Faktor faktor pendidIkan 2014..RICHA DIANA
-
Upload
alizar-ali -
Category
Documents
-
view
1.011 -
download
2
Transcript of Faktor faktor pendidIkan 2014..RICHA DIANA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen pendidikan
oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan, Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas
pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan utama pengelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat kita ungkapkan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut : 1. Pengertian faktor pendidikan ?
2. Apa itu faktor pendidik ? 3. Apa faktor tujuan ?
4. Apa itu Faktor subjek didik ? 5. Faktor materi pendidikan ? 6. Apa saja metode dan alat pendidikan ?
7. Bagaimana Faktor situasi lingkungan ?
C. Tujuan Dan Manfaat Pembahasan Dengan pembahasan ini diharapkan mengenal, mengetahui dan memahami Apa saja:
1. Pengertian faktor pendidikan 2. faktor pendidik 3. faktor tujuan
4. Faktor subjek didik 5. Faktor materi pendidikan
6. metode dan alat pendidikan 7. Faktor situasi lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN
FAKTOR- FAKTOR PENDIDIKAN
A. PENGERTIAN FAKTOR PENDIDIKAN
Faktor pendidikan yaitu suatu tindakan/perbuatan atau situasi yang tidak disengaja diadakan oleh orang dewasa/pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan, tetapi berakibat anak sampai pada “hasil yang sama” dengan apa yang diharapkan atau sama dengan tujuan
pendidikan. Dalam kegiatan atau proses pendidikan terdapat faktor-faktor yang dapat
membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi, Faktor faktor pendidikan tersebut
adalah seperti berikut:
1. Faktor Tujuan
2. Faktor pendidik
3. Faktor subjek didik
4. Faktor isi/materi Pendidikan
5. Faktor cara/metode dan alat
6. Faktor situasi lingkungan
Keenam faktor yang telah dikemukakan diatas saling mempengaruhi dan saling
berinteraksi sesamanya. Dalam proses pendidikan yang berujud interaksi di atas, proses
pencapaian tujuan selalu ditempuh melalui suatu media berupa bahan atau isi pendidikan
dengan cara/metode dan alat tertentu yang dipakai pendidik dan subjek didik dalam
mencapai tujuan tersebut. Setiap interaksi educatif selalu berlangsung di dalam situasi
lingkungan tertentu Situasi lingkungan isi berpengaruh terhadap upaya pencapaian tujuan,
sehingga harus dipertimbangkan, bahkan dimanfaatkan oleh pendidik sebagai bahan
muatan lokal.
Sebagai contoh, kita ambil suatu proses pendidikan untuk dapat lebih jelas kita
amati: Guru dan murid sedang melakukan suatu kegiatan belajar-mengajar. Mula-mula
guru itu menjelaskan apa yang ingin dicapai dengan kegiatan Tujuannya adalah agar murid
dapat menghitung luas benda datar, sambil murid membuat bentuk bidang datar pada
papan berpaku serta gelang karet yang telah disediakan. Murid nencoba menghitung luas
masing-masing benda yang dibuatnya dengan menghitung jumlah kotak-kotak yang ada
pada setiap bagian. Kemudian guru bersama murid menyimpulkan runus menghitung luas
siku empat dan segitiga sama kaki tadi. Selanjutnya dibagi lembaran kerja yang berisi
tugas untuk menghi- tung luas pekarangan sekolah luas papas tulis dan sebagainya
Terakhir guru mengumpulkan tugas den menilainya.
Dalam kegiatan itu kita temui beberapa faktor atau unsur yaitu: adanya tujuan,
adanya geru, adanya murid, adanya metode/cara dan alat, serta adanya bahan isi dan
linkungan.
B. FAKTOR TUJUAN
Tujuan merupakan faktor pendidikan yang memiliki posisi penting dalam proses
pendidikan. Bermacam-macam tujuan pendidikan yang diinginkan oleh pendidik supaya
dapat dicapai oleh subjek didik. Semua tujuan-tujuan itu harus normatif baik artinya tidak
bertentangan dengan hakikat perkembangan peserta didik dan dapat diterima sebagai nilai
hidup yang baik.
