Etika

download Etika

of 2

description

x

Transcript of Etika

Nama: Aulia IzzatiNIM: 22010112130116

PERLUNYA ETIKA BAGI PENELITIAN TERHADAP MANUSIA

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1998), etika adalah:1. Ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk, dan tentang hak dan kewajiban moral.2. Kumpulan atau seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.3. Nilai yang benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Dalam melakukan penelitian, kualitas penelitian tidak hanya dilihat dari apa hasil akhirnya, tetapi juga bagaimana proses sebuah penelitian itu berlangsung sehingga dibutuhkan etika dan kode etik untuk mengaturnya.Maka karena itulah, meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian tidak memiliki risiko yang dapat merugikan atau membahayakan subyek penelitian )dalam essay ini yaitu, manusia), peneliti tetap harus mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan.Penelitian manusia ialah penelitian yang dilakukan pada manusia untuk mengetahui sebab ataupun gejala dari suatu penyakit, yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang akurat tentang perkembangan suatu penyakit. Manfaatnya bagi umat manusia adalah untuk mengatasi, mencegah dan mengobati penyakit yang dialami oleh manusia.Dalam melakukan suatu penelitian, dibutuhkan suatu kredibilitas dan kapabilitas yang terpercaya dan teruji, sehingga masyarakat mendapatkan jaminan atas hasil penelitian yang para peneliti kembangkan sifatnya adalah tidak merugikan. Setiap resiko yang ada sebisa mungkin harus diminimalisirresiko yang diantisipasi dalam riset tidak boleh lebih besar daripada yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, harus mempertimbangkan apa keuntungan bagi partisipan, ilmu pengetahuan dan masyarakat.Sehingga pelanggaran atas etika penelitian yang ada sangat berpengaruh terhadap kualitas penelitian dan tingkat profesionalisme seorang peneliti.Semua penelitian yang melibatkan subjek manusia harus dilakukan sesuai dengan beberapa prinsip etik mendasar, yakni penghormatan terhadap manusia, kerahasiaan, kebaikan, dan keadilan. Pada umumnya disepakati bahwa prinsip-prinsip ini, secara abstrak memiliki kekuatan moral yang sama, mengarahkan persiapan hati-hati dari usulan-usulan penelitian. Dalam berbagai keadaan, prinsip-prinsip tersebut dapat diekspresikan secara berbeda dan diberikan tekanan moral yang berbeda, serta penerapannya dapat menghasilkan keputusan-keputusan atau tindakan yang berbeda. Pedoman ini diarahkan pada penerapan prinsip-prinsip tersebut terhadap penelitian yang melibatkan subyek manusia.

Penghormatan terhadap manusia (respect for human dignity) mencakup paling tidak dua pertimbangan etik fundamental, yakni:a) Penghormatan terhadap otonomi, yang mengharuskan mereka yang mampu membuat pertimbangan atas pribadi mereka sendiri agar diperlakukan dengan hormat untuk kemampuannya menentukan nasib sendiri (self-determination); danb) Perlindungan terhadap orang-orang dengan otonomi yang cacat atau berkurang yang mewajibkan mereka yang tergantung atau rentan diberikan keamanan terhadap kerugian atau penyalahgunaan.

Selain itu yang perlu diperjatikan adalah menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for privacy and confidentiality). Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan individu. Pada dasarnya penelitian akan memberikan akibat terbukanya informasi individu termasuk informasi yang bersifat pribadi. Sedangkan, tidak semua orang menginginkan informasinya diketahui oleh orang lain, sehingga peneliti perlu memperhatikan hak-hak dasar individu tersebut. Dalam aplikasinya, peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas baik nama maupun alamat asal subyek dalam kuesioner dan alat ukur apapun untuk menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas subyek. Peneliti dapat menggunakan koding (inisial atau identification number) sebagai pengganti identitas responden.

Kebaikan mengacu pada kewajiban etik untuk memaksimalkan kebaikan dan meminimalkan kerugian serta kesalahan. Prinsip ini melahirkan norma-norma yang mewajibkan agar risiko penelitian menjadi wajar dalam kaitan dengan manfaat yang diharapkan, agar rancangan penelitian tersebut baik, serta agar peneliti kompeten baik dalam melakukan penelitian maupun dalam menjaga kesejahteraan subyek-subtek penelitian. Kebaikan lebih jauh melarang perlakuan yang merugikan terhadap manusia. Aspek kebaikan ini kadangkala diekspresikan sebagai suatu prinsip terpisah, yakni non-kejahatan (jangan kerugian).

Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness) merujuk pada kewajiban etik untuk memperlakukan setiap orang sesuai dengan apa yang benar dan layak secara moral, untuk memberikan kepada setiap orang apa yang layak baginya.Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk memenuhi prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati, profesional, berperikemanusiaan, dan memperhatikan faktor-faktor ketepatan, keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan religius subyek penelitian. Lingkungan penelitian dikondisikan agar memenuhi prinsip keterbukaan yaitu kejelasan prosedur penelitian.Dalam etika penelitian yang melibatkan subyek manusia, prinsip tersebut merujuk pada keadilan distributive, yang mewajibkan distribusi yang setara dalam hal beban dan manfaat dari partisipasi dalam penelitian. Perbedaan dalam distribusi beban dan manfaat hanya dapat dibenarkan jika hal-hal tersebut didasarkan pada pembedaan yang relevan secara moral antara orang-orang. Salah satu pembedaan tersebut adalah kerentanan.Kerentanan merujuk pada ketidakmampuan mendasar untuk melindungi kepentingannya sendiri karena rintangan-rintangan seperti kurangnya kemampuan untuk memberikan informed consent, kurangnya cara-cara alternatif untuk memperoleh perawatan medis atau kebutuhan mahal lainnya, atau karena menjadi anggota muda atau bawahan dari suatu kelompok hierarki. Dengan demikian, ketetapan-ketetapan khusus harus dibuat untuk melindungi hak-hak dan kesejahteraan dari orang-orang yang rentan.