FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI …lib.unnes.ac.id/5643/1/7725.pdf · ii SARI Novita,...
Transcript of FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI …lib.unnes.ac.id/5643/1/7725.pdf · ii SARI Novita,...
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS
PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE
MELALUI MEDIA GAMBAR ANIMASI
PADA SISWA KELAS X-8 SMA NEGERI 1 BAE KUDUS
TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Nama : Ikha Novita
NIM : 2101407148
Prodi : Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
ii
SARI
Novita, Ikha. 2011. “Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi
dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi pada
Siswa Kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus Tahun Ajaran 2010/2011”.
Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Wagiran, M.Hum.
Pembimbing II: Dr. Subyantoro, M.Hum.
Kata kunci: keterampilan menulis, paragraf argumentasi, model think pair and
share, media gambar animasi.
Menulis merupakan kegiatan kompleks yang membutuhkan pengetahuan
dan keterampilan untuk menyampaikan suatu pesan kepada orang lain dengan
medium bahasa yang telah disepakati bersama dan tidak secara tatap muka. Salah
satu keterampilan menulis tersebut adalah keterampilan menulis paragraf
argumentasi yang harus dimiliki pada jenjang sekolah menengah atas.
Keterampilan menulis paragraf argumentasi bertujuan untuk memengaruhi
pembaca. Peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi perlu
ditingkatkan dengan menggunakan model dan media belajar yang tepat.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa
Indonesia diketahui bahwa tingkat keterampilan menulis paragraf argumentasi
siswa kelas X-8 SMA N 1 Bae Kudus masih belum maksimal. Hal ini dikarenakan
keterampilan menulis paragraf argumentasi disebabkan oleh faktor internal atau
dari siswanya dan faktor eksternal atau dari lingkungan sekitar.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah
proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan menggunakan model
think pair and share melalui media gambar animasi pada siswa kelas X-8 SMA
Negeri 1 Bae Kudus? (2) apakah ada peningkatan keterampilan menulis paragraf
argumentasi pada siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model think pair and share melalui media
gambar animasi? dan (3) apakah ada perubahan perilaku pada siswa kelas X-8
SMA Negeri 1 Bae Kudus setelah mengikuti pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan menggunakan model think pair and share melalui media
gambar animasi? Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui proses pembelajaran
keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae
Kudus dengan menggunakan model think pair and share melalui media gambar
animasi, (2) mengetahui peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi
siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus setelah mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan model think pair and share melalui media gambar animasi,
dan (3) mengetahui perubahan tingkah laku siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae
Kudus setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model think pair
and share melalui media gambar animasi.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II.
Tiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek
iii
penelitian ini adalah siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus. Penelitian ini
menggunakan dua variabel, yaitu variabel keterampilan menulis paragraf
argumentasi dan variabel model think pair and share melalui media gambar
animasi. Pengumpulan data pada siklus I dan siklus II menggunakan teknik tes
dan nontes dengan penerapan model pembelajaran. Tes yang digunakan adalah tes
unjuk kerja berupa penugasan menulis paragraf argumentasi, sedangkan teknik
nontes yang digunakan berupa deskripsi perilaku ekologis, catatan harian siswa,
catatan harian guru, wawancara, sosiometri, dan dokumentasi foto. Penelitian ini
menggunakan analisis data kuantitatif dan kualitatif. Teknik kuantitatif digunakan
untuk menganalisis dan membandingkan hasil tes siklus I dan siklus II. Sementara
teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis dan membandingkan hasil nontes
siklus I dan siklus II.
Penggunaan model think pair and share melalui media gambar animasi
pada pembelajaran terbukti dapat meningkatkan siswa dalam menulis paragraf
argumentasi. Peningkatan ini dapat diketahui dari hasil tes yang dilakukan pada
siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus yang meliputi tes prasiklus, siklus I
dan siklus II. Pada prasiklus diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 69,03. Pada
siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 73,12. Terjadi peningkatan hasil
keterampilan menulis paragraf argumentasi sebesar 4,09 atau 5,92%. Pada siklus
II diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 84,75. Jadi, peningkatan keterampilan
menulis paragraf argumentasi dari prasiklus ke siklus II adalah 15,72 atau 22,77%
dan dari siklus I sampai siklus II adalah 11,63 atau sebesar 16,05%. Peningkatan
keterampilan menulis paragraf argumentasi ini diikuti dengan perubahan perilaku
siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus yang berubah ke arah yang positif.
Pada siklus II siswa terlihat lebih aktif, mudah bekerja sama dalam kelompok,
kritis, disiplin, tanggung jawab, dan lebih bisa berbagi dalam mengikuti
pembelajaran terhadap model yang digunakan guru.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, simpulan yang dapat diambil adalah
keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae
Kudus mengalami peningkatan dan perubahan tingkah laku yang lebih positif
setelah mengikuti proses pembelajaran dengan model think pair and share melalui
media gambar animasi. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menyampaikan kepada
guru, khususnya guru kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus untuk menggunakan
model think pair and share melalui media gambar animasi. Bagi peneliti lain,
disarankan agar melakukan penelitian pengembangan yang lebih lanjut mengenai
keterampilan menulis paragraf argumentasi.
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang
Panitia Ujian Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan
Seni, Universitas Negeri Semarang pada
hari : Senin
tanggal : 27 Juni 2011
Semarang, 27 Juni 2011
Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,
Drs. Wagiran, M.Hum. Dr. Subyantoro, M.Hum.
NIP 196703131993031002 NIP 196802131992031002
v
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang pada
hari : Selasa
tanggal: 19 Juli 2011
Panitia Ujian Skripsi
Ketua, Sekretaris,
Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum. Suseno, S.Pd., M.A.
NIP 196008031989011001 NIP 197805142003121002
Penguji I,
Drs. Bambang Hartono, M.Hum.
NIP 196510081993031002
Penguji II, Penguji III,
Dr. Subyantoro, M.Hum. Drs. Wagiran, M.Hum.
NIP 196802131992031002 NIP 196703131993031002
vi
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian
maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi
ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 27 Juni 2011
Ikha Novita
NIM 2101407148
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. “(Ingatlah juga), tatkala Tuhanmu berfirman; “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS
Ibrahim ayat 7).
2. Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar
(Khalifah Umar Ibnu Khattab).
3. Segala sesuatu akan indah pada waktunya sesuai dengan yang telah digariskan
oleh Allah. Jadi, berusaha, berdoa, dan bersemangatlah dalam menggapai
semua asa (Penulis).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan
kepada
1. keempat orang tuaku tercinta;
2. kakak dan adikku tersayang;
3. keluarga besarku;
4. sahabat terbaikku; dan
5. almamaterku.
viii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt., yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi
dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi pada Siswa
Kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus Tahun Ajaran 2010/2011” dengan baik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan,
fasilitas, semangat, serta dukungan yang diberikan oleh berbagai pihak. Untuk itu,
peneliti mengucapkan terima kasih kepada Drs. Wagiran, M.Hum. dan Dr.
Subyantoro, M.Hum. sebagai Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan petunjuk kepada penulis. Tidak lupa penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada
1. Rektor Universitas Negeri Semarang, Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo,
M.Si., yang telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu di
Universitas Negeri Semarang ini;
2. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, Prof. Dr.
Rustono, M.Hum., yang telah memberikan izin dalam pembuatan skripsi ini;
3. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Prof. Dr. Agus Nuryatin,
M.Hum., yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi
ini;
4. Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang telah memberikan bekal
ilmu dan pengalaman kepada penulis;
ix
5. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bae Kudus, Drs. H. Su‟ad , M.Pd., yang telah
memberikan izin penelitian;
6. Ibu Dian Novita Elly, S.Pd., guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
di kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus, atas segala bantuan, arahan,
masukan, dan motivasinya selama penulis melakukan penelitian;
7. siswa-siswi SMA N 1 Bae Kudus, khususnya siswa kelas X-8 yang telah
memberikan kepercayaan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian; dan
8. semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat
penulis sebut satu demi satu.
Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan
yang setimpal dari Allah Swt. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak, baik di masa sekarang maupun masa yang akan
datang.
Semarang, 27 Juni 2011
Ikha Novita
x
DAFTAR ISI
SARI ......................................................................................................... . ii
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ........................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................. v
PERNYATAAN ....................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... vii
PRAKATA ............................................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................... xvii
DAFTAR BAGAN ................................................................................... xx
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xxi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xxiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................. 6
1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................ 9
1.4 Rumusan Masalah ................................................................................ 10
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................. 11
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS ............ 13
2.1 Kajian Pustaka ...................................................................................... 13
xi
2.2 Landasan Teoretis ................................................................................ 24
2.2.1 Hakikat Menulis ................................................................................ 25
2.2.1.1 Pengertian Menulis ........................................................................ 25
2.2.1.2 Tujuan Menulis .............................................................................. 26
2.2.1.3 Manfaat Menulis ........................................................................... 28
2.2.2 Hakikat Paragraf Argumentasi .......................................................... 30
2.2.2.1 Pengertian Paragraf Argumentasi .................................................. 30
2.2.2.2 Ciri-Ciri Paragraf Argumentasi ..................................................... 31
2.2.2.3 Jenis-jenis Paragraf Argumentasi ................................................... 33
2.2.2.4 Langkah-langkah Menulis Paragraf Argumentasi ......................... 34
2.2.3 Hakikat Model Think Pair and Share .............................................. 37
2.2.4 Hakikat Media Gambar Animasi ...................................................... 41
2.2.5 Pembelajaran Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think
Pair and Share melalui Media Gambar Animasi ............................. 44
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................ 48
2.4 Hipotesis Tindakan............................................................................... 50
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 51
3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 51
3.1.1 Prosedur Tindakan Siklus I ............................................................... 52
3.1.1.1 Perencanaan.................................................................................... 52
3.1.1.2 Tindakan ......................................................................................... 53
3.1.1.3 Observasi ........................................................................................ 58
3.1.1.4 Refleksi .......................................................................................... 59
xii
3.1.2 Prosedur Tindakan pada Siklus II .................................................... 59
3.1.2.1 Perencanaan.................................................................................... 60
3.1.2.2 Tindakan ......................................................................................... 60
3.1.2.3 Observasi ........................................................................................ 64
3.1.2.4 Refleksi .......................................................................................... 65
3.2 Subjek Penelitian ................................................................................. 65
3.3 Variabel Penelitian ............................................................................... 66
3.3.1 Variabel Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi .................... 66
3.3.2 Variabel Model Think Pair and Share melalui Media Gambar
Animasi ............................................................................................. 66
3.4 Indikator Kinerja .................................................................................. 68
3.4.1 Indikator Kuantitatif .......................................................................... 68
3.4.2 Indikator Kualitatif ............................................................................ 68
3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................ 69
3.5.1 Instrumen Tes .................................................................................... 69
3.5.2 Instrumen Nontes .............................................................................. 72
3.5.2.1 Pedoman Deskripsi Perilaku Ekologis ........................................... 72
3.5.2.2 Pedoman Catatan Harian Guru dan Siswa ..................................... 73
3.5.2.3 Pedoman Wawancara ..................................................................... 74
3.5.2.4 Pedoman Sosiometri....................................................................... 75
3.5.2.5 Pedoman Dokumentasi Foto .......................................................... 75
3.5.3 Validitas Instrumen ........................................................................... 76
3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 77
xiii
3.6.1 Teknik Tes ......................................................................................... 77
3.6.2 Teknik Nontes ................................................................................... 77
3.6.2.1 Teknik Deskripsi Perilaku Ekologis .............................................. 77
3.6.2.2 Teknik Catatan Harian Guru dan Siswa ......................................... 78
3.6.2.3 Teknik Wawancara......................................................................... 79
3.6.2.4 Teknik Sosiometri .......................................................................... 79
3.6.2.5 Teknik Dokumentasi Foto .............................................................. 80
3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................ 81
3.7.1 Teknik Kuantitatif ............................................................................. 81
3.7.2 Teknik Kualitatif ............................................................................... 82
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 83
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................... 83
4.1.1 Hasil Prasiklus .................................................................................. 84
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I .................................................................... 85
4.1.2.1 Proses Pembelajaran Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model
Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi Siklus I ... 85
4.1.2.2 Hasil Tes Siklus I ........................................................................... 90
4.1.2.2.1 Hasil Tes Aspek Kekritisan Mengidentifikasi Masalah
Berdasarkan Gambar Animasi ..................................................... 92
4.1.2.2.2 Hasil Tes Aspek Pengembangan Ide Pokok ke dalam Paragraf
Argumentasi ................................................................................. 93
4.1.2.2.3 Hasil Tes Aspek Kelengkapan Isi Paragraf Argumentasi ........... 94
4.1.2.2.4 Hasil Tes Aspek Keefektivan Kalimat ........................................ 96
xiv
4.1.2.2.5 Hasil Tes Aspek Kohesi dan Koherensi ...................................... 97
4.1.2.2.6 Hasil Tes Aspek Kesesuaian Judul dan Isi .................................. 98
4.1.2.2.7 Hasil Tes Aspek Pemilihan Kata................................................. 99
4.1.2.2.8 Hasil Tes Aspek Tampilan Tulisan ............................................. 100
4.1.2.2.9 Hasil Tes Aspek Ejaan dan Tanda Baca ..................................... 101
4.1.2.3 Hasil Perilaku Siswa Siklus I ......................................................... 102
4.1.2.3.1 Keaktifan Siswa .......................................................................... 102
4.1.2.3.2 Kerja Sama Siswa dalam Kelompok ........................................... 107
4.1.2.3.3 Kedisplinan dan Tanggung Jawab siswa .................................... 124
4.1.2.3.4 Kekritisan Siswa.......................................................................... 127
4.1.2.3.5 Kemampuan Berbagi ................................................................... 130
4.1.2.4 Refleksi Siklus I ............................................................................. 137
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II ................................................................... 143
4.1.3.1 Proses Pembelajaran Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model
Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi Siklus II .. 144
4.1.3.2 Hasil Tes Siklus II .......................................................................... 149
4.1.3.2.1 Hasil Tes Aspek Kekritisan Mengidentifikasi Masalah
Berdasarkan Gambar Animasi ..................................................... 151
4.1.3.2.2 Hasil Tes Aspek Pengembangan Ide Pokok ke dalam Paragraf
Argumentasi ................................................................................. 152
4.1.3.2.3 Hasil Tes Aspek Kelengkapan Isi Paragraf Argumentasi ........... 153
4.1.3.2.4 Hasil Tes Aspek Keefektivan Kalimat ........................................ 155
4.1.3.2.5 Hasil Tes Aspek Kohesi dan Koherensi ...................................... 156
xv
4.1.3.2.6 Hasil Tes Aspek Kesesuaian Judul dan Isi .................................. 157
4.1.3.2.7 Hasil Tes Aspek Pemilihan Kata................................................. 158
4.1.3.2.8 Hasil Tes Aspek Tampilan Tulisan ............................................. 159
4.1.3.2.9 Hasil Tes Aspek Ejaan dan Tanda Baca ..................................... 160
4.1.3.3 Hasil Perilaku Siswa Siklus II ........................................................ 161
4.1.3.3.1 Keaktifan Siswa .......................................................................... 161
4.1.3.3.2 Kerja Sama Siswa dalam Kelompok ........................................... 166
4.1.3.3.3 Kedisplinan dan Tanggung Jawab siswa .................................... 180
4.1.3.3.4 Kekritisan Siswa.......................................................................... 182
4.1.3.3.5 Kemampuan Berbagi ................................................................... 186
4.1.3.4 Refleksi Siklus II ............................................................................ 193
4.2 Pembahasan .......................................................................................... 196
4.2.1 Peningkatan Proses Pembelajaran dengan Model Think Pair and
Share melalui Media Gambar Animasi ............................................ 197
4.2.2 Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi .............. 201
4.2.3 Perubahan Perilaku Siswa Setelah Mengikuti Pembelajaran Menulis
Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui
Media Gambar Animasi .................................................................... 206
4.2.3.1 Perubahan Perilaku Keaktifan Siswa ............................................. 207
4.2.3.2 Perubahan Perilaku Kerja Sama Siswa dalam Kelompok .............. 209
4.2.3.3 Perubahan Perilaku Kedisiplinan dan Tanggung Jawab Siswa...... 211
4.2.3.4 Perubahan Perilaku Kekritisan Siswa ............................................ 212
4.2.3.5 Perubahan Perilaku Kemampuan Berbagi ..................................... 214
xvi
4.2.4 Perbandingan Hasil Penelitian Peningkatan Keterampilan Menulis
Paragraf Argumentasi dengan Model think Pair and Share melalui
Media Gambar Animasi dengan Hasil Kajian Pustaka ..................... 216
BAB V PENUTUP .................................................................................... 223
5.1 Simpulan .............................................................................................. 223
5.2 Saran ..................................................................................................... 225
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 227
LAMPIRAN .............................................................................................. 230
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Sintaks Model Think Pair and Share ............................................... 40
2. Sintaks Model Pembelajaran dengan Model Think Pair and Share
melalui Media Gambar Animasi ....................................................... 45
3. Skor Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi .......... 69
4. Kriteria Penilaian Menulis Paragraf Argumentasi ............................ 70
5. Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi ... 72
6. Hasil Prasiklus Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi.......... 84
7. Hasil Siklus I Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi ............ 91
8. Penilaian Aspek Kekritisan Mengidentifikasi Masalah Berdasarkan
Gambar Animasi Siklus I .................................................................. 92
9. Penilaian Aspek Pengembangan Ide Pokok ke dalam Paragraf
Argumentasi Siklus I ......................................................................... 94
10. Penilaian Aspek Kelengkapan Isi Paragraf Argumentasi Siklus I .... 95
11. Penilaian Aspek Keefektivan Kalimat Siklus I ................................. 96
12. Penilaian Aspek Kohesi dan Koherensi Siklus I ............................... 97
13. Penilaian Aspek Kesesuaian Judul dan Isi Siklus I ........................... 98
14. Penilaian Aspek Pemilihan Kata Siklus I ......................................... 99
15. Penilaian Aspek Tampilan Tulisan Siklus I....................................... 100
16. Penilaian Aspek Ejaan dan Tanda Baca Siklus I .............................. 101
17. Pedoman Penilaian Kerja Sama Siswa dalam Kelompok ................. 109
xviii
18. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 1 pada Siklus I ............................. 110
19. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 2 pada Siklus I ............................. 112
20. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 3 pada Siklus I ............................. 114
21. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 4 pada Siklus I ............................. 117
22. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 5 pada Siklus I.............................. 119
23. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 6 pada Siklus I ............................. 122
24. Hasil Siklus II Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi........... 150
25. Penilaian Aspek Kekritisan Mengidentifikasi Masalah Berdasarkan
Gambar Animasi Siklus II ................................................................. 151
26. Penilaian Aspek Pengembangan Ide Pokok ke dalam Paragraf
Argumentasi Siklus II ....................................................................... 152
27. Penilaian Aspek Kelengkapan Isi Paragraf Argumentasi Siklus II ... 154
28. Penilaian Aspek Keefektivan Kalimat Siklus II................................ 155
29. Penilaian Aspek Kohesi dan Koherensi Siklus II ............................. 156
30. Penilaian Aspek Kesesuaian Judul dan Isi Siklus II ......................... 157
31. Penilaian Aspek Pemilihan Kata Siklus II ........................................ 158
32. Penilaian Aspek Tampilan Tulisan Siklus II ..................................... 159
33. Penilaian Aspek Ejaan dan Tanda Baca Siklus II ............................. 160
34. Pedoman Penilaian Kerja Sama Siswa dalam Kelompok ................. 168
35. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 1 pada Siklus II ............................ 168
36. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 2 pada Siklus II ............................ 170
37. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 3 pada Siklus II ............................ 172
38. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 4 pada Siklus II ............................ 174
xix
39. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 5 pada Siklus II ............................ 176
40. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 6 pada Siklus II ............................ 178
41. Peningkatan Rata-rata Hasil Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ......... 201
42. Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi
Siklus I dan Siklus II ......................................................................... 202
xx
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
1. Desain Penelitian Tindakan Kelas .................................................... 51
2. Hasil Sosiogram Kelompok 1 Siklus I ............................................. 109
3. Hasil Sosiogram Kelompok 2 Siklus I ............................................. 111
4. Hasil Sosiogram Kelompok 3 Siklus I ............................................. 113
5. Hasil Sosiogram Kelompok 4 Siklus I ............................................. 116
6. Hasil Sosiogram Kelompok 5 Siklus I ............................................. 118
7. Hasil Sosiogram Kelompok 6 Siklus I ............................................. 121
8. Hasil Sosiogram Kelompok 1 Siklus II ............................................ 167
9. Hasil Sosiogram Kelompok 2 Siklus II ............................................ 169
10. Hasil Sosiogram Kelompok 3 Siklus II ............................................ 171
11. Hasil Sosiogram Kelompok 4 Siklus II ............................................ 173
12. Hasil Sosiogram Kelompok 5 Siklus II ............................................ 175
13. Hasil Sosiogram Kelompok 6 Siklus II ............................................ 177
xxi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Contoh Media Gambar Animasi ....................................................... 44
2. Proses Pembelajaran Siklus I ............................................................ 87
3. Aktivitas Siswa dengan Guru Melakukan Tanya Jawab Siklus I ..... 105
4. Aktivitas Siswa Membacakan Hasil Pekerjaan Mereka Siklus I ...... 106
5. Aktivitas Siswa Berdiskusi Kelompok Siklus I ................................ 123
6. Kegiatan Siswa Menulis Paragraf Argumentasi Siklus I ................. 126
7. Aktivitas Guru Menunjukkan Gambar Animasi Siklus I .................. 128
8. Aktivitas Siswa Menyunting Paragraf Argumentasi Siklus I ........... 129
9. Aktivitas Siswa Melaksanakan Think Pair and Share Siklus I......... 136
10. Proses Pembelajaran Siklus II .......................................................... 146
11. Aktivitas Siswa dengan Guru Melakukan Tanya Jawab Siklus II .... 164
12. Aktivitas Siswa Membacakan Hasil Pekerjaan Mereka Siklus II ..... 165
13. Aktivitas Siswa Berdiskusi Kelompok Siklus II ............................... 179
14. Kegiatan Siswa Menulis Paragraf Argumentasi Siklus II ................. 182
15. Aktivitas Guru Menunjukkan Gambar Animasi Siklus II................. 184
16. Aktivitas Siswa Menyunting Paragraf Argumentasi Siklus II .......... 185
17. Aktivitas Siswa Melaksanakan Think Pair and Share Siklus II ....... 192
18. Perbandingan Aktivitas Guru dan Siswa Melakukan Tanya Jawab
pada Siklus I dan Siklus II ................................................................ 208
19. Perbandingan Aktivitas Siswa Membacakan Hasil Pekerjaan Mereka
xxii
pada Siklus I dan Siklus II ................................................................ 209
20. Perbandingan Aktivitas Siswa Berdiskusi Kelompok pada Siklus I
dan Siklus II ...................................................................................... 210
21. Perbandingan Aktivitas Siswa Menulis Paragraf Argumentasi pada
Siklus I dan Siklus II ......................................................................... 212
22. Perbandingan Aktivitas Guru Menunjukkan Gambar Animasi pada
Siklus I dan Siklus II ......................................................................... 213
23. Perbandingan Aktivitas Siswa Menyunting Paragraf Argumentasi
pada Siklus I dan Siklus II ................................................................ 214
24. Perbandingan Aktivitas Siswa Melaksanakan Think Pair and Share
pada Siklus I dan Siklus II ................................................................ 215
xxiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .................................... 230
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ................................... 244
3. Contoh Paragraf Argumentasi Siklus I ............................................. 257
4. Contoh Paragraf Argumentasi Siklus II ............................................ 258
5. Lembar Jawab Siswa Siklus I ........................................................... 259
6. Lembar Jawab Siswa Siklus II .......................................................... 262
7. Daftar Nilai Prasiklus ....................................................................... 265
8. Daftar Nilai Siklus I .......................................................................... 266
9. Daftar Nilai Siklus II ......................................................................... 267
10. Pedoman Deskripsi Perilaku Ekologis .............................................. 268
11. Pedoman Catatan Harian Siswa ........................................................ 270
12. Pedoman Catatan Harian Guru ......................................................... 271
13. Pedoman Sosiometri ......................................................................... 272
14. Pedoman Wawancara ........................................................................ 273
15. Pedoman Dokumentasi Foto ............................................................. 274
16. Hasil Deskripsi Perilaku Ekologis Siklus I ....................................... 275
17. Hasil Catatan Harian Siswa Siklus I ................................................. 278
18. Hasil Catatan Harian Guru Siklus I ................................................... 280
19. Hasil Sosiometri Siklus I ................................................................... 281
20. Hasil Wawancara Siklus I ................................................................. 283
xxiv
21. Hasil Deskripsi Perilaku Ekologis Siklus II ...................................... 287
22. Hasil Catatan Harian Siswa Siswa Siklus II ..................................... 289
23. Hasil Catatan Harian Guru Siklus II ................................................. 291
24. Hasil Sosiometri Siklus II ................................................................. 292
25. Hasil Wawancara Siklus II ................................................................ 294
26. Media Gambar Animasi Siklus I ....................................................... 298
27. Media Gambar Animasi Siklus II ..................................................... 299
28. Daftar Nama Siswa ........................................................................... 300
29. Surat Izin Observasi .......................................................................... 301
30. Surat Penetapan Dosen Pembimbing ................................................ 302
31. Surat Izin Penelitian .......................................................................... 303
32. Surat Bukti Melakukan Penelitian .................................................... 304
33. Surat Keterangan Selesai Bimbingan ................................................ 305
34. Surat Keterangan Lulus EYD........................................................... 306
35. Lembar Konsultasi ............................................................................ 307
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keterampilan menulis paragraf argumentasi tergolong keterampilan yang
tidak mudah dikuasai. Hal ini dikarenakan penulis paragraf argumentasi harus
mampu memengaruhi pembaca agar pembaca yakin dengan apa yang
dikemukakan oleh penulis. Pernyataan-pernyataan yang diungkapkan harus
disertai dengan fakta-fakta yang mendukung dan membuktikan gagasan-gagasan
penulis. Kemampuan semacam ini membutuhkan pengetahuan dan pengalaman
yang luas agar penulis mampu meyakinkan pembaca terhadap isi tulisannya.
Selain itu, keterampilan menulis paragraf argumentasi juga membutuhkan latihan
secara terus-menerus dan bertahap. Bila hal ini dapat terpenuhi, keterampilan
menulis paragraf argumentasi tidak akan sulit untuk dikuasai.
Uraian di atas diperkuat oleh kondisi pembelajaran menulis paragraf
argumentasi yang terjadi di sekolah. Kesulitan siswa dalam melakukan aktivitas
menulis di sekolah maupun kesulitan guru dalam memilih model dan
memanfaatkan media dalam pembelajaran menulis menjadi bagian dari faktor
penyebab ketidakberhasilan sekolah dalam melaksanakan pembelajaran menulis.
Bahkan sangat mungkin pembelajaran menulis menjadi hal yang ditakuti atau
dianggap membosankan bagi siswa. Terkait tentang kesulitan yang dihadapi
dalam pembelajaran menulis, maka perlu diterapkan suatu model dan media
pembelajaran yang efektif agar dapat menunjang kegiatan pembelajaran.
2
Guru harus bisa memilih dan menggunakan media serta model yang sesuai dengan
materi yang akan disampaikan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Pada penelitian ini, peneliti membahas pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi
sebagai upaya meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis paragraf
argumentasi. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) telah
disebutkan, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah siswa dapat
menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf
argumentasi. Kompetensi dasar tersebut akan dapat tercapai dengan baik apabila
siswa telah memenuhi indikator-indikator yang meliputi (1) mampu menentukan
topik dan mengidentifikasi masalah yang tepat sesuai dengan media gambar
animasi yang ditampilkan, (2) mampu mengorganisasikan isi tulisan argumentasi
yang dapat memengaruhi pembaca dengan menunjukkan fakta-fakta yang dapat
mendukung gagasannya, dan (3) mampu mengembangkan identifikasi masalah
menjadi paragraf argumentasi dengan memperhatikan penggunaan EYD.
Berdasarkan observasi dan hasil wawancara yang telah dilakukan di SMA
Negeri 1 Bae Kudus khususnya di kelas X-8, didapat bahwa kemampuan siswa
dalam menulis paragraf argumentasi masih belum maksimal. Siswa di kelas X-8
masih ada yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Sebanyak
23 siswa kelas X-8 masih ada yang belum mencapai KKM tersebut. Kriteria
Ketuntasan Minimal untuk menulis paragraf argumentasi adalah 75, adapun nilai
rata-rata kelas X-8 yang ada di SMA N 1 Bae Kudus untuk keterampilan menulis
paragraf argumentasi mencapai nilai 73,12. Nilai tertinggi pada kelas X-8 dengan
3
nilai 81, dan nilai terendah pada kelas X-8 dengan nilai 51, dengan persentase
ketercapaian KKM 28,13%.
Indikator pembelajaran yang telah dirumuskan ternyata belum semuanya
tercapai dengan baik. Pada indikator mampu menentukan topik dan
mengidentifikasi masalah yang tepat sesuai dengan media gambar animasi, siswa
sudah dapat mengidentifikasi hal-hal yang sesuai dengan gambar animasi yang
disajikan. Selain itu, siswa juga merasa lebih mudah karena dalam menentukan
topik, siswa berkolaborasi dengan guru. Siswa juga sudah dapat mengungkapkan
ide-ide yang ada di dalam pikirannya dan membuat kalimat sederhana sesuai
dengan topik yang ada. Akan tetapi, karena siswa kurang latihan dalam menulis,
kalimat yang diungkapkan masih rancu dan belum bisa membantu memunculkan
argumen-argumen berikutnya. Jadi, pada indikator ini, siswa tidak banyak
mengalami kesulitan.
Kelemahan siswa terdapat pada indikator mampu mengorganisasikan isi
tulisan argumentasi yang isinya bertujuan memengaruhi pembaca dengan
menunjukkan fakta-fakta yang dapat mendukung gagasannya. Hal ini dikarenakan
siswa belum memahami hakikat paragraf argumentasi serta malas membaca dan
menyimak sehingga informasi yang diketahui siswa terbatas. Akhirnya, siswa
tidak mampu meyakinkan pembaca karena tidak dapat mengungkapkan fakta-
fakta sebagai bukti yang dapat memperkuat argumen yang disampaikan.
Siswa juga masih lemah pada indikator mampu mengembangkan
identifikasi masalah menjadi tulisan argumentasi dengan memperhatikan
penggunaan EYD. Siswa kesulitan dalam mengembangkan paragraf argumentasi
4
yang kohesif dan koheren. Hal ini dikarenakan kurangnya penguasaan siswa
terhadap penggunaan ejaan, tanda baca, diksi, dan penguasaan kosakata.
Kelemahan-kelemahan siswa dalam mencapai indikator pembelajaran
menulis paragraf argumentasi harus segera diatasi agar keterampilan menulis
paragraf argumentasi siswa dapat meningkat. Salah satu cara yang dapat
dilakukan guru adalah dengan menerapkan pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi.
Dilihat dari problematika pembelajaran menulis paragraf argumentasi di
SMA Negeri 1 Bae Kudus, proses pembelajaran yang dilakukan di SMA Negeri 1
Bae Kudus membuat siswa cenderung kurang termotivasi dan merangsang minat
siswa dalam menulis paragraf argumentasi sehingga mengakibatkan siswa kurang
aktif, malas untuk menulis, dan sulit untuk menyampaikan ide atau gagasan.
Beberapa faktor penghambat yang dialami siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae
Kudus dalam kemampuan menulis, yaitu (1) model yang kurang menarik minat
siswa, dan (2) media yang belum mendukung pembelajaran menulis paragraf
argumentasi. Oleh sebab itu, pembaharuan dalam pembelajaran keterampilan
menulis paragraf argumentasi perlu dilakukan, khususnya dalam hal pemanfaatan
media dan penggunaan model yang tepat dan efektif.
Selama ini pembelajaran menulis paragraf argumentasi di SMA Negeri 1
Bae Kudus yang dilakukan oleh guru masih jauh dari penggunaan model
pembelajaran yang efektif. Guru biasanya dalam pembelajaran menulis paragraf
argumentasi hanya menggunakan model pembelajaran ungkap gagasan dari
membaca buku teks dan siaran berita televisi. Hal ini cenderung membuat siswa
5
merasa bosan karena kurang bervariasinya model pembelajaran dalam menulis
paragraf argumentasi.
Model pembelajaran think pair and share, sebagaimana yang dikemukakan
oleh Nurhadi (2003:66) memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri dan
bekerja sama dengan orang lain. Model pembelajaran think pair and share dapat
membantu menciptakan suasana pembelajaran yang lebih hidup, aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan. Model pembelajaran think pair and share juga
membantu siswa secara langsung agar dapat memahami suatu masalah,
memecahkan masalah dengan diskusi kelompok, dan mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
model pembelajaran think pair and share efektif sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam menulis paragraf argumentasi.
Perkembangan teknologi telah menjanjikan potensi besar dalam mengubah
cara seseorang untuk belajar, memperoleh informasi, dan menyesuaikan
informasi. Perkembangan teknologi juga menyediakan peluang bagi pendidik di
sekolah untuk mengembangkan media pembelajaran sehingga mendapatkan hasil
yang maksimal. Demikian juga bagi pelajar, dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi, diharapkan mereka akan lebih mudah untuk menyerap
informasi secara cepat dan efisien. Sumber informasi tidak lagi terfokus pada teks
dari buku semata tetapi lebih luas dari itu.
Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media
yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video, dan animasi secara
6
terintegrasi. Media dalam penelitian ini menggunakan gambar animasi karena
gambar animasi sangat membantu memecahkan masalah dalam proses
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dan dapat digunakan sebagai media
pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan. Pemanfaatan media gambar
animasi dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi berfungsi agar siswa
dapat memusatkan perhatiannya dalam situasi pembelajaran, kemudian materi
pelajaran yang dipadu dengan animasi gambar dan gerakan yang menarik dapat
memotivasi dan menjadikan siswa senang untuk belajar karena suasana
pembelajaran menjadi lebih terarah. Dengan media gambar animasi ini pula, siswa
diharapkan menjadi lebih mudah memahami suatu materi karena memberi
gambaran dan informasi yang lebih nyata dan jelas. Dengan demikian,
penggunaan media gambar animasi dapat digunakan sebagai media pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dan diharapkan dapat mengatasi kesulitan dalam
menulis paragraf argumentasi bagi siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus.
Berdasarkan uraian masalah serta pertimbangan-pertimbangan yang
dikemukakan tersebut, peneliti mengadakan penelitian dengan judul ”Peningkatan
Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share
melalui Media Gambar Animasi pada Siswa Kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus
tahun ajaran 2010/2011”.
1.2 Identifikasi Masalah
Kriteria Ketuntasan Minimal untuk menulis paragraf argumentasi yang
belum bisa dicapai oleh siswa kelas X-8 dapat disebabkan adanya berbagai jenis
7
permasalahan. Berbagai macam permasalahan yang menyebabkan belum
maksimalnya keterampilan siswa kelas X-8 SMA N 1 Bae Kudus sebenarnya
tidak lepas dari beberapa faktor, antara lain guru, sekolah, siswa, sarana prasarana,
dan latar belakang sosial.
Seorang guru akan memengaruhi tingkat keberhasilan siswa dalam
pembelajaran di kelas sebab guru merupakan seorang yang membantu belajar
siswa. Keberhasilan siswa dalam belajar dapat diperoleh apabila guru dapat
memberikan pembelajaran yang baik. Berikut ini masalah-masalah dari faktor
guru, yaitu (1) pembelajaran masih terfokus kepada guru sebagai sumber utama
pengetahuan bagi siswa sehingga ceramah dan ungkap gagasan dari teks menjadi
pilihan utama dalam pembelajaran tersebut, hal ini terkait dengan belum
diterapkannya model pembelajaran yang tepat; (2) guru banyak menerangkan
tentang teori menulis paragraf argumentasi, tetapi tidak banyak memberikan
latihan membuat paragraf argumentasi; (3) guru belum menyajikan model
pembelajaran secara kooperatif dengan melibatkan langsung peran serta siswa
secara aktif; dan (4) guru belum menyajikan media pembelajaran yang bervariasi
dan menarik minat siswa sehingga pembelajaran cenderung monoton.
Sekolah merupakan sarana utama siswa untuk memperoleh ilmu
pengetahuan. Keadaan sekolah yang baik akan menjadikan siswa dalam
memperoleh ilmu terpenuhi. Sarana belajar seperti ruang kelas, laboratorium,
perpustakaan, dan sarana belajar lain yang memadai akan membuat siswa lebih
mudah dalam menyerap materi pembelajaran. Adapun kondisi laboratorium
bahasa di SMA N 1 Bae Kudus belum berfungsi secara maksimal, beberapa buku
8
di perpustakaan masih terbitan edisi lama, dan sarana belajar yang lain seperti
LCD belum dimanfaatkan secara maksimal.
Faktor yang disebabkan dari siswa antara lain (1) kurang maksimalnya
kemampuan siswa dalam menulis paragraf argumentasi disebabkan oleh
kurangnya latihan dan motivasi siswa dalam menulis paragraf argumentasi. Siswa
masih kesulitan untuk menuangkan ide-ide mereka ke dalam bentuk tulisan sesuai
dengan syarat penulisan paragraf argumentasi, (2) siswa merasa kesulitan
menuangkan ide, gagasan, dan argumennya karena pembelajaran hanya dilakukan
di dalam kelas melalui uraian atau penjelasan secara teoretis. Padalah siswa tidak
akan memperoleh keterampilan menulis paragraf argumentasi hanya dengan
duduk, mendengarkan penjelasan guru, dan mencatat penjelasan dari guru, (3)
siswa tidak antusias mengikuti pembelajaran disebabkan kurang bervariasinya
pembelajaran serta belum diterapkanya model dan media pembelajaran yang
menarik saat pembelajaran, dan (4) siswa pasif dalam pembelajaran dan tidak ada
kerja sama secara kooperatif antarsiswa.
Selain beberapa faktor tersebut, latar belakang keluarga atau orang tua siswa
juga dapat memengaruhi pencapaian kegiatan menulis paragraf argumentasi yang
baik. Keadaan lingkungan, tempat tinggal, tekanan ekonomi keluarga, dan lain
sebagainya jelas sangat berpengaruh kepada siswa. Semakin baik keadaan sosial
ekonomi siswa akan semakin baik pula kemampuan siswa dalam menulis paragraf
argumentasi. Hal tersebut terjadi karena keadaan sosial ekonomi siswa yang baik
akan menjadikan terpenuhinya segala kebutuhan siswa, seperti gizi yang cukup.
Sebaliknya apabila latar belakang siswa tersebut kurang baik, penciptaan kegiatan
9
menulis paragraf argumentasi sulit diwujudkan. Keadaan tersebut dapat dilihat
dari pola yang tidak sehat yang akan memengaruhi keadaan fisik dan jiwa siswa di
lingkungan tempat tinggal dan sekolah. Hal tersebut tentu dapat menyebabkan
dampak negatif saat pembelajaran menulis paragraf argumentasi berlangsung.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian dalam identifikasi masalah, penyebab belum tercapainya
KKM pada siswa kelas X-8 SMA N 1 Bae Kudus untuk menulis paragraf
argumentasi lebih dilatar belakangi dengan belum digunakannya model dan media
pembelajaran yang tepat untuk menulis paragraf argumentasi. Jadi, fokus
penelitian ini hanya terletak pada penggunaan model dan media pembelajaran
yang diterapkan oleh guru.
Adapun model dan media yang digunakan sebagai alternatif dalam
pembelajaran menulis paragraf argumentasi adalah penerapan model think pair
and share melalui media gambar animasi. Alasan peneliti menggunakan model
think pair and share adalah dengan menggunakan model think pair and share
dapat mengajarkan siswa untuk untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan
orang lain dengan memahami suatu masalah, memecahkan masalah dengan
diskusi kelompok, dan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas sebagai
salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Siswa dapat mengeluarkan ide-ide yang dapat dipikirkannya sehingga lebih dapat
memahami materi tersebut. Jadi, saat pembelajaran siswa aktif dan ada umpan
balik antara guru dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa.
10
Selain itu, alasan peneliti memadukan media gambar animasi dalam model
think pair and share karena dengan menggunakan media gambar animasi
memudahkan siswa dalam mengidentifikasi masalah. Dengan media gambar
animasi siswa diharapkan menjadi lebih mudah memahami suatu materi karena
memberi gambaran dan informasi yang lebih nyata dan jelas. Jadi, siswa lebih
mudah mengidentifikasi masalah untuk membuat paragraf argumentasi.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan tersebut, permasalahan
yang diangkat dalam penelitian ini sebagai berikut.
1) Bagaimanakah proses pembelajaran keterampilan menulis paragraf
argumentasi setelah dilaksanakan pembelajaran keterampilan menulis
paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media
gambar animasi pada siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus?
2) Seberapa besarkah peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi
setelah dilaksanakan pembelajaran keterampilan menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi pada siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus?
3) Bagaimanakah perubahan tingkah laku siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae
Kudus setelah mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi
dengan model think pair and share melalui media gambar animasi?
11
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut.
1) Mengetahui proses pembelajaran keterampilan menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi pada siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus.
2) Mengetahui peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa
kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus setelah mengikuti pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui
media gambar animasi.
3) Mengetahui perubahan tingkah laku siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae
Kudus setelah mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi
dengan model think pair and share melalui media gambar animasi.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diberikan dalam penelitian dapat dilihat dari
dua segi, yaitu segi teoretis dan segi praktis.
1) Segi Teoretis
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
lebih besar terhadap perkembangan ilmu bahasa, khususnya mengenai
keterampilan berbahasa yang berupa keterampilan menulis.
2) Segi Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
siswa, guru sekolah, dan peneliti lain.
12
Bagi siswa, siswa menjadi lebih terampil dalam pembelajaran menulis
paragraf argumentasi sehingga hasil belajar meningkat. Siswa akan mendapat
pengalaman baru dengan diterapkannya model pembelajaran think pair and share.
Siswa juga akan lebih termotivasi untuk belajar karena digunakannya media
gambar animasi yang inovatif. Selain itu, bisa membentuk sikap kerja sama
antarsiswa dalam menyelesaikan suatu masalah. Dengan adanya penelitian ini
siswa mendapat pengalaman belajar yang bemakna melalui proses pembelajaran
dengan menggunakan model think pair and share melalui media gambar animasi.
Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang berkaitan dengan
keterampilan menulis paragraf argumentasi bagi siswanya. Selain itu,
keberhasilan guru sebagai pengajar akan meningkat karena hasil belajar siswa
juga meningkat.
Bagi sekolah, prestasi sekolah akan meningkat karena hasil belajar siswa
juga meningkat. Dengan adanya penelitian ini, guru-guru di sekolah lain akan
termotivasi memperbaiki model pembelajaran yang selama ini mereka terapkan.
Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembanding
terutama dalam hal bagaimana cara meningkatkan keterampilan menulis paragraf
argumentasi melalui pembelajaran dengan menggunakan model think pair and
share melalui media gambar animasi.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Kajian Pustaka
Kenyataan membuktikan bahwa keterampilan menulis masih kurang
diperhatikan dalam pembelajaran di sekolah-sekolah. Pembelajaran menulis juga
masih sering diabaikan oleh kalangan pelajar dan bahkan mahasiswa. Hal ini
cenderung membuat terciptanya iklim budaya tulis yang kurang baik di sekolah-
sekolah.
Penelitian tindakan kelas (PTK) tentang menulis paragraf argumentasi
merupakan penelitian yang menarik. Bukti bahwa keterampilan menulis paragraf
argumentasi menarik untuk dilakukan adalah dengan banyaknya penelitian yang
telah dilakukan berkaitan dengan menulis paragraf argumentasi tersebut.
Di bawah ini disajikan penelitian-penelitian yang terkait dengan penelitian
yang akan dilakukan oleh penulis, antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Nystrand dan Graff (2000), Neeta (2005), Carss (2007), Hernawati (2007),
Ni‟mah (2007), Hapsari (2008), Puryanti (2009), Hindawati (2010), Mujahadah
(2010), dan Sulistyani (2010).
Nystrand dan Graff (2000) dalam penelitiannya yang berjudul “Report in
Argument's Clothing: An Ecological Perspective on Writing Instruction”
menunjukkan bahwa pembelajaran menulis argumentasi lebih efektif dengan
menggunakan model pembelajaran memodifikasi gagasan yang diperoleh dari
pengadopsian strategi inovatif dengan cara melalui penafsiran, penulisan, dan
14
pengembangan teks sehingga siswa secara efektif bisa membuat tulisan
argumentasi.
Persamaan penelitian Nystrand dan Graff (2000) dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti terletak pada masalah yang dikaji, yaitu sama-sama
mengenai keterampilan menulis paragraf argumentasi. Adapun perbedaannya
terletak pada subjek penelitian dan model penelitian. Pada penelitian Nystrand dan
Graff (2000) yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII pada Sekolah
Menengah Midwest, sedangkan subjek penelitian penulis dalam penelitiannya
adalah siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus. Pada penelitian Nystrand dan
Graff (2000) menerapkan model pembelajaran memodifikasi gagasan yang
diperoleh dari pengadopsian strategi inovatif dengan cara melalui penafsiran,
penulisan, dan pengembangan teks, sedangkan penulis dalam penelitiannya
menggunakan model think pair and share.
Neeta (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Socioculture and Students
Argument Writing in English: A Case Study from the Vhembe District, Limpopo
Province, South Africa” menjelaskan bahwa penggunaan strategi
penginterpretasian di dalam relevan konteks sosial, historis, dan budaya (konteks
sosiokultural) mampu meningkatkan keterampilan menulis argumentasi dalam
pembelajaran bahasa Inggris.
Persamaan penelitian Neeta (2005) dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti terletak pada masalah yang dikaji. Masalah yang dikaji sama-sama
mengenai keterampilan menulis paragraf argumentasi. Adapun perbedaannya
terletak pada subjek penelitian, model pembelajaran, strategi pembelajaran, dan
15
media yang digunakan. Pada penelitian Neeta (2005) yang menjadi subjek
penelitian adalah para siswa dari Daerah Vhembe, Provinsi Limpopo, Afrika
Selatan, sedangkan subjek penelitian penulis dalam penelitiannya adalah siswa
kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus. Pada penelitian Neeta (2005) tidak
menerapkan model, sedangkan penulis dalam penelitiannya menggunakan model
think pair and share. Pada penelitian Neeta (2005) menggunakan strategi
pembelajaran berbasis penginterpretasian di dalam relevan konteks sosial, historis,
dan budaya (konteks sosiokultural), sedangkan penulis dalam penelitiannya tidak
menerapkan strategi pembelajaran.
Carss (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “The Effects of Using
Think-Pair-Share during Guided Reading Lessons” menyimpulkan bahwa think
pair and share memberikan efek yang positif pada pembelajaran membaca. Efek
positif itu tampak pada penggunaan bahasa lisan, berpikir, metakognitif,
kesadaran, dan pengembangan strategi membaca. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa think pair and share efektif digunakan sebagai alat untuk
membantu perkembangan percakapan sehingga siswa bisa fokus pada
pembelajaran dan mampu menyesuaikan dengan kelompok belajar yang ada.
Persamaan penelitian Carss (2007) dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti terletak pada model pembelajaran yang digunakan, yaitu sama-sama
menggunakan model pembelajaran think pair and share. Adapun perbedaannya
terletak pada subjek penelitian, desain penelitian, dan masalah yang dikaji. Pada
penelitian Carss (2007) yang menjadi subjek penelitian adalah siswa sekolah
dasar, sedangkan subjek penelitian penulis dalam penelitiannya adalah siswa kelas
16
X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus. Pada penelitian Carss (2007) desain penelitian
yang digunakan adalah penelitian eksperimen, sedangkan desain penelitian yang
digunakan oleh penulis adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Pada penelitian
Carss (2007) masalah yang dikaji adalah mengenai keterampilan membaca,
sedangkan masalah yang dikaji penulis adalah mengenai keterampilan menulis
paragraf argumentasi.
Hernawati (2007) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Think Pair and Share (TPS) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII E SMP N 14 Tegal dalam Pokok
Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel”, diperoleh simpulan yaitu hasil
observasi selama penelitian menunjukkan adanya keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kuis I, kuis II, kuis III,
dan nilai ulangan harian secara persentase siswa yang memperoleh nilai minimal
63 menunjukkan adanya peningkatan. Siklus I nilai rata-rata kelas 63,21, siswa
yang memperoleh nilai ≥ 63 sebanyak 25 anak dengan persentase ketuntasan
belajar klasikal sebesar 65,79 %. Pada Siklus II nilai rata-rata kelas 64,56, siswa
yang memperoleh nilai ≥ 63 sebanyak 30 anak dengan persentase ketuntasan
belajar klasikal sebesar 78,95 %. Pada Siklus III nilai rata-rata kelas 69,26, siswa
yang memperoleh nilai ≥ 63 sebanyak 34 anak dengan persentase ketuntasan
belajar klasikal sebesar 89,47 % sehingga penerapan model pembelajaran
cooperative learning tipe think pair and share (TPS) dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VIII E SMPN 14 Tegal dalam pokok bahasan sistem
persamaan linear dua variabel.
17
Persamaan penelitian Hernawati (2007) dengan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti terletak pada desain penelitian dan model pembelajaran yang
digunakan. Desain penelitian yang dilakukan sama-sama penelitian tindakan kelas
(PTK) dan model yang digunakan sama-sama menggunakan model think pair and
share. Adapun perbedaannya terletak pada subjek penelitian, masalah yang dikaji,
dan media yang digunakan. Pada penelitian Hernawati (2007) yang menjadi
subjek penelitian adalah siswa kelas VIII E SMP N 14 Tegal, sedangkan subjek
penelitian penulis dalam penelitiannya adalah siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae
Kudus. Pada penelitian Hernawati (2007) masalah yang dikaji adalah pokok
bahasan sistem persamaan linear dua variabel dalam mata pelajaran matematika,
sedangkan masalah yang dikaji penulis dalam penelitiannya adalah keterampilan
menulis paragraf argumentasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Pada
penelitian Hernawati (2007) tidak menggunakan media, sedangkan penulis dalam
penelitiannya menggunakan media gambar animasi.
Ni‟mah (2007 dalam skripsinya yang berjudul “Efektivitas Model
Pembelajaran Think Pair Share dalam Mata Pelajaran Sejarah pada Siswa Kelas X
SMA Negeri 3 Semarang” menunjukkan bahwa hasil uji perbedaan dua rata-rata
pretes (t berada pada daerah penerimaan Ho) disimpulkan tidak ada perbedaan
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji perbedaan rata-rata
postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh bahwa kelompok
eksperimen lebih baik dari pada kelompok kontrol. Estimasi rata-rata pada
kelompok kontrol, yaitu 61,62-66,71 dengan rata-rata hasil belajar siswa 64,17,
sedangkan estimasi rata-rata kelompok eksperimen 68,68-73,03 dengan rata-rata
18
hasil belajar 70,85, berarti kelompok kontrol hasil belajarnya lebih rendah
dibandingkan dengan kelompok eksperimen, maka ada pengaruh antara efektivitas
model pembelajaran think pair share dalam mata pelajaran sejarah pada siswa
kelas X SMA Negeri 3 Semarang.
Persamaan penelitian Ni‟mah (2007) dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti terletak pada model pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran
yang digunakan sama-sama menggunakan model think pair share. Adapun
perbedaannya terletak pada desain penelitian, subjek penelitian, masalah yang
dikaji, dan media yang digunakan. Pada penelitian Ni‟mah (2007) desain
penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, sedangkan desain
penelitian yang digunakan oleh penulis adalah desain penelitian tindakan kelas
(PTK). Pada penelitian Ni‟mah (2007) yang menjadi subjek penelitian adalah
siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang, sedangkan subjek penelitian penulis
dalam penelitiannya adalah siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus. Pada
penelitian Ni‟mah (2007) masalah yang dikaji adalah pokok bahasan kehidupan
awal masyarakat kepulauan Indonesia dalam mata pelajaran sejarah, sedangkan
masalah yang dikaji penulis dalam penelitiannya adalah keterampilan menulis
paragraf argumentasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Pada penelitian
Ni‟mah (2007) tidak menggunakan media, sedangkan penulis dalam penelitiannya
menggunakan media gambar animasi.
Hapsari (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi dengan Media Gambar Karikatur
Politik pada Siswa Kelas XI Jurusan Akuntansi SMK Veteran Semarang Tahun
19
Ajaran 2007/2008” diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan adanya
peningkatan keterampilan menulis karangan argumentasi dengan menggunakan
media gambar karikatur politik sebesar 3,51%. Skor rata-rata kelas pada tahap
prasiklus sebesar 6,97 dan mengalami peningkatan sebesar 3% menjadi 9,17.
Kemudian pada siklus II skor rata-rata kelas meningkat menjadi 10,35. Setelah
digunakan pembelajaran menggunakan media gambar karikatur politik terjadi
perubahan tingkah laku. Siswa yang sebelumnya merasa kurang siap dan aktif
dalam pembelajaran menjadi siap dan lebih aktif mengikuti pembelajaran.
