Ekspresi Struktur Bentang Lebar sebagai Elemen Estetis ...
Transcript of Ekspresi Struktur Bentang Lebar sebagai Elemen Estetis ...
Jurnal Reka Karsa © Jurusan Teknik Arsitektur Itenas | No.1 | Vol. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Agustus 2016]
Jurnal Reka Karsa – 1
Ekspresi Struktur Bentang Lebar sebagai Elemen Estetis pada Stadion Sonda Velo Park
Cimahi
EVA NURJANAH
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional
ABSTRAK
Terpilihnya Jawa Barat sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional 2016 membuat pemerintah gencar meningkatkan berbagai sarana olahraga khususnya sarana balap sepeda trek velodrom yang belum memadai untuk standar nasional. Dalam mendesain sebuah stadion velodrom tidak luput dari penggunaan struktur bentang lebar, selain itu sebuah stadion identik dengan makna megah. Sebuah bangunan skala besar seperti stadion dinilai dapat memberikan dampak visual yang baik terhadap kawasan. Oleh karena itu, perencanaan bangunan Stadion Velodrom Sonda Velo Park Cimahi ini memiliki tema Ekspresi Struktur Bentang Lebar sebagai Elemen Estetis. Pendekatan desain dilakukan dengan mengeksplorasi bentuk struktur bentang lebar kabel yang dikombinasikan dengan truss sebagai pembentuk massa bangunan. Kata kunci: sarana olahraga, velodrom, struktur bentang lebar, elemen estetis
ABSTRACT
West Java was chosen to host the National Games in 2016, it made the government aggressively increasing variety of sports facilities, especially facilities bicycle racing track Velodrome that has not been sufficient to national standards. In designing a Velodrome stadium can not be separated from wide-span structures using. A large-scale buildings such as stadiums assessed can provide high visual impact on the region. Therefore, construction planning of Velodrome Stadium Velo Park Cimahi Sonda has theme: a wide span structures expression as aesthetic elements.The design approach is done by exploring the wide span structures form of a cable structures combined with the truss as forming the mass of the building.
Keywords: sports facilities, Velodrome, wide-span structures, aesthetic elements
Eva Nurjanah
Jurnal Reka Karsa – 2
1. PENDAHULUAN
Perkembangan balap sepeda di Kota Bandung, Kota Cimahi, dan sekitarnya semakin pesat, hal ini ditinjau dari animo masyarakat yang tinggi akan olahraga jenis balap sepeda yang mulai berkembang seperti balap sepeda trek, down hill, dan mini cross. Tahun 2016, Provinsi Jawa
Barat terpilih sebagai tuan rumah penyelenggara Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016. Akan tetapi, beberapa sarana dan prasarana olahraga di Jawa Barat belum memenuhi kriteria
standar nasional khususnya stadion velodrome sebagai tempat bertanding untuk cabang olahraga balap sepeda trek [4]. Pada sarana olahraga velodrome perlu diperhatikan struktur bentang lebar yang digunakan. Tidak sekedar kokoh dan kuat, sebuah bangunan juga harus
memiliki nilai estetis yang baik. Terdapat eksplorasi bentuk struktur agar kehadirannya selaras dengan tujuan estetis bangunan. Tujuan proyek ini adalah : (1) Membangun sarana olahraga
velodrome di Indonesia. (2) Memberi wadah bagi pengembangan, pembinaan, dan pelatihan olah raga sepeda velodrome, dan beberapa cabang olahraga lain khususnya olahraga yang akan dikompetisikan di PON berstandar nasional. (3) Menciptakan desain velodrome yang baik,
atraktif, fungsional, dan memiliki nilai estetika yang tinggi. (4) Memberikan dampak visual yang baik terhadap kawasan.
2. MISI PROYEK
Perencanaan dan Perancangan Stadion Velodrom Sonda Velo Park memiliki misi : (1) Menyediakan sarana olahraga velodrome sebagai dukungan bagi para atlet dan komunitas
sepeda velodrome di Indonesia. (2) Membantu memecahkan masalah kemacetan kota dengan meningkatkan sarana pendukung transportasi sepeda. (3) Merancang bangunan sarana olahraga yang memanfaatkan potensi tapak melalui desain yang baik dengan mengeksplor
struktur bentang lebar yang atraktif.
