FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN …digilib.unila.ac.id/57734/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN …digilib.unila.ac.id/57734/3/SKRIPSI TANPA BAB...
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PERDARAHAN PASCA PERSALINAN
DI RUMAH SAKIT UMUM ABDUL MOELOEK LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
SANY SETIAWAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PERDARAHAN PASCA PERSALINAN
DI RUMAH SAKIT UMUM ABDUL MOELOEK LAMPUNG
Oleh
SANY SETIAWAN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
SARJANA KEDOKTERAN
Pada
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PERDARAHAN PASCA PERSALINAN
DI RUMAH SAKIT UMUM ABDUL MOELOEK LAMPUNG
Oleh
SANY SETIAWAN
Latar belakang: Salah satu faktor yang menyebabkan angka kematian ibu masih cukup
tinggi di Indonesia adalah perdarahan pasca persalinan. Perdarahan pasca persalinan
didefinisikan sebagai perdarahan yang terjadi pada seorang ibu bersalin yang kehilangan
darah lebih dari 500 ml setelah persalinan per vaginam dan > 1000 ml setelah operasi
Caesar. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan perdarahan pasca persalinan yaitu usia,
paritas dan jarak kehamilan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
usia, paritas dan jarak kehamilan dengan kejadian perdarahan pasca persalinan di Rumah
Sakit Umum Abdul Moeloek Lampung.
Metodelogi penelitian: penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain
penelitian cohort retrospektif. Data sekunder diperoleh menggunakan buku rekam medik.
Populasi dalam peneliian ini adalah semua ibu bersalin di RSAM Lampung periode 1
September sampai 31 Agustus 2018 dengan jumlah sampel 143 responden. Teknik
sampling yang digunakan adalah simple random sampling data menggunakan uji chi-
square.
Hasil penelitian: Didapatkan prevalensi kejadian perdarahan pasca persalinan di Rumah
Sakit Umum Abdul Moeloek pada tahun 2017 – 2018 adalah 33 kasus (23,1%). Angka
kejadian terbanyak perdarahan pasca persalinan pada usia >35 tahun (42,85%), pada
paritas kelompok multipara (46,66%), dan pada jarak kehamilan ≥2 tahun (30,43%). Uji
Chi-Square antara perdarahan pasca persalinan dan usia didapatkan p-value = 0,0001,
pada paritas didapatkan p-value = 0,0001 dan pada jarak kehamilan didapatkan p-value =
0,044.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara usia, paritas dan jarak kehamilan dengan
kejadian perdarahan pasca persalinan di Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek Lampung
tahun 2017 – 2018
Kata kunci: Perdarahan pasca persalinan, usia, paritas, jarak kehamilan
ABSTRACT
FAKTORS THAT RELATED WITH HEMORRHAGE POST PARTUM
IN ABDUL MOELOEK HOSPITAL LAMPUNG
By
SANY SETIAWAN
Background: One of the factors that causes maternal mortality still high in Indonesia
is hemorrhage postpartum. Hemorrhage postpartum is defined as bleeding that occurs
in a mother who has a blood loss of more than 500 ml after vaginal delivery and
>1000 ml after caesarean section. some factors that can causes hemorrhage
postpartum are age, parity and distance of pregnancy. The purpose of this study was
to determine the relation between age, parity and distance of pregnancy with the
incidence of hemorrhage postpartum in Abdul Moeloek Hospital of Lampung.
Methods: this study was observational analitic with a retrospective cohort study
design. Secondary data was obtained using medical record books. The population in
this study was all mothers giving birth in RSAM Lampung for the period of
September 1, 2017 to August 31, 2018 with a sample of 143 respondents. The
sampling technique used was simple random sampling data using the chi-square test.
Result: The prevalence of hemorrhage postpartum at Abdul Moeloek Hospital in
2017 – 2018 was 33 cases (23,1%). The highest incidence of postpartum hemorrhage
at the age of >35 years (42.85%), in the parity of the multiparous group (46.66%),
and at a pregnancy distance of ≥2 years (30.43%). Chi-Square test between
postpartum hemorrhage and age obtained p-value = 0,0001, at parity obtained p-value
= 0,0001 and at the pregnancy distance obtained p-value = 0,044.
Conclusion: From the research it can be concluded that there is a relation between
age, parity and distance of pregnancy with the incidence of postpartum hemorrhage at
the Abdul Moeloek Hospital of Lampung in 2017 – 2018.
Keywords: hemorrhage postpartum, age, parity and distance of pragnancy
Judul : FAKTOR – FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN
PASCA PERSALINAN di RUMAH SAKIT
UMUM ABDUL MOELOEK LAMPUNG
Nama Mahasiswa : Sany Setiawan
Nomor Pokok Mahasiswa : 1518011158
Program Studi : Pendidikan Dokter
Fakultas : Kedokteran
MENYETUJUI
: 1. Komisi Pembimbing
dr. Rodiani, S. Ked., M. Sc., Sp.OG
NIP. 197904192003122002
dr. Intanri Kurniati, S.Ked., Sp.PK
NIP. 198306152008121001
2. Dekan Fakultas Kedokteran
Dr. dr. Muhartono, S.Ked., M.Kes., Sp.PA
NIP. 197012082001121001
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : dr. Rodiani, S.Ked., M.Sc., Sp.OG
.......................
Sekretaris : dr. Intanri Kurniati, S.Ked., Sp.PK
.......................
Penguji : dr. Ratna Dewi Puspita Sari, S.Ked., Sp.OG
........................
2. Dekan Fakultas Kedokteran
Dr. dr. Muhartono, S.Ked., M.Kes., Sp.PA
NIP 197012082001121001
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 31 Januari 2019
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
1. Skripsi dengan judul “FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN DI RUMAH SAKIT
ABDUL MOELOEK LAMPUNG” adalah hasil karya sendiri dan tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan atas karya penulis lain dengan
cara tidak sesuai tata etika ilmiah yang berlaku dalam masyarakat
akademik atau yang disebut plagiarisme.
2. Hak intelektual atas karya ilmiah ini diserahkan sepenuhnya kepada
Universitas Lampung.
Atas pernyataan ini, apabila dikemudian hari ternyata ditemukan adanya
ketidakbenaran, saya bersedia menanggung akibat dan sanksi yang diberikan
kepada saya.
Bandar Lampung, Januari 2019
Pembuat Pernyataan,
Sany Setiawan
NPM. 1518011158
RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan anak laki-laki dari bapak Muhson dan ibu Widiyawati yang
dilahirkan di Desa Gumawang Kabupaten Oku Timur Provinsi Sumatera Selatan
pada tanggal 06 Maret 1996. Penulis adalah adik dari Citra Dewi dan Shinta
Mutiara kemudian kakak dari Nadia Safhira.
Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) penulis selesaikan di
SDN 3 Gumawang dan SMPN 1 Belitang pada tahun 2008 dan 2011, dan
Sekolah Menengah Atas (SMA) penulis selesaikan di SMA Negeri 1 Belitang
pada tahun 2014. Selama menjadi pelajar, penulis mengikuti ektrakurikuler Palam
merah remaja dan olahraga futsal.