Tujuan pendidikan ada yang sifatnya ideal dan ada pula yang sifatnya nyata.
Tujuan yang sifatnya ideal biasanya dirumuskan dalam bentuk tujuan pendidikan yang
sifatnya umum, sedangkan tujuan yang sifatnya nyata dinunuskan dalam bentuk tujuan
khusus.
Dalam sitem pendidikan nasional, tujuan umum pendidikan dijabarkan dari falsafah
bangsa, yakni Pancasila Makna tujuan pendidikan nasionai itu adalah membentuk manusia
Indonesia yang bisa mandiri dalam konteks kehidupan pribadinya, kehidupan
bermasyarakat, berbangsa ,bernegara, serta berkehidupan sebagai makhluk yang beragama
Ketuhanan Yang Maha Esa). Manusia Indonesia yang dicita-citakan dan harus diupayakan
melalui pendidikan adalah manusia yang bermoral, berilmu, berkepribadian, dan beramal
bagi kepentingan manusia, masyarakat, bangsa dan negara.
Untuk mencapai tujuan umum, ada beberapa tujuan yang mengantarkannya ke
tujuan umum tersebut, disebut dengan tujuan antara, yaitu perhentian sementara untuk
mencapai tujuan umum. Pencapaian tujuan umum ini selalu dilaksanakan dalam bentuk-
bentuk pengkhususan karena mengingat keadaan-keadaan yang terdapat pada subjek didik,
Iingkungan serta dari pendidik sendiri.
Hal-hal yang menyebabkan terjadinya pengkususan tujuan urnum itu antara lain adalah:
a. Karakteristik anak didik; tingkat kemampuan; tingkat perkembangan kognitif,
bakat, minat, jenis kelamin dan sebagainya.
b. Tuntutan persyaratan pekerjaan di lapangan Yang merupakan pencapaian tujuan
soak didik.
c. Perbedaan pandangan hidup masing-masing bangsa menunjukkan perlunya
pengkhususan tujuan ini.
d. Perbedaan tujuan yang login dicapai masing-masing lembaga atau jalur pendidikan
sekolah, jalur pendidikan luar sekolah termasuk pendidikan keluarga yang
mempunyai fungsi yang berbeda
e. Kemampuan-kemampuan yang ada pada pendidik sendiri.
Tujuan umum yang akan dicapai di lingkungan sekolah biasanya kita jabarkan
dalam tujuan-tujuan yang lebih kecil. Tujuan yang berfungsi sebagai perantara untuk
mencapai tujuan umum dinamakan tujuan intermedier atau tujuan sementara.
Kosementaraan tujuan khusus/intermedier ini terletak di dalam kenyataan bahwa apabila
tujuan khusus itu telah dicapai, maka tujuan itu menjadi alat untuk mencapai tujuan khusus
Iainnya dan seterusnya Kita mengenal empat jenjang tujuan pendidikan, yaitu:
a. Tujuan umum pendidikan, yakni manusia Pancasila.
b. Tujuan intitusional (tujuan lembaga pendidikan, misalnya tujuan Sekolah Driest
tujuan Universitas Negeri Padang).
c. Tujuan kurikuler (tujuan standar kompetensi bidang studi atau mata pelajaran),
misalnya tujuan IPA, IPS, Agama.
d. Tujuan instruksional kompetensi dasar (tujuan untuk setiap kegiatan) proses
belajar-mengajar.
Tujuan intruksional marupakan tujuan terbawah dari jenis tujuan diatas. Tujuan
instruksional kompetensi dasar adalah tujuan yang paling kecil dan keseluruhan tujuan
yang ads Tujuan inilah yang secara nyata dicapai dalam proses belajar dan!mengajar di
kelas yang hams dijabarkan lagi oleh guru secara operasional menjadi tujuan pembelajaran
khusus yang sekarang dikenal dengan indicator (PK). Jadi dengan demikian untuk
mencapai tujuan yang paling tinggi yaitu tujuan umum pendidikan kita harus tidak dari
pencapaian tujuan paling bawah. Oleh sebab itu tingkatan perumusan lingkungan, Untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu, maka semua faktor ini harus diatur agar dapat
berperan dengan baik.
