FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARETeprints.uns.ac.id/6333/1/131560608201005501.pdfSkripsi,...
Transcript of FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARETeprints.uns.ac.id/6333/1/131560608201005501.pdfSkripsi,...
i
PERBEDAAN USIA MENOPAUSE ANTARA WANITA DEPRESI DAN
TIDAK DEPRESI
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
ANA HIMMATUL HASANAH
G0006040
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
surakarta
2010
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul : Perbedaan Usia Menopause antara Wanita Depresi
dan Tidak Depresi
Ana Himmatul Hasanah, NIM/Semester : G 0006040, tahun 2010
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari ….........., Tanggal.......................2010
Pembimbing Utama Nama : Andri Iryawan, dr., MS, Sp. And NIP : 195311231985031006
Pembimbing Pendamping Nama : Dra. Indriyati NIP : 195812011986012002
Penguji Utama Nama : Dra. Fitriyah NIP : 195206241980032002
Penguji Pendamping Nama : Prof. Dr. AA. Subijanto, dr., MS NIP : 194811071973101003
Surakarta,..........................2010
Ketua Tim Sripsi Dekan FK UNS
Sri Wahjono, dr., MKes Prof. Dr. AA Subijanto, dr.,MS
NIP : 194508241973101001 NIP : 194811071973101003
iii
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 5 Februari 2010
Ana Himmatul Hasanah
G0006040
iv
ABSTRAK
Ana Himmatul Hasanah, G0006040, 2009. “PERBEDAAN USIA MENOPAUSE ANTARA WANITA DEPRESI DAN TIDAK DEPRESI”. Skripsi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Tujuan: Menopause adalah berhentinya siklus menstruasi akibat penurunan hormon estrogen dan progesteron dari ovarium. Berbagai faktor mempengaruhi perubahan hormon reproduksi tersebut. Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa depresi mempengaruhi hormon reproduksi. Namun, belum diteliti apakah depresi mempengaruhi usia menopause pada seorang wanita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan usia menopause antara wanita depresi dan tidak depresi. Metode: Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 60 orang yang memenuhi syarat, terdiri dari 30 wanita depresi dan 30 wanita yang tidak depresi. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Data diperoleh dengan menggunakan Beck Depression Index (BDI) yang dipandu dengan wawancara. Skor BDI untuk wanita yang mengalami depresi adalah ≥ 16 dan <16 untuk wanita yang tidak mengalami depresi. Hasil: Hasil uji T menunjukkan adanya perbedaan bermakna usia menopause pada wanita dengan depresi dan tidak depresi. Rata-rata usia menopause wanita depresi adalah 48,63 tahun dan pada wanita tidak depresi sebesar 51,03 tahun menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p<0.05) usia menopause wanita depresi dan tidak depresi. Simpulan: Ada perbedaan usia menopause antara wanita depresi dan tidak depresi yaitu usia menopause wanita tidak depresi lebih muda daripada wanita depresi. Kata kunci : depresi, menopause, aksis HPA, aksis HPO
v
ABSTRACT
Ana Himmatul Hasanah, G0006040, 2009. “THE DIFFERENCE OF AGE AT MENOPAUSE AMONG WOMEN WITH AND WITHOUT DEPRESSION”. Skripsi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Objective: Menopause is the cessation of the menstrual cycle due to decreased hormones estrogen and progesterone from the ovary. Various factors affect these reproductive hormonal changes. From the studies that have been made, it is known that depression affects the reproductive hormones. However, not been studied whether the depression affects the age of menopause in a woman. The purpose of this study is to know about the difference of the age of menopause among women with or without depression. Method: This study based on analytic observational with cross-sectional approach. 30 women with depression and 30 women without depression were taken using purposive sampling technique. The sample was selected by some inclusion and exclusion criteria. Data was collected by questionnaire and interview with patient and accessing the medical record. The data was obtained by interviewing using Beck Depression Index (BDI). The score for depression was ≥ 16 and <16 was score for non-depression. Result: T test results indicated a significant difference in age at menopause among women with depression and without depression. The average age at menopause of women with depression is 48.63 years old and 51.03 years old for women without depression. Significancy of the whole test was <0.05. Conclusion: There was a difference in age at menopause among women with and without depression. Women without depression had older age at menopause than those women with depression. Key words : depression, menopause, HPA axis, HPO axis
vi
PRAKATA
Segala puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya dalam menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Usia Menopause antara Wanita Depresi dan Tidak Depresi di Kecamatan Laweyan, Surakarta”. Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Peneliti skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa dukungan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan selama pelaksanaan dan penyusunan laporan skripsi ini kepada: 1. Prof.Dr.A.A.Subijanto, dr., MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Andri Iryawan, dr., MS, Sp. And dan Dra. Indriyati selaku pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Dra. Fitriyah dan Prof. Dr. A.A. Subijanto, dr., MS selaku penguji yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Sri Wahjono, dr., M.Kes., DAFK selaku ketua Tim Skripsi beserta Staf
Bagian Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Prof.Dr.H.M Syamsulhadi, dr., Sp.KJ(K) selaku pembimbing akademik atas
bimbingan dan dukungan kepada peneliti. 6. Bapak, ibu, nafis dan nada yang telah memberikan semangat dan doa untuk
menyelesaikan skripsi ini. 7. Sahabat-sahabatku tersayang yang telah memberikan semangat dan sebagai
teman seperjuangan dalam penyusunan skripsi ini. 8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah
memberikan bantuan tenaga, waktu, dorongan dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat peneliti harapkan untuk perbaikan di masa datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Surakarta, Februari 2010
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
Halaman PRAKATA............................................................................................................. vi
DAFTAR ISI......................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... ix
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................1 B. Perumusan Masalah...........................................................................2 C. Tujuan Penelitian...............................................................................3 D. Manfaat Penelitian.............................................................................3
BAB II. LANDASAN TEORI.................................................................................4
