Evaluasi Perencanaan (13) - Manajemen Konflik...
Transcript of Evaluasi Perencanaan (13) - Manajemen Konflik...
MENGELOLA KONFLIK bagian 1: Analisis (Simon Fisher, Mengelola Konflik Keterampilan dan Strategi untuk Bertindak)
http://chairululid.lecture.ub.ac.id
Materi Kuliah : Evaluasi Perencanaan
Bahasan
1. Kerangka Konseptual Konflik
a. Memahami konflik
b. Menangani konflik
c. Berbagai pendekatan untuk mengelola konflik
d. Menggalang perdamaian
e. Cara terbaik memulai perdamaian
2. Alat Bantu Analisis Konflik a. Penahapan Konflik
b. Urutan Kejadian
c. Pemetaan Konflik
d. Segitiga S.P.K.
e. Analogi Bawang Bombay
f. Pohon Konflik
g. Analisis kekuatan Konflik
h. Analogi Pilar
i. Analisis Piramida
1
KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka Konseptual Konflik 1.a Memahami Konflik
Perspektif: setiap manusia memiliki sudut pandang yang berbeda ketika melihat satu situasi (dipengaruhi: sejarah, jenis kelamin, cara hidup, nilai-nilai, dan status) yg mengarahkan pada konflik
Konflik dan kekerasan dua hal yang berbeda. Konflik: hubungan yg memiliki sasaran tidak sejalan; Kekerasan: tindakan yg menyebabkan kerusakan fisik, mental, lingkungan
Konflik sbg kenyataan hidup, tidak terhindarkan, sering bersifat kreatif; sering terjadi jika tujuan masyarakat tdk sejalan
Konflik di dunia PWK
Konflik Horisontal antar masyarakat yg sejajar
Konflik Vertikal antara masyarakat dgn pemerintah; marginal class dgn rulling class
Kerangka Konseptual Konflik I.b Menangani Konflik
Penangangan Konflik berupa ‘mengintensifkan’ dan ‘menekan’
Mengintesifkan konflik diperlukan untuk memunculkan potensi konflik dan membuatnya makin nyata-jelas, untuk kemudian dpt dimulai tindakan efektif untuk menanganinya.
Menekan suatu konflik akan membangkitkan masalah-masalah baru di masa mendatang
a. Tanpa Konflik: berkesan baik, namun komunitas yg ingin hidup damai menerus harus hidup bersemangat dan dinamis memanfaatkan konflik dan mengelolanya secara kreatif
b. Konflik Laten: tersembunyi, perlu diangkat ke permukaan shg dpt ditangani
c. Konflik Terbuka: berakar dalam dan nyata, memerlukan tindakan untuk mengatasi akar penyebab dan berbagai efeknya
d. Konflik Permukaan: akar yg dangkal atau tidak berakar, biasa berupa kesalahpahaman dapat diatasi dgn komunikasi
Kerangka Konseptual Konflik I.c Berbagai Pendekatan untuk Mengelola Konflik
1. Pencegahan Konflik mencegah timbulnya konflik yang keras
2. Penyelesaian Konflik mengakhiri perilaku kekerasan melalui suatu persetujuan perdamaian
3. Pengelolaan Konflik membatasi dan menghindari kekerasan dgn mendorong perubahan perilaku yang positif bagi pihak-pihak yang terlibat
4. Resolusi Konflik menangani sebab-sebab konflik dan berusaha membangun hubungan baru dan yang bisa tahan lama di antara kelompok yg bermusuhan
5. Transformasi Konflik mengatasi sumber konflik yg lebih luas dan berusaha mengubah kekuatan negatif perang menjadi kekuatan sosial politik positif
Dapat dikatakan sbg tahapan penanganan konflik, tetapi tidak selalu harus dimulai pada pendekatan nomor satu.
Kerangka Konseptual Konflik I.e Menggalang Perdamaian
Seperti apa hidup Damai ?
o Hidup tanpa kekerasan
o Menjalin hubungan yg menghargai keragaman dan mendorong pengembangan potensi individu
o Oxfam: damai adl “kestabilan yang dinamis” dimana konflik tetap terjadi tp tanpa kekerasan
Menggalang perdamaian melalui intervensi untuk
o Menciptakan Perdamaian : mengakhiri permusuhan, menghasilkan kesepakatan melalui diplomasi politik dan militer
o Menjaga Perdamaian: memantau dan menegakkan kesepakatan, menggunakan kekerasan bila perlu
o Menjaga Perdamaian: melaksanakan program-program yg dirancang untuk mengatasi peyebab konflik
2
ALAT BANTU ANALISIS KONFLIK
Alat Bantu Analisis Konflik Apakah Analisis Konflik ?
Sebagai proses praktis untuk mengkaji dan memahami kenyataan konflik dari berbagai sudut pandang;
Analisis konflik dapat dilakukan dgn sejumlah alat bantu dan teknik yang sederhana, praktis dan yang sesuai;
Analisis konflik bukan merupakan kegiatan satu kali saja, namun berlangsung terus menerus, sehingga dapat menyesuaikan tindaka penanganan dgn berbagai faktor, dinamikan dan keadaan.
9 Alat bantu dapat dipergunakan secara fleksibel dan kombinatif satu sama lain :
1. PENAHAPAN KONFLIK
2. URUTAN KEJADIAN
3. PEMETAAN KONFLIK
4. SEGITIGA SPK
5. ANALOGI BAWANG BOMBAY
6. POHON KONFLIK
7. ANALISIS KEKUATAN KONFLIK
8. ANALOGI PILAR
9. PIRAMIDA
Alat Bantu Analisis Konflik II.a Penahapan Konflik
Grafik yang menunjukkan peningkatan dan penurunan intensitas konflik yang
digambar dalam skala waktu tertentu
Tujuan:
- Melihat siklus peningkatan dan penurunan konflik (Prakonflik, Konfrontasi, Krisis, Akibat, Pascakonflik)
- Membahas pada tahap mana situasu sekarang berada
- Meramalkan pola-pola peningkatan intensitas konflik dimasa mendatang dgn tujuan untuk menghindari pola itu terjadi
- Untuk menentukan periode waktu mana yang perlu dianalisis lebih lanjut mempergunakan alat bantu analisis lainnya
Waktu Penggunaan: diawal dan diakhir proses
TAHAP-TAHAP KONFLIK DI UGANDA
TAHAP-TAHAP KONFLIK DI UGANDA TENGAH DAN UGANDA BAGIAN BARAT
TAHAP-TAHAP KONFLIK DI TESO, UGANDA
KRISIS KRISIS
PASCAKONFLIK
AKIBAT
KONFRONTASI
AKIBAT
PASCAKONFLIK
PASCAKONFLIK
KONFRONTASI
PASCAKONFLIK
EKSK
ALA
SI K
ON
FLIK
1980 1984 1988 1992 1996
Alat Bantu Analisis Konflik II.b Urutan Kejadian
Grafik yang menunjukkan kejadian2 yg digambar dalam skala waktu tertentu
Tujuan:
- Menunjukkan pandangan2 yang berbeda ttg sejarah konflik
- Menjelaskan dan memahami pandangan masing-masing pihak ttg kejadian
- Mengidentifikasi kejadian mana yg paling penting bagi masing2 pihak’
Waktu Penggunaan
- Diawal proses (kombinasi dgn alat bantu lainnya)
- Di akhir proses (untuk menysun strategi)
- Ketika antar pihak berbeda pendapat mengenai kejadian konflik,
- Untuk menyadarkan pihak-pihak bahwa pandangan mereka sendiri hanya sebagian dari kebenaran
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
Kejadian menurut Masyarakat Teso
Kejadian menurut Pemerintah Uganda
Menarik mundur Tentara Teso
Tentara Pertahanan Nasional (NRA) merebut kampala, membentuk pemerintah baru
NRA melucuti senjata milisi lokal Teso
Perampasan ternak Karamojong NRA bertemu milisi di Teso
