eni23.files. Web viewDalam dunia pendidikan guru memegang peranan penting, karena guru salah satu...
-
Upload
phungduong -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of eni23.files. Web viewDalam dunia pendidikan guru memegang peranan penting, karena guru salah satu...
TUGAS METODOLOGI PENELITIAN
ANALISIS PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI
KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR
TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS
IX SMP NEGERI 10 PRABUMULIH
DISUSUN OLEH :
NAMA : ENI GUSTINI
NIM : 112515006
ANGKATAN : 17 A
KONSENTRASI : Manajemen Pendidikan
DOSEN PENGASUH : Dr. H. Dedi Rianto Rahadi, MM.
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS BINA DARMA
PALEMBANG
ANALISIS PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KETERAMPILAN
MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI
BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 10 PRABUMULIH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus
berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang
kehidupan. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah
satunya usaha menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas adalah melalui
pendidikan.
Sebagai salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan secara formal,
sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan
nasional melalui proses belajar mengajar. Pendidikan mempunyai fungsi yang harus
diperhatikan, seperti dapat dilihat pada UU No.20 tahun 2003 menyebutkan bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk perkembangannya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhak mulia, sehat ilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga yang demokratis dan tanggung jawab.
Dalam dunia pendidikan guru memegang peranan penting, karena guru salah
satu yang terlibat langsung dalam pembentukan dan pengembangan intelektual dan
kepribadian siswa. Oleh karena itu, guru sering dijadikan tokoh teladan bahkan
dijadikan tokoh identitas diri, dengan demikian guru harus memilki perilaku,
keterampilan dan kemampuan yang memadai untuk melaksanakan tugasnya dengan
baik. Untuk itu, guru harus menguasai berbagai hal sebagai keterampilan yang
dimiliki. Serta guru harus mengembangkan suatu keterampilan mengajar yang juga
dijadikan penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta
penumbuhan dan pengembangan sikap.
Guru harus memahami dan mengahayati para siswa yang dibinanya, karena
wujud siswa pada setiap saat tidak akan sama, ini disebabkan oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berhasil tidaknya
suatu proses belajar mengajar dapat diketahui dari hasil belajar
mengajar tersebut pada umumnya dikaitkan dengan tinggi
rendahnya nilai yang dicapai siswa, berbagai hal sebagai keterampilan yang
dimiliki. Serta guru harus mengembangkan suatu keterampilan mengajar yang juga
dijadikan penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta
penumbuhan dan pengembangan sikap.
Mengingat profesi guru merupakan panggilan hati nurani, maka dalam kondisi
bagaimanapun guru harus selalu taat pada profesinya dan melaksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya, demi mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan sumber
daya manusia.
Guru harus memahami dan mengahayati para siswa yang dibinanya, karena
wujud siswa pada setiap saat tidak akan sama, ini disebabkan oleh perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar
dapat diketahui dari hasil belajar mengajar tersebut pada umumnya dikaitkan dengan
tinggi rendahnya nilai yang dicapai siswa, daya serap siswa serta prestasi siswa yang
berupa nilai hasil raport.
Menurut Sumadi Suryabrata (2002:233) “Faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar itu dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu faktor-faktor yang
berasal dari luar diri siswa (faktor eksogen), dan factor-faktor yang berasal dari dalam
diri siswa (faktor indogen).” Faktor yang terdapat dalam diri siswa adalah intelegensi
motivasi, minat, bakat, kondisi fisik, sikap dan kebiasaan siswa. Sedangkan yang
termasuk faktor yang berasal dari luar siswa adalah keadaan sosial ekonomi,
lingkungan, sarana dan prasarana, guru dan cara mengajarnya, kurikulum dan
sebagainya.
Menurut Jeane Rini P (2003:2) “prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”. Di Indonesia
alat ukur evaluasi hasil belajar disebut tes hasil belajar. Kedua tes ini digunakan untuk
mengukur taraf keberhasilan sebuah progam pengajaran dan untuk mengetahui sejauh
mana siswa telah mendayagunakan kemampuan kognitifnya.
Keberhasilan proses belajar mengajar merupakan hal utama yang didambakan
dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Tujuan proses pembelajaran diperolehnya
hasil optimal melalui optimalisasi proses pembelajaran tersebut, diharapkan para
peserta didik dapat meraih prestasi belajar yang optimal dan memuaskan.
Tetapi, dalam kenyataannya menurut Daharnis (2006:43-44) “prestasi belajar
menunjukkan masih banyaknya siswa yang memperoleh prestasi belajar rendah”.
Khususnya bila dikaitkan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Gejala umum
yang terjadi dengan prestasi belajar yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan
belajar siswa seperti adanya siswa yang berangggapan bahwa hasil belajar yang
diperoleh tergantung pada nasib dan bukan usaha dan kerja keras. Apabila
permasalahan tersebut dibiarkan maka dampaknya mutu pendidikan dan sumber daya
manusia rendah, sehingga menimbulkan pengaruh rendahnya prestasi belajar yang
diperoleh siswa.
Proses belajar mengajar siswa akan menimbulkan persepsi siswa terkait dengan
penglihatannya terhadap seoarang guru. Faktor tersebut kemudian akan dapat
dirangsang dan menantang siswa untuk terlibat penuh dalam proses belajar mengajar.
Dalam proses belajar mengajar tujuan akhir yang dicapai oleh siswa ataupun yang
diharapkan orang tua adalah prestasi belajar yang baik di bangku sekolah. Pada
umumnya semakin baik usaha belajar mengajar akan semakin baik pula prestasi yang
dicapai.
Suatu interaksi belajar mengajar di dalamnya terdapat partisipasi siswa yang
satu dengan yang lain berbeda-beda dalam hal keaktifannya. Ada sikap siswa yang
terlibat aktif dalam suatu interaksi edukatif juga ada pula siswa yang bersikap kurang
aktif. Siswa aktif dalam proses belajar mengajar jika kemampuan gurunya baik dan
sebaliknya. Dengan adanya keterampilan guru yang baik maka akan memberikan
persepsi siswa yang baik pula sehingga tercipta keberhasilan siswa dalam belajar.
Selain itu faktor yang sangat menentukan keberhasilan prestasi siswa adalah
minat siswa itu sendiri untuk belajar. Adanya minat belajar yang tinggi dalam diri
siswa merupakan syarat agar siswa terdorong oleh keinginannya sendiri untuk
mengatasi berbagai kesulitan dalam belajar yang dihadapinya dan lebih lanjut siswa
akan sanggup untuk belajar sendiri.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “ANALISIS PENGARUH PERSEPSI SISWA
MENGENAI KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR
TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IX SMP
NEGERI 10 PRABUMULIH”
1. 2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, agar masalah yang diteliti tidak
meluas, maka perlu diadakan pembatasan masalah. Pembatasan masalah
diperlukan agar penelitian lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih
mendalam. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru dibatasi tanggapan atau
penilaian siswa pada keterampilan guru yang mengajar mata pelajaran IPS
siswa kelas IX SMP NEGERI 10 PRABUMULIH tahun ajaran 2011/2012.
2. Minat belajar dibatasi pada ketertarikan siswa pada mata pelajaran IPS kelas
IX SMP NEGERI 10 PFRABUMULIH tahun ajaran 2011/2012.
3. Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPS yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik yang dinilai melalui tes ulangan harian, tugas dan tes sumatif
siswa kelas IX SMP NEGERI 10 PRABUMULIH tahun ajaran 2011/2012.
1. 3. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah yang telah dikemukakan diatas maka penulis
dapat mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru
terhadap prestasi belajar IPS siswa kelas IX SMP NEGERI 10
PRABUMULIH tahun ajaran 2011/2012.
2. Adakah pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar IPS pada
siswa Kelas IX SMP NEGERI 10 PRABUMULIH tahun ajaran
2011/2012?
3. Adakah pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru
dan minat belajar terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas IX SMP
NEGERI 10 PRABUMULIH tahun ajaran 2011/2012?
1.4. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini perlu adanya tujuan yang berfungsi sebagai acuan pokok
terhadap masalah yang akan diteliti, sehingga peneliti akan dapat bekerja secara
terarah dalam mencari data sampai pada langkah pemecahan masalah. Adapun tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar
guru terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas IX SMP NEGERI 10
PRABUMULIH tahun ajaran 2011/2012.
2. Untuk mengetahui pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar IPS pada
siswa kelas IX SMP NEGERI 10 PRABUMULIH tahun ajaran 2011/2012.
3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar
guru dan minat belajar terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas IX SMP
NEGERI 10 PRBUMULIH tahun ajaran 2011/2012.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai suatu karya ilmiah, maka diharapkan hasil penelitian ini dapat
memberikan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan tentang
pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru dan minat
belajar terhadap prestasi belajar.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman untuk
kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan gambaran bagi siswa tentang pengaruh persepsi siswa
mengenai keterampilan mengajar guru dan minat belajar terhadap prestasi
belajar.
b. Memberikan sumbangan pikiran dalam upaya memperbaiki proses
pembelajaran agar lebih baik dan berkualitas.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Pengertian Persepsi
Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individu,
maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya
(Wolberg, 1967).