A. Tinjauan Pustaka ...............................................................................4 1. Menopause .................................................................................4 2. Depresi .......................................................................................6 3. Hubungan Depresi dan Menopause ...........................................8
B. Kerangka Pemikiran ........................................................................11 C. Hipotesis ..........................................................................................11
BAB III. METODE PENELITIAN .......................................................................12
A. Jenis Penelitian ................................................................................12 B. Lokasi Penelitian .............................................................................12 C. Subjek Penelitian .............................................................................12 D. Rancangan Penelitian ......................................................................12 E. Sampel .............................................................................................13 F. Variabel Penelitian ..........................................................................14 G. Definisi Operasional Variabel .........................................................14 H. Instrumen Penelitian........................................................................16 I. Teknik Analisis Data Statistik .........................................................16
BAB IV. HASIL PENELITIAN ...........................................................................17
BAB V. PEMBAHASAN......................................................................................19
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN....................................................................23
A. Simpulan..........................................................................................23 B. Saran ................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................24
Lampiran ................................................................................................................29
viii
DAFTAR TABEL
Tabel. 4.1. Deskripsi data penelitian.....……........................................13 Tabel. 4.2. Perbandingan Usia Menopause Wanita Depresi dan Tidak Depresi.......................................................................14
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Informed Consent
Lampiran 2. Kuesioner Perbedaan Usia Menopause antara Wanita Depresi
dan Tidak Depresi
Lampiran 3. Data Primer Hasil Penelitian
Lampiran 4. Uji Kolmogorov-Smirnov
Lampiran 5. Perhitungan Uji T
Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian Dari Fakultas Kedokteran UNS kepada
Kepala Kecamatan Laweyan Surakarta
Lampiran 7. Surat Bukti Penelitian dari Kecamatan Laweyan Surakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menopause adalah berhentinya siklus menstruasi karena penurunan
hormon estrogen dan progesteron dari ovarium. Meskipun menopause
merupakan kejadian normal pada wanita, namun tiap individu merasakan
gejala yang berbeda. Banyak gejala yang menyertai menopause, tetapi hanya
disfungsi vasomotor dan kekeringan vagina yang secara konsisten terkait
dengan kejadian tersebut pada penelitian-penelitian epidemiologi. Gejala
umum lain seperti perubahan mood, gangguan tidur, inkontinensia urin,
perubahan kognitif, keluhan somatik, disfungsi seksual, dan penurunan
kualitas hidup dapat menjadi gejala sekunder atau terkait dengan gejala
lainnya (Nelson,2008).
Faktor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap usia terjadinya
menopause yaitu merokok (Cooper et al., 1999; Reynolds dan Obermeyer,
2005), siklus menstruasi yang terjadi kurang dari 26 hari (Bromberger et al.,
1997), nullipara, obesitas (Kato et al., 1998; Reynolds dan Obermeyer, 2005),
usia menarche (van Noord et al., 1997), obat kontrasepsi oral (Gold et al.,
2001), pernikahan (Gold et al., 2001; Sievert et al., 2001) serta status sosial
dan ekonomi (Lawlor et al., 2003).
Depresi merupakan problem kesehatan masyarakat yang cukup serius.
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa depresi berada pada
2
urutan keempat penyakit di dunia. Sekitar 20% wanita dan 12% pria, pada
suatu waktu dalam kehidupannya pernah mengalami depresi (Amir, 2005).
Sebuah penelitian terbaru yang dilansir Persatuan Dokter Spesialis
Kesehatan Jiwa pada Juni 2007 lalu menyatakan bahwa 94 persen masyarakat
Indonesia saat ini mengidap depresi, dari tingkat yang tinggi sampai tingkat
yang rendah. Dalam kurun waktu 12 tahun terakhir ini, data tersebut dapat
dipastikan meningkat karena krisis ekonomi dan gejolak-gejolak lainnya di
seluruh daerah. Masalah internasional pun akan ikut memicu terjadinya
peningkatan derita tersebut. Hal ini pun diakui Dirjen Bina Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan, Farid M Husain (2007), yang menyatakan bahwa
jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia meningkat pesat, mencapai
delapan hingga 10 persen dari total penduduk Indonesia pada tahun 2007.
Jenis gangguan jiwa yang paling banyak adalah depresi (Latifah, 2007).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bernard et al. (2003)
diketahui bahwa depresi mempengaruhi hormon reproduksi. Namun, belum
diteliti apakah depresi mempengaruhi usia menopause pada seorang wanita.
Oleh karena itu, peneliti berminat untuk meneliti apakah ada perbedaan usia
menopause wanita depresi dan tidak depresi.
B. Perumusan Masalah
Apakah ada perbedaan usia menopause antara wanita depresi dan tidak
depresi?
3
C. Tujuan Penelitian
Untuk meneliti adanya perbedaan usia menopause antara wanita
depresi dan tidak depresi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Menambah pengetahuan mengenai perbedaan usia menopause antara
wanita depresi dan tidak depresi.
2. Manfaat praktis
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar teori upaya untuk
mencegah terjadinya menopause dini pada wanita dengan depresi.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Menopause
Gejala menurunnya fungsi ovarium adalah henti haid pada seorang
wanita yang dikenal sebagai menopause. Kurun waktu 4-5 tahun sebelum
menopause disebut masa pramenopause, sedangkan kurun waktu 3-5 tahun
setelah menopause disebut sebagai masa pascamenopause. Masa
pramenopause, menopause, dan pascamenopause dikenal sebagai masa
klimakterium sedangkan keluhan-keluhan yang terjadi pada masa tersebut
disebut sebagai sindrom klimakterik ( Said, 2004)
Menopause alami merupakan proses bertahap yang terjadi pada
wanita berusia antara 47 hingga 55 tahun (Greendale et al., 1999). Hal ini
ditandai dengan ketidakhadiran periode menstruasi selama 12 bulan
berturut-turut, tidak termasuk karena keadaan patologis (Notelovitz, 1989).
