FAKTOR FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN KELANCARAN PENGELUARAN ASI … · 2018. 10. 1. · memberikan...
Transcript of FAKTOR FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN KELANCARAN PENGELUARAN ASI … · 2018. 10. 1. · memberikan...
i
FAKTOR FAKTOR YANG BEHUBUNGAN DENGAN KELANCARAN
PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI
TAHUN 2018
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
Pendidikan Program Studi Diploma III Politeknik
Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan
OLEH:
MUSRIFA B POO324015019
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN DIII KEBIDANAN
TAHUN 2018
ii
iii
iv
iv
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama : Musrifa B
2. Tempat /Tanggal Lahir : Pasarwajo,09 september 1996
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Buton Wolio /Indonesia
6. Alamat :Jl.PLN, Kec. Pasarwajo,Kab. Buton
B. Pendidikan
1. TK Pertiwi Pasarwajo
2. SD Negeri 1 Pasarwajo
3. SMP Negeri 1 Pasarwajo
4. SMA Negeri 1 Pasarwajo
5. Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun 2015
Sampai Tahun 2018
v
v
ABSTRAK
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELANCARAN
PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KOTA KENDARI TAHUN 2018
Musrifa B1, Sultina Sarita, SKM,M.Kes2, Feryani,SSiT.M.PH3
Latar belakang : ASI adalah makanan yang paling penting pada bulan pertama
kehidupan. ASI menjadi sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi seimbang
dan sesuai kebutuhan pertumbuhan bayi,sering mengalami masalah dalam
memberikan ASI salah satu kendala utamanya yakni produksi ASI tidak lancar.
Tujuan penelitian : Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor faktor yang
berhubungan dengan kelancaran pengeluaran ASI pada ibu post partum di Rumah
Sakit Umum Daerah Kota kendari Tahun 2018.
Metode penelitian : jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik
dengan desain Cross Sectional dengan jumlah populasi sebanyak 36 orang dan
sampel sebanyak 36 orang ibu post partum tenknik Accidental Sampling
Hasil penelitian : Ibu yang memiliki pengetahuan perawatan payudara baik
dengan kelancaran pengeluaran asi lancar yaitu 20(100%) orang,pola makan baik
dengan kelancaran pengeluaran asi lancar 20 (100%) orang, stres dengan
kelancaran pengeluaran ASI lancar 7(35,0%), dan kondisi puting susu normal
dengan kelancaran pengeluaran ASI lancar 20(100%).
Kesimpulan :ada hubungan antara pengetahuan perawatan payudara pola makan,
frekuensi menyusui dan kondisi puting susu normal dengan kelancaran pengeluaran
ASI lancar dan tidak ada hubungan antara stres dengan kelancaran pengeluaran
ASI lancar ASI pada ibu post partum di RSUD kota kendari tahun 2018.
Kata Kunci: Pengetahuan Perawatan Payudara Pola Makan, Frekuensi Menyusui
Stress,Kelancaran Pengeluaran ASI
1. Mahasiswa Prodi D-III Kebidanan Poltekes Kendari
2. Dosen Jurusan Kebidanan Poltekes Kemenkes Kendari
vi
ABSTRACT
FACTORS RELATIONSHIP WITH BREAS MILK ON POST PARTUM'S MOTHER
AT HOSPITAL GENERICALLY KENDARI'S CITY REGION
YEAR 2018
Musrifa B1, Sultina Sarita, SKM,M.Kes2, Feryani,SSiT.M.PH3
Background : Attention is alimentary most importantly on first life moon. Attention
becomes nutrient source that really ideal with poised composition and appropriate
baby growth requirement,often experience problem in give Attention one of its main
constraint namely production Attention not easy-going.
Objective: To the effect research is subject to be know factor those are engaged
Attention expenditure fluency on post partum's mother at Regions Common Hospital
kendari's City Year 2018.
Method: this observational type is observational observasional analytic with design
Cross sectional with population amount as much 36 person and samples as much
36 mothers post partum tenknik Accidental is Sampling.
Result: Mother that have good breast care science with attentions outgoing fluency
smooth which is 20 (100%) person,pattern good eating with attentions outgoing
fluency smooth 20 (100%) person, stress with Attentions outgoing fluency smooth 7
(35,0%), and condition of normal teat with Attentions outgoing fluency smooth 20
(100%).
Conclusion: there is relationship among gnostic breast care pattern eats,
frequency breasts feed and condition of normal teat with Attentions outgoing fluency
smooth and no relationship among stress with Attentions outgoing fluency smooth
Attention on post partum's mother at RSUD kendari's city year 2018.
Key Word: Breast care science, Pattern Eats, Stress, Breas Milk.
1. Students prodi D-III midwifery Poltekkes Kendari
2. Lecturer Midwifery prodi D-III Poltekkes Kendari
vi
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian yang berjudul ‘’Faktor- Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kelancaran Pengeluaran ASI Pada Ibu Post
Partum’’. Proposal penelitian ini di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III
Kebidanan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari.
Penulis menyadari dalam menyusun proposal ini banyak memperoeh
bimbingan, asuhan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu,pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimaksih kepada :
1. Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Poltekes Kemenkes Kendari.
2. Sultina Sarita,SKM,Kes, selaku ketua jurusan Kebidanan Poltekes
Kemenkes Kendari.
3. Sultina Sarita,SKM,M.Kes dan Feryani,S.SiT,MPH selaku pembimbing I
dan pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing
saya sehingga ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Orang tua bapak Alm. La Basiru dan Ibu saya Wa Simu , ke-3 kakak
saya ; Harianto Basiru, Suparman Basiru,dan Amran Basiru, tercinta
vii
viii
viii
5. yang telah memberikan dukungan dan doa dengan penuh keiklasan
demi terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Kepada Sahabat-sahabatku Anjani Mulda Hasanah, Wiwin Holidin,
Murni, Jahratin, Alpira, Argita Putri S,Titin Agustina, Verni, Salna
Wiangsa (ajummha) yang selalu memberikan dukungan dan semangat
kepada penulis. Serta rekan rekan angkatan 2015 atas segala bantuan
yang diberikan kepada penulis selama di bangku kuliah.
Semoga ALLAH SWT memberi imbalan atas budi baik serta
ketulusan yang telah mereka beri selama ini pada penulis.Penulis
menyadari bahwa dalam menyelesaikan proposal Karya Tulis Ilmiah ini
masih jauh dari kesempurnaan sehingga diharapakan adanya kritik dan
saran yang sifanya membagun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Kendari, Juli 2018
Musrifa B
ix
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………..………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................. iv
ABSTRAK.........................................................................................
ABSTRACT.......................................................................................
v
vi
KATA PENGANTAR……..……………………………………………... vii
DAFTAR ISI……………..………………………………………………. ix
DAFTAR TABEL…....…..………………………………………………. xii
DAFTAR LAMPIRAN…....…..…………………………………………. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………..……………………………………. 1
B. Rumusan Masalah………..…………………………………….. 3
C. Tujuan Penelitian………..……………………………………... 3
D. Manfaat Penelitian……..……………………………………….. 4
E. Keaslian Penelitian.................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka.........................……………………………...... 6
B. LandasanTeori....................................................................... 22
C. Kerangka Konsep ……………………………………………….. 25
D. Hipotesis Penelitian……………………………………………… 25
BAB III METODE PENELITIAN
x
A. Jenis Penelitian Dan Desain Penelitian.................................. 26
B. Tempat dan Waktu Penelitian………………….............. 27
C. Populasi dan Sampel ……………………………………........... 27
D. Definisi Operasional................................................................ 28
E. Pengumpulan Data …………………………………….............. 30
F. Alur Penelitian……………………………………...................... 30
G. Pengolahan Data ……………………………………………...... 31
H. Analisa Data …………………………………............................ 33
I. Etika penelitian............................................………………….. 34
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian…………………………… 35
B. Hasil Penelitian………………………………………………… 40
C. Pembahasan …………………………………………………….. 50
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………… 56
B. Saran……………………………………………………………… 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
x
xi
xi
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
1. Tabel 1 Distribusi Responden Bedasarkan Umur ibu di ruang
nifas Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari tahun
2018..............................................................................
40
2. Tabel 2 Distribusi Responden Bedasarkan Pendidikan Ibu di
ruang Nifas Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari tahun 2018......................................................
41
3. Tabel 3 Distribusi Responden Bedasarkan Pekerjaan Ibu Di
Ruang Nifas Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari Tahun..............................................................
41
4. Tabel 4 Distribusi Responden Bedasarkan Kelancaran
Pengeluaran ASI Di Ruang Nifas Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2018................
42
5. Tabel 5 Distribusi Responden Bedasarkan Pengetahuan
Perawatan Payudara Ibu di Ruang Nifas Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun
2018..................................................................
43
6. Tabel 6 Distribusi Responden Bedasarkan Pola Makan Ibu di
Ruang Nifas Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari Tahun 2018....................................................
43
7. Tabel 7 Distribusi Responden Bedasarkan Stres Di Ruang
Nifas Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
Tahun 2018..................................................................
44
8. Tabel 8 Distribusi Responden Bedasarkan Masalah Puting
Susu di Ruang Nifas Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Kendari Tahun 2018............................................
44
xii
9. Tabel 9 Hubungan Pengetahuan Perawatan Payudara
Dengan Kelancaran Pengeluaran ASI di Ruang Nifas
Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari.........................................................................
45
10. Tabel
10
Hubungan Pola Makan Dengan Kelancaran
Pengeluaran ASI Pada Ibu Post Partum di Ruang
Nifas Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari........................................................................
46
11. Tabel
11
Hubungan Stres Dengan Kelancaran Pengeluaran
ASI Pada Ibu Post Partum di Ruang Nifas Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun
2018.............................................................................
47
12. Tabel
12
Hubungan Masalah Puting Susu Dengan Kelancaran
Pengeluaran ASI Pada Ibu Post Partum di Ruang
Nifas Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
Tahun 2018..................................................................
48
xii
xiii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Permohonan Menjadi Responden
2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
3. Lembar Kuesioner
4. Master Tabel Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelancaran
Pengeluaran Asi Pada Ibu Post Partum.
5. Pengolahan Data Hasil Penelitian
6. Surat Izin Pengambilan Data awal dari Poltekkes Kendari
7. Surat Izin Penelitian dari Poltekkes Kendari
8. Surat Pengantar Penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan
Provinsi Sultra.
9. Surat Pengantar Penelitian untuk Kepala Ruangan Teratai Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Kendari
10. Surat keterangan telah melakukan Penelitian Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari
11. Dokumentasi Penelitian
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ASI adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-
bulan pertama kehidupan. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal
dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan
pertumbuhan bayi, karena ASI adalah makanan bayi yang berada pada
tingkat terbaik. Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari
makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan
perkembangan sistem saraf. Karena itu amat dianjurkan setiap ibu hanya
memberikan ASI (ekslusif) sampai bayi berumur 6 bulan.
Seorang ibu sering mengalami masalah dalam pemberian ASI
eksklusif, salah satu kendala utamanya yakni produksi ASI yang tidak
lancar. Hal ini akan menjadi faktor penyebab rendahnya cakupan
pemberian ASI eksklusif kepada bayi baru lahir (Wulandari dan
Handayani,2011). Menurut WHO (2016) cakupan ASI eksklusif di seluruh
dunia hanya sekitar 36% selama periode 2007-2014.
Sementara itu berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 proses mulai menyusui terbanyak terjadi pada 1-
6 jamsetelah kelahiran (35,2%) dan kurang dari 1 jam (inisiasi menyusui
2
2
dini) sebesar 34,5%. Sedangkan proses mulai menyusui terendah
terjadi pada 7-23 jam setelah kelahiran.
yaitu sebesar 3,7%. Hasil dari susenas tahun 2007 yang
menunjukkan bahwa secara nasional terdapat sebesar 94,57% bayi
mendapat ASI. Presentase balita yang pernah mendapat ASI pada tahun
2007 cenderung mengalami penurunan jika dibandingkan dengan dua
tahun sebelumnya. Penurunan presentase pada tahun 2006
dibandingkan dengan tahun 2005 relatif rendah yaitu 96,02% menjadi
95,24%.
Persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di
Indonesia pada tahun 2013 sebesar (54,3%), sedikit meningkat bila
dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar (48,6%).Berdasarkan
data yang diperoleh dari rekam medik di Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Kendari bahwa pada bulan Desember 2017 - Januari tahun 2018
berjumlah 56 ibu nifas yang dirawat di ruang nifas dan sebagian dari ibu
nifas tersebut mengalami masalah dengan pemberian ASI pada bayi
mereka.
Adapun masalah dalam menyusui adalah puting susu lecet,
payudara bengkak, abses payudara (mastitis) dan ibu tidak pernah
melakukan perawatan payudra dan lain sebagainya. Oleh karena itu,
berdasarkan data diatas maka peneliti tertarik untuk melaksanakan
3
penelitian di ruang nifas Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara.
B. Rumusan Masalah Berdasarakan uraian diatas dirumuskan masalah sebagai berikut ‘’
faktor faktor apa saja yang berhubungan dengan kelancaran pengeluaran
ASI pada ibu postpartum di RSUD Kota Kendari ?’’
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk menjelaskan gambaran tentang faktor faktor yang
berhubungan dengan kelancaran pengeluaran ASI pada ibu post
partum.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan perawatan payudara pada ibu
post partum.
b. Untuk mengetahui pola makan pada ibu post partum.
c. Untuk mengetahui stres pada ibu post partum.
d. Untuk mengetahui masalah puting susu pada ibu post partum.
e. Untuk menganalisis hubungan pengetahuan perawatan payudara
terhadap kelancaran pengeluaran ASI pada ibu post partum.
f. Untuk menganalisis hubungan pola makan terhadap kelancaran
pengeluaran ASI pada ibu post partum.
4
g. Untuk menganalisis hubungan stres terhadap kelancaran
pengeluaran ASI pada ibu post partum.
h. Untuk menganalisis hubungan masalah puting susu dengan
kelancaran pengeluaran ASI pada ibu post partum.
D. Manfaat Penelitian
1. Dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam
melakukan penelitian tentang faktor - faktor yang berhubungan
dengan kelancaran pengeluaran ASI pada ibu post partum.
2. Dapat digunakan sebagai bahan referensi atau bacaan di
perpustakaan untuk mahasiswi khususnya yang berkaitan dengan
faktor - faktor yang berhubungan dengan kelancaran pengeluaran ASI
pada ibu post partum.
3. Memberi wawasan terhadap ibu nifas tentang faktor – faktor yang
berhubungan dengan kelancaran pengeluaran ASI.
E. Keaslian Penelitian
Berbagai penelitian tentang faktor yang berhubungan dengan
kelancaran pengeluaran ASI pada ibu post partum sudah pernah
dilakukan sebelumnya, salah satunya pernah dilakukan oleh :
1) Indah safitri(2016) dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Menyusui. Variabel yang diteliti
yaitu Inisiasi Menyusui Dini, Perawatan Payudara, Alat Kontrasepsi,
Perokok Pasif,Produksi ASI. Penelitian menggunakan desain cross
5
sectional dengan tenik pengambilan sempel menggunakan total
sampling.
Kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan saya
laksanakan yaitu kesamaan : sama sama mengunakan desain penelitian
Cross Sectioanal, dan perbedaannya: variabel yang akan saya teliti yaitu
perawatan payudara ,pola makan, stres dan masalah pada puting susu.
Dan teknik pengambilan sampel actidental sampling.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Tinjaun Tentang Masa Nifas
a) Konsep Dasar Masa Nifas
Masa nifas, disebut juga masa postpartum atau puerperium,
adalah masa sesudah persalinan, masa perubahan, pemulihan,
penyembuhan, dan pengembalian alat-alat kandungan dan
reproduksi, seperti sebelum hamil yang lamanya 6 minggu atau 40
hari pasca persalinan (Jannah, 2011).
Banyak perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas
misalnya perubahan sistem reproduksi, involusi tempat plasenta,
Perubahan Ligamen, Perubahan pada Serviks, Perubahan Pada
Vulva, Vagina dan Perineum, Perubahan sistem perkemihan,
Perubahan sistem hematologi, Perubahan sistem endokrin dan
perubahan lainnya.
Masa nifas ini terbangi menjadi tiga. Pertama, Puerperium dini
yaitu masa kepulihan, yakni saat-saat ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan-jalan.kedua, Puerperium intermedial yaitu masa
kepulihan menyeluruh dari organ-organ genital, kira-kira antara 6-8
minggu. Ketiga, Remot puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk
6
7
pulih dan sehat sempurna teutama apabila ibu selama hamil atau
persalinan mempunyai komplikasai.
b) Anatomi payudara
Payudara ( mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak
dibawah kulit, atas otot dada dan fungsinya memproduksi susu untuk
nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara dengan
berat kira- kira 200 gram, yang kiri umumnya lebih besar dari yang
kanan. Pada waktu hamil payudara membesar, mencapai 600 gram
dan pada waktu menyusui mencapai 800 gram.
Struktur Payudara Payudara wanita dirancang untuk
memproduksi ASI. Pada tiap payudara, terdapat sekitar 20 lobus yang
memiliki sistem saluran (ductus system). Saluran utama bercabang
menjandi saluran-saluarn kecil yang berakhir pada sekelompok sel
yang memproduksi susu, disebut alveoli. Saluran tersebut melebar
menjadi penyimpanan susu dan bertemu pada puting susu, sel otot
mengelilingi alveoli. (Riksani, 2016:13)
Ada tiga bagian utama pada payudara yaitu :
1) Korpus ( badan ). Yaitu bagian yang membesar Dalam korpus
mammae terdapat alveolus yaitu unit terkecil yang memproduksi
susu. Alveolus terdiri dari beberapa sel aciner yang menghasilkan
susu serta dikelilingi oleh sel-sel mioepitel yang berkontraksi
mendorong susu keluar darai kelenjar alveoli, jaringan lemak, sel
8
plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Beberapa lobules
berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. Dan setiap
lobus terdiri dari 20 sampai 40 lobulus, sedangkan tiap lobules
terdiri dari 10-100 alveoli.
2) Areola, yaitu bagian yang kehitaman ditengah Letaknya
mengelilingi puting susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan
oleh penipisan dan penimbunan pigmen pada kulitnya. Perubahan
warna ini tergantung dari corak kulit dan adanya kehamilan. Pada
daerah ini didapatkan kelenjar keringat, kelenjar lemak dari
montgometry yang membentuk tuberkel dan akan membesar
selama kehamilan. Kelenjar lemak ini akan menghasilkan suatu
bahan yang melicinkan kalang payudara
3) Papilla/ putting , yaitu bagian yang menonjol dipuncak payudara.
Terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubungan dengan
adanaya variasi bentuk dan ukuran payudara. Maka letaknya pun
akan bervariasi pula. Pada tempat ini, terdapat lubang-lubang kecil
yang merupakan muara duktus dari laktferus, ujung-ujung saraf,
pembuluh darah, pembuluh getah bening, serat-serat otot polos
yang tersusun secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi maka
duktus laktiferus akan memadat dan menyebabkan putting susu
ereksi sedangkan serat- serat oto
yang longitudinal akan menarik kembali putting susu tersebut.
9
Lakerus sinus/ ampulla bertindak sebagai waduk sementara bagi
air susu. Payudara mendapat pasokan darah dari arteri mammary
internl dan eksternal serta bercabang dari arteri – arteri
intercostals. Venanya diatur dalam bentuk bundar disekeliling
putting susu. Cairan limfa mengalir bebas keluar diantara payudara
danterus ke node node limfa didalam axial dan media stinum.
Bentuk putting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/datar,
panjang dan terbenam (inverted).
c) Fisiologi Laktasi
1. Pengertian
Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian yaitu
produksi ASI dan pengeluaran ASI.Produksi ASI tidak
berlangsung sampai masa sesudah kelahiran bayi ketika kadar
hormon estrogen menurun. Penurunan kadar estrogen
memungkinkan naiknya kadar prolaktin dan produksi ASI.
Produksi ASI yang berkesinambungan disebabkan oleh
menyusunya bayi pada ibunya.
Pembentukan payudara di mulai, sejak embrio berusia 18-19
minggu dan berakhir ketika mulai menstruasi. Pengeluaran ASI
dikatakan lancar bila produksi ASI berlebihan yang ditandai
dengan ASI akan menetes dan akan memancar deras saat diisap
bayi (Purwanti, 2010). ASI adalah cairan yang hidup yang dapat
10
menyesuaikan kandungan zatnya terhadap kebutuhan bayi.
Kandungan gizi dalam ASI terbukti dapat melawan infeksi,
membantu mematangkan sistem imunitas, mengurangi gangguan
pencernaan, dan mendukung pertumbuhan otak bayi. ASI tidak
hanya membuat bayi sehat, tetapi juga membuatnya lebih cerdas.
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan
garam organik yang di sekresi oleh kedua buah kelenjar payudara
ibu, sebagai makanan utama bagi bayi.
2. Hormon yang mempengaruhi pengeluaran ASI
pada proses laktasi terdapat dua refleks aliran yang berperan,
yaitu refleks prolaktin dan let down refleks atau refleks aliran yang
timbul akibat peransangan putting susu akibat isapan bayi.
3. Air Susu Ibu Menurut Stadium Laktasi
a) Kolostrum
Merupakan cairan yang pertama kali diskresi oleh
kelenjar payudara, mengandung tissue dan residual material
yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar payudara
sebelum dan setelah masa puerperium. Diskresi oleh kelenjar
payudara dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat
Komposisi dari kolostrum ini dari hari ke hari selalu berubah.
Merupakan cairan viscous kental dengan warna kekuning-
kuningan, lebih kuning dibandingkan dengan susu yang
11
matur. Merupakan pencahar yang ideal untuk
membersihkan mekonium dari usus bayi yang baru lahir dan
mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi
makanan yang akan datang. Lebih banyak mengandung
protein dengankan dengan ASI yang matur, tetapi berlainan
dengan ASI yang matur pada kolostrum protein yang utama
adalah globulin (gamma globulin). Lebih banyak
mengandung antibodi dibandingkan dengan ASI yang matur,
dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai umur 6
bulan. Kadar karbohidrat dan lemak rendah jika dibandingkan
dengan ASI matur. Mineral, terutama natrium, kalium dan
klorida lebih tinggi jika dibandingkan dengan susu matur. Total
energi lebih rendah jika dibandingkan dengan susu matur,
hanya 58 Kal/100 ml kolostrum.
Vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi jika
dibandingkan dengan ASI matur, sedangkan vitamin yang
larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah. Bila
dipanaskan akan menggumpal, sedangkan ASI matur tidak.
pH lebih alkalis dibandingkan dengan ASI matur. Lipidnya
lebih banyak mengandung kolesterol dan lesitin dibandingkan
dengan ASI matur. Terdapat tripsin inhibitor, sehingga
hidrolisis protein di dalam usus bayi menjadi kurang
12
sempurna. Hal ini akan lebih banyak menambah kadar
antibodi pada bayi. Volume berkisar 150-300 ml/24 jam.
b) Air Susu Masa Peralihan
Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi
ASI yang matur. Diskresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari
masa laktasi, tetapi ada pula pendapat yang mengatakan
bahwa ASI matur baru terjadi pada minggu ketiga sampai
minggu kelima. Kadar protein makin merendah sedangkan
kadar karbohidrat dan lemak makin meninggi. Juga volume
akan makin meningkat. Komposisi ASI menurut penyelidikan
dari Kleiner I.S. & Osten J.M. (dikutip dari 3).
c) Air Susu Matur
Merupakan ASI yang di skresi pada hari ke-10 dan
seterusnya, komposisi relatif konstan baru mulai minggu ke-3
sampai minggu ke-5). Pada ibu yang sehat dimana produksi
ASI cukup, ASI ini merupakan makanan satu-satunya yang
paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan.
