Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

57

Transcript of Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

Page 1: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh
Page 2: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

TIM PENYUSUN

Kementerian Negara Lingkungan Hidup: Laksmi Dhewanthi, Aristin Tri Apriani, Gustami, Sulistianingsih Sarassetiawaty, Muhamad Alfian, Lestiyo Nurbaningsih

Nara sumber: Dr. M. Suparmoko, Dr. Awal Su bandar, Ir. Azis Khan, M.5c. Drs. Wisnu Ali Martono, MA, Maria Ratnaningsih, SEt MA

Page 3: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

Puj i syukur kepada Allah SWT atas diterbitka nnya Panduan Valuasi Ekonomi

Sumber Oaya Ala m dan Lingkungan.

Sejalan dengan Peraturan Presiden RI Nomor 7 t ahu n 2005 te nta ng

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009 yang

menetapkan Pengembangan Valuasi Ekonomi Sumber Oaya Alam sebagai

salah satu program Peningkatan Kualitas Akses dan Informasi SOA dan LH,

maka Kementerian Negara Lingkungan Hidup menyusun panduan valuasi

ekonomi sumber daya alam dan lingkungan. Buku in i merupakan panduan

umum tentang valuasi ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang

akan dilengkapi dengan panduan valuasi ekonomi sesuai dengan tipolog i

ekosistem,antara lain ekosistem terumbu karang, padang lamun, lahan basah.

Panduan bagi masing-masing ekosistem akan memberi kekhususan pada

penjabaran manfaat ekologi, pendekatan tahapan, lembar kerja dan prosedur valuasinya .

Konsep valuasi ekonomi merupakan instrumen yang telah dirintis untuk

memasukkan pertimbangan nilai ekonomi su mber daya alam dan lingkungan

dalam berbagai kegiatan pengelolaan lingkungan hidup. Panduan ini

berupaya memuat pokok-pokok pikiran sebagai dasar konsep metodologi,

tahapan pelaksanaan valua si ekonomi SDA dan LH, serta contoh perhitungan

untuk memudahkan pemahamannya. Namun, perlu dipahami bahwa buku

ini tidak memberi arahan sampai kepada penghitungan efek ganda (multiple

effect) perhitungan valuasi ekonomi pada tingkat perekonomian secara luas.

Oleh sebab itu, bagi para pengguna panduan ini diharapkan memperkaya

pengetahuan dan ketrampilan dengan memanfaatkan referensi lain.

Kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada berbagai

pihak yang telah terlibat dalam penyusunan panduan ini, khususnya kepada

Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Oaya Alam dan Lingkungan iii

Page 4: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

para nara sumber dan praktisi ekonomi lingkungan yang telah berkontribusi

dalam memberikan pengetahuan dan bahan referensi selama penyusunan

panduan ini.

Kami mengharapkan saran dan masukan untuk penyempurnaan panduan

ini di kemudian harL Semoga buku ini memberi dorongan bagi berbagai

pihak untuk melakukan valuasi ekonomi dan memanfaatkan hasilnya bagi

pengelolaan lingkungan hidup.

Jakarta, Desember 2007

Ir;fia~!misa Ardiputra Deputi MENLH Bidang

Pembinaan Sarana Teknis dan

Peningkatan Kapasitas

iv Panduan Vatuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Page 5: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

Daftar.Isi

Kata Pengantar............................................... ................................. .. .............. ... iii Daftar lsi .................... ..... .. ........................................................................................v

Daftar Istilah.............................................................. ........................................... ix

BAB 1 Pengantar Umum ................................................. ....................... 1 1.1 Mengapa Diperlukan Valuasi Ekonomi ? .............................. .. .... 1

1.2 Apakah yang Membatasi Panduan ini 7 ......................................4

1.3 Untuk Siapa Panduan ini Disusun 7 ................. .......................... .. .4

BAB 2 Tahapan Valuasi............... ............................................................. 7

BAB 3 Konsep Dasar Valuasi Ekonomi SDA dan Lingkungan............................................................. 13

3.1 Nilai Ekonomi Total SDAL. ..................................................... ........ 13 3.1.1 Nilai Atas Dasar Penggunaan (Use Value) ................................ 14

3.1.2 Nila i Atas Dasa rTanpa Penggunaan (Non- Use Value atau

Passive Value) ...................................................................................... 15 3.2. Nilai EkonomiTotal Kerusakan/Pencemaran ......................... 17 3.2.1. Nilai Ekonomi Total Kerusakan Lingkungan ........................... 17

3.2.2 Biaya Rehabilita si SDA sebagai Nilai Kerusakan .................... 18

BAB4 Metode Valu asi Ekonomi SDA dan Lingkungan.................... ..................... .. .................. 21

4.1 Pili han Metode Va luasi Ekonomi NET SDAL ........................... 21 4.2 Pilihan Metode Valuasi Ekonomi NET

Kerusakan Lingkungan .................................................................. 21 4.3 Konsep Metode Va luasi Ekonomi ............................................... 24

4.3.1 Pendekatan Harga Pasar yang Sebenarnya (Pendekatan

Produklivitas)......................................... ............................................ 24

4.3.2 Pendekatan Modal Manusia (Human Capita/) ....................... 27

Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan v

Page 6: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

4.3.3 Pendekatan Biaya Kesempatan (Opportunity Cost) .............. 29

4.3.4 Pendekatan Nilai Kesenangan (Hedonic Pricing) ................... 30

4.3.5 Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost) .............................. 31

4.3.6 Pendekatan Kesediaan Membayar

(Contingent Valuation Method) .................................................... 33

4.3.7 Pendekatan Benefit Transfer .......................................................... 34

BabS Contoh Perhitungan............................................................... 37

5.1 Perhitungan Harga Pasar............................................................... 37

5.2 Perhitungan Harga Non Pasar .................................................... 44

Daftar Pustaka ..................................................................................................49

Daftar label Tabell Matrik Identifikasi Kualitatif Potensi Dampak

Pembangunan terhadap Sumber Daya Alam

dan Lingkungan ..................................................................................9

Daftar Gambar Gambar 1 Nilai Ekonomi total .......................................................................... 16 Gambar 2 Pilihan Metode Valuasi Ekonomi

Sumber Daya Alam dan Lingkungan ........................................ 22 Gambar 3 Diagram Valuasi Ekonomi SDAL.................................................. 23

Daftar Kotak Kotak 1. Nilai Produksi Kayu Mangrove di Pulau Sikka ........................ 38

Kotak 2. Nilai Fungsi Mangrove sebagaiTempat Pengasuhan

Ikan di Kabupaten Sikka ................................................................ 39

Kotak 3. Biaya Revegetasi Hutan di Kabupaten Kutai Kartanegara 40

Kotak4. Pendapatan yang Hilang akibat Pencemaran

di Sungai Mahakam .........................................................................41

Kotak 5. Biaya Pengobatan akibat Kebakaran Hutan

di Kabupaten Kutai Kartanegara ................................................ 42

Kotak6. Keefektifan Biaya Pemulihan Pencemaran Tanah ................. 42

vi Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Page 7: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

Kotak 7. Biaya Kesempatan yang Hilang

karena Konservasi Hutan Tesso Nilo.......................................... 43

Kotak 8. Nilai Hedonis Pengelolaan Ungkungan

di Southold, New york ..................................................................... 44

Kotak 9. Nilai Hutan Mangrove sebagai Obyek Wisata ....................... 45

Kotak 10. Nilai Keberadaan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ... 46

Kotak 11. Nilai Ekonomi Keragaman Spesies Tanaman ......................... 47

Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan lingkungan ,

Page 8: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

Daftar Istilah

1. Valuasi ekonomi SDA dan lingkungan (SDAL) adalah upaya pengenaan

nilai moneter terhadap sebagian atau seluruh potensi sumber daya alam

dan lingkungan, sesua i dengan tujuan pemanfaatannya. Hal ini berupa

nilai ekonomi total, ni lai pemu lihan kerusakan/ pencemaran, serta nilai

pencegahan pencemaran/kerusakan.

2. Nilai ekonomi total [NET] (Total Economic Value, TEV) adalah nilai

moneter sumberdaya alam dan lingkungan (SDAL) yang merupakan proxy

yang mencerminkan nitai fu ngsi yang dimil iki SDAL di suatu ekosistem.

3. Nilai atas dasar penggunaan (Use Value) adalah nitai ekonomi karena

digunakannya sumber daya alam dan lingkungan.

4. Nilai atas dasar tanpa penggunaan (Non-use Value I Passive Value)

adalah nilai ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang diberikan

oleh masyarakat meskipun tanpa merasa kan penggunaannya secara

langsung. Kesediaan untuk memberikan nilai ini d idasarkan pada alasan

agar keberadaan sumber daya alam dan lingkungan tetap dapat dinikmati

oleh generasi yang akan datang;ataupun oleh perasaan ikut bertanggung

jawab atas keselamatan sumber daya, lokasi, maupun peninggalan budaya

tertentu.

5. Jasa Lingkungan merupakan jasa yang disediakan lingkungan baik

bersifat langsung maupun tidak langsung.

Contoh jasa lingkungan yang diberikan oleh alam adalah: • Pantai bersih yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum

• Kualitas air untuk rekreasi maupun unt uk diusahakan secara komersial

• Permu kaan air yang tidak terganggu untuk transportasi

• Ekosistem atau habitat, seperti mangrove dan terumbu kara ng yang

mendukung kehidupan ikan baik untuk kepentingan komersial maupun

untuk rekreasi.

• Jasa ekologi tersedia secara alami terlepas jasa tersebut digunakan

langsung maupun tidak langsung atau tidak digunakan oleh manusia.

Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan ix

Page 9: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

6. Kerusakan lingkungan adalah terganggunya fungsi lingkungan sebagai

akibat dari tindakan, misal: pencemaran atau pengambilan berlebih dan

atau perusakan SDAL, yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak

langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayatinya yang mengakibatkan

lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan

berkelanjutan.