Persamaan penelitian Hapsari (2008) dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti terletak pada desain penelitian dan masalah yang dikaji. Desain penelitian
yang dilakukan sama-sama penelitian tindakan kelas (PTK) dan masalah yang
dikaji sama-sama mengenai keterampilan menulis argumentasi. Adapun
perbedaannya terletak pada subjek penelitian, model, dan media yang digunakan.
Pada penelitian Hapsari (2008) yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas
XI Jurusan Akuntansi SMK Veteran Semarang, sedangkan subjek penelitian
penulis dalam penelitiannya adalah siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus.
Pada penelitian Hapsari (2008) tidak menggunakan model, sedangkan penulis
dalam penelitiannya menggunakan model think pair and share. Pada penelitian
Hapsari (2008) menggunakan media gambar karikatur politik, sedangkan penulis
dalam penelitiannya menggunakan media gambar animasi.
Puryanti (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Metode
Problem Solving untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan
Argumentasi pada Siswa Kelas X-2 SMA Islam Sudirman Tembarak Kabupaten
20
Temanggung Tahun Ajaran 2008/2009” menunjukkan bahwa keterampilan
menulis karangan argumentasi berdasarkan metode problem solving terbukti
mengalami peningkatan. Hasil tes rata-rata pada siklus I adalah 69,64 atau
termasuk kategori baik, sedangkan nilai rata-rata pada siklus II sebesar 85,12 atau
termasuk kategori sangat baik. hal ini membuktikan adanya peningkatan dari
siklus I ke siklus II sebanyak 15,12 atau sebesar 21,95%. Perubahan tingkah laku
siswa dapat dilihat secara jelas pada saat pembelajaran. Berdasarkan hasil data
nontes siklus I, masih tampak perilaku negatif siswa saat pembelajaran
berlangsung. Pada siklus II perilaku negatif siswa semakin berkurang dan perilaku
positif siswa semakin bertambah.
Persamaan penelitian Puryanti (2009) dengan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti terletak pada desain penelitian dan masalah yang dikaji. Desain
penelitian yang dilakukan sama-sama penelitian tindakan kelas (PTK) dan
masalah yang dikaji sama-sama mengenai keterampilan menulis argumentasi.
Adapun perbedaannya terletak pada subjek penelitian, metode, media, dan model
yang digunakan. Pada penelitian Puryanti (2009) yang menjadi subjek penelitian
adalah siswa kelas X-2 SMA Islam Sudirman Tembarak Kabupaten Temanggung,
sedangkan subjek penelitian penulis dalam penelitiannya adalah siswa kelas X-8
SMA Negeri 1 Bae Kudus. Pada penelitian Puryanti (2009) metode yang
digunakan adalah metode problem solving, sedangkan penulis dalam
penelitiannya tidak menggunakan metode. Pada penelitian Puryanti (2009) tidak
menggunakan media, sedangkan penulis dalam penelitiannya menggunakan media
21
gambar animasi. Pada penelitian Puryanti (2009) tidak menggunakan model,
sedangkan penulis dalam penelitiannya menggunakan model think pair and share.
Hindawati (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi melalui Media Teks Berita dengan
Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) pada Siswa Kelas X-4
SMA Negeri 3 Brebes” menunjukkan bahwa analisis data penelitian keterampilan
menulis karangan argumentasi siswa dari siklus I dan siklus II mengalami
peningkatan. Nilai rata-rata kelas dalam menulis karangan argumentasi siklus I
sebesar 68,18. Pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 16,54% atau dengan
nilai 79,46. Peningkatan keterampilan menulis karangan argumentasi diikuti
dengan perubahan perilaku siswa. Perubahan perilaku tersebut, yaitu dari perilaku
negatif menjadi perilaku positif.
Persamaan penelitian Hindawati (2010) dengan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti terletak pada desain penelitian dan masalah yang dikaji. Desain
penelitian yang dilakukan sama-sama penelitian tindakan kelas (PTK) dan
masalah yang dikaji sama-sama mengenai keterampilan menulis paragraf
argumentasi. Adapun perbedaannya terletak pada subjek penelitian, media, dan
model yang digunakan. Pada penelitian Hindawati (2010) yang menjadi subjek
penelitian adalah siswa kelas X-4 SMA Negeri 3 Brebes, sedangkan subjek
penelitian penulis dalam penelitiannya adalah siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae
Kudus. Pada penelitian Hindawati (2010) menggunakan media teks berita,
sedangkan penulis dalam penelitiannya menggunakan media gambar animasi.
Pada penelitian Hindawati (2010) menggunakan model problem based instruction
22
(PBI), sedangkan penulis dalam penelitiannya menggunakan model think pair and
share.
Mujahadah (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Karangan Menulis Argumentasi melalui Media Komik
dalam Konteks Pekerjaan dengan Model Problem Terbuka (OE: Open Ended)
Siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Kendal” menunjukkan adanya peningkatan
keterampilan menulis karangan argumentasi dari prasiklus, siklus I, dan siklus II.
Hal ini tampak dari peningkatan rata-rata hasil tes keterampilan siswa. Hasil tes
menulis karangan argumentasi dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan.
Nilai rata-rata hasil prasiklus I 55,68 meningkat pada siklus I dengan nilai rata-
rata 63,35. Nilai rata-rata hasil siklus I 63,35 meningkat pada siklus II dengan
nilai rata-rata 76,74 yaitu meningkat sebesar 13,39 atau sebesar 19,11%. Perilaku
siswa kelas XI jurusan Mekanik Otomotif 3 SMK N 2 Kendal setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan media komik dalam konteks pekerjaan
melalui model open ended mengalami perubahan ke arah positif.
Persamaan penelitian Mujahadah (2010) dengan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti terletak pada desain penelitian dan masalah yang dikaji. Desain
penelitian yang dilakukan sama-sama penelitian tindakan kelas (PTK) dan
masalah yang dikaji sama-sama mengenai keterampilan menulis argumentasi.
Adapun perbedaannya terletak pada subjek penelitian, media, dan model
yang digunakan. Pada penelitian Mujahadah (2010) yang menjadi subjek
penelitian adalah siswa kelas XI jurusan Mekanik Otomotif 3 SMK N 2 Kendal,
sedangkan subjek penelitian penulis dalam penelitiannya adalah siswa kelas X-8
23
SMA Negeri 1 Bae Kudus. Pada penelitian Mujahadah (2010) menggunakan
media komik dalam konteks pekerjaan, sedangkan penulis dalam penelitiannya
menggunakan media gambar animasi. Pada penelitian Mujahadah (2010)
menggunakan model open ended, sedangkan penulis dalam penelitiannya
menggunakan model think pair and share.
Sulistyani (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Artikel dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think
Pair and Share melalui Media Majalah Dinding pada Siswa Kelas IX SMP
Muhammadiyah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Ajaran
2009/2010” diketahui bahwa keterampilan menulis artikel siswa pada tahap
prasiklus, nilai rata-rata yang dicapai sebesar 56,69 dalam kategori cukup. Setelah
dilakukan tindakan menggunakan metode pembelajaran kooperatif think pair and
share melalui media majalah dinding pada siklus I, nilai rata-rata yang dicapai
sebesar 64,5 dengan kategori cukup. Pada siklus II nilai rata-rata yang dicapai
rata-rata sebesar 75,61 dalam kategori baik. Hal ini berarti mengalami
peningkatan sebesar 11,11 atau 17,22% dari siklus I ke siklus II dan 7,75% dari
prasiklus ke siklus I. Selain itu, perilaku-perilaku negatif siswa selama mengikuti
pembelajaran pada tahap prasiklus dan siklus I mengalami perubahan ke arah
positif pada siklus II.
Persamaan penelitian Sulistyani (2010) dengan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti terletak pada desain penelitian dan model yang dikaji. Desain
penelitian yang dilakukan sama-sama penelitian tindakan kelas (PTK) dan sama-
sama menggunakan model think pair and share. Adapun perbedaannya terletak
24
pada subjek penelitian, masalah yang dikaji, dan media yang digunakan. Pada
penelitian Sulistyani (2010) yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IX
SMP Muhammadiyah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan, sedangkan
subjek penelitian penulis dalam penelitiannya adalah siswa kelas X-8 SMA
Negeri 1 Bae Kudus. Pada penelitian Sulistyani (2010) masalah yang dikaji adalah
keterampilan menulis artikel, sedangkan masalah yang dikaji penulis dalam
penelitiannya adalah mengenai keterampilan menulis paragraf argumentasi. Pada
penelitian Sulistyani (2010) menggunakan media majalah dinding, sedangkan
penulis dalam penelitiannya menggunakan media gambar animasi.
Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut, peningkatan keterampilan menulis
telah dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menggunakan metode, model, dan
media tertentu. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian ini dengan maksud
untuk melengkapi penelitian-penelitian keterampilan menulis yang telah
dilakukan. Penelitian ini mencoba meneliti mengenai keterampilan menulis siswa
dalam menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui
media gambar animasi.
2.2 Landasan Teoretis
Landasan teoretis meliputi beberapa pembahasan, yaitu (1) hakikat menulis,
(2) hakikat paragraf argumentasi, (3) hakikat model think pair and share, (4)
hakikat media gambar animasi, dan (5) pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi.
Penulis akan menguraikan hal-hal tersebut sebagai berikut.
25
2.2.1 Hakikat Menulis
Hakikat menulis meliputi beberapa pembahasan, yaitu (1) pengertian
menulis, (2) tujuan menulis, dan (3) manfaat menulis. Penulis akan menguraikan
hal-hal tersebut sebagai berikut.
2.2.1.1 Pengertian Menulis
Menurut Gie (1995:19) menulis adalah segenap rangkaian kegiatan
seseorang mengungkapkan buah pikirannya melalui bahasa tulis untuk dibaca dan
dimengerti oleh orang lain. Buah pikiran itu dapat berupa pengalaman, pendapat,
pengetahuan, keinginan, dan perasaan seseorang. Maksud yang ingin disampaikan
dari rangkaian kegiatan mengungkapkan hasil pemikiran melalui bahasa tulis ini
diharapkan informasi yang ingin disampaikan dapat dipahami dan dimengerti oleh
orang lain.
Sejalan dengan pendapat Gie, Suriamiharja, dkk. (1996:2) mengemukakan
bahwa keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan
lambang grafis yang dimengerti oleh penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain
yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut.
Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat
juga diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis. Selanjutnya, juga dapat
diartikan bahwa menulis adalah menjelmakan bahasa lisan, mungkin menyalin
atau melahirkan pikiran atau perasaan, seperti mengarang, membuat surat,
membuat laporan, dan sebagainya.
26
Pendapat lain diungkapkan oleh Wiyanto secara sederhana. Menurut
Wiyanto (2004:1-2) menulis mempunyai dua arti. Pertama, menulis berarti
mengubah bunyi yang dapat didengar menjadi tanda yang dapat dilihat. Kedua,
menulis mempunyai arti kegiatan mengungkapkan gagasan secara tertulis. Orang
yang melakukan kegiatan ini dinamakan penulis, sedangkan hasil kegiatannya
dinamakan tulisan.
Berbeda dengan pendapat-pendapat di atas, Suparno dan Yunus (2007:1.29)
menyebutkan bahwa menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian
pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur
penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media
tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Menulis merupakan kegiatan yang
kompleks karena penulis dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikan
isi tulisannya serta menuangkan dalam bahasa tulis.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan
serangkaian kegiatan melukiskan lambang grafik yang mengungkapkan dan
menggambarkan gagasan secara tertulis agar dapat dibaca, dimengerti, dan
dipahami oleh pembaca atau orang lain.
2.2.1.2 Tujuan Menulis
Setiap penulis memiliki tujuan dan maksud tertentu dalam menyampaikan
gagasan tulis tersebut. Hartig dalam Tarigan (1983:24) mengemukakan bahwa
tujuan penulisan, yaitu (1) tujuan penugasan, penulis menulis karena ada tugas
bukan karena kemauan sendiri; (2) tujuan altruistik, agar pembaca senang dan bisa
27
memahami serta menghargai perasaan; (3) tujuan persuasif, untuk meyakinkan
pembaca; (4) tujuan informasional atau tujuan penerangan, untuk memberikan
informasi atau penerangan kepada pembaca; (5) tujuan pernyataan diri, untuk
memperkenalkan atau menyatakan diri sang penulis; (6) tujuan kreatif, untuk
mencapai nilai artistik atau atau seni yang ideal; dan (7) tujuan pemecahan
masalah, untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung.
Penulis dan pembaca dapat berkomunikasi melalui tulisan. Oleh karena itu, pada
prinsipnya hasil menulis (tulisan) yang paling utama ialah dapat menyampaikan
pesan penulis kepada pembaca. Pernyataan di atas diperkuat oleh pendapat
Sujanto. Menurut Sujanto MS (1988:68) garis besar tujuan penulisan adalah
mengekspresikan perasaan, memberi informasi, memengaruhi pembaca, dan
memberi hiburan.
Berbeda dengan pendapat-pendapat di atas, Keraf (1995:6) mengemukakan
bahwa kebutuhan dasar manusia yang mempengaruhi tujuan menulis, yaitu (1)
keinginan untuk memberi informasi keadaan orang lain dan memperoleh
informasi dari orang lain mengenai sesuatu hal; (2) keinginan untuk meyakinkan
seseorang mengenai suatu kebenaran akan suatu hal, dan lebih jauh memengaruhi
sikap dan pendapat orang lain; (3) keinginan untuk menggambarkan atau
menceritakan bagaimana bentuk atau wujud suatu barang atau objek, atau
mendeskripsikan cita rasa suatu benda, hal atau bunyi; dan (4) keinginan untuk
menceritakan kepada orang lain tentang kejadian-kejadian atau peristiwa-
peristiwa yang terjadi, baik yang dialami maupun yang didengar dari orang lain.
28
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah untuk
memberitahukan, meyakinkan, mengekspresikan, menghibur, memperkenalkan
diri, dan untuk mencapai nilai artistik terhadap suatu masalah serta dapat
memberikan informasi atau penerangan kepada pembaca sehingga bisa
memecahkan masalah yang dihadapi oleh pembaca.
2.2.1.3 Manfaat Menulis
Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sangat
penting untuk dikuasai karena banyak sekali manfaat yang bisa kita peroleh dari
kegiatan menulis. Menurut Komaidi (2007:12-13) banyak manfaat yang bisa
diperoleh dari menulis, diantaranya (1) menulis melatih kepekaan dalam melihat
suatu realitas lingkungan; (2) mendorong untuk mencari referensi; (3) melatih kita
untuk menyusun pemikiran dan argumen secara runtut, sistematis, dan logis; (4)
mengurangi tingkat ketegangan dan stres; (5) mendapatkan kepuasan batin, jika
tulisan dimuat di media atau diterbitkan; dan (6) membuat semakin populer dan
terkenal, bila tulisan banyak dibaca oleh orang lain.
Melengkapi pendapat dari Komaidi, Putra (2007:22) mengungkapkan
bahwa manfaat dari menulis antara lain (1) pelepasan emosional. Menulis bisa
menjadi penyaluran emosi dan perasaan; (2) manfaat promotif atau kenaikan
pangkat. Jika produktif menulis maka akan memperoleh angka kredit yang banyak
sesuai buku yang kita tulis; (3) manfaat sosial. Dengan menulis kita bisa menjadi
terkenal atau dikenal; (4) manfaat finansial. Dengan menulis bisa membantu
29
dalam menghasilkan uang; dan (5) manfaat intelektual. Dengan menulis bisa bisa
menambah ilmu pengetahuan.
Melengkapi pendapat Komaidi dan Putra, Romli (2007:2) berpendapat
bahwa manfaat menulis, yaitu (1) menulis berarti mengekspresikan pikiran,
perasaan, dan keinginan; (2) dengan menulis dapat membangun “citra diri”
sebagai orang yang berwawasan, intelek, dan berkualitas; (3) tulisan yang bagus
akan membangun citra diri sang penulis yang pada gilirannya membangun
kepercayaan dirinya; (4) dengan menulis bisa menjadi “agen perubahan”. Ide-ide
yang dituangkan dalam tulisan dapat memengaruhi pemikiran pembaca,
membentuk opini publik, dan melakukan sesuatu sesuai dengan ide; (5) selain
berbagai ide atau pemikiran, menulis juga menjadi sarana berbagai pengalaman;
dan (6) bisa memperoleh keuntungan finansial dari berkah menulis.
Pendapat yang hampir sama juga diungkapkan oleh Aguk Irawan MN
(2008:14) dan Thobroni (2008:14). Menulis memiliki banyak manfaat, antara lain
(1) salah satu cara untuk memangkas bagian permukaan segala sesuatu agar bisa
menjelajahi atau memahami banyak hal, (2) suatu cara agar kita bisa memahami
dan menemukan arti hidup, (3) agar bisa mengetahui dan mendalami sisi
perasaannya yang paling tersembunyi, (4) agar kita bisa berpikir untuk
menemukan jawaban dari persoalan-persoalan hidup, (5) membantu kejiwaan
menjadi semakin positif, dan (6) dapat tercukupi kebutuhan ekonominya.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat menulis adalah
sebagai suatu sarana untuk mengungkapkan diri, memahami, mengekspresikan,
mengembangkan, mengorganisasikan, meninjau, menilai suatu pikiran, perasaan,
30
gagasan, dan keinginan agar dapat mengenali kemampuan dan potensi diri
sehingga dapat lebih banyak menyerap, menguasai, dan mengorganisasikan
gagasan atau informasi yang berkaitan dengan topik yang akan ditulis secara
sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat.
2.2.2 Hakikat Paragraf Argumentasi
Keterampilan menulis paragraf argumentasi meliputi beberapa pembahasan,
yaitu (1) pengertian paragraf argumentasi, (2) ciri-ciri paragraf argumentasi, (3)
jenis-jenis paragraf argumentasi, dan (4) langkah-langkah menulis paragraf
argumentasi. Penulis akan menguraikan hal-hal tersebut sebagai berikut.
2.2.2.1 Pengertian Paragraf Argumentasi
Menurut Kelompok Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (1992:100), paragraf
argumentasi merupakan paragraf yang berisi uraian untuk memperdebatkan
sesuatu agar orang lain percaya. Dalam menulis paragraf argumentasi disajikan
bukti-bukti atau alasan yang mendukung suatu kebenaran. Paragraf argumentasi
disajikan dengan membandingkan permasalahan lain yang bertentangan.
Sementara itu, menurut Keraf (1995:10), paragraf argumentasi adalah
semacam bentuk wacana yang berusaha membuktikan suatu kebenaran. Selain itu,
argumentasi berusaha memengaruhi serta mengubah sikap dan pendapat orang
lain untuk menerima suatu kebenaran dengan mengajukan bukti-bukti mengenai
objek yang diargumentasikan, sedangkan dari proses berpikir, argumentasi adalah
31
suatu tindakan untuk membentuk penalaran dan menurunkan simpulan serta
menerapkannya pada suatu kasus dalam perdebatan.
Selanjutnya, Wiyanto (2004:67) memberikan definisi yang lebih sederhana,
yaitu istilah argumentasi diturunkan dari verba to argue (Ing), yang artinya
membuktikan atau menyampaikan alasan. Untuk meyakinkan pembaca bahwa
pendapat, konsepsi, atau opini yang disampaikan penulis itu benar, penulis harus
menyertakan bukti, contoh, dan berbagai alasan yang sulit dibantah.
Sejalan dengan pendapat Wiyanto, Suparno dan Yunus (2007:1.12)
menyatakan bahwa, paragraf argumentasi adalah ragam wacana yang
dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan
oleh penulisnya. Dalam menulis paragraf argumentasi, penulis harus menyajikan
secara logis, kritis, dan dan sistematis bukti-bukti yang dapat memperkuat
keobjektifan dan kebenaran yang disampaikannya sehingga dapat menghapus
keraguan pembaca terhadap pendapat penulis.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa paragraf argumentasi adalah
paragraf yang berisi uraian atau gagasan untuk memperdebatkan, memengaruhi,
meyakinkan, mengubah sikap dan pendapat orang lain, atau membuktikan suatu
kebenaran dari suatu masalah agar orang lain atau pembaca percaya dan berusaha
untuk membuktikan gagasan dari suatu pemecahan masalah tersebut.
2.2.2.2 Ciri-ciri Paragraf Argumentasi
Menurut Keraf (1995:20) paragaraf argumentasi memiliki ciri-ciri sebagai
berikut (1) argumentasi berusaha untuk membuktikan suatu kebenaran dari suatu
32
pokok persoalan agar pembaca mengubah sikap dan pendapatnya; (2) dalam
argumentasi berusaha untuk mengubah pandangan dan sikap pembaca. Karena itu
penulis berusaha meyakinkan pembaca agar pembaca yakin terhadap uraian
penulis; (3) menginginkan pembaca untuk mengikuti pendapatnya; (4)
menggunakan gaya persuasif; (5) bahasa yang digunakan bersifat rasional dan
objektif; dan (6) dan selalu mengungkapkan fakta sebagai alat bukti untuk
memperkuat pendapat penulis.
Selanjutnya, Keraf (2000:103) juga berpendapat bahwa ciri-ciri paragraf
argumentasi, yaitu (1) argumentasi harus mengandung kebenaran untuk mengubah
sikap dan keyakinan orang mengenai topik yang akan diargumentasikan,
argumentasi harus disertai fakta-fakta dan bukti yang mendukung; (2) pengarang
harus berusaha untuk menghindari istilah-istilah yang bisa menimbulkan
prasangka; (3) menghindari munculnya istilah-istilah, hal ini dapat dilakukan
dengan membatasi pengertian istilah yang dipergunakan; dan (4) penulis harus
menetapkan dengan tepat ketidakkesepakatan yang akan diargumentasikan.
Pendapat lain diungkapkan oleh Wagiran. Menurut Wagiran (2009:6) ciri
khas paragraf argumentasi adalah mengutamakan kekuatan argumen (argumen
teoretis, argumen empiris, argumen praktis, dan argumen logis) dalam
memecahkan tiap masalah/problem/persoalan. Oleh karena itu, penulis harus
menyampaikan pendapat/gagasan/argumen yang disertai alasan agar dapat
memengaruhi pembaca.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri paragraf argumentasi
adalah paragraf argumentasi yang disajikan berusaha untuk membuktikan suatu
33
kebenaran, mengubah pandangan dan sikap, memengaruhi, dan meyakinkan
pembaca dengan selalu mengungkapkan fakta sebagai alat bukti untuk
memperkuat kekuatan argumen/pendapat penulis secara teoretis, empiris, praktis,
maupun logis.
2.2.2.3 Jenis-jenis Paragraf Argumentasi
Jenis-jenis paragraf argumentasi menurut Keraf (2000:108) terbagi menjadi
tujuh, yaitu (1) genus atu definisi, mengajukan argumen dari definisi-definisi; (2)
sebab dan akibat, didasarkan pada pola sebab-akibat yang mempergunakan corak
berpikir kausal; (3) keadaan atau sirkumtansi, menyodorkan kedaan didasarkan
pada keadaan yang ada; (4) persamaan, dengan menyamakan antara metode-
metode yang terkait dengan fakta yang sama; (5) perbandingan, dengan
membandingkan hal-hal yang bisa diperbandingkan; (6) pertentangan, dengan
menggunakan metode pertentangan dalam fakta atau situasi. Didasarkan pada
relasi antara berbagai fakta dan peristiwa; dan (7) kesaksian atau otoritas, dengan
memanfaatkan topik atau sumber dari luar.
Berbeda dengan Keraf, Alfiansyah (2009:2) berpendapat bahwa bentuk
penalaran yang ada dalam paragraf argumentasi ada dua, yaitu penalaran induksi
dan penalaran deduksi. Penalaran induksi adalah bentuk penalaran yang bertolak
dari pernyataan khusus kemudian menarik simpulan secara lebih umum.
Penalaran induksi tidak boleh membuat simpulan yang melebihi kelayakan fakta
sebagai pendukung. Penalaran deduksi adalah penalaran yang bertolak dari
34
pernyataan umum yang dipakai untuk mengamati pernyataan khusus sebagai dasar
mengambil simpulan.
Pendapat Alfiansyah diperkuat oleh pendapat Wagiran. Menurut Wagiran
(2009:6) jenis-jenis paragraf argumentasi, yaitu tajuk rencana, surat pembaca,
opini, wacana debat, artikel, dan kolom. Teknik pengembangannya terbagi
menjadi dua, yaitu deduktif-induktif dan sebab-akibat. Pola penalaran sebab-
akibat, yakni menyampaikan terlebih dahulu sebab-sebabnya dan diakhiri dengan
pernyataan sebagai akibat dari sebab tersebut. Dalam penggunaannya, penalaran
sebab-akibat dapat disajikan menjadi akibat-sebab. Artinya, menyampaikan
terlebih dahulu akibatnya, kemudian dicari sebab-sebabnya.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis paragraf
argumentasi adalah paragraf yang mengajukan genus atau definisi, paragraf
dengan pola sebab dan akibat, paragraf yang terkait keadaan atau sirkumtansi,
menyamakan fakta-fakta yang ada, membandingkan, mempertentangkan,
memanfaatkan topik dan sumber luar, paragraf deduktif, paragraf induktif.
2.2.2.4 Langkah-langkah Menulis Paragraf Argumentasi
Menurut Tarigan (1979:1-2) suatu paragraf selalu mengandung tiga bagian
utama, yaitu (1) bagian pendahuluan, berfungsi untuk menarik minat pembaca,
mengarahkan pembaca, menjelaskan secara singkat ide pokok atau tema paragraf,
dan menjelaskan bagian dari suatu hal yang akan diperbincangkan; (2) isi, sebagai
jembatan penghubung antara isi dan penutup, dan sebagai penjelasan terperinci
35
dari pendahuluan; dan (3) penutup, untuk memberikan simpulan, penekanan
bagian-bagian tertentu, klimaks, melengkapi, dan merangsang pembaca.
Sejalan dengan pendapat Tarigan, Keraf (2000:104) berpendapat bahwa
paragraf argumentasi harus mencakup (1) pendahuluan, mengandung cukup
banyak bahan untuk menarik perhatian. Dalam pendahuluan berisi persoalan yang
dibicarakan, latar belakang historis, dan penegasan terhadap suatu sistem yang
akan membawanya pada sebuah konklusi yang benar; (2) tubuh argumen,
meyakinkan pembaca bahwa hal yang dikemukannya benar sehingga konklusinya
juga benar; dan (3) simpulan dan ringkasan, berisi ringkasan dari pokok-pokok
yang penting sesuai dengan urutan argumen-argumen dalam tubuh paragraf.
Pendapat berbeda diungkapkan oleh Wagiran dan Doyin. Menurut Wagiran
dan Doyin (2005:22), ada lima langkah dalam menulis paragraf argumentasi, yaitu
(1) pengembangan gagasan paragraf argumentasi; (2) perencanaan naskah
paragraf argumentasi; (3) pengembangan paragraf argumentasi; (4) penulisan draf
paragraf argumentasi; dan (5) finalisasi.
Kelima langkah menulis tersebut dapat diuraikan, sebagai berikut (1)
pengembangan gagasan paragraf argumentasi, yakni pengembangan sebuah
tulisan berangkat dari penentuan tema, topik, permasalahan yang menjadi gagasan
utama; (2) perencanaan naskah paragraf argumentasi dilakukan dari tiga segi,
yakni segi perencanaan isi, perencanaan format, dan perencanaan bahasa. Dalam
perencanaan ini prinsip utama yang harus diperhatikan ialah pembuatan kerangka.
Kerangka pada dasarnya merupakan pokok-pokok paragraf yang nantinya akan
dijabarkan menjadi karangan. Perencanaan selanjutnya, yakni perencanaan format
36
yang direalisasikan dalam penentuan format dan teknik penulisan yang digunakan
dalam menulis. Perencanaan terakhir, yakni perencanaan yang diwujudkan dalam
pemilihan ragam bahasa yang digunakan dalam tulisannya; (3) pengembangan
paragraf argumentasi, yakni tersusun dari gagasan dasar dan gagasan
pengembangan atau pendukung; (4) penulisan draf, yakni aktivitas yang dimulai
dengan menata butir-butir gagasan secara hierarki dan sistematis; dan (5)
finalisasi, yakni salah satu proses yang revisi naskah. Sebelumnya penulis
melakukan pemeriksaan ulang ditinjau dari segi isi, ejaan, tanda baca, dan teknik
penulisan.
Melengkapi pendapat Tarigan dan Keraf, Alfiansyah (2009:2) berpendapat
bahwa struktur penulisan paragraf argumentasi terdiri dari tiga bagian, yaitu (1)
pendahuluan, berisi latar belakang masalah dan permasalahan; (2) isi, keseluruhan
uraian yang berusaha menjawab permasahan yang dikemukakan dalam
pendahuluan. Uraian isi paragraf berupa pernyataan, data, fakta, contoh, atau
ilustrasi yang diambil dari pernyataan, pendapat umum, pendapat para ahli, hasil
penelitian, simpulan yang dapat mengukuhkan bahwa pemecahan permasalahan
itu harus demikian; (3) penutup, berupa ikhtisar atau simpulan. Adapun langkah-
langkah dalam menulis paragraf argumentasi adalah sebagai berikut (1) memilih
topik paragraf argumentasi, (2) mengumpulkan bahan, (3) menyusun kerangka
paragraf argumentasi, (4) mengembangkan pendahuluan, (5) mengembangkan isi
paragraf argumentasi, dan (6) membuat penutup paragraf argumentasi.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah menulis
paragraf argumentasi adalah pengembangan gagasan paragraf argumentasi
37
(menentukan topik dan merumuskan tujuan), menyusun kerangka paragraf
argumentasi (bagian pendahuluan isi atau tubuh argumen, penutup atau simpulan,
dan ringkasan), dan mengembangkan kerangka paragraf argumentasi, serta
finalisasi (membuat penutup paragraf argumentasi).
2.2.3 Hakikat Model Think Pair and Share
Model think pair and share merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif
yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan
suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan-keterampilan yang bermanfaat bagi
kehidupannya di masyarakat. Melalui pembelajaran kooperatif dengan model
think pair and share, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan
oleh guru dalam pembelajaran, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan
sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain. Proses
pembelajaran dengan think pair and share ini mampu merangsang dan
menggugah potensi siswa secara optimal dalam suasana belajar pada kelompok-
kelompok kecil.
Nurhadi dan Senduk (2003:60) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif
adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi
yang silih asuh untuk menghindari kesinggungan dan kesalahpahaman yang dapat
menimbulkan permusuhan. Selain itu, Pembelajaran kooperatif merupakan
pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling
mengasihi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain.
38
Pendapat Muhfida lebih spesifik. Muhfida (2006:2) menyatakan bahwa
model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara
berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengontruksi
konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman
agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari
4–5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, dan karekter), ada kontrol dan
fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau
presentasi.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
kooperatif adalah kegiatan pembelajaran yang mampu menciptakan interaksi
antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dengan cara berkelompok untuk
bekerja sama saling membantu mengontruksi konsep, menyelesaikan persoalan,
atau inkuiri dalam pembelajaran di kelas secara sadar dan sistematis sehingga
tercipta interaksi dua arah yang yang sangat efektif.
Menurut pendapat Nurhadi dan Senduk (2003:66), langkah-langkah dalam
model think pair and share, yaitu (1) berpikir (thinking), guru mengajukan
pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran dan siswa diberi waktu satu
menit untuk berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut; (2) berpasangan
(pairing), selanjutnya guru meminta kepada siswa untuk berpasangan dan
mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan; dan (3) berbagi (sharing),
pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi
atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah
mereka bicarakan.
39
Adapun menurut Muhfida (2006:6), model pembelajaran think pair and
share ini tergolong tipe kooperatif dengan sintaks, yaitu (1) guru menyajikan
materi klasikal, materi diberikan secara menyeluruh; (2) guru memberikan
persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan
dengan teman sebangku (think-pair), diskusi kelompok dilakukan untuk
mendiskusikan masalah-masalah yang telah ditentukan oleh guru; (3) tiap
kelompok melakukan presentasi (share) mengenai masalah yang telah
didiskusikan tadi; dan (4) guru membuat skor perkembangan tiap siswa.
Trianto (2007:61-62) mengungkapkan pendapat yang hampir sama dengan
pendapat Arends (2008:15-16) serta pendapat Nurhadi dan Senduk (2003:66),
bahwa think pair and share dibagi menjadi tiga langkah, yaitu (1) think, guru
mengajukan permasalahan dan siswa diberi waktu satu menit untuk berpikir
sendiri mengenai permasalahan tersebut; (2) pair, guru meminta siswa
berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan; dan (3)
share, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi atau bekerja sama dengan
kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan.
Pendapat lain diungkapkan oleh Dzaki. Menurut Dzaki (2009:2), langkah-
langkah model pembelajaran think pair and share, yaitu (1) guru menyampaikan
inti materi, (2) siswa berdiskusi dengan teman sebelahnya tentang materi atau
permasalahan yang disampaikan guru, (3) guru memimpin pleno dan tiap
kelompok mengemukakan hasil diskusinya, (4) atas dasar hasil diskusi, guru
mengarahkan pembicaraan pada materi/permasalahan yang belum diungkap
siswa, dan (5) simpulan.
40
Suprijono (2009:91) juga berpendapat bahwa think pair and share diawali
dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran dan
memberi kesempatan siswa memikirkan jawabannya. Kemudian, guru meminta
siswa berpasang-pasangan untuk mendiskusikan jawaban tadi, setelah itu tiap
pasangan-pasangan membicarakan hasil diskusinya di depan kelas.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model think pair and share
terbagi menjadi tiga bagian, yaitu (1) think, menyampaikan inti materi,
mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran; (2) pair,
berkelompok dan berdiskusi mengenai apa yang telah dipikirkan, guru memimpin
pleno dan tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya, guru mengarahkan
pembicaraan pada materi atau permasalahan yang belum diungkap siswa; dan (3)
share, berkelompok untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara
keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan dan membuat simpulan.
Langkah-langkah model pembelajaran yang telah diuraikan tersebut
merupakan prosedur yang sifatnya prinsip. Adapun penerapannya dalam
pembelajaran diserahkan kepada kreativitas guru untuk melakukan penyesuaian.
Berikut ini fase-fase pembelajaran dalam model think pair and share.
Tabel 1. Sintaks Model Think Pair and Share
Fase Kegiatan
Fase-1
Think
(berpikir)
Guru menyampaikan inti materi. Guru menyajikan materi
klasikal, materi diberikan secara menyeluruh.
Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait
dengan pelajaran dan siswa diberi waktu satu menit untuk
berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut.
41
Fase-2
Pair
(berkelompok)
Guru meminta kepada siswa untuk berpasangan.
Guru memberikan persoalan kepada siswa dan siswa
bekerja kelompok dengan cara berpasangan dengan
teman sebangku (think-pair) untuk mendiskusikan
masalah-masalah yang telah ditentukan oleh guru.
Fase-3
Share (berbagi)
Guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi
atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan
mengenai apa yang telah mereka bicarakan.
Tiap kelompok melakukan presentasi (share) mengenai
masalah yang telah didiskusikan tadi.
Guru memimpin pleno dan tiap kelompok
mengemukakan hasil diskusinya.
Atas dasar hasil diskusi, guru mengarahkan pembicaraan
pada materi/permasalahan yang belum diungkap siswa.
Simpulan.
Guru membuat skor perkembangan tiap siswa.
2.2.4 Hakikat Media Gambar Animasi
Dalam proses belajar mengajar, media mempunyai fungsi yang sangat
penting. Media pengajaran mempertinggi proses belajar mengajar siswa dalam
pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar
yang dicapai (Wagiran, dkk. 2009:3). Beberapa jenis media pendidikan yang biasa
digunakan dalam pembelajaran antara lain, media grafis (seperti foto, gambar,
grafik atau bagan), media tiga dimensi, media proyeksi (seperti slide, film strip,
penggunaan OHP), dan lingkungan (Sudjana dan Rivai 2007:3-4).
Penggunaan gambar animasi juga salah satu contoh pemanfaatan teknologi
dalam pendidikan. Menurut Yudhiantoro (2003) animasi merupakan susunan
42
gambar mati (grafik statis) yang diberi efek sehingga seolah-olah bergerak.
Tulisan yang meluncur dari samping ke tengak layar atau gambar yang dapar
bergerak-gerak dari menghadap kiri menjadi menghadap ke kanan itu termasuk
contoh animasi yang sederhana. Salah satu program komputer yang dapat
membuat animasi adalah flash. Flash dapat menganimasi objek gambar sehingga
seolah-olah gambar itu bergerak di sepanjang stage. Flash juga dapat mengubah
bentuk objek, mengubah ukuran, mengubah warna, memutar maupun mengubah-
ubah opacity (kenampakan objek dari jelas hingga lenyap).
Melengkapi pendapat Yudhiantoro, Ariasdi (2008:15) berpendapat bahwa
animasi artinya menghidupkan gambar yang mati, menggerakkan gambar yang
diam dengan cara membuat metamorfosis dari bentuk semula ke bentuk
selanjutnya dalam durasi tertentu. Gambar animasi dieksplorasi dan dimanfaatkan
untuk mendukung penyajian materi ajar berbasis multimedia. Animasi cocok
untuk „menciptakan‟ realitas dari sesuatu yang semu, sesuatu yang tidak mampu
ditangkap oleh realitas dalam citra visual.
Pendapat yang berbeda diungkapkan oleh Sofian. Menurut Sofian (2009:2-
3) gambar animasi pada saat ini banyak dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan
dalam berbagai kegiatan dari mulai kegiatan santai sampai serius, dari mulai
sebagai fungsi utama sampai fungsi tambahan atau hiasan. Animasi dibangun
berdasarkan manfaatnya sebagai perantara atau media yang digunakan untuk
berbagai kebutuhan, di antaranya (1) media hiburan, untuk menghibur penonton
atau pengguna animasi sehingga memberikan kepuasan; (2) media presentasi,
untuk membuat menarik perhatian para audien sehingga suasana menjadi tidak
43
kaku, dapat tercapai suatu penyampaian informasi atau terjadinya komunikasi
yang baik, menarik perhatian dengan adanya pergerakan dan suara yang selaras,
memperindah tampilan presentasi, memudahkan susunan presentasi, dan
mempermudah penggambaran dari suatu materi; (3) media iklan atau promosi
agar pemirsa atau penonton tertarik untuk membeli atau memiliki atau mengikuti
apa yang disampaikan dalam alur cerita dari animasi tersebut; (4) media bantu,
sebagai perangkat penuntun atau petunjuk dalam melakukan sesuatu; dan (5)
media pelengkap, sebagai pelengkap atau tambahan atau hiasan pada suatu
tampilan yang digunakan untuk mempercantik atau menarik pada objek yang
ditampilkan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa gambar animasi adalah
menggerakkan gambar yang diam dengan cara membuat perubahan atau
modifikasi dengan adanya pergerakan yang selaras sehingga dapat tercapai suatu
penyampaian informasi atau komunikasi yang baik, dan mempermudah
penggambaran dari suatu materi.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan gambar animasi karena sangat
membantu dalam proses pembelajaran. Penggunaan media gambar animasi
berfungsi agar siswa dapat memusatkan perhatiannya dalam situasi pembelajaran,
kemudian materi pelajaran yang dipadu dengan animasi gambar dan gerakan yang
menarik dapat memotivasi dan menjadikan siswa senang untuk belajar karena
suasana pembelajaran menjadi lebih santai dan terarah. Siswa juga akan menjadi
lebih mudah memahami suatu materi karena memberi gambaran dan informasi
yang lebih nyata dan jelas. Kompetensi dasar pun dapat dicapai karena proses
44
belajar mengajar menjadi lebih menarik, siswa terfokus perhatiannya dan
termotivasi untuk mengetahui lebih jauh serta hasil belajarnya menjadi lebih
bermakna. Media ini berupa gambar dan tulisan yang sinkron dengan gambar
tersebut yang dimunculkan secara bergantian atau bersamaan. Tulisan dan gambar
tersebut terangkum sebagai keterangan animasi. Karakteristik pada animasi
tersebut adalah bentuknya yang menarik dan informatif. Menarik, artinya media
animasi tersebut memiliki tampilan yang indah baik dari segi tulisan maupun
bentuk gambarnya, sedangkan informatif artinya isi animasi yang disajikan dapat
dijadikan informasi atau pengetahuan bagi siswa mengenai paragraf argumentasi.
Oleh karena itu, media gambar animasi dapat dijadikan alternatif media
pembelajaran yang dapat mewujudkan pembelajaran yang efektif, efisien, dan
menyenangkan. Berikut ini adalah contoh media gambar animasi.
Gambar 1. Contoh Media Gambar Animasi
2.2.5 Pembelajaran Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair
and Share melalui Media Gambar Animasi
Penerapan model think pair and share melalui media gambar animasi
ditujukan agar siswa lebih mampu memahami hakikat sebuah paragraf
argumentasi. Dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model
think pair and share melalui media gambar animasi diharapkan siswa akan lebih
45
aktif karena semua kegiatan pembelajaran difokuskan pada siswa. Kedudukan
guru dalam pembelajaran ini selain sebagai fasilitator, guru juga berkedudukan
sebagai motivator yang membimbing jalannya pembelajaran. Dengan demikian,
semua permasalahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran harus diselesaikan
sendiri dengan dibantu bimbingan dari guru.
Langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan berpedoman pada model
think pair and share. Siswa mengembangkan keterampilan yang dimiliki dengan
kerja kelompok dan kerja individu. Berikut ini penerapan model think pair and
share melalui media gambar animasi dalam pembelajaran menulis paragraf
argumentasi yang dijabarkan menjadi beberapa fase.
Tabel 2. Sintaks Model Pembelajaran Menulis Paragraf Argumentasi
dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar
Animasi
Fase Peran Guru
Fase-1
Berpikir (think)
Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran.
Guru mengarahkan siswa untuk mengenal secara
umum hal yang berkaitan dengan paragraf
argumentasi. Guru mengarahkan siswa untuk
mengenal konsep dan unsur-unsur paragraf
argumentasi.
Guru bersama dengan siswa memahami konsep
menyunting.
Guru mengarahkan siswa untuk mengamati
gambar animasi.
Guru memotivasi siswa untuk berpikir sendiri
mencari jawaban dari masalah yang ada dalam
gambar animasi.
46
Fase-2
Berpasangan atau
berkelompok (pair)
Guru mengarahkan siswa untuk berkelompok.
Siswa berkelompok untuk mendiskusikan
masalah-masalah yang ada dalam gambar
animasi.
Fase-3
Berbagi (share)
Guru memantau dan membimbing diskusi
kelompok.
Perwakilan tiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi kelompok.
Guru menyuruh siswa untuk menulis paragraf
argumentasi berdasarkan masalah-masalah
dalam gambar animasi.
Guru memberikan kesempatan pada siswa maju
ke depan membacakan hasil karyanya untuk
menunjukkan bahwa mereka tahu dan berhasil
menulis paragraf argumentasi.
Siswa menyunting hasil tulisan teman.
Guru menugaskan kembali kepada siswa untuk
menulis paragraf argumentasi.
Guru dan siswa melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap hasil pekerjaan mereka dan proses-proses
yang mereka gunakan.
Sistem sosial yang berlangsung dalam pembelajaran ini adalah keterlibatan
guru, siswa, dan masyarakat umum. Pada hakikatnya peran guru adalah sebagai
fasilitator dan evaluator. Guru harus memahami karakteristik anak didiknya dalam
pembelajaran. Guru berperan dalam pengembangan rancangan pembelajaran serta
melaksanakan evaluasi hasil pembelajaran, sedangkan masyarakat umum dan
komponen di luar sekolah dapat dijadikan sebagai objek sasaran yang dapat
membantu siswa untuk meningkatkan keterampilannya. Saat pembelajaran
47
berlangsung, guru dan siswa terlibat dalam teknis pelaksanaan sebelum siswa
melakukan unjuk kerja. Selanjutnya, siswa bertugas untuk menyelesaikan
persoalannya secara mandiri. Pada kegiatan ini, siswa bisa bekerja sama dengan
teman-temannya untuk mencari bahan atau sumber informasi yang dibutuhkan.
Setelah siswa mampu mencari bahan yang cukup, prinsip kerja sama sudah tidak
berlaku dan siswa harus menulis secara individual.
Selama proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model
think pair and share melalui media gambar animasi, guru bertindak sebagai
model, fasilitator, konsultan, motivator, dan evaluator. Guru merangsang siswa
dengan sebuah contoh paragraf argumentasi. Saat siswa mulai kesulitan untuk
memahami paragraf tersebut, guru memberikan pengarahan secara umum
mengenai paragraf argumentasi. Guru mulai menerapkan model think pair and
share melalui media gambar animasi dalam pembelajaran. Selain itu guru juga
bisa bertindak sebagai instruktur dan mengarahkan siswa untuk mencari informasi
dari berbagai sumber yang dapat menunjang menulis paragraf argumentasi.
Sarana pendukung yang diperlukan untuk melaksanaan strategi
pembelajaran menulis paragraf argumentasi adalah menerapkan model think pair
and share melalui media gambar animasi. Model think pair and share melalui
media gambar animasi ini diharapkan dapat mempermudah siswa dalam menulis
paragraf argumentasi. Selain itu, sarana dan prasarana yang dapat mendukung
dalam pelaksanaan pembelajaran adalah perpustakaan yang telah ada di sekolah.
Dengan adanya perpustakaan siswa dapat mengakses beberapa sumber informasi
dari internet dan buku atau referensi yang telah ada. Siswa juga dapat memperkuat
48
dalam menulis paragraf argumentasinya dengan menuangkan fakta-fakta, hasil
penelitian, observasi, dokumentasi, berita atau sumber informasi yang dapat
meyakinkan para pembacanya.
Dampak instruksional dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi
dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, yaitu siswa
menguasai materi paragraf argumentasi dan terampil dalam menulis paragraf
argumentasi. Adapun dampak pengiring dalam pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi,
yaitu 1) kerja sama, dalam mengerjakan tugas kelompok semua anggota kelompok
saling bekerja sama satu sama lain dan tidak ada siswa yang bergantung pada
anggota kelompoknya; 2) keaktifan, kondisi kelas yang kondusif menjadikan
siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran, siswa memberikan umpan balik
terhadap pertanyaan yang diajukan oleh guru sehingga pembelajaran menjadi
lebih hidup; dan 3) percaya diri, pembelajaran yang menyenangkan membuat
siswa menjadi lebih percaya diri dalam menggungkapkan pendapatnya di kelas.
2.3 Kerangka Berpikir
Keterampilan menulis bukan merupakan bakat alami yang dengan
sendirinya dapat dimiliki oleh seseorang. Keberhasilan pembelajaran keterampilan
menulis sangat ditentukan oleh proses pembelajaran menulis itu sendiri. Menulis
juga merupakan kegiatan yang tidak datang secara otomatis dan dapat
ditingkatkan kemampuannya melalui latihan.
49
Menulis paragraf argumentasi merupakan salah satu keterampilan menulis
yang harus dikuasai oleh siswa SMA kelas X. Dalam kompetensi ini, siswa
diharapkan menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk
paragraf argumentasi. Dalam penerapannya, siswa sering mengalami kesulitan.
Dalam hal ini, peran guru sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Salah satu cara tepat yang dapat digunakan guru untuk mengatasi
permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan model think pair and share
melalui media gambar animasi.
Penggabungan antara model pembelajaran think pair and share melalui
media gambar animasi sangat cocok untuk menulis paragraf argumentasi. Dengan
menerapkan model think pair and share sebagai model pembelajaran yang
inovatif, dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Melalui penerapan
model think pair and share, siswa akan mengalami proses belajar mengajar yang
bermakna, yaitu proses belajar secara aktif untuk menemukan masalah dalam
pembelajaran dan pemecahan masalah dengan langkah-langkah ilmiah serta
mampu menerapkan keterampilan memecahkan masalah tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.
Model pembelajaran think pair and share ini dipilih oleh penulis karena
model ini dapat membantu siswa dalam berpikir kritis dan analitis ketika melihat
suatu masalah dan mengambil sudut pandang berpikir pada umumnya sehingga
siswa dapat menulis paragraf argumentasi yang lebih baik tentang masalah yang
diamati. Model think pair and share melalui media gambar animasi juga
membantu kegiatan siswa agar dapat berpikir untuk menemukan suatu
50
permasalahan, dan mendiskusikannya secara berkelompok sehingga bisa
memecahkan masalah untuk dibahas dalam kelas secara keseluruhan. Oleh karena
itu, materi pembelajaran atau informasi tidak terbatas pada materi buku saja, akan
tetapi juga dapat bersumber dari gambar animasi yang mengandung permasalahan
tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Masalah yang dimuat dalam
gambar animasi dapat memberikan efek bagi pembacanya. Efek inilah yang
nantinya diharapkan dijadikan ide dalam menulis paragraf argumentasi. Kemudian
dikembangkan sehingga menghasilkan paragraf argumentasi. Maka jelas bahwa
media gambar animasi yang di dalamnya mengandung suatu permasalahan ini
akan membantu siswa yang merasa kesulitan dalam menuangkan ide atau gagasan
dalam bentuk tulisan terutama menulis paragraf argumentasi.
Respon yang diharapkan muncul dari para siswa dengan menggunakan
model pembelajaran think pair and share melalui media gambar animasi
diharapkan agar proses pembelajaran lebih menyenangkan dan dapat mencapai
target yang telah ditentukan.
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teoretis dan kerangka berpikir di atas, hipotesis
tindakan pada penelitian ini adalah terdapat peningkatan keterampilan menulis
paragraf argumentasi dan perubahan perilaku siswa setelah dilakukan
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi pada siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus.
51
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian mengenai pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan
model think pair and share melalui media gambar animasi merupakan penelitian
yang berbasis kelas atau sekolah yang menggunakan desain penelitian tindakan
kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) dalam penelitian ini dilaksanakan
dalam dua siklus, yaitu proses tindakan pada siklus I dan siklus II. Penelitian
tindakan kelas (PTK) dilaksanakan dalam proses pengkajian berdaur pada setiap
siklusnya, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Secara sistematis
penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut.
Bagan 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas
Keterangan:
P : Perencanaan O : Observasi
T : Tindakan R : Refleksi
Siklus I
Siklus II
T R
P
O
P
R T
O
52
Berdasarkan bagan tersebut, dapat dijelaskan penelitian ini berlangsung
dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Tiap-tiap siklus terdiri atas empat
tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Observasi awal
dilakukan sebelum melaksanakan keempat tahap tersebut supaya peneliti dapat
mengetahui kondisi siswa selama melaksanakan pembelajaran di kelas untuk
mengidentifikasi kesulitan-kesulitan siswa dalam pembelajaran. Selain itu,
peneliti dan siswa bisa saling mengenal sehingga penelitian yang akan dilakukan
dapat berlangsung dengan lancar. Sebelum penelitian tindakan siklus I
dilaksanakan, peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran untuk
mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam menulis paragraf argumentasi.
Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran ini digunakan sebagai nilai awal
atau nilai prasiklus untuk dibandingkan dengan nilai siklus I dan siklus II
sehingga dapat ditentukan kriteria standar ketuntasan menulis paragraf
argumentasi.
3.1.1 Proses Tindakan Siklus I
Prosedur penelitian siklus I mencakup perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Penjelasan mengenai keempat hal tersebut adalah sebagai berikut.
3.1.1.1 Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti menyiapkan dan menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang merupakan program kerja guru dalam melaksanakan
proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pada tahap
53
perencanaan, peneliti melakukan persiapan pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran terlebih dahulu
sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan. Dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran ini, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
materi menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui
media gambar animasi. Rencana yang telah dipersiapkan oleh peneliti
dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru mata pelajaran untuk
menyesuaikan pengajaran pada siswa. Langkah selanjutnya, peneliti menyiapkan
instrumen penelitian yang berupa lembar deskripsi perilaku ekologis, catatan
harian, sosiometri, wawancara, dan dokumentasi foto untuk memperoleh data
nontes. Siklus I akan dilakukan sebanyak dua kali pertemuan dengan peneliti
bertindak sebagai pengajar.
3.1.1.2 Tindakan
Tindakan yang akan dilakukan peneliti dalam meneliti pembelajaran
menulis paragraf argumentasi pada siklus I ini adalah melaksanakan pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media
gambar animasi. Pada tahap ini dilakukan dua kali pertemuan, tiap-tiap pertemuan
terdiri atas tiga tahap proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
1) Pertemuan Pertama
Pada tahap pendahuluan, siswa dikondisikan agar siap mengikuti
pembelajaran. Peneliti melakukan apersepsi melalui tanya jawab dengan siswa
tentang pengalaman siswa dalam menulis paragraf argumentasi. Peneliti juga
54
menjelaskan kepada siswa tentang tujuan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan dan manfaat yang akan diperoleh siswa setelah melaksanakan
pembelajaran menulis paragraf argumentasi.
