esai lpdp

2
 Revolusi Iman : Salah Satu Upaya menyelesaikan Permasalahan Masyarakat dan Bangsa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang bertuhan. Nilai ini diwujudkan dalam salah satu sila Pancasila yaitu sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa. Berdasarkan asas tersebut, sudah seharusnya rakyat Indonesia menyandarkan kehidupannya pada prinsip-prinsip ketuhanan, sesuai dengan agama yang dianut. Salah satu prinsip dalam Ketuhanan yang Maha Esa menurut penulis adalah menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan aturan baku ajaran tersebut. Salah satu konsekuensi dari hal itu adalah dilarangnya aliran-aliran yang menyelisihi ajaran agama yang baku, yang sudah direkomendasi organisasi pemuka masing-masing. Konsekuensi yang lain adalah menolak paham-paham yang tidak sesuai dengan nilai Ketuhanan, di antaranya adalah atheisme. Salah satu pemikiran yang dapat mengarahkan umat ke arah paham sesat tersebut adalah pemikiran yang terlalu mengedepankan moral dan akhlaq daripada kepercayaan terhadap tuhan. Sebagai contoh, ucapan “Buat apa beragama baik-baik, kalo t ernyata pemuka agama juga korupsi”. Ucapan semacam ini adalah kurang sesuai dengan norma ketuhanan. Semestinya, segala perbuatan mengerjakan amalan baik dan meninggalkan yang buruk harus disertai dengan mengharapkan ridho dari Allah, yang berarti dikerjakan atas dasar norma ketuhanan. Ucapan yang benar seharusnya adalah, “Tingkatkanlah keimanan terhadap Tuhan, dan tinggalkanlah korupsi, karena takut pada siksa-Nya di akherat kelak”. Pada kenyataannya sekarang ini, bangsa Indonesia sedang mengalami degradasi moral dan akhlaq. Penyimpangan yang paling terlihat dan memang disebarluaskan oleh media massa adalah perilaku korupsi, dari kecil-kecilan sampai besar-besaran. Meskipun sudah ada komisi pemberantasan k orupsi,  perilaku korupsi dalam berbagai turunannya, seperti gratifikasi, suap, dan penyalahgunaan wewenang, masih saja merajalela. Oleh karena itu, pembinaan iman dan taqwa, s erta pengetahuan tentang nilai- nilai ketuhanan pada seluruh bangsa Indonesia juga perlu lebih ditingkatkan. Dalam implementasinya pada dunia pendidikan, nilai-nilai ketuhanan adalah yang semestinya turut

description

contoh esai LPDP. yang penting berbusa-busa

Transcript of esai lpdp

  • Revolusi Iman : Salah Satu Upaya menyelesaikan

    Permasalahan Masyarakat dan Bangsa

    Bangsa Indonesia adalah bangsa yang bertuhan. Nilai ini diwujudkan dalam salah satu sila Pancasila

    yaitu sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa. Berdasarkan asas tersebut, sudah seharusnya rakyat

    Indonesia menyandarkan kehidupannya pada prinsip-prinsip ketuhanan, sesuai dengan agama yang

    dianut.

    Salah satu prinsip dalam Ketuhanan yang Maha Esa menurut penulis adalah menjalankan ajaran agama

    yang dianut sesuai dengan aturan baku ajaran tersebut. Salah satu konsekuensi dari hal itu adalah

    dilarangnya aliran-aliran yang menyelisihi ajaran agama yang baku, yang sudah direkomendasi

    organisasi pemuka masing-masing.

    Konsekuensi yang lain adalah menolak paham-paham yang tidak sesuai dengan nilai Ketuhanan, di

    antaranya adalah atheisme. Salah satu pemikiran yang dapat mengarahkan umat ke arah paham sesat

    tersebut adalah pemikiran yang terlalu mengedepankan moral dan akhlaq daripada kepercayaan

    terhadap tuhan.

    Sebagai contoh, ucapan Buat apa beragama baik-baik, kalo ternyata pemuka agama juga korupsi.

    Ucapan semacam ini adalah kurang sesuai dengan norma ketuhanan. Semestinya, segala perbuatan

    mengerjakan amalan baik dan meninggalkan yang buruk harus disertai dengan mengharapkan ridho

    dari Allah, yang berarti dikerjakan atas dasar norma ketuhanan. Ucapan yang benar seharusnya adalah,

    Tingkatkanlah keimanan terhadap Tuhan, dan tinggalkanlah korupsi, karena takut pada siksa-Nya di

    akherat kelak.