Pada tahun 2015 penulis terdaftar di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
melalui jalur Seleksi Bersama Mahasiwa Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Selama menjadi mahasiswa, penulis mengikuti organisasi FSI IBNU SINA dan
PMPATD PAKIS rescue team (2016/2017).
“Man Sara Ala Darbi Washala”
Karya ini kupersembahkan kepada mama, papa,
kakak, adik, keluarga, sahabat dan
teman-teman sejawat
Terima kasih untuh cinta, kasih sayang,
dan dukungan yang telah kalian berikan.
“Tidak ada kesuksesan melainkan dengan pertolongan
Allah”
(Q.S. Huud 88)
SANWACANA
Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi
rahmat serta karunia-Nya selama pelaksanaan penyusunan skripsi ini. Sholawat
dan salam, semoga selalu tercurah pada Nabi Muhammad SAW. Atas berkat
rahmat dan ridho-Nya maka skripsi dengan judul “FAKTOR – FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN DI
RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK LAMPUNG”.
Penulis meyakini penelitian ini tidak akan selesai tanpa dukungan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
rasa terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas Lampung;
2. Dr. dr. Muhartono, S.Ked., M.Kes., Sp.PA., selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung;
3. Dr. Rodiani, S.Ked., M.Sc., Sp.OG selaku Pembimbing I yang telah
meluangkan waktu, memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan
dalam penyusunan skripsi ini;
4. dr. Intanri Kurniati, S.Ked., Sp.PK selaku Pembimbing II atas kesediaan
waktu, memberikan bimbingan, motivasi, saran dan pengarahan dalam
penyusunan skripsi ini;
5. dr. Ratna Dewi Puspita Sari, S.Ked., Sp.OG, selaku Penguji Utama yang telah
meluangkan waktu, memberikan saran, ilmu serta nasihat yang dapat
membangun dalam penyusunan skripsi ini;
6. Dr. dr. Muhartono, S.Ked., M.Kes., Sp.PA selaku Pembimbing Akademik
yang telah memberikan bimbingan, saran serta ilmu yang telah bermanfaat
selama ini;
7. Kepada ayah dan ibu tercinta, Muhson dan Widiyawati yang selalu
mendo’akan, mendukung, memberi motivasi dan semangat selama penulis
menyelesaikan skripsi dan belajar di fakultas ini;
8. Seluruh staff dosen dan karyawan FK Unila yang telah membantu dalam
pemenuhan berkas dan syarat sehingga skripsi ini terselesaikan;
9. Kakak penulis, Shinta Mutiara dan Citra Dewi, serta adik penulis Nadia
Safhira yang memberikan semangat dan do’a selama penulis belajar di
fakultas ini dan menyelesaikan skripsi ini;
10. Teman–teman seperjuangan, Thoriq Aziz, Brian Rocky, Nabil Abdurrahman,
Fahri Wisa, Diki Prawira, Reandy Ilham A, dan Mufid NA, Awan,
Kesumayudha, Zihan, Anes, Iton, Dila yang selalu menyemangati satu sama
lain. Semoga kelak sukses bersama kedepannya;
11. Seluruh sahabat dimasa SMA Zhulfikri, Omyzha, Candra, Angga, Beni, Aan,
Veri, Riki, Meisya, Lala, ima, ajeng, ninda, Fera, Ani dan semuanya yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu terimakasih untuk semangat dalam
proses penyelesaian skripsi ini dan canda tawanya.
12. Terimakasih atas kekeluargaan dan semangat dari seluruh keluarga Ikatan
Mahasiswa Oku Timur yang telah berjuang bersama sama di tanah Lampung
13. Teman – teman KKN periode 1 tahun 2018 Kabupaten Tanggamus
Kecamatan Semaka Desa Sidodadi yang telah berjuang bersama – sama
dalam proses pembelajaran dan semua kekeluargaan, senyuman, tawa dan
canda.
14. Seluruh anggota organisasi di Fakultas Kedokteran UNILA yaitu PMPATD
Pakis Rescue Team SC 10 yang telah memberikan semangat dan
pembelajaran dalam proses perkuliahan.
15. Angkatan FK Unila 2015 Endomisium, untuk semua senyuman, tawa, dan
pembelajaran dari masing-masing individunya;
16. Seluruh calon teman sejawat kakak-kakak 2012, Cere13ellum, Cran14l, dan
adik - adik Tr16eminus, V17reous, dan F18rinogen yang selalu siap berbagi
pengalaman serta pengetahuan;
Semoga skripsi ini bermanfaat untuk pembacanya.
Bandar Lampung, Januari 2019
Penulis,
Sany Setiawan
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
1.4.1 Pihak Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek .............................................. 5
1.4.2 Bagi peneliti ....................................................................................... 5
1.4.3 Bagi Peneliti selanjutnya .................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 6
2.1 Perdarahan pasca pesalinan ......................................................................... 6
2.1.1 Pengertian Perdarahan pasca persalinan ............................................. 6
2.1.2 Etiologi Perdarahan Pasca persalinan ................................................ 6
2.1.3 Klasifikasi Perdarahan Pasca persalinan ............................................ 6
2.1.4 Gejala Klinik Perdarahan Pasca Persalinan....................................... 7
2.1.5 Diagnosis Perdarahan Pasca Persalinan. ........................................... 7
2.1.6 Penatalaksanaan ................................................................................. 8
2.1.7 Pencegahan ......................................................................................... 9
ii
2.2 Faktor internal ............................................................................................. 9
2.2.1 Atonia Uteri ........................................................................................ 9
2.2.2 Retensio plasenta .............................................................................. 11
2.2.3 Robekan jalan lahir ........................................................................... 12
2.2.4 Gangguan Pembekuan Darah ........................................................... 14
2.3 Faktor eksternal ......................................................................................... 15
2.3.1 Usia ................................................................................................. 15
2.3.2 Paritas .............................................................................................. 15
2.3.3 Jarak kehamilan ............................................................................... 18
2.4 Kerangka Teori .......................................................................................... 19
2.5 Kerangka konsep ....................................................................................... 21
2.6 Hipotesis .................................................................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 22
3.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 22
3.2 Tempat dan Waktu .................................................................................... 22
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................. 22
3.3.1 Populasi ............................................................................................ 22
3.3.2 Sampel .............................................................................................. 23
3.4 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 24
3.5 Identifikasi Variabel dan Definisi Operational Variabel ........................... 24
3.5.1 Identifikasi Variabel ......................................................................... 24
3.5.2 Definisi Operational Variabel .......................................................... 25
3.6 Alur Penelitian ........................................................................................... 25
3.7 Pengolahan dan Analisis Data ................................................................... 27
3.7.1 Pengolahan Data ............................................................................... 27
3.7.2 Analisis Data .................................................................................... 28
3.8 Etika Penelitian ......................................................................................... 29
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................... 30
4.1.1 Analisis Univariat ............................................................................. 30
4.1.2 Analisis Bivariat ............................................................................... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 30
iii
4.2 Pembahasan ................................................................................................ 36
4.2.1 Analisi Univariat .............................................................................. 36
4.2.2 Analisis Bivariat usia dengan perdarahan pasca persalnan .............. 37
4.2.3 Analisis Bivariat paritas dengan perdarahan pasca persalinan ......... 38
4.2.4 Analisis Bivariat jarak kehamilan dengan perdarahan
pascaPersalinan ................................................................................ 39
4.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 42
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 42
5.2 Saran .......................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Diagnosis Perdarahan Pasca Persaninan. .......................................................... 7
3.1 Definisi Operational Variabel. ........................................................................ 25
4.1 Dummy Table Analisis Univariat. ................................................................... 31
4.1 Dummy Table Analisis Bivariat. ..................................................................... 33
v
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Teori................................................................................................ 19
2.2 Kerangka Konsep. ........................................................................................... 21
3.1 Alur Penelitian. ............................................................................................... 26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kematian ibu adalah kematian seorang wanita terjadi saat hamil, bersalin atau
42 hari setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau
tidak langsung terhadap persalinan. World Health Organization (WHO)
memperkirakan 800 perempuan meninggal setiap harinya akibat komplikasi
kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar 99% dari seluruh kematian ibu terjadi
di Negara berkembang. Sekitar 80% kematian maternal merupakan akibat
meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah
persalinan (WHO, 2014).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
AKI di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih
cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara–Negara tetangga di kawasan
ASEAN. Salah satu sasaran pembangunan kesehatan pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 adalah
menurunnya angka kematian ibu menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup.