Pada tahap inti (1) eksplorasi; peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa
tentang hakikat, ciri-ciri, dan langkah-langkah dalam menulis paragraf
argumentasi. Peneliti menginformasikan kepada siswa mengenai kriteria penilaian
menulis paragraf argumentasi dengan media gambar animasi model think pair and
share agar siswa dapat menulis sesuai dengan target, (2) elaborasi; siswa
menyimak penjelasan dari guru mengenai proses pembelajaran yang akan
dilakukan. Siswa mengamati gambar animasi yang ditampilkan melalui LCD,
setelah itu siswa membentuk kelompok. Siswa mencerna, memahami,
menafsirkan, dan mengungkapkan pendapat-pendapatnya mengenai topik dan
masalah-masalah yang muncul berdasarkan gambar animasi tersebut. Siswa
berdiskusi untuk menyatukan pendapatnya dalam menentukan topik dan
mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul berdasarkan gambar animasi
tersebut. Kemudian perwakilan tiap kelompok membacakan hasil diskusi di depan
kelas. Siswa menulis paragraf argumentasi berdasarkan topik dan identifikasi
masalah yang telah dibuat sebagai ajang latihan secara individu, dan (3)
konfirmasi; setelah siswa selesai menulis paragraf argumentasi, siswa yang
ditunjuk oleh anggota kelompoknya mewakili kelompok membacakan hasil
pekerjaannya di depan kelas. Siswa lain memperhatikan dan memberi tanggapan.
Pada tahap penutup, siswa bersama guru melakukan refleksi dan
menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Peneliti menanyakan
55
hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran yang telah dilakukan. Siswa diberi
masukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut. Selanjutnya, siswa diberi
tugas untuk menulis paragraf argumentasi sebagai ajang latihan individu sehingga
pada pertemuan kedua tulisan yang dihasilkan lebih berbobot.
2) Pertemuan Kedua
Pada tahap pendahuluan, siswa dikondisikan agar siap mengikuti
pembelajaran. Peneliti melakukan apersepsi melalui tanya jawab dengan siswa
mengenai pembelajaran sebelumnya dan kesulitan yang dialami siswa. Peneliti
bertanya jawab dengan siswa tentang tujuan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan dan manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti
pembelajaran tersebut. Siswa juga dimotivasi untuk dapat menulis paragraf
argumentasi dengan lebih baik lagi pada pertemuan kedua ini karena sudah
memiliki pengalaman menulis pada pertemuan sebelumnya.
Pada tahap inti (1) eksplorasi; siswa dan guru bertanya jawab tentang tugas
yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Siswa juga bertanya jawab tentang
menyunting. Siswa membuka kembali catatan mengenai paragraf argumentasi,
serta hasil tulisan argumentasi yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya.
Siswa menukar hasil pekerjaan mereka dengan teman sebangku untuk disunting,
siswa mengembalikan hasil suntingan kepada pemiliknya. Peneliti juga
mengingatkan siswa untuk memperhatikan aspek-aspek dalam menulis paragraf
argumentasi serta kriteria penilaian tulisan agar siswa dapat menulis sesuai
dengan target, (2) elaborasi; siswa menyimak penjelasan dari guru mengenai
proses pembelajaran yang akan dilakukan. Siswa mengamati gambar animasi
56
yang ditampilkan melalui LCD, setelah itu siswa membentuk kelompok. Siswa
mencerna, memahami, menafsirkan, dan mengungkapkan pendapat-pendapatnya
mengenai topik dan masalah-masalah yang muncul berdasarkan gambar animasi
tersebut. Siswa berdiskusi untuk menyatukan pendapatnya dalam menentukan
topik dan mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul berdasarkan gambar
animasi tersebut. Kemudian perwakilan tiap kelompok membacakan hasil diskusi
di depan kelas. Siswa menulis paragraf argumentasi berdasarkan topik dan
identifikasi masalah, dan (3) konfirmasi; setelah siswa selesai menulis paragraf
argumentasi, siswa yang ditunjuk oleh anggota kelompoknya mewakili kelompok
membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas. Siswa lain memperhatikan dan
memberi tanggapan.
Pada tahap penutup, peneliti bersama siswa melakukan refleksi dan
menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Peneliti menanyakan
kesulitan-kesulitan yang masih dialami siswa dalam kegiatan pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media
gambar animasi dan memberikan masukan kepada siswa. Selanjutnya, siswa
diminta berpendapat tentang topik yang akan diulas pada pertemuan siklus II
untuk mengetahui topik yang diminati siswa sehingga peneliti dapat
menyesuaikan media gambar animasi yang tepat dan membuat siswa senang dan
semangat untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis paragraf
argumentasi. Siswa juga dimotivasi agar melakukan latihan menulis dan
mempersiapkan diri untuk kegiatan pembelajaran menulis paragraf argumentasi
pada pertemuan siklus II. Tulisan argumentasi yang dihasilkan siswa dikumpulkan
57
untuk dinilai agar peneliti dapat mengetahui dan mengukur kemampuan menulis
paragraf argumentasi siswa pada siklus I sehingga peneliti dapat mengupayakan
peningkatan pada siklus II.
Setelah melaksanakan pembelajaran siklus I, peneliti menulis deskripsi
perilaku ekologis dengan dibantu rekan sejawat yang ikut mengamati proses
pembelajaran untuk mengetahui perilaku siswa selama melaksanakan
pembelajaran paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui
media gambar animasi. Peneliti juga menulis catatan harian dan juga meminta
siswa menulis catatan harian. Catatan harian yang ditulis peneliti digunakan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi.
Sementara itu, catatan harian siswa digunakan peneliti untuk mengetahui kesan
siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think
pair and share melalui media gambar animasi. Setelah itu, peneliti melakukan
wawancara dengan beberapa responden atau siswa yang mendapat nilai tinggi,
nilai sedang, dan nilai rendah. Siswa juga diminta untuk mengisi lembar
sosiometri untuk memperoleh data tentang siswa yang aktif, pasif, dan gaduh
selama kegiatan diskusi kelompok. Selama proses pembelajaran berlangsung,
peneliti atas bantuan teman sejawat mendokumentasikan kegiatan pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media
gambar animasi.
58
3.1.1.3 Observasi
Peneliti mengamati kegiatan siswa selama penelitian berlangsung sampai
akhir pembelajaran. Observasi adalah mengamati hasil atau dampak dari tindakan-
tindakan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi
dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Peneliti
sebelumnya menyiapkan lembar observasi yang dijadikan pedoman pembuatan
data. Lembar observasi yang dilakukan peneliti, yaitu (1) deskripsi perilaku
ekologis yang digunakan untuk mengetahui perilaku-perilaku siswa selama proses
pembelajaran langsung; (2) catatan harian dilakukan setelah proses pembelajaran
selesai untuk memperoleh data secara jujur dan objektif dari guru dan siswa
tentang kekurangan dan kelebihan materi, model pembelajaran, dan media
pembelajaran yang digunakan peneliti; (3) sosiometri yang digunakan untuk
meneliti hubungan sosial siswa dalam kelompok diskusi; (4) wawancara
digunakan untuk memperoleh data tentang respon siswa terhadap materi, model
pembelajaran, dan media pembelajaran yang telah disampaikan oleh peneliti; dan
(5) dokumentasi foto yang memuat rekaman segala perilaku siswa selama
pembelajaran berlangsung. Dalam melakukan penelitian, peneliti dibantu oleh
guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia dan teman sejawat.
Proses observasi segera direkam dalam benak peneliti dengan membuat
catatan-catatan khusus mengenai perilaku-perilaku yang telah terjadi selama
pembelajaran berlangsung. Aspek-aspek yang dinilai adalah hasil tulisan siswa
dan perilaku positif atau perilaku negatif terhadap materi menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi.
59
3.1.1.4 Refleksi
Pada tahap refleksi, peneliti melakukan analisis terhadap hasil tes, hasil
observasi, hasil catatan harian, dan hasil wawancara yang telah dilakukan. Dari
hasil tersebut jika masih banyak siswa yang bersikap negatif terhadap
pembelajaran atau kekurangan seperti yang dijelaskan dalam hasil observasi, hal
ini dapat dijadikan sebagai bahan perbaikan untuk tindakan pada siklus II. Hasil
yang positif dalam siklus I akan dipertahankan pada siklus II. Dari hasil evaluasi
yang dapat dijadikan refleksi, yaitu (1) pengungkapan kelebihan dan kekurangan
model dan media yang digunakan peneliti dalam proses pembelajaran, (2)
pengungkapan hasil pengamatan peneliti, (3) pengungkapan tindakan yang telah
dilakukan oleh siswa, dan (4) pengungkapan tindakan-tindakan yang dilakukan
oleh peneliti selama proses pembelajaran. Apabila pada siklus I ditemukan
kekurangan-kekurangan atau kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dan
peneliti dalam kegiatan pembelajaran menulis paragraf argumentasi, maka pada
siklus II peneliti akan menindaklanjuti untuk dilakukan perbaikan. Peneliti akan
lebih memotivasi siswa dalam membantu kesulitan-kesulitan yang masih dihadapi
siswa pada pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair
and share melalui media gambar animasi pada siklus II.
3.1.2 Proses Tindakan Siklus II
Pada tahap ini peneliti memperbaiki rencana dan tindakan yang berdasarkan
refleksi pada siklus I. Langkah-langkah pada siklus II pada dasarnya sama dengan
60
langkah-langkah siklus I, perbedaannya itu hanya terletak pada sasaran kegiatan
siklus.
3.1.2.1 Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) dengan merevisi atau menyempurnakan dari perencanaan siklus I. Peneliti
memperhatikan hal-hal untuk memperbaiki pembelajaran menulis paragraf
argumentasi yang akan digunakan dalam siklus II, yaitu (1) menyusun perbaikan
rencana pembelajaran keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model
think pair and share melalui media gambar animasi, (2) menyusun perbaikan
instrumen yang berupa lembar deskripsi perilaku ekologis, lembar catatan harian,
lembar wawancara, dan lembar sosiometri, serta (3) peneliti lebih sering
berdiskusi dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia.
3.1.2.2 Tindakan
Tindakan pada siklus II dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
disiapkan sebagai upaya memperbaiki tindakan sebelumnya dan meningkatkan
hasil belajar siswa. Tindakan siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan.
Langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan, yaitu pendahuluan, kegiatan
inti, dan penutup. Berikut ini uraian mengenai langkah-langkah tindakan siklus II.
1) Pertemuan Pertama
Pada tahap pendahuluan, siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses
pembelajaran. Peneliti menegaskan kembali tentang penggunaan model think pair
61
and share melalui media gambar animasi dalam pembelajaran menulis paragraf
argumentasi. Peneliti bertanya jawab dengan siswa mengenai tujuan serta manfaat
yang akan diperoleh setelah melaksanakan pembelajaran. Pada siklus II ini siswa
juga dimotivasi agar lebih bersungguh-sungguh dalam melaksanakan
pembelajaran menulis paragraf argumentasi.
Pada tahap inti (1) eksplorasi; guru dan siswa bertanya jawab mengenai
kesulitan yang dialami siswa selama proses pembelajaran menulis paragraf
argumentasi pada siklus I. Siswa diberi penjelasan secara intensif tentang hal-hal
yang belum dipahami. Setelah itu, guru dan siswa bertanya jawab tentang
kesulitan menyunting paragraf argumentasi. Guru juga memberikan penguatan
kepada siswa tentang kriteria penilaian menulis paragraf argumentasi agar siswa
dapat menulis sesuai target, (2) elaborasi; siswa menyimak penjelasan dari guru
mengenai proses pembelajaran yang akan dilakukan. Setelah itu, guru
membagikan hasil pekerjaan siswa pada siklus I. Siswa berkelompok seperti pada
siklus I. Kemudian, siswa menukar pekerjaan mereka dengan satu kelompoknya.
Siswa mengamati contoh paragraf argumentasi yang ditampilkan oleh guru.
Setelah itu, siswa berdiskusi tentang hasil pekerjaan teman dalam satu kelompok.
Siswa menyunting hasil pekerjaan teman dari segi isi maupun bahasa. Siswa
mengembalikan hasil suntingan kepada pemiliknya. Siswa memperbaiki pekerjaan
mereka dengan memperhatikan hasil suntingan teman, dan (3) konfirmasi; setelah
siswa selesai menyunting paragraf argumentasi, siswa yang ditunjuk oleh anggota
kelompoknya mewakili kelompok membacakan hasil pekerjaannya di depan
kelas. Siswa lain memperhatikan dan memberi tanggapan.
62
Pada tahap penutup, siswa bersama guru melakukan refleksi dan
menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Peneliti menanyakan
kesulitan-kesulitan yang masih dialami siswa pada saat pembelajaran menulis
paragraf argumentasi. Siswa diberi masukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan
tersebut. Selanjutnya, siswa diberi tugas untuk mencari dan mengumpulkan
informasi tentang cara menyunting tulisan argumentasi dari berbagai sumber serta
mengenai penulisan paragraf argumentasi dari berbagai sumber sebagai bahan
untuk memperbaiki tulisan yang telah dihasilkan pada pertemuan pertama siklus II
ini agar tulisan yang dihasilkan benar-benar berkualitas, meningkat, dan lebih baik
daripada tulisan-tulisan yang pernah dihasilkan sebelumnya.
2) Pertemuan Kedua
Pada tahap pendahuluan, siswa dikondisikan agar siap mengikuti
pembelajaran. Peneliti melakukan apersepsi melalui tanya jawab dengan siswa
tentang tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan manfaat yang
akan diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran tersebut. Siswa dimotivasi
agar lebih bersungguh-sungguh dalam melaksanakan pembelajaran menulis
paragraf argumentasi dan meningkatkan keterampilan menulis paragraf
argumentasi pada pertemuan ini.
Pada tahap inti (1) eksplorasi; siswa bertanya jawab tentang materi
sebelumnya. Siswa diingatkan kembali tentang kriteria penilaian menulis paragraf
argumentasi agar siswa dapat menulis sesuai dengan target, (2) elaborasi; siswa
mengamati gambar animasi yang dipilih berdasarkan suara terbanyak siswa.
Siswa mencatat masalah-masalah yang terdapat dalam gambar animasi. Siswa
63
mencerna, memahami, menafsirkan, dan mengungkapkan pendapat-pendapatnya
mengenai topik dan mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul berdasarkan
gambar animasi tersebut. Setelah itu, siswa membentuk kelompok. Siswa
berdiskusi untuk menyatukan pendapatnya dalam menentukan topik dan
mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul berdasarkan gambar animasi
tersebut. Kemudian perwakilan tiap kelompok membacakan hasil diskusi di depan
kelas. Siswa diberi penguatan mengenai pendapat-pendapatnya tersebut dan diberi
pemahaman tentang makna yang terkandung dalam gambar animasi. Siswa
menulis paragraf argumentasi berdasarkan topik dan identifikasi masalah
berdasarkan gambar animasi, dan (3) konfirmasi; setelah siswa selesai menulis
paragraf argumentasi, perwakilan siswa yang ditunjuk oleh guru, mewakili
kelompoknya membacakan salah satu hasil tulisan argumentasi di depan kelas.
Siswa lain memperhatikan dan memberi tanggapan.
Pada tahap penutup, peneliti bersama siswa melakukan refleksi dan
menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Peneliti menanyakan
kesulitan-kesulitan yang masih dialami siswa dalam kegiatan pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media
gambar animasi dan memberikan masukan kepada siswa. Pada akhir
pembelajaran, peneliti memberikan penguatan kepada siswa. Tulisan argumentasi
yang dihasilkan siswa kemudian dikumpulkan dan dinilai untuk mengetahui
keberhasilan dan peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa
setelah dilaksanakan pembelajaran dengan model think pair and share melalui
media gambar animasi pada siklus II ini.
64
3.1.2.3 Observasi
Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap perilaku siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Pengamatan siklus II ini lebih berfokus pada perilaku
siswa yang memberikan respon kurang baik pada pembelajaran siklus I. Peneliti
mengamati apakah siswa tersebut mengalami perubahan perilaku menjadi baik
atau tetap seperti pada siklus I. Siswa yang memperlihatkan sikap baik diberi
motivasi dan penguatan untuk mempertahankan sikap baik tersebut, sedangkan
siswa yang bersikap kurang baik diberi pengertian dan dorongan agar mengikuti
pelajaran dengan baik.
Observasi dilaksanakan peneliti dengan menggunakan instrumen yang telah
disiapkan berupa lembar deskripsi perilaku ekologis, lembar catatan harian,
pedoman wawancara, lembar sosiometri, dan dokumentasi foto. Pelaksanaannya
melibatkan siswa, guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang
bersangkutan, dan rekan sejawat yang membantu peneliti. Data hasil observasi ini
digunakan oleh peneliti untuk mengetahui perubahan sikap dan tingkah laku siswa
selama pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and
share melalui media gambar animasi pada siklus II. Berdasarkan data tersebut,
peneliti dapat melakukan refleksi akhir untuk mengukur keberhasilan
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi.
65
3.1.2.4 Refleksi
Pada siklus II, refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektivan
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi. Peneliti melakukan analisis terhadap hasil tes
menulis paragraf argumentasi siswa, deskripsi perilaku ekologis, catatan harian
guru dan siswa, wawancara yang telah dilakukan terhadap siswa, sosiometri, dan
dokumentasi foto. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat diketahui peningkatan
keterampilan siswa dalam menulis paragraf argumentasi dengan model think pair
and share melalui media gambar animasi serta perubahan perilaku siswa dalam
pembelajaran siklus II. Jika peningkatan tersebut sudah mencapai target atau
bahkan melebihi target yang telah ditentukan, penelitian ini dianggap berhasil dan
tidak perlu dilakukan siklus berikutnya.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis paragraf
argumentasi siswa SMA kelas X. Sumber data yang digunakan adalah siswa kelas
X-8 SMA N 1 Bae Kudus dengan jumlah 32 siswa, terdiri atas 12 siswa laki-laki
dan 20 siswa perempuan. Kelas ini merupakan salah satu kelas dari 9 kelas, kelas
di tingkat X (kelas X-1 sampai kelas X-9). Peneliti memilih kelas X-8 SMA N 1
Bae Kudus sebagai subjek penelitian karena faktor-faktor berikut (1) berdasarkan
observasi secara langsung dan wawancara terhadap guru mata pelajaran bahasa
Indonesia, siswa kelas X-8 memiliki rata-rata nilai yang rendah dalam
pembelajaran menulis paragraf argumentasi; (2) siswa kurang antusias dalam
66
mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia; dan (3) penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas sehingga harus melibatkan siswa dalam praktik
penelitian.
3.3 Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel keterampilan
menulis paragraf argumentasi dan variabel model think pair and share melalui
media gambar animasi. Penjelasan kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut.
3.3.1 Variabel Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi
Keterampilan menulis paragraf argumentasi merupakan keterampilan yang
harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam menulis
paragraf argumentasi, siswa dituntut untuk dapat menulis gagasan untuk
mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi. Aspek yang
dinilai dalam menulis paragraf argumentasi, yaitu (1) kekritisan mengidentifikasi
masalah berdasarkan gambar animasi, (2) pengembangan ide pokok ke dalam
paragaraf argumentasi, (3) kelengkapan isi paragraf argumentasi, (4) keefektivan
kalimat, (5) kohesi dan koherensi, (6) kesesuaian judul dan isi, (7) pemilihan kata,
(8) tampilan tulisan, dan (9) ejaan dan tanda baca.
3.3.2 Variabel Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi
Model think pair and share merupakan bentuk pembelajaran dengan
memberikan keleluasaan kepada siswa untuk mengeksplorasi pengetahuannya
67
mengenai paragraf argumentasi dalam bentuk tulisan paragraf argumentasi. Dalam
model ini guru berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Dalam hal ini
siswa diperkenankan untuk menjawab sesuai dengan pengetahuannya. Model
think pair and share dimulai dengan memberikan masalah kepada siswa. Masalah
dimunculkan melalui media gambar animasi yang ditampilkan, kemudian masalah
tersebut diselesaikan dengan menggunakan model think pair and share. Siswa
melakukan berbagai aktivitas atau diskusi dengan kelompoknya untuk berpikir
mencari jawaban dari masalah yang ditampilkan dari gambar animasi tersebut.
Siswa berkelompok dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan.
Siswa dalam berkelompok harus bisa dan mampu bekerja sama dengan baik
dalam kelompoknya. Siswa meminta pasangan atau kelompok untuk
mempresentasikan di depan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah
mereka diskusikan. Siswa diharapkan bisa selalu aktif menjawab dan bertanya
apabila menemukan kesulitan. Selain itu, siswa diharapkan juga bisa merespon
dengan antusias.
Penggunaan gambar animasi mengandung pesan yang harus ditafsirkan oleh
siswa agar dapat dikembangkan menjadi paragraf argumentasi. Gambar animasi
sangat tepat digunakan sebagai media pembelajaran menulis paragraf argumentasi
karena dapat memudahkan siswa dalam menyampaikan argumen-argumennya.
Dalam gambar animasi mengandung suatu makna, pesan, kritik, atau informasi
lain yang tersirat secara visual. Selain itu, gambar animasi juga berfungsi untuk
mengkhususkan topik yang bisa dikembangkan siswa menjadi paragraf
argumentasi.
68
3.4 Indikator Kinerja
Indikator kinerja dalam penelitian ini meliputi dua aspek, yaitu indikator
kuantitatif dan kualitatif. Kedua indikator tersebut dijelaskan sebagai berikut.
3.4.1 Indikator Kuantitatif
Indikator kuantitatif penelitian ini, yaitu penelitian dikatakan berhasil
apabila telah mencapai nilai rata-rata klasikal lebih atau sama dengan 80, serta
ketercapaian target kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 80 dengan jumlah
siswa minimal 75% dari jumlah keseluruhan siswa yang diteliti.
3.4.2 Indikator Kualitatif
Indikator kualitatif untuk pembelajaran menulis paragraf argumentasi
dengan model think pair and share melalui media gambar animasi menunjukkan
perubahan perilaku ke arah positif. Perubahan perilaku positif tersebut terbagi
menjadi lima karakter perilaku positif, meliputi (1) keaktifan siswa, (2) kerja sama
siswa dalam kelompok, (3) kedisiplinan dan tanggung jawab siswa, (4) kekritisan
siswa, dan (5) kemampuan berbagi. Kelima pendidikan karakter tersebut
dijabarkan dalam instrumen nontes untuk mengetahui perubahan perilaku positif
siswa selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan
model think pair and share melalui media gambar animasi.
69
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah instrumen tes
dan instrumen nontes. Instrumen tes digunakan untuk memperoleh data tentang
keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa, sedangkan instrumen nontes
digunakan untuk mengungkapkan perubahan perilaku selama pembelajaran.
Instrumen nontes tersebut berupa lembar deskripsi perilaku ekologis, lembar
wawancara, lembar catatan harian guru dan siswa, lembar sosiometri, dan
dokumentasi foto.
3.5.1 Instrumen Tes
Bentuk instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
menulis paragraf argumentasi. Tes ini digunakan oleh peneliti untuk mengetahui
keterampilan siswa dalam menulis paragraf argumentasi. Aspek yang dinilai
adalah sebagai berikut.
Tabel 3. Skor Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi
No. Aspek Penilaian Skor Bobot Skor
Maksimal
1. Kekritisan mengidentifikasi masalah
berdasarkan gambar animasi
4 3 12
2. Pengembangan ide pokok ke dalam
paragaraf argumentasi
4 2 8
3. Kelengkapan isi paragraf argumentasi 4 8 32
4. Keefektivan kalimat 4 2 8
5. Kohesi dan koherensi 4 2 8
6. Kesesuaian judul dan isi 4 2 8
7. Pemilihan kata 4 2 8
8. Tampilan tulisan 4 2 8
9. Ejaan dan tanda baca 4 2 8
Jumlah 100
70
Tabel 4. Kriteria Penilaian Menulis Paragraf Argumentasi
No. Aspek
Penilaian
Kriteria Skor Kategori
1. Kekritisan
mengidentifi-
kasi masalah
berdasarkan
gambar
animasi
a. Dapat menganalisis masalah
mulai dari peristiwa yang
terjadi, penyebab terjadinya
permasalahan, dan bukti yang
konkret
b. Tidak memenuhi salah satu
karakteristik
c. Tidak memenuhi 2
karakteristik
d. Tidak memenuhi
karakteristik sama sekali
4
3
2
1
Sangat
baik
Baik
Cukup
Kurang
2. Pengembang-
an ide pokok
ke dalam
paragaraf
argumentasi
a. Memenuhi 3 syarat, yaitu ide
dikembangkan secara rinci,
runtut, dan orisinil
b. Memenuhi 2 syarat
c. Memenuhi 1 syarat
d. Tidak memenuhi persyaratan
pengembangan ide pokok
yang baik dan benar
4
3
2
1
Sangat
baik
Baik
Cukup
Kurang
3. Kelengkapan
isi paragraf
argumentasi
a. Terdapat pendapat, fakta-
fakta yang logis sebagai
bukti, dan simpulan yang
tepat
b. Salah satu karakteristik
paragraf argumentasi tidak
ada
c. Dua karakteristik paragraf
argumentasi tidak ada
d. Tidak memenuhi
karakteristik paragraf
argumentasi
4
3
2
1
Sangat
baik
Baik
Cukup
Kurang
4. Keefektivan
kalimat
a. Memenuhi 3 syarat, yaitu
kesatuan gagasan,
kehematan, dan kevariasian
b. Tidak memenuhi salah satu
karakteristik
c. Tidak memenuhi 2
karakteristik
d. Tidak memenuhi
karakteristik kalimat efektif
4
3
2
1
Sangat
baik
Baik
Cukup
Kurang
5. Kohesi dan
koherensi
a. Keterkaitan antar kalimat
jelas dan saling berkaitan
4
Sangat
baik
71
b. Ditemukan 1 kalimat yang
tidak berkaitan
c. Ditemukan 2 kalimat yang
tidak berkaitan
d. Ditemukan 3 atau lebih
kalimat yang tidak berkaitan
3
2
1
Baik
Cukup
Kurang
6. Kesesuaian
judul dan isi
a. Memenuhi 3 syarat, yaitu
judul menarik, relevan
gambar animasi, dan sesuai
dengan informasi yang ditulis
b. Memenuhi 2 syarat
c. Hanya memenuhi 1 syarat
d. Tidak memenuhi persyaratan
penentuan judul yang baik
4
3
2
1
Sangat
baik
Baik
Cukup
Kurang
7. Pemilihan
kata
a. Pilihan kata sangat sesuai
dengan topik yang dibahas
b. Pilihan kata sesuai dengan
topik yang dibahas
c. Pilihan kata cukup sesuai
dengan topik yang dibahas
d. Pilihan kata kurang sesuai
dengan topik yang dibahas
4
3
2
1
Sangat
baik
Baik
Cukup
Kurang
8. Tampilan
tulisan
a. Tulisan jelas, terbaca, dan
tidak ada coretan
b. Tulisan terbaca dan ada
sedikit coretan
c. Tulisan kurang terbaca dan
banyak coretan
d. Tulisan sulit dibaca dan
banyak coretan
4
3
2
1
Sangat
baik
Baik
Cukup
Kurang
9. Ejaan dan
tanda baca
a. Kesalahan penggunaan ejaan
dan tanda baca 0-5
b. Kesalahan penggunaan ejaan
dan tanda baca 6-10
c. Kesalahan penggunaan ejaan
dan tanda baca 11-15
d. Kesalahan penggunaan ejaan
dan tanda baca di atas 16
4
3
2
1
Sangat
baik
Baik
Cukup
Kurang
Melalui pedoman penilaian tersebut, peneliti dapat mengetahui keterampilan
menulis paragraf argumentasi siswa berhasil mencapai kategori sangat baik, baik,
cukup, dan kurang. Penilaian keterampilan menulis paragraf argumentasi dapat
dilihat pada tabel berikut.
72
Tabel 5. Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Argumentasi
No. Nilai Kategori
1. 85-100 Sangat baik
2. 75-84 Baik
3. 60-74 Cukup
4. 0-59 Kurang
3.5.2 Instrumen Nontes
Instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan
perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran. Bentuk instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi deskripsi perilaku ekologis, catatan harian guru dan
siswa, wawancara, sosiometri, dan dokumentasi foto. Berikut dijelaskan tentang
pedoman alat pengumpulan data nontes.
3.5.2.1 Pedoman Deskripsi Perilaku Ekologis
Deskripsi perilaku ekologis digunakan untuk mengetahui perilaku-perilaku
siswa pada saat proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model
think pair and share melalui media gambar animasi berlangsung pada siklus I dan
siklus II. Perilaku yang diamati adalah perilaku positif maupun negatif yang
dilakukan oleh siswa. Hasil pengamatan terhadap perilaku siswa kemudian
dijabarkan dalam bentuk deskripsi. Sasaran deskripsi perilaku ekologis meliputi
beberapa sikap positif, yaitu (1) kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran, (2)
kesantunan siswa ketika memperhatikan penjelasan guru, (3) kekritisan siswa
bertanya dan memberikan tanggapan yang logis saat pembelajaran berlangsung,
(4) keaktifan siswa bertanya dalam pembelajaran dan merespon dengan antusias,
(5) kerja sama dan keaktifan siswa dalam diskusi kelompok, (6) antusiasme siswa
73
saat melakukan model think pair and share, (7) keseriusan siswa dalam menulis
paragraf argumentasi, (8) siswa merasa percaya diri ketika membacakan hasil
diskusi di depan siswa lain, (9) kesungguhan siswa mengikuti pembelajaran dari
awal hingga akhir dengan tertib, dan (10) tanggung jawab siswa terhadap tugas
yang diberikan guru.
3.5.2.2 Pedoman Catatan Harian Guru dan Siswa
Catatan harian adalah riwayat pribadi yang dilakukan secara teratur oleh
guru dan siswa tentang hal yang menarik selama pembelajaran. Catatan harian
memuat observasi, perasaan, reaksi, penafsiran, dugaan, dan penjelasan. Catatan
harian dalam penelitian ini berisi kesan atau pengalaman yang dirasakan atau
diperoleh guru maupun siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Pada penelitian ini catatan harian guru diisi oleh peneliti setiap
pembelajaran siklus I dan siklus II selesai. Instrumen catatan harian guru berisi
kesan peneliti terhadap (1) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media
gambar animasi, (2) respon siswa terhadap pembelajaran paragraf argumentasi
dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, dan (3)
suasana kelas selama proses pembelajaran berlangsung.
Catatan harian siswa digunakan peneliti untuk mengetahui tanggapan siswa
terhadap cara peneliti menyampaikan pembelajaran keterampilan menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi.
Mereka secara bebas memberikan kritik, saran, maupun sekadar mengungkapkan
74
kesan tanpa menuliskan identitas dirinya. Peneliti dapat memperoleh data secara
jujur dan objektif dari siswa tentang kekurangan dan kelebihan pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media
gambar animasi. Catatan harian siswa dapat berisi (1) perasaan siswa mengenai
pembelajaran yang telah berlangsung, (2) kesulitan siswa tentang pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media
gambar animasi, (3) tanggapan siswa dalam pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi,
(4) kesan siswa terhadap gaya guru dalam mengajar, dan (5) saran terhadap
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi.
3.5.2.3 Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara berisi beberapa pertanyaan untuk siswa sebagai
respondennya. Pertanyaan-pertanyaan yang ada bertujuan untuk memperoleh data
tentang respon siswa terhadap pembelajaran keterampilan menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi.
Wawancara dilaksanakan setelah pembelajaran selesai pada hari itu juga
selama siklus I dan siklus II. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berupa (1)
minat siswa mengenai pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model
think pair and share melalui media gambar animasi, (2) pendapat siswa tentang
pembelajaran menulis paragraf argumentasi argumentasi dengan model think pair
and share melalui media gambar animasi, (3) kesulitan siswa dalam pembelajaran
75
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media
gambar animasi, (4) manfaat siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media
gambar animasi, dan (5) harapan siswa mengenai pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi.
3.5.2.4 Pedoman Sosiometri
Pedoman sosiometri merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk
mengetahui hubungan sosial antarsiswa pada saat melaksanakan kerja kelompok.
Pedoman sosiometri berisi pernyataan dari siswa yang menunjukkan hubungan
sosial antarsiswa. Dalam instrumen sosiometri hal-hal yang ingin diketahui berupa
(1) siswa yang aktif dalam kelompok, (2) siswa yang pasif dalam kelompok, dan
(3) siswa yang gaduh dalam kelompok. Lembar tersebut diisi oleh siswa dengan
dibimbing oleh peneliti.
3.5.2.5 Pedoman Dokumentasi Foto
Dokumentasi yang digunakan oleh peneliti berupa dokumentasi foto.
Pengambilan instrumen ini dengan tujuan untuk memperoleh gambaran umum
aktivitas dan perilaku siswa dalam proses pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi.
Aspek-aspek yang didokumentasikan meliputi (1) aktivitas siswa pada saat
melakukan tanya jawab bersama dengan guru, (2) aktivitas siswa pada saat
membacakan hasil pekerjaan mereka, (3) aktivitas siswa pada saat berdiskusi
76
dengan kelompoknya, (4) aktivitas siswa pada saat menulis paragraf argumentasi,
(5) aktivitas siswa pada saat mengamati gambar animasi, (6) aktivitas siswa pada
saat menyunting paragraf milik teman, dan (7) aktivitas siswa pada saat
melakukan think pair and share.
Hasil pengambilan gambar ini dideskripsikan sesuai dengan aktivitas yang
dilakukan pada setiap siklus pembelajaran. Foto yang diambil pada saat proses
pembelajaran berlangsung merupakan sumber data yang dapat memperjelas data
yang lain. Hasil pemotretan ini digunakan sebagai gambaran siswa yang
diabadikan selama proses pembelajaran berlangsung.
3.5.3 Validitas Instrumen
Uji instrumen dilakukan untuk mengetahui validitas instrumen dengan uji
validitas, yaitu konsultasi dengan dosen pembimbing dan guru bidang studi yang
diperoleh kesepakatan bersama bahwa instrumen yang digunakan telah valid.
Untuk itu, sebelum melakukan penelitian perlu dilakukan uji instrumen untuk
mengetahui tingkat validitas suatu instrumen. Sebagaimana instrumen tes, uji
validitas instrumen nontes juga dilakukan dengan cara mengonsultasikan seluruh
instrumen nontes yang telah dibuat kepada dosen pembimbing dan guru mata
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang bersangkutan supaya instrumen yang
digunakan untuk mengambil data benar-benar valid.
77
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan nontes untuk
memperoleh gambaran hasil pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan
model think pair and share melalui media gambar animasi.
3.6.1 Teknik Tes
Teknik tes dilakukan untuk memperoleh data keterampilan pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media
gambar animasi. Tes ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada siklus I dan
siklus II. Hasil tes tersebut dapat digunakan untuk mengukur ketercapaian dan
peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa. Pada penelitian ini
keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa dikatakan berhasil apabila
sudah mencapai standar ketuntasan minimal yang telah ditetapkan.
3.6.2 Teknik Nontes
Teknik nontes digunakan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya
terjadi pada saat proses pembelajaran. Dalam teknik ini peneliti menggunakan
teknik deskripsi perilaku ekologis, catatan harian guru dan siswa, wawancara,
sosiometri, dan dokumentasi foto.
3.6.2.1 Teknik Deskripsi Perilaku Ekologis
Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan teknik deskripsi
perilaku ekologis untuk menggambarkan perilaku siswa dan keadaan kelas selama
78
proses pembelajaran berlangsung. Sebelumnya, peneliti telah mempersiapkan
pedoman deskripsi perilaku ekologis untuk dijadikan pedoman dalam
pengambilan data. Deskripsi perilaku ekologis dilakukan oleh peneliti dan dibantu
oleh teman sejawat yang ikut berada di kelas penelitian selama siklus I dan siklus
II. Selama pembelajaran berlangsung, peneliti dan teman sejawat mengamati
perilaku positif dan negatif siswa dan mencatat semua kejadian yang muncul pada
saat pembelajaran. Perilaku-perilaku siswa selama proses pembelajaran
berlangsung segera dituliskan dengan membuat catatan-catatan khusus. Hasil
pengamatan dan catatan peneliti dibandingkan dengan hasil pengamatan dan
catatan teman sejawat kemudian dianalisis dan dideskripsikan dalam bentuk
uraian kalimat sesuai dengan perilaku nyata yang ditunjukkan siswa selama proses
pembelajaran.
3.6.2.2 Teknik Catatan Harian Guru dan Siswa
Guru dan siswa membuat catatan pada setiap akhir pertemuan kegiatan
pembelajaran. Siswa diberi waktu 10 menit untuk menuliskan catatan harian pada
setiap akhir pembelajaran. Catatan harian tersebut diisi sesuai dengan topik yang
diperhatikan. Lembar catatan harian guru dan siswa berisi kesan atau pengalaman
guru dan siswa yang diperoleh pada setiap detik pembelajaran sehingga peneliti
dan siswa harus mengingat semua kejadian selama pembelajaran berlangsung.
79
3.6.2.3 Teknik Wawancara
Teknik wawancara dilakukan untuk mengungkap data tentang kesulitan
yang dialamai siswa selama pembelajaran dan tanggapan siswa tentang penerapan
model think pair and share melalui media gambar animasi dalam pembelajaran
menulis paragraf argumentasi melalui tanya jawab. Sebelum melakukan
wawancara, peneliti telah mempersiapkan daftar pertanyaan yang akan dijawab
siswa. Pertanyaan-pertanyaan yang ada bertujuan untuk memperoleh data tentang
respon siswa terhadap pembelajaran keterampilan menulis paragraf argumentasi
dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Wawancara
dilaksanakan setelah pembelajaran selesai pada hari itu juga selama siklus I dan
siklus II. Sasaran wawancara adalah para siswa yang nilainya tinggi, sedang, dan
rendah dalam menulis paragraf argumentasi. Peneliti merekam atau mencatat hasil
wawancara dan menulis tanggapan terhadap tiap butir pertanyaan. Hasil ini dapat
digunakan untuk memperbaiki perencanaan dan proses pembelajaran keterampilan
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media
gambar animasi. Kegiatan wawancara didokumentasikan oleh peneliti atas
bantuan teman sejawat.
3.6.2.4 Teknik Sosiometri
Sosiometri digunakan untuk menyelidiki status sosial tiap-tiap anggota
kelompok menurut pandangan anggota kelompok lainnya dalam satu kelompok.
Lembar isian sosiometri ini diberikan pada siswa dan diisi pada tiap akhir
pembelajaran di tiap siklus.
80
Lembar isian sosiometri tahap pertama dilakukan pada akhir siklus I dan
diisi berdasarkan pengalaman siswa ketika bekerja sama dalam kelompok, begitu
juga sosiometri yang diberikan pada tahap kedua atau pada siklus II. Siswa
diminta untuk menuliskan nama siswa yang paling aktif, siswa yang pasif, siswa
yang suka membantu, dan siswa yang susah diajak kerja sama dalam kelompok.
Pengisian sosiometri ini dilakukan setelah proses pembelajaran selesai agar siswa
masih ingat kejadian atau proses pembelajaran yang baru saja berlangsung.
3.6.2.5 Teknik Dokumentasi Foto
Peneliti menggunakan dokumentasi sebagai salah satu teknik untuk
memperolah data nontes yang berupa foto atau gambar. Dokumentasi dilakukan
pada saat proses pembelajaran berlangsung sehingga aktivitas siswa dan peneliti
selama pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and
share melalui media gambar animasi akan terekam dalam foto. Dokumentasi
berupa foto ini dilakukan sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran selama
penelitian berlangsung.
Peneliti dibantu teman sejawat dalam mendokumentasikan gambar agar
peneliti bisa berfokus pada pelaksanaan pembelajaran. Pengambilan gambar
dibagi dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Hasilnya kemudian
dibandingkan untuk mengetahui perubahan perilaku yang terjadi pada siswa. Data
yang berupa foto ini akan dilaporkan secara deskriptif sesuai dengan gambar yang
terekam di dalamnya. Foto yang diambil pada saat proses pembelajaran
berlangsung merupakan sumber data yang dapat memperjelas data yang lain. Foto
81
tersebut dapat memberikan gambaran nyata mengenai kondisi kelas dan perilaku
siswa selama melaksanakan kegiatan pembelajaran.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis
secara kuantitatif dan kualitatif. Uraian tentang analisis data secara kuantitatif dan
kualitatif adalah sebagai berikut.
3.7.1 Teknik Kuantitatif
Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh dari
hasil tes menulis paragraf argumentasi. Penilaian berdasarkan pada kriteria yang
telah ditentukan. Hasil analisis kuantitatif data tes dihitung secara persentase
dengan langkah-langkah (1) merekap nilai yang telah diperoleh siswa, (2)
menghitung nilai komulatif, (3) menghitung nilai rata-rata, dan (4) menghitung
persentase, dengan rumus sebagai berikut.
SK
SP= x 100%
R
Keterangan:
SP : Skor persentase
SK : Skor Komulatif (jumlah nilai) dalam satu kelas
R : Jumlah responden dalam satu kelas
Hasil perhitungan dari tiap-tiap siklus kemudian dibandingkan, yaitu antara
hasil siklus I dan siklus II. Hasil ini akan memberikan gambaran mengenai
82
persentase peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model
think pair and share melalui media gambar animasi.
3.7.2 Teknik Kualitatif
Teknik kualitatif dilakukan untuk memberi gambaran tentang perilaku siswa
dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and
share melalui media gambar animasi. Teknik kualitatif ini diperoleh dari data
nontes, yaitu observasi, deskripsi perilaku ekologis, catatan harian, sosiometri,
wawancara, dan dokumentasi foto. Responden memberikan jawaban sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan peneliti.
Teknik kualitatif dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (1)
menelaah seluruh data yang diperoleh dari hasil nontes, (2) menyusun dalam
satuan-satuan, dan (3) dikategorikan atau dikelompokkan.
Teknik kualitatif ini digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa
dalam menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui
media gambar animasi pada siklus I dan siklus II. Selain itu, data nontes juga
digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran dan
media yang digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan
model think pair and share melalui media gambar animasi.
83
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Pada bab ini disajikan hasil penelitian siklus I dan siklus II yang berupa
hasil tes dan nontes. Hasil tes siklus I dan siklus II adalah hasil tes menulis
paragraf argumentasi dengan model pembelajaran think pair and share melalui
media gambar animasi. Hasil nontes berupa (1) keaktifan siswa, (2) kerja sama
siswa dalam kelompok, (3) kedisiplinan dan tanggung jawab siswa, (4) kekritisan
siswa, dan (5) kemampuan berbagi siswa. Kelima pendidikan karakter tersebut
merupakan hasil dari perilaku ekologis, catatan harian, wawancara, sosiometri,
dan dokumentasi foto.
Penelitian menulis paragraf argumentasi dengan model pembelajaran think
pair and share melalui media gambar animasi terdiri atas duas dua siklus, yaitu
sikuls I dan siklus II. Pada setiap siklus, pelaksanaan tindakan dilakukan dua kali
pertemuan, setiap kali pertemuan terdiri atas dua jam pelajaran yang setiap
jamnya adalah 45 menit. Sama halnya dengan prosedur penelitian, setiap siklus
dilaksanakan dengan beberapa tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Akan tetapi, sebelum dilakukan tindakan siklus I dan siklus II, peneliti
melakukan observasi dengan guru bahasa Indonesia kelas X-8 SMA N 1 Bae
Kudus untuk memperoleh informasi mengenai kondisi awal pembelajaran menulis
paragraf argumentasi. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada pembahasan
berikut ini.
84
4.1.1 Hasil Prasiklus
Hasil tes prasiklus merupakan hasil tes menulis paragraf argumentasi
sebelum dilakukan tindakan. Hasil tes prasiklus digunakan untuk mengetahui
kondisi awal siswa dalam menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas X-8
SMA Negeri 1 Bae Kudus. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis
paragraf argumentasi sebelum dilakukan tindakan kelas berupa pembelajaran
menggunakan model think pair and share melalui media gambar animasi maka
peneliti melakukan wawancara dengan guru, yaitu dengan tujuan mengetahui
kemampuan siswa dalam keterampilan menulis paragraf argumentasi. Hasil dari
wawancara tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 6. Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi
Prasiklus
No. Kategori Skor F Bobot (%) Rata-rata Ketun-
tasan
1.
2.
3.
4.
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
0
9
18
5
0
698
1226
285
0
28,12
56,25
15,63
2209/32
x 100 =
69,03
Kategori
cukup
9/32 x
100% =
28,13%
Jumlah 32 2209 100
Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa sebelum mendapatkan tindakan,
sebanyak 5 siswa atau 15,63% memiliki kemampuan menulis paragraf
argumentasi dalam kategori kurang. Sebanyak 18 siswa atau 56,25% telah
memiliki kemampuan menulis paragraf argumentasi dengan kategori cukup,
sedangkan sisanya sebanyak 9 siswa atau 28,12% memiliki kemampuan menulis
paragraf argumentasi dalam kategori baik. Rata-rata nilai siswa dalam menulis
85
paragraf argumentasi adalah 69,03. Hal itu menunjukkan bahwa nilai rata-rata
kelas tersebut termasuk dalam kategori cukup dan belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal yang ditentukan oleh guru, yaitu 75. Oleh karena itu, perlu
dilakukan tindakan siklus I sebagai perbaikan tes menulis paragraf argumentasi.
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I
Kegiatan siklus I ini merupakan tindakan lanjutan setelah melihat data-data
yang diperoleh pada kondisi awal. Dalam siklus I diuraikan tentang pelaksanaan
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model pembelajaran think
pair and share melalui media gambar animasi yang terdiri atas data tes dan nontes
dengan hasil penelitian sebagai berikut.
4.1.2.1 Proses Pembelajaran Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model
Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi Siklus I
Proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair
and share melalui media gambar animasi melalui beberapa tahapan, yaitu
pendahuluan, inti, dan penutup. Pada tahap pendahuluan, peneliti melakukan
apersepsi, siswa dikondisikan untuk siap mengikuti pembelajaran. Selanjutnya,
guru memberikan pertanyaan pancingan kepada siswa mengenai pengalaman
menulis paragraf argumentasi. Akan tetapi, hanya ada sebagian siswa yang
menjawab pertanyaan dari guru. Siswa masih belum siap mengikuti pembelajaran
karena siswa masih kaget dan asing dengan guru yang ada di depan kelas. Setelah
itu, guru juga memberikan penjelasan kepada siswa tentang tujuan dan manfaat
dari pembelajaran menulis paragraf argumentasi.
86
Tahap selanjutnya adalah kegiatan inti, yaitu proses pembelajaran menulis
paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi. Kegiatan yang dilakukan, yaitu siswa bersama dengan guru bertanya
jawab mengenai hakikat, ciri-ciri, dan langkah-langkah menulis paragraf
argumentasi. Setelah siswa paham, siswa disuruh mengamati gambar animasi,
kemudian mereka berkelompok untuk membahas masalah-masalah yang telah
mereka temukan berdasarkan gambar animasi tersebut, lalu siswa menulis
paragraf argumentasi berdasarkan gambar animasi secara individu, dan
membacakan hasil pekerjaan mereka. Pada pertemuan kedua, siswa disuruh untuk
menyunting paragraf argumentasi milik teman sebangku. Setelah selesai
menyunting, siswa mengembalikan hasil pekerjaan kepada pemiliknya. Setelah
itu, guru menampilkan gambar animasi, siswa bertugas mengamati gambar
animasi, membentuk kelompok untuk membahas masalah-masalah yang telah
mereka temukan berdasarkan gambar animasi tersebut, dan menuliskannya ke
dalam paragraf argumentasi. Pada pertemuan pertama, hasil pekerjaan siswa
hanya sebagai latihan saja, sedangkan pada pertemuan kedua hasil pekerjaan
siswa sudah dinilai berdasarkan kriteria penilaian yang sudah ditentukan. Hasil
pekerjaan siswa pada pertemuan kedua dikumpulkan sebagai hasil tes siklus I.
87
Gambar 2. Proses Pembelajaran Siklus I
Pada saat kegiatan inti, siswa sudah bisa mengikuti pembelajaran dengan
baik, siswa juga cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini
ditunjukkan dengan siswa memperhatikan penjelasan guru dan bertanya apabila
mengalami kesulitan. Akan tetapi, masih terdapat beberapa siswa yang melamun
pada saat guru memberi penjelasan. Selain itu, pada saat kegiatan menulis
paragraf argumentasi, masih ada beberapa siswa yang berbicara dengan teman
sebangkunya dan malas untuk menulis.
Tahap terakhir, yaitu penutup. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan
pembelajaran hari itu. Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi terhadap
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi. Hal ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana
88
pengetahuan siswa terhadap pembelajaran yang baru saja dilakukan. Guru
menyuruh siswa untuk berlatih menulis paragraf argumentasi di rumah.
Berdasarkan hasil deskripsi perilaku ekologis, proses pembelajaran menulis
paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi pada siklus I belum maksimal. Pada siklus I, masih ada siswa yang belum
siap mengikuti pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan masih adanya siswa
yang mondar-mandir pada saat peneliti datang bersama guru. Selain itu, masih
banyak siswa yang tidak mendengarkan penjelasan guru, dan pasif pada saat
pembelajaran berlangsung. Siswa juga masih kurang serius, kurang semangat, dan
kurang antusias mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi
menggunakan model think pair and share. Perilaku negatif lain yang ditunjukkan
siswa pada saat pembelajaran, yaitu malas, berbicara dengan teman, bercanda, dan
tiduran.
Berdasarkan hasil catatan harian guru yang termasuk ke dalam proses
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi, yaitu keaktifan siswa, perilaku siswa, respon
siswa, dan suasana kelas. Pada saat pembelajaran, hanya sedikit siswa yang aktif
menjawab dan selalu bertanya apabila mengalami kesulitan. Perilaku siswa sudah
cukup baik. Hal itu ditunjukkan dengan mereka duduk rapi selama pembelajaran
berlangsung. Akan tetapi, masih terdapat beberapa siswa yang masih enggan
bertanya karena malu dan masih mondar-mandir pada saat peneliti datang
bersama dengan guru. Respon siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi,
89
yaitu cukup menyenangkan. Siswa juga cukup semangat dan antusias dalam
mengikuti pembelajaran. Suasana kelas selama pembelajaran berlangsung masih
belum kondusif. Hal ini terlihat dengan masih adanya siswa yang malas, berbicara
dengan teman, bercanda, tiduran, dan tidak mendengarkan penjelasan dari guru.
Pada dasarnya, sebagian besar siswa sudah bisa mengikuti proses pembelajaran
dengan baik, walaupun masih ada beberapa siswa yang berperilaku negatif.
Hasil catatan harian siswa yang termasuk dalam proses pembelajaran adalah
pendapat siswa mengenai perasaannya dalam mengikuti pembelajaran menulis
paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi. Secara keseluruhan, siswa mendukung pembelajaran yang baru saja
dilakukan karena model think pair and share melalui media gambar animasi
memudahkan mereka dalam menulis paragraf argumentasi. Selain itu, dalam
kesan siswa, siswa meminta agar pembelajaran yang baru saja dilakukan terus
ditingkatkan dan dikembangkan.
Berdasarkan hasil wawancara yang termasuk ke dalam proses pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media
gambar animasi, yaitu mengenai pendapat siswa tentang pembelajaran menulis
paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi. Hasil wawancara dengan siswa yang mendapat nilai tinggi (R-20)
mengatakan bahwa pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model
think pair and share melalui media gambar animasi yang diberikan guru dapat
memudahkan siswa dalam membuat paragraf argumentasi. Menurut siswa yang
mendapat nilai sedang (R-12), pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan
90
model think pair and share melalui media gambar animasi sudah tepat, sedangkan
menurut siswa yang mendapat nilai rendah (R-2), bagus dan menarik karena
belum pernah menggunakan media gambar animasi.
Berdasarkan hasil sosiometri dapat diketahui bahwa diskusi kelompok
berlangsung kurang maksimal. Hal ini dikarenakan siswa yang aktif dalam diskusi
kelompok masih sangat sedikit. Siswa cenderung pasif, malas, gaduh, bercanda,
dan mengganggu teman yang lain pada saat diskusi kelompok.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media
gambar animasi sudah berjalan baik dan sesuai dengan RPP. Sebagian besar siswa
senang, semangat, antusias, dan mendukung pembelajaran yang baru saja
dilakukan. Akan tetapi, proses pembelajaran masih belum maksimal karena masih
terdapat siswa yang berperilaku negatif.
4.1.2.2 Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi
dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi
Siklus I
Hasil tes yang dimaksud adalah hasil tes keterampilan menulis paragraf
argumentasi setelah dilaksanakan pembelajaran menulis paragraf argumentasi
dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Setelah
dilaksanakan tes di akhir pembelajaran siklus I diperoleh hasil seperti tercantum di
bawah ini.
91
Tabel 7. Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf
Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui
Media Gambar Animasi pada Siklus I
No. Kategori Nilai F Jumlah
nilai
Persentase
(%)
Rata-rata Ketunta-
san
1. Sangat
Baik
85-100
3 262 9,38% 2340/32 =
73,12
Kategori
cukup
14/32 x
100 % =
43,75% 2. Baik 75-84 11 867 34,37%
3. Cukup 60-74 16 1094 50%
4. Kurang 0-59 2 117 6,25%
Jumlah 32 2340 100%
Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa hasil keterampilan menulis paragraf
argumentasi siswa pada siklus I dalam kategori cukup, dengan nilai rata-rata
73,12. Rata-rata skor tersebut dapat dikatakan belum memuaskan karena belum
mencapai target yang telah ditentukan dengan kriteria ketuntasan minimal sebesar
80. Pada siklus I, hanya ada 3 siswa atau 9,38% yang berhasil mendapatkan nilai
sangat baik atau nilai 85-100. Nilai dengan kategori baik, yaitu antara 75-84
diperoleh 11 siswa atau 34,37%. Sebanyak 16 siswa atau 50% yang mendapat
nilai antara 60-74 dalam kategori cukup. Sebanyak 2 siswa atau 6,25% yang
mendapat nilai antara 0-59 dalam kategori kurang. Siswa yang dinyatakan tuntas
atau mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 14 siswa atau 43,75%.