Pertama-tama terjadi kegagalan fungsi korpus luteum. Kemudian,
turunnya produksi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi
umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan
produksi (Follicle Stimulating Hormone) FSH dan (Luteinizing Hormone)
LH. Dari kedua gonadotropin itu, ternyata yang paling mencolok
peningkatannya adalah FSH. Oleh karena itu, peningkatan kadar FSH
merupakan petunjuk hormonal yang paling baik untuk mendiagnosis
sindrom klimakterik ( Said, 2004).
5
Secara endokrinologi, masa klimakterium ditandai oleh turunnya
kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran gonadotropin. Gambaran
klinis dari defisiensi estrogen dapat berupa gangguan neurovegetatif,
gangguan psikis, gangguan somatik dan gangguan siklus haid ( Said,
2004).
Manifestasi klinis masa transisi menuju menopause ini belum
diketahui secara pasti. Tetapi beberapa gejala seperti hot flashes, mulai
tejadi pada pramenopause (Greendale et al., 1999) dan meningkat seiring
dengan perkembangan menuju menopause (Hardy dan Kuh, 2002). Gejala
somatik dan psikologis yang tidak spesifik, termasuk kelelahan, iritabilitas,
insomnia, palpitasi, kesulitan memori atau konsentrasi, dan mood atau
depresi telah diketahui secara umum (Kenemans, 1999).
Pramenopause merupakan waktu berubahnya fungsi ovarium,
mendahului menstruasi terakhir pada dua hingga delapan tahun (median
3,8 tahun) (McKinlay et al., 1992). Banyak penelitian yang berfokus pada
usia awal menopause (Gold et al., 2001), yang dapat mempengaruhi risiko
penyakit jangka panjang dan kematian pada wanita (Jacobsen et al., 2003),
dan hingga menjadi menopause.
Merokok telah dibuktikan terkait dengan usia menopause (Cooper
et al., 1999; Reynolds dan Obermeyer, 2005). Wanita yang merokok
mengalami menopause lebih dini daripada yang tidak melakukannya.
Faktor lain yang diteliti dengan derajat yang berbeda terbukti memiliki
pengaruh terhadap terjadinya menopause yang lebih awal yaitu siklus
6
menstruasi yang terjadi kurang dari 26 hari (Bromberger et al., 1997) dan
nullipara (Kato et al., 1998; Reynolds dan Obermeyer, 2005). Sebaliknya,
menarche yang lebih awal (van Noord et al., 1997), obat kontrasepsi oral
(Gold et al., 2001), dan pernikahan (Gold et al., 2001; Sievert et al., 2001)
terkait dengan onset yang lebih lambat. Status sosial dan ekonomi yang
lebih tinngi merupakan prediktor yang kuat terjadinya menopause yang
lebih lambat (Lawlor et al., 2003).
2. Depresi
Depresi umumnya terjadi pada remaja, dengan prevalensi sekitar
3% hingga 8% (Birmaher et al., 1996). Sejak usia 18 tahun, sebanyak 25
% remaja setidaknya mendapat dua episode depresi (Lewinsohn et al.,
1993).
Depresi ditandai adanya perasaan sedih, murung, dan mudah
marah. Pasien mengalami distorsi kognitif seperti mengkritik diri sendiri,
timbul rasa bersalah, perasaan tidak berharga, kepercayaan diri turun,
pesimis, dan putus asa. Terdapat rasa malas, tidak bertenaga, retardasi
psikomotor, dan menarik diri dari hubungan sosial. Pasien mengalami
gangguan tidur seperti sulit masuk tidur atau terbangun dini hari. Nafsu
makan berkurang, begitu pula gairah seksual (Amir, 2005).
Faktor-faktor pada wanita yang terkait dengan depresi, termasuk di
dalamnya adalah sebagai berikut: depresi masa lalu (Hay et al., 1994 ),
siklus haid yang tak teratur, kehadiran hot flushes (Avis et al., 1994),
laporan retrospektif sindrom premenstruasi (Soares et al., 2001), riwayat
7
merokok, jumlah kehamilan, dan status tidak menikah (Harlow et al.,
1999).
Gangguan depresi pada anak dan remaja meningkatkan risiko
terjadinya penyakit, masalah antarindividu, dan kesulitan psikososial yang
menetap lama setelah episode tersebut (National Institute of Mental
Health, 2000), dan remaja yang mengalami episode depresi mengalami
peningkatan risiko kecanduan dan perilaku bunuh diri (Weissman et al.,
1999). Orang dengan depresi mengalami peningkatan biaya perawatan
(Simon et al., 1995), dan kesuksesan terapi depresi dapat menurunkan
biaya tersebut pada remaja (Simon et al., 2000) dan anak-anak (Dhossche
et al., 2002). Penelitian terbaru (Beardslee et al., 1998), mengindikasikan
beberapa kelompok yang mempunyai risiko yang lebih besar mengalami
perkembangan depresi, termasuk anak-anak dan remaja dengan orang tua
yang depresi dan individu yang melaporkan gejala subsyndrome depresi
yang signifikan ( tanpa menemui kriteria DSM yang penuh) (Lynch et al.,
2005).
Pencegahan depresi pada remaja dapat menurunkan kesempatan
kematian yang prematur, meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas
remaja dan keluarga mereka, serta menurunkan biaya perawatan kesehatan
untuk remaja-remaja tersebut. Bukti-bukti yang muncul menunjukkan
bahwa intervensi psikososial dapat mencegah depresi pada remaja dan
intervensi pencegahan pada kelompok yang memiliki risiko tinggi telah
membuahkan hasil yang memuaskan (Clarke et al., 1995).