Merupakan suatu cairan berwarna putih kekuning-kuningan
yang diakibatkan warna dari Garam Ca-caseinat, riboflavin
dan karoten yang terdapat didalamnya. Tidak menggumpal
jika dipanaskan Terdapat antimikrobial faktor antara lain :
1. Antibodi terhadap bakteri dan virus
13
2. Sel (fagosit granulosit dan makrofag dan limfosit tipe T)
3. Enzim (lisozim, laktoperoksidase, lipase,
katalase,fosfatase,amilase,fosfodiesterase,
alkalinfosfatase)
4. Protein (laktoferin, B12binding protein)
5. Resistance factor terhadap stafilokokus
6. Komplemen
7. Interferron producing cell Sifat biokimia yang khas,
kapasitas bufer yang rendah dan adanya faktor bifidus.
Hormon-hormon.
d) Tanda ASI Lancar
Pada Hari pertama, bayi cukup di susukan selama 10-15
menit, untuk merangsang produksi ASI dan membiasakan
puting susu diisap oleh bayi. Untuk mengetahui banyaknya
produksi ASI, beberapa kriteria yang dipakai sebagai patokan
untuk mengetahui jumahASI lancar atau tidak adalah :
1. ASI yang banyak dapat merembes keluar melalui putin
2. Sebelum disusukan payudara terasa tegang
3. Berat badan bayi naik dengan memuaskan sesuai umur :
a. 1-3 bulan ( kenaikan berat badan rata-rata 700
gr/bulan)
14
b. 4-6 bulan ( kenaikan berat badan rata-rata 600
gr/bulan)
c. 7-9 bulan ( kenaikan berat badan rata-rata 400
gr/bulan)
d. 10-12 bulan ( kenaikan berat badan rata-rata 300
gr/bulan)
4. Jika ASI cukup, setelah menyusu bayi akan tertidur
/tenang selama 3-4 jam.
5. Bayi kencing lebih sering, sekitar 8 kali sehari.
4. Manfaat pemberian ASI
a. Bagi bayi
1) Dapat membantu memulai kehidupan dengan baik. Bagi
bayi yang mendapat ASI mempunyai kenaikan berat
badan yang baik, pertumbuhan perinatal baik dan
mengurangi kemungkinan obesitas.
2) Mengandung antibodi. ASI mengandung stadium yang
tepat, yaitu dari berbagai bahan makanan yang baik
untuk bayi adalah terdiri dari proporsi yang seimbang dan
cukup kuantitas semua zat gizi yang di perluka untuk
kehidupan.
3) Mengurangi kejadian karies dentis. Insidens karies dentis
pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi di
15
bandingkan bayi yang mendapat ASI, karena kebiasaan
menyusui dengan susu botol dengan dot terutama pada
waktu akan tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak
dengan susu formula dan menyebabkan asam yang
terbentuk bisa merusak gigi.
4) Terhindar dari alergi.
5) ASI dapat meningkatkan kecerdasan bagi bayi.
6) Membantu perkembangan rahang dan merangsang
pertumbuhan gigi.
b. Bagi ibu
1) Aspek kontrasepsi. Isapan mulut bayi pada puting susu
merangsang ujung syaraf sensorik sehingga post anterior
hipofise mengeluarkan prolaktin. Dengan cara prolaktin
masuk ke indung telur, dan menekan produksi estrogen
akibatnya tidak ada ovulasi.
2) Aspek kesehatan ibu. Isapan bayi pada payudara akan
merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis.
Oksiitosin membantu involusi uterus dan mencegah
terjadinya pendarahan pasca persalinan. Penundaan haid
dan berkurangnya perdarahan pasca
persalinan serta mengurangi prevalensi anemia
kekurangan zat besi.
16
3) Aspek penurunan berat badan. Ibu yang menyusui secara
eksklusif ternyata mudah dan lebih cepat kembali ke berat
badan semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil.
Badan bertambah berat, selain karena ada janin, juga
karena penimbunan lemak pada tubuh.
4) Aspek psikologis. Keuntungan menyusui bukan hanya
bermanfaat bagi bayi tetapi juga untuk ibunya, karena ibu
akan merasa bangga dan di perlukan.
2. Tinjauan Tentang Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kelancaran Pengeluaran ASI
1. Pengetahuan Perawatan Payudara
Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan pada
payudara supaya payudara tetap sehat dan tidak tejadi infeksi
(Saryono, 2009). Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk
merawat payudara terutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk
memperlancarkan pengeluaran ASI (Saleha, 2009). Perawatan
payudara adalah perawatan payudara setelah ibu melahirkan dan
menyusui yang merupakan suatu cara yang dilakukan untuk merawat
payudara agar air susu keluar dengan lancar (Suririnah, 2008).
Perawatan payudara setelah melahirkan bertujuan agar
payudara senantiasa bersih dan mudah di hisap oleh bayi. Banyak ibu
yang mengeluh bayinya tidak mau menyusu, bisa jadi ini di sebabkan
17
oleh faktor teknis seperti puting susu yang masuk atau posisi yang
salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga di pengaruhi
oleh asupan nutrisi dan kondisi psikologis ibu (Saryono, 2009).
Demikian halnya dengan menyusui, ibu yang lebih tahu tentang
perawatan payudara maka cenderung mempunyai keinginan lebih
besar dalam menyusui (Saryono, 2009).
Beberapa kasus, muncul dimana ASI tidak dapat keluar lancar
sehingga tidak dapat menyusui bayinya. Hal ini biasanya disebabkan
oleh berbagai faktor, seperti: Frekuensi menyusui yang kurang, BBLR,
Prematur, adanya penyakit akut/kronik, dan perawatan payudara yang
kurang (Ahya, 2009).
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh badan penelitian dan
pengembangan di bidang kesehatan, pada tahun 2010 didapatkan
46% ketidaklancaran ASI terjadi akibat perawatan payudara yang
kurang, 25% akibat frekuensi menyusui yang kurang dari 8x/hari, 14%
akibat BBLR, 10% akibat prematur, dan 5% akibat penyakit akut
maupun kronis (Depkes, 2010).
18
2. Pola makan
Pola makan adalah salah satu penentu keberhasilan ibu dalam
menyusui. Sehingga ibu yang menyusui perlu mengonsumsi makanan
dengan gizi seimbang. Nutrisi yang seimbang akan menghasilkan gizi
yang baik dan berkualitas. Nutrisi ibu menyusui adalah makanan
sehat selain obat yang mengadung protein, lemak, mineral, air dan
karbohidrat yang dibutuhkan oleh ibu menyusui dalam jumlah tertentu
selama menyusui. Apabila dalam makanan ibu terus menerus
kekurangan gizi, persediaan alam tubuh akan habis sehingga kualitas
dan kuantitas ASI menurun.
Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang pasca
melahirkan, dapat membantu melawan syndrome baby blues, yang
biasanya terjadi pada hari keempat atau kelima setelah melahirkan
dan berlangsung antara 10 hari sehingga 2 minggu. Selama
menyusui, membutuhkan tambahan nutrisi lebih dari 500 kalori untuk
memproduksi ASI.
Menjaga kualitas ASI, ibu harus mengikuti pola makan dengan
prinsip gizi seimbang dan mengonsumsi berbagai macam makanan,
terutama sayuran berwarna hijau tua yang baik untuk melancarkan
ASI, misalnya daun katuk. Selain daun katuk, kacang-kacangan, air
19
sari akar jombang, buncis, jagung dan pare, merupakan salah satu
jenis makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI.
Makanan yang ibu konsumsi tidak hanya memenuhi kebutuhan
tubuhnya akan nutrisi, tetapi juga dipersiapkan untuk menunjang
kelancaran produksi ASI (energi, protein, kalsium, zat besi).(Riskani,
2012:133).
Faktor nutrisi dapat mempengaruhi kelancaran produksi ASI,
ibu Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh
terhadap produksi ASI. Apabila makanan yang ibu makan
mengandung cukup protein dan pola makan teratur, maka produksi
ASI akan berjalan dengan lancar. Dan apabila ibu sedang menyusui
bayinya tidak mendapat tambahan makanan, maka akan terjadi
gangguan pada produksi ASI. Hal ini sesuai dengan teori
Kristiyanasari, (2011) produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan
ibu, apabila makanan ibu cukup gizi terutama makanan tinggi protein
akan mempelancar produksi ASI.
3. Stres
Kondisi psikologis ibu yang baik dapat berdampak baik bagi ibu
untuk kelancaran produksi ASI. keadaan psikologis ibu yang baik
akan memotifasi untuk menyusui bayinya sehingga hormon yang
berperan pada produksi ASI akan meningkat karena produksi ASI
dimulai dari proses menyusui akan merangsang produksi ASI, sesuai
20
dengan teori Dewi (2011) semakin sering ibu menyusui semakin
banyak ASI yang diproduksi, karena dari proses menyusui akan
merangsang hormon yang berperan dalam produksi ASI.
Keadaan psikologis ibu tidak kalah pentingnya dalam proses
kelancaran ASI. Karena refleks keluarnya ASI sangat dikontrol oleh
perintah yang dikirim oleh hipotalamus. Bila ibu dalam keadaan
stress, cemas, khawatir, tegang dan sebagainya, ASI tidak akan turun
dari alveoli menuju puting. Umumnya hal ini terjadi pada hari-hari
pertama menyusui Reflek pengaliran susu dapat berfungsi baik bila
ibu merasa tenang dan rileks, serta tidak kelelahan.
Bagi seorang ibu, menyusui merupakan proses yang tidak
mudah, karena menyusui adalah masa yang paling sensitif baik dalam
kehidupan ibu secara fisik atau psikologis. Seorang bayi yang baru
lahir akan mengubah kehidupan ibu secara fisik, emosional dan
psikologis, Ibu dipengaruhi oleh 2 hormon yang hanya akan bekerja
saat menyusui, yaitu hormone prolaktin dan oksitosin.
Hormon prolaktin adalah hormon yang berperan dalam produksi
ASI, karenanya produksi ASI akan terganggu jika ibu menyusui
mengalami kegelisahan dan ketidaknyamanan secara psikologis. Ibu
yang psikologisnya terganggu sangat berpengaruh terhadap
kelancaran produksi ASInya. Ibu masih mengalami kesulitan untuk
menyusui pada awal post partum, bahkan beberapa penelitian
21
menemukan bahwa beberapa ibu merasa pesimistis terhadap
kemampuannya memberikan ASI kepada bayinya.
Ibu dan bayi akan menjalin ikatan emosional pada saat
menyusui berlangsung. Ketika ibu menyusui terkadang mengalami
baby blues yang dianggap biasa oleh sebagian orang padahal apabila
dibiarkan dapat berlanjut berbulan-bulan pada ibu menyusui akan
menyebabkan dampak yang negatif atau tidak baik. Hampir 70% ibu
yang melahirkan merasakan sedih, mudah tersinggung, tidak percaya
diri, khawatir dan bingung. Baby blues yang dibiarkan apalagi
dialaminya lebih dari 10 hari maka dapat menyebabkan perubahan
besar dalam diri hingga mengalami depresi pasca melahirkan dan
akan berdampak pada produsi ASI.
Saat stres, hormon stres dalam tubuh akan meningkat.
Meningkatnya produksi hormon stres ini akan merusak semua fungsi
organ tubuh termasuk menghambat produksi oksitosin, yakni hormon
yang berfungsi memproduksi ASI. Terhambatnya produksi oksitosin
inilah yang menjadi penyebab berkurangnya produksi ASI.
Saat bayi mengisap payudara, ini juga merupakan sebuah
rangsangan untuk kelenjar hipofisis di otak untuk melepaskan hormon
oksitosin dan juga prolaktin ke dalam aliran darah. Kedua hormon ini
bertugas untuk memproduksi ASI. Namun, ketika ibu stres, stres ini
22
dapat memperlambat pelepasan hormon oksitosin ke aliran darah,
sehingga dapat mengganggu produksi
4. Masalah puting susu
Faktor lainnya yang mempengaruhi kelancaran pengeluaran
ASI yaitu masalah pada puting susu seperti puting susu datar atau
puting susu terbenam. Pada kasus seperti itu maka akan
memperhambat pengeluaran ASI.