Nilai rata-rata kelas menulis paragraf argumentasi pada siklus I sebesar
73,12. Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi pada siklus I dalam
kategori cukup. Dari 32 siswa kelas X-8 SMA N 1 Bae Kudus terdapat 2 siswa
yang mendapat nilai dalam kategori kurang. Hal tersebut dimungkinkan karena
92
model think pair and share melalui media gambar animasi masih baru bagi siswa
sehingga siswa harus menyesuaikan diri dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi yang diterapkan oleh peneliti sebagai proses awal
bagi siswa untuk melakukan perbaikan pada pembelajaran selanjutnya. Hasil tes
menulis paragraf argumentasi untuk tiap-tiap aspek pada siklus I akan dijelaskan
sebagai berikut.
4.1.2.2.1 Hasil Tes Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Kekritisan
Mengidentifikasi Masalah berdasarkan Gambar Animasi
Penilaian aspek kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar
animasi difokuskan pada keterampilan siswa dalam menganalisis peristiwa yang
terjadi, penyebab terjadinya masalah, dan bukti. Hasil penelitian tes menulis
paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi aspek kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi
dapat dilihat pada tabel 8 berikut.
Tabel 8. Hasil Tes Aspek Kekritisan Mengidentifikasi Masalah
berdasarkan Gambar Animasi
No. Skor F Jumlah
Nilai
Persentase
(%)
Keterangan
Rata-rata Ketuntasan
1.
2.
3.
4.
12
9
6
3
9
18
5
0
108
162
30
0
28,13%
56,25%
15,62%
0%
300/32/12
x100=
78,13
Kategori
baik
27/32 x 100% =
84,38%
Jumlah 32 300 100%
93
Data pada tabel 8 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf
argumentasi aspek kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar
animasi. Hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek kekritisan mengidentifikasi
masalah berdasarkan gambar animasi untuk kategori sangat baik dicapai oleh 9
siswa atau sebesar 28,13%, kategori baik dicapai oleh 18 siswa atau sebesar
56,25%, kategori cukup dicapai oleh 5 siswa atau sebesar 15,62%, dan tidak ada
siswa yang berada dalam kategori kurang. Dari data yang telah diperoleh tersebut,
dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 78,13 atau
masuk dalam kategori baik. Ketuntasan siswa pada kekritisan mengidentifikasi
masalah berdasarkan gambar animasi dicapai oleh 27 siswa atau sebesar 84,38%.
4.1.2.2.2 Hasil Tes Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Pengembangan Ide
Pokok ke dalam Paragaraf Argumentasi
Penilaian aspek pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi
difokuskan pada keterampilan siswa dalam dalam mengembangkan ide pokok
secara rinci, runtut, dan orisinil. Hasil tes keterampilan menulis paragraf
argumentasi aspek pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi
dapat dilihat pada tabel 9 berikut.
94
Tabel 9. Hasil Tes Aspek Pengembangan Ide Pokok ke dalam
Paragaraf Argumentasi
No. Skor F Jumlah
Nilai
Persentase
(%)
Keterangan
Rata-rata Ketuntasan
1.
2.
3.
4.
8
6
4
2
4
16
11
1
32
96
44
2
12,5%
50%
34,37%
3,13%
174/32/8x100
= 71,5
Kategori
cukup
20/32 x 100%
= 62,5%
Jumlah 32 174 100%
Data pada tabel 9 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf
argumentasi aspek pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi.
Hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek pengembangan ide pokok ke dalam
paragaraf argumentasi untuk kategori sangat baik dicapai oleh 4 siswa atau
sebesar 12,5%, kategori baik dicapai oleh 16 siswa atau sebesar 50%, kategori
cukup dicapai oleh 11 siswa atau sebesar 34,37%, dan kategori kurang dicapai
oleh 1 siswa atau 3,13%. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat
disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 71,5 atau masuk
dalam kategori cukup. Ketuntasan siswa pada aspek pengembangan ide pokok ke
dalam paragaraf argumentasi dicapai oleh 20 siswa atau sebesar 62,5%.
4.1.2.2.3 Hasil Tes Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Kelengkapan Isi
Paragraf Argumentasi
Penilaian aspek kelengkapan isi paragraf argumentasi difokuskan pada
keterampilan siswa dalam menulis paragraf argumentasi yang berisi pendapat,
95
fakta, dan simpulan. Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek
kelengkapan isi paragraf argumentasi dapat dilihat pada tabel 10 berikut.
Tabel 10. Hasil Tes Aspek Kelengkapan Isi Paragraf Argumentasi
No. Skor F Jumlah
Nilai
Persentase
(%)
Keterangan
Rata-rata Ketuntasan
1.
2.
3.
4.
32
24
16
8
7
19
6
0
224
456
96
0
21,88%
59,37%
18,75%
0%
776/32/32x100
= 77,13
Kategori baik
26/32 x 100%
= 81,25%
Jumlah 32 776 100%
Data pada tabel 10 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf
argumentasi aspek kelengkapan isi paragraf argumentasi. Hasil tes menulis
paragraf argumentasi aspek kelengkapan isi paragraf argumentasi untuk kategori
sangat baik dicapai oleh 7 siswa atau sebesar 21,88%, kategori baik dicapai oleh
19 siswa atau sebesar 59,37%, kategori cukup dicapai oleh 6 siswa atau sebesar
18,75%, dan tidak ada siswa yang masuk dalam kategori kurang. Dari data yang
telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh
siswa adalah 77,13 atau masuk dalam kategori baik. Ketuntasan siswa pada aspek
kelengkapan isi paragraf argumentasi dicapai oleh 26 siswa atau sebesar 81,25%.
96
4.1.2.2.4 Hasil Tes Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Keefektivan
Kalimat
Penilaian aspek keefektivan kalimat difokuskan pada keterampilan siswa
dalam menggunakan kalimat yang efektif. Hasil tes keterampilan menulis paragraf
argumentasi aspek keefektivan kalimat dapat dilihat pada tabel 11 berikut.
Tabel 11. Hasil Tes Aspek Keefektivan Kalimat
No. Skor F Jumlah
Nilai
Persentase
(%)
Keterangan
Rata-rata Ketuntasan
1.
2.
3.
4.
8
6
4
2
2
18
10
2
16
108
40
4
6,25%
56,25%
31,25%
6,25%
168/32/8x100
= 66,25
Kategori
cukup
20/32 x 100%
= 62,5%
Jumlah 32 168 100%
Data pada tabel 11 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf
argumentasi aspek keefektivan kalimat. Hasil tes menulis paragraf argumentasi
aspek keefektivan kalimat untuk kategori sangat baik dicapai oleh 2 siswa atau
sebesar 6,25%, kategori baik dicapai oleh 18 siswa atau sebesar 56,25%, kategori
cukup dicapai oleh 10 siswa atau sebesar 31,25%, dan kategori kurang dicapai
oleh 2 siswa atau 6,25%. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat
disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 66,25 atau masuk
dalam kategori cukup. Ketuntasan siswa pada aspek keefektivan kalimat masalah
dicapai oleh 20 siswa atau sebesar 62,5%.
97
4.1.2.2.5 Hasil Tes Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Kohesi dan
Koherensi
Penilaian aspek kohesi dan koherensi difokuskan pada ketepatan,
keterkaitan antarkalimat jelas, dan saling berkaitan dalam menulis paragraf
argumentasi. Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek kohesi
dan koherensi dapat dilihat pada tabel 12 berikut.
Tabel 12. Hasil Tes Aspek Kohesi dan Koherensi
No. Skor F Jumlah
Nilai
Persentase
(%)
Keterangan
Rata-rata Ketuntasan
1.
2.
3.
4.
8
6
4
2
7
9
12
4
56
54
48
8
21,87%
28,13%
37,5%
12,5%
166/32/8x100
= 65,44
Kategori
cukup
16/32 x 100%
= 50%
Jumlah 32 166 100%
Data pada tabel 12 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf
argumentasi aspek kohesi dan koherensi. Hasil tes menulis paragraf argumentasi
aspek kohesi dan koherensi untuk kategori sangat baik dicapai oleh 7 siswa atau
sebesar 21,87%, kategori baik dicapai oleh 9 siswa atau sebesar 28,13%, kategori
cukup dicapai oleh 12 siswa atau sebesar 37,5%, dan kategori kurang dicapai oleh
4 siswa atau 12,5%. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan
bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 65,44 atau masuk dalam
kategori cukup. Ketuntasan siswa pada aspek kohesi dan koherensi dicapai oleh
16 siswa atau sebesar 50%.
98
4.1.2.2.6 Hasil Tes Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Kesesuaian Judul
dan Isi
Penilaian aspek kesesuaian judul dan isi difokuskan pada keterampilan
siswa dalam menentukan judul yang menarik, relevan dengan gambar animasi,
dan sesuai dengan informasi yang ditulis. Hasil tes keterampilan menulis paragraf
argumentasi aspek kesesuaian judul dan isi dapat dilihat pada tabel 13 berikut.
Tabel 13. Hasil Tes Aspek Kesesuaian Judul dan Isi
No. Skor F Jumlah
Nilai
Persentase
(%)
Keterangan
Rata-rata Ketuntasan
1.
2.
3.
4.
8
6
4
2
8
20
4
0
64
120
16
0
25%
62,5%
12,5%
0%
200/32/8x100
= 78,13
Kategori baik
28/32 x 100 %
= 87,5%
Jumlah 32 200 100%
Data pada tabel 13 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf
argumentasi aspek kesesuaian judul dan isi. Hasil tes menulis paragraf
argumentasi aspek kesesuaian judul dan isi untuk kategori sangat baik dicapai
oleh 8 siswa atau sebesar 25%, kategori baik dicapai oleh 20 siswa atau sebesar
62,5%, kategori cukup dicapai oleh 4 siswa atau sebesar 12,5%, dan tidak ada
siswa yang masuk kategori kurang. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat
disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 78,13 atau masuk
dalam kategori baik. Ketuntasan siswa pada aspek kesesuaian judul dan isi dicapai
oleh 28 siswa atau sebesar 87,5%.
99
4.1.2.2.7 Hasil Tes Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Pemilihan Kata
Penilaian aspek pemilihan kata difokuskan pada ketepatan siswa dalam
memilih kata. Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek
pemilihan kata dapat dilihat pada tabel 14 berikut.
Tabel 14. Hasil Tes Aspek Pemilihan Kata
No. Skor F Jumlah
Nilai
Persentase
(%)
Keterangan
Rata-rata Ketuntasan
1.
2.
3.
4.
8
6
4
2
12
11
9
0
96
66
36
0
37,5%
34,38%
28,12%
0%
198/32/8x100
= 77,34
Kategori baik
23/32 x 100%
= 71,87%
Jumlah 32 198 100%
Data pada tabel 14 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf
argumentasi aspek pemilihan kata. Hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek
pemilihan kata untuk kategori sangat baik dicapai oleh 12 siswa atau sebesar
37,5%, kategori baik dicapai oleh 11 siswa atau sebesar 34,38%, kategori cukup
dicapai oleh 9 siswa atau sebesar 28,12%, dan tidak ada siswa yang berada dalam
kategori kurang. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa
skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 77,34 atau masuk dalam kategori baik.
Ketuntasan siswa pada aspek pemilihan kata dicapai oleh 23 siswa atau sebesar
71,87%.
100
4.1.2.2.8 Hasil Tes Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Tampilan Tulisan
Penilaian aspek tampilan tulisan difokuskan pada aspek keterbacaan,
kerapian, dan kebersihan tulisan. Hasil tes keterampilan menulis paragraf
argumentasi aspek kerapian tulisan dapat dilihat pada tabel 15 berikut.
Tabel 15. Hasil Tes Aspek Tampilan Tulisan
No. Skor F Jumlah
Nilai
Persentase
(%)
Keterangan
Rata-rata Ketuntasan
1.
2.
3.
4.
8
6
4
2
10
15
3
4
80
90
12
8
31,25%
46,87%
9,38%
12,5%
190/32/8x100
= 74,22
Kategori
cukup
25/32 x 100%
= 78,13%
Jumlah 32 190 100%
Data pada tabel 15 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf
argumentasi aspek tampilan tulisan. Hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek
tampilan tulisan untuk kategori sangat baik dicapai oleh 10 siswa atau sebesar
31,25%, kategori baik dicapai oleh 15 siswa atau sebesar 46,87%, kategori cukup
dicapai oleh 3 siswa atau sebesar 9,38%, dan kategori kurang dicapai oleh 4 siswa
atau 12,5%. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa
skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 74,22 atau masuk dalam kategori
cukup. Ketuntasan siswa pada aspek tampilan tulisan dicapai oleh 25 siswa atau
sebesar 78,13%.
101
4.1.2.2.9 Hasil Tes Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Ejaan dan Tanda
Baca
Penilaian aspek ejaan dan tanda baca difokuskan keterampilan siswa dalam
menggunakan ejaan dan tanda baca yang benar. Hasil tes keterampilan menulis
paragraf argumentasi aspek ejaan dan tanda baca dapat dilihat pada tabel 16
berikut.
Tabel 16. Hasil Tes Aspek Ejaan dan Tanda Baca
No. Skor F Jumlah
Nilai
Persentase
(%)
Keterangan
Rata-rata Ketuntasan
1.
2.
3.
4.
8
6
4
2
7
12
11
2
56
72
44
4
21,87%
37,5%
34,38%
6,25%
176/32/8x100
= 69,5
Kategori
cukup
19/32 x 100%
= 59,37%
Jumlah 32 176 100%
Data pada tabel 16 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf
argumentasi aspek ejaan dan tanda baca. Hasil tes menulis paragraf argumentasi
aspek ejaan dan tanda baca untuk kategori sangat baik dicapai oleh 7 siswa atau
sebesar 21,87%, kategori baik dicapai oleh 12 siswa atau sebesar 37,5%, kategori
cukup dicapai oleh 11 siswa atau sebesar 34,38%, dan kategori kurang dicapai
oleh 2 siswa atau 6,25%. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat
disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 69,5 atau masuk
dalam kategori cukup. Ketuntasan siswa pada aspek ejaan dan tanda baca dicapai
oleh 19 siswa atau sebesar 59,37%.
102
4.1.2.3 Hasil Perilaku Siswa Siklus I
Hasil perilaku siswa pada siklus I menjelaskan lima karakter siswa, yaitu
keaktifan, kerja sama, kedisiplinan dan tanggung jawab, kekritisan, dan
kemampuan untuk berbagi. Kelima karakter tersebut diperoleh dari data hasil
deskripsi perilaku ekologis, catatan harian, wawancara, sosiometri, dan
dokumentasi foto sebagai bukti bahwa penelitian ini benar-benar terjadi. Hasil
perilaku siswa pada siklus I dapat diuraikan sebagai berikut.
4.1.2.3.1 Keaktifan Siswa
Berdasarkan deskripsi perilaku ekologis pada siklus I dapat dideskripsikan
beberapa perilaku siswa pada saat pembelajaran berlangsung, baik perilaku positif
maupun negatif. Pada siklus I deskripsi perilaku ekologis yang dilakukan peneliti
adalah dengan mendeskripsikan beberapa perilaku siswa selama pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media
gambar animasi. Hasil deskripsi perilaku ekologis siklus I dapat dideskripsikan
sebagai berikut.
Deskripsi perilaku ekologis pertama yang diamati peneliti adalah keaktifan
siswa dalam bertanya, menjawab, dan merespon dengan antusias pada saat
pembelajaran berlangsung. Pada saat guru memberikan penjelasan materi,
sebelumnya guru bertanya tentang pengalaman siswa dalam menulis paragraf
argumentasi, dan sedikit siswa mengangkat tangannya untuk menjawab
pertanyaan guru. Kemudian, guru memulai memberikan materi kepada siswa,
siswa mendengarkan penjelasan guru dengan penuh konsentrasi, meskipun ada
103
sebagian yang masih asyik berbicara sendiri dengan teman sebangkunya. Guru
diam sejenak untuk menghentikan siswa yang asyik berbicara sendiri dengan
teman sebangkunya. Siswa menyadari kesalahannya dan pembelajaran tetap
berjalan dengan baik. Sebagai observasi awal, hal ini sudah menunjukkan kategori
baik. Kesiapan dan perhatian siswa sudah menunjukkan ketertarikan siswa
terhadap materi pembelajaran yang disampaikan.
Deskripsi perilaku ekologis kedua yang diamati peneliti adalah keaktifan
dan kerja sama siswa dalam diskusi kelompok. Pada saat diskusi kelompok
berlangsung, masih ada siswa yang pasif, susah diajak bekerja sama, dan tidak
sepenuhnya berkonsentrasi dalam diskusi kelompok. Hal ini terlihat dari masih
ada siswa yang tiduran dan bercanda dengan teman yang lain pada saat diskusi
kelompok berlangsung. Selain itu, masih ada beberapa siswa yang kurang serius
dengan mengganggu teman yang lain saat kegiatan diskusi berlangsung.
Deskripsi perilaku ekologis ketiga yang diamati peneliti adalah keseriusan,
semangat, dan antusias siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Pada saat
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi akan dimulai, sebagian siswa telah siap untuk
mengikuti pembelajaran. Sebagian siswa terlihat duduk dengan rapi dan tenang di
tempat duduk tiap-tiap. Mereka juga tampak terkejut ketika guru bahasa Indonesia
datang bersama dengan peneliti. Setelah itu, siswa mulai tersenyum dengan
kedatangan peneliti dan terlihat antusias untuk mengikuti pembelajaran. Siswa
mulai mengeluarkan buku LKS bahasa Indonesia serta buku catatan. Hal ini dapat
menunjukkan bahwa siswa aktif, semangat, dan antusias dalam mengikuti
104
pembelajaran. Namun, ada beberapa siswa yang belum siap untuk mengikuti
pembelajaran karena merasa jam istirahatnya masih kurang. Hal ini terlihat dari
masih ada siswa yang mondar-mandir pada saat guru dan peneliti masuk ke kelas.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keaktifan, kesiapan, dan
keseriusan siswa selama mengikuti pembelajaran cukup baik. Namun, belum
maksimal karena masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan
guru dengan melakukan kegiatan lain, seperti bercanda, mondar-mandir,
melamun, berbicara sendiri, atau mengganggu teman.
Berdasarkan hasil catatan harian guru, keaktifan siswa selama mengikuti
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi sudah berjalan cukup baik. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya siswa yang menjawab pertanyaan dari guru. Ada beberapa siswa
yang sudah aktif bertanya ketika mengalami kesulitan. Mereka menanyakan
tentang materi paragraf argumentasi, tetapi ada juga yang menanyakan tentang hal
di luar materi. Biasanya, mereka berani bertanya pada saat peneliti berkeliling.
Hal ini dikarenakan mereka malu dihadapan guru baru dan masih asing bagi
mereka. Siswa juga memberikan tanggapan dan perilaku positif terhadap proses
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi. Dengan model think pair and share melalui media
gambar animasi siswa menjadi berminat mengikuti pembelajaran dengan baik.
Suasana pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think
pair and share melalui media gambar animasi masih belum kondusif. Masih
terdapat siswa yang berbicara dengan temannya. Ketika pembentukan kelompok,
105
masih terdapat siswa yang berkeliling, mondar-mandir untuk menggoda
temannya. Mereka juga bercanda dengan teman sekelompoknya pada saat diskusi,
bahkan ada yang tiduran pada saat diskusi. Begitu pula ketika ada salah satu siswa
maju ke depan untuk membacakan hasil pekerjaannya, teman yang lain justru
menertawakan dan menggodanya. Akan tetapi, pada saat guru memberikan
pertanyaan suasana mendadak tenang dan siswa menundukkan kepala.
Tanggapan dan perilaku positif siswa selama mengikuti pembelajaran cukup
baik, siswa tertarik dan senang dengan model dan media yang digunakan guru
dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Dengan demikian, suasana
yang tercipta saat pembelajaran berlangsung menyenangkan dan menimbulkan
semangat belajar bagi para siswa.
Gambar 3. Aktivitas Siswa dengan Guru Melakukan Tanya Jawab
106
Gambar 3 adalah aktivitas siswa saat bertanya jawab dengan guru mengenai
paragraf argumentasi. Guru bertanya jawab mengenai hakikat, ciri-ciri, dan
langkah-langkah menulis paragraf argumentasi. Guru memberikan penguatan
tentang materi argumentasi. Pada gambar tersebut dapat terlihat bahwa siswa
menjawab pertanyaan guru dan menanyakan kesulitan yang mereka alami.
Sebagian siswa bersikap baik, yaitu mendengarkan penjelasan dari guru dan
berani mengutarakan pendapatnya. Akan tetapi, masih terdapat siswa yang sibuk
menulis, melamun, menyangga kepalanya, dan membaca buku pada saat siswa
bertanya atau menjawab pertanyaan. Begitu pula pada saat guru menjelaskan
materi, masih terdapat siswa yang mengganggu temannya.
Gambar 4. Aktivitas Siswa Membacakan Hasil Pekerjaan Mereka
107
Gambar 4 merupakan aktivitas siswa membacakan hasil pekerjaan mereka.
Gambar tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa siswa yang membacakan hasil
pekerjaan mereka. Pada saat siswa membacakan hasil pekerjaannya, siswa yang
yang lain mendengarkan dan memperhatikan. Meskipun demikian, masih terdapat
siswa yang sibuk mengobrol dan bercanda dengan teman yang lain. Selain itu, ada
juga siswa yang menggoda teman yang sedang maju di depan kelas. Pada saat
siswa membacakan hasil pekerjaan mereka, ada beberapa siswa yang masih
terlihat canggung.
4.1.2.3.2 Kerja Sama Siswa dalam Kelompok
Deskripsi perilaku ekologis yang diamati peneliti adalah kerja sama siswa
dalam diskusi kelompok. Pada saat guru menginstruksikan kepada tiap-tiap
kelompok untuk mengamati gambar animasi yang ditampilkan melalui LCD di
depan kelas, siswa tampak senang, antusias, dan tertarik dengan gambar animasi
yang telah diberikan guru. Guru meminta tiap kelompok berdiskusi agar bisa
menemukan masalah-masalah berdasarkan gambar animasi tersebut. Pada saat
diskusi kelompok berlangsung, masih ada siswa yang pasif, susah diajak bekerja
sama, dan tidak sepenuhnya berkonsentrasi dalam diskusi kelompok. Hal ini
terlihat dari masih ada siswa yang tiduran dan bercanda dengan teman yang lain
pada saat diskusi kelompok berlangsung. Selain itu, masih ada beberapa siswa
yang kurang serius dengan mengganggu teman yang lain saat kegiatan diskusi
berlangsung.
108
Setelah itu, guru memberi kesempatan tiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Kemudian, guru
menginstruksikan kepada siswa untuk menulis dan pada saat mereka melakukan
kegiatan menulis, ada sebagian siswa yang tiduran, melamun, bercanda, dan
berbicara dengan teman kelompok lain.
Berdasarkan hasil sosiometri, dapat diketahui keaktifan dan kerja sama
siswa dalam kelompok, yaitu (1) siswa yang paling aktif di dalam kelompok; (2)
siswa yang paling pasif di dalam kelompok; dan (3) siswa yang sering membuat
gaduh dan tidak bisa diajak kerja sama di dalam kelompoknya. Hasil sosiometri
tiap kelompok dapat dilihat pada sosiogram berikut.
1. Kelompok 1 Siswa Paling Aktif 2. Kelompok 1 Siswa Paling Pasif
Keterangan:
R-2 : 1
R-3 : 2
R-5 : 2
R-15 : 1
R-26 : 4
Keterangan:
R-2 : 3
R-3 : 2
R-5 : 2
R-15 : 3
R-26 : 0
R-2
R-3
R-15 R-26
R-5
R-2
R-3
R-15 R-26
R-5
109
3. Kelompok 1 Siswa Paling Gaduh
Keterangan:
R-2 : 3
R-3 : 0
R-5 : 3
R-15: 4
R-26: 0
Bagan 2. Sosiogram Menulis Paragraf Argumentasi Kelompok 1
Berdasarkan data sosiogram di atas dapat dilihat sosialisasi setiap siswa
dalam kerja kelompoknya pada kelompok 1. Sosiogram di atas menunjukkan
bahwa siswa yang paling aktif adalah R-3, R-5, dan R-26. Mereka juga serius dan
semangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang pasif dan gaduh dalam kerja
kelompok adalah R-2 dan R-15. Hal ini terlihat dengan sikap mereka yang tidak
mau bekerja dalam kelompoknya dan tidak mau mengungkapkan pendapatnya.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa R-2 dan R-15 perlu mendapat
perhatian khusus agar mereka semangat, aktif, dan mau diajak kerja sama dalam
kelompok. Untuk mengetahui lebih jelasnya lagi siswa yang aktif, pasif, dan
gaduh dapat dilihat dari tabel 17 berikut ini.
Tabel 17. Pedoman Penilaian Kerja Sama Siswa dalam Kelompok
No. Nilai Kategori
1. 6-10 Sangat baik
2. 0-5 Baik
3. (-5)-0 Kurang
4. (-10)-(-6) Sangat kurang
R-2
R-3
R-15 R-26
R-5
110
Tabel 18. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 1 pada Siklus I
Respon-
den
Skor tiap aspek Bobot skor
tiap aspek Jumlah
skor
Rata-rata
Individual
Rata-rata
kelom-
pok A P G A P G
R-2 1 3 3 2,5 -7,5 -7,5 -12,5 -4,2 (K)
5
5
= 1
Baik
R-3 2 2 0 5 -5 10 10 3,3 (B)
R-5 2 2 3 5 -5 -7,5 -7,5 -2,5 (K)
R-15 1 3 4 2,5 -7,5 -10 -15 -5 (K)
R-26 4 0 0 10 10 10 30 10 (SB)
Jumlah 10 10 10 25 -15 -5 5
Pada tabel 18 menunjukkan bahwa R-2 mendapatkan jumlah skor -12,5
dengan rata-rata individual -4,2 masuk dalam kategori kurang, R-5 yang
mendapatkan jumlah skor -7,5 dengan rata-rata individual -2,5 masuk dalam
kategori kurang, dan R-15 dengan jumlah skor -15 dengan rata-rata individual -5
masuk dalam kategori kurang. Adapun R-3 yang memperoleh jumlah skor 10
dengan rata-rata individual 3,3 masuk kategori baik, dan R-26 yang memperoleh
jumlah skor 30 dengan rata-rata individual 10 masuk kategori sangat baik. Dari
data di atas, diperoleh rata-rata kelompok dengan nilai 1 dalam kategori baik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa R-2, R-5, dan R-15 harus
mendapatkan perhatian yang khusus oleh guru. Guru harus memberikan motivasi
dan arahan yang positif kepada siswa tersebut supaya dalam pembelajaran
berikutnya ia bisa lebih berperilaku positif.
111
1. Kelompok 2 Siswa Paling Aktif 2. Kelompok 2 Siswa Paling Pasif
Keterangan:
R-9 : 3
R-14 : 3
R-16 : 0
R-18 : 1
R-21 : 3
Keterangan:
R-9 : 0
R-14 : 1
R-16 : 4
R-18 : 4
R-21 : 1
3. Kelompok 2 Siswa Paling Gaduh
Keterangan:
R-9 : 3
R-14: 3
R-16: 1
R-18: 2
R-21: 1
Bagan 3. Sosiogram Menulis Paragraf Argumentasi Kelompok 2
Berdasarkan data sosiogram di atas dapat dilihat sosialisasi setiap siswa
dalam kerja kelompoknya pada kelompok 2. Sosiogram di atas menunjukkan
bahwa siswa yang paling aktif adalah R-9, R-14, dan R-21. Mereka juga serius
dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang pasif dalam kerja
kelompok adalah R-16 dan R-18. Hal ini terlihat dengan sikap mereka yang tidak
R-9
R-14
R-18 R-21
R-16
R-9
R-14
R-18 R-21
R-16
R-9
R-14
R-18 R-21
R-16
112
mau bekerja dalam kelompoknya dan malas. Dari uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa R-16 dan R-18 perlu mendapat perhatian khusus agar mereka
semangat, aktif, dan mau diajak kerja sama dalam kelompok, sedangkan R-9,
R-14, dan R-21 juga harus diberikan motivasi oleh guru, meskipun mereka dalam
kategori baik tetap saja mereka masih berperilaku negatif dalam kelompoknya
karena mereka masih berbuat gaduh. Berkaitan dengan data sosiogram kelompok
2, maka dapat dijelaskan pula skor keaktifan siswa tiap aspek pada tabel berikut
ini.
Tabel 19. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 2 pada Siklus I
Respon-
den
Skor tiap aspek Bobot skor
tiap aspek Jumlah
skor
Rata-rata
Individual
Rata-rata
kelom-
pok A P G A P G
R-9 3 0 3 7,5 10 -7,5 10 3,3(B)
-25
5
= -5
Kurang
R-14 3 1 3 7,5 -2,5 -7,5 -2,5 -0,83 (K)
R-16 0 4 1 -10 -10 -2,5 -22,5 -7,5 (SK)
R-18 1 4 2 2,5 -10 -5 -12,5 -4,2 (K)
R-21 3 1 1 7,5 -2,5 -2,5 2,5 0,83(B)
Jumlah 10 10 10 15 -15 -25 -25
Pada tabel 19 menunjukkan bahwa R-16 mendapatkan jumlah skor -22,5
dengan rata-rata individual -7,5 masuk dalam kategori sangat kurang. Selanjutnya,
R-14 yang mendapatkan jumlah skor -2,5 dengan rata-rata individual -0,83 masuk
dalam kategori kurang, R-18 dengan jumlah skor -12,5 dengan rata-rata individual
-4,2 masuk dalam kategori kurang. Adapun R-9 yang memperoleh jumlah skor 10
dengan rata-rata individual 3,3 masuk kategori baik, dan R-21 dengan jumlah skor
2,5 dengan rata-rata individual 0,83 masuk dalam kategori baik. Dari data di atas,
diperoleh rata-rata kelompok dengan nilai -5 dalam kategori kurang.
113
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa R-14, R-16, dan R-18 harus
mendapatkan perhatian yang khusus oleh guru. Guru harus memberikan motivasi
dan arahan yang positif kepada siswa tersebut, supaya dalam pembelajaran
berikutnya ia bisa lebih berperilaku positif.
1. Kelompok 3 Siswa Paling Aktif 2. Kelompok 3 Siswa Paling Pasif
Keterangan:
R-12 : 1
R-13 : 2
R-17 : 3
R-20 : 2
R-31 : 2
Keterangan:
R-12 : 3
R-13 : 2
R-17 : 1
R-20 : 2
R-31 : 2
3. Kelompok 3 Siswa Paling Gaduh
Keterangan:
R-12 : 2
R-13 : 3
R-17 : 0
R-20 : 2
R-31 : 3
Bagan 4. Sosiogram Menulis Paragraf Argumentasi Kelompok 3
R-12
R-13
R-20 R-31
R-17
R-12
R-13
R-20 R-31
R-17
R-12
R-13
R-20 R-31
R-17
114
Berdasarkan data sosiogram di atas dapat dilihat sosialisasi setiap siswa
dalam kerja kelompoknya pada kelompok 3. Sosiogram di atas menunjukkan
bahwa siswa yang paling aktif adalah R-13, R-17, R-20, dan R-31. Mereka juga
serius dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang pasif dalam kerja
kelompok adalah R-12. Hal ini terlihat dengan sikap mereka yang tidak mau
bekerja dalam kelompoknya. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa R-12
perlu mendapat perhatian khusus agar mereka semangat, aktif, tidak gaduh, dan
mau diajak kerja sama dalam kelompok, sedangkan R-13, R-20, dan R-31 juga
harus diberikan motivasi oleh guru, meskipun mereka dalam kategori baik tetap
saja mereka masih berperilaku negatif dalam kelompoknya karena mereka masih
berbuat gaduh. Berkaitan dengan data sosiogram kelompok 3, maka dapat
dijelaskan pula skor keaktifan siswa tiap aspek pada tabel berikut ini.
Tabel 20. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 3 pada Siklus I
Respon-
den
Skor tiap aspek Bobot skor
tiap aspek Jumlah
skor
Rata-rata
Individual
Rata-rata
kelom-
pok A P G A P G
R-12 1 3 2 2,5 -7,5 -5 -10 -3,3(K)
-15
5
= -3
Kurang
R-13 2 2 3 5 -5 -7,5 -7,5 -2,5 (K)
R-17 3 1 0 7,5 -2,5 10 15 5 (B)
R-20 2 2 2 5 -5 -5 -5 -1,7 (K)
R-31 2 2 3 5 -5 -7,5 -7,5 -2,5 (K)
Jumlah 10 10 10 25 -25 -15 -15
Pada tabel 20 menunjukkan bahwa R-12 mendapatkan jumlah skor -10
dengan rata-rata individual -3,3 masuk dalam kategori kurang, R-13 mendapatkan
jumlah skor -7,5 dengan rata-rata individual -2,5 masuk dalam kategori kurang,
115
R-20 mendapatkan jumlah skor -5 dengan rata-rata individual -1,7 masuk dalam
kategori kurang, dan R-31 mendapatkan jumlah skor -7,5 dengan rata-rata
individual -2,5 masuk dalam kategori kurang. Adapun R-17 yang memperoleh
jumlah skor 15 dengan rata-rata individual 5 masuk kategori baik. Dari data di
atas, diperoleh rata-rata kelompok dengan nilai -3 dalam kategori kurang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa R-12, R-13, R-20, dan R-31
harus mendapatkan perhatian yang khusus oleh guru. Guru harus memberikan
motivasi dan arahan yang positif kepada siswa tersebut supaya dalam
pembelajaran berikutnya ia bisa lebih berperilaku positif.
1. Kelompok 4 Siswa Paling Aktif 2. Kelompok 4 Siswa Paling Pasif
Keterangan:
R-6 : 1
R-19 : 3
R-24 : 2
R-25 : 1
R-30 : 3
Keterangan:
R-6 : 3
R-19 : 1
R-24 : 2
R-25 : 3
R-30 : 1
R-6
R-19
R-25 R-30
R-24
R-6
R-19
R-25 R-30
R-24
116
3. Kelompok 4 Siswa Paling Gaduh
Keterangan:
R-6 : 4
R-19 : 1
R-24 : 1
R-25 : 1
R-30 : 3
Bagan 5. Sosiogram Menulis Paragraf Argumentasi Kelompok 4
Berdasarkan data sosiogram di atas dapat dilihat sosialisasi setiap siswa
dalam kerja kelompoknya pada kelompok 4. Sosiogram di atas menunjukkan
bahwa siswa yang paling aktif adalah R-19, R-24, dan R-30. Mereka juga serius
dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang pasif dalam kerja
kelompok adalah R-6 dan R-25. Hal ini terlihat dengan sikap mereka yang tidak
mau bekerja dalam kelompoknya. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
R-6 dan R-25 perlu mendapat perhatian khusus agar mereka semangat, aktif, tidak
gaduh, dan mau diajak kerja sama dalam kelompok, sedangkan R-19, R-24, dan
R-30 juga harus diberikan motivasi oleh guru, meskipun mereka dalam kategori
baik tetap saja mereka masih berperilaku negatif dalam kelompoknya karena
mereka masih berbuat gaduh. Berkaitan dengan data sosiogram kelompok 4, maka
dapat dijelaskan pula skor keaktifan siswa tiap aspek pada tabel berikut ini.
R-6
R-19
R-25 R-30
R-24
117
Tabel 21. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 4 pada Siklus I
Respon-
den
Skor tiap aspek Bobot skor
tiap aspek Jumlah
skor
Rata-rata
Individual
Rata-rata
kelom-
pok A P G A P G
R-6 1 3 4 2,5 -7,5 -10 -15 -5 (K)
-25
5
= -5
Kurang
R-19 3 1 1 7,5 -2,5 -2,5 2,5 0,83 (B)
R-24 2 2 1 5 -5 -2,5 -2,5 -0,83 (K)
R-25 1 3 1 2,5 -7,5 -2,5 -7,5 -2,5 (K)
R-30 3 1 3 7,5 -2,5 -7,5 -2,5 -0,83 (K)
Jumlah 10 10 10 25 -25 -25 -25
Pada tabel 21 menunjukkan bahwa R-6 mendapatkan jumlah skor -15
dengan rata-rata individual -5 masuk dalam kategori kurang, R-24 mendapatkan
jumlah skor -2,5 dengan rata-rata individual -0,83 masuk dalam kategori kurang,
R-25 mendapatkan jumlah skor -7,5 dengan rata-rata individual -2,5 masuk dalam
kategori kurang, dan R-30 mendapatkan jumlah skor -2,5 dengan rata-rata
individual -0,83 masuk dalam kategori kurang. Adapun R-19 yang memperoleh
jumlah skor 2,5 dengan rata-rata individual 0,83 masuk kategori baik. Dari data di
atas, diperoleh rata-rata kelompok dengan nilai -5 dalam kategori kurang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa R-6, R-24, R-25, dan R-30
harus mendapatkan perhatian yang khusus oleh guru. Guru harus memberikan
motivasi dan arahan yang positif kepada siswa tersebut supaya dalam
pembelajaran berikutnya ia bisa lebih berperilaku positif.
118
1. Kelompok 5 Siswa Paling Aktif 2. Kelompok 5 Siswa Paling Pasif
Keterangan:
R-1 : 1
R-7 : 3
R-8 : 3
R-11 : 2
R-28 : 2
R-32 : 1
Keterangan:
R-1 : 4
R-7 : 0
R-8 : 0
R-11 : 2
R-28 : 2
R-32 : 4
3. Kelompok 5 Siswa Paling Gaduh
Keterangan:
R-1 : 4
R-7 : 2
R-8 : 1
R-11 : 2
R-28 : 0
R-32 : 3
Bagan 6. Sosiogram Menulis Paragraf Argumentasi Kelompok 5
Berdasarkan data sosiogram di atas dapat dilihat sosialisasi setiap siswa
dalam kerja kelompoknya pada kelompok 5. Sosiogram di atas menunjukkan
bahwa siswa yang paling aktif adalah R-7, R-8, R-11, dan R-28. Mereka juga
R-1 R-7
R-28 R-32
R-8 R-11
R-1 R-7
R-28 R-32
R-8 R-11
R-1 R-7
R-28 R-32
R-8 R-11
119
serius dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang pasif dalam kerja
kelompok adalah R-1 dan R-32. Hal ini terlihat dengan sikap mereka yang tidak
mau bekerja dalam kelompoknya. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
R-1 dan R-32 perlu mendapat perhatian khusus agar mereka semangat, aktif, tidak
gaduh, dan mau diajak kerja sama dalam kelompok, sedangkan R-7, R-8, dan
R-11 juga harus diberikan motivasi oleh guru, meskipun mereka dalam kategori
baik tetap saja mereka masih berperilaku negatif dalam kelompoknya karena
mereka masih berbuat gaduh. Berkaitan dengan data sosiogram kelompok 5, maka
dapat dijelaskan pula skor keaktifan siswa tiap aspek pada tabel berikut ini.
Tabel 22. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 5 pada Siklus I
Respon-
den
Skor tiap aspek Bobot skor
tiap aspek Jumlah
skor
Rata-rata
Individual
Rata-rata
kelom-
pok A P G A P G
R-1 1 4 4 2 -8 -8 -14 -4,7 (K)
6
6
= 1
Baik
R-7 3 0 2 6 10 -4 12 4 (B)
R-8 3 0 1 6 10 -2 14 4,7 (B)
R-11 2 2 2 4 -4 -4 -4 -1,3 (K)
R-28 2 2 0 4 -4 10 10 3,3 (B)
R-32 1 4 3 2 -8 -6 -12 -4 (K)
Jumlah 12 12 12 24 -4 -14 6
Pada tabel 22 menunjukkan bahwa R-1 mendapatkan jumlah skor -14
dengan rata-rata individual -4,7 masuk dalam kategori kurang, R-11 yang
mendapatkan jumlah skor -4 dengan rata-rata individual -1,3 masuk dalam
kategori kurang, dan R-32 dengan jumlah skor -12 dengan rata-rata individual
-4 masuk dalam kategori kurang. Adapun R-7 yang memperoleh jumlah skor 12
dengan rata-rata individual 4 masuk kategori baik, R-8 memperoleh jumlah skor
120
14 dengan rata-rata individual 4,7 masuk kategori baik, dan R-28 memperoleh
jumlah skor 10 dengan rata-rata individual 3,3 masuk kategori baik. Dari data di
atas, diperoleh rata-rata kelompok dengan nilai 1 dalam kategori baik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa R-1, R-11, dan R-32 harus
mendapatkan perhatian yang khusus oleh guru. Guru harus memberikan motivasi
dan arahan yang positif kepada siswa tersebut supaya dalam pembelajaran
berikutnya ia bisa lebih berperilaku positif, sedangkan R-7 juga harus diberikan
motivasi oleh guru, meskipun mereka dalam kategori baik tetap saja mereka
masih berbuat gaduh dalam kelompoknya.
1. Kelompok 6 Siswa Paling Aktif 2. Kelompok 6 Siswa Paling Pasif
Keterangan:
R-4 : 1
R-10 : 2
R-22 : 2
R-23 : 3
R-27 : 1
R-29 : 3
Keterangan:
R-4 : 4
R-10 : 1
R-22 : 2
R-23 : 1
R-27 : 3
R-29 : 1
R-4 R-10
R-27 R-29
R-22 R-23
R-4 R-10
R-27 R-29
R-22 R-23
121
3. Kelompok 6 Siswa Paling Gaduh
Keterangan:
R-4 : 4
R-10 : 0
R-22 : 0
R-23 : 3
R-27 : 4
R-29 : 1
Bagan 7. Sosiogram Menulis Paragraf Argumentasi Kelompok 6
Berdasarkan data sosiogram di atas dapat dilihat sosialisasi setiap siswa
dalam kerja kelompoknya pada kelompok 6. Sosiogram di atas menunjukkan
bahwa siswa yang paling aktif adalah R-10, R-22, R-23, dan R-29. Mereka juga
serius dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang pasif dalam kerja
kelompok adalah R-4 dan R-27. Hal ini terlihat dengan sikap mereka yang tidak
mau bekerja dalam kelompoknya. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
R-4 dan R-27 perlu mendapat perhatian khusus agar mereka semangat, aktif, tidak
gaduh, dan mau diajak kerja sama dalam kelompok, sedangkan R-23 dan R-29
juga harus diberikan motivasi oleh guru, meskipun mereka dalam kategori baik
tetap saja mereka masih berperilaku negatif dalam kelompoknya karena mereka
masih berbuat gaduh. Berkaitan dengan data sosiogram kelompok 6, maka dapat
dijelaskan pula skor keaktifan siswa tiap aspek pada tabel berikut ini.
R-4 R-10
R-27 R-29
R-22 R-23
122
Tabel 23. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 6 pada Siklus I
Respon-
den
Skor tiap aspek Bobot skor
tiap aspek Jumlah
skor
Rata-rata
Individual
Rata-rata
kelom-
pok A P G A P G
R-4 1 4 4 2 -8 -8 -14 -4,7 (K)
-4
6
= -0,6
Kurang
R-10 2 1 0 4 -2 10 12 4 (B)
R-22 2 2 0 4 -4 10 10 3,3 (B)
R-23 3 1 3 6 -2 -6 -2 -0,7 (K)
R-27 1 3 4 2 -6 -8 -12 -4 (K)
R-29 3 1 1 6 -2 -2 2 0,7 (B)
Jumlah 12 12 12 24 -24 -4 -4
Pada tabel 23 menunjukkan bahwa R-4 mendapatkan jumlah skor -14
dengan rata-rata individual -4,7 masuk dalam kategori kurang, R-23 yang
mendapatkan jumlah skor -2 dengan rata-rata individual -0,7 masuk dalam
kategori kurang, dan R-27 dengan jumlah skor -12 dengan rata-rata individual -4
masuk dalam kategori kurang. Adapun R-10 yang memperoleh jumlah skor 12
dengan rata-rata individual 4 masuk kategori baik, R-22 yang memperoleh jumlah
skor 10 dengan rata-rata individual 3,3 masuk kategori baik, dan R-29 yang
memperoleh jumlah skor 2 dengan rata-rata individual 0,7 masuk kategori baik.
Dari data di atas, diperoleh rata-rata kelompok dengan nilai -0,6 dalam kategori
kurang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa R-4, R-23, dan R-27 harus
mendapatkan perhatian yang khusus oleh guru. Guru harus memberikan motivasi
dan arahan yang positif kepada siswa tersebut supaya dalam pembelajaran
berikutnya ia bisa lebih berperilaku positif.
123
Gambar 5. Aktivitas Siswa Berdiskusi Kelompok
Gambar 5 merupakan aktivitas siswa saat mereka sedang berdiskusi
kelompok. Gambar tersebut menunjukkan bahwa ada seorang siswa yang
membagikan kertas untuk menulis hasil diskusi kelompok. Pada saat pembagian
kertas, ada beberapa siswa yang menggunakan kesempatan itu untuk bercanda dan
mengobrol dengan teman yang lain. Kemudian, tiap kelompok mulai berdiskusi
dengan kelompok mereka tiap-tiap. Ada beberapa siswa yang masih bercanda dan
mengganggu teman yang lain. Namun, pada saat guru berkeliling untuk memantau
proses diskusi, siswa mulai tenang dan berdiskusi kembali dengan kelompoknya.
Setelah proses diskusi selesai, ada siswa yang membacakan hasil diskusi mereka.
Pada saat siswa membacakan hasil diskusi, siswa yang yang lain mendengarkan
dan memperhatikan. Meskipun demikian, masih terdapat siswa yang sibuk
124
mengobrol dan bercanda dengan teman yang lain. Selain itu, ada juga siswa yang
menggoda teman yang sedang maju di depan kelas.
4.1.2.3.3 Kedisiplinan dan Tanggung Jawab Siswa
Deskripsi perilaku ekologis pertama yang diamati peneliti adalah kesiapan
siswa mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think
pair and share melalui media gambar animasi. Kesiapan siswa mengikuti
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi sudah menunjukkan perilaku yang cukup baik.
Siswa disiplin dan bertanggung jawab selama proses pembelajaran berlangsung.
Pada saat guru meminta siswa untuk mengamati gambar animasi dan menulis
paragraf argumentasi berdasarkan gambar animasi yang telah diamati secara
individu, siswa langsung menulis dan ada sebagian siswa yang masih bingung dan
bertanya kepada guru. Namun, hal ini tidak dipengaruhi karena mereka tidak bisa
menulis paragraf argumentasi, mereka merasa gambar animasi merupakan media
yang asing karena belum pernah digunakan sebagai media pembelajaran oleh guru
bahasa Indonesia. Dalam hal ini dapat dideskripsikan bahwa kedisiplinan siswa
dan tanggung jawab mereka dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepada
guru sudah baik karena sebagian besar dari mereka merasa mempunyai tanggung
jawab tugasnya sendiri.
Deskripsi perilaku ekologis kedua yang diamati peneliti adalah keseriusan
siswa menulis paragraf argumentasi secara individu. Sebagian siswa sudah
melaksanakan perintah guru dengan menulis paragraf argumentasi dengan baik.
125
Akan tetapi, masih terdapat siswa yang tiduran dan malas menulis paragraf
argumentasi. Selain itu, masih terdapat siswa yang tidak jujur dengan mencontek
pekerjaan teman. Hal ini menunjukkan bahwa kedisplinan dan tanggung jawab
siswa dalam menulis paragraf argumentasi masih belum baik.
Deskripsi perilaku ekologis ketiga yang diamati peneliti adalah sikap siswa
ketika membacakan hasil diskusi di siswa lain. Pada saat siswa membacakan hasil
diskusi, siswa yang yang lain mendengarkan dan memperhatikan. Meskipun
demikian, masih terdapat siswa yang sibuk mengobrol dan bercanda dengan
teman yang lain. Selain itu, ada juga siswa yang menggoda teman yang sedang
maju di depan kelas. Hal ini menunjukkan kedisplinan dan tanggung jawab siswa
masih belum baik.
Deskripsi perilaku ekologis keempat yang diamati peneliti adalah keseriusan
dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir. Dari
awal pembelajaran sudah dapat dideskripsikan bahwa siswa bisa mengikuti
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan baik, meskipun masih ada
sebagian siswa yang masih belum siap. Namun, hal ini dapat dikondisikan guru
dengan baik. Pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair
and share melalui media gambar animasi dapat berjalan dengan baik dan pada
akhir pembelajaran juga siswa masih memperhatikan penjelasan dari guru dengan
baik. Pada akhir pembelajaran guru menanyakan kembali materi yang telah
dijelaskan pada hari itu dan sebagian siswa bersedia menjawab pertanyaan yang
diberikan guru. Hal ini terbukti bahwa siswa mempunyai kedisiplinan dan
tanggung jawab dalam mengikuti pembelajaran.
126
Deskripsi perilaku ekologis kelima yang diamati peneliti adalah tanggung
jawab siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa memiliki
tanggung jawab yang baik selama proses pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi.
Pada saat guru memberikan penjelasan, siswa mendengarkan. Ketika guru
menyuruh siswa untuk mengamati gambar animasi, berdiskusi, dan menulis
paragraf argumentasi, siswa melaksanakan dengan baik. Begitu pula ketika guru
menyuruh untuk membacakan hasil pekerjaan mereka, mereka maju ke depan
untuk membacakan hasil pekerjaan mereka. Akan tetapi, masih ada siswa yang
berbicara dengan teman sebangkunya, tiduran, dan menyangga kepalanya.
Gambar 6. Kegiatan Siswa Menulis Paragraf Argumentasi
127
Pada gambar 6 menunjukkan kegiatan pada saat guru memberikan
penjelasan kepada siswa mengenai gambar animasi. Pada kegiatan ini, ada
sebagian siswa yang masih asyik berbicara dengan temannya, sibuk menulis, dan
menyangga kepalanya. Kemudian, kegiatan siswa pada saat siswa mulai menulis
paragraf argumentasi berdasarkan gambar animasi, sebagian siswa sudah serius
dalam menulis paragraf argumentasi, namun masih terdapat siswa yang tidak jujur
dengan mencontek pekerjaan teman.
4.1.2.3.4 Kekritisan Siswa
Deskripsi perilaku ekologis pertama yang diamati peneliti adalah perilaku
siswa saat memperhatikan penjelasan guru. Pada saat pembelajaran berlangsung,
sebagian besar siswa sudah memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Siswa
duduk rapi, tenang, penuh konsentrasi, dan santun dalam memperhatikan
penjelasan dari guru. Siswa juga bertanya apabila tidak paham dengan penjelasan
yang diberikan oleh guru. Akan tetapi, masih ada siswa yang berbicara dengan
teman sebangkunya, sibuk menulis, tiduran, dan menyangga kepalanya pada saat
guru memberikan penjelasan.
Deskripsi perilaku ekologis kedua yang diamati peneliti adalah kekritisan
siswa dalam memberikan tanggapan yang logis terhadap penjelasan guru saat
pembelajaran berlangsung. Pada saat pembelajaran berlangsung, hanya sedikit
siswa yang mau bertanya apabila menemukan kesulitan dalam materi yang
disampaikan. Siswa berani bertanya apabila guru berkeliling. Demikian juga saat
memberikan tanggapan atau jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh guru.
128
Sedikitnya keaktifan siswa dalam bertanya disebabkan karena mereka masih
merasa malu dan takut salah. Aspek ini masih dalam kategori kurang karena
hanya beberapa siswa saja yang aktif bertanya ketika mengalami kesulitan. Hal
serupa juga terjadi pada saat siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan
kelas dan semua siswa memperhatikan pada saat kelompok lain
mempresentasikan hasil diskusinya. Namun, pada saat teman dari kelompok lain
bertanya, ada sebagian siswa yang takut dan ragu untuk membantu temannya
dalam mempresentasikan hasil pekerjaannya.
Berdasarkan hasil dokumentasi foto, dapat terlihat kekritisan siswa. Siswa
menjadi siswa yang kritis pada saat guru menunjukkan gambar animasi. Siswa
harus mengidentifikasi masalah yang terdapat dalam gambar animasi tersebut
sebagai topik untuk membuat paragraf argumentasi.
Gambar 7. Aktivitas Guru Menunjukkan Gambar Animasi
129
Gambar 7 menjelaskan aktivitas guru menunjukkan gambar animasi. Pada
saat guru menayangkan gambar animasi, siswa terlihat antusias dan semangat
mengamati gambar animasi tersebut. Sebagian besar siswa sudah mengamati dan
mencari informasi dalam gambar animasi sehingga bisa dikembangkan ke dalam
paragraf argumentasi. Akan tetapi, pada gambar tersebut terlihat masih ada siswa
yang tidak memperhatikan gambar animasi tersebut karena sibuk berbicara
dengan temannya, dan mengganggu teman yang lain. Selain itu, juga ada siswa
yang kurang semangat dan menyangga kepalanya dengan tangan.