8
Hasil sebuah penelitian menyebutkan bahwa 24 bulan sekitar
periode menstruasi akhir terkait dengan peningkatan faktor risiko untuk
onset depresi. Terdapat peningkatan risiko depresi pada wanita selama
premenopause yang terlambat maupun yang lebih awal. Ada peningkatan
kecil pada risiko depresi selama empat tahun sebelum periode akhir
menstruasi. Dua episode depresi yang berkembang dua tahun sebelum
periode akhir menstruasi dan selama premenopause awal, yang keduanya
terjadi dalam kaitannya dengan peningkatan FSH plasma, mengusulkan
keterkaitan antara depresi dan endokrin pada premenopause (Bromberger
et al., 2001 ).
Pada periode akhir menstruasi, beberapa wanita mendapatkan
depresi. Meski beberapa faktor dapat berperan pada wanita-wanita ini,
peristiwa hormonal diusulkan secara tak langsung oleh penelitian yang
melaporkan adanya peran estradiol pada onset depresi saat premenopause
(Santoro et al., 1996 ).
3. Hubungan Depresi dan Menopause
Efek depresi pada aksis reproduksi mungkin ada pada sistem saraf
pusat dengan efek primer pada tingkat hipofisis (dan/atau hipothalamus)
yang menghasilkan peningkatan kadar FSH serum (Lambert-Messerlian
dan Harlow, 2006). Stress dikenal mempengaruhi aksis reproduksi,
menyebabkan amenorrhea pada beberapa kasus yang gawat. Penelitian
pada primata menunjukkan bahwa infusi corticotropin-releasing hormone
9
(CRH) dapat menurunkan sekresi LH (Nikolarakis et al., 1986; Olster et
al., 1987; Xiao et al., 1998).
Amenorrhea yang diinduksi oleh stress maupun olahraga dan
anoreksia nervosa mengaktivasi aksis hipotalamicopituitari-adrenal,
meningkatkan sekresi kortisol dan menurunkan respon kortisol terhadap
CRH eksogen (Suh et al., 1988; Berga et al., 1989; Loucks et al., 1989;
Biller et al., 1990; Hohtari et al., 1991). Abnormalitas aksis HPA ini mirip
dengan yang terlihat karena depresi, mengusulkan bahwa aktivasi aksis
HPA mungkin berhubungan dengan inhibisi hypothalamicopituitary-
ovarian (HPO). Sebagai tambahan, peningkatan CRH pada cairan
serebrospinal, yang mengindikasikan aktivasi umum dari CRH
extrahypothalamic system, ditemukan pada pasien depresi, mendukung
hipotesis selanjutnya mengenai penurunan fungsi reproduksi pada depresi
(Nemeroff et al., 1984).
Diantara faktor perifer yang mempengaruhi system reproduksi,
stres memegang peranan penting baik secara mental maupun fisik
(Vermeulen, 1991). Infusi CRH pada manusia menyebabkan inhibisi
pelepasan pulsatil LH (Barbarino et al., 1989). Peningkatan CRH akan
meningkatkan sekresi ACTH, yang menyebakan peningkatan kadar
kortisol dalam plasma yang akan menghambat pelepasan pulsatil LH.
Stress emosional termasuk depresi endogen mungkin menjadi penyebab
amenorrhea psikologis hipotalamus yang merupakan penyebab sekunder
yang mempengaruhi pelepasan GnRH (Quigley et al., 1980). Penurunan
10
LH akan mempengaruhi terjadinya anovulasi (Balchetz et al., 1978;
Reame et al., 1985).
Pada beberapa penelitian terakhir mengenai pramenopause pada
wanita, Young et al (2000) melaporkan bahwa kadar estrogen plasma saat
fase folikuler lebih rendah pada wanita yang mengalami depresi daripada
wanita pada kelompok kontrol. Karena penurunan estrogen mempengaruhi
system neuroendokrin yang terkait dengan mood, perilaku, dan kognisi
(Halbreich, 2000), hal ini mungkin bahwa wanita dengan riwayat depresi
dapat memiliki compromised hypothalamic-pituitary-ovarian axis yang
bertahan lama. Pada penelitian terbaru, Harlow et al. (2003), menemukan
bahwa riwayat depresi terkait dengan penurunan fungsi ovarium yang
lebih awal. Wanita dengan riwayat depresi menunjukkan peningkatan
hormon FSH dalam serum dan penurunan estradiol (Lambert-Messerlian
dan Harlow, 2006). Oleh karena itu, depresi mempunyai efek intermediet
maupun bebas pada usia awal menopause yang alami (Harlow, 2003).
11
B. Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis
Usia menopause pada wanita depresi lebih dini daripada wanita tidak depresi.
Hipothalamus
GnRH
Hipofisis
Depresi
Menopause
Kegagalan ovulasi
Ovarium yang mengalami penurunan fungsi FSH ↑
Estradiol ↓
FSH ↓ LH ↓
Keterangan : : Memicu : Umpan balik negatif : Menghasilkan : Mempercepat
12
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Laweyan Kotamadya Surakarta.
C. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah wanita berusia lebih dari 47 tahun yang
tinggal di Kecamatan Laweyan Kotamadya Surakarta.
D. Rancangan Penelitian
Wanita berusia lebih dari 47 tahun
Purposive sampling
Menopause
Depresi
Usia menopause
Tidak depresi
Usia menopause
Analisis Data
13
E. Sampel
1. Subyek penelitian
Kriteria inklusi :
a. Wanita berusia lebih dari 47 tahun
b. Menopause
c. Bersedia menjalani penelitian dengan sukarela
Kriteria eksklusi:
a. Kebiasaan merokok
b. Pernah mengalami histerektomi
c. Menggunakan obat kontrasepsi oral
2. Besar sampel
Bila data dianalisis dengan statistik parametrik, maka ukuran sampel
harus besar, karena nilai-nilai atau skor yang diperoleh distribusinya harus
mengikuti distribusi normal. Sampel yang tergolong sampel besar yang
distribusinya normal adalah sampel yang jumlahnya, >30 kasus. Bilamana
teknik analisis yang digunakan adalah untuk membandingkan antar kelompok
seperti t-test , maka besar sampel untuk setiap sel dalam rancangan analisa
minimal 30 kasus ( Singarimbun dan Effendi, 1995).
