Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes
description
Transcript of Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Evaluasi pembelajaran merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah kurikulum.
Walaupun dalam tatanan kurikulum evaluasi berada di urutan terakhir, evaluasi berperan
penting untuk menentukan sukses atau tidaknya proses pembelajaran yang dilakukan selama
ini sekaligus mempengaruhi proses pembelajaran selanjutnya. Kata evaluasi berasal dari
bahasa inggris “evaluation” yang beraarti proses penilaian. Jika direfleksikan dengan
fungsinya di dalam proses pembelajaran maka bisa diambil pengertian evaluasi merupakan
suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai
keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pembelajaran.
Kita sendiri telah sebenarnya telah banyak sekali mengalami manfaat evaluasi
pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan di sekolah dasar, SMP, SMA bahkan perguruan tinggi
membuat kita dianggap layak untuk berada pada level sekarang. Hal ini dikarenakan hasil
dari evaluasi yang kita lakukan telah memenuhi batas minimum dari tujuan yang telah
disusun di awal. Adapun yang masih belum memenuhi batas minimum opsi remedial bisa
dilakukan, dan ini merupakan salah satu tujuan evaluasi pembelajaran.
Kita kembali lagi ke definisi evaluasi pembelajaran. Dari definisi yang ada di atas
dapat kita ambil kesimpulan bahwa ada beberapa poin penting yang dapat diambil dari
rumusan definisi tersebut. Berikut ini sedkit penjabaran tentang poin-poin yang harus ada di
dalam suatu evaluasi.
Evaluasi merupakan proses berkelanjutan, hal ini berarti evaluasi adalah proses yang
berlangsung terus menerus baik sebelum melakukan proses belajar mengajar atau sesudah
proses belajar mengajar bahkan evaluasi juga harus dilakukan selama proses belajar mengajar
berlangsung.
Pengumpulan dan penafsiran informasi, hal ini berarti evaluasi harus memiliki tujuan
tertentu untuk apa sebuah evaluasi dilakukan.
Untuk menilai keputusan-keputusan, hal ini berarti harus ada standar pengukuran
tertentu untuk menyatakan apakah evaluasi proses pembelajaran telah sesuai atau belum
sehingga dapat memberikan keputusan yang sesuai dengan data dan informasi yang
dikumpulkan.
1
Secara umum ada 2 evaluasi yang harus dilakukan dalam mengevaluasi pembelajaran.
Yang pertama adalah evaluasi yang dilakukan siswa yakni berupa proses dan hasil (masih
ingat kan komponen kurikulum). Dan yang kedua adalah evaluasi yang harus dilakukan oleh
guru yakni berupa evaluasi diri sendiri. menjadi salah satu tanggung jawab dari seorang guru
tentunya untuk terus mengevaluasi dirinya sendiri dalam melakukan proses mengajar.
Menurut Zainal Arifin (2006) dalam mengolah data hasil tes, ada empat langkah
pokok yang harus ditempuh diantaranya :
a. Menskor, yaitu memberi skor pada hasil tes yang dapat dicapai oleh peserta didik.
b. Mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai dengan norma tertentu.
c. Mengkonversi skor standar ke dalam nilai, baik berupa huruf atau angka.
d. Melakukan analisis soal, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda.
Dari penjelasan diatas, untuk mengetahui evaluasi pembelajaran kami melakukan
observasi dengan uji soal (tes) ke SMA Negeri 1 Parongpong. Maka dari itu kami mencoba
untuk menyusun laporan ini.
B. Tujuan
Tujuan dari pengujian soal dan analisis soal yaitu untuk mengetahui soal-soal mana
yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali, serta soal-soal mana yang baik
untuk dipergunakan selanjutnya. Soal yang baik adalah soal yang sudah mengalami beberapa
uji coba dan revisi, yang didasarkan atas analisis empiris dan rasional.
C. Profil Sekolah
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Parongpong
Alamat Sekolah : Jl. Cihanjuang Rahayu no. 39 Lembang, Kab. Bandung Prov.
Jawa Barat kode pos 40559
Jumlah Siswa : 346 Siswa
Jumlah Tenaga Pengajar : 43 orang
SMA Negeri 1 Parongpong memiliki visi yang menggambarkan profil sekolah yang
diinginkan di masa datang, yaitu :
2
Terwujudnya sekolah yang CANTIK, Lulusan yang Cerdas, Lingkungan yang Asri, Aman
dan Nyaman, Warga Sekolah yang Taqwa, Inovatif, dan Kreatif serta mampu bersaing di era
globalisasi.
Untuk mencapai VISI tersebut, SMAN 1 Parongpong mengembangkan misi sebagai Berikut:
1) Memberdayakan tenaga pendidik dan kependidikan yang memenuhi standar yang
ditetapkan.
2) Membina dan menjaga SDM agar tetap berwawasan wiyata mandala dan ketahanan
sekolah sebagai pendukung terciptanya kegiatan belajar mengajar yang efektif dan
efisien serta hasil pembelajaran yang optimal.
3) Menanamkan kedisiplinan melalui budaya bersih, budaya tertib, dan budaya kerja.
