuasan terhadap kemampuan atletik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Bagian II
Bagian II berisi beberapa pertanyaan mengenai keyakinan Anda terhadap
kemampuan Anda dalam menghadapi situasi yang baru dan menyulitkan bagi anda
serta menghadapi berbagai macam halangan. Berikan nilai sesuai skala yang tertera
dan kondisi serta keadaan Anda saat ini. Berikan nilai “1” jika Anda tidak setuju
dengan pernyataan tersebut; berikan nilai “2” jika Anda agak setuju dengan
pernyataan tersebut; berikan nilai “3” jika Anda hampir setuju dengan pernyataan
tersebut ; dan berikan nilai “4” jika Anda sangat setuju dengan pernyataan tersebut.
1 = Tidak Setuju 2 = Agak Setuju 3 = Hampir Setuju 4 = Sangat
Setuju
1 Pemecahan soal-soal yang sulit selalu berhasil bagi saya, kalau saya
berusaha.
2 Jika seseorang menghambat tujuan saya, saya akan mencari cara dan
jalan untuk meneruskannya.
3 Saya tidak mempunyai kesulitan untuk melaksanakan niat dan tujuan
saya.
4 Dalam situasi yang tidak terduga saya selalu tahu bagaimana saya harus
bertingkah laku.
5 Kalau saya akan berkonfrontasi dengan sesuatu yang baru, saya tahu
bagaimana saya dapat menanggulanginya.
6 Untuk setiap problem saya mempunyai pemecahan.
7 Saya dapat menghadapi kesulitan dengan tenang, karena saya selalu
dapat mengandalkan kemampuan saya.
8 Kalau saya menghadapi kesulitan, biasanya saya mempunyai banyak
ide untuk mengatasinya.
9 Juga dalam kejadian yang tidak terduga saya kira, bahwa saya akan
dapat menanganinya dengan baik.
10 Apapun yang terjadi, saya akan siap menanganinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 4 :
Reliabilitas Skala
1. The Inventory of College Students’Recent Life Experiences (ICSRLE)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 76 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 76 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,926 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
Item_1 101,86 296,925 ,221 ,926
Item_2 101,33 292,837 ,490 ,924
Item_3 102,14 292,472 ,418 ,924
Item_4 102,05 287,384 ,576 ,923
Item_5 100,79 295,288 ,316 ,925
Item_6 101,54 286,572 ,617 ,923
Item_7 101,88 292,906 ,391 ,925
Item_8 101,54 285,798 ,663 ,922
Item_9 101,45 293,584 ,393 ,924
Item_10 101,55 286,517 ,641 ,922
Item_11 101,54 289,185 ,590 ,923
Item_12 101,33 288,277 ,523 ,923
Item_13 101,25 287,577 ,472 ,924
Item_14 101,57 286,836 ,651 ,922
Item_15 101,22 291,136 ,400 ,924
Item_16 101,64 295,112 ,358 ,925
Item_17 101,72 296,976 ,245 ,926
Item_18 101,62 292,826 ,329 ,925
Item_19 101,54 293,318 ,346 ,925
Item_20 101,00 296,187 ,283 ,925
Item_21 101,76 290,583 ,441 ,924
Item_22 101,83 283,610 ,706 ,922
Item_23 101,00 294,347 ,286 ,926
Item_24 101,38 293,119 ,296 ,926
Item_25 101,22 293,829 ,385 ,925
Item_26 102,24 291,756 ,477 ,924
Item_27 101,09 289,018 ,458 ,924
Item_28 101,83 290,490 ,479 ,924
Item_29 101,58 288,247 ,451 ,924
Item_30 101,01 288,333 ,545 ,923
Item_31 101,61 292,882 ,493 ,924
Item_32 100,36 299,299 ,145 ,926
Item_33 101,37 292,289 ,431 ,924
Item_34 101,95 286,344 ,594 ,923
Item_35 102,07 291,636 ,458 ,924
Item_36 102,34 295,188 ,363 ,925
Item_37 101,75 299,790 ,075 ,928
Item_38 101,78 288,629 ,561 ,923
Item_39 102,11 298,389 ,189 ,926
Item_40 101,67 290,917 ,440 ,924
Item_41 101,30 293,387 ,387 ,925
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Item_42 102,18 287,432 ,645 ,922
Item_43 101,00 291,093 ,429 ,924
Item_44 101,68 291,339 ,452 ,924
Item_45 101,50 290,040 ,459 ,924
Item_46 101,24 291,676 ,480 ,924
Item_47 101,45 296,411 ,272 ,925
Item_48 101,86 290,659 ,504 ,924
Item_49 101,50 284,493 ,582 ,923
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
2. Generalized Self-Efficacy Scale (GSES)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 76 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 76 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item_1 25,14 19,405 ,419 ,362 ,867
Item_2 25,16 18,588 ,672 ,547 ,848
Item_3 26,11 19,455 ,402 ,214 ,869
Item_4 25,55 18,544 ,665 ,554 ,848
Item_5 25,66 18,441 ,675 ,516 ,847
Item_6 25,62 18,346 ,641 ,537 ,849
Item_7 25,74 18,090 ,543 ,506 ,859
Item_8 25,72 18,576 ,623 ,458 ,851
Item_9 25,71 18,742 ,644 ,506 ,850
Item_10 25,26 18,170 ,605 ,495 ,852
