Ekstraksi Cair Cair
-
Upload
hana-afifah-rahman -
Category
Documents
-
view
367 -
download
2
Transcript of Ekstraksi Cair Cair
![Page 1: Ekstraksi Cair Cair](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081806/55cf9bc9550346d033a760b6/html5/thumbnails/1.jpg)
LABORATORIUM SATUAN OPERASI
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013
MODUL : Ekstraksi Cair-Cair
PEMBIMBING : Rintis Manfaati, S.T.
Oleh :
Kelompok : V (lima)
Nama : 1. Hana Afifah Rahman NIM.111411045
2. Yudha Fitriansyah NIM.111411059
Kelas : 2B
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIAJURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2013
Praktikum : 18 April 2013Penyerahan : 25 April 2013(Laporan)
![Page 2: Ekstraksi Cair Cair](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081806/55cf9bc9550346d033a760b6/html5/thumbnails/2.jpg)
EKSTRAKSI CAIR-CAIR
I. LATAR BELAKANGEkstrasi adalah salah satu proses pemisahan atau pemurnian suaru senyawa
dari campuran dengan bantuan pelarut. Pelarut tersebut berfungsi untuk
melarutkan salah satu komponen yang terdapat dalam senyawa tersebut. Pelarut
yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa
melarutkan material suatu bahan lainnya. Ekstraksi merupakan salah metode
pemishan yang menggunakan sifat fisis, yaitu perbedaan kelarutan setiap
komponen – komponen yang terkandung dalam larutan dengan menggunakan
larutan lain sebagai media pemisah. Keuntungan metode ekstraksi ini adalah dapat
memisahkan komponen – komponen yang perbedaan titik didihnya relatif kecil
yang tidak dapat dipisahkan dengan metode distilasi.
Pada proses ekstraksi ini menggunakan proses kesetimbangan dengan
perpindahan massa zat terlarut (fase tedispersi) dan larutan yang diekstraksi
kelarutan yang digunakan sebagai pelarut (fase kontinue).
II. TUJUANSetelah melakukan praktikum ini, praktikan diharapkan dapat melakukan :
a. Mengenal dan memahami prinsip operasi ekstraksi cair – cair dengan
menggunakan alat sederhan dan pada kolom yang berpacking.
b. Memahami perpindahan massa yang terjadi dalam kolom ekstraksi dan
menentukan koefisien perpindahan massa.
c. Mempelajari pengaruh laju alir terhdap koefisien perpindahan massa.
III. DASAR TEORIEkstraksi cair – cair adalah suatu cara memisahkan dua komponen dalam
sutu senywa yang berdasarkan nilai kelarutannya. Ekstraksi ini dapat dilakukan
dengan penambahan komponen ketiga yaitu pelarut yang bertujuan untuk dapat
melarutkan solut tetapi tidak larut dalam pelarut (diluen). Dengan penambahan
solvent ini sebagian solut akan berpindah dari fasa diluen ke fasa solvent (ekstrak)
dan sebagian lagi tetap tinggal di fasa diluen (rafinat).
![Page 3: Ekstraksi Cair Cair](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081806/55cf9bc9550346d033a760b6/html5/thumbnails/3.jpg)
Menurut Ladda (1976), ekstraksi cair – cair digunakan jika pemisahan
dengan operasi lainnya tidak dapat dicapai seperti : distilasi, evaporasu, kristalisasi
dan lain – lain. ekstraksi cair – cair adalah proses pemisahan suatu komponen dari
fasa cair ke fasa cair lainnya. Operasi ekstraksi cair – cair terdiri dari beberapa
tahapan, yaitu :
1. Kontak antara pelarut (solvent) dengan fasa cair yang mengandung komponen
akan diambil oleh solute, kemudia solute akan berpindah dari fasa umpan
(diluen) ke fasa pelarutnya.
