esthetik dentistry

25
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK BLOK I IDENTIFIKASI DAN PENATALAKSANAAN PASIEN III MODUL 4. Esthetic Dentistry LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL SEMESTER VI Kelompok 4 Dita Yuarita 2012.07.0.0014 Rexi Renaldy Lotong 2012.07.0.0016 Rizta Riztia Budianti 2012.07.0.0017 Rizki Kartika Putra 2012.07.0.0020 Sintya Kusuma Wardani 2012.07.0.0029 Almira Fa’Izah 2012.07.0.0040 Andrey Abraham Thoe 2012.07.0.0046 Vanya Natasha Gani 2012.07.0.0052 M Bagus Fadila 2012.07.0.0061 Henry Sebastian 2012.07.0.0065 1

description

kedokteran gigi

Transcript of esthetik dentistry

LAPORAN DISKUSI KELOMPOKBLOK I IDENTIFIKASI DAN PENATALAKSANAAN PASIEN IIIMODUL 4. Esthetic Dentistry

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECILSEMESTER VIKelompok 4

Dita Yuarita2012.07.0.0014Rexi Renaldy Lotong 2012.07.0.0016Rizta Riztia Budianti2012.07.0.0017Rizki Kartika Putra2012.07.0.0020Sintya Kusuma Wardani2012.07.0.0029Almira FaIzah2012.07.0.0040Andrey Abraham Thoe2012.07.0.0046Vanya Natasha Gani 2012.07.0.0052M Bagus Fadila2012.07.0.0061Henry Sebastian2012.07.0.0065Caroline Prajna Paramitha A2012.07.0.0067

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS HANG TUAHSURABAYA2015KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas yang merupakan hasil dari diskusi kelas kecil mata kuliah IDENTIFIKASI DAN PENATALAKSANAAN PASIEN III. Selain itu makalah ini bertujuan untuk mengetahui material kedokteran gigi yang digunakan untuk estetika gigi, macam bahan yang dapat digunakan, dan kapan pemilihan bahan tersebut digunakan. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :Rima Parwanti,drg.,M.Kes selaku fasilitator dkk kelompok 4,Semua pihak yang membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung.Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga makalah selanjutnya penulis dapat membuatnya lebih baik. Penulis mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan dan kekurangan .

Surabaya, 26 Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISIKata Pengantar ...........................................................................................2BAB I1.1 Latar Belakang ...............................................................................................41.2 Batasan Topik ..................................................................................41.3 Keywords .......................................................................................................41.4 Peta Konsep ....................................................................................5BAB II2.1 Pengisian Kartu Status ................................................................................62.2 Etiopatogenesis .............................................................................92.3 Diagnosis .......................................................................................92.4 Diskolorasi gigi ..............................................................................9a. Definisib. Macam faktor penyebab Intrinsik Ekstrinsik2.5 Veneer ...........................................................................................10a. Definisib. Macamc. Indikasi dan Kontra Indikasid. Bahane. Tahapan perawatanRencana Perawatan

2.6 Rencana Perawatan17

BAB IIIKesimpulan ...............................................................................................18DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................19

BAB I PENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGDiskolorasi gigi merupakan perubahan warna pada gigi yang dapat disebabkan karena faktor intrinsik dan ekstrinsik. Gigi tidak hanya berperan sebagai alat pengunyahan dan alat bantu berbicara tetapi juga sebagai estetika. Kedokteran gigi tidak bisa dipisahkan dari estetika. Estetika yang baik tanpa didukung oleh fungsi yang optimal membuat pasien merasa tidak nyaman. Untuk itu dilakukan perawatan dengan menggunakan bahan-bahan estetik kedokteran gigi salah satunya adalah Veneer.