Adanya perbedaan inilah yang antara lain menyebabkna mengapa
seseorang menyenangi suatu obyek, sedangkan orang lain tidak senang bahkan
membenci obyek tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu
menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian
besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh peesepsinya.
Persepsi pada hakekatnya adalah merupakan proses penilaian seseorang terhadap
obyek tertentu. Menurut Young (1975) persepsi merupakan aktivitas mengindera,
mengintegrasikan dan memberikan penilaian pada obyek-obyek fisik maupun obyek
sosial dan penginderaan tersebut tergantung pada stimulus fisik maupun stimulus sosial
yang ada di linngkungannya. Sensasi-sensasi dari lingkungan akan diolah bersama-
sama dengan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya baik hal itu berupa harapan-
harapan nilai-nilai, sikap, ingatan dan lain-lain. Menurut Wagito (1981) menyatakan
persepsi merupakan proses psikologis dan hasil dari penginderaan serta proses terakhir
dari kesadaran, sehingga membentuk proses berfikir.
Di dalam proses persepsi, individu dituntut untuk memberikan penilaian terhadap
suatu obyek yang dapat bersifat positif atau negatif, senang atau tidak senang, dan
sebagainya. Dengan adanya persepsi maka akan terbentuk sikap, yaitu suatu
kecendrungan yang stabil untuk berlaku atau bdertindak secara tertentu di dalam situasi
yang tertentu pula (Polak, 1976).
Dengan demikian persepsi merupakan suatu fungsi biologis (melalui organ-organ
sensoris) yang memungkinkan individu menerima dan mengolah informasi dari
lingkungan dan mengadakan perubahan-perubahan di lingkungannya.
Istilah persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan
kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan
informasi yang ditampilkan dari sumber lain (yang dipersepsi). Melalui persepsi kita
dapat menggali dunia sekitar kita, yaitu dari seluruh dunia yang terdiri dari benda serta
manusia dengan segala kejadian-kejadiannya. Dengan persepsi kita dapat berinteraksi
dengan dunia sekeliling kita, khususnya antar manusia.
Beberapa hal yang harus dipenuhi agar individu dapat mengadakan persepsi
dalam http://www.infoskripsi.com/2011/11/08/ pengertian persepsi.html yaitu :
1) Adanya objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat ondra atau
reseptor stimulus dapat dating dari luar langsung mengenai alat
indra dan dapat dari dalam langsung mengenai saraf penerima
(sensorik) yang bekaerja sebagai reseptor.
2) Alat indra atau reseptor
Merupakan alat untuk menerima stimulus, selain itu harus ada
saraf sensorik sebagai alat untuk menentukan stimulus yang
diterima oleh reseptor.
3) Perhatian
Untuk menjadi atau mengadakan persepsi sesuatu diperlukan
adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu
pencapaian dalam mengadakan persepsi.
Dalam kehidupan sosial di kelas tidak lepas dari interaksi antara siswa dengan
siswa, antar siswa dengan guru. Adanya interaksi antar komponen yang ada di kelas
menjadikan masing-masing komponen (siswa dan guru) akan saling memberikan
tanggapan, penilaian dan persepsinya. Adanya persepsi ini adalah penting agar dapat
menumbuhkan komunikasi aktif, sehingga dapat meningkatkan kapasitas belajar di
kelas. Persepsi juga merupakan proses psikologis sebagai hasil penginderaan serta
proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses berfikir. Persepsi
seseorang akan mempengaruhi proses belajar (minat) dan mendorong siswa untuk
melaksanakan sesuatu (motivasi) belajar. Oleh karena itu menurut Walgito (1981),
persepsi merupakan kesan yang pertama untuk mencapai suatu keberhasilan. Persepsi
seseorang dalam menangkap informasi dan peristiwa-peristiwa menurut Muhyadi
(1986) dipengaruhi oleh tiga factor, yaitu : 1) orang yang membentuk persepsi itu
sendiri, khususnya kondisi intern (kebutuhan, kelelahan, sikap, minat, motivasi,
harapan, pengalaman masa lalu dan kepribadian), 2) stimulus yang berupa obyek
maupun peristiwa tertentu (benda, orang, proses dan lain-lain), 3) stimulus dimana
persepsi itu terjadi baik di tempat, waktu, suasana (sedih, gembira dan lain-lain).
(Sumber : http://www.infoskripsi.com/Article/Pengertian-Persepsi.html, diunduh
tanggal 13 Agustus 2011)
2.1.2. Keterampilan Mengajar Guru
A. Pengertian Ketrampilan Mengajar
Menurut Semiawan (2000:18) “Keterampilam merupakan suatu pola penggerak
penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan pengembangan
sikap dan nilai”. Selanjutnya pengertian mengajar menurut Semiawan (2000:6) yaitu:
Mengajar merupakan kegiatan mengajar merupakan kegiatan mengarahkan,
menjelaskan dan memberi jawaban, serta memberikan umpan balik merupakan
kegiatan guru yang dilakukan secara spontan untuk memenuhi kebutuhan para siswa
yang beraneka ragam.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan mengajar adalah suatu
kegiatan mengarahkan, menjelaskan dan memberi jawaban, serta meberikan umpan
balik untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai
aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pembelajaran yang
efektif diperlukan berbagai keterampilan yaitu keterampilan mengajar dalam hal ini
membelajarkan. Keterampilan mengajar atau membelajarkan merupakan kompetensi
pedagogik yang cukup kompleks karena merupakan integrasi dari berbagai kompetensi
guru secara utuh dan menyeluruh.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan “kecakapan
untuk menyelesaikan tugas”, sedangkan mengajar adalah “melatih”. DeQueliy dan
Gazali (Slameto, 2010:30) mendefinisikan mengajar adalah menanamkan pengetahuan
pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Definisi yang modern di Negara-
negara yang sudah maju bahwa “teaching is the guidance of learning”. Mengajar
adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Alvin W.Howard (Slameto,
2010:32) berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba
menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau
mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan
knowledge.
Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan keterampilan
mengajar guru adalah seperangkat kemampuan/kecakapan guru dalam
melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya
berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan. Jadi, persepsi siswa tentang
keterampilan mengajar guru adalah penilaian berupa tanggapan/pendapat siswa
terhadap kemampuan/kecakapan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar.
B. Macam-macam Keterampilan Mengajar Guru
Turney (dalam Uzer Usman, 2010:74) yang diunduh dari
http://sambasalim.com/pendidikan/keterampilan-mengajar-guru.html tanggal 16
Agustus 2011, mengemukakan ada 8 (delapan) keterampilan mengajar/membelajarkan
yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, diantaranya:
1. Ketrampilan bertanya
Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Bertanya
merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon
yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan
hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong
kemampuan berpikir.
Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab
pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan
memberikan dampak positif terhadap siswa, yaitu:
Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar,
Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang
sedang dihadai atau dibicarakan,
Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berfikir itu sendiri
sesungguhnya adalah bertanya,
Menuntun proses berfikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu
siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik,
Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
Keterampilan dan kelancaran bertanya dari calon guru maupun dari guru itu perlu
dilatih dan ditingkatkan, baik isi pertanyaannya maupun teknik bertanya.
a. Dasar-dasar pertanyaan yang baik
Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa
Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan
Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu
Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berfikir sebelum
menjawab pertanyaan
Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata
Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul
keberanian siswa untuk menjawab atau bertanya
Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri
jawaban yang benar
b. Jenis-jenis pertanyaan yang baik
Jenis pertanyaan menurut maksudnya
1) Pertanyaan permintaan (compliance question),
2) Pertanyaan retoris (rhetorical question)
3) Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question,) dan
4) Pertanyaan menggali (probing question).
Jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom
1) Pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde question),
2) Pertanyaan pemahaman (conprehention question),
3) Pertanyaan penerapan (application question),
4) Pertanyaan sintetis (synthesis question), dan
5) Pertanyaan evaluasi (evaluation question).
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Kehangatan dan Keantusiasan. Untuk meningkatkan partisipasi siswa
dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap baik pada
waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa.
Sikap dan cara guru termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan, dan posisi
badan menampakkan ada-tidaknya kehangatan dan keantusiasannya.
Kebiasaan yang perlu dihindari. Untuk meningkatkan partisipasi siswa
dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik
pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban
siswa.
Guru harus menghindari kebiasaan seperti :
1) Menjawab pertanyaan sendiri,
2) Mengulang jawaban siswa,
3) Mengulang pertanyaan sendiri,
4) Mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak,
5) Menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya, dan
6) Mengajukan pertanyaan ganda.
Keterampilan bertanya di bedakan atas :
1. Keterampilan bertanya dasar. Keterampilan bertanya dasar mempunyai
beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala
jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang di maksud adalah: Pengungkapan
pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan, pemindah
giliran, penyebaran, pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.
2. Keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya lanjut merupakan
lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha
mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar partisipasi dan
mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Keterampilan bertanya lanjut
di bentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar.
