F1 d013027,riska fordiana, artikel jurnal representasi rieke dyah pitaloka
-
Upload
riska-fordiana -
Category
Science
-
view
346 -
download
0
Transcript of F1 d013027,riska fordiana, artikel jurnal representasi rieke dyah pitaloka
Peran Perempuan yang Direpresentasikan oleh Rieke Dyah Pitaloka dalam Dunia Politik Indonesia
Riska FordianaJurusan Ilmu Politik FISIP Unsoed
Abstrak
Perempuan saat ini harus sejajar dengan laki-laki, tidak hanya ikut andil dalam urusan rumah tangga saja, melainkan dalam dunia yang lebih menantang. Perempuan pada khususnya di Indonesia, harus menyumbangkan prestasi yang cukup besar dalam dunia politik, yang nantinya akan dibawa mereka menjadi lebih suci dan tertata seperti mereka merawat anak-anak dengan kasih sayang. Perempuan Indonesia saat ini, masih kurang dalam menyumbangkan prestasi yang sangat gemilang dalam bidang politik Indonesia. Indonesia sangat merindukan sosok perempuan tangguh, yang bisa melawan keterpurukan dunia politik dan dunia pemerintahan yang semakin hari semakin banyak tindakan tidak bermoral seperti korupsi. Rieke Dyah Pitaloka merupakan motivasi tinggi bagi perempuan Indonesia yang masih takut masuk dalam dunia politik, ia juga menjadi contoh sosok perempuan Indonesia yang mampu menorehkan prestasi yang sangat baik dalam dunia politik Indonesia. Oleh karena itu, bangsa Indonesia rindu akan hadirnya sosok perempuan yang berani dalam kebaikan dan mampu mengibarkan bendera politik yang tinggi di Indonesia. Indonesia harus mempunyai banyak perempuan seperti yang direpresentasikan oleh RIeke Dyah Pitaloka bahkan bisa lebih dalam dunia politik di Indonesia.
Kata Kunci: peran perempuan, politik Indonesia, representasi
Pendahuluan
Zaman dahulu, para perempuan justru menjadi sosok yang harus
direndahkan kedudukannya, karena laki-laki adalah orang yang mengatur segala
aspek dalam kehidupan. Perempuan hanya dijadikan pekerja seks untuk melayani
para tentara Belanda, Jepang dan orang pribumi yang memihak kepada Belanda
atau Jepang. Para perempuan pada zaman penjajahan sangat tidak diperbolehkan
untuk mendapatkan sebuah pendidikan yang layak seperti pada era globalisasi ini.
Raden Ajeng (R.A.) Kartini melakukan pergerakan keras yang secara radikal
menentang adanya diskriminasi hak antara laki-laki dengan perempuan, dan
dimulai dari inilah persamaan hak dalam negara ini ditegakkan.
Kaum perempuan terdahulu merasakan bagaimana kerasnya untuk
mendapatkan kesetaraan hak untuk hidup sama dengan laki-laki. Perempuan
kaum dahulu bekerja keras dengan tenaga dan pikiran, untuk mendapatkan sebuah
hak kesetaraan antara kaum perempun dan laki-laki. R.A Kartini
memperjuangkan harkat dan martabat seorang perempuan dengan mati-matian,
karena kehidupan Kartini, yang hanya diperbolehkan melayani seorang laki-laki
dan memasak saja, membuat Kartini menjadi nadi pergerakan pertama perempuan
Indonesia untuk mendapatkan hak sebagai manusia yang utuh.
Perempuan dan laki-laki mempunyai tempatnya masing-masing di
dalam kehidupan kemasyarakatan, tanpa menjadi kurang sama karena fikiran dan
kecerdasan yang menentukan nila-nilai yang sama antara laki-laki dan
perempuan.1 Zaman yang semakin maju membuat peran para perempuan menjadi
sosok yang kuat, bahkan menjadi seorang yang bisa menandingi posisi laki-laki
dalam kemajuan zaman ini. Perempuan yang sudah berkontribusi dalam aspek
kehidupan banyak yang tidak hanya menjadi seorang ibu dalam mengatur dapur,
kasur dan sumur saja dalam rumah tangga.