4) Melaksanakan pembinaan dan ketaqwaan dengan melibatkan seluruh komponen
Sekolah yang terintegrasi dalam proses pembelajaran.
5) Menumbuhkan penghayatan terhadap budaya daerah sehingga menjadi salah satu
sumber kearifan berperilaku dan bermasyarakat.
6) Menumbuhkan inovasi dalam kehidupan sehari hari yang dapat menunjang
pengembangan profesionalisme.
7) Memberdayakan seluruh komponen sekolah dan mengoptimalkan sumber daya
sekolah dalam mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.
3
BAB II
PENGOLAHAN SKOR
A. Skor Mentah
Instrumen tes yang diujikan adalah pada mata pelajaran PAI. Jumlah soal yang diujikan
adalah sebanyak 40 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal essay.
No. Soal Bentuk Soal Bobot St
1-40 Pilihan Ganda 1 40
41 Uraian 6 60
42 Uraian 2 20
43 Uraian 2 20
44 Uraian 4 40
45 Uraian 6 60
Jumlah St 240
Uji instrumen tes dilakukan di:
Sekolah : SMA Negeri 1 Parongpong
Kelas : XD
Jumlah siswa : 24 orang
Berikut daftar skor mentah uji instrumen tes geografi kelas XD SMA Negeri 1 Parongpong
No Nama Skor Skor
PG Essay Mentah
1 Agus Suparman 28 140 168
2 Amatulloh Nafisah 27 130 157
3 Asep Wendi 28 70 98
4 Dandi Handika 20 45 65
5 Dewi Anggraeni 19 95 114
4
6 Disa Samsudin 21 40 61
7 Dony Abdulmajid 21 10 26
8 Ega Albiyuna 16 100 126
9 Fajar Kurniawan 26 50 68
10 Fitriya Anggraeni 18 80 101
11 Nine Febrianti 21 95 121
12 Novia Rusti 26 100 128
13 Pury Septiani 28 90 119
14 Regi Dhevariza 29 10 27
15 Risma Apriliani 17 80 102
16 Rizki Saeful 22 20 39
17 Rosmiati Nur 19 100 128
18 Sinta Widiyani 28 80 104
19 Siti Hadibah 24 130 156
20 Tanti Yunita 26 110 135
21 Wildan Hermawan 25 60 85
22 Yuyun Yulinar 25 52 76
23 Nanda Octaviani 24 0 20
24 Geryn Nuryana 20 70 94
B. Menentukan Nilai Siswa
1. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Pendekatan ini lebih menitikberatkan pada apa yang dapat dilakukan oleh siswa dan
bukan membandingkan seorang siswa dengan teman sekelasnya, melainkan dengan suatu
kriteria atau patokan yang spesifik. Misalnya kriteria yang digunakan 75% atau 80%. Bagi
siswa yang kemampuannya dibawah kriteria yang telah diterapkan ditanyakan tidak berhasil
dan harus mendapatkan remidial. Tujuan dari Penilaian Acuan Patokan adalah untuk
mengukur secara pasti tujuan atau kompetensi yang ditetapkan sebagai kriteria
5
keberhasilannya. Penilaian Acuan Patokan sangat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas
hasil belajar sebab siswa diusahakan untuk mencapai standar yang telah ditentukan.
Rata-rata Ideal
X = 12
. X
X = 12
. 240 = 120
Simpangan Baku (Standar Deviasi)
S = 13
. X
S = 13
. 120 = 40
a) Skala Empat (0-4)
Pedoman konversi yang digunakan dalam mengubah skor mentah menjadi skor standar
skala empat pada penilaian acuan patokan adalah :
+ 1,5 (sd) = 120 + 1,5 . 40 = 120 + 60 = 180
+ 0,5 (sd) = 120 + 0,5 . 40 = 120 + 20 = 140
-0,5 (sd) = 120 – 0,5 .40 = 120 – 20 = 100
-1,5 (sd) = 120 – 1,5 .40 = 120 – 60 = 60
A = 240 – 180
B = 179 – 140
C = 139 – 100
D = 99 – 60
6
Dibawah 59 = E
Jadi, siswa yang memperoleh skor mentah kurang dari 59 maka nilainya E (tidak lulus), siswa
yang memperoleh skor mentah dari 99 – 60 maka nilainya adalah D, siswa yang memperoleh
skor mentah antara 139 – 100maka nilainya C, skor mentah dari 179 – 140 maka nilainya B,
dan siswa yang memperoleh skor mentah antara 240 – 180 maka siswa tersebut memperoleh
nilai A.