7. Nilai degradasi atau nilai kerusakan adalah sejumlah uang yang kalau

dibayarkan kepada pihak yang terkena dampak dari pencemaran atau

kerusakan sumber daya alam dan lingkungan akan membuat pihak yang

bersangkutan menjadi pulih tidak mengalami keadaaan yang lebih buruk

dibanding keadaan sebelum terkena pencemaran atau kerusakan.

8. Biaya pemulihan pencemaran/nilai kerusakan SDA dan lingkungan merupakan proxy biaya untuk memulihkan suatu pencemaran/

kerusakan.

t x Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Page 10: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

BAB 1

Pengantar Umum

Kegiatan pembangunan merupakan kegiatan transformasi mengolah input

menjadi output dan melibatkan beragam modal : modal sosial, legalitas,

finansial, dan modal alam. Kegiatan tersebut memerlukan sumber daya alam

dan lingkungan (SDAL) sebagai modal alam, seperti: tanah, ikan, kayu, bahan

mineral,air,dan sebagainya. Karena tersedianya SDALpada mulanya metimpah,

maka SDAL sering dianggap sebagai barang bebas dan tidak dilihat memiliki

harga atau harg anya masih dinilai terla lu rendah. Keadaaan ini mendorong

pem borosan SDAL, sehingga menimbu lkan pen urunan kuantitas maupun

kualitas SDAL baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui jumlah sumber daya alam

yang telah terpakai atau yang tersedia serta kondisinya, terutama dari sisi

nilai moneter.Melal ui valuasi ekonomi dapat diperoleh nilai monetertersebut

sekaligus gambaran mengenai manfaat ekonomi neto yang maksimum bagi

masyarakat, selain manfaat dan biaya ekonomi yang sudah biasa dihitung

secara konvensiona l.

1.1 Mengapa Diperlukan Valuasi Ekonomi ?

Pemahaman tentang hubungan sebab akibat antara sumber kerusakan dan

dampak yang ditimbulkan diperlukan untuk menilai cadangan sumber daya

alam maupun dampak kegiatan pembangunan. Sumber keru sakan dapat

berupa tumpahan minyak, kebakaran hutan, pencema ran udara, dan lain-lain,

sedangka n dampak yang timbul dari kerusakan dapat berupa saki t, kematian,

cacat pada tubuh manusia, maupun berupa penurunan fungsi dan manfaat

Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Oaya Alam dan Lingkungan 1

Page 11: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

~,

lingkungan berupa turunnya produksi ikan, hilangnya pantai untuk wisata,

maupun rusaknya taman laut, dan lain-lain. Semua jenis kerusakan atau

penurunan fungsi dan manfaat lingkungan dapat dinilai secara ekonomi.

Valuasi ekonomi akan memberi gambaran nilai ekonomi yang dimiliki oleh

suatu SDAL. Nilai ekonomi keseluruhan fungsi dan manfaat SDAL tersebut

mencerminkan rasionalisasi (rationale) untuk pengelolaan SDALyang benar dan

bahwa SDAL mempunyai nilai ekonomi. Namun demikian, ada sejumlah nilai

yang secara moneter tidak akan dapat diwujudkan karena jumlahnya terlalu

besar terutama saat fungsi dan manfaat SDAL ini menghilang. Pendekatan

valuasi ekonomi SDAL setidaknya untuk memahami secara ekonomi dalam

penetapan harga yang dipandang terlalu rendah,property right yang belum

sempurna,ataupun mengukur jasa lingkungan.

Pengetahuan tentang nilai ekonomi SDAL haruslah menjadi dasarpertimbangan

untuk melakukan pengelolaan SDAL secara benar dalam perspektif ekonomi

lingkungan, yaitu secara benar dan arif. Fungsi dan manfaat SDAL yang

terganggu tidak dapat pulih sepenuhnya. Di sisi lain, untuk mengembalikan

berfungsinya SDAL yang telah rusakltercemar mendekati keadaan semula

akan membutuhkan sejumlah besar biaya.

Melalui valuasi ekonomi dapat dipertegas manfaat untuk:

1. Pengelolaan SDAL merupakan salah satu faktor penentu pertumbuhan ekonomi Nilai ekonomi total dapat dimanfaatkan sebagai pertimbangan para

pengambil keputusan terhadap opportunity cost dari upaya memanfaatkan

suatu kawasan tertentu - balk nilai ekonomi langsung maupun

tidak langsung. Dengan diketahuinya nilai ini diharapkan akan dapat

dikembangkan secara lebih tepat kebijakan pemanfaatan dan pengelolaan

SDAL, sesuai dengan tuntutan prinsip pembangunan berkelanjutan.

2 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Page 12: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

2. Pendorong terwujudnya pembangunan berkelanjutan, melalui:

a. Penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Hijau PDRB Hijau mencakup dua aspek, yaitu: deplesi SDA dan degradasi

lingkungan. Perhitungan nilai deplesi SDA dan degradasi lingkungan

memerlukan dukungan implementasi valuasi ekonomi yang

memadai.

b. Penyusunan akuntansi SDAL Akuntansi SDAL menyajikan inventarisasi berkala aset SDAL yang menunjukkan jumlah/volume/stok, aliran, kualitas,dan nilai ekonomi

SDAL pada awal periode (tahun), terutama perubahan-perubahan

selama periode tertentu, serta pada akhir periode. Untuk dapat

mengetahui dan memperlihatkan nilai SDAL diperlukan perhitungan

dukungan valuasi ekonomi.

c. Analisis manfaat dan biaya SDAL (Extended Benefit Cost Analysis). Kelayakan suatu kegiatan yang memanfaatkan SDAL perlu ditunjang

oleh hasil analisis biaya dan manfaat dari sisi Iingkungan dan sosial.

Studi semacam ini memerlukan dukungan valuasi ekonomi untuk

menerjemahkan keberadaan SDAL ke dalam suatu nilai ekonomi

berdasarkan beberapa alternatif pemanfaatannya.Analisis BenefitCost Ratio (BCR) ini biasanya digunakan untuk membantu menganalisis

pili han pemanfaatan yang paling baik dari sisi ekonomi dan lingkungan.

Dalam analisis biaya dan manfaat dilakukan perhitungan NPV (Net Present Value) dan IRR (Internal Rate of Return). Kriteria kelayakan

pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam di suatu kawasan

dianggap layakapabila:BCR lebih besardari satu,NPV lebih besardari

nol (positif) dan IRR lebih besar dari tingkat suku bunga komersial.

Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan lingkungan 3

Page 13: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

d. Perhitungan ganti kerugian akibat pencemaran/kerusakan lingkungan Seiring dengan upaya hukum, penanganan kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan perlu didukung dengan penghitungan angka ganti kerugian ekonomi baik bagi komunitas terkena dampak maupun

kerugian ekologinya. Penghitungan kerugian ekologi dapat disusun dengan jalan menghitung nilai ekonomi kerusakan ekologi suatu SDAL,

dengan memanfaatkan valuasi ekonomi SDAL.

1.2 Apakah yang Membatasi Panduan ini?

SDALmerupakan satu kesatuanekosistem,namun untuktujuan penyederhanaan

dalam valuasi ekonomi SDAL dilakukan dengan pendekatan per sub ekosistem.

Panduan ini merupakan pengantar umum valuasi ekonomi yang mencakup tahapan, konsep, metodologi valuasi, dan contoh perhitungannya. Panduan ini dilengkapi dengan panduan valuasi ekonomi spesifik ekosistem, seperti ekosistem terumbu karang, lahan basah, kawasan lindung, yang terpisah dari panduan ini. PanduaR valuasi ekonomi spesifik ekosistem terutama akan menyangkut hal-hal umum tentang ekosistem dimaksud, identifikasi penggunaan SDAL-nya serta pilihan metode dan prosedur valuasi ekonominya.

Panduan umum ini tidak memberi penjelasan perhitungan secara menyeluruh sampai pada perhitungan efek ganda dari sU(itu kegiatan yang divaluasi.

1.3 Untuk Siapa Panduan ini Disusun ?

Panduan ini dimaksudkan sebagai buku pedoman bagi para praktisi yang telah mengenal konsepdasarvaluasi ekonomi dalam melakukan dan menghimpun praktek-praktek valuasi ekonomi SDAL.Perhitungan valuasi ekonomi tersebut

diharapkan lebih mudah diperoleh dan lebih tepat serta akhirnya dapat

4 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Page 14: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

membantu pemerintah dalam menyusun kebijakan pembangunan daerahl

kawasan terutama kawasan yang menitikberatkan pada pemanfaatan SDA.l

Hasil valuasi ekonomi dapat pula dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan

bagi pengelolaan SDAL setempat dan atau menjadi data yang dipakai sebagai

basis data yang akan berguna untuk menentukan benefit transfer apabila

diperlukan dalam penyelesaian kasus-kasus lingkungan.

1 Pada dasarnya hasil valuasi ekonomi dapat bermanfaat lebih luas bagi : 1. Pemerintah yang secara langsung maupun tidak langsung menangani masalah lingkungan 2. Lembaga Swadaya Masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap masalah lingkungan 3. Peneliti masalah lingkungan 4. Pemerhati lingkungan

Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Oaya Alam dan Lingkungan 5 •

Page 15: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

BAB

Tahapan Valuasi

Tahapan yang dilakukan dalam melakukan valuasi ekonomi Sumber Daya Alam dan Li ngku ngan (S DAL) secara um um adalah sebagai be rikut :

1. Penentuan DaerahIWilayah yang Divaluasi. Langkah awal ini penti ng untu k mengetahui potensial SDAL yang dapat divalua si. Selain itu, la ngka h ini di pe rlukan unt uk mengenal nara sum ber setempat yang dapat memberi ga mba ran tentan g fungsi SDAL terkait denga n sumber daya ekonomi masyarakat di tempatyang bersangkutan, terutama untuk mendapatkan gam bara n maCilm manfaat nilai tanpa penggu naa n, karena nilai ini sangat spesifik daerah.