Astari & Djuminah (2012) menyatakan bahwa bentuk dan
kondisi puting susu tidak baik seperti adanya infeksi pada payudara,
payudara bengkak dan puting susu tidak menonjol, puting susu datar
merupakan faktor yang mempengaruhi dalam pemberian ASI
diantaranya adalah produksi ASI yang sedikit sehingga tidak cukup
dikonsumsi oleh bayi.
B. Landasan Teori
Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian yaitu produksi
ASI dan pengeluaran ASI. Produksi ASI tidak berlangsung sampai masa
sesudah kelahiran bayi ketika kadar hormon estrogen menurun.
Penurunan kadar estrogen memungkinkan naiknya kadar prolaktin dan
produksi ASI. Produksi ASI yang berkesinambungan di sebabkan oleh
menyusunya bayi pada ibunya. Pembentukan payudara di mulai, sejak
embrio berusia 18-19 minggu dan berakhir ketika mulai menstruasi.
23
Pengeluaran ASI dikatakan lancar bila produksi ASI berlebihan yang
ditandai dengan ASI akan menetes dan akan memancar deras saat
diisap bayi (Purwanti, 2010). ASI adalah cairan yang hidup yang dapat
menyesuaikan kandungan zatnya terhadap kebutuhan bayi. Kandungan
gizi dalam ASI terbukti dapat melawan infeksi, membantu mematangkan
sistem imunitas, mengurangi gangguan pencernaan, dan mendukung
pertumbuhan otak bayi
Dalam masa menyusui banyak faktor yang mempengaruhi
kelancaran pemberian ASI salah satunya antara lain ; perawatan
payudara, nutrisi ibu dan kondisi psikologis ibu. Perawatan payudara
adalah perawatan yang dilakukan pada payudara supaya payudara tetap
sehat dan tidak tejadi infeksi (Saryono, 2009). Perawatan payudara
adalah suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada masa
nifas (masa menyusui) untuk memperlancarkan pengeluaran ASI
(Saleha, 2009).
Perawatan payudara setelah melahirkan bertujuan agar payudara
senantiasa bersih dan mudah di hisap oleh bayi. Banyak ibu yang
mengeluh bayinya tidak mau menyusu, bisa jadi ini di sebabkan oleh
faktor teknis seperti puting susu yang masuk atau posisi yang salah.
Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga di pengaruhi oleh
asupan nutrisi dan kondisi psikologis ibu.
24
Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh
terhadap produksi ASI. Apabila makanan yang ibu makan mengandung
cukup protein dan pola makan teratur, maka produksi ASI akan berjalan
dengan lancar. Dan apabila ibu sedang menyusui bayinya tidak
mendapat tambahan makanan, maka akan terjadi gangguan pada
produksi ASI. Hal ini sesuai dengan teori Kristiyanasari, (2011) produksi
ASI sangat dipengaruhi oleh makanan ibu, apabila makanan ibu cukup
gizi terutama makanan tinggi protein akan mempelancar produksi ASI.
Keadaan psikologis ibu tak kalah pentingnya dalam proses
kelancaran ASI. Karena refleks keluarnya ASI sangat dikontrol oleh
perintah yang dikirim oleh hipotalamus. Bila ibu dalam keadaan stress,
cemas, khawatir, tegang dan sebagainya, ASI tidak akan turun dari
alveoli menuju puting. Umumnya hal ini terjadi pada hari-hari pertama
menyusui Reflek pengaliran susu dapat berfungsi baik bila ibu merasa
tenang dan rileks, serta tidak kelelahan. Oleh karena itu peran keluarga,
terutama suami, sangat penting menjaga kondisi psikis ibu agar tetap
tenang dan nyaman
25
C. Kerangka Konsep
2.1 Gambar Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
Variabel Dependent :Kelancaran Pengeluaran ASI
Variabel Independent : Pengetahuan Perawatan Payudara,Pola
Makan,Stres dan Masalah Puting Susu.
D. Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan pengetahuan perawatan payudara dengan kelancaran
pengeluaran ASI pada ibu post partum.
2. Ada hubungan pola makan dengan kelancaran pengeluaran ASI pada
ibu post partum.
3. Tidak hubungan stres dengan kelancaran pengeluaran asi pada ibu
post partum.
4. Ada hubungan masalah puting susu dengan kelancaran pengeluaran
ASI pada ibu post partum.
Kelancaran
Pengeluaran Asi
Pengetahuan Perawatan Payudara
Pola Makan
Stres
Masalah puting susu
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan
desain cross sectional,yaitu jenis penelitian yang menekankan pada
waktu pengukuran atau observasi data dalam satu kali pada satu waktu
yang dilakukan pada variabel terikat dan variabel bebas. Pendekatan ini
digunakan untuk melihat hubungan antara variabel satu dengan variabel
lainnya.
3.1 Skema Rancangan Penelitian cross sectional
Sampel (Ibu nifas hari ke 1-3 post partum)
Baik
Pengetahuan Perawatan payudara
Pola makan
stres
Masalah puting susu
Kurang Baik
Baik Kurang Baik
Stres Tidak stres
normal Tidak normal
Pengeluaran ASI lancar
Pengeluaran ASI tidak lancar
26
27
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di ruang nifas Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari .
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2018.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh ibu nifas yang dirawat di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari. Berdasarkan data ibu nifas
di RSUD Kota Kendari bulan Desember tahun 2017- Januari 2018
berjumlah 56 orang.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah ibu nifas yang dirawat diruang nifas
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari. Teknik pengambilan
sampel dilakukan dengan Accidental Sampling sampel diambil secara
kebetulan. Perkiraan besar sampel dalam penelitian mengunakan
rumus :
Keterangan :
n = Jumlah sampel
28
N = Jumlah populasi
E = Standar error(10%)
Maka ukuran atau besar sampel dalam penelitian ini yaitu :
(di bulatkan menjadi 36)
Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 36 responden.
D. Definisi Operasional
1. Kelancaran Pengeluaran ASI adalah banyak sedikitnya ASI yang
merembes keluar melalui puting susu. Kriteria Objektif :
a. Lancar : Bila responden menjawab benar ˃75%-100%
b. Tidak lancar : Bila responden menjawab benar 75%
(Notoatmodjo,2012)
Skala ukur : nominal
2. Pengetahuan Perawatan payudara adalah segala sesuatu yang
diketahui oleh responden tentang perawatan payudara. Kriteria
Objektif
29
a. Baik : Bila responden menjawab benar ˃75%-
100%
b. Kurang baik : Bila responden menjawab benar 75%
(Notoatmodjo,2012)
Skala ukur : nominal
3. Pola makan adalah frekuensi ibu makan setiap harinya dan apakah
makanan yang ibu makan mengandung unsur karbohidrat,protein dan
mineral. Kriteria Objektif
a. Baik : Bila responden menjawab benar ˃75%-100%
b. Kurang baik : Bila responden menjawab benar 75%
(Notoatmodjo, 2012)
Skala ukur : nominal
4. Stres adalah suatu kondisi tegangan (tension) baik secara fisik
maupun psikologis yang disebabkan oleh tuntutan dari lingkungan
yang dipersepsi kan oleh penderitanya sebagai ancaman.
a. Stres : Bila skor lebih dari ˃14 % dari total skor.
b. Tidak stres : Bila skor sama atau lebih dari 14% dari total
skor.
(Depression Anxiety Stres Scale 42 (DASS
42))
Skala ukur : nominal
30
5. Masalah puting susu adalah bagaimana kondisi puting susu ibu.
Diukur dengan skala nominal dan menggunakan kuesioner. Kriteria
objektif
a. Puting susu normal : Puting susu menonjol
b. Puting tidak normal : Puting susu datar dan terbenam
Skala ukur : nominal
E. Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang relevan maka peneliti
memperoleh dengan cara peneliti terlebih dahulu meminta surat
pengantar dari institusi, setelah mendapat persetujuan dari kepala
rumah sakit, peneliti mulai melakukan pengumpulan data.
Sebelumnya peneliti membuat inform concent (persetujuan) terlebih
dulu kepada responden bahwa responden bersedia akan dilakukan
penelitian setelah responden setuju baru peneliti membagikan
kuisioner tersebut yang berisi daftar pertanyaan yang diajukan secara
tertulis.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan
untuk pengumpulan data (Notoadmojo, 2012). Pada penelitian ini
instrumen yang digunakan adalah Kuesioner tertutup, artinya semua
31
jawaban disediakan dan responden tinggal memilih jawaban yang
ada.
F. Alur Penelitian
Langkah langkah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1) tahap persiapan
a. mengurus perizinan melakukan penelitian dari ketua program
studi DIII kebidanan politeknik kesehatan kendari
b. peneliti mengajukan izin kepada instansi berwenang di tempat
penelitian untuk melakukan penelitian.
c. melakukan studi pendahuluan di RSUD Kota Kendari peneliti
meminta izin surat pengantar untuk melakukan uji validitas
d. peneliti meminta surat pengantar untuk melakukan penelitian.
2) tahap pelaksanaan
a. peneliti melakukan pendekatan kepada klien untuk mendapatkan
persetujuan dari klien sebagai responden penelitian.
b. peneliti menerangkan tujuan penelitian kepada responden.
c. peneliti mulai melakukan penelitian terhadap faktor faktor yang
berhubungan dengan kelancaran pengeluaran ASI.
G. Pengolahan Data
Proses pengolahan data pada penelitian ini adalah mengunakan rumus :
32
Keterangan :
P : Presentase
x : Jumlah jawaban yang benar
n : Jumlah seluruh item
1. Editing
Hasil wawancara, kuisioner, atau pengamatan dari lapangan
harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum
editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan
isian formulir atau kuesioner tersebut:
a. Apakah lengkap, dalam arti semua pertanyaa sudah terisi.
b. Apakah jawaban atau tulisan masing-masing pertanyaan cukup
jelas atau terbaca.
c. Apakah jawabannya relevan dengan pertanyaannya.
d. Apakah jawaban-jawaban konsisten dengan jawaban
pertanyaannya yang lainnya. (Notoatmodjo, 2012)
2. Coding
Menyingkat data yang diperoleh agar memudahkan mengolah dan
mengalisis data dengan memberikan kode – kode dalam bentuk
angka (Notoatmodjo,2012).
2. Skoring
Skoring dimasukan untuk memberi skor pada data yang telah
dikumpulkan sesuai dengan skala yang telah ditetapkan.
33
4. Tabulating
Melakukan tabulasi data dengan cara membuat tabel distribusi
frekuensi yaitu menuliskan seluruh pernyataaan responden kedalam
sebuah tabel distribusi frekuensi terhadap sejumlah pernyataan
responden. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam
membaca data yang telah terkumpul.
H. Analisa Data
1. Univariat
Data diolah dan disajikan kemudian dipresentasikan dan diuraikan
dalam bentuk tabel dengan menggunakan rumus
x k
Keterangan :
F = variabel yang diteliti
n = jumlah sampel penelitian
K = Konstanta(100%)
X = presentase hasil yang dicapai
2. Bivariat
Untuk menghubungankan antara independent variabel dengan
dependent variabel. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Squrae.
Adapun rumus yang digunakan untuk Chi-Square yaitu :
34
Keterangan :
X² : Statistik Chi-Square hitung
Σ : jumlah
0 : frekuensi yang diobservasi
E : frekuensi yang diharapkan
Pengambilan kesimpulan dari pengujian hipotesis adalah ada
hubungan jika p value < α 0,05 dan tidak ada hubungan jika p value ˃
α 0,05 .
I. Etika Penelitian
1. Informed Consent
Bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian. Dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuannya
adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian,
mengetahui dampaknya.
2. Anonimoty
Dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar
penggumpulan data atau hasil penelitian.
3. Memberikan Jaminan kerahasiaan
35
Hasil penelitian baik informasi atau masalah masalah lainnya.
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya.