3. DATA PROYEK
Gambar 1 Peta Lokasi Proyek Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Cimahi (diedit tgl 26 Agustus 2016)
Lokasi proyek Sonda Velo Park berada di Jalan Kebon Manggu, Kota Cimahi, Jawa Barat dengan luas lahan ± 53.000 m2 / 5.3 Hektar (Gambar 1). Sifat proyek Sonda Velo Park
Sonda Velo Park
Jurnal Reka Karsa – 3
bersifat semi fiktif yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Koefisien Dasar
Bangunan (KDB) yang diizinkan pada Kawasan Padasuka sebesar 60%, sedangkan untuk Koefisien Lantai Bangunan (KLB) sebesar 1,2. Selain KDB dan KLB, terdapat 28% Koefisien Dasar Hijau (KDH) yang diizinkan [1]. Lokasi tapak berada di kawasan pemukiman kepadatan
tinggi [1] yang memiliki batasan tapak berupa pemukiman warga pada arah utara, timur, dan barat, sedangkan untuk arah selatan merupakan lapangan tembak KONI.
Berdasarkan regulasi yang berlaku didapat Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yang diizinkan sebesar 31.800 m2, Koefisien Lantai Bangunan (KLB) sebanyak 2 lantai untuk fungsi hunian, dan 14.840 m2 untuk Koefisien Dasar Hijau (KDH).
4. KONSEP PERANCANGAN
4.1 Elaborasi Tema Tema yang digunakan pada bangunan ini adalah Ekspresi Struktur Bentang Lebar sebagai Elemen Estetis digambarkan dalam tabel (Tabel 1) sebagai berikut,
Penjelasan
Tema
Ekspresi Struktur Bentang
Lebar Elemen Estetis
Ekspresi adalah
pengungkapan atau
proses menyatakan (
memperlihatkan maksud,
gagasan, perasaan, dan
sebagainya) atau
pandangan air muka yang
memperlihatkan perasaan
seseorang.
Konteks struktur dengan
bangunannya adalah
sebagai sarana untuk
menyalurkan beban dan
akibat penggunaannya ke
dalam tanah. Sistem
struktur bentang lebar
merupakan sistem
penyaluran yang memilik
bentang yang lebar.
Suatu bagian yang memiliki
penilaian terhadap suatu karya
seni ataupun alam yang bisa
membuat penilai merasakan
bahagia sehingga menjadikan
karya seni itu indah.
Permasalahan
Tema
Perlunya pengolahan
struktur bangunan yang
ekspresif.
Struktur-struktur yang
menyusun bangunan
bentang lebar
mempunyai tingkat
kerumitan yang berbeda
sesuai dengan jenis
struktur yang dipilih.
Ekspresi adalah pengungkapan
atau proses menyatakan (
memperlihatkan maksud,
gagasan, perasaan, dan
sebagainya) atau pandangan air
muka yang memperlihatkan
perasaan seseorang.
Fakta Tema
Ekspresi struktur sangat
erat kaitannya dengan
bentuk dari produk yang
dihasilkan. Dengan cara
menonjolkan struktur
pada bentuk bangunan
tersebut maka struktur
juga harus mampu
menunjukkan kekokohan
atau kekuatan.
Sebuah struktur bentang
lebar dapat
dikombinasikan dengan
struktur bentang lebar
lain dalam sebuah desain
bangunan.
Estetika memiliki dua nilai penting,
yaitu nilai intrinsik dan nilai
ekstrinsik. Nilai intrinsik dapat
dirasakan dan dimengerti dari
dalam hati oleh penikmat,
sedangkan nilai ekstrinsik adalah
sesuatu yang dapat dilihat
langsung secara kasat mata.
Kebutuhan
Tema
Bentuk struktur yang
dapat mengungkapkan
keindahan dari bangunan
itu sendiri. Struktur tidak
ditutup-tutupi.
Pada bangunan sarana
olahraga memerlukan
ruang yang luas sebagai
ruang yang mewadahi
kegiatannya.
Bagian-bagian yang menunjukan
estetika bangunan harus dilihat,
dirasakan, dan dinikmati oleh
penikmat atau penerimanya.
Eva Nurjanah
Jurnal Reka Karsa – 4
Tujuan Tema
Bentuk struktur bentang
lebar dibiarkan terkespos
sempurna, menonjolkan
keindahan struktur.