NRA melanjutkan perlawanan di Utara Bekas tentara Teso membentuk tentara pemberontak
Pemerintah mengirimkan tentara ke Teso untuk menghentikan pemberontak
Masyarakat pindah ke kota atau meninggalkan daerahnya, untuk
menghindari pertikaian
Tentara pemerintah mengumpulkan masyarakat di tempat tawanan (kekurangan
makanan & air; masyarakat dipaksa melaporkan tentng para pemberontak
Para menteri negara berusaha untuk menengahi dan diculik oleh para pemberontak (satu terbunuh)
Para sesepuh teso menghubungi anak-anak mereka kalangan pemberontak untuk
berusaha menghentikan pertikaian Para pemuka gereja berusaha mencegah pemerinth dan para pemberontak
Para pemberontak menyerah
Para pemberontak menghentikan pertikaian demi kebaikan masyarakat mereka
Alat Bantu Analisis Konflik II.c Pemetaan Konflik
Teknik visual yg menggambarkan hubungan di antara berbagai pihak yang berkonflik
Tujuan:
- Untuk lebih memahami situasi dengan baik
- Melihat hubungan di antara berbagai pihak secara lebih jelas
- Menjelaskan dimana letak kekuasaan
- Memeriksa keseimbangan masing-masing kegiatan/reaksi
- Melihat dimana saja letak sekutu potensial
- Untuk mengidentifikasi mulainya intervensi
- Untuk mengevaluasi apa yang telah dilakukan
Waktu Penggunaan
- Diawal proses (kombinasi dgn alat bantu lainnya)
- Di akhir proses (untuk mengidentifikasi jalan pembuka dalam melancarkan intervensi)
PIHAK C
PIHAK B
PIHAK F
PIHAK A
ISU
PIHAK D
PIHAK E PIHAK LUAR
Hubungan yang agak dekat
Situasi aliansi
Hubungan tidak resmi/sementara
Arah utama suatu pengaruh
Perselisihan/konflik
Putusnya suatu hubungan
Alat Bantu Analisis Konflik II.d Segitika S.P.K.
Faktor yang berkaitan dengan Sikap, Perilaku & Konteks bagi masing-masing pihak utama
Tujuan:
- Untuk mengidentifikasi ketiga faktor itu di setiap pihak utama
- Untuk menganalisis bagaimana faktor-faktor tsb saling mempengaruhi
- Untuk menghubungkan faktor-faktir tsb dgn berbagai kebutuhan dan ketakutan masing-masing
- Untuk menunjukkan bagaimana perubahan dalam satu aspek mungkin mempengaruhi aspek lain
- Untuk mengidentifikasi titik awal intervensi dalam suatu situasi
Waktu Penggunaan
- Diawal proses (untuk memperoleh pemahaman lebih luas ttg motivasi tiap pihak)
- Di akhir proses (untuk mengidentifikasi faktor mana yang dapat diatasi melalui intervensi)
PERILAKU B
KONTEKS SIKAP A C
KEBUTUHAN POKOK: SUATU
PENDEKATAN YANG DISEPAKATI BERSAMA
PANDANGAN ORANG KOTA TERHADAP DIRI MEREKA SENDIRI
Canggih Bertindak dengan visi jangka panjang Pendekatan partisipatif Kadang sangat tidak sabar
PEGAWAI DI IBUKOTA
Lulusan sekolah tinggi di kota Sistem pendidikan lebih baik di kota Lembaga-lembaga pendidikan tinggi semua berada di kota Sejarah pekerjaan LSM yang lebih lama di kota Keamanan politil/militer yg lebih baik di kota Sistem-sistem komunikasi yang lebih baik di kota Peluang-peluah untuk berekreasi yg lebih baik di kota Lebih banyak orang-orang Khmer yg tinggal kembali di kota Kondisi penghidupan yang lebih mudah di kota Lebih banyak peluang kerja di kota Biaya hidup di kota lebih tinggi Lebih banyak pemegang paspor dari luar negeri di kota Wawasan yang lebih luas ttg pandangan-pandangan lain di kota Penghasilan di bawah standar
