FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASIO …/Faktor... · Dad v My Lovely Family ... Karena akan...
Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASIO …/Faktor... · Dad v My Lovely Family ... Karena akan...
1
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI RASIO PEMBAYARAN DIVIDEN
(Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI tahun 2005-2008)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi
Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
NOVENTRI MUSTHIKAWATI NIM. F1206041
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdullilahirobbilalamin, segala puji hanya untukMu Ya ALLAH...
Sebuah pembuktian dan tanggung jawab atas pilihan hidup yang aku pilih sehingga
karya ini bisa selesai.
Karya ini aku persembahkan kepada:
v My Lovely Mom
v My Lovely Dad
v My Lovely Family
v Almamaterku
HALAMAN MOTTO
ALLAH tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat
siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya (Q.S Al-Baqarah)
Lihatlah selalu pada sisi positif dari suatu permasalahan
Karena akan membantu dan membuat kita mudah mencari jalan keluar yang terbaik
’Janganlah berputus asa’
Allah pasti akan menunjukkan yang terbaik buat kita
Tawakal adalah kuncinya
Sabar adalah senjatanya
Usaha adalah kewajiban
Namun hasilnya serahkan kepadaNya
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillaahi Rabbil ‘aalamiin, puji syukur kepada Allah SWT penulis
panjatkan atas segala rahmat, karunia, ridho dan hidayahNya yang telah diberikan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rasio Pembayaran Dividen (Studi pada
Perusahaan yang Terdaftar di BEI tahun 2005-2008). Skripsi ini dapat
terselesaikan juga atas segala doa, dukungan, dan harapan terbaik yang selalu
mengalir dari berbagai pihak pada penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam penyelesaian skripsi ini:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com,Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Dra. Endang Suhari, MSi. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Wiyono, MM. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Non Reguler
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
4. Bapak Bambang Hadi Nugroho, SE, MSi. selaku pembimbing skripsi, yang
telah banyak memberikan bantuan, ilmu, bimbingan, pengarahan dan
kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Haryanto, SE, MSi. selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan waktu dan saran serta bimbingannya
6. Bapak Drs.M.Amien Gunadi., selaku dosen pembimbing magang yang telah
memberikan bimbingan, masukan dan meluangkan waktunya.
7. Seluruh dosen dan Staf karyawan Fakultas Ekonomi yang secara langsung
maupun tidak langsung turut serta membantu dalam memperlancar
perkuliahan.
8. Teman-teman Manajemen Non Reg angkatan 06, terima kasih atas
kebersamaan yang penuh suka duka selama ini, semoga persahabatan kita
abadi.
9. Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini akan tetapi tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini memiliki kekurangan dan
kelemahan. Oleh karena itu, saran dan kritik membangun sangat diharapkan untuk
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat tidak hanya untuk
penulis, tetapi juga pihak lain yang bisa mendapatkan manfaat dari penulisan
skripsi ini. Amien
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, 12 Juli 2010
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL.................................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................iv
HALAMAN MOTTO............................................................................................ v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii
ABSTRAKSI ...................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1
B. Perumusan Masalah.......................................................................... 6
C. Batasan Masalah…………………………………………………....6
D. Tujuan Penelitian...............................................................................7
E. Manfaat Penelitian............................................................................ 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Dividen
a. Definisi dan Jenis-Jenis Dividen.......................................8
b. Kebijakan Dividen..........................................................14
c. Teori Kebijakan Dividen.................................................16
d. Kebijakan Pemberian Dividen........................................20
2. Dividend Payout Ratio.............................................................22
3. Profitabilitas……………...…………………………………..23
4. Sales Growth……………………...………………………….23
5. Market-to-Book Ratio……………………...…………………24
6. Ukuran Perusahaan………………...…………………………26
7. Agency Cost………………………...……………...................26
B. Penelitian Terdahulu………………………………...……………..28
C. Kerangka Pemikiran………………………………..……………...31
D. Hipotesis………………………………..………………………….32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian………………………………..…………………36
B. Populasi, Sampel dan Teknik sampling……………………..…….36
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional................…………...37
D. Metode Analisis Data…………….………………………………..40
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data .................................................................................. 46
B. Deskriptif Data.................................................................................47
C. Pengujian Data dan Asumsi Klasik
1. Pengujian Normalitas Data.........................................................50
2. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas.......................................................52
b. Uji Autokorelasi..............................................................53
c. Uji Heterokedastisitas.....................................................54
D. Pengujian Hipotesis Penelitian.........................................................55
E. Pembahasan dan Hasil Penelitian.....................................................58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 63
B. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 65
C. Implikasi......................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
IV.1. Hasil Analisis Deskriptive Statistic................................................... 48
IV.2. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Sebelum Transformasi ................. 50
IV.3. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Tranformasi ...................... 52
IV.4 Hasil Uji Multikolinearitas................................................................ 53
IV.5 Hasil Uji Autokorelasi....................................................................... 54
IV.6 Hasil Uji Secara Simultan (Uji F) ..................................................... 56
IV.7 Hasil Uji Secara Parsial (Uji t) .......................................................... 57
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
II.1. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 31
IV.1. Hasil Uji Heterokedastisitas ..............................................................55
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Sampel Perusahaan Tahun 2005
Lampiran 2 Data Sampel Perusahaan Tahun 2006
Lampiran 3 Data Sampel Perusahaan Tahun 2007
Lampiran 4 Data Sampel Perusahaan Tahun 2008
Lampiran 5 Data Perusahaan Sebelum Transformasi data
Lampiran 6 Data Perusahaan Setelah Transformasi data
Lampiran 7 Output SPSS
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Saat ini perusahaan dituntut untuk dapat mengelola keuntungan atau
laba yang diperoleh secara tepat dan optimal. Karena besar kecilnya laba
yang diperoleh perusahaan akan menentukan keberlangsungan perusahaan
tersebut dimasa yang akan datang. Bagi perusahaan yang berbentuk
perseroan terbatas (PT), laba yang diperoleh akan dialokasikan pada dua
komponen yaitu dividen dan laba ditahan.
Laba yang dialokasikan pada laba ditahan akan digunakan oleh
perusahaan untuk diinvestasikan kembali pada aktiva-aktiva yang
menguntungkan, misalnya digunakan untuk membeli sekuritas. Sedangkan
laba yang dialokasikan pada dividen akan dibagikan kepada investor sebagai
return atas dana yang diinvestasikan dalam bentuk saham
Dividen merupakan salah satu keuntungan yang diharapkan oleh
investor yang berinvestasi dalam bentuk saham. Dividen adalah proporsi
laba yang dibagikan kepada pemegang saham dalam jumlah yang sebanding
dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya. Dividen yang dibagikan
kepada pemegang saham dapat dinyatakan sebagai prosentase atas nilai
saham atau sejumlah uang tiap lembar saham yang dimiliki. Prosentase
besarnya dividend per share dibandingkan dengan Earning per share
disebut sebagai dividend payout ratio.
Kebijakan terhadap pembayaran dividen merupakan keputusan yang
sangat penting dalam suatu perusahaan. Kebijakan ini akan melibatkan dua
pihak yang mempunyai kepentingan berbeda yaitu pihak pertama para
pemegang saham dan pihak kedua perusahaan itu sendiri. Dividen diartikan
sebagai pembayaran kepada pemegang saham oleh pihak perusahaan atas
keuntungan yang diperolehnya. Kebijakan dividen adalah kebijakan yang
berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan, berupa
penentuan besarnya laba ditahan untuk kepentingan pihak perusahaan. Jika
manajemen meningkatkan porsi laba perlembar saham yang dibayarkan
sebagai dividen, maka mereka dapat meningkatkan kesejahteraan para
pemegang saham. Hal ini menyarankan bahwa keputusan dividen yaitu
dividen yang dibayarkan merupakan suatu hal yang sangat penting
(Alexander, et al dalam Prihantoro, 2003)
Keputusan pembagian dividen merupakan suatu masalah yang sering
dihadapi oleh perusahaan. Manajemen sering mengalami kesulitan untuk
memutuskan akan membagi dividennya atau akan menahan laba untuk
diinvestasikan kembali guna meningkatkan pertumbuhan perusahaan.
Menurut Halim (2005) dalam Nurdiana (2007) sampai saat ini terdapat
kontroversi tentang dividen yang seharusnya dibayarkan. Ada pihak yang
berpendapat bahwa dividen seharusnya dibayarkan setinggi-tingginya,
dividen dibayarkan serendah-rendahnya, dan dividen seharusnya dibayarkan
setelah semua kesempatan investasi yang memenuhi persyaratan didanai.
Pihak yang menyatakan bahwa sebaiknya dividen dibayarkan setinggi-
tingginya beranggapan bahwa harga saham dipengaruhi oleh dividen yang
dibayarkan. Bagi investor, jumlah rupiah yang diterima dari pembayaran
dividen resikonya lebih kecil dari pada keuntungan dari kenaikan harga
saham (capital gain) dan dividen lebih dapat diperkirakan sebelumnya
sedangkan capital gain lebih sulit diperkirakan. Disamping itu pembayaran
dividen yang tinggi akan memberikan informasi yang baik tentang
pertumbuhan laba perusahaan sehingga harga saham akan naik.
Pihak yang menyatakan bahwa dividen sebaiknya dibayarkan
serendah-rendahnya beranggapan bahwa biaya mengambang dan tarif pajak
dividen lebih besar dari pada tarif pajak capital gain. Namun keputusan
perusahaan untuk membayar dividen yang rendah akan menimbulkan
pandangan pihak eksternal bahwa profitabilitas perusahaan buruk sehingga
akan berdampak pada turunnya harga saham.
Pihak yang menyatakan bahwa dividen dibayarkan setelah adanya
kesempatan investasi yang menguntungkan yang memenuhi persyaratan
didanai, beranggapan bahwa tidak ada pajak perseorangan atau perusahaan,
tidak ada biaya mengambang, kebijakan dividen tidak mempengaruhi biaya
modal sendiri dan keputusan investasi terpisah dari keputusan pendanaan.
Bila dievaluasi secara mendasar dari tiga perbedaan pendapat tentang
kebijakan dividen tersebut, sampai saat ini belum ada jawaban yang pasti
mengenai berapakah besarnya proporsi dividen yang menguntungkan bagi
pemegang saham maupun bagi perusahaan.
Umumnya pihak manajemen menahan kas untuk melunasi hutang atau
meningkatkan investasi. Maksudnya pengurangan hutang akan mengurangi
cash outflow berupa interest expense atau investasi dapat memberikan
pengembalian berupa cash inflow bagi perusahaan. Disisi lain, pemegang
saham mengharapkan dividen kas dalam jumlah relatif besar karena ingin
menikmati hasil investasi pada saham perusahaan. Kondisi inilah yang
dipandang teori agensi sebagai konflik antara prinsipal dan agen (Jensen dan
Meckling, 1976).
Berdasarkan agency theory, pihak manajemen adalah agen (agents)
pemilik, sedangkan pemilik perusahaan merupakan principal. Jensen dan
Meckling (1976) memperlihatkan bahwa pemilik dapat meyakinkan diri
mereka bahwa agen akan membuat keputusan yang optimal bila terdapat
insentif yang memadai dan mendapatkan pengawasan dari pemilik.
Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham akan
mengakibatkan biaya keagenan (agency cost). Biaya keagenan dapat
diminimalkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat
mensejajarkan kepentingan yang terkait tersebut. Kebijakan dividen kas
dapat menjadi salah satu bentuk mekanisme pengawasan pemegang saham
terhadap pihak manajemen. Pemegang saham berusaha menjaga agar pihak
manajemen tidak terlalu banyak memegang kas karena kas yang banyak
akan menstimulus pihak manajemen untuk menikmati kas tersebut bagi
kepentingan dirinya sendiri.
Berbagai pertimbangan mengenai penetapan jumlah yang tepat untuk
dibayarkan sebagai dividen adalah sebuah keputusan finansial yang sulit
bagi pihak manajemen (Roos, 1977). Keputusan suatu perusahaan mengenai
dividen terkadang diintegrasikan dengan keputusan pendanaan dan
keputusan investasi. Semakin rumit kegiatan perusahaan maka konflik
kepentingan antara pemegang saham dan pihak manajemen semakin banyak.
Perusahan memiliki pemisahan yang jelas antara kepemilikan (ownership),
pengoperasian (operation), dan pengendalian (control). Pemisahan antara
fungsi kepemilikan (ownership), pengoperasian (operation), dan
pengendalian (control) memungkinkan manajemen lebih mementingkan
kepentingan mereka daripada kepentingan perusahaan atau para pemilik.
Penelitian Al- Malkawi (2008) di Jordan menggunakan variabel
agency costs, size, profitabilitas, financial leverage, pertumbuhan dan
kesempatan investasi untuk mengetahui pengaruhnya terhadap dividend
payout ratio. Hasil penelitian mengungkap bahwa variabel pertumbuhan dan
kesempatan investasi, size dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan
terhadap dividend payout ratio, sedangkan agency costs dan financial
leverage bernilai negatif terhadap dividend payout ratio.
Ooi (2001) meneliti tentang perusahaan properti di Amerika
menggunakan variable tipe perusahaan real estate (TYPE), laba perusahaan
(ROA), growth opportunities (MTBV), growth rate (GRWTH) Firm Size
(SIZE) untuk mengetahui pengaruhnya terhadap dividend payout ratio. Hasil
penelitian mengungkap bahwa ROA dan SIZE memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap dividend payout ratio. MTBV berpengaruh negatif
signifikan, sedangkan tipe perusahaan dan growth rate berpengaruh tidak
signifikan terhadap dividend payout ratio.
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini ingin
mengetahui:
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Rasio Pembayaran Dividen (Studi
pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-
2008)
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas maka masalah dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah profitabilitas, sales growth, market to book ratio, firm size dan
agency cost secara simultan berpengaruh terhadap rasio pembayaran
dividen perusahaan yang terdaftar di BEI?
2. Apakah profitabilitas, sales growth, market to book ratio, firm size dan
agency cost secara parsial berpengaruh terhadap rasio pembayaran
dividen perusahaan yang terdaftar di BEI?
C. BATASAN MASALAH
1. Tahun amatan adalah 2005 sampai dengan 2008
2. Variabel yang digunakan adalah profitabilitas diproksikan dengan
return on asset, sales growth, market to book ratio, firm size dan
agency cost diproksikan dengan kepemilikan manajerial (MAN).
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, sales growth, market to
book ratio, firm size dan agency cost secara simultan terhadap rasio
pembayaran dividen perusahaan yang terdaftar di BEI.
2. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, sales growth, market to
book ratio, firm size dan agency cost secara parsial terhadap rasio
pembayaran dividen perusahaan yang terdaftar di BEI.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi peneliti, hasil penelitian diharapkan memberikan bukti empiris
mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap rasio pembayaran
dividen perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga
memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam.
2. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan
pengambilan keputusan investasi terkait dengan dividen yang
dibayarkan oleh perusahaan.
3. Bagi manajemen, sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan tentang besarnya dividen yang akan dibayarkan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Dividen
a. Definisi dan Jenis-Jenis Dividen
Baridwan (2004: 430-431) mengemukakan dividen
merupakan pembagian laba kepada pemegang saham yang
sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliki. Bagi
investor, dividen merupakan hasil yang diperoleh dari saham
yang dimiliki dan dividen didapatkan dari perusahaan sebagai
distribusi yang dihasilkan dari operasi perusahaan. Besarnya
dividen dibagikan dengan interval waktu yang tetap, tetapi
kadang-kadang diadakan pembagian dividen tambahan pada
waktu yang bukan biasanya. Besarnya dividen biasanya
berkisar antara nol sampai sebesar laba bersih tahun berjalan
atau tahun lalu. Besarnya dividen yang diterima oleh para
pemegang saham ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS). Selain untuk dibagikan sebagai dividen, laba
perusahaan dialokasikan dalam laba ditahan (retained earning).
Dividen yang dibagikan dapat berupa cash dividend dan stock
dividend. Proporsi pembagian laba perusahaan menjadi laba
ditahan dan dividen tergantung pada RUPS dan kondisi
perusahaan saat ini. Semakin rendah laba ditahan akibatnya
akan memperkecil kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba yang pada akhirnya juga akan memperkecil pertumbuhan
dividen.
Menurut Brigham dan Houston (2001:84-85) terkait
dengan dividen terdapat beberapa prosedur pembayaran
dividen sebagai berikut:
1. Tanggal Pengumuman
Adalah tanggal pada saat direksi perusahaan secara
formal mengeluarkan pernyataan berisi pengumuman
pembayaran dividen.
2. Tanggal Pencatatan Pemegang saham
Tanggal pencatatan pemegang saham adalah tanggal pada
saat perusahaan menutup buku pencatatan pemindah
tanganan saham dan membuat daftar pemegang saham
per tanggal tersebut. Biasanya tanggal pencatatan dicatat
dua atau tiga minggu setelah tanggal pengumuman.
3. Tanggal Ex-dividend
Adalah tanggal pada saat hak atas dividen periode
berjalan tidak lagi menyertai saham tersebut. Biasanya
jangka waktunya adalah empat hari kerja sebelum tanggal
pencatatan pemegang saham.
4. Tanggal Pembayaran
Tanggal pembayaran adalah tanggal pada saat perusahaan
melaksanakan pengiriman cek kepada pemegang saham
yang tercatat sebagai pemegang saham.
Menurut Baridwan (2004) ada beberapa jenis dividen yaitu
sebagai berikut:
a) Dividen Tunai (cash dividend)
Merupakan dividen yang dibagikan dalam bentuk kas.
Yang perlu diperhatikan oleh manajemen sebelum
membuat pengumuman adanya pemabgian dividen tunai
adalah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk
pembagian dividen tersebut.
b) Dividen Aktiva selain Kas (Property dividend)
Merupakan dividen yang dibagikan dalam bentuk
aktiva selain kas. Aktiva yang dibagikan dapat berbentuk
surat-surat berharga perusahaan yang dimiliki
perusahaan, barang dagangan, real estate, atau investasi
bentuk lain yang dirancang oleh dewan direksi.
c) Dividen dengan Utang Wesel (Script Dividend)
Dividen utang wesel timbul apabila perusahaan tidak
membayar dividen sekarang dikarenakan saldo kas yang
ada tidak mencukupi, sehingga manajemen perusahaan
akan mengeluarkan script dividend yaitu janji tertulis
untuk membayar jumlah tertentu diwaktu yang akan
datang. Script dividend ini mungkin berbunga mungkin
tidak.
d) Dividen Likuidasi (Liquidating Dividend)
Merupakan dividen yang sebagian merupakan
pengembalian dari investasi/ modal pemegang saham.
Apabila perusahaan membagi dividen likuidasi, maka
para pemegang saham harus diberitahukan mengenai
berapa jumlah pembagian laba dan berapa yang
merupakan pengembalian modal sehingga para pemegang
saham bisa mengurangi investasinya. Dengan demikian
transaksi identik dengan penarikan modal sendiri oleh
pemegang saham.
e) Dividen Saham (Stock Dividend)
Merupakan pembagian tambahan saham tanpa
dipungut pembayaran kepada para pemegang saham
sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya.
Dividen saham kurang lebih merupakan penyusunan
kembali modal perusahaan (rekapitalisasi), sedangkan
proporsi kepemilikan tidak mengalami perubahan.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan oleh
perusahaan dalam membagikan dividen menurut Sartono
(2001:293-294) yaitu:
1) Kebutuhan Dana Perusahaan
Kebutuhan dana bagi perusahaan dalam kenyataannya
merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan kebijakan dividen yang akan diambil. Aliran
kas perusahaan yang diharapkan, pengeluaran modal
dimasa datang yang diharapkan, kebutuhan tambahan
piutang dan persediaan, pola (schedul) pengurangan utang
dan masih banyak faktor lain yang mempengaruhi posisi
kas perusahaan harus dipertimbangkan dalam analisis
kebijakan dividen.
2) Likuidasi
Likuidasi perusahaan merupakan pertimbangan utama
dalam banyak kebijakan dividen. Karena dividen bagi
perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar
posisi kas dan likuidasi perusahaan secara keseluruhan
akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen.
Likuidasi perusahaan sangat besar pengaruhnya
terhadap investasi perusahaan dan kebijakan pemenuhan
kebutuhan dana. Keputusan investasi akan menentukan
tingkat ekspansi dan kebutuhan dana perusahaan,
sementara itu keputusan pembelanjaan (keputusan
pemenuhan kebutuhan dana) akan menentukan pemilihan
sumber dana untuk membiayai investasi tersebut.
3) Kemampuan Meminjam
Posisi likuidasi perusahan dapat diatasi dengan
kemampuan perusahaan untuk meminjam dalam jangka
pendek. Kemampuan meminjam dalam jangka pendek
tersebut akan meningkatkan fleksibilitas likuiditas
perusahaan. Kemampuan meminjam yang lebih besar
akan memperbesar kemampuan membayar dividen.
Dalam menentukan dividend payout ratio banyak
perusahaan membandingkannya dengan industri,
khususnya dengan perusahaan yang memiliki tingkat
pertumbuhan yang sama. Meskipun belum tentu sama,
namun akan lebih mudah untuk melihat posisi perusahaan
dalam industri. Akhirnya perusahaan juga harus menilai
pengaruh informasi atas dividen, dalam kaitan ini maka
analisis surat berharga sangat membantu.
4) Keadaan Pemegang Saham
Jika perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif
tertutup, manajemen biasanya mengetahui dividen yang
diharapkan oleh pemegang saham dan dapat bertindak
dengan tepat. Jika hampir semua pemegang saham berada
dalam golongan high tax dan lebih suka memperoleh
capital gains, maka perusahaan dapat mempertahankan
dividend payout yang rendah. Dengan dividend payout
yang rendah tentunya dapat diperkirakan perusahaan akan
menahan laba untuk kesempatan investasi yang
profitable. Untuk perusahaan yang jumlah pemegang
sahamnya besar hanya dapat menilai dividen yang
diharapkan pemegang saham dalam konteks pasar.
5) Stabilitas Dividen
Bagi para investor faktor stabilitas dividen akan lebih
menarik daripada dividend payout ratio yang tinggi.
Stabilitas di sini dalam arti tetap memperhatikan tingkat
pertumbuhan perusahaan, yang ditunjukkan oleh
koefisiensi arah yang positif. Apabila faktor lain sama,
saham yang memberikan dividen yang stabil selama
periode tertentu akan mempunyai harga yang lebih tinggi
daripada saham yang membayar dividennya dalam
persentase yang tetap terhadap laba.
b. Kebijakan Dividen
1) Pengertian dan Tujuan Pembagian Dividen
Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan
keputusan mengenai laba yang akan dibagikan kepada
pemegang saham atau yang akan ditahan untuk investasi
masa depan dan jika dibagikan kepada pemegang saham.
Menurut Gitosudarmo (2002:228) kebanyakan
investor mengharapkan diperolehnya hasil dari pembelian
saham terhadap dua hal yaitu:
a. Kenaikan Modal
Para investor mengharapkan adanya kenaikan
modal dalam bentuk kenaikan saham yang telah
dibelinya.
b. Dividen
Disamping itu tentu saja para investor, sampai
pada tungkat tertentu mengharapkan adanya
pembagian laba yang diperoleh perusahaan
Oleh karena itu adanya kenaikan modal dan dividen
yang diharapkan para investor dari hasil pembelian saham
maka perusahaan dapat mempengaruhi nilai perusahaan
dengan dividen atau dividend payout ratio.
Adapun tujuan dari pembagian dividen adalah sebagai
berikut:
a) Untuk memaksimumkan kemakmuran bagi para
pemegang saham, karena tingginya dividen yang
dibayarkan akan mempengaruhi harga saham.
b) Untuk menunjukkan likuiditas perusahaan. Dengan
dibayarkan dividen, diharapkan kinerja perusahaan
dimata investor bagus dan dapat diakui bahwa
perusahaan mampu manghadapi gejolak ekonomi
dan mampu memberikan hasil kepada investor.
c) Sebagian investor memandang bahwa risiko dividen
adalah lebih rendah dibanding risiko capital gain.
d) Untuk memenuhi kebutuhan para pemegang saham
akan pendapatan tetap yang digunakan untuk
keperluan konsumsi.
e) Dividen dapat digunakan sebagai alat komunikasi
antara manajer dan pemegang saham
c. Teori Kebijakan Dividen
Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya
pertumbuhan dalam organisasinya, namun di satu pihak
perusahaan juga harus membayarkan dividen kepada para
pemegang sahamnya. Semakin tinggi tingkat dividen yang
dibayarkan berarti semakin sedikit laba yang dapat ditahan dan
sebagai akibatnya adalah menghambat tingkat pertumbuhan
dalam pendapatan dan harga sahamnya. Jika perusahaan ingin
menahan sebagian besar dari pendapatannya tetap di dalam
perusahaan, berarti bagian dari pendapatan yang tersedia untuk
pembayaran dividen adalah makin kecil (Riyanto,1995).
Menurut Warsono (2003:272) dalam Nurdiana (2007)
kebijakan dividen mempunyai arti penting bagi perusahaan
karena:
a) Kebijakan keuangan ini berpengaruh pada sikap investor.
b) Kebijakan keuangan ini berdampak pada program
pendanaan dan penganggaran modal.
c) Kebijakan keuangan ini dapat mempengaruhi arus kas
perusahaan.
d) Kebijakan keuangan ini dapat menurunkan nilai ekuitas
pemegang saham biasa karena besarnya dividen
ditentukan oleh besarnya laba ditahan.
Ada beberapa teori yang dapat digunakan sebagai
landasan dalam menentukan kebijakan dividen untuk
perusahaan, sehingga dapat dijadikan pemahaman suatu
perusahaann mengambil kebijakan tertentu. Teori-teori tersebut
adalah:
1) Residual Theory
Teori ini menyatakan bahwa dividen dibayar oleh
kapital yang sama setelah mendapat keuntungan investasi
keuangan. Kata residual mengandung arti sisa, dan
kebijakan ini menyiratkan bahwa dividen sebaiknya
dibayarkan jika ada laba yang ”tersisa”. Jika ada sisa dana
internal setelah investasi dilakukan, bayar dividen pada
investor.
2) Bird In The Hand Theory
Teori ini menyatakan bahwa pemegang saham
menganggap kebijakan dividen adalah relevan terhadap
nilai saham. Hal ini didasar pada pendapat bahwa pemodal
lebih menyukai dividen karena penerimaan dividen
merupakan penghasilan yang pasti dibanding capital gain.
Pemegang saham akan menilai bahwa dividen yang
diterima mempunyai nilai yang lebih tinggi dibanding laba
yang ditahan (retained earnings). Sehingga perusahaan
sebaiknya menetapkan dividen dengan payout ratio dan
menawarkan dividend yield yang tinggi.
3) Dividend Irrelevance Theory
Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen bukan
faktor yang relevan terhadap nilai saham. Hal ini karena
nilai saham ditentukan oleh earning power dan risiko bisnis
perusahaan, dan tergantung pada laba yang dihasilkan dari
aktiva yang digunakan, bukan pada laba yang diperoleh
antara dividen dan laba yang ditahan. Tiga teori lain yang
dapat membantu memahami kebijakan dividen adalah:
a. Information Content Hypothesis
Modgliani dan Miller (MM) berpendapat bahwa
reaksi investor terhadap perubahan dividen tidak
berarti sebagai indikasi bahwa investor lebih
menyukai dividen dibanding laba ditahan.
Kenyataan bahwa harga saham berubah mengikuti
perubahan dividen semat-mata karena adanya
informatian content dalam pengumuman dividen
atau adanya informsi atas kesempatan investasi.
Perbedaan kemampuan mengakses informasi
(information asymmetry) antara manajemen dan
investor bisa mengakibatkan harga saham yang
lebih rendah daripada yang akan terjadi pada
kondisi pasti.
b. Clientile Effect
Efek klien adalah kecenderungan perusahaan
untuk menarik jenis investor yang menyukai
kebijakan dividennya. Secara ringkasnya dapat
dikatakan bahwa para investor yang menginginkan
pendapatan dari investasi untuk periode berjalan
akan memliliki saham pada perusahaan yang
membagikan dividen dalam jumlah besar,
sedangkan investor yang tidak membutuhkan
penghasilan kas untuk periode barjalan akan
menginvestasikan modalnya pada perusahaan yang
membagikan dividen dalam jumlah kecil.
c. Tax Differential Theory
Didalam hal pertimbangan pajak, sebagian besar
investor masih lebih suka penahanan pendapatan
perusahaan daripada pembayaran dividen tunai.