Di bawah ini akan dibahas masing-masing faktor sebagai berikut:
3. FAKTOR PENDIDIK
Pendidik ialah orang yang mempunyai tangung jawab dalam melaksanakan
pendidikan Orang tua biasanya disebut Pendidik menurut kodrat, sedangkan guru, dan
teraga-tenaga lainnya yang sejenis disebut Pendidik menurut jabatan. Berdasarkan hal
diatas kita dapat membedakan Pendidik itu menjadi dua katagori:
a. Pendidik menurut kodrat, yaitu orang tua.
b. Pendidik menurut jabatan yaitu guru.
orang tua sebagai Pendidik menurut kodrat adalah Pendidik pertama dan utama. Hubungan
orang tua dengan anaknya dalam hubungan edukatif mengandung dua unsur dasar, yaitu:
a. Unsur kasih sayang orang tua terhadap anak.
b. Unsur kesadaran akan tanggung jawab dari Pendidik untuk menuntun perkembangan
anak.
Guru sebagai Pendidik menurut jabatan menerima tanggung jawab mendidik dari
tiga pihak, yaitu orang tua, masyarakat, dan negara Sayogyanyalah kepada guru
diharapkan sikap-sikap dan sifat-sifat yang normatif baik sebagai kelanjutan dari sikap
orang tua pada umumnya, antara lain:
a. Kasih sayang kepada subjek didik.
b. Tanggung jawab kepada tugas mendidik.
Sehubungan dengan tanggung jawab ini Prayitno (2000:9) mengemukakan
kewajiban Pendidik ialah menyelenggarakan praktek pendidikan terhadap (sejumlah) anak
(peserta didik) yang menjadi tanggung jawabnya untuk memperkemnbangkan semua
potensi yang dikaruniakan Allah kepada anak secara optimal.
Untuk itu Pendidik harus:
(1) Memahami potensi anak untuk diperkembangkan secara optimal
(2) Memahami kondisi anak untuk mengadakan penyesuaian Program-program
pendidikan bagi anak.
(3) Melakukan kegiatan dan memberikan pelayanan pendidikan sesuai dengan potensi
dan kondisi anak untuk memperkembangkan potensi anak secara optimal.
(4) Memberikan laporan dan bertanggung jawaban tentaag perkembangan dan hasil-
hasil pendidikan anak kepada otang tua dan pihak-pihak lain yang berhak
memperoleh laporan.
(5) Bekerjasama dengan orang tua anak dan pihak-pihak lain yang terkait dengan
pendidikan anak demi menyelenggarakan pendidikan anak seoptimal mungkin.
(6) Memahami dan menjalankan dengan sebaik-baiknya segenap peraturan dan
kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak-pihak berwenang dalam penyelenggaraan
pendidikan anak.
(7) Menyelenggarakan praktek pendidikan secara profesional sesuai dengan penugasan
yang diberikan oleh pihak-pihak yang berwenang.
Tugas pendidik karena jabatan adalah berat, maka sebagai pendidik karena jabatan
ini harus diadakan persiapan-persiapan yang cukup. Bakat merupakan persyaratan penting
untuk itu Keadaan jasmani calon harus sehat. Pendidik juga dituntut untuk menggunakan
bahasa yang sopan, harus mempunyai kepribadian yang kuat. Sebagai pendidik harus
disenangi dan disegani oleh subjek didik. ini berarti ia harus mempunyai kewibawaan,
punya emosi yang stabil untuk mengahadapi bermacam-macam subjek didik. banyak sifat
lain yang harus dimiliki oleh seorang pendidik. Selain itu seorang pendidik harus susila,
jujur dan adil. Pendidik karena jabatan tugasnya tidak hanya sebagai pendidik di muka
kelas saja, tetapi harus mengadakan hubungan erat antara pendidik dan subjek didik di luar
kelas.
4. FAKTOR SUBJEK DIDIK
Istilah subjek didik digunakan berdasarkan pandangan bahwa makhluk manusia yang
dididik adalah makhluk yang berkepribadian, lstilah tersebut digunakan "mengingat bahwa
pendidikan adalah suatu proses pendidikan sepanjang hayat la merupakan suatu proses,
proses penyesuaian diri dan proses pemecahan masalah. Dengan kata lain, suatu proses
pemanusiaan manusia (Driyarkara, 1980:89).