2. Penentuan Tujuan Penetapan tujuan ini pe nti ng te rkait dengan hasil akhir ya ng ingin dicapai. Tujuan ini akan mene ntu ka n jenis SDAL yang akan d ijadika n obyek pe rhitungan va luasi. Setelah ditetapkan jenis ekosistem, maka dapa t d itetapkan batas­batas ka jian, baik batas ekosiste m maupu n batasan dan metoda val uasi. Perhitu ngan aka n dilakuk.n ses uai dengan kep erluan, misaln ya untuk mengetahui Nilai EkonomiTotal (NET), biaya

Penentuan Daerah/ Wilayah yang Divalu asi

j Penentuan

Tujuan

Panduan Valuasi Ekonomi Su mber Daya Alam dan Lingkungan 7

Page 16: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

ganti kerugian, atau akuntansi SDAL.Khusus untuk perhitungan NET langsung dilanjutkan ketahapan 4.

3. Identiflkasi Permasalahan Tahapan ini diarahkan untuk mengetahui permasalahan yang penting dan gambaran cara menghitung.Sebaiknya perhatian lebih difokuskan pada isu penting dan yang diprioritaskan, baru selanjutnya dikembangkan kajiannya.

Untuk memudahkan identifikasi permasalahan dapat digunakan matrik identifikasi kualitatif potensi dampak pembangunan terhadap SDAL sebagaimana terlihat pada Tabel 1.

4. Identiflkasi Jenis dan Sebaran SDAL Sumber daya alam terdapat dalam berbagai

ekosistem. Ekosistem dapat dikelompokkan ke dalam tipeekosistem:padang lamun,lahan basah, terumbu karang,hutan bakau (mangrove),kawasan

lindung, hutan, dan kars. Untuk keperluan valuasi perlu diketahui secara pasti jenis dan sebaran SDAL yang dikaji sesuai ekosistemnya.

5. Identiflkasi Fungsi dan Manfaat SDAL Untuk keperluan valuasi perlu juga diketahui fungsi dan manfaat SDAL kajian. Fungsi dan

manfaat SDAL dapat dibedakan ke dalam fungsi penggunaan ekstraktif (seperti penebangan kayu

hutan, penangkapan ikan), penggunaan non­ekstraktif (seperti keindahan untuk pariwisata)'

• 8

1 Identifikasi

Permasalahan

Identifikasi Jenis dan

Sebaran SDAL

1 Identifikasi

Fungsi dan Manfaat SDAL

jasa lingkungan,jasa keanekaragaman hayati dan

pengaruh sosial/budaya . 1 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Page 17: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

l abel 1. Matrik Identifikasi Kualitatif Potensi Dampak Pembangunan terhadap Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Tipe Kategori Oampak

Umum/spesifik

Tingkatan dampak Nilai (+/-)

Penerima Oampak

Gunal tanpa guna?

Oapatkah dikuantifikasi?

Macam pendekatan?

(lJ (2) (3) (4) (5) (6)

Pribadi Umum

Oampak terhadap Lingkungan

a. Ekosistem terumbu karang

b. Ekosistem padang lamun

c. Ekosistem lahan basah

d. Ekosistem mangrove

e. Ekosistem Kars

f. Ekosistem kawasan lindung

g. Ekosistem hutan

h. Lainnya

Dampak Ekonomi

a. Dampak langsung

b. Dampak tidak langsung

Dampak Sosial

a. Dampak langsung

b. Dampak tidak langsung

Keterangan: Kolom 1: Menunjuk kategori dampak yang dapat dilihat dari dampak lingkungan,dampak ekonomi,

dan dampak sosial. Dampak lingkungan mesti diidentifikasi terjadi pada jenis ekosistem yang mana saja. Secara umum dampak ekonomi dilihat dari sektor kegiatan yang langsung terkena dampak dan sektor yang terkena dampak tidak langsung. Demikian juga dampak sosial pada prinsipnya dilihat dari dampak langsung dan tidak langsung, seperti dampak terhadap kesehatan, aksesibilitas

Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 9

Page 18: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

Kemudian dampak lingkungan, ekonomi dan sosial yang lebih rind dapat dilanjutkan identifikasinya berdasarkan panduan valuasi ekonomi ekosistem tertentu yang terpisah dari panduan ini.

Kolom 2: Menunjuk apakah terjadi dampak positif dan dampak negatif Kolom 3: Menunjuk pada macam penerima dampak Kolom 4: Menunjuk pada macam nilai: nilai guna atau nilai tanpa guna Kolom 5: Menunjuk dampak yang dapat dikuantifikasi atau yang tidakdapat dikuantifikasi Kolom 6: Menunjuk macam pendekatan yang digunakan

Kemudian, perlu dikenali juga pengelompokan fungsi dan manfaat SDAL ke dalam nilai penggunaannya. Masing-masing fungsi dan manfaat SDAL dibahas pada tabel prosedurvaluasi ekonomi SDAL di panduan valuasi ekonomi per ekosistem.

Untuk perhitungan NET dilihat fungsi dan manfaat SDAL yang dapat dan penting diketahui. Sedangkan untuk perhitungan kerusakanl

pencemaran dan akuntansi SDAL perlu diketahui fungsi dan manfaat SDAL yang terganggu atau mengalami perubahan dan menjadi focus perhitungan yang akan dilakukan sesuai tujuan valuasinya.

6. Penentuan Metode Valuasi Pada tahapan ini akan dapat dibuat matriks Penentuan identifikasi kesesuaian antara sumber daya alam Metode Valuasi teridentifikasi dengan metode valuasi yang tepat.

Selain itu, hendaknya dicatat pula pemangku kepentingan yang mewakili SDAL tersebut.

Pemilihan metode valuasi akan dipengaruhi oleh ketersediaan harga pasar. Metode yang

paling mudah adalah metode yang tersedia harga pasarnya. Namun, apabila tidak tersedia

harga pasar, maka beberapa metode yang

10 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Ungkungan

Page 19: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

dapat digunakan antara lain pendekatan biaya

pengganti. Pada panduan valuasi ekonomi per

ekosistem dibahas identifikasi pili han metode

valuasi yang disarankan pada tabellembar kerja

penilaian ekonomi SDAL.

7. Data Kuantifikasi SDAL Seperti telah diuraikan pada tahap sebelumnya,

untuk keperluan valuasi kecuali jenis, sebaran,

fungsi dan manfaat, perlu juga diketahui secara

pasti kuantifikasi SDAL yang dikaji. Data tersebut

di atas hendaknya meliputi suatu kurun waktu

tertentu (beberapa tahun) dan tingkat diskonto

yang akan dipakai, sehingga dapat diketahui

kuantitas total SDAL (untuk menghitung NET)

maupun volume penambahan atau pengurangan

SDA dan luas pencemaran/kerusakan lingkungan

yang terjadi serta kurun waktu yang dibutuhkan

untuk pemulihan pencemaran/kerusakan (perhitungan nilai kerusakan atau akuntansi SDAL)

sesuai fokus tujuan valuasinya.

Untuk memperoleh data yang lebih akurat,

gambaran SDALyang akan dikaji dapat digunakan

teknik analisis spasial (penginderaan jauh dan

sistem informasi geog rafis).Ting kat ketelitian data

yang dibutuhkan tergantung pada tujuan valuasi

ekonomi.

8. Penghitungan Nilai Ekonomi (Valuasi) Pada tahap ini dilakukan valuasi masing-masing

fungsi dan manfaat sumber daya alam dan

lingkungan yang bersangkutan.Hasii daritahap ini

Data

Kuantifikasi

SDAL

,--

Penghitungan

Nilai Ekonomi

(Valuasi)

Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 11 •

Page 20: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

merupakan perhitungan keseluruhan nilai fungsi sumber daya alam (NET) atau nilai kerusakan ataupun akuntansi SDAL dalam suatu ekosistem sesuai dengan hasil identifikasi isu/tujuan perhitungannya.

9. Analisis Dalam tahap ini dilakukan kajian terhadap nilai yang didapat dad valuasi ekonomi suatu ekosistem, yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan. Sebagai hasil kajian, sebaiknya dijabarkan juga im&2likasi/ makna dari suatu nilai yang telah dihitung. Pada hakekatnya suatu keputusantentang sumberdaya alam seyogyanya memperhatikan trade off atas dampak suatu kegiatan pada sumber daya alam tersebut dan bagaimana cara meminimumkan dampak yang mengikutinya.

Analisis

12 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Page 21: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

BAB 3

Konsep Dasar Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Valuasi ekonomi SDA dan Lingku ngan (SDAL) yang dibahas dalam panduan ini

meliputi penghitungan untuk: (1) Nilai Ekonomi Total (NET), (2) Nilai Ekonomi

Kerusakanl Pencemaran.

3.1 Nilai Ekonomi Total (NET) SDAl

Untuk memahami nilai SDA dan fungsi lingkungan, ilmu ekonomi te lah

mengembangkan taksonomi yang dikenal dengan Nilai Ekonomi Total

(NET) (Perrings, 1996). NET dibagi menjadi dua bagian, yaitu nilai atas dasar

penggunaan dan nilai atas dasar tanpa penggunaan atau yang disebut juga

sebagai nilai pasif (passive value). SDAL mempunyai banyak komponen barang

dan memberikan j asa yang secara tidak langsung mendukung kegiatan

ekonomi dan kesejahteraan manusia.

Kegunaan menghitung ni lai moneter NET SDAL adalah:

Untuk menunjukkan tingkat kepedulian/apresiasi yang tinggi terhadap

SDAL.