Pendapatan yang ditahan dalam perusahaan akan
meningkatkan harga saham, tapi peningkatan
tersebut tidak dipajak hingga saham dijual. Ini
menyatakan bahwa kebijakan membayar dividen
rendah akan mengakibatkan harga saham yang lebih
tinggi.
d. Kebijakan Pemberian Dividen
Ada beberapa bentuk pemberian dividen yang diberikan
perusahan kepada pemegang saham. Bentuk kebijakan
pemberian dividen tersebut adalah:
1) Kebijakan pemberian dividen stabil
Kebijakan ini artinya dividen akan diberikan secara
tetap per lembarnya untuk jangka waktu tertentu
walaupun laba yang diperoleh perusahaan berfluktuasi.
Dividen stabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun,
dan kemudian bila laba yang diperoleh meningkat dan
peningkatannya mantap dan stabil, maka dividen juga
akan ditingkatkan untuk selanjutnya dipertahankan
selama beberapa tahun. Kebijakan pemberian dividen
stabil ini banyak dilakukan oleh perusahaan karena
beberapa alasan (1) bisa meningkatkan harga saham,
sebab dividen yang stabil dan dapat diprediksi dianggap
mempunyai resiko yang kecil. (2) bisa memberikan kesan
kepada para investor bahwa perusahaan mempunyai
prospek yang baik di masa yang akan datang. (3) akan
menarik investor yang memanfaatkan dividen untuk
keperluan konsumsi, sebab dividen selalu dibayarkan.
2) Kebijakan dividen meningkat
Dengan kebijakan ini, perusahan akan membayarkan
dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang
selalu meningkat dengan pertumbuhan dan peningkatan
pendapatan dari perusahaan yang stabil.
3) Kebijakan dividen dengan ratio konstan
Kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya
mengikuti besarnya laba yang diperoleh perusahaan.
Semakin besar laba yang diperoleh semakin besar dividen
yang dibayarkan, demikian pula sebaliknya bila laba kecil
dividen yang dibayarkan juga kecil. Dasar yang
digunakan sering disebut dividend payout ratio.
4) Kebijakan pemberian dividen yang rendah ditambah
ekstra
Kebijakan pemberian dividen dengan cara ini,
perusahaan menentukan jumlah pembayaran dividen
perlembar yang dibagikan kecil, kemudian ditambahkan
dengan ekstra dividen bila keuntungannya mencapai
jumlah tertentu.
2. Dividend Payout Ratio
Dividen yang dinyatakan sebagai jumlah rupiah perlembar
saham disebut dividend per share (DPS). Apabila dinyatakan
sebagai prosentase dari harga pasar saham umum disebut dividend
yield. Dan apabila dinyatakan sebagai prosentase dari EPS disebut
sebagai dividend payout. Dividend payout ratio merupakan
perbandingan antara dividen persaham dengan laba persaham.
Pemberian dividen kas akan memberikan sinyal positif kepada
investor terhadap prospek suatu saham, karena pambayaran dividen
kas mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan. Namun apabila dividen yang dibagikan kepada
pemegang saham mengalami penurunan, akan memberikan sinyal
negatif kepada pemegang saham.
3. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh
laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun
modal sendiri. Kondisi profitabilitas yang baik akan mendorong para
investor untuk melakukan investasi kedalam perusahaan tersebut.
Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat
berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi
pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan
diterima dalam bentuk dividen (Sartono, 2001:122).
Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang diperoleh
perusahaan dalam menjalankan operasinya. Keuntungan yang layak
dibagikan para pemegang saham adalah keuntungan setelah
perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga
dan pajak. Oleh karena itu, dividen diambil dari keuntungan bersih
yang berhasil diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan
mempengaruhi besarnya dividend payout ratio yang dibagikan
perusahaan.
3. Sales Growth
Untuk mengukur tingkat pertumbuhan bisa menggunakan
penjualan, total aktiva, dan laba. Dalam penelitian ini, tingkat
pertumbuhan dilihat dari total penjualan dari tahun t ke tahun t-1.
Perusahaan yang sedang mengalami tingkat pertumbuhan yang
makin cepat, maka membutuhkan dana yang lebih besar untuk
mendanai pertumbuhan tersebut. Bagi perusahaan yang bertumbuh
lebih senang menahan labanya daripada membayarkannnya sebagai
dividen kepada para pemegang saham agar biaya-biaya tidak
membengkak. Semakin besar kebutuhan dana masa depan, semakin
besar kemungkinan perusahaan menahan labanya (Weston dan
Brigham 1986: 495).
Tingkat ekspansi yang direncanakan perusahaan sebagai
indikasi pertumbuhan yang tinggi akan berakibat mengurangi
dividend payout ratio karena laba yang diperoleh diprioritaskan
untuk penambahan aktivitas (Indriyo dan Basri 2002: 233). Dapat
dikatakan bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan
makin besar dana yang dibutuhkan, dan makin besar kesempatan
untuk memperoleh keuntungan. Makin besar bagian dari pendapatan
yang ditahan dalam perusahaan berarti makin rendah dividend
payout ratio-nya. Sebaliknya, perusahaan yang kebutuhan dananya
dipenuhi oleh pasar modal atau sumber ekstern lainnya dan mencapai
tingkat pertumbuhan tertentu, maka perusahaan dapat menetapkan
dividend payout ratio yang tinggi.
4. Market-to-Book Ratio
MBR merupakan suatu rasio yang mengindikasikan antara
market value perusahaan per lembar saham dengan book value per
lembar sahamnya. Rajan dan Zingales (1995) mendefinisikan rasio
ini untuk mengetahui seberapa besar harga saham yang ada di pasar
dibandingkan dengan nilai buku sahamnya. Rasio ini merupakan
tolak ukur untuk menentukan seberapa jauh perusahaan tersebut
memilih peluang investasi (opportunity investment).
Peluang investasi pada dasarnya adalah kesempatan yang
memungkinkan perusahaan untuk memperoleh keuntungan atas
pendanaan asset yang dilakukan. Untuk dapat merealisasikan
kesempatan investasi yang tersedia diperlukan dana yang dapat
diperoleh dari berbagai sumber pendanaan, salah satunya berasal dari
laba yang ditahan. Secara umum perusahaan dengan peluang
investasi yang unggul sebaiknya menetapkan rasio pembayaran
dividen yang rendah, yang berarti menahan lebih banyak laba
(Brigham dan Houston 2001:91)
Perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan dan
profitable akan memerlukan dana yang cukup besar guna membiayai
investasinya, oleh karena itu mungkin akan kurang likuid karena
dana yang diperoleh lebih banyak diinvestasikan pada aktiva tetap
dan aktiva lancar yang permanen. Selain itu fleksibilitas likuiditas
perusahaan juga mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk
bergerak di pasar modal dengan mengeluarkan obligasi. Perusahaan
yang semakin besar dan sudah establish akan memiliki akses yang
lebih baik ke pasar modal. Fleksibitas yang lebih besar akan
memperbesar kemampuan membayar dividen (Sartono, 2001: 293)
5. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan atau firm size yang lebih besar cenderung
memiliki sumber permodalan yang lebih teridentifikasi dan yang
masih kecil akan mengalami dampak kesulitan untuk memasuki area
pasar modal. Karena kemudahan akses dalam pasar modal cukup
berarti untuk fleksibilitas dan kemampuan untuk memperoleh dana
yang lebih besar, sehingga perusahaan mampu memiliki rasio
pembayaran yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil.
6. Agency Cost
Agency cost yaitu biaya yang dikeluarkan agar pihak yang
diberi wewenang dapat bertindak sesuai keinginan pemilik. Agency
cost yang tinggi akan menurunkan nilai perusahaan. Jensen &
Meckling (1976) menyatakan jika konflik keagenan sangat dominan,
maka akan menimbulkan agency cost yang besar dan nilai
perusahaan menjadi rendah.
Menurut Jensen dan Meckling (1976) Agency cost dapat
dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
a. Agency cost ekuitas luar terjadi karena perbedaan
kepentingan antara pemilik-manajer dengan pemegang saham
luar sebagai akibat penjualan klaim ekuitas atas perusahaan.
Pemilik-manajer akan menanggung hanya sebagian biaya
dari operasional perusahaan yang digunakannya untuk
mengonsumsi penghasilan tambahan dari sumberdaya
perusahaan oleh konsumsinya sendiri. Konflik potensial
berasal dari keadaan ketika kepemilikan manajer turun
sehingga dorongan untuk mencurahkan usaha pada aktivitas-
aktivitas yang kreatif juga menurun
b. Agency cost hutang terjadi karena perbedaan kepentingan
antara pemegang saham (stockholder) dengan pemegang
hutang (debt holder). Dengan penerbitan hutang, maka
kreditur mengkonsumsi sebagian laba dari biaya bunga yang
dibayarkan, sementara itu manajer memegang pengendalian
yang sangat menentukan tingkat profitabilitas dan risiko
perusahaan melalui aliran kas, misalnya manajer melakukan
ekspansi yang menyebabkan risiko lebih besar, jika investasi
tersebut berhasil, maka sebagian besar keuntungan akan
menjadi hak pemegang saham, karena bunga atas hutang
bersifat tetap tetapi bila investasi tersebut gagal, maka
kreditur akan ikut menanggung kerugian tersebut, sehingga
disimpulkan bahwa investasi tersebut hanya baik untuk
pemegang saham
B. PENELITIAN TERDAHULU
Al- Malkawi (2008) dalam penelitiannya di Jordan menggunakan
variabel agency costs, size, profitabilitas, financial leverage, pertumbuhan
dan kesempatan investasi untuk mengetahui pengaruhnya terhadap dividend
payout ratio. Hasil penelitian mengungkap bahwa variabel pertumbuhan dan
kesempatan investasi, size dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan
terhadap dividend payout ratio, sedangkan agency costs dan financial
leverage bernilai negatif terhadap dividend payout ratio.
Ooi (2001) meneliti tentang perusahaan properti di Amerika
menggunakan variable tipe perusahaan real estate (TYPE), laba perusahaan
(ROA), growth opportunities (MTBV), growth rate (GRWTH) dan Firm
Size (SIZE) untuk mengetahui pengaruhnya terhadap dividend payout. Hasil
penelitian mengungkap bahwa ROA dan SIZE memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap dividend payout. MTBV berpengaruh negatif signifikan,
sedangkan tipe perusahaan dan growth rate berpengaruh tidak signifikan
terhadap dividend payout.
Prihantoro (2003) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi dividend
payout ratio (DPR) pada perusahaan publik yang terdaftar di BEJ. Analysis
of Moment Structure (AMOS) merupakan merupakan model analisis yang
digunakan untuk menguji seluruh variabel secara simultan yang diduga
mempengaruhi dividend payout ratio, yaitu posisi kas, potensi pertumbuhan,
ukuran perusahaan, rasio hutang dan modal, profitabilitas kepemilikan dan
dividend payout ratio. Hasil menunjukkan hanya posisi kas dan rasio hutang
dengan modal (yang terletak dalam klasifikasi neraca) yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Sedangkan earning
(merupakan proksi dari klasifikasi dari rugi laba) memiliki pengaruh kurang
signifikan dengan devidend payout ratio.
Hariyanto (2005) melakukan penelitian di Indonesia tentang pengaruh
faktor agency costs (insider ownership dan shareholder dispersion) dan
biaya transaksi terhadap rasio pembayaran dividen menemukan hasil bahwa
insider ownership berpengaruh negatif terhadap rasio pembayaran dividen.
Shareholder dispersion (kepemilikan institusional) berpangaruh positif
terhadap rasio pembayaran dividen.
Handayani (2008) meneliti pengaruh kepemilikan manajerial,
kebijakan hutang, ROA dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen
perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasilnya kepemilikan manajerial,
kebijakan hutang, ROA dan ukuran perusahaan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Kebijakan hutang, ROA dan
ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap kebijakan dividen,
sedangkan kepemilikan manajerial secara parsial tidak berpengaruh terhadap
kebijakan dividen.
Mahasti (2009) melakukan penelitian tentang pengaruh biaya
keagenan, kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, kesempatan investasi
dan resiko pasar terhadap kebijakan dividen perusahaan manufaktur di
Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel-
variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan. Biaya keagenan yang
diproksikan dengan asset turn over menunjukkan pengaruh positif terhadap
kebijakan dividen. Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap
kebijakan dividen. Kebijakan utang menunjukkan pengaruh positif dan
signifikan terhadap kebijakan dividen. Kesempatan investasi berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Resiko pasar
menunjukkan parameter yang negatif terhadap kebijakan dividen.
Sari (2008) meneliti pengaruh biaya keagenan, kebijakan utang,
profitabilitas dan risiko sekuritas terhadap kebijakan dividen pada
perusahaan manufaktur di BEJ. Berdasarkan pengujian hipotesisnya variabel
biaya keagenan, profitabilitas (ROA), dan risiko sekuritas (BETA)
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Sedangkan variabel
kebijakan utang tidak berpengaruh secara signifikan dengan kebijakan
dividen.
Randa (2009) meneliti struktur kepemilikan saham terhadap kebijakan
dividen di Indonesia . Hasil pengujian secara simultan menunjukan bahwa
variabel-variabel struktur kepemilikan saham yaitu PUB, MAN dan INST
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil
pengujian secara parsial menunjukan bahwa hanya variable kepemilikan
saham institusi (INST) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap
kebijakan dividen (DPR).
C. KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran disusun untuk menggambarkan hubungan
pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen.
Berdasarkan tinjauan teoritis, maka informasi akuntansi yang dihasilkan
melalui rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksi dividend payout
ratio melalui profitabilitas, sales growth, market to book ratio, firm size dan
agency cost.
Untuk lebih jelasnya digambarkan seperti dibawah ini
Variabel Independen Variabel Dependen
GAMBAR II.1
KERANGKA PEMIKIRAN
Profitabilitas Sales Growth Market to Book Ratio Firm Size Agency Cost
Dividend Payout Ratio
Variabel tersebut memiliki hubungan sebab akibat, yaitu:
1. Variabel dependen atau variabel yang terpengaruh adalah dividend
payout ratio.
2. Variabel Independen atau variabel yang mempengaruhi adalah
profitabilitas, growth, market to book ratio, firm size dan agency cost.
Investor mengharapkan untuk mendapatkan tingkat kembalian (return)
baik berupa dividen maupun capital gain tidak didasarkan pada kebijakan
manajemen (intern) perusahaan tetapi didasarkan pada hasil atau kinerja
yang telah dicapai oleh perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan
yang dipublikasikan. Kebijakan apapun yang ditempuh oleh manajemen
perusahaaan, bagi investor tidak telalu dipertimbangkan, karena kebijakan
manajemen hanya dapat diketahui oleh pihak intern perusahan. Bagi
investor terpenting adalah melihat bagaimana perkembangan perusahaan
terutama dari kinerja keuangannya. Sedangkan kinerja keuangan yang
dihasilkan oleh menajemen perusahaan diukur berdasarkan rasio keuangan.
