analisis faktor risiko keracunan pestisida organofosfat pada ...
Faktor Risiko Keracunan Merkuri Pada Masyarakat
-
Upload
ichwanudin14 -
Category
Documents
-
view
175 -
download
1
Transcript of Faktor Risiko Keracunan Merkuri Pada Masyarakat
FAKTOR RISIKO KERACUNAN MERKURI PADA MASYARAKAT DISEKITAR TAMBANG EMAS TRADISIONAL
DI DESA KALIREJO KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO
TAHUN 2008
Tesis Untuk memenuhi sebagai persyaratan
mencapai derajat sarjana S-2
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Magister Epidemiologi Lapangan
(Field Epidemiology Training Program – FETP)
Diajukan oleh
IRAWADI NIM. 18967/PS/IKM/06
Kepada PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA 2008
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain kecuali yang diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, Mei 2008
Penulis
I r a w a d i
INTISARI
Latar Belakang : Hampir 90% dari bahan beracun dan logam berat (merkuri) masuk kedalam tubuh melalui makanan. Sisanya akan masuk secara difusi atau perembesan lewat jaringan dan melalui peristiwa pernapasan. Di Kabupaten Kulon Progo terdapat penambangan emas tradisional yang merupakan usaha sampingan penduduk setempat yang telah berlangsung sejak ±15 tahun yang lalu. Penanganan tailing dilakukan secara sederhana dengan kolam penampungan yang sangat terbatas dan limbahnya langsung dibuang ke badan sungai. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutomo, et al., (2004) di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kabupaten Kulon Progo secara mengejutkan telah ditemukan kasus penyakit Minamata. Penelitian lainnya di lokasi yang sama bahwa telah terjadi pencemaran tanah dengan kosentrasi merkuri yang sangat tinggi dan telah terjadi pencemaran sumur penduduk di sekitar tambang di atas ambang baku mutu yang dipersyaratkan. Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kontaminasi merkuri (Hg) dan mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan keracunan merkuri pada masyarakat di sekitar lokasi tambang emas di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik (observasional) dengan rancangan cross sectional yaitu mengetahui faktor yang berhubungan dengan keracunan merkuri pada masyarakat sekitar lokasi tambang. Subjek penelitian adalah seluruh masyarakat di sekitar tambang dan pengukuran kadar Hg dalam urin dengan menggunakan alat Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) di Laboratorium Kesehatan Daerah Jogyakarta. Hasil : Hasil penelitian ditemukan 31 orang (43,7%) mengalami keracunan merkuri dan 40 orang (56,3%) tidak mengalami keracunan. Analisis multivariat variabel konsumsi ikan/kerang/hewan lainnya dari sungai tempat lokasi pengolahan tambang yang secara statistik bermakna dengan nilai p = 0,022, odds rasio 4,382. Kesimpulan : Berdasarkan kadar merkuri dalam urin masyarakat di sekitar lokasi tambang emas terbukti telah terjadi paparan terhadap merkuri (Hg) dan konsumsi ikan/kerang/hewan lain yang berasal dari sungai merupakan faktor secara statistik bermakna sebagai faktor risiko keracunan merkuri pada masyakarat di sekitar lokasi tambang emas. Kata Kunci : mercuri, keracunan, tambang emas tradisional.
ABSTRACT
Nearly as much as 90% of toxic substance and heavy metal (mercury) enters the body through foods. The rest will enter through diffusion or tissue infiltration and respiration. At District of Kulon Progo there is a traditional gold mining which has become a part time bussiness of the local people for over 15 years. Tailing is done in a very simple way using a reservoir and waste are directly disposed to the river. The result of a study of Sutomo et al (2004) around gold mining area of Kalirejo village surprisingly shows there is a case of Minamata disease. Other studies in the same location show there has been soil pollution of very high mercury concentration and water pollution of wells around the mining location.
The research objective of the study aimed to identify contamination of mercury (Hg) and risk factors related to mercury poisoned of the community living nearby the gold mining at Kalirejo, Subdistrict of Kokap, District of Kulon Progo.
The study was analytic observational with cross sectional design to identify factors which were related to mercury poisoned among the people living close to the mining area. Subject of the study were all the people living close to the mining. Measurement of Hg level in the urine was done using Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) at Local Health laboratory of Yogyakarta.