1.2 KEYWORDS1. Konsumsi obat tetrasiklin2. Bercak kuning pada permukaan labial3. Tidak pernah mengalami rasa sakit4. Gigi 13,12,11,21,22,23 mahkota masih bagus5. sekali kunjungan

1.3 BATASAN TOPIK1.3.1 Prosedur Diagnosis (Pengisian Kartu Status)1.3.2 Etiopatogenesis pada kasus1.3.3 Diagnosis dan alasan pada kasus1.3.4 Diskolorasi gigia. Definisib. Macam faktor penyebab Intrinsik Ekstrinsik1.3.5 Veneera. Definisib. Macamc. Indikasi dan Kontra Indikasid. Bahane. Tahapan perawatan1.3.6 Rencana Perawatan

1.4 PETA KONSEP Keluhan utama(Paien ingin memiliki gigi putih dan bersih, sekali kunjungan)Pemeriksaan Subyektif (Anamnesis) Konsumsi tetrasiklin pada waktu kecil Tidak ada keluhan sakitPemeriksaan Obyektif (PK) Gigi berubah warna pada labial gigi 11,12,13,21,22,23 Gigi Vital Gigi tanpa kariesDiagnosis :Diskolorasi GigiFaktor IntrinsikFaktor EkstrinsikRencana Perawatan(Veneer)

9

TeknikBahanMacam

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Prosedur Diagnosis (Pengisian Kartu Status)

2.2 Etiopatogenesis pada kasusEtipatogenesis kasus : obat antibiotik tetrasiklin dan doksisiklin dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi bila diberikan pada anak-anak atau bayi dalam kandungan yang giginya masih berkembang (pada gigi sulung maupun permanen). Perubahan warna nya merupakan perubahan warna intrinsik disebabkan karena penumpukan bahan dalam struktur gigi. Mekanisme : terikatnya tetrasiklin dengan kalsium membentuk senyawa komplek tetrasiklin kalsium ortofosfat. Jaringan gigi yang sedang dalam proses mineralisasi tidak hanya memperoleh kalsium , tetapi juga memperoleh molekul tetrasiklin yang tertimbun dalam jaringan dentin dan enamel.2.3 Diagnosis dan alasan pada kasusDiagnosis : Diskolorasi gigi intrinsikAlasan : dari anamnnesis diketahui penderita pada waktu kecil mengkonsumsi tetrasiklin dan tidak merasa sakit. Dari pemeriksaan klinis didapatkan gigi 13,12,11,21,22,23 mahkota masih bagus (tidak ada karies) dan terdapat bercak-bercak kuning di permukaan labial. Tes termal bereaksi terhadap dingin, tes EPT = 3, gigi vital.

2.4 Diskolorasi gigia. DefinisiDiskolorasi secara umum diartikan sebagai perubahan warna pada gigi. Diskolorasi pada enamel gigi disebabkan karena proses penodaan (staining), penuaan (aging), dan bahan kimia. (Anusavice et al., 2004)

b. Macam faktor penyebab IntrinsikDiskolorasi intrinsik merupakan perubahan yang masuk ke dalam dentin selama masa pertumbuhan gigi. Disebabkan karena penumpukkan bahan-bahan dalam struktur gigi. Beberpa hal yang yang dapat menyebabkan diskolorasi intrinsik yaitu dekomposisi jaringan pulpa, pemakaian antibiotik seperti tetrasiklin, dan penyakit metabolit berat selama fase pertumbuhan gigi.

EkstrinsikDiskolorasi ekstrinsik terjadi pada permukaan luar gigi. Perubahan warna ekstrinsik umumnya terjadi karena penggunaan bahan-bahan yang biasa kita konsumsi sehari-hari. Misalnya akibat dari penggunaan rokok atau tembakau, minuman dan makanan yang berwarna seperti kopi dan minuman berkarbonasi sehingga membentuk stain pada bagian email. Warna stain yang terlihat pada gigi berasal dari komponen polyphenol, yang meberikan warna pada makanan. Ditambah lagi dengan oral hygien yang buruk sehingga menyebabkan pembentukan plak dan kalkulus juga dapat mempengaruhi warna gigi. Perubahan warna ekstrinsik relatif lebih mudah ditanggulangi dengan membersihkan stain pada emailnya dibandingkan dengan perubahan warna intrinsik. Stain dari nikotin lebih banyak ditemukan pada bagian lingual dirahang bawah dan bagian palatal di rahang atas. Perubahan warna ini dapat diputihkan secara bleaching eksternal dan dapat memberikan hasil yang baik2.5 Veneera. DefinisiVeneer merupakan bahan pelapis sewarna gigi yang diaplikasikan pada sebagian atau seluruh permukaan gigi yang mengalami kerusakan. Bahan yang digunakan untuk pembuatan veneer dapat dari resin komposit atau porselein. Veneer porselein memiliki kelebihan dibandingkan dengan veneer komposit, antar lain estetik yang baik, warna yang stabil dan daya tahan terhadap abrasi yang tinggi.