Menciptakan bentuk
struktur yang ekspresif
dari dua sistem struktur
bentang lebar yang
berbeda.
Elemen estetika yang tertata,
sesuai dengan proporsi membuat
orang yang melihat dapat
merasakan keindahan dari
bangunan ini.
Konsep tema
Menciptakan bentuk yang
menonjolkan ekspresi
struktur bentang lebar itu
sendiri. Menciptakan
unsur garis yang
diadaptasi dari bentuk
lintasan velodrom dan
jari-jari sepeda.
Mengkombinasikan dua
struktur yang berbeda
yaitu sistem struktur
kabel dan struktur truss.
Menciptakan bagian atau suatu
bentuk pelengkap keindahan
sebagai ekspresi bangunan, baik
dari interior maupun eksterior.
Membentuk pengalaman ruang
yang baru yang tercipta dari
struktur bentang lebar.
Kesimpulan
Tema
Berdasarkan korelasi dari keseluruhan aspek disimpulkan bahwa suatu pengungkapan atau
memperlihatkan sesuatu untuk menyatakan elemen-elemen pemikul beban yang saling
terkait dalam membentuk suatu kerangka bangunan dengan mengekspos truktur utama
bangunan. Terdiri dari bagian yang memiliki penilaian terhadap suatu karya seni ataupun
alam yang bisa membuat penilai merasakan bahagia sehingga menjadikan karya seni itu
indah. Hal ini diciptakan dari kombinasi dua sistem struktur yang berbeda yaitu, struktur
kabel dan truss.
Tabel 1. Elaborasi Tema Perancangan
Agar dapat menciptakan benang merah (alur pemikiran) diperlukan skema penerapan tema
ke dalam desain, dimana skema ini menjelaskan proses penerapan tema ke desain yang membentuk sebuah bangunan seperti gambar di bawah ini (Gambar 2).
Gambar 2 Skema Penerapan Tema ke Desain
Sonda Velo Park
Jurnal Reka Karsa – 5
4.2 Konsep Arsitektural
Konsep Arsitektural pada bangunan diantaranya terdiri dari konsep orientasi massa bangunan, konsep bentuk massa bangunan, konsep zoning, konsep aksesibilitas, dan sirkulasi, konsep fasad.
4.2.1 Konsep Orientasi Massa Bangunan
Perencanaan dan perancangan bangunan tidak terlepas dari konteks tapak terhadap lingkungan di sekitarnya dan aktivitas yang akan berlangsung dapat memengaruhi desain tapak.
Gambar 3 Konsep Orientasi Massa Bangunan
Bagian utama bangunan yaitu sarana olahraga velodrome diletakkan menghadap utara - selatan dengan orientasi langsung menghadap ke jalan utama (Gambar 3). Hal ini dimaksudkan agar pintu masuk dapat langsung terlihat dari plaza utama. Selain itu, orientasi
massa bangunan velodrom mengarah ke arah utara-selatan dengan pertimbangan standar umum untuk bangunan olahraga mengarah pada arah tersebut. Pada bangunan asrama,
orientasi mengarah ke arah utara-selatan dengan pertimbangan menghindari sinar matahari terik dari arah timur-barat yang cenderung panas pada siang hari.
4.2.2 Konsep Bentuk Massa Bangunan
Bentuk awal gubahan massa adalah oval yang mendapat subtraktif dan aditif pada beberapa bagian tertentu (Gambar 4). Konsep gubahan massa diadaptasi dari bentuk trek velodrom sendiri sebagai fungsi utama dari bangunan ini. Bentuk trek velodrom diaplikasikan pada
bagian atap bangunan sebagai struktur bentang lebar yang menutupi bagian dalam tribun bangunan.
Eva Nurjanah
Jurnal Reka Karsa – 6
Gambar 4 Konsep Bentuk Massa Bangunan
Gambar 5 Bentuk Massa Bangunan Perspective View
Selain terinspirasi dari bentuk trek velodrom, ada adaptasi dari bentuk bagian jari-jari sepeda yang memiliki pola linear circular. Bagian lantai dasar didesain dengan unsur transparan untuk
menciptakan kesan pilotis dan membuat area di sekitar plaza dan entrance menuju bangunan terasa lebih luas (Gambar 5).