Penyebab utama kematian ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan dan
perdarahan postpartum (Kementerian Kesehatan, 2016).
2
Angka kematian ibu yang dilaporkan di Provinsi Lampung berdasarkan data
Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2015 yaitu 149 orang.
Jumlah kematian ibu di Provinsi Lampung yang masih tinggi disebabkan oleh
faktor perdarahan dalam persalinan berjumlah empat puluh enam (46) kasus,
hipertensi dalam kehamilan berjumlah tiga puluh lima (35) kasus, disebabkan
oleh penyakit infeksi berjumlah tujuh (7) kasus, oleh gangguan sistem
peredaran darah berjumlah sepuluh (10) kasus, faktor gangguan metabolik
berjumlah tiga (3) kasus, dan faktor lain-lain berjumlah empat puluh delapan
(48) kasus (Dinkes Provinsi Lampung, 2015).
Perdarahan pasca persalinan didefinisikan sebagai perdarahan yang terjadi
pada seorang ibu bersalin yang kehilangan darah lebih dari 500 ml. Bahkan
dengan penanganan yang tepatpun, sekitar 3% dari persalinan pervaginam
bisa mengalami perdarahan pascapersalinan. Kepustakaan lain menyebutkan
bahwa perdarahan pasca persalinan di negara berkembang bisa terjadi sekitar
4% pada persalinan pervaginam bahkan mencapai 6% pada persalinan secara
seksio sesarea (Brahmana, 2018).
Menurut Wiknjosastro (2002) kehamilan diusia kurang dari 20 tahun dan
diatas 35 tahun bisa mengakibatkan anemia, karena pada usia kurang dari 20
tahun secara biologis belum optimal, emosi masih cenderung labil,
sedangkan pada usia lebih dari 35 tahun terkait dengan penurunan daya tahan
tubuh serta berbagai penyakit kronis yang menyebabkan anemia. Pengaruh
anemia adalah kontraksi uterus yang lemah pada saat persalinan, dan juga
plasenta lebih lekat karena kompensasi anemia yang berakibat sukar lepas,
3
sehingga keadaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya perdarahan pasca
persalinan (Sulistiyani CN, 2010).
Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup
diluar rahim/umur kehamilan 28 minggu. Wanita dengan paritas tinggi
berisiko mengalami atonia uteri, yang apabila tidak ditangani dengan baik
akan mengakibatkan perdarahan pasca persalinan (Eriza N, Defrin et al.
2015).
Menurut Ahmad Rofiq (2008) proporsi kematian terbanyak terjadi pada ibu
dengan 1-3 anak dan jika dilihat menurut jarak kelahirannya tarnyata jarak
kurang dari 2 tahun menunjukkan proporsi kematian maternal lebih banyak.
Jarak melahirkan yang terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai waktu
singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa kembali ke kondisi
sebelumnya. Pada ibu bersalin dengan jarak terlalu dekat akan berisiko terjadi
perdarahan pasca persalinan (Widianti EY, Setiyaningsih A, 2014).
Provinsi Lampung pada tahun 2015 menunjukkan jumlah angka kematian ibu
di kota Bandar Lampung adalah urutan ke-1 yang bersamaan dengan
kabupaten/kota Lampung Tengah dengan jumlah terbanyak dari 15
kabupaten/kota yang menyumbangkan angka kematian ibu di provinsi
Lampung (Dinkes Provinsi Lampung, 2015). Berdasarkan survei
pendahuluan yang dilakukan peneliti di RSUD H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung pada tanggal 9 Oktober 2018 menunjukkan bahwa pada tahun 2017
- 2018 terdapat 308 persalinan dimana 66 (21,42%) ibu yang mengalami
perdarahan pasca persalinan. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti
4
berharap hasil dari penelitian dapat mengurangi kejadian perdarahan pasca
persalinan dengan meminimalisir dari faktor faktor yang telah ditelitinya,
maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang faktor yang berhubungan
dengan perdarahan pasca persalinan di Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan yang telah di jelaskan di atas maka untuk masalah
dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan perdarahan
pasca persalinan di Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui usia, paritas dan jarak kehamilan yang menyebabkan
perdarahan pasca persalinan di Rumah Sakit Umum Rumah Sakit
Umum Abdul Moeloek.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui hubungan usia terhadap perdarahan pasca persalinan di
Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek.
b. Mengetahui hubungan paritas ibu terhadap perdarahan pasca
persalinan di Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Umum Abdul
Moeloek.
c. Mengetahui hubungan jarak kehamilan terhadap perdarahan pasca
persalinan di Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek.
5
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Pihak Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan bagi tempat
penelitian baik untuk dokter, perawat, bidan, dan tenaga medis yang
lainnya khususnya tentang faktor-faktor penyebab terjadinya
perdarahan pasca persalinan.
1.4.2 Bagi peneliti
Sebagai pengalaman yang sangat bermanfaat serta menambah
pengetahuan dan wawasan dalam penerapan ilmu yang di peroleh
selama melakukan penelitian khususnya mengenai faktor-faktor
penyebab terjadinya perdarahan pasca persalinan.
1.4.3 Bagi Peneliti selanjutnya
Sebagai bahan masukan dan tambahan di dalam melanjutkan penelitian
selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perdarahan pasca pesalinan
2.1.1 Pengertian Perdarahan pasca persalinan
Perdarahan pasca persalinan (PPH) didefinisikan sebagai kehilangan
darah > 500 ml setelah persalinan per vaginam dan > 1000 ml setelah
operasi Caesar (Egenberg S., Masenga G et al., 2017). Perdarahan
pasca peralinan dapat juga diartikan sebagai perdarahan yang terjadi
setelah kelahiran bayi sebelum, selama dan sesudah keluarnya plasenta
(Rahayu Eka P Lestari, Hidayah W et al., 2014).