b. Macama. Indirect VeneerYaitu bahan pelapis sewarna gigi yang dibuat di laboratorium dan hasil pembuatan nya ditempelkan pada gigi dengan menggunakan etsa asam dan bonding dengan semen resin light cured.b. Direct veneerYaitu bahan pelapis sewarna gigi yang dikerjakan hanya dalam satu kali kunjungan tanpa proses pengerjaan di laboratorium. Dilakukan dengan menggunakan komposit light cured mikrofiller. Direct veneer sendiri dapat diklasifikasikan menjadi partial dan full veneer. Direct partial veneerDilakukan untuk diskolorasi intrinsik lokal kecil atau kerusakan dikelilingu enamel sehat. Tahapannya yaitu prelimine yaitu pembersihan, shade selection, isolasi dengan cotton roll atau rubber damn. Anastesi tidak diperlukan kecuali bila telah mencapai dentin. Outline form berdasarkan kerusakan dan harus meliputi sebuah area diskolorasi. Penghilangan kerusakan menggunakan instrumen (coarse, clips atau round bur diamond dengan water air spray) agar gigi tidak terdehidrasi, setelah preparasi dilakukan etsa dan restorasi pada area. Direct full veneerPada gigi yang akan diberikan veneer dilakukan pembersihan dan isolasi dengan cotton roll dan retractum cords. Gigi dipreparasi dengan coarse, instrumen round end diamond. Window preparation dibuat dengan kedalaman setengah ketebalan fasial enamel, kurang lebih 0,5mm-0,75mm mid-fasial dan taperay ke bawah ke kedalaman 0,3mm-0,5mm sepanjang margin gingiva. Well-defined chamfer pada gingival crest menyediakan preparasi margin untuk prosedur finishing. Ketika terdapat ruang interdental, preparasi dari permukaan fasial ke permukaan mesial dan menghilangkan mulut garis mesio lingual. Setelah semua itu, gigi di etsa, dibersihkan, dan dikeringkan lalu tinggal diaplikasikan dan di polimerisasi resin bonding agent.c. Indikasi dan Kontra Indikasi Indikasi1. Diskolorisasi / perubahan warna karena tetrasiklin2. Diskolorisasi fluorosis3. Gigi yang gelap akibat penuaan4. Posisi gigi yang tidak teratur pada lengkung rahang5. Diastema anterior6. Gigi malformasi7. Peg lateral teeth8. Diskolorisasi gigi setelah perawatan endodontik9. Gigi yang superficial terkelupas oleh demineralisasi asam

Kontraindikasi1. Adanya relasi oklusi edge to edge atau cross bite.2. Oklusi berat.3. Oral hygiene buruk.4. Gigi dengan email yang tidak memadai untuk retensi yang cukup.5. Kekurangan mineral dan fluor pada gigi (Castelnuovo et al, 2000).6. Bruxism/aktivitas parafungsional.7. Fraktur gigi yang parah.8. Diastema besar.9. Mahkota gigi pendek.10. Gigi dengan restorasi besar dan dalam (Adenan A, 2011:4).d. BahanRestorasi veneer terbagi atas 3 yaitu : (Aprilisa, 2008)1. Resin komposit : dilakukan dengan membentuk langsung pada permukaan enamel yang telah dietsa dengan atau tanpa pengambilan jaringan enamel gigi.Keuntungan : Estetik baik Selesai dalam waktu 1x kunjungan Ekonomis

Kekurangan : Waktu kerja yang lama Dituntut keterampilan operator dan ditakutkan Terjadi perubahan warna sebagai akibat dari perlekatan yang tidak sempurna

2. Veneer Akrilik siap pakaiKeuntungan : Memberikan estetis yang baik karena veneer akrilik yang dibuat oleh pabrik telah diatur warnanya. Dapat dipoles dengan baik untuk mendapatkan warna gigi yang alami.