Karena itu, semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan
keterampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu
adalah : Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan,
Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan
terjadinya interaksi
2. Ketrampilan Memberikan penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal
ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap
tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back)
bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan
juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
a). Tujuan Pemberian Penguatan
Penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif terhadap proses
belajar siswa dan bertujuan sebagai berikut: (a). Meningkatkan perhatian siswa
terhadap pelajaran. (b) Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar. (c).
Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.
b). Jenis-jenis Penguatan
1. Penguatan verbal, Penguatan verbal biasanya diungkapkan dengan
menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya.
2. Penguatan non-verbal, Penguatan non-verbal terdiri dari penguatan gerak
isyarat, penguatan pendekatan, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan
dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan
penguatan tak penuh (partial).
c). Prinsip Penggunaan Penguatan
Penggunaan penguatan secara efektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu
kehangatan dan keantusiasan, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons
yang negatif.
3. Ketrampilan Mengadakan variasi
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi
belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam
situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta
penuh partisipasi.
a. Tujuan dan Manfaat
1. Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek
belajar mengajar yang relevan.
2. Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui
dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru.
3. Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan
berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih
baik.
4. Guna member kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima
pelajaran yang disenanginya.
b. Prinsip Penggunaan
1. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan
dengan tujuan yang hendak dicapai.
2. Variasi harus digunakan secara lancer dan berkesinambungan sehingga tidak
akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran.
3. Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana
pelajaran atau satuan pelajaran.
c. Komponen-komponen Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan
dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau
komponen, yaitu :
1. Variasi dalam cara mengajar guru, Variasi dalam cara mengajar guru
meliputi : penggunaan variasi suara (teacher voice), Pemusatan perhatian siswa
(focusing), kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence), mengadakan
kontak pandang dan gerak (eye contact and movement), gerakan badan mimik,
dan pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (teachers movement).
2. Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat
pengajaran bila ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke
dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi
penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut : variasi alat atau bahan yang
dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif
aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat atau
bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).
3. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid
dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari
kegiatan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan
anak. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan
kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan. Adapun jenis pola interaksi (gaya
interaksi) dapat digambarkan sebagai berikut:a (a) Pola guru-murid, yakni
komunikasi sebagai aksi (satu arah) (b). Pola guru-murid-guru, yakni ada
balikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi antarsiswa (komunikasi
sebagai interaksi) (c). Pola guru-murid-murid, yakni ada balikan bagi guru,
siswa saling belajar satu sama lain. (d). Pola guru-murid, murid-guru, murid-
murid. Interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara murid dengan
murid (komunikasi sebagai transaksi, multiarah) (e). Pola melingkar, dimana
setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban,
tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila setiap siswa belum mendapat
giliran.
4. Ketrampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang
diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu
dengan yang lainnya. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan
disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan.
a. Tujuan Memberikan Penjelasan
1. Membimbing murid untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil, fakta,
definisi, dan prinsip secara objektif dan bernalar.
2. Melibatkan murid untuk berfikir dengan memecahkan masalah-masalah atau
pertanyaan.
3. Untuk mendapatkan balikan dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan
untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
4. Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan
menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.
b. Komponen-komponen keterampilan menjelaskan
Secara garis besar komponen-komponen keterampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu :
(1). Merencanakan, mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan
jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan
hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.
(2). Penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan
balikan.
5. Ketrampilan Membuka dan Menutup pelajaran
Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru
dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental
maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut
akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup
pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran
atau kegiatan belajar mengajar. Usaha menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk
memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa,
mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses
belajar-mengajar.
Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi: menarik perhatian siswa,
menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha, dan membuat kaitan
atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan
pengetahuan yang telah dikuasai siswa. Komponen keterampilan menutup pelajaran
meliputi: meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti
pelajaran dan membuat ringkasan, dan mengevaluasi.
6. Ketrampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok
orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau
informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok
merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau
memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk
berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi
kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan
berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.
Komponen-komponen keterampilan membimbing diskusi :
1. memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topic diskusi
2. memperluas masalah atau urutan pendapat
3. menganalisis pandangan siswa
4. meningkatkan urunan pikir siswa
5. menyebarkan kesempatan berpartisipasi
6. menutup diskusi
7. Ketrampilan mengelola kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam
proses belajar mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar,
misalnya penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas,
pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau
penetapan norma kelompok yang produktif.
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur
siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang
menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam melaksanakan keterampilan
mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen-komponen keterampilan, antara
lain:
1. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal (bersifat preventif).. Keterampilan ini berkaitan dengan
kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal seperti keterampilan
menunjukkan sikap tanggap, member perhatian, memusatkan perhatian,
memusatkan perhatian kelompok, memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas,
menegur dan member penguatan.
2. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang
optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan
siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan
remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Apabila terdapat
siswa yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah
menggunakan tingkah laku dan respon yang sesuai, guru dapat meminta
bantuan kepada kepala sekolah, konselor sekolah, atau orang tua siswa.
Dalam usaha mengelola kelas secara efektif ada sejumlah kekeliruan yang harus
dihindari oleh guru, yaitu sebagai berikut: (1) campur tangan yang berlebihan (teachers
instruction). (2). kesenyapan (fade away) (3). ketidaktepatan memulai dan mengakhiri
kegiatan (stop and stars) (4). penyimpangan (digression) (5). bertele-tele
(overdwelling)
8. Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara
3- 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran
kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap
setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa maupun
antara siswa dengan siswa.
Komponen keterampilan yang digunakan adalah: keterampilan mengadakan
pendekatan secara pribadi, keterampilan mengorganisasi, keterampilan membimbing
dan memudahkan belajar dan keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan
belajar mengajar.
Diharapkan setelah menguasai delapan keterampilan mengajar yang telah
dijelaskan di atas dapat bermanfaat untuk mahasiswa calon guru sehingga dapat
membina dan mengembangkan keterampilan-keterampilan tertentu mahasiswa calon
guru dalam mengajar. Keterampilan mengajar yang esensial secara terkontrol dapat
dilatihkan, diperoleh balikan (feed back) yang cepat dan tepat, penguasaan komponen
keterampilan mengajar secara lebih baik, dapat memusatkan perhatian secara khusus
kepada komponen keterampilan yang objektif dan dikembangkannya pola observasi
yang sistematis dan objektif.
2.1.3. Pengertian Persepsi Siswa Terhadap Ketrampilan Mengajar
Persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru adalah suatu proses
diterimanya stimulus oleh murid atau pelajar melalui alat reseptornya mengenai
manusia, materi atau kejadian dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan atau
sikap melalui proses, cara, perbuatan untuk menjadikan siswa belajar.
Jadi, persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru adalah penilaian berupa
tanggapan/pendapat siswa terhadap kemampuan/kecakapan guru dalam proses
kegiatan belajar mengajar.
Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik selain dibutuhkan keterampilan guru
dalam penyampaian materi yang baik, juga dibutuhkan suatu rasa ketertarikan terhadap
materi, karena siswa merasa senang belajar di sekolah lebih-lebih yang menyenangi
mata pelajaran yang dipelajarinya juga akan mampu menyerap pelajaran itu dengan
baik pada akhirnya akan mendapatkan hasil belajar yang baik pula. Prestasi belajar IPS
akan lebih meningkat pula bila didukung oleh keterampilan mengajar guru dan
semangat belajar dari siswa itu sendiri.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa mengenai
keterampilan mengajar guru dan minat belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar
IPS
2.1.4. Minat Belajar.
a. Pengertian Minat Belajar
Besar kecilnya minat akan mempengaruhi keberhasilan bagi setiap kreativitas
manusia. Dalam hal belajar minat sangat besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil
belajar tersebut. Jika seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu pelajaran
atau sesuatu hal, maka tidak diharapkan akan berhasil dengan baik.
Ada beberapa pendapat tentang minat, dalam Poerwadarminta (2003:744) “minat
diartikan sebagai gairah, keinginan dan kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu”. Menurut Joko Sudarsono (2003:8) “Minat merupakan bentuk sikap
ketertarikan atau sepenuhnya terlibat dengan suatu kegiatan karena menyadari
pentingnya atau bernilainya kegiatan tersebut”.
Definisi secara sederhana lainnya diberikan oleh Muhibbin Syah (2008:136)
yang mendefinisikan bahwa ”Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”. Begitu juga dengan Slameto
(2010:180) mengatakan bahwa “Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.”
Hillgard dalam Slameto (2010:57) memberi rumusan tentang minat sebagai
berikut ‘‘Interst is persisting to pay attention to and enjoy some activity or content”.
Yang berarti bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan terus-
menerus yang disertai dengan rasa senang dan diperoleh suatu kepuasan.
Dari pemaparan para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa minat adalah
ketertarikan dan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan atau terlibat terhadap
sesuatu hal karena menyadari pentingnya atau bernilainya hal tersebut. Dengan
demikian minat belajar dapat kita definisikan sebagai ketertarikan dan kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan terlibat dalam aktivitas belajar karena menyadari
pentingnya atau bernilainya hal yang ia pelajari.
b. Klasifikasi Minat Belajar
Menurut Purwanto (2002:56) mengatakan bahwa “ada tiga cara untuk
menentukan minat antara lain: minat yang diekspresikan, minat yang diwujudkan, dan
minat yang diinventarisasikan”. Lebih lanjut pernyataan tersebut dijelaskan di bawah
ini :
1) Minat yang Diekspresikan (Ekspressed Interest)
Seseorang dapat mengekspresikan minat atau pilihannya dengan kata
tertentu, misalnya seseorang murid mungkin mengatakan bahwa dia
tertarik pada mata pelajaran bahasa inggris.
