Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
-
Upload
steffimeidiana -
Category
Documents
-
view
257 -
download
0
Transcript of Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
1/69
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Proses Penuaan pada Lansia
1. Batasan Lanjut Usia
WHO (2014) telah mencapai konsensus bahwa yang dimaksud
dengan lanjut usia (elderly) adalah seseorang yang berumur 0 tahun
atau lebih! "enurut #epartemen $esehatan %&' batasan lanjut usia
adalah seseorang dengan usia 0 tahun! *edangkan usia lebih dari +0
tahun dan lanjut usia berumur 0 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan seperti kecacatan akibat sakit disebut lanjut usia resiko
tinggi!
$eberhasilan pembangunan di bidang kesehatan telah
membuahkan hasil dengan meningkatnya populasi penduduk lanjut
usia! "enurut #epkes %& pada tahun 200, tentang umur harapan hidup
pada perempuan -'2 tahun dan pada lakilaki 4'. tahun! Harapan
hidup orang &ndonesia pada tahun 201, sampai 2020 mencapai +0
tahun atau lebih! /umlah penduduk lanjut usia mencapai 24 juta jiwa
bahkan lebih atau sekitar '++ dari total penduduk!
#iperkirakan pada akhir tahun 20.0' populasi penduduk lanjut
usia keseluruhan mencapai jumlah +0 juta dan pada tahun 20,0
mencapai -2 juta!
2. Proses Penuaan
"enua adalah proses yang mengubah seorang dewasa sehat
menjadi seorang yang frail dengan berkurangnya sebagian besar
cadangan sistem isiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap
berbagai penyakit dan kematian (*etiati et al!' 200+)!
#alam beberapa dekade terakhir' perhatian dunia medis terhadap
proses penuaan dan permasalahan yang timbul pada orang usia lanjut
meningkat! anyak penelitian dilakukan untuk lebih memahami proses
penuaan baik dari segi isiologis' psikologis' dan sosiologis! 3ara
.
.
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
2/69
peneliti menyadari pentingnya membedakan proses penuaan yang
isiologis dan penuaan yang bersiat patologis! ek proses penuaan
yang isiologis penting untuk dipahami sebagai dasar respon terhadap
pengobatan atau terapi serta komplikasi yang timbul (*etiati et al!'
200+)!
5ariabel6ariabel isiologis seperti kardio6askuler' sistem imun'
endokrin' ginjal' dan paru' menunjukan penurunan ungsi dan
perubahan seiring dengan meningkatnya usia! 7amun' perubahan pada
salah satu organ akibat usia tidak menjadikannya sebagai prediktor atau
tolak ukur bahwa akan terjadi perubahanperubahan pada organ yang
lainnya! *ebagai contoh' seseorang yang tampak sehat pada usianya
yang ke0 ternyata ditemukan curah jantungnya menurun! Hasil
pemeriksaan tersebut tidak bernilai dalam memprediksikan kapan
ginjal' kelenjar tiroid' sistem sara simpatis' atau organ lain orang
tersebut mengalami perubahan (*etiati et al!' 200+)!
3erubahan isiologis dengan tidak disertainya suatu penyakit yang
terjadi pada indi6idu yang lebih tua merupakan hal yang tidak
berbahaya dan bukan merupakan suatu aktor risiko yang signiikan!
3erubahan isiologis pada usia 8normal9 yang tidak disertai dengan
penyakit sangat ber6ariasi! #ipengaruhi oleh aktoraktor intrinsik
seperti gaya hidup' diet' akti6itas' nutrisi' paparan lingkungan' dan
komposisi tubuh! #an aktor ekstrinsik' contohnya genetik' pengaruh
lingkungan' gaya hidup' diet' aktor psikososial (*etiati et al!' 200+)!
:da perubahan yang terjadi seiring dengan peningkatan usia yang
tampak menyerupai gejala klinis namun sesungguhnya berbeda' hal ini
menyebabkan sulitnya menegakkan diagnosis secara tepat pada orang
usia lanjut ($aplan et al!' 2010 dan usse et al!' 1+)!
3roses penuaan bukanlah suatu penyakit' melainkan suatu proses
normal yang harus dimengerti dengan jelas untuk mendiagnosis secara
tepat kemudian memberikan penatalaksanaan yang tepat sehingga
beban yang dirasakan akibat penyakit dapat berkurang! 7amun'
4
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
3/69
perubahan ungsi beberapa organ patut diperhitungkan dalam
pemberian terapi armasi agar tepat sasaran dan tidak membahayakan!
eberapa teori tentang menua yang dapat diterima saat ini' antara lain;
a. Teori radikal bebas menyebutkan bahwa produk hasil
metabolisme oksidati yang sangat reakti (radikal bebas) dapat
bereaksi dengan berbagai komponen penting selular' termasuk
protein' #7: dan lipid' dan menjadi molekulmolekul yang tidak
berungsi namun bertahan lama dan mengganggu ungsi sel
lainnya! 3roses menua normal merupakan akibat kerusakan
jaringan oleh radikal bebas (*etiati et al!' 200+)!
b. Teori !likosilasi yang menyatakan bahwa proses glikosilasi
nonen
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
4/69
indra telinga' mata' gangguan kardio6askuler' gangguan kelenjar tiroid'
dan kortikosteroid! eberapa perubahan yang terjadi pada berbagai
sistem tubuh selama proses penuaan dapat terlihat pada tabel di bawah!
Tabel 2.1 3erubahan >ang ?erjadi 3ada erbagai *istem ?ubuh
*elama 3roses 3enuaan (*etiati et al!' 200+)
Beberapa Peruba#an $an! Terjadi pada Berba!ai Siste% Tubu# pada
Proses &enua
*istem ndokrin 1! ?oleransi glukosa terganggu (gula darah puasa
meningkat 1 mg@dl@dekadeA gula darah postprandial
meningkat 10 mg@dl@dekade! &nsulin serum meningkat'
Hb:1B meningkat' &CD1 berkurang!2! 3enurunan yang bermakna pada #H:!
.! 3enurunan testosteron bebas maupun yang bioavailable!
4! 3enurunan hormon ?.!
,! 3eningkatan hormon paratiroid (3?H)!
! 3enurunan produksi 6itamin # oleh kulit!
+! 8Ovarian failure disertai menurunnya hormon o6arium!
-! 3eningkatan kadar homosistein serum!
*istem
$ardio6askular
1! ?idak ada perubahan rekuensi jantung saat istirahat'
penurunan rekuensi jantung maksimum!
2! erkurangnya pengisian 6entrikel kiri!
.! erkurangnya sel pacu jantung (pacemaker) di nodus*:!
4! Hipertroi atrium kiri!
,! $ontraksi dan relaksasi 6entrikel kiri bertambah lama!
! "enurunnya respon inotropik' kronotropik' lusitropik
terhadap stimulasi beta adrenergik!
+! "enurunnya curah jantung maksimal!
-! "enurunnya hipertroi sebagai respons terhadap
peningkatan 6olume dan tekanan!
! 3eningkatan :73 serum!
10! Eapisan subendotel menebal dengan jaringan ikat!
11! =kuran dan bentuk yang irregular pada selsel endotel!
12! Dragmentasi elastin pada lapisan media dinding arteri!
1.! 3eningkatan resistensi 6askular perier!
?ekanan #arah 1! 3eningkatan tekanan darah sistolik' tekanan darah
diastolik berubah!
2! erkurangnya 6asodilatasi yang dimediasi beta
adrenergik!
.! 5asokonstriksi yang dimediasi alaadrenergik tidak
berubah!
4! ?erganggunya perusi autoregulasi otak!
,!
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
5/69
3aruparu 1! 3enurunan D51 dan D5B!
2! "eningkatnya 6olume residual!
.! erkurangnya eekti6itas batuk!
4! erkurangnya eekti6itas ungsi silia!
,! 8Ventilation-perfussion mismatching yang
menyebabkan 3aO2menurun seiring bertambahnya usia;
100 F (0'.2 G umur)!
! 3eningkatan diameter trakea dan saluran napas utama!
+! "embesarnya duktus al6eolaris akibat berkurangnya
elastisitas struktur penyangga parenkim paru'menyebabkan berkurangnya area permukaan!
-! 3enurunan massa jaringan paru!
! kspansi toraks!
10! 3enurunan tekanan maksimum inspirasi dan ekspirasi!
11! erkurangnya kekuatan otototot pernapasan!
12! $ekakuan dinding dada!
1.! erkurangnya diusi BO!
14! erkurangnya respons 6entilasi akibat hiperkapnia!
Hematologi 1! erkurangnya cadangan sumsum tulang akibat
kebutuhan yang meningkat!2! Attenuated retikulosis terhadap pemberian eritropoietin!
Cinjal 1! "enurunnya bersihan kreatinin (creatinin clearance) dan
laju iltrasi glomelurus (CD%) 10 ml@dekade!
2! 3enurunan massa ginjal sebanyak 2,' terutama dari
korteks dengan peningkatan relati perusi neron
jukstamedular!
.! "enurunnya ekskresi dan konser6asi natrium!
4! "enurunnya ekskresi dan konser6asi kalium!
,! "enurunnya kapasitas konsentrasi dan dilusi!
! erkurangnya sekresi akibat pembebanan asam!
+! :ksentuasi pelepasan :#H sebagai respons terhadapdehidrasi!
-! erkurangnya produksi nitrit oksida!
! "eningkatnya ketergantungan prostaglandin ginjal untuk
mempertahankan perusi!
10! "enurunnya akti6asi 6itamin #!
%egulasi *uhu
?ubuh
1! erkurangnya 6asokonstriksi dan 6asodilatasi pembuluh
darah kutaneus!
2! erkurangnya produksi keringat!
.! "eningkatnya temperatur inti untuk mulai berkeringat!
+
Tabel 2.1 3erubahan >ang ?erjadi 3ada erbagai *istem ?ubuh
*elama 3roses 3enuaan (*etiati et al!' 200+) (cont.)
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
6/69
Otot 1! "assa otot berkurang secara bermakna (sarkopenia)
karena berkurangnya serat otot!
2! ek penuaan paling kecil pada otot diaragma' lebih
pada otot tungkai dibandingkan lengan!
.! erkurangnya sintesis rantai berat miosin!
4! erkurangnya iner6asi' meningkatnya jumlah mioibril
per unit otot!
,! 3eningkatan atigabilitas!
! erkurangnya laju metabolisme basal (berkurangnya 4
per dekade setelah usia ,0)!
?ulang 1! "elambatnya penyembuhan raktur
2! erkurangnya massa tulang pada pria dan perempuan'
baik pada tulang trabekular maupun kortikal!
.! erkurangnya ormasi osteoblas tulang!
*istem *ara
3erier
1! Hilangnya neuron motor spinal!
2! erkurangnya sensasi getar' terutama kaki!
.! erkurangnya sensiti6itas termal (hangatdingin)!
4! erkurangnya amplitudo aksi potensial sara sensorik!
,! erkurangnya ukuran serat yang termielinasi!
! "eningkatnya heterogenitas selaput akson mielin!*istem *ara
3usat
1! erkurangnya sedikit massa otak!
2! erkurangnya aliran darah otak dan terganggunya
autoregulasi perusi!
.! 3rolierasi astrosit!
4! erkurangnya densitas koneksi dendritik!
,! erkurangnya mielin dan total lipid otak!
! erubahnya neurotransmitter' termasuk dopamin dan
serotonin!
+! "eningkatnya akti6itas monoamin oksidase!
-! erkurangnya reseptor glukokortikoid hipokampal!
! "elambatnya proses sentral dan waktu reaksi!Castrointestinal 1! erkurangnya ukuran dan aliran darah hati!
2! ?erganggunya clearance obat oleh hati sehingga
membutuhkan metabolisme ase & yang lebih ekstensi!
.! ?erganggunya respons terhadap cedera pada mukosa
lambung!
4! erkurangnya massa pankreas dan cadangan enang ?erjadi 3ada erbagai *istem ?ubuh *elama
3roses 3enuaan (*etiati et al!' 200+) (cont.)
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
7/69
3englihatan 1! ?erganggunya adaptasi gelap!
2! 3engeruhan pada lensa!
.! $etidakmampuan untuk okus pada bendabenda jarak
dekat (presbiopia)!
4! erkurangnya sensiti6itas terhadap kontras!
,! erkurangnya lakrimasi!
3enghidu #eteksi penghidu berkurang ,0
Haus 1! erkurangnya rasa haus!
2! ?erganggunya kontrol haus oleh endorphin!
$eseimbangan 1! "eningkatnya respon ambang 6estibuler!
2! erkurangnya jumlah sel rambut pada organ Borti!
3endengaran 1! Hilangnya nada berrekuensi tinggi secara bilateral!
2! #eisit pada proses sentral!
.! $esulitan untuk membedakan sumber bunyi!
4! ?erganggunya kemampuan membedakan target dari
noise.
/aringan
:diposa
1! "eningkatnya akti6itas aromatase!
2! 3eningkatan kemungkinan lipolisis!
*istem &mun 1! erkurangnya imunitas yang dimediasi sel!
2! %endahnya ainitas produksi antibodi!
.! "eningkatnya autoantibodi!4! anyaknya hipersensiti6itas tipe lambat!
,! ?erganggunya ungsi makroag!
! :troi timus dan hilangnya hormon timus!
+! "eningkatnya &E dalam sirkulasi!
-! erkurangnya produksi sel oleh sumsum tulang!
Dungsi $ogniti 1! $emampuan meningkatkan ungsi intelektual berkurang!
2! erkurangnya eisiensi transmisi sara di otak'
menyebabkan proses inormasi melambat dan banyak
inormasi hilang selama transmisi!
'. Proses Penuaan $an! Nor%al
3ertanyaan yang sering muncul dalam kaitannya dengan proses
penuaan adalah 8:pakah proses penuaan tersebut berlangsung normal
ataukah merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh penyakit9
$etentuan utama dalam mempelajari kondisi psikiatri geriatri adalah
bukan hanya karena sesuatu terjadi secara umum maka hal tersebut
lantas dianggap merupakan kondisi yang normal! "isalnya penyakit
:lang ?erjadi 3ada erbagai *istem ?ubuh
*elama 3roses 3enuaan (*etiati et al!' 200+) (cont.)
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
8/69
ketika berusia -0 tahunan bukan merupakan suatu keadaan yang normal
dalam kaitannya dengan proses penuaan melainkan merupakan suatu
penyakit yang dapat dicegah dan disembuhkan! #emikian halnya
dengan gangguan atau perubahan perilaku yang terjadi pada geriatri
dengan gangguan :l
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
9/69
- 3resbiopia- 3enebalan otot
6entrikel
jantung
- 3enurunan
kapasitas 6ital
paru dan
kekakuan
rambut silia
- 3erubahan
irama
sirkardian
- :troi sel
lambung
- $erusakan
selubung
mielin
- 3enurunan
imunitas tubuh
- 3enurunan
kemampuan
perusi ginjal- "enopause- 3enurunan
produksi
hormon
testosteron
- 3enurunan
perorma
seksual
meskipun
- perorma sudah
menurun
- %igiditas- "oti6asi
berubah menjadi
kebutuhan akan
otonomi dan
keterlibatan
- ksentrik- "ulai kenal
akan kematian
- erbicara lebih
blakblakan
- Eebih
tergantung pada
lingkungan
- ?akut untuk
tinggal sendirian
- "udah cemas
dan panik- :ek labil
- tabungan- "ulai menarik
diri dari
akti6itas sosial
- memorinya- "engalami
kesulitan dalam
hal mengingat
11
Tabel 2.2 3erubahan yang anyak ?erjadi pada =sia Eanjut (*akauye' 200-) (cont)
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
10/69
erikut merupakan tabel yang menyajikan perbandingan antara
perubahanperubahan yang normal dengan yang tidak normal dalam
kaitannya dengan proses penuaan!
Tabel 2.' 3erubahan normal dan tidak normal pada proses penuaan
Nor%al Tidak nor%al
erbicara lebih blakblakan :ek labil@ mudah emosi
"engeluhkan perihal kemampuan
mengingat
#isorientasi
3ikiran hipokondriasis ringan $etergantungan yang berlebihan
$ewaspadaan yang sedikit
berlebihan
$etakutan untuk hidup sendiri
Eambat dalam mengingat kembalimemorinya 3enarikan diri dari akti6itas daninteraksi sosial di masyarakat (social
isolation)
3embicaraan yang tampak seperti
penyampaian cerita
Bemas dan mudah panik
). Proses Penuaan $an! Sukses
3enuaan yang berhasil diartikan sebagai kehidupan lansia
dengan kepuasan@ kebahagiaan yang positi disertai dengan kondisi
isik dan mental yang sehat! $eberhasilan ini sangat berkaitan denganbanyak aktor' dapat berupa aktor yang bisa dikontrol seperti gaya
hidup maupun aktor yang tidak bisa dikontrol seperti genetik' namun
dari hasil penelitian diketahui bahwa aktor yang paling
mempengaruhi keberhasilan dalam proses penuaan adalah aktor
aktor yang dapat dikendalikan@ dikontrol! ?abel berikut akan
menunjukkan aktoraktor apa saja yang berperan dalam pencapaian
keberhasilan selama penuaan!
Tabel 2.) Daktoraktor yang erperan dalam $eberhasilan 3roses
3enuaan
*aktor $an! san!at berpen!aru# *aktor $an! tidak si!ni(ikan
?ingkat pendidikan ?ingginya derajat orang tua
Caya hidup yang sehat "asa kecil yang temperamental
Hubungan dekat yang baik "asa kecil yang hangat
3erilaku mental yang positi atau
kepribadian yang dewasa
Cenetik yang baik dengan riwayat
usia hidup yang panjang
$emampuan menahan diri untuk
tidak mudah komplain@ mengomel
12
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
11/69
B. Per%asala#an dala% Aspek Sosial+ ,kono%i+ dan Psikolo!i pada Usia
Lanjut
3ada lansia umumnya terjadi beberapa hal@ perubahan dalam hidupnya
yang berpengaruh dalam kehidupan sosial' ekonomi' serta psikologisnya
sebagai seorang lansia' perubahan yang terjadi antara lain ;
1. Peruba#an Aspek Psikososial
3ada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami
penurunan ungsi kogniti dan psikomotor! Dungsi kogniti meliputi
proses belajar' persepsi' pemahaman' pengertian' perhatian dan lain
lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin
lambat! *ementara ungsi psikomotorik (konati) meliputi halhal
yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan'
tindakan' koordinasi' yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang
cekatan! #engan adanya penurunan kedua ungsi tersebut' lansia juga
mengalami perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan
keadaan kepribadian lansia! "enurut $untjoro (dalam :
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
12/69
bangkit dari kedukaannya! ?ipe ini pada saat mengalami pensiun
biasanya tidak mempunyai inisiati' pasi tetapi masih tahu diri dan
dapat diterima masyarakat!
)- Tipe Kepribadian Ber%usu#an Hostility personality-' Eanjut
usia pada tipe ini setelah memasuki lansia tetap merasa tidak puas
dengan kehidupannya' banyak keinginan yang tidak diperhitungkan
sehingga menyebabkan kegagalan' selalu mengeluh dan curiga!
/- Tipe Kepribadian 0e(ensi(+ tipe ini selalu menolak bantuan'
emosinya tidak terkontrol' bersiat kompulsi akti! "ereka takut
menjadi tua dan tidak menyenangi masa pensiun!- Tipe Kepribadian Kritik 0iri Self Hate personalitiy-' pada
lansia tipe ini umumnya terlihat sengsara' karena perilakunya
sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderung membuat susah
dirinya! *elalu menyalahkan diri' tidak memiliki ambisi dan merasa
korban dari keadaan!
2. Peruba#an $an! Berkaitan den!an Pekerjaan
=mumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun!
"eskipun tujuan ideal pensiun adalah agar para lansia dapat
menikmati hari tua atau jaminan hari tua' namun dalam kenyataannya
sering diartikan sebaliknya' karena pensiun sering diartikan sebagai
kehilangan penghasilan' kedudukan' jabatan' peran' kegiatan' status
dan harga diri! %eaksi setelah orang memasuki masa pensiun lebih
tergantung dari model kepribadiannya!
3erlu diketahui bahwa seorang lansia yang di pensiun akan
mengalami kehilangankehilangan antara lain sebagai berikut (udi
#armojo dan H "artono' 2011) ;
1) $ehilangan inansial' pada umumnya dimanapun pemasukan uang
seorang lansia akan menurun kecuali orang yang sangat kaya raya
dengan tabungan melimpah!
2) $ehilangan status' terutama bila sebelumnya orang tersebut
memiliki jabatan dan posisi yang cukup tinggi' lengkap dengan
asilitasnya!
14
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
13/69
.) $ehilangan teman@ kenalan' mereka akan jarang bertemu dan
berkomunikasi dengan teman sejawat yang sebelumnya tiap hari
dijumpainya sehingga hubungan sosialnya pun akan hilang@
berkurang!
4) $ehilangan kegiatan@ pekerjaan yang teratur dilakukan setiap hari
yang berarti rutinitasnya hilang!
'. Peruba#an dala% Peran Sosial di &as$arakat
:kibat berkurangnya ungsi indera pendengaran' penglihatan'
gerak isik dan sebagainya maka muncul gangguan ungsional atau
bahkan kecacatan pada lansia! "isalnya badannya menjadi bungkuk'
pendengaran sangat berkurang' penglihatan kabur dan sebagainya
sehingga sering menimbulkan keterasingan! Hal itu sebaiknya dicegah
dengan selalu mengajak mereka melakukan akti6itas' selama yang
bersangkutan masih sanggup' agar tidak merasa terasing atau
diasingkan!
$arena jika keterasingan terjadi akan semakin menolak untuk
berkomunikasi dengan orang lain dan kadangkadang terus muncul
perilaku regresi seperti mudah menangis' mengurung diri'
mengumpulkan barangbarang tak berguna serta merengekrengek dan
menangis bila ketemu orang lain sehingga perilakunya seperti anak
kecil!
#alam menghadapi berbagai permasalahan di atas pada
umumnya lansia yang memiliki keluarga bagi orangorang kita
(budaya ketimuran) masih sangat beruntung karena anggota keluarga
seperti anak' cucu' cicit' sanak saudara bahkan kerabat umumnya ikut
membantu memelihara (care) dengan penuh kesabaran dan
pengorbanan! 7amun bagi mereka yang tidak punya keluarga atau
sanak saudara karena hidup membujang' atau punya pasangan hidup
namun tidak punya anak dan pasangannya sudah meninggal' apalagi
hidup dalam perantauan sendiri' seringkali menjadi terlantar!