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,867 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 5 :
Hasil Deskripsi Statistik Data Penelitian
1. Skala The Inventory of College Students’Recent Life Experiences (ICSRLE)
A. Mean dan Standar Deviasi Teoretis
M𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 = (1𝑥49)+(4𝑥49)
2= 122,5
SD𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 = 1
6 x (196-49) = 24,5
B. Mean dan Standar Deviasi Empiris
C. Kategori Stres
Pengkategorian Data
Tinggi X ≥ Mean𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 + SD𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 = X ≥ 122,5
+ 24,5 = X ≥ 147
Sedang Mean𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 - SD𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 ≤ X <
Mean𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 + SD𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 = 122,5 – 24,5 ≤
X < 122,5 + 24,5 =
98 ≤ X < 147
Rendah X < Mean𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 - SD𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 = X < 122,5 –
24,5 = X < 98
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
TINGKAT STRES 200 104,06 13,914 ,984
One-Sample Test
Test Value = 0
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
99% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
TINGKAT
STRES
105,76
4
199 ,000 104,055 101,50 106,61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
2. Skala Generalized Self-Efficacy (GSES)
A. Mean dan Standar Deviasi Teoretis
M𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 = (1𝑥10)+(4𝑥10)
2= 25
SD𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 = 1
6 x (40-10) = 5
B. Mean dan Standar Deviasi Empiris
C. Kategori Efikasi Diri
Pengkategorian Data
Tinggi X ≥ Mean𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 + SD𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 = X ≥ 25 + 5
= X ≥ 30
Sedang Mean𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 - SD𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 ≤ X <
Mean𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 + SD𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 =
25 - 5 ≤ X < 25 + 5 =
20 ≤ X < 30
Rendah X < Mean𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 - SD𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑡𝑖𝑠 = X < 25 - 5 =
X < 20
One-Sample Statistics
N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
EFIKASI
DIRI
200 27,94 4,860 ,344
One-Sample Test
Test Value = 0
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
99% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
EFIKASI
DIRI
81,289 199 ,000 27,935 27,04 28,83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 6 :
Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
EFIKASI
DIRI
TINGKAT
STRES
N 200 200
Normal
Parametersa,b
Mean 27,94 104,06
Std. Deviation 4,860 13,914
Most Extreme
Differences
Absolute ,065 ,082
Positive ,047 ,082
Negative -,065 -,035
Kolmogorov-Smirnov Z ,913 1,157
Asymp. Sig. (2-tailed) ,375 ,137
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 7 :
Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
TINGKAT STRES
* EFIKASI DIRI
Between
Groups
(Combined) 3998,550 23 173,850 ,886 ,617
Linearity 1306,743 1 1306,743 6,661 ,011
Deviation from
Linearity
2691,806 22 122,355 ,624 ,903
Within Groups 34525,845 176 196,170
Total 38524,395 199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 8 :
Uji Hipotesis
Correlations
EFIKASI DIRI
TINGKAT
STRES
EFIKASI DIRI Pearson Correlation 1 -,184**
Sig. (1-tailed) ,005
N 200 200
TINGKAT STRES Pearson Correlation -,184** 1
Sig. (1-tailed) ,005
N 200 200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 9 :
Uji Independent Samples T Test
Group Statistics
Daerah Asal
N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
TINGKAT
STRES
Pulau Jawa 100 105,38 14,543 1,454
Luar Pulau Jawa 100 102,73 13,195 1,319
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differe
nce
Std.
Error
Differe
nce
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
TINGKA
T STRES
Equal
variances
assumed
,467 ,495 1,35
0
198 ,179 2,650 1,964 -1,222 6,522
Equal
variances not
assumed
1,35
0
196,
155
,179 2,650 1,964 -1,223 6,523
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI