Evrog Sari
-
Upload
sari-prasili-suddin -
Category
Documents
-
view
260 -
download
7
description
Transcript of Evrog Sari
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun
kesehatan masyarakat. Beberapa faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan menurut
Hendrik L. Blum dalam Notoatmodjo derajat kesehatan seseorang ataupun masyarakat
dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan
keturunan.1 Status kesehatan akan tercapai secara optimal bila mana keempat faktor tersebut
secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal pula. Salah satu faktor saja berada
dalam keadaan yang terganggu (tidak optimal), maka status kesehatan akan bergeser ke arah
di bawah optimal. Yang sangat besar pengaruhnya adalah keadaan lingkungan yang tidak
memenuhi persyaratan kesehatan dan perilaku masyarakat di bidang kesehatan, ekonomi
maupun teknologi.
Hal ini mendorong pemerintah untuk mencanangkan program kesehatan wajib seperti
program promosi kesehatan yang salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Upaya pengembangan
program promosi kesehatan dan PHBS yang lebih terarah, terencana, terpadu, dan
berkesinambungan, dikembangkan melalui Kabupaten/Kota percontohan integrasi promosi
kesehatan dengan sasaran utama adalah PHBS Tatanan Rumah Tangga (individu, keluarga,
dan masyarakat) dan diharapkan akan berkembang ke arah Desa/Kelurahan, Kecamatan/
Puskesmas, dan Kabupaten/Kota sehat.2,3
Ditinjau dari profil data kesehatan Indonesia tahun 2012 yang dibuat oleh Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia (2013) diketahui bahwa rumah tangga yang telah
mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di seluruh Indonesia baru mencapai
53.89 % dan di provinsi Jawa Barat sebesar 45.90%. Dari hasil Riskesdas 2013 diketahui
bahwa rumah tangga yang telah mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) baru
mencapai 32.3%. Oleh sebab itu, Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun
2010-2014 mencantumkan target 65 % rumah tangga sudah mempraktekkan PHBS pada
tahun 2014. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS memang merupakan salah satu Indikator
1
Kinerja Utama (IKU) dari Kementerian Kesehatan. Cakupan PHBS di Kabupaten Karawang
pada periode Januari sampai Desember 2013 adalah sebesar 40,6%.4,5
Perilaku, pengetahuan, lingkungan, serta peran serta masyarakat masih rendah dalam
pelayanan kesehatan. Hal ini nyata bahwa terdapat hubungan antara perilaku yang baik dan
sehat dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. Kondisi perilaku masyarakat dan
lingkungan sekitar dapat menjadi penentu dalam peningkatan taraf kesehatan masyarakat.
Pengetahuan yang baik serta informasi yang benar dapat membantu penyelesaian masalah
perilaku hidup bersih dan sehat tersebut. Indikator PHBS terdiri dari persalinan ditolong
tenaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif, penimbangan balita, penggunaan air bersih,
perilaku mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, penggunaan jamban sehat, perilaku
memberantas sarang nyamuk di rumah, perilaku makan sayur dan buah setiap hari, perilaku
melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan perilaku tidak merokok di dalam rumah.4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, masalah yang didapat berupa:
1.2.1 Dari hasil Riskesdas 2013 diketahui bahwa rumah tangga yang telah
mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) baru mencapai 32,3 %.
1.2.2 Dari profil data kesehatan Indonesia tahun 2012 yang dibuat oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia (2013) diketahui bahwa rumah tangga yang telah
mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di seluruh Indonesia baru
mencapai 53,89 %.
1.2.3 Dari profil data kesehatan Indonesia tahun 2012 yang dibuat oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia (2013) diketahui bahwa rumah tangga yang telah
mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Jawa Barat baru
mencapai 45,90 %.
1.2.4 Cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Kabupaten Karawang pada periode
Januari sampai Desember 2013 yang baru mencapai 40,6 %.
2
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum:
Mengetahui tingkat keberhasilan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah
Tangga di UPTD Puskesmas Jatisari periode Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015.
1.3.2 Tujuan Khusus:
Diketahuinya cakupan jumlah rumah tangga yang sehat di UPTD Puskesmas
Jatisatri periode Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015 sudah memenuhi target
atau tidak.
Diketahuinya cakupan persalinan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan di UPTD
Puskesmas Jatisari periode Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015 sudah
memenuhi target atau tidak.
Diketahuinya cakupan pemberian ASI eksklusif di UPTD Puskesmas Jatisari
periode Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015 sudah memenuhi target atau tidak.
Diketahuinya cakupan penimbangan bayi dan balita di UPTD Puskesmas Jatisari
periode Agustua 2014 sampai dengan Juli 2015 sudah memenuhi target atau tidak.
Diketahuinya cakupan penggunaan air bersih di UPTD Puskesmas Jatisari periode
Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015 sudah memenuhi target atau tidak.
Diketahuinya cakupan perilaku mencuci tangan dengan air bersih dan sabun di
UPTD Puskesmas Jatisari periode Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015 sudah
memenuhi target atau tidak.
Diketahuinya cakupan penggunaan jamban sehat di UPTD Puskesmas Jatisari
periode Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015 sudah memenuhi target atau tidak.
Diketahuinya cakupan perilaku memberantas jentik nyamuk di dalam rumah di
UPTD Puskesmas Jatisari periode Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015 sudah
memenuhi target atau tidak.
Diketahuinya cakupan perilaku makan sayur dan buah setiap hari di UPTD
Puskesmas Jatisari periode Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015 sudah
memenuhi target atau tidak.
Diketahuinya cakupan perilaku melakukan aktivitas fisik setiap hari di UPTD
Puskesmas Jatisari periode Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015 sudah
memenuhi target atau tidak.
Diketahuinya cakupan perilaku tidak merokok di dalam rumah di UPTD
Puskesmas Jatisari periode Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015 sudah
memenuhi target atau tidak.
3
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Evaluator:
Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat di bangku kuliah.
Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur suatu program khususnya
program promosi kesehatan PHBS.
Mengetahui banyaknya kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.
Menumbuhkan minat dan pengetahuan mengevaluasi.
Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis.
1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi:
Mengamalkan Tridarma Perguruan Tinggi.
Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang
kesehatan.
Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) sebagai universitas yang
menghasilkan dokter yang berkualitas.
1.4.3 Bagi Puskesmas yang dievaluasi:
Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam Program Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga di wilayah kerja puskesmas Jatisari.
Memberi masukan dalam meningkatkan kerjasama dan membina peran serta
masyarakat dalam melaksanakan program promosi kesehatan secara optimal.
Membantu kemandirian Puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan program
promosi kesehatan sehingga dapat memenuhi target cakupan program.
Memperoleh masukan dari saran-saran yang diberikan, sebagai umpan balik agar
keberhasilan program dimasa mendatang dapat tercapai secara optimal.
1.4.4 Bagi Masyarakat:
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat di Jatisari.
Dengan tercapainya keberhasilan program, diharapkan dapat menurunkan
prevalensi berbagai penyakit masyarakat yang berhubungan dengan pengetahuan
4
sikap dan perilaku tentang pola perilaku hidup bersih dan sehat di tatanan rumah
tangga.
Dengan tercapainya keberhasilan program, diharapkan dapat menjadi contoh bagi
daerah-daerah lain di Indonesia.
1.5. Sasaran
Masyarakat yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jatisari, Kabupaten Karawang,
Jawa Barat pada periode Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015.2,6
Bab II
Materi dan Metode
2.1. Materi
5
Materi yang dievaluasi dalam program ini diperoleh dari Laporan Kajian Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga periode Agustus 2014 sampai dengan Juli
2015 di UPTD Puskesmas Jatisari, kabupaten Jawa Barat, antara lain:
1. Sosialiasi tentang PHBS Rumah Tangga
2. Pelatihan kader dalam pendataan PHBS Rumah Tangga
3. Pendataan PHBS Rumah Tangga
4. Pengolahan dan pemetaan PHBS Rumah Tangga
5. Perencanaan peningkatan PHBS Rumah Tangga
6. Pelatihan kader dalam menyuluh mengenai PHBS Rumah Tangga
7. Penyuluhan tentang PHBS Rumah Tangga
2.2. Metode
Evaluasi program ini dilaksanakan dengan pengumpulan data, analisis data, dan
pengolahan data sehingga dapat digunakan untuk menjawab permasalahan pelaksanaan
program yang terjadi, baik pada awal, ditengah, maupun akhir program dengan cara
membandingkan cakupan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah
Tangga di Puskesmas Jatisari periode Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015 terhadap
tolok ukur PHBS yang telah ditetapkan dan menemukan penyebab masalah dengan
menggunakan pendekatan sistem.
Bab III
Kerangka Teoritis
6
3.1 Kerangka Teoritis
Bagan 1. Gambar Teori Sistem
Gambar di atas menerangkan sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang
salingdihubungkan dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu
kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Bagian
atau elemen tersebut dapat dikelompokkan dalam lima unsur, yaitu :
1) Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem
dan dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga (man),
dana (money), sarana (material), metode (method), mesin atau alat yang digunakan
(machine), jangka alokasi waktu (minute), lokasi masyarakat (market), dan
informasi (information).
2) Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang ada di dalam sistem
dan berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.
Terdiri dari unsur perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating), dan pemantauan (controlling).
3) Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4) Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh
sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan
fisik dan non fisik.
7
5) Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan
keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan dari sistem tersebut, berupa
pencatatan dan pelaporan yang lengkap, monitoring, dan rapat bulanan.
6) Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu sistem.
3.2. Tolok Ukur
Tolok ukur terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, umpan balik, lingkungan,
dan dampak. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam
program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tatanan rumah tangga (lampiran I).
Bab IV
Penyajian Data
8
4.1 Sumber Data
Sumber data dalam evaluasi ini diambil dari data sekunder yang diperoleh dari :
1. Laporan Rekapitulasi Pendataan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah
Tangga di masyarakat pada periode Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015.
2. Laporan Pembangunan Tahunan UPTD Puskesmas Jatisari tahun 2014.
3. Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas UPTD Puskesmas Jatisari tahun 2014.
4.2 Data Umum
4.2.1 Data Geografis
4.2.1.1 Lokasi
UPTD Puskesmas Jatisari Kecamatan Jatisari berada di Jl. Raya Jatisari,
Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
UPTD Puskesmas Jatisari terletak di Desa Jatisari Kecamatan Jatisari yang
berjarak 30 Km dengan kota kabupaten Karawang dengan waktu tempuh 1 jam
menggunakan roda empat.
Puskesmas Jatisari adalah salah satu Puskesmas di Kecamatan Jatisari, yang
merupakan Puskesmas induk dengan luas wilayah 519,475 Ha, yang terdiri dari
daerah pesawahan dan sebagian untuk perumahan. Puskesmas Jatisari memiliki
puskesmas pembantu (Pustu) yang terletak di desa Situdam
4.2.1.2 Wilayah Kerja
Luas wilayah Puskesmas Jatisari 519,475 Ha, terdiri dari 30 Dusun, 40 RW, 112 RT
yang mencakup 10 desa, yaitu:
Desa Balonggandu
Desa Jatisari
Desa Cirejag
Desa Cikalongsari
Desa Mekarsari
Desa Jatiragas
Desa Jatiwangi
Desa Situdam
Desa Kalijati
Desa Barugbug
9
4.2.1.3 Batas wilayah
Batas wilayah kerja Puskesmas Jatisari Kecamatan Jatisari berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Puskesmas Cicinde kecamatan Bayusari
Sebelah Barat : Puskesmas Pacing, kecamatan Kota Baru
Sebelah Selatan : Puskesmas Kotabaru kecamatan Cibening kab Purwakarta
Sebelah Timur : Puskesmas Patok Beusi Kab. Subang
4.2.2 Data Demografi (Lampiran II)
Jumlah penduduk Kelurahan Wilayah Jatisari adalah 55.981 jiwa, yang terdiri dari :
Jumlah RT : 182 RT
Jumlah penduduk laki-laki : 28.057 orang
Jumlah penduduk perempuan : 27.924 orang
Jumlah balita : 3864 orang
Jumlah bayi : 568 orang
Jumlah rumah tangga : 14.499 rumah tangga
Data Umum selengkapnya terdapat pada lampiran II.
Jumlah desa yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Jatisari
adalah 10 desa dengan luas wilayah 519.475 Ha, maka berarti rata-rata
kepadatan penduduk Kecamatan Jatisari adalah 0.1 Jiwa/ Ha.
Sebagian besar penduduk berpendidikan SD sebesar 37.3 % (4.175 orang).
Sebagian besar penduduk mempunyai mata pencaharian sebagai petani sebesar
66.5 % (25.835 orang).
4.2.7 Jenis sarana kesehatan
Jenis sarana kesehatan yang tersedia di wilayah kerja Puskesmas Jatisari, antara lain:
(Keterangan : Data umum secara lengkap terdapat pada Lampiran II)
Puskesmas pembantu : 1 buah
10
Posyandu : 66 buah
Praktek perorangan
o Dokter Umum : 3
o Bidan : 11
Klinik 24 jam : 2
4.3 Data Khusus
4.3.1. Masukan
1. Tenaga
a. Dokter : 1 orang
b. Petugas PHBS : 1 orang ( sebagai koordinator program)
2. Dana
Dana untuk pelaksanaan program diperoleh dari:
APBD : Ada, cukup
BOK : Ada, cukup
3. Sarana
a) Sarana medis:
Sarana persalinan : Ada
Sarana penimbangan : Ada
KMS : Ada
Sarana PSN : Ada
b) Sarana non medis:
Infocus : Ada, 1 buah
Layar : Ada, 1 buah
Leaflet : Ada
Lembar balik : Ada
Poster : Ada
Buku pedoman PHBS : Ada
11
Kepala puskesmasHj. Een Nuraeni, SKM
Tata Usaha
4. Metode
Program PHBS dalam pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk:
Sosialiasi tentang PHBS Rumah Tangga
Pelatihan kader dalam pendataan PHBS Rumah Tangga
Pendataan PHBS Rumah Tangga
Pengolahan dan pemetaan PHBS Rumah Tangga
Perencanaan peningkatan PHBS Rumah Tangga
Pelatihan kader dalam menyuluh mengenai PHBS Rumah Tangga
Penyuluhan tentang PHBS Rumah Tangga
4.3.2 Proses
4.3.2.1 Perencanaan
1. Sosialiasi tentang PHBS Rumah Tangga
2. Pelatihan kader dalam pendataan PHBS Rumah Tangga
3. Pendataan PHBS Rumah Tangga
4. Pengolahan dan pemetaan PHBS Rumah Tangga
5. Perencanaan peningkatan PHBS Rumah Tangga
6. Pelatihan kader dalam menyuluh mengenai PHBS Rumah Tangga
7. Penyuluhan tentang PHBS Rumah Tangga
4.3.2.2 Pengorganisasian
Terdapat struktur tertulis dan pembagian tugas yang teratur dalam melaksanakan
tugasnya
12
Bagan 2. Struktur organisasi di Puskesmas Jatisari
Pengorganisasian dalam program PHBS dibagi berdasarkan jabatan:
4.3.2.2.1 Kepala Puskesmas (Hj. Een Nuraeni,SKM):
Sebagai penanggung jawab program.