2) Minat yang Diwujudkan (Manifest Interest)
Seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata tetapi
melalui tindakan atau perbuatan ikut serta berperan aktif dalam suatu
aktivitas tertentu.
3) Minat yang Diinventarisasikan (Inventoryd Interest)
Seseorang minatnya dapat diukur dengan menjawab terhadap sejumlah
pertanyaan tertentu atau urutan untuk kelompok tertentu.
c. Indikator Minat Belajar
Menurut Safari (2003:60) ada beberapa indikator minat belajar yaitu sebagai
berikut :
1) Perasaan Senang2) Ketertarikan Siswa3) Perhatian4) Keterlibatan Siswa
Indikator di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Perasaan Senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap
pelajaran ekonomi misalnya, maka ia harus terus mempelajari ilmu yang
berhubungan dengan ekonomi. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa
untuk mempelajari bidang tersebut.
2) Ketertarikan Siswa
Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong siswa untuk cenderung
merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, atau bisa berupa pengalaman
efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
3) Perhatian Siswa
Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa terhadap pengamatan
dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa
yang memiliki minat pada objek tertentu, maka dengan sendirinya akan
memperhatikan objek tersebut.
4) Keterlibatan Siswa
Ketertarikan seseorang akan sesuatu obyek yang mengakibatkan orang
tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan
dari obyek tersebut.
2.1.5. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Belajar merupakan hal yang aktual dan dihadapi setiap orang. Hampir semua
kecakapan, keterampilan, kebiasaan, kegemaran, dan sikap manusia berkembang
karena belajar. Menurut Sadirman (2007:21), “belajar adalah usaha mengubah tingkah
laku, jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu yang belajar.”
Sedangkan menurut Ali (1987:14) bahwa “belajar adalah suatu proses perubahan
perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan.”
Prestasi belajar atau yang disebut hasil belajar dalam penelitian ini adalah
berupa angka-angka tertentu yang tercantum dalam nilai raport. Prestasi adalah hasil
yang telah dicapai atau dilakukan. Selanjutnya Winkel (2004 : 162) mengatakan :
“Prestasi adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai. Belajar adalah suatu proses
mental yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan/skill, kebiasaan
atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga
menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif. Secara singkat belajar
merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku yang merupakan hasil dari
pengalaman. Tujuan penyelenggaraan sekolah menengah secara khusus untuk
memberikan kemampuan minimal bagi lulusan untuk melanjutkan pendidikan dan
hidup dalam masyarakat, menyiapkan sebagian besar warga Negara menuju
masyarakat belajar pada masa yang akan datang, menyiapkan lulusan menjadi anggota
masyarakat yang memahami dan menginternalisasi perangkat gagasan dan nilai
masyarakat beradab dan cerdas, dan khusus untuk SMA, lulusan atau output memiliki
keahlian atau keterampilan tertentu yang dapat dipergunakan untuk memasuki dunia
kerja/ dunia usaha.
Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil
menurut Djamarah dan Zain (2002:120) adalah hal-hal sebagai berikut:
a) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi,
baik secara individu maupun kelompok.
b) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa baik
secara individu atau kelompok.
Menurut Sadirman (2007:27) merumuskan bahwa, pengertian hasil belajar
adalah “Suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap”. Sedangkan menurut Sudjana (2005:21)
hasil belajar adalah “Kemampuan-kemampuan yang dimiliki setelah ia menerima
pengalaman belajar”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan dalam diri
manusia baik secara mental atau psikis yang berlangsung melalui interaksi aktif dengan
lingkungan yang diperoleh anak melalui kegiatan belajar mengajar.
Menurut Nana Sujana faktor yang dapat mendukung prestasi belajar siswa adalah
hasil belajar yang dicapai siswa yang dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu yang
pertama; factor dari dalam diri siswa itu sendiri dan yang kedua; factor yang datang
dari luar diri siswa itu sendiri atau factor lingkungan.
a) Faktor dalam diri siswa antara lain: (1) kemampuan siswa, (2) motivasi belajar, (3)
perhatian siswa, (4) sikap dan kebiasaan belajar, (5) ketekunan belajar, (6) ekonomi
siswa, (7) fisik dan psikis.
b) Faktor dari luar diri siswa
(1) Kompetensi guru, antara lain: menguasai bahan, mengelola proses belajar
mengajar, mengelola kelas, menggunakan media atau sumber, menguasai
landasan pendidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi
belajar siswa untuk kependidikan pengajaran, mengenal fungsi dan program
pelayanan bimbingan dan penyuluhan, memahami dan menafsirkan hasil-hasil
penelitian guna keperluan pengajaran.
(2) Karakteristik kelas, antara lain: besar kelas, sasaran kelas, fasilitas dan sumber
belajar yang tersedia.
(3) Karakteristik sekolah, antara lain: disiplin sekolah, perpustakan yang ada di
sekolah, letak geografis sekolah, lingkungan sekolah, estetika dalam arti
sekolah memberikan perasaan nyaman dan kepuasan belajar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa berhasil tidaknya usaha
seseorang dalam belajar dipengaruhi beberapa macam hal. Untuk mencapai hasil
belajar yang baik haruslah ada keselarasan antara faktor – faktor yang berasal dari
dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari luar diri siswa.
b. Aspek-Aspek Prestasi Belajar
Pada hakikatnya prestasi belajar adalah hasil akhir yang diharapkan dapat
dicapai setelah seseorang belajar. Adapun hasil belajar tersebut menurut para ahli
dapat dikelompokan sebagai berikut.
Menurut Gagne sebagaimana yang dikutip oleh Slameto (2010:15) menyatakan
bahwa hasil belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu keterampilan motoris, strategi
kognitif, informasi verbal, sikap dan strategi kognitif. Sedangkan menurut Ahmad
Tafsir (2008:34) menjelaskan bahwa:
Hasil belajar atau bentuk perubahan tingkah laku yang diharapkan itu merupakan suatu target atau tujuan pembelajaran yang meliputi 3 (tiga) aspek yaitu: 1) tahu, mengetahui (knowing) 2 terampil melaksanakan atau mengerjakan yang ia ketahui itu (doing) dan 3) melaksanakan yang ia ketahui itu secara rutin dan konsekuen (being).
Pendapat lain diberikan Benjamin S. Bloom dalam Winkel (2004:272) bahwa
bahwa hasil belajar diklasifikasikan ke dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif (cognitive
domain), ranah afektif (affective domain) dan ranah psikomotor (psychomotor domain).
Bertolak dari ketiga pendapat tersebut di atas, penulis lebih cenderung kepada
pendapat Benjamin S. Bloom. Kecenderungan ini didasarkan pada alasan bahwa
ketiga ranah yang diajukan lebih mudah terukur, dalam artian bahwa untuk mengetahui
prestasi belajar yang dimaksudkan mudah dan dapat dilaksanakan, khususnya pada
pembelajaran yang bersifat formal selain itu ketiga ranah tersebut dianggap penting dan
diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai prestasi belajar siswa,
baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa yang biasanya
dinyatakan dalam bentuk nilai yang diperoleh siswa setelah dilakukan evaluasi atau tes.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis berkesimpulan bahwa jenis prestasi
belajar itu meliputi 3 (tiga) ranah atau aspek, yaitu: 1) ranah kognitif (cognitive
domain); 2) ranah afektif (affective domain); dan 3) ranah psikomotor (psychomotor
domain).
c. Indikator Prestasi Belajar.
Indikator dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa prestasi belajar
dapat dinyatakan berhasil apabila memenuhi ketentuan kurikulum yang
disempurnakan. Pada dunia pendidikan, pengukuran prestasi belajar sangat diperlukan.
Karena dengan diketahui prestasi siswa maka diketahui pula kemampuan dan
keberhasilan siswa dalam belajar. Untuk mengetahui prestasi belajar dapat dilakukan
dengan cara memberikan penilaian atau evaluasi dengan tujuan supaya siswa
mengalami perubahan secara positif.
Menurut Muhibbin Syah (2008:141) “Evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat
keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah progam”. Hal
ini dapat dilihat dari sejauh mana perubahan yang telah terjadi melalui kegiatan belajar
mengajar. Pengajaran harus mengetahui sejauh mana siswa akan mengerti bahan yang
akan diajarkan. Penilaian sumber informasi tentang hasil pengajaran yang telah
disajikan. Pengukuran prestasi belajar tersebut dapat menggunakan suatu alat untuk
mengevaluasi yaitu test. Test dipakai untuk memulai hasil belajar siswa dan hasil
belajar mengajar dari pendidik.