Kerugian : Memerlukan waktu kerja lama, memberi perasaa tebal pada gigi.

e. Tahapan perawatan DIRECT VENEER1. Pemilihan warna Seluruh permukaan gigi dibersihkan dahulu dengan baik menggunakan rotary brush dan pumice yang dicampur dengan air atau bahan lain yang sejenis tetapi yang tidak mengandung fluor dan yang tidak menyulitkan waktu melakukan proses etsa. Prosedur ini sangat berguna agar dapat melihat warna gigi yang sesungguhnya tanpa dipengaruhi ekstrinsik stains dan juga agar proses bonding kelak didapat hasil yang maksimal.2. Preparasi Bur khusus = bur veneer dari Brassler atau komet. Dapat pula menggunakan bur berbentuk torpedo medium grid yang ujungnya membulat, digunakan bur dengan kekasaran medium grade supaya tidak terjadi pengambilan jaringan gigi yang berlebihan karena kekuatan perlekatan yang utama didapat dari perlekatan resin komposit dengan enamel. Bertujuan membuat tempat bagi bahan resin komposit agar gigi tampak alamiah setelah dilakukan veneer.3. Prosedur bonding Bahan pilihan utama: asam fosfat 30% bentuk gel. Aplikasi selama 15 menit di permukaan gigi, lalu cuci dengan air selama 10 detik.4. Layering Bahan yang dipakai adalah bahan-bahan yang dikeraskan dengan menggunakan cahaya atau light cure. Karena bahan-bahan ini memberi keleluasaan yang sangat besar pada proses manipulasinya. Opaquer hanya dipakai bila akan menutupi warna gigi asli yang sangat gelap dan selanjutnya ditutupi denga resin komposit warna dentin dengan ketebalan yang cukup. Aturan dasar penggunaan opaquer adalah menggunakan warna-warna komplemen yang menghasilkan warna akhir yang netra yaitu abu-abu.5. Finishing dan polishing Finishing terutama pembentukan tepi luar dapat menggunakan polishing diamond bur atau estra fine grade bur ataupun berbagai polishing disc. Cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan polising diamond bur untuk tepi luar, haluskan seluruh permukaan dan hilangkan batas tepi yang tampak dengan abrassive silicon (seperti enhance dentsply) kemudian permukaan labial dengan corbide bur ( 20 blader) yang dengan mudah dapat meniru tekstur enamel. INDIRECT VENEER1. Pemilihan warna Dilakukan setelah seluruh perawatan pendahuluan adalah membersihkan seluruh gigi dengan baik, misal: menggunakan rotary brush denga putaran rendah. Seluruh permukaan geligi harus dibersihkan termasuk bagian proksimal (dalam menggunakan unwaxed dental floss dan polishing strip). Pemilihan warna perlu dilakukan pada tahap awal dan setelah preparasi, untuk memperkirakan seberapa jauh perubahan yang dikehendaki pasien.2. Preparasi Dilakukan untuk memberi ruang yang cukup bagi bahan ceramic sehingga gigi yang dipasang veneer tidak menjadi terlalu tebal dan batas tepi dapat dibuat dengan baik. Bahan ceramic butuh ketebalan 1 mm, minimal 0,5 mm. Pada batas tepi servikal geligi penampangnya kecil atau tipis seperti pada gigi lateral insisif rahang atas dan gigi insisif rahang bawah. Ketebalan ini untuk dapat menghasilkan warna dan karakteristik yang lain dengan baik, selain itu juga diperlukan untuk memperoleh kekuatan yang cukup.3. Pencetakan Gingival cord diletakkan dengan hati-hati, maka siap untuk prosedur pencetakan. Bahan cetak yang dapat digunakan adalah yang sangat akurat dan punya fleksibilitas cukup (hanya cocok: polyvinylsiloxane atau polyether, alginat atau hydrocolloid tidak cocok). Sendok cetak: sendok cetak metal atau plastik kokoh. Gigitan, jangan membuat rekam oklusi atau gigitan dengan wax. Posisi saat rekam gigitan sebaiknya dalam posisi tegak bahkan sedikit maju (feeding alert position). Horizontal guidance: untuk mengetahui secara kasar garis horizontal wajah seseorang.4. Veneer sementara5. Penghantar kerja ke ceramist Info yang dibutuhkan: Foto atau slide kasus sebelum pengerjaan, sebelum preparasi, berikut dengan contoh warna yang diletakkan di samping gigi, dan juga terekam nomor contoh warna yang digunakan tersebut, dan foto wajah pasien dalam keadaan tersenyum. Study model, baik keadaan awal maupun setelah seluruh perawatan pendahuluan selesai tetapi sebelum preparasi dilakukan. Foto gigi setelah dipreparasi disertai contoh warna gigi yang sesuai dan di sebelahnya diletakkan pula contoh warna gigi hasil akhir yang dikehendaki. Alasan dibuatnya veneer dan rencana hasil akhir. Informasi tembahan atau instruksi khusus. Instruksi tertulis tentang veneer yang dikehendaki dan informasi lamanya.6. PemasanganSebelum dipasang, lakukan pemeriksaan veneer setelah kembali dari laboratorium.