PANDANGAN STAF DI IBUKOTA TERHADAP MASYARAKAT DI DESA
Sulit, keras kepala Tidak ingin berubah
Hirarkhis berpandangansempit Pemarah, mengharukan
Selalu berpikir bahwa mereka benar Pencemburu, pembangkang
Modern, berpikir luas Dapat memahami masalah besar
Peduli dengan kepentingan pihak lain Kadang merasa superior
PANDANGAN ORANG KOTA TERHADAP DIRI MEREKA SENDIRI
PANDANGAN ORANG KOTA TERHADAP MASYARAKAT DI DESA
Bodoh berprilaku kasar Tidak tahu cara berkomunikasi Tidak punya inisiatif dan ide Tidak melakukan sesuatu yang membangun Bekerja keras tetapi tidak produktif
Alat Bantu Analisis Konflik II.e Analogi Bawang Bombay
Cara untuk menganalisis perbedaan pandangan tentang konflik dari pihak-pihak yang berkonflik
Tujuan :
- Untuk bergerak berdasarkan posisi masing-masing pihak dan memahami berbagai kepentingan masing-masing pihak
- Untuk mencari titik persamaam di antara kelompok, shg dapat mnejadi dasar bagi pembahasan selanjutnya
Waktu Penggunaan :
- Sebagia bagian suatu analisis untuk memahami berbgai dinamika situasi suatu konflik
- Sebagai persiapan untuk melancarkan dianlog antara kelompok-kelompok dalam suatu konflik
- Sebagai bagian dari proses mediasi atau negosiasi
POSISI
KEPENTINGAN
KEBUTUHAN
PARA BOS, PARA PENGUSAHA DAN PARA TUAN TANAH Menentang subversi: perlindungan oleh petugas keamanan dan meng- ingkari hak-hak mayarakat asli/pribumi
Mengendalikan politik dan ekonomi akses tenaga kerja yang murah, dan membangun berbagai aliansi dengan pemerintah di pusat dan di kota
Lahan dan juga uang
ORGANISASI-ORGANISASI RAKYAT INDIJENUS
Menentang militerisasi: menuntut kebabasan pers, menginginkan kesempatan-kesempatan yang
sama dan penyelidikan terhadap berbagai pembunuhan dan
hukuman
Pembagian ulang lahan, penghargaan atas hak asasi
manusia, aliansi dengan kekuatan sosial lain dan
demokrasi
Lahan, kesejahteraan dan keadilan
Alat Bantu Analisis Konflik II.f Pohon Konflik
Alat bantu menggunakan gambar pohon untuk mengurutkan isu-isu pokok konflik
Tujuan :
- Untuk merangsang diskusi tentang berbagai sebab dan efek dalam suatu konflik
- Untuk membantu kelompok menyepakati masalah inti
- Untuk membantusuatu kelompok atau tim dalma mengambil keputusan tentang prioritas untuk mengatasi berbagai isu konflik
- Untuk menghubungkan sebab-akibat satu sama lain, dan untuk memfokuskan pengorganisasiannya
Waktu Penggunaan :
- Ketika mengalamikesulitan menyepakati masalah inti di tengah kelompok
- Bersama tim yg harus memutuskan isu konflik mana yang seharusnya mereka atasi
PEREBUTAN LAHAN
DENDAM & KECURIGAAN Pembunuhan
Perwakialn yg Tdk adil
Ketakutan
Penjarahan
Perampasan
Kemerdekaan & kesetaraan
Pembangunan yg tidak seimbang
Pemimpin politi yg korup
Berbagai larangan kolonial
Para pemilih saat ini
hukum
MASALAH INTI >
EFEK >
Alat Bantu Analisis Konflik II.g Analisis Kekuatan Konflik
Untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan yang memengaruhi suatu konflik
Waktu Penggunaan :
- Ketika harus mengambil tindakan perubahan namun ada yang mendukung dan menghalangi
- Ketika perlu untuk menilai berbagai kelemahan dan kekuatan pihak-pihak yang berkonflik
- Digunakan pada akhir proses ketika mengevaluasi strategi.