). Peruba#an &inat
1,
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
14/69
Eanjut usia juga mengalami perubahan pada minat' yang
pertama adalah minat terhadap diri makin bertambah' kedua minat
terhadap penampilan semakin berkurang' ketiga yaitu minat terhadap
uang semakin meningkat dan terakhir kebutuhan terhadap kegiatan
rekreasi tak berubah hanya cenderung menyempit (:
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
15/69
yang walaupun hidup dilingkungan yang beranggotakan cukup
banyak' mengalami kesepian! 3ada penderita kesepian ini peran dari
organisasi sosial sangat berarti' karena bisa bertindak menghibur'
memberikan moti6asi untuk lebih meningkatkan peran penderita'
disamping memberikan bantuan dalam pengerjaan pekerjaan dirumah
bila memang terdapat disabilitas penderita dalam halhal tersebut!
. 3AN33UAN A*,KTI* PA0A LANSIA
1. 3an!!uan 0epresi(
Cejala depresi ditemukan pada kirakira 2, dari semua penduduk
komunitas lanjut usia dan pasien rumah perawatan! ?anda dan gejala yang
sering dari gangguan depresi adalah penurunan energi dan konsentrasi'
gangguan tidur (terutama terbangun dini hari dan sering terbangun di
malam hari)' penurunan nasu makan' penurunan berat badan' dan keluhan
somatik! Cejala yang tampak mungkin berbeda dibandingkan dengan
pasien dewasa muda' pada pasien lanjut usia terdapat peningkatan pada
keluhan somatik (%obinson' 2010A Bo6ino' 200,)!Eanjut usia rentan terhadap episode depresi berat dengan ciri
melankolik' ditandai oleh depresi' hipokondriasis' harga diri yang rendah'
perasaan tidak berharga' dan kecenderungan menyalahkan diri sendiri'
dengan ide paranoid dan bunuh diri! Hampir +, dari semua korban
bunuh diri menderita depresi dan penyalahgunaan alkohol!%esiko bunuh
diri yang tinggi bila diapatkan perasaan kesepian' tidak berguna' tidak
berdaya' putus asa terutama bila hidup sendirian' kematian pasangan yang
belum lama terjadi dan nyeri somatik (%obinson' 2010A Bo6ino' 200,)!
3ada pasien lanjut usia yang mengalami depresi' kadang terdapat
gangguan kogniti yang dinamakan sindroma pseudodemensia! *indrom
ini harus dibedakan dengan demensia yang sebenarnya!3ada
pseudodemensia' ada deisit konsentrasi dan atensi dan jarang disertai
dengan gangguan berbahasa!
1+
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
16/69
#epresi juga kemungkinan berhubungan dengan penyakit isik yang
dialami dan medikasi yang digunakan untuk mengobati penyakit tersebut
(%obinson' 2010A Bo6ino' 200,)!
#epresi merupakan suatu gangguan keadaan tonus perasaan yang
secara umum ditandai oleh rasa kesedihan' apatis' pesimisme' dan
kesepian yang mengganggu akti6itas sosial dalam seharihari! #epresi
biasanya terjadi pada saat stres yang dialami oleh seseorang tidak kunjung
reda' sebagian besar di antara kita pernah merasa sedih atau jengkel'
kehidupan yang penuh masalah' kekecewaan' kehilangan dan rustasi yang
dengan mudah menimbulkan ketidakbahagiaan dan keputusasaan! 7amun
secara umum perasaan demikian itu cukup normal dan merupakan reaksi
sehat yang berlangsung cukup singkat dan mudah dihalau (Wilkinson et al'
1-)!
#epresi dan lanjut usia sebagai tahap akhir siklus perkembangan
manusia! "asa di mana semua orang berharap akan menjalani hidup
dengan tenang' damai' serta menikmati masa pensiun bersama anak dan
cucu tercinta dengan penuh kasih sayang! 3ada kenyataanya tidak semua
lanjut usia mendapatkannya! erbagai persoalan hidup yang menimpa
lanjut usia sepanjang hayatnya seperti ; kemiskinan' kegagalan yang
beruntun' stres yang berkepanjangan' ataupun konlik dengan keluarga
atau anak' atau kondisi lain seperti tidak memiliki keturunan yang bisa
merawatnya dan lain sebagainya! $ondisikondisi hidup seperti ini dapat
memicu terjadinya depresi! ?idak adanya media bagi lanjut usia untuk
mencurahkan segala perasaan dan kegundahannya merupakan kondisi
yang akan mempertahankan depresinya' karena dia akan terus menekan
segala bentuk perasaan negatinya ke alam bawah sadar (%ice' 14)!
"enurut sebuah penelitian di :merika' hampir 10 juta orang :merika
menderita depresi dari semua kelompok usia' kelas sosial ekonomi' ras dan
budaya! :ngka depresi meningkat secara drastis di antara lansia yang
berada di institusi' dengan sekitar ,0 persen sampai +, persen penghuni
perawatan jangka panjang memiliki gejala depresi ringan sampai sedang!
1-
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
17/69
#ari jumlah itu' angka yang signiikan dari orang dewasa yang tidak
terganggu secara kogniti (10 sampai 20 persen) mengalami gejalagejala
yang cukup parah untuk memenuhi kriteria diagnostik depresi klinis! Oleh
karena itu' depresi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
signiikan merupakan gangguan psikiatri yang paling banyak terjadi pada
lansia' tetapi untungnya dapat diobati dan kembali sehat (Hermana' 200)!
#epresi pada lansia seringkali lambat terdeteksi karena gambaran
klinisnya tidak khas! #epresi pada lansia lebih banyak tampil dalam
keluhan somatis' seperti; kelelahan kronis' gangguan tidur' penurunan
berat badan dan sebagainya! #epresi pada lansia juga tampil dalam bentuk
pikiran agitati' ansietas' atau penurunan ungsi kogniti! *ejumlah aktor
pencetus depresi pada lansia' antara lain aktor biologik' psikologik' stres
kronis' penggunaan obat! Daktor biologik misalnya aktor genetik'
perubahan struktural otak' aktor resiko 6askuler' kelemahan isik'
sedangkan aktor
2. Klasi(ikasi
Cangguan depresi pada usia lanjut ditegakkan berpedoman pada
33#C/ &&& yang merujuk pada &B# 10! Cangguan depresi dibedakan
dalam depresi ringan' sedang dan berat sesuai dengan banyak dan beratnya
gejala serta dampaknya terhadap ungsi kehidupan seseorang! 3edoman
diagnostik lainnya adalah #*" &5! (#epkes! 1)!
Klasi(ikasi 0epresi &enurut I0 14 5
1! pisode depresi berat' ringan' sedang dan lainnya!
2! Cangguan aekti bipolar;?erdapat episode berulang' pada waktu tertentu terdapat peningkatan
aek disertai penambahan energi dan aktiitas (mania atau hipomania)'
dan pada waktu lain berupa penurunan aek disertai pengurangan
energi dan aktiitas (depresi)!
.! Cangguan depresi berulang;
?erdapat episode berulang dari episode depresi ringan' sedang' berat!
4! $eadaan mood@aekti menetap termasuk distimia!
1
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
18/69
a!*iklotimia ; ketidakstabilan menetap dari aek (suasana
perasaan)' meliputi banyak periode depresi ringan dan hipomania
ringan!
b!#istimia ; aek depresi yang berlangsung sangat lama yang
tidak pernah atau jarang sekali cukup parah!
,! Cangguan mood lainnya
Klasi(ikasi 0epresi &enurut 0S& I6 5
1! Cangguan depresi; depresi berat' distimia' depresi lain yang tak
tergolongkan2! Cangguan bipolar; gangguan bipolar & (mania biasanya dengan
depresi)' gangguan bipolar && (depresi dengan hipomania)
.! Cangguan siklotimik
4! Cangguan bipolar yang tak tergolongkan
,! Cangguan bipolar yang disebabkan oleh kondisi medik umum
! Cangguan mood lainnya
'. ,tiolo!i
Daktor penyebab timbulnya gangguan depresi pada orang usia lanjut
bisa berupa;
1-. *aktor Biolo!is
a! Daktor Cenetis
#iduga gen dominan yang berperan pada depresi ini terikat
pada kromosom 11 Cangguan ini diturunkan dalam keluarga! /ika
salah seorang dari orang tua mempunyai riwayat depresi maka 2+
anaknya akan menderita gangguan tersebut! *edangkan bilakedua orang tuanya menderita depresi maka kemungkinanya
meningkat menjadi ,0 F +, (&drus' 200+)!
#ari segi aspek aktor genetis' menurut suatu penelitian
dinyatakan bahwa gengen yang berhubungan dengan risiko yang
meningkatkan untuk lesi kardio6askular dapat meningkatkan
kerentanan untuk timbulnya gangguan depresi! 3enelitian lain
melaporkan bahwa predisposisi genetis untuk gangguan depresi
20
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
19/69
mayor pada orang usia lanjut dapat dimediasi oleh adanya lesi
6askular (ongsoe' 200+)!
b! Cangguan pada Otak
:ntara lain yang termasuk dalam gangguan pada otak sebagai
salah satu penyebab timbulnya gangguan depresi pada orang usia
lanjut adalah penyakit cerebro6askular' yang mana gangguan ini
dapat sebagai aktor predisposisi' presipitasi atau mempertahankan
gejalagejala gangguan depresi pada orang usia lanjut (ongsoe'
200+)!
c! Cangguan 7eurotransmitter @ iogenik :min
&stilah biogenik amin umumnya digunakan untuk komponen
katekolamin' norepinerin' epinerin' dopamin dan serotonin!
*istem neuron menggunakan biogenik amin relati kecil dalam
sekelompok sel yang berada di batang otak!
iogenik amin ini dilepaskan dalam ruang sinaps sebagai
neurotransmiter! 7eurotransmiter yang banyak berperan pada
depresi adalah norepinerin dan serotonin!3ada penelitian
postmortem didapatkan penurunan konsentrasi serotonin dalam
otak penderita depresi! *elain itu juga ditemukan adanya
penurunan akti6itas dopaminergik! Hal ini mendukung hipotesis
bahwa gangguan depresi berhubungan dengan biogenik amin
(&drus' 200+)!
3ada suatu penelitian yang dilakukan oleh %obinson' dkk!'
mendapatkan bahwa konsentrasi norepinephrin dan serotonin
berkurang sesuai dengan bertambahnya usia' tetapi metabolit ,
H&:: dan en
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
20/69
sekresi kortisol! *elain itu juga ditemukan juga penurunan hormon
lain seperti CH' EH' D*H' dan testosteron (&drus' 200+)!
#alam hal ini terutama adalah keterlibatan penurunan kadar
hormon estrogen pada wanita' testosteron pada pria' dan hormon
pertumbuhan pada pria dan wanita! 3enurunan kadar hormon
tersebut sejalan dengan perubahan isiologis karena pertambahan
usia! *ehingga dengan bertambahnya usia' proses degenerasi sel
sel dari organ tubuh makin meningkat' termasuk di antaranya
meningkatnya proses degenerasi selsel organ tubuh yang
memproduksi hormon tersebut makin berkurang! #engan
penurunan kadar hormon tersebut' hal ini akan mempengaruhi
produksi neurotransmitter terutama serotonin dan norepinephrin
(ongsoe' 200+)!
e! "asalah kesehatan
3enyakit dan kecacatan' nyeri yang hebat dan kronis'
kemunduran kogniti serta kerusakan bagian tubuh yang
disebabkan karena pembedahan atau penyakit dapat menyebabkan
indi6idu lanjut usia jatuh ke dalam kondisi depresi!