Untuk memprediksi berapa laba yang dibayarkan kepada pemegang saham,
dalam penelitian ini digunakan rasio keuangan yang meliputi profitabilitas,
sales growth, market to book ratio, firm size dan agency cost .
D. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan suatu pernyataan dugaan yang logis mengenai
hubungan antara dua variabel atau lebih.
Variabel profitabilitas yang diproksikan oleh Return On Asset (ROA)
adalah kemampuan perusahan dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat
aset tertentu. Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil
diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Dividen
merupakan sebagian laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karenanya
dividen akan dibagikan jika perusahaan memperoleh keuntungan,
keuntungan yang layak dibagikan kepada para pemegang saham adalah
keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu
beban bunga dan pajak. Oleh karena dividen diambil keuntungan bersih
yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi
besarnya dividend payout ratio. Perusahaan yang memperoleh keuntungan
cenderung akan membayar porsi keuntungannya lebih besar sebagai dividen.
Semakin besar keuntungan yang diperoleh maka akan semakin besar pula
kemampuan perusahaan dalam membayar dividen (Prihantoro). Semakin
tinggi tingkat profitabilitas yang diperoleh perusahaan, semakin besar
dividen yang dibayarkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas
berpengaruh positif terhadap ratio pembayaran dividen.
Chang and Rhee (1990) dalam Prihantoro mengungkapkan bahwa
semakin tinggi pertumbuhan suatu perusahaan, akan semakin besar tingkat
kebutuhan dana untuk membiayai ekspansi. Semakin besar kebutuhan dana
dimasa yang akan datang akan semakin memungkinkan perusahaan
menahan keuntungan dan tidak membayarkannya sebagai dividen. Oleh
karenanya, potensi pertumbuhan perusahaan menjadi faktor penting yang
menentukan kebijakan dividen.
Penelitian Mahasti (2009) dan Ooi (2001) menemukan hubungan
negatif antara variabel peluang investasi dengan dividend payout ratio.
Peluang investasi yang tinggi di masa depan membuat perusahaan dikatakan
mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi. Kondisi di Indonesia semasa
krisis menunjukkan bahwa perusahaan tidak mempunyai peluang investasi
atau peluang investasi yang ada tidak dapat dimanfaatkan karena sumber
pendanaan yang terbatas. Kemungkinan kondisi krisis menyebabkan
variabel peluang investasi tidak mampu mencerminkan investasi yang
sesungguhnya.
Perusahaan yang mempunyai ukuran yang besar akan sangat mudah
untuk mendapatkan akses di dalam pasar modal dibandingkan perusahaan
yang mempunyai ukuran yang kecil. Ukuran perusahaan yang meningkat
akan menurunkan pendanaan internalnya dan perusahaan akan berusaha
membayarkan dividennya kepada para pemegang saham (Al-Malkawi,
2008).
Hariyanto (2005) dalam penelitiannya mengungkap bahwa variabel
insider ownership tidak berpengaruh signifikan dengan dividend payout
ratio. Kepemilikan manajerial (MAN) merupakan persentase saham yang
dimiliki oleh direktur dan komisaris perusahaan. Dalam hubungannya
dengan kebijakan dividen, para pemilik saham manajerial lebih menyukai
pembayaran dividen yang rendah. Hal ini didorong oleh keinginan para
manajer tersebut untuk membiayai investasi yang akan datang dari sumber
internal sehingga dana yang tersedia untuk pembayaran dividen semakin
sedikit.
Berdasarkan penjelasan dari uraian diatas maka disusun hipotesis
sebagai berikut:
H1 : Diduga variabel profitabilitas, Sales Growth, Market To Book Ratio,
Firm Size dan Agency Cost secara simultan berpengaruh terhadap
Dividend Payout Ratio perusahaan- perusahaan yang terdaftar di BEI
H2 : Diduga variabel profitabilitas, Sales growth, Market To Book Ratio,
Firm Size dan Agency Cost secara parsial berpengaruh terhadap
Dividend Payout Ratio perusahaan- perusahaan yang terdaftar di BEI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Sifat penelitian ini adalah survei data sekunder yaitu laporan keuangan
tahunan perusahaan yang terdaftar di BEI. Penelitian ini merupakan
penelitian penjelasan (explanatory research) yang memfokuskan hubungan
antara varabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang dirumuskan.
Data yang digunakan dalam analisis adalah data sekunder dan diambil
secara pooling. Data – data tersebut diperoleh dari Bursa Efek Indonesia
tahun 2005 – 2008. Metode pengumpulan data menggunakan metode
dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari data
– data mengenai hal – hal atau variabel yang diteliti. Selain itu untuk
memperoleh dan melengkapi teori – teori yang berkaitan dengan landasan
teori dan pemecahan masalah secara hipotesis, maka dilakukan dengan studi
pustaka terhadap literatur – literatur yang berhubungan dengan penelitian.
B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Populasi adalah keseluruhan kelompok, peristiwa atau suatu
ketertarikan yang ingin diselidiki oleh peneliti. Populasi adalah semua
perusahaan yang terdaftar di BEI. Jumlah populasi yang diambil dari tahun
2005-2008 adalah 2005 sebanyak 330 perusahaan, tahun 2006 sebanyak
339, tahun 2007 sebanyak 343 dan tahun 2008 sebanyak 393 perusahaan.
Sampel adalah subset dari populasi yang dalam penelitian ini
ditentukan dengan metode purposive sampling. Dari populasi tersebut
kemudian dilakukan pooling data dengan mengambil sejumlah sampel dari
setiap tahun tersebut. Sampel yang diambil adalah perusahaan yang
memenuhi semua kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian ini. Dalam
penelitian ini, sampel perusahaan yang diambil dari masing-masing tahun
antara 2005-2008 tidak harus sama dalam kurun waktu penelitian tersebut.
Hal ini mengingat minimnya perusahaan yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan untuk dijadikan sampel. Dengan demikian perusahaan yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini dapat berbeda-beda dari tahun 2005-
2008.
Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini antara lain
1. Tersedianya data tentang persentase kepemilikan saham
manajerial.
2. Perusahaan melakukan pembayaran dividen periode amatan
2005-2008.
3. Perusahaan memiliki informasi keuangan yang dibutuhkan
sebagai variabel penelitian yaitu profitabilitas (ROA), sales
growth, market to book ratio, firm size dan agency cost (MAN).
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diuji secara
sistematik, yaitu:
a. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini diukur dengan
dividend payout ratio (DPR). Dividend payout ratio merupakan
perbandingan antara dividend per share dengan earning per share.
DPR menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepada
pemegang saham dalam bentuk dividen.
rumus Dividend payout ratio sebagai berikut:
DPR= shareperEarningshareperDividend
b. Variabel Independen
1. Profitabilitas
Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio
profitabilitas. Rasio profitabilitas bertujuan untuk
menunjukkan hubungan antara return yang diperoleh oleh
perusahaan dari kegitan investasinya. Return On Assets
menunjukkan efektivitas pengelolaan aktiva.
ROA merupakan perbandingan antara penghasilan
setelah pajak tahun t dengan total aktiva tahun t. Rasio ini
menggambarkan hasil akhir dari kebijaksanaan dan
keputusan- keputusan operasional perusahaan.
Dalam penelitian ini Return On Assets (ROA)
diformulasikan sebagai berikut:
ROA = t
t
Aktiva Total
Pajak Setelah Bersih Laba
2. Sales Growth (SG)
Tingkat pertumbuhan penjualan dalam penelitian ini
diukur dengan prosentase perubahan penjualan dari satu
periode tahun ke- t dikurangi dengan periode tahun ke- t-1
yang kemudian dibagi dengan penjualan periode tahun ke- t-
1.
SG= 1-t
1t
Penjualan
Penjualan -- tPenjualan
3. Market to Book Ratio (MBR)
Market to Book Ratio merupakan suatu ratio yang
mengindikasikan antara market value perusahaan per
lembar saham dengan book value per lembar sahamnya.
Rajan dan Zingales (1995) mendefinisikan rasio ini untuk
mengetahui seberapa besar harga saham yang ada di pasar
dibandingkan dengan nilai buku sahamnya. Data MBR
diambil dari data tahun lalu (n-1)
MBR =sahamlembarpervalueBook
sahamlembarperaH arg
Book value per lembar saham
=beredaryangsahamlembarJumlah
EquityownersJumlah
4. Firm Size
Firm Size perusahaan didefinisikan sebagai total
penjualan perusahaan pada tahun t yang mencerminkan
besarnya kekayaan perusahaan. Menurut Rajan dan
Zingales (1995) rumus variabel diperoleh dari:
Ln Net Sales
5. Agency Cost
MAN merupakan persentase saham yang dimiliki oleh
direktur dan komisaris perusahaan dibanding dengan total
saham. Dalam hubungannya dengan kebijakan dividen,
para pemilik saham manajerial lebih menyukai pembayaran
dividen yang rendah.
MAN= SahamTotal
direktur&komisarisdimilikiyangsahamJumlah
D. Metode Analisis Data
1. Uji Normalitas data
Screening terhadap normalitas data merupakan langkah awal
yang harus dilakukan untuk setiap analisis multivariat, khususnya
jika tujuannya adalah inferensi. Uji normalitas ini bertujuan untuk
mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan
dalam penelitian. Dalam penelitian normalitas akan dilakukan
dengan menggunkan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan
menggunakan taraf signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05 (Dwi
Priyanto, 2008:28)
2. Pengujian Penyimpangan Asumsi Klasik
a. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu
korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan
dengan pengamatan lain pada model regresi. Metode pengujian
yang sering digunakan adalah uji Durbin-Watson. Uji Durbin-
Watson dihitung berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai-nilai
taksiran faktor penganggu yang berurutan. Untuk mendeteksi
adanya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson.
Panduan mengenai angka Durbin-Watson (D-W) untuk
mendeteksi autokorelasi bisa dilihat dalam tabel D-W.
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut (Ghozali,
2005) :
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi negative
Tolak dl < d du
Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif
Diterima du < d < 4-du
b. Uji Multikolinieritas
Multikolineritas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel
lain. Kemiripan ini akan menyebabkan terjadinya korelasi yang
sangat kuat antar variabel yang akan membuat data yang
dihasilkan bersifat bias. Multikolineritas dapat dilakukan
melalui beberapa cara yaitu :
1. Nilai R2 yang tinggi, namun variabel-variabel
independen banyak yang tidak signifikan
mempengaruhi variabel dependen
2. Nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel
independen kurang dari 0.70
3. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih
dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0.1 Nilai
VIF kurang dari 10 menunjukkan bahwa, korelasi
antar variabel independen masih bisa ditolerir. Rumus
VIF adalah sebagai berikut :
VIF = XiR1
12-
Sumber : Gujarati (1999)
c. Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini, uji heteroskedastisitas di maksudkan
untuk mengetahui dari semua variabel bebas mempunyai varian
kesalahan pengganggu dari yang sama dalam model regresi
atau tidak. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas
pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot
model tersebut. Gambar Scatterplot menyatakan model regresi
linier berganda tidak dapat heteroskedastisitas jika :
1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau
disekitar angka 0.
2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau
dibawah saja.
3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar
kembali.
4) Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk menguji pengaruh Return on Asset, Sales Growth,
Market to Book Ratio, Firm Size dan agency cost terhadap dividend
payout perusahaan digunakan model regresi linier sebagai berikut:
DPR = b0 + b1ROA + b2 SG + b3 MBR + b4 SIZE +b5 MAN + e
Keterangan:
DPR = Dividend Payout Ratio
b0 = Konstanta
ROA = Return On Asset
SG = Sales Growth
MBR = Market Book Ratio
SIZE = Firm Size
MAN = Kepemilikan manajerial
b1-b5 = Koefisien Regresi
e = Error
4. Uji Hipotesis
Analisis pengujian model dan hipotesis adalah :
a. Pengujian koefisien regresi secara bersama-sama (uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan adalah
dengan membandingkan nilai signifikansi yang diperoleh
dengan taraf signifikansi yang telah independen mampu
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan atau
hipotesis diterima.
b. Pengujian Koefisien Regresi Parsial
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.
Kriteria pengujian yang digunakan adalah dengan
membandingkan nilai signifikansi yang diperoleh dengan
taraf signifikansi yang telah ditentukan yaitu 0,05. Apabila
nilai signifikansi <0,05 maka variabel independen mampu
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan atau
hipotesis diterima.
c. Ketepatan perkiraan (Goodness of Fit Test)
Tingkat ketepatan regresi dinyatakan dalam koefisien
determinasi majemuk R2 yang nilainya antara 0 sampai
dengan 1. Koefisien determinasi sama dengan 1 berarti
bahwa variabel independen berpengaruh sempurna terhadap
variabel dependen dan jika pengujian koefisien determinasi
majemuk sama dengan 0 berarti variabel dependen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan disajikan analisis terhadap data penelitian dan
pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya dengan
menggunakan teknik-teknik analisis yang telah ditentukan. Sesuai dengan
perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan bahwa tujuan
dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris pengaruh profitabilitas,
Sales Growth, Market-to-Book Ratio, Firm Size dan Agency Cost terhadap rasio
pembayaran dividen. Pengujian hipotesis menggunakan uji Regresi Linier
Berganda dan diproses dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 15.00
for Windows.
A. ANALISIS DATA
Penelitian ini mengambil sampel perusahaan-perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 sampai tahun 2008. Berdasarkan data
yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory periode tahun 2005
sampai tahun 2008 diperoleh sampel yang akan digunakan sebagai objek
penelitian yaitu 113 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu metode purposive sampling. Dalam penelitian ini,
sampel perusahaan yang diambil dari masing-masing tahun antara 2005-2008
tidak harus sama dalam kurun waktu penelitian tersebut. Hal ini mengingat
minimnya perusahaan yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan untuk
dijadikan sampel. Dengan demikian perusahaan yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini dapat berbeda-beda dari tahun 2005-2008.
Dari keseluruhan populasi perusahaan go public di Indonesia yang
mengeluarkan laporan keuangannya, menghasilkan 113 unit observasi sebagai
sampel dalam penelitian ini.