b) Skala Sepuluh (0-10)
+ 2,25 (sd) = 120 + 2,25 . 40 = 120 + 90 = 210 10
+ 1,75 (sd) = 120 + 1,75 . 40 = 120 + 70 = 190 9
+ 1,25 (sd) = 120 + 1,25 . 40 = 120 + 50 = 170 8
+ 0,75 (sd) = 120 + 0,75 . 40 = 120 + 30 = 150 7
+ 0,25 (sd) = 120 + 0,25 . 40 = 120 + 10 = 130 6
- 0,25 (sd) = 120 - 0,25 . 40 = 120 - 10 = 110 5
- 0,75 (sd) = 120 - 0,75 . 40 = 120 - 30 = 90 4
- 1,25 (sd) = 120 - 1,25 . 40 = 120 - 50 = 70 3
- 1,75 (sd) = 120 - 1,75 . 40 = 120 - 70 = 50 2
- 2,25 (sd) = 120 - 2,25 . 40 = 120 - 90 = 30 1
c) Skala Seratus (0-100)
T skor = 50 + ( x−xs ) 10
x = skor mentah
x = rata-rata
7
s = simpangan baku
NO NAMA
SISWASKALA 0-100
1Agus Suparman 50 + ( 168−120
40 ) 10 = 62,00
2Amatulloh Nafisah 50 + ( 157−120
40 ) 10 = 59,25
3Asep Wendi 50 + ( 98−120
40 ) 10 = 44,50
4Dandi Handika 50 + ( 65−120
40 ) 10 = 36,25
5Dewi Anggraeni 50 + ( 114−120
40 ) 10 = 48,50
6Disa Samsudin 50 + ( 61−120
40 ) 10 = 35,25
7Dony Abdulmajid 50 + ( 26−120
40 ) 10 = 26,50
8Ega Albiyuna 50 + ( 126−120
40 ) 10 = 51,50
9Fajar Kurniawan 50 + ( 68−120
40 ) 10 = 37,00
10Fitriya Anggraeni 50 + ( 101−120
40 ) 10 = 45,25
11Nine Febrianti 50 + ( 121−120
40 ) 10 = 50,25
12Novia Rusti 50 + ( 128−120
40 ) 10 = 52,00
13Pury Septiani 50 + ( 119−120
40 ) 10 = 49,75
14Regi Dhevariza 50 + ( 27−120
40 ) 10 = 26,75
15Risma Apriliani 50 + ( 102−120
40 ) 10 = 45,50
8
16Rizki Saeful 50 + ( 39−120
40 ) 10 = 29,75
17Rosmiati Nur 50 + ( 128−120
40 ) 10 = 52,00
18Sinta Widiyani 50 + ( 104−120
40 ) 10 = 46,00
19Siti Hadibah 50 + ( 156−120
40 ) 10 = 59,00
20Tanti Yunita 50 + ( 135−120
40 ) 10 = 53,75
21Wildan Hermawan 50 + ( 85−120
40 ) 10 = 41,25
22Yuyun Yulinar 50 + ( 76−120
40 ) 10 = 39,00
23Nanda Octaviani 50 + ( 20−120
40 ) 10 = 25,00
24Geryn Nuryana 50 + ( 94−120
40 ) 10 = 43,50
2. Penilaian Acuan Norma (PAN)
Dalam Penilaian Acuan Norma, makna angka seorang siswa ditemukan dengan cara
membandingkan hasil belajarnya dengan hasil belajar siswa lainnya dalam suatu kelompok
atau kelas. Tujuan dari Penilaian Acuan Norma adalah untuk membedakan siswa atas
kelompok-kelompok tingkat kemampuan, muali dari yang terendah sampai yang tertinggi.
Secara ideal, pendistribusian tingkat kemapuan dalam satu kelompok menggambarkan suatu
kurva normal.
Data
168 26 119 156 157 126 27 135
98 68 102 85 65 101 39 76
114 121 128 20 61 128 104 94
9
Nilai Tertinggi = 168
Nilai Terrendah = 20
Rentang
R = 168 – 20
R = 148
Jumlah Kelas
Jk = 1 + 3,3 log 24
Jk = 1 + 3,3 . 1,38
Jk = 5,55 ≈ 6
Panjang Interval
Pi = RJk
= 148
6 = 24,67 = 25
Banyak Kelas
Bk = RPi
= 14825
= 5,92 ≈ 6
Tabel Distribusi
Kelas Interval Turus F x f.x x² f.x²
20 – 44 IIII 4 32 128 1024 4096
45 – 69 III 3 57 171 3249 9747
70 – 94 III 3 82 328 6724 20172
10
95 - 119 IIIII I 6 107 642 11449 68694
120 - 144 IIIII 5 132 660 17424 87120
145 - 169 III 3 157 471 24649 73947
Σ 24 2400 263776
Mean
x = Σ fx
f
= 240024
= 100
Standar Deviasi (Sd)
Sd = √ Σ fx2−¿¿¿¿
= √263776−¿¿¿¿
= √ 263776−24000023
= √1033,75
= 32,15
a) Skala Empat (0-4)
x + 1,5 x sd = 100 + 1,5 (32,15) = 148,225
x + 0,5 x sd = 100 + 0,5 (32,15) = 116,075
11
x - 0,5 x sd = 100 - 0,5 (32,15) = 83,925
x - 1,5 x sd = 100 - 1,5 (32,15) = 51,775
A = 240 – 148,225
B = 148,225 – 116,075
C = 116,075 – 83,925
D = 83,925 – 51,775
Dibawah 51,775 = E
Jadi, siswa yang memperoleh skor mentah kurang dari 51,775 maka nilainya E (tidak lulus),
siswa yang memperoleh skor mentah dari 99 – 60 maka nilainya adalah D, siswa yang
memperoleh skor mentah antara 139 – 100maka nilainya C, skor mentah dari 179 – 140 maka
nilainya B, dan siswa yang memperoleh skor mentah antara 240 – 180 maka siswa tersebut
memperoleh nilai A.