3. Pengambilan sampel/ teknik sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Pemilihan subjek berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat
tertentu yang berkaitan dengan dengan karakteristik populasi
(Taufiqurrahman, 2004). Kriteria inklusi antara lain wanita berusia lebih dari
14
47 tahun, menopause, dan bersedia menjalani penelitian dengan sukarela.
Sedangkan kriteria eksklusinya antara lain merokok, pernah mengalami
histerektomi, dan menggunakan obat kontrasepsi oral.
F. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : Status depresi
2. Variabel terikat : Usia menopause
3. Variabel pengganggu :
a. Terkendali : Faktor usia, faktor merokok, faktor histerektomi,
dan penggunaan obat kontrasepsi oral
b. Tak terkendali : Faktor keturunan, lama siklus haid, dan usia
menarche
G. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel terikat : Usia menopause
Definisi : Menopause merupakan keadaan berhentinya siklus
haid pada seorang wanita. Awal terjadi menopause
ditandai dengan tidak adanya siklus haid selama 12
bulan. Sehingga usia awal menopause akan
dihitung sejak seorang wanita telah kehilangan
siklus haidnya selama 12 bulan.
Alat pengukuran : Kuesioner
Skala pengukuran : Rasio
15
2. Variabel bebas : Faktor depresi
Definisi : Depresi merupakan gangguan mood yang
merupakan fenomena yang kompleks yang
disebabkan oleh berbagai faktor baik dari luar
maupun dalam tubuh seseorang. Tingkat depresi
akan diukur dengan menggunakan Beck
Depression Inventory (BDI). Yang dimaksud
depresi dalam penelitian ini adalah bila skor BDI ≥
16.
Alat pengukuran : Inventori
Skala pengukuran : Nominal
3. Variabel pengganggu terkendali
a. Faktor merokok
Definisi : Kebiasaan merokok sebelum terjadinya
menopause.
Alat pengukuran : Kuesioner
b. Faktor histerektomi
Definisi : Pengangkatan uterus sebelum menopause
terjadi
Alat pengukuran : Kuesioner
c. Faktor obat kontrasepsi oral
Definisi : Penggunaan kontrasepsi oral jenis apapun
saat masa subur
16
Alat pengukuran : Kuesioner
H. Instrumen Penelitian
Instrumentasi yang digunakan adalah Beck Depression Inventory
(BDI) dan kuesioner.
I. Teknik Analisis Data Statistik
Data yang terkumpul dianalisis secara statistik dengan uji T. Uji T
digunakan untuk membandingkan perbedaan mean antar 2 kelompok (Murti,
1994).
( )2
22
2
1
1
21
)(n
SDn
SD
XXt
+
-=
Keterangan :
1X , 2X : masing- masing mean dari kelompok 1 dan 2
SD1, SD2 : standar deviasi dari kelompok 1 dan 2
n1, n2 : jumlah subyek dari kelompok 1 dan 2
17
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2009 di
Kecamatan Laweyan, Kodya Surakarta, Jawa Tengah. Subjek penelitian
adalah wanita berusia lebih dari 47 tahun.
Besar sampel yang diikutkan dalam penelitian berjumlah 60 orang
wanita, 30 orang wanita depresi dan 30 orang wanita tidak depresi, yang
berasal dari Kecamatan Laweyan, Kodya Surakarta. Untuk mendapatkan data
yang akurat, dilakukan wawancara secara langsung dengan subyek dengan
menggunakan kuesioner Beck Depression Inventory (BDI). Adapun data yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel. 4.1. Deskripsi data penelitian
Karakteristik Wanita Depresi Wanita Tidak Depresi
Rata-rata umur subyek
69 tahun 72 tahun
Status pernikahan Menikah Menikah
Pendidikan SD SD
Histerektomi Tidak Tidak
Kebiasaan merokok Tidak Tidak
Kontrasepsi hormonal
sebelum menopause
Tidak Tidak
18
Karakteristik dari 60 subyek dalam penelitian ini dapat dilihat dalam
tabel 4.1 yang dikelompokkan berdasar status depresi. Dua kelompok tersebut
yaitu kelompok wanita depresi dan tidak depresi. Rata-rata usia saat
wawancara pada wanita dengan depresi yaitu 69 tahun dan 72 tahun pada
wanita yang tidak depresi. Baik kelompok wanita dengan depresi maupun
tidak depresi, memiliki status pernikahan, rata-rata jenjang pendidikan riwayat
histerektomi, kebiasaan merokok, penggunaan kontrasepsi hormonal sebelum
menopause sama. Hal ini bertujuan untuk menyingkirkan faktor-faktor yang
mampu mempengaruhi terjadinya menopause.
Tabel. 4.2. Perbandingan Usia Menopause Wanita Depresi dan Tidak
Depresi
Usia Wanita Depresi Wanita Tidak Depresi P
Mean 48,63 51,03 0,000
SD 2,282 2,327 0,000
Hasil uji T pada table 4.2 menunjukkan adanya perbedaan bermakna
usia menopause pada wanita dengan depresi dan tidak depresi. Perbedaan
mean menunjukkan usia menopause wanita tidak depresi lebih tua daripada
wanita depresi. Rata-rata usia menopause wanita depresi adalah 48,63 tahun
dan pada wanita tidak depresi sebesar 51,03 tahun menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan (p<0.05) usia menopause wanita depresi dan tidak
depresi.
19
BAB V
PEMBAHASAN
Menopause merupakan saat berhentinya siklus haid pada seorang
wanita. Kurun waktu 4-5 tahun sebelum menopause disebut masa
pramenopause, sedangkan kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause disebut
sebagai masa pascamenopause.