2. Pemisahan dua fasa yang tidak saling melarutkan yaitu fasa yang banyak
mengandung pelarut disebut fasa ekstrak dan fasa yang banyak umpan disebut
fassa rafinat (Ladda, 1976). Untuk proses ekstraksi yang baik pelarut harus
memenuhi kriteria pelarut sebagai berikut (Treybal, 1985) :
a. Koefisien distribusi yang besar.
b. Selektivitas tinggi.
Faktor ini diperlukan jika terdapat lebih dari satu zat terlarut, karena umumnya
hanya diingin mengurangi satu zat terlarut saja.
c. Solvent harus mudah diregenerasi.
d. Kelarutan dalam larutan umpan rendah.
e. Perbedaan densitas dengan umpan cukup besar.
f. Tegangan antar muka menengah. Tegangan antar muka yang terlalu tinggi
menyebabkan kesulitan pembentukan tetes (cairan), sedangkan tegangan
antar muka yang terlalu rendah dapat menyebabkan terbentuknya emulsi.
g. Mudah diperoleh dan harganya cukup murah.
h. Tidak korosif, tidak mudah terbakar dan tidak beracun.
![Page 4: Ekstraksi Cair Cair](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081806/55cf9bc9550346d033a760b6/html5/thumbnails/4.jpg)
Koefisien distribusi
Pelarut (air) dan larutan (TCE/asam propionate) dicampur bersama dan kemudian
dibiarkan membentuk dua lapisan terpish, fasa ekstrak dan fasa rafinat. Fasa ekstrak
merupakan air dan asam propionate, sedangkan rafinat merupakan campuran TCE
dengan sedikit sisa asam propionate.
Koefisien distribusi , k, didefinisikan sebagai perbandingan
konsentrasi zat terlarut dalam fasa ekstrak ( y)konsentrasi zat terlarut dalam fasa rafinat (x)
Dalam hal ini diasumsikan bahwa kesetimbangan berada antara dua fasa. Pada
konsentrasi rendah, koefisien distribusi tergantung pada konsentrasi, sehingga y = kx.
Prinsip-prinsip proses ekstraksi
1. Kontak antara pelarut dengan campuran zat terlarut (solute) dan dilute sehingga
terjadi pemindahan massa zat terlarut (solute) ke pelarut.
2. Pemisahan kedua fasa tersebut (fasa cair-fasa organik) Kesetimbangan massa dan
transfer massa keseluruhan dengan fasa organik sebagai media kontinu.
Teori ini diberikan untuk sistem trikloroetilen-asam propionate-air
Misal:
Vo = laju alir air (l/detik)
Vw = laju alir TCE (l/detik)
X = konsentrasi asam propionate dalam fasa organik (Kg/l)
Y = konsentrasi asam propionate dalam fasa air (Kg/l)
![Page 5: Ekstraksi Cair Cair](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081806/55cf9bc9550346d033a760b6/html5/thumbnails/5.jpg)
1. Kesetimbangan massa
Asam propionate yang terekstraksi dari fasa organik (rafinat)
= Vo (X1-X2)
Asam propionate yang terekstraksi dari fasa air (ekstrak)
= Vw (Y1-0)
Maka,
Vo (X1-X2) =Vw (Y1-0)
2. Efisiensi ekstraksi
koefisien transfer massa= Lajutransfer asamvolume packing xmean driving force
log mean driving force=Δ X1−Δ X2
lnΔ X1
Δ X2
Dengan :
ΔX1 = driving force pada kolom atas = (X2 - 0)
Δ X2 = driving force pada dasar kolom = (X1 - X1*)
X1* adalah konsentrasi dalam fasa organik yang setimbang dengan konsentrasi Y1 pada
fasa cair. Angka kesetimbangan dapat diperoleh menggunakan koefisien distribusi yang
didapat dari percobaan pertama.