b) Skala Sepuluh (0-10)
x + 2,25 x sd = 100 + 2,25 (32,15) = 172,3375 10
x + 1,75 x sd = 100 + 1,75 (32,15) = 156,2625 9
x + 1,25 x sd = 100 + 1,25 (32,15) = 140,1875 8
x + 0,75 x sd = 100 + 0,75 (32,15) = 124,1124 7
x + 0,25 x sd = 100 + 0,25 (32,15) = 108,0375 6
x - 0,25 x sd = 100 – 0,25 (32,15) = 91,9625 5
x - 0,75 x sd = 100 - 0,75 (32,15) = 75,8875 4
x - 1,25 x sd = 100 - 1,25 (32,15) = 59,8125 3
x - 1,75 x sd = 100 - 1,75 (32,15) = 43,7375 2
12
x - 2,25 x sd = 100 - 2,25 (32,15) = 27,6625 1
c) Skala Seratus (0-100)
T skor = 50 + ( x−xs ) 10
x = skor mentah
x = rata-rata
s = simpangan baku
NO NAMA
SISWASKALA 0-100
1Agus Suparman 50 + ( 168−100
32,15 ) 10 = 71,10
2Amatulloh Nafisah 50 + ( 157−100
32,15 ) 10 = 67,70
3Asep Wendi 50 + ( 98−100
32,15 ) 10 =49,40
4Dandi Handika 50 + ( 65−100
32,15 ) 10 =39,20
5Dewi Anggraeni 50 + ( 114−100
32,15 ) 10 =54,30
6Disa Samsudin 50 + ( 61−100
32,15 ) 10 =37,90
7Dony Abdulmajid 50 + ( 26−100
32,15 ) 10 =27,00
8Ega Albiyuna 50 + ( 126−100
32,15 ) 10 =58,00
9Fajar Kurniawan 50 + ( 68−100
32,15 ) 10 =40,10
10Fitriya Anggraeni 50 + ( 101−100
32,15 ) 10 =50,30
11Nine Febrianti 50 + ( 121−100
32,15 ) 10 =56,50
13
12Novia Rusti 50 + ( 128−100
32,15 ) 10 =58,70
13Pury Septiani 50 + ( 119−100
32,15 ) 10 =55,90
14Regi Dhevariza 50 + ( 27−100
32,15 ) 10 =27,30
15Risma Apriliani 50 + ( 102−100
32,15 ) 10 =50,60
16Rizki Saeful 50 + ( 39−100
32,15 ) 10 =31,10
17Rosmiati Nur 50 + ( 128−100
32,15 ) 10 =58,70
18Sinta Widiyani 50 + ( 104−100
32,15 ) 10 =51,20
19Siti Hadibah 50 + ( 156−100
32,15 ) 10 =67,40
20Tanti Yunita 50 + ( 135−100
32,15 ) 10 =60,80
21Wildan Hermawan 50 + ( 85−100
32,15 ) 10 =45,40
22Yuyun Yulinar 50 + ( 76−100
32,15 ) 10 =42,60
23Nanda Octaviani 50 + ( 20−100
32,15 ) 10 =26,00
24Geryn Nuryana 50 + ( 94−100
32,15 ) 10 =48,20
C. Daftar Rekapitulasi Uji Instrumen PAI
Kelas : XD
Mata Pelajaran : PAI
Sekolah : SMAN 1 Parongpong
14
No Nama SKOR PAP PAN
MENTAH 4 10 100 4 10 100
1 Agus Suparman 168 B 7 62,00 A 9 71,10
2 Amatulloh Nafisah 157 B 7 59,25 A 9 67,70
3 Asep Wendi 98 D 4 44,50 C 5 49,40
4 Dandi Handika 65 D 2 36,25 D 3 39,20
5 Dewi Anggraeni 114 C 5 48,50 C 6 54,30
6 Disa Samsudin 61 D 2 35,25 D 3 37,90
7 Dony Abdulmajid 26 E 1 26,50 E 1 27,00
8 Ega Albiyuna 126 C 5 51,50 B 7 58,00
9 Fajar Kurniawan 68 D 2 37,00 D 3 40,10
10 Fitriya Anggraeni 101 C 4 45,25 C 5 50,30
11 Nine Febrianti 121 C 5 50,25 B 6 56,50
12 Novia Rusti 128 C 5 52,00 B 7 58,70
13 Pury Septiani 119 C 5 49,75 B 6 55,90
14 Regi Dhevariza 27 E 1 26,75 E 1 27,30
15 Risma Apriliani 102 C 4 45,50 C 5 50,60
16 Rizki Saeful 39 E 1 29,75 E 1 31,10
17 Rosmiati Nur 128 C 5 52,00 B 7 58,70
18 Sinta Widiyani 104 C 4 46,00 C 5 51,20
19 Siti Hadibah 156 B 7 59,00 A 9 67,40
20 Tanti Yunita 135 C 6 53,75 B 7 60,80
21 Wildan Hermawan 85 D 3 41,25 C 4 45,40
22 Yuyun Yulinar 76 D 3 39,00 D 4 42,60
23 Nanda Octaviani 20 E 1 25,00 E 1 26,00
24 Geryn Nuryana 94 D 4 43,50 C 5 48,20
15
BAB III
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
A. Validitas
Validitas sering diartikan dengan kesahihan. Suatu alat ukur disebut memiliki validitas
bilamana alat ukur tersebut isinya lanyak mengukur obyek yang seharusnya diukur dan sesuai
dengan kriteria tertentu (Thoha, 1990). Artinya ada kesesuaian antara alat ukur dengan fungsi
pengukuran dan sasaran pengukuran.
Menurut Grondlund (Ibrahim & Wahyuni, 2012) validitas mengarah kepada ketepatan
interpretasi hasil penggunan suatu prosedur evaluasi sesuai dengan tujuan pengukurannya.
Validitas merupakan suatu keadaan apabila suatu instrument evaluasi dapat mengukur apa
yang sebenarnya harus diukur secara tepat. Suatu alat ukur hasil belajar matematika
dikatakan valid apabila alat ukur tersebut benar-benar mengukur hasil belajar
matematika.Validitas alat ukur tidak semata-mata berkaitan dengan kedudukan alat ukur
sebagai alat, tetapi terutama pada kesesuaian hasilny, sesuai dengan tujuan penyelanggaraan
alat ukur (Surapranata, 2004).
Validitas tes perlu ditentukan untuk mengetahui kualitas tes dalam kaitannya dengan
mengukur hal yang seharusnya diukur. Nunnaly (Surapranata, 2004) menyatakan bahwa
pengertian validitas senantiasa dikaitkan dengan penelitian empiris dan pembuktian-
pembuktiannya bergantung kepada macam validitas yang digunakannya. Anastasi
(Surapranata, 2004) mengemukakan bahwa validitas adalah suatu tingkatan yang menyatakan
bahwa suatu alat ukur telah sesuai dengan apa yang diukur. Para pengembang tes memiliki
tanggung jawab dalam memuat tes yang benar-benar valid dan reliabel. Oleh karena itu
validitas dapat digunakan dalam memeriksa secara langsung seberapa jauh suatu alat telah
berfungsi.
16
Jenis-jenis Validitas :
a. Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi (Content Validity) adalah ketepatan suatu alat ukur ditinjau dari isi alat ukur
tersebut. Suatu alat ukur dikatakan memiliki validitas isi apabila isi atau materi atau bahan
alat ukur tersebut betul-betul merupakan bahan yang representatif terhadap bahan
pembelajaran yang diberikan. Artinya, isi alat ukur diperkirakan sesuai dengan apa yang
telah diajarkan berdasarkan kurikulum.
b. Validitas Konstruk (construct Validity)
Validitas konstruk (Construct Validity) berkaitang dengan konstruksi atau konsep bidang
ilmu yang akan diuji validitas alat ukurnya. Validitas konstruk merujuk pada kesesuaian
antara hasil alat ukur dengan kemampuan yang ingin diukur. Pembuktian adanya validitas
konstruk alat ukur matematika pada dasarnya merupakan usaha untuk menunjukan bahwa
skor yang dihasilkan suatu alat ukur matematika benar-benar mencerminkan konstruk yang
sama dengan kemampuan yang dijadikan sasaran pengukurannya.
Validitas kontruk dapat dilakukan dengan mengidentifikasi dan memasangkan butir-butir soal
dengan tujuan-tujuan tertentu yang dimaksudkan untuk mengungkap tingkatan aspek kognitif
tertentu pula. Seperti halnya dalam validitas isi, untuk menentukan tingkatan validitas
konstruk, penyusunan butir soal dapat dilakukan dengan mendasarkan diri pada kisi-kisi alat
ukur.
c. Validitas Ukuran
Validitas ukuran/norma/standar alat ukur matematika menunjuk pada pengertian seberpa
jauh siswa yang sudah diajarkan dalam bidang matematika menunjukan kemampuan yang
lebih tinggi dari dapa yang belum diajarkan. Sebagai contoh, siswa yang telah diajarkan
tentang materi aljabar akan mempunyai kemampuan penguasaan terhadap materi aljabar yang
lebih dari siswa yang belum diajarkan.
Validitas ukuran dapat diuji dengan cara dua kelompok siswa diuji dengan alat ukur yang
sama. Kelompok pertama telah diajarkan materi yang dialat ukurkan, sedangkan kelonpok
kedua belum diajarkan materi itu. Perbedaan nilai rata-rata kedua kelompok itu diuji dengan
teknik T-tes untuk mengetahui signifikansi perbedaan nilai rata-rata tersebut.
17
d. Validitas Sejalan (Concurrent Validity)
Validitas sejalan atau validitas sama saat menunjuk pada pengertian apakah tingkat
kemampuan seorang pada suatu bidang yang diteskan mencerminkan atau sesaui dengan
skor bidang yang lain yang mempunyai persamaan karakteristik.