Dalam dunia politik saat ini, khususnya di Indonesia, telah terjadi
degradasi moral yang sangat signifikan terutama dalam hal pemerintahan. Aktor-
aktor politik di mana-mana telah melakukan tindak korupsi yang tidak hanya
dilakukan oleh politisi laki-laki saja melainkan politisi perempuannya juga. Dalam
hal ini, penyebab tingkat kepercayaan masyarakat menjadi berkurang kepada
pemerintah adalah banyaknya tindakan korupsi yang dilakukan oleh aktor-aktor
politik. Kepercayaan yang terhianati oleh orang-orang pilihan rakyat adalah
faktor utama yang membuat rakyat trauma dengan sistem pemerintahan yang ada,
sehingga membuat rakyat kebanyakan golongan putih (golput) ketika memilih
wakil rakyat pada Pemilihan Umum (Pemilu).
Perempuan di Indonesia pada zaman dahulu, khususnya orang jawa hanya
diperbolehkan bekerja di dalam dapur saja. Dalam hal ini, seiring dengan
perkembangan zaman yang semakin maju justru membutuhkan peran perempuan
untuk meracik bumbu-bumbu kehidupan, yang digunakan dalam memperindah
negara ini menjadi semakin cantik, bahkan hampir tidak ada tindakan-tindakan
yang merugikan rakyat seperti korupsi. Perempuan diharapkan bisa menjadi
seorang politisi bahkan menjadi sosok ibu yang bisa berperan dalam dunia politik
yang bersih.
11. Nilakusuma, “Pergerakan Wanita,” Wanita-Indonesia, no 3 (1950): 151-152.
Rieke Dyah Pitaloka merupakan sosok perempuan yang mendeklarasikan
bahwa dirinya mampu dan berani dalam menggeluti dunia perpolitikan di
Indonesia ini. Rieke mampu menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
periode 2009-2014, yang sekaligus menjadi satu-satunya kandidat perempuan
dalam pemilihan umum (pemilu) Gubernur Jawa Barat periode 2013-2018.
Meskipun Rieke belum memenangkan pemilu Jawa Barat tersebut, Rieke bersama
pasangannya Teten Masduki memperoleh suara terbanyak kedua dalam pemilihan
Gubernur Jawa Barat pada tahun 2013.2
Kehidupan keartisan tidak menghalangi Rieke untuk bisa berkarir dalam
dunia politik dan menghasilkan prestasi yang besar dalam sejarah hidupnya.
Semoga dengan merepresentasi Rieke Dyah Pitaloka dalam dunia politik
Indonesia, bisa memotivasi para kaum R.A Kartini menjadi sosok pemimpin-
pemimpin yang berkualitas dan berkuantitas baik, serta berkontribusi tinggi dalam
bidang seni, pengetahuan, khususnya dalam bidang pemerintahan dan politik
Indonesia. Oleh karena itu, sosok Rieke Dyah Pitaloka bisa menjadi tonggak
lahirnya perempuan-perempuan Indonesia yang mampu berkarya dalam kancah
Internasional juga.
Teori Jender bagi Perempuan
Jender sering diidentikkan dengan jenis kelamin (sex). Padahal jender
berbeda dengan jenis kelamin. Secara etimologis, kata ‘jender’ berasal dari
bahasa Inggris yang berarti ‘jenis kelamin’.3 Kata ‘Jender’ bisa diartikan sebagai
perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dalam hal nilai dan
perilaku. Secara terminologis, “Jender” bisa didefinisikan sebagai harapan-
harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan.
Teori pertama adalah teori finimisme liberal yang berasumsi bahwa pada
dasarnya tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu,
perempuan harus mempunyai hak yang sama dengan laki-laki. Kelompok feminis
liberal menolak persamaan secara menyeluruh antara laki-laki dan perempuan,
22. “Rieke Hampir Memenangkan Pemilu Jabar” detik.com, diakses pada tanggal 9 November 2013 (12.45), http://detik.com/rieke-hampir-memenangkan-pemilu-jabar/.
33. John M. Echols dan Hassan Shadily, “Gender” Gender in law, no 2 (1983): 265.
tetapi dalam beberapa hal masih tetap ada pembedaan (distinction) antara laki-laki
dan perempuan. Pengikut teori ini mengamini bahwa semua perempuan
diintergrasikan untuk semua aspek pekerjaan di luar rumah, selain dari
kewajibannya di dalam rumah tangga mereka.