![Page 6: Ekstraksi Cair Cair](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081806/55cf9bc9550346d033a760b6/html5/thumbnails/6.jpg)
IV. PERCOBAANIV.1 Alat dan Bahan
a. Labu Erlenmeyer
b. Alat Ekstraksi (Ekstraktor Packed Column)
c. Biuret
d. Larutan NaOH 0,1 N
e. TCE
f. Phenolpthalien
g. Asam Propionat
h. Air
i. Corong Pisah
j. Pipet Tetes
k. Gelas Ukur
IV.2 Cara kerja
Kalibrasi Pompa Stroke
Air kran atur nyalakan tampung
dan catat
% stroke pompa = laju alir pompa
Kurva Kalibrasi Variasikan Stroke pompa (4 data)
Gelas ukur
dan waktu
Pompa Stroke Tangki (L5)
![Page 7: Ekstraksi Cair Cair](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081806/55cf9bc9550346d033a760b6/html5/thumbnails/7.jpg)
Operasi Ekstraksi
15 liter air100 Liter
TCE10 mL Asam
Propionat
Titrasi dengan NaOH 0.1 M
Ulangi percobaan dengan laju alir air /TCE yang lebih tinggi
Ambil sampel 15 ml pada dasar kolom dan atas kolom. (rafinat dan ekstrak)
Jalankan proses selama 10 menit sampai kondisi steady.
Jalankan pompa fasa organik pada laju alir
0.2 liter/menit
Setelah tinggi air mencapai puncak unggun packing, kurangi laju alir
sampai 0,2 liter/menit.
Jalankan pompa air dan isi kolom pada laju alir tinggi.
(valve rotameter dibuka penuh)
Tangki fasa airTangki fasa
organik
![Page 8: Ekstraksi Cair Cair](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081806/55cf9bc9550346d033a760b6/html5/thumbnails/8.jpg)
V. DATA PENGAMATAN Kalibrasi pompa stroke untuk TCE
% bukaan V (mL) t (menit) Q
(mL/menit)
20 195 1 195
30 220 1 220
40 235 1 235
50 250 1 250
60 300 1 300
Proses Ekstraksi
Awal sampel sebelum ekstraksi
Dengan volume sampel 15 ml dan volume NaOH 0.1 N = 2 ml
a. Saat Q = 200 mL/menit
Waktu
(menit)
Volume Sampel (mL) Volume NaOH (mL) Normalitas
NaOH (N)Rafinat Ekstrak Rafinat Ekstrak
0 15 15 1 0.1 0,1
2 15 15 0.9 0.4 0,1
4 15 15 0.8 0.8 0,1
b. Saat Q = 300 mL/menit
Waktu
(menit)
Volume Sampel (mL) Volume NaOH (mL) Normalitas
NaOH (N)Rafinat Ekstrak Rafinat Ekstrak
0 15 15 0.5 0.9 0,1
2 15 15 0.3 1.1 0,1
4 15 15 0.1 1.5 0,1
![Page 9: Ekstraksi Cair Cair](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081806/55cf9bc9550346d033a760b6/html5/thumbnails/9.jpg)
VI. PENGOLAHAN DATA
Perhitungan kalibrasi pompa stroke untuk TCE
Kurva Kalibrasi Pompa Stroke untuk TCE
15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 650
50
100
150
200
250
300
350
f(x) = 2.4 x + 144R² = 0.936585365853659
Kurva Kalibrasi
% bukaan valve
Q (d
ebit)
mL/
men
itQ1 =
VolumeairWaktu
=195 mL1menit
= 195 mL/menit
Q2 = Volumeair
Waktu
=220 mL1menit
= 220 mL/menit
Q3 = Volumeair
Waktu
=235 mL1 menit
Q4 = Volumeair
Waktu
=250 mL1menit
= 250 mL/menit
Q5 = Volumeair
Waktu
=300 mL1menit
![Page 10: Ekstraksi Cair Cair](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081806/55cf9bc9550346d033a760b6/html5/thumbnails/10.jpg)
Penentuan laju alir TCE 200 mL/menit
y = 2.4x + 144
200 = 2.4x + 144
x = 23.33 %
Dari kurva kalibrasi di atas, didapatkan laju alir yang dibutuhkan TCE pada 200
mL/menit sebesar 23.33 % % sehingga pompa stroke diatur di nilai 20.