2.1.2 Etiologi Perdarahan Pasca persalinan
Menurut Sarmini Moedjiarto (2011) Perdarahan pasca perasalinan
disebabkan oleh:
a. Atonia uteri 50-60%
b. Retensio Plasenta 23-24%
c. Robekan Jalan Lahir 5-6%
d. Gangguan Pembekuan Darah 0,4-0,6%
2.1.3 Klasifikasi Perdarahan Pasca persalinan
Perdarahan pasca persalinan dibagi menjadi dua, yaitu perdarahan pasca
persalinan dini dan perdarahan pasca perasalinan lanjutan. Perdarahan
7
pasca persalinan dini adalah hilangnya 500 ml darah atau lebih pada 24
jam pertama setelah persalinan. Sedangkan perdarahan pasca persalinan
lambat adalah hilangnya 500 ml atau lebih darah setelah 24 jam
persalinan (Prawirohardjo, 2008).
2.1.4 Gejala Klinik Perdarahan Pasca Persalinan
Gambaran klinisnya berupa perdarahan terus menerus dan keadaan
pasien secara berangsur-angsur menjadi buruk. Denyut nadi menjadi
cepat dan lemah, tekanan darah menurun, pasien berubah menjadi pucat
dan dingin, nafasnya menjadi sesak terengah-engah, berkeringat. Situasi
berbahaya adalah jika denyut nadi dan tekanan darah hanya
memperlihatkan sedikit perubahan untuk beberapa saat karena adanya
mekanisme kompensasional vaskuler. Kemudian fungsi kompensasi ini
tidak bisa dipertahankan lagi, denyut nadi meningkat dengan cepat,
tekanan darah tiba-tiba turun dan pasien dalam keadaan syok (Widianti
EY., Setiyaningsih A, 2014).
2.1.5 Diagnosis Perdarahan Pasca Persalinan.
Diagnosis perdarahan postpartum dapat digolongkan berdasarkan tabel
berikut ini:
Tabel 2.1 Diagnosis Perdarahan Pasca Persaninan Gejala dan tanda yang selali
ada
Gejala dan tanda
yang kadang ada
Diagnosis
kemugkinan
a. Uterus tidak berkontraksi
dan lembek
b. Perdarahan segera setelah
anak lahir (pedarahan pasca
perdarahan primer)
a. syok Atonia Uteri
a. Perdarahan segera
b. Darah segar yang mengalir
segera setelah anak lahir
c. Uterus berkontraksi baik
a. Pucat
b. Lemah
c. Menggigil
Robekan jalan lahir
8
Gejala dan tanda yang selali
ada
Gejala dan tanda
yang kadang ada
Diagnosis
kemugkinan
a. Plasenta belum lahir setelah
30 menit
b. Perdarahan segera
a. Tali pusat putus
akibat traksi
berlebih
b. Invertia uteri akibat
tarikan
c. Perdarahan lanjut
Retensio plasenta
a. Plasenta/ sebagian selaput
(pembuluh darah tidak
lengkap)
b. Perdarahan segera
a. Uterus berkontraksi
tetapi tinggi fundus
uter tidak berkurang
Tertinggalnya
sebagian plasenta
a. Uterus tidak teraba
b. Lumen vagina teraba masa
c. Tampak tali pusat (jika
plasenta lahir)
d. Nyeri sedikit atau berat
a. Syok neurogenic
b. Pucat dan limbung
Invertio plasenta
Sumber : Saifuddin (2002).
2.1.6 Penatalaksanaan
Penanganan pasien dengan perdarahan pasca persalinan memiliki dua
komponen yang utama yaitu resusitasi dan pengelolaan perdarahan
obstetri yang mungkin disertai syok hipovolemik dan identifikasi serta
pengelolaan penyebab dari perdarahan. Keberhasilan pengelolaan
Perdarahan Pasca Persalinan mengharuskan kedua komponen secara
simultan dan sistematis ditangani (Edhi, 2013).
Penggunaan uterotonika (oksitosin saja sebagai pilihan pertama)
memainkan peran sentral dalam penatalaksanaan perdarahan
postpartum. Pijat rahim disarankan untuk dilakukan segera setelah
diagnosis dan resusitasi cairan kristaloid isotonik juga dianjurkan.
Penggunaan asam traneksamat disarankan untuk kasus perdarahan yang
sulit diatasi atau perdarahan tetap terkait trauma. Jika terdapat
perdarahan yang terusmenerus dan sumber perdarahan diketahui,
embolisasi arteri uterus harus dipertimbangkan. Jika tahapan kala tiga
9
berlangsung lebih dari 30 menit, maka lakukan peregangan tali pusat
terkendali dan pemberian oksitosin (10 IU) IV/IM dapat digunakan
untuk menangani retensio plasenta. Jika perdarahan terus berlanjut,
meskipun penanganan dengan uterotonika dan intervensi konservatif
lainnya telah dilakukan, intervensi bedah harus dilakukan tanpa
penundaan lebih lanjut (WHO, 2012).
2.1.7 Pencegahan
Pencegahan perdarahan pasca persalinan dapat dilakukan dengan
manajemen aktif kala III. Manajemen aktif kala III adalah kombinasi
dari pemberian uterotonika segera setelah bayi lahir, peregangan tali
pusat terkendali, dan melahirkan plasenta. Setiap komponen dalam
manajemen aktif kala III mempunyai peran dalam pencegahan
Perdarahan Pasca Persalinan (Edhi, 2013).
2.2 Faktor internal
2.2.1 Atonia Uteri
a. Definisi
Ketidakmampuan uterus untuk berkontraksi sebagaimana mestinya
setelah plasenta lahir. Perdarahan pasca persalinan secara fisiologis
di kontrol oleh kontraksi serat-serat myometrium terutama yang
berada disekitar pembuluh darah yang mensuplai darah pada tempat
perlengketan plasenta. Atonia uteri terjadi ketika myometrium tidak
dapat berkontaksi (Wiknjosastro, 2010).
10
Atonia uteri yakni keadaan lemahnya tonus/kontraksi rahim yang
menyebabkan uterus tisak mampu menutup perdarahan terbuka dari
tempat implantasi palsenta setelah bayi lahir dan palsenta lahir. Pada
atonia uteri, uterus tidak mengadakan kontraksi dengan baik, dan ini
merupakan sebab utama dari perdarahan pasca persalinan (Walyani,
2015).
b. Faktor predisposisi
Menurut Prawirohardjo (2010) faktor predisposisi dari atonia uteri
ada beberapa sebagai berikut :
1. Regangan rahim berlebihan yang diakibatkan kehamilan gemeli,
polihidramnion, atau bayi terlalu besar
2. Kehamilan grande multipara
3. Kelelahan persalinan lama
4. Ibu dengan anemis atau menderita penyakit menahun
5. Infeksi intra uterin
6. Mioma uteri
7. Ada riwayat atonia uteri
c. Diagnosis
Setelah bayi dan plasenta lahir, ternyata perdarahan masih aktif dan
banyak, bergumpal dan pada saat dipalpasi didapatkan fundus uteri
masih setinggi pusat atau lebih dengan kontraksi yang lembek. Perlu
diperhatikan bahwa pada saat atonia uteri terdiagnosis, maka pada
saat itu juga masih ada darah sebanyak 500-1000 cc yang sudah
11
keluar dari pembuluh darah, tetapi masih terperangkap dalam uterus
dan harus diperhitungkan dalam kalkulasi pemberian darah
pengganti (Prawirohardjo, 2008).
d. Tindakan
pada umumnya dilakukan secara simultan (bila pasien syok) hal-hal
sebagai berikut:
1. Sikap trendelenburg, pasang venous line, dan berikan
oksigen.