Merupakan salah satu dasar argumen, data dan informasi yang akurat

untuk advokasi terhadap lingkungan yang berkualitas.Hal ini menyangkut

dihitungnya ma nfaat dan biaya lingkungan.

Sebagai bahan analisis biaya ma nfaat untuk estimasi proyek yang

memanfaatkan SDAL.

Untukmencari pola pengelolaan SDALyang baikdengan mempertimbangkan

hubungan timbal balik antara ekonomi dan lingkungan.

Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Oaya Alam dan Lingkungan 13

Page 22: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

Penghitungan NET dapat menggunakan metode pendekatan produktifitas, pendekatan biaya perjalanan, metode kontingensi, dan metode benefit

transfer.

Kelebihan penghitungan NET adalah mendapatkan keseluruhan nilai suatu ekosistem, namun kelemahannya antara lain dibutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih besar.

3.1.1 Nilai Atas Dasar Penggunaan (Use Value)

Nilai atas dasar penggunaan dibedakan menjadi: 1) Nilai atas penggunaan langsung (direct use value)

Nilai ini menunjuk pada penggunaan dan pengambilan sumber daya alam secara langsung (extractive use) seperti pengambilan minyak bumi, pemanfaatan kayu hutan,maupun penggunaan di tempat (non-extractive

use) seperti rekreasi dan penelitian.

2) Nilai atas penggunaan tidak langsung (indirect use value)

Nilai ini merupakan nilai jasa lingkungan yang tidak harus diekstraksi secara langsung dari lingkungan namun memberikan manfaat bagi manusia.

Contoh: hutan mangrove sebagai tempat pemijahan dan pengasuhan

sumberdaya

3) Nilai pilihan (option value)

Merupakan nilai yang diberikan dalam wujud kesediaan membayar (willingness to pay) untuk mempertahankan keberadaan sumber daya alam

dan lingkungan yang akan digunakan di masa mendatang.

Sumber daya alam dan lingkungan dapat dimanfaatkan sesuai dengan

fungsinya yaitu dapat diekstraksi secara langsung, maupun tanpa harus

diekstraksi. Lingkungan juga memberikan pelayanan seperti jasa lingkungan, dan jasa biologi seperti keanekaragaman hayati yang dimiliki, maupun

fungsi sosial atau budaya yang tercipta di dalamnya. Untuk menilai masing­

14 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Page 23: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

masing fungsi tersebut dapat digunakan metode valuasi yang berbeda-beda

tergantung pada jenis sumber daya alam dan fungsinya masing-masing.

Untuk barang dan jasa yang tidak memiliki pasar seperti penggunaan pantai

untuk rekreasi,orang akan menunjukkan nilai pantai tersebut melalui tindakanl

cara mereka menggunakan waktunya. Jadi nilai atas dasar penggunaan (use value) seringkali digunakan untuk menduga nilai obyek-obyek wisata dengan

pendekatan metode biaya perjalanan (travel cost method).

3.1.2 Nilai Atas Dasar Tanpa Penggunaan (Non-Use Value or Passive Value)

Nilai atas dasar tanpa penggunaan terdiri dari:

a) Nilai Pilihan (option value) Nilai pilihanjuga berlaku bagi nilai SDAL tanpa penggunaan.Nilai ini seperti

telah didefinisikan sebelumnya merupakan nilai yang diberikan dalam

wujud kesediaan membayar (wilingness to pay) untuk mempertahankan

keberadaan SDAL yang akan digunakan di masa depan.

b) Nilai Warisan (bequest value) Nilai warisan adalah nilai manfaat yang diberikan oleh masyarakat untuk

tetap dapat menikmati keberadaan sumber daya alam dan lingkungan di

masa mendatang.

c) Nilai Keberadaan (Existence Value) Nilai keberadaan merupakan nilai yang diberikan oleh masyarakat lebih

karena keberadaannya tanpa mereka harus perlu menggunakannya.

Besarnya nilai ini didasarkan pada persepsi atau anggapan yang dirasakan

oleh masyarakat baik dari sisi sosial maupun budaya.

Dikelompokkan ke dalam nilai atas dasar tanpa penggunaan (passive value atau

non-use value) adalah apabila penggunaan sumber daya alam dan lingkungan

Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 1S

Page 24: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

bersifat pasif. Pendekatan yang digunakan adalah metode survei mengenai

kesukaan atau preferensi responden atas sumber daya dimaksud.

Nilai ekonomi total merupakan penjumlahan dari keseluruhan nilai penggunaan

dan nilai tanpa penggunaan. Nilai penggunaan dapat lebih besar atau kurang

dari nilai tanpa penggunaan tergantung pada spesifik kegunaan/preferensi

orang dan tempat.Gambar 1 menunjukkan ilustrasi besarnya nilai penggunaan

dan nilai tanpa penggunaan sesuai/berdasarkan dengan kegiatan yang dipilih akan dilakukan.

Oleh karena itu, pelaku valuasi harus dapat mengeksplorasi nilai-nilai

potensial,baik nilai penggunaan maupun nilai tanpa penggunaan.Suatu saat

mungkin nilai tanpa penggunaan tidak dapat dihitung semuanya. Dalam hal

yang sedemikian, maka harus diingat bahwa masih ada nilai lain yang tidak

Rp NET; Pedulikan keseimbangan, bukan Nilai totalnya

Alternatif B "Area Parkir"

Alternatif A "Pertanian"

Nilai Keberadaan Nilai ini sering tidak dapat NILAITANPA diukur secara baik, dan tidak PENGGUNAANNilai Warisan terkuantifikasi. Tapi jelas tidak

Kuasi nilai pilihan pernah NOL

Nilai Pilihan

Nilai penggunaan TIdak lang sung

NILAI Nilai penggunaan PENGGUNAAN langsung

Alternatlf C "Taman"

Sumber: Perrings at ai, 1996

Gambar 1. Nilai Ekonomi Total

16 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Page 25: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

pernah nol, sehingga secara matematika Nilai ekonomi total (TEV) dapat

dirumuskan:

Dimana:

[ ~~~~~~~~~ (tak terhitung)