Menurut Muhibbin Syah (2008:142):
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan cara memberi penilaian atau evaluasi yaitu untuk memeriksa kesesuian antara apa yang diharapkan dan apa yang tercapai, hasil penelitian tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki dan mendekatkan tujuan yang diinginkan.
Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengukuran
prestasi belajar dapat dilakukan dengan cara memberi penilaian atau evaluasi. Penilaian
atau evaluasi yang dilakukan dapat diketahui dengan menggunakan suatu test tertulis
atau test lisan yang mencakup semua materi yang diajarkan dalam jangka waktu
tertentu.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data dokumentasi berupa nilai rapot
yang dinyatakan dalam bentuk angka yang diperoleh dari proses belajar selama satu
semester.
2.1.6. Materi Pembelajaran IPS di SMP
Menurut Surya (2008:7), pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh suatu perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Menurut Mudjiono dkk (2002:297), pembelajaran adalah kegiatan guru secara
terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang
menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah: suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru secara terprogram untuk
memperoleh suatu perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan, untuk membuat
siswa belajar secara lebih aktif.yang diberikan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan mulai dari SD sampai SMP, bahkan sampai jenjang SMA. IPS mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.
Mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, ekonomi. Melalui mata
pelajaran IPS, preserta didik diarahkan untuk dapt menjadi warga negara Indonesia
yang demokratis dan bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai.
Disiplin ilmu sosial yang termasuk dalam mata pelajaran IPS adalah : 1). Ilmu
Geografi (aspek yang dipelajarai mencakup manusia, tempat, dan linngkungan), 2).
Ilmu Sejarah (aspek yang dipelajari mencakup waktu, keberlanjutan, dan perubahan),
3). Ilmu Sosiologi (aspek yang dipelajari mencakup sistem sosial dan budaya), 4). Ilmu
Ekonomi (aspek yang dipelajari mencakup perilaku ekonomi dan kesejahteraan).
Tujuan mempelajari mata pelajaran IPS sebagaimana dikemukakan oleh Banks
(dalam Asmi, 2002 : 243) bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan
pengetahuan, sikap, nilai dan kecakapan untuk menghadapi isu dan masalah sosial
secara rdeflekti
2.2. Penelitian Yang Relevan
Tabel 2.1.
Penelitian Terdahulu
No Judul Peneliti Variabel Metodologi
Hasil
1. PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KETERAMPILANMENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAPKREATIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN PKnPADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TULUNGKABUPATEN KLATENTAHUN PELAJARAN2009/2010
Dwiyanti Nurul K
1. persepsi tentang ketrampilan mengajar guru2. Motivasi 3. BelajarKreativitas siswa
Data deskriptif
dan analisis linear
berganda
ada pengaruh
positif signifikan
dari persepsi siswa
mengenai keterampilan
mengajar terhadap motivasi
belajar PKn pada siswa
kelas X SMA Negeri 2 Surakarta
Tahun Pelajaran
2005/2006.
2 Persepsi Siswa tentang
Ketrampilan Mengajar dan Minat Belajar
Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI
IPS SMA Negeri Sutojaya
Agustina Eka, 2011
1. Persepsi tentang ketrampilan mengajar guru.2. Minat Belajar3. Hasil Belajar
Penelitian kuantitatif deskriptif ,
Analisis regresi
berganda, dan uji asumsi klasik
Terdapat pengaruh
secara parsial dan simultan persepsi
siswa tentang
ketrampilan mengajar guru dan
minat belajar
terhadap hasil belajar
ekonomi3 Persepsi Siswa
tentang Penampilan
Mengajar Guru KKPI dan
Hubungannya dengan Prilaku belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran KKPI
PARTONOIKA
MUBAROKAH
1. Persepsi tentang penampilan mengajar guru.2.Prilaku Belajar KKPI
Penelitian kuantitatif deskriptif ,
Analisis regresi
berganda, dan uji asumsi klasik
Terdapat pengaruh
secara parsial dan simultan persepsi
siswa tentang
ketrampilan mengajar
guru terhadap prilaku belajar KKPI
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu tentang pengaruh persepsi siswa
mengenai keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa menghasilkan
bahwa ada pengaruh positif signifikan dari persepsi siswa mengenai keterampilan
mengajar terhadap motivasi belajar PKn pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Surakarta
Tahun Pelajaran 2005/2006. Persepsi siswa tentang keterampilan guru dalam mengajar
merupakan peristiwa yang diperoleh siswa terkait dengan bagaimana seorang guru
dalam melakukan proses belajar mengajar.
Phopam dalam Ernia Rahmawati (2008:26) menyatakan bahwa guru sebagai
pengajar yang baik harus menguasai teknik dan pengelolaan kelas yang mengajar yang
baik, sehingga siswa yang diberi pelajaran akan lebih mudah memahami pelajaran dan
hal ini tercermin pada prestasi belajar siswa yang tinggi.
Siswa yang memiliki persepsi mengenai keterampilan mengajar guru yang
positif akan mampu mencapai prestasi belajar yang optimal. Sebaliknya dengan siswa
yang mempunyai persepsi mengenai keterampilan mengajar guru yang kurang baik
akan memiliki keterbatasan dalam mencapai prestasi belajar IPS. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru
berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS.
2.3. Kerangka Pemikiran
Siswa yang memiliki persepsi mengenai keterampilan mengajar guru yang positif
akan mampu mencapai prestasi belajar yang optimal. Sebaliknya dengan siswa yang
mempunyai persepsi mengenai keterampilan mengajar guru yang kurang baik akan
memiliki keterbatasan dalam mencapai prestasi belajar sejarah. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru berpengaruh
terhadap prestasi belajar IPS
Minat termasuk salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesuksesan belajar.
Dalam hal belajar apabila siswa mempunyai minat terhadap pelajaran tertentu, maka
siswa tersebut akan merasakan senang dan dapat memberi perhatian pada materi
pelajaran, sehingga menimbulkan sikap keterlibatan ingin belajar. Seperti yang
dijelaskan oleh Syaiful Bahri Djamarah (2002:81) “sesuatu yang menarik minat dan
dibutuhkan anak, akan menarik perhatiannya, dengan demikian mereka akan
bersungguh-sungguh dalam belajar”.
Selain itu menurut pendapat Dalyono dalam Syaiful Bahri Djamarah (2002:157)
menjelaskan bahwa “minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang
tinggi, sebaliknya jika minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah”.
Dengan demikian, minat seseorang dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil
belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu. Semakin tinggi minat yang dimiliki siswa
semakin tinggi pula tingkat prestasi yang dicapai. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa minat belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik selain dibutuhkan keterampilan guru
dalam penyampaian materi yang baik, juga dibutuhkan suatu rasa ketertarikan terhadap
materi, karena siswa merasa senang belajar di sekolah lebih-lebih yang menyenangi
mata pelajaran yang dipelajarinya juga akan mampu menyerap pelajaran itu dengan
baik pada akhirnya akan mendapatkan hasil belajar yang baik pula. Prestasi belajar IPS
akan lebih meningkat pula bila didukung oleh keterampilan mengajar guru dan
semangat belajar dari siswa itu sendiri.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa mengenai
keterampilan mengajar guru dan minat belajar befrpengaruh terhadap prestasi belajar
IPS.
Untuk mempermudah pelaksanaan penelitian sekaligus untuk mempermudah
dalam penelitian agar tidak menyimpang dari inti permasalahan maka perlu dijelaskan
suatu kerangka pemikiran sebagai landasan dalam pembahasan. Menurut Sugiyono
(2008:47) “kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang teori yang
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting”. Adapun kerangka pemikiran digambarkan bagan sebagai berikut :
Gambar 1Kerangka Bepikir
Prestasi Belajar SiswaY
Keterangan:
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Yaitu variabel yang merupakan rangsangan untuk mempengaruhi variabel yang
lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
a. Persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru (X1)
b. Minat Belajar (X2)
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Yaitu suatu jawaban atau hasil dari perilaku yang dirangsang. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah prestasi belajar (Y)
2.4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian (Sugiyono, 2006:64). Oleh sebab itu kebenarannya masih harus diuji secara empiris dengan melakukan berbagai tes atau pengujian agar diperoleh jawaban yang benar.
Hipotesis yang akan peneliti kemukakan sehubungan dengan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Diduga persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru berpengaruh
positif terhadap prestasi belajar sejarah pada siswa kelas IX SMP Negeri 10
Prabumulih tahun ajaran 2011/2012.
2. Diduga Minat belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar IPS sejarah
pada siswa kelas IX SMP Negeri 10 Prabumulih tahun ajaran 2011/2012.
3. Diduga Persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru dan minat belajar
berpengaruh positif terhadap prestasi belajar IPS sejarah pada siswa kelas IX
SMP Negeri 10 Prabumulih tahun ajaran 2011/2012.
Minat Belajar siswaX2
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
a. Jenis Penelitian.
Menurut Sugiono (2003:10) mengklasifikasikan metode penelitian
menjadi tiga bagian sebagai berikut :
1) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.
2) Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan.
3) Penelitian asosiatif adalah merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif.
Penelitian asosiatif ini mempunyai tingkatan tertinggi dibandingkan dengan
diskriptif dan komparatif karena dengan penelitian ini dapat dibangun suatu
teori yang dapat berfungsi unguk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol
suatu gejala.
Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa ada pengaruh
persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru dan minat belajar
terhadap prestasi belajar IPS siswa, yang dilakukan dengan jalan
mengumpulkan, menyusun, dan menganalisis data yang terkumpul melalui
sebaran angket yang diberikan kepada subjek penelitian yaitu siswa kelas IX
SMP Negeri 10 Prabumulih tahun ajaran 2011/2012
b. Rancangan Penelitian.
Dalam penelitian ini menggunakan jenis rancangan survei karena
mengambil sampel dari suatu populasi untuk diteliti.
3.2. Objek dan Jadwal Penelitian
a. Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa
kelas IX SMP NEGERI 10 PRABUMULIH tahun pelajaran 2011/2012.
Objek dalam penelitian ini adalah persepsi siswa mengenai
keterampilan mengajar guru, minat belajar dan prestasi belajar IPS.
b. Jadwal Penelitian.
No Kegiatan September 2011
Oktober 2011
November 2011
Desember
2011
1. Pengajuan Judul ////////////////
2. Pembuatan Proposal ////////////////
3. Pengajuan Proposal //////////////// /////////////////
4. Izin Penelitian ////////////////
5. Instrumen Penelitian /////////////////
6. Penelitian ///////////////// /////////////////
7. Pengumpulan data ////////////////
8. Olah data /////////////////
////////////////
9. Laporan Penelitian ////////////////
3.3. Populasi, Sampel, Sampling
a. Populasi
Menurut Sugiyono (2008:73) “Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini populasinya adalah semua siswa
kelas IX SMP Negeri 10 Prabumulih tahun pelajaran 2011/2012 yang
berjumlah 116 orang
Tabel 1.1
Distribusi Populasi
No. Kelas Jumlah Siswa
1.
2.
3.
IX 1
IX 2
IX 3
38
39
39
Jumlah 116
b. Sampel
Penelitian ini populasinya homogeny (siswa), maka peneelitian ini adalah
penelitian sampel. Menentukan besarnya sampel menggunakan rumus slovin
(dalam umar, 2003:120).
n = N
1+Ne²
di mana
1 = konstanta
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
dapat ditolerir.
Diketahui :
1 = konstanta
n = ukuran sampel
N = 116
e = 5%
n = 116 = 89,922 = 90 (dibulatkan)
1+ 116(0,05)²
c. Sampling
Menurut Sugiyono (2008:116-117) “Sampling adalah teknik pengambilan
sampel”. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan Random
Sampling yaitu cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi yang dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi itu. Adapun
langkah-langkahnya :
1) Membuat suatu daftar yang berisi semua subyek yang ada dalam populasi
(Siswa kelas IX 1, IX 2, IX 3 dan di SMP Negeri 10 Prabumulih).
2) Memberi kode-kode yang berwujud angka-angka untuk tiap-tiap subyek
yang dimaksudkan.
3) Menuliskan kode-kode itu untuk masing-masing dalam satu lembar kertas
kecil.
4) Mengulung-gulung kertas itu dengan baik
5) Memasukkan gulungan-gulungan kertas itu sesuai dengan kertas masing-
masing ke dalam tempolong atau kaleng.
6) Mengkocok baik-baik tempolong atau kaleng itu.
7) Mengambil kertas gulungan itu sebanyak yang dibutuhkan, yaitu 90 orang
siswa.
3.4. Metode Pengumpulan Data
a. Sumber Data
1) Data primer
Menurut Marzuki (2002:55) “Data primer adalah data yang
diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama
kalinya.” Data primer dalam penelitian ini adalah persepsi siswa
mengenai keterampilan mengajar guru dan minat belajar siswa kelas IX
SMP Negeri 10 Prabumulih tahun pelajaran 2011/2012 semester ganjil
yang diperoleh dari hasil angket.
2) Data sekunder
Menurut Marzuki (2002:56), “Data sekunder adalah data yang
bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti misalnya biro
statistik, majalah, keterang-keterangan atau publikasi lainnya.” Data
sekunder dalam penelitian ini adalah nilai rapot semester ganjil kelas IX
SMP Negeri 10 Prabumulih tahun ajaran 2011/2012.
b. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian dengan
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1). Angket
Untuk memperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian dengan
menggunakan teknik pengumpulan dengan menggunakan metode angket.
Angket menurut Suharsimi Arikunto (2006:124) adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket
langsung tertutup karena responden hanya tinggal memberikan tanda
checklist (√) pada salah satu jawaban yang dianggap benar.
2). Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006:158) “Dokumentasi adalah mencari data yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen, raport, agenda
dan sebagainya.” Dalam penelitian ini, dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data hasil prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas IX di SMP
Negeri 10 Prabumulih
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan sebagai :
a. Gambaran tentang SMP Negeri 10 Prabumulih
b. Daftar nama yang digunakan sebagai sampel penelitian.
c. Nilai akhir mata pelajaran IPS siswa kelas IX SMP Negeri 10 Prabumulih
tahun pelajaran 2011/2012 yang diperoleh dari nilai rapot semester ganjil.
3.5. Definisi Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2008:31), “variabel penelitian adalah sesuatu hal yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini
variabelnya antara lain :
1. Variabel independen atau variabel bebas (X)
Yaitu variabel yang merupakan rangsangan untuk mempengaruhi variabel
lain. Dalam hal ini yang menjadi variabel independen adalah persepsi
siswa mengenai keterampilan mengajar guru (X1) dan minat belajar (X2).
2. Variabel dependen atau variabel terikat (Y)
Yaitu suatu jawaban atas hasil dari perilaku yang dirangsang. Dalam hal
ini yang menjadi variabel dependen adalah prestasi belajar (Y).
3.5.1. Variabel Persepsi tentang Ketrampilan Mengajar Guru
Persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru adalah suatu proses
diterimanya stimulus oleh murid atau pelajar melalui alat reseptornya mengenai
manusia, materi atau kejadian dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan atau
sikap melalui proses, cara, perbuatan untuk menjadikan siswa belajar.
Jadi, persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru adalah penilaian berupa
tanggapan/pendapat siswa terhadap kemampuan/kecakapan guru dalam proses
kegiatan belajar mengajar.
Turney (dalam Uzer Usman, 2010:74) yang diunduh dari
http://sambasalim.com/pendidikan/keterampilan-mengajar-guru.html tanggal 16
Agustus 2011, mengemukakan ada 8 (delapan) keterampilan mengajar/membelajarkan
yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, diantaranya :
1. Ketrampilan membuka pelajaran, dengan komponen-komponen:
a. menarik perhatian siswa
b. Merangsang motivasi siswa :
-Menimbulkan kehangatan dan keantusias
-Mengemukakan tujuan pembelajaran
-Menjelaskan langkah-langkah kegiatan belajar yang akan dilakukan
-Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas.
-Membuat kaitan antarmateri yang relevan
2. Ketrampilan menjelaskan dengan komponen-komponen:
Kemampuan menganalisis dan merencanakan
(a). Yang berhubungan dengan penerimaan pesan;
- Penjelasan cukup relevan dengan pertanyaan siswa
- Penjelasan memadai (mudah diserap siswa).
(2). Kemampuan menyajikan suatu penjelasan, antara lain;
-Kejelasan
- Penggunaan contoh dan ilustrasi
- Pemberian tekanan
- Penjelasan yang sistematis
3. Ketrampilan bertanya, dengan komponen;
Komponen ketrampilan bertanya
. jelas dan singkat
- Pemberian acuan/informasi yang cukup
- Pemusatan
- Penyebaran
- Pemberian waktu berpikir
4. Ketrampilan variasi stimuli dengan komponen
a.Variasi dalam gaya mengajar guru
- Penggunaan variasi suara
- Pemusatan perhatian
- Mengadakan kontak dengan pandangan
- Gerakan badan dan mimik
- Pergantian posisi guru dalam kelas
b. Variasi dalam penggunaan media dan bahan pelajaran
- Relevan dalam tujuan pembelajaran
- Penggunaan multi media
5. Ketrampilan Mengelola Kelas, dengan komponen :
- menunjukkan sikap tanggap,
- member perhatian,
- memusatkan perhatian,
- memusatkan perhatian kelompok,
- memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas,
- menegur dan member penguatan.
6. Ketrampilan membimbing diskusi kelompok kecil, dengan komponen :
- memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topic diskusi
- menyebarkan kesempatan berpartisipasi
- menutup diskusi
7. Ketrampilan menutup pelajaran dengan komponen-komponen
(1). Merangkum kembali bahan pelajaran
(2). Siswa ditugas meringkas materi sajian
(3). Memberi soal-soal
(5). Pemberian tugas untuk dikerjakan di rumah (sebagai tindak lanjut)
Tabel 3.1.
Operasional Variabel Ketrampilan Mengajar Guru
DimensiIndikator No.
itemSkala
Ketrampilan membuka pelajaran
menarik perhatian siswa, merangsang motivasi : -Menimbulkan kehangatan dan keantusias
-Mengemukakan tujuan pembelajaran
-Menjelaskan langkah-langkah kegiatan belajar
yang akan dilakukan
-Mengingatkan masalah pokok yang akan
dibahas.