The research result of the study as many as 31 subjects (43.7%) had poisoned mercury and 40 subjects (56.3%) had not poisoned. The result of multivariable analysis of fish/shellfish/animal consumption taken from the river of mine processing location showed statistical significance with p=0.022, OR 4.382.
Based on mercury level of the urine of people living close to the gold mining, there had been exposure to mercury (Hg) and fish/shellfish/animal consumption taken from the river and this had become statistically significant risk factor of mercury poisoned among the people living close to gold mining area. Keywords: mercury, poisoned, traditional gold mining
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat,
Karunia dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang
berjudul : FAKTOR RISIKO KERACUNAN MERKURI PADA MASYARAKAT DI SEKITAR TAMBANG EMAS TRADISIONAL DI DESA KALIREJO KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2008.
Penelitan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
dalam penulisan tesis untuk mencapai gelar S2 Program Magister
Epidemiologi Lapangan Universitas Gadjah mada.
Terlaksananya penelitian ini mulai perencanaan sampai dengan
penulis hasil penelitian adalah berkat dukungan dari berbagai pihak baik
lembaga maupun invididual. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih
kepada :
1. dr. Haripurnomo Kushadiwijaya, MPH, Dr.PH, selaku Ketua minat
Utama Epidemiologi Lapangan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
2. drg. Dibyo Pramono, SU., MDSc, selaku direktur bidang akademik
Program Magister Epidemiologi Lapangan Universitas Gadjah Mada dan
sekaligus sebagai penguji tesis.
3. Prof. Dr. dr. Adi Heru Sutomo, M.Sc. D.Comm.Nutr.DLSHTM selaku
pembimbing utama dan Trisno Agung Wibowo, SKM.,M.Kes, selaku
pembimbing pendamping, yang telah banyak mengorbankan waktu dan
tenaga, memberikan sumbangan pemikiran dan dorongan moril kepada
penulis.
4. Prof. Dr. M. Hakimi, SpOG, Ph.D selaku ketua dewan penguji dan Drs.
Wiranto, M.Kes., selaku penguji tesis.
5. Para dosen, dan pengelola beserta staf Minat Utama Epidemiologi
Lapangan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
i
6. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang
telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis sehingga
penyusunan dan penulisan proposal ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
sehat dan sifatnya membangun.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi orang lain dan untuk diri
sendiri serta semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan
karuniaNya kepada kita semua, Amin
Yogyakarta, Mei 2008 Penulis
ii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN INTISARI ABSTRACT
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii
DAFTAR SINGKATAN............................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................ 1
B. Perumusan Masalah ...................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................... 7
E. Keaslian Penelitian ......................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka ................................................................ 9
1. Logam Berat................................................................ 9
2. Merkuri......................................................................... 9
3. Sifat Toksisitas Merkuri................................................ 10
4. Dampak Pencemaran Merkuri di Lingkungan.............. 12
5. Risiko Terpapar Merkuri............................................... 16
6. Pengaruh Merkuri Terhadap Kesehatan...................... 16
7. Pemeriksaan dan Test Laboratorium........................... 26
B. Landasan Teori................................................................ 28
C. Kerangka Teori ................................................................ 30
D. Kerangka Konsep ............................................................ 31
E. Hipotesis .......................................................................... 31
iii
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ..................................................... 33
B. Subjek Penelitian ............................................................. 33
C. Identifikasi Variabel Penelitian ......................................... 34
D. Definisi Operasional Variabel .......................................... 34
E. Instrumen Penelitian ........................................................ 35
F. Cara Analisis Data ........................................................... 36
G. Jalannya Penelitian .......................................................... 36
H. Keterbatasan Penelitian.................................................... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ................................................................. 40
1. Deskripsi Lokasi Penelitian.......................................... 40
2. Deskripsi Subjek Penelitian.......................................... 42
3. Faktor Risiko Keracunan Merkuri................................ 47
4. Rangkuman Hasil Analisis Bivariat............................... 50
5. Analisis Multivariat........................................................ 51
B. Pembahasan........ ............................................................. 52
1. Subjek Penelitian.......................................................... 52
2. Analisis bivariat faktor risiko keracunan merkuri........... 55
3. Analisis multivariat faktor risiko keracunan merkuri...... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan......................................................................... 66