TEV=UV+NUV (terhitung)

~~~.... -------------­

UV = Use Values NUV = Non-use Values

= tidak pernah NOL

3.2 Nilai Ekonomi Total Kerusakan/Pencemaran

Valuasi ekonomi dapat juga diterapkan untuk mengetahui nilai kerusakan lingkungan. Setelah unsur kerusakan dan menurunnya fungsi lingkungan

dikuantifikasi, ada dua pendekatan utama untuk mengetahui besarnya NET

kerusakan: 1

Pendekatan NET kerusakan lingkungan. Dalam hal ini perhitungan

besarnya nilai kerusakan lebih didasarkan pada nilai jasa Iingkungan,

keanekaragaman hayati,dan pengaruh sosial budaya yang hilang dan atau

rusak.

Pendekatan NET atas biaya rehabilitasi atau restorasi sumber daya alam

dan lingkungan. Pendekatan ini digunakan untuk menghitung biaya

rehabilitasi atas kerusakan sumber daya alam dan lingkungan dengan

cara memperkirakan biaya rehabilitasinya.

3.2.1 Nilai Ekonomi Total Kerusakan Lingkungan

Nilai ekonomi total kerusakan (degradasi) sumber daya alam dan lingkungan

adalah nilai sekarang (present value) dari kerusakan sumber daya alam dan

Iingkungan sepanjang umur kerusakan itu sendiri.

1 Penggunaan pendekatan ini sangat tergantung pada kasus kerusakan itu sendiri. Misalnya untuk kasus kerusakan hutan mangrove cara penghitungan nilai kerusakan dapat dilakukan dengan salah satu pendekatan (valuasi ekonomi jasa lingkungan yang hilang atau dengan biaya rehabilitasi). Sedangkan untuk kasus tumpahan minyak di laut cara penghitungannya dengan menjumlahkan hasil perhitungan kedua pendekatan terse but.

Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 17 4

Page 26: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

NTD = ~(~m~ i)t~

Di mana: NTD = nilai ekonomi total degradasi

D = nilai degradasi

t ;;;; jumlah tahun / umur kerusakan

;;;; tingkat bunga yang biasa dilakukan adalah

suku bunga pinjaman bank yang berlaku

= tanda penjumlahan

Dalam hal ada degradasi sumber daya alam seperti hilangnya ikan,menurunnya

fungsi pantai,dan habitat laut,biasanya kerusakan itu dialami selama beberapa

tahun untuk sampai pulih mendekati kondisi semula. Oleh karena itu, nilai

kerusakan atau degradasi itu merupakan penjumlahan nilai degradasi per

tahun sepanjang masa degradasi tersebutyang kemudian harusdihitung nilai sekarangnya (presentvalue).Oleh karena itu,sangatlah perlu untuk mengetahui

waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan suatu kerusakan (dengan bantuan

teknologi atau tanpa teknologi/recovery alamiah). Penghitungan nilai sekarang

itu perlu informasi tentang tingkat bunga sebagai tingkat diskonto.

3.2.2 Biaya Rehabilitasi SDA sebagai Nilai Kerusakan

Rehabilitasi adalah perbaikan sumber daya alam dan lingkungan yang

rusak agar kembali ke bentuk atau mendekati keadaan sebagaimana

asalnya, misal keadaan seperti sebelum ada tumpahan minyak atau sebelum

terjadi penebangan hutan. Besarnya biaya rehabilitasi termasuk tambahan

pengeluaran atau biaya yang diperlukan untuk mengimbangi hilangnya

pelayanan ataujasa lingkungan selama sumber daya alam yang rusak menjadi

kembali baik meskipun tidak akan kembali seperti keadaan semula.

Valuasi rehabilitasi sumber daya alam meliputi hal-hal berikut:

Mengkuantifikasi kerusakan akibat perusakan/pencemaran

Kriteria baku kerusakan suatu ekosistem dan pedoman pengukurannya

~ 18 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Page 27: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

mengikuti ketetapan yang berlaku (lihat berbagai KEPMENLH tentang

kerusakan/pencemaran).

Memilih besarnya biaya yang paling murah untuk merehabilitasi sumber

daya alam dan lingkungan yang rusak.

Menentukan lamanya waktu rehabilitasi sumber daya biologis yang

dibutuhkan (untuk kembali mendekati keadaaan semula).

Nilai degradasi atau nilai kerusakan didefinisikan sebagai biaya yang dibayarkan

kepada pihak yang terkena dampak pencemaran atau kerusakan sumber

daya alam dan lingkungan sehingga yang bersangkutan menjadi pulih atau

tidak mengalami keadaan yang lebih buruk dibanding dengan keadaan

sebelumterkena pencemaran atau kerusakan.Jadi nilai degradasi lingkungan

adalah sama dengan sejumlah uang yang kalau dibayarkan akan membuat

masyarakat tidak menjadi lebih buruk dibanding dengan keadaan sebelum

terjadinya kerusakan dan atau pencemaran. Sila tidak dilakukan pemulihan,

maka nilai kerugian masyarakat adalah merupakan penjumlahan dari nilai

fungsi lingkungan yang hilang selama masa pemulihan secara alamiah SDAL yang rusak.

Sumber daya alam dan lingkungan apabila dipelihara dengan baik akan

memberikan aliran manfaat yang bernilai sepanjang waktu.Rusaknya sumber

daya alam dan lingkungan karena kerusakan/pencemaran akan mengurangi

aliran manfaat yang dapat diberikan lingkungan itu sendiri. Kurangnya nilai

J sumber daya alam dan lingkungan adalah karena kemampuannya untuk

memberikanjasa kepada manusia maupun kepada lingkungan itu sendirijuga

berkurang atau mengalami degradasi.

Penghitungan biaya kerusakan melalui valuasi ekonomi menggunakan

anggapan bahwa sumber daya alam dan lingkungan memberikan pelayanan

atau jasa yang secara lang sung maupun tidak langsung diberi nilai oleh

manusia. Sedangkan valuasi kerusakan melalui biaya rehabilitasi juga

melibatkan manusia dan ditentukan oleh cara rehabilitasi itu yang dipilih untuk

dilaksanakan.Tentulah dapat diperkirakanjumlah uang yang harus dikeluarkan

Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 19

Page 28: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

untuk membuat masyarakat tidak lebih buruk keadaannya dibanding dengan

keadaan sebelum terjadi kerusakan atau pencemaran.Tetapi dapatjuga sumber

daya alam yang rusak dikembalikan seperti keadaan semula walaupun tidak

dimanfaatkan langsung oleh manusia. Dalam hal ini sumber daya alam dan

lingkungan memiliki nilai intrinsik.

20 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Page 29: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

BAB 4

Metode Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Ketepatan valuasi sumberdaya alam dan lingkungan (SDAL) sangat tergantung pada kerjasama tim yang terdiri dari pakar berbagai disiplin ilmu untuk mendukung tujuan penghitungan dan sesuai keilmuan berkaitan dengan ekosistem yang akan dikaji.

4.1. Pilihan Metode Valuasi Ekonomi Nilai Ekonomi Total SDAL

Dalam praktek va luasi ekonomi tidak begitu mudah memisahkan antara berbagai komponen nilai yang berbeda-beda. Dalam banyak hal akan sangat berguna untuk menghitung nilai ekonomi total. Namun karena berbagai keterbatasan (ukup menghitung nilai dari beberapa komponen penggunaan sumber daya alam dan lingkungan yang dominan.

Gambar 2 menunjukkan berbagai pilihan pendekatan metode yang dapat digunakan sesuai dengan tipologi fungsi SDA dan lingkungan. Tiap fungsi

dihitung dengan satu pendekatan yang paling mudah dan mungkin dilakukan, disesuaikan dengan data dan tujuan perhitungan va luasi ekonominya.

4.2 Pili han Metode Valuasi Ekonomi Nilai Ekonomi Total Kerusakan Lingkungan

Gambar 3 menerangkan pili han metode yang dapat diterapkan untuk perhitungan nilai ekonomi kerusakan lingkungan. Biaya kerusakan dilihat dari dampak lingkungan yang timbul akibat suatu kegiatan. Dampak ini

Panduan Valuas i Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 21

Page 30: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

!ie-:;y!pow'VOoz Hl)l Jaqwns

rienll'A

'PO"'"U!!ll!l!d

jel!N

uI?I?un66uad I?duel !el!N It""

ul?l?un66u8d !~I!N 'It

Page 31: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

-u :J'" "­c: :J '" ~ c:

'""',m

" g ~,

c: 3 '" 0­~

~ ~ » 3 ~

"­:J '" r 5 '

ID

C :J <0

:J'" ....

"

...

Dampak Ungkungan

PerubAhan Produksi dapat terukur

TIdak

ApaUh non distorsl harga pasar"I' teroedial

t Gunakan

pondekltan perubohon produbl

t If

Gunakrln pond.utan pasar

pengganll. apI,u,.kan han)a blyangan "ntuk

penJbohan produksl

Kualitas Udara ---.. ~"\,GI'I &Air b! I

Gamba r 3. Diagram Valuasi Ekonomi SDAl

Sumber : Dixon and Bojo (1988)

Page 32: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

dapat meliputi dampak yang mencakup perubahan produktifitas (perubahan

kuantitatif) dan atau perubahan kualitas Iingkungan.Pemilihan metode untuk

perhitungan Nilai EkonomiTotal Kerusakan lingkungan ini disesuaikan dengan fungsi dan manfaat lingkungan yang terganggu.

4.3. Konsep Metode Valuasi Ekonomi

Penetapan nilai ekonomi total maupun nilai ekonomi kerusakan lingkungan

digunakan pendekatan harga pasar dan pendekatan non pasar. Pendekatan

harga pasar dapat dilakukan melalui harga pasar yang sebenarnya atau pendekatan produktivitas, pendekatan Modal Manusia (Human Capital)

atau pendekatan nilai yang hilang (Foregone Earning), dan pendekatan biaya

kesempatan (OpportunityCost). Sedangkan pendekatan harga non pasardapat

digunakan melalui pendekatan preferensi masyarakat (non-Market method).

Beberapa pendekatan non pasar yang dapat digunakan antara lain adalah metode nilai hedonis (Hedonic Pricing), metode biaya perjalanan (Travel Cost),

metode kesediaan membayar atau kesediaan menerima ganti rugi (Contingent

Valuation), dan metode Benefit Transfer.

4.3.1 Pendekatan Harga Pasar yang Sebenarnya atau Pendekatan Produktivitas

Pada pendekatan ini, valuasi yang dilakukan untukmemberikan harga SDAdan

lingkungan sedapat mungkin menggunakan harga pasar sesungguhnya. Hal

ini terutama sekali dapat dilakukan bagi SDA yang diperjualbelikan di pasar.

Tahapan pelaksanaannya:

1) Menyiapkan data dan informasi mengenai kuantitas SDA.