Gambar 8. Aktivitas Siswa Menyunting Paragraf Argumentasi Teman
Gambar 8 merupakan aktivitas siswa menyunting paragraf argumentasi.
Aktivitas menyunting paragraf argumentasi merupakan aktivitas yang melatih
siswa untuk menjadi siswa yang kritis dalam mengamati pekerjaan teman. Mereka
mencari kesalahan hasil pekerjaan teman baik dari segi isi maupun bahasa. Pada
130
gambar tersebut dapat terlihat bahwa siswa sudah menyunting paragraf
argumentasi dengan baik. Meskipun demikian, masih terdapat siswa yang
menoleh ke belakang, mengajak bicara, dan bercanda dengan teman yang di
belakangnya. Selain itu, juga masih terdapat siswa yang menggangu teman
sebangkunya dan tiduran.
4.1.2.3.5 Kemampuan Berbagi
Berdasarkan hasil catatan harian guru, respon siswa mengenai model think
pair and share melalui media gambar animasi yang digunakan dalam
pembelajaran menulis paragraf argumentasi sudah baik. Mereka merasa senang
dan semangat mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan
model think pair and share melalui media gambar animasi. Mereka mendapat
variasi dalam pembelajaran karena media gambar animasi belum pernah
digunakan guru sebagai media pembelajaran. Selain itu, adanya diskusi dengan
model think pair and share memudahkan mereka dalam menulis paragraf
argumentasi. Akan tetapi, dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi
dengan model think pair and share melalui media gambar animasi masih ada
beberapa siswa yang merasa kesulitan dalam mengemukakan pendapat mereka.
Berdasarkan hasil catatan harian siswa yang termasuk ke dalam pendidikan
karakter aspek berbagi, yaitu (1) perasaan yang dialami siswa dalam mengikuti
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi, (2) kesulitan yang dialami siswa dalam mengikuti
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
131
melalui media gambar animasi, (3) tanggapan siswa mengenai model think pair
and share melalui media gambar animasi, (4) kesan terhadap gaya mengajar guru,
dan (5) saran siswa terhadap penggunaan model think pair and share melalui
media gambar animasi.
Pendapat siswa mengenai perasaan yang dialami siswa selama mengikuti
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi, yaitu mereka merasa senang dan mengerti dengan
pembelajaran yang baru saja dilakukan. Hal ini terlihat dari pernyataan R-29
“Perasaan saya cukup dan mengerti dengan pembelajaran yang diberikan.” Selain
itu, pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and
share melalui media gambar animasi juga membantu siswa memahami langkah-
langkah menulis paragraf argumentasi. Hal ini terlihat dari pernyataan R-25
“Menurut saya, pembelajaran hari ini jauh lebih baik karena sekarang saya sudah
mengerti tentang langkah-langkah menulis paragraf argumentasi.”
Selanjutnya, tentang kesulitan yang dialami siswa dalam mengikuti
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi, yaitu sebagian siswa tidak mengalami kesulitan.
Akan tetapi, ada beberapa siswa yang merasa kesulitan dalam menulis paragraf
argumentasi, terlihat pada pernyataan R-25 “kesulitan yang saya alami adalah
mengembangkan identifikasi masalah menjadi paragraf argumentasi.”
Berikut ini adalah tanggapan siswa mengenai model think pair and share
melalui media gambar animasi, yaitu media gambar animasi dapat membuat lebih
cepat tanggap dalam menulis paragraf argumentasi. Terlihat pada pernyataan R-30
132
“Tanggapan saya yaitu sudah baik karena dalam proses pembelajaran
menggunakan media gambar animasi kita dapat lebih cepat tanggap dalam belajar
menulis paragraf argumentasi sehingga kita tidak cepat bosan dalam proses
pembelajaran.” Selain itu, model pembelajaran yang baru saja dilakukan juga
dapat merangsang siswa untuk berpikir kritis, terlihat pada pernyataan R-7
“Bagus, karena dengan gambar animasi tersebut, murid bisa mengembangkan
paragraf dari sebuah gambar animasi.”
Adapun kesan siswa terhadap gaya mengajar guru, yaitu sudah baik dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Terlihat dari pernyataan R-30 “Kesan saya
sudah baik terhadap guru yang mengajar karena saat ini gurunya sudah sedikit
banyak mengenal murid-muridnya dan tidak kaku dalam mengajar.”
Kesan, pesan, dan saran siswa terhadap penggunaan model think pair and
share melalui media gambar animasi. Secara keseluruhan, siswa dapat menerima
dengan baik pembelajaran menulis paragraf argumentasi model think pair and
share melalui media gambar animasi yang telah dilaksanakan. Mereka merasa
pembelajaran ini mudah dipahami dan pembelajaran menulis paragraf
argumentasi model think pair and share melalui media gambar animasi untuk
terus ditingkatkan dan diterapkan pada materi-materi yang lain. Hal terlihat pada
pernyataan R-29 “Mohon selalu dipakai di semua mata pelajaran, dan ditambah
dengan penjelasan yang lebih banyak.” Selain itu, siswa juga memberikan saran
agar gambar animasi dibuat lebih menarik lagi, terlihat pada pernyataan R-29
“Supaya pembelajaran dengan media gambar animasi bisa ditingkatkan lagi dan
133
dibuat dengan lebih menarik agar siswa bisa lebih mengerti dengan pembelajaran
yang diberikan.”
Berdasarkan hasil wawancara yang termasuk ke dalam pendidikan karakter
aspek berbagi, yaitu (1) apakah selama ini kalian berminat dengan pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media
gambar animasi; (2) bagaimana pendapat kalian tentang pembelajaran menulis
paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi; (3) kesulitan apakah yang kalian hadapi selama mengikuti pembelajaran
menulis paragraf argumentasi; (4) apakah manfaat yang kalian peroleh setelah
mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair
and share melalui media gambar animasi; dan (5) apa harapan kalian mengenai
pembelajaran menulis argumentasi dengan model think pair and share melalui
media gambar animasi.
Pertanyaan pertama mengenai minat siswa terhadap pembelajaran menulis
paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi. Hasil wawancara dengan siswa yang mendapat nilai tinggi mengatakan
bahwa pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and
share melalui media gambar animasi sangat menarik. Hal ini terlihat pada
pernyataan R-20 “Saya berminat dengan pembelajaran menulis paragraf
argumentasi, apalagi pembelajaran menulis paragraf argumentasi kali ini
menggunakan media gambar animasi. Saya sangat senang karena media ini belum
pernah digunakan sebelumnya.” Menurut siswa yang mendapat nilai sedang R-12
“Saya senang dan berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi
134
karena saya suka dengan media yang digunakan guru. Menurut siswa yang
mendapat nilai rendah R-2 “Iya saya berminat dengan pembelajaran menulis
paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi.”
Pertanyaan kedua mengenai pendapat siswa terhadap pembelajaran menulis
paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi. Hasil wawancara dengan siswa yang mendapat nilai tinggi mengatakan
bahwa model dan media yang digunakan guru sangat memudahkan siswa. Hal ini
terlihat pada pernyataan R-20 “Pembelajaran menulis paragraf argumentasi
dengan model think pair and share melalui media gambar animasi sangat bagus
dan menarik karena belum pernah dilakukan sebelumnya oleh guru, dan media
gambar animasi memudahkan saya dalam membuat paragraf argumentasi.”
Menurut siswa yang mendapat nilai sedang R-12 “Pembelajaran kali ini sangat
menyenangkan dan menarik karena berbeda dengan yang dilakukan oleh guru.
Guru sudah tepat dalam memilih model dan media. Model dan media yang
digunakan juga membuat saya senang dan lebih mudah mengerti tentang materi
menulis paragraf argumentasi.” Menurut siswa yang mendapat nilai rendah R-2
“Bagus dan menarik karena belum pernah menggunakan media gambar animasi.”
Pertanyaan ketiga mengenai kesulitan yang dialami siswa selama mengikuti
pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Hasil wawancara dengan siswa yang
mendapat nilai tinggi mengatakan bahwa tidak ada kesulitan. Hal ini terlihat pada
pernyataan R-20 “Tidak ada kesulitan dalam mengikuti pembelajaran karena saya
sudah paham dan mengerti tentang menulis paragraf argumentasi.” Menurut siswa
135
yang mendapat nilai sedang R-12 “Secara keseluruhan saya tidak merasa
kesulitan, hanya saja saya masih sedikit bingung dalam memilih identifikasi
masalah yang sesuai.” Menurut siswa yang mendapat nilai rendah R-2 “Saya
masih kesulitan dalam mengembangkan paragraf argumentasi.”
Pertanyaan keempat mengenai manfaat yang diperoleh siswa setelah
mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair
and share melalui media gambar animasi. Hasil wawancara dengan siswa yang
mendapat nilai tinggi R-20 “Manfaat yang saya peroleh selama mengikuti
pembelajaran menulis paragraf argumentasi adalah bahwa media gambar animasi
dapat digunakan sebagai media untuk menulis paragraf argumentasi dan saya
lebih bisa lagi mengenal model think pair and share yang dilakukan ibu.”
Menurut siswa yang mendapat nilai sedang R-12 “Manfaat yang saya peroleh
adalah bahwa saya bisa tahu bahwa dalam pembelajaran itu ada suatu model atau
media yang digunakan guru karena selama ini saya merasa guru hanya
menerangkan materi, menyuruh siswa mengerjakan tugas, dan dikumpulkan lalu
dinilai.” Menurut siswa yang mendapat nilai rendah R-2 “Manfaat yang saya
peroleh adalah bahwa media gambar animasi dapat digunakan dalam
pembelajaran menulis paragraf argumentasi.”
Pertanyaan kelima mengenai harapan siswa mengenai pembelajaran menulis
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi.
Hasil wawancara dengan siswa yang mendapat nilai tinggi mengatakan agar bisa
dibuat lebih menarik lagi. Hal ini terlihat pada pernyataan R-20 “Harapan saya,
media gambar animasi dibuat lebih menarik lagi, dan dipilih berdasarkan pilihan
136
terbanyak siswa. Saya juga ingin lebih bisa menghasilkan tulisan argumentasi
yang baik setelah mengikuti pembelajaran dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi.” Menurut siswa yang mendapat nilai sedang R-12
“Sudah baik, Bu. Sebelum ibu menyuruh siswa menulis paragraf argumentasi
hendaknya dijelaskan dulu gambar yang ada dalam media, selebihnya sudah baik
bu. Semoga bisa diterapkan di pembelajaran yang lain.” Menurut siswa yang
mendapat nilai rendah R-2 “Harapan saya semoga saya bisa menulis paragraf
argumentasi dengan baik. Gambar animasi juga dibuat lebih baik lagi sehingga
membuat kami lebih mudah memahami materi menulis paragraf argumentasi.”
Gambar 9. Aktivitas Siswa Melaksanakan Think Pair and Share
Kemampuan siswa dalam berbagi, dapat terlihat pada dokumentasi foto
aktivitas siswa melaksanakan think pair and share. Berdasarkan gambar 9 di atas,
dapat terlihat bahwa salah satu aktivitas think pair and share, yaitu aktivitas
137
diskusi atau berbagi pendapat. Pada saat kegiatan berdiskusi, sebagian siswa
sudah aktif melakukan diskusi. mereka mengungkapkan pendapat mereka dengan
baik. Akan tetapi, masih terdapat beberapa siswa yang memilih bercanda dengan
teman sekelompok, bahkan ada yang tiduran.
4.1.2.4 Refleksi Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model
think pair and share melalui media gambar animasi, pada dasarnya telah berjalan
dan dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil tes menulis
paragraf argumentasi siswa yang meningkat. Hasil tes yang diperoleh siswa pada
tes di siklus I telah mengalami peningkatan sebesar 4,09 yaitu dari 69,03 menjadi
73,12. Rata-rata tersebut masih jauh dari kriteria ketuntasan minimal yang
ditentukan oleh peneliti, yaitu 80. Siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 14
orang, sedangkan yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 18 orang.
Adapun hasil nontes siswa yang terjabarkan dalam pendidikan karakter
siswa ketika melaksanakan pembelajaran, seperti keaktifan, kerja sama siswa
dalam kelompok, kedisiplinan dan tanggung jawab, kekritisan, dan kemampuan
berbagi, pada dasarnya menunjukkan hal yang positif. Tetapi ada beberapa siswa
yang melakukan perilaku negatif dalam pembelajaran. Berikut penjelasannya.
Berdasarkan pendidikan karakter keaktifan siswa, ketika kegiatan
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi berlangsung, siswa cukup aktif dalam kegiatan
pembelajaran tersebut. Siswa masih malu-malu dan canggung dalam bertanya dan
138
mengungkapkan pendapatnya. Ada beberapa siswa yang masih kurang aktif dan
malu-malu berbicara dalam pembelajaran.
Pendidikan karakter yang kedua, yaitu kerja sama siswa dalam kelompok.
Dalam melaksanakan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model
think pair and share melalui media gambar animasi, kerja sama siswa dalam
kelompok sudah cukup baik. Namun, berdasarkan hasil sosiometri menunjukkan
bahwa dalam mengikuti pembelajaran masih ada siswa yang pasif, gaduh, dan
susah diajak kerja sama dalam satu kelompoknya. Siswa tersebut harus diberi
perhatian dan penjelasan agar mereka menjadi aktif dan serius dalam mengikuti
pembelajaran. Guru juga harus memberikan arahan atau motivasi kepada mereka.
Pendidikan karakter yang ketiga, yaitu kedisiplinan dan tanggung jawab.
Berdasarkan data nontes, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki
sikap disiplin dan tanggung jawab yang cukup baik dalam proses pembelajaran
menulis paragraf argumentasi. Hal ini terlihat ketika siswa selalu antusias dan
mengikuti setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Siswa
duduk rapi pada saat pembelajaran berlangsung dan melaksanakan tugas yang
diberikan oleh guru. Walaupun demikian, masih ada beberapa siswa yang
menunjukkan perilaku kurang disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan pembelajaran, seperti masih terdapat beberapa siswa yang
terlambat mengumpulkan tugas. Selain itu, ada beberapa siswa yang terlihat
berbicara dengan teman lainnya, bercanda, melamun, menyangga tangannya, dan
tiduran. Mereka juga mengganggu teman pada saat diskusi kelompok belangsung.
Pada saat mengerjakan tugas individu atau menulis paragraf argumentasi,
139
sebagian siswa sudah bersikap jujur mengerjakan tugas secara individu. Akan
tetapi, masih terdapat beberapa siswa yang berbuat curang dengan mencontek
pekerjaan teman. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum
mencapai hasil yang diharapkan.
Pendidikan karakter yang keempat yaitu kekritisan. Berdasarkan hasil
deskripsi perilaku ekologis, sebagian siswa sudah memperhatikan penjelasan guru
tentang materi argumentasi. Mereka juga sudah mengamati dan mengidentifikasi
masalah-masalah yang ada dalam gambar animasi dengan cukup baik. Akan
tetapi, masih terdapat beberapa siswa yang belum mengerti cara mengidentifikasi
masalah-masalah yang ada dalam gambar animasi. Selain itu, ada beberapa siswa
yang masih sibuk sendiri, yaitu berbicara dengan teman sebangku, bercanda,
menulis, dan pada saat disuruh mengamati gambar animasi masih terdapat siswa
yang melamun.
Adapun pendidikan karakter yang terakhir yaitu kemampuan berbagi.
Melalui pendidikan karakter ini, dapat diketahui bahwa kemampuan berbagi siswa
sudah cukup baik. Hal ini dapat diketahui melalui instrumen catatan harian siswa
dan wawancara. Berdasarkan hasil catatan harian siswa, ada beberapa siswa yang
masih mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi masalah-masalah dalam
gambar animasi. Kesulitan lain juga dialami siswa dalam memahami dalam
mengungkapkan pendapat pada saat diskusi. Selain itu, sebagian siswa juga
mengalami kesulitan dalam menggunakan ejaan dan tanda baca yang baik dan
benar. Oleh karena itu, guru harus memberikan solusi agar siswa bisa
mengidentifikasi masalah, mengungkapkan pendapatnya, dan memberikan materi
140
tentang penggunaan ejaan dan tanda baca yang baik dan benar. Berdasarkan hasil
wawancara pada siklus I yang dilakukan pada siswa yang mendapat nilai tinggi,
nilai sedang, dan nilai rendah, tiap-tiap memberikan keterangan yang berbeda-
beda. Siswa yang mendapat nilai tinggi berpendapat bahwa mereka tidak ada
kesulitan, sedangkan siswa yang memperoleh nilai sedang kesulitan
mengidentifikasi masalah, siswa yang mendapat nilai rendah kesulitan
mengembangkan pokok-pokok masalah menjadi paragraf argumentasi. Oleh
karena itu, guru harus memberikan pengarahan kepada siswa yang kesulitan. Guru
juga harus memberikan penguatan tentang cara mengidentifikasi masalah dalam
gambar animasi tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut, pembelajaran menulis paragraf argumentasi
dengan model think pair and share melalui media gambar animasi masih
mempunyai kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaannya. Pada
pembelajaran siklus I, penggunaan media gambar animasi pada dasarnya disukai
siswa, tetapi ada beberapa siswa yang kurang suka dan menganggap gambar
animasinya biasa saja sehingga gambar animasi dianggap kurang menarik. Selain
itu, ada beberapa siswa yang masih belum bisa memahami isi gambar animasi
dengan baik karena siswa tersebut belum tahu cara mengidentifikasi masalah
berdasarkan gambar animasi yang ditampilkan. Terkait model pembelajaran yang
digunakan, yaitu model think pair and share, dalam pelaksanaannya di siklus I
kurang berjalan dengan baik, ada beberapa siswa yang belum bisa
mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi dan mengembangkan
identifikasi masalah menjadi paragraf argumentasi. Siswa juga terlihat malas
141
dalam diskusi. Pada saat siswa dikelompokkan, kedisiplinan siswa masih kurang,
siswa cenderung gaduh dan berbicara sendiri ketika bergabung dengan siswa satu
kelompoknya. Selain itu, siswa juga kurang aktif pada saat kegiatan presentasi
dilakukan. Siswa cenderung malu untuk mengungkapkan pendapatnya.
Kelemahan dan kekurangan juga terlihat pada pemahaman materi siswa.
Sebagaian besar siswa kurang memahami dan belum bisa membuat paragraf
argumentasi dan gagasan utama dengan baik. Beberapa siswa juga masih sulit
menggunakan bahasa dan EYD dengan baik, sehingga dari hasil tes siswa masih
banyak ditemukan kesalahan-kesalahan dalam menulis kata atau kalimat dalam
paragraf argumentasi yang dibuat siswa. Selain itu, beberapa siswa juga
berperilaku negatif, perilaku negatif tersebut antara lain siswa masih ada yang
berbicara sendiri ketika guru menjelaskan materi pembelajaran. Ada juga siswa
yang merasa malas ketika diminta menulis paragraf argumentasi. Perilaku negatif
lain terlihat ketika ada siswa yang melakukan presentasi, ada beberapa siswa yang
bercanda dengan temannya dan kurang memperhatikan presentasi dari kelompok
yang maju.
Walaupun ada kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaannya, kelebihan-
kelebihan dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think
pair and share melalui media gambar animasi juga banyak, antara lain
berdasarkan catatan harian siswa dan wawancara yang telah dilakukan, sebagian
besar siswa berpendapat bahwa siswa sangat senang penggunaan gambar animasi
dalam pembelajaran. Selain karena gambar-gambarnya menarik, menurut
beberapa siswa, gambar animasi memudahkan mereka membuat paragraf
142
argumentasi. Terkait pelaksanaan model think pair and share, sebagaian besar
siswa melaksanakan diskusi dengan baik, tugas-tugas yang diberikan guru ketika
pembelajaran pun dapat diselesaikan dengan baik melalui diskusi kelompok.
Walaupun beberapa siswa terlihat malas dan gaduh, tetapi setelah diberi
bimbingan dan motivasi, siswa-siswa tersebut dapat memperbaiki perilakunya dan
mengikuti diskusi dengan baik. Adapun kelebihan dari model yang digunakan,
melalui instrumen catatan harian siswa, beberapa siswa berpendapat bahwa model
think pair and share dapat membuat siswa lebih mudah dalam mengembangkan
identifikasi masalah menjadi paragraf argumentasi. Selain itu, model think pair
and share juga bisa melatih siswa untuk lebih aktif dalam diskusi kelompok.
Walaupun begitu, penggunaan model ini oleh siswa belum maksimal, hal ini
dikarenakan siswa belum memahami dengan baik pelaksanaan model ini dalam
pembelajaran.
Berdasarkan kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan pelaksanaan
pembelajaran tersebut, peneliti harus merencanakan pembelajaran yang lebih baik
dari pembelajaran di siklus I. Hal ini dilakukan supaya kekurangan-kekurangan
dan kelemahan-kelemahan yang ada di siklus I tidak lagi muncul di siklus II. Pada
pembelajaran siklus II, motivasi dan bimbingan yang lebih akan diberikan guru
bagi siswa yang masih berperilaku negatif, hal ini dilakukan supaya siswa yang
berperilaku negatif dapat mengubah perilakunya menjadi lebih baik. Peneliti juga
akan memberikan penjelasan kembali mengenai beberapa materi yang belum
dikuasai siswa seperti mengidentifikasi masalah dan mengembangkan identifikasi
masalah menjadi paragraf argumentasi. Selain itu, pada pembelajaran di siklus II,
143
peneliti akan memberikan gambar animasi yang lebih menarik, sehingga siswa
lebih tertarik melaksanakan kegiatan pembelajaran. Siswa juga akan diberikan
penjelasan dan cara melaksanakan model think pair and share dengan
mengajarkan siswa cara mengembangkan identifikasi masalah menjadi paragraf
argumentasi berdasarkan gambar animasi. Untuk itu, pada pembelajaran di siklus
II ini, guru akan memberikan contoh paragraf argumentasi, kemudian secara
bersama-sama, guru memberikan contoh bagaimana menentukan identifikasi
masalah dan mengembangkannya menjadi paragraf argumentasi berdasarkan
gambar animasi. Setelah semua siswa dapat membuatnya, guru akan memberikan
gambar animasi yang akan diubah siswa menjadi paragraf argumentasi.
Diharapkan dengan pelaksanaan rencana tersebut, siswa dapat lebih paham
terhadap materi pembelajaran dan dapat menulis paragraf argumentasi dengan
baik. Perbaikan rencana pembelajaran ini dimaksudkan supaya hasil tes siswa
dapat mencapai nilai yang ditentukan yaitu 80, serta terjadi perubahan pendidikan
karakter siswa yang lebih positif.
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II
Tindakan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Tindakan tersebut
dilakukan karena pada siklus I hasil menulis paragraf argumentasi siswa kelas X-8
SMA Negeri 1 Bae Kudus masih dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata
73,12. Hasil tersebut belum memenuhi target minimal ketuntasan yang telah
ditentukan, yaitu 80 atau berkategori baik. Selain itu, masih ditemukan perilaku
negatif siswa dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Dengan
144
demikian, tindakan siklus II dilakukan untuk memperbaiki hasil menulis paragraf
argumentasi siklus I.
Perbaikan pada siklus II dilaksanakan dengan rencana yang lebih matang
daripada siklus I. Salah satunya yang berkaitan dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran. Melalui usaha tersebut, diharapkan hasil penelitian meningkat dari
kategori cukup menjadi kategori baik. Meningkatnya nilai ini disertai pula dengan
adanya perubahan perilaku siswa yang lebih positif dalam mengikuti
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi. Hasil selengkapnya pada siklus II diuraikan secara
rinci berikut ini.
4.1.3.1 Proses Pembelajaran Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model
Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi
Proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair
and share melalui media gambar animasi pada siklus II melalui beberapa tahapan,
yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Tahap pertama, yaitu kegiatan pendahuluan,
peneliti melakukan apersepsi, siswa dikondisikan untuk siap mengikuti
pembelajaran. Selanjutnya, guru memberikan penjelasan kepada siswa tujuan dan
manfaat menulis paragraf argumentasi. Pada saat guru memberikan apersepsi,
menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran, siswa sudah siap mengikuti
pembelajaran. Hal itu terlihat pada saat guru memberikan apersepsi siswa sudah
duduk rapi dan mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa pun terlihat semangat
mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair
and share melalui media gambar animasi.
145
Tahap selanjutnya adalah kegiatan inti, yaitu proses pembelajaran menulis
paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi. Pada kegiatan inti, kegiatan yang dilakukan adalah siswa dan guru
bertanya jawab tentang kesulitan siswa menulis paragraf argumentasi, siswa dan
guru bertanya jawab tentang menyunting paragraf argumentasi, dan siswa
menyimak penguatan guru mengenai menyunting dan kriteria penilaian menulis
paragraf argumentasi. Setelah itu, guru membagikan hasil pekerjaan siswa pada
siklus I, siswa menukar hasil pekerjaan mereka pada siklus I kepada teman satu
kelompoknya, siswa mengamati contoh gambar animasi dan contoh paragraf
argumentasi berdasarkan gambar animasi, siswa berdiskusi tentang hasil
pekerjaan teman dan menyunting hasil pekerjaan teman. Kemudian,
mengembalikannya agar bisa diperbaiki berdasarkan hasil suntingan teman. Pada
pertemuan kedua, guru menampilkan gambar animasi yang berbeda dari siklus I.
Pada tahap think, siswa mengamati gambar animasi, siswa mencatat dan
mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di dalam gambar animasi tersebut.
Siswa berdiskusi tentang masalah-masalah yang telah mereka temukan pada tahap
pair dengan teman satu kelompoknya, tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi kelompok mereka, guru memberi penguatan tentang isi gambar animasi,
siswa mencatat identifikasi masalah secara runtut, kemudian siswa
mengembangkan identifikasi masalah tersebut ke dalam paragraf argumentasi.
Pada pertemuan pertama, hasil pekerjaan siswa hanya sebagai latihan saja,
sedangkan pada pertemuan kedua hasil pekerjaan siswa akan dinilai berdasarkan
kriteria penilaian yang sudah ditentukan oleh peneliti. Hasil pekerjaan siswa pada
146
siklus II dikumpulkan sebagai hasil tes menulis paragraf argumentasi pada siklus
II.
Gambar 10. Proses Pembelajaran Siklus II
Pada saat kegiatan inti, siswa sudah mengikuti pembelajaran dengan baik.
Siswa antusias mengikuti pembelajaran. Pada saat siswa diberi tugas mengamati
gambar animasi, siswa mengamati gambar animasi tersebut dan mencatat
masalah-masalah ditemukan dalam gambar animasi dengan tenang. Siswa juga
sudah aktif berdiskusi dengan teman sekelompoknya dan menanyakan hal yang
belum mereka pahami kepada guru. Pada saat kegiatan menulis pun mereka
menulis dengan tenang.
Tahap terakhir, yaitu kegiatan penutup. Guru dan siswa melakukan refleksi
atas pembelajaran yang telah berlangsung. Siswa dan guru sama-sama melakukan
tahapan evaluasi untuk mengukur sejauh mana siswa memahami pembelajaran
pada saat itu.
147
Berdasarkan hasil deskripsi perilaku ekologis, proses pembelajaran menulis
paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi pada siklus II sudah baik. Pada siklus II, siswa sudah siap mengikuti
pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan siswa duduk rapi dan tertib pada saat
pembelajaran berlangsung. Selain itu, siswa juga mendengarkan penjelasan guru
dengan antusias, semangat, dan sungguh-sungguh. Siswa juga sudah lebih aktif
bertanya dan berani mengungkapkan pendapatnya dibandingkan pada siklus I.
Mereka juga menjadi lebih bertanggung jawab dalam menulis paragraf
argumentasi dan lebih disiplin. Perilaku-perilaku siswa yang negatif pada siklus I
pun semakin berkurang pada siklus II.
Berdasarkan hasil catatan harian guru yang termasuk ke dalam proses
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi, yaitu keaktifan siswa, perilaku siswa, respon
siswa, dan suasana kelas. Pada saat pembelajaran, sebagian besar siswa sudah
aktif menjawab dan selalu bertanya apabila mengalami kesulitan. Perilaku siswa
sudah baik. Hal itu ditunjukkan dengan mereka duduk rapi selama pembelajaran
berlangsung. Respon siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf argumentasi
dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, yaitu sangat
menyenangkan. Siswa juga semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Suasana kelas selama pembelajaran berlangsung berlangsung tertib, tenang, dan
disiplin. Suasana kelas pun menjadi lebih kondusif pada saat guru memberi
penjelasan dan pada saat mereka mengerjakan tugas dari guru. Proses
pembelajaran pada siklus II ini terlihat lebih rapi dan serius, siswa dapat belajar
148
dengan sungguh-sungguh. Pada pembelajaran ini tidak terlihat siswa berjalan-
jalan dan keluar dari kelompok tiap-tiap.
Hasil catatan harian siswa yang termasuk dalam proses pembelajaran adalah
pendapat siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi
dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Pendapat
siswa mengenai perasaan yang dialami siswa selama mengikuti pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media
gambar animasi, yaitu mereka merasa antusias dengan pembelajaran yang baru
saja dilakukan. Selain itu, pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan
model think pair and share melalui media gambar animasi juga membantu siswa
lebih mudah memahami pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Secara
keseluruhan, siswa sangat mendukung pembelajaran yang baru saja dilakukan,
karena model think pair and share melalui media gambar animasi memudahkan
mereka dalam menulis paragraf argumentasi. Selain itu, dalam kesan siswa, siswa
meminta agar pembelajaran yang baru saja dilakukan terus ditingkatkan dan
dikembangkan.
Berdasarkan hasil wawancara yang termasuk ke dalam proses pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media
gambar animasi, yaitu mengenai pendapat siswa tentang pembelajaran menulis
paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi. Hasil wawancara dengan siswa yang mendapat nilai tinggi (R-30)
mengatakan bahwa pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model
think pair and share melalui media gambar animasi sangat memudahkan siswa.
149
Menurut siswa yang mendapat nilai sedang (R-15), pembelajaran menulis
paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi sudah tepat dan baik digunakan dalam pembelajaran. Pendapat yang
hampir sama juga diungkapkan siswa yang mendapat nilai rendah (R-21) yang
mengatakan bahwa pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model
think pair and share melalui media gambar animasi ini sangat cocok untuk
pembelajaran.
Berdasarkan hasil sosiometri juga dapat diketahui bahwa diskusi kelompok
berlangsung dengan baik. Hal ini dikarenakan siswa sudah aktif dan mudah
bekerja sama dengan anggota kelompoknya dalam diskusi. Siswa yang pasif,
malas, gaduh, bercanda, dan mengganggu teman yang lain pada saat diskusi
kelompok jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan pada siklus I.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media
gambar animasi sudah berjalan baik dan sesuai dengan RPP. Sebagian besar siswa
senang, semangat, antusias, dan mendukung pembelajaran yang baru saja
dilakukan. Perilaku-perilaku siswa yang negatif pada siklus I pun semakin
berkurang pada siklus II.
4.1.3.2 Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi
dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi
pada Siklus II
Hasil tes siklus II merupakan hasil tes keterampilan menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi
150
pada siklus II. Setelah dilaksanakan tes di akhir pembelajaran siklus II, diperoleh
hasil seperti tercantum di bawah ini.
Tabel 24. Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf
Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui
Media Gambar Animasi pada Siklus II
No. Kategori Nilai F Jumlah
nilai
Persentase
(%)
Rata-rata Ketuntasan
1. Sangat
Baik
85-100
18 1626 56,25% 2712/32 =
84,75
Kategori
Baik
29/32 x
100% =
90,63% 2. Baik 75-84 11 883 34,38%
3. Cukup 60-74 3 203 9,37%
4. Kurang 0-59 0 0 0%
Jumlah 32 2712 100%
Tabel 24 di atas menunjukkan hasil tes keterampilan menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi
pada siklus II. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa hasil
keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa pada siklus II dalam kategori
baik, dengan nilai rata-rata 84,75. Nilai rata-rata tersebut sudah memenuhi nilai
rata-rata klasikal yang ingin dicapai, yaitu 80.
Berdasarkan tabel 24, dapat diketahui bahwa siswa yang berada dalam
kategori sangat baik dengan rentang nilai 85-100 sebanyak 18 siswa atau 56,25%.
Nilai dengan kategori baik, yaitu antara 75-84 diperoleh 11 siswa atau 34,38%.
Sebanyak 3 siswa atau 9,37% yang mendapat nilai antara 60-74 dalam kategori
cukup. Adapun kategori rendah, yaitu antara nilai 0-59 tidak terdapat siswa yang
berada dalam kategori ini.
151
4.1.3.2.1 Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi
Aspek Kekritisan Mengidentifikasi Masalah berdasarkan Gambar
Animasi
Penilaian aspek kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar
animasi difokuskan pada keterampilan siswa dalam menganalisis peristiwa yang
terjadi, penyebab terjadinya masalah, dan bukti. Hasil penelitian tes menulis
paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi aspek kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi
dapat dilihat pada tabel 25 berikut.
Tabel 25. Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf
Argumentasi Aspek Kekritisan Mengidentifikasi Masalah
berdasarkan Gambar Animasi
No. Skor F Jumlah
Nilai
Persentase
(%)
Keterangan
Rata-rata Ketuntasan
1.
2.
3.
4.
12
9
6
3
13
16
3
0
156
144
18
0
40,63%
50%
9,37%
0%
318/32/12x100
= 82,81
Kategori baik
29/32 x 100%
= 90,63%
Jumlah 32 318 100%
Data pada tabel 25 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf
argumentasi aspek kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar
animasi. Hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek kekritisan mengidentifikasi
masalah berdasarkan gambar animasi untuk kategori sangat baik dicapai oleh 13
siswa atau sebesar 40,63%, kategori baik dicapai oleh 16 siswa atau sebesar 50%,
152
dan kategori cukup dicapai oleh 3 siswa atau sebesar 9,37%, dan tidak ada siswa
yang berada dalam kategori kurang. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat
disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 82,81 atau masuk
dalam kategori baik. Ketuntasan siswa pada kekritisan mengidentifikasi masalah
berdasarkan gambar animasi dicapai oleh 29 siswa atau sebesar 90,63%.
4.1.3.2.2 Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi
Aspek Pengembangan Ide Pokok ke dalam Paragaraf Argumentasi
Penilaian aspek pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi
difokuskan pada keterampilan siswa dalam dalam mengembangkan ide pokok
secara rinci, runtut, dan orisinil. Hasil tes keterampilan menulis paragraf
argumentasi aspek pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi
dapat dilihat pada tabel 26 berikut.
Tabel 26. Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi
Aspek Pengembangan Ide Pokok ke dalam Paragaraf
Argumentasi
No. Skor F Jumlah
Nilai
Persentase
(%)
Keterangan
Rata-rata Ketuntasan
1.
2.
3.
4.
8
6
4
2
14
16
2
0
112
96
8
0
43,75%
50%
6,25%
0%
216/32/8x100
= 84,37
Kategori baik
30/32 x 100%
= 93,75%
Jumlah 32 216 100%
153
Data pada tabel 26 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf
argumentasi aspek pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi.
Hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek pengembangan ide pokok ke dalam
paragaraf argumentasi untuk kategori sangat baik dicapai oleh 14 siswa atau
sebesar 43,75%, kategori baik dicapai oleh 16 siswa atau sebesar 50%, kategori
cukup dicapai oleh 2 siswa atau sebesar 6,25%, dan tidak ada siswa yang berada
dalam kategori kurang. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan
bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 84,37 atau masuk dalam
kategori baik. Ketuntasan siswa pada aspek pengembangan ide pokok ke dalam
paragaraf argumentasi dicapai oleh 30 siswa atau sebesar 93,75%.
4.1.3.2.3 Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi
Aspek Kelengkapan Isi Paragraf Argumentasi
Penilaian aspek kelengkapan isi paragraf argumentasi difokuskan pada
keterampilan siswa dalam menulis paragraf argumentasi yang berisi pendapat,
fakta, dan simpulan. Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek
kelengkapan isi paragraf argumentasi dapat dilihat pada tabel 27 berikut.
154
Tabel 27. Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf
Argumentasi Aspek Kelengkapan Isi Paragraf
Argumentasi
No. Skor F Jumlah
Nilai
Persentase
(%)
Keterangan
Rata-rata Ketuntasan
1.
2.
3.
4.
32
24
16
8
15
15
2
0
480
360
32
0
46,87%
46,88%
6,25%
0%
872/32/32x100
= 85,16
Kategori
sangat baik
30/32 x 100%
= 93,75%
Jumlah 32 872 100%
Data pada tabel 27 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf
argumentasi aspek kelengkapan isi paragraf argumentasi. Hasil tes menulis
paragraf argumentasi aspek kelengkapan isi paragraf argumentasi untuk kategori
sangat baik dicapai oleh 15 siswa atau sebesar 46,87%, kategori baik dicapai oleh
15 siswa atau sebesar 46,88%, kategori cukup dicapai oleh 2 siswa atau sebesar
6,25%, dan tidak ada siswa yang berada dalam kategori kurang. Dari data yang
telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh
siswa adalah 85,16 atau masuk dalam kategori sangat baik. Ketuntasan siswa pada
aspek kelengkapan isi paragraf argumentasi dicapai oleh 30 siswa atau sebesar
93,75%.
155
4.1.3.2.4 Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi
Aspek Keefektivan Kalimat
Penilaian aspek keefektivan kalimat difokuskan pada keterampilan siswa
dalam menggunakan kalimat yang efektif. Hasil tes keterampilan menulis paragraf
argumentasi aspek keefektivan kalimat dapat dilihat pada tabel 28 berikut.
Tabel 28. Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf
Argumentasi Aspek Keefektivan Kalimat
No. Skor F Jumlah
Nilai
Persentase
(%)
Keterangan
Rata-rata Ketuntasan
1.
2.
3.
4.
8
6
4
2
15
16
1
0
120
96
4
0
46,88%
50%
3,12%
0%
220/32/8x100
= 85,94
Kategori
sangat baik
31/32 x 100%
= 96,87%
Jumlah 32 220 100%
Data pada tabel 28 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf
argumentasi aspek keefektivan kalimat. Hasil tes menulis paragraf argumentasi
aspek keefektivan kalimat untuk kategori sangat baik dicapai oleh 15 siswa atau
sebesar 46,88%, kategori baik dicapai oleh 16 siswa atau sebesar 50%, kategori
cukup dicapai oleh 1 siswa atau sebesar 3,12%, dan tidak ada siswa yang berada
dalam kategori kurang. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan
bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 85,94 atau masuk dalam
kategori sangat baik. Ketuntasan siswa pada aspek keefektivan kalimat masalah
dicapai oleh 31 siswa atau sebesar 96,87%.
156
4.1.3.2.5 Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi
Aspek Kohesi dan Koherensi
Penilaian aspek kohesi dan koherensi difokuskan pada ketepatan,
keterkaitan antarkalimat jelas, dan saling berkaitan dalam menulis paragraf
argumentasi. Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek kohesi
dan koherensi dapat dilihat pada tabel 29 berikut.
Tabel 29. Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf
Argumentasi Aspek Kohesi dan Koherensi
No. Skor F Jumlah
Nilai
Persentase
(%)
Keterangan
Rata-rata Ketuntasan
1.
2.
3.
4.
8
6
4
2
13
18
1
0
104
108
4
0
40,63%
56,25%
3,12%
0%
216/32/8x100
= 84,37
Kategori baik
31/32 x 100%
= 96,87%
Jumlah 32 216 100%
Data pada tabel 29 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf
argumentasi aspek kohesi dan koherensi. Hasil tes menulis paragraf argumentasi
aspek kohesi dan koherensi untuk kategori sangat baik dicapai oleh 13 siswa atau
sebesar 40,63%, kategori baik dicapai oleh 18 siswa atau sebesar 56,25%, kategori
cukup dicapai oleh 1 siswa atau sebesar 3,12%, dan tidak ada siswa yang masuk
dalam kategori kurang. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan
bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 84,37 atau masuk dalam
kategori baik. Ketuntasan siswa pada aspek kohesi dan koherensi dicapai oleh 31
siswa atau sebesar 96,87%.
157
4.1.3.2.6 Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi
Aspek Kesesuaian Judul dan Isi
Penilaian aspek kesesuaian judul dan isi difokuskan pada keterampilan
siswa dalam menentukan judul yang menarik, relevan dengan gambar animasi,
dan sesuai dengan informasi yang ditulis. Hasil tes keterampilan menulis paragraf
argumentasi aspek kesesuaian judul dan isi dapat dilihat pada tabel 30 berikut.
Tabel 30. Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf
Argumentasi Aspek Kesesuaian Judul dan Isi
No. Skor F Jumlah
Nilai
Persentase
(%)
Keterangan
Rata-rata Ketuntasan
1.
2.
3.
4.
8
6
4
2
16
16
0
0
128
96
0
0
50%
50%
0%
0%
224/32/8x100
= 87,5
Kategori
sangat baik
32/32 x 100 %
= 100%
Jumlah 32 224 100%
Data pada tabel 30 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf
argumentasi aspek kesesuaian judul dan isi. Hasil tes menulis paragraf
argumentasi aspek kesesuaian judul dan isi untuk kategori sangat baik dicapai
oleh 16 siswa atau sebesar 50%, kategori baik dicapai oleh 16 siswa atau sebesar
50%, dan tidak terdapat siswa yang berada dalam kategori cukup dan kategori
kurang. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa skor
rata-rata yang diperoleh siswa adalah 87,5 atau masuk dalam kategori sangat baik.
Ketuntasan siswa pada aspek kesesuaian judul dan isi dicapai oleh 32 siswa atau
sebesar 100%.
158
4.1.3.2.7 Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi
Aspek Pemilihan Kata
Penilaian aspek pemilihan kata difokuskan pada ketepatan siswa dalam
memilih kata. Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek
pemilihan kata dapat dilihat pada tabel 31 berikut.
Tabel 31. Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf
Argumentasi Aspek Pemilihan Kata
No. Skor F Jumlah
Nilai
Persentase
(%)
Keterangan
Rata-rata Ketuntasan
1.
2.
3.
4.
8
6
4
2
14
18
0
0
112
108
0
0
43,75%
56,25%
0%
0%
220/32/8x100
= 85,94
Kategori
sangat baik
32/32 x 100%
= 100%
Jumlah 32 220 100%
Data pada tabel 31 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf
argumentasi aspek pemilihan kata. Hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek
pemilihan kata untuk kategori sangat baik dicapai oleh 14 siswa atau sebesar
43,75%, kategori baik dicapai oleh 18 siswa atau sebesar 56,25%, dan tidak
terdapat siswa yang masuk dalam kategori cukup dan kategori kurang. Dari data
yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata yang
diperoleh siswa adalah 85,94 atau masuk dalam kategori sangat baik. Ketuntasan
siswa pada aspek pemilihan kata dicapai oleh 32 siswa atau sebesar 100%.
159
4.1.3.2.8 Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi
Aspek Tampilan Tulisan
Penilaian aspek tampilan tulisan difokuskan pada aspek keterbacaan,
kerapian, dan kebersihan tulisan. Hasil tes keterampilan menulis paragraf
argumentasi aspek kerapian tulisan dapat dilihat pada tabel 32 berikut.
Tabel 32. Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf
Argumentasi Aspek Tampilan Tulisan
No. Skor F Jumlah
Nilai
Persentase
(%)
Keterangan
Rata-rata Ketuntasan
1.
2.
3.
4.
8
6
4
2
15
13
4
0
120
78
16
0
46,88%
40,62%
12,5%
0%
214/32/8x100
= 83,59
Kategori baik
28/32 x 100%
= 87,5%
Jumlah 32 214 100%
Data pada tabel 32 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf
argumentasi aspek tampilan tulisan. Hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek
tampilan tulisan untuk kategori sangat baik dicapai oleh 15 siswa atau sebesar
46,88%, kategori baik dicapai oleh 13 siswa atau sebesar 40,62%, dan tidak
terdapat siswa yang masuk dalam kategori cukup dan kategori kurang. Dari data
yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata yang
diperoleh siswa adalah 83,59 atau masuk dalam kategori baik. Ketuntasan siswa
pada aspek tampilan tulisan dicapai oleh 28 siswa atau sebesar 87,5%.
160
4.1.3.2.9 Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi
Aspek Ejaan dan Tanda Baca
Penilaian aspek ejaan dan tanda baca difokuskan keterampilan siswa dalam
menggunakan ejaan dan tanda baca yang benar. Hasil tes keterampilan menulis
paragraf argumentasi aspek ejaan dan tanda baca dapat dilihat pada tabel 33
berikut.
Tabel 33. Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf
Argumentasi Aspek Ejaan dan Tanda Baca
No. Skor F Jumlah
Nilai
Persentase
(%)
Keterangan
Rata-rata Ketuntasan
1.
2.
3.
4.
8
6
4
2
16
11
5
0
128
66
20
0
50%
34,38%
15,62%
0%
214/32/8x100
= 83,59
Kategori baik
27/32 x 100%
= 84,37%
Jumlah 32 214 100%
Data pada tabel 33 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf
argumentasi aspek ejaan dan tanda baca. Hasil tes menulis paragraf argumentasi
aspek ejaan dan tanda baca untuk kategori sangat baik dicapai oleh 16 siswa atau
sebesar 50%, kategori baik dicapai oleh 11 siswa atau sebesar 34,38%, kategori
cukup dicapai oleh 5 siswa atau sebesar 15,62%, dan tidak terdapat siswa yang
masuk dalam kategori kurang. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat
disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 83,59 atau masuk
dalam kategori baik. Ketuntasan siswa pada aspek ejaan dan tanda baca dicapai
oleh 27 siswa atau sebesar 84,37%.
161
4.1.3.3 Hasil Perilaku Siswa Siklus II
Hasil perilaku siswa pada siklus II menjelaskan lima karakter siswa, yaitu
aktif, kerja sama, kedisiplinan dan tanggung jawab, kritis, dan kemampuan untuk
berbagi. Kelima karakter tersebut diperoleh dari data hasil deskripsi perilaku
ekologis, catatan harian, wawancara, sosiometri, dan dokumentasi foto sebagai
bukti bahwa penelitian ini benar-benar terjadi. Hasil perilaku siswa pada siklus II
dapat diuraikan sebagai berikut.
4.1.3.3.1 Keaktifan Siswa
Pada siklus II deskripsi perilaku ekologis yang dilakukan peneliti adalah
dengan mendeskripsikan beberapa perilaku siswa selama pembelajaran menulis
paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi. Berdasarkan data deskripsi perilaku ekologis yang dilakukan selama
proses pembelajaran siklus II di kelas, dapat diketahui bahwa siswa yang
sebelumnya tidak mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan
baik, pada siklus II dapat mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi
dengan baik dan melaksanakan tes menulis paragraf argumentasi dengan serius
dan sungguh-sungguh. Hasil deskripsi perilaku ekologis siklus II dapat
dideskripsikan sebagai berikut.
Deskripsi perilaku ekologis pertama yang diamati peneliti adalah keaktifan
siswa dalam bertanya, menjawab, dan merespon dengan antusias pada saat
pembelajaran berlangsung. Siswa yang yang mau bertanya apabila menemukan
kesulitan dalam materi yang disampaikan jumlahnya meningkat dibandingkan
162
pembelajaran siklus I. Demikian juga, saat memberikan tanggapan atau jawaban
dari pertanyaan yang diberikan guru. Peningkatan keaktifan siswa dalam bertanya
dan memberikan tanggapan menunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahu siswa
terhadap pembelajaran yang dilakukan. Namun, masih ada beberapa siswa yang
enggan bertanya apabila menemukan kesulitan. Hal ini dikarenakan siswa masih
merasa malu, takut salah, dan kurang percaya diri.
Deskripsi perilaku ekologis kedua yang diamati peneliti adalah keaktifan
dan kerja sama siswa dalam diskusi kelompok. Pada saat diskusi kelompok
berlangsung sebagian besar siswa sudah aktif mengikuti diskusi kelompok
dibandingkan siklus I. Peningkatan keaktifan siswa ini menunjukkan rasa ingin
tahu dan antusias siswa dalam mengikuti diskusi kelompok, meskipun pada saat
diskusi kelompok berlangsung, masih ada siswa yang pasif, susah diajak bekerja
sama, dan tidak sepenuhnya berkonsentrasi dalam diskusi kelompok. Hal ini
terlihat dari masih ada siswa yang bercanda dengan teman yang lain pada saat
diskusi kelompok berlangsung. Selain itu, masih ada beberapa siswa yang kurang
serius dengan mengganggu teman yang lain saat kegiatan diskusi berlangsung,
namun siswa yang tidak aktif dalam diskusi kelompok tersebut jumlahnya lebih
sedikit dibandingkan pembelajaran siklus I.
Deskripsi perilaku ekologis ketiga yang diamati peneliti adalah keseriusan,
semangat, dan antusias siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Pada saat
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi akan dimulai, sebagian siswa telah siap untuk
mengikuti pembalajaran. Hal ini terlihat dari para siswa duduk dengan rapi dan
163
tenang di bangku tiap-tiap dan lebih antusias untuk mengikuti pembelajaran
keterampilan menulis paragraf argumentasi dibandingkan pada siklus I. Meskipun
masih ada beberapa siswa yang duduk di bagian belakang yang kurang siap
mengikuti pembelajaran. Siswa tersebut berbicara sendiri dan mengganggu teman
sebangku. Namun, siswa yang belum siap mengikuti pelajaran tersebut jumlahnya
lebih sedikit dibandingkan pembelajaran siklus I.
Berdasarkan hasil catatan harian guru, keaktifan siswa selama mengikuti
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi sudah berjalan dengan baik dan penuh konsentrasi
dibandingkan pada pembelajaran siklus I. Suasana pembelajaran di kelas
berlangsung tertib, tenang, dan disiplin. Suasana kelas pun menjadi lebih kondusif
pada saat guru memberi penjelasan dan pada saat mereka mengerjakan tugas dari
guru. Suasana kelas menjadi agak ramai pada saat siswa melakukan diskusi.
Proses pembelajaran pada siklus II ini terlihat lebih rapi dan serius, siswa
dapat belajar dengan sungguh-sungguh. Hal ini dapat dibuktikan pula dari hasil
tes menulis pada siklus II yang diperoleh siswa. Pada pembelajaran ini tidak
terlihat siswa berjalan-jalan dan keluar dari kelompok tiap-tiap.
Tingkah laku siswa pada saat menulis paragraf argumentasi dengan model
think pair and share melalui media gambar animasi masih terdapat beberapa
siswa yang lebih senang berbicara sendiri dengan teman lain ketika proses
pembelajaran sedang berlangsung. Ada juga siswa yang sering mengganggu
temannya. Tetapi kondisi siswa secara keseluruhan sudah terkendali dan sikap
164
mereka cukup baik ketika proses pembelajaran sedang berlangsung bila
dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus I.
Berdasarkan hasil catatan harian guru, dapat disimpulkan bahwa keseriusan
dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi
siklus II ini baik. siswa merespon baik penjelasan guru. Pembelajaran menulis
paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi ini sudah maksimal.
Gambar 11. Aktivitas Siswa dengan Guru Melakukan Tanya Jawab
Gambar 11 merupakan aktivitas guru bersama siswa melakukan tanya jawab
mengenai paragraf argumentasi. Pada gambar tersebut dapat terlihat bahwa siswa
aktif menjawab pertanyaan dari guru tentang paragraf argumentasi. Mereka
mengacungkan jari mereka sebelum menjawab pertanyaan. Berdasarkan hasil
dokumentasi foto tersebut, dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa pada siklus
II mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I.
165
Gambar 12. Aktivitas Siswa Membacakan Hasil Pekerjaan Mereka
Pada gambar 12 merupakan aktivitas siswa membacakan hasil pekerjaan
mereka. Setiap kelompok mewakilkan satu anggotanya untuk membacakan hasil
pekerjaannya di depan teman-teman mereka. Pada gambar tersebut, dapat terlihat
bahwa siswa membacakan hasil pekerjaan mereka. Siswa yang membacakan hasil
pekerjaannya tampak lebih berani dan tidak canggung dibandingkan pada siklus I.
Siswa yang lain pun mendengarkan dan memperhatikan dengan baik. Berdasarkan
gambar tersebut, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan perilaku siswa
pada saat membacakan hasil pekerjaan mereka pada siklus II.
166
4.1.3.3.2 Kerja Sama Siswa dalam Kelompok
Deskripsi perilaku ekologis kedua yang diamati peneliti adalah kerja sama
siswa dalam diskusi kelompok. Pada saat guru menginstruksikan kepada tiap-tiap
kelompok untuk mengamati gambar animasi yang ditampilkan melalui LCD di
depan kelas, siswa tampak senang, antusias, dan tertarik dengan gambar animasi
yang telah diberikan guru. Hal tersebut menunjukkan adanya kesiapan mereka
dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Kemudian, saat
guru meminta siswa mengamati gambar animasi, siswa terlihat senang. Selama
diskusi kelompok berlangsung untuk mengidentifikasi masalah-masalah
berdasarkan gambar animasi tersebut, siswa langsung berdiskusi secara aktif dan
ada sebagian dari mereka yang menanyakan mengenai gambar animasi. Pada
siklus II ini, kerja sama siswa dalam diskusi kelompok cenderung mengalami
peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan sedikitnya siswa yang pasif, gaduh, dan
tidak suka membantu.