Setelah dilakukan penelitian mengenai perbedaan usia menopause
antara wanita depresi dan tidak depresi di Kecamatan Laweyan, Kodya
Surakarta. Jumlah subyek yang digunakan sebagai sampel penelitian sebesar
60 orang yang terdiri dari 30 wanita depresi dan 30 wanita tidak depresi yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan teknik purposive sampling.
Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa usia rata-rata menopause 60 wanita
tersebut adalah 49,83. Usia maksimal menopause dalam penelitia tersebut
adalah 55 tahun dan usia minimal sebesar 47 tahun. Uji normalitas data
dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan diketahui
bahwa data tersebut berdistribusi normal.
Pada penelitian ini digunakan kriteria inklusi antara lain wanita berusia
lebih dari 47 tahun, menopause, dan bersedia menjalani penelitian dengan
sukarela. Sedangkan kriteria eksklusinya antara lain merokok, pernah
mengalami histerektomi, dan menggunakan obat kontrasepsi oral. Kriteria
eksklusi tersebut merupakan faktor-faktor yang mempunyai pengaruh
terhadap usia terjadinya menopause.
20
Klasifikasi depresi berdasarkan hasil skoring Beck Depression
Inventory (BDI). Adanya riwayat depresi ditunjukkan dengan besar skor BDI
≥ 16 sedangkan wanita yang tidak memiliki riwayat depresi memiliki skor
BDI < 16.
Pada tabel 4.2 ditunjukkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji
T. Hasil penelitian yang diperoleh adalah ada perbedaan yang signifikan usia
menopause wanita yang mengalami depresi dan tidak mengalami depresi. Hal
in sesuai dengan teori yang menjelaskan pengaruh depresi secara tidak
langsung terhadap aksis hypothalamicopituitary-ovarian (HPO).
Efek depresi pada aksis reproduksi mungkin ada pada sistem saraf
pusat dengan efek primer pada tingkat hipofisis (dan/atau hipothalamus) yang
menghasilkan peningkatan kadar FSH serum (Lambert-Messerlian dan
Harlow, 2006).
Amenorrhea yang diinduksi oleh stress maupun olahraga dan anoreksia
nervosa mengaktivasi aksis hipotalamicopituitari-adrenal, meningkatkan
sekresi kortisol dan menurunkan respon kortisol terhadap CRH eksogen (Suh
et al., 1988; Berga et al., 1989; Loucks et al., 1989; Biller et al., 1990; Hohtari
et al., 1991). Abnormalitas aksis HPA ini mirip dengan yang terlihat karena
depresi, mengusulkan bahwa aktivasi aksis HPA mungkin berhubungan
dengan inhibisi aksis HPO. Sebagai tambahan, peningkatan CRH pada cairan
serebrospinal, yang mengindikasikan aktivasi umum dari CRH
extrahypothalamic system, ditemukan pada pasien depresi, mendukung
21
hipotesis selanjutnya mengenai penurunan fungsi reproduksi pada depresi
(Nemeroff et al., 1984).
Diantara faktor perifer yang mempengaruhi system reproduksi, stres
memegang peranan penting baik secara mental maupun fisik (Vermeulen,
1991). Infusi CRH pada manusia menyebabkan inhibisi pelepasan pulsatil LH
(Barbarino et al., 1989). Peningkatan CRH akan meningkatkan sekresi ACTH,
yang menyebakan peningkatan kadar kortisol dalam plasma yang akan
menghambat pelepasan pulsatil LH. Stress emosional termasuk depresi
endogen mungkin menjadi penyebab amenorrhea psikologis hipotalamus yang
merupakan penyebab sekunder yang mempengaruhi pelepasan GnRH
(Quigley et al., 1980). Penurunan LH akan mempengaruhi terjadinya
anovulasi (Balchetz et al., 1978; Reame et al., 1985).
Pada beberapa penelitian terakhir mengenai pramenopause pada
wanita, Young et al (2000) melaporkan bahwa kadar estrogen plasma saat fase
folikuler lebih rendah pada wanita yang mengalami depresi daripada wanita
pada kelompok kontrol. Karena penurunan estrogen mempengaruhi system
neuroendokrin yang terkait dengan mood, perilaku, dan kognisi (Halbreich,
2000), hal ini mungkin bahwa wanita dengan riwayat depresi dapat memiliki
compromised hypothalamic-pituitary-ovarian axis yang bertahan lama. Pada
penelitian terbaru, Harlow et al. (2003), menemukan bahwa riwayat depresi
terkait dengan penurunan fungsi ovarium yang lebih awal. Wanita dengan
riwayat depresi menunjukkan peningkatan hormon FSH dalam serum dan
penurunan estradiol (Lambert-Messerlian dan Harlow, 2006). Oleh karena itu,
22
depresi mempunyai efek intermediet maupun bebas pada usia awal menopause
yang alami (Harlow et al., 2003).
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian-penelitian terdahulu.
Berdasarkan penelitian oleh Ryan J, et al. (2008) yang menyebutkan bahwa
ada hubungan antara rentang usia reproduktif dengan riwayat depresi dan usia
menopause mungkin dapat digunakan sebagai acuan . Menurut Harlow et al.
(2003), riwayat depresi terkait dengan penurunan fungsi ovarium yang lebih
awal. Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bernard et al.
(2003) diketahui bahwa depresi mempengaruhi hormon reproduksi.
23
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa rata-rata usia
menopause lebih tua pada wanita yang tidak memiliki riwayat depresi karena
depresi dapat mempengaruhi usia menopause menjadi lebih awal.
Maka hipotesis yang menyebutkan ada perbedaan usia menopause
antara wanita depresi dan tidak depresi di Kecamatan Laweyan dapat diterima.
B. Saran
1. Sebaiknya usia subyek tidak terlalu tua yaitu di bawah 58 tahun untuk
menghindari bias.