2) Melakukan survei sederhana untuk membantu mendapatkan informasi

yang diperlukan mengenai kuantitas dan harga SDA yang belum

tersedia.

3) Mengalikan jumlah kuantitas SDA dengan harga pasarnya.

Persamaannya ialah :

24 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan lingkungan

Page 33: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

Nilai SDA = (SDA x harga )

Nilai total SDA:

Nilai SDA = (SDA, x harga, ) + (SDA, x harga,) + ... + (SDA x harga )o o

Terdapat beberapa teknik yang biasa digunakan dalam pendekatan produktivitas ini, yaitu (a) Perubahan produktivitas, (b) Biaya Pengganti, dan

(e) Biaya Peneegahan.

(a) Teknik Perubahan Produktivitas (Change ofProductivity) Teknik ini menggunakan nilai pasar yang ada dari suatu SDA. Dengan

mengetahui harga pasar dan kuantitas SDA, maka dapat diketahui nilai

total dari sumber daya alam tersebut.

Kuantitas SDA dipandang sebagai faktor produksi. Perubahan dalam

kualitas lingkungan merubah produktivitas dan biaya produksi yang

kemudian mengubah harga dan tingkat hasil yang dapat diamati dan

diukur.

Tahapan pelaksanaannya, yaitu:

1) Menggunakan pendekatan langsung dan menuju sasaran. 2) Menentukan perubahan kuantitas SDA yang dihasilkan untukjangka

waktu tertentu.

3) Memastikan bahwa perubahan merupakan hal yang berkaitan dengan

perubahan lingkungan yang terjadi.

4) Mengalikan perubahan kuantitas dengan harga pasar.

(b) Teknik Biaya Pengganti (Replacement Cost)

Teknik ini seeara umum mengidentifikasi biaya pengeluaran untuk

perbaikan lingkungan hingga meneapailmendekati keadaan semula.

Biaya yang diperhitungkan untuk mengganti SDA yang rusak dan kualitas

lingkungan yang menurun atau karena praktek pengelolaan SDA yang

kurang sesuai dapat menjadi dasar penaksiran manfaat yang diperkirakan

dari suatu perubahan.

Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 25

Page 34: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

Syarat-syarat untuk memenuhi teknik biaya penggantian, yaitu:

Suatu fungsi SDAL sedapat mungkin diganti sama atau hampir sama.

Penggantian yang dilakukan harus dapat mengganti manfaat yang hilang sebagai akibat dari SDALyang terganggu, bukan manfaat yang

hilang karena penggunaan yang dilakukan secara normal. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa manfaat dari pengganti nilainya

melampaui biaya yang dikeluarkan,kalau tidakdemikian biaya tersebut

dianggap tidakdikeluarkan.Dengan demikian biaya pengganti hanya

menunjukkan pendugaan nilai minimum dari manfaat SDAL.

Tahapan pelaksanaannya:

1) Mengidentifikasi fungsi SDA yang hilang karena perubahan kualitas

lingkungan.

2) Menentukan pengganti fungsi SDA yang hilanglterganggu.

3) Menyiapkan data fisik termasuk harga pasar untuk masing-masing komponen yang dibutuhkan sehubungan dengan fungsi pengganti.

4) Menghitung jumlah nilai moneter untuk menciptakan semua fungsi dan manfaat yang diganti.

(e) Teknik Blaya Peneegahan (Prevention Cost Expenditure) Apabila nilaijasa lingkungantidakdapatdiduga nilainya,maka pendekatan

ini, baik pengeluaran aktual maupun potensi pengeluaran, dapat dipakai. Melalui teknik ini, nilai lingkungan dihitung berdasarkan hal-hal yang

disiapkan masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan kerusakan

lingkungan, seperti pembuatan terrassering untuk mencegah terjadinya

erosi di dataran tinggi, biaya pemeliharaan taman nasional untuk

memperbaiki kualitas air dan atau udara, dan lain-lain.

Terdapat beberapa keunggulan dari pendekatan ini, diantaranya adalah:

Kebiasaan manusia untuk mempertahankan sesuatu dapat dengan

mudah diamati.

26 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Ungkungan

Page 35: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

Pengeluaran biaya untuk peneegahan ini mudah untuk didapatkan

informasinya karena dapat diamati melalui pasar.

Beberapa kekurangan dari pendekatan ini adalah:

Pendekatan ini hanya menghasilkan manfaat untukmempertahankan

kualitas lingkungan sesuai dengan kondisi yang ada.

Tahapan pelaksanaannya :

1) Menentukanearauntukmelakukan peneegahan (meminimkan dampak),

baik eara preventif seeara fisik maupun perilaku menghindari risiko.

Misal:estimasi biaya tenaga kerja dan material yang dibutuhkan,biaya

investasi yang diperlukan untuk pemulihan dampak lingkungan.

2) Mengidentifikasi data dan harga pasar untuk setiap komponen data

yang dibutuhkan.

3) Menjumlahkan semua nilai pengeluaran untuk melaksanakan upaya

peneegahan tersebut.

4.3.2 Pendekatan Modal Manusia (Human Capital)

Pada pendekatan ini, valuasi yang dilakukan untuk memberikan harga modal

manusiayang terkena dampakakibat perubahan kualitas SDA dan lingkungan.

Pendekatan ini sedapat mungkin menggunakan harga pasar sesungguhnya

ataupun dengan harga bayangan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk

memperhitungkan efek kesehatan dan bahkan kematian dapat dikuantifikasi

harganya di pasar. Pendekatan ini dapat dilakukan melalui teknik: (a)

Pendekatan Pendapatan yang Hilang, (b) Biaya Pengobatan, (e) Keefektifan

Biaya Penanggulangan.

(a) Pendapatan yang Hilang (Forgone/Loss ofEoming) Pendekatan ini dapat digunakan untuk menghitung kerugian akibat

pendapatan yang hUang karen a perubahanfungsi lingkungan berdampak

pada kesehatan man usia.

Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 27

Page 36: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

Tahapan pelaksanaannya: 1) Memastikan bahwa terjadi dampakyang signifikan terhadap kesehatan

manusia akibat adanya perubahan fungsi lingkungan sehingga menyebabkan seseorang kehilangan kesempatan untukmemperoleh pendapatan.

2) Mengidentifikasi sumber pendapatan yang hilang akibatterganggunya kesehatan masyarakat, misal upah hilang selama sakit.

3) Mengetahui lamanya waktu yang hilang akibat gangguan kesehatan yang terjadi.

4) Menghitung seluruh potensi hilangnya pendapatan.

(b) Pendekatan Biaya Pengobatan (Medical Cost/Cost ofIllness) Dampak perubahan kualitas lingkungan dapat berakibat negatif pada kesehatan, yaitu menyebabkan sekelompok masyarakat menjadi sakit.

Tahapan pelaksanaannya: 1) Mengetahui bahwa telah terjadi gangguan kesehatan yang berakibat

perlunya biaya pengobatan dan atau kerugian akibat penurunan produktifitas kerja.

2) Mengetahui biaya pengobatan yang dibutuhkan sampai sembuh. 3) Mengetahui kerugian akibat penurunan produktifitas kerja,

misal dengan pendekatan tingkat upah atau harga produk yang dihasilkan.

4) Menghitung total biaya pengobatan dan penurunan produktifitas

kerja.

Apabila dampak perubahan kualitas lingkungan menyebabkan kematian manusia, maka nilai kematian dapat dihitung dengan pendekatan nilai ganti rugi sebagaimana yang dihitung oleh lembaga asuransi.

28 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Page 37: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

(e) Pendekatan Keefektifan Biaya Penanggulangan (CoSfofEffectlveness Analysis ofPrevention)

Pendekatan ini dilakukan apabUa perubahan fungsilkualitas SDAL tidak

dapatdiduga nilainya,namundipastikan bahwatujuan penanggulangannya

penting. Fokus pendekatan inj adalah mencapai tujuan dengan bjaya yang

paling efektif. Pendekatan ini dapat diterapkan untuk mengetahui harga

moneter dari suatu efek kesehatan atau perubahan kualitas air atau udara,

dan untuk mengalokasikan dana yang tersedia secara lebih efektif.

Tahapan pelaksanaannya: 1) Menetapkan targettingkat perubahan kualitas,misal:tingkatkerusakan

tanah maksimum atau batas minimum populasi suatu spesies, yang

dapat diterima. 2) Menetapkan berbagai alternatif untuk mencapai target.

3) Mengevaluasi berbagai alternatif dan memilih alternatif biaya yang

terkecil.

4.3.3 Pendekatan Biaya Kesempatan {Opportunity Costs)

Apabila data mengenai harga atau upah tidak cukup tersedia,biaya kesempatan atau pendapatan yang hUang dari penggunaan SDA dapat digunakan sebagai

pendekatan. Pendekatan inj digunakan untuk menghitung biaya yang

harus dikeluarkan guna melestarikan suatu manfaat, dan bukannya untuk

memberikan nHai terhadap manfaat itu sendiri. Sebagai misal untuk menilai

besaran manfaat ekonomi yang harus dikorbankan jika terjadi perubahan

sehingga kualitas lingkungan tidak dapat dikembalikan seperti keadaan

semula.

Tahapan pelaksanaannya:

1) Mengidentifikasi kesempatan yang hilang karena suatu kegiatan lainl

perubahan.

2) Menilai besaran setiap jenis manfaat ekonomi yang hUang.

3) Menjumlahkan besaran semua manfaat ekonomi yang hilang.

Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 29

Page 38: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

4.3A Pendekatan Nilai Hedonis (Hedonic Pricing)

Pendekatan ini merupakan pendekatan kedua setelah pendekatan dengan

harga pasar untuk menilai kualitas lingkungan, karena seringkali ditemui

keadaan yang sangat sulit untuk mendapatkan harga pasar ataupun harga

alternatif. Namun dengan pendekatan nilai barang pengganti (substitusi) maupun nilai barang pelengkap (komplementer),diusahakan menemukan nilai

pasar bagi barang danjasayangterpengaruh oleh barang dan jasa lingkungan yangtidakdipasarkan.Misalnya kualitas lingkungan mempengaruhi keputusan

untuk pembelian sebuah rumah, dan harga rumah juga dipengaruhi oleh

jasa atau guna yang diberikan oleh kualitas lingkungan yang ada. Jadi harga

sebuah rumah ditentukan oleh lokasi, mudah tidaknya dicapai, keadaan dan

sifat lingkungan sekitar,dan kualitas lingkungan alami.