Konsep jender adalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki
maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Perempuan
dalam keseharian ini dikenal lemah lembut, cantik, emosional dan keibuan,
sementara laki-laki kuat, rasional, jantan dan perkasa.4 Perempuan yang selalu
dikaitkan dengan tangisan ketika mendapatkan sedikit permasalahan dalam
kehidupannya membuat perempuan terlihat lemah dalam konteks jender.
Perempuan yang selalu berperan dalam kehidupan rumah tanggga, erat
hubungannya dengan keterbelakangan peran seperti pada masa Kolonial Belanda
yang menuntut perempuan hanya untuk melayani para kaum laki-laki saja.
Perempuan yang dapat melaksanakan keseimbangan hidup dengan kesamaan
seperti laki-laki merupakan kajian jender yang sesungguhnya. Oleh karena itu,
jender diartikan dengan seberapa besar peranan perempuan dalam kehidupan.
Kongres Wanita Indonesia pertama yang dilaksanakan kebangkitan pasca
nasional, merupakan tonggak sejarah bagi wanita Indonesia dalam upaya
memperluas peran publik mereka, khususnya dalam bidang politik.5 Dalam hal
ini, forum organisasi-organisasi perempuan dari berbagai kelompok etnis, agama
dan bahasa dipersatukan. Setelah adanya kongres tersebut, timbul kesadaran
untuk meningkatkan rasa nasionalisme di kalangan perempuan serta berperan
dalam meningkatkan kesempatan bagi perempuan Indonesia untuk berpartisipasi
dalam pembangunan, termasuk dalam bidang politik.
Pemilihan umum pertama pada tahun 1955, 6,5 persen dari anggota
parlemen adalah perempuan. Representasi perempuan Indonesia di parlemen
mengalami pasang surut dan mencapai 13 persen pada tahun 1987.6 Politisi
44. Mansour Fakih, Analisa Gender dan Transformasi Sosial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
55. Khofifah Indar Parawansa, “Hambatan Terhadap Partisipasi Politik Perempuan di Indonesia” Indonesia-Hambatan, no. 2 (2002): 41.
66. “Kuota Perempuan dalam Politik dan Pemerintahan” indosiar.com, diakses pada tanggal 26 November2013, http://www.indosiar.com/ragam/kuota-30-persen-perempuan-dalam-politik-dan-pemerintahan_75018.html.
perempuan pada tahun 2013 telah menduduki kursi pemerintahan, khususnya
parlementer sebanyak 30 persen dari total keseluruhan.7 Dalam hal ini, posisi
perempuan dalam parlementer menandakan bahwa perempuan Indonesia
mempunyai peran yang cukup mendominasi di dunia politik Indonesia khususnya
dalam bidang pemerintahan. Oleh karena itu, para perempuan Indonesia saat ini
sudah bisa mendapatkan peluang besar untuk sejajar dengan kaum laki-laki.
Perempuan menjadi Pemimpin di Lingkungan kaum Laki-laki
Peluang perempuan untuk menjadi pemimpin tidak hanya terdapat di
dunia politik atau pemeritahan, tapi dalam kehidupan sehari-hari dan dunia bisnis.
Para perempuan kebanyakan menaruh peluang ini sebagai motivasi agar mereka
bisa bangkit menjadi sosok pemimpin untuk para kaum laki-laki. Hal ini
dibuktikan dengan adanya sosok-sosok pemimpin perempuan seperti kepala
sekolah, pimpinan perusahaan, bahkan presiden perempuan di negara Indonesia
yang justru berprestasi lebih dan mengalahkan kaum laki-laki.
Manajer perempuan menjadi banyak di negara ini karena motivasi
perempuan dan keuletan para kaum R.A. Kartini dalam menjacapai tujuan mereka
masing-masing sangat besar. Para peneliti mengakui adanya perbedaan antara
gaya manajerial dari laki-laki dan perempuan. Gaya manajerial perempuan lebih
memberikan semangat dan motivasi bekerja kepada para pekerja agar semua
pekerjaan tercapai dengan sukses.8 Hal ini sama dengan sikap dari seorang ibu
yang selalu memberikan dorongan kepada anaknya untuk bersemangat dalam
mencapai kesuksesan.
Peran perempuan dalam memimpin sering disamakan dengan peran
seorang ibu dalam mengasuh anak-anaknya, sehingga menjadi anak-anak yang
sukses. Hal ini membuat pandangan masyarakat menjadi percaya dengan peran
perempuan yang mampu menjadi seorang pemimpin dalam kehidupan sehari-hari.