Keterangan 2005 2006 2007 2008
Perusahaan yang terdaftar di BEI 330 339 343 393
Perusahaan tidak memiliki informasi lengkap
terkait variable penelitian dan tidak
melakukan pembayaran dividen
(91) (83) (104) (126)
Perusahaan yang tidak memiliki persentase
kepemilikan saham manajerial
(211) (228) (208) (241)
Jumlah sampel per tahun 28 28 31 26
Jumlah sampel yang akan dianalisis dengan
menggunakan metode pooled
113
B. DESKRIPTIF DATA
Dengan melakukan perhitungan statistik deskriptif, maka dapat
diketahui gambaran tentang data profitabilitas, Sales Growth, Market-to-Book
Ratio, Firm Size dan Agency Cost. Gambaran mengenai data tersebut dapat
dilihat dalam tabel IV.1. Tabel dibawah ini memberikan informasi secara
ringkas mengenai nilai rata-rata, median, standar deviasi, serta nilai
maksimum dan minimum dari data yang menjadi objek penelitian.
TABEL IV.1
Statistik Diskriptif
Descriptive Statistics
113 ,020 78,630 27,21451 17,410281
113 ,000 3,193 ,12406 ,388500
113 -,973 47,963 ,93181 4,758196
113 ,190 8,850 1,46389 1,177259
113 9,737 18,629 13,85920 1,826453
113 ,010 80,950 8,08602 15,237622
113
DPR
ROA
SG
MBR
SIZE
MAN
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sumber: hasil pengolahan data (lampiran)
Berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif pada tabel IV.1 dapat
diketahui:
1. Nilai rata-rata dividend payout ratio sebesar 27,21451. Nilai dividend
payout ratio terkecil dicapai oleh PT International Nickel Indonesia Tbk
sebesar 0,020 pada tahun 2007. Nilai dividend payout ratio terbesar
dicapai oleh PT Rig Tenders Tbk sebesar 78,630 pada tahun 2006.
2. Return on Asset memiliki nilai rata-rata sebesar 0,12406. Nilai ROA
terkecil dicapai oleh PT Metrodata Electronics Tbk sebesar 0,000 pada
tahun 2005. Nilai ROA terbesar dicapai oleh PT Astra Internasional Tbk
sebesar 3,193 pada tahun 2005
3. Sales Growth memiliki nilai rata-rata sebesar 0,93181. Nilai SG terkecil
dicapai oleh PT Metrodata Electronics Tbk sebesar -0,973 pada tahun
2006. Nilai SG terbesar dicapai oleh PT Metrodata Electronics Tbk
sebesar 47,963 pada tahun 2005.
4. Market-to-Book Ratio memiliki nilai rata-rata sebesar 1,46389. Nilai MBR
terkecil dicapai oleh PT Karka Yasa Profilia Tbk sebesar 0,190 pada tahun
2005. Nilai MBR terbesar dicapai oleh PT Jaya Kontruksi Manggala
Pratama Tbk sebesar 8,850 pada tahun 2008.
5. Firm Size memiliki nilai rata-rata sebesar 13,85920. Nilai Firm Size
terkecil dicapai oleh PT Karka Yasa Profilia Tbk sebesar 9,737 pada tahun
2005. Nilai Firm Size terbesar dicapai oleh PT Rig Tenders Tbk sebesar
18,629 pada tahun 2006.
6. Kepemilikan manajerial (MAN) memiliki nilai rata-rata sebesar 8,08602.
Nilai kepemilikan manajerial terkecil dicapai oleh PT Inti Kapuas Tbk
sebesar 0,010 pada tahun 2006. Nilai kepemilikan manajerial terbesar
dicapai oleh PT Perdana Karya Perkasa Tbk sebesar 80,950 pada tahun
2008.
C. PENGUJIAN DATA DAN ASUMSI KLASIK
1. Pengujian Normalitas Data
Uji yang digunakan untuk melihat normalitas data yaitu uji
Kolmogrof-Smirnov. Jika signifikansi hitung (p-value) lebih besar dari
0,05, maka data dinyatakan berdistribusi normal.
Hasil pengujian dengan menggunakan Uji Kolmogrov-Smirnov
dapat ditunjukan pada tabel dibawah ini :
TABEL IV.2
HASIL UJI KOLMOGOROV-SMIRNOV
Variabel Nilai Sig. Sig. 5% Kesimpulan
Dividend Payout Ratio
0,715 0,05 Berdistribusi normal
ROA 0,000 0,05 Tidak berdistribusi normal
Sales Growth 0,000 0,05 Tidak berdistribusi normal
Market to Book 0,005 0,05 Tidak berdistribusi normal
Size 0,228 0,05 Berdistribusi normal
MAN 0,000 0,05 Tidak berdistribusi normal
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran)
Dari hasil pengujian dengan Uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel IV.2
dapat dilihat bahwa variabel Dividend Payout ratio berdistribusi normal
karena nilai signifikansi yaitu 0,715 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu
0,05 dan Firm Size yang berdistribusi normal karena nilai signifikansi yaitu
0,228 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05. Sedangkan variabel
lainnya tidak berdistribusi normal karena nilai signifikansi lebih kecil dari
taraf signifikansi yaitu 0,05.
Pada praktiknya, jarang bahkan tidak pernah dijumpai kumpulan
data yang berdistribusi normal. Jika ditemukan data yang tidak berdistribusi
normal maka digunakan beberapa cara yang menormalkan data tersebut.
Selain menambah data, dapat juga dilakukan metode tranformasi data ke
dalam bentuk logaritma natural (LN).
Dalam penelitian ini tidak semua variabel ditranformasikan ke dalam
bentuk logaritma natural. Variabel dividend payout ratio tidak perlu
dinormalkan karena sudah berdistribusi normal. Selain itu variabel firm size
tidak perlu dinormalkan sebab dalam definisi operasi variabel firm size
adalah logaritma natural total penjualan sehingga tidak perlu ditranformasi
lagi.
TABEL IV.3
HASIL UJI KOLMOGOROV-SMIRNOV
SETELAH TRANFORMASI
Variabel Nilai Sig. Sig. 5% Kesimpulan
DPR 0,715 0,05 Berdistribusi normal
SIZE 0,228 0,05 Berdistribusi normal
LNROA 0,070 0,05 Berdistribusi normal
LNSG 0,550 0,05 Berdistribusi normal
LNMBR 0,362 0,05 Berdistribusi normal
LNMAN 0,361 0,05 Berdistribusi normal
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran )
Dari hasil Uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel IV.3 diatas
menunjukkan bahwa variabel dependen dan variabel independen telah
berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi yang
lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.
2. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dengan
mendasarkan pada tolerance value dan Variance inflator factor (VIF).
Apabila tolerance value lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari
10 maka tidak terdapat multikolinearitas dalam penelitian ini.
Sebaliknya apabila tolerance value kurang dari 0,1 dan nilai VIF lebih
besar dari 10 maka terdapat multikolinearitas.
TABEL IV.4
HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS
Variabel Tolerance VIF Kesimpulan
SIZE 0,872 1,147 Tidak terjadi multikolinearitas LNMBR 0,861 1,162 Tidak terjadi multikolinearitas LNMAN 0,842 1,188 Tidak terjadi multikolinearitas
LNSG 0,956 1,046 Tidak terjadi multikolinearitas LNROA 0,875 1,143 Tidak terjadi multikolinearitas
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran)
Berdasarkan tabel IV.4 di atas hasil tolerance value untuk semua
variabel independent bernilai lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF untuk
semua variabel independen bernilai kurang dari 10, maka dapat
disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terdapat gejala
multikolinearitas.
b. Uji Autokorelasi.
Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilihat dari nilai
Durbin-Watson. Panduan mengenai angka Durbin-Watson (D-W)
untuk mendeteksi autokorelasi bisa dilihat dalam tabel D-W.
TABEL IV.5
HASIL UJI AUTOKORELASI
Model Summaryb
,108a 2,593 5 107 ,030 2,015Model1
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), LNROA, LNSG, SIZE, LNMBR, LNMANa.
Dependent Variable: DPRb.
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran)
Berdasarkan tabel IV.5 hasil output SPSS diatas, nilai Durbin-
Watson (D-W) yaitu sebesar 2,015 sedangkan nilai du sebesar 1,780.
Hal ini menunjukkan bahwa pada model regresi tidak terdapat
autokorelasi.
c. Uji Heteroskesdastisitas
Metode yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai
Regression Standardized Predicted Value210-1-2-3
Re
gre
ss
ion
Stu
de
nti
ze
d R
es
idu
al 3
2
1
0
-1
-2
-3
Scatterplot
Dependent Variable: DPR
variabel dependen (ZPRED) dengan nilai residual (SRESID). Dasar
analisis ini adalah :
1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka
0.
2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja.
3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
4) Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran)
Gambar IV. 1
SCATTERPLOT
Dari gambar IV. 1 dapat dilihat bahwa tidak terdapat pola yang
jelas dan titik-titik menyebar diatas maupun dibawah angka 0 pada
sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa pada model regresi tidak terjadi
heteroskedastisitas.
D. PENGUJIAN HIPOTESIS
Setelah lolos pengujian asumsi klasik selanjutnya dilakukan
pengujian seluruh model persamaan untuk menjawab permasalahan yang
dihipotesiskan. Langkah pengujiannya berdasarkan least square reggression.
Yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Pengujian terhadap hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan
model regresi.
1. Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk menguji semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
H1 : Profitabilitas, Sales Growth, Market-to-Book Ratio, Firm Size dan
Agency Cost secara simultan mempunyai pengaruh terhadap
Dividend Payout Ratio pada perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2005-2008.
TABEL IV.6
HASIL UJI F
ANOVAb
3668,655 5 733,731 2,593 ,030a
30280,548 107 282,996
33949,202 112
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), LNROA, LNSG, SIZE, LNMBR, LNMANa.
Dependent Variable: DPRb.
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran)
Dari tabel IV.6 hasil uji F diatas, dapat diketahui bahwa nilai F
hitung sebesar 2,593 dengan tingkat signifikan 0,030. Karena nilai
signifikan F lebih kecil dari 0,05 maka disimpulkan model ini layak
memprediksi Dividend Payout Ratio. Dengan demikian variabel
independen profitabilitas, Sales Growth, Market-to-Book Ratio, Firm Size
dan Agency Cost secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap
Dividend Payout Ratio. Dengan demikian hipotesis pertama terbukti.
2. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui variabel independen secara
parsial (individu) berpengaruh terhadap variabel dependen, dengan asumsi
variabel independen yang lain konstan.
H2 : Profitabilitas, Sales Growth, Market-to-Book Ratio, Firm Size dan
Agency Cost secara parsial mempunyai pengaruh terhadap Dividend
Coefficientsa
6,323 13,480 ,469 ,640 -20,399 33,044
2,015 ,932 ,211 2,162 ,033 ,167 3,863 ,146 ,205 ,197
-6,539 2,536 -,254 -2,578 ,011 -11,567 -1,511 -,140 -,242 -,235
,618 ,821 ,075 ,753 ,453 -1,010 2,246 ,002 ,073 ,069
-,510 ,564 -,085 -,906 ,367 -1,628 ,607 -,061 -,087 -,083
2,370 1,032 ,224 2,297 ,024 ,325 4,415 ,162 ,217 ,210
(Constant)
SIZE
LNMBR
LNMAN
LNSG
LNROA
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Lower BoundUpper Bound
95% Confidence Interval for B
Zero-order Partial Part
Correlations
Dependent Variable: DPRa.
Payout Ratio pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2005-2008.
TABEL IV.7
Hasil Uji t
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran)
Dari tabel IV.7 hasil uji t diatas, menunjukkan bahwa variabel
SIZE, LNROA dan LNMBR, mempunyai taraf signifikansinya lebih
kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan variabel SIZE, LNROA dan
LNMBR, secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio. Sedangkan variabel LNSG dan LNMAN nilai
signifikansinya lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Maka variabel
LNSG dan LNMAN secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap Dividend Payout Ratio.
3. Koefisien Determinasi (Uji R2)
Koefisien Determinasi (Uji R2) digunakan untuk mengetahui
tingkat ketepatan perkiraan dalam analisis regresi. Pada model regresi
dapat diketahui besarnya nilai koefisien determinasi yang dihasilkan yaitu
sebesar 0,066 Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 6,6 % Dividend Payout
dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu profitabilitas, Sales
Growth, Market-to-Book Ratio, Firm Size, dan Agency Cost. Sedangkan
sisanya sebesar 93,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
dalam penelitian ini.
E. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
Dari hasil pengujian dengan uji F dapat disimpulkan bahwa model
regresi yang diajukan dalam penelitian ini layak digunakan untuk melihat
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.
Sig (Prob) = 0,030
F= 2,593
R2= 0,108
Adj R2= 0,066
Y= 6,323 + 2,370 1b - 0,510 2b - 6,539 3b + 2,015 4b + 0,618b5
t = 0,469 + 2,297 - 0,906 - 2,578 + 2,162 + 0,753
Dari persamaan model regresi diatas, pengaruh dari masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut:
1. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Dividend Payout Ratio
Nilai koefisien regresi Return On Asset (ROA) diperoleh sebesar
2,370 hal ini berarti apabila Return On Asset (ROA) naik positif sebesar
1 satuan, dengan asumsi variabel lain nilainya tetap, maka akan diikuti
kenaikan dividend payout ratio sebesar 2,370 satuan. Nilai signifikansi
Return On Asset (ROA) yaitu sebesar 0,024 lebih kecil dari taraf
signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Return
On Asset (ROA) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap dividend
payout ratio.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Al- Malkawi (2008), Ooi (2001), Sari (2008) yang menyatakan
bahwa variable ROA mempunyai pengaruh positif yang signifikan
terhadap Dividend Payout Ratio. Semakin tinggi tingkat profitabilitas
yang diperoleh perusahaan, semakin besar dividen yang dibayarkan.
Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat
berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi
pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan
diterima dalam bentuk dividen (Sartono, 2001:122).
2. Pengaruh Sales Growth (SG) terhadap Dividend Payout Ratio
Nilai signifikansi Sales Growth (SG) yaitu sebesar 0,367 lebih
besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel Sales Growth (SG) secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap Dividend Payout Ratio
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ooi (2001) yang menyatakan bahwa variable Sales Growth
mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap dividend payout ratio.
3. Pengaruh Market-to-Book Ratio (MBR) terhadap Dividend Payout Ratio
Nilai koefisien regresi Market-to-Book Ratio (MBR) diperoleh
sebesar -6,539 hal ini berarti apabila Market-to-Book Ratio (MBR) naik
positif sebesar 1 satuan, dengan asumsi variabel lain nilainya tetap, maka
akan diikuti penurunan Dividend Payout Ratio sebesar -6,539 satuan.