Dengan menggunakan harga barang substitusi atau barang komplementer,

nilai lingkungan yang tidak dipasarkan itu dapat diperkirakan. Seringkali

nllai kesenangan yang diberikan lingkungan seperti udara yang bersih,

pemandangan yang indah menjadi faktor penting dalam penentuan harga

rumah.

Pendekatan in; dikenal juga sebagai pendekatan nilai properti (Property Value Method). Pendekatan ini merupakan suatu teknik penilaian lingkungan berdasarkan atas perbedaan harga sewa lahan atau harga sewa rumah.

Dengan asumsi bahwa perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan kualitas lingkungan. Untuk mendapatkan harga didasarkan atas kesanggupan orang

untuk membayar (WTP) lahan atau komoditas lingkungan sebagai cara untuk

menduga secara tidak langsung bentuk kurva permintaannya sehlngga nllal

perubahan kualitas lingkungan terse but dapat ditentukan.

Tahapan pelaksanaannya: 1) Responden mengetahui dengan baik tentang karakteristik propert; yang

ditawarkan dan mempunyai kebebasan untuk memilih alternatif lain tanpa

ada kekuatan lain yang mernpengaruhi.

30 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan lingkungan

Page 39: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

2) Responden harus merasakan kepuasan maksimum atas properti yang

dibelinya dengan kemampuan keuangan yang dimiliki (transaksi terjadi pada kondisi equilibrium).

3) Menanyakan Willingness to Pay (WTP) responden sebagai kesatuan atas

pengaruh varia bel harga struktural (bentuk, ukuran, luas,dll) dan variabel

kualitas lingkungannya.

4.3.5 Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost)

Pendekatan ini menggunakan biaya transportasi atau biaya perjalanan terutama untuk menilai lingkungan pada obyek-obyek wisata. Pendekatan

ini menganggap bahwa biaya perjalanan dan waktu yang dikorbankan para

wisatawan untuk menuju obyek wisata itu dianggap sebagai nitai lingkungan

yang dibayaroleh para wisatawan.Dalam suatu perjalanan (traven orang harus

membayar'biaya finansial" (financial costs) dan "biaya waktu' (time cost). Biaya

waktu tergantung pada biaya kesempatan (opportunity cost) masing-masing.

Pendekatan biaya perjalanan diterapkan untuk valuasi SDAI.., terutama sekali

untukjasa lingkungan yang berkaitan dengan kegiatan rekreasi. Di samping itu, pendekatan ini dipakai pula untuk menghitung surplus konsumen dari

SDA atau lingkungan yang tidak mempunyai pasar.

Pendekatan teknik ini dilakukan melalui pertanyaan yang difokuskan pada

peningkatan biaya perjalanan sebagai pasar pengganti. Pendekatan ini

menggunakan harga pasar dari barang-barang untuk menghitung nilai jasa

lingkungan yang tidak diperdagangkan melalui mekanisme pasar.

Nitai atau harga transaksi merupakan kesediaan seseorang untuk membayar

terhadap suatu komoditi yang diperdagangkan dengan harapan dapat

mengkonsumsinya dan mendapatkan kepuasan darinya. Kegiatan rekreasi

alam,budaya,atau sejarah,merupakan contoh untukpenerapan pendekatan ini.

Biasanya biaya yang dikeluarkan untuk membayar tarif masuk tidak sebanding dengan manfaat atau kepuasan yang diterima oleh pemakai. Sehingga untuk

Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 31

Page 40: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

menghitung nilai total dari surplus konsumen dilakukan melalui perhitungan

kurva permintaan dari pemanfaatan tempat rekreasi tersebut secara aktual.

Kurva permintaan yang dibentuk menunjukkan hubungan antara biaya

perjalanan danjumlah kunjungan diamsumsikan mewakili permintaan untuk rekreasLDalam hal ini diamsumsikan bahwa biaya perjalanan mewakili harga

rekreasi dan jumlah kunjungan mewakili kuantitas rekreasi. Hubungan ini ditunjukkan melalui perhitungan oleh program regresi sederhana yang dapat

dilakukan oleh alat hitung atau program spreadsheet.

Pendekatan biaya perjalanan dalam prakteknya berhubungan dengan tempat

khusus dan mengukur nilai dari tempat tertentu dan bukan rekreasi pada umumnya.Kawasanwisata diidentifikasikan,dan kawasan yang mengelilinginya

dibagi ke dalam zona konsentrik. semakin jauh jaraknya akan menunjukkan

biaya perjalanan yang makin tinggi.Survei terhadap para pengunjung kawasan wisata kemudian dilakukan pada tempat rekreasi untuk menentukan zona asal, tingkat kunjungan, biaya perjalanan, dan berbagai karakteristik sosial ekonomi lainnya.

Kelebihan pendekatan ini:

Pola tingkah laku yang nyata dari pengunjung dalam hal penyesuaian pada

perubahan biaya yang ditanyakan yang menunjukkan pola pertimbangan ekonomi individu terhadap SDAL;

Data yang digunakan merupakan data yang nyata dikeluarkan oleh pengunjung untuk mengunjungi tempat rekreasi tersebut, dalam arti

bukan data hipotesis; • Banyaknya asumsi dari persyaratan yang harus dipenuhi,

Tahapan pelaksanaannya:

1) Membuat kuestioner untuk survei

2) Menentukan responden dengan memastikan bahwa perjalanan

dimaksudkan harus merupakan tujuan utama dari responden, apabila

tidak.maka tidak dapat diikutkan dalam penghitungan;

132 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Page 41: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

3) Mengidentifikasi dan membagi tempat rekreasi dan kawasan yang

mengelilinginya ke dalam zona konsentrik dengan ketentuan semakin

jauh dengan tempat rekreasi semakin tinggi biaya perjalanannya,

4) Melakukan survei dengan menentukan zona asal,tingkat kunjungan,biaya

perjalanan dan berbagai karakteristik biaya ekonomi. 5) Meregresi tingkat kunjungan dengan biaya perjalanan dan berbagai

variabel ekonomi lainnya

4.3.6 Pendekatan Kesediaan Membayar atau Menerima Ganti Rugi (Contingent VoluQtion Method)

Metode valuasi kontingensi digunakan untuk mengestimasi nilai ekonomi

untuk berbagai macam ekosistem dan jasa lingkungan yang tidak memiliki

pasar,misal jasa keindahan.Metode ini menggunakan pendekatan kesediaan

untuk membayar atau menerima ganti rugi agar sumber daya alam tersebut

tidak rusak.Metode in! juga dapat digunakan untuk menduga nilai guna dan

ni!ai non guna. Metode ini merupakan teknik dalam menyatakan preferensi,

karena menanyakan orang untuk menyatakan penilaian,penghargaan mereka, Pendekatan ini juga memperlihatkan seberapa besar kepedullan terhadap

suatu barang dan jasa lingkungan yang dilihat dari manfaatnya yang besar

bagi semua pihak sehinga upaya pelestarian diperlukan agar tidak kehi!angan

manfaat itu.

Tahapan valuasi pendekatan ini adalah:

1) Menyiapkan kuestioner untuk survei tentang manfaat SDA dan

lingkungan.

2) Melakukan survei terhadap sejumlah responden tertentu. Dalam survei,

pertanyaan diolah menjadi variabel-variabel pasar,yaitu willingness topay (WTP) mereka yang dinyatakan dalam bentuk nilai uang dan juga berapa

kompensasi yang mewakili manfaat apabi!a SDA dan jasa lingkungan

tersebut hUang manfaatnya.

3) Mengolah hasi! survei secara ekonometri sebagai langkah derivasi kurva

permintaan rata-rata penilaian per responden atas SDAL

Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Oaya Alam dan lingkungan 33 4

Page 42: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

4) Mengestimasi nila; rata-rata per individu atau rumah tangga pada

responden,lalu diekstrapolasi dengan populasi agar dapat diketahui total benefit dar; suatu jasa lingkungan.

Ada enam macam kuestioner:

1) metode pertanyaan lang sung

2) metode penawaran bertingkat (ranking) 3) metode kartu pembayaran

4) metode setuju atau tidak setuju (pertanyaan dikotomi?) S) metode tawar menawar 6) metode pertanyaan terbuka

4.3.7 Pendekatan Benefit Transfer

Ada kalanya terdapat banyak kendala untuksuatu penghitungan,baik berupa

kendala keuangan, waktu, pengumpulan data, atau kendala-kendala lainnya.

- Untuk itu dikembangkanlah satu metode benefit transfer yang juga sering disebut sebagai metode sekunder dalam melakukan valuas; SDAL

Metode ini digunakan untuk menduga nilai ekonomi SDAL dengan cara

meminjam hasH studi/penelitian di tempat lain yang mempuyai karakteristik dan tipologinya sama/hampir sama.

Penggunaan benel1t transfer harus memperhatikan:

Nilai manfaat langsung dan nilai manfaattidak langsung yang kadang kala nilainya di berbagai hasil studi berbeda.

Diperlukan deskripsi kualitatif dalam anailsis yang akan disusun.

Proyek besar atau dengan dampak lingkungan bes.r atau proyek kedl

dengan dampak lingkungan yang serius, memerlukan alat analisis yang

lebih akurat,dan dalam hal ini lebih diperlukan metode primer dari sekedar benel1t transfer.

Perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian dikarenakan kebanyakan kajian

dilakukan di negara maju.Penyesuaian yang perlu dilakukan diantaranya

134 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Page 43: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

adalah pendapatan per orang, hak milik, harga tanah, Institusi, budaya, iklim.SDA,dll (Krupnick, 1999).Akan tetapi hambatan sering muncul untuk

menentukan efek di atas pada nilai yang ada.

Langkah-Iangkah dalam benefit transfer.

1) Menyeleksi sekaligus menelaah pustaka yang nilai dan analisisnya akan digunakan dalam kajian yang sedang dilakukan. jika dimungkinkan

dikaji pula lokasi dan penduduk sekitar studi kasus. Hal ini diperlukan

berkaitan dengan nilai ekonomi (Iangsung dan tidak lang sung), yang menggambarkan preferensi yang mungkin akan berbeda dengan

perbedaan sosial ekonomi dan nilai-nilai lain.

2) Menyesuaikan nilai-nilai misalnya mengubah nilai moneter pada satu nilai jasa ekosistem. melakukan penyesuaian dengan tingkat sensitivitas.