$ondisi medis yang dapat menyebabkan depresi (est
!arctice Advocacy "entre,200) ;
&neksi 6irus
Cangguan endokrin tertentu (misal gangguan thyroid'
BushingJs syndrome' insuisiensi kelenjar adrenal'
hiperparathyroidisme) $eganasan
3enyakit cerebro6ascular (stroke' dementia 6askular' tumor
sistem sara pusat' penyakit :l
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
21/69
! 3engobatan
eberapa resep obat dapat memicu atau menyebabkan
eksaserbasi depresi (aldwin' 2004)!
Obatobatan yang dapat menyebabkan depresi organik
:ntihipertensi
a) etablockers
b) "ethyldopa
c) Balciumchannel blockers (misal niedipine)
d) #igoGin
$ortikosteroid
3rednisolone
:nalgesik
a) Bodeine
b) Opioids
c) BOK2 inhibitors (misal celecoGib' roecoGib)
Obat :nti3arkinsonian
a) Ee6odopa
b) :mantadine
c) ?etrabena
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
22/69
3enelitian lain melaporkan bahwa ada kaitan terjadinya
gangguan depresi pada orang usia lanjut dengan sejumlah peristiwa
kehidupan yang negati yang dialami indi6idu usia lanjut!
b) ?eori 3sikodinamis
erdasarkan teori psikodinamis' terjadinya gangguan depresi
pada orang usia lanjut' oleh karena pada orang usia lanjut sering
terjadi ketidaksanggupan untuk menyelesaikan pencarian
pemulihan sekunder dari peristiwaperistiwa kehilangan yang tak
terelakkan oleh indi6idu tersebut!
c) ?eori $ogniti
*alah satu teori psikologis tentang terjadinya gangguan depresi
adalah terjadinya distorsi kogniti! #alam hal ini berkaitan dengan
bagaimana interpretasi seseorang terhadap peristiwaperistiwa
kehidupan yang dialaminya!
?erjadinya distorsi kogniti pada orang usia lanjut oleh karena
pada indi6idu usia lanjut tersebut memiliki harapanharapan yang
tidak realistis dan membuat generalisasi yang berlebihlebihan
terhadap peristiwa kehidupan tertentu yang tidak menyenangkan
indi6idu tersebut!
$ondisikondisi psikologis lain yang memungkinkan sebagai penyebab
depresi adalah ;
a) "enurunnya perasaan berguna
3erasaan tidak berguna atau kehilangan identitas berkaitan dengan
kemuduran atau keterbatasan isik dalam beraktiitas (*egal' 200+)!
b) $etakutan akan kematian atau ketidakberdayaan' kecemasan atas
masalah keuangan atau problem kesehatan (*egal' 200+)!
c) $ekurangan kemampuan untuk mengadakan hubungan intim!
d) $epribadian premorbid
?ipe kepribadian tertentu seperti kepribadian dependen' obsesi
kompulsi dan histrionik mempunyai risiko lebih besar untuk
24
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
23/69
menjadi depresi dibanding dengan kepribadian anti sosial dan
paranoid (&drus' 200+)!
e) Daktor psikoanalitik
"enurut $arl :braham maniestasi penyakit depresi dicetuskan
karena kehilangan objek libidinal yang berakhir dalam suatu
proses regresi di mana terjadi penurunan ungsi ego yang telah
matang ke tingkat oral sadistik dari tingkat perkembangan libidinal
akibat trauma inantil yang menyebabkan proses iksasi pada anak
usia dini! *edangkan menurut Dreud' introjeksi ambi6alen
terhadap kehilanganobjek dalam ego membawa ke suatu depresi
tipikal (&drus' 200+)!
'-. *aktor Sosial5
3ara klinikus percaya bahwa peristiwa kehidupan yang dapat
menimbulkan stres memegang peranan penting dalam terjadinya
depresi! #ata menunjukkan bahwa kehilangan orang tua sebelum usia
11 tahun dan kehilangan pasangan merupakan awal dari penyakit yang
berhubungan dengan depresi (&drus' 200+)!
Daktoraktor sosial yang mungkin dapat menyebabkan depresi pada
lansia antara lain ;
a) Hilangnya status peranan sosialnya atau hilangnya sokongan sosial
yang selama ini dimilikinya (ongsoe' 200+)!
b) Daktor sosial lingkungan' karena kehilangan pasangan hidup' pascabencana' kehilangan pekerjaan' dampak kehidupan situasi sehari
hari!
c) $urangnya hubungan sosial ($esendirian dan pengasingan) (*egal'
200+)!
d) $emiskinan!
). 3ejala
2,
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
24/69
"enurut 33#C/ &&& ("aslim' 2002)' pada gangguan depresi ada tiga
gejala utama yaitu ;
1! aek depresi
2! kehilangan minat dan kegembiraan
.! berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah
(rasa lalah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya
aktiitas!
#isertai gejala lain;
1! konsentrasi dan perhatian berkurang
2! harga diri dan kepercayaan diri berkurang.! gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna
4! panandangan masa depan yang suram dan pesimistis
,! gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
! tidur terganggu
+! nasu makan berkurang
=ntuk episode depresi dari ketiga tingkat keparahan tersebut
diperlukan masa sekurangkurangnya 2 minggu untuk penegakan
diagnosis' akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejalaluar biasa beratnya dan berlangsung cepat!
$ategori diagnosis episode depresi ringan' sedang' dan berat hanya
digunakan untuk episode depresi tunggal (yang pertama)!
1) pisode depresi ringan
a! *ekurangkurangnya harus ada 2 dari . gejala utama depresi
b! #itambah sekurangkurangnya 2 dari gejala lainnya
c! ?idak bolah ada gejala yang berat di antaranya
d! Eamanya seluruh episode berlangsung sekurangkurangnya
sekitar 2 minggu
e! Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang
biasa dilakukannya
2) pisode depresi sedang
a! *ekurangkurangnya harus ada 2 dari . gejala utama depresi
b! #itambah sekurangkurangnya . (dan sebaiknya 4) dari gejala
lainnya
c! Eamanya seluruh episode berlangsung minimal sekitar 2 minggu
d! "enghadapi kesulaitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial'
pekerjaan' dan urusan rumah tangga
2
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
25/69
.) pisode depresi berat tanpa gejala psikotik
a! *emua gejala utama depresi harus ada
b! #itambah sekurangkurangnya 4 dari gejala lainnya' dan beberapa
di antaranya harus berintensitas berat
c! ila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi
psikomotor) yang mencolok' maka pasien mungkin tidak mau
atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara
rinci! #alam hal demikian' penilaian secara menyeluruh terhadap
episode depresi berat masih dapat dibenarkan!
d! pisode depresi biasanya harus berlangsung sekurangkurangnya
2 minggu' akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat
cepat' maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis
dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu
e! *angat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan
sosial' pekerjaan' atau urusan rumah tangga' kecuali pada tara
yang sangat terbatas
4) pisode depresi berat dengan gejala psikotik
a! pisode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut piode
depresi berat tanpa gejala psikotikb! #isertai waham' halusinasi atau stupor depresi! Waham biasanya
melibatkan ide tentang dosa' kemiskinan atau malapetaka yang
mengancam' dan pasien merasa bertanggungjawab atas hal itu!
Halusinasi auditorik atau olaktorik biasanya berupa suara yang
menghina atau menuduh' atau bau kotoran atau daging
membusuk! %etardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada
stupor! /ika diperlukan' waham atau halusinasi dapat ditentukan
sebagai serasi atau tidak serasi dengan aek (mood congruent)!
,) pisode depresi lainnya
) pisode depresi yang tidak tentu
Tabel 2./3engelompokkan erat %ingannya #epresi
2+
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
26/69
(#epkes! 1)!
"enurut #*"&5 kriteria diagnostik untuk depresi adalah sebagai
berikutA
pisode #epresi erat (#a$or) ($aplan dan *adock' 200+);
a) Li%a atau lebih dari gejala berikut selama periode 2 %in!!u dan
mengalami perubahan dari ungsi sebelumnya' minimal satu dari
berikut (1) mood depresi' (2) kehilangan minat atau kesenangan!
1! mood depresi hampir sepanjang hari' hampir setiap hari' seperti
yang ditunjukkan baik laporan subjekti (misalnya' perasaan sedih
atau kosong) atau diamati oleh orang lain (misalnya!'menangis)!
Batatan; pada anakanak dan adolesen mood iritabel
2! kehilangan minat dan kesenangan pada semua atau hampir semua
akti6itas hampir sepanjang hari' hampir setiap hari (seperti yang
ditunjukkan oleh secara subjekti atau diamati oleh orang lain)!
.! kehilangan berat badan atau kenaikan berat badan (perubahan berat
badan lebih dari , setiap bulan)' peningkatan atau kehilangan
nasu makan hampir setiap hari! Batatan; pada anakanak'
kegagalan untuk mencapai berat badan yang diharapkan
4! &nsomnia dan hipersomnia hampir setiap hari
,! agitasi psikomotor atau retardasi hampir setiap hari (dapat diamati
orang lain' tidak hanya perasaan subjekti adanya keresahan atau
mengalami kemunduran)
! atiLue atau kehilangan energi hampir setiap hari
2-
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
27/69
+! perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang tidak sesuai
atau berlebihan (mungkin waham) hampir setiap hari (tidak hanya
menyalahkan diri atau bersalah tentang sakitnya)
-! kehilangan kemampuan berpikir atau konsentrasi atau ragu hampir
setiap hari! (yang ditunjukkan secara subjekti atau diamati oleh
orang lain)!
! pikiran berulang tentang kematian (tidak hanya takut akan
kematian)' ide bunuh diri tanpa tujuan khusus'atau percobaan
bunuh diri atau suatu tujuan khusus untuk melakukan bunuh diri!
b) Cejala tidak memenuhi episode campuran
c) Cejala menyebabkan gangguan bermakna dalam ungsi sosial'
pekerjaan dan bidang penting lainnya
d) Cejala tidak terkait langsung dengan eek psikologik penyalahgunaan
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
28/69
(b) kehilangan minat dan kesenangan pada semua atau hampir semua
akti6itas hampir sepanjang hari' hampir setiap hari (seperti yang
ditunjukkan oleh secara subjekti atau diamati oleh orang lain)!
(c) kehilangan berat badan atau kenaikan berat badan (perubahan
berat badan lebih dari , setiap bulan)' peningkatan atau
kehilangan nasu makan hampir setiap hari! Batatan; pada anak
anak' kegagalan untuk mencapai berat badan yang diharapkan
(d) &nsomnia dan hipersomnia hampir setiap hari
(e) agitasi psikomotor atau retardasi hampir setiap hari (dapat diamati
orang lain' tidak hanya perasaan subjekti adanya keresahan atau
mengalami kemunduran)
() fatiqueatau kehilangan energi hampir setiap hari
(g) perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang tidak sesuai
atau berlebihan (mungkin waham) hampir setiap hari (tidak hanya
menyalahkan diri atau bersalah tentang sakitnya)
(h) kehilangan kemampuan berpikir atau konsentrasi atau ragu
hampir setiap hari! (yang ditunjukkan secara subjekti atau
diamati oleh orang lain)!
(i) pikiran berulang tentang kematian (tidak hanya takut akan
kematian)' ide bunuh diri tanpa tujuan khusus'atau percobaan
bunuh diri atau suatu tujuan khusus untuk melakukan bunuh diri!
2) Cejala menyebabkan gangguan bermakna dalam ungsi sosial'
pekerjaan dan bidang penting lainnya
.) Cejala tidak terkait langsung dengan eek psikologikpenyalahgunaan
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
29/69
)! ?idak pernah terdapat episode depresi berat' tidak memenuhi kriteria
gangguan distimia!
B)! ?idak pernah terdapat episode manik' episode campuran atau episode
hipomanik' dan tidak memenuhi kriteria gangguan siklotimia! Batatan;
ksklusi ini tidak dipakai bila episode serupamanik' campuran' atau
hipomanik ini adalah diinduksi oleh
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
30/69
menyangkal mood depresinya dan lebih banyak menonjolkan gejala
somatiknya' di samping mengeluh tentang gangguan memori! 3asien usia
lanjut umumnya kurang mau mencari bantuan psikiater karena kurang
dapat menerima penjelasan yang bersiat psikologis untuk gangguan
depresi yang mereka alami! (#epkes' 1)
3erjalanan penyakit depresi terutama pada usia sangat lanjut (lebih
dari -, tahun) berkembang sangat perlahanlahan' mirip dengan Cangguan
#istimik! Cejala gangguan tidur agak sulit untuk die6aluasi karena
gangguan tidur sering terjadi pada usia lanjut yang tidak depresi! >ang
dapat menjadi petunjuk ke arah depresi adalah jika terdapat gejala bangun
lebih awal dari biasanya disertai isi pikiran depresi! *eorang usia lanjut
membutuhkan tidur lebih sedikit dan sering terbangun untuk buang air
kecil pada malam hari! $arena itu penting untuk mengamati perilaku orang
usia lanjut ketika terbangun malam hari! &leep hygiene juga perlu
diperhatikan sebelum memberikan inter6ensi armakologis! "unculnya
gejalagejala isik perlu diperhatikan dengan seksama' karena
komorbiditas sering dijumpai! 3enelaahan dan penatalaksanaan baik untuk
depresi maupun penyakit isik perlu dilakukan secara bersamaan!
"enurunnya perawatan diri' perubahan kebiasaan makan' turunnya berat
badan dapat merupakan tanda awal depresi tapi dapat juga merupakan
tandatanda demensia! Oleh karena itu perlu dilakukan juga pemeriksaan
ungsi kogniti dengan##&' atauA#( (ongsoe' 200+)!
Cejala psikotik pada pasien usia lanjut dengan depresi berat dapat
muncul secara dramatis! Waham bersalah' waham kemiskinan' waham
bahwa organorgan tubuhnya membusuk @ rusak @ hilang sering dijumpai
pada pasien usia lanjut dengan depresi berat! Halusinasi auditorik dan
halusinasi somatik juga bisa terjadi' tetapi jika ada halusinasi 6isual
sebaiknya dipikirkan ke arah penyakit lainnya(ongsoe' 200+)!!
*ecara klinis praktis umumnya depresi dibedakan sebagai depresi
berat atau ringan! :kan tetapi ada sindrom klinis tertentu yang dapat
muncul pada usia lanjut yaitu ;
.2
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
31/69
1! 0epresi a!itati( ; ditandai dengan akti6itas yang meningkat' mondar
mandir' mengejarngejar orang' terusmenerus meremasremas tangan
dll!
2! 0epresi dan an7ietas ; gangguan cemas menyeluruh atau obia dapat
terjadi bersamasama dengan depresi! 3enelitian menunjukkan bahwa
anGietas 1,20 kali lebih sering dijumpai pada usia lanjut dengan
depresi! Hubungan penyakit isik dengan anGietas pada depresi cukup
kompleks! :nGietas dapat menyebabkan gejala isik yang sering dikira
sebagai penyakit isik semata! :nGietas hebat juga dapat
menyebabkan kelelahan dan dehidrasi! *ementara penyakit isik yang
mengancam kehidupan atau hilangnya kemandirian sering kali
merupakan sumber dari anGietas!
.! 0epresi terselubun! ; tidak munculnya gejala mood terdepresi
bukanlah suatu halangan untuk mendiagnosis depresi! :pakah
penyangkalan mood depresi ini karena kekhawatiran menjadi beban
ataukah karena tren bahwa M=sia lanjut harus berani menghadapi hari
tuaM' yang terpenting adalah mengeksplorasi tanda dan gejala lainnya
yang menunjukkan depresi secara lebih teliti!
4! So%atisasi ; gejala somatik dapat menyembunyikan gejala yang
sesungguhnya dari gangguan depresi' namun dapat pula diperberat
dengan adanya depresi!
,! Pseudode%ensia ; istilah ini diperuntukkan bagi pasien depresi yang
menunjukkan gangguan memori yang bermakna seperti yang terjadi
pada pasien demensia!
). 0epresi sekunder pada de%ensia ; pada stadium awal demensia
sering dijumpai depresi' mungkin sebagai dampak dari insight akan
deteriorasi ungsi dan menurunnya kemampuan seeara progresi!
#epresi yang terjadi pada stadium akhir mungkin lebih banyak
berhubungan dengan hilangnya ungsi neurotransmitter! #epresi dan
gangguan perilaku pada demensia disebabkan oleh berkurangnya
ungsi serotonergik' sehingga pengaktian ungsi serotonergik akan
memperbaiki gejalagejala tersebut! (#epkes' 1)
..
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
32/69
0. Psikoneuroi%unolo!i
1. 0e(inisi dan &ekanis%e Kerja
.4
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
33/69
3sikoneuroimunologi (37&) merupakan pembelajaran tentang interaksi
antara proses psikologis' sistem sara' dan kekebalan tubuh! 37& mengambil
pendekatan anterdisiplin menggabungkan antara psikologi' neuroscience'
imunologi' isiologi' anatomi' armakologi' biologi molekuler' psikiatri' dan
endokrinologi ("ichael' 200,)! 3enelitian oleh Bandace seorang
neuroarmakologis mengungkapkan bahwa terdapat reseptor neuropeptida
spesiik pada permukaan sel enchepalon dan selsel terkait imun (3ert' 200,)!
3enemuan tersebut menunjukkan bahwa neuropeptida dan neurotransmitter
selain bertindak pada psikis juga bertindak langsung pada sistem kekebalan
tubuh! Hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi psikis seperti stres' emosi'
dan kondisi psikis lain memiliki eek langsung pada sistem imun tubuh
(3rice' 200)!
?erdapat peningkatan dalam hubungan antara stress psikologi dan
berbagai macam kondisi kesehatan! *uatu bukti mengesankan adanya
hubungan antara sistem imun' sistem limbik' B7* dan sistem endokrin' di
mana sistem ini dapat dipengaruhi oleh aktor sosial dan psikologi! 3ada
14' *olomon dkk mempublikasikan sebuah artikel berjudul *emotion,
immunity and disease+ a speculative theoretical integration yang menjadi
dasar perkembangan penelitian tentang psikoneuroimunologi (Ho' et al!'
2010)!
.,
3a%bar 2.1! 3sikologi' neurologi' imunologi merupakan bahasan yang saling
berhubungan
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
34/69
3a%bar 2.2Hubungan antara psikis dan sistem neuroendokrinH3: aksis terdiri atas rangkaian akti6itas hormon yang terlibat dalam
respon stres' yang terdiri dari B%H' hormon yang diproduksi oleh
hipotalamusA :B?H' hormon yang dihasilkan oleh lobus anterior hipoisis
dan kortisol' hormon perier yang dikeluarkan oleh korteks adrenal (:rder'
2000A Bohen' 2001A Wingeneld dan Wol' 2011)!
3elepasan B%H dipicu oleh berbagai stresor baik psikologis maupun
isiologis (lapar' inlamasi)! *tresor juga menstimulir pelepasan :53 oleh
neuron 357 hipotalamus! 7ukleus para6entrikular hipotalamus adalah
penggerak utama dari respon glukokortikoid terhadap stres! *timulasi sara
neurosekretori hipoisiotropik di medial par6oselular 357 menginisiasi
akti6asi H3: aksis! *elanjutnya B%H dan :53 dilepaskan dari terminal
sara neurosekretori di eminensia median dan diangkut ke hipoisis
anterior melalui sistem pembuluh darah portal dari tangkai hipoiseal!
B%H dan 6asopresin bertindak sinergis untuk merangsang sekresi :B?H
yang tersimpan dari sel corticotrope! :B?H diangkut oleh darah ke
.
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
35/69
korteks adrenal kelenjar adrenal' di mana ia cepat merangsang biosintesis
kortikosteroid dari kolesterol untuk memproduksi kortisol (:rder' 2000A
Bohen' 2001A Wingeneld dan Wol' 2011)!
3elepasan kortisol secara simultan memiliki eek' termasuk
diantaranya peningkatan glukosa darah untuk mempertahankan regulasi
metabolisme! 3elepasan kortisol yang terus menerus akan menimbulkan
umpan balik negati6e pada hipotalamus maupun glandula hipoisis
anterior untuk menghentikan produksi B%H dan :B?H! Dungsi kortisol
secara umum adalah sebagai pengatur metabolisme glukosa' regulasi
tekanan darah' respon inlamasi' dan berperan dalam sistem imun!
3eningkatan kortisol dalam jumlah sedikit memiliki beberapa eek positi
seperti pemaksimalan ungsi memori' peningkatan sistem imun'
menurunkan sensiti6itas terhadap sakit' membantu menyeimbangkan dan
mempertahankan homeostasis dalam tubuh! :kan tetapi' paparan kortisol
yang terlalu lama dan konsentrasi yang terlalu tinggi akan menimbulkan
eek negati seperti penurunan ungsi kogniti' penekanan ungsi glandula
tiroid' ketidakseimbangan gula darah' penurunan kepadatan tulang dan
massa otot' serta penurunan respon inlamasi dan sistem imun (:rder'
2000A Bohen' 2001A Wingeneld dan Wol' 2011)!
"enurut Bohen (2001)' hubungan otak dengan psikis dan endokrin
terjadi melalui (1) sel di aksis H3: aksis' yang melibatkan hormon sitokin'
dan (2) sel yang terdapat di jalur :7*! *istem sara pusat (otak)
mempengaruhi sistem endokrin melalui kelenjar pituitari' yang nantinya
akan mengontrol sekresi hormon dan akan berpengaruh pada modulasi
sistem imun! *ekresi hormon tersebut akibat adanya reseptor sel imun
yang berikatan dengan molekul H3: dan menyebabkan perubahan jumlah'
ungsi' dan distribusi sel imun! *edangkan' pengaruh langsung dari sistem
sara otonom (:7*) diperankan oleh kelenjar timus' limpa' dan sumsum
tulang (:rder' 2000)!
.+
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
36/69
3a%bar 2.'. /alur H3:aksis(:rder' 2000)!
2. 8ubun!an Psikoneuroi%unolo!i den!an Kondisi A(ekti(
Otak dan sistem kekebalan tubuh adalah dua sistem adapti utama tubuh!
#ua jalur utama yang terlibat dalam interaksi tersebut adalah H3: aksis dan
*:" aksis! H3: aksis merespon tekanan isik dan mental untuk
mempertahankan homeostasis sebagai salah satu cara untuk mengontrol
tingkat kortisol tubuh! #isregulasi H3: aksis akan berakibat ke berbagai
penyakit akibat stres! :kti6itas H3: aksis berhubungan secara intrinsik
dengan sitokin! ?elah diketahui bahwa sitokin inlamasi mampu merangsang
:B?H dan sekresi kortisol! *ebaliknya glukokortikoid akan menghambat
sintesis sitokin proinlamasi (3rice' 200)!
