F1-Napza Dan Bahaya Merokok

6
F.1. USAHA KESEHATAN MASYARAKAT PROMOSI KESEHATAN “PENYULUHAN MENGENAI NAPZA DAN BAHAYA MEROKOK” I. LATAR BELAKANG NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. Ada 4 hal dalam singkatan itu. Narkotika yaitu zat-zat alamiah maupun sintetik dari bahan yang dapat menimbulkan candu yang mempunyai efek menurunkan atau mengubah kesadaran. Alkohol merupakan zat aktif dalam berbagai minuman keras. Di dalam alkohol terkandung etanol yang berfungsi menekan syaraf pusat. Kemudian psikotropika yaitu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif, yaitu perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Sedangkan zat-zat adiktif adalah zat-zat yang mengakibatkan ketergantungan. Zat-zat ini berbahaya karena bisa mematikan sel otak. Ada 3 efek NAPZA yaitu merangsang, menurunkan, dan mengacaukan sistem syaraf pusat. Opium, Morfein, dan Kodein adalah NAPZA yang berefek merangsang sistem syaraf pusat. Kafein, kokain, ecstasy, dan tembakau merupakan contoh NAPZA yang dapat menurunkan sistem syaraf pusat. Sedangkan contoh NAPZA yang mengacaukan sistem syaraf pusat antara lain meskalin dan ganja. Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara)

description

ooo

Transcript of F1-Napza Dan Bahaya Merokok

Page 1: F1-Napza Dan Bahaya Merokok

F.1. USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

PROMOSI KESEHATAN

“PENYULUHAN MENGENAI NAPZA DAN BAHAYA MEROKOK”

I. LATAR BELAKANG

NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif

lainnya. Ada 4 hal dalam singkatan itu. Narkotika yaitu zat-zat alamiah maupun sintetik

dari bahan yang dapat menimbulkan candu yang mempunyai efek menurunkan atau

mengubah kesadaran.  Alkohol merupakan zat aktif dalam berbagai minuman keras. Di

dalam alkohol terkandung etanol yang berfungsi menekan syaraf pusat. Kemudian

psikotropika yaitu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang

berkhasiat psikoaktif, yaitu perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Sedangkan zat-zat adiktif adalah zat-zat yang mengakibatkan ketergantungan. Zat-zat ini

berbahaya karena bisa mematikan sel otak. Ada 3 efek NAPZA yaitu merangsang,

menurunkan, dan mengacaukan sistem syaraf pusat. Opium, Morfein, dan Kodein adalah

NAPZA yang berefek merangsang sistem syaraf pusat. Kafein, kokain, ecstasy, dan

tembakau merupakan contoh NAPZA yang dapat menurunkan sistem syaraf pusat.

Sedangkan contoh NAPZA yang mengacaukan sistem syaraf pusat antara lain meskalin

dan ganja.

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm

(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun

tembakau yang telah dicacah. Bahan kimia yang terkandung di dalam rokok, antara lain:

Nikotin, kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks. Tar, yang terdiri dari

lebih dari 4000 bahan kimia yang mana 60 bahan kimia di antaranya bersifat

karsinogenik. Sianida, senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano. Benzene, juga

dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik yang mudah terbakar dan tidak berwarna.

Cadmium, sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif. Metanol (alkohol kayu),

alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai metil alkohol. Asetilena,

merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon alkuna yang

paling sederhana. Amonia, dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun dalam

kombinasi dengan unsur-unsur tertentu. Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang

Page 2: F1-Napza Dan Bahaya Merokok

digunakan untuk mengawetkan mayat. Hidrogen sianida, racun yang digunakan sebagai

fumigan untuk membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan

pestisida. Arsenik, bahan yang terdapat dalam racun tikus. Karbon monoksida, bahan

kimia beracun yang ditemukan dalam asap buangan mobil.

II. PERMASALAHAN

Remaja sebagai generasi penerus bangsa, saat ini ternyata sudah terkontaminasi narkoba.

Tercatat, 19 persen dari jumlah remaja di Indonesia atau sekitar 14 ribu remaja, diindikasikan

menjadi pengguna narkoba. Fenomena ini akan menjadi pertanda buruk bagi eksistensi bangsa,

jika persoalan tersebut tak segera dicarikan solusinya. Remaja yang telah terkontaminasi oleh

narkoba secara otomatis akan mengalami banyak masalah. Mulai dari mengalami degradasi

moral, penurunan intelektual, hingga penurunan produktivitas. Pada akhirnya mereka akan

menjadi remaja pemalas dalam melaksanakan berbagai hal termasuk belajar. Pengguna narkoba

juga tidak takut lagi melakukan tindakan kriminal seperti mencuri barang, baik milik keluarganya

sendiri maupun orang lain, hanya demi membeli narkoba. Lebih dari itu, kesehatan pemakai

narkoba juga akan menjadi menurun. Berbagai penyakit, seperti hepatitis bahkan HIV/AIDS bisa

menyerang mereka.