-Membuat kaitan antarmateri yang relevan
1
2
3
4
5
6
likert
Ketrampilan Menjelaskan
o yang berhubungan dengan penerimaan pesan Penjelasan cukup relevan dengan
pertanyaan siswa Penjelasan memadai (mudah
diserap siswa).o kemampuan menyajikan suatu penjelasan :
Kejelasan Penggunaan contoh dan
Ilustrasi Penjelasan yang sistematis
7
8
9
10
11
likert
Ketrampilan bertanya
Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa Memberikan informasi yang cukup untuk
menjawab pertanyaan Memberikan waktu yang cukup kepada anak
untuk berfikir sebelum menjawab pertanyaan Membagikan semua pertanyaan kepada seluruh
murid secara merata Memberikan respon yang ramah dan
menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa
12
13
14
15
likert
untuk menjawab atau bertanya Menuntun jawaban siswa sehingga mereka dapat
menemukan sendiri jawaban yang benar16
17
Ketrampilan variasi stimuli
oVariasi dalam gaya mengajar guru
Penggunaan variasi suara
Gerakan badan dan mimik
Pergantian posisi guru dalam kelas
oVariasi dalam penggunaan media dan bahan pelajaran
Relevan dalam tujuan pembelajaran
Penggunaan multi media
18
19
20
21
22
likert
Ketrampilan Mengelola
Kelas
memberi perhatian, menegur dan memberi penguatan.
23
24
25
likert
Ketrampilan membimbin
g diskusi kelompok
kecil
memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan
topic diskusi
menyebarkan kesempatan berpartisipasi
menutup diskusi
26
27
28
likert
Ketrampilan menutup pelajaran
- Merangkum kembali bahan pelajaran
- Siswa ditugaskan meringkas materi sajian
- Memberi soal-soal
- Pemberian tugas untuk dikerjakan di rumah (sebagai
tindak lanjut)
29
30
31
32
likert
Penilaian angket menggunakan skala likert 1 sampai 5, hal ini dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Skor 5 untuk jawaban sangat setuju
2. Skor 4 untuk jawaban setuju
3. Skor 3 untuk jawaban ragu-ragu
4. Skor 2 untuk jawaban tidak setuju
5. Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju
3.5.2. Variabel Minat Belajar
Menurut Safari (2003:60) ada beberapa indikator minat belajar yaitu sebagai berikut :
1) Perasaan Senang 2) Ketertarikan Siswa 3) Perhatian 4) Keterlibatan Siswa
Tabel 3.2.
Operasional Variabel Minat belajar
DimensiIndikator No. Item Skala
Perasaan senang
Ketertarikan siswa
Perhatian siswa
Keterlibatan siswa
- Perasaan siswa terhadap materi
- Suasana belajar yang baik
- Mengerjakan tugas dengan rela
hati
- Belajar kelompok
mneyenangkan
- Respon terhadap guru
- Respon terhadap materi
- Rasa ingin tahu terhadap materi
- Perhatian siswa terhadap materi
- Konsentrasi belajar
- Perhatian siswa terhadap guru
- Berusaha memahami materi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
likert
yang disampaikan
- Kemauan belajar
- Kekompakan dalam belajar
kelompok
- Kesadaran untuk mempelajari
materi
- Memiliki keinginan bersaing
12
13
14
15
Penilaian angket menggunakan skala likert 1 sampai 5, hal ini dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Skor 5 untuk jawaban sangat setuju
2. Skor 4 untuk jawaban setuju
3. Skor 3 untuk jawaban ragu-ragu
4. Skor 2 untuk jawaban tidak setuju
5. Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju
3.5.3. Operasional variable Prestasi belajar IPS
Variabel prestasi belajar adalah variable terikat atau variabel yang dipengaruhi.
Menurut Oemar hamalik hasil belajar atau prestasi belajar adalah bila seseorang telah
belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalkan tidak tahu
menjadi tahu dan dari tidak mengnerti menjadi mengerti. Prestasi belajar dalam
penelitian ini adalah nilai hasil ulangan mata pelajaran IPS.
3.6. Uji Instrument
3.6.1. Uji validitas
Menurut Arikunto (2006:168) “Sebuah instrument dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.” Sebuah angket dikatakan valid
apabila dapat mengungkapkan kata dari variabel yang diteliti secara tepat.
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk mengetahui kesalahan atau
instrument adalah teknik korelasi produk moment sebagai berikut:
r xy=N (∑ XY )−(∑ X ) (∑ Y )
√ {N ∑ X 2 −(∑ X ) 2 }{N∑Y 2 −(∑ Y ) 2 }Dimana :
rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan Y
N = Jumlah subyek
X = Skor dari tiap-tiap item
Y = Jumlah dari skor item
Jika rxy > rtabel pada taraf signifikan 5% berarti item (butir soal)
valid, sebaliknya jika rxy < rtabel maka butir soal tidak valid.
3.6.2. Uji reliabilitas
Menurut Arikunto (2006:178) “Uji reliabilitas adalah suatu instrument
cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai pengumpul data
karena instrument tersebut sudah baik.” Uji reliabilitas menunjukkan sejauh
mana instrument dapat memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila
pengukuran dilakukan berulang-ulang. Pengukuran reliabilitas tersebut
dilakukan dengan menggunakan rumus :
r11=( 2(r1 /21/2)
1+r1/2 .1/2)
Keterangan :
r11 = Koefisien reliabilitas yang dicari
r¿ 1/2 = Koefisien antara skor-skor setiap olahan test
Jika rhitung > rtabel pada taraf signifikan 5% berarti item (butir soal)
reliabel dan sebaliknya bila rhitung < rtabel pada taraf signifikan 5% maka
butir soal tersebut tidak reliabel.
3.7. Uji Prasyarat Analisis
3.7.1. Uji Normalitas
Menurut Suharsini Arikunto (2006:259) “Uji normalitas bertujuan
untuk menjawab pertanyaan apakah sampel diambil dari populasi yang
berdistribusi normal atau tidak.” Langkah yang ditempuh dalam melakukan
uji normalitas dengan menggunakan uji Chi Kuadrat adalah sebagai berikut :
X2=∑ ( fo−fh )2
fh
Keterangan :
x2 = Chi Kuadrat
fo = Frekuensi yang dioeroleh dari sampel
fh = Frekuensi yang diharapkan
Apabila harga x2 hitung < x2 tabel maka data yang diperoleh berdistribusi
normal, dan apabila x2 hitung > x2 tabel maka data yang diperoleh tidak
berdistribusi normal.
3.7.2. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas
dan variabel terikat bersifat linier atau tidak. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut :
1) Menentukan formulasi H0 dan H1
2) Lefel of significant = α = 5 %
3) Kriteria pengujian
H0 diterima apabila Fhitung < Ftabel
H0 ditolak apabila Fhitung > Ftabel
4) Kesimpulan
3.8. Teknik Analisis Data
3.8.1. Analisis regresi berganda
Dalam penelitian ini, regresi digunakan untuk menentukan prestasi
belajar (Y) yang disebabkan oleh kreativitas belajar (X1) dan minat belajar
(X2). Sugiyono (2006) menjelaskan bahwa analisis regresi berganda dua
prediktor menggunakan persamaan garis regresi sebagai berikut :
Y=a+b1 X1+b2X2
Keterangan :
Y = Prestasi belajar a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X1 = Persepsi siswa mengenai keterampilan guru
X2 = Minat Belajar
a. Uji Secara Serempak (Uji F)
Digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh antara dua variabel
bebas (persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru dan minat
belajar) secara bersama-sama terhadap motivasi belajar sehingga bisa
diketahui apakah dugaan yang sudah ada dapat diterima atau ditolak.
Langkah-langkahnya :
1) Menentukan formulasi H0 dan H1
Ho :β1=β2=0 Berarti tidak ada pengaruh persepsi siswa mengenai
keterampilan mengajar guru dan minat belajar terhadap prestasi belajar.
H1 : β1≠β2≠0 Berarti terdapat pengaruh persepsi siswa mengenai
keterampilan mengajar guru dan minat belajar terhadap prestasi belajar.
2) Level of significant α=5 %
3) Kriteria pengujian
Daerah terima Daerah ditolak
Fα;k-1. k(n-1)
H0 diterima apabila F hitung < F tabel (Fα . k−1.k ( n−1 ) )
H0 ditolak apabila F hitung > F tabel (Fα . k−1.k ( n−1 ) )
4) Pengujian nilai F
F=R2 [ N−(k+1 ) ]
(1−R2) ( k ) (Fred N. Kerlinger and Elazar J. Pedhazur)
Keterangan :
R = koefisien korelasi berganda
k = konstanta variabel bebas
N = banyaknya sampel
5) Kesimpulan
Dilakukan perbandingan antara Fhitung dan Ftabel, jika nilai Fhitung >Ftabel
maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh variabel dependen
secara bersama-sama sebaliknya jika Fhitung<Ftabel tidak ada pengaruh.