2. Perlu diteliti lebih lanjut dengan mengendalikan faktor-faktor perancu
yang dalam penelitian ini belum dikendalikan karena adanya
keterbatasan waktu dan biaya.
3. Perlu diberikan informasi terhadap para wanita pada usia subur untuk
menghindari terjadinya depresi yaitu dengan makanan yang bergizi,
hindari minuman berakohol, olah raga teratur, tidak terlalu memaksakan
diri dalam bekerja, dan luangkan waktu untuk relaksasi. Bagi wanita
yang mengalami depresi sebaiknya menghindari faktor risiko menopause
dini yang lain misalnya merokok, minum minuman beralkohol, asupan
gizi tidak seimbang, dan minum berbagai jenis obat secara sembarangan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Amir N. 2005. Depresi. Jakarta: Balai penerbit FKUI. Avis NE, Brambila D, McKinlay Sm, et al. 1994. A longitudinal analysis of the
association between menopause and depression: result from the Massachusetts Women’s Health Study. Maturitas; 14: 117-126.
Balchetz P.E., Plant T.M., dan Nakai Y. 1978. Hypophyseal responses to
continuous and intermittent delivery of gonadotropin-releasing hormone. Science; 202: 631-633.
Barbarino P., De Marinis L., Tofani A., et al., 1989. Corticotropin releasing
hormone inhibition of gonadotropin release and the effect of opioid blockade. J clin. Endocrinol. Metab. 68: 523-528.
Beardslee W.R.,Versage E.M., dan Gladstone T.R. 1998. Children of affectively
ill parents: a review of the past 10 years. J Am Acad Child Adolesc Psychiatry; 37:1134-1141.
Berga S.L., Mortola J.F., Girton L., et al. 1989. Neuroendocrine aberrations in
women with functional amenorrhea.J Clin Endocrinol Metab; 68:301-308.
Bernard L.H, Lauren A.W, Michael W.O, et al. 2003. Depression and Its
Influence on Reproductive Endocrine and Menstrual Cycle Markers Associated With Perimenopause. Arch Gen Psychiatry ;60:29-36.
Biller B.M., Fereroff H.J., Loenig J.I., et al. 1990. Abnormal cortisol secretion
and responses to corticoptropin-releasing hormone in women with hypothalamic amenorrhea. J Clin Endocrinol Metab; 70:311-317.
Birmaher B., Ryan N.D., Williamson D.E., et al. 1996. Childhood and adolescent
depression: a review of the past 10 years, part I. J Am Acad Child Adolesc Psychiatry; 35:1427-1439.
Bromberger J.T., Matthews K.A., Kuller L.H., et al. 1997. Prospective study of
the determinants of age at menopause. Am J Epidemiol; 145:124–33. Bromberger JT, Meyer PM, Kravitz HM, et al. 2001. Psychologic distress and
natural menopause: a multiethnic community study. Am J Public Health; 91: 1435-1442.
Clarke G.N., Hawkins W., Murphy M., et al. 1995. Targeted prevention of
unipolar depressive disorder in an at-risk sample of high school
25
adolescents: a randomized trial of group cognitive intervention. J Am Acad Child Adolesc Psychiatry; 34:312-321.
Cooper G.S., Sandler D.P., dan Bohlig M. 1999. Active and passive smoking and
the occurrence of natural menopause. Epidemiology; 10:771–3. Dhossche D., van der Steen F., dan Ferdinand R. 2002. Somatoform disorders in
children and adolescents: a comparison with internalizing disorders. Ann Clin Psychiatry; 14:23-31.
Gold E.B., Bromberger J., Crawford S., et al. 2001. Factors associated with age at
natural menopause in a multiethnic sample of midlife women. Am J Epidemiol; 153:865–74.
Greendale G.A., Lee N.P., dan Arriola E.R. 1999. The menopause. Lancet;
353:571– 80. Halbreich U. 2000. Gonadal hormones, reproductive age, and women with
depression. Arch Gen Psychiatry; 57:1163-1164. Hardy R., dan Kuh D. 2002. Change in psychological and vasomotor symptom
reporting during the menopause. Soc Sci Med;55:1975– 88. Harlow B.L, Cohen LS, Otto MW, et al. 1999. Prevalence and predictors of
depressive symptoms in older premenopausal women: the Harvard study of mood and cycles. Arch Gen psychiatry; 56: 418-424.
Harlow B.L., Wise L.A., Otto M.W., et al. 2003. Depression and Its Influence on
Reproductive Endocrine and Menstrual Cycle Markers Associated With Perimenopause The Harvard Study of Moods and Cycles. Arch Gen Psychiatry; 60:29-36.
Hay Ag, Bancroft J, Johnstone Ec, et al. 1994. Affective symptoms in women
attending a menopause clinic. Br J Psychiatry; 164: 513-516. Hohtari H., Salminen-Lappalainen K., dan Laatikainen T. 1991. Response of
plasma endorphins, corticotropin, cortisol, and luteinizing hormone in the corticotropinreleasing hormone stimulation test in eumenorrheic and amenorrheic athletes. Fertil Steril; 552:276-280.
Jacobsen B.K., Heuch I. dan Kvale G.. 2003. Age at natural menopause and all-
cause mortality: a 37-year follow-up of 19,731 Norwegian women. Am J Epidemiol; 157: 923-929.
26
Kato I., Toniolo P., Akhmedkhanov A., et al. 1998. Prospective study of factors influencing the onset of natural menopause. Journal of Clinical Epidemiology; 51(12):1271-1276.
Kenemans P. 1999. Menopause, HRT and menopausal symptoms. J Epidemiol
Biostat; 4:141– 6. Lambert-Messerlian dan Harlow. 2006. The influence of depression, body mass
index, and smoking on serum inhibin B levels in late reproductive-aged women. J. clin endocrinol. Metab.; 91: 1496-1500.