7 7. Liza Hafidz, Perempuan dalam Wacana Politik Orde Baru, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001.
8 8. Dorothy W. Cantor, Woman in Power: Kiprah Wanita dalam Dunia Politik, terj. Abraham RAP. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1998), 81-82.
Dengan demikian, banyak perempuan yang mampu menjadi seorang pemimpin
sukses di dalam segala aspek kehidupan.
Prestasi Perempuan Indonesia
Perkembangan peranan perempuan dalam dunia politik di Indonesia
memang sudah sangat signifikan kemajuannya. Hal ini dibuktikan dengan
segudang prestasi yang sudah para perempuan Indonesia berikan kepada ibu
pertiwi. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia patut berbangga karena sudah
memiliki anak bangsa yang mempunyai prestasi besar di semua bidang.
Tabel 1. Daftar nama-nama perempuan Indonesia yang sudah mengibarkan
bendera kejayaan dalam dunia politik
Nama Prestasi
Desnayetti Hakim Agung Mahkamah Agung
Indonesia
Chusnul Mar'iyah Ahli ilmu politik
Armida Alisjahbana Menteri Indonesia, ahli ekonomi
Endang Rahayu Sedyaningsih Menteri Indonesia, ahli kesehatan
Ainun Habibie Ibu negara, istri Presiden RIBJ. Habibie
Ani Yudhoyono Ibu negara, istri Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono
Eny Karim Menteri Indonesia, Politisi
Erna Witoelar Menteri Indonesia, aktivis lingkungan
Fatmawati Ibu Negara, istri Presiden RI Soekarno
Herawati Budiono Ibu Negara, istri Wakil Presiden RI
Budiono
Khofifah Indar Parawansa, Menteri Indonesia, politisi
Linda Amalia Sari Menteri Indonesia, Ketua Umum Kowani
Marie Elka Pangestu Menteri Indonesia, ahli ekonomi
Megawati Soekarno Presiden Perempuan Indonesia pertama
Meutia Hatta Menteri Indonesia, ahli Antropologi
Mufidah Jusuf Kalla Ibu Negara, istri Wakil Presiden
Nafsiah Mboi Menteri Indonesia, ahli kesehatan
Nelly Adam Malik Ibu Negara, istri Wakil Presiden RI
Adam Malik
Rini Mariani Soemarno Soewandi Menteri Indonesia, ahli ekonomi
Sinta Nuriyah Ibu Negara, istri Presiden RI
Abdurrahman Wahid
Siti Fadilah Menteri Indonesia, ahli kesehatan
Siti Hartinah Ibu Negara, istri Presiden RI
SK Trimurti Menteri Indonesia, pengajar dan penulis
Tuty Alawiyah Menteri Indonesia, anggota MPR RI
Aisyah Aminy Politisi Partai Persatuan Pembangunan,
anggota parlemen Indonesia
Angelina Sondakh Politisi Partai Demokrat, Puteri Indonesia
Elviana Anggota Dewan Perwakilan Daerah dan
Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia
Emma Yohanna Anggota Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia
Intsiawati Ayus Politisi dan anggota Dewan Perwakilan
Daerah Republik Indonesia
Irma Chaniago Politisi Nasional Demokrasi, aktivis
buruh
Marwah Daud Ibrahim Politisi partai Golongan Karya
Nurul Arifin Politisi Partai Golongan Karya, Artis
Puan Maharani Politisi Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan
Rachmawati Soekarnoputri Ketua Yayasan Pendidikan Bung Karno
dan Ketua Umum Partai Pelopor
Ratu Atut Chosiyah Politisi, Gubernur Banten
Rieke Dyah Pitaloka Politisi Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan dan Artis
Ribka Tjiptaning Politisi Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan dan aktivis Hak Asasi
Manusia (HAM)
Rustriningsih Politisi dan Bupati Kebumen
Sukmawati Soekarnoputri Ketua Umum Partai Nasionalis Indonesia
Marhaenisme
Supeni Politisi Parlemen dan Diplomat
Theresia Ebenna Ezeria Pardede Politisi Partai Demokrat
Yenny Wakhid PolitisiPartai Kebangkitan Bangsa dan
Aktivis Islam
Sumber: “Daftar Tokoh wanita Indonesia” Wikipedia.org, diakses pada tanggal 27
November 2013, http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_tokoh_wanita_Indonesia.