B. Saran.................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10. Tabel 11.
Berbagai bentuk merkuri, sumber, penyerapannya ke dalam tubuh dan efeknya terhadap tubuh............................................................... Hubungan kadar merkuri dan efek yang ditimbulkannya.................... Distribusi frekwensi tingkat pendidikan masyarakat Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo Tahun 2008.................................................................................................... Distribusi frekwensi pekerjaan masyarakat Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo Tahun 2008................... Distribusi frekwensi subjek penelitian menurut jenis kelamin masyarakat di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kulon Progo Tahun 2008..................................... Distribusi frekwensi subjek penelitian menurut golongan umur masyarakat di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kulon Progo Tahun 2008..................................... Distribusi frekwensi subjek penelitian menurut tingkat pendidikan masyarakat di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kulon Progo Tahun 2008..................................... Distribusi frekwensi subjek penelitian menurut jenis pekerjaan masyarakat di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kulon Progo Tahun 2008..................................... Distribusi frekwensi subjek penelitian menurut status kependudukan masyarakat di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kulon Progo Tahun 2008..................................... Distribusi frekwensi subjek penelitian menurut jarak rumah dengan pusat pengolahan tambang masyarakat di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kulon Progo Tahun 2008.................................................................................................... Distribusi frekwensi subjek penelitian menurut lama menetap disekitar lokasi tambang masyarakat di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo Tahun 2008........................................................................................
25
27
41
42
43
43
44
44
45
45
46
v
Tabel 12. Tabel 13. Tabel 14. Tabel 15. Tabel 16.
Variabel sumber air minum, memasak dan mandi masyarakat di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kulon Progo Tahun 2008..................................... Variabel konsumsi ikan/kerang/hewan lain dari sungai di lokasi tambang masyarakat di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kulon Progo Tahun 2008.................................................................................................... Variabel mengkonsumsi sayuran/buahan dari pinggir sungai di lokasi tambang masyarakat di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kulon Progo Tahun 2008.................................................................................................... Rangkuman hasil analisis bivariat variabel-variabel penelitian faktor risiko keracunan merkuri masyarakat di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kulon Progo Tahun 2008.............................................................................. Hasil analisis multivariat regresi logistik variabel-variabel penelitian faktor risiko keracunan merkuri masyarakat di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kulon Progo Tahun 2008..............................................................................
47
48
49
50
51
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Siklus merkuri di biospir (modifikasi dari Fardiaz, 2001)........ 13 Gambar 2 Aliran Rantai Makanan (modifikasi dari Fardiaz, 2001)........ 15 Gambar 3 Kerangka Teori Penelitian...................................................... 30 Gambar 4 Kerangka Konsep Penelitian ................................................. 31
vii
DAFTAR SINGKATAN
Hg : Merkuri
BTKL : Badan Teknik Kesehatan Lingkungan
μg/L : Mikrogram/Liter
AMDL : Analisis Dampak Lingkungan
ADKL : Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan
MeHg : Methyl Mercury
Pb : Timbal
As : Arsenik
Cd : Kadmium
Depkes : Departemen Kesehatan
FDA : Food and drug administration
UNEP : United Nations Enviromental Programme
WHO : Word Health Organization
CV-AAS : Cold vapor atomic absorption spectrophotometry
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bumi Indonesia mengandung kekayaan alam yang cukup melimpah
dengan hasil alamnya seperti dari kayu, ikan dan dari tanah yang kaya
dengan berbagai jenis pertambangan, merupakan sumber potensial untuk
diolah dalam usaha mengatasi masalah sosial ekonomi yang sedang
dihadapi sebagian besar masyarakat Indonesia.
Usaha pertambangan, oleh sebagian masyarakat sering dianggap
sebagai penyebab kerusakan dan pencemaran lingkungan. Sebagai contoh,
pada kegiatan usaha pertambangan emas skala kecil, pengolahan bijih
dilakukan dengan proses amalgamisasi dengan menggunakan merkuri (Hg)
sebagai media untuk mengikat emas. Mengingat sifat Merkuri yang
berbahaya, maka penyebaran logam ini perlu diawasi agar
penanggulangannya dapat dilakukan sedini mungkin secara terarah.