2. Masase uterus dan merangsang putting susu.
3. Pemberian oksitoksin secara i.v, i.m, s.c.
4. Pemberian misoprostol 800-1000 µg per-rektal.
5. Kompresi bimanual eksternal dan atau interna.
6. Kompresi aorta abdominalis.
7. Pemasangan tampon kondom, kondom dalam kavum uteri
disambung dengan kateter, difiksasi dengan karet gelang dan diisi
cairan infus 200 ml yang akan mengurangi perdarahan dan
menghindari tindakan operatif (Prawirohardjo, 2008).
2.2.2 Retensio plasenta
a. Definisi
Plasenta yang sukar dilepaskan atau tertahannya plasenta melebihi
30 menit dengan pertolongan aktif kala tiga bisa disebabkan oleh
adhesi yang kuat antara plasenta dan uterus. Disebut sebagai
plasenta akreta bila implantasi menembus desidua basalis dan
12
Nitabuch layer, disebut sebagai plasenta inkreta bila plasenta sampai
menembus myometrium dan disebut plasenta palsenta parkreta bila
vili korialis sampai menembus perimetrium
b. Penyebab retensio plasenta
1. Plasenta belum terlepas dari dinding Rahim karena tambah
melekat lebih dalam.
2. Plasenta sudah lepas tetapi belum keluar karena atonia uterus atau
akan menyebabkan perdarahan banyak karena adanya lingkaran
konstriksi dan pada bagian segmen bawah Rahim akibat
kesalahan penanganan kala III yang akan menghalangi keluarnya
plasenta. Retensio plasenta bisa terjadi pada seluruh atau sebagian
plasenta, terdapat di dalam rahim sehingga akan mengganggu
kontraksi dan retraksi menyebabkan sinus-sinus darah terbuka
yang mengkibatkan terjadinya perdarahan pasca persalinan,
begitu bagian plasenta terlepas dari dinding rahim, maka
perdarahan terjadi di bagian tersebut bagian plasenta yang masih
melekat, mengimbangi retraksi myometrium dan perdarahan
berlangsung sampai sisa plasenta tersebut terlepas seluruhnya
(Prawirohardjo, 2008; Moedjiarto S, 2011).
2.2.3 Robekan jalan lahir
Perlukaan jalan lahir yang diakibatkan karena persalinan dapat
mengenai perineum, vulva, vagina dan uterus. Jenis perlukaan yang
13
ringan berupa luka lecet, yang berat berupa suatu robekan yang disertai
perdarahan hebat. Pada primigravida yang melahirkan bayi cukup
bulan, perlukaan jalan lahir tidak dapat dihindarkan (Moedjiarto S,
2011).
Pada umumnya luka yang kecil dan supervisial tidak terjadi perdarahan
yang banyak, akan tetapi jika robekan jalan lahir lebar dan dalam, lebih-
lebih jika mengenai pembuluh darah menimbulkan perdarahan yang
hebat. Adapun perlukaan jalan lahir dapat terjadi pada dasar panggul
berupa episiotomy atau robekan perineum spontan, vulva dan vagina,
serviks uteri, uterus. Penyebab terjadinya robekan jalan lahir adalah
partus presipitatus dengan kepala janin besar, presentasi defleksi (dahi,
muka), primipara, letak sungsang, pimpinan persalinan yang salah, pada
obstetri dan embriotomi biasanya pada saat ekstraksi vakum, ekstraksi
forcep, dan embriotomi. Terjadinya ruptur perineum disebabkan oleh
faktor ibu (paritas, jarak kelahiran dan berat badan bayi), pimpinan
persalinan tidak sebagaimana mestinya, riwayat persalinan. ekstraksi
cunam, ekstraksi vakum, trauma alat dan episiotomi (Pasiowa S,
Lontaan A et al., 2015).
Bahaya dan komplikasi akibat terjadinya robekan jalan lahir antara lain
perdarahan dan infeksi serta gangguan ketidaknyamanan. Perdarahan
pada robekan jalan lahir dapat menjadi hebat kususnya pada robekan
jalan lahir derajat dua atau tiga atau jika robekan meluas kesamping
atau naik ke vulva yang mengenai klitoris. Luka perineum dapat sangat
14
mudah terinfeksi karena letaknya dekat dengan anus memungkinkan
sering terkontaminasi feses. Infeksi juga dapat menjadi sebab luka tidak
segera menyatu sehingga timbul jaringan parut, sehingga menimbulkan
rasa ketidaknyamanan (Turlina L, 2015).
2.2.4 Gangguan Pembekuan Darah
Kausal perdarahan pasca persalinan karena gangguan pembekuan darah
baru dicurigai apabila penyebab yang lain dapat disingkirkan apalagi
disertai ada riwayat pernah mengalami hal yang sama pada persalinan
sebelumnya. Akan ada tendensi mudah terjadi perdarahan setiap
dilakukan penjahitan dan perdarahan akan merembes atau timbul
hematoma pada bekas jahitan, suntikan, perdarahan dari gusi, rongga
hidung, dan lain-lain (Prawirohardjo, 2008).
Pada pemeriksaan penunjang ditemukan hasil pemeriksaan faal
hemostasis yang abnormal. Waktu perdarahan dan waktu pembekuan
memanjang, trombositopenia, terjadi hipofibrinogenemia, dan
terdeteksi adanya fibrin degradation product (FDP) serta perpanjangan
tes protrombin dan partial tromboplastin time (PTT). Predisposisi untuk
terjadinya hal ini adalah solusio plasenta, kematian janin dalam
kandungan, eklampsia, emboli cairan ketuban, dan sepsis. Terapi yang
dilakukan adalah dengan transfusi darah dan produknya seperti plasma
beku segar, trombosit, fibrinogen dan heparinisasi atau pemberian
epsilon amino caproic acid (EACA) (Anderson, 2008).
15
2.3 Faktor eksternal
2.3.1 Usia
Ibu yang hamil berumur < 20 tahun dan > 35 tahun lebih beresiko
mengalami perdarahan pasca persalinan. Usia ibu hamil kurang dari 20
tahun lebih berisiko karena rahim dan panggul ibu belum siap
bereproduksi dengan baik, sehingga perlu diwaspadai kemungkinan
mengalami persalinan yang sulit dan kehamilan yang bisa berakibat
terjadinya komplikasi persalinan. Sebaliknya jika terjadi kehamilan
pada usia lebih dari 35 tahun kurang siap untuk menghadapi kehamilan
dan persalinan cenderung mengalami perdarahan, hipertensi, obesitas,
diabetes, mioma uterus persalinan lama dan penyakit-penyakit lainnya
(Megasari M, 2013).