Perempuan dalam Politik Indonesia: Antara Harapan dan Kenyataan
Dunia politik di Indonesia tidak pernah jauh dengan permasalahan-
permasalahan moral yang selalu menstigma masyarakat menjadi pesimis dengan
kemajuan. Permasalahan perempuan Indonesia yang telah memberikan
sumbangan dari sisi kacamata negatif dalam dunia politik di Indonesia ini menjadi
masalah utama bagi dunia politik perempuan di Indonesia. Berikut adalah daftar
kecil pelanggaran para perempuan Indonesia dalam aspek politik dan
pemerintahan:
1. Angelina Sondakh, Politisi Partai Demokrat ditetapkan sebagai tersangka kasus
korupsi wisma atlet oleh KPK.9
2. Ratu Atut Chosiyah, Gubernur Banten menjadi tersangka kasus pengadaan alat-
alat kesehatan (Alkes) di Pemprov Banten.10
99. “Daftar Pejabat Wanita Korupsi Indonesia” kompas.com, diakses pada tanggal 23 November 2013, http://kompas.com/daftar-pejabat-wanita-korupsi-indonesia.
1010. “Wanita Koruptor” hukum.kompasiana.com, diakses pada tanggal 28 Oktober 2013, http://hukum.kompasiana.com/2012/02/06/wanita-koruptor-433182.html.
3. Rinnie Juliet Kambey, Ketua KSU Taruna Jaya (diangkat berdasarkan Rapat
Pembentukan Koperasi tanggal 3 November 1998), Kelurahan Malalayang II,
Kecamatan Malalayang, Kota Manado, Sulawesi Utara
Kasus : Korupsi Dana Program Kredit Usaha Tani (KUT) musim tanam (MT)
1998/1999.11
Aktor-aktor politik perempuan tersebut merupakan daftar kecil dari masa gelap
dalam dunia politik dan pemerintahan, sebagai bahan kaji untuk melihat seberapa
besar kah potret kesalahan dalam politik perempuan di Indonesia. Kasus-kasus di
dalam dunia politik Indonesia yang masih sangat membutuhkan moralitas yang
tinggi, ternyata ada sosok perempuan Indonesia yang memang sudah benar dalam
menjalani karir politik di Indonesia yang sangat krisis moral, yakni Rieke Dyah
Pitaloka.
Rieke Dyah Pitaloka: Dunia Politik dan Dunia Entertainment
Rieke Diah Pitaloka Intan Purnamasari lahir di Garut, Jawa Barat, 8
Januari 1974. Dia merupakan artis sinetron yang menjadi seorang penulis buku,
pembawa acara dan sekaligus anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode
2009-2014 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Rieke
memutuskan untuk mencalonkan dirinya sebagai Gubernur Jawa Barat dengan
didampingi Teten Masduki pada tahun 2012, mereka menamakan dirinya sebagai
Purnamasari Teten (PATEN) dan diusung oleh PDI-P dengan nomor urut 5.
Rieke Diah Pitaloka menikah dengan dosen filsafat Universitas Indonesia, Donny
Gahral Adian pada hari Sabtu, 23 Juli 2005 di kediaman orangtua Rieke yang
berada di Garut, Jawa Barat.
Sejarah pendidikan dari Rieke telah menyelesaikan pendidikan S-1 di
Fakultas Sastra Belanda Universitas Indonesia dan S-1 Filsafat di Sekolah Tinggi
Filsafat (STF) Driyakara Jakarta.12 Rieke berhasil menyelesaikan pendidikan S-
2nya di jurusan Filsafat Universitas Indonesia (UI) meski sibuk dengan segala
1111. “Daftar Pejabat Korup” infokorupsi.com, diakses pada tanggal 2 November 2013, http://infokorupsi.com/id/pejabatkorup.php?p=Nw%3D%3D=.
1212. “Biografi Rieke Dyah Pitaloka” biografi.rumus.web.id, diakses pada tanggal 5 desember 2013, http://biografi.rumus.web.id/biografi-rieke-diah-pitaloka/.
kegiatan keartisannya. Tesisnya yang berjudul “Banalitas Kejahatan: Aku yang
tak Mengenal Diriku, Telaah Hannah Arendt Perihal Kekerasan Negara” dijadikan
buku dengan judul “Kekerasan Negara Menular ke Masyarakat” diterbitkan oleh
Galang Press.