Latifah A. 2007. 94 Persen Masyarakat Indonesia Depresi. Sinar Harapan. Lawlor D.A., Ebrahim S., dan Davey Smith G. 2003. The association of socio-
economic position across the life course and age at natural menopause: the British Women’s Heart and Health Study. BJOG; 110:1078–87.
Lewinsohn P.M., Hops H., Roberts R.E., et al. 1993. Adolescent
psychopathology, I: prevalence and incidence of depression and other DSM-III-R disorders in high school students. J Abnorm Psychol; 102:133-144.
Loucks A.B., Mortola J.F., Girton L., et al. 1989. Alterations in the
hypothalamicpituitary ovarian and the hypothalamic-pituitary-adrenal axes in athletic women. J Clin Endocrinol Metab; 68:402-411.
Lynch FL,Hornbrook M, Clarke GN, et al. 2005. Cost-effectiveness of an
Intervention to Prevent Depression in At-Risk Teens. Arch Gen Psychiatry; 62:1241-1248.
McKinlay S.M., Brambilla D.J., dan Posner J.G. 1992. The normal menopause
transition. Maturitas; 14:103 –15. Murti B. 1994. Penerapan Metode Statistik Non Parametrik Dalam Ilmu-ilmu
Kesehatan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Hal : 42-5. National Institute of Mental Health. 2000. Depression in Children and
Adolescents: A Fact Sheet for Physicians. Bethesda. Md: Dept of Health and Human Services.
Nelson H.D. 2008. Menopause. The Lancet; 760. Nemeroff C.B., Widerlov E., Bisette G., et al. 1984. Elevated concentrations of
CSF corticotropin-releasing-factor-like immunoreactivity in depressed patients. Science; 226:1342-1344.
27
Nikolarakis K.E., Almeida O.F., dan Herz A. 1986. Corticotropin-releasing (CRF) inhibits gonadotropin-releasing hormone (GnRH) release from superfused rat hypothalami in vitro. Brain Res; 377:388-390.
Notelovitz M. 1989. Is routine use of estrogen indicated in postmenopausal
women? An opposing view. J Fam Pract; 29:410 –5. Olster D.H. dan Ferin M. 1987. Corticotropin-releasing hormone inhibits
gonadotropin secretion in the ovariectomized rhesus monkey. J Clin Endocrinol Metab; 65:262-267.
Quigley M.E., Sheehan K.L., Casper R.F., et al. 1980. Evidence for increased
dopaminergic and opioid activity in patients with hypothalamic hypogonadotropic amenorrhea. J. clin endocrinol. Metab., 50: 949-954.
Reame N.E., Sauder S.E., Case G.D., et al. 1985. Pulsatile gonadotropin secretion
in women with hypothalamic amenorrhea: evidence that reduced frequency of gonadotropin releasing hormone secretion is the mechanism of persistent anovulation. J Clin Endocrinol Metab; 61:851-858.
Reynolds R.F. dan Obermeyer C.M. 2005. Age at natural menopause in Spain and
the United States: results from the DAMES project. Am J Hum Biol; 17:331–40.
Ryan J., Carriere I., Scali J., et al. 2008.Lifetime hormonal factors may predict late-life depression in women. Int Psychogeriatr; 20(6): 1203-1218.
Said U. 2004. Interaksi jhormonal dan kualitas hidup wanita . Simposium
pengaruh hormonal pada kualitas kehidupan Dies Natalis FK UNSRI ke 42.
Santoro N, Brown JR, Adel T, et al. 1996. Characterization of reproductive
hormonal dynamics in the perimenopause. J Clin Endocrinol Metab; 81: 1459-1501.
Sievert L.L., Waddle D., dan Canali K. 2001. Marital status and age atnatural
menopause: considering pheromonal influence. AmJ Hum Biol; 13:479–85.
Simon G.E., Revicki D., Heiligenstein J., et al. 2000. Recovery from depression, work productivity, and health care costs among primary care patients. Gen Hosp Psychiatry; 22:153-162.
Simon G.E., VonKorff M., dan Barlow W. 1995. Health care costs of primary
care patients with recognized depression. Arch Gen Psychiatry; 52:850-856.
28
Singarimbun M. dan Effendi S. (ed). 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES; p:171.
Soares CD, Almeida OP, Joffe H, et al. 2001. Efficacy of estradiol for treatment
of depressive disorders in perimenopausal women: a double-blind, randomized, placebo-controlled trial. Arch Gen Psychiatry. 58: 529-534.
Suh B.Y., Liu L.H., Berga S.L., et al. 1988. Hypercortisolism in patients with
functional hypothalamic-amenorrhea. J Clin Endocrinol Metab; 66:733-739.
Taufiqurrahman, M.A. 2004. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu
Kesehatan. Klaten: CSGF (The Community of Self Help Group Forum) Perhimpunan Pemandirian Masyarakat Indonesia, Hal: 56-8.
van Noord P.A.H., Boersma H., Dubas J.S., et al. 1997. Age at natural menopause
in a population-based screening cohort: the role of menarche, fecundity and lifestyle factors. Fertil Steril; 68:95–102.
Weissman M.M., Wolk S., Goldstein R.B., et al. 1999. Depressed adolescents
grown up. JAMA; 281:1707-1713. Vermeulen A. Environment, human reproduction, menopause, and andropause.
1991. Conference on the impact of the environment on reproduction health. Copenhahen Denmark.
Xiao E., Xia-Zhang L., Barth A., et al. 1998. Stress and the menstrual cycle
quality in the short and long-term response to a five day endotoxin challenge during the follicular phase in the rhesus monkey. J Clin Endocrinol Metab; 83: 2454-2460.
Young E.A., Midgley A.R., Carlson N.E.,et al. 2000. Alterationinthehypothalamic
pituitaryovarian axis in depressed women. Arch Gen Psychiatry; 57:1157-1162.