2.6 Rencana PerawatanRencana perawatan yang tepat pada kasus adalah dengan menggunakan direct full veneer dengan bahan komposit. Hal ini dikarenakan pasien menghendaki satu kali kunjungan, tidak mau mahkota selubung dan tidak mau bleaching.Bahan komposit yang dapat digunakan adalah mikrofiller komposit karena hasil poles sangat bagus menyerupai warna enamel dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama, atau bisa juga menggunakan bahan nanofiller komposit karena ukuran fillernya lebih kecil dibandingkan dengan mikrofiller sehingga mudah berikatan dengan partikel lain (ikatannya lebih rapat), hasil polesnya seperti mikrofiller tetapi memiliki kekuatan dan tingkat ketahanan terhadap fraktur sebaik microhybrid composite, sehingga dapat digunakan untuk restorasi direct gigi anterior.

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanVeneer adalah sebuah bahan pelapis yang sewarna dengan gigi yang diaplikasikan pada sebagian atau seluruh permukaan gigi yang mengalami kerusakan atau pewarnaan atau diskolorisasi. Pada kasus pemicu, penderita mengeluhkan bercak kuning di permukaan labial gigi anterior tanpa ada kerusakan dan sakit pada gigi tersebut. Dari hasil pemeriksaan, pemderita didiagnosis mengalami diskolorisasi gigi oleh karena tetrasiklin. Rencana perawatan yang tepat sesuai dengan keinginan pasien yaitu full direct veneer dengan bahan komposit.

DAFTAR PUSTAKA

1. Adenan, Aprillia. 2011. Seleksi Kasus-Kasus Veneer Porselen. Available at http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/seleksi_kasus_veneer_porselen.pdf. Accessed 22 March 2015, hal 4.2. Anusavice, K.J., De Freest, C.F., Ferracane J., Mackert J.R., Marek M., et al. 2004. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi, 10th ed. Jakarta: Phillips3. Aprilisa, 2008. Pengaruh Tetrasiklin Terhadap Perubahan Warna pada Gigi Anak. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan. Available at:http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/79854. Castelnuovo J, Tjan AH, Phillips K, Nicholls JI, Kois JC. 2000. Fracture Load and Mode of Failure of Ceramic Veneers with Different Preparation. The Journal of Prosthetic Dentistry. 83rd Ed.

17