4.2.3 Konsep Zoning
Zoning dibagi dan ditempatkan berdasarkan fungsi, hubungan antar ruang, dan konteks tapak dengan sekitarnya. Pembagian zoning pada tapak terbagi ke dalam empat kelompok area publik, area semi publik, area privat, dan area servis. Area publik meliputi area parkir mobil,
parkir motor, parkir bis, ruang terbuka hijau, lobby, foodcourt, plaza utama, dan tribun penonton. Adapun area semi publik yaitu area olahraga, area media, dan area bersama pada asrama. Sedangkan untuk area privat meliputi ruang pengelola, ruang VVIP, ruang atlet, ruang
panitia, dan kamar asrama atlet. Area servis diisi oleh ruang utilitas, toilet, dapur, mushola, janitor, dan gudang (Gambar 6).
Sonda Velo Park
Jurnal Reka Karsa – 7
Gambar 6 Konsep Zoning Bangunan Plan View
4.2.4 Konsep aksesibilitas & Sirkulasi
Aksesibilitas menuju tapak dapat dicapai dengan kendaraan pribadi maupun jalan kaki. Sirkulasi pejalan kaki terdapat di bagian depan jalan utama yang terhubung ke dalam site. Untuk pintu masuk ke dalam tapak dibagi menjadi area masuk untuk motor beserta bis dan area masuk mobil yang dipisahkan dengan tujuan memepermudah akses kendaraan agar tidak terjadi kisruh ketika event berlangsung hingga berakhir.
Seluruh kendaraan dapat mengakses mengelilingi tapak, akan tetapi akses tersebut hanya dibuka pada saat keadaan genting seperti adanya peristiwa kebakaran ataupun keadaan yang memerlukan ambulans (Gambar 7).
Gambar 7 Konsep Aksesibilitas Bangunan
PUBLIK
SEMI PUBLIK PRIVAT SERVIS
Eva Nurjanah
Jurnal Reka Karsa – 8
Akses pejalan kaki dapat langsung diakses dari jalan utama melewati plaza yang tersedia.
Plaza dibuat besar untuk pejalan kaki sebagai ruang terbuka publik yang dapat memberikan kenyamanan kepada pejalan kaki. Sebuah stadion pada umumnya memiliki keadaan dimana penonton akan berkumpul di titik-titik tertentu, hal inilah yang mendasari pembuatan plaza
yang cukup besar pada dua titik.
Adapun akses menuju asrama dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan lalu drop off di area plaza asrama. Begitu pula dengan akses menuju asrama untuk pejalan kaki yang dapat langsung menuju plaza asrama dengan mengitari plaza di sekitar bangunan utama yaitu
velodrom.
4.3 Konsep Struktural
Struktur bangunan menggunakan beton dan rangka atap menggunakan kombinasi sistem struktur kabel dan truss (Gambar 8). Adapun struktur yang digunakan untuk pondasi
velodrom menggunakan pondasi tiang pancang, akan tetapi untuk pondasi asrama menggunakan struktur plat setempat.
Penggunaan material beton dipilih
karena mudah diaplikasikan dan pemeliharaan mudah dengan biaya
yang rendah, serta insulator api yang cukup baik. Komponen bangunan yang menggunakan
material beton diantaranya: 1) Kolom
2) Balok 3) Plat Lantai 4) Dinding 5) Sloof 6) Tribun (Beton precast)
Struktur atap kabel banyak dipakai pada stadion olahraga yang mempunyai bentang yang sangat
lebar. [2] Kabel-kabel yang digunakan biasanya terbuat dari bahan baja. Penggunaan atap kabel
pada stadion sangat efektif. Selain bisa menambah nilai estetis bangunan, struktur kabel tidak memerlukan kolom-kolom besar
untuk memikul beban.
4.4 Konsep Utilitas
Konsep utilitas yang direncanakan terdiri dari komponen plumbing (Air Bersih, Limbah Cair,
Limbah Padat, Air Hujan), elektrikal (Listrik, Penangkal Petir), dan proteksi terhadap kebakaran. Berikut ini adalah gambar-gambar skema konsep utilitas.