Karier Rieke dalam dunia hiburan yakni Rieke mulai dikenal publik lewat
iklan kondom Sutra dengan ucapan meong. Rieka juga dikenal lewat perannya
sebagai Oneng yang "o'on” lewat sitkom Bajaj Bajuri. Rieke juga dikenal sebagai
pembawa acara dalam acara Good Morning dan penulis buku. Salah satu judul
bukunya adalah Renungan Kloset yang berisi di mana kloset merupakan tempat
yang pas untuk semua orang merenung. Di setiap pagi, ketika mandi, semua orang
pasti akan merenung terlebih dahulu dengan segala tingkah laku yang sudah
dilakukan. Buku itu berisi tentang filsafat kehidupan yang sebenarnya, ketika
semua orang mampu untuk mengadukan segala tingkah laku semua orang dengan
benda yang setiap pagi ditemui di saat mandi. Dengan merenung semua orang
tahu bagaimana semua orang ketika melakukan hal-hal yang sudah dilakukannya,
yang berarti bahwa semua orang sebagai manusia harus merenung atau berkaca
diri dengan segala tingkah lakunya di dalam kehidupan ini.
Rieke juga menjajal teater untuk mengawali karirnya. Rieke ikut
pementasan teater yang berjudul “Cipoa” garapan Putu Wijaya. Rieke memulai
debutnya di layar lebar sebagai Dwi, perempuan yang dipoligami dalam film
Berbagi Suami. Rieke juga bermain dalam film antologi karya empat sutradara
perempuan berjudul Lotus Requie yang kemudian judulnya diubah menjadi
Perempuan Punya Cerita.
Tabel 2. Daftar peran yang pernah di peroleh Rieke selama dia berkarir
Nama Sinetron Nama FilmPembawa Acara
Buku
Srikandi Berbagi Suami Book Review Renungan Kloset
Badut Pasti Berlalu Perempuan Punya Cerita
Good Morning Kekerasan Negara
Tirani Kehidpan Laskar Pelangi Menular Ke Masyarakat
30 Meter Sang Pemimpi
Putri Maharani
Perawan-perawan
Perkawinan
Prahara Prabu Siliwangi
Goresan Cinta Berbingkai DukaBajaj Bajuri
Bola Kampung
Salon Oneng
Maha Kasih
Sumber: “Peran Rieke Dyah Pitaloka dalam Dunia Keartisan” merdeka, diakases
pada tanggal 23 November 2013, http://merdeka.com/peran-rieke-dyah-pitaloka-
dalam-dunia-keartisan/.
Rieke Dyah Pitaloka juga aktif dalam kegiatan politik, bahkan pernah
menduduki jabatan wakil sekretaris jendral Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB) pimpinan Muhaimin Iskandar. Rieke kemudian
mengundurkan diri dari partai berbasis massa Islam tersebut, bagi partai PKB,
pindahnya Rieke dari partai tersebut merupakan kehilangan yang sangat besar,
karena sosok Rieke yang dianggap nothing lose. Rieke tidak menginginkan
jabatan untuk menjadi wakil rakyat atau jabatan lainnya, melainkan hanya untuk
mengabdi kepada masyarakat merupakan perwatakan seorang pemimpin
perempuan yang sangat bijaksana.13 Oleh karena itu, Rieke adalah potret
perempuan yang diinginkan oleh semua politisi di setiap partai-partai mereka.
Rieke mengundurkan diri dari partai berbasis masa Islam tersebut untuk
bergabung ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pimpinan
Megawati Soekarnoputri. Rieke masuk ke dalam partai bermoncong putih itu
karena kesamaan ideologi yang memperjuangkan pluralisme, demokrasi, keadilan,
dan kemanusiaan adalah alasan utama Rieke. Dengan demikian, PDIP
mempunyai aset sumber daya manusia (SDM) yang sangat berharga bagi
kemajuan partainya dan kemajuan dunia politik di Indonesia.
