faktor risiko

4
faktor risiko faktor yang dapat mempermudah timbulnya suatu penyakit dikelompokkan dalam dua kelompok besar, yaitu : 1) Yang menyuburkan pertumbuhan jamur. 2) Yang memudahkan terjadinya invasi ke jaringan karena daya tahan yang menurun. Penyakit ini dapat terjadi pada semua umur tapi lebih sering menyerang orang dewasa dan paling sering terjadi pada iklim yang panas (tropis dan subtropis), lingkungan yang kotor dan lembab, banyak berkeringat juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit ini (Mosby, 2004). GAMBARAN KLINIK Tinea korporis bisa mengenai bagian tubuh manapun meskipun lebih sering terjadi pada bagian yang terpapar. Pada penyebab antropofilik biasanya terdapat di daerah yang tertutup atau oklusif atau daerah trauma (Goedadi MH,2004). Keluhan berupa rasa gatal. Pada kasus yang tipikal didapatkan lesi bulla yang berbatas tegas, pada tepi lesi tampak tanda radang lebih aktif dan bagian tengah cenderung menyembuh. Lesi yang berdekatan dapat membentuk pola gyrate atau polisiklik. Derajat inflamasi bervariasi, dengan morfologi dari eritema sampai pustula, bergantung pada spesies penyebab dan status imun pasien. Pada penyebab zoofilik

description

fdgrgfb sdgsdg sdbs sdbsd sdbssb sdbdf bfdbe dbewe bwe wegweew

Transcript of faktor risiko

faktor risikofaktor yang dapat mempermudah timbulnya suatu penyakit dikelompokkan dalam dua kelompok besar, yaitu :1) Yang menyuburkan pertumbuhan jamur. 2) Yang memudahkan terjadinya invasi ke jaringan karena daya tahan yang menurun. Penyakit ini dapat terjadi pada semua umur tapi lebih sering menyerang orang dewasa dan paling sering terjadi pada iklim yang panas (tropis dan subtropis), lingkungan yang kotor dan lembab, banyak berkeringat juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit ini (Mosby, 2004).

GAMBARAN KLINIKTinea korporis bisa mengenai bagian tubuh manapun meskipun lebih sering terjadi pada bagian yang terpapar. Pada penyebab antropofilik biasanya terdapat di daerah yang tertutup atau oklusif atau daerah trauma (Goedadi MH,2004).Keluhan berupa rasa gatal. Pada kasus yang tipikal didapatkan lesi bulla yang berbatas tegas, pada tepi lesi tampak tanda radang lebih aktif dan bagian tengah cenderung menyembuh. Lesi yang berdekatan dapat membentuk pola gyrate atau polisiklik. Derajat inflamasi bervariasi, dengan morfologi dari eritema sampai pustula, bergantung pada spesies penyebab dan status imun pasien. Pada penyebab zoofilik umumnya didapatkan tanda inflamasi akut. Pada keadaan imunosupresif, lesi sering menjadi lebih luas (Goedadi MH,2004).Tinea korporis dapat bermanifestasi sebagai gambaran tipikal, dimulai sebagai lesi eritematosa, plak yang bersisik yang memburuk dan membesar, selanjutnya bagian tengah dari lesi akan menjadi bentuk yang anular akan mengalami resolusi, dan bentuk lesi menjadi anular.(1,5,7,10,11) berupa skuama, krusta, vesikel, dan papul sering berkembang, khususnya pada bagian tepinya. Kadang-kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan. Lesi pada umumnya merupakan bercak terpisah satu dengan yang lainnya (LKiS, 2003).Pada tinea korporis yang menahun, tanda radang akut biasanya tidak terlihat lagi. Kelainan ini dapat terjadi pada tiap bagian tubuh dan bersama-sama dengan kelainan pada sela paha. Dalam hal ini disebut tinea korporis dan kruris (Budimulja U,2006).Bentuk khas tinea korporis yang disebabkan oleh Trichophyton concentricum disebut tinea imbrikata. Tinea imbrikata mulai dengan bentuk papul berwarna coklat, yang perlahan-lahan menjadi besar. Stratum korneum bagian tengah ini terlepas dari dasarnya dan melebar. Proses ini setelah beberapa waktu mulai lagi dari bagian tengah, sehingga terbentuk lingkaran-lingkaran skuama yang konsentris (Rushing ME, 2006).Infeksi dermatofit secara zoofilik atau geofilik lebih sering menyebabkan respon inflamasi daripada yang disebabkan oleh mikroba antropofilik. Umumnya, pasien HIV-positif atau imunokompromise bisa terlihat dengan abses yang dalam dan meluas (Rushing ME, 2006).Tinea korporis lebih sering ditemukan sebagai asimptomatik atau gatal ringan. Secara obyektif tipikal lesinya mulai sebagai makula eritematosa atau papul yang menjalar dan berkembang menjadi anular, dan lesi berbatas tegas, skuama atau vesikel, tepi yang berkembang dan healing center. Tinea korporis lebih sering pada permukaan tubuh yang terbuka antara lain wajah, lengan dan bahu (Arndt KA, 2008).

5.Habif TP. Clinacal dermatology. 4th ed. Edinburgh: Mosby, 20046.Goedadi MH, Suwito PS. Tinea korporis dan tinea kruris. In : Budimulja U, Kuswadji, Bramono K, Menaldi SL, Dwihastuti P, Widaty S, editors. Dermatomikosis superfisialis. Jakarta: Balai penerbit FKUI, 2004.p.31-4

7. Rushing ME. Tinea corporis. Online journal. 2006 June 29; available from; http://www.emedicine.com/asp/tinea corporis/article/page type=Article.htm

10.Amiruddin MD. Ilmu penyakit kulit. Makassar: Percetakan LKiS, 2003.12.Budimulja U. Mikosis. In : Djuanda A, Hamzah M, Aisyah S. editors. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 3rd ed. Jakarta: Balai penerbit FKUI, 2006.p.92-3.13.Arndt KA, Bowers KE. Manual of dermatology therapeutics with essential of diagnostic. 6th ed. Philadelphia: Lippincot Williams & willkins.2008.