Penentuan laju alir TCE 300 mL/menit
y = 2.4x + 144
300 = 2.4x + 144
x = 65 %
Dari kurva kalibrasi di atas, didapatkan laju alir yang dibutuhkan TCE pada 300
mL/menit sebesar 65 % sehingga pompa stroke diatur di nilai 60.
Penentuan Koefisien Distribusi (KR)
Koefisien distribusi pada praktikum ekstraksi cair-cair kali ini telah ditentukan oleh
pembimbing praktikum yaitu sebesar 1,5.
Penentuan konsentrasi asam propionat dalam feed
Volume feed (sampel) V1 = 15 mL
Konsentrasi NaOH N2 = 0,1 N
Volume NaOH terpakai V2 = 2 mL
V1 x N1 = V2 x N2
15 mL x N1 = 2 mL x 0,1 N
N1 = 0,013 N
![Page 11: Ekstraksi Cair Cair](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081806/55cf9bc9550346d033a760b6/html5/thumbnails/11.jpg)
Penentuan konsentrasi asam propionat saat Q = 200 mL/menit
a. Dalam rafinat
t = 2 menit
Volume sampel V1 = 15 mL
Volume NaOH V2 = 0,9 ml
Konsentrasi NaOH N2 = 0,1 N
V1 x N1 = V2 x N2
15 mL x N1 = 0,9 mL x 0,1 N
N1 = 0,006 N
t = 0 menit
Volume sampel V1 = 15 mL
Volume NaOH V2 = 1 mL
Konsentrasi NaOH N2 = 0,1 N
V1.x N1 = V2 x N2
15 mL x N1 = 1 mL x 0,1 N
N1 = 0,0067 N
t = 4 menit
Volume sampel V1 = 15 mL
Volume NaOH V2 = 0,8 mL
Konsentrasi NaOH N2 = 0,1 N
V1 x N1 = V2 x N2
15 mL x N1 = 0,8 mL x 0,1 N
N1 = 0,0053 N
![Page 12: Ekstraksi Cair Cair](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081806/55cf9bc9550346d033a760b6/html5/thumbnails/12.jpg)
b. Dalam ekstrak
t = 2 menit
Volume sampel V1 = 15 mL
Volume NaOH V2 = 0,4 mL
Konsentrasi NaOH N2 = 0,1 N
V1 x N1 = V2 x N2
15 mL x N1 = 0,4 mL x 0,1 N
N1 = 0,00267 N
t = 0 menit
Volume sampel V1 = 15 mL
Volume NaOH V2 = 0,1 mL
Konsentrasi NaOH N2 = 0,1 N
V1 x N1 = V2 x N2
15 mL x N1 = 0,1 mL x 0,1 N
N1 = 0,00067 N
t = 4 menit
Volume sampel V1 = 15 mL
Volume NaOH V2 = 0,8 mL
Konsentrasi NaOH N2 = 0,1 N
V1 x N1 = V2 x N2
15 mL x N1 = 0,8 mL x 0,1 N
N1 = 0,0053 N
![Page 13: Ekstraksi Cair Cair](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081806/55cf9bc9550346d033a760b6/html5/thumbnails/13.jpg)
Penentuan konsentrasi asam propionat saat Q = 300 mL/menit
a. Dalam rafinat
t = 2 menit
Volume sampel V1 = 15 mL
Volume NaOH V2 = 0,3 mL
Konsentrasi NaOH N2 = 0,1 N
V1 x N1 = V2 x N2
15 mL x N1 = 0,3 mL x 0,1 N
N1 = 0,002 N
t = 0 menit
Volume sampel V1 = 15 mL
Volume NaOH V2 = 0,5 mL
Konsentrasi NaOH N2 = 0,1 N
V1 x N1 = V2 x N2
15 mL x N1 = 0,5 mL x 0,1 N
N1 = 0,0033 N
t = 4 menit
Volume sampel V1 = 15 mL
Volume NaOH V2 = 0,1 mL
Konsentrasi NaOH N2 = 0,1 N
V1 x N1 = V2 x N2
15 mL x N1 = 0,1 mL x 0,1 N
N1 = 0,00067 N