Oleh peneliti hanya sekelompok data yang akan dilaporkan pada hasil
riset.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya RSUD Kota Kendari
RSUD Kota Kendari awalnya terletak di kota Kendari,tempatnya
di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari dengan luas lahan 3.527 M²
dan luas bangunan 1.800 M². RSUD Kota Kendari merupakan
bangunan atau gedung peninggalan pemerintah Hindia Belanda yang
didirikan pada tahun 1927 dan telah mengalami beberapa perubahan
antara lain :
a. Dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1927.
b. Dilakukan rehabilitasi oleh pemerintah Jepang pada tahun 1942-
1945.
c. Menjadi Rumah Sakit Tentara padatahun 1945-1960.
d. Menjadi RSU Kabupaten Kendari pada tahun 1960-1989.
e. Menjadi Puskesmas Gunung Jati pada tahun 1989-2001.
f. Menjadi RSU Kota Kendari pada tahun 2001 berdasarkan Perda
Kota Kendari No.17 tahun 2001.
g. Diresmikan penggunaannya sebagai RSUD Abunawas Kota
Kendari oleh Bapak Walikota Kendari pada tanggal 23 Januari
2003.
37
37
h. Pada tahun 2008 oleh pemerintah kota kendari telah membebakan
lahan seluas 13.000 ha untuk relokasi Rumah Sakit yang dibangun.
i. Pada tanggal 09 Desember 2011 RSUD Abunawas Kota Kendari
resmi menempati Gedung baru yang terletak di Jl.Brigjen Z.A
Sugianto No : 39 Kel. Kambu Kec. Kambu Kota Kendari.
j. Pada tanggal 12-14 Desember 2012 telah divitasi oleh Tim Komite
Akreditasi Rumah Sakit (KARS), dan berhasil terakreditasi penuh
sebanyak pelayanan ( Administrasi dan Manajemen, Rekam Medik,
pelayanan keperaatan, pelayanan Medik dan IGD).
k. Berdasarkan SK Walikota Kendari No16 tahun 2015 tanggal 13 Mei
2015 dikembalikan namanya menjadi RSUD Kota Kendari sesuai
PERDA Kota Kendari No. 17 Tahun 2001.
2. Sarana Gedung
RSUD Kota Kendari saat ini memiliki sarana gedung sbb :
a. Gedung anthurium (Kantor)
b. Gedung Bougenvile (Poliklinik)
c. Gedung IGD
d. Gedung Matahari (Radiologi)
e. Gedung Cryasant (Kamar Operasi)
f. Gedung asoka ( ICU )
g. Gedung Teratai (obgyn-ponek)
h. Gedung lavender ( rawat inap penyakit dalam)
38
i. Gedung mawar ( rawat inap anak )
j. Gedung melati (rawat inap bedah)
k. Gedung Tulip (rawat inap saraf dan THT)
l. Gedung Anggrek ( rawat inap VIP,KLS 1, dan KLS 2)
m. Gedung instalasi Gizi
n. Gedung laundry
o. Gedung laboratorium
p. Gedung kamar jenazah
q. Gedung VIP
r. Gedung PMCC (Private Medical Care)
Dalam menunjang pelaksanaan kegiatan rsud Kota Kendari
dilengapi dengan 4 unitmobil ambulance, 1 buah mobil direktur,10
buah mobil dokter spesialis dan 10 buah sepeda motor.
3. Ketenagaan
Jumlah tenaga kerja yang ada di rsud Kota kendari terdiri dari
a. Tenaga medis
b. Tenaga para medis
c. Tanaga para medis non perawatan
d. Tenaga administrasi
4. Visi, Misi, Fungsi, Nilai – Nilai Dasar, Motto, Tuga Pokok dan strategi
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya RsUD Kota Kendari
mempunyai Visi dan misi.
39
a. Visi
‘’RUMAH SAKIT PILIHAN MAYARAKAT’’
b. Misi
1) Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menciptakan
pelayanan yang bermutu, cepat, tepat serta terjangkau leh
masyarakat.
2) Mendorong masyarakat untuk memenfaatan rsud Kota Kendari
menjadi RS mitra keluarga.
3) Meningkatkan SDM, sarana dan prasarana medis serta non
medis serta penunjang medis agar tercipta kondisi yang aman
dan nyaman bagi petugas, pasien dan keluarganya serta
masyarakat pada umumnya.
c. Motto
Senyum, salam, sapa, santun dan empati kepada setiap
pengguna jasa Rumah Sakit.
d. Tuga Pokok
Melakukan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhaya
guna dan berhasil guna cara mengutamakan upaya
penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi,terpadu
dengan upaya peningatan dan pencegahan serta melaksanakan
upaya rujukan.
40
e. Fungsi
Untuk melaksankan tugas pokok tersebut,maka rsud Kota Kendari
bertanggung jawab dalam pelayanan kesehatan dan berfungsi :
1) Menyelenggarkan pelayanan medis
2) Menyelenggarkan pelayanan penunjang medis dan non
medis.
3) Menyelenggarkan pelayanan dan asuhan keperawatan.
4) Menyelenggarkan pendidikan dan latihan.
f. Nilai – Nilai Dasar
1) Kejujuran
2) Keterbukaan
3) Kerendahan hati
4) Kesediaan melayani
5) Kerja keras
6) Kasih sayang
7) Loyalitas
g. Strategi
1) Meningkatkan Mutu pelayanan secara optimal.
2) Meningkatkan sumber daya manusia yang handal dibanding
kesehatan yag berorientasi pada tugas, melalui pendidikan
dan latihan.
41
3) Meningkatkan sarana dan prasarana medis dan non medis
seuai kebutuhan.
B. Hasil Penelitian
Pada bab ini disajikan hasil penelitian dan analisa tentang faktor
faktor yang berhubungan dengan Kelancaran Pengeluaran ASI pada ibu
pots patrum di RSUD Kota Kendari yang dilakukan pada tanggal 05 mei
sampai 10 juni 2018 maka hasil penelitian disajikan dalam bentik tabel
sebagai berikut.
1. Karakteristik Responden
A. Umur
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur ibu di ruang nifas
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari tahun 2018
Umur n (%)
<20 tahun 21-30 tahun ˃30 tahun
6 23 5
22,2 63,8 13,8
Total 36 100
Sumber : Data Primer( Diolah Tahun 2018)
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 36 orang
responden terdapat 23 orang (63,8%) berada pada kelompok
umur 21-30 tahun dan 5 orang (13,8%) berada pada kelompok
umur ˃30 tahun di ruang nifas RSUD Kota Kendari.
42
B. Pendidikan
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu di ruang Nifas Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari tahun 2018
Pendidikan n %
SD SMP SMA Perguruan Tinggi
5 8 14 9
13,8 22.2 38.8 25
Total 36 100 Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2018) Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa dari 36 orang
responden terdapat 14 orang (38,8%) yang berpendidikan SMA, 9
orang (25%) yang berpendidikan Tinggi, dan 8 orang (22,2%) yang
berpendidikan SMP di ruang nifas RSUD Kota Kendari.
C. Pekerjaan
Tabel 3.
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu Di Ruang
Nifas Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2018
Pendidikan n %
Ibu Rumah Tangga Pegawai Negeri
24 12
66,6 33.3
Total 36 100
Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2018)
Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa dari 36 orang
responden terdapat 24 orang (66,6%) yang berkerja sebagai ibu
rumah tangga dan 12 orang (33,3%) yang berkerja sebagai Pegawai
Negeri di ruang nifas RSUD Kota Kendari.
43
2. Analisis Univariat
Gambaran umum tentang variabel penelitian dengan menggunakan
tabel distribusi frekuensi. Gambaran umum variabel faktor-faktor yang
berhubungan dengan kelancaran pengeluaran ASI ada ibu post
partum. Dikelompokan berdasarkan data masing-masing variabel.
1. Kelancaran Pengeluaran ASI
Tabel 4.
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran Pengeluaran
ASI Di Ruang Nifas Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
Tahun 2018
Kelancaran Pengeluaran ASI
n (%)
ASI Lancar ASI Tidak Lancar
20 16
55,6 44,4
Total 36 100
Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2018)
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa dari 36 responden
terdapat 20 (55,5%) responden dengan pengeluaran ASI yang
lancar dan 16 orang responden dengan pengeluaran ASI yang
tidak lancar di ruang nifas Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari.
44
2. Pengetahuan Perawatan Payudara
Tabel 5.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Perawatan Payudara Ibu di Ruang Nifas Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari Tahun 2018
Pengetahuan Perawatan Payudara
n (%)
Baik Kurang Baik
28 8
77,8 22,2
Total 36 100
Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2018)
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa dari 36 responden
terdapat 28 (77,7%) responden yang memiliki pengetahuan tentang
perawatan payudara dengan baik dan 8 (22,2%) ibu yang memiliki
pengetahuan yang kurang baik di ruang nifas Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari.
3. Pola Makan
Tabel 6.
Distribusi Responden Berdasarkan Pola Makan Ibu di Ruang
Nifas Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
Tahun 2018
Pola makan n (%)
Baik Kurang Baik
25 11
69,4 30,6
Total 36 100
Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2018)
45
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa dari 36 responden
terdapat 25 (69,4 %) yang memiliki pola makan baik dan 11 (30,5%)
responden yang memiliki pola makan kurang baik di ruang nifas
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.
4. Stres
Tabel 7.
Distribusi Responden Berdasarkan Stres Di Ruang Nifas Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2018
Stres
n (%)
Stres Tidak stres
7 29
19,4 80,6
Total 36 100
Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2018)
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa dari 36 responden
terdapat 29 (80,5%) responden yang tidak mengalami stres dan 7
(80,5%) ibu yan mengalami stres .
5. Masalah Puting Susu
Tabel 8.
Distribusi Responden Berdasarkan Masalah Puting Susu di
Ruang Nifas Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
Tahun 2018
Masalah puting susu n (%)
Puting Susu Normal Puting Tidak Normal
30 6
83,3 16,7
Total 36 100
Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2018)
46
Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa dari 36 responden
terdapat 30 (83,3%) responden memiliki puting susu normal dengan
tidak memiliki masalah pada puting susu dan 6 (16,6%) responden
memiliki puting susu tidak normal dengan memiliki masalah pada
puting susu di ruang nifas Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.
3. Analisa Bivariat
a. Hubungan Pengetahuan Perawatan Payudara Dengan Kelancaran
Pengeluaran ASI Pada Ibu Post Partum.
Tabel 9.
Hubungan Pengetahuan Perawatan Payudara Dengan Kelancaran
Pengeluaran ASI di Ruang Nifas Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari.
Pengetahuan
Perawatan
Payudara
Kelancaran Pengeluaran ASI
Tidak
lancar
lancar Total p-value
n % n % n %
Kurang Baik 8 50,0 0 0 8 22,2
Baik 8 50,0 20 100 28 77,8 0.000
Total 16 100 20 100 36 100 Sumber data : Data Primer (Diolah Tahun 2018)
Berdasarkan hasil analisis uji statistik menggunakan uji Chi-
Square,diperoleh nilai p- value sebesar p = 0,000 ( p- value< α 0,05 ) maka
hipotesis diterima yang berarti ada hubungan antara pengetahuan perawatan
payudara dengan kelancaran pengeluaran ASI pada ibu post partum.
47
b. Hubungan Pola Makan Dengan Kelancaran Pengeluaran Asi Pada Ibu
Post Partum
Tabel 10.
Hubungan Pola Makan Dengan Kelancaran Pengeluaran ASI Pada
Ibu Post Partum di Ruang Nifas Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari Tahun 2018..
Pola
Makan
Kelancaran Pengeluaran ASI
Tidak
Lancar
Lancar Total p-value
n % n % n %
Kurang
Baik
11 68,8 0 0 11 30,6
Baik 5 31,2 20 100 25 69,4 0,000
Total 16 100 20 100 36 100 Sumber data : data primer tahun 2018
Berdasarkan hasil analisis uji statistik menggunakan uji Chi-
Square,diperoleh nilai p- value sebesar p = 0,000 (p- value< α 0,05 )
maka hipotesis diterima yang berarti ada hubungan antara pola makan
dengan kelancaran pengeluaran ASI pada ibu post partum.