Sasaran: Pemilihan umum yang Damai ( Arah Perubahan yang Diinginkan)
Kekuatan positif/dukungan Kekuatan negatif/rintangan
Kesepakatan pemimpin negara Perlawanan militer
Provokator di dalam kepolisian Disiplin dalam Anc
Kesepakatan masyarakat umum Konflik antara Inkatha dan Anc
Pertikaian LSM Dukungan dr berbagai LSM lokal
Komisi perdamaian Pelatihan yg buruk bagi para pemantau pemilihan umum
Alat Bantu Analisis Konflik II.h Analogi Pilar
Ilustrasi berupa grafik dari elemen-elemen atau kekuatan0kekuatan yang ‘menahan’ situasi yang tidak stabil
Tujuan :
- Untuk memahami bagaimana berbagai struktur ditopang
- Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang membuat situasi yang tidak diinginkan tetap bertahan
- Untuk mempertimbangkan berbagai cara untuk mengurangi, menghilangkan atau mengubah faktor negatif
Waktu Penggunaan :
- Ketika situasi tidak jelas kekuatan apa saja yang membuat situasi tidak stabil
- Katika situasi tampak ‘buntu’ dalam ketidakadilan struktural
Konflik Antara Pemerintah Taliban dan Lembaga-lembaga bantuan :
Keta
kuta
n
Pra
san
gka
Ma
sala
h K
ea
ma
na
n
Tdk
ad
a m
ed
iasi
yg t
ep
at
Kete
rlib
ata
n p
olit
ik
Kete
rsisi
ha
n k
au
m w
an
ita
Alat Bantu Analisis Konflik II.i Piramida
Alat bantu grafik yang menunjukkan tingkat-tingkat stakeholder dalam suatu konflik
Tujuan :
- Untuk mengidentifikasi pelaku-pelaku utama termasu kepemimpinan, pada masing-masing tingkat
- Untuk memutuskan pada tingkat mana anda sedang mengatasi konflik sekarang dan bagaimana anda melibatkan tingkat-tingkat lainnya
- Unutk menilai tipe-tipe pendelatan atau tindakan-tndakan tepat yang dilakukan pada maisng-masing tingkat
- Untuk mempertimbangkan cara-cara untuk membangun kaitan antartingkat
- Untuk mengidentifikasi para sekutu yang potensial di masing-masing tingkat
Waktu Penggunaan :
- Ketika menganalisis situasi yang tampaknya melibatkan beberapa pelaku di berbagai tingkat
- Ketika merencanakan berbagai tindakan untuk mengatasi konflik multitingkat
- Ketika memutuskan di mana energi harus difokuskan
TINGKAT 1 (ATAS) • Tentara/politikus/parapemuka agama yg mneonjol
• Berbagai organisasi ienternasional • Para pegawai pemerintah
TINGKAT 2 (MENENGAH) • Para pemimpin yang dihormati
• Para pemuka agama/etnis • Para akademisi
• Parapemimpin LSM • paraprofesional
TINGKAT 3 (RAKYAT BIASA) • Para pemimpin lokal/sesepuh
• Para pekerja LSM dan masyarakat • Berbagai kelompok wanita dan anak-anak
• Para pegawai kesehatan daerah • Para pemimpin kamp pengungsi
• Para aktivitas
SEDIKIT
BANYAK
POPULASI
YANG
TERPENGARUH
Isu-isu Kritis
Ketika terus menerus mengamati hubungan pihak yang terlibat, tema-tema konflik akan terus bermunculan, dan seringkali menjadi latarbelakang konflik. Berikut isu-isu kritis yang kerap menjadi latar belakang konflik
Kekuasaan; konflik sering berpusat pada usaha untuk memperolah kekuasaan yang lebih besar, atau kekhawatiran kehilangan kekuasaan
Budaya; masyarakat cenderung menghargai dan melindungi budayanya sendiri dari pengaruh budaya luar. Upaya ini berwujud konflik benturan budaya
Identitas; apa yg dirasakan orang mengenai siapadiri mereka dpt menjadi kekuatan untuk melakukan peningkatan, dan berbenturan dengan identitas orang lain
Gender; pria dan wanita memiliki peran sosial, sumber kekuasaan dan daya pengaruh yang berbeda
Hak; pelanggaran hak dan perjuangan untuk menghapuskan pelanggaran ini menjadi dasar dari beberapa konflik kekerasan di dunia.
- e.n.d -