4.4.1 Konsep Utilitas Plumbing
Sistem distribusi air bersih menggunakan sistem upfeed (Gambar 9) dengan pertimbangan jumlah lantai bangunan utama velodrom dan asrama tidak lebih dari tiga lantai. Sedangkan
Gambar 8 Struktur Bangunan
Sonda Velo Park
Jurnal Reka Karsa – 9
sistem distribusi air kotor velodrom dan asrama difilterisasi menggunakan sistem up flow filter sebelum dibuang langsung ke riol kota berbeda dengan air hujan yang langsung dibuang ke riol kota (Gambar 10).
Sistem distribusi air hujan pada bangunan utama velodrom dan asrama langsung disalurkan
ke riol kota (Gambar 11). Sedangkan untuk sistem distribusi grey water langsung disalurkan ke riol kota setelah melewati bak kontrol (Gambar 12).
Gambar 9 Skema Utilitas Air Bersih Gambar 10 Skema Utilitas Air Kotor
Gambar 11 Skema Utilitas Air Hujan Gambar 12 Skema Utilitas Grey Water
Eva Nurjanah
Jurnal Reka Karsa – 10
4.4.2 Konsep Utilitas Elektrikal
Konsep utilitas untuk elektrikal untuk velodrom dan asrama diawali dari sumber PLN yang dilanjutkan ke meteran dan LVMDP. Setelah itu dilsalurkan ke ruang panel dan tiap ruang. Jika aliran listrik dari PLN terputus, maka sumber listrik didapat dari genset (Gambar 13).
Gambar 13 Skema Distribusi Jaringan Listrik
Sistem penangkal petir yang digunakan untuk asrama dan velodrome adalah sistem faraday (Gambar 14). Sistem faraday memiliki ciri-ciri terminal di udara menggunakan kabel-kabel
horisontal yg mengelilingi bagian luar bangunan, kemudian disalurkan (grounded/ aarde) ke dalam tanah. Bentuk bagian yg terlindung berupa sangkar/ kurungan.
Gambar 14 Skema Sistem Penangkal Petir Faraday
Keterangan : BB = Bahan bakar BP = Batre pengisi
LVMDP = Low voltage main distribution panel
SDP = Sub distribution
panel P = Panel
Sonda Velo Park
Jurnal Reka Karsa – 11
4.4.3 Konsep Proteksi Kebakaran
Perangkat yang dibutuhkan untuk mencegah/ menghambat membesarnya api (Gambar 15): 1) Sprinkler
Sprinkler yang digunakan adalah jenis pendant yaitu sprinkler yang disimpan pada
plafond. 2) Hydrant
Hydrant adalah suatu sistem penanggulangan
kebakaran yang efektif dengan menggunakan media air. Hydrant dibagi menjadi 2 yaitu
hydrant halaman (pilar) dan hydrant gedung (box).
3) FHC (Fire Hose Cabinet) Merupakan box hydrant yang berfungsi memancarkan air. Dipasang tiap lantai untuk luasan 800 m2.
5. RANCANGAN BANGUNAN
5.1 Rancangan Arsitektural
Penerapan konsep pada desain arsitektural bangunan Stadion Velodrom Sonda Velo Park terdiri dari beberapa aspek diantaranya, massa bangunan, struktur bangunan, fasad dan
material bangunan. 5.1.1 Rancangan Bentuk Massa Bangunan
Bentuk awal gubahan massa adalah oval yang mendapat subtraktif dan aditif pada beberapa bagian tertentu. Konsep gubahan massa diadaptasi dari bentuk trek velodrom sendiri sebagai fungsi utama dari bangunan ini (Gambar 16).
Gambar 15 Skema Proteksi Kebakaran
Gambar 16 Konsep Gubahan Massa
Eva Nurjanah
Jurnal Reka Karsa – 12
Bentuk trek velodrom diaplikasikan pada bagian atap bangunan sebagai struktur bentang lebar
yang menutupi bagian dalam tribun bangunan. Selain itu, bentuk trek velodrom dianggap dapat memberikan sifat kesan dinamis pada bangunan. Untuk menciptakan bentuk atap menyerupai trek velodrom, digunakan sistem struktur atap bentang lebar gantung kabel yang
dikombinasikan dengan struktur atap truss sebagai penyangga penutup atap. Selain terinspirasi dari bentuk trek velodrom, ada adaptasi dari bentuk bagian jari-jari sepeda yang
memiliki pola linear circular. Bentuk adaptasi jari-jari sepeda dapat terlihat dari bagian atap jika disimak dari atas bangunan.