    Pada kenyataannya sekarang ini, bangsa Indonesia sedang mengalami degradasi moral dan akhlaq.

    Penyimpangan yang paling terlihat dan memang disebarluaskan oleh media massa adalah perilaku

    korupsi, dari kecil-kecilan sampai besar-besaran. Meskipun sudah ada komisi pemberantasan korupsi,

    perilaku korupsi dalam berbagai turunannya, seperti gratifikasi, suap, dan penyalahgunaan wewenang,

    masih saja merajalela. Oleh karena itu, pembinaan iman dan taqwa, serta pengetahuan tentang nilai-

    nilai ketuhanan pada seluruh bangsa Indonesia juga perlu lebih ditingkatkan.

    Dalam implementasinya pada dunia pendidikan, nilai-nilai ketuhanan adalah yang semestinya turut

  • disebarluaskan pada peserta didik dalam sistem pendidikan kita, baik siswa ataupun mahasiswa dalam

    setiap pelajaran dan kuliah yang diberikan. Lebih penting daripada itu, pendidikan dalam internal

    keluarga harus mendapat perhatian khusus dari orang tua kepada anak-anaknya, karena keluarga adalah

    sekolah yang paling utama bagi anak-anak sebelum sekolah akademis. Pendidikan di lingkungan

    masyarakat, seperti hubungan antar tetangga, pendayagunaan organisasi RT dan RW, dan komunitas

    warga seperti pengajian agama secara rutin juga perlu ditingkatkan untuk menerapkan secara intensif

    nilai-nilai ketuhanan.

    Penanaman motivasi perlu dilakukan kepada para peserta didik, yaitu supaya amalan-amalan baik yang

    dikerjakan harus disertai dengan motivasi ibadah kepada Tuhan yang Maha Esa, karena sesungguhnya

    semua manusia itu diciptakan Tuhan dengan tujuan ibadah kepada-Nya. Segala amal kebaikan

    termasuk kelak saat bekerja mencari nafkah senantiasa disertai dengan niat ibadah. Begitu pula ketika

    meninggalkan segala perbuatan tercela, senantiasa disertai motivasi karena takut terhadap ancaman-

    Nya. Tanpa motivasi tersebut, boleh jadi rakyat memang akan terbebas dari suatu perilaku buruk,

    misalnya korupsi, tetapi berisiko melakukan perbuatan tercela lain, misalnya perzinahan, atau penyakit

    moral yang lain dengan alasan kebebasan pribadi.

    Adanya lembaga pemberantasan korupsi dan berbagai peraturan perundang-undangan anti korupsi

    sangat dibutuhkan. Selain dari itu, pemberantasan segala perilaku menyimpang harus dimulai dari diri

    sendiri, mulai dari pejabat, aparatur negara, sampai dengan rakyat itu sendiri. Motivasi untuk menjauhi

    perilaku menyimpang tersebut, sepatutnya bukan karena diawasi oleh atau takut tertangkap lembaga

    pemberantasan, tetapi lebih karena takut kepada Tuhan yang maha mengawasi. Motivasi tersebut juga

    bukan hanya karena dorongan moral yang sifatnya relatif antara satu masyarakat dengan masyarakat

    yang lain, tetapi disandarkan pada motivasi keimanan.

    Motivasi ketuhanan inilah yang nantinya akan mengantarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang

    bermartabat, berakhlak mulia, dan berusaha terbebas dari sifat-sifat tercela, yang termasuk di dalamnya

    adalah perilaku korupsi. Bagaimanapun, negara ini adalah negara yang kaya baik sumber daya alam

    maupun manusia, tetapi sekarang ini masih berjuang melawan keterpurukan. Boleh jadi keterpurukan

    itu disebabkan karena rakyat Indonesia yang kurang iman. Oleh karena itu, sebelum mencanangkan

    segala revolusi pribadi maupun bangsa, seyogyanya seluruh elemen bangsa Indonesia mencanangkan

    revolusi iman dalam setiap diri mereka. Revolusi iman yang terimplementasikan dalam setiap sendi

    kehidupan.