Raka Joni menyatakan bahwa hakikat subjek didik didasarkan kepada empat hal;
(a) subjek didik bertanggung jawab alas pendidikannya sendiri sesuai dengan wawasan
pendidikan seumur hidup, (b) subjek didik memiliki potensi, baik fisik maupun psikologis
yang berbeda-beda, sehingga masing-masing subjek didik merupakan insan yang unik, (c)
subjek didik memerlukan pembinaan individual serta perlakuan yang manusiawi, (d)
subjek didik pada dasarnya merupakan insan yang aktif menghadapi lingkungan. Asumsi
yang dikemukakan di atas, membawa implikasi terhadap tugas-tugas guru di sekolah.
Subjek didik ialah manusia yang memiiiki potensi yang selalu mengalami
perkembangan sejak terciptanya sampai meninggal dunia dan perubahan-perubahan terjadi
secara bertahap, tetapi secara wajar. Pendidik bertugas membimbing den mengembangkan
potensi-potensi yang dimiliki oleh subjek didik itu pada tiap-tiap tahapnya Seorang
pendidik harus memahami tahap-tahap perkembangan dan potensi subjek didik tersebut.
Kita menyadari tidak ada dua orang anak didik yang sama, tetapi diakui bahwa ada sifat-
sifat yang umum yang dapat,dipedomani. Oleh sebab itu pendidik haru dapat mengetahui
perbedaan individual tersebut.
Perbedaan individu dapat terjadi akibat irama dan tempo perkembangan yang
beragama dan oleh adanya faktor perkembangan, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi
peserta didik. Faktor perkembangan umumnya dapat dibedakan menjadi: faktor
kemampuan dacar, faktor lingkungan, dan faktor kepribadian.
Semua faktor perkembangan di atas masing-masing peserta didik dalam intensitas
dan kualitne yang beragam dan dapat mengalami perubahan dalam perkembangannya.
Sayogianyalah pendidik harus mengetahui berbagai perbedaan individual ini sehingga
dapat mengatur kondisi dan strategi yang relevan dengan kebutuhan peserta didik secara
bulat dan optimal.
Untuk mengembangkan kemandirian soak didik interaksi antara pendidik dengan
anak didik hendaklah berlangsung secara manusiawi. Pada situasi pendidikan di mana
pendidik yang lebih memegang peranan atau pemusatan aktivitas pada pendidik,
kemandirian yang dimaksud tidak mungkin dikembangkan Disamping itu pendidik
hendaknya menyiapkan dan mengatur lingkungan, sehingga menunjang terhadap
perkembangan potensi anak didik. Bagi anak didik yang lingkungannya kurang baik dan
kurang teratur, pembinaan individual sukar untuk dilakukan.
Hal tersebut juga didukung oleh perrdapat Prayitno (2000) yang menyatakan; hak
anak ialah memperoleh pendidikan yang layak memperkembangkan segenap potensi yang
dikarunisi Allah kepadanya secara optimal.
Untuk itu harus dimungkinkan agar anak:
i. Memperoleh kesempatan, fasilitas, dan pelayanan pendidikan dari orang tua,
pendidik negara.
ii. Terhindar dari pemaksaan kehendak dari orang tua atau pihak lain yang
mengganggu penyelenggaraan pendidikan anak.
iii. Terhindar dari hambatan yang menghalangi penyelenggaraan pendidikan anak.
iv. Terhindar dari perlakukan yang merugikan penyelenggara pendidikan.
v. Terhindar dari peraturan dan/atau kebijakan yang memakaskan kehendak,
menghalangi dan/atau merugikan pendidikan anak.
E. FAKTOR MATERI PENDIDIKAN
Berdasarkan tujuan pendidikan yang ingin dicapai ditetapkan isi materi pendidikan
yang relevan. Kita tahu bahwa tujuan pendidikan itu sangat luas, mulai dari umum
sampai ke tingkat tujuan khusus yang sekecil-kecilnya Guru harus dapat memberi
penafsiran yang tepat mengenai jenis dan fungsi tujuan yang akan dicapainya secara
konkrik, sehingga dapat memilih bahan/materi yang tepat sesuai dengan tujuan tersebut.
Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan berkenaan dengan aspek kognitif, efektif,
dan psikomotor. Untuk mencapai tujuan tersebut isi/bahan yang tepat harus dipilih.
Kriteria apakah yang harus dipertimbangkan dalam memilih isi/materi itu? Mengapa harus
demikian?
1. Kriteria atau syarat utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan itu adalah:
a. Bahan/materi harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan.
b. Bahan/materi harus sesuai dengan karakteristik perkembangan subyek didik.
Materi yang diberikan harus dapat disesuaikan dengan kemampuan peserta didik,
menarik perhatian, minat, umur, bakat jenis kelamin, Latar belakang dan pengalaman.
Penilaiaan bahan/materi tersebut juga perlu diorganisasikan menurut tuutannya dengan
memperhatikan keseimbangan dari yang sederhana kepada yang kompleks, dari yang
konkret menuju yang abstrak, sehingga dapat menuntun para pelajar secara
runtun/sistematis, sehingga memudahkan.untuk mempelajarnya melahirkan kurikutlum.
Berdarkan hal di atas, guru harus memilih bahan/materi yang perlu diberikan, dan bahan
mana yang tidak perlu. Untuk itu guru harus mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
1) Bahan/materi harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan. Hanya bahan/materi
yang sesuai dan menunjang tujuan yang perlu diberikan.
2) Urgensi bahan, yaitu bahan/materi itu penting untuk diketahui oleh peserta didik.
Disamping itu sifat bahan tersebut merupakan landasan untuk mempelajari bahan
berikutnya.
3) Nilai praktis atau kegunaannya diartikan sebagai makna bahan itu bagi
kehidupannya sehari-hari.
4) Bahan tersebut merupakan bahan wajib, sesuai dengan tuntutan kurikulum.
5) Bahan yang susah diperoleh sumbemya, perlu diupayakan untuk diberikan oleh
guru.
Untuk bahan yang mudah diperoleh sebaiknya ditugaskan untuk mempelajari, sedangkan
guru hanya membicarakan pokok-pokoknya saja.
F. METODE DAN ALAT PENDIDIKAN
Erat kaitannya dengan materi/bahan pelajaran adalah metode pendidikan.
Kenyataan menunjukkan bahwa peristiwa pendidikan ditandai dengan adanya interaksi
educatif. Agar interaksi ini dapat berlangsung secara educatif dan efisien untuk mencapai
tujuan perlu dipilih (a) metode dan (b) alat pendidikan yang tepat.
a. Metode adalah cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Dalam
menetapkan apakah suatu metode dapat digunakan atau kurang tepat, ditentukan oleh
beberapa faktor:
1) tujuan yang ingin dicapai.
2) Faktor murid ikut menentukan Efektif tidaknya suatu metode
3) Faktor guru
Namun demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa setiap metode mempunyai
kebaikan dan kelemahannya serta kekurangan masing-masing.
b. Faktor alat-alat pendidikan. Kegiatan pendidikan berlangsung dengan menggunakan
alat-alat pendidikan. Yang dimaksud dengan alat-alat pendidikan ialah segala sesuatu yang
secara langsung membantu terwujudnya pencapaian tujuan pendidikan. Faktor alat
memang sangat luas sekali, sehingga perlu dibatasi dalam beberapa persoalan saja.kita
membedakan dua macam pengertian tentang alat pendidikan, yaitu: 1) alat pendidikan
yang bersifat tindakan,2) alat pendidikan berupa upaya dengan kebendaan
1. Alat ini berfungsi preventif (pencegahan) mencakup teladan, anjuran, suruhan,
pengarahan dan pembinaan. Sedanngkan yang berfungsi represif (reaksi) setelah ada
perbuatan) mencakup syarat, pujian. Hadiah/ganjaran, teguran, dan hukuman.