#alam sebuah studi epidemiologis' semua penyebab morbiditas akan
bertambah berat ketika diikuti dengan stresor berat! ?eori menyatakan bahwa
peristiwa stres memicu respon aekti yang akan menstimulus sistem sara
simpatik dan perubahan endokrin! Hal tersebut berpotensi untuk menggangu
ungsi sistem imun! *tres diduga mempengaruhi ungsi kekebalan tubuh
.-
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
37/69
akibat maniestasi emosional dan tingkah laku seperti gelisah' takut' marah
ketegangan' kesedihan' serta perubahan isiologis seperti denyut jantung'
tekanan darah' dan berkeringat! 3ara peneliti juga menyatakan bahwa
perubahanperubahan tersebut memiliki eek positi ketika dalam batasbatas
tertentu! *ebaliknya' ketika kondisi tersebut tidak stabil dan berlangsung
secara kontinyu akan berakibat negati pada sistem imunitas (Bhrousos'
200,)!
*tres psikologi mengakti6asi *:" aksis yang mengatur denyut jantung
dan pelepasan katekolamin serta H3: aksis yang mengatur pelepasan
kortikosteroid dari kelenjar adrenal! 3ada stres psikologi akut' katekolamin
secara dominan mempengaruhi sirkulasi sel 7$ (Ho' et al!' 2010)!
3ada stress psikologi ringan' B#2E sel 7$ dengan Eselectin (B#2
ligand) menempel lemah ke sel endotel yang mengekspresikan reseptor
molekul adhesi! 3ada stres psikologi berat' Eselectin dari sel 7$ tidak
berperan menggerakkan dan B#2 sel 7$ akan ditahan di tepi pembuluh
darah atau jaringan di luar pembuluh darah! B#2 sel 7$ tanpa Eselectin
akan dimobilisasi! $onsentrasi molekul adhesi seperti &B:" 1 dan B#11a
akan meningkat pada stres psikologi berat! 3eningkatan konsentrasi molekul
adhesi menyebabkan B#2 sel 7$ menghentikan gerakannya dan menempel
pada tempat berkumpulnya molekul adhesi! #isungsi endotel juga
menyebabkan perekrutan dan penempelan limosit ? dan platelet! :kti6asi sel
? pada gilirannya menghasilkan sitokin proinlamasi' seperti aktor nekrosis
?7D ala' &E1 dan &E yang menstimulasi makroag dan sel endotel
pembuluh darah untuk meningkatkan proses inlamasi! 3ada akhirnya hal ini
akan merangsang kondisi atherosclerosis dini di mana makroag dan sel
imunokompeten lainnya menyebabkan inlamasi lokal dan pembentukan plak!
3embentukan trombus lokal menghasilkan serotonin' tromboGan :2' dan
thrombin!
*ebuah stresor psikologi akut meningkatkan sitokin proinlamasi'
termasuk sel mononuclear ekspresi gen &E1 dan plasma &E! 3eningkatan
ekspresi gen &E1 dihubungkan secara positi dengan denyut jantung dan
.
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
38/69
peningkatan tekanan darah sistol! *itokin juga mempengaruhi otak dan
menimbulkan perasaan malas' sakit dan lemah! Besari dkk menemukan
bahwa sitokin proinlamasi merupakan aktor predikti serangan jantung pada
lansia!
$etika terjadi inlamasi' sirkulasi selsel imunokompeten mengalami
peningkatan! "akroag dan sel glial (mikroglia dan astrosit) akan memicu
sekresi sitokin proinlamasi! "olekul sitokin proinlamasi termasuk &E1' &E
2' &E' &E12' &D7Camma dan ?7Dala selain meningkatkan sekresi
hormon stres juga dapat mempengaruhi pertumbuhan sel otak dan ungsi sel
sara (Bo6elli' 200,)!
*itokin dan &D7 akan memediasi dan mengontrol respon imun dan
inlamasi! &nteraksi kompleks antara sitokin inlamasi dan sistem endokrin
berperan dalam mempertahankan homeostasis tubuh! Walaupun kondisi stres
yang diakibatkan oleh inlamasi merupakan salah satu kompensasi tubuh'
akan tetapi jika tidak dikendalikan akan berakibat pada memburuknya
penyakit (lenko6' 200,)! *elain penyakit autoimun' hipersensiti6itas dan
ineksi' penelitian terbaru menunjukkan bahwa selsel imunokompeten
mengalami penurunan selama stres dan depresi (lenko6' 200,)!
#alam metaanalisis oleh Herbert dan Bohen (1.)' bahwa pemeriksaan
terhadap .- responden stres' termasuk stres akut (misalnya tugas pidato)'
stres natural jangka pendek (hasil pemeriksaan kesehatan)' dan stres natural
jangka panjang (perceraian dan pengangguran)! "ereka menemukan bahwa
stres natural jangka panjang menyebabkan penurunan jumlah sel ? helper' sel
? supressor' sel ? sitotoksik' sel ' dan sel 7$! *elain itu juga stres juga
dapat menurunkan ungsi 7$ dan sel ? serta prolierasi sel ? (Herbert' 1.)!
*erotonin' norepinerin dan dopamin yang dikeluarkan tubuh sebagai
kompensasi terhadap stres telah terbukti disekresi untuk meregulasi &D7
gamma' &E10' ?7Dala' dan &E melalui proses sistem terkait
psikoneuroimuno ("aes' 200,)! %oberts (200) menyebutkan bahwa emosi
yang positi secara intensi berungsi sebagai obat sendiri karena dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh secara signiikan!
40
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
39/69
:kan tetapi sekresi hormon stres secara terusmenurus seperti
glukokortikoid dan katekolamin sebagai akibat dari respon inlamasi dapat
mengurangi eek neurotransmitter termasuk serotonin' norepinerin' dopamin'
dan reseptorreseptor di otak! *ehingga memicu terjadinya disregulasi
neurohormon!
$etika kondisi tenang' terjadi penurunan sekresi kortisol akibat pengaruh
lingkungan dan jiwa yang tenang! erdasarkan hal tersebut kadar kortisol
bagi orang yang tenang berada pada kadar yang normal (*holeh' 200)!
?erdapat hubungan erat antara ketenangan dan peningkatan kemampuan
pengendalian stres! Hal tersebut juga dapat dihubungkan dengan berbagai
akta dalam penelitian yang membuktikan bahwa ketenangan dapat
meningkatkan ketahanan tubuh imunologik' mengurangi resiko penyakit
jantung' dan meningkatkan usia harapan! $etenangan mampu untuk
menurunkan sekresi kortisol dan :B?H sebagai penyebab stres (%eichlin *'
2002)!
?erdapat bukti yang nyata bahwa depresi dan kecemasan meningkatkan
produksi sitokin proinlamasi termasuk &E! #i samping itu' gejala depresi
dapat menyebabkan disregulasi imunitas dan menimbulkan konsekuensi
kesehatan! "isalnya' gejala depresi berkaitan dengan rendahnya jumlah
limosit ?' B#- dan tingginya rekurensi H*52 genital dalam bulan!
Cejala depresi pada pasien H&5 positi berhubungan dengan rendahnya B#4'
tingginya jumlah sel dan meningkatnya marker akti6asi imun (HE:#%)
bahkan bila perilaku kesehatan dan stadium penyakit terkontrol! 3asien
gangguan kecemasan juga berhubungan dengan perubahan imun! *ebagai
contoh' pada pasien dengan gangguan kecemasan menyeluruh' penurunan
ekspresi receptor &E2 oleh limosit berhubungan dengan pikiran intrusi yang
lebih berat dan lamanya sakit karena ineksi saluran napas atas ($iecolt
Claser' et al!' 2002)! Hormon kortisol merupakan tolak ukur untuk
mengetahui kondisi seseorang apakah jiwanya stres' depresi atau tidak!
%espon emosional yang positi berjalan mengalir dalam tubuh dan
diterima oleh batang otak! $emudian ditrasmisikan ke talamus untuk
41
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
40/69
diteruskan ke hipokampus! *etelah terjadi kontak timbal balik antara talamus
hipokampusamigdalaprerontal kirikanan' maka talamus mampu
mengendalikan sekresi kortisol *timulus tersebut akan mengakibatkan
sekresi C:: yang bertugas sebagai pengontrol respon emosi' dan
menghambat acetylcholine' serotonin dan neurotransmiter yang yang
merangsang sekresi kortisol! *elain itu' stimulus tersebut juga meningkatkan
sekresi dopamin (*holehah' 2012)!
7ormalitas kadar kortisol (tidak stres) akan berperan sebagai stimulator
terhadap respon ketahanan tubuh imunologik' baik spesiik maupun non
spesiik' seluler maupun humoral! 3ada tingkat seluler yang bersiat spesiik
mempermudah menstimulasi sel monosit' neutroil' eosinoil' dan basoil
sedangkan pada tingkat respon imun spesiik' selular dan humoral' dapat
menstimulasi limosit ? maupun limosit yang memproduksi antibodi!
7ormalnya kortisol dalam tubuh mempermudah stimulasi makroag
untuk mensekresi &E1! ?ersekresinya &E1 oleh makroag dapat merangsang
limosit untuk berdierensiasi menjadi sel plasma yang kemudian
memproduksi antibody atau imunoglobulin' &g"' &gC' dan &g:! 3ada jalur
lain' sekresi &E1 dan makroag dapat menstimuli sel ? berprolierasi dan
berdierensiasi menjadi sel ?h1' ?h2' ?c' sel mast@basoil' eosinoil'
neutroil' dan berpengaruh secara langsung pada sel 7$!
42
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
41/69
StressEmosi Negatif
4.3a%bar 2.).Hubungan *tres dengan $esehatan
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
42/69
3ada keadaan stres' terdapat substansi yang menyerupai beta carboline
yaitu antagonis C:: yang menyebabkan penurunan jumlah reseptor
C::! erkurangnya reseptor C:: menyebabkan berkurangnya hambatan
terhadap kecemasan dan memudahkan reaksi stres! #engan demikian dapat
dipahami bahwa dalam kondisi tenang' senang' optimistis' penuh harap (eek
melaksanakan sholat tahajud) mengakibatkan sintesis C:: dan pengaturan
sekresi antagonis C:: serta kortisol dalam batas normal (Daw
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
43/69
*elain berkaitan dengan kortisol' akan memperlancar sekresi hormon
peptida kalsitonin (B?)! $onsep ini didasarkan pada penemuan dari ekspresi
peptida B? (3roB?' BC%3@B? genrelated peptide) dan :#"@adrenomedulin
oleh #alma et al (200)! ?eori sebelumnya menyebutkan bahwa kalsitonin
merupakan hormon yang yang berungsi dalam metabolisme kalsium
(Wimalawansa' 200+)! *tudi selanjutnya menunjukkan bahwa B? ternyata
merupakan satu kesatuan antara peptidapeptida beredar yang memiliki peran
penting dalam kesehatan (ecker' 2004)!
3a%bar 2./."ekanisme sintesis hormon kalsitonin
*etelah ada stimulasi' ekspresi gen B:EB akan diregulasi di semua
jaringan! 3rotein tersebut akan dimediasi melalui satu atau beberapa "&*%
dalam promotor! $edua hasil akhir berupa proB? dan BC%3 & akan
dikeluarkan ke dalam semua sel! 3roB? juga dapat meningkatkan BC%3
beberapa ribu kali lipat! B? mampu menimbulkan eek biologis dengan
berikatan pada reseptor yang terdapat di permukaan sel! 3roses tersebut akan
didukung oleh modulasi protein aksesoris %:"3s@reseptor activator
modulation proteins(%amps' 2011)!
*ekresi B? nanti akan berujung pada penurunan tekanan darah sistemik!
ersama dengan BC%3s dan :#" yang memiliki eek 6asodilator' akan
menjamin pasokan darah ke seluruh jaringan tubuh! >ang bereek kepada
ketenangan (Baron' 2001)!