Monitoring pelaksanaan PHBS tingkat kecamatan.
Melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan kegiatan PHBS di wilayah kerja.
4.3.2.2.2 Koordinator PHBS (Bd. Elly Badriah Noor, SKM):
Koordinator program.
Menerima pelaporan hasil kegiatan PHBS dari wilayah setempat.
Melakukan pencatatan hasil keberhasilan program dan melaporkan hasil
pencatatan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan dalam waktu tiap bulan.
Melatih para kader di tiap desa untuk program pelaksanaan PHBS.
4.3.2.2.3 Kader terlatih:
Memantau, memotivasi dan memberikan penyuluhan pelaksanaan PHBS di
masing-masing desa.
Melakukan pencatatan hasil keberhasilan program dan melaporkan hasil
pencatatan kepada koordinator program.
4.3.2.3 Pelaksanaan
Perencanaan/kegiatan program PHBS di buat setahun sebelumnya: dilakukan rutin
tiap bulan Januari
13
Melakukan pendataan jumlah rumah tangga dan kepala keluarga yang ada di
wilayah kerja: Dilakukan setiap bulan.
Melakukan pelatihan kader dalam pendataan PHBS: Tidak dilaksanakan sesuai
jadwal
Melakukan pengumpulan data 7 indikator PHBS, 3 indikator Gaya Hidup Sehat
(GHS) oleh kader terlatih tiap bulan: Dilakukan setiap bulan.
Melakukan pengolahan dan pemetaan PHBS oleh petugas puskesmas dan
koordinator Promosi Kesehatan Puskesmas: Dilakukan setiap bulan 3 bulan sekali
Melakukan pelatihan kader dalam penyuluhan tentang PHBS: Tidak dilaksanakan
sesuai jadwal.
Melakukan penyuluhan tentang PHBS termasuk penyuluhan perorangan atau
penyuluhan kelompok: Tidak dilaksanakan sesuai jadwal.
4.3.2.4 Pengawasan
Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan setiap minggu atau setiap bulan oleh kader
kesehatan yang diteruskan ke petugas kesehatan untuk dilakukan rekapitulasi
dilaksanakan dengan teratur dan sesuai jadwal. Selanjutnya terdapat rapat bulanan
yang dipimpin oleh kepala Puskesmas Jatisari, Kabupaten Karawang.
4.3.3 Keluaran
Definisi operasional 10 indikator PHBS dalam tatanan Rumah Tangga dapat dilihat
pada lampiran III. Data program PHBS UPTD Puskesmas Jatisari periode Agustus
2014–Juli 2015 dapat dilihat pada lampiran IV.
Indikator Komposit/ Gabungan :
Cakupan kumulatif PHBS Rumah Tangga Sehat
→ Jumlahrumah tangga yang dikategorikan sehat
Jumlahseluruh rumah tangga yang ada x 100 %
14
→ 3430
14499x 100 % = 23.65 %
Cakupan berdasarkan 10 Indikator PHBS:
Cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan:
o Jumlah ibu yang bersalin dalam 1 tahun: 114 orang
o Jumlah persalinan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan dalam 1 tahun:114
orang
o Cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan:
→ Jumlah persalinanditolong tenagakesehatan dalam 1 tahun
Jumlah ibu yangbersalin dalam1 tahunx 100 %
→ 114114
x 100% = 100 %
Cakupan pemberian ASI eksklusif:
o Jumlah bayi usia 6-12 bulan: 568 bayi
o Jumlah bayi yang lulus ASI eksklusif: 126 bayi
o Cakupan pemberian ASI eksklusif:
→ Jumlahbayi yangmendapatkan ASI eksklusif
Jumlahbayi usia 6−12 bulanx 100 %
→ 126568
x 100 % = 22.18 %
Cakupan penimbangan anak Balita:
o Jumlah seluruh anak Balita yang ada: 3864 anak Balita
o Jumlah anak Balita yang ditimbang setiap bulannya: 2731 anak Balita
o Cakupan penimbangan anak Balita:
→ Jumlahanak Balita yangditimbang setiapbulannya
Jumlah seluruh anak Balita yangadax 100 %
→ 27313864
x 100 % = 70.67 %
Cakupan penggunaan air bersih:
o Jumlah sasaran rumah tangga yang ada: 14499 rumah tangga
15
o Jumlah rumah tangga yang menggunakan air bersih: 13549 rumah tangga
o Cakupan penggunaan air bersih:
→ Jumlahrumah tangga yangmenggunakan air bersih
Jumlah seluruh rumahtangga yangadax 100 %
→ 1354914499
x 100 % = 93.44 %
Cakupan perilaku mencuci tangan dengan air dan sabun:
o Jumlah sasaran rumah tangga yang ada: 14499 rumah tangga
o Jumlah rumah tangga yang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun: 13563
rumah tangga
o Cakupan rumah tangga yang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun:
→ Jumlahrumah tangga yangmencuci tangandengan air bersih dan sabun
Jumlahrumahtangga yangadax 100
→ 1356314499
x 100 % = 93.54%
Cakupan perilaku menggunakan jamban sehat:
o Jumlah sasaran rumah tangga yang ada: 14499 rumah tangga
o Jumlah rumah tangga yang menggunakan jamban sehat: 11973 rumah tangga
o Cakupan perilaku menggunakan jamban sehat:
→Jumlahrumah tangga yangmenggunakan jamban sehat
Jumlah seluruh rumahtangga yangadax 100 %
→ 1197314499
x 100 % = 82.57 %
Cakupan perilaku memberantas jentik di rumah:
o Jumlah sasaran rumah tangga yang ada: 14499 rumah tangga
o Jumlah rumah tangga yang memberantas jentik: 12605 rumah tangga
16
o Cakupan perilaku memberantas jentik di rumah:
→ Jumlahrumah tangga yangmemberantas jentik di rumah
Jumlahseluruh rumah tangga yangadax 100 %
→ 1260514499
x 100 % = 86.93 %
Cakupan perilaku makan buah dan sayur setiap hari.