![Page 14: Ekstraksi Cair Cair](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081806/55cf9bc9550346d033a760b6/html5/thumbnails/14.jpg)
b. Dalam ekstrak
t = 2 menit
Volume sampel V1 = 15 mL
Volume NaOH V2 = 1,1 mL
Konsentrasi NaOH N2 = 0,1 N
V1 x N1 = V2 x N2
15 mL x N1 = 1,1 mL x 0,1 N
N1 = 0,0073 N
t = 0 menit
Volume sampel V1 = 15 mL
Volume NaOH V2 = 0,9 mL
Konsentrasi NaOH N2 = 0,1 N
V1 x N1 = V2 x N2
15 mL x N1 = 0,9 mL x 0,1 N
N1 = 0,006 N
t = 4 menit
Volume sampel V1 = 15 mL
Volume NaOH V2 = 1,5 mL
Konsentrasi NaOH N2 = 0,1 N
V1 x N1 = V2 x N2
15 mL x N1 = 1,5 mL x 0,1 N
N1 = 0,01 N
![Page 15: Ekstraksi Cair Cair](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081806/55cf9bc9550346d033a760b6/html5/thumbnails/15.jpg)
Kesetimbangan Massa
a. Laju alir TCE (Vo) = 200 mL/menit
Laju alir air (Vw) = 200 mL/menit
Neraca Massa Asam Propionat
Vo ( X1 - X2 ) = Vw ( Y1 - Y2 ) Dimana : Vo = Vw
Vo ( X1 - X2 ) = Vw Y1 Y2 = 0
X1 - X2 = Y1
Dari perhitungan-perhitungan, didapatkan hasil sbb
Waktu
(menit)
Konsentrasi Asam Propionat Solut dan Dilute
(X1)Ekstrak (Y1) Rafinat (X2)
0 0,00067 0,0067 0,00737
2 0,00267 0,006 0,00867
4 0,0053 0,0053 0,0106
Kurva Konsentrasi Asam Propionat
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.50
0.0010.0020.0030.0040.0050.006
Kurva Konsentrasi Asam Propionat dalam Ekstrak
t (menit)
Kons
entr
asi e
kstr
ak (N
)
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.50
0.002
0.004
0.006
0.008
Kurva Konsentrasi Asam propionat dalam Rafinat
t (menit)
Kons
entr
asi R
afina
t (N
)
X1 = Y1 + X2
![Page 16: Ekstraksi Cair Cair](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081806/55cf9bc9550346d033a760b6/html5/thumbnails/16.jpg)
b. Laju alir TCE (Vo) = 300 mL/menit
Laju alir air (Vw) = 300 mL/menit
Neraca Massa Asam Propionat
Vo ( X1 - X2 ) = Vw ( Y1 - Y2 ) Dimana : Vo = Vw
Vo ( X1 - X2 ) = Vw Y1 Y2 = 0
X1 - X2 = Y1
Dari perhitungan-perhitungan, didapatkan hasil sbb :
Waktu
(menit)
Konsentrasi Asam Propionat Solut dan Dilute
(X1)Ekstrak (Y1) Rafinat (X2)
0 0,006 0,0033 0,0093
2 0,0073 0,002 0,0093
4 0,01 0,00067 0,01067
Kurva Konsentrasi Asam Propionat
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.50
0.0020.0040.0060.008
0.010.012
Kurva Konsentrasi Asam Propionat dalam Ekstrak
t (menit)
Kons
entr
asi (
N)
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.50
0.00050.001
0.00150.002
0.00250.003
0.0035
Kurva Konsentrasi Asam propionat dalam Rafinat
t (menit)
Kons
entr
asi R
afina
t (N
)
X1 = Y1 + X2