3) Kalkulasi nilai per unit dari waktu. Kalkulasi total nilai yang didiskonto,

selama jangka waktu manfaat proyek tersebut akan ada.

Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 35 l

Page 44: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

Contoh Penghitungan

Bab ini memaparkan contoh-contoh perhitungan valuasi ekonomi SDAL.

Apabila belum ada contoh yang relevan dengan suatu metode maka metode yang bersangkutan hanya dibahas seca ra hipotetis (hypothetica0.Yang penting

diperhatikan adalah bahwa suatu SDAL mempunyai nilai yang dapat didekati

dengan cara tertentu .Dalam praktek penghitungan hendaklah memfokuskan

penilaian fungsi SDAL yang dapat dan perlu dihitung. Perlunya suatu fungsi

dan manfaat SDAL dihitung nilai moneternya adalah karena fungsi tersebut

penting secara ekonomi dan ekologi bagi masyarakat setempat.

5.1 Penghitungan Harga Pasar

a. Pendekatan Teknik Perubahan Produktivitas (Change of

Productivity)

Penggunaan ekstraktif mangrove antara lain adalah mangrove sebagai

produsen kayu . Penghitungan perubahan produksi kayu yang disebabkan

oleh ru saknya kawasan mangrove dilakukan dengan menggunakan data

yang tersedia di Pulau Sikka, Nusa Tenggara Timur pada tahun 2000. Langkah

perhitungannya sebaga i berikut:

Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 37 4

Page 45: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

---------------------------

Kotak 1. Nllai Produksi Kayu Mangrove di Pulau Sikka

Diidentifikasi volume dan sebaran hutan mangrove:

1. Luas total hulan mangrove 219,65 hektar, hutan yang utuh 73,89 hektar, sedangkan mangrove yang rusak 145,765 hektar. Produksi

kayu dari hutan yang utuh 56 meter kubikper hektardan diasumsikan produktivitas kayu dari hutan yang rusak 25% dari hutan yang

utuh.

2. Diperkirakan dihasilkan kayu mangrovedari berbagai kondisi hutan

mangrove sebagai berikut:

Hutan utuh: 73,89 ha x 56 m3/ha = 4.137,672 m3 Hutan rusak: 145,765 ha x 0,25 x 56 m3lha = 2.040,710 m3(+)

Jumlah kayu mangrove yang dihasilkan = 6.178,jIlL m~

3. Rente sewa (unit price) kayu mangrove diketahui = Rp 81.600 per meter kubik. maka nilai total kayu mangrove diperkirakan sebesar

= 6.178,382 m3 x Rp.81.600,-/m3 Rp.504.155.971 atau Rp.504, 16

juta

Sumber: M.Suparmoko,dkk.Valuasi Ekonomi Sumber Oaya Alam Kabupaten Sikka dalam Proceeding Natural Resources and Env1ronmental Accounting. 8uku 2,2004.

b. Pendekatan Teknik Biaya Pengganti (Replacement Cost)

Sebagai gambaran teknik biaya pengganti digunakan contoh penghitungan

fungsi mangrove di Kabupaten 5ikka sebagai tempat pengasuhan yang didekati dengan biaya pembuatan kolam untuk budi daya ikan di tambak.

38 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Page 46: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

Kotak 2. Nilai Fungsi Mangrove sebagai Tempat Pengasuhan Ikan di Kabupaten Sikka

1. Dihitung bahwa biaya pembuatan kolam untuk "nursery ground"l budi daya ikan 10.000 ekor ikan di tambak sebesar Rp. 4.000,- per

meter persegi. Dengan konversi 1 ha = 10.000 meter persegi, maka

manfaat ekonomi hutan mangrove yang masih utuh sebagai

tempat nursery ground per hektar adalah Rp 10.000 meter persegi

x Rp.4.000 per meter persegi = Rp 40.000.000 Perhitungan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

VNG

= L x BT

Dimana VNG

= Nilai Nursery Ground

L = Luas

BT = Biaya Tambak

2. Biaya investasi dikeluarkan 5 tahun sekali sesuai dengan umur

tambak*, maka biaya investasi per tahun adalah Rp 40.000.00015 =

Rp 8.000.000/hektar

Jadi dengan hutan mangrove yang masih utuh seluas 73,885 ha, maka nilai hutan mangrove sebagai nursery ground adalah:

Rp.8.000.000,-/hektar x 73,885 hektar = Rp. 591.080.000,- atau

Rp. 591 ,08 juta

* Alternatiflain adalah dengan memperhitungkan faktor biaya membuat rumpon

Sumber: M. Suparmoko, dkk. Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam Kabupaten Sikka dalam Proceeding Natural Resources and Environmental Accounting, Buku 2,2004.

c. Pendekatan Teknik Biaya Pencegahan (Prevention Cost Expenditure)

Penebangan hutan akan menyebabkan kehilangan air, karena air hujan yang

jatuh ke tanah langsung mengalir ke sungai dan laut sehingga debit air

biasanya sangat tinggi pada waktu musim hujan dan sangat rendah pada

musim kemarau. Usaha yang dapat dilakukan adalah melakukan revegetasi

Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 39

Page 47: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

hutan. Contoh di bawah ini adalah kebutuhan biaya pencegahan dengan

pendekatan biaya revegetasi hutan, sebagai berikut:

Kotak 3. Biaya Revegetasi Hutan di Kabupaten Kutai Kartanegara

1. Dari survei di lapangan terhadap usaha penambangan batu bora

ditemukan bahwa revegetasi satu hektardibutuhkan akasia sebanyak

1150 pohon dan biaya per pohon sebesar Rp 5.000. Jadi biaya

revegetasi hutan per hektar = 1150 pohon X Rp.5.000/pohon Rp

5,75 juta per hektar.

2. Hutan yang ditebang di Kabupaten Kutai Kartanegara seluas

165.555,27 hektar memerlukan biaya pencegahan (revegetasi)

sebesar 165.555,27 hektarx Rp.5.75 juta per hektar = Rp.951.192,80

juta.

Sumber: M,SuparmoKo dan Heru Wa!uyo,Va!udsi Ekonomi degrdddsi Lingkuflgdn dl Sektor Kehu tanan,dalam ProceL>ding Natura! Resoun ..L'5 and tnvirom1'lcnta! Actounting,

Buku 1,7004,

d. Pendekatan Pendapatan yang Hilang (Forgone/Loss ofEarning)

Pencemaran Sungai Mahakam disebabkan sedimentasi maupun pencemaran

limbah industri berdampak pada penurunan produksi biomassa ikan.Keadaan

ini mengurangi kelimpahan jumlah dan jenis ikan yang berakibat pad a

penurunan pendapatan nelayan Sungai Mahakam. Pendapatan yang hUang

dapat dihitung dengan membandingkan pendapatan rata-rata nelayan dari

suatu periode tertentu.

e. Pendekatan Biaya Pengobatan (Medical Cast/Cost ofIllness)

Kebakaran hutan berdampak pada berbagai gangguan kesehatan bahkan

kematian manusia.Untuk memperoleh dampak kerugiannya maka digunakan

pendekatan biaya pengobatan.

40 Panduan Valuasi Ekanomi Sumber Daya Alam dan lingkungan

Page 48: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

Kotak 4. Pendapatan yang HUang Akibat Pencemaran di Sungai Mahakam

Sebagai contoh dihitung pendapatan rata-rata nelayan yang tinggal

di Muara dan di Sungai Mahakam per bulan pada 5uatu tahun 2006

dan pada tahun 2001, sebagai berikut:

Tabell. Pendapatan Rata-rata Nelayan per Bulan Tahun 2006

288.821,68

Dengan menggunakan rumus matematis maka pendapatan nelayan

yang hilang adalah Rp.5.133.773,63 per bulan Rp.l.004.523.56 per

bulan = Rp.4.129.250.07 per bulan

Sumber. Sri Heleosi dan Awal Subandar, Valuasi EkonomT Campa\( OegraciJ;si Sungai Mahakam terhadap Pendapatan Nelayan, dalam Jurnal Ekonomi Ungkungan, Edisi 1912006.

Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 41

Page 49: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

-

Kotak 5. Biaya Pengobatan akibat Kebakaran Hutan di Kabupaten Kutai Kartanegara

Sebagai eontoh dihitung biaya pengobatan akibat kebakaran hutan

yang terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara untuk berbagai dampak

kesehatan yang timbul, sebagai berikut:

Tabel3. Biaya Pengobatan akibat Kebakaran di Kabupaten Kutai Kartanegara, 2001·

Efek Kesehatan Jumlah Kasus Biaya per Kasus (Rp ribu)

BiayaTotal (Rp juta)

Asma 3314 19,8.0 ; 65,62

Bronkitis 740 16,00 11,84

.SPA .. ': 1SAO' ]6,00

'" : 662,58

Rawat ja!an 464 : 102,40 47,Sl

Rawat Inap 201 1,664,00 334,46

Jumlah 114.831 4.679,91

Bjaya ~sehatan dihitung df'ngan nilai standar biaya kesehatan dari Bank Dunia

Sumber: M. Suparmoko dan Heru Waluyo, Valua~i E'konomi Degfadasi Ungkungan di Sektor Kehutanan, dalam Proceeding Natural Rpsources: and Environmental Accounting, Buku 1, 2004.

f. Pendekatan Keefektifan Bialla Penanggulangan (Cost ofEffectiveness Analysis ofPrevention)

Kotak6. Keefektifan Biaya Pemulihan Pencemaran Tanah

Diketahui bahwa telah terjadi pencemaran tanah di Kabupaten X. Tersedia

berbagai teknologi penanggulangan dengan target pemulihan peneemaran

85 persen, Setiap alternatif teknologi dihitung harga moneternya sehingga

dapat dialokasikan dana yang tersedia seeara efektif. Biaya per hektar secar.

hipotetis, sebagai berikut:*

'Alternatif -I :Rp, 898.000 per hektar

'Alternatif -2: Rp. 1 05.565 per hektar

-Alternatif -3: Rp. 759.500 per hektar

Jadi yang dipilih adalah alternatif-3, karena menunjukkan biaya

penanggulangan yang paling efektif (terkeeil),

* Perhaungan hipotesis

142 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Page 50: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

g. Pendekatan Bia18 Kesempatan (Opportunity Costs):

Sebagai pembahasan biaya kesempatan yang hilang dicontohkan

penghitungan biaya kesempatan jika dilakukan konservasi hutan.

Kotak 7. Bla18 Kesempatan yang Hilang karena Konservasl Hutan TessoNilo

Besarnya biaya kesempatan dihitung dari besarnya manfaat legal/ogging, il/egallogging, serta akses masyarakat lokal ke hutan tersebut (seperti

madu, kayu bakar, ikan selais).

1. Manfaat finansial dari HPH yang beroperasi di Hutan Tesso Nilo

sebagai manfaat /ega//ogging: - Total NPV legal logging (35 tahun, 10%)* PT. Nanjak Makmur, PT.

Hutani Sola Lestari,PT.5iak Raya Timber,dan PT.lnhutani IV sebesar

Rp. 70.437.375.409

2. Estimasi nilaj il/ega//ogging:

• NPV (35 tahun, 10%) iIIega/logs: estimasi median: Rp.

481.679.816.556

3. Manfaat langsung lainnya pada saat hutan pada status quo (belum

dikonservasi), yaitu keadaan yang terus menurun karena