4,
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
44/69
3a%bar 2.."ekanisme 6asodilator BC%3 dan :#"
ek 6asodilator BC%3 dan :#" bekerja melalui dua mekanisme yaitu
peningkatan c:"3 akan memediasi relaksasi dari tunika media pembuluh
darah dan stimulasi osolipase B dalam sel endotel mengakibatkan
peningkatan dari Ba2N dan 7O yang juga berungsi untuk relaksasi tunika
media pembuluh darah (#alma *' 200)! *elama ineksi' sejumlah besar 7O
akan diproduksi oleh tubuh (Eandry #W' 2001)! 7O merupakan molekul
second messenger penting yang terlibat dalam berbagai macam ungsi
isiologis termasuk relaksasi pembuluh darah' sitotoksisitas dan peningkatan
respon imun (ogdan B' 2001)!
$on6ersi Earginin menjadi Ecitrulline dan 7O akan dikatalisis oleh
en
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
45/69
BC%3 dan :#" memiliki eek antiinlamasi' metabolik dan 6askular yang
bermanaat dalam kasus ineksi (ecker' 2001)!
ek 6asodilator BC%3 dan :#" bekerja melalui perantara 7O yang
juga memediasi relaksasi tunika media pembuluh darah setelah berbentuk
i7O*! *elain itu pelepasan BC%3 juga dipicu oleh endotoGin 7O dan
prostaglandin-dependent! Oleh karena itu 7O memiliki ungsi dalam mediasi
produksi BC%3 dan :#" sekaligus berungsi dalam aksi 6asodilator
(Homann' 2001)!
3erilaku kesehatan juga merupakan koaktor hubungan antara
psikopatologi dan ungsi imun' misalnya merokok memiliki eek sinergis
dengan depresi dalam menurunkan lisis sel 7$ dan penurunan akti6itas isik
memediasi hubungan antara depresi dan prolierasi limosit! 3ada pasien
depresi' indikator gangguan tidur yang merupakan karakteristik depresi
memiliki berbagai konsekuensi imunologis ($iecoltClaser' et al!' 2002)!
eberapa bukti menunjukkan bahwa cara seseorang mengatasi situasi
hidup negati6e atau penuh tekanan mempengaruhi kesehatan isik dan
psikologinya! 3eneliti menyatakan bahwa mekanisme pembelaan ego
memediasi kondisi stres dengan konsekuensinya seperti depresi dan
kecemasan!
'. Kondisi Psikoneuroi%unolo!i pada Lansia
3eristiwa traumatik pada lansia dapat merusak H3: aksis dan sistem
sara simpatis (*:")' merangsang tingkat keseriusan yang lebih tinggi' dan
timbulnya penyakit yang mengancam nyawa' termasuk penyakit jantung!
*ecara spesiik' peristiwa trauma kehidupan memicu sistem respon inlamasi
untuk bereaksi lebih cepat terhadap stress kehidupan berikutnya' dan
menyebabkan inlamasi berperan sebagai etiologi dalam banyak penyakit
kronis! *tres psikologi akut dapat disebabkan oleh stress emosional jangka
pendek dan kemarahan yang intens! *tres psikologi kronik disebabkan oleh
status sosioekonomi rendah' stres pekerjaan' isolasi sosial' tekanan'
kecemasan dan permusuhan (Ho' et al!' 2010)!
4+
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
46/69
*tudi pada pasien psikiatri lansia melaporkan adanya gangguan imunitas
pada pasien psikosis' termasuk jumlah limosit dan lemahnya respon antibodi
dibandingkan dengan kontrol ($iecoltClaser' et al!' 2002)! #alam studi yang
lain ditunjukkan bahwa behavioral conditioning pada manusia dapat
menimbulkan eek imunologis yang menyerupai obat imunosupresan! ek
spesiik dari terapi ini ditunjukkan pada ekspresi gen seluler' produksi sitokin
intra dan ekstraselular oleh limosit ? terakti6asi (Coebel' et al!' 2002)!
#alam penelitian tentang depresi' ditemukan bahwa pre6alensi depresi
pada lansia lebih tinggi daripada populasi produkti! #epresi major berkaitan
dengan noncompliance terapi pada pasien lansia dengan penyakit kronis'
cacat' dan kondisi usia lanjut ("ac"ahon and Eip' 2002)! Cejala depresi
seperti kelelahan dan iritabilitas adalah prekursor utama berbagai penyakit
pada lansia (Ho' et al!' 2010)!
3enyakit kronis yang menimbulkan kecacatan dapat menimbulkan stress
pada lansia! $ecemasan memberikan prognosis buruk pada kesehatan lansia
karena menimbulkan kesulitan pada pasien dan yang merawatnya!
$ecemasan dapat berpengaruh negati6e terhadap kesehatan lansia! *tres
dapat meningkatkan denyut jantung' yang memberikan eek negati pada
perusi arteri koroner karena ase diastole yang lebih singkat! ?akikardi
mengurangi supply oksigen miokard' namun meningkatkan kebutuhan
oksigen miokard! Hal ini dapat menimbulkan lingkaran setan' di mana pasien
menjadi lebih memikirkan kondisinya sehingga makin meningkatkan
kecemasan dan menurunkan curah jantung! Hubungan kemampuan isik dan
kecemasan perlu diperhatikan dalam proses rehabilitasi ("ac"ahon and Eip'
2002)! 3engaruh depresi dan kecemasan pada lansia dapat dikendalikan oleh
dukungan sosial pada pasien! anyak bukti yang menunjukkan eek protekti
dukungan sosial pada lansia ("ac"ahon and Eip' 2002)!
). Psikoneuroi%unolo!i 3an!!uan A(ekti( pada Lansia
Eansia rentan terkena gangguan aekti terutama depresi! #epresi telah
dihubungkan dengan penuaan dan parameter kesehatan lansia! 3enuaan
4-
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
47/69
merupakan siklus kehidupan yang dapat diliputi oleh kejadian kehilangan'
pengucilan' isolasi' dan pasi dalam kegiatan sosial! Hal tersebut yang
menimbulkan gangguan aekti pada lansia! ?erdapat data yang mendukung
hipotesis bahwa karakteristik indi6idual dengan jenis aekti negati
mendapatkan respon imun mereka dengan buruk dan kemungkinan dalam
risiko lebih sakit dibandingkan dengan jenis aekti positi (astaman' 200+)!
*ebesar ., dari lansia dikategorikan sebagai depresi dari hasil
pemeriksaan klinis berdasar kriteria #*" &&&! Walaupun masih banyak lansia
yang belum terdiagnosis karena tidak memeriksakan diri! $ondisi depresi
pada lansia dipengaruhi oleh banyak aktor meliputi lingkungan dan kondisi
biologis lansia! 3erubahan sistem imun' sistem sara' dan endokrin lansia
memberikan dampak pada perubahan aekti!
*elain itu pada lansia juga mengalami kondisi atigue' perubahan tidur'
disungsi kogniti' anoreksia' dan anhedonia! $ondsii tersebut sering tumpah
tindih dengan gangguan isik dan gangguan psikiatri terkait stres' depresi'
ibromyalgia' dan 3?*#! 3ada kondisi tersebut terjadi penghambatan sitokin
&E' ?7Da' dan &E1! *itokin dan reseptor tersebut juga ditemukan dalam
regio otak yang secara sentral terlibat dalam mediasi emosi dan perilaku!
*elain tiu kondsi terkait stres merupakan stimulator B%H yang poten pada
regio otak multipel dan mampu mempengaruhi turno6er neurotransmitter
monoamin di hipotalamus dan hipokampus (%aison' 200.)!
3erubahan sistem imun pada lansia dapat dilihat pada tabel di bawah;
Tabel 2.3erubahan &mun pada Eansia
4
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
48/69
Hipersekresi B%H merupakan gangguan aksis H3: yang sangat
undamental pada pasien depresi! Hipersekresi yang terjadi diduga akibat
adanya deek pada sistem umpan balik kortisol di sistem limpik atau adanya
kelainan pada sistem monoaminogenik dan neuromodulator yang mengaturB%H (Eandeeld' 2004)!
3ada orang lanjut usia terjadi penurunan produksi hormon estrogen!
strogen berungsi melindungi sistem dopaminergik negrostriatal terhadap
neurotoksin seperti "3?3' OH#: dan methamphetamin! 3enurunan
estrogen bersama dengan antioksidan juga dapat merusak monoamine oGidase
yang berakibat kehilangan sara atau penurunan neurotransmiter! *istem sara
pusat mengalami kehilangan secara selekti pada sel F sel sara selama proses
,0
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
49/69
menua! Walaupun ada kehilangan sel sara yang konstan pada seluruh otak
selama rentang hidup' degenerasi neuronal korteks dan kehilangan yang lebih
besar pada selsel di dalam lokus seroleus' substansia nigra' serebelum dan
bulbus olaktorius! ukti menunjukkan bahwa ada ketergantungan dengan
umur tentang penurunan akti6itas dari noradrenergik' serotonergik' dan
dopaminergik di dalam otak! $hususnya untuk ungsi akti6itas menurun
menjadi setengah pada umur -0an tahun dibandingkan dengan umur 0an
tahun (=nut
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
50/69
metabolisme monoamin! $ondisi tersebut menjadikan adanya supresi kadar
serotonin pada lansia yang mengarahkan pada kondisi depresi! eberapa
neuropeptida juga mengalami penurunan terkait melemahnya imunitas! >aitu
substansi 3 yang terkait dengan sel ?! *ubstansi 3 merupakan salah satu co
signal ke hipotalamus! $ondisi ini menyebabkan perubahan aek pada lansia!
$ondisi stres pada lansia juga dapat menyebabkan mikroglia serta
astrocytes memproduksi sitokinsitokin meliputi &E1' &E2' dan &D7a yang
merupakan stimulator :B?H! "engakibatkan terganggunya tidur dan
anoreksia pada lansia! ?erdapat penelitian yang menunjukkan tingginya kadar
&D7 pada pasien psikotik!
3erubahan organ endokrin juga berpengaruh terhadap kondisi aekti
lansia! Organ timus pada lansia juga mengalami penurunan! "engakibatkan
desensitasi thymosin raction , yang memiliki eek peningkatan sekresi
endorphin' CH' dan prolaktin!
Tabel 2.96aluasi kadar hormonal dari berbagai usia
3ada pasien lansia terjadi peningkatan ratarata hormon :B?H dan
penurunan ratarata hormon endorphin! $ondisi tersebut menyerupaikondisi pasien depresi yang berbeda dengan kondisi yang tidak depresi
maupun pasien usia dewasa! egitu pula pada pasien depresi terjadi
peningkatn kortisol! 3erubahan kadar endokrin berupa penurunan
endorphin dan peningkatan kortisol pada lansia memberikan dampak aek
negati!
). 3an!!uan A(ekti( Tipe &anik pada Lansia 0itinjau dari
Psikoneuroi%unolo!i
,2
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
51/69
Hubungan antara stress dan gangguan mood telah lama diketahui
disebabkan oleh perubahan pada H3: aksis ("cwen' 200-)! #isregulasi dari
H3: aksis secara luas dijelaskan pada subjek dengan gangguan aekti
bipolar' termasuk perubahan tingkat cortisol selama periode perubahan mood
(euria atau disoria) dan periode eutimia (#aban et!al!' 200,A Watson et!al!'
2004)! 3engukuran kadar cortisol dapat dijadikan marker pada gangguan H3:
aksis yang mengarah pada inti patoisiologi dari gangguan aek secara
keseluruhan ("ello et!al! 200+' #aban et!al!' 200,)!