Validitas sejalan diuji dengan mengorelasikan antara hasil tes yang diuji dengan hasil tes
bidang lain yang sekarakteristik. Sebagai contoh, akan diuji validitas sejalan tes penguasaan
kosakata secara aktif reseptif. Penguasaan kosakata secara aktif reseptif mempunyai
penguasaan kosakata terse but kemudian dikorelasikan dengan nilai tes menulis yang telah
diperoleh sebelumnya. Tinggi rendah koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan
tersebut akan menentukan tinggi randahnya tingkat validitas sejalan tes penguasaan kosakata
yang diuji.
e. Validitas Empiris (Empirical Validity)
Valisitas ini biasanya menggunakan teknik statistik, yaitu analisis korelasi. Hal ini bertujuan
untuk mencari hubungan antara skor tes dengan suatu kriteria tertentu yang merupakan suatu
tolok ukur diluar tes yang bersangkutan. Namun kriteria tersebut harus relevan dengan diluat
tes yang bersangkutan.
PERHITUNGAN VALIDITAS UJI COBA INSTRUMEN TES
No Nama Ganjil(X) Genap(Y) x y x2 y2 xy
1 Agus Suparman 15 13 3,7917 0,833333 14,37699 0,69444
4
3,15975
2 Amatulloh Nafisah 15 12 3,7917 -0,1667 14,37699 0,02778
9
-0,63208
3 Asep Wendi 13 15 1,7917 2,8333 3,210189 8,02758
9
5,076424
4 Dandi Handika 10 10 -1,2083 -2,1667 1,459989 4,69458
9
2,618024
5 Dewi Anggraeni 9 10 -2,2083 -2,1667 4,876589 4,69458
9
4,784724
6 Disa Samsudin 10 11 -1,2083 -1,1667 1,459989 1,36118 1,409724
18
9
7 Dony Abdulmajid 8 8 -3,2083 -4,1667 10,29319 17,3613
9
13,36802
8 Ega Albiyuna 13 13 1,7917 0,8333 3,210189 0,69438
9
1,493024
9 Fajar Kurniawan 9 9 -2,2083 -3,1667 4,876589 10,0279
9
6,993024
10 Fitriya Anggraeni 10 11 -1,2083 -1,1667 1,459989 1,36118
9
1,409724
11 Nine Febrianti 12 14 0,7917 1,8333 0,626789 3,36098
9
1,451424
12 Novia Rusti 13 15 1,7917 2,8333 3,210189 8,02758
9
5,076424
13 Pury Septiani 14 15 2,7917 2,8333 7,793589 8,02758
9
7,909724
14 Regi Dhevariza 8 9 -3,2083 -3,1667 10,29319 10,0279
9
10,15972
15 Risma Apriliani 10 12 -1,2083 -0,1667 1,459989 0,02778
9
0,201424
16 Rizki Saeful 8 11 -3,2083 -1,1667 10,29319 1,36118
9
3,743124
17 Rosmiati Nur 15 13 3,7917 0,8333 14,37699 0,69438
9
3,159624
18 Sinta Widiyani 10 14 -1,2083 1,8333 1,459989 3,36098
9
-2,21518
19 Siti Hadibah 13 13 1,7917 0,8333 3,210189 0,69438
9
1,493024
20 Tanti Yunita 13 12 1,7917 -0,1667 3,210189 0,02778
9
-0,29868
21 Wildan Hermawan 11 14 -0,2083 1,8333 0,043389 3,36098
9
-0,38188
22 Yuyun Yulinar 11 13 -0,2083 0,8333 0,043389 0,69438
9
-0,17358
23 Nanda Octaviani 9 11 -2,2083 -1,1667 4,876589 1,36118 2,576424
19
9
24 Geryn Nuryana 10 14 -1,2083 1,8333 1,459989 3,36098
9
-2,21518
Σ 269 292 0,0008 -0,00077 121,9583 93,3333
9
70,16679
x 11,2083 12,1667
Perhitungan validitas instrumen tes dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi
Product Moment, yaitu dengan mengkorelasikan jumlah skor soal ganjil dengan soal genap,
berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka diperoleh data Product Moment dengan angka
simpangan sebagai berikut:
Koefisien produk moment :
rxy = ∑ xy√¿¿¿
∑ xy = 70,1668 ∑ x2 = 121,95 ∑ y2 = 93,39
rxy = ∑ xy√¿¿¿
= 70,1668
√(121,95 )(93,39)
= 70,1668
√11388,91
= 70,1668106,71
= 0,65
Koefisien korelasi di atas di uji tingkat signifikansinya dengan rumus:
t
=
r √n−2
√1−r2
20
maka:
t
=
0 ,65√24−2
√1−(0 , 65 )2
t =
0 ,65 . 4 ,69
√1−0 ,4225
=
3 ,0485
√0 ,5775
= 4,016
Dari hasil perhitungan data hasil uji validitas instrumen tes dengan menggunakan rumus
korelasi Product Moment dengan Angka Simpangan dan kemudian diuji tingkat
signifikansinya, sehingga diperoleh data pada tabel berikut:
R Kriteria t-hitung t-tabel Keterangan
0,65 Kuat 4,016 1,714 Signifikan
B. Reliabilitas
Anastasia dan Susana (1997) menyebutkan bahwa Reliabilitas adalah sesuatu yang
merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji ulang
dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir
ekuivalen (equivalent items) yang berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda.