5.1.2 Rancangan Struktur Bangunan
Sistem struktur yang digunakan adalah struktur bentang lebar kabel yang dikombinasikan
dengan struktur atap truss baja sebagai penopang penutup atap (Gambar 17). Material penutup atap tribun adalah [3] PTFE dengan sifat transparan dan berwarna putih, dibandingkan dengan kaca, PTFE jauh lebih ringan dan murah.
Sistem struktur yang digunakan untuk kolom, sloof, tribun, dan balok menggunakan material beton, Sedangkan untuk pondasi utama yang digunakan adalah pondasi tiang pancang. Pondasi ini sesuai dengan jenis beban yang diterima dan juga sesuai dengan jenis tanah pada
tapak dimana jenis tanah pada tapak adalah latosol merah dengan kedalaman tanah keras 6 meter hingga 8 meter. Untuk menghindari getar maka pemancangan menggunakan hydrolic karena lokasi site dekat dengan pemukiman warga. 5.1.3 Rancangan Fasad Bangunan
Konsep fasad merupakan penerapan dari bentuk dinamis yang diterapkan pada trek sepeda velodrom sesuai dengan fungsi olahraga pada bangunan. Diterapkan pada fasad dengan
bidang transparan yang menutupi bangunan. Menggunakan bahan PTFE sebagai cladding berwarna putih (Gambar 18).
Gambar 17 Struktur Bangunan
Gambar 18 Cladding PTFE
Sonda Velo Park
Jurnal Reka Karsa – 13
Lantai dasar didesain dengan konsep pilotis untuk memberikan kesan luas pada area
penerima. Material fasad pada lantai dasar didominasi oleh unsur transparan dari kaca tempered. Penggunaan kaca tempered bertujuan sebagai upaya proteksi terhadap pengguna bangunan, hal ini didasari dari kemungkinan akan terjadinya keributan maupun kisruh saat
ada event berlangsung (Gambar 19).
Konsep Fasad secara keseluruhan lebih menonjolkan struktur sebagai suatu elemen estetis sesuai dengan tema. Terlihat pada struktur gantung yang menonjol pada fasad tersebut digabungkan dengan bidang masif yang mengelilingi bangunan (Gambar 20).
6. SIMPULAN
Pembangunan sarana olahraga velodrom bertujuan untuk menunjang prestasi atlet-atlet balap sepeda trek di Jawa Barat. Penerapan tema Ekspresi Struktur Bentang Lebar sebagai Elemen Estetis diaplikasikan pada struktur atap utama kabel yang dikombinasikan dengan truss sebagai unsur utama pembentuk massa bangunan. Elemen estetis yang dihadirkan pada gabungan dua struktur atap kabel dan truss diadaptasi dari bentuk dinamis trek velodrom dan
jari-jari sepeda. Gabungan dominasi unsur transparan pada lantai dasar dan massif pada lantai atas (sebagai cladding) memberikan kesan pilotis pada bangunan yang memberikan kesan luas pada area penerima pada bangunan. Kesan luas pada area penerima diperkuat dengan
diberikannya plaza pada beberapa titik area penerima.
Gambar 19 Ekspos Tampak Velodrom Lnatai Dasar
Gambar 20 Konsep Material Fasad
Eva Nurjanah
Jurnal Reka Karsa – 14
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih ditujukan kepada Dinas Pekerjaan Umum Kota Cimahi yang telah memberikan data mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Cimahi Tahun 2013-2032.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Peraturan Daerah Kota Cimahi No. 4 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Cimahi Tahun 2012-2032. [2] Trilistyo, Hendro, 2005, Struktur Kabel pada National Athletics Stadium Bruce
Australia, Jurnal Jurusan Arsitektur. [3] Drew, Philip, 2008, New Tent Architecture; United Kingdom, Thames & Hudston
Ltd.
[4] PON PEPARNAS Jawa Barat, (2016) “Terpilihnya Jawa Barat sebagai Tuan Rumah PON 2016” diunduh pada 18 Agustus, 2016 dari http://www.pon-peparnas2016jabar.go.id, PON PEPARNAS Jawa Barat.