Sementara bahaya rokok juga sekarang menjadi ancaman bagi para remaja. Remaja

cenderung memiliki rasa ingin tahu yang besar. Studi menunjukkan bahwa siswa lebih mungkin

untuk merokok daripada orang dewasa. Apalagi berdasarkan hasil riset terbaru mengatakan

bahwa remaja merokok setiap tahun semakin meningkat. Pada umumnya mereka mengaku sudah

mulai merokok antara usia 9 hingga 12 tahun. Saat ini terdapat 1.100 juta penghisap rokok di

dunia yang 45% masih pelajar. Tahun 2025 diperkirakan akan bertambah hingga mencapai 1.640

juta remaja. Setiap tahunnya, diperkirakan 4 juta orang meninggal dunia karena kasus yang

berhubungan dengan tembakau. Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun

1999, sekitar 250 juta anak-anak di dunia akan meninggal karena tembakau apabila konsumsi

tembakau tidak dihentikan secepatnya. Menurut survei di beberapa SMP di Jakarta, setiap siswa

di sekolahnya mulai mengenal bahkan mencoba merokok dengan presentase 40% sebagai

perokok aktif yang terdiri atas 35% putra dan 5% putri. Dan berdasarkan pemantauan lanjutan

dari para pelajar yang merokok itu sebanyak 25% Drop Out. Kebiasaan merokok bagi para pelajar

bermula karena kurangnya informasi dan kesalahpahaman informasi, termakan iklan atau

terbujuk rayuan teman.

Page 3: F1-Napza Dan Bahaya Merokok

Jumlah pengguna narkotika dan zat adiktif berbahaya di Sul-Sel semakin

mengkhawatirkan, setiap tahun meningkat. Sesuai data yang ada, Badan Narkotika

Nasional (BNN) Sul-Sel tahun 2013 mencapai 131 tibu lebih orang atau 1,9 persen dati

total pengguna nasional 3.826.974 orang.

Berdasarkan keadaan tersebut, pemateri menganggap perlunya mengadakan

penyuluhan pada remaja khususnya pelajar, agar pengetahuan dan pemahaman pelajar

mengenai Napza dan bahaya merokok bisa bertambah. Sehingga jumlah pelajar pengguna

Napza dan merokok bisa berkurang. Secara individual mereka jera untuk mencoba,

sedangkan yang sudah mencoba segera ingin berhenti.

III.PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Oleh karena permasalahan yang terjadi di atas, maka kami bermaksud

mengadakan penyuluhan kesehatan dengan materi “Napza dan Bahaya Merokok”. Pada

penyuluhan ini akan disampaikan mengenai pengertian Napza, efek merugikan yang

dapat ditimbulkan dari penggunaan Napza baik dari segi kesehatan maupun sosial,

kandungan yang terdapat dalam rokok, zat-zat yang berbahaya yang terdapat pada rokok,

bahaya merokok baik dari segi kesehatan maupun sosial, dan lain sebagainya.

IV. PELAKSANAAN

Penyuluhan kesehatan mengenai Napza dan Bahaya Merokok ini dilaksanakan

pada hari rabu, tanggal 23 April 2014, bertempat di MTSN Bua, Kec. Bua

Penyuluhan ini dibawakan oleh dokter intership, diikuti oleh peserta yang terdiri

dari para guru dan siswa-siswi. Disela-sela materi yang disampaikan, pemateri memberikan

kesempatan pada peserta untuk bertanya langsung apabila ada materi yang tidak dimengerti.

V. EVALUASI

Evaluasi Struktur

Dokter memulai penyuluhan pada waktu istirahat sehingga jalannya penyuluhan tidak

mengganggu waktu belajar siswa.

Evaluasi Proses

Page 4: F1-Napza Dan Bahaya Merokok

Peserta yang hadir kurang lebih 30 orang. Pelaksanaan penyuluhan berjalan sebagaimana

yang diharapkan dimana peserta antusias menjawab pertanyaan yang diajukan pemateri dan

hampir sebagian besar peserta aktif melontarkan pertanyaan.

Evaluasi Hasil

Lebih dari 75% dari peserta yang hadir mampu menjawab pertanyaan dari pemateri tentang

materi yang disampaikan. Hal ini membuktikan bahwa peserta memperhatikan materi yang

disampaikan.

PESERTA                                                                        PENDAMPING

 

 

 

dr. Kiki Kusumawati Sudirman                                                    dr. H. Bunadi, M.Kes