o Jumlah seluruh rumah tangga yang ada: 14499 rumah tangga
o Jumlah rumah tangga yang makan buah dan sayur setiap hari: 13067 rumah
tangga
o Cakupan perilaku makan buah dan sayur setiap hari:
→ Jumlahrumah tangga yangmakan buah dan sayur setiaphari
Jumlahrumah tangga yang adax 100 %
→ 1306714499
x 100 % = 90.12 %
Cakupan perilaku melakukan aktivitas fisik setiap hari:
o Jumlah seluruh rumah tangga yang ada: 14499 rumah tangga
o Jumlah rumah tangga yang melakukan aktivitas fisik setiap hari: 13046 rumah
tangga
o Cakupan perilaku melakukan aktivitas fisik setiap hari:
→ Jumlahrumah tangga yangmelakukan aktivitas fisik setiap hari
Jumlahseluruh rumahtangga yangada x 100 %
→ 1304614499
x 100 % = 89.97 %
Cakupan perilaku tidak merokok dalam rumah:
o Jumlah seluruh rumah tangga yang ada: 14499 rumah tangga
o Jumlah rumah tangga yang tidak merokok dalam rumah: 5284 rumah tangga
o Cakupan perilaku tidak merokok dalam rumah:
→ Jumlahrumah tangga yang tidak merokok dalamrumah
Jumlah seluruh rumah tangga yang adax 100 %
17
→ 528414499
x 100 % = 36.44 %
4.3.4 Lingkungan
Lingkungan Fisik
Kepadatan penduduk
= Jumlah penduduk Jatisari
Luas wilayah Jatisari
= 55.981 jiwa519.475 Ha
= 0.1 jiwa per Ha
Lokasi: Terdapat beberapa lokasi yang memiliki daerah akses sulit (Barugbug,
Jatiwangi, Kalijati)
Transportasi: Tersedia sarana transportasi, tidak semua jalan dapat dilalui dengan
kendaraan roda empat.
Fasilitas kesehatan: Terdapat fasilitas kesehatan lain seperti klinik dan praktek
dokter dan bekerja sama dengan baik.
Pengadaan air bersih: Tersedia PAM dan penampungan dan sarana dalam kondisi
baik.
Kebersihan lingkungan: Terjaga.
Lingkungan non fisik
o Peran serta masyarakat: Kurang
o Perilaku masyarakat: Kurang
o Sosial budaya: Tidak menghambat program
o Sosial ekonomi: Mayoritas memiliki tingkat sosial ekonomi rendah dan dapat
menghambat keberhasilan program.
o Status pendidikan: Rata-rata penduduk di wilayah Jatisari berstatus pendidikan
rendah dan dapat menghambat keberhasilan program.
4.3.5 Umpan Balik
o Adanya pencatatan dan pelaporan secara lengkap setiap triwulan mengenai
program PHBS di rumah tangga dari hasil rapat kerja tiap triwulan yaitu
18
keseluruhan program perilaku hidup bersih dan sehat yang dilaksanakan belum
mencapai target sesuai dengan tolok ukur yang ditetapkan.
o Adanya rapat kerja bulanan bersama Kepala Puskesmas dan lintas program untuk
mengevaluasi program yang telah dijalankan.
4.3.6 Dampak
o Langsung
Target rumah tangga terbina yang melaksanakan PHBS: Belum dapat dinilai.
o Tidak Langsung
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat: Belum dapat dinilai.