Penggunaan alat-alat pendidikan yang bersifat tindakan haruslah bijaksana dan sesuai
dengan situasi dan kondisi, serta selalu didasari oleh rasa kasih sayang dan disesuaikan
dengan alat-alat dan tanggung jawab. Pada prinsipnya alat-alat preventif lebih baik dari
pada Yang gunakan perlu mempertimbangkan Pemilihan alat pendidikan Yang akan
dibeberapa hal, antara lain.
a) Situasi hubungan antara guru dan murid. Hubungan yang diliputi kewibawaan guru
dan kepercayaan murid atas kewibawaan itu, alat pendidikan yang digunakan cukup yang
preventif raja seperti teladan, anjuran, dan suruhan.
b) Perbedaan sifat dan tabiat murid juga harus diperhatikan. Ada murid yang mempunyai
perasaan halus dan ada yang kurang perasaannya dalam menerima tindakan pendidik.
Kesalahan yang sama yang diperbuat oleh murid yang berbeda tidak dapat digunakan alat
pendidikan yang sama.
c) Pada anak yang normal sebaiknya digunakan tindakan yang preventif.
d) Penggunaan kecaman, ancaman dan hukuman haruslah hati-hati dan bijaksana,
sebab penggunaan tindakan ini wring kali mengakibatkan hubungan educatif menjadi
rusak dan merugikan perkembangan kepribadian murid. Kalau terpaksa diberikan
pertimbangan syarat-syarat sebagai berikut: dilakukan dengan kasih sayang dan tanggung
jawab, bukan karena dendam, bertujuan untuk perbaikan tingkah laku, hukuman yang
dibedkan harus bersifat edukatif sehingga menimbulkan rasa penyesalan pada murid.
Hukuman harus diakhiri dengan pemberian maaf setelah murid menunjukkan
penyesalannya.
2) alat pendidikan yang berupa keberadaan sebagai alat bantu yang lazim disebut sebagai
sarana pengajaran seperti alat pengajaran. Penggunaan alat pendidikan sebagai alat bantu
harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti berikut:
a). Tujuan apakah yang ingin dicapai?
b) Alat-alat apakah yang tersedia?
c) Pendidik mane yang akan menggunakannya?
d) Bagaimana karakteristik anak didik?
e) Di mana alat tersebut digunakan?
G. FAKTOR SITUASI LINGKUNGAN
Pengertian lingkungan pada hakikatnya merupakan sesuatu yang ads di luar
individu, walaupun ada juga yang mengatakan bahwa ada lingkungan yang terdapat dalam
diri individu. Para ahli membedakan jenis 1ingkungan menjadi: (a) lingkungan alam, (b)
lingkungan sosial.
a. Lingkungan Alam
Yang dimaksud dengan lingkungan alam adalah segala sesuatu yang ada di dunia ini yang
berada di luar diri anak yang bukan manusia, seperti binatang, tumbuh-tumbuhan, iklim,
air, gedung, dan rumah.
b. Lingkungan Social
Yang termasuk lingkungan sosial adalah semua manusia yang benda di luar diri
seseorang yang dapat mempengaruhi did orang tersebut, baik secara langsung maupun
tidak langsung. contohnya seperti program-program pada televisi, radio, surat kabar atau
media cetak lainnya tertnasuk lingkungan sosial yang tidak langsung. Teman sekelas,
teman sejawat atau orang sekitar tempat tinggal marupakan lingkungan sosial yang bersifat
langsung.
Segala sesuatu yang ada di lingkungan baik lingkungan aslam maupun lingkungan
sosial seperti musium. perpustakaan, dan hasil bumi daerah setempat serta orang sumber
dapat dimanfaatkan dalam kurikulum muatan lokal.
Menurut tempat pelaksanaan pendidikan, lingkungan dibedakan atas:
a Keluarga
b. Sekolah
c. Masyarakat
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi anak,
karena di lingkungan itulah pertama-lama dia menerima pendidikan yang.diberikan oleh
orang tua merupakan dasar utama bagi pembentukan kepribadian selanjutnya. Oleh sebab
itu orang tua dalam melaksanakan pendidikan hendaklah memperhatikan hakikat
perkembangan anak.
Sekolah disebut lingkungan pendidikan yang kedua, yang bertanggung jawab
melaksanakan pendidikan di lembaga ini adalah guru Peranan guru sangat berpengaruh
terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
Lingkungan pendidikan yang ketiga adalah lingkungan masyarakat Proses
pendidikan di lingkungan ini adalah proses pendidikan yang terjadi di luar keluarga dan
luar persekolahan pendidikan yang diberikan biasanya tergantung kepada kebiasaan yang
terjadi di lingkungan itu Oleh sebab itu hasil pendidikannya akan dipengaruhi oleh
lingkungan masyarakat tersebut.