Rieke menjadi sang primadona dalam dunia politik. Dalam hal ini, Rieke
sangat diinginkan oleh semua partai politik agar bergabung, tetapi hanya partai
PDI-P yang mampu mempertahankan dirinya sampai saat ini. Karir Rieke 1312. Daru Waskita dan Trijaya. “Pindah ke PDIP, Oneng Pamit PKB dengan Baik-baik.”
news.okezone.com. diakses pada tanggal 10 Januari 2008. http://news.okezone.com/read/2008/01/10/1/74212/pindah-ke-pdip-oneng-pamit-pkb-dengan-baik-baik.
mencapai puncak kegemilangan dengan baik sebagai perempuan Indonesia yang
pada berita terakhirnya adalah menjadi Calon Gubernur Jawa Barat periode 2013-
2018. Selain itu, pencapaian Rieke yang terbilang tidak kecil adalah menjadi
anggota DPR.
Rieke merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2009-
2014 dari PDI-P untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat II di Dewan Perwakilan
Rakyat. Rieke merupakan salah satu anggota dari Komisi IX dengan bidang yang
sangat perhatikan oleh Rieke adalah bidang kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat. Rieke merupakan salah satu anggota panitia khusus rancangan
Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang merupakan
bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Rieke Dyah Pitaloka juga
mendirikan sebuah yayasan yang diberi nama "Yayasan Pitaloka" yang bergerak
di bidang sastra dan sosial kemasyarakatan.14 Rieke membangun dunia
pendidikan dalam skala kecil di yayasan ini, yang merupakan wadah anak-anak
untuk mengembangkan talenta sastra dan tempat diskusi untuk membahas sosial
kemasyarakatan. Yayasan Pitaloka juga mengajarkan bagaimana menciptakan
aktor-aktor yang berkualitas baik dan mempunyai nilai jual publik yang tinggi.
Rieke memutuskan untuk mencalonkan dirinya pada tahun 2012 sebagai
Gubernur Jawa Barat dengan didampingi Teten Masduki, mereka menamakan
dirinya sebagai PATEN dan diusung oleh PDI-P dengan nomor urut 5. Pada
tanggal 3 Maret 2013, diumumkan hasil Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur
Jawa Barat Pasangan Calon Gubernur (Cagub)-Calon Wakil Gubernur (Cawagub)
nomor 5 Rieke-Teten memperoleh peringkat ke 2 dari 5 pasangan calon dengan
perolehan suara 5.714.997 suara atau 28,41 persen dari suara yang sah.15
Rieke sempat menjelaskan bahwa seni dan politik itu seperti mata uang.
Menurut Rieke, seni dan uang adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena
ketika semua orang berseni maka secara otomatis akan berpikir bahwa karya seni
yang semua orang ciptakan akan mempengaruhi orang lain juga, inilah yang
1413. “Rieke Dyah Pitaloka Intan Purnamasari” merdeka.com, diakses pada tanggal 24 Desember 2013, http://profil.merdeka.com/indonesia/r/rieke-diah-pitaloka-intan-permatasari/.
1514. “Hasil Pleno Terbuka Pilgub Jabar untuk Rekapitulasi Pilgub 2013” kpu.jabarprov.go.id, diakses pada tanggal 10 November 2013, http://kpu.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/641/.
dinamakan kerja politik. Menurut Rieke, ketika Rieke bisa mengabdikan dirinya
untuk rakyat seutuhnya, dia bisa merasakan apa yang namanya totalitas dan
dedikasi yang tinggi untuk negara. Pemikiran Rieke yang demikian justru dapat
membawa Rieke menuju kursi DPR dan membawa Rieke menjadi salah satu
cerminan perempuan Indonesia yang berhasil dalam bidang politik praktis.
Penutup
Keberadaan Rieke Dyah Pitaloka yang menjadi representasi
perempuan dalam dunia politik di Indonesia, merupakan sebuah kemajuan yang
sangat signifikan bagi peran perempuan untuk menjawab segala kegundahan
politik dalam tatanan negara ini. Rieke sebagai politisi perempuan yang telah
mempunyai bekal ilmu filsafat yang memumpuni, merupakan contoh nyata
perempuan Indonesia. Perempuan Indonesia yang seperti ini lah yang dirindukan
oleh semua masyarakat, bahwa pemimpin seharusnya mempunyai analisis tinggi
tentang moral. Rieke merupakan perempuan Indonesia yang sudah bisa menjadi
representasi atau gambaran perempuan yang sebenarnya dalam dunia politik di
Indonesia.