Logam merkuri termasuk dalam kelompok merkuri an-organik. Dalam
bentuk logamnya merkuri berbentuk cair dengan titik didih yang tidak begitu
tinggi, sehingga sangat mudah menguap. Uap merkuri dapat menimbulkan
efek samping yang sangat merugikan bagi kesehatan. Masuknya merkuri ke
dalam tubuh manusia, terutama melalui makanan, karena hampir 90% dari
bahan beracun dan logam berat (merkuri) masuk ke dalam tubuh melalui
makanan. Sisanya akan masuk secara difusi atau perembesan lewat jaringan
dan melalui peristiwa pernapasan (Palar, 2000).
Merkuri merupakan racun sistemik dan diakumulasi di hati, ginjal,
limpa dan tulang kemudian diekskresikan lewat feses, urin, keringat, saliva
dan air susu. Keracunan Hg akan menimbulkan gejala seperti kelainan
2
kepribadian dan tremor, konvulsi, pikun, insomnia, kehilangan kepercayaan
diri, iritasi, depresi dan rasa ketakutan. (Slamet, 2000)
Keracunan merkuri mulai diketahui dari pekerja emas yang dikenal
dengan sebutan mad as hatter yang merupakan penjelmaan gangguan saraf
penderita. Pada tambang emas tersebut air raksa digunakan untuk
mendulang emas. Keracunan merkuri dapat terjadi pula secara tidak sengaja
sebagaimana terjadi pada kasus penyakit minamata yang terjadi di Jepang
tahun 1953. Pada kasus tersebut keracunan disebabkan oleh konsumsi ikan
maupun kerang yang tercemar oleh merkuri dari hasil tangkapan di teluk
Minamata (Pawiroharsono, 1991).
Kabupaten Kulon Progo merupakan wilayah dari Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta merupakan dataran pantai pada bagian selatan,
perbukitan bergelombang di bagian tengah dan timur, serta perbukitan terjal
dan pergunungan di bagian barat dan utara (dikenal sebagai Perbukitan
Menoreh). Di wilayah ini terdapat Waduk Sermo yang berfungsi untuk
menyimpan air dan mengairi wilayah sekitarnya. Selain itu juga terdapat
Pemandian Clereng yang mendapatkan air dari mata air alami dan juga
terdapat penambangan emas tradisional di Desa Kalirejo. Daerah aliran
sungai di daerah Sangon Kecamatan Kokap di Desa Kalirejo wilayah ini
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mencari emas. Masyarakat yang
menambang emas ini tidak memiliki ijin dan menambang secara tradisional.
Dalam eksplorasi emas tersebut penambang menggunakan merkuri sebagai
bahan untuk mengikat emas.
Pertambangan emas rakyat ini merupakan usaha sampingan
penduduk setempat yang telah berlangsung sejak ±15 tahun yang lalu.
Penanganan tailing dilakukan secara sederhana dengan kolam
penampungan yang sangat terbatas, tanpa disertai dengan pengelolaan yang
baik, seperti misalnya tidak dilakukannya proses detoksifikasi, degradasi,
3
maupun penjernihan, sehingga material halus merkuri, arsen dan logam
dasar masih bercampur dalam tailing.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutomo, et al., (2004) yang
dilakukan pada 26 pekerja tambang emas dan 89 penduduk desa yang
bertempat tinggal di sekitar penambangan emas di Desa Kalirejo Kabupaten
Kulon Progo secara mengejutkan telah ditemukan kasus penyakit Minamata.
Hasil pemeriksaan sampel darah bahwa sebanyak 20 orang (30,76%) dari 26
pekerja tambang dan sebanyak 50 orang (16,85%) dari 89 penduduk
darahnya mengandung merkuri. Sedangkan hasil pemeriksaan terhadap
lingkungan fisik (sedimen sungai) maupun lingkungan biotik (keong dan yuyu)
memperlihatkan adanya indikator tercemar.