Pengujian F-tes ini menggunakan bantuan SPSS for windows V 15.0.
b. Uji Parsial (Uji t)
Digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh masing-masing
variabel bebas (pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar
guru terhadap prestasi belajar dan minat belajar terhadap prestasi belajar)
secara sendiri-sendiri, sehingga bisa diketahui apakah dugaan yang sudah
ada dapat diterima atau tidak.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Menentukan formulasi Ho dan Hi
Ho: 1= 0 Berarti tidak ada pengaruh persepsi siswa mengenai
keterampilan mengajar guru dan minat belajar terhadap
prestasi belajar.
H1:1¿ 0 Berarti ada pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan
mengajar guru dan minat belajar terhadap prestasi belajar.
Ho:2=0 Berarti tidak ada pengaruh persepsi siswa mengenai
keterampilan mengajar guru dan minat belajar terhadap
prestasi belajar.
H1:2¿ 0 Berarti ada pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan
mengajar guru dan minat belajar terhadap prestasi belajar.
2) Level od significant = 5%
3) Kriteria pengujian
Ho diterima apabila -t(/2;n-k-1) < t < t(/2;n-k-1)
Ho ditolak apabila t > t(/2;n-k-1) atau t< -t(/2;n-k-1)
4) Pengujian nilai t
t =
bSEb
Keterangan:
b = koefisien regresi
SEb = standar eror of b
5) Kesimpulan
Ho diterima apabila -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel dan Ho ditolak apabila thitung <
ttabelatau -thitung< -ttabel. Pengujian t-tes ini menggunakan bantuan program
SPSS for windows V15.0
c. Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Efektif (SE)
1) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui sumbangan masing-masing
variabel bebas terhadap perubahan variabel terikat.
Untuk mencari sumbangan relatif (SR%) digunakan rumus:
SR % X1 = b1Σ X1Y/ JK Reg . 100%
SR % X2 = b2Σ X2Y/ JK Reg . 100%
2) Untuk mencari sumbangan efektif (SE%) digunakan rumus
SE % X1 = SR % X1.R2
SE % X2 = SR % X2.R2
Lampiran :
ANGKET PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU
Petunjuk Pengisian Angket :
A. Petunjuk Umum :Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan tidak akan berpengaruhterhadap reputasi Anda di sekolah ini. Silahkan mengisi dengansejujur-jujurnya dan sebenar-benarnya berdasarkan pikiran Anda dansesuai dengan yang Anda alami.1. Tulislah nama dan nomor urut anda di sudut kanan atas padalembar jawaban.2. Bacalah setiap nomor dengan seksama.
B. Petunjuk Khusus :Tuliskan pendapat Anda terhadap setiap pernyataan ( pertanyaan )dengan cara memberikan tanda cheklist ( √ ) huruf-huruf padalembar jawaban sebagai berikut :S S : Jika Sangat SetujuS : Jika SetujuR : Ragu-raguTS : Jika Tidak SetujuSTS: Jika Sangat Tidak Setuju
C. Pernyataan :
No ite
Pernyataan SS S R TS STS
m
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Keterampilan Membuka pelajaran :
Sebelum memulai pelajaran guru mengabsen
terlebih dulu sehingga perhatian saya tertuju
pada guru.
Guru sangat interaktif dan tidak tegang dalam
mengajar sehingga saya merasa semangat dan
antusias.
Pada awal belajar guru selalu menyampaikan
tujuan pembelajaran
Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan
belajar yang akan dilakukan.
Sebelum menjelaskan pelajaran, guru
memberitahukan judul pokok bahasan yang
akan dipelajari
Guru memberikan contoh pokok bahasan yang
akan dipelajari dengan pokok bahasan lain
yang relevan
Ketrampilan Menjelaskan :
Pada saat saya bertanya, guru memberikan
penjelasan yang relevan dengan pertanyaan
saya.
Setiap saya bertanya mengenai materi pelajaran
guru selalu menjawabnya dengan jelas
sehingga saya bisa lebih memahami tentang
materi yang disampaikan.
Penjelasan guru tentang materi pelajaran selalu
berbelit-belit dan bahasanya sulit dipahami.
Guru menjelaskan materi secara berurutan,
sehingga saya mudah memahaminya.
Dalam menjelaskan guru selalu menggunakan
contoh dan ilustrasi yang menarik.
Keterampilan Bertanya
Pertanyaan yang diberikan guru menurut saya
jelas dan mudah dimengerti
13
14
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
Sebelum memberikan pertanyaan guru
memberikan penjelasan terlebih dulu sehingga
saya bisa menjawabnya.
Dalam memberikan pertanyaan guru
memberikan waktu pada siswa untuk berfikir
dulu dalam menjawabnya.
Guru memberikan pertanyaan tidak pada satu
orang siswa saja.
Guru selalu memberikan semangat pada siswa
agar mau bertanya menjawab pertanyaan.
Dalam menjawab pertanyaan guru, saya tidak
pernah dituntun guru.
Ketrampilan Variasi Stimuli
Suara guru dalam mengajar selalu kecil
sehingga saya sulit untuk menyimaknya.
Gerakan tubuh dan ekspresi muka guru saat
menjelaskan pelajaran biasa saja.
Dalam mengajar guru hanya duduk saja
Media pembelajaran yang digunakan guru
sesuai dengan materi yang disampaikan.
Dalam menyampaikan materi guru kadang-
kadang menggunakan lebih dari satu media
pembelajaran.
Ketrampilan Mengelola Kelas
Guru selalu memperhatikan semua tingkah
laku siswa di kelas.
Jika ada teman saya yang berbuat ulah, guru
menegur dan menasehatinya.
Guru selalu memberikan penghargaan dan
pujian pada siswa yang rajin mengerjakan
tugas.
Ketrampilan membimbing Kelompok kecil
Pada saat diskusi guru selalu membimbing
siswa sehingga saya focus pada topic diskkusi
27.
28.
29.
30.
31.
32.
yang sedang dibahas.
Guru memberikan kesempatan kepada semua
siswa untuk bisa menyatakan pendapat atau
memberikan pertanyaan dalam diskusi kelas.
Guru membantu siswa mengambil kesimpulan
dari diskusi kelas.
Ketrampilan Menutup Pelajaran.
Guru bersama-sama siswa menyimpulkan
materi pelajaran yang baru disampaikan.
Pada akhir pelajaran biasanya guru menyuruh
siswa membuat ringkasan pelajaran di buku
catatan masing-masing
Lima belas menit sebelum pelajaran berakhir
guru memberikan soal-soal untuk dikerjakan
siswa sebagai latihan.
Setelah selesai tes, guru juga kadang-kadang
memberikan tugas PR kepada siswa.
ANGKET MINAT BELAJAR
Petunjuk Pengisian Angket :
A. Petunjuk Umum :Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan tidak akan berpengaruhterhadap reputasi Anda di sekolah ini. Silahkan mengisi dengansejujur-jujurnya dan sebenar-benarnya berdasarkan pikiran Anda dansesuai dengan yang Anda alami.1. Tulislah nama dan nomor urut anda di sudut kanan atas padalembar jawaban.2. Bacalah setiap nomor dengan seksama.
B. Petunjuk Khusus :Tuliskan pendapat Anda terhadap setiap pernyataan ( pertanyaan )dengan cara memberikan tanda cheklist ( √ ) huruf-huruf padalembar jawaban sebagai berikut :S S : Jika Sangat Setuju
S : Jika SetujuR : Ragu-raguTS : Jika Tidak SetujuSTS: Jika Sangat Tidak Setuju
C. Pernyataan :
No item
Pernyataan SS S R TS STS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Perasaan senang
Saya sangat senang dengan mata pelajaran IPS
Pada saat guru memberikan tugas, saya selalu
mengejakannya dengan semangat
Pada saat mengajar, suasana sangat
menyenangkan karena guru bisa menciptakan
situasi yang tidak tegang.
Ketertarikan siswa
Saya lebih senang belajar berkelompok, karena
dapat menyelesaikan tugas bersama-sama
Karena saya sangat menyenangi pelajaran IPS,
maka saya sangat menghormati guru IPS
Menurut saya pelajaran IPS cukup susah
karena terlalu banyak teori yang dipelajari.
Perhatian siswa
Saya sangat tertarik dengan materi yang
disampaikan guru IPS.
Saya segera ingin tahu materi apa yang akan
disampaikan guru.
Saya selalu konsentraasi setiap kali guru
menjelaskan.
Saya selalu memperhatikan setiap guru
menyampaikan materi pelajaran.
Keterlibatan siswa
Saya selalu berussaha untuk memahami materi
pelajaran.
Saya akan berusaha keras dalam belajar supaya
bisa memperoleh nilai tinggi
13.
14.
15
Saya sangat senang bekerja dalam kelompok.
Belajar kelompok melatih saya untuk bekerja
sama dan kompak dalam belajar.
Setiap ada pelajaran IPS saya selalu tertarik
untuk memperdalam materinya di rumah.
DAFTAR BACAAN
Hamalik, O. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Bumi AksaraHasibuan, JJ & Moedjiono.1993. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.Syaefudin, S. (2009). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: CV. Alfabeta.S.Nasution. (2000). Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara.Usman, M.Uzer. (2010). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.