Menurut Sukardi (2008: 43) relaibelitas adalah karakter lain dari evaluasi. Reliabelitas juga
dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan.
Suatu instrument evaluasi dikatakan mempunyai nilai reliabelitas tinggi, apabila tes yang
dibuat mempunyai hasil konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Groth-Marnat
(2008) mendefinisikan reliabilitas suatu test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya
prediksi, dan akurasi. Menurut Sugiyono (2007), instrumen yang reliabel adalah instrumen
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data
yang sama.
21
Untuk Mengukur Reliabilitas Instrumen Digunakan Teknik Split Half Dari Product
Moment dengan Angka Simpangan. Dari perhitungan validitas diketahui r = 0,65
Berikut perhitungan realibilitas dengan teknik split half dari Product Moment dengan Angka
Simpangan:
rnn=2 r1. 2
1+(n−1 )r1 . 2
Maka :
rnn=2 r1. 2
1+(n−1 )r1 . 2
rnn=(2)(0 , 65 )
1+(2−1)(0 , 65 )
rnn=0 ,78
Instrumen tes dikatakan reliabel jika r hitung > r table pada taraf signifikansi 0,05 dengan
dk = n-2. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dilihat bahwa r hitung > r table
(0,78 > 0.404) maka, berdasarkan kriteria tersebut dapat dikatakan bahwa instrumen tes
objektif yang digunakan reliabel.
22
BAB IV
ANALISIS KUALITAS BUTIR SOAL
A. Tingkat Kesukaran Soal
Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran
suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat
dikatakan bahwa soal tersebut baik. Kemudian mengambil 27% skor dari atas yang disebut
kelompok atas dan 27% skor dari bawah sebagai kelompok bawah serta 46% sisanya
disisihkan.
Menghitung Nilai Tingkat Kesukaran Soal
Keterangan :
TK = Tingkat Kesukaran
WL = Jumlah Yang Menjawab Salah Kelompok Bawah
WH = Jumlah Yang Menjawab Salah Kelompok Atas
nL = Jumlah Kelompok Bawah
nH = Jumlah Kelompok Atas
Jadi tingkat kesukaran setiap soal adalah sebagai berikut :
NO.
SOAL
TINGKAT KESUKARAN NO.
SOAL
TINGKAT KESUKARAN
1 612
×100 %=50,00 % 21 212
×100 %=16,67 %
2 812
×100 %=66,67 % 22 012
×100 %=0 %
3 1012
×100 %=83,33 % 23 712
×100 %=58,33 %
23
RUMUS :
TK=(WL+WH )(nL+nH )
x100 %
4 1012
×100 %=83,33 % 24 312
×100 %=25,00 %
5 312
×100 %=25,00 % 25 712
×100 %=58,33 %
6 112
×100 %=8,33 % 26 212
×100 %=16,67 %
7 212
×100 %=16,67 % 27 312
×100 %=25,00 %
8 112
×100 %=8,33 % 28 112
×100 %=8,33 %
9 412
×100 %=33,33 % 29 212
×100 %=16,67 %
10 712
×100 %=58,33 % 30 112
×100 %=8,33 %
11 412
×100 %=33,33 % 31 512
×100 %=41,67 %
12 312
×100 %=25,00 % 32 912
×100 %=75,00 %
13 012
×100 %=0 % 33 1112
×100 %=91,67 %
14 212
×100 %=16,67 % 34 912
×100 %=75,00 %
15 112
×100 %=8,33 % 35 312
×100 %=25,00 %
16 1012
×100 %=83,33 % 36 512
×100 %=41,67 %
17 1112
×100 %=91,67 % 37 1012
×100 %=83,33 %
18 912
×100 %=75,00 % 38 612
×100 %=50,00 %
19 512
×100 %=41,67 % 39 712
×100 %=58,33 %
20 412
×100 %=33,33 % 40 912
×100 %=75,00 %
Adapun kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal adalah ;
a) Jika jumlah presentase sampai dengan 27% termasuk Mudah
24
b) Jika jumlah presentse 28% - 72% termasuk Sedang
c) Jika kumlah presentase 73% - 100% termasuk Suka
Berdasarkan kriteria di atas, maka hasil perhitungan tingkat kesukaran soal dapat ditafsirkan
seperti berikut :
Tabel Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
NO.
SOAL
TINGKAT
KESUKARAN
PENAFSIRAN
TINGKAT
KESUKARAN
NO.
SOAL
TINGKAT
KESUKARAN
PENAFSIRAN
TINGKAT
KESUKARAN
1 50 % Sedang 21 16, 67 % Mudah
2 66, 67 % Sedang 22 0 % Mudah
3 83,33 % Sukar 23 58,33 % Sedang
4 83,33 % Sukar 24 25 % Mudah
5 25 % Mudah 25 58,33 % Sedang
6 8,33 % Mudah 26 16, 67 % Mudah
7 16, 67 % Mudah 27 25 % Mudah
8 8,33 % Mudah 28 8,33 % Mudah
9 33,33 % Sedang 29 16, 67 % Mudah
10 58,33 % Sedang 30 8,33 % Mudah
11 33,33 % Sedang 31 41,67 % Mudah
12 25 % Mudah 32 75 % Sukar
13 0 % Mudah 33 91,67 % Sukar
14 16, 67 % Mudah 34 75 % Sukar
15 8,33 % Mudah 35 25 % Mudah
16 83,33 % Sukar 36 41,67 % Sedang
17 91,67 % Sukar 37 83,33 % Sukar
18 75 % Sukar 38 50 % Sedang
19 41,67 % Sedang 39 58,33 % Sedang
20 33,33 % Sedang 40 75 % Sukar
25
Tabel Klasifikasi Soal Berdasarkan Proporsi Tingkat Kesukarannya.