Berdasarkan hasil sosiometri, dapat diketahui keaktifan dan kerja sama
siswa dalam kelompok, yaitu (1) siswa yang paling aktif di dalam kelompok; (2)
siswa yang paling pasif di dalam kelompok; dan (3) siswa yang sering membuat
gaduh atau tidak bisa diajak kerja sama di dalam kelompoknya. Hasil sosiometri
tiap kelompok dapat dilihat pada sosiogram berikut.
167
1. Kelompok 1 Siswa Paling Aktif 2. Kelompok 1 Siswa Paling Pasif
Keterangan:
R-2 : 1
R-3 : 2
R-5 : 2
R-15 : 1
R-26 : 4
Keterangan:
R-2 : 3
R-3 : 2
R-5 : 2
R-15 : 3
R-26 : 0
3. Kelompok 1 Siswa Paling Gaduh
Keterangan:
R-2 : 3
R-3 : 0
R-5 : 3
R-15: 4
R-26: 0
Bagan 8. Sosiogram Menulis Paragraf Argumentasi Kelompok 1
Berdasarkan data sosiogram di atas dapat dilihat sosialisasi setiap siswa
dalam kerja kelompoknya pada kelompok 1. Sosiogram di atas menunjukkan
bahwa siswa yang paling aktif adalah R-3, R-5, dan R-26. Siswa yang paling pasif
dalam kerja kelompok adalah R-2 dan R-15, Oleh karena itu, guru harus
R-2
R-3
R-15 R-26
R-5
R-2
R-3
R-15 R-26
R-5
R-2
R-3
R-15 R-26
R-5
168
memberikan motivasi pada siswa yang pasif dan gaduh agar mereka aktif dan
tidak gaduh dalam kelompok. Untuk mengetahui lebih jelasnya lagi siswa yang
aktif, pasif, dan gaduh dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 34. Pedoman Penilaian Kerja Sama Siswa dalam Kelompok
No. Nilai Kategori
1. 6-10 Sangat baik
2. 0-5 Baik
3. (-5)-0 Kurang
4. (-10)-(-6) Sangat kurang
Tabel 35. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 1 pada Siklus II
Respon-
den
Skor tiap aspek Bobot skor
tiap aspek Jumlah
skor
Rata-rata
Individual
Rata-rata
kelom-
pok A P G A P G
R-2 1 3 3 2,5 -7,5 -7,5 -12,5 -4,2 (K)
5
5
= 1
Baik
R-3 2 2 0 5 -5 10 10 3,3 (B)
R-5 2 2 3 5 -5 -7,5 -7,5 -2,5 (K)
R-15 1 3 4 2,5 -7,5 -10 -15 -5 (K)
R-26 4 0 0 10 10 10 30 10 (SB)
Jumlah 10 10 10 25 -15 -5 5
Pada tabel 35 menunjukkan bahwa R-2 mendapatkan jumlah skor -12,5
dengan rata-rata individual -4,2 masuk dalam kategori kurang, R-5 yang
mendapatkan jumlah skor -7,5 dengan rata-rata individual -2,5 masuk dalam
kategori kurang, dan R-15 dengan jumlah skor -15 dengan rata-rata individual -5
masuk dalam kategori kurang. Adapun R-3 yang memperoleh jumlah skor 10
dengan rata-rata individual 3,3 masuk kategori baik. Berbeda dengan R-26 yang
memperoleh jumlah skor 30 dengan rata-rata individual 10 masuk kategori sangat
169
baik. Dari data di atas, diperoleh rata-rata kelompok dengan nilai 1 dalam kategori
baik.
1. Kelompok 2 Siswa Paling Aktif 2. Kelompok 2 Siswa Paling Pasif
Keterangan:
R-9 : 4
R-14 : 2
R-16 : 1
R-18 : 1
R-21 : 2
Keterangan:
R-9 : 0
R-14 : 2
R-16 : 3
R-18 : 3
R-21 : 2
3. Kelompok 2 Siswa Paling Gaduh
Keterangan:
R-9 : 0
R-14: 0
R-16: 3
R-18: 4
R-21: 3
Bagan 9. Sosiogram Menulis Paragraf Argumentasi Kelompok 2
Berdasarkan data sosiogram di atas dapat dilihat sosialisasi setiap siswa
dalam kerja kelompoknya pada kelompok 2. Sosiogram di atas menunjukkan
bahwa siswa yang paling aktif adalah R-9, R-14, dan R-21. Siswa yang pasif dan
R-9
R-14
R-18 R-21
R-16
R-9
R-14
R-18 R-21
R-16
R-9
R-14
R-18 R-21
R-16
170
gaduh dalam kerja kelompok adalah R-16 dan R-18. Oleh karena itu, guru harus
memberikan motivasi pada siswa yang pasif dan gaduh agar mereka aktif dan
tidak gaduh dalam kelompok. Berkaitan dengan data sosiogram kelompok 2,
maka dapat dijelaskan pula skor keaktifan siswa tiap aspek pada tabel berikut ini.
Tabel 36. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 2 pada Siklus II
Respon-
den
Skor tiap aspek Bobot skor
tiap aspek Jumlah
skor
Rata-rata
Individual
Rata-rata
kelom-
pok A P G A P G
R-9 4 0 0 10 10 10 30 10 (SB)
5
5
= 1
Baik
R-14 2 2 0 5 -5 10 10 3,3 (B)
R-16 1 3 3 2,5 -7,5 -7,5 -12,5 -4,2 (K)
R-18 1 3 4 2,5 -7,5 -10 -15 -5 (K)
R-21 2 2 3 5 -5 -7,5 -7,5 -2,5 (K)
Jumlah 10 10 10 25 -15 -5 5
Pada tabel 36 menunjukkan bahwa R-16 yang mendapatkan jumlah skor
-12,5 dengan rata-rata individual -4,2 masuk dalam kategori kurang, dan R-18
dengan jumlah skor -15 dengan rata-rata individual -5 masuk dalam kategori
kurang, dan R-21 dengan jumlah skor -7,5 dengan rata-rata individual -2,5 masuk
dalam kategori kurang. Adapun R-14 yang memperoleh jumlah skor 10 dengan
rata-rata individual 3,3 masuk kategori baik. Berbeda dengan R-9 yang
memperoleh jumlah skor 30 dengan rata-rata individual 10 masuk kategori sangat
baik. Dari data di atas, diperoleh rata-rata kelompok dengan nilai 1 dalam kategori
baik.
171
1. Kelompok 3 Siswa Paling Aktif 2. Kelompok 3 Siswa Paling Pasif
Keterangan:
R-12 : 1
R-13 : 1
R-17 : 4
R-20 : 2
R-31 : 2
Keterangan:
R-12 : 3
R-13 : 3
R-17 : 0
R-20 : 2
R-31 : 2
3. Kelompok 3 Siswa Paling Gaduh
Keterangan:
R-12 : 3
R-13 : 4
R-17 : 0
R-20 : 0
R-31 : 3
Bagan 10. Sosiogram Menulis Paragraf Argumentasi Kelompok 3
Berdasarkan data sosiogram di atas dapat dilihat sosialisasi setiap siswa
dalam kerja kelompoknya pada kelompok 3. Sosiogram di atas menunjukkan
bahwa siswa yang paling aktif adalah R-17, R-20, dan R-31. Siswa yang pasif dan
gaduh dalam kerja kelompok adalah R-12 dan R-13. Oleh karena itu, guru harus
R-12
R-13
R-20 R-31
R-17
R-12
R-13
R-20 R-31
R-17
R-12
R-13
R-20 R-31
R-17
172
memberikan motivasi pada siswa yang pasif dan gaduh agar mereka aktif dan
tidak gaduh dalam kelompok. Berkaitan dengan data sosiogram kelompok 3,
maka dapat dijelaskan pula skor keaktifan siswa tiap aspek pada tabel berikut ini.
Tabel 37. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 3 pada Siklus II
Respon-
den
Skor tiap aspek Bobot skor
tiap aspek Jumlah
skor
Rata-rata
Individual
Rata-rata
kelom-
pok A P G A P G
R-12 1 3 3 2,5 -7,5 -7,5 -12,5 -4,2 (K)
5
5
= 1
Baik
R-13 1 3 4 2,5 -7,5 -10 -15 -5 (K)
R-17 4 0 0 10 10 10 30 10 (SB)
R-20 2 2 0 5 -5 10 10 3,3 (B)
R-31 2 2 3 5 -5 -7,5 -7,5 -2,5 (K)
Jumlah 10 10 10 25 -15 -5 5
Pada tabel 37 menunjukkan bahwa R-12 mendapatkan jumlah skor -12,5
dengan rata-rata individual -4,2 masuk dalam kategori kurang, R-13 mendapatkan
jumlah skor -15 dengan rata-rata individual -5 masuk dalam kategori kurang, dan
R-31 mendapatkan jumlah skor -7,5 dengan rata-rata individual -2,5 masuk dalam
kategori kurang. Adapun R-20 mendapatkan jumlah skor 10 dengan rata-rata
individual 3,3 masuk dalam kategori baik. Berbeda dengan R-17 yang
memperoleh jumlah skor 30 dengan rata-rata individual 10 masuk kategori sangat
baik. Dari data di atas, diperoleh rata-rata kelompok dengan nilai 1 dalam kategori
baik.
173
1. Kelompok 4 Siswa Paling Aktif 2. Kelompok 4 Siswa Paling Pasif
Keterangan:
R-6 : 1
R-19 : 4
R-24 : 2
R-25 : 1
R-30 : 2
Keterangan:
R-6 : 3
R-19 : 0
R-24 : 2
R-25 : 3
R-30 : 2
3. Kelompok 4 Siswa Paling Gaduh
Keterangan:
R-6 : 4
R-19 : 0
R-24 : 3
R-25 : 3
R-30 : 0
Bagan 11. Sosiogram Menulis Paragraf Argumentasi Kelompok 4
Berdasarkan data sosiogram di atas dapat dilihat sosialisasi setiap siswa
dalam kerja kelompoknya pada kelompok 4. Sosiogram di atas menunjukkan
bahwa siswa yang paling aktif adalah R-19, R-24, dan R-30. Mereka juga serius
dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang pasif dan gaduh dalam
kerja kelompok adalah R-6 dan R-25. Hal ini terlihat dengan sikap mereka yang
R-6
R-19
R-25 R-30
R-24
R-6
R-19
R-25 R-30
R-24
R-6
R-19
R-25 R-30
R-24
174
tidak mau bekerja dalam kelompoknya. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa R-6 dan R-25 perlu mendapat perhatian khusus agar mereka semangat,
aktif, tidak gaduh, dan mau diajak kerja sama dalam kelompok. Berkaitan dengan
data sosiogram kelompok 4, maka dapat dijelaskan pula skor keaktifan siswa tiap
aspek pada tabel berikut ini.
Tabel 38. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 4 pada Siklus II
Respon-
den
Skor tiap aspek Bobot skor
tiap aspek Jumlah
skor
Rata-rata
Individual
Rata-rata
kelom-
pok A P G A P G
R-6 1 3 4 2,5 -7,5 -10 -15 -5 (K)
5
5
= 1
Baik
R-19 4 0 0 10 10 10 30 10 (SB)
R-24 2 2 3 5 -5 -7,5 -7,5 -2,5 (K)
R-25 1 3 3 2,5 -7,5 -7,5 -12,5 -4,2 (K)
R-30 2 2 0 5 -5 10 10 3,3 (B)
Jumlah 10 10 10 25 -15 -5 5
Pada tabel 38 menunjukkan bahwa R-6 mendapatkan jumlah skor -15
dengan rata-rata individual -5 masuk dalam kategori kurang, R-24 mendapatkan
jumlah skor -7,5 dengan rata-rata individual -2,5 masuk dalam kategori kurang,
dan R-25 mendapatkan jumlah skor -12,5 dengan rata-rata individual -4,2 masuk
dalam kategori kurang. Adapun R-30 mendapatkan jumlah skor 10 dengan rata-
rata individual 3,3 masuk dalam kategori baik. Berbeda dengan R-19 yang
memperoleh jumlah skor 30 dengan rata-rata individual 10 masuk kategori sangat
baik. Dari data di atas, diperoleh rata-rata kelompok dengan nilai 1 dalam kategori
baik.
175
1. Kelompok 5 Siswa Paling Aktif 2. Kelompok 5 Siswa Paling Pasif
Keterangan:
R-1 : 1
R-7 : 3
R-8 : 3
R-11 : 2
R-28 : 2
R-32 : 1
Keterangan:
R-1 : 4
R-7 : 0
R-8 : 0
R-11 : 2
R-28 : 2
R-32 : 4
3. Kelompok 5 Siswa Paling Gaduh
Keterangan:
R-1 : 4
R-7 : 2
R-8 : 1
R-11 : 2
R-28 : 0
R-32 : 3
Bagan 12. Sosiogram Menulis Paragraf Argumentasi Kelompok 5
Berdasarkan data sosiogram di atas dapat dilihat sosialisasi setiap siswa
dalam kerja kelompoknya pada kelompok 5. Sosiogram di atas menunjukkan
bahwa siswa yang paling aktif adalah R-7, R-8, R-11, dan R-28. Mereka juga
serius dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang pasif dan gaduh
R-1 R-7
R-28 R-32
R-8 R-11
R-1 R-7
R-28 R-32
R-8 R-11
R-1 R-7
R-28 R-32
R-8 R-11
176
dalam kerja kelompok adalah R-1 dan R-32. Hal ini terlihat dengan sikap mereka
yang tidak mau bekerja dalam kelompoknya. Dari uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa R-1 dan R-32 perlu mendapat perhatian khusus agar mereka
semangat, aktif, tidak gaduh, dan mau diajak kerja sama dalam kelompok.
Berkaitan dengan data sosiogram kelompok 5, maka dapat dijelaskan pula skor
keaktifan siswa tiap aspek pada tabel berikut ini.
Tabel 39. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 5 pada Siklus II
Respon-
den
Skor tiap aspek Bobot skor
tiap aspek Jumlah
skor
Rata-rata
Individual
Rata-rata
kelom-
pok A P G A P G
R-1 1 4 4 2 -8 -8 -14 -4,7 (K)
6
6
= 1
Baik
R-7 3 0 2 6 10 -4 12 4 (B)
R-8 3 0 1 6 10 -2 14 4,7 (B)
R-11 2 2 2 4 -4 -4 -4 -1,3 (K)
R-28 2 2 0 4 -4 10 10 3,3 (B)
R-32 1 4 3 2 -8 -6 -12 -4 (K)
Jumlah 12 12 12 24 -4 -14 6
Pada tabel 39 menunjukkan bahwa R-1 mendapatkan jumlah skor -14
dengan rata-rata individual -4,7 masuk dalam kategori kurang, R-11 mendapatkan
jumlah skor -4 dengan rata-rata individual -1,3 masuk dalam kategori kurang, dan
R-32 mendapatkan jumlah skor -12 dengan rata-rata individual -4 masuk dalam
kategori kurang. Adapun R-7 mendapatkan jumlah skor 12 dengan rata-rata
individual 4 masuk dalam kategori baik, R-8 yang memperoleh jumlah skor 14
dengan rata-rata individual 4,7 masuk kategori baik, dan R-28 yang memperoleh
jumlah skor 10 dengan rata-rata individual 3,3 masuk kategori baik. Dari data di
atas, diperoleh rata-rata kelompok dengan nilai 1 dalam kategori baik.
177
1. Kelompok 6 Siswa Paling Aktif 2. Kelompok 6 Siswa Paling Pasif
Keterangan:
R-4 : 1
R-10 : 2
R-22 : 2
R-23 : 3
R-27 : 1
R-29 : 3
Keterangan:
R-4 : 4
R-10 : 2
R-22 : 2
R-23 : 0
R-27 : 4
R-29 : 0
3. Kelompok 6 Siswa Paling Gaduh
Keterangan:
R-4 : 4
R-10 : 0
R-22 : 2
R-23 : 2
R-27 : 3
R-29 : 1
Bagan 13. Sosiogram Menulis Paragraf Argumentasi Kelompok 6
Berdasarkan data sosiogram di atas dapat dilihat sosialisasi setiap siswa
dalam kerja kelompoknya pada kelompok 6. Sosiogram di atas menunjukkan
bahwa siswa yang paling aktif adalah R-10, R-22, R-23, dan R-29. Mereka juga
serius dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang pasif dan gaduh
R-4 R-10
R-27 R-29
R-22 R-23
R-4 R-10
R-27 R-29
R-22 R-23
R-4 R-10
R-27 R-29
R-22 R-23
178
dalam kerja kelompok adalah R-4 dan R-27. Hal ini terlihat dengan sikap mereka
yang tidak mau bekerja dalam kelompoknya. Dari uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa R-4 dan R-27 perlu mendapat perhatian khusus agar mereka
semangat, aktif, tidak gaduh, dan mau diajak kerja sama dalam kelompok.
Berkaitan dengan data sosiogram kelompok 6, maka dapat dijelaskan pula skor
keaktifan siswa tiap aspek pada tabel berikut ini.
Tabel 40. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 6 pada Siklus II
Respon-
den
Skor tiap aspek Bobot skor
tiap aspek Jumlah
skor
Rata-rata
Individual
Rata-rata
kelom-
pok A P G A P G
R-4 1 4 4 2 -8 -8 -14 -4,7 (K)
6
6
= 1
Baik
R-10 2 2 0 4 -4 10 10 3,3 (B)
R-22 2 2 2 4 -4 -4 -4 -1,3 (K)
R-23 3 0 2 6 10 -4 12 4 (B)
R-27 1 4 3 2 -8 -6 -12 -4 (K)
R-29 3 0 1 6 10 -2 14 4,7 (B)
Jumlah 12 12 12 24 -4 -14 6
Pada tabel 40 menunjukkan bahwa R-4 mendapatkan jumlah skor -14
dengan rata-rata individual -4,7 masuk dalam kategori kurang, R-22 mendapatkan
jumlah skor -4 dengan rata-rata individual -1,3 masuk dalam kategori kurang, dan
R-27 mendapatkan jumlah skor -12 dengan rata-rata individual -4 masuk dalam
kategori kurang. Adapun R-10 mendapatkan jumlah skor 10 dengan rata-rata
individual 3,3 masuk dalam kategori baik, R-23 yang memperoleh jumlah skor 12
dengan rata-rata individual 4 masuk kategori baik, dan R-29 yang memperoleh
jumlah skor 14 dengan rata-rata individual 4,7 masuk kategori baik. Dari data di
atas, diperoleh rata-rata kelompok dengan nilai 1 dalam kategori baik.
179
Gambar 13. Aktivitas Siswa Berdiskusi Kelompok
Pada gambar 13 menunjukkan kegiatan pada saat siswa berkelompok. Pada
kegiatan ini, siswa langsung membentuk kelompok sesuai dengan kelompoknya
pada siklus I. Siswa berdiskusi dengan antusias dan aktif. Siswa tertib dalam
menjalankan instruksi dari guru. Hal ini terlihat ketika guru menginstruksikan
kepada siswa untuk berkelompok mendiskusikan masalah-masalah yang ada
dalam gambar animasi. Siswa langsung membentuk kelompok dan mendiskusikan
identifikasi masalah berdasarkan gambar animasi yang ditampilkan guru. Salah
satu siswa dari kelompok juga bertanya kepada guru mengenai gambar animasi
yang akan dibuat menjadi paragraf argumentasi.
180
4.1.3.3.3 Kedisiplinan dan Tanggung Jawab Siswa
Deskripsi perilaku ekologis pertama yang diamati peneliti adalah kesiapan
siswa mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think
pair and share melalui media gambar animasi. Pada siklus II, kesiapan siswa
mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair
and share melalui media gambar animasi sudah menunjukkan perilaku yang baik.
Siswa disiplin dan bertanggung jawab selama proses pembelajaran berlangsung.
Pada saat guru meminta siswa untuk mengamati gambar animasi dan menulis
paragraf argumentasi berdasarkan gambar animasi yang telah diamati secara
individu, siswa langsung menulis sesuai dengan instruksi guru. Dalam hal ini
dapat dideskripsikan bahwa kedisiplinan siswa dan tanggung jawab mereka dalam
melaksanakan tugas yang diberikan kepada guru sudah baik karena siswa merasa
mempunyai tanggung jawab untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru.
Deskripsi perilaku ekologis kedua yang diamati peneliti adalah keseriusan
siswa menulis paragraf argumentasi secara individu. Siswa sudah melaksanakan
perintah guru dengan menulis paragraf argumentasi dengan baik. Pada siklus II
ini, siswa sudah bersikap jujur, tidak ada siswa yang mencontek pekerjaan teman.
Hal ini menunjukkan bahwa kedisplinan dan tanggung jawab siswa dalam menulis
paragraf argumentasi sudah baik.
Deskripsi perilaku ekologis ketiga yang diamati peneliti adalah sikap siswa
ketika membacakan hasil diskusi di siswa lain. Pada saat siswa membacakan hasil
diskusi, siswa yang yang lain mendengarkan dan memperhatikan dengan antusias.
Masih terdapat siswa yang sibuk mengobrol dan bercanda dengan teman yang
181
lain, tetapi jumlahnya lebih sedikit dibandingkan pada siklus I. Hal ini
menunjukkan kedisplinan dan tanggung jawab siswa sudah baik.
Deskripsi perilaku ekologis keempat yang diamati peneliti adalah keseriusan
dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir. Dari
awal pembelajaran sudah dapat dideskripsikan bahwa siswa bisa mengikuti
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi dengan baik dibandingkan pada pertemuan siklus
I. Hal tersebut dapat diketahui pada saat pembelajaran berlangsung, sebagian
siswa ada yang bertanya mengenai materi yang tidak mereka mengerti. Pada akhir
pembelajaran, siswa masih memperhatikan penjelasan dari guru dengan baik. Hal
ini ini terlihat ketika guru menanyakan kembali materi yang telah dijelaskan pada
hari itu, sebagian siswa ada yang menjawab apa yang ditanyakan oleh guru. Hal
ini terbukti bahwa siswa mempunyai kedisiplinan dan tanggung jawab dalam
mengikuti pembelajaran.
Deskripsi perilaku ekologis kelima yang diamati peneliti adalah tanggung
jawab siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa memiliki
tanggung jawab yang baik selama proses pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi.
Pada saat guru memberikan penjelasan, siswa menyimak dengan baik. Ketika
guru menyuruh siswa untuk mengamati gambar animasi, berdiskusi, dan menulis
paragraf argumentasi, siswa melaksanakan dengan baik. Begitu pula ketika guru
menyuruh untuk membacakan hasil pekerjaan mereka, mereka maju ke depan
untuk membacakan hasil pekerjaan mereka.
182
Gambar 14. Kegiatan Siswa Menulis Paragraf Argumentasi
Pada gambar 14 menunjukkan kegiatan pada saat siswa menulis paragraf
argumentasi berdasarkan gambar animasi. Pada kegiatan ini, siswa sudah serius
dalam menulis paragraf argumentasi. Siswa terlihat tertib, tenang, dan teratur pada
saat menulis paragraf argumentasi. Siswa juga jujur dan tidak mencontek
pekerjaan teman.
4.1.3.3.4 Kekritisan Siswa
Deskripsi perilaku ekologis pertama yang diamati peneliti adalah perilaku
siswa saat memperhatikan penjelasan guru. Pada saat pembelajaran berlangsung,
sebagian besar siswa sudah memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Siswa
duduk rapi, tenang, penuh konsentrasi, dan santun dalam memperhatikan
penjelasan dari guru. Siswa juga bertanya apabila tidak paham dengan penjelasan
183
yang diberikan oleh guru. Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa yang yang
mau bertanya apabila menemukan kesulitan dalam materi yang disampaikan
jumlahnya meningkat dibandingkan pembelajaran siklus I. Namun, masih ada
beberapa siswa yang enggan bertanya apabila menemukan kesulitan. Hal ini
dikarenakan siswa merasa malu, takut salah, dan kurang percaya diri.
Deskripsi perilaku ekologis kedua yang diamati peneliti adalah kekritisan
siswa dalam memberikan tanggapan yang logis terhadap penjelasan guru saat
pembelajaran berlangsung. Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa yang yang
mau memberikan tanggapan yang logis terhadap penjelasan guru, jumlahnya
meningkat dibandingkan pembelajaran siklus I. Peningkatan keaktifan siswa
dalam memberikan tanggapan menunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahu siswa
terhadap pembelajaran yang dilakukan. Hal serupa juga terjadi pada saat siswa
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, sebagian besar siswa
memperhatikan pada saat kelompok lain mempresentasikan. Siswa tidak malu
memberikan tanggapan terhadap kelompok yang maju di depan kelas. Namun,
masih ada siswa yang bercanda dengan temannya pada saat siwa
mempresentasikan hasil diskusinya, tetapi jumlahnya lebih sedikit dibandingkan
pada siklus I.
Berdasarkan hasil dokumentasi foto, dapat terlihat kekritisan siswa. Siswa
menjadi siswa yang kritis pada saat guru menunjukkan gambar animasi. Siswa
harus mengidentifikasi masalah yang terdapat dalam gambar animasi tersebut
sebagai topik untuk membuat paragraf argumentasi.
184
Gambar 15. Aktivitas Guru Menunjukkan Gambar Animasi
Gambar 15 merupakan aktivitas guru menunjukkan gambar animasi.
Berdasarkan hasil dokumentasi foto tersebut, dapat terlihat kekritisan siswa.
Siswa sudah mengamati dan mencari informasi dalam gambar animasi sehingga
bisa dikembangkan ke dalam paragraf argumentasi. Pada saat guru menunjukkan
gambar animasi, siswa tampak antusias dan semangat mengikuti pelajaran.
Mereka mengamati gambar animasi tersebut dengan teliti untuk mendapatkan
informasi yang ada di dalam gambar animasi tersebut sehingga dapat menulis
paragraf argumentasi dengan benar. Berdasarkan foto tersebut, dapat disimpulkan
bahwa terjadi peningkatan perilaku siswa pada siklus II. Siswa menjadi lebih
kritis dan teliti dalam menganalisis gambar animasi.
185
\
Gambar 16. Aktivitas Siswa Menyunting Paragraf Argumentasi Teman
Gambar 16 merupakan aktivitas siswa menyunting paragraf argumentasi.
Aktivitas menyunting paragraf argumentasi merupakan aktivitas yang melatih
siswa untuk menjadi siswa yang kritis dalam mengamati pekerjaan teman. Mereka
mencari kesalahan hasil pekerjaan teman baik dari segi isi maupun bahasa. Pada
gambar tersebut terlihat bahwa siswa sudah menyunting paragraf argumentasi
dengan baik. Pada gambar tersebut juga terlihat terjadi peningkatan perilaku siswa
ke arah yang lebih positif. Siswa lebih teliti dalam mengamati foto gambar
animasi dan hasil pekerjaan teman yang akan disunting. Selain itu, siswa juga
lebih tenang pada saat menyunting.
186
4.1.3.3.5 Kemampuan Berbagi
Berdasarkan hasil catatan harian guru, respon siswa mengenai pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media
gambar animasi yang digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf
argumentasi sudah baik. Hal ini ditunjukkan dengan semangat dan keantusiasan
siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Mereka mendengarkan penjelasan
guru dengan sungguh-sungguh dan berpendapat bahwa pembelajaran yang baru
saja dilakukan sangat efektif karena mereka tidak hanya belajar menulis, tetapi
berpikir dan berdiskusi. Hal itu melatih kekritisan siswa dan keterampilan siswa
dalam mengemukakan pendapat. Pada siklus II siswa lebih bisa berbagi dengan
kelompok mereka dibandingkan pada siklus I. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan perilaku siswa ke arah lebih positif pada siklus II.
Berdasarkan hasil catatan harian siswa yang termasuk ke dalam pendidikan
karakter aspek berbagi, yaitu (1) perasaan yang dialami siswa dalam mengikuti
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi, (2) kesulitan yang dialami siswa dalam mengikuti
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi, (3) tanggapan siswa mengenai model think pair
and share melalui media gambar animasi, (4) kesan terhadap gaya mengajar guru,
dan (5) saran siswa terhadap penggunaan model think pair and share melalui
media gambar animasi.
Pendapat siswa mengenai perasaan yang dialami siswa selama mengikuti
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
187
melalui media gambar animasi, yaitu mereka merasa antusias dengan
pembelajaran yang baru saja dilakukan. Hal ini terlihat dari pernyataan R-30
“Senang, antusias terhadap pembelajaran.” Selain itu, pembelajaran menulis
paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi juga membantu siswa lebih mudah memahami pembelajaran menulis
paragraf argumentasi. Hal ini terlihat dari pernyataan R-30 “Senang karena pada
pembelajaran hari ini sangat menyenangkan, mengasyikkan, dan menghibur.”
Selanjutnya, tentang kesulitan yang dialami siswa dalam mengikuti
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi, yaitu sebagian siswa tidak mengalami kesulitan.
Hal ini terlihat pada pernyataan R-30 “Sejauh ini tidak mengalami kesulitan.”
Berikut ini adalah tanggapan siswa mengenai model think pair and share
melalui media gambar animasi, yaitu mendukung karena media pembelajaran ini
memudahkan siswa dalam menulis paragraf argumentasi. Terlihat pada
pernyataan R-24 “Bagus karena animasinya menarik dan mendukung.”
Adapun kesan siswa terhadap gaya mengajar guru, yaitu sudah baik dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Terlihat dari pernyataan R-15 “Masih kaku
tapi sudah lumayan baik.”
Kesan, pesan, dan saran siswa terhadap penggunaan model think pair and
share melalui media gambar animasi. Secara keseluruhan, siswa dapat menerima
dengan baik pembelajaran menulis paragraf argumentasi model think pair and
share melalui media gambar animasi yang telah dilaksanakan. Mereka merasa
pembelajaran ini mudah dipahami dan pembelajaran menulis paragraf
188
argumentasi model think pair and share melalui media gambar animasi untuk
terus ditingkatkan dan diterapkan pada pembelajaran yang lain. Hal terlihat pada
pernyataan R-24 “Menurut saya, sebaiknya model itu selalu diterapkan dalam
setiap pembelajaran.” Selain itu, siswa juga memberikan saran agar gambar
animasi diperjelas, terlihat pada pernyataan R-15 “Harus lebih dikembangkan
lagi.”
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa model think pair and
share melalui media gambar animasi sangat mendukung pembelajaran menulis
paragraf argumentasi. Adanya diskusi membuat mereka lebih bisa berbagi.
Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa pada siklus I, juga semakin berkurang
pada siklus II. Selain itu, siswa juga semakin senang mengikuti pembelajaran
yang baru saja dilakukan.
Berdasarkan hasil wawancara yang termasuk ke dalam pendidikan karakter
aspek berbagi, yaitu (1) apakah selama ini kalian berminat dengan pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media
gambar animasi; (2) bagaimana pendapat kalian dengan pembelajaran menulis
paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi; (3) kesulitan apakah yang kalian hadapi selama mengikuti pembelajaran
menulis paragraf argumentasi; (4) apa manfaat yang kalian peroleh setelah
mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair
and share melalui media gambar animasi; dan (5) apa harapan kalian mengenai
pembelajaran menulis argumentasi dengan model think pair and share melalui
media gambar animasi.
189
Pertanyaan pertama mengenai minat siswa terhadap pembelajaran menulis
paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi. Hasil wawancara dengan siswa yang mendapat nilai tinggi mengatakan
bahwa pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and
share melalui media gambar animasi sangat menarik. Hal ini terlihat pada
pernyataan R-30 “Saya sangat berminat dengan pembelajaran menulis paragraf
argumentasi. Saya juga semangat dalam mengikuti pembelajaran dan saya sudah
tidak malu lagi bertanya dengan ibu.” Menurut siswa yang mendapat nilai sedang
R-15 “Saya senang, berminat, dan tertarik mengikuti pembelajaran menulis
paragraf argumentasi dan saya tidak mengantuk seperti pembelajaran pada
pertemuan yang lalu.” Menurut siswa yang mendapat nilai rendah, mereka juga
berminat. Hal ini terlihat dari pendapat R-21 “Saya senang dan sangat berminat
dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and
share melalui media gambar animasi.”
Pertanyaan kedua mengenai pendapat siswa terhadap pembelajaran menulis
paragraf argumentasi yang telah diberikan guru selama ini. Hasil wawancara
dengan siswa yang mendapat nilai tinggi R-30 “Pendapat saya mengenai model
think pair and share sangat baik apabila digunakan dalam pembelajaran tidak
hanya pembelajaran bahasa Indonesia, sedangkan media gambar animasi dalam
pembelajaran menulis paragraf argumentasi sangatlah menunjang siswa dalam
menuangkan gagasan ke dalam bentuk tulisan argumentatif. Ibu mengajarnya jelas
dan bagus.” Menurut siswa yang mendapat nilai sedang R-15 “Menurut saya
model think pair and share baik digunakan dalam suatu pembelajaran karena
190
peran guru tidak hanya sebagai guru saja, tetapi guru bisa bersosialisasi dengan
siswa. Ibu mengajarnya bagus dan terlihat bersemangat.” Menurut siswa yang
mendapat nilai rendah R-21 “Pendapat saya mengenai model think pair and share
adalah baik untuk pembelajaran dan media gambar animasi sangat cocok untuk
media pembelajaran.”
Pertanyaan ketiga mengenai kesulitan yang dialami siswa selama mengikuti
pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Hasil wawancara dengan siswa yang
mendapat nilai tinggi mengatakan bahwa tidak ada kesulitan. Hal ini terlihat pada
pernyataan R-30 “Selama proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi
tidak ada kesulitan sama sekali.” Menurut siswa yang mendapat nilai sedang,
tidak ada kesulitan. Hal ini terlihat dari pendapat siswa yang mendapat nilai
sedang, yaitu R-15 “Secara keseluruhan saya tidak merasa kesulitan, hanya saja
kesulitan saya adalah mengenai penulisan EYD dan saya masih bingung mau
menyusun kalimat agar menjadi kalimat yang bisa bersifat argumentatif.”
Menurut siswa yang mendapat nilai rendah, juga tidak ada kesulitan. Hal ini
terlihat dari pendapat siswa yang mendapat nilai rendah, yaitu R-21 “Secara
keseluruhan tidak ada kesulitan, hanya saja saya kurang mampu dalam menyusun
kalimat yang baik.”
Pertanyaan keempat mengenai manfaat yang diperoleh siswa setelah
mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair
and share melalui media gambar animasi. Hasil wawancara dengan siswa yang
mendapat nilai tinggi R-30 “Manfaat yang saya peroleh selama mengikuti
pembelajaran menulis paragraf argumentasi adalah bahwa media gambar animasi
191
dapat digunakan sebagai media untuk menulis paragraf argumentasi.” Menurut
siswa yang mendapat nilai sedang, pembelajaran menulis paragraf argumentasi
dengan model think pair and share melalui media gambar animasi sudah tepat.
Hal ini terlihat dari pendapat siswa yang mendapat nilai sedang, yaitu R-15
“Manfaat yang saya peroleh adalah bahwa kita bisa belajar menulis paragraf
menggunakan media yang sebelumnya belum pernah kita gunakan seperti media
gambar animasi. Media gambar animasi ternyata lebih menarik dan lebih baik
apabila digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi.” Menurut
siswa yang mendapat nilai rendah R-21 “Manfaat yang saya peroleh adalah bahwa
media gambar animasi ternyata dapat digunakan sebagai media dalam
pembelajaran menulis paragraf argumentasi.”
Pertanyaan kelima mengenai harapan siswa mengenai pembelajaran menulis
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi.
Hasil wawancara dengan siswa yang mendapat nilai tinggi mengatakan agar lebih
bisa diterapkan pada pembelajaran lain. Hal ini terlihat pada pernyataan R-30
“Harapan saya, media gambar animasi dan model think pair and share bisa
dikembangkan dalam pembelajaran lainnya.” Menurut siswa yang mendapat nilai
sedang R-15 “Harapan saya, ibu jangan lupa kalau jadi guru harus bisa
menggunakan media atau model yang menarik untuk siswa, seperti model think
pair and share dan media gambar animasi.” Menurut siswa yang mendapat nilai
rendah R-21 “Harapan saya terhadap pembelajaran menulis paragraf argumentasi
adalah lebih asyik lagi kalau diselingi dengan permainan sehingga bisa serius tapi
santai dan tidak terlalu tegang.”
192
Gambar 17. Aktivitas Siswa Melaksanakan Think Pair and Share
Pada gambar 17 merupakan aktivitas siswa melaksanakan think pair and
share. Pada gambar tersebut dapat terlihat siswa melaksanakan think pair and
share dengan baik. Siswa mengamati gambar animasi dengan teliti, berdiskusi,
dan menulis paragraf argumentasi. Pada saat siswa berdiskusi, siswa aktif
mengemukakan pendapat mereka dan menanyakan kesulitan yang mereka alami.
Siswa yang bertanya dan memberikan tanggapan terhadap kelompok yang maju
juga lebih banyak dibandingkan pada siklus I. Setelah siswa berdiskusi, siswa
menulis paragraf argumentasi. Mereka menulis paragraf argumentasi secara
individu dengan tenang dan tertib.
193
4.1.3.4 Refleksi Siklus II
Berdasarkan hasil tes dan nontes yang telah dilaksanakan pada siklus II,
pembelajaran menulis paragraf argumentasi sudah dapat diikuti dengan baik oleh
siswa. Hal ini dikarenakan siswa sudah paham dan jelas terhadap pembelajaran
yang disampaikan oleh guru. Keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa
berdasarkan hasil tes pada akhir pembelajaran siklus II menunjukkan peningkatan
dari siklus I. Pada siklus II ini, nilai tes siswa tidak ada yang berada dalam
kategori kurang. Nilai rata-rata kelas pada keterampilan menulis paragraf
argumentasi dari seluruh aspek siklus I hanya mencapai 73,12 dan termasuk
dalam kategori cukup, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas mencapai
84,75 dan termasuk dalam kategori baik. Dari pencapaian nilai rata-rata kelas
siklus I dan siklus II ini diperoleh peningkatan sebesar 11,63. Rata-rata kelas pada
siklus II telah mampu mencapai batas minimal ketuntasan belajar klasikal sebesar
80.
Hasil tes pada siklus II masih terdapat tiga siswa yang berada dalam
kategori cukup dan belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Namun, peneliti
tidak melakukan tindak lanjut pada siswa tersebut karena penelitian yang
dilakukan peneliti sudah sesuai dengan target yang diinginkan serta mengalami
peningkatan karena lebih dari 75% siswa sudah memperoleh nilai di atas kriteria
ketuntasan minimal.
Perilaku siswa pada siklus II mengalami perubahan ke arah positif. Sebagian
besar siswa sudah mampu berkonsentrasi dan memperhatikan penjelasan guru
dengan baik. Siswa yang semula tidak bersemangat dan malas menjadi lebih
194
serius, antusias, dan sungguh-sungguh ketika mengikuti pembelajaran menulis
paragraf argumentasi. Siswa juga tertib dan santun pada saat mengikuti
pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Mereka lebih termotivasi dalam
pembelajaran sehingga nilai tes mereka menjadi lebih baik. Pembelajaran pada
siklus II merupakan tindakan perbaikan dari pembelajaran pada siklus I. Pada
siklus I masih banyak dijumpai kesulitan yang dihadapi siswa. Kesulitan tersebut
kemudian dicarikan jalan keluar untuk diterapkan pada pembelajaran siklus II.
Pada pembelajaran siklus II, guru memberikan motivasi kepada siswa serta
membuat suasana lebih santai agar dapat mengurangi ketegangan. Guru
menyampaikan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa agar kesalahan
siswa tidak diulangi lagi.
Berdasarkan pendidikan karakter keaktifan siswa, dapat dijelaskan bahwa
siswa lebih aktif dalam bertanya apabila mengalami kesulitan. Siswa lebih berani
mengungkapkan pendapatnya dan menanggapi. Siswa juga terlihat lebih semangat
dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Pada siklus II, masih ada siswa yang
belum aktif. Akan tetapi, jumlah siswa yang belum aktif mengalami penurunan
dibandingkan pada siklus I.
Pendidikan karakter yang kedua yaitu kerja sama siswa dalam kelompok.
Dalam melaksanakan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model
think pair and share melalui media gambar animasi, kerja sama siswa dalam
kelompok sudah baik. Mereka sudah bisa bertukar pendapat, meskipun masih ada
siswa yang berbuat usil terhadap temannya. Namun, hal ini tidak membatasi
mereka dalam bekerja sama. Pada saat kegiatan menyunting, siswa juga
195
menyunting hasil pekerjaan teman dengan teliti baik dari segi isi maupun bahasa.
pada siklus II. Akan tetapi, jumlah siswa yang menganggu temannya lebih sedikit
dibandingkan siklus sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan
perilaku siswa pada siklus II, yaitu siswa menjadi lebih bisa menyadari mengenai
arti kerja sama dalam berkelompok.
Pendidikan karakter yang ketiga yaitu kedisiplinan dan tanggung jawab.
Berdasarkan data nontes, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki
sikap disiplin dan tanggung jawab yang baik dalam proses pembelajaran menulis
paragraf argumentasi. Hal ini terlihat ketika siswa selalu antusias dan mengikuti
setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Siswa duduk rapi pada
saat pembelajaran berlangsung dan melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
Pada saat mengerjakan tugas individu atau menulis paragraf argumentasi,
sebagian besar siswa sudah bersikap jujur mengerjakan tugas secara individu.
Pendidikan karakter yang keempat yaitu kekritisan. Pada siklus II, siswa
menjadi lebih kritis. Siswa lebih berani bertanya kepada guru apabila mereka
mengalami kesulitan, mereka akan bertanya tanpa merasa malu. Hal tersebut
dapat diketahui ketika siswa mempresentasikan hasil tugasnya di depan kelas,
siswa yang pada siklus I hanya sedikit mengomentari temannya yang presentasi,
kini pada siklus II mereka berani menanggapi jawaban temannya. Berdasarkan
hasil deskripsi perilaku ekologis dan catatan harian guru, dapat disimpulkan
bahwa kekritisan siswa mengalami peningkatan pada siklus II.
Adapun pendidikan karakter yang terakhir yaitu kemampuan berbagi.
Berdasarkan hasil catatan harian siswa dan wawancara, sebagian besar siswa
196
sudah tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi.
Adapun kesulitan yang dialami siswa, yaitu kurangnya waktu yang diberikan oleh
guru untuk menulis paragraf argumentasi. Pada saat siswa diwawancara oleh
peneliti, siswa juga terlihat lebih santai dan tidak canggung lagi. Begitu pula pada
saat siswa melakukan diskusi kelompok, mereka terlihat lebih bisa berbagi.
Berdasarkan hasil catatan harian dan wawancara dapat disimpulkan bahwa siswa
yang mengalami kesulitan pada siklus II mengalami penurunan dibandingkan
pada siklus I. Selain itu, siswa juga lebih bisa berbagi dengan teman
sekelompoknya.
Berdasarkan uraian di atas, hasil tes dan nontes pada siklus II telah
mencapai hasil yang maksimal. Hasil tes siswa telah mencapai KKM yang telah
ditentukan oleh peneliti, yaitu 80. Nilai rata-rata siswa pada siklus II mengalami
peningkatan sebesar 11,63 atau sebesar 16,05%. Selain itu, perilaku siswa juga
mengalami peningkatan, yaitu siswa lebih aktif, mudah bekerja sama dalam
kelompok, kritis, disiplin dan bertanggung jawab, serta bisa berbagi.
4.2 Pembahasan
Pembahasan didasarkan pada hasil penelitian selama dua siklus, yaitu siklus
I dan siklus II. Pembahasan hasil dua siklus itu meliputi hasil tes dan nontes.
Pembahasan hasil tes merujuk pada pemerolehan skor yang dicapai siswa ketika
mengerjakan tugas menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and
share melalui media gambar animasi. Aspek-aspek yang dijadikan penilaian
197
dalam tes menulis paragraf argumentasi meliputi sembilan aspek, yaitu (1)
kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi, (2)
pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi, (3) kelengkapan isi
paragraf argumentasi, (4) keefektivan kalimat, (5) kohesi dan koherensi, (6)
kesesuaian judul dan isi, (7) pemilihan kata, (8) tampilan tulisan, dan (9) ejaan
dan tanda baca.
Pembahasan hasil nontes berpedoman pada lima bentuk instrumen
penelitian, yaitu (1) deskripsi perilaku ekologis, (2) catatan harian siswa dan guru,
(3) sosiometri, (4) wawancara, dan (5) dokumentasi foto. Hasil tes dan nontes
pada pembahasan ini dibahas secara terpisah sebagai berikut.
4.2.1 Peningkatan Proses Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi
dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi
Penelitian terhadap keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan
model think pair and share melalui media gambar animasi ini dilakukan dalam
dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus juga melalui beberapa tahap,
yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Penelitian terhadap keterampilan menulis
paragraf argumentasi didasarkan pada hasil wawancara dengan guru bahasa
Indonesia kelas X-8 yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa dalam menulis
paragraf argumentasi masih belum maksimal. Selain itu, perilaku siswa juga
masih menunjukkan perilaku yang negatif. Oleh karena itu, peneliti melakukan
penelitian menulis paragraf argumentasi dengan menerapkan model think pair and
share melalui media gambar animasi.
198
Proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair
and share melalui media gambar animasi pada siklus I dilakukan sebanyak dua
kali pertemuan. Setiap pertemuan diawali dengan kegiatan apersepsi. Tahap
apersepsi diisi oleh peneliti dengan mengondisikan siswa untuk mengikuti
pembelajaran. Peneliti melakukan apersepsi melalui tanya jawab dengan siswa
tentang pengalaman siswa dalam menulis paragraf argumentasi. Peneliti juga
menjelaskan kepada siswa tentang tujuan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan dan manfaat yang akan diperoleh siswa setelah melaksanakan
pembelajaran menulis paragraf argumentasi.
Pertemuan pertama pada siklus I, pembelajaran yang dilakukan, yaitu siswa
dan guru bertanya jawab tentang hakikat, ciri-ciri, dan langkah-langkah menulis
paragraf argumentasi. Siswa mengamati gambar animasi yang ditampilkan oleh
guru. Setelah itu, siswa berdiskusi tentang isi gambar animasi, kemudian
menuliskannya ke dalam paragraf argumentasi. Setelah siswa menulis paragraf
argumentasi, siswa membacakan hasil pekerjaan mereka di depan teman-teman
mereka. Setelah selesai membacakan hasil pekerjaan mereka, guru menyimpulkan
pembelajaran hari itu, merefleksi, dan memberi tugas pada siswa untuk berlatih
menulis paragraf argumentasi di rumah.
Pertemuan kedua pada siklus I, guru mengarahkan siswa untuk menyunting
paragraf argumentasi milik teman sebangku. Setelah siswa selesai menyunting,
siswa mengembalikan hasil pekerjaan teman agar mereka tahu kesalahan mereka.
Siswa mengamati gambar animasi yang ditampilkan oleh guru, berdiskusi, dan
199
mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam gambar animasi, kemudian
mengembangkan identifikasi masalah tersebut ke dalam paragraf argumentasi.
Proses pembelajaran pada siklus I berbeda dengan proses pembelajaran pada
siklus II. Hal ini karena ada perbaikan pada proses pembelajaran siklus II. Proses
pembelajaran menulis paragraf argumentasi pada siklus II pertemuan pertama diisi
dengan tanya jawab tentang kesulitan siswa dalam menulis paragraf argumentasi.
Kemudian, guru dan siswa bertanya jawab tentang menyunting paragraf
argumentasi, dan siswa mendengarkan kriteria penilaian menulis paragraf
argumentasi. Hal ini dilakukan karena sebagian siswa masih belum paham tentang
penggunaan bahasa dan ejaan yang baik dan benar. Setelah siswa paham tentang
menyunting, siswa diberi hasil pekerjaan mereka pada siklus I untuk disunting.
Tiap-tiap siswa menukar hasil pekerjaan mereka dengan teman satu kelompoknya.
Setelah itu, siswa mengamati contoh paragraf argumentasi, dan hasil pekerjaan
teman. Siswa juga berdiskusi tentang hasil pekerjaan teman dan menyunting
paragraf argumentasi teman dari segi isi maupun bahasa, kemudian
mengembalikan hasil pekerjaan yang telah disunting kepada pemiliknya agar tiap-
tiap siswa memperbaiki hasil pekerjaan mereka berdasarkan hasil suntingan
teman. Pada siklus I, siswa sudah melakukan kegiatan menyunting, tetapi mereka
tidak dibentuk dalam kelompok. Selain itu, pada siklus I materi tentang
menyunting belum dijelaskan secara mendetail sehingga siswa masih bingung
dengan penggunaan bahasa dan ejaan yang baik dan benar.
Pertemuan kedua pada siklus II pun berbeda dari siklus I. Proses
pembelajaran diisi dengan guru menampilkan gambar animasi yang berbeda pada
200
tiap siklus, siswa mengamati gambar animasi yang diberikan oleh guru, siswa
mencatat informasi atau masalah yang mereka temukan dalam gambar animasi
tersebut. Hal ini dilakukan dengan tujuan memperjelas siswa dalam mengamati
gambar animasi dan memudahkan siswa dalam mengemukakan pendapat. Setelah
itu, siswa berdiskusi mengenai isi dan masalah-masalah yang muncul berdasarkan
gambar animasi, kemudian mempresentasikan hasil diskusi kelompok, dan siswa
mendengarkan penguatan dari guru. Hal ini dilakukan agar informasi yang belum
ditangkap oleh siswa dapat mereka ketahui. Setelah siswa berdiskusi, siswa
menulis identifikasi masalah yang telah mereka diskusikan secara runtut,
kemudian menulis paragraf argumentasi berdasarkan identifikasi masalah yang
telah mereka temukan. Siswa biasanya langsung menuliskan gagasan mereka
tanpa menulis pokok-pokok yang ingin mereka tulis. Hal itu menyebabkan hasil
tulisan mereka tidak runtut. Oleh sebab itu, guru meminta siswa untuk menulis
pokok-pokok informasi yang telah mereka temukan secara runtut sebelum mereka
kembangkan ke dalam paragraf argumentasi. Setelah mereka selesai menulis
paragraf argumentasi, siswa disuruh mengumpulkan hasil pekerjaan mereka
sebagi hasil tes siklus II yang akan dinilai berdasarkan kriteria penilaian yang
telah ditentukan.
Proses pembelajaran ditutup dengan kegiatan penutup. Pada setiap
pertemuan, baik siklus I maupun siklus II, guru mengisi kegiatan penutup dengan
menyimpulkan pembelajaran yang baru saja dilakukan. Guru bersama siswa
merefleksi pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair
and share melalui media gambar animasi dan memberikan motivasi kepada siswa
201
untuk tetap semangat belajar dan menutupnya dengan ucapan salam. Akhir
pembelajaran dilanjutkan dengan siswa mengisi catatan harian dan sosiometri
yang telah dibagikan oleh guru. Selain itu, guru juga melakukan wawancara.
4.2.2 Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi dengan
Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi
Hasil menulis paragraf argumentasi yang telah dilakukan melalui prasiklus,
siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan yang cukup memuaskan. Nilai rata-
rata pada prasiklus mengalami peningkatan pada siklus I dan meningkat lagi pada
siklus II. Nilai rata-rata prasiklus, siklus I, dan siklus II secara berurutan adalah
69,03, 73,12, dan 84,75. Peningkatan nilai rata-rata siklus dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 41. Peningkatan Nilai Rata-Rata Hasil Prasiklus, Siklus I, dan
Siklus II
No. Kategori Prasiklus Siklus I Siklus II
F (%) F (%) F (%)
1. Sangat baik 0 0 3 9,38 18 56,25
2. Baik 9 28,12 11 34,37 11 34,38
3. Cukup 18 56,25 16 50 3 9,37
4. Kurang 5 15,63 2 6,25 0 0
Jumlah 32 100 32 100 32 100
Nilai rata-rata 69,03 73,12 84,75
Kategori Cukup Cukup Baik
Berdasarkan data hasil penilaian tes keterampilan menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi
sebelum dilakukan tindakan siklus I dan siklus II, dapat diketahui nilai rata-rata
hasil prasiklus sebesar 69,03 dalam kategori cukup. Untuk meningkatkan hasil
tersebut, dilakukan tindakan siklus I dan didapat nilai rata-rata mencapai 73,12
202
dalam kategori cukup. Akan tetapi, belum mencapai target rata-rata kelas sebesar
80. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang belum memahami tentang cara
menulis paragraf argumentasi yang baik. Pada siklus II terjadi peningkatan nilai
rata-rata menjadi 84,75 dari siklus I sebesar 73,12. Pada umumnya paragraf
argumentasi siswa pada siklus II lebih baik dibandingkan pada siklus I. Siswa-
siswa sudah memahami bagaimana membuat paragraf argumentasi yang baik.
Peningkatan aspek penilaian menulis karangan paragraf argumentasi siklus I dan
siklus II dapat dilihat pada tabel 41 berikut.