Nilai signifikansi Market-to-Book Ratio (MBR) yaitu sebesar 0,011 lebih
kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel Market-to-Book Ratio (MBR) secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ooi (2001) dan Mahasti (2009) yang menyatakan bahwa variable
Market-to-Book Ratio mempunyai pengaruh negatif yang signifikan
terhadap Dividend Payout Ratio.
4. Pengaruh Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio
Nilai koefisien regresi Firm Size diperoleh sebesar 2,015 hal ini
berarti apabila Firm Size naik positif sebesar 1 satuan, dengan asumsi
variabel lain nilainya tetap, maka akan diikuti kenaikan Dividend Payout
Ratio sebesar 2,015 satuan. Nilai signifikansi Firm Size yaitu sebesar
0,033 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel Firm Size secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Al- Malkawi (2008), Ooi (2008), Handayani (2008), Chrutchley
Hansen (1989) dalam Handayani (2008) yang menyatakan bahwa
variable firm size memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio. Perusahaan yang mempunyai ukuran yang besar
akan sangat mudah untuk mendapatkan akses di dalam pasar modal
dibandingkan perusahaan yang mempunyai ukuran yang kecil. Ukuran
perusahaan yang meningkat akan menurunkan pendanaan internalnya
dan perusahaan akan berusaha membayarkan dividennya kepada para
pemegang saham (Al-Malkawi, 2008).
5. Pengaruh Kepemilikan Manajerial (MAN) terhadap Dividend Payout
Ratio
Nilai koefisien regresi kepemilikan Manajerial (MAN) diperoleh
sebesar 0,618 hal ini berarti apabila kepemilikan manajerial (MAN) naik
positif sebesar 1 satuan, dengan asumsi variabel lain nilainya tetap, maka
akan diikuti kenaikan Dividend Payout Ratio sebesar 0,618 satuan. Nilai
signifikansi kepemilikan manajerial (MAN) yaitu sebesar 0,453 lebih
besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel kepemilikan manajerial (MAN) secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian Al-Malkawi
(2008), Hariyanto (2005), Randa (2009), Mahasti (2009), Untung dan
Hartini (2006) dalam Randa (2009), yang menyatakan bahwa variabel
kepemilikan manajerial (MAN) tidak berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap Dividend Payout Ratio. Untung dan Hartini (2006)
dalam Randa (2009) menyatakan bahwa pemegang saham sekaligus
pengelola perusahaan akan cenderung memilih konpensasi berupa gaji
dan bonus atau insentif jangka panjang dibandingkan dengan dividen.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah menguji pengaruh profitabilitas, Sales
Growth, Market-to-Book Ratio, Firm Size, dan Agency Cost terhadap dividend
payout ratio perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini
mengambil periode pengamatan selama empat tahun yaitu dari tahun 2005-
2008. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 113
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berdasarkan uraian pada analisis data dan pembahasan di atas, maka
dapat dibuat kesimpulan seperti berikut ini:
1. Hasil dari analisis uji F menunjukkan bahwa diperoleh nilai Fhitung
sebesar 2,593 dengan tingkat signifikan 0,030. Karena nilai
signifikan F lebih kecil dari 0,05 maka disimpulkan model ini
layak memprediksi dividend payout ratio. Dengan demikian
variabel independen profitabilitas, Sales Growth, Market-to-Book
Ratio, Firm Size dan Agency Cost secara bersama-sama
mempunyai pengaruh terhadap dividend payout ratio. Hasil dari uji
koefisien determinasi Adj R2 sebesar 6,6% Dividend Payout Ratio
dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu Return on Asset,
Sales Growth, Market-to-Book Ratio, Firm Size, dan Agency Cost.
Sedangkan sisanya sebesar 93,4% dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
2. Hasil analisis uji t, pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen secara parsial adalah sebagai berikut:
a. profitabilitas dan Firm Size berpengaruh positif signifikan
terhadap dividend payout ratio. Semakin tinggi tingkat
profitabilitas yang diperoleh perusahaan, semakin besar
dividen yang dibayarkan. Semakin meningkat ukuran
perusahaan akan menurunkan pendanaan internalnya dan
perusahaan akan berusaha membayarkan dividennya kepada
para pemegang saham
b. Market-to-book ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap
dividend payout ratio. Perusahaan dengan pertumbuhan
penjualan yang tinggi diharapkan memiliki kesempatan
investasi yang tinggi. Untuk meningkatkan pertumbuhan
penjualan, perusahaan memerlukan dana besar yang dibiayai
dari sumber internal. Penurunan pembayaran dividen
menyebabkan perusahaan memiliki sumber dana internal
untuk keperluan investasi.
c. Sales Growth berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
dividend payout ratio. Hasil ini berarti bahwa variabel sales
growth tidak berpengaruh terhadap pembayaran dividen.
d. Kepemilikan manajerial (MAN) berpengaruh tidak signifikan
terhadap dividend payout ratio. Hal ini berarti para pemilik
saham manajerial lebih menyukai pembayaran dividen yang
rendah.
B. Keterbatasan
1. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
sehingga peneliti tidak bisa mengendalikan dan mengawasi
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam perhitungan. Kebenaran data
sangat tergantung pada keakuratan data pada Indonesian Capital Market
Directory (ICMD). Penelitian selanjutnya bisa menggunakan data selain
Indonesian Capital Market Directory (ICMD), misalnya mengakses
www.idx.co.id untuk mendapatkan data keuangan lebih lengkap.
2. Penelitian ini menggunakan 5 variabel yang di pertimbangkan dapat
mempengaruhi dividend payout ratio. Untuk penelitian selanjutnya dapat
menambah beberapa variable yang mungkin berpengaruh terhadap
dividend payout ratio. Hal ini didasari oleh nilai Adj R2 yang relative
kecil yaitu 6,6% menunjukkan bahwa masih ada faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap dividend payout ratio tetapi tidak dimasukkan
dalam model penelitian ini. Oleh karena itu bagi pihak yang akan
melakukan penelitian serupa diharapkan menggunakan variabel
independen yang lebih luas agar memperoleh nilai koefisien determinasi
yang lebih besar. Sedangkan bagi pihak yang ingin melakukan penelitian
dengan variabel yang sama, diharapkan menggunakan jumlah sampel
yang lebih besar dan atau periode penelitian yang lebih panjang.
C. Implikasi
1. Hasil penelitian ini diharapkan mampu membantu berbagai pihak untuk
dapat memprediksi rasio pembayaran dividen di masa depan dengan
memperhatikan kelima faktor yang menjadi variable independent dalam
penelitian ini.
2. Para pemegang saham dapat memperhatikan Return On Asset, Market-to-
book dan Firm Size apabila mengharap pembayaran dividen. Sedangkan
bagi pihak manajemen membantu untuk pengambilan keputusan terkait
dengan besaran rasio pembayaran dividen. Variabel Sales Growth dan
MAN secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend
payout ratio. Jadi bagi para investor tidak perlu mempertimbangkan kedua
variable karena tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividend
payout ratio.
DAFTAR PUSTAKA
Al- Malkawi, Husam- Aldin Nizar. Factors Influencing Corporate Dividend Decision: Evidence from Jordanian Panel Data. International Journal of Bussines. 177-195.
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Acounting . Edisi 8 BPFE: Yogyakarta.
Brigham, Eugene F dan Houston, JF. 2001. Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan, Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Gitosudarmo, Indriyo dan Basri. 2002. Manajemen Keuangan. BPFE: Yogyakarta.
Gujarati, Damodar. 1999. Ekonometrika Dasar. Edisi 8, Erlangga.
Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariative Dengan Program SPSS. Edisi Ketiga. Badan Penerbit Universitas Dioponegoro.
Handayani, Dwi Rekno. 2008. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, ROA, Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen. Skripsi. UNS.
Hariyanto. 2005. Pengaruh Faktor Agency Costs Dan Biaya Transaksi Terhadap Kebijakan Dividen. Skripsi. UNS.
Jakarta Stock Exchange. Indonesian Capital Market Directory 2005. ___________________. Indonesian Capital Market Directory 2006. ___________________. Indonesian Capital Market Directory 2007. ___________________. Indonesian Capital Market Directory 2008.
Jensen, M. C., dan W.H. Meckling.1976. “The Theory of Firm: Manajerial Behviour, Agency Cost, and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics.
Mahasti, Asih. 2009. Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen. Skripsi. UNS.
Merdiana, Candra Vionela 2009. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Harga saham terhadap Cash Dividend. Skripsi UNS.
Nurdiana, Niken. 2007. Analisis Pengaruh Variabel Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang dan Return On Assets (ROA) Terhadap Kebijakan Dividen. Skripsi Universitas Brawijaya Malang.
Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta :Mediakom.
Prihantoro, 2003. Estimasi pengaruh Dividend Payout Ratio Pada Perusahan Publik Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, No.1, Jilid 8.
Rajan, R.G. and Luigi Zingales. 1995. What Do We Know About Capital Structure? Some Evidence from International Data. Journal of Finance, 5 (December): 1421-1459.
Riyanto, Bambang. 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Empat. BPFE: Yogyakarta.
Randa, Gusti. 2009. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Kebijakan Saham perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2004-2007. Skripsi. UNS.
Roos, S. A. 1977. The determination of financial structure: The incentive Signalling approach. Bell Journal of Economics. 8:23-40.
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat, Cetakan Pertama, BPFE, Yogjakarta.
Sari, Gurria Asihka. 2008. Pengaruh biaya keagenan, kebijakan utang, profitabilitas dan risiko sekuritas terhadap kebijakan dividen. Skripsi UNS.
Ooi, Joseph T. L. 2001. Dividend Payout Characteristics of U.K Property Companies. Journal of Real Estate Portofolio Management : 133-142.
Weston. J. Fred and Eugene F. Brigham. 1986. Dasar-dasar Manajemen Keuangan (dialihbahasakan oleh Drs. AQ khalid). Jakarta: Erlangga.
Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Tahun 2005
No Nama Perusahaan 1 PT Fast Food Indonesia Tbk 2 PT Gudang Garam Tbk 3 PT HM Sampoerna Tbk 4 PT Pan Brother Tbk 5 PT Lautan Luas Tbk 6 PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk 7 PT Assahimas Flat Glass Tbk 8 PT Jaya Pari Steel Tbk 9 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk
10 PT Lionmesh Prima Tbk 11 PT Lion Metal Works Tbk 12 PT Sumi Indo Kabel Tbk 13 PT Metrodata Electronics Tbk 14 PT Astra Internasional Tbk 15 PT Indo Kordsa Tbk 16 PT Gajah Tunggal Tbk 17 PT Intraco Penta Tbk 18 PT Kimia Farma Tbk 19 PT Mandom indonesia Tbk 20 PT Berlian Laju Tanker Tbk 21 PT Rig Tenders Tbk 22 PT Bank Central Asia Tbk 23 PT Wahana Otomitra Multiartha Tbk 24 PT Asuransi Bintang Indonesia Tbk 25 PT Asuransi Ramayana Tbk 26 PT Karka Yasa Profilia Tbk 27 PT Centrin Online Tbk 28 PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk
Lampiran 2
Daftar Sampel Perusahaan Tahun 2006