19
Bab V
Pembahasan Masalah
Tabel 5.1: Variabel-variabel dari Masalah
No Variabel Tolok Ukur Variabel
Cakupan Masalah
1 Keluaran
Cakupan Rumah Tangga Sehat
65 % 23.65 % (+) 63.61 %
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
100 % 100.00 % (-) 0.00 %
2. Memberi bayi ASI eksklusif
100 % 22.18 % (+) 77.82 %
3. Menimbang balita 100 % 70.67 % (+) 29.33 %
4. Menggunakan air bersih 100 % 93.44 % (+) 6.56 %
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
100 % 93.54 % (+) 6.54 %
6. Menggunakan jamban sehat
100 % 82.57 % (+) 17.43 %
7. Memberantas jentik di rumah
100 % 86.93 % (+) 13.07 %
8. Makan sayur dan buah setiap hari
100 % 90.12 % (+) 9.88 %
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
100 % 89.97 % (+) 10.03 %
10. Tidak merokok di dalam rumah
100 % 36.44 % (+) 63.56 %
2.Proses
Pelatihan kader dalam pendataan PHBS
Dilakukan tiap bulan
Tidak dilakukan
(+) 100 %
Pelatihan kader dalam penyuluhan tentang PHBS
Setiap bulan (12 kali)
Tidak rutin
(+) 100 %
20
setiap bulan
Penyuluhan tentang PHBS
Penyuluhan perorangan
Penyuluhan kelompok
Setiap hari setelah kunjungan BP
Setiap bulan
Tidak rutin setiap bulan
(+) 100 %
Kegiatan inovatif dalam pembinaan PHBS rumah tangga
Ada Tidak ada (+) 100 %
Pencatatan dan pelaporan
program PHBS rumah
tangga
Pencatatan
setiap hari kerja,
pencatatan hasil
kegiatan setelah
kegiatan selesai
dilaksanakan.
Pelaporan
dilaksanakan
setiap 3 bulan
Tidak rutin
dilakukan
(+) 100 %
3. Lingkungan
Peran serta masyarakat Berperan aktif Kurang (+) 100 %
Perilaku masyarakat Mendukung Tidak (+) 100 %
Sosio ekonomi Mendukung Mendukung (-) 100 %
Tingkat pendidikan Mendukung Tidak (+) 100 %
4. Umpan balik
Rapat kerja-lokakarya mini bulanan
Setiap bulan (12 kali)
Tidak rutin setiap bulan
(setiap 3 bulan/kali)
(+) 100 %
21
Bab VI
Perumusan Masalah
6.1. Masalah sebenarnya (menurut keluaran)
Dari hasil laporan rekapitulasi program PHBS di Puskesmas Jatisari periode Agustus 2014
sampai dengan Juli 2015 ternyata terdapat beberapa masalah, yaitu:
a. Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif sebesar 22.18 %
b. Cakupan penimbangan balita sebesar 70.67 %
c. Cakupan penggunaan air bersih sebesar 93.44 %
d. Cakupan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebesar 93.54 %
e. Cakupan penggunaan jamban sehat sebesar 82.57 %
f. Cakupan pemberantasan jentik di rumah sebesar 86.93 %
g. Cakupan makan sayur dan buah setiap hari sebesar 90.12 %
h. Cakupan melakukan aktivitas fisik setiap hari sebesar 89.97 %
i. Cakupan tidak merokok di dalam rumah sebesar 36.64 %
6.2. Masalah dari unsur lain (penyebab)
Dari hasil evaluasi program PHBS di Puskesmas Jatisari periode Agustus 2014 sampai
dengan Januari 2015 didapatkan beberapa penyebab masalah, yaitu:
6.2.1 Proses
Pelatihan kader dalam penyuluhan tentang PHBS tidak rutin dilaksanakan sesuai
jadwal. Penyuluhan PHBS perorang dan perkelompok tidak dilakukan sesuai jadwal.
Selain itu, cakupan penyuluhan kelompok tentang semua indikator PHBS belum
merata di seluruh wilayah Puskesmas. Tidak adanya kegiatan inovatif yang dilakukan
guna memacu masyarakat untuk mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat.
6.2.2 Lingkungan
22
Mayoritas penduduk di wilayah kerja Puskesmas Jatisari berstatus ekonomi dan
berpendidikan rendah sehingga mempengaruhi perilaku dan peran serta masyarakat
yang kurang mendukung. Hal ini merupakan hambatan dalam program perilaku hidup
bersih dan sehat di tatanan rumah tangga. Terdapat juga desa yang mempunyai daerah
akses sulit yang menyebabkan petugas kesehatan sulit untuk memberikan dan
mengadakan penyuluhan.