Hasil penelitian Setiabudi (2005) tentang penyebaran merkuri terhadap
penambangan emas di Dusun Sangon Desa Kecamatan Kokap Kabupaten
Kulon Progo dengan hasil analisis kimia contoh air menunjukkan tidak
terdeteksi adanya kontaminasi merkuri dan logam berat lainnya. Hasil analisis
contoh tanah menunjukkan kadar merkuri yang sangat tinggi antara lain ; 4
contoh tanah mengandung >50 ppm Hg dan 1 contoh tanah mengandung 7
ppm Hg. Tailing dari 9 lokasi pengolahan emas rakyat di Sangon
mengandung merkuri yang sangat tinggi, yaitu 800 – 6900 ppm. Kenaikan
konsentrasi merkuri dalam tailing yang tinggi berhubungan erat dengan
pemakaian merkuri dalam proses penggilingan bijih.
Hasil penelitian Maruapey (2006) terhadap penambang emas dengan
media pelarut merkuri terhadap kesehatan masyarakat di daerah Kalirejo
Kokap Kabupaten Kulon Progo bahwa dari 14 buah sumur masyarakat yang
berada di sekitar tambang terdapat 7 sumur telah tercemar oleh merkuri
melebihi ambang baku mutu yang dipersyaratkan yakni diatas 0,001 ppm,
Pencemaran merkuri terhadap sumur disebabkan karena jarak antara tempat
pengelolaan emas rakyat dengan sumur penduduk terlalu dekat.
4
Hasil penelitian yang dilakukan Tim Analisis Dampak Kesehatan
Lingkungan oleh Balai Tehnik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Yogyakarta
(2007) terhadap uji tanaman, buah dan sayuran (salak, temulawak, buah
kelapa, nira, daun melinjo dan daun singkong) yang diambil di sekitar limbah
pembuangan hasil pengolahan emas diperoleh hasil bahwa daun melinjo
mengandung merkuri sebesar 8,07 ppm dan buah salak mengandung
merkuri sebesar 2,96 ppm.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada di lapangan
bahwa pengelolaan biji emas tradisional tanpa izin dengan menggunakan
merkuri untuk memisahkan emas dari endapan sedimen (lumpur, pasir dan
air) yang limbahnya langsung dibuang ke sungai dan mengakibatkan
lingkungan tercemar (air, ikan dan manusia) bahkan dapat menimbulkan
akibat keracunan dan membahayakan kesehatan para petambang maupun
masyarakat sekitar lokasi pertambangan. Dilihat dari aspek lingkungan di
sekitar pertambangan sebagian besar masyarakat dan petambang emas
merasa tidak peduli dengan adanya aktifitas pertambangan di permukaan air
sungai. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keracunan merkuri pada
masyarakat di sekitar lokasi tambang di Dusun Plampang II dan Dusun
Sangon II Desa Kalirejo Kec. Kokap Kulon Progo.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, permasalahan yang
ditemukan sebagai berikut :
1. Penambang emas tanpa izin menggunakan bahan merkuri sebagai bahan
untuk mencampur dan proses amalgamisasi bijih emas.
2. Limbah merkuri yang dihasilkan langsung dibuang ke sungai
mengakibatkan sungai terkontaminasi oleh merkuri.
5
3. Masyarakat di sekitar lokasi pertambangan menggunakan air
sumur/sungai dilokasi pertambangan.
4. Penelitian Sutomo, et al., (2004) bahwa telah ditemukan kasus penyakit
Minamata. Hasil pemeriksaan sampel darah bahwa sebanyak 20 orang
(30,76%) dari 26 pekerja tambang dan sebanyak 50 orang (16,85%) dari
89 penduduk darahnya mengandung merkuri. Sedangkan hasil
pemeriksaan terhadap lingkungan fisik (sedimen sungai) maupun
pemeriksaan sampel ikan/keong/yuyu yang berasal dari sungai terindikasi
terkontaminasi merkuri melebihi nilai ambang batas yakni > 1 ppm.
5. Penelitian Setiabudi (2005) menunjukkan kadar merkuri tinggi pada lokasi
penduduk di sekitar pertambangan. Kenaikan konsentrasi merkuri dalam
tailing yang tinggi yaitu 800-6.900 ppm. Kenaikan kosentrasi merkuri ini
berhubungan erat dengan pemakaian merkuri dalam proses penggilingan
bijih emas.