48
c. Hubungan Stres Dengan Kelancaran Pengeluaran Asi Pada Ibu Post
Partum
Tabel 11.
Hubungan Stres Dengan Kelancaran Pengeluaran ASI Pada Ibu
Post Partum di Ruang Nifas Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Kendari Tahun 2018.
Stres
Kelancaran Pengeluaran ASI
Tidak
lancar
Lancar Total p-value
n % n % n % Tidak Stres
16 100 13 65,0 29 80,6
0.008
Stres 0 0 7 35,0 7 19,4
Total 16 100 20 100 36 100 Sumber Data : Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan hasil analisis uji statistik menggunakan uji Chi-
Square, diperoleh nilai p- value sebesar p = 0,008 ( p- value < α 0,05 )
maka hipotesis tidak diterima yang berarti tidak ada hubungan antara
stres dengan kelancaran pengeluaran ASI pada ibu post partum.
49
e. Hubungan Masalah Puting Susu Dengan Kelancaran
Pengeluaran ASI Pada Ibu Post Partum
Tabel 12.
Hubungan Masalah Puting Susu Dengan Kelancaran Pengeluaran
ASI Pada Ibu Post Partum di Ruang
Nifas Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Kendari Tahun 2018.
Masalah Puting Susu
Kelancaran Pengeluaran ASI
Tidak
Lancar
Lancar Total P-Value
n % n % n %
Puting Susu Tidak Normal
6 37,5 0 0 6 16,7
0,003
Puting Susu Normal
10 62,5 20 100 30 83,3
Total 16 100 20 100 36 100
Sumber data : Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan hasil analisis uji statistik menggunakan uji Chi-
Square,diperoleh nilai p- value sebesar p = 0,003 ( p- value< α0,05 )
maka hipotesis diterima yang berarti ada hubungan antara kondisi
puting susu dengan kelancaran pengeluaran ASI pada ibu post partum.
50
C. Pembahasan
1. Hubungan Pengetahuan Perawatan Payudara Dengan Kelancaran
Pengeluaran ASI Pada Ibu Pot Partum
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa
pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
ibu nifas yang menyusui untuk melakukan perawatan payudara. Hal
ini dapat dilihat dari tabel 10 diatas bahwa dari 36 responden terdapat
8 (50,0%) orang yang memiliki pengetahuan perawatan payudara
kurang baik dengan kelancaran pengeluaran ASI tidak lancar dan
responden yang memiliki pengetahuan baik dengan kelancaran
pengeluaran ASI tidak lancar sebanyak 8(50,0%) orang sedangkan
responden dengan pengetahuan perawatan payudara baik dengan
kelancaran pengeluaran ASI lancar (0%) responden yang memiliki
pengetahuan perawatan payudara baik dengan kelancaran
pengeluaran asi lancar sebanyak 28 (100%) orang.
Berdasarkan data yang diperoleh , tingkat pendidikan
responden lihat dari tabel 2 diketahui bahwa sebanyak 9(25%)orang
ibu dengan berlatang belakang perguruan tinggi, SMA 14 (38,8%)
orang, SMP 8 (22,2%) orang dan SD 5 (13,8%) orang. Sehingga
dapat disimpulkan semakin tinggi tingkat pendidikan semakin mudah
menerima informasi dan banyak pengalaman sehingga semakin
banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Pada penelitian ini
51
disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan perawatan
payudara dengan kelancaran pengeluaran ASI pada ibu post partum
di rumah sakit umum dareah kota kendari (nilai p = 0,00 < α 0,05)
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Scholichah (2012),
menunjukkan hasil bahwa ada hubungan antara pengetahuan
perawatan payudara pada ibu post partum dengan kelancaran
pengeluaran ASI diperoleh dari (p= 0,004). Hasil penelitian ini
diperkuat dengan hasil penelitian Djumadi, dkk (2014), menyatakan
bahwa ada hubungan antara pengetahuan perawatan payudara
dengan produksi ASI pada ibu post partum (p= 0,002).
Adanya hubungan antara pengetahuan perawatan payudara
dengan produksi ASI pada ibu post partum, maka penting untuk
memberikan informasi kepada ibu tentang bagaimana cara merawat
payudara selama ibu dalam masa menyusui bayinya
2. Hubungan Pola Makan Dengan Kelancaran Pengeluaran ASI
Pada Ibu Post Partum.
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa dari 36
responden,dapat dilihat pada tabel 11, responden yang memiliki pola
makan kurang baik dengan kelancaran pengeluaran ASI tidak lancar
sebanyak 11 (68,8%) orang dan responden yang memiliki pola makan
baik dengan kelancaran pengeluaran ASI tidak lancar sebanyak 5
(31,2%) orang sedangkan responden yang pola makannya kurang
52
baik dengan kelancaran pengeluaran ASI lancar sebanyak 0 (0%) dan
responden yang memiliki pola makan baik dengan kelancaran
pengeluaran ASI lancar sebanyak 20 (100%) orang .
Hal ini didukung oleh teori yang menyebutkan bahwa makanan
yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap produksi
ASI, apabila makanan yang ibu makan mengandung cukup protein
dengan pola makan teratur, maka produksi ASI akan berjalan dengan
lancar. Dan apabila ibu sedang menyusui bayinya tidak mendapatkan
tambahan makanan ,maka akan terjadi gangguan produksi ASI. Hal
ini sesuai dengan teori Kritiyanasari (2011), produksi ASI sangat
dipengaruhi oleh makanan ibu, apabila makanan ibu cukup gizi
terutama makanan tinggi protein akan memperlancar pengeluaran
ASI.
Pada penelitian ini disimpulkan bahwa ada hubungan antara
pola makan dengan kelancaran pengeluaran ASI pada ibu post
partum di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari berdasarkan uji
statistik menggunakan SPSS (nilai p = 0,00 <0,05). Penelitian ini
sependapat dengan Hasil penelitian ini sepaham dengan penelitian
yang dilakukan oleh Permatasari (2015), membuktikan ada hubungan
asupan gizi dengan produksi ASI pada ibu yang menyusui.
53
Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bahwa makanan yang
dikonsumsi ibu mempengaruhi jumlah ASI yang dikeluarkan sehingga
mencukupi untuk kebutuhan bayi. Cara untuk meningkatkan produksi
ASI yaitu dengan memperhatikan pola makan seperti makan tepat
waktu dan mengkonsumsi makanan secukupnya berupa sayuran,
daging, kacang-kacangan, buah-buahan, susu dan air putih.
3. Hubungan Stres Dengan Kelancaran Pengeluaran ASI Pada Ibu
Post Partum
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 36
responden, yang dapat dilihat pada tabel 12 diatas terdapat 16
(100%) orang tidak mengalami stres dengan kelancaran pengeluaran
ASI tidak lancar dan tidak ada (0%) orang yang mengalami stres
dengan kelancaran pengeluaran ASI tidak lancar. Sedangkan ada
responden tidak mengalami stres dengan kelancaran pengeluaran
ASI lancar sebanyak 13 (65,0%) orang dan responden yang
mengalami stres dengan kelancaran pengeluaran ASI lancar
sebanyak 7 (19,4) orang.
Kondisi psikologi ibu yang baik dapat berdampak baik bagi ibu
untuk kelancaran produksi ASI. Keadaan psikologi ibu yang baik akan
memotifikasi untuk menyusui bayinya sehingga hormon yang
berperan pada produksi ASI, sesuai dengan teori Dewi (2011)
semakin sering ibu menyusui semakin banyak ASI yang
54
diproduksi,karena dari proses menyusui akan merangsang hormon
yang berperan dalam produksi ASI.
Oleh karena itu pada pada penelitian ini disimpulkan bahwa
tidak ada hubungan stres dengan kelancaran pengeluaran ASI pada
ibu pos partum di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari,
berdasarkan uji statistik mengguanakan SPSS (nilai p = 0,008 ˃α
0,05).
4. Hubungan Masalah Puting Susu Dengan Kelancaran
Pengeluaran ASI Pada Ibu Post Partum.
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa dari 36
responden dapat dilihat pada tabel 14. Diatas terdapat 6 (37,5%)
orang dengan puting susu tidak normal dengan pengeluaran ASI tidak
lancar dan 10(62,5%) orang responden memiliki puting susu nomal
dengan kelancaran pengeluaran ASI tidak lancar. Sedangkan
responden dengan puting susu tidak normal dengan kelancaran
pengeluaran ASI lancar tidak ada (0%) dan responden yang memiliki
puting susu normal dengan kelancaran pengeluaran ASI lancar
sebanyak 20 (100%) orang.
Faktor lainnya yang mempengaruhi kelancaran pengeluaran
ASI yaitu masalah puting susu seperti puting susu datar atau
terbenam. Pada kasus seperti itu maka akan memperhambat
pengeluaran ASI. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
55
Astri dan Djumadi (2012) bahwa bentuk dan kondisi puting susu tidak
baik seperti puting susu datar dan tenggelam merupakan faktor yang
dapat mempengaruhi pemberian ASI. Sehingga pada penelitian ini
disimpulkan bahwa ada hubungan antara masalah puting susu
dengan kelancaran pengeluaran ASI pada ibu post partum di Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Kendari, berdasarkan uji statistik
mengggunakan program SPPS didapatkan hasil (nilai p = 0,003 < α
0,05) sehinggga ada hubungan masalah puting susu dengan
kelancaran pengeluaran ASI ada ibu post partum.
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang
berhubungan dengan kelancaran pengeluaran ASI pada ibu post partum
di ruang nifas Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2018
dapat disimpulkan bahwa :
1. Terdapat 28 (77,7%) responden yang memiliki pengetahuan
perawatan payudara baik dan 8 (22,2%) responden yang memiliki
pengetahuan perawatan payudara kurang baik dari 36 responden.
2. Terdapat 25 (69,4%) responsden dengan pola makan baik, dan 11
(30,6%) responden dengan pola makan kurang baik dari 36
responden.
3. Terdapat 7 (19,4%) responden dengan keadaan stress dan 29
(80,6%) responden dengan keadaan tidak stress dari 36 orang
responden.
4. Terdapat 30 (83,3%) responden dengan putting susu normal dan 6
(16,7%) responden dengan putting susu tidak normal.
5. Ada hubungan pengetahuan perawatan payudara dengan kelancaran
pengeluaran ASI pada ibu post partum di Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Kendari.
57
57
6. Ada hubungan pola makan dengan kelancaran pengeluaran ASI pada
ibu post partum di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.
7. Tidak ada hubungan stress dengan kelancaran pengeluaran ASI pada
ibu post partum di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.
8. Ada hubungan masalah puting susu dengan kelancaran pengeluaran
ASI pada ibu post partum di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari.
B. Saran
Diharapkan agar ibu menyusui dapat mengetahui faktor faktor apa aja
yang dapat mempengaruhi produksi ASI selama ibu dalam masa
menyusui bayinya sehingga diharapkan agar cakupan pemeberian ASI
ekslusif pada bayi itu meninggkat tinggi, karena amat dianjurkan setiap
ibu hanya memberikan ASI ekslusif sampai bayi berumur 6 bulan.
58
DAFTAR PUSTAKA
Ahya. (2009).Perawatan Payudara Masa Hamil dan Nifas.http://ahyab09. blogspot.com. Diakses tanggal 09 Januari 2018
Astari, A. M & Djuminah. (2012). Hubungan Perawatan Payudara Masa.
Antenatal dengan Kecepatan Sekresi ASI Postpartum. Jurnal diterbitkan. www.e-journal.umm.ac.id; 10 Juni, 2017; Jam 22 : 17 Wita. Di akses tanggal 09 Januari 2018.
Depkes. (2010). www.litbang.depkes.com. Di akses tanggal 23 Desember 2017.