![Page 17: Ekstraksi Cair Cair](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081806/55cf9bc9550346d033a760b6/html5/thumbnails/17.jpg)
Penentuan Koefisien Perpindahan Massa
a. Saat Q = 200 mL/menit
Log Mean Driving Force = ( ΔX1 - ΔX 2 )ln ( ΔX1 / ΔX2 )
Dimana : Mean Driving Force = DF
ΔX1 = X1 – X*
ΔX2 = X2 – 0
X* = Y1/KR ; dengan nilai KR = 1,5
Waktu
(menit)
X* ΔX1 ΔX2 Log DF DF
0 0,00044667 0,00692333 0,0067 0,00681106 1,0158
2 0,00178 0,00689 0,006 0,00643475 1,0149
4 0,00353333 0,00706667 0,0053 0,00614104 1,0142
X1 rata-rata = 0.0069+0.0 0689+0.0 07
3 = 0,00696
X2 rata-rata = 0 ,0 067+0,06+0,0053
3 = 0,006
Mean Driving Force (DF) =1,0158+1, 0 149+1 , 0142
3 = 1,0150
Volume packing = ¼ . π . D2 . h
= ¼ . (3,14) . (15,3)2 . 115
= 21132,47 mL
= 21,13 L
Maka :
Koefisien Perpindahan Massa ( K ) = X̄1 - { X̄2
V PACKING x DF
¿
=0,00696−0.00621,13 x 1,0150
= 4,476 x 10-5
![Page 18: Ekstraksi Cair Cair](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081806/55cf9bc9550346d033a760b6/html5/thumbnails/18.jpg)
b. Saat Q = 300 mL/menit
Log Mean Driving Force = ( ΔX1 - ΔX 2 )ln ( ΔX1 / ΔX2 )
Dimana : Mean Driving Force = DF
ΔX1 = X1 – X*
ΔX2 = X2 – 0
X* = Y1/KR ; dengan nilai KR = 1,5
Waktu
(menit)
X* ΔX1 ΔX2 Log DF DF
0 0,004 0,0053 0,0033 0,00422133 1,0098
2 0,00486667 0,00443333 0,002 0,00305693 1,0071
4 0,00666667 0,00400333 0,00067 0,00186469 1,0043
X1 rata-rata = 0,0053+0 ,0 033+0 ,0 0422
3 = 0,004579
X2 rata-rata = 0,00 33+0,002+0,00067
3 = 0,00199
Mean Driving Force (DF) =1, 0098+1,0 071+1,0 043
3 = 1,0071
Volume packing = ¼ . π . D2 . h
= ¼ . (3,14) . (15,3)2 . 115
= 21132,47 mL
= 21,13 L
Maka :
Koefisien Perpindahan Massa ( K ) = X̄1 - { X̄2
V PACKING x DF
¿
=0,0 04579−0,00 199
21,13 x 1,0 07 1
= 1,22 x 10-4
![Page 19: Ekstraksi Cair Cair](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081806/55cf9bc9550346d033a760b6/html5/thumbnails/19.jpg)
VII. PEMBAHASANDalam praktikum kali ini, praktikan melakukan percobaan ekstraksi cair-cair
yang bertujuan untuk memisahkan TCE sebagai diluent dengan Asam Propionat
sebagai solut menggunakan air sebagai pelarut (solvent). Hal pertama yang praktikan
lakukan adalah kalibrasi pompa menggunakan air yang bertujuan untuk menentukan
berapa nilai yang harus di-setting pada pompa stroke agar umpan yang mengalir sesuai
dengan laju alir yang diharapkan. Adapun laju alir yang ditetapkan yaitu 200 dan 300
mL/menit. Hasil kalibrasi menunjukkan persamaan yang diperoleh yaitu y = -14,4x +
917,2 dan kemudian setting untuk pompa stroke yaitu 50 dan 40.