Tabel 42. Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf
Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui
Media Gambar Animasi Siklus I dan Siklus II
No. Aspek Penilaian Rata-rata Peningkatan
SI SII SI-SII Peningkatan
1 Kekritisan
mengidentifikasi masalah
berdasarkan gambar
animasi
78,13 82,81 4,68 5,9%
2. Pengembangan ide pokok
ke dalam paragaraf
argumentasi
71,5 84,37 12,87 18%
3. Kelengkapan isi paragraf
argumentasi
77,13 85,16 8,03 10,4%
4. Keefektivan kalimat 66,25 85,94 19,69 29,7%
5. Kohesi dan koherensi 65,44 84,37 18,93 28,9%
6. Kesesuaian judul dan isi 78,13 87,5 9,37 11,9%
7. Pemilihan kata 77,34 85,94 8,6 11,1%
8. Tampilan tulisan 74,22 83,59 9,37 12,6%
9. Ejaan dan tanda baca 69,5 83,59 14,09 20,3%
Nilai Rata-rata 73,12 84,75 11,63 16,05%
Berdasarkan tabel 42 di atas, menunjukkan bahwa hasil tes keterampilan
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media
203
gambar animasi dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 11,63
atau 16,05%, yaitu dari nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 73,12 menjadi
84,75 pada siklus II.
Aspek kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi
mengalami peningkatan, siklus I nilai rata-rata kelas 78,13 meningkat menjadi
82,81 pada siklus II. Peningkatan siklus I ke siklus II sebesar 4,68 atau 5,9%.
Peningkatan ini disebabkan pada siklus II gambar animasi dibuat lebih menarik
dan gambar animasi yang ditampilkan merupakan pilihan terbanyak siswa
sehingga mereka lebih tertarik dan teliti dalam mengamati gambar animasi
tersebut.
Aspek pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi
mengalami peningkatan, siklus I nilai rata-rata kelas 71,5 meningkat menjadi
84,37 pada siklus II. Peningkatan siklus I ke siklus II sebesar 12,87 atau 18%.
Peningkatan pada aspek ini terjadi karena gambar animasi yang dipilih pada siklus
II merupakan pilihan siswa, yaitu tentang gizi buruk. Selain itu, siswa juga
mengidentifikasi masalah yang ada dalam gambar animasi secara runtut sebelum
mereka menuliskannya ke dalam paragraf argumentasi.
Aspek kelengkapan isi paragraf mengalami peningkatan, siklus I nilai rata-
rata kelas 77,13 meningkat menjadi 85,16 pada siklus II. Peningkatan siklus I ke
siklus II sebesar 8,03 atau 10,4%. Peningkatan aspek kelengkapan isi paragraf
disebabkan oleh siswa dijelaskan kembali tentang hakikat, ciri-ciri dan langkah-
langkah paragraf argumentasi sehingga siswa yang awalnya belum paham menjadi
paham tentang paragraf argumentasi.
204
Aspek keefektivan kalimat mengalami peningkatan, siklus I nilai rata-rata
kelas 66,25 meningkat menjadi 85,94 pada siklus II. Peningkatan siklus I ke siklus
II sebesar 19,69 atau 29,7%. Siswa lebih memahami kalimat efektif setelah guru
memberikan materi menyunting, contoh kalimat efektif, dan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam kalimat efektif. Dengan demikian, siswa lebih mudah
memahami penulisan kalimat efektif.
Aspek kohesi dan koherensi mengalami peningkatan, siklus I nilai rata-rata
kelas 65,44 meningkat menjadi 84,37 pada siklus II. Peningkatan siklus I ke siklus
II sebesar 18,93 atau 28,9%. Peningkatan ini karena siswa sudah terlatih untuk
menggunakan kohesi dan koherensi pada tulisan argumentasi yang telah
dilaksanakan sebanyak 2 kali, yaitu siklus I dan siklus II.
Aspek kesesuaian judul dan isi mengalami peningkatan, siklus I nilai rata-
rata kelas 78,13 meningkat menjadi 87,5 pada siklus II. Peningkatan siklus I ke
siklus II sebesar 9,37 atau 11,9%. Pada siklus I, sebagian siswa ada yang lupa
memberikan judul pada hasil pekerjaan mereka. Oleh sebab itu, pada siklus II
guru mengingatkan siswa akan kriteria penilaian menulis paragraf argumentasi
yang salah satunya adalah kesesuaian judul dan isi.
Aspek pemilihan kata mengalami peningkatan, siklus I nilai rata-rata kelas
77,34 meningkat menjadi 85,94 pada siklus II. Peningkatan siklus I ke siklus II
sebesar 8,6 atau 11,1%. Peningkatan hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek
pilihan kata, siswa sudah mampu menggunakan kata yang sesuai dengan situasi.
Siswa sudah menggunakan kata yang baku dalam penulisan paragraf argumentasi.
205
Peningkatan aspek pilihan kata disebabkan oleh siswa diberi penguatan materi
menyunting oleh guru.
Aspek tampilan tulisan mengalami peningkatan, siklus I nilai rata-rata kelas
74,22 meningkat menjadi 83,59 pada siklus II. Peningkatan siklus I ke siklus II
sebesar 9,37 atau 12,6%. Peningkatan aspek tampilan tulisan disebabkan oleh
siswa diingatkan oleh guru tentang kriteria penilaiam menulis paragraf
argumentasi yang salah satunya adalah tampilan tulisan. Siswa menjadi lebih
berhati-hati dalam menulis sehingga tulisan terlihat rapi, bersih, dan terbaca.
Aspek ejaan dan tanda baca mengalami peningkatan, siklus I nilai rata-rata
kelas 69,5 meningkat menjadi 83,59 pada siklus II. Peningkatan siklus I ke siklus
II sebesar 14,09 atau 20,3%. Peningkatan ini terjadi karena siswa diberi materi
tentang menyunting sehingga siswa yang awalnya tidak paham tentang
penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar menjadi paham dan bisa
menggunakannya.
Peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi merupakan suatu
keberhasilan yang memuaskan. Setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan
model pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and
share melalui media gambar animasi hasil keterampilan menulis paragraf
argumentasi adalah 73,12 dan berada dalam kategori cukup. Hal ini disebabkan
oleh siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran dan siswa belum begitu
jelas dengan menulis paragraf argumentasi. Namun, setelah dilakukan perbaikan
pada siklus II, nilai rata-siswa meningkat sebesar 11,63 atau 16,05% menjadi
84,75. Pada siklus II, sebagian besar sudah mampu menulis paragraf argumentasi
206
dengan baik dan mencapai KKM, tetapi masih ada tiga siswa yang berada di
bawah KKM.
Berdasarkan hasil perbandingan tes di atas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam
menulis paragraf argumentasi. Hasil tes siklus II menunjukkan sebagian besar
siswa sudah berada di atas KKM, tetapi masih terdapat tiga siswa yang belum
mencapai KKM. Peneliti tidak melakukan remidi terhadap siswa yang berada di
bawah KKM karena penelitian yang dilakukan peneliti sudah sesuai dengan target
yang diinginkan serta mengalami peningkatan, karena lebih dari 75% siswa sudah
memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan minimal.
4.2.3 Perubahan Perilaku Siswa Setelah Mengikuti Pembelajaran Menulis
Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui
Media Gambar Animasi
Peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model think
pair and share melalui media gambar animasi diikuti pula perubahan perilaku
siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I, masih ada beberapa siswa yang
kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi
dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, siswa sering
bercanda dengan teman mereka pada saat proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil deskripsi perilaku ekologis, catatan harian, wawancara,
sosiometri, dan dokumentasi foto pada siklus I, dapat disimpulkan bahwa siswa
masih belum aktif dalam mengemukakan pendapatnya dan belum kritis. Pada saat
207
siswa menulis paragraf argumentasi masih terdapat siswa yang bersikap curang,
yaitu mencontek pekerjaan teman. Selain itu, siswa juga masih belum disiplin dan
belum bisa berdiskusi dengan baik. Berdasarkan hasil deskripsi perilaku ekologis
siklus I, masih terdapat perilaku siswa yang negatif, yaitu siswa berbicara,
bercanda, bahkan tiduran. Akan tetapi, pada siklus II perilaku siswa mengalami
peningkatan. Perubahan perilaku siswa akan dijabarkan sebagai berikut.
4.2.3.1 Keaktifan Siswa
Pada siklus I, masih terdapat siswa yang belum bersikap aktif. Mereka
masih malu-malu dalam mengungkapkan pendapat mereka dan bertanya apabila
mengalami kesulitan. Keaktifan siswa pada siklus II mengalami peningkatan.
Berdasarkan hasil deskripsi perilaku ekologis, catatan harian, sosiometri, dan
dokumentasi foto, siswa lebih semangat mengikuti pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi.
Siswa juga menjadi lebih aktif pada siklus II. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah
siswa yang aktif pada siklus II jauh lebih banyak dibandingkan pada siklus I.
Siswa lebih bisa mengungkapkan pendapat mereka kepada guru maupun kepada
teman mereka. Begitu pula ketika mereka mengalami kesulitan, mereka berani
bertanya kepada guru tentang kesulitan yang mereka alami. Peningkatan keaktifan
siswa dapat dilihat pada perbandingan dokumentasi foto siklus I dan siklus II
berikut.
208
(a) (b)
Gambar 18. Perbandingan Aktivitas Guru dan Siswa Melakukan
Tanya Jawab pada Siklus I dan II
Pada gambar 18 menunjukkan kegiatan guru melakukan tanya jawab pada
saat pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Gambar 18a merupakan kegiatan
guru melakukan tanya jawab pada siklus I. Pada kegiatan ini, masih terdapat
beberapa siswa yang kurang memperhatikan, mereka menulis, berbicara dengan
teman sebangku pada saat salah satu teman mereka menjawab pertanyaan dari
guru. Selain itu, ada juga berbicara dengan teman lain. Gambar 18b merupakan
kegiatan guru melakukan tanya jawab pada siklus II. Sebagian besar siswa sudah
aktif mengemukakan pendapat mereka, menanggapi pertanyaan yang diberikan
oleh guru, dan bertanya apabila mengalami kesulitan. Mereka mengacungkan jari
mereka ketika menjawab pertanyaan dari guru atau bertanya kepada guru. Pada
saat siswa menjawab pertanyaan dari guru, siswa yang lain juga mendengarkan
dan memperhatikan dengan baik.
209
(a) (b)
Gambar 19. Perbandingan Aktivitas Siswa Membacakan Hasil
Pekejaan Mereka pada Siklus I dan II
Pada gambar 19 menunjukkan aktivitas siswa membacakan hasil pekerjaan
mereka. Gambar 19a menunjukkan aktivitas siswa membacakan hasil pekerjaan
mereka pada siklus I. Dari gambar tersebut dapat terlihat ada siswa yang aktif
membacakan hasil pekerjaan mereka. Akan tetapi, sebagian siswa kurang
memperhatikan siswa yang membacakan hasil karyanya. Mereka sibuk berbicara
dengan teman sebangkunya dan teman dibelakangnya. Gambar 19b menunjukkan
aktivitas siswa membacakan hasil pekerjaan mereka pada siklus II. Pada gambar
tersebut dapat dijelaskan bahwa terdapat siswa yang aktif dalam membacakan
hasil pekerjaan mereka. Siswa tersebut tampak semangat dan siswa yang lain pun
memperhatikan dan menyimak dengan baik.
4.2.3.2 Kerja Sama Siswa dalam Kelompok
Kerja sama siswa dalam diskusi kelompok pada siklus II juga mengalami
peningkatan. Pada siklus I, masih banyak siswa yang pasif, susah diajak kerja
sama, dan gaduh pada saat diskusi kelompok. Pada siklus II ini, kerja sama siswa
210
dalam diskusi kelompok cenderung mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan
dengan sedikitnya siswa yang pasif dan gaduh sehingga diskusi kelompok
berjalan tertib dan teratur. Kerja sama sama dalam kelompok juga menjadi lebih
baik. Peningkatan kerja sama siswa dalam kelompok dapat dilihat pada
perbandingan dokumentasi foto siklus I dan siklus II berikut.
(a) (b)
Gambar 20. Perbandingan Aktivitas Siswa Berdiskusi Kelompok pada
Siklus I dan Siklus II
Pada gambar 20 menunjukkan aktivitas siswa berdiskusi kelompok. Gambar
20a menunjukkan aktivitas siswa berdiskusi kelompok pada siklus I. Dari gambar
tersebut dapat terlihat ada kelompok yang aktif, sungguh-sungguh, dan serius
dalam berdiskusi kelompok. Akan tetapi, masih ada kelompok yang kurang serius
dalam berdiskusi kelompok. Mereka sibuk bercanda dengan teman
sekelompoknya. Gambar 20b menunjukkan aktivitas siswa berdiskusi kelompok
pada siklus II. Pada gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa sebagian besar
kelompok sudah berdiskusi dengan baik. Dari gambar tersebut juga terlihat
diskusi kelompok berjalan dengan baik. Sebagian besar siswa tampak
bersemangat, antusias, dan sungguh dalam melakukan diskusi kelompok.
211
4.2.3.3 Kedisiplinan dan Tanggung Jawab Siswa
Kedisiplinan dan tanggung jawab siswa pada siklus II juga mengalami
peningkatan. Pada siklus I, kedisiplinan dan tanggung jawab siswa belum baik.
Hal ini dibuktikan dengan masih terdapat siswa yang tiduran dan malas menulis
paragraf argumentasi. Selain itu, masih terdapat siswa yang tidak jujur dengan
mencontek pekerjaan teman. Pada saat siswa membacakan hasil diskusi, masih
terdapat siswa yang sibuk mengobrol dan bercanda dengan teman yang lain.
Selain itu, ada juga siswa yang menggoda teman yang sedang maju di depan
kelas. Hal ini menunjukkan kedisplinan dan tanggung jawab siswa masih belum
baik.
Pada siklus II, siswa disiplin dan bertanggung jawab selama proses
pembelajaran berlangsung. Pada saat guru meminta siswa untuk mengamati
gambar animasi dan menulis paragraf argumentasi berdasarkan gambar animasi
yang telah diamati secara individu, siswa langsung menulis sesuai dengan
instruksi guru. Dalam hal ini dapat dideskripsikan bahwa kedisiplinan siswa dan
tanggung jawab mereka dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepada guru
sudah baik. Karena siswa merasa mempunyai tanggung jawab untuk mengerjakan
tugas yang diberikan guru. Pada siklus II ini, siswa juga sudah bersikap jujur,
tidak ada siswa yang mencontek pekerjaan teman. Hal ini menunjukkan bahwa
kedisplinan dan tanggung jawab siswa dalam menulis paragraf argumentasi sudah
baik. Selain itu, pada saat siswa membacakan hasil diskusi, siswa yang yang lain
mendengarkan dan memperhatikan dengan antusias. Hal ini menunjukkan
kedisplinan dan tanggung jawab siswa sudah baik. Peningkatan kedisplinan dan
212
tanggung jawab siswa dapat dilihat pada perbandingan dokumentasi foto siklus I
dan siklus II berikut.
(a) (b)
Gambar 21. Perbandingan Aktivitas Siswa Menulis Paragraf
Argumentasi pada Siklus I dan Siklus II
Pada gambar 21 menunjukkan aktivitas siswa menulis paragraf argumentasi.
Gambar 21a menunjukkan aktivitas siswa menulis paragraf argumentasi pada
siklus I. Dari gambar tersebut dapat terlihat siswa sedang menulis paragraf
argumentasi dengan serius dan sungguh-sungguh. Akan tetapi, masih ada siswa
yang mencontek pekerjaan teman dan tidak jujur. Gambar 21b menunjukkan
aktivitas siswa menulis paragraf argumentasi pada siklus II. Pada gambar tersebut
dapat dijelaskan bahwa sebagian besar siswa sudah menulis paragraf argumentasi
dengan baik. Dari gambar tersebut juga terlihat siswa antusias, serius, dan
sungguh dalam menulis paragraf argumentasi.
4.2.3.4 Kekritisan Siswa
Kekritisan siswa pada siklus II juga mengalami peningkatan. Pada siklus I,
siswa sudah cukup kritis dalam menganalisis gambar animasi dan menyunting
paragraf argumentasi. Akan tetapi, pada saat guru menampilkan gambar animasi,
213
masih terdapat siswa yang tidak memperhatikan dan berbicara dengan teman
mereka. Pada siklus II, siswa sudah mendengarkan penjelasan dari guru dengan
sungguh-sungguh. Mereka bersikap tenang pada saat guru menampilkan gambar
animasi, siswa mengamati dengan teliti gambar animasi tersebut dan menyunting
paragraf argumentasi teman dengan teliti. Peningkatan kekritisan siswa dapat
dilihat pada perbandingan dokumentasi foto siklus I dan siklus II berikut.
(a) (b)
Gambar 22. Perbandingan Aktivitas Guru Menunjukkan Gambar
Animasi pada Siklus I dan Siklus II
Pada gambar 22 menunjukkan aktivitas guru menunjukkan gambar animasi.
Gambar 22a menunjukkan aktivitas guru menunjukkan gambar animasi pada
siklus I. Dari gambar tersebut dapat terlihat masih ada siswa yang tidak
mengamati gambar animasi. Siswa tersebut justru mengobrol dengan teman
dibelakangnya. Gambar 22b menunjukkan aktivitas guru menunjukkan gambar
animasi pada siklus II. Pada gambar tersebut, dapat dijelaskan bahwa sebagian
besar siswa sudah mengamati gambar animasi dengan baik. Dari gambar tersebut
juga terlihat siswa antusias, serius, dan sungguh dalam mengamati gambar
animasi.
214
(a) (b)
Gambar 23. Perbandingan Aktivitas Siswa Menyunting Paragraf
Argumentasi Teman pada Siklus I dan Siklus II
Pada gambar 23 menunjukkan aktivitas siswa menyunting. Pada gambar 23a
menunjukkan aktivitas siswa menyunting pada siklus I. Berdasarkan gambar 23a
dapat dijelakan bahwa siswa sudah cukup kritis dalam menyunting pekerjaan
teman. Akan tetapi, dari foto tersebut terlihat masih terdapat siswa yang
menghadap belakang dan mengajak bicara temannya pada saat kegiatan
menyunting. Selain itu, masih terdapat siswa yang malas menyunting dan
bersandar pada tembok. Gambar 23b menunjukkan aktivitas siswa menyunting
pada siklus II. Pada gambar tersebut dapat terlihat bahwa sebagian besar siswa
sudah menyunting paragraf argumentasi milik teman. Mereka mengamati dengan
teliti hasil pekerjaan teman baik dari segi isi maupun bahasa.
4.2.3.5 Kemampuan Berbagi
Salah satu bentuk pendidikan karakter dalam pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi,
yaitu berbagi. Pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think
215
pair and share melalui media gambar animasi terdapat aktivitas diskusi. Kegiatan
diskusi ini bertujuan untuk melatih siswa bertukar informasi yang telah mereka
temukan pada tahap think dengan teman sekelompoknya sehingga kesulitan yang
dialami siswa dalam memahami isi gambar animasi dapat teratasi. Berdasarkan
hasil catatan harian, wawancara, dan dokumentasi foto pada siklus I, terdapat
beberapa siswa yang belum bisa berbagi dengan baik. Siswa masih merasa
kesulitan dalam melakukan diskusi. Masih banyak siswa yang pasif pada saat
diskusi kelompok. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II, siswa lebih bisa
berbagi dengan teman sekelompoknya. Siswa yang awalnya bercanda dengan
temannya pada saat kegiatan diskusi, pada siklus II mulai semangat mengikuti
diskusi dan bisa berbagi dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara dan catatan
harian, mereka sudah bisa berbagi dengan baik selama proses pembelajaran
menulis paragraf argumentasi.
(a) (b)
Gambar 24. Perbandingan Aktivitas Siswa Melaksanakan Think Pair
and Share pada Siklus I dan Siklus II
Pada gambar 24 menunjukkan aktivitas melakukan think pair and share.
Salah satu kegiatan think pair and share adalah menulis. Pada gambar 24a
menunjukkan aktivitas siswa menulis paragraf argumentasi pada siklus I. Gambar
216
tersebut menjelaskan bahwa masih terdapat siswa yang mencontek pekerjaan
teman mereka. Mereka tidak percaya dengan hasil pekerjaan mereka sendiri. Pada
gambar 24b menunjukkan aktivitas siswa menulis paragraf argumentasi pada
siklus II. Gambar tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah bersikap jujur dengan
menulis paragraf argumentasi secara individu. Mereka nampak serius dengan
tidak mengganggu teman mereka.
4.2.4 Perbandingan Hasil Penelitian Peningkatan Keterampilan Menulis
Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui
Media Gambar Animasi dengan Hasil Penelitian Kajian Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share
melalui Media Gambar Animasi” mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas
sebelum diberi tindakan hanya 69,03 dan berada dalam kategori cukup. Perilaku
siswa juga masih menunjukkan perilaku-perilaku negatif. Namun, setelah
dilaksanakan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair
and share melalui media gambar animasi pada siklus I dan II mengalami
peningkatan. Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model
think pair and share melalui media gambar animasi pada siklus I sebesar 73,12
dan berada dalam kategri cukup. Hasil tes pada siklus I belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal yang telah ditentukan oleh peneliti. Oleh karena itu, peneliti
melakukan perbaikan pada siklus II. Hasil tes menulis paragraf argumentasi pada
siklus II mengalami peningkatan sebesar 11,63 atau sebesar 16,05%, yaitu dari
217
nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 73,12 menjadi 84,75 pada siklus II.
Peningkatan hasil tes tersebut sangat memuaskan.
Peningkatan hasil tes menulis paragraf argumentasi dengan model think pair
and share melalui media gambar animasi diikuti dengan perubahan perilaku
siswa. Pada siklus I, masih ada beberapa siswa yang menunjukkan perilaku
negatif, yaitu siswa kurang bersemangat mengikuti pembelajaran, siswa kurang
memperhatikan penjelasan guru, sibuk berbicara, dan ada yang tidur pada saat
pembelajaran berlangsung. Namun, pada siklus II perilaku siswa mengalami
perubahan ke arah yang lebih positif. Siswa lebih bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran, mereka terlihat antusias, dan memperhatikan penjelasan guru,
sehingga suasana kelas pun menjadi lebih kondusif. Selain itu, siswa juga lebih
aktif dalam mengemukakan pendapatnya, lebih kritis, disiplin, tanggung jawab,
dan lebih bisa berbagi.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berkedudukan sebagai pelengkap
dari penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut, misalnya
penelitian yang dilakukan oleh Ni‟mah (2007), Hapsari (2008), Puryanti (2009),
Hindawati (2010), Mujahadah (2010), dan Sulistyani (2010). Perbedaan hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti sebelumnya akan dijabarkan sebagai berikut.
Penelitian yang dilakukan oleh Ni‟mah (2007) dalam skripsinya yang
berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Think Pair Share dalam Mata Pelajaran
Sejarah pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Semarang” menunjukkan bahwa hasil
uji perbedaan dua rata-rata pretes (t berada pada daerah penerimaan Ho)
218
disimpulkan tidak ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Uji perbedaan rata-rata postes kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol diperoleh bahwa kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok
kontrol. Estimasi rata-rata pada kelompok kontrol yaitu 61,62-66,71 dengan rata-
rata hasil belajar siswa 64,17 sedangkan estimasi rata-rata kelompok eksperimen
68,68-73,03 dengan rata-rata hasil belajar 70,85, berarti kelompok kontrol hasil
belajarnya lebih rendah dibandingkan dengan kelompok eksperimen, maka ada
pengaruh antara efektivitas model pembelajaran think pair share dalam mata
pelajaran sejarah pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang.
Penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2008) dalam penelitiannya yang
berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi dengan
Media Gambar Karikatur Politik pada Siswa Kelas XI Jurusan Akuntansi SMK
Veteran Semarang Tahun Ajaran 2007/2008” diperoleh hasil penelitian yang
menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis karangan argumentasi
dengan menggunakan media gambar karikatur politik sebesar 3,51%. Skor rata-
rata kelas pada tahap prasiklus sebesar 6,97 dan mengalami peningkatan sebesar
3% menjadi 9,17. Kemudian pada siklus II skor rata-rata kelas meningkat menjadi
10,35. Setelah digunakan pembelajaran menggunakan media gambar karikatur
politik terjadi perubahan tingkah laku. Siswa yang sebelumnya merasa kurang
siap dan aktif dalam pembelajaran menjadi siap dan lebih aktif mengikuti
pembelajaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Puryanti (2009) dalam penelitiannya yang
berjudul “Penerapan Metode Problem Solving untuk Meningkatkan Keterampilan
219
Menulis Karangan Argumentasi pada Siswa Kelas X-2 SMA Islam Sudirman
Tembarak Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2008/2009” menunjukkan
bahwa keterampilan menulis karangan argumentasi berdasarkan metode problem
solving terbukti mengalami peningkatan. Hasil tes rata-rata pada siklus I adalah
69,64 atau termasuk kategori baik, sedangkan nilai rata-rata pada siklus II sebesar
85,12 atau termasuk kategori sangat baik. hal ini membuktikan adanya
peningkatan dari siklus I ke siklus II sebanyak 15,12 atau sebesar 21,95%.
Perubahan tingkah laku siswa dapat dilihat secara jelas pada saat pembelajaran.
Berdasarkan hasil data nontes siklus I, masih tampak perilaku negatif siswa saat
pembelajaran berlangsung. Pada siklus II perilaku negatif siswa semakin
berkurang dan perilaku positif siswa semakin bertambah.
Penelitian yang dilakukan oleh Hindawati (2010) dalam penelitiannya yang
berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi melalui
Media Teks Berita dengan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
pada Siswa Kelas X-4 SMA Negeri 3 Brebes” menunjukkan bahwa analisis data
penelitian keterampilan menulis karangan argumentasi siswa dari siklus I dan
siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas dalam menulis karangan
argumentasi siklus I sebesar 68,18. Pada siklus II mengalami peningkatan sebesar
16,54% atau dengan nilai 79,46. Peningkatan keterampilan menulis karangan
argumentasi diikuti dengan perubahan perilaku siswa. Perubahan perilaku
tersebut, yaitu dari perilaku negatif menjadi perilaku positif.
Penelitian yang dilakukan oleh Mujahadah (2010) dalam penelitiannya yang
berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Menulis Argumentasi
220
melalui Media Komik dalam Konteks Pekerjaan dengan Model Problem Terbuka
(OE: Open Ended) Siswa Kelas XI SMK N 2 Kendal” menunjukkan adanya
peningkatan keterampilan menulis karangan argumentasi dari prasiklus, siklus I,
dan siklus II. Hal ini tampak dari peningkatan rata-rata hasil tes keterampilan
siswa. Hasil tes menulis karangan argumentasi dari siklus I ke siklus II mengalami
peningkatan. Nilai rata-rata hasil prasiklus I 55,68 meningkat pada siklus I dengan
nilai rata-rata 63,35. Nilai rata-rata hasil siklus I 63,35 meningkat pada siklus II
dengan nilai rata-rata 76,74 yaitu meningkat sebesar 13,39 atau sebesar 19,11%.
Perilaku siswa kelas XI jurusan Mekanik Otomotif 3 SMK N 2 Kendal setelah
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media komik dalam konteks
pekerjaan melalui model open ended mengalami perubahan ke arah positif.
Penelitian yang dilakukan oleh Sulistyani (2010) dalam penelitiannya yang
berjudul “Peningkatan Keterampilan menulis Artikel dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Think Pair and Share melalui Media Majalah Dinding pada Siswa
Kelas IX SMP Muhammadiyah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun
Ajaran 2009/2010” diketahui bahwa keterampilan menulis artikel siswa pada
tahap prasiklus, nilai rata-rata yang dicapai sebesar 56,69 dalam kategori cukup.
Setelah dilakukan tindakan menggunakan metode pembelajaran kooperatif think
pair and share melalui media majalah dinding pada siklus I, nilai rata-rata yang
dicapai sebesar 64,5 dengan kategori cukup. Pada siklus II nilai rata-rata yang
dicapai rata-rata sebesar 75,61 dalam kategori baik. Hal ini berarti mengalami
peningkatan sebesar 11,11 atau 17,22% dari siklus I ke siklus II dan 7,75% dari
prasiklus ke siklus I. Selain itu, perilaku-perilaku negatif siswa selama mengikuti
221
pembelajaran pada tahap prasiklus dan siklus I mengalami perubahan ke arah
positif pada siklus II.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan
keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi diposisikan sebagai pelengkap dari penelitian-
peneltian sebelumnya. Peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi
dengan model think pair and share melalui media gambar animasi belum pernah
dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan sebagai pelengkap dari
penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan peneliti berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Peneliti dalam
penelitian ini menggunakan model think pair and share untuk meningkatkan
keterampilan menulis paragraf argumentasi. Selain itu, peneliti juga menggunakan
media gambar animasi untuk memudahkan siswa dalam menulis paragraf
argumentasi.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berjudul “Peningkatan Keterampilan
Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui
Media Gambar Animasi pada Siswa Kelas X-8 SMA N 1 Bae Kudus” mengkaji
keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi. Nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 73,12
dengan kategori cukup. Nilai rata-rata pada siklus I belum memenuhi kriteria
ketuntasan minimal yang telah ditentukan oleh peneliti, yaitu 80 sehingga
dilakukan perbaikan pada siklus II. Pada siklus II, nilai rata-rata kelas meningkat
sebesar 16,05% menjadi 84,75 dalam kategori baik.
222
Selama proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model
think pair and share melalui media gambar animasi juga terlihat adanya
perubahan perilaku siswa dari arah yang negatif menuju ke arah yang lebih positif.
Siswa secara bertahap mulai bisa menyesuaikan pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi
yang dilakukan oleh peneliti. Perubahan perilaku siswa dapat dilihat dari
keaktifan, kerja sama, kekritisan, kedisiplinan dan tanggung jawab, serta
kemampuan berbagi. Setelah dilakukan pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi,
siswa menjadi lebih aktif, mudah diajak kerja sama, kritis, disiplin dan tanggung
jawab, serta lebih bisa berbagi.
223
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Simpulan dari hasil penelitian tentang keterampilan menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi
pada siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus adalah sebagai berikut.
1) Proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair
and share melalui media gambar animasi pada siklus I dan siklus II secara
keseluruhan memiliki alur yang hampir sama. Akan tetapi, peneliti
melakukan perbaikan proses pembelajaran pada siklus II. Pada siklus I, siswa
menulis paragraf argumentasi berdasarkan gambar animasi yang telah
ditentukan oleh guru, sedangkan pada siklus II, siswa menulis paragraf
argumentasi berdasarkan gambar animasi yang diperoleh berdasarkan suara
terbanyak pilihan siswa. Pada siklus I, siswa mendapat materi menyunting
secara sekilas, sedangkan pada siklus II siswa mendapat penguatan materi
menyunting, kemudian praktik menyunting hasil pekerjaan teman.
Berdasarkan hasil catatan harian siswa, siswa kesulitan melakukan diskusi
dan menulis paragraf argumentasi. Oleh karena itu, guru memberikan arahan
pada siswa untuk mencatat informasi yang telah mereka temukan sehingga
pada saat diskusi mereka lebih mudah melakukan diskusi. Selain itu, pada
siklus II guru juga memberikan arahan pada siswa untuk mencatat identifikasi
masalah yang ada dalam gambar animasi, kemudian mengembangkannya ke
dalam paragraf argumentasi. Adanya perbaikan pada siklus II menjadikan
224
pembelajaran menulis paragraf argumentasi mengalami peningkatan dan
proses pembelajaran berjalan lancar.
2) Keterampilan paragraf argumentasi siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae
Kudus mengalami peningkatan setelah diterapkan pembelajaran menulis
paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media
gambar animasi. Nilai rata-rata klasikal pada prasiklus sebesar 69,03 yang
termasuk kategori cukup. Kemudian nilai rata-rata siklus I sebesar 73,12 yang
masuk dalam kategori cukup. Terjadi peningkatan hasil keterampilan menulis
paragraf argumentasi sebesar 4,09 atau 5,92%. Walaupun sudah mengalami
peningkatan dari prasiklus ke siklus I, namun hasil tersebut belum memenuhi
target nilai rata-rata kelas yang sudah ditentukan, yaitu 80. Sementara itu,
nilai rata-rata klasikal pada siklus II sebesar 84,75 yang masuk dalam
kategori baik. Hasil tersebut sudah memenuhi target nilai rata-rata kelas yang
ditentukan. Dengan demikian, terjadi peningkatan hasil keterampilan menulis
paragraf argumentasi sebesar 15,72 atau 22,77% dari prasiklus ke siklus II
dan 11,63 atau sebesar 16,05% dari siklus I ke siklus II.
3) Perilaku siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus setelah mengikuti
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and
share melalui media gambar animasi mengalami perubahan ke arah positif.
Perubahan tingkah laku siswa ini dapat dibuktikan dengan data nontes. Data
nontes tersebut antara lain berupa deskripsi perilaku ekologis, catatan harian
siswa, catatan harian guru, wawancara, dan dokumentasi foto. Berdasarkan
hasil data nontes pada siklus I, masih tampak perilaku negatif siswa saat
225
pembelajaran berlangsung. Mereka masih belum aktif, bekerja sama dalam
kelompok, kritis, disiplin, tanggung jawab, dan berbagi dengan baik. Pada
siklus II, siswa mengalami perubahan ke arah yang lebih positif. Siswa
menjadi lebih aktif, mudah bekerja sama dalam kelompok, kritis, disiplin,
tanggung jawab, dan berbagi dengan temannya.
5.2 Saran
Atas dasar simpulan dari penelitian di atas, maka saran yang dapat peneliti
sampaikan adalah sebagai berikut.
1) Ditemukan kelemahan pada pembelajaran menulis paragraf argumentasi
dengan model think pair and share melalui media gambar animasi dalam
pembentukan kelompok dan media gambar animasi yang digunakan. Oleh
karena itu, jika guru bahasa Indonesia menggunakan model tersebut
hendaknya memandu siswa dalam pembentukan kelompok, diskusi
kelompok, dan memilih gambar animasi yang sesuai dengan tingkat
pemahaman siswa.
2) Ada siswa yang tidak suka dengan anggota kelompoknya. Oleh karena itu,
perlu dilakukan penelitian untuk meningkatkan rasa sosial siswa.
3) Tidak semua gambar animasi cocok sebagai media pembelajaran. Oleh
karena itu, dalam memilih gambar animasi harus teliti dan disesuaikan
dengan tingkat pemahaman siswa.
226
4) Bahasa media gambar animasi tidak sesuai dengan tingkat pemahaman siswa.
Jadi, perlu persiapan untuk memilih media gambar animasi yang sesuai
dengan tingkat pemahaman siswa.
5) Bagi para peneliti di bidang pendidikan maupun nonpendidikan dapat
menerapkan model think pair and share melalui media gambar animasi
sebagai alternatif model dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi,
karena dengan model tersebut guru dapat melihat kinerja siswa dalam
kelompok sehingga siswa akan lebih merasa senang dalam proses
pembelajaran.
227
DAFTAR PUSTAKA
Aguk Irawan, MN. 2008. Cara Asyik menjadi Penulis Beken. Yogyakarta: Arti
Bumi Intaran.
Alfiansyah, Muhammad. 2009. “Paragraf Argumentatif”. www.sentra-
edukasi.com/2009/11/paragraf-argumentatif.html. (Diunduh pada tanggal 14
April 2010).
Arends, Richard L. 2008. Learning to Teach (Belajar untuk Mengajar). Jakarta:
Pustaka Pelajar.
Ariasdi. 2008. “Panduan Pengembangan Multimedia Pembelajaran”.
ariasdimultimedia.wordpress.com/.../panduan-pengembangan-multimedia-
pembelajaran/. (Diunduh pada Tanggal 14 April 2010).
Carss, Diane Wendy. 2007. “The Effects of Using Think-Pair-Share During
Guided Reading Lessons”. http://adt.waikato.ac.nz/uploads/approved/adt-
uow20070323.153003/public/02whole.pdf. (Diunduh pada Tanggal 14 Juni
2010).
Dzaki, Muhammad Faiq. 2009. “Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair
and Share (TPS)”. penelitiantindakankelas.blogspot.com/.../model-
pembelajaran-kooperatif-tipe_9935.html. (Diunduh pada tanggal 20 Maret
2010).
Gie, The Liang. 1995. Terampil Mengarang. Yogyakarta: ANDI.
Hapsari, Dian Kurnia. 2008. “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan
Argumentasi dengan Media Gambar Karikatur Politik pada Siswa Kelas XI
Jurusan Akuntansi SMK Veteran Semarang Tahun Ajaran 2007/2008”.
Skripsi. Unnes, Semarang.
Hernawati. 2007. “Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Think Pair
and Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII E SMPN 14
Tegal dalam Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel”.
digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH118d/...dir/doc.pdf.
(Diunduh pada Tanggal 20 Maret 2010).
Hindawati, Risma Astria Bundy. 2010. “Peningkatan Keterampilan Menulis
Karangan Argumentasi melalui media Teks Berita dengan Model
Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Pada Siswa Kelas X-4 SMA
Negeri 3 Brebes”. Skripsi. Unnes, Semarang.
228
Kelompok Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. 1992. Keterampilan Membaca dan
Keterampilan Menulis. Malang: YA3 Malang.
Keraf, Gorys. 1995. Eksposisi Komposisi Lanjutan II. Jakarta: Grasindo.
. 2000. Argumentasi dan Narasi Komposisi Lanjutan III. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Komaidi, Didik. 2007. Aku Bisa Menulis. Yogyakarta: Sabda.
Muhfida. 2006. “Model-model Pembelajaran”.
www.muhfida.com/modelpembelajaran.html. (Diunduh pada tanggal 20
Maret 2010).
Mujahadah, Fanni. 2010. “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan
Argumentasi melalui Media Komik dalam Konteks Pekerjaan dengan
Model Problem Terbuka (OE: Open Ended) Siswa Kelas XI SMK N 2
Kendal”. Skripsi. Unnes, Semarang.
Neeta, Nande C.K. 2005. “Socioculture and Students Argument Writing in
English: A Case Study from the Vhembe District, Limpopo Province, South
Africa”. http://upetd.up.ac.za/thesis/available/etd1/unrestricted/00front.pdf.
(Diunduh pada Tanggal 14 Juni 2010).
Ni‟mah, Evi Masluhatun. 2007. “Efektivitas Model Pembelajaran Think Pair
Share dalam Mata Pelajaran Sejarah pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3
Semarang”. digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HA/doc.pdf.
(Diunduh pada Tanggal 20 Maret 2010).
Nurhadi dan Agus Gerrad Senduk. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan
Penerapannya dalam KBK. Malang: UM Press.
Nystrand, Martin dan Nelson Graff. 2000. “Report in Argument's Clothing: An
Ecological Perspective on Writing Instruction”.
http://cela.albany.edu/reports/nystrand/nystrandreport13007.pdf. (Diunduh
pada Tanggal 14 Juni 2010).
Puryanti. 2009. “Penerapan Metode Problem Solving untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi pada Siswa Kelas X-2 SMA
Islam Sudirman Tembarak Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran
2008/2009”. Skripsi. Unnes, Semarang.
Putra, R. Masri Sareb. 2007. How to Write Your Own Text Book. Bandung: Kolbu.
229
Romli, ASM. 2007. “Faidah Menulis”.
http://jurnalistikuinsgd.wordpress.com/2007/05/25/faidah-menulis/.
(Diunduh pada tanggal 15 Maret 2010).
Sofian. 2009. “Melihat Manfaat Gambar Animasi”. bikin.web.id/tag/gambar-
animasi/ - (Diunduh pada Tanggal 20 Maret 2010).
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2007. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo
Sujanto, MS. 1988. Keterampilan Berbahasa Membaca-Menulis-Berbicara untuk
Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: P2LPTK.
Sulistyani, Arum Tyas. 2010. “Peningkatan Keterampilan Menulis Artikel dengan
Metode Pembelajaran Kooperatif Think Pair and Share Melalui Media
Majalah Dinding pada Siswa Kelas IX SMP Muhammadiyah, Kec Kesesi,
Kab. Pekalongan Tahun Ajaran 2009/2010”. Skripsi. Unnes, Semarang.
Suparno dan Mohamad Yunus. 2007. Modul Keterampilan Menulis. Universitas
Terbuka.
Suriamiharja, Agus, H. Akhlah Husen, dan Nunuy Nurjanah. 1996/1997. Petunjuk
Praktik Menulis. Jakarta: Depdikbud.
Tarigan, Djago. 1979. Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung:
Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1983. Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Wagiran dan Mukh. Doyin. 2005. Curah Gagasan: Pengantar Penulisan Karya
Ilmiah. Semarang: Rumah Indonesia.
Wagiran, Isti Hidayah, dan Yusro Edy Nugroho. 2009. “Pengembangan Media
Pembelajaran”. Makalah disajikan dalam Seminar Pengembangan Media
Pembelajaran, Semarang, 22 Maret.
Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Yudhiantoro, Dhani. 2003. Panduan Lengkap Macromedia Flash MX.
Yogyakarta: ANDI.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
229
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Bae Kudus
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/II
Standar Kompetensi : mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan
teks pidato
Kompetensi Dasar : menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam
bentuk paragraf argumentasi
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf
argumentasi
B. Materi Pokok
1) Pengertian paragraf argumentasi
2) Ciri-ciri paragraf argumentasi
3) Langkah-langkah menulis paragraf argumentasi
4) Penggunaan bahasa dan EYD
5) Cara menyunting dan menemukan kesalahan penggunaan bahasa, ejaan, dan
tanda baca
C. Model Pembelajaran
Model: Think Pair and Share
230
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I (2x45’)
No. Kegiatan Metode/
teknik
Alokasi
Waktu
Karakter
1. Kegiatan Awal
a. Guru mengondisikan siswa agar siap
mengikuti pelajaran
b. Guru menginformasikan materi yang akan
dipelajari pada hari ini
c. Guru bertanya tentang pengalaman siswa
dalam menulis paragraf argumentasi
d. Guru memberikan penjelasan kepada siswa
tentang tujuan dan manfaat dari pembelajaran
menulis paragraf argumentasi
Ceramah
Tanya
jawab
Tanya
jawab
Ceramah
5 menit
Santun
Tertib
Kritis
Antusias
Santun
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Siswa dan guru bertanya jawab tentang
hakikat, ciri-ciri, dan langkah-langkah
menulis paragraf argumentasi
b. Guru menginformasikan kepada siswa tentang
kriteria penilaian menulis paragraf
argumentasi
Elaborasi
a. Siswa menyimak penjelasan dari guru
mengenai proses pembelajaran yang akan
dilakukan
b. Siswa mengamati gambar animasi yang
Tanya
jawab
Ceramah
Ceramah
Inkuiri
75
menit
Kritis
Antusias
Semangat
Tertib
Tertib
Santun
Kritis
231
No. Kegiatan Metode/
teknik
Alokasi
Waktu
Karakter
ditampilkan oleh guru melalui LCD dan
mencatat masalah-masalah yang
ditemukan dari gambar animasi tersebut
(think)
c. Siswa berkelompok @ 4 orang
d. Siswa secara berkelompok berdiskusi
dengan teman sekelompoknya untuk
mengidentifikasi dan menuliskan tentang
temuan masalah-masalah yang terdapat
dalam gambar animasi (pair)
e. Perwakilan tiap kelompok
mempresentasikan hasil temuan masalah-
masalah yang telah didiskusikan di depan
kelas (share)
f. Siswa secara individu diminta untuk
menulis paragraf argumentasi sesuai
dengan identifikasi masalah yang telah
dibahas dalam diskusi kelompok
Konfirmasi
a. Siswa membacakan hasil pekerjaan
mereka
b. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya
untuk dinilai guru
Diskusi
Demons-
trasi
Inkuiri
Unjuk
kerja
Antusias
Aktif
Kerja
sama
Percaya
diri
Kritis
Tertib
Percaya
diri
232
No. Kegiatan Metode/
teknik
Alokasi
Waktu
Karakter
3. Kegiatan Akhir
a. Guru mengajukan pertanyaan kepada
semua siswa mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan pelajaran yang telah
dilakukan
b. Guru bersama dengan siswa
menyimpulkan pelajaran
c. Guru menugasi siswa untuk membuat
paragraf argumentasi di rumah
Tanya
jawab
Ceramah
Ceramah
10
menit
Aktif
Kritis
Aktif
Kritis
Tanggung
jawab
Pertemuan II (2x45’)
No. Kegiatan Metode/
teknik
Alokasi
Waktu Karakter
1. Kegiatan awal
a. Guru mengondisikan siswa agar
siap mengikuti pelajaran
b. Guru bertanya jawab dengan siswa
mengenai pembelajaran
sebelumnya dan kesulitan yang
dialami siswa
c. Guru memberikan motivasi kepada
siswa
d. Guru memberikan penjelasan
kepada siswa tentang tujuan dan
manfaat dari pembelajaran menulis
paragraf argumentasi
Ceramah
Tanya
jawab
Ceramah
Ceramah
5 menit
Santun
Tertib
Kritis
Antusias
Semangat
Tertib
233
No. Kegiatan Metode/
teknik
Alokasi
Waktu Karakter
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Siswa dan guru bertanya jawab
tentang tugas yang diberikan dan
mengulas pada pertemuan
sebelumnya
b. Siswa dan guru bertanya jawab
tentang cara menyunting paragraf
argumentasi
c. Siswa menukar hasil pekerjaan
mereka dengan teman sebangku
untuk disunting
d. Siswa mengembalikan hasil
suntingan kepada pemiliknya
e. Guru mengingatkan kepada siswa
tentang kriteria penilaian menulis
paragraf argumentasi
Elaborasi
a. Siswa menyimak penjelasan dari
guru mengenai proses
pembelajaran yang akan
dilakukan
b. Siswa mengamati gambar
animasi dan mencatat masalah-
masalah yang ditemukan dari
gambar animasi tersebut (think)
Tanya
jawab
Inkuiri
Tanya
jawab
Ceramah
Ceramah
Inkuiri
75
menit
Antusias
Aktif
Kritis
Antusias
Semangat
Tertib
Santun
Kritis
234
No. Kegiatan Metode/
teknik
Alokasi
Waktu Karakter
c. Siswa berkelompok @ 4 orang
d. Siswa secara berkelompok
berdiskusi dengan teman
sekelompoknya untuk
mengidentifikasi dan menuliskan
tentang temuan masalah-masalah
yang terdapat dalam gambar
animasi (pair)
e. Perwakilan tiap kelompok
mempresentasikan hasil temuan
masalah-masalah yang telah
didiskusikan di depan kelas
(share)
f. Siswa secara individu diminta
untuk menulis paragraf
argumentasi sesuai dengan
identifikasi masalah yang telah
dibahas dalam diskusi kelompok
Konfirmasi
a. Siswa membacakan hasil
pekerjaan mereka
b. Siswa mengumpulkan hasil
pekerjaannya untuk dinilai guru
Diskusi
Demons-
trasi
Inkuiri
Unjuk kerja
Aktif
Kerja sama
Percaya diri
Kritis
Tertib
Percaya diri
235
No. Kegiatan Metode/
teknik
Alokasi
Waktu Karakter
3. Kegiatan Akhir
a. Guru mengajukan pertanyaan
kepada semua siswa mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan
pelajaran yang telah dilakukan
b. Guru bersama dengan siswa
menyimpulkan pelajaran
Tanya
jawab
Ceramah
10
menit
Aktif
Kritis
Aktif
Kritis
E. Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber :
- BSE Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia kelas X SMA/MA, pengarang Adi
Abdul Somad, dkk.
- LKS Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X Semester II
Media :
- Contoh paragraf argumentasi
- Gambar animasi
- Powerpoint materi paragraf argumentasi
F. Penilaian
No. Indikator Teknik
Penulisan
Bentuk
Penilaian
Instrumen
1. Siswa mampu
menentukan topik dan
mengidentifikasi
masalah-masalah yang
ada dalam gambar
animasi
Tulis Uraian Dari gambar animasi
tersebut, tentukan topik
dan identifikasi masalah
agar bisa dijadikan
paragraf argumentasi!
236
No. Indikator Teknik
Penulisan
Bentuk
Penilaian
Instrumen
2. siswa mampu menulis
paragraf argumentasi
berdasarkan gambar
animasi
Tulis Rubrik Buatlah paragraf
argumentasi berdasarkan
gambar animasi yang
ditampilkan!
3. siswa mampu
menyunting paragraf
argumentasi yang
ditulis teman
Tulis Rubrik Suntinglah paragraf
argumentasi milik
temanmu!
Skor Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi
No. Aspek Penilaian Skor Bobot Skor
Maksimal
1. Kekritisan mengidentifikasi masalah
berdasarkan gambar animasi
4 3 12
2. Pengembangan ide pokok ke dalam
paragaraf argumentasi
4 2 8
3. Kelengkapan isi paragraf argumentasi 4 8 32
4. Keefektivan kalimat 4 2 8
5. Kohesi dan koherensi 4 2 8
6. Kesesuaian judul dan isi 4 2 8
7. Pemilihan kata 4 2 8
8. Tampilan tulisan 4 2 8
9. Ejaan dan tanda baca 4 2 8
Jumlah 100
237
Kriteria Penilaian Menulis Paragraf Argumentasi
No. Aspek
Penilaian
Kriteria Skor Kategori
1. Kekritisan
mengidentifi-
kasi masalah
berdasarkan
gambar
animasi
e. Dapat menganalisis masalah
mulai dari peristiwa yang
terjadi, penyebab terjadinya
permasalahan, dan bukti yang
konkret
f. Tidak memenuhi salah satu
karakteristik
g. Tidak memenuhi 2 karakteristik
h. Tidak memenuhi karakteristik
sama sekali
4
3
2
1
Sangat
baik
Baik
Cukup
Kurang
2. Pengembang-
an ide pokok
ke dalam
paragaraf
argumentasi
e. Memenuhi 3 syarat, yaitu ide
dikembangkan secara rinci,
runtut, dan orisinil
f. Memenuhi 2 syarat
g. Memenuhi 1 syarat
h. Tidak memenuhi persyaratan
pengembangan ide pokok yang
baik dan benar
4
3
2
1
Sangat
baik
Baik
Cukup
Kurang
3. Kelengkapan
isi paragraf
argumentasi
e. Terdapat pendapat, fakta-fakta
yang logis sebagai bukti, dan
simpulan yang tepat
f. Salah satu karakteristik paragraf
argumentasi tidak ada
4
3
Sangat
baik
Baik
238
No. Aspek Penilaian Kriteria Skor Kategori
g. Dua karakteristik paragraf
argumentasi tidak ada
h. Tidak memenuhi karakteristik
paragraf argumentasi
2
1
Cukup
Kurang
4. Keefektivan
kalimat
e. Memenuhi 3 syarat, yaitu
kesatuan gagasan, kehematan,
dan kevariasian
f. Tidak memenuhi salah satu
karakteristik
g. Tidak memenuhi 2 karakteristik
h. Tidak memenuhi karakteristik
kalimat efektif
4
3
2
1
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
5. Kohesi dan
koherensi
e. Keterkaitan antar kalimat jelas
dan saling berkaitan
f. Ditemukan 1 kalimat yang tidak
berkaitan
g. Ditemukan 2 kalimat yang tidak
berkaitan
h. Ditemukan 3 atau lebih kalimat
yang tidak berkaitan
4
3
2
1
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
6. Kesesuaian judul
dan isi
e. Memenuhi 3 syarat, yaitu judul
menarik, relevan gambar
animasi, dan sesuai dengan
informasi yang ditulis
f. Memenuhi 2 syarat
4
3
Sangat baik
Baik
239
No. Aspek
Penilaian
Kriteria Skor Kategori
g. Hanya memenuhi 1 syarat
h. Tidak memenuhi persyaratan
penentuan judul yang baik
2
1
Cukup
Kurang
7. Pemilihan
kata
e. Pilihan kata sangat sesuai dengan
topik yang dibahas
f. Pilihan kata sesuai dengan topik yang
dibahas
g. Pilihan kata cukup sesuai dengan topik
yang dibahas
h. Pilihan kata kurang sesuai dengan
topik yang dibahas
4
3
2
1
Sangat
baik
Baik
Cukup
Kurang
8. Tampilan
tulisan
e. Tulisan jelas, terbaca, dan tidak ada
coretan
f. Tulisan terbaca dan ada sedikit coretan
g. Tulisan kurang terbaca dan banyak
coretan
h. Tulisan sulit dibaca dan banyak
coretan
4
3
2
1
Sangat
baik
Baik
Cukup
Kurang
9. Ejaan dan
tanda baca
e. Kesalahan penggunaan ejaan dan
tanda baca 0-5
f. Kesalahan penggunaan ejaan dan
tanda baca 6-10
g. Kesalahan penggunaan ejaan dan
tanda baca 11-15
h. Kesalahan penggunaan ejaan dan
tanda baca di atas 16
4
3
2
1
Sangat
baik
Baik
Cukup
Kurang
240
Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Argumentasi
No. Nilai Kategori
1. 85-100 Sangat baik
2. 75-84 Baik
3. 60-74 Cukup
4. 0-59 Kurang
Perhitungan Nilai Akhir :
Nilai Akhir = Perolehan skor
Skor maksimum × skor ideal (100)
Kudus, 27 April 2011
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Dian Novita Elly, S. Pd. Ikha Novita
NIP 198011012008012010 NIM 2101407148
Mengetahui,
Kepala SMA N 1 Bae Kudus
Drs. H. Su’ad, M. Pd.
NIP 195908011983021004
241
Lampiran Materi
- Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi uraian atau gagasan untuk
memperdebatkan, mempengaruhi, meyakinkan, mengubah sikap dan pendapat orang
lain, atau membuktikan suatu kebenaran dari suatu masalah, agar orang lain atau
pembaca percaya dan berusaha untuk membuktikan gagasan dari suatu pemecahan
masalah tersebut.