Dewi, Vivian. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba
Medika. Hanyow, 2008. ASI Eksklusif Terjemahan, New Jersey. Https://www.Scrib.com/document/334065153/pengukuranHars.danDASS.Di
akses tanggal 16 Maret 2018 pukul 12:35 WITA. Jannah, Nurul, 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Jogjakarta: Ar-Ruzz. Kristiyansari, Weni, 2009. ASI, Menyusui & Sadari. Yogyakarta: Muha
Medika. Notoatmodjo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Purwanti. 2010. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Bandung: Cendekia. Riksani, Ria. 2012. Keajaiban ASI ( Air Susu Ibu). Dunia Sehat : Jakarta. Riskesdas,2013. Riset kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan,Kementerian Kesehatan RI. Di akses tanggal 09 Januari 2018.
Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika. Safitri, Indah.2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelancaran Produksi
Asi Pada Ibu Menyusui Di Desa Bendan, kecamatan
59
Banyudono,Kabupaten Boyolali.(Skripsi Ilmiah). Surakarta : Unifersitas Muhammadiyah Sutakarta.
Saryono, D. (2009). Perawatan payudara. Jogjakarta: Mitra Cendikia. suririnah. 2006. Buku Pintar Kehamilan dan
Persalinan.Jakarta,GramediaPustaka Utama Nursalam. 2008. Di akses tanggal 09 Januari 2018.
World Health Organization. 2016b. Infant and Young Child Feeding. Diakses:
03 April 2016. http://www.who.int/mediacentre/factsheets
60
LAMPIRAN
61
Lampiran 1 PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Ibu.................................
Di –
Tempat
Dengan hormat saya,
Nama saya Musrifa B, NIM : P00324015019, Mahasiswa Jurusan
Kebidanan Politeknik Kementrian Kesehatan Kendari, akan melaksanakan
penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari dengan judul ‘’
Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelancaran Pengeluaran ASI
Pada Ibu Post Partum Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
Tahun 2018 ‘’. Sehubungan hal tersebut diatas, saya mengharapkan
bantuan ibu untuk bersedia menjadi responden penelitian ini. Saya menjamin
indentitas ibu dan informasi yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya dan
tidak akan digunakan untuk maksud-maksud lainnya, kecuali sebagai bahan
penelitian.
Demikian permohonan ini atas kesediannya menjadi responden dan
pengisian kuesioner ini diucapakan terimakasih.
Kendari Maret 2018
Peneliti
Musrifa B
62
Lampiran 2
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Setelah saya mendengar penjelasan mengenai penelitian tentang ‘’
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelancaran Pengeluaran ASI
Pada Ibu Post Partum Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
Tahun 2018 ’’, maka dengan ini saya menyatakan
BERSEDIA MENJADI RESPONDEN
Untuk berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian tersebut,
tidak karena terpaksa atau pengaruh dari pihak lain.
Kendari,.....................2018
Responden
( )
63
Lampiran 3
LEMBAR KUESIONER
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELANCARAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM
A. Karakteristik Responden
1. Nama : (Inisial)
2. Umur :
3. Pendidkan :
4. Pekerjaan :
B. Kuesioner
Petunjuk pengisian kuesioner
Pilihlah jawaban adalah : Y = Ya, T = Tidak
1. Pilih salah salah satu jawaban yang saudara anggap paling sesuai
dengan pendapat saudara seperti yang telah digambarkan oleh
pertanyaan yang tersedia.
2. Berilah tanda ( ) pada salah satu pilihan yang tertera di belakang
pertanyaan untuk menunjukkan jawaban yang saudara pilih.
64
A. Kelancaran Pengeluaran ASI
No. Pertanyaan
Jawaban
Ya Tidak
1. apakah ASI merupakan makanan bayi paling
penting terutama pada bulan pertama
kehidupan.
2. Sebelum menyusui bayi payudara terasa
tegang.
3. Setelah menyusui apakah payudara terasa
kosong/habis.
4. setelah menyusu bayi dapat tertidur/tenang .
5. ASI keluarnya sedikit saat ibu menyusui.
6. ASI banyak merembes keluar melalui puting
7. Bayi kencing lebih sering sekitar 8 kali sehari
8. Bayi menangis ketika disusui
9. pakaian dalam basah karena asi merembes.
65
B. Pengetahuan Perawatan Payudara
No. Pertanyaan
Jawaban
Ya Tidak
1. perawatan payudara merupakan perawatan
setelah ibu melahirkan dan menyusui yang
merupakan suatu cara yang dilakukan untuk
merawat payudara agar air susu keluar dengan
lancar.
2. perawatan payudara ini dilakukan Untuk
menjaga agar payudara terjaga kebersihannya
sehingga terhindar dari
berbagai penyakit dan infeksi.
3. Untuk mencegah kemungkinan terjadinya
penyumbatan ASI, yang jika tidak dicegah bisa
mengakibatkan dampak penyakit lebih luas.
4. Perawatan Payudara : Puting susu dikompres
dengan kapas minyak selama 3-4 menit,
kemudian bersihkan dengan kapas minyak.
5. Pengenyalan yaitu puting susu dipegang dengan
ibu jari dan jari telunjuk diputar kedalam 20 kali
keluar 20 kali.
6. Pengurutan payudara: Telapak tangan diberi
baby oil kemudian diratakan, Pegang payudara
lalu diurut dari pangkal ke putting susu sebanyak
30 kali.
7. Sanggalah payudara kiri anda menggunakan
tangan kiri. Lakukan gerakan kecil dengan dua
atau tiga jari tangan kanan, mulai dari pangkal
66
payudara dan berakhir pada daerah puting susu
dengan gerakan spiral.
8. Buatlah gerakan melingkar sambil sedikit
menekan dimulai dari daerah pangkal payudara
hingga ke puting susu di seluruh bagian
payudara. Lakakukan hal yang sama pada
payudara berikutnya.
9. Letakkan kedua telapak tangan diatara kedua
payudara. Pijatlah dari tengahtengah antara
payudara sambil sedikit mengangkat kedua
payudara dan lepaskan kedua secara perlahan.
10. Kemudian, cobalah posisi tangan paralel.Sangga
payudara dengan satu tangan, sedangkan
tangan lain mengurut payudara dengan sisi
kelingking dari arah pangkal payudara kearah
puting susu dengan cara memutar tangan.
67
C. Pola makan
No
.
Pertanyaan
Jawaban
Ya Tidak
1. Ibu makan dengan frekuensi 3 kali sehari atau
lebih.
2. Menurut ibu makanan yang ibu makan
mengandung karbohidrat,protein dan mineral
yang bisa membantu proses produksi ASI.
3. Apakah ibu makan makanan dengan sumber
kabohidrat lain seperti umbi umbian(ubi kayu,ubi
jalar,talas dalam 1 minggu)
4. Apakah ibu setiap hari makan denagn makanan
bersumber dari karbohidrat(nasi,mie, roti).
5. Apakah menurut ibu gizi seimbang itu makanan
yang mengandung 3 zat gizi utama seperti zat
tenaga(terdiri dari karbohidrat dan lemak),zat
pembangun(yang terdiri dari protein),zat
pengatur(yang terdiri dari vitamindan mineral).
6. Apakah setiap hari ibu makan pangan nabati
sumber protein(kacang-kacangan dan olahannya
seperti tahu,tempe)
7. Menurut ibu mengonsumi sayuran yang berwarna
hijau seperti bayam, daun katuk dll dapat
membantu memperlancar pengeluaran ASI.
8. Apakah menurut ibu makanan yang ibu konsumsi
selama menyusui sangat berpengaruh terhadap
produksi ASI
68
9. Apakah ibu mengonsumsi makanan tambahan
seperti bubur kacang hujau,bubur jagung, kolak,
biskuit, susu,puding dan lain lain.
10. Apakah ibu minum air putih paling sedikit 8 gela (
2 liter) dalam atu hari
69
D. Stres TES DASS
Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai
dengan pengalaman responden dalam menghadapi situasi hidup sehari -
hari. Terdapat empat pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap
pernyataan yaitu :
0 : Tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah.
1 : Sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang kadang.
2 : Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan, atau
lumayan sering.
3 : Sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali.
Selanjutnya, reponden diminta untuk menjawab dengan cara
memberi tanda silang () pada salah satu kolom yang paling sesuai
dengan apa yang dirasakan responden selama ibu melahirkan. Tidak ada
jawaban yang benar ataupun salah, karena itu isilah sesuai dengan
keadaan responden yang sesungguhnya, yaitu berdasarkan jawaban
pertama yang terlintas dalam pikiran responden.
No. Pertanyaan 0 1 2 3
1. Saya merasa bahwa diri saya menjadi
marah karena hal-hal sepele
2. Saya merasa bibir saya sering kering.
3. Saya sama sekali tidak dapat merasakan
perasaan positif.
4. Saya mengalami kesulitan bernafas
(misalnya: seringkali terengah-engah atau
tidak dapat bernafas padahal tidak
melakukan aktivitas fisik sebelumnya).
5. Saya sepertinya tidak kuat lagi untuk
70
melakukan suatu kegiatan.
6 Saya cenderung bereaksi berlebihan
terhadap suatu situasi.
7. Saya merasa goyah (misalnya, kaki terasa
mau ’copot’).
8. Saya merasa sulit untuk bersantai.
9. Saya menemukan diri saya berada dalam
situasi yang membuat saya merasa sangat
cemas dan saya akan merasa sangat lega
jika semua ini berakhir.
10. Saya merasa tidak ada hal yang dapat
diharapkan di masa depan.
11. Saya menemukan diri saya mudah merasa
kesal.
12. Saya merasa telah menghabiskan banyak
energi untuk merasa cemas.
13. Saya merasa sedih dan tertekan.
14. Saya menemukan diri saya menjadi tidak
sabar ketika mengalami penundaan
(misalnya: kemacetan lalu lintas, menunggu
sesuatu).
15. Saya merasa lemas seperti mau pingsan.
16. Saya merasa saya kehilangan minat akan
segala hal.
17. Saya merasa bahwa saya tidak berharga
sebagai seorang manusia.
71
18. Saya merasa bahwa saya mudah
tersinggung.
19. Saya berkeringat secara berlebihan
(misalnya: tangan berkeringat), padahal
temperatur tidak panas atau tidak
melakukan aktivitas fisik sebelumnya.
20. Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas.
21. Saya merasa bahwa hidup tidak
bermanfaat.
22. Saya merasa sulit untuk beristirahat.
23. Saya mengalami kesulitan dalam menelan.
24. Saya tidak dapat merasakan kenikmatan
dari berbagai hal yang saya lakukan.
25. Saya menyadari kegiatan jantung, walaupun
saya tidak sehabis melakukan aktivitas fisik
(misalnya: merasa detak jantung meningkat
atau melemah).
26. Saya merasa putus asa dan sedih.
27. Saya merasa bahwa saya sangat mudah
marah.
28. Saya merasa saya hampir panik.
29. Saya merasa sulit untuk tenang setelah
sesuatu membuat saya kesal.
30. Saya takut bahwa saya akan ‘terhambat’
oleh tugas-tugas sepele yang tidak biasa
72
saya lakukan.
31. Saya tidak merasa antusias dalam hal
apapun.
32. Saya sulit untuk sabar dalam menghadapi
gangguan terhadap hal yang sedang saya
lakukan.
33. Saya sedang merasa gelisah.
34. Saya merasa bahwa saya tidak berharga.
35. Saya tidak dapat memaklumi hal apapun
yang menghalangi saya untuk
menyelesaikan hal yang sedang saya
lakukan.
36. Saya merasa sangat ketakutan.
37. Saya melihat tidak ada harapan untuk masa
depan.
38. Saya merasa bahwa hidup tidak berarti.
39. Saya menemukan diri saya mudah gelisah.
40. Saya merasa khawatir dengan situasi
dimana saya mungkin menjadi panik dan
mempermalukan diri sendiri.
41. Saya merasa gemetar (misalnya: pada
tangan).
42. Saya merasa sulit untuk meningkatkan
inisiatif dalam melakukan sesuatu.