No Nama Perusahaan 1 PT Inti Kapuas Tbk 2 PT International Nickel Indonesia Tbk 3 PT Fast Food Indonesia Tbk 4 PT Gudang Garam Tbk 5 PT Pan Brother Tbk 6 PT Lautan Luas Tbk 7 PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 8 PT Citra Tubindo Tbk 9 PT Jaya Pari Steel Tbk
10 PT Lionmesh Prima Tbk 11 PT Lion Metal Works Tbk 12 PT Sumi Indo Kabel Tbk 13 PT Metrodata Electronics Tbk 14 PT Astra otoparts Tbk 15 PT Hexindo Adiperkasa Tbk 16 PT Indo Kordsa Tbk 17 PT Berlian Laju Tanker Tbk 18 PT Rig Tenders Tbk 19 PT Samudra Indonesia Tbk 20 PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk 21 PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk 22 PT Bank Central Asia Tbk 23 PT Mandala Multifinance Tbk 24 PT Panca Global Securities Tbk 25 PT Asuransi Bintang Tbk 26 PT Asuransi Ramayana Tbk 27 PT Summarecon Agung Tbk 28 PT Centrin Online Tbk
Lampiran 3
Daftar Sampel Perusahaan Tahun 2007
No Nama Perusahaan 1 PT Apexindo Pratama Tbk 2 PT International Nickel Indonesia Tbk 3 PT Fast Food Indonesia Tbk 4 PT Gudang Garam Tbk 5 PT AKR Corporindo Tbk 6 PT Budi Acid Jaya Tbk 7 PT Lautan Luas Tbk 8 PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk 9 PT Assahimas Flat Glass Tbk
10 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk 11 PT Citra Tubindo Tbk 12 PT Lionmesh Prima Tbk 13 PT Lion Metal Works Tbk 14 PT Sumi Indo Kabel Tbk 15 PT Metrodata Electronics Tbk 16 PT Gajah Tunggal Tbk 17 PT Goodyear Indonesia Tbk 18 PT Hexindo Adiperkasa Tbk 19 PT Berlian Laju Tanker Tbk 20 PT Panorama Transportasi Tbk 21 PT Samudra Indonesia Tbk 22 PT Tigaraksa Satria Tbk 23 PT Bank Central Asia Tbk 24 PT Mandala Multifinance Tbk 25 PT Kresna Graha Sekurindo Tbk 26 PT Trimegah Securities Tbk 27 PT Lamicitra Nusantara Tbk 28 PT Summarecon Agung Tbk 29 PT Panorama Sentra Wisata Tbk 30 PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk 31 PT Radiant Utama Interinsco Tbk
Lampiran 4
Daftar Sampel Perusahaan Tahun 2008
No Nama Perusahaan 1 PT Gosco Plantations Tbk 2 PT Indika Energy Tbk 3 PT Perdana Karya Perkasa Tbk 4 PT Duta Graha Indah Tbk 5 PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk 6 PT Fast Food Indonesia Tbk 7 PT Gudang Garam Tbk 8 PT Intan Wijaya Internasional Tbk 9 PT Argha Karya Prima Industry Tbk
10 PT Sumi Indo Kabel Tbk 11 PT Metrodata Electronics Tbk 12 PT Indo Kordsa Tbk 13 PT Intraco Penta Tbk 14 PT Mandom indonesia Tbk 15 PT Catur Sentosa Adiprana Tbk 16 PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk 17 PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 18 PT Mandala Multifinance Tbk 19 PT Kresna Graha Sekurindo Tbk 20 PT Trimegah Securities Tbk 21 PT Asuransi Ramayana Tbk 22 PT Pudjiadi & Sons Tbk 23 PT Pudjiadi Prestige Tbk 24 PT Summarecon Agung Tbk 25 PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk 26 PT Radiant Utama Interinsco Tbk
Lampiran 5
Data Perusahaan Sebelum Transformasi data
NO TAHUN NAMA PERUSAHAAN DPR ROA SG MBR SIZE MAN 1 2005 PT Fast Food Indonesia Tbk 21,61 0,109 0,156 2,4 13,844 1 2 PT Gudang Garam Tbk 50,91 0,085 0,023 2,14 17,028 1,74 3 PT HM Sampoerna Tbk 36,78 0,2 0,397 6 17,021 1,97 4 PT Pan Brother Tbk 8,65 0,026 2,58 1,98 13,912 13,77 5 PT Lautan Luas Tbk 25,29 0,033 0,27 0,64 14,589 3,64 6 PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk 10,33 0,031 0,045 1,14 11,279 1 7 PT Assahimas Flat Glass Tbk 20,24 0,136 0,18 0,9 14,357 0,71 8 PT Jaya Pari Steel Tbk 35 0,166 -0,006 1,04 12,842 2,2 9 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk 29 0,046 0,026 0,4 14,127 1,76
10 PT Lionmesh Prima Tbk 9,35 0,025 0,444 0,84 11,766 25,61 11 PT Lion Metal Works Tbk 27,34 0,035 11,815 0,73 14,169 0,18 12 PT Sumi Indo Kabel Tbk 27,06 0,036 0,541 0,56 14,224 0,09 13 PT Metrodata Electronics Tbk 37,19 0 47,963 0,73 17,938 0,41 14 PT Astra Internasional Tbk 32,64 3,193 -0,961 2,55 14,384 0,09 15 PT Indo Kordsa Tbk 15,06 0,016 2,282 0,51 15,391 18,69 16 PT Gajah Tunggal Tbk 4,57 0,399 -0,884 1,22 13,575 0,17 17 PT Intraco Penta Tbk 0,15 0,015 1,588 0,67 14,412 9,77 18 PT Kimia Farma Tbk 0,32 0,097 -0,53 1,4 11,715 0,42 19 PT Mandom indonesia Tbk 36,96 0,012 2,269 1,57 14,778 7,91 20 PT Berlian Laju Tanker Tbk 12,89 0,962 -0,81 1,74 12,454 0,12 21 PT Rig Tenders Tbk 68 0,067 5,167 0,85 18,127 0,11 22 PT Bank Central Asia Tbk 0,31 0,024 0,164 2,63 16,55 1,77 23 PT Wahana Otomitra Multiartha Tbk 49,69 0,059 0,769 3,33 13,735 54 24 PT Asuransi Bintang Indonesia Tbk 50,22 0,018 0,759 0,49 12,01 7,42 25 PT Asuransi Ramayana Tbk 42,06 0,074 0,295 0,65 11,953 54,32 26 PT Karka Yasa Profilia Tbk 23,65 0,003 -0,396 0,19 9,737 8,75 27 PT Centrin Online Tbk 48,41 0,042 0,037 1,1 11,02 0,54 28 PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk 0,31 0,048 0,057 1,46 12,989 0,39 29 2006 PT Inti Kapuas Tbk 14 0,029 0,877 1,23 10,592 0,01 30 PT International Nickel Indonesia Tbk 0,91 0,242 0,386 1,03 16,306 0,54 31 PT Fast Food Indonesia Tbk 12,95 0,143 0,241 2,35 14,06 0,6 32 PT Gudang Garam Tbk 47,73 0,046 0,06 1,71 17,087 2,06 33 PT Pan Brother Tbk 4,57 0,018 0,295 1,52 14,171 11,88 34 PT Lautan Luas Tbk 21,03 0,016 0,114 0,75 14,696 3,64 35 PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 0,39 0,043 0,134 0,6 13,601 0,05 36 PT Citra Tubindo Tbk 50 0,067 0,443 1,09 14,493 1,76 37 PT Jaya Pari Steel Tbk 5 0,141 -0,099 0,73 12,737 35,47 38 PT Lionmesh Prima Tbk 10,8 0,061 -0,384 0,86 11,282 26,61 39 PT Lion Metal Works Tbk 25,2 0,11 -0,899 0,77 11,873 0,18 40 PT Sumi Indo Kabel Tbk 24,14 0,075 0,273 0,39 14,465 0,09
41 PT Metrodata Electronics Tbk 29,19 0,028 -0,973 0,57 14,308 0,71 42 PT Astra otoparts Tbk 16,4 0,093 -0,125 1,32 15,031 0,04 43 PT Hexindo Adiperkasa Tbk 36,22 0,033 -0,019 2,34 14,149 6,08 44 PT Indo Kordsa Tbk 29,49 0,012 -0,144 0,51 14,228 17,31 45 PT Berlian Laju Tanker Tbk 13,8 0,147 10,996 2,15 14,938 0,12 46 PT Rig Tenders Tbk 78,63 0,016 -0,776 0,94 18,629 0,11 47 PT Samudra Indonesia Tbk 40,49 0,017 -0,042 0,8 15,282 2,29 48 PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk 49,72 0,124 0,041 3,23 15,314 3,7 49 PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk 25,23 0,001 0,502 1,18 13,436 5,98 50 PT Bank Central Asia Tbk 0,33 0,024 0,258 2,64 16,78 1,77 51 PT Mandala Multifinance Tbk 25,1 0,055 0,351 0,76 12,452 5,08 52 PT Panca Global Securities Tbk 13,29 0,054 0,257 1,19 9,897 59,18 53 PT Asuransi Bintang Tbk 67,57 0,007 -0,348 0,51 11,582 7,42 54 PT Asuransi Ramayana Tbk 41,28 0,065 0,228 0,68 12,158 54,36 55 PT Summarecon Agung Tbk 21,3 0,077 0,21 1,76 13,78 0,36 56 PT Centrin Online Tbk 57,03 0,079 -0,911 0,66 11,172 0,54 57 2007 PT Apexindo Pratama Tbk 5,63 0,07 0,659 2,34 14,449 0,2 58 PT International Nickel Indonesia Tbk 0,02 0,622 0,815 2,03 16,902 0,03 59 PT Fast Food Indonesia Tbk 19,58 2,525 0,245 2,82 14,279 0,46 60 PT Gudang Garam Tbk 33,32 0,06 0,069 1,49 17,153 2,06 61 PT AKR Corporindo Tbk 31 0,055 0,485 1,64 15,59 0,14 62 PT Budi Acid Jaya Tbk 10,53 0,031 0,259 0,83 14,116 9,62 63 PT Lautan Luas Tbk 30,47 0,034 0,124 0,62 14,813 3,64 64 PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk 24,04 0,009 0,19 1,43 11,52 1,9 65 PT Assahimas Flat Glass Tbk 22,67 0,087 0,239 1,11 14,463 0,46 66 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk 48,54 0,023 0,179 0,58 14,658 1,65 67 PT Citra Tubindo Tbk 68,65 0,137 0,642 1,84 14,782 0,65 68 PT Lionmesh Prima Tbk 8,08 0,095 0,866 0,69 11,672 25,58 69 PT Lion Metal Works Tbk 25,7 0,117 -0,169 0,76 12,098 0,18 70 PT Sumi Indo Kabel Tbk 39,5 0,131 1,699 0,67 14,28 0,09 71 PT Metrodata Electronics Tbk 21,42 0,025 1,334 0,62 14,814 2,05 72 PT Gajah Tunggal Tbk 17,44 0,017 0,217 0,86 15,712 0,14 73 PT Goodyear Indonesia Tbk 9 0,043 0,108 0,96 13,901 7 74 PT Hexindo Adiperkasa Tbk 35,62 0,036 0,319 2,19 14,417 0,01 75 PT Berlian Laju Tanker Tbk 27,4 0,037 0,185 2,31 15,108 0,12 76 PT Panorama Transportasi Tbk 17,5 0,04 0,345 4,33 10,935 0,7 77 PT Samudra Indonesia Tbk 24,15 0,034 -0,054 0,76 15,226 0,39 78 PT Tigaraksa Satria Tbk 54,5 0,035 0,245 0,96 15,09 0,22 79 PT Bank Central Asia Tbk 0,18 0,021 -0,01 3,55 16,769 1,76 80 PT Mandala Multifinance Tbk 25,36 0,052 0,538 0,81 12,882 5,06 81 PT Kresna Graha Sekurindo Tbk 15,88 0,026 1,431 0,77 11,13 8,57 82 PT Trimegah Securities Tbk 45,77 0,057 0,572 1,42 12,743 3,36
83 PT Lamicitra Nusantara Tbk 38,86 0,005 1,139 0,53 11,443 0,01 84 PT Summarecon Agung Tbk 22,61 0,053 0,064 3,3 13,842 0,36 85 PT Panorama Sentra Wisata Tbk 5,64 0,018 0,338 1,61 13,99 4,61 86 PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk 38,9 0,038 0,034 0,41 11,516 12,28 87 PT Radiant Utama Interinsco Tbk 25,7 0,087 -0,011 2,56 13,7 2,65 88 2008 PT Gosco Plantations Tbk 0,27 0,038 1,19 0,48 12,58 3 89 PT Indika Energy Tbk 40,32 0,125 -0,01 1,09 14,655 7,52 90 PT Perdana Karya Perkasa Tbk 29,12 0,065 0,859 2,75 13,032 80,95 91 PT Duta Graha Indah Tbk 18,22 0,044 0,356 1,51 14,123 2,89 92 PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk 31,64 0,075 0,346 8,85 14,665 4,24 93 PT Fast Food Indonesia Tbk 20,31 0,16 0,272 2,9 14,52 0,46 94 PT Gudang Garam Tbk 35,81 0,078 0,105 1,16 17,225 0,8 95 PT Intan Wijaya Internasional Tbk 52,71 0,02 0,119 0,32 11,822 44,8 96 PT Argha Karya Prima Industry Tbk 39,93 0,041 0,184 0,48 14,28 0,73 97 PT Sumi Indo Kabel Tbk 39,16 0,153 0,035 0,8 14,313 0,1 98 PT Metrodata Electronics Tbk 6,79 0,023 0,261 1,32 15,046 8,35 99 PT Indo Kordsa Tbk 59,35 0,057 0,059 0,96 14,309 25,4
100 PT Intraco Penta Tbk 37,66 0,02 0,576 0,78 13,929 5,43 101 PT Mandom indonesia Tbk 52,52 0,126 0,217 2,26 14,03 0,19 102 PT Catur Sentosa Adiprana Tbk 20,6 0,046 0,271 1,56 14,813 5,39 103 PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk 50,96 0,143 0,129 2,79 15,525 3,68 104 PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 19,92 0,019 0,412 1,23 12,647 54,48 105 PT Mandala Multifinance Tbk 30,2 0,048 0,638 1,02 13,376 5,06 106 PT Kresna Graha Sekurindo Tbk 13,73 0,011 -0,08 1,9 11,046 8,53 107 PT Trimegah Securities Tbk 35,02 0,032 -0,156 2,52 12,574 0,11 108 PT Asuransi Ramayana Tbk 42,67 0,056 0,051 0,59 12,374 54,38 109 PT Pudjiadi & Sons Tbk 31,71 0,08 0,286 1,63 11,973 12,83 110 PT Pudjiadi Prestige Tbk 14,13 0,016 -0,253 0,44 10,803 11,85 111 PT Summarecon Agung Tbk 20,51 0,026 0,233 2,5 14,052 0,32 112 PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk 21,81 0,07 0,59 0,73 11,98 7,14 113 PT Radiant Utama Interinsco Tbk 30,73 0,049 0,323 1,92 13,98 2,65
Lampiran 6
Data Perusahaan
Setelah Transformasi Data
NO TAHUN NAMA PERUSAHAAN DPR LNROA LNSG LNMBR SIZE LNMAN 1 2005 PT Fast Food Indonesia Tbk 21,61 -2,214 -3,713 0,875 13,844 0 2 PT Gudang Garam Tbk 50,91 -2,46 -7,555 0,761 17,028 0,554 3 PT HM Sampoerna Tbk 36,78 -1,611 -1,845 1,792 17,021 0,678 4 PT Pan Brother Tbk 8,65 -3,634 1,895 0,683 13,912 2,622 5 PT Lautan Luas Tbk 25,29 -3,424 -2,617 -0,446 14,589 1,292 6 PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk 10,33 -3,467 -6,199 0,131 11,279 0 7 PT Assahimas Flat Glass Tbk 20,24 -1,997 -3,432 -0,105 14,357 -0,342 8 PT Jaya Pari Steel Tbk 35 -1,794 -10,24 0,039 12,842 0,788 9 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk 29 -3,071 -7,28 -0,916 14,127 0,565