2.3.2 Paritas
Paritas adalah banyaknya persalinan yang dialami seorang wanita yang
melahirkan bayi yang dapat hidup. Kehamilan lebih dari satu kali atau
yang termasuk multiparitas memiliki risiko lebih tinggi terjadi
perdarahan pasca persalinan dibandingkan dengan ibu-ibu primigravida
(Rifdiani I, 2016).
Ibu yang paritas > 3 beresiko mengalami perdarahan pasca persalinan
dibandingkan ibu yang paritasnya 2-3. Ibu dengan paritas > 3 diyakini
mendahului terjadinya perdarahan pasca persalinan. Paritas mempunyai
pengaruh terhadap kejadian perdarahan pasca persalinan karena pada
setiap kehamilan dan persalinan terjadi perubahan pada serabut otot di
16
uterus yang dapat menurunkan kemampuan uterus untuk berkontraksi
sehingga sulit untuk melakukan penekanan pada pembuluh-pembuluh
darah yang membuka setelah lepasnya plasenta. Risiko terjadinya
perdarahan pasca persalinan akan meningkat setelah persalinan ketiga
atau lebih yang mengakibatkan terjadinya perdarahan pasca persalinan
(Megasari M, 2013).
Dengan bertambahnya paritas, akan semakin banyak jaringan ikat pada
uterus sehingga kemampuan untuk berkontraksi semakin menurun
akibatnya sulit melakukan penekanan pada pembuluh-pembuluh darah
yang terbuka setelah terlepasnya plasenta. Selain itu, juga terjadi
kemunduran dan cacat pada endometrium yang mengakibatkan
terjadinya fibrosis pada bekas implantasi plasenta sehingga
vaskularisasi dapat berkurang. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan
janin, plasenta mengadakan perluasan implantasi dan vili khorialis
menembus dinding uterus lebih dalam lagi sehingga dapat terjadi
retensio plasenta adesiva hingga perkreta (Friyandini F., Lestari Y et
al.,2015).
Pada grande multiparitas, terjadi involusi endometrium berulang,
sehingga memungkinkan untuk terjadinya defek minor medium, yang
berakibat pada berkurangnya serabut miometrium sehingga persalinan
pada grandemultiparitas cenderung mengalami atonia uteri. Selain itu
akibat berkurangnya serabut miometrium maka pada grandemultiparitas
17
elatisitas miometrium akan berkurang sehingga memudahkan untuk
terjadinya ruptura uteri (Friyandini F., Lestari Y et al.,2015).
Multiparitas dan grandemultiparitas merupakan faktor predisposisi
terjadinya perdarahan pasca persalinan, akibat kelemahan dan kelelahan
endometrium. Namun apabila dalam pertolongan persalinan diberikan
uterutonika segera setelah persalinan atau pada saat awal kala III
sehingga persalinan plasenta dipercepat dan terjadi kontraksi uterus,
maka perdarahan postpartum tidak akan terjadi (Friyandini F., Lestari Y
et al.,2015).
a. Klasifikasi Jumlah paritas
Berdasarkan jumlahnya, maka paritas seorang perempuan dapat
dibedakan menjadi:
1. Nullipara
Nullipara adalah perempuan yang belum pernah melahirkan anak
sama sekali (Manuaba et al., 2014).
2. Primipara
Primipara adalah perempuan yang telah melahirkan seorang anak
yang cukup besar untuk hidup didunia luar (Hellen, 2006).
3. Multipara
Multipara adalah perempuan yang telah melahirkan anak lebih
dari satu kali yang cukup besar untuk hidup didunia luar (Hellen,
2006).
18
4. Grande multipara
Grande multipara adalah perempuan yang telah melahirkan 5
orang anak atau lebih dari biasanya mengalami penyulit dalam
kehamilan dan persalinan (Manuaba et al., 2014).
2.3.3 Jarak kehamilan
a. Pengertian
Jarak persalinan adalah waktu antara persalinan terakhir dengan
kehamilan sekarang.
b. Jarak Persalinan Aman
Idealnya jarak kehamilan adalah lebih dari 2 tahun (2-5 tahun).
Pengaturan jarak kehamilan merupakan salah satu usaha agar
pasangan dapat lebih siap dalam menerima dan siap untuk memiliki
anak. Jarak kehamilan harus dihindari antara lain empat T yaitu:
terlalu muda untuk hamil ( 35 tahun), terlalu sering hamil (anak > 3
orang berisiko tinggi), terlalu dekat jarak kehamilan.
Perhitungan tidak kurang dari 9 bulan ini atas dasar pertimbangan
kembalinya organ-organ reproduksi pada keadaan semula. Makanya
ada istilah masa nifas, yaitu masa organ-organ reproduksi kembali ke
masa sebelum hamil. Namun masa nifas berlangsung hanya empat
puluh hari, sementara organ-organ reproduksi baru kembali pada
keadaan semula minimal 3 bulan (Purwanti, 2015; Moedjiarto S,
2011).
19
2.4 Kerangka Teori
Perdarahan pasca persalinan didefinisikan sebagai kehilangan darah >500ml
setelah persalinan pervaginam dan >1000ml setelah operasi Caesar
(Egenberg S., Masenga G et al, 2007). Adapun dimana faktor predisposisi
yang dapat juga mengakibatkan perdarahan pasca persalinan yaitu regangan
Rahim terlalu besar, kelelahan akibat persalinan yang lama, infeksi intra
uterin dan mioma uteri (Prawirohardjo, 2010). Dalam perdarahan pasca
persalinan ada dua faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya perdarahan
pasca persalinan yaitu: 1) faktor internal yang terdiri dari, atonia uteri,
retensio plasenta, robekan jalan lahir dan gangguan pembuluh darah. 2) faktor
eksternal yang terdiri dari, usia, paritas, pendidikan, pekerjaan dan jarak
kehamilan (Prawirohardjo (2008)., Anderson, (2008)., Megasari M, (2013)).
Kemudian ada beberapa gejala klinik yang dapat kita lihat dari perdarahan
pasca persalinan yaitu: denyut nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah,
pucat dan dingin, sesak nafas dan berkringat (Widianti EY, Setiyaning A,
2014).
20
Faktor internal faktor eksternal
Gambar 2.1 kerangka teori
Faktor predisposisi
Regangan rahim terlalu
besar
Infeksi intra uterin
Kelelahan persalinan lama
Mioma uteri
Perdarahan pasca
persalinan
Atonia uteri
Retensio Plasenta
Robekan jalan lahir
Gangguan
pembuluh darah
Usia
Paritas
Pendidikan
Pekerjaan
Jarak kehamilan
Gejala klinik
Denyut nadi cepat dan lemah
Tekanan darah rendah
Pucat dan dingin
Sumber: Prawirohardjo (2008)., Anderson, (2008).
21
2.5 Kerangka konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
2.1 Hipotesis
2.6.1 Ada hubungan ibu dengan usia > 35 tahun untuk terjadinya perdarahan
pasca persalinan lebih besar daripada ibu dengan usia ≤ 35 tahun.
2.6.2 Ada hubungan ibu dengan paritas ≥ 2 anak untuk terjadinya perdarahan
pasca persalinan lebih besar daripada ibu dengan paritas 1 anak.