- Ciri-ciri paragraf argumentasi adalah paragraf argumentasi yang disajikan berusaha
untuk memperkuat gagasan, mengubah pandangan dan sikap, mempengaruhi dan
meyakinkan pembaca dengan selalu mengungkapkan fakta sebagai alat bukti untuk
memperkuat kekuatan argumen/pendapat penulis secara teoretis, empiris, praktis,
maupun logis.
- Langkah-Langkah Menulis Paragraf Argumentasi
(1) Menentukan topik paragraf argumentasi
(2) Mengidentifikasi masalah-masalah berdasarkan topik yang telah ditentukan
(3) Menyusun kerangka paragraf argumentasi berdasarkan identifikasi masalah-
masalah yang telah ditemukan
(4) Mengembangkan kerangka paragraf argumentasi
(5) Anda dapat menggunakan kata penghubung antarkalimat (oleh karena itu, dengan
demikian, oleh sebab itu).
- Pola Pengembangan Paragraf Argumentasi
• Induksi
• Analogi
• Generalisasi
• Deduksi
• Sebab-akibat
• Akibat-sebab
- Penalaran induksi adalah bentuk penalaran yang bertolak dari pernyataan khusus
kemudian menarik kesimpulan secara lebih umum.
- Penalaran deduksi adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan umum yang dipakai
untuk mengamati pernyataan khusus sebagai dasar mengambil simpulan.
- Pola penalaran sebab-akibat, yakni menyampaikan terlebih dahulu sebab-sebabnya
dan diakhiri dengan pernyataan sebagai akibat dari sebab tersebut.
- Dalam penggunaannya, penalaran sebab akibat dapat disajikan menjadi akibat sebab.
Artinya, menyampaikan terlebih dahulu akibatnya, kemudian dicari sebab-sebabnya.
242
- Model think pair and share terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) think,
menyampaikan inti materi, mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan
pelajaran; (2) pair, berpasangan dan berdiskusi mengenai apa yang telah dipikirkan,
guru memimpin pleno dan tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya, guru
mengarahkan pembicaraan pada materi/permasalahan yang belum diungkap siswa;
dan (3) share, berpasang-pasangan untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas
secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan dan membuat
simpulan.
243
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Bae Kudus
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/II
Standar Kompetensi : mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan
teks pidato
Kompetensi Dasar : menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam
bentuk paragraf argumentasi
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk
paragraf argumentasi
B. Materi Pokok
1) Pengertian paragraf argumentasi
2) Ciri-ciri paragraf argumentasi
3) Langkah-langkah menulis paragraf argumentasi
4) Penggunaan bahasa dan EYD
5) Cara menyunting dan menemukan kesalahan penggunaan bahasa, ejaan, dan
tanda baca
C. Model Pembelajaran
Model: Think Pair and Share
244
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I (2x45’)
No. Kegiatan Metode/
teknik
Alokasi
Waktu
Karakter
1. Kegiatan Awal
e. Guru mengondisikan siswa agar siap
mengikuti pelajaran
f. Guru menginformasikan materi yang
akan dipelajari pada hari ini
g. Guru memberikan penjelasan kepada
siswa tentang tujuan dan manfaat dari
pembelajaran menulis paragraf
argumentasi
Ceramah
Tanya
jawab
Ceramah
5 menit
Santun
Tertib
Antusias
Santun
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Siswa dipersilakan bertanya tentang
materi pelajaran yang belum
dipahami
b. Siswa dan guru bertanya jawab
tentang kesulitan menyunting
paragraf argumentasi
c. Siswa menyimak penguatan guru
mengenai kriteria penilaian menulis
paragraf argumentasi
Elaborasi
g. Siswa menyimak penjelasan dari guru
mengenai proses pembelajaran yang
akan dilakukan
b. Guru membagikan hasil pekerjaan
mereka pada siklus I
Tanya
jawab
Tanya
jawab
Ceramah
Ceramah
75
menit
Kritis
Antusias
Semangat
Kritis
Aktif
Tertib
Santun
Tertib
Santun
Kritis
Tertib
245
No. Kegiatan Metode/
teknik
Alokasi
Waktu
Karakter
c. Siswa berkelompok seperti pada
siklus I
d. Siswa menukar pekerjaan mereka
dengan satu kelompoknya
e. Siswa mengamati contoh paragraf
argumentasi yang ditampilkan
guru
f. Siswa berdiskusi tentang hasil
pekerjaan teman dalam satu
kelompok
g. Siswa menyunting hasil pekerjaan
teman dalam satu kelompok dari
segi isi maupun bahasa
h. Siswa mengembalikan hasil
suntingan kepada pemiliknya
i. Siswa memperbaiki pekerjaan
mereka dengan memperhatikan
hasil suntingan teman
Konfirmasi
a. Siswa membacakan hasil pekerjaan
mereka
Pemodelan
Inkuiri
Diskusi
Inkuiri
Inkuiri
Inkuiri
Tertib
Kritis
Antusias
Aktif
Kerja
sama
Kritis
Kritis
Percaya
diri
3. Kegiatan Akhir
d. Guru mengajukan pertanyaan kepada
semua siswa mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan pelajaran yang
telah dilakukan
e. Guru bersama dengan siswa
menyimpulkan pelajaran
Tanya
jawab
Ceramah
10
menit
Aktif
Kritis
Aktif
Kritis
246
Pertemuan II (2x45’)
No. Kegiatan Metode/
teknik
Alokasi
Waktu
Karakter
1. Kegiatan Awal
a. Guru mengondisikan siswa agar siap
mengikuti pelajaran
b. Guru menginformasikan materi yang
akan dipelajari pada hari ini
c. Guru memberikan penjelasan kepada
siswa tentang tujuan dan manfaat
dari pembelajaran menulis paragraf
argumentasi
Ceramah
Tanya
jawab
Ceramah
5 menit
Santun
Tertib
Antusias
Santun
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Siswa dan guru bertanya jawab
tentang materi sebelumnya
b. Siswa diingatkan kembali tentang
kriteria penilaian
Elaborasi
a. Siswa mengamati gambar animasi
yang berbeda dari pertemuan
sebelumnya yang dipilih
berdasarkan pilihan terbanyak
siswa (think)
b. Siswa mencatat masalah-masalah
yang ditemukan dari gambar animasi
tersebut
c. Siswa berkelompok @ 4 orang
d. Siswa secara berkelompok
berdiskusi dengan teman
Tanya
jawab
Inkuiri
Inkuiri
Inkuiri
Diskusi
75
menit
Aktif
Antusias
Kritis
Kritis
Antusias
Kritis
Aktif
247
No. Kegiatan Metode/
teknik
Alokasi
Waktu
Karakter
sekelompoknya untuk
mengidentifikasi dan menuliskan
tentang temuan masalah-masalah
yang terdapat dalam gambar
animasi (pair)
e. Siswa menyimak penguatan guru
tentang isi gambar animasi
f. Siswa menulis identifikasi
masalah yang telah mereka
diskusikan secara runtut
g. Perwakilan tiap kelompok
mempresentasikan hasil temuan
masalah-masalah yang telah
didiskusikan di depan kelas (share)
h. Siswa secara individu menulis
paragraf argumentasi
Konfirmasi
a. Siswa membacakan hasil pekerjaan
mereka
Ceramah
Inkuiri
Inkuiri
Diskusi
Demonstrasi
Inkuiri
Unjuk kerja
Kerja
sama
Kritis
Kritis
Aktif
Percaya
diri
Kritis
Percaya
diri
3. Kegiatan Akhir
a. Guru mengajukan pertanyaan
kepada semua siswa mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan
pelajaran yang telah dilakukan
b. Guru bersama dengan siswa
menyimpulkan pelajaran
Tanya
jawab
Ceramah
10
menit
Aktif
Kritis
Aktif
Kritis
248
E. Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber :
- BSE Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia kelas X SMA/MA, pengarang Adi
Abdul Somad, dkk.
- LKS Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X Semester II
Media :
- Contoh paragraf argumentasi
- Gambar animasi
- Powerpoint materi paragraf argumentasi
F. Penilaian
No. Indikator Teknik
Penulisan
Bentuk
Penilaian
Instrumen
1. Siswa mampu
menentukan topik dan
mengidentifikasi
masalah-masalah
yang ada dalam
gambar animasi
Tulis Uraian Dari gambar animasi
tersebut, tentukan topik
dan identifikasi masalah
agar bisa dijadikan
paragraf argumentasi!
2. siswa mampu menulis
paragraf argumentasi
berdasarkan gambar
animasi
Tulis Rubrik Buatlah paragraf
argumentasi berdasarkan
gambar animasi yang
ditampilkan!
3. siswa mampu
menyunting paragraf
argumentasi yang
ditulis teman
Tulis Rubrik Suntinglah paragraf
argumentasi milik
temanmu!
249
Skor Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi
No. Aspek Penilaian Skor Bobot Skor
Maksimal
1. Kekritisan mengidentifikasi masalah
berdasarkan gambar animasi
4 3 12
2. Pengembangan ide pokok ke dalam
paragaraf argumentasi
4 2 8
3. Kelengkapan isi paragraf argumentasi 4 8 32
4. Keefektivan kalimat 4 2 8
5. Kohesi dan koherensi 4 2 8
6. Kesesuaian judul dan isi 4 2 8
7. Pemilihan kata 4 2 8
8. Tampilan tulisan 4 2 8
9. Ejaan dan tanda baca 4 2 8
Jumlah 100
Kriteria Penilaian Menulis Paragraf Argumentasi
No. Aspek
Penilaian
Kriteria Skor Kategori
1. Kekritisan
mengidentifi-
kasi masalah
berdasarkan
gambar
animasi
i. Dapat menganalisis masalah
mulai dari peristiwa yang
terjadi, penyebab terjadinya
permasalahan, dan bukti yang
konkret
j. Tidak memenuhi salah satu
karakteristik
k. Tidak memenuhi 2 karakteristik
l. Tidak memenuhi karakteristik
sama sekali
4
3
2
1
Sangat
baik
Baik
Cukup
Kurang
250
No. Aspek
Penilaian
Kriteria Skor Kategori
2. Pengembang-
an ide pokok
ke dalam
paragaraf
argumentasi
i. Memenuhi 3 syarat, yaitu ide
dikembangkan secara rinci,
runtut, dan orisinil
j. Memenuhi 2 syarat
k. Memenuhi 1 syarat
l. Tidak memenuhi persyaratan
pengembangan ide pokok yang
baik dan benar
4
3
2
1
Sangat
baik
Baik
Cukup
Kurang
3. Kelengkapan
isi paragraf
argumentasi
i. Terdapat pendapat, fakta-fakta
yang logis sebagai bukti, dan
simpulan yang tepat
j. Salah satu karakteristik paragraf
argumentasi tidak ada
k. Dua karakteristik paragraf
argumentasi tidak ada
l. Tidak memenuhi karakteristik
paragraf argumentasi
4
3
2
1
Sangat
baik
Baik
Cukup
Kurang
No. Aspek
Penilaian
Kriteria Skor Kategori
4. Keefektivan
kalimat
i. Memenuhi 3 syarat, yaitu kesatuan
gagasan, kehematan, dan kevariasian
j. Tidak memenuhi salah satu
karakteristik
k. Tidak memenuhi 2 karakteristik
l. Tidak memenuhi karakteristik kalimat
efektif
4
3
2
1
Sangat
baik
Baik
Cukup
Kurang
5. Kohesi dan
koherensi
i. Keterkaitan antar kalimat jelas dan
saling berkaitan
j. Ditemukan 1 kalimat yang tidak
4
3
Sangat
baik
Baik
251
berkaitan
k. Ditemukan 2 kalimat yang tidak
berkaitan
l. Ditemukan 3 atau lebih kalimat yang
tidak berkaitan
2
1
Cukup
Kurang
6. Kesesuaian
judul dan isi
i. Memenuhi 3 syarat, yaitu judul
menarik, relevan dengan gambar
animasi, dan sesuai dengan informasi
yang ditulis
j. Memenuhi 2 syarat
k. Hanya memenuhi 1 syarat
l. Tidak memenuhi persyaratan
penentuan judul yang baik
4
3
2
1
Sangat
baik
Baik
Cukup
Kurang
No. Aspek
Penilaian
Kriteria Skor Kategori
7. Pemilihan
kata
i. Pilihan kata sangat sesuai dengan
topik yang dibahas
j. Pilihan kata sesuai dengan topik yang
dibahas
k. Pilihan kata cukup sesuai dengan topik
yang dibahas
l. Pilihan kata kurang sesuai dengan
topik yang dibahas
4
3
2
1
Sangat
baik
Baik
Cukup
Kurang
8. Tampilan
tulisan
i. Tulisan jelas, terbaca, dan tidak ada
coretan
j. Tulisan terbaca dan ada sedikit coretan
k. Tulisan kurang terbaca dan banyak
coretan
l. Tulisan sulit dibaca dan banyak
coretan
4
3
2
1
Sangat
baik
Baik
Cukup
Kurang
9. Ejaan dan
tanda baca
i. Kesalahan penggunaan ejaan dan
tanda baca 0-5
4
Sangat
baik
252
j. Kesalahan penggunaan ejaan dan
tanda baca 6-10
k. Kesalahan penggunaan ejaan dan
tanda baca 11-15
l. Kesalahan penggunaan ejaan dan
tanda baca di atas 16
3
2
1
Baik
Cukup
Kurang
Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Argumentasi
No. Nilai Kategori
1. 85-100 Sangat baik
2. 75-84 Baik
3. 60-74 Cukup
4. 0-59 Kurang
Perhitungan Nilai Akhir :
Nilai Akhir = Perolehan skor
Skor maksimum × skor ideal (100)
Kudus, 4 Mei 2011
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Dian Novita Elly, S. Pd. Ikha Novita
NIP 198011012008012010 NIM 2101407148
Mengetahui,
Kepala SMA N 1 Bae Kudus
Drs. H. Su’ad, M. Pd.
NIP 195908011983021004
253
Lampiran Materi
- Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi uraian atau gagasan untuk
memperdebatkan, mempengaruhi, meyakinkan, mengubah sikap dan pendapat orang
lain, atau membuktikan suatu kebenaran dari suatu masalah, agar orang lain atau
pembaca percaya dan berusaha untuk membuktikan gagasan dari suatu pemecahan
masalah tersebut.
- Ciri-ciri paragraf argumentasi adalah paragraf argumentasi yang disajikan berusaha
untuk memperkuat gagasan, mengubah pandangan dan sikap, mempengaruhi dan
meyakinkan pembaca dengan selalu mengungkapkan fakta sebagai alat bukti untuk
memperkuat kekuatan argumen/pendapat penulis secara teoretis, empiris, praktis,
maupun logis.
- Langkah-Langkah Menulis Paragraf Argumentasi
(1) Menentukan topik paragraf argumentasi
(2) Mengidentifikasi masalah-masalah berdasarkan topik yang telah ditentukan
(3) Menyusun kerangka paragraf argumentasi berdasarkan identifikasi masalah-
masalah yang telah ditemukan
(4) Mengembangkan kerangka paragraf argumentasi
(5) Anda dapat menggunakan kata penghubung antarkalimat (oleh karena itu, dengan
demikian, oleh sebab itu).
- Pola Pengembangan Paragraf Argumentasi
• Induksi
• Analogi
• Generalisasi
• Deduksi
• Sebab-akibat
• Akibat-sebab
- Penalaran induksi adalah bentuk penalaran yang bertolak dari pernyataan khusus
kemudian menarik kesimpulan secara lebih umum.
- Penalaran deduksi adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan umum yang
dipakai untuk mengamati pernyataan khusus sebagai dasar mengambil simpulan.
- Pola penalaran sebab-akibat, yakni menyampaikan terlebih dahulu sebab-sebabnya
dan diakhiri dengan pernyataan sebagai akibat dari sebab tersebut.
- Dalam penggunaannya, penalaran sebab akibat dapat disajikan menjadi akibat sebab.
Artinya, menyampaikan terlebih dahulu akibatnya, kemudian dicari sebab-sebabnya.
254
- Model think pair and share terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) think,
menyampaikan inti materi, mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan
pelajaran; (2) pair, berpasangan dan berdiskusi mengenai apa yang telah dipikirkan,
guru memimpin pleno dan tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya, guru
mengarahkan pembicaraan pada materi/permasalahan yang belum diungkap siswa;
dan (3) share, berpasang-pasangan untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas
secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan dan membuat
simpulan.
255
Lampiran 3. Contoh Paragraf Argumentasi Siklus I
Pelayanan Kesehatan menjadi Masalah
Pelayanan kesehatan masih menjadi masalah yang sangat pelik di
Indonesia. Hal ini dikarenakan pelayanan kesehatan yang diadakan pemerintah
masih belum bisa menjangkau semua lapisan masyarakat dan semua daerah,
khususnya masyarakat golongan ekonomi rendah dan daerah terpencil. Pelayanan
kesehatan di Indonesia masih tebang pilih dalam melayani masyarakat. Kenyataan
membuktikan bahwa pelayanan kesehatan belum bisa menyejahterakan
masyarakat pada umumnya. Hal ini dapat terlihat pada pelayanan kesehatan di
puskesmas dan rumah sakit yang masih menganaktirikan masyarakat golongan
ekonomi rendah sehingga membuat masyarakat yang tidak mempunyai biaya
semakin tertindas oleh kesenjangan pelayanan yang masih belum memihak pada
masyarakat golongan ekonomi rendah. Program bantuan dari pemerintah, seperti
pengobatan gratis untuk masyarakat miskin juga belum bisa mengatasi
permasalahan sampai saat ini karena dalam pelaksanaan di lapangan tidak sesuai
dengan yang diinginkan pemerintah. Hal ini menambah daftar panjang masalah
dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat ekonomi rendah. Selain itu, di daerah
terpencil khususnya, pelayanan kesehatan masih sangat minim karena belum ada
akses kesehatan yang memadai. Kendala transportasi dan petugas kesehatan yang
masih sangat kurang membuat masyarakat di daerah terpencil kurang merasakan
pelayanan kesehatan secara maksimal. Oleh karena itu, untuk mengurangi
masalah pelayanan kesehatan di Indonesia, harus ada penanganan secara serius
dari pemerintah Indonesia agar sistem pelayanan kesehatan menyediakan
program-program alternatif untuk mengatasi masalah pelayanan kesehatan
sehingga pelayanan kesehatan bisa merata ke semua masyarakat dan semua
daerah.
256
Lampiran 4. Contoh Paragraf Argumentasi Siklus II
Earphone Timbulkan Masalah
Earphone saat ini merupakan alat yang identik dengan kekacauan. Hampir
setiap hari earphone selalu menjadi alat yang tren digunakan oleh orang-orang
saat ini. Banyak orang yang dirugikan oleh earphone. Kerugian yang tak kalah
penting adalah kesehatan alat pendengaran yang seharusnya bisa digunakan dalam
jangka waktu yang lama menjadi berkurang dan sia-sia gara-gara earphone.
Earphone yang dibuat dengan maksud memudahkan orang pun sarat akan
masalah. Penggunaan earphone selama berjam-jam membuat alat pendengaran
lama-kelamaan menjadi rusak. Kecanggihan teknologi ternyata tidak selamanya
menguntungkan manusia. Manusia yang menginginkan kemudahan dengan
menggunakan earphone ternyata tidak memberikan solusi yang tepat. Penggunaan
earphone terus-menerus dengan volume keras menjadikan pendengaran
terganggu. Selain itu, earphone bisa menurunkan fungsi pendengaran dan
menimbulkan kerusakan pada alat pendengaran. Berdasarkan data dari sebuah
penelitian di Amerika Serikat, 5,2 juta anak berusia 6-19 tahun terganggu
pendengarannya karena sering mendengarkan musik keras dan memakai earphone
selama berjam-jam dengan volume keras. Orang-orang, khususnya anak-anak dan
remaja sering memanfaatkan earphone untuk memudahkan dalam mendengarkan,
khususnya mendengarkan musik dan telepon saat berkendara. Padahal,
penggunaan earphone terus-menerus sangat merugikan. Oleh karena itu, untuk
mengurangi kerugian yang ditimbulkan alat tersebut, harus ada petunjuk
pemakaian yang benar untuk mengatasi kerugian yang ditimbulkan sehingga
gangguan pendengaran juga dapat terkurangi.
257
Lampiran 5. Daftar Nilai Siklus I
DAFTAR NILAI SIKLUS I
No Nama Aspek yang dinilai Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. R-1 12 4 16 6 8 6 8 8 6 74 2. R-2 6 4 16 4 2 6 8 6 6 58 3. R-3 9 8 32 4 6 4 6 4 6 79 4. R-4 6 6 24 6 6 6 8 8 6 76 5. R-5 12 4 24 4 8 6 8 6 8 80 6. R-6 12 8 24 6 8 6 4 6 4 78 7. R-7 9 6 32 6 4 6 6 6 6 81 8. R-8 9 4 24 4 4 6 6 6 8 71 9. R-9 12 6 24 6 4 8 4 2 6 72 10. R-10 12 6 16 4 4 4 6 8 4 64 11. R-11 9 4 16 4 4 6 6 6 4 59 12. R-12 12 8 32 6 6 6 6 2 4 82 13. R-13 12 6 24 6 4 4 4 6 4 70 14. R-14 6 6 24 6 2 6 4 8 2 64 15. R-15 9 6 24 6 8 6 8 6 4 77 16. R-16 9 4 24 4 2 6 4 4 6 63 17. R-17 12 6 24 6 6 6 4 2 4 70 18. R-18 9 6 24 6 4 4 8 4 4 69 19. R-19 12 6 24 4 4 8 8 6 4 76 20. R-20 6 8 32 6 6 6 8 8 8 90 21. R-21 9 4 24 2 8 6 4 2 4 61 22. R-22 9 4 32 4 4 6 4 6 2 71 23. R-23 6 6 24 8 6 8 8 8 6 80 24. R-24 9 6 32 6 6 8 6 6 6 85 25. R-25 9 6 32 6 6 8 6 6 8 87 26. R-26 9 6 24 6 6 6 8 8 4 77 27. R-27 9 4 16 6 4 6 6 6 4 61 28. R-28 9 4 16 2 4 8 8 8 4 63 29. R-29 9 6 24 8 8 8 8 6 6 83 30. R-30 9 4 24 6 4 8 4 6 6 71 31. R-31 9 6 24 6 2 6 6 8 6 73 32. R-32 9 2 24 4 8 6 6 8 8 75
Jumlah: 2340
Rata-rata: 73,12
258
Lampiran 6. Daftar Nilai Siklus II
DAFTAR NILAI SIKLUS II
No Nama Aspek yang dinilai Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. R-1 12 8 24 6 8 6 8 8 8 88
2. R-2 9 6 24 6 4 6 6 6 6 73
3. R-3 12 6 24 6 8 6 6 6 6 80
4. R-4 12 6 32 6 6 8 6 8 8 92
5. R-5 9 6 24 6 6 8 6 8 8 81
6. R-6 9 8 32 8 6 8 6 8 8 93
7. R-7 9 8 32 8 8 8 6 8 8 93
8. R-8 9 6 24 6 6 6 8 8 8 81
9. R-9 12 4 24 6 8 6 8 4 8 80
10. R-10 9 6 32 8 6 6 8 8 4 87
11. R-11 9 6 32 6 6 6 8 8 8 89
12. R-12 12 8 32 8 8 8 6 6 6 94
13. R-13 9 6 32 8 8 6 6 6 4 85
14. R-14 6 6 32 6 6 8 8 4 4 80
15. R-15 9 6 24 8 6 8 8 8 4 81
16. R-16 6 4 16 6 8 6 6 6 8 66
17. R-17 9 8 24 8 8 8 6 6 4 81
18. R-18 12 6 32 8 6 6 6 8 6 90
19. R-19 9 8 24 8 6 8 8 6 8 85
20. R-20 12 8 32 8 6 6 8 6 8 94
21. R-21 6 6 16 8 6 6 6 4 6 64
22. R-22 12 8 32 8 8 8 6 6 6 94
23. R-23 9 6 24 6 6 8 8 6 8 81
24. R-24 12 8 32 8 8 8 6 6 6 94
25. R-25 12 8 32 6 6 8 6 8 8 94
26. R-26 9 8 32 6 6 6 8 8 6 87
27. R-27 9 6 24 8 8 8 6 8 6 85
28. R-28 9 6 24 6 6 6 8 8 8 83
29. R-29 12 6 24 6 6 8 8 8 8 88
30. R-30 12 8 32 8 8 8 6 6 6 94
31. R-31 9 6 24 4 6 6 8 6 6 75
32. R-32 12 6 24 6 8 6 6 4 8 80
Jumlah: 2712
Nilai Rata-rata: 84,75
259
Lampiran 7. Pedoman Deskripsi Perilaku Ekologis
PEDOMAN DESKRIPSI PERILAKU EKOLOGIS
Nama :
Kelas :
Hari, tanggal :
No. Aspek yang diamati Keterangan
A. 1. Siswa siap mengikuti pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share
melalui media gambar animasi
2. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik,
penuh konsentrasi, dan santun
3. Siswa kritis dan memberikan tanggapan yang logis
terhadap penjelasan guru saat pembelajaran
berlangsung
4. Siswa aktif bertanya dan merespon dengan antusias
saat pembelajaran berlangsung
5. Siswa saling bekerja sama dan aktif mengikuti
jalannya diskusi kelompok
6. Siswa serius, penuh semangat, dan antusias
melakukan pembelajaran menggunakan model think
pair and share
7. Siswa serius menulis paragraf argumentasi secara
individu
8. Siswa merasa percaya diri ketika membacakan hasil
diskusi di depan siswa lain
9. Siswa sungguh-sungguh mengikuti pembelajaran
dari awal sampai akhir dengan tertib
10. Siswa bertanggung jawab terhadap tugas yang
diberikan guru
Positif/negatif
Positif/negatif
Positif/negatif
Positif/negatif
Positif/negatif
Positif/negatif
Positif/negatif
Positif/negatif
Positif/negatif
Positif/negatif
260
HASIL DESKRIPSI PERILAKU EKOLOGIS
Mata Pelajaran :
Hari, tanggal :
Kelas :
Nama Sekolah :
No R Aspek yang diamati Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. R1 1. Siswa siap mengikuti
pembelajaran menulis
paragraf argumentasi
dengan model think pair
and share melalui media
gambar animasi
2. Siswa memperhatikan
penjelasan guru dengan
baik, penuh konsentrasi,
dan santun
3. Siswa kritis dan
memberikan tanggapan
yang logis terhadap
penjelasan guru saat
pembelajaran berlangsung
4. Siswa aktif bertanya dan
merespon dengan antusias
saat pembelajaran
berlangsung
5. Siswa saling bekerja sama
dan aktif mengikuti
jalannya diskusi kelompok
6. Siswa serius, penuh
semangat, dan antusias
melakukan pembelajaran
menggunakan model think
pair and share
7. Siswa serius menulis
paragraf argumentasi
secara individu
8. Siswa merasa percaya diri
ketika membacakan hasil
diskusi di depan siswa lain
9. Siswa sungguh-sungguh
mengikuti pembelajaran
dari awal sampai akhir
dengan tertib
10. Siswa bertanggung
jawab terhadap tugas yang
diberikan guru
2. R2
3. R3
4. R4
5. R5
6. R6
7. R7
8. R8
9. R9
10. R10
11. R11
12. R12
13. R13
14. R14
15. R15
16. R16
17. R17
18. R18
19. R19
20. R20
21. R21
22. R22
23. R23
24. R24
25. R25
26. R26
27. R27
28. R28
29. R29
30. R30
31. R31
32. R32
261
Lampiran 8. Pedoman Catatan Harian Siswa
PEDOMAN CATATAN HARIAN SISWA
Nama Responden :
Kelas :
Hari/Tanggal :
1. Bagaimana perasaan kalian selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf
argumentasi pada hari ini?
Jawab:....................................................................................................................
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
2. Apa kesulitan yang kalian alami dalam menulis paragraf argumentasi?
Jawab:....................................................................................................................
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
3. Bagaimana tanggapan kalian mengenai pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi?
Jawab:....................................................................................................................
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
4. Bagaimana kesan terhadap gaya mengajar yang dilakukan oleh guru?
Jawab:....................................................................................................................
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
5. Saran apa yang bisa kalian berikan terhadap pembelajaran menulis argumentasi
dengan model think pair and share melalui media gambar animasi?
Jawab:....................................................................................................................
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
262
Lampiran 9. Pedoman Catatan Harian Guru
PEDOMAN CATATAN HARIAN GURU
Kelas :
Hari, Tanggal :
1. Bagaimana keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi dengan
model think pair and share melalui media gambar animasi?
Jawab:……………………………………………………………………………
…….……………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………...
2. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran menulis argumentasi dengan
model think pair and share melalui media gambar animasi yang berlangsung?
Jawab:……………………………………………………………………………
…….……………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………...
3. Bagaimana suasana selama proses pembelajaran menulis argumentasi dengan
model think pair and share melalui media gambar animasi?
Jawab:……………………………………………………………………………
…….……………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………...
263
Lampiran 10. Pedoman Sosiometri
PEDOMAN SOSIOMETRI
Nama :
Hari, tanggal :
Nama kelompok :
Anggota Kelompok : 1. …………….........
2. ………………….
3. ………………….
4. ………………….
5. ………………….
6. ………………….
1) Sebutkan nama dua teman kamu yang paling aktif mengungkapkan
pendapatnya dalam diskusi kelompok!
1. …………………………….
2. …………………………….
2) Sebutkan nama dua teman kamu yang paling pasif mengungkapkan
pendapatnya dalam diskusi kelompok!
1. ……………………………
2. ……………………………
3) Sebutkan nama dua teman kamu yang berperilaku negatif (gaduh,
mengganggu teman, tidak memperhatikan penjelasan guru, dan tidak bisa
diajak kerja sama)!
1. ……………………………..
2. ……………………………..
264
Lampiran 11. Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
Nama Responden :
Kelas :
Hari/Tanggal :
1) Apakah kalian berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi
dengan model think pair and share melalui media gambar animasi?
2) Bagaimana pendapat kalian tentang pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi?
3) Kesulitan apakah yang kalian hadapi selama mengikuti pembelajaran menulis
paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media
gambar animasi?
4) Apakah manfaat yang kalian peroleh setelah mengikuti pembelajaran menulis
paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media
gambar animasi?
5. Apa harapan kalian mengenai pembelajaran menulis argumentasi dengan model
think pair and share melalui media gambar animasi?
265
Lampiran 12. Pedoman Dokumentasi Foto
PEDOMAN DOKUMENTASI FOTO
Aspek-aspek yang didokumentasikan pada siklus I dan siklus II adalah sebagai
berikut.
1. Proses pembelajaran keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan
model think pair and share melalui media gambar animasi
2. Aktivitas siswa pada saat melakukan tanya jawab bersama dengan guru
3. Aktivitas siswa pada saat membacakan hasil pekerjaan mereka
4. Aktivitas siswa pada saat berdiskusi dengan kelompoknya
5. Aktivitas siswa pada saat menulis paragraf argumentasi
6. Aktivitas siswa pada saat mengamati gambar animasi
7. Aktivitas siswa pada saat menyunting paragraf milik teman
8. Aktivitas siswa pada saat melakukan think pair and share
266
Lampiran 13. Hasil Deskripsi Perilaku Ekologis Siklus I
DESKRIPSI PERILAKU EKOLOGIS SISWA
Deskripsi perilaku ekologis dilakukan untuk mengetahui tingkah laku dan
aktivitas siswa selama proses pembelajaran membaca untuk menulis paragraf
argumentasi. Dalam pelaksanaannya, pengambilan data dibantu dua orang
observer. Melalui deskripsi perilaku ekologis, dapat dideskripsikan beberapa
perilaku siswa. Objek sasaran yang diamati terangkum dalam sepuluh pernyataan
meliputi perilaku siswa baik positif maupun negatif yang muncul pada saat
pembelajaran berlangsung.
Pada saat pembelajaran menulis paragraf argumentasi menggunakan model
think pair and share dengan media gambar animasi akan dimulai, sebagian siswa
telah siap untuk mengikuti pembelajaran. Sebagian siswa terlihat duduk dengan
tenang dibangkunya masing-masing dan mereka tampak terkejut ketika guru
bahasa Indonesia datang bersama dengan peneliti dan observer. Namun, masih
ada siswa yang baru datang dan masih mondar-mandir ketika peneliti dan guru
sudah di kelas. Setelah itu, siswa mulai tersenyum dengan kedatangan peneliti dan
terlihat antusias untuk mengikuti pembelajaran. Siswa mulai mengeluarkan LKS
bahasa Indonesia serta buku catatan. Hal ini dapat menunjukkan bahwa siswa
aktif dan tanggap dalam mengawali pembelajaran. Pada saat guru memberikan
penjelasan materi, hanya sedikit siswa yang mau bertanya apabila menemukan
kesulitan dalam materi yang disampaikan. Siswa berani bertanya apabila guru
berkeliling. Demikian juga saat memberikan tanggapan atau jawaban dari
pertanyaan yang diberikan oleh guru. Sedikitnya keaktifan siswa dalam bertanya
disebabkan karena mereka masih merasa malu dan takut salah. Aspek ini masih
dalam kategori kurang, karena hanya beberapa siswa saja yang aktif bertanya
ketika mengalami kesulitan. Sebelum menyampaikan materi, guru bertanya
tentang pengalaman siswa dalam menulis paragraf argumentasi, dan sedikit siswa
mengangkat tangannya untuk menjawab pertanyaan guru. Kemudian, guru
memulai memberikan materi kepada siswa, siswa mendengarkan penjelasan guru
dengan penuh konsentrasi, meskipun ada sebagian yang masih asyik berbicara
sendiri dengan teman sebangkunya. Selain itu, masih ada siswa yang berbicara
267
dengan teman sebangkunya, sibuk menulis, tiduran, dan menyangga kepalanya
pada saat guru memberikan penjelasan. Guru diam sejenak untuk menghentikan
siswa yang asyik berbicara sendiri dengan teman sebangkunya. Siswa menyadari
kesalahannya dan pembelajaran tetap berjalan dengan baik. Sebagai observasi
awal, hal ini sudah menunjukkan kategori baik. Kesiapan dan perhatian siswa
sudah menunjukkan ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran yang
disampaikan.
Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dan siswa langsung
menyesuaikan ke kelompoknya masing-masing. Setelah siswa berkelompok, guru
menampilkan media gambar animasi kepada tiap-tiap kelompok siswa tampak
senang dan tertarik dengan media gambar animasi yang telah diberikan guru.
Tiba-tiba, salah satu kelompok bertanya pada guru mengenai gambar animasi
yang telah ditampilkan. Guru pun memberikan penjelasan mengenai gambar
animasi tersebut. Guru meminta siswa untuk menulis paragraf argumentasi
berdasarkan gambar animasi yang diperoleh. Pada saat diskusi kelompok
berlangsung, masih ada siswa yang pasif, susah diajak bekerja sama, dan tidak
sepenuhnya berkonsentrasi dalam diskusi kelompok. Hal ini terlihat dari masih
ada siswa yang tiduran dan bercanda dengan teman yang lain pada saat diskusi
kelompok berlangsung. Selain itu, masih ada beberapa siswa yang kurang serius
dengan mengganggu teman yang lain saat kegiatan diskusi berlangsung. Setelah
selesai diskusi, siswa membacakan hasil diskusi, siswa yang yang lain
mendengarkan dan memperhatikan. Meskipun demikian, masih terdapat siswa
yang sibuk mengobrol dan bercanda dengan teman yang lain. Selain itu, ada juga
siswa yang menggoda teman yang sedang maju di depan kelas. Hal ini
menunjukkan kedisplinan dan tanggung jawab siswa masih belum baik.
Kemudian siswa menulis paragraf argumentasi. Pada saat guru meminta
siswa untuk menulis paragraf argumentasi, sebagian besar siswa serius dalam
mengerjakan tugasnya. Namun, ada beberapa siswa yang kurang semangat dan
gaduh pada saat kegiatan pemmbelajaran menulis paragraf argumentasi. Selain
itu, masih terdapat siswa yang tidak jujur dengan mencontek pekerjaan teman. Hal
ini menunjukkan bahwa kedisplinan dan tanggung jawab siswa dalam menulis
268
paragraf argumentasi masih belum baik. Kemudian perwakilan siswa maju untuk
mempresentasikan hasil paragraf argumentasi yang telah dibuatnya. ketika guru
menyuruh untuk membacakan hasil pekerjaan mereka, mereka maju ke depan
untuk membacakan hasil pekerjaan mereka. Akan tetapi, masih ada siswa yang
berbicara dengan teman sebangkunya, tiduran, dan menyangga kepalanya.
Sebagian paragraf argumentasi yang dibuat siswa sudah cukup baik. Setelah siswa
bisa menulis paragraf argumentasi, guru meminta mereka untuk menukarkan hasil
pekerjaannya dengan kelompok lain dan meminta masing-masing kelompok untuk
menyunting paragraf argumentasi yang dibuat temannya.
Dari segi kesiapan siswa mengikuti pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi
sudah menunjukkan perilaku yang cukup baik. Siswa disiplin dan bertanggung
jawab selama proses pembelajaran berlangsung. Pada saat guru meminta siswa
untuk mengamati gambar animasi dan menulis paragraf argumentasi berdasarkan
gambar animasi yang telah diamati secara individu, siswa langsung menulis dan
ada sebagian siswa yang masih bingung dan bertanya kepada guru. Namun, hal ini
tidak dipengaruhi karena mereka tidak bisa menulis paragraf argumentasi, mereka
merasa gambar animasi merupakan media yang asing, karena belum pernah
digunakan sebagai media pembelajaran oleh guru bahasa Indonesia.
269
Lampiran 14. Hasil Wawancara Siklus I
Hasil Wawancara Siswa
A. Siswa dengan nilai tinggi
1) Apakah kalian berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi
dengan model think pair and share melalui media gambar animasi?
Jawab: R-20
Saya berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi, apalagi
pembelajaran menulis paragraf argumentasi kali ini menggunakan media
gambar animasi. Saya sangat senang, karena media ini belum pernah
digunakan sebelumnya.
2) Bagaimana pendapat kalian tentang pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi?
Jawab: R-20
Pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and
share melalui media gambar animasi sangat bagus dan menarik, karena
belum pernah dilakukan sebelumnya oleh guru, dan media gambar animasi
memudahkan saya dalam membuat paragraf argumentasi.
3) Kesulitan apakah yang kalian hadapi selama mengikuti pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui
media gambar animasi?
Jawab: R-20
Tidak ada kesulitan dalam mengikuti pembelajaran, karena saya sudah
paham dan mengerti tentang menulis paragraf argumentasi.
4) Apakah manfaat yang kalian peroleh setelah mengikuti pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui
media gambar animasi?
Jawab: R-20
Manfaat yang saya peroleh selama mengikuti pembelajaran menulis
paragraf argumentasi adalah bahwa media gambar animasi dapat digunakan
270
sebagai media untuk menulis paragraf argumentasi dan saya lebih bisa lagi
mengenal model think pair and share yang dilakukan ibu.
5) Apa harapan kalian mengenai pembelajaran menulis argumentasi dengan
model think pair and share melalui media gambar animasi?
Jawab: R-20
Harapan saya, media gambar animasi dibuat lebih menarik lagi, dan dipilih
berdasarkan pilihan terbanyak siswa. Saya juga ingin lebih bisa
menghasilkan tulisan argumentasi yang baik setelah mengikuti
pembelajaran dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi.
B. Siswa dengan nilai sedang
1) Apakah kalian berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi
dengan model think pair and share melalui media gambar animasi?
Jawab: R-12
Saya senang dan berminat dengan pembelajaran menulis paragraf
argumentasi, karena saya suka dengan media yang digunakan guru.
2) Bagaimana pendapat kalian tentang pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi?
Jawab: R-12
Pembelajaran kali ini sangat menyenangkan dan menarik, karena berbeda
dengan yang dilakukan oleh guru. Guru sudah tepat dalam memilih model
dan media. Model dan media yang digunakan juga membuat saya senang
dan lebih mudah mengerti tentang materi menulis paragraf argumentasi.
3) Kesulitan apakah yang kalian hadapi selama mengikuti pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui
media gambar animasi?
Jawab: R-12
Secara keseluruhan saya tidak merasa kesulitan, hanya saja saya masih
sedikit bingung dalam memilih identifikasi masalah yang sesuai.
271
4) Apakah manfaat yang kalian peroleh setelah mengikuti pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui
media gambar animasi?
Jawab: R-12
Manfaat yang saya peroleh adalah bahwa saya bisa tahu bahwa dalam
pembelajaran itu ada suatu model atau media yang digunakan guru. Karena
selama ini saya merasa guru hanya menerangkan materi, menyuruh siswa
mengerjakan tugas, dan dikumpulkan lalu dinilai.
5) Apa harapan kalian mengenai pembelajaran menulis argumentasi dengan
model think pair and share melalui media gambar animasi?
Jawab: R-12
Sudah baik, Bu. Sebelum ibu menyuruh siswa menulis paragraf argumentasi
hendaknya dijelaskan dulu gambar yang ada dalam media, selebihnya sudah
baik bu. Semoga bisa diterapkan di pembelajaran yang lain.
C. Siswa dengan nilai rendah
1) Apakah kalian berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi
dengan model think pair and share melalui media gambar animasi?
Jawab: R-2
Iya saya berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi
dengan model think pair and share melalui media gambar animasi.
2) Bagaimana pendapat kalian tentang pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi?
Jawab: R-2
Bagus dan menarik. Karena belum pernah menggunakan media gambar
animasi.
3) Kesulitan apakah yang kalian hadapi selama mengikuti pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui
media gambar animasi?
Jawab: R-2
272
Saya masih kesulitan dalam mengembangkan paragraf argumentasi.
4) Apakah manfaat yang kalian peroleh setelah mengikuti pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui
media gambar animasi?
Jawab: R-2
Manfaat yang saya peroleh adalah bahwa media gambar animasi dapat
digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi.
5) Apa harapan kalian mengenai pembelajaran menulis argumentasi dengan
model think pair and share melalui media gambar animasi?
Jawab: R-2
Harapan saya semoga saya bisa menulis paragraf argumentasi dengan baik.
Gambar animasi juga dibuat lebih baik lagi, sehingga membuat kami lebih
mudah memahami materi menulis paragraf argumentasi.
273
Lampiran 16. Hasil Deskripsi Perilaku Ekologis Siklus II
DESKRIPSI PERILAKU EKOLOGIS SISWA
Pada siklus II deskripsi perilaku ekologis yang dilakukan peneliti adalah
dengan mendeskripsikan beberapa perilaku siswa selama pembelajaran menulis
paragraf argumentasi. Hasil deskripsi perilaku ekologis siklus II dapat
dideskripsikan sebagai berikut.
Berdasarkan data deskripsi perilaku ekologis yang dilakukan selama proses
pembelajaran siklus II di kelas, pembelajaran menulis paragraf argumentasi sudah
baik. Hal ini diketahui dari siswa yang sebelumnya tidak mengikuti pembelajaran
menulis argumentasi dengan baik dan melaksanakan tes menulis paragraf
argumentasi dengan serius dan sungguh-sungguh. Pada saat pembelajaran menulis
paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi akan dimulai, sebagian siswa telah siap untuk mengikuti pembelajaran.
Hal ini terlihat dari para siswa duduk dengan rapi dan tenang di bangku masing-
masing dan lebih antusias untuk mengikuti pembelajaran keterampilan menulis
paragraf argumentasi dibandingkan pada siklus I. Meskipun masih ada beberapa
siswa yang duduk di bagian belakang yang kurang siap mengikuti pembelajaran.
Siswa tersebut berbicara sendiri dan mengganggu teman sebangku. Namun, siswa
yang belum siap mengikuti pelajaran tersebut jumlahnya lebih sedikit
dibandingkan pembelajaran siklus I.
Keaktifan siswa dalam bertanya, menjawab, dan merespon dengan antusias
pada saat pembelajaran berlangsung sudah baik. Siswa yang mau bertanya apabila
menemukan kesulitan dalam materi yang disampaikan jumlahnya meningkat
dibandingkan pembelajaran siklus I. Demikian juga, saat memberikan tanggapan
atau jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru. Peningkatan keaktifan siswa
dalam bertanya dan memberikan tanggapan menunjukkan ketertarikan dan rasa
ingin tahu siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Namun, masih ada
beberapa siswa yang enggan bertanya apabila menemukan kesulitan. Hal ini
dikarenakan siswa masih merasa malu, takut salah, dan kurang percaya diri.
Deskripsi perilaku ekologis yang juga diamati peneliti adalah keaktifan dan
kerja sama siswa dalam diskusi kelompok. Pada saat diskusi kelompok
274
berlangsung sebagian besar siswa sudah aktif mengikuti diskusi kelompok
dibandingkan siklus I. Peningkatan keaktifan siswa ini menunjukkan rasa ingin
tahu dan antusias siswa dalam mengikuti diskusi kelompok, meskipun pada saat
diskusi kelompok berlangsung, masih ada siswa yang pasif, susah diajak bekerja
sama, dan tidak sepenuhnya berkonsentrasi dalam diskusi kelompok. Hal ini
terlihat dari masih ada siswa yang bercanda dengan teman yang lain pada saat
diskusi kelompok berlangsung. Selain itu, masih ada beberapa siswa yang kurang
serius dengan mengganggu teman yang lain saat kegiatan diskusi berlangsung,
namun siswa yang tidak aktif dalam diskusi kelompok tersebut jumlahnya lebih
sedikit dibandingkan pembelajaran siklus I.
Pada saat guru menginstruksikan kepada tiap-tiap kelompok untuk
mengamati gambar animasi yang ditampilkan melalui LCD di depan kelas, siswa
tampak senang, antusias, dan tertarik dengan gambar animasi yang telah diberikan
guru. Hal tersebut menunjukkan adanya kesiapan mereka dalam mengikuti
pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Kemudian, saat guru meminta siswa
mengamati gambar animasi, siswa terlihat senang. Selama diskusi kelompok
berlangsung untuk mengidentifikasi masalah-masalah berdasarkan gambar
animasi tersebut, siswa langsung berdiskusi secara aktif dan ada sebagian dari
mereka yang menanyakan mengenai gambar animasi. Pada siklus II ini, kerja
sama siswa dalam diskusi kelompok cenderung mengalami peningkatan. Hal ini
dibuktikan dengan sedikitnya siswa yang pasif, gaduh, dan tidak suka membantu.
Selanjutnya, pada saat siswa membacakan hasil diskusi, siswa yang yang
lain mendengarkan dan memperhatikan dengan antusias. Masih terdapat siswa
yang sibuk mengobrol dan bercanda dengan teman yang lain, tetapi jumlahnya
lebih sedikit dibandingkan pada siklus I. Hal ini menunjukkan kedisplinan dan
tanggung jawab siswa sudah baik.
275
Lampiran 17. Hasil Wawancara Siklus II
Hasil Wawancara Siswa
A. Siswa dengan nilai tinggi
1) Apakah kalian berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi
dengan model think pair and share melalui media gambar animasi?
Jawab: R-30
Saya sangat berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi.
Saya juga semangat dalam mengikuti pembelajaran. Dan saya sudah tidak
malu lagi bertanya dengan ibu.
2) Bagaimana pendapat kalian tentang pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi?
Jawab: R-30
Pendapat saya mengenai model think pair and share sangat baik apabila
digunakan dalam pembelajaran tidak hanya pembelajaran bahasa Indonesia.
Sedangkan media gambar animasi dalam pembelajaran menulis paragraf
argumentasi sangatlah menunjang siswa dalam menuangkan gagasan ke
dalam bentuk tulisan argumentatif. Ibu mengajarnya jelas dan bagus.
3) Kesulitan apakah yang kalian hadapi selama mengikuti pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui
media gambar animasi?
Jawab: R-30
Selama proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi tidak ada
kesulitan sama sekali.
4) Apakah manfaat yang kalian peroleh setelah mengikuti pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui
media gambar animasi?
Jawab: R-30
276
Manfaat yang saya peroleh selama mengikuti pembelajaran menulis
paragraf argumentasi adalah bahwa media gambar animasi dapat digunakan
sebagai media untuk menulis paragraf argumentasi.
5) Apa harapan kalian mengenai pembelajaran menulis argumentasi dengan
model think pair and share melalui media gambar animasi?
Jawab: R-30
Harapan saya, media gambar animasi dan model think pair and share bisa
dikembangkan dalam pembelajaran lainnya.
B. Siswa dengan nilai sedang
1) Apakah kalian berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi
dengan model think pair and share melalui media gambar animasi?
Jawab: R-12
Saya senang, berminat, dan tertarik mengikuti pembelajaran menulis
paragraf argumentasi dan saya tidak mengantuk seperti pembelajaran pada
pertemuan yang lalu.
2) Bagaimana pendapat kalian tentang pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi?
Jawab: R-12
Menurut saya model think pair and share baik digunakan dalam suatu
pembelajaran. Karena peran guru tidak hanya sebagai guru saja, tetapi guru
bisa bersosialisasi dengan siswa. Ibu mengajarnya bagus dan terlihat
bersemangat.
3) Kesulitan apakah yang kalian hadapi selama mengikuti pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui
media gambar animasi?
Jawab: R-12
Secara keseluruhan saya tidak merasa kesulitan, hanya saja kesulitan saya
adalah mengenai penulisan EYD dan saya masih bingung mau menyusun
kalimat agar menjadi kalimat yang bisa bersifat argumentatif.
277
4) Apakah manfaat yang kalian peroleh setelah mengikuti pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui
media gambar animasi?
Jawab: R-12
Manfaat yang saya peroleh adalah bahwa kita bisa belajar menulis paragraf
menggunakan media yang sebelumnya belum pernah kita gunakan seperti
media gambar animasi. Media gambar animasi ternyata lebih menarik dan
lebih baik apabila digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf
argumentasi.
5) Apa harapan kalian mengenai pembelajaran menulis argumentasi dengan
model think pair and share melalui media gambar animasi?
Jawab: R-12
Harapan saya, ibu jangan lupa kalau jadi guru harus bisa menggunakan
media atau model yang menarik untuk siswa, seperti model think pair and
share dan media gambar animasi.
C. Siswa dengan nilai rendah
1) Apakah kalian berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi
dengan model think pair and share melalui media gambar animasi?
Jawab: R-21
Saya senang dan sangat berminat dengan pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi.
2) Bagaimana pendapat kalian tentang pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar
animasi?
Jawab: R-21
Pendapat saya mengenai model think pair and share adalah baik untuk
pembelajaran dan media gambar animasi sangat cocok untuk media
pembelajaran.
278
3) Kesulitan apakah yang kalian hadapi selama mengikuti pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui
media gambar animasi?
Jawab: R-21
Secara keseluruhan tidak ada kesulitan, hanya saja saya kurang mampu
dalam menyusun kalimat yang baik.
4) Apakah manfaat yang kalian peroleh setelah mengikuti pembelajaran
menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui
media gambar animasi?
Jawab: R-21
Manfaat yang saya peroleh adalah bahwa media gambar animasi ternyata
dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran menulis paragraf
argumentasi.
5) Apa harapan kalian mengenai pembelajaran menulis argumentasi dengan
model think pair and share melalui media gambar animasi?
Jawab: R-21
Harapan saya terhadap pembelajaran menulis paragraf argumentasi adalah
lebih asyik lagi kalau diselingi dengan permainan, sehingga bisa serius tapi
santai dan tidak terlalu tegang.
279
Lampiran 18. Media Gambar Animasi Siklus I
280
Lampiran 19. Media Gambar Animasi Siklus II
281
Lampiran 20. Daftar Nama Siswa
DAFTAR NAMA SISWA KELAS X-8
SMA N 1 BAE KUDUS
TAHUN AJARAN 2010/2011
No. NIS Nama Siswa Jenis Kelamin
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
11100
11101
11102
11103
11104
11105
11106
11107
11108
11109
11110
11111
11112
11113
11114
11115
11116
11117
11118
11119
11120
11121
11122
11123
11124
11125
11126
11127
11128
11129
11130
11131
Agree Isnasatrianto
Ainur Rohman Sya‟ban
Andre Kurniawan
Aulia Fridhayani
Dini Auliasari
Ely Fatmawati
Eva Suryani
Fitria Ainur Rahmi
Habib Ahmeda Annur
Indah Beti Lestari
Intan Putri Permatasari
Isnaini Wahyuningrum
Izza Khoirin Nida
Kharisma Ega Permana
M. Rizqi Ramadhan
Meiko Ahada Divantika
Mohamad Khoirul Fikri
Mohammad Aufarrizqi
Muhammad Fatkhur Riza
Naili Rocha
Naufal Ferdiansyah
Nurul Setiyorini
Raissa Yasha Fauziah
Ririn Wardani Zuhruf
Riska Widyanasari
Rizki Febri Astuti
Siti Solikhah
Uke Pramudita
Yuni Widi Astuti
Yunita Arvita Eka Putri
Yunita Fatma Kartikasari
Zaenal Arifin
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Jumlah Laki-laki 12
Jumlah Perempuan 20
Total 32