Komposisi umpan pada ektraksi yaitu TCE (tidak diketahui volumenya) dan 30
mL asam propionate. Selanjutnya isi kolom hingga terendam puncak kolomnya dan
setelah itu mengkontakkan umpan dengan air menggunakan laju alir yang telah
ditentukan yaitu 200 mL/menit (laju alir TCE harus sama dengan laju alir air) dengan
setting pompa yaitu 50. Lalu ambil sampel pertama saat keluaran ekstraksi pertama
bersamaan dengan rafinatnya dan mengulanginya hingga didapatkan 3 sampel setiap 5
menit sekali. Setelah itu, praktikan me-recovery rafinat dan umpan yang tersisa di
kolom dengan proses pemisahan menggunakan corong pisah.
Selanjutnya praktikan melakukan hal yang sama yaitu memasukkan umpan
dengan komposisi yang sama dan mengambil sampel pertama keluaran ekstraksi dan
rafinat tetapi menggunakan laju alir yang berbeda yaitu 300 mL/menit dengan setting
pompa yaitu 40 dan sampel diambil setiap 3 menit sekali. Setelah itu, praktikan me-
recovery kembali rafinat dan umpan yang tersisa di kolom.
Setelah didapatkan rafinat dan ekstrak, selanjutnya dilakukan titrasi
menggunakan NaOH 0,1 N. Konsentrasi asam propionate dalam umpan pada laju alir
200 dan 300 mL/menit yang praktikan dapatkan masing-masing sebesar 0,123 N dan
0,154 N. Adapun nilai koefisien distribusi (KR) telah ditentukan oleh dosen pembimbing
yaitu sebesar 1,5.
Selain itu, praktikan juga memperoleh nilai koefisien perpindahan massa saat
laju alir 200 dan 300 mL/menit masing-masing sebesar 2,2892 x 10-3 dan 2,2899 x 10-3.
Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa laju alir berbanding lurus dengan koefisien
perpindahan massa (walaupun nilai koefisien perpindahan massanya tidak berbeda
![Page 20: Ekstraksi Cair Cair](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081806/55cf9bc9550346d033a760b6/html5/thumbnails/20.jpg)
jauh). Hal ini disebabkan karena kenaikan laju alir dapat meningkatkan turbulensi yang
memberikan efek pengadukan sehingga perpindahan massa akan berjalan lebih
maksimal. Namun ada batas laju alir maksimum dimana salah satu fasa akan terbendung
oleh fasa lain yang disebut dengan flooding point.
Berdasarkan data pengamatan, volume titer NaOH yang dibutuhkan oleh ekstrak
selalu lebih banyak dibandingkan dengan rafinat. Hal ini disebabkan oleh banyaknya
asam propionate yang berpindah ke air sehingga konsentrasi asam propionate di ekstrak
akan semakin besar dibandingkan dengan konsentrasi asam propionate di rafinat.
VIII. KESIMPULAN Volume packing, driving force rata-rata, dan nilai koefisien perpindahan massa yang
diperoleh adalah sebagai berikut :
Laju Alir
(mL/menit)
Volume Packing
(L)
Driving Force
Rata-rata
Koefisien
Perpindahan Massa
20021,13
1,0337 2,2892 x 10-3
300 1,0251 2,2899 x 10-3
Semakin besar laju alir maka perpindahan massa akan berjalan lebih maksimal
Konsentrasi asam propionate di ekstrak selalu lebih banyak dibandingkan di rafinat
karena banyaknya asam propionate yang larut dalam ekstrak
IX. DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet Praktikum Lab. Teknik Kimia, Ekstraksi, PEDC, Bandung.
Robert E. Treybal, Mass Transfer Operations, Mc. Graw Hill Book Company,
1981.
Robert H Perry, Chemical Engineering Handbook, Mc. Graw Hill USA, 4th
Edition, 1998.
Warren L. Mc. Cabe, Unit Operation of Chemical Engineering, Mc. Graw Hill
Book Company, 1985.