10 PT Lionmesh Prima Tbk 9,35 -3,693 -1,625 -0,174 11,766 3,243 11 PT Lion Metal Works Tbk 27,34 -3,361 4,939 -0,315 14,169 -1,715 12 PT Sumi Indo Kabel Tbk 27,06 -3,335 -1,229 -0,58 14,224 -2,408 13 PT Metrodata Electronics Tbk 37,19 -3,23 7,741 -0,315 17,938 -0,892 14 PT Astra Internasional Tbk 32,64 1,161 -0,08 0,936 14,384 -2,408 15 PT Indo Kordsa Tbk 15,06 -4,137 1,651 -0,673 15,391 2,928 16 PT Gajah Tunggal Tbk 4,57 -0,919 -0,246 0,199 13,575 -1,772 17 PT Intraco Penta Tbk 0,15 -4,181 0,925 -0,4 14,412 2,279 18 PT Kimia Farma Tbk 0,32 -2,335 -1,269 0,336 11,715 -0,868 19 PT Mandom indonesia Tbk 36,96 -4,445 1,639 0,451 14,778 2,068 20 PT Berlian Laju Tanker Tbk 12,89 -0,038 -0,42 0,554 12,454 -2,12 21 PT Rig Tenders Tbk 68 -2,701 3,285 -0,163 18,127 -2,207 22 PT Bank Central Asia Tbk 0,31 -3,732 -3,617 0,967 16,55 0,571 23 PT Wahana Otomitra Multiartha Tbk 49,69 -2,839 -0,524 1,203 13,735 3,989 24 PT Asuransi Bintang Indonesia Tbk 50,22 -4,013 -0,552 -0,713 12,01 2,004 25 PT Asuransi Ramayana Tbk 42,06 -2,605 -2,443 -0,431 11,953 3,995 26 PT Karka Yasa Profilia Tbk 23,65 -5,918 -1,852 -1,661 9,737 2,169 27 PT Centrin Online Tbk 48,41 -3,169 -6,581 0,095 11,02 -0,616
28 PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk 0,31 -3,033 -5,719 0,878 12,989 -0,942
29 2006 PT Inti Kapuas Tbk 14 -3,547 -0,262 0,207 10,592 -4,605 30 PT International Nickel Indonesia Tbk 0,91 -1,419 -1,903 0,03 16,306 -0,616 31 PT Fast Food Indonesia Tbk 12,95 -1,948 -2,844 0,854 14,06 -0,511 32 PT Gudang Garam Tbk 47,73 -3,071 -5,625 0,536 17,087 0,723 33 PT Pan Brother Tbk 4,57 -4,04 -2,441 0,419 14,171 2,475 34 PT Lautan Luas Tbk 21,03 -4,122 -4,345 -0,288 14,696 1,292 35 PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 0,39 -3,141 -4,016 -0,511 13,601 -2,996 36 PT Citra Tubindo Tbk 50 -2,709 -1,629 0,086 14,493 0,565 37 PT Jaya Pari Steel Tbk 5 -1,956 -4,622 -0,315 12,737 3,569 38 PT Lionmesh Prima Tbk 10,8 -2,794 -1,913 -0,151 11,282 3,281 39 PT Lion Metal Works Tbk 25,2 -2,207 -0,212 -0,261 11,873 -1,715
40 PT Sumi Indo Kabel Tbk 24,14 -2,588 -2,597 -0,942 14,465 -2,408 41 PT Metrodata Electronics Tbk 29,19 -3,574 -0,054 -0,562 14,308 -0,342 42 PT Astra otoparts Tbk 16,4 -2,374 -4,161 0,278 15,031 -3,219 43 PT Hexindo Adiperkasa Tbk 36,22 -3,419 -7,887 0,85 14,149 1,805 44 PT Indo Kordsa Tbk 29,49 -4,425 -3,874 -0,673 14,228 2,851 45 PT Berlian Laju Tanker Tbk 13,8 -1,918 4,795 0,765 14,938 -2,12 46 PT Rig Tenders Tbk 78,63 -4,111 -0,506 -0,862 18,629 -2,207 47 PT Samudra Indonesia Tbk 40,49 -4,061 -6,326 -0,223 15,282 0,829 48 PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk 49,72 -2,09 -6,393 1,172 15,314 1,308 49 PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk 25,23 -6,527 -1,38 0,166 13,436 1,788 50 PT Bank Central Asia Tbk 0,33 -3,73 -2,706 0,971 16,78 0,571 51 PT Mandala Multifinance Tbk 25,1 -2,892 -2,094 -0,274 12,452 1,625 52 PT Panca Global Securities Tbk 13,29 -2,915 -2,713 0,174 9,897 4,081 53 PT Asuransi Bintang Tbk 67,57 -4,953 -2,111 -0,673 11,582 2,004 54 PT Asuransi Ramayana Tbk 41,28 -2,736 -2,959 -0,386 12,158 3,996 55 PT Summarecon Agung Tbk 21,3 -2,568 -3,124 0,565 13,78 -1,022 56 PT Centrin Online Tbk 57,03 -2,539 -0,187 -0,416 11,172 -0,616 57 2007 PT Apexindo Pratama Tbk 5,63 -2,658 -0,834 0,85 14,449 -1,609 58 PT International Nickel Indonesia Tbk 0,02 -0,475 -0,41 0,708 16,902 -3,507 59 PT Fast Food Indonesia Tbk) 19,58 0,926 -2,81 1,037 14,279 -0,777 60 PT Gudang Garam Tbk 33,32 -2,808 -5,345 0,399 17,153 0,723 61 PT AKR Corporindo Tbk 31 -2,906 -1,448 0,495 15,59 -1,966 62 PT Budi Acid Jaya Tbk 10,53 -3,471 -2,705 -0,186 14,116 2,264 63 PT Lautan Luas Tbk 30,47 -3,394 -4,175 -0,478 14,813 1,292 64 PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk 24,04 -4,73 -3,322 0,358 11,52 0,642 65 PT Assahimas Flat Glass Tbk 22,67 -2,442 -2,864 0,104 14,463 -0,777 66 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk 48,54 -3,766 -3,443 -0,545 14,658 0,501 67 PT Citra Tubindo Tbk 68,65 -1,987 -0,885 0,61 14,782 -0,431 68 PT Lionmesh Prima Tbk 8,08 -9,358 -0,287 -0,371 11,672 3,242 69 PT Lion Metal Works Tbk 25,7 -2,145 -3,554 -0,274 12,098 -1,715 70 PT Sumi Indo Kabel Tbk 39,5 -2,029 1,06 -0,4 14,28 -2,408 71 PT Metrodata Electronics Tbk 21,42 -3,709 0,577 -0,478 14,814 0,718 72 PT Gajah Tunggal Tbk 17,44 -4,098 -3,052 -0,151 15,712 -1,966 73 PT Goodyear Indonesia Tbk 9 -3,143 -4,445 -0,041 13,901 1,893 74 PT Hexindo Adiperkasa Tbk 35,62 -3,33 -2,285 0,784 14,417 -4,605 75 PT Berlian Laju Tanker Tbk 27,4 -3,304 -3,377 0,837 15,108 -2,12 76 PT Panorama Transportasi Tbk 17,5 -3,214 -2,131 1,466 10,935 -0,357 77 PT Samudra Indonesia Tbk 24,15 -3,377 -5,83 -0,274 15,226 -0,942 78 PT Tigaraksa Satria Tbk 54,5 -3,353 -2,811 -0,041 15,09 -1,514 79 PT Bank Central Asia Tbk 0,18 -9,883 -9,118 1,267 16,769 0,565 80 PT Mandala Multifinance Tbk 25,36 -2,96 -1,241 -0,211 12,882 1,621 81 PT Kresna Graha Sekurindo Tbk 15,88 -3,652 0,716 -0,261 11,13 2,148 82 PT Trimegah Securities Tbk 45,77 -2,864 -1,116 0,351 12,743 1,212 83 PT Lamicitra Nusantara Tbk 38,86 -5,369 0,261 -0,635 11,443 -4,605 84 PT Summarecon Agung Tbk 22,61 -2,942 -5,491 1,194 13,842 -1,022 85 PT Panorama Sentra Wisata Tbk 5,64 -4,04 -2,17 0,476 13,99 1,528 86 PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk 38,9 -3,279 -6,743 -0,892 11,516 2,508 87 PT Radiant Utama Interinsco Tbk 25,7 -2,44 -8,98 0,94 13,7 0,975
88 2008 PT Gosco Plantations Tbk 0,27 -9,262 0,348 -0,734 12,58 1,099 89 PT Indika Energy Tbk 40,32 -2,083 -9,285 0,086 14,655 2,018 90 PT Perdana Karya Perkasa Tbk 29,12 -2,732 -0,303 1,012 13,032 4,394 91 PT Duta Graha Indah Tbk 18,22 -3,12 -2,065 0,412 14,123 1,061
92 PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk 31,64 -2,596 -2,124 2,18 14,665 1,445
93 PT Fast Food Indonesia Tbk 20,31 -1,835 -2,601 1,065 14,52 -0,777 94 PT Gudang Garam Tbk 35,81 -2,55 -4,517 0,148 17,225 -0,223 95 PT Intan Wijaya Internasional Tbk 52,71 -3,933 -4,262 -1,139 11,822 3,802 96 PT Argha Karya Prima Industry Tbk 39,93 -3,184 -3,38 -0,734 14,28 -0,315 97 PT Sumi Indo Kabel Tbk 39,16 -1,874 -6,734 -0,223 14,313 -2,303 98 PT Metrodata Electronics Tbk 6,79 -9,762 -2,683 0,278 15,046 2,122 99 PT Indo Kordsa Tbk 59,35 -2,871 -5,672 -0,041 14,309 3,235
100 PT Intraco Penta Tbk 37,66 -3,903 -1,104 -0,248 13,929 1,692 101 PT Mandom indonesia Tbk 52,52 -2,071 -3,052 0,815 14,03 -1,661 102 PT Catur Sentosa Adiprana Tbk 20,6 -3,083 -2,614 0,445 14,813 1,685 103 PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk 50,96 -1,945 -4,088 1,026 15,525 1,303
104 PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 19,92 -3,961 -1,775 0,207 12,647 3,998
105 PT Mandala Multifinance Tbk 30,2 -3,045 -0,898 0,02 13,376 1,621 106 PT Kresna Graha Sekurindo Tbk 13,73 -4,486 -5,039 0,642 11,046 2,144 107 PT Trimegah Securities Tbk 35,02 -3,432 -3,716 0,924 12,574 -2,207 108 PT Asuransi Ramayana Tbk 42,67 -2,887 -5,942 -0,528 12,374 3,996 109 PT Pudjiadi & Sons Tbk 31,71 -2,524 -2,507 0,489 11,973 2,552 110 PT Pudjiadi Prestige Tbk 14,13 -4,121 -2,746 -0,821 10,803 2,472 111 PT Summarecon Agung Tbk 20,51 -3,652 -2,909 0,916 14,052 -1,139 112 PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk 21,81 -2,658 -1,054 -0,315 11,98 1,966 113 PT Radiant Utama Interinsco Tbk 30,73 -3,024 -2,262 0,652 13,98 0,975
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
113 113 113 113 113 113
27,21451 ,12406 ,93181 1,46389 13,85920 8,08602
17,410281 ,388500 4,758196 1,177259 1,826453 15,237622
,066 ,395 ,390 ,163 ,098 ,298
,066 ,395 ,390 ,154 ,079 ,288
-,059 -,375 -,344 -,163 -,098 -,298
,698 4,197 4,141 1,734 1,042 3,168
,715 ,000 ,000 ,005 ,228 ,000
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parameters a,b
Absolute
Positive
Negative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
DPR ROA SG MBR SIZE MAN
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Lampiran 7
Descriptive Statistics
113 ,020 78,630 27,21451 17,410281
113 ,000 3,193 ,12406 ,388500
113 -,973 47,963 ,93181 4,758196
113 ,190 8,850 1,46389 1,177259
113 9,737 18,629 13,85920 1,826453
113 ,010 80,950 8,08602 15,237622
113
DPR
ROA
SG
MBR
SIZE
MAN
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Uji Normalitas
(Sebelum Transformasi Data)
Uji Normalitas (Setelah Transformasi Data)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
DPR LNROA LNSG LNMBR SIZE LNMAN N 113 113 113 113 113 113
Normal Parameters(a,b) Mean 27,21451 -3,23330 -2,58668 ,14793 13,85920 ,44520 Std. Deviation 17,410281 1,647526 2,885011 ,675501 1,826453 2,109259 Most Extreme Differences Absolute ,066 ,177 ,075 ,087 ,098 ,087 Positive ,066 ,129 ,075 ,087 ,079 ,056 Negative -,059 -,177 -,074 -,057 -,098 -,087 Kolmogorov-Smirnov Z ,698 1,878 ,797 ,923 1,042 ,924 Asymp. Sig. (2-tailed) ,715 ,070 ,550 ,362 ,228 ,361
a Test distribution is Normal.
Coefficients a
6,323 13,480 ,469 ,640
2,015 ,932 ,211 2,162 ,033 ,872 1,147
-6,539 2,536 -,254 -2,578 ,011 ,861 1,162
,618 ,821 ,075 ,753 ,453 ,842 1,188
-,510 ,564 -,085 -,906 ,367 ,956 1,046
2,370 1,032 ,224 2,297 ,024 ,875 1,143
(Constant)
SIZE
LNMBR
LNMAN
LNSG
LNROA
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: DPRa.
b Calculated from data.
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
,108a 2,593 5 107 ,030 2,015Model1
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), LNROA, LNSG, SIZE, LNMBR, LNMANa.
Dependent Variable: DPRb.
Uji Multikolinier
Regression Standardized Predicted Value210-1-2-3
Regre
ssion
Stud
entiz
ed Re
sidua
l
3
2
1
0
-1
-2
-3
Scatterplot
Dependent Variable: DPR
Descriptive Statistics
27,21451 17,410281 113
13,85920 1,826453 113
,14793 ,675501 113
,44520 2,109259 113
-2,58668 2,885011 113
-3,23330 1,647526 113
DPR
SIZE
LNMBR
LNMAN
LNSG
LNROA
Mean Std. Deviation N
Variables Entered/Removed b
LNROA,LNSG,SIZE,LNMBR,LNMAN
a
. Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: DPRb.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
6,323 13,480 ,469 ,640 -20,399 33,044
2,015 ,932 ,211 2,162 ,033 ,167 3,863 ,146 ,205 ,197
-6,539 2,536 -,254 -2,578 ,011 -11,567 -1,511 -,140 -,242 -,235
,618 ,821 ,075 ,753 ,453 -1,010 2,246 ,002 ,073 ,069
-,510 ,564 -,085 -,906 ,367 -1,628 ,607 -,061 -,087 -,083
2,370 1,032 ,224 2,297 ,024 ,325 4,415 ,162 ,217 ,210
(Constant)
SIZE
LNMBR
LNMAN
LNSG
LNROA
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval for B
Zero-order Partial Part
Correlations
Dependent Variable: DPRa.
Model Summaryb
,329a ,108 ,066 16,822478 ,108 2,593 5 107 ,030Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: (Constant), LNROA, LNSG, SIZE, LNMBR, LNMANa.
Dependent Variable: DPRb.
ANOVAb
3668,655 5 733,731 2,593 ,030a
30280,548 107 282,996
33949,202 112
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), LNROA, LNSG, SIZE, LNMBR, LNMANa.
Dependent Variable: DPRb.
Coefficient Correlationsa
1,000 ,017 ,020 -,225 ,247
,017 1,000 -,017 ,139 ,158
,020 -,017 1,000 -,235 ,242
-,225 ,139 -,235 1,000 ,028
,247 ,158 ,242 ,028 1,000
1,064 ,010 ,019 -,589 ,209
,010 ,318 -,009 ,199 ,073
,019 -,009 ,869 -,557 ,185
-,589 ,199 -,557 6,433 ,059
,209 ,073 ,185 ,059 ,674
LNROA
LNSG
SIZE
LNMBR
LNMAN
LNROA
LNSG
SIZE
LNMBR
LNMAN
Correlations
Covariances
Model1
LNROA LNSG SIZE LNMBR LNMAN
Dependent Variable: DPRa.