6. Penelitian Maruapey (2006) bahwa telah terjadi pencemaran oleh merkuri
terhadap 7 sumur penduduk di sekitar tambang di atas ambang baku
mutu yang dipersyaratkan.
7. Penelitian Tim ADKL oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL)
Yogyakarta (2007) terhadap uji tanaman, buah dan sayuran (salak,
temulawak, buah kelapa, nira, daun melinjo dan daun singkong) yang
diambil di sekitar limbah pembuangan hasil pengolahan emas diperoleh
hasil bahwa daun melinjo mengandung merkuri sebesar 8,07 ppm dan
buah salak mengandung merkuri sebesar 2,96 ppm.
Dari uraian masalah di atas, maka perumusan masalah penelitian sebagai
berikut :
1. Apakah sumber air minum, mencuci, memasak dari sumur/sungai
merupakan faktor risiko keracunan merkuri pada masyarakat di sekitar
lokasi tambang di Dusun Plampang II dan Dusun Sangon II Desa Kalirejo
Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo ?
6
2. Apakah konsumsi ikan/kerang/hewan lain dari sungai tempat lokasi
pengolahan tambang merupakan faktor risiko keracunan merkuri pada
masyarakat di sekitar lokasi tambang di Dusun Plampang II dan Dusun
Sangon II Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo ?
3. Apakah konsumsi sayuran/buah-buahan yang tumbuh/ditanam di sekitar
lokasi pengolahan tambang merupakan faktor risiko keracunan merkuri
pada masyarakat di sekitar lokasi tambang di Dusun Plampang II dan
Dusun Sangon II Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon
Progo ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat keracunan merkuri (Hg) pada masyarakat di sekitar
lokasi tambang emas di Dusun Plampang dan Dusun Sangon II Desa
Kalirejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo.
2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui kadar merkuri dalam urin masyarakat di sekitar lokasi
pengolahan tambang di Dusun Plampang dan Dusun Sangon II Desa
Kalirejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo.
2) Mengetahui hubungan antara sumber air minum, mencuci, memasak
dari sumur/sungai dengan keracunan merkuri pada masyarakat di
sekitar lokasi tambang di Dusun Plampang dan Dusun Sangon II Desa
Kalirejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo.
3) Mengetahui hubungan antara konsumsi ikan/kerang/hewan lain dari
sungai tempat lokasi tambang dengan keracunan merkuri pada
masyarakat di sekitar lokasi tambang di Dusun Plampang dan Dusun
Sangon II Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo.
7
4) Mengetahui hubungan antara konsumsi sayuran/buah-buahan yang
tumbuh/ditanam di sekitar aliran sungai di lokasi tambang dengan
keracunan merkuri pada masyarakat di sekitar lokasi tambang di
Dusun Plampang dan Dusun Sangon II Desa Kalirejo Kecamatan
Kokap Kabupaten Kulon Progo.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat bagi masyarakat : dapat memberikan informasi kepada
masyarakat tentang bahaya merkuri serta pengaruhnya merkuri terhadap
lingkungan dan terhadap kesehatan masyarakat di sekitar pertambangan.
2. Manfaat bagi tenaga kesehatan : dapat memberikan informasi tentang
faktor risiko kekeracunanan merkuri.
3. Manfaat bagi pemerintah daerah dan pengambil keputusan : memberikan
informasi tentang faktor-faktor keracunan merkuri yang dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan dalam penentuan tindakan upaya-
upaya pencegahan dan perencanaan pemantauan dan pengendalian
analisis dampak lingkungan (AMDAL) serta analisis dampak kesehatan
lingkungan (ADKL).
4. Manfaat bagi ilmu pengetahuan : memberikan informasi tentang variabel-
variabel yang berhubungan dengan kekeracunanan merkuri yang dapat
digunakan sebagai dasar penelitian yang akan datang.
E. Keaslian penelitian
Penelitian yang berhubungan dengan masalah merkuri telah banyak
dilakukan antara lain : (1) Penelitian Taunaumang (2002) tentang kadar
merkuri dalam urin dan kelelahan pada tenaga kerja dengan rancangan
penelitian cross sectional yang dilaksanakan di PT. Ge Lighting Indonesia
Jogyakarta, (2) Penelitian Rizal (2003) tentang kadar merkuri rambut kepala
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan rancangan penelitian cross