Hasil penelitian hubungan perubahan H3: aksis pada mania sendiri
sebenarnya masih inkonsisten! Hal ini disebabkan karena ratarata subjek
yang digunakan dalam penelitian adalah pasien dengan gangguan aekti tipe
manik atau pasien dengan gangguan bipolar yang sedang dalam proses
pengobatan! (Watson et!al!' 200+)! 3enelitian yang dilakukan oleh 5aliengo
et!al!' 2011 menunjukkan bahwa kadar cortisol yang rendah berhubungan
dengan gangguan aekti tipe manik yang berupa elasi@euphoria! *edangkan
kadar cortisol yang rendah berkaitan dengan gejala gangguan aekti tipe
manik yang bersiat iritabel! Hal ini sependapat dengan penelitian yang
dilakukan oleh Coodwin dan /amison' 200+ yang menyatakan bahwa kadar
cortisol tinggi berkaitan dengan gangguan aekti tipe manik atipikal' bentuk
yang parah' atau bahkan transisi dari gangguan aekti tipe manik ke
gangguan aekti tipe depresi!
3ada beberapa studi kasus juga menujukkan bahwa mania pada lansia
berkaitan juga dengan penggunaan kortikosteroid (rown et!al!' 2004)! Cejala
yang dilaporkan pada umumnya berupa euphoria' aek iritabel dan ansietas
yang dapat mengarah pada gangguan aekti tipe manik' gangguan aekti tipe
depresi' ataupun gangguan bipolar (*irois' 200.)! 3erlu dicatat juga bahwa
kebanyakan kasus yang melaporkan bahwa penggunaan steroid dapat
menyebabkan gangguan aekti tipe manik adalah kasus pada pasien yang
sebelumnya mengalami gangguan psikiatri juga seperti gangguan aekti
bipolar maupun ski
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
52/69
terutama kortikosteroid tipe injeksi menyebabkan gangguan aekti tipe
manik pada lansia yang sebelumnya tidak terdapat gangguan psikiatri
(Cro6er' 201,)
/. 3an!!uan Bipolar A:itan Lanjut5 Bipolar 3eriatri Tipe 6I
&ndi6idu bipolar tua yang heterogen' mewakili dua kelompok; (1) pasien
mengalami episode manik lansia tapi gangguan bipolar dimulai pada masa
dewasa muda dan (2) pasien tanpa episode manik sebelum lansia! #alam
kelompok terakhir ini yang meliputi pasien yang tidak memiliki riwayat
gangguan suasana perasaan pada masa dewasa muda serta mereka dengan
gangguan mood awitan dini' tetapi hanya dengan riwayat depresi berat' tidak
pernah mania! 3ertumbuhan harapan hidup pada populasi umum meningkat
dalam dekade terakhir cenderung telah memungkinkan meningkatnya jumlah
kasus C:E dan oleh timbul minat untuk mempelajari patologinya (:
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
53/69
=sia ratarata dari episode mood pertama di antara bipolar geriatri
ber6ariasi mulai kurang dari .0 tahun sampai dengan ,+ tahun' tetapi pada
penelitian yang melibatkan lansia 0 tahun atau lebih' usia ratarata di awal
gangguan mood berkisar 42,+ tahun sedangkan usia ratarata saat onset
mania berkisar dari usia ,1 tahun sampai 0 tahun! =mumnya' sekitar
setengah dari pasien bipolar geriatri yang dirawat di rumah sakit mengalami
depresi sebagai gangguan suasana perasaaan pertama mereka sedangkan
seperempat mengalami penundaan minimal 2, tahun antara episode depresi
pertama dan awal mania (:
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
54/69
anyak penelitian telah menunjukkan penurunan kogniti pada pasien
bipolar geriatri mirip dengan yang dibuktikan pada pasien yang lebih muda!
#ibandingkan dengan kontrol usia yang sama' pasien yang lebih tua memiliki
gejala ekstrapiramidal lebih banyak dan kinerja menurun pada kecepatan
psikomotor' perhatian selekti' memori 6erbal' keasihan lisan' dan ungsi
eksekuti' serta berkurangnya ungsi psikososial! 7amun' pasien bipolar
awitan lanjut dilaporkan lebih terganggu pada kinerja psikomotor dan
leksibilitas mental daripada pasien awitan dini pada beberapa penelitian!
3asien geriatri dengan gangguan bipolar juga memiliki tingkat yang lebih
tinggi pada komorbiditasgangguan penggunaan alkohol' distimia' gangguan
cemas menyeluruh' dan gangguan panik daripada pasien usia lanjut tanpa
gangguan bipolar' namun angka ini lebih rendah daripada yang terlihat pada
pasien bipolar muda (:
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
55/69
kondisi medis dan obat! Eiteratur neurologis menunjukkan temuan yang
konsisten dominasi lesi hemiser kanan dalam hubungan dengan sindrom
disinhibisi serta mania sekunder! Eesi berdampak pada hubungan dari
rangkaian orbitorontal! *tudi penelitian neuroimaging menemukan bahwa
otak lesi yang sering dikaitkan dengan C:E adalah hiperintensitas
subkortikal' penurunan aliran darah otak' dan silent inark serebral!
"enariknya' dilaporkan bahwa pasien dengan pasca stroke mania hanya lesi
kortikal kanan saja' sedangkan pasien yang mengalami baik mania dan
depresi telah lesi terbatas pada daerah subkortikal dari hemiser kanan
(:
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
56/69
ipolaritas mungkin juga telah diungkapkan oleh perubahan
psikoisiologi yang terkait dengan penuaan' seperti pengurangan jumlah
waktu tidur yang menghasilkan deregulasi kuat dari hipoisisadrenal aksis
yang menyebabkan meningkatnya kadar kortisol serta metabolisme dopamin!
Hiperintensitas hite matter telah dikaitkan dengan penuaan dan risiko
gangguan bipolar' sehingga yang terakhir mungkin juga telah
mengungkapkan pada beberapa pasien lanjut usia yang rentan! ?entu saja'
gangguan organik juga bisa memicu kerentanan ini! "enurut beberapa
penulis' mungkin lesi terkait dengan penuaan terjadi di lokasi yang tepat di
otak untuk berkontribusi C:E' sehingga hanya kombinasi predisposisi yang
kompleks berinteraksi dengan aktor pencetus dan lokalisasi otak dapat
menimbulkan ekspresi yang terakhir (:
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
57/69
campuran' mereka menunjukkan perbaikan suasana hati' perilaku tetapi juga
kognisi! Oleh karena itu penting bagi dokter untuk dapat mengenali gambaran
ini untuk menghindari menggunakan antidepresan dan memilih perawatan
yang tepat! :khirnya' perlu diketahui bahwa' meskipun jarang' mania kronis
yang awitannya' dalam banyak kasus' pada masa lansia mungkin menjadi
demensia seperti gambaran klinis di atas! Orang dengan mania kronis
ditemukan kurang mendapat dukungan sosial dan kurang bisa menerima
perawatan medis' yang dapat berkontribusi dalam memburuk keadaan klinis
(:
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
58/69
*ecara umum' risiko berkembangnya demensia jauh lebih sedikit
didokumentasikan untuk penyakit bipolar daripada gangguan depresi! ahkan
dalam kasus yang terakhir' masih kontro6ersial apakah risiko dikaitkan
dengan jumlah episode sebelumnya atau penurunan kogniti tertentu yang
terkait dengan penyakit awitan lanjut! &ni semua lebih benar untuk gangguan
bipolar! #emikian pula jika risiko ini tidak ada' masih ada perdebatan tentang
jenis demensia' yang mungkin lebih diperhatiakan! #emensia 6askular dan
penyakit :l
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
59/69
lebih lanjut dalam memngembangkan spektrum bipolar dengan late-life
dementia like onset! Cangguan bipolar dan demensia telah dianggap jauh
berbeda sebagai entitas klinis! &tu mungkin berlaku untuk beberapa kasus'
tapi tidak semua kasus (:
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
60/69
,! :pakah anda merasa semangat terus pada sebagian besar kehidupan
anda
! :pakah anda takut kalau halhal jelek menimpa kehidupan anda
+! :pakah anda sering merasa tidak berdaya
-! :pakah anda lebih suka dirumah daripada pergi keluar dan melakukan
halhal yang baru
! :pakah anda merasa mempunyai banyak masalah daya ingat pada
sebagian besar waktu anda
10! :pakah anda berikir sangat indah kehidupan sekarang
11! :pakah anda merasa bahwa yang menarik bagi anda tidak berguna lagi
12! :pakah anda merasa senang dengan mengambil cara yang tidak berharga
seperti sekarang ini 1.! :pakah anda merasa penuh energi
14! :pakah anda merasa situasi anda tidak ada harapan
1,! :pakah anda merasa kebanyakan orangorang lebih baik daripada anda
Penilaian5dari 1, pertanyaan masingmasing memilii skor 1' di mana
masingmasing jawaban terdiri dari ya dan tidak! /ika skor lebih besar
daripada , menunjukkan kemungkinan gejala depresi (ongsoe' 200+)!
ilamana ditemukan tandatanda yang mengarah pada depresi harus
dilakukan lagi pemeriksaan yang lebih rinci sebagai berikut;
1! %iwayat klinis@ anamnesis
%iwayat keluarga Cangguan psikiatrik yang lampau! $epribadian riwayat
sosial &de@ percobaan bunuh diri' gangguangangguan somatic
perkembangan gejalagejala depresi!
2! 3emeriksaan isik
3emeriksaan isik pada pasien sangat penting karena gejalagejala
depresi sering disertai dengan panyakit isik! #epresi dapat merupakan
gejala dari suatu penyakit sakit isik' contohnya penyakit Bushing'
karsinoma paru' usus besar atau pankreas! #i samping itu depresi dapat
muncul sebagai reaksi sekunder terhadap disabilitas dan discomort
(ketidaknyamanan)! 3enilaian terhadap status nutrisi dan hidrasi
sebaiknya dilakukan' karena kurangnya intake makan dan minum pasien
sebelumnya!
2
-
7/24/2019 Estrogen - Testosteron dan Gangguan Afektif
61/69
.! 3emeriksaan kogniti
3enilaian :"? atau ""* pada usia lanjut yang menunjukkan gejala
depresi bermanaat dalam ollow up penatalaksanaan pasien! ilamana
depresi terjadi sekunder pada demensia maka ungsi kogniti pasien tidak
akan membaik ketika depresi menghilang' bahkan deteriorisasi kogniti
akan terus berlanjut! 3erbaikan skor :"? atau ""* setelah dilakukan
terapi terhadap depresi menunjukkan bahwa pasien dengan depresi
mengalami problem konsentrasi dan memori yang mempengaruhi ungsi
kognitinya!
4! 3emeriksaan status mental
a! 3enampilan dan perilaku
b! "ood@ suasana perasaan
c! &si pikiran
d! :nGietas
e! Cejala hipokondriakal
,! 3emeriksaan lainnya
"engingat pasien usia lanjut rentan terhadap gangguan metabolism
sekunder akibat penyakit depresi yang berat' seperti tidak adekuatnya
intake cairan' maka perlu dipertimbangkan pemeriksaan seperti ureum
dan elektrolit (ongsoe' 200+)!
*. Penatalaksanaan
*emua pasien depresi harus mendapat psikoterapi' dan beberapa
memerlukan tambahan terapi isik! /enis terapi bergantung dari diagnosis'
berat penyakit' umur pasien' respon terhadap terapi sebelumnya (7urmiati'
200,)!
?erapi depresi pada lansia bertujuan untuk ;
1! "enurunkan @ menghilangkan tanda' gejala
2! "engembal