TINGKAT KESUKARAN NO. SOAL JUMLAH
Mudah P 27%5,6,7,8,12,13,14,15,21,22,
24,26,27,28,29,30,31,3518
Sedang1,2,9,10,11,19,20,23,25
36,38,3912
Sukar P 73%3,4,16,17,18,32,33,34,37,4
010
B. Daya Pembeda (Discriminating Power)
Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu
mebedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan pesertaa didik yang
belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan criteria tertentu.
Keterangan :
DP = Daya Pembeda
WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah
WH = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas
n = 27% x jumlah sample
Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut dapat digunakan kriteria yang
dikembangkan oleh Ebel, sebagai berikut :
26
RUMUS :
DP=[(WL−WH )n ]
Index of discrimination item evaluation
a) 0,40 and up : Very goods items
b) 0,30 – 0,39 : Reasonably good, but possibly subject to improvement
c) 0,20 – 0,29 : Marginal items, usually needing and being subject to improvement
d) Below – 0,19 : Poor items, to be rejected or improved by revision
NO.
SOAL
TINGKAT
KESUKARAN
KRITERIA NO.
SOAL
TINGKAT
KESUKARAN
KRITERIA
1 0,67 Very good items 21 0, 33 Reasonably good items
2 0,33 Reasonably good items 22 0 Poor items
3 0 Poor items 23 0,17 Poor items
4 0,33 Reasonably good items 24 0,5 Very good items
5 0,5 Very good items 25 0,5 Very good items
6 -0,17 Poor items 26 0 Poor items
7 0,33 Reasonably good items 27 0,5 Very good items
8 0,17 Poor items 28 0,17 Poor items
9 0,67 Very good items 29 0,33 Reasonably good items
10 -0,5 Poor items 30 0,17 Poor items
11 0,67 Very good items 31 0,5 Very good items
12 0,5 Very good items 32 -0,17 Poor items
13 0 Poor items 33 -0,17 Poor items
14 0,33 Reasonably good items 34 0,5 Very good items
15 0,17 Poor items 35 0,17 Poor items
16 0 Poor items 36 0,5 Very good items
17 0,17 Poor items 37 0 Poor items
18 0,17 Poor items 38 0,33 Reasonably good items
19 0,5 Very good items 39 -0,17 Poor items
20 0,67 Very good items 40 0,17 Poor items
BAB IV
27
PENUTUP
A. SIMPULAN
Pada uji coba yang dilakukan oleh kami terdapat simpulan bahwa soal yang kami buat
teruji validitas dan reliabilitasnya. Untuk validitasnya terdapat soal yang valid dan ada
yang tidak. Dari data Penilaian Acuan Norma (PAN) ditarik simpulan 3 orang siswa
memiliki nilai sangat baik, 6 orang siswa memiliki nilai baik , 7 orang siswa memiliki
nilai cukup, 4 orang siswa memiliki nilai kurang baik, 4 orang siswa memiliki nilai
sangat kurang baik. Dan untuk Penilaian Acuan Patokan (PAP) diperoleh simpulan 3
orang siswa memiliki nilai baik (B/LULUS), 10 orang siswa memiliki nilai cukup
(C/LULUS), 7 orang siswa memiliki nilai kurang baik(D/TIDAK LULUS), dan 4 orang
siswa memiliki nilai sangat kurang baik (E/TIDAK LULUS). Kemudian soal yang valid
berjumlah 14 dan 26 soal lainnya tidak valid.
B. SARAN
Perlunya persiapan yang matang dalam menentukan soal yang akan dibuat. Setiap soal
yang akan di uji harus dianalisis dengan waktu yang cukup dan dengan pemeriksaan
yang berulang. Sehingga soal itu berkualitas dan berbobot.
DAFTAR PUSTAKA
28
Aini,Latifah. 2013. Teknik Pengolahan Skor Hasil Evaluasi. [Online]. Tersedia:
http://ainilatifah.blogspot.com/2013/04/teknik-pengolahan-skor-hasil-evaluasi.html.
[Diakses: 21 November 2013].
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Futriana, Merlita. 2012. Validitas dan Reliabilitas. [Online]. Tersedia:
http://merlitafutriana0.blogspot.com/p/validitas-dan-reliabilitas.html. [Diakses: 21
November 2013].
Hamim, Nurham. 2013. Pengertian Validitas dan Jenis-Jenis Validitas. [Online]. Tersedia:
http ://hamimnurham.wordpress.com/2013/05/02/pengertian-validitas-dan-jenis-jenis-
validitas/. [Diakses: 21 November 2013].
Rahmat, Cece. 2005. Pengukuran Dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV Andira.
29