Rieke yang sudah melakukan dedikasi yang tinggi merupakan sebuah
jawaban yang sangat ditunggu-tunggu oleh negara ini. Hal ini tidak hanya
dibuktikan oleh sesorang yang pintar dalam teori saja, melainkan orang yang
mampu membuktikannya dengan tindakan moral yang tinggi dan nyata. Politik
yang dilaksanakan oleh Rieke diharapkan mampu menjadi motivasi untuk para
kaum perempuan di Indonesia, agar bisa menjadi perempuan yang tangguh dan
bisa berkiprah di bidang politik dengan bersih, tanpa ada kesalahan moral yang
fatal bagi aktor politiknya. Dengan demikian, perempuan Indonesia seharusnya
mampu menyumbangkan 50 persen dalam kuota pemerintahan maupun dunia
politik di Indonesia ini dengan moralitas yang tinggi sebagai cerminan bahwa
teori jender dalam negara Indonesia sudah terlaksana dengan baik dan benar.
Daftar Pustaka
“Biografi Rieke Dyah Pitaloka” biografi.rumus.web.id. diakses pada tanggal 5 Desember 2013. http://biografi.rumus.web.id/biografi-rieke-diah-pitaloka/.
“Daftar Pejabat Korup” infokorupsi.com. diakses pada tanggal 2 November 2013. http://infokorupsi.com/id/pejabatkorup.php?p=Nw%3D%3D=.
“Daftar Pejabat Wanita Korupsi Indonesia” kompas.com. diakses pada tanggal 23 November 2013. http://kompas.com/daftar-pejabat-wanita-korupsi-indonesia.
“Daftar Tokoh wanita Indonesia” Wikipedia.org. diakses pada tanggal 27 November 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_tokoh_wanita_Indonesia.
“Hasil Pleno Terbuka Pilgub Jabar untuk Rekapitulasi Pilgub 2013” kpu.jabarprov.go.id. diakses pada 10 November 2013. http://kpu.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/641/.
“Kuota Perempuan dalam Politik dan Pemerintahan” indosiar.com. diakses pada tanggal 26 November 2013. http://www.indosiar.com/ragam/kuota-30-persen-perempuan-dalam-politik-dan-pemerintahan_75018.html.
“Peran Rieke Dyah Pitaloka dalam Dunia Keartisan” merdeka. diakases pada tanggal 23 November 2013. http://merdeka.com/peran-rieke-dyah-pitaloka-dalam-dunia-keartisan/.
“Rieke Dyah Pitaloka Intan Purnamasari” merdeka.com. diakses pada tanggal 24 Desember 2013. http://profil.merdeka.com/indonesia/r/rieke-diah-pitaloka-intan-permatasari/.
“Rieke Hampir Memenangkan Pemilu Jabar” detik.com. diakses pada tanggal 9 November 2013 (12.45). http://detik.com/rieke-hampir-memenangkan-pemilu-jabar/.
“Wanita Koruptor” hukum.kompasiana.com. diakses pada tanggal 28 Oktober 2013. http://hukum.kompasiana.com/2012/02/06/wanita-koruptor-433182.html.
Clements. Jesica, et all. The Chicago Manual of Style 16th Edition. United State of America Chicago: Purdue OWL Engagement, 2010.
Fakih, Mansour. Analisa Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Fanani, Achmad dan Khusnul Khotimah. EYD Panduan Cerdas dan Lengkap Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Pelangi Indonesia, 2012.
Hadiz, Liza. Perempuan dalam Wacana Politik Orde Baru. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001.
Indar Parawansa, Khofifah. “Hambatan Terhadap Partisipasi Politik Perempuan di Indonesia”.Indonesia-Hambatan.no. 2 (2002): 41.
John M. Echols dan Hassan Shadily. “Gender” Gender in law. no 2 (1983): 265.
Nilakusuma. “Pergerakan Wanita,” wanita-Indonesia. no 3 (1950): 151-152.
Ramadhan, Bilal. “Atut Bisa Jadi Tersangka”. Koran Republika, 20 Oktober 2013, 2.
W. Cantor, Dorothy. Woman in Power: Kiprah Wanita dalam Dunia Politik. Terj Abraham RAP. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1998.
Waskita, Daru dan Trijaya. “Pindah ke PDIP, Oneng Pamit PKB dengan Baik-baik.” news.okezone.com. diakses pada tanggal 10 Januari 2008. http://news.okezone.com/read/2008/01/10/1/74212/pindah-ke-pdip-oneng-pamit-pkb-dengan-baik-baik.