2.6.3 Ada hubungan Ibu dengan jarak kehamilan terhadap terjadinya
perdarahan pasca persalinan.
Usia
Paritas
Jarak kehamilan
Perdarahan pasca
persalinan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain Penelitian yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah
observasional analitik karena peneliti hanya mengobservasi tanpa melakukan
perlakuan terhadap obyek yang akan diteliti. Desain penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah cohort retrospektif. Subjek diamati
dalam kurun waktu tertentu terhadap faktor risiko kemudian dinilai efek yang
telah terjadi pada masa lalu (Siswanto, Susila et al., 2016).
3.2 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di RSAM Lampung, pengambilan data dilakukan
khususnya di bagian rekam medik yang dilaksanakan pada bulan November –
Desember 2018 yang di diagnosis perdarahan pasca persalinan.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah sejumlah besar subyek yang mempunyai karakteristik
tertentu. Adapun populasi pada penelitian ini adalah semua ibu bersalin
di RSAM Lampung periode agustus 2018 sampai september 2017
sebesar 308 ibu.
23
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti dengan cara
tertentu hingga dapat mewakili populasinya. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik simpel random sampling.
Simpel random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang
langsung dilakukan pada unit sampling (Margono,2010). Sampel dalam
penelitian ini adalah ibu bersalin yang memenuhi kriteria inklusi serta
kriteria eksklusi.
n = 10 x VB / I
n = 10 x 3 / 0,21
n = 143
Jadi, sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 143 sampel
Diketahui:
n : Besar sampel
VB : Jumlah variable bebas
I : Insiden penyakit
a. Kriteria inklusi
1) Semua ibu bersalin yang melahirkan di Rumah Sakit Abdul
Moeloek Lampung
b. Kriteria eklusi
1) Rekam medik yang tidak lengkap.
24
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan mengumpulkan data
sekunder yang diperoleh dari status kebidanan rekam medik RSAM kota
Bandar Lampung periode 1 September 2017 sampai 31 Agustus 2018.
3.5 Identifikasi Variabel dan Definisi Operational Variabel
3.5.1 Identifikasi Variabel
Variabel merupakan ukuran yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain.
Variabel juga dapat diartikan sebagai konsep yang mempunyai
bermacam-macam nilai (Notoatmodjo, 2012). Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel
terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel
terikat dari penelitian ini adalah perdarahan pasca persalinan. Variabel
bebas adalah obyek yang mempengaruhi variabel terikat. Pada
penelitian ini variabel bebas adalah faktor – faktor yang berhubungan
adalah usia, paritas, jarak kehamilan.
25
3.5.2 Definisi Operational Variabel
Untuk memudahkan penjelasan dan memperlihatkan variabel-variabel
yang terlibat dalam penelitian ini, maka diberikan definisi konsep dan
operasional sesuai dengan tujuan penelitian ini.
Tabel 3.1 Definisi Operational Variabel
No Variable
penelitian
Definisi
Operational
Alat Ukur Skala Ukur Hasil ukur
1 Usia Umur adalah
lamanya hidup
dalam tahun yang
di hitung sejak di
lahirkan.
Data
Sekunder
Kategorik a.<20 thn
b.20-35 thn
c.>35 thn
2 Paritas Paritas adalah
seorang wanita
yang pernah
melahirkan bayi
yang dapat hidup
(Prawirohardjo,
2008)
Data
sekunder/
Rekam
medik
Kategorik a. Nullipara
b. Primipara
c. Multipara
d.Grandemulti
para
3 Jarak
kehamilan
Jarak persalinan
adalah waktu
antara persalinan
terakhir dengan
kehmilan
sekarang.
Data
sekunder
Kategorik a. < 2 tahun
b. ≥ 2 tahun
4 Perdarahan
pasca
persalinan
Perdarahan
pascapartum
(PPH)
didefinisikan
sebagai
kehilangan darah
> 500 ml setelah
persalinan per
vaginam dan >
1000 ml setelah
operasi Caesar
(Brahmana,2018)
Rekam
Medik
Kategorik Ya atau tidak
3.6 Alur Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti akan membuat surat izin etika
penelitian (ethical clearance) kepada Komite Etika Penelitian Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung. Setelah itu, peneliti meminta surat
pengantar dari Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Lampung untuk
26
tembusan ke beberapa bagian di RSAM Lampung. Peneliti menghubungi staf
Direktur dan Diklat RSAM Lampung untuk meminta izin penelitian di bagian
rekam medik RSAM Lampung. Setelah tim Diklat menyetujui, surat
pengantar diberikan ke Kepala bagian Rekam Medik untuk dapat mengambil
data sekunder yang diperlukan oleh peneliti.
Gambar 3.1 Alur penelitian
Survei pendahulan dan pembuatan proposal
Seminar proposal
Mengurus Ethical Cleareance
Menentukan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi
Perizinan dan pengambilan data di bagian rekam medik RSAM Lampung
Telaah rekam medik
Pengelolaan data
Interpretasi hasil penelitian
27
3.7 Pengolahan dan Analisis Data
3.7.1 Pengolahan Data
Pengolahan data dengan bantuan software SPSS melalui tahapan
sebagai berikut (Hidayat, 2009):
a. Editing
Kegiatan untuk mengoreksi data yang tidak jelas agar bila terjadi
kekurangan atau kesalahan data dapat dengan mudah terlihat dan
segera dilakukan perbaikan.
b. Koding
Kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang
terdiri dari beberapa kategori. Biasanya dalam pemberian kode
dibuat daftar kode dan artinya dalam satu buku untuk memudahkan
kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.
c. Entri data
Kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam
database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi
sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi.
d. Tabulasi
Hasil pengolahan data dimasukkan dalam tabel distribusi.
28
3.7.2 Analisis Data
a. Analisis univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk
analisis univariat bergantung dari jenis datanya. Pada umumnya
dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan
persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012). Analisis ini
digunakan untuk menganalisis secara deskriptif karakteristik
masing-masing variabel yaitu jumlah usia, paritas, jarak
kehamilan, perdarahan pasca persalinan dan jumlah persalinan
tanpa perdarahan pasca persalinan dengan distribusi frekuensi
yang akan ditampilkan dalam bentuk narasi dan tabel.
b. Analisis bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan dua
variabel pada kedua kelompok antara variabel bebas dan variabel
terikat. Analisis data ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
timbulnya perdarahan pasca persalinan dengan faktor-faktor yang
menyertainya. Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
tersebut dilakukan uji statistik. Analisis yang digunakan adalah
analisis hubungan antara variabel kategorik dengan variabel
kategorik, dimana variabel kategorik terdiri dari variabel ordinal
dan nominal. Uji statistik yang digunakan adalah uji Kai Kuadrat
(Chi Square). Analisis menggunakan komputer bantuan program
software SPSS dengan tingkat signifikan (α)=0,05.
29
3.8 Etika Penelitian
Peneliti akan membuat surat izin etika penelitian (Ethical Clearance) kepada
Komite Etika Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Selain
itu, dalam pelaksanaannya di lapangan akan melewati perizinan di bagian
rekam medik RSAM Lampung.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Ada hubungan yang bermakna antara usia dengan kejadian perdarahan
pasca persalinan.
2. Ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian perdarahan
pasca persalinan.
3. Ada hubungan yang bermakna antara jarak kehamilan dengan kejadian
perdarahan pasca persalinan.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan yakni sebagai berikut:
1. Bagi masyarakaat, sebaiknya para ibu mempertimbangkan mengenai usia
untuk hamil yang terlalu muda < 20 tahun atau usia yang terlalu tua > 35
tahun dikarenakan lebih beresiko mengalami perdarahan pasca persalinan.
Selain itu ibu dengan paritas >3 juga beresiko mengalami perdarahan
pasca persalinan dibandingkan ibu yang paritasnya 2-3. Kemudian Jarak
kehamilan <2 tahun dan ≥2 tahun juga merupakan penyebab salah satu
43
yang dapat mengakibatkan perdarahan pasca persalinan, idealnya jarak
kehamilan pada ibu adalah lebih dari 2 tahun.
2. Bagi pihak Rumah sakit, memberikan edukasi terhadap usia, jumlah
kelahiran, dan jarak kehamilan yang ideal, sehingga dapat mencegah risiko
terjadinya perdarahan pasca pesalinan.
3. Bagi peneliti lain, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk faktor
resiko lain yang dapat mengakibatkan perdarahan pasca persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson JM, Pula NRV. 2008. Post partum hemorrhage. In Family Medicine
Obstetrics. USA: Mosby Elsevier.
Brahmana IB. 2018. Perdarahan Pascapersalinan oleh Karena Retensi Plasenta
pada P4a0 Postpartum Spontan, Janin Besar, dengan Hipertensi dalam
Kehamilan. Yogyakarta. Jurnal kedokteran dan kesehatan Mutiara Medika.
Dinkes Kota Bandar Lampung. 2014. Profil Kesehatan Kota Bandar Lampung
Tahun 2014. Bandar Lampung.
Dinkes Lampung. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2015.
Lampung : Dinkes
Edhi MM, Aslam HM, Naqvi Z, Hashmi H. 2013. Post partum hemorrhage:
causes and management. BMC Research Notes. 6(236): 1-6.
Egenberg, Signe. 2017. Impact of multi-professional, scenariobased training on
postpartum hemorrhage in Tanzania: a quasi-experimental, pre- vs. post-
intervention study. Tanzania. BMC Pregnancy and Childbirth 17:287 DOI
10.1186/s12884-017-1478-2.
Eriza N, Defrin, Lestari Y. 2015. Hubungan Perdarahan Postpartum dengan
Paritas di RSUP Dr. M. Djamil Periode 1 Januari 2010 - 31 Desember
2012. Padang. Jurnal Kesehatan Andalas.
Friyandini F., Lestari Y., Utama BI. 2015. Hubungan Kejadian Perdarahan
Postpartum dengan Faktor Risiko Karakteristik Ibu di RSUP Dr. M.
Djamil Padang pada Januari 2012 - April 2013. Padang. Jurnal Kesehatan
Andalas: Vol. 4, No. 3.
Hellen V. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
45
Hidayat AA. 2009. Metode Penelitian Pebidanan dan Teknik Analisa Data.
Surabaya: Salemba Medika.
Kementrian Kesehatan Ri. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta:Kementrian
Kesehatan Ri, 2016.
Manuaba IAC, Manuaba IBG, Manuaba IBGF, Manuaba IBG. 2014. Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Untuk Pendidikan Bidan. 2nd
ed. Jakarta: EGC.
Margono S. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta
Megasari M. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Perdarahan
Pasca Persalinan di RSUD Arifin Achmad Propinsi Riau Tahun 2009-
2010. Riau. Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 2.
Moedjiarto, S. 2011. Karakterisitik Ibu yang Berhubungan dengan Perdarahan
Postpartum di RB Medika Utama Monokupang Balongbendo Sidoarjo
Tahun 2009. Sidoarjo: Vol. 3, No 1:87-95.
Notoatmodjo S. 2012. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Pasiowa, S., Lontaan, A., Rantung, M. 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Robekan Jalan Lahir pada Ibu Bersalin. Manado: Jurnal Ilmiah
Bidan. Vol. 3, No. 1:54-56.
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta
Purwanti. (2015) Determinan penyebab perdarahan karena atonia uteri, Jurnal
Prada. ISSN 2087-6874 volume VI nomor 1 Juni 2015
Rahayu Eka P Lestari., Hidayah W., Sholiha M. 2014. Hubungan Paritas dengan
Kejadian Perdarahan Post Partum pada Ibu Bersalin. Bojonegoro. Jurnal
Penelitian Kesehatan.
Rifdiani I. 2016. Pengaruh Paritas, BBL, Jarak Kehamilan dan Riwayat
Perdarahan terhadap Kejadian Perdarahan Postpartum. Surabaya. Jurnal
Berkala Epidemiologi. Vol. 4, No. 3.
46
Saifuddin, A.B, dkk, (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta.
Saifuddin A. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Siswanto, Susila, Suyanto. 2016. Metodologi Penelitian Kesehatan dan
Kedokteran. Edisi pertama. Yogyakarta. Bursa Ilmu.
Sulistiyani CN. 2010. Hubungan Antara Paritas dan Umur Ibu dengan Kejadian
Perdarahan Post Partum di RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto” Yakkum Cabang
Semarang. Semarang. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan (JIKK). Vol. 1,
No. 2.
Turlina, L., Wirantika. 2015. Hubungan Senam Hamil dengan Terjadinya
Robekan Perineum Spontan di BPM Wiwik Azizah Said Desa Duriwetan
Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan. Lamongan: Vol. 7, No. 3:16 -
17.
Walyani, Elisabeth, S. 2015. Asuhan kebidanan kegawatdaruratan maternal dan
neonatal. Cetakan pertama. Hal 46-49. Yogyakarta: pustakabarupress
Widianti, EY., Setiyaningsih, A. 2014. Hubungan Jarak Kelahiran dengan
Kejadian Perdarah Postpartum Primer di Bps Hermin Sigit Ampel.
Boyolali: Jurnal Kebidanan, Vol. VI, No. 01:22-28.
World Health Organization (WHO).2014. WHO, UNICEF, UNFPA,The World
Bank.Trends in maternal mortality: 1990 to2013.
WHO. 2012. WHO recommendations for the prevention and treatment of
postpartum haemorrhage. Geneva: WHO Library Cataloguing-
inPublication Data
Wiknjosastro, hanifa.2010. ilmu bedah kebidanan. Edisi 1 cetakan 6. Hal. 124,
162, 188-197. Jakarta : yayasan bina pustaka sarwono prawiroharjo
Yuliyati A, Soejoenoes A, Suwondo A, Anies, Irene KM. 2017. Beberapa Faktor
Kejadian Perdarahan Postpartum Ibu Bersalin Yang Dirawat Di Rumah
Sakit. Semarang. Program Studi Magister Epidemiologi Sekolah Pasca
Sarjana Universitas Diponegoro.
47
Zenita Okta SF. 2015. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Perdarahan
Postpartum di Rsud Dr.Soeroto Ngawi Jawa Timur Tahun 2013. Jakarta
Timur. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 7(1); Januari 2015.