Alam sekitar memberi pengaruh tertentu kepada pendidikan anak dengan segala
sifat dan kondisi tempat tinggalnya Oleh karna setiap masyarakat itu lingkungannya sangat
bervariasi, maka pengaruh yang dihasilkannyapun berbeda terhadap proses pendidikan
Situasi lingkungan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. Ada kemungkinan
lingkungan itu berpengaruh negatif terhadap pendidikan, maka lingkungan itu menjadi
pembatas pendidikan Oleh karna itu wajarlah kiranya pendidik mengatur lingkungan
sedemikian rupa sehingga dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beberapa simpulan dari penyusunan makalah ini yakni :
- Pengertian pendidikan akan bervariasi, tergantung pada siapa ahli (pakar) Yang
merumuskannya. Bila kita cermati maka antara masing-masing rumusan itu ada
persamaan disamping perbedaannya.
- Secara universal pendidikan dapat didefinisikan sebagai suatu cara
untuk mengembangkan ketrampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan
dapatmembuat seseorang menjadi warga negara yang baik, tujuannya
untuk mengembangkan atau mengubah kognisi, afeksi dan konasi seseorang.
- Terdapat tujuh faktor-faktor pendidikan, antara lain : faktor tujuan, faktor pendidik,
faktor alat dan media, faktor isi atau materi pendidikan, faktor lingkungan, faktor
metode. Faktor-faktor tersebut dapat membentuk sebuah pola interaksi atau saling
mempengaruhi.
B. SARAN
Kita sebagai manusia mutlak membutuhkan pendidikan, oleh karena itu kita
sebagai anak didik maupun pendidik di masa kelak harus memperhatikan hakikat arti dari
pendidikan itu sendiri, sehingga agar tercapainya sebuah tujuan yang tidak keluar dari
aturan yang sudah ada.
Daftar Bacaan
https://ahmaftuhin.wordpress.com/2013/09/18/faktor-faktor-pendidikan/
http://anjargondang.blogspot.com/2012/01/makalah-pengantar-ilmu-pendidikan.html
http://nitadurotulhusna.blogspot.com/2013/11/pengertian-dan-faktor-faktor pendidikan_9266.html
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan seru sekalian alam atas
segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “faktor-faktor pendidikan”.salawat bessrta salam semoga slalu tercurahkan pada nabi
umat islam dunia yakni Nabi Muhammad saw.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen pembimbing Ilmu Pendidikan yang telah
memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, dan rekan-
rekan mahasiswa STKIP Nasional program studi PGSD yang selalu berdoa dan memberikan
motivasi kepada penyusun.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penyusun berharap makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada
para pembaca pada umumnya dan pada penyusun pada khusunya
Pauh Kambar, Desember 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………......….…….
Daftar Isi………………………………………………………………….……..…
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang………………………………………...…….......………..…....
B. Masalah……………………………………………………....………..……....
C. Tujuan………………………………………………………....………………
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian faktor pendidikan .....................................................................
2. faktor pendidik ...........................................................................................
3. faktor tujuan ...............................................................................................
4. Faktor subjek didik ......................................................................................
5. Faktor materi pendidikan ............................................................................
6. metode dan alat pendidikan ........................................................................
7. Faktor situasi lingkungan ...........................................................................
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN………………...…………………………….....……………..
B. SARAN…………………………………………….....……………………….
DAFTAR PUSTAKA
i
ii
1
1
1
2
3
4
6
7
8
10
12
12
ii
Makalah
“ FAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN “
Dipersentasikan pada Mata Kuliah Pengantar Pendidikan
Semester 1
Disusun Oleh :
MELIA SAFITRI
RIKI CANDRA
ii
Dosen Pembimbing :
ZULKARNAINI,S.Pd,M.MPd,Kons
PROGRAM STUDI S1
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) NASIONAL PADANG PARIAMAN
T.P 2014