E. Masalah puting susu
73
Pertanyaan Menonjol Datar Terbenam
Kondisi Puting Susu
1
1
Lampiran 4 Faktor Faktor Yang Behubungan Dengan Kelancaran Pegeluaran Asi pada Ibu Post Partum Di Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2018
No
Nama
Umur
Pendi dikan
Peker Jaan
Kelancaran Pengeluran Asi
Faktor Fakor Yang Berhubungan
Pengetahuan Perawatan Payudara
Pola Makan
Stres
Masalah puting susu
Kategori Nilai Skor Kate Gori Nilai
Skor
Kate Gori Nilai Skor
Kate Gori Nilai skor Kategori
1 Ny.M 23 SMA IRT Tidak
Lancar 0 1 Baik 80 0 70 Kurang
Baik 0 Tidak Stres 83 1 Normal
2 Ny.H 26 SMA IRT Lancar 1 1 Baik 80 1 80 Baik 1 Stres 60 1 Normal
3 Ny.Y 21 SMA IRT Tidak
Lancar 0 1 Baik 80 0 70 Kurang
Baik 0 Tidak Stres 83 1 Normal
4 Ny.A 22 DIII IRT Tidak
Lancar 0 1 Baik 90 1 80 Baik 0 Tidak Stres 83 1 Normal
5 Ny.A 25 SMA IRT Tidak
Lancar 0 0 Kurang
Baik 90 0 60 Kurang
Baik 0 Tidak Stres 83 1 Normal
6 Ny.F 28 SMA PNS Lancar 1 1 Baik 90 1 80 Baik 1 Stres 63 1 Normal
7 Ny.F 24 SMP IRT Tidak
Lancar 0 0 Kurang
Baik 90 0 70 Kurang
Baik 0 Tidak Stres 83 1 Normal
8 Ny.I 26 SMA IRT Tidak
Lancar 0 1 Baik 90 1 90 Baik 0 Tidak Stres 83 1 Normal
9 Ny.U 29 SMA IRT Lancar 1 1 Baik 100 1 90 Baik 1 Stres 47 1 Normal
10 Ny.T 28 SI PNS Lancar 1 1 Baik 100 1 80 Baik 0 Tidak Stres 95 1 Normal
11 Ny.A 24 SI PNS Tidak
Lancar 0 1 Baik 80 0 60 Kurang
Baik 1 Stres 47 1 Normal
12 Ny.M 23 SD IRT Tidak
Lancar 0 0 Kurang
Baik 70 1 80 Baik 0 Tidak Stres 95 1 Normal
13 Ny.E 27 DIII IRT Lancar 1 1 Baik 80 1 80 Baik 0 Tidak Stres 83 1 Normal
14 Ny.E 28 DIII PNS Lancar 1 1 Baik 80 1 80 Baik 0 Tidak Stres 83 1 Normal
15 Ny.L 31 SD IRT Lancar 1 1 Baik 80 1 80 Baik 1 Stres 45 1 Normal
2
16 Ny.I 32 SD IRT Lancar 1 1 Baik 90 1 80 Baik 0 Tidak Stres 83 1 Normal
17 Ny.H 30 SI PNS Lancar 1 1 Baik 90 1 80 Baik 0 Tidak Stres 71 1 Normal
18 Ny.T 29 SI IRT Lancar 1 1 Baik 80 1 90 Baik 1 Stres 69 1 Normal
19 Ny.G 18 SMP IRT Tidak
Lancar 0 1 Baik 90 0 70 Kurang
Baik 0 Tidak Stres 83 0 Tidak Normal
20 Ny.R 19 SMP IRT Tidak
Lancar 0 0 Kurang
Baik 60 0 70 Kurang
Baik 0 Tidak Stres 95 0 Tidak Normal
21 Ny.F 20 SMP IRT Tidak
Lancar 0 0 Kurang
Baik 60 0 70 Kurang
Baik 0 Tidak Stres 80 0 Tidak Normal
22 Ny.N 29 SMA PNS Lancar 1 1 Baik 90 1 80 Baik 0 Tidak Stres 47 1 Normal
23 Ny.A 17 SD IRT Tidak
Lancar 0 0 Kurang
Baik 40 0 50 Kurang
Baik 0 Tidak Stres 95 0 Tidak Normal
24 Ny.M 19 SMP
IRT Tidak
Lancar 0 0 Kurang
Baik 50 1 80 Baik 0 Tidak Stres 83 0 Tidak Normal
25 Ny.O 23 SMA IRT Tidak
Lancar 0 1 Baik 80 1 90 Baik 0 Tidak Stres 83 0 Tidak Normal
26 Ny.J 18 SMP IRT Tidak
Lancar 0 0 Kurang
Baik 50 0 70 Kurang
Baik 0 Tidak Stres 95 1 Normal
27 Ny.He 33 SMA PNS Lancar 1 1 Baik 80 1 80 Baik 0 Tidak Stres 95 1 Normal
28 Ny.R 27 SMA IRT Lancar 1 1 Baik 80 1 80 Baik 0 Tidak Stres 95 1 Normal
29 Ny.A 31 SMA IRT Lancar 1 1 Baik 80 1 80 Baik 0 Tidak Stres 83 1 Normal
30 Ny.H 29 SMA IRT Lancar 1 1 Baik 90 1 80 Baik 0 Tidak Stres 83 1 Normal
31 Ny.E 24 SD IRT Lancar 1 1 Baik 80 0 50 Kurang
Baik 0 Tidak Stres 83 1 Normal
32 Ny.N 26 SI PNS Lancar 1 1 Baik 90 1 90 Baik 0 Tidak Stres 47 1 Normal
33 Ny.A 30 SMA IRT Lancar 1 1 Baik 80 1 80 Baik 0 Tidak Stres 95 1 Normal
34 Ny.U 21 SMP IRT Tidak
Lancar 0 1 Baik 80 1 80 Baik 0 Tidak Stres 95 1 Normal
35 Ny.F 28 SMP IRT Lancar 1 1 Baik 90 1 80 Baik 1 Stres 80 1 Normal
36 Ny.M 29 SI PNS Lancar 1 1 Baik 90 1 80 Baik 0
Tidak Stres 85 1 Normal
1
1
Lampiran
Pengetahuan Perawatan Payudara * Kelancaran Pengeluaran ASI
Crosstab
Kelancaran Pengeluaran
ASI
Total Tidak Lancar Lancar
Pengetahuan Perawatan
Payudara
Kurang
Baik
Count 8 0 8
% Within
Kelancaran
pengeluaran ASI
50.0% .0% 22.2%
Baik Count 8 20 28
% Within
Kelancaran
Pengeluaran
ASI
50.0% 100.0% 77.8%
Total Count 16 20 36
% Within
Kelancaran
Pengeluaran
ASI
100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
Sided)
Exact Sig. (2-
Sided)
Exact
Sig. (1-
Sided)
Pearson Chi-Square 12.857a 1 .000
Continuity Correctionb 10.127 1 .001
Likelihood Ratio 15.958 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-By-Linear Association 12.500 1 .000
N Of Valid Casesb 36
A. 2 Cells (50,0%) Have Expected Count Less Than 5. The Minimum Expected Count Is 3,56.
2
Crosstab
Kelancaran Pengeluaran
ASI
Total Tidak Lancar Lancar
Pengetahuan Perawatan
Payudara
Kurang
Baik
Count 8 0 8
% Within
Kelancaran
pengeluaran ASI
50.0% .0% 22.2%
Baik Count 8 20 28
% Within
Kelancaran
Pengeluaran
ASI
50.0% 100.0% 77.8%
Total Count 16 20 36
B. Computed Only For A 2x2 Table
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal By Nominal Contingency Coefficient .513 .000
N Of Valid Cases 36
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
For Cohort
Kelancaranpengeluaranaxi =
Tidak Lancar
3.500 1.949 6.287
N Of Valid Cases 36
Pola Makan * Kelancaran Pengeluaran ASI
Crosstab
3
Kelancaranpengeluaran ASI
Total Tidak Lancar Lancar
Polamakan Kurang Baik Count 11 0 11
% Within Kelancaran
pengeluaran ASI 68.8% .0% 30.6%
Baik Count 5 20 25
% Within Kelancaran
pengeluaran ASI 31.2% 100.0% 69.4%
Total Count 16 20 36
% Within Kelancaran
Pengeluaran ASI 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
Sided)
Exact Sig. (2-
Sided)
Exact Sig.
(1-Sided)
Pearson Chi-Square 19.800a 1 .000
Continuity Correctionb 16.693 1 .000
Likelihood Ratio 24.441 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-By-Linear Association 19.250 1 .000
N Of Valid Casesb 36
A. 1 Cells (25,0%) Have Expected Count Less Than 5. The Minimum Expected Count Is 4,89.
B. Computed Only For A 2x2 Table
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal By Nominal Contingency Coefficient .596 .000
N Of Valid Cases 36
4
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
For Cohort Kelancaran
pengeluaran ASI = Tidak
Lancar
5.000 2.283 10.951
N Of Valid Cases 36
Stres * Kelancaran Pengeluaran Asi
Crosstab
Kelancaranpengeluaran ASI
Total Tidak Lancar Lancar
Stres
Tidak
Stres
Count 16 13 29
% Within Kelancaran
pengeluaran ASI 100.0% 65.0% 80.6%
Stres Count 0 7 7
% Within Kelancaran
pengeluaran ASI .0% 35.0% 19.4%
Total Count 16 20 36
% Within Kelancaran
pengeluaran ASI 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
Sided)
Exact Sig. (2-
Sided)
Exact Sig.
(1-Sided)
Pearson Chi-Square 6.952a 1 .008
Continuity Correctionb 4.897 1 .027
Likelihood Ratio 9.570 1 .002
Fisher's Exact Test .011 .009
5
Linear-By-Linear Association 6.759 1 .009
N Of Valid Casesb 36
A. 2 Cells (50,0%) Have Expected Count Less Than 5. The Minimum Expected Count Is 3,11.
B. Computed Only For A 2x2 Table
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal By Nominal Contingency Coefficient .402 .008
N Of Valid Cases 36
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
For Cohort Kelancaran
pengeluaran ASI = Lancar .448 .299 .671
N Of Valid Cases 36
Frekuensi Menyusui * Kelancaran Pengeluaran ASI
Crosstab
Kelancaran pengeluaran ASI
Total Tidak Lancar Lancar
Frekuensi
Menyusui
Jarang Count 16 11 27
% Within Kelancaran
pengeluaran ASI 100.0% 55.0% 75.0%
Sering Count 0 9 9
% Within Kelancaran
pengeluaran ASI .0% 45.0% 25.0%
Total Count 16 20 36
% Within Kelancaran
pengeluaran ASI 100.0% 100.0% 100.0%
6
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
Sided)
Exact Sig. (2-
Sided)
Exact Sig.
(1-Sided)
Pearson Chi-Square 9.600a 1 .002
Continuity Correctionb 7.350 1 .007
Likelihood Ratio 12.963 1 .000
Fisher's Exact Test .002 .002
Linear-By-Linear Association 9.333 1 .002
N Of Valid Casesb 36
A. 1 Cells (25,0%) Have Expected Count Less Than 5. The Minimum Expected Count Is 4,00.
B. Computed Only For A 2x2 Table
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal By Nominal Contingency Coefficient .459 .002
N Of Valid Cases 36
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
For Cohort Kelancaran
pengeluaran ASI = Lancar .407 .259 .642
N Of Valid Cases 36
Masalah Puting Susu * Kelancaran Pengeluaran ASI
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
Sided)
Exact Sig. (2-
Sided)
Exact
Sig. (1-
Sided)
7
Pearson Chi-Square 9.000a 1 .003
Continuity Correctionb 6.502 1 .011
Likelihood Ratio 11.270 1 .001
Fisher's Exact Test .004 .004
Linear-By-Linear Association 8.750 1 .003
N Of Valid Casesb 36
A. 2 Cells (50,0%) Have Expected Count Less Than 5. The Minimum Expected Count Is 2,67.
B. Computed Only For A 2x2 Table
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal By Nominal Contingency Coefficient .447 .003
N Of Valid Cases 36
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
For Cohort Kelancaran
pengeluaran ASI = Tidak
Lancar
3.000 1.809 4.976
N Of Valid Cases 36
8
9
10
11
12
13
14
DOKUMENTASI PENELITIAN