23
Bab VII
Prioritas Masalah
7.1 Masalah menurut keluaran:
a. Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif besar masalah 77.82 %
b. Cakupan penimbangan balita besar masalah 29.33 %
c. Cakupan penggunaan air bersih besar masalah 6.56 %
d. Cakupan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun besar masalah 6.54 %
e. Cakupan penggunaan jamban sehat besar masalah 17.43 %
f. Cakupan pemberantasan jentik di rumah besar masalah 13.07 %
g. Cakupan makan sayur dan buah setiap hari besar masalah 9.88 %
h. Cakupan melakukan aktivitas fisik setiap hari besar masalah 10.03 %
i. Cakupan tidak merokok di dalam rumah besar masalah 63.56 %
Tabel 7.1 Parameter Derajat Masalah
No Parameter a b c d e f G h I
1 Besarnya masalah 5 2 1 1 1 1 1 1 4
2 Akibat yang ditimbulkan 4 4 3 3 3 4 3 2 4
3 Keuntungan sosial karena selesainya masalah 4 3 4 3 3 3 2 3 4
4 Teknologi yang tersedia dan dapat dipakai 4 4 4 4 3 4 4 4 4
5 Sumber daya yang tersedia untuk
menyelesaikan masalah
4 4 4 4 4 4 4 4 4
Jumlah 21 17 1
6
15 14 1
6
14 14 20
Keterangan derajat masalah:
5 = sangat penting
24
4 = penting
3 = cukup penting
2 = kurang penting
1 = tidak penting
Yang menjadi prioritas masalah:
1. Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif pada periode Agustus 2014 sampai dengan
Juli 2015 sebesar 22.18 % dari target 100 %; dan
2. Cakupan tidak merokok di dalam rumah pada periode Agustus 2014 sampai dengan
Juli 2015 sebesar 63.56 % dari target 100 %.
25
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
8.1. Masalah I
Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif pada periode Agustus 2014 sampai dengan Juli
2015 sebesar 22.18 % dari target 100 %.
Penyebab:
- Cakupan penyuluhan kelompok di dalam dan luar gedung yang masih rendah
tentang pemberian ASI eksklusif.
- Pelaksanaan jadwal penyuluhan kelompok masih tidak dilakukan secara rutin.
- Belum ada tempat-tempat umum yang menyediakan tempat khusus bagi ibu-ibu
untuk menyusui bayinya.
- Dukungan sosial terutama dari keluarga terdekat yaitu ayah yang masih kurang.
Keluarga terdekatlah dalam hal ini adalah suami yang faktor dominan dalam
memberikan dukungan pada ibu dan bayi. Breastfeeding father merupakan istilah
populer bagi ayah yang mendukung dan berperan aktif membantu ibu dalam
menyusui sangat menentukan keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
- Kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat dari menyusui, terutama teknik
menyusui yang baik dan benar.
Penyelesaian :
- Meningkatkan penyuluhan mengenai pemberian ASI eksklusif, teknik menyusui
yang baik dan benar, cara penyimpanan air susu ibu yang baik dan benar, serta
pentingnya peran keluarga untuk memberi dukungan dalam pemberian asi
eksklusif melalui penyuluhan perorangan dan kelompok secara rutin, terutama
kepada sasaran sekunder, misalnya kepala keluarga, ibu-ibu dan sebagainya.
- Melakukan kegiatan sesuai jadwal yang sudah ditetapkan.
- Memotivasi dan melatih kader untuk berbagi informasi mengenai manfaat
pemberian ASI eksklusif. Memotivasi kader-kader untuk mandiri memeriksa ibu-
26
ibu dengan bayi di wilayah kerja mereka untuk memberikan ASI eksklusif pada
bayi mereka.
- Pemerintah harus menyediakan tempat khusus untuk menyusui di tempat-tempat
umum.
8.2. Masalah II
Cakupan tidak merokok di dalam rumah pada periode Agustus 2014 sampai dengan Juli
2015 sebesar 63.56 % dari target 100 %.
Penyebab:
- Cakupan penyuluhan kelompok yang masih rendah mengenai bahaya merokok
sehingga tingkat pengetahuan masyarakat terhadap bahaya merokok bagi diri
sendiri dan orang sekitar dalam rumah tangga yang masih rendah.
- Pelaksanaan jadwal penyuluhan kelompok yang tidak dilakukan secara rutin
- Peran serta masyarakat terhadap program rumah tangga bebas rokok masih
rendah.
- Kurangnya peran tokoh masyarakat dalam menjadi contoh baik dalam hal tidak
merokok.
- Tidak adanya kegiatan inovatif untuk memacu masyarakat berhenti merokok.
Penyelesaian:
- Meningkatkan penyuluhan mengenai bahaya merokok bagi diri sendiri dan orang
sekitar melalui penyuluhan perorangan dan kelompok secara rutin, terutama
kepada sasaran sekunder, misalnya tokoh agama, kepala keluarga, ibu-ibu dan
sebagainya.
- Melakukan kegiatan sesuai jadwal yang ditetapkan.
- Memberi informasi tentang cara untuk dapat berhenti merokok melalui pengaturan
pola merokok yang rutin sampai berhenti sama sekali, berhenti merokok dengan
mengkonsumsi banyak buah-buahan dan sayuran berkhasiat menekan
ketergantungan nikotin atau karena konsumsi serat dari buah dan sayuran
membuat orang merasa lebih kenyang.
- Bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk membuat peraturan dan sanksi
mengenai larangan merokok.
- Mengadakan kegiatan inovatif seperti lumbung rokok. Lumbung rokok
merupakan suatu cara dimana setiap orang yang membeli rokok harus
menyumbangan satu batang rokok ke dalam lumbung atau wadah. Kemudian
27
rokok dilumbung ini akan dibakar tiap minggu. Dengan hal ini diharapkan agar
para perokok sadar bahwa rokok hanya menghabiskan uang mereka dan
diharapkan dapat berhenti merokok.
Bab IX
Penutup
9.1. Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program PHBS rumah tangga yang dilakukan dengan cara
pendekatan sistem di wilayah kerja Puskesmas Jatisari pada periode Agustus 2014
sampai dengan Juli 2015 belum berjalan dengan baik melihat berbagai masalah yang
ditemui sebagai berikut:
a. Cakupan Rumah Tangga Sehat sebesar 23.65 % dari target 65 %;
b. Cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan sebesar 100 % dari target 100 %;
c. Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif sebesar 22.18 % dari target 100 %;
d. Cakupan penimbangan balita sebesar 70.67 % dari target 100 %;
e. Cakupan penggunaan air bersih sebesar 93.44 % dari target 100 %;
f. Cakupan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebesar 93.54 % dari target
100%;
g. Cakupan penggunaan jamban sehat sebesar 82.57 % dari target 100 %;
h. Cakupan pemberantasan jentik di rumah sebesar 86.93 % dari target 100 %;
i. Cakupan makan sayur dan buah setiap hari sebesar 90.12 % dari target 100 %;
j. Cakupan melakukan aktivitas fisik setiap hari sebesar 89.97% dari target 100 %;
k. Cakupan tidak merokok di dalam rumah sebesar 36.44 % dari target 100 %.
Dua hal yang menjadi prioritas masalah adalah :
- Cakupan pemberian ASI eksklusif pada periode Agustus 2014 sampai dengan Juli
2015 sebesar 22.18 % dari target 100 %, dan
- Cakupan tidak merokok di dalam rumah pada periode Agustus 2014 sampai
dengan Juli 2015 sebesar 36.44 % dari target 100 %
Masalah diatas disebabkan oleh karena :
- Cakupan penyuluhan kelompok yang masih rendah.
28
- Pendataan dan pelaporan data PHBS yang masih belum optimal.
- Kurang optimal pembinaan dan pelatihan kader kesehatan terhadap PHBS rumah
tangga
- Tidak adanya kegiatan inovatif yang dilakukan untuk mendukung PHBS dalam
rumah tangga.
9.2. Saran
Ditujukan kepada Puskesmas Jatisari, Kabupaten Karawang, dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
- Menggiatkan penyuluhan baik secara perorangan maupun kelompok terhadap PHBS
rumah tangga untuk meningkatkan derajat pengetahuan masyarakat terhadap PHBS
rumah tangga;
- Meningkatkan motivasi terhadap kader kesehatan untuk menjadi penggiat PHBS di
lingkungan tempat tinggalnya;
- Meningkatkan pembinaan terhadap kader kesehatan mengenai 10 indikator PHBS
rumah tangga dan memotivasi peran serta masyarakat dengan cara menjadi kader
kesehatan sebagai penggiat PHBS di lingkungan tempat tinggalnya;
- Melakukan pengkajian PHBS di tatanan rumah tangga dengan tujuan untuk
mempelajari, menganalisis dan merumuskan permasalahan yang sebenarnya supaya
pelaksanaan program PHBS yang selanjutnya lebih efektif dalam meningkatkan
jumlah rumah tangga mempraktekkan PHBS;
- Melakukan advokasi kepada kepala desa, tokoh masyarakat, dan kelompok
potensial untuk memberi dukungan dalam bentuk komitmen (seperti ikut serta atau
menjadi contoh malakukan PHBS), dana (seperti dana sehat atau swadaya
masyarakat atau bekerja sama dengan pengusaha setempat) dan tenaga untuk
membantu membantu pengkajian dan meningkatkan pembinaan PHBS dalam
masyarakat dan;
- Menyusun pembagian tugas dan tanggung jawab secara jelas dan tertulis mengenai
pelaksanaan penyuluhan, rincian tugas, serta jadwal penyuluhan secara teratur.
29
Daftar Pustaka
1. Notoadmodjo S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Edisi revisi 2011. Jakarta:
Rineka Cipta. 2011:135-54.
2. Kementerian Kesehatan. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2011. Diunduh tanggal 31 Agustus 2015 dari :
http://promkes.depkes.go.id/download/pedoman_umum_PHBS.pdf
3. Kementerian Kesehatan. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI, 2013. Diunduh tanggal 31 Agustus 2015 dari
http://depkes.go.id/download/profil_data_kesehatan_indonesia_tahun_2012.pdf
4. Trihono, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 2013. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Diunduh tanggal 31 Agustus 2015 dari:
http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id/data/lapriskesdas.pdf
5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Promosi Kesehatan di Daerah
Bermasalah Kesehatan. Jakarta. 2011:63-69.
6. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. Petunjuk Teknis Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat di Rumah Tangga. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat, 2008.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pelaksanaan promosi
kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Keputusan Menteri Kesehtan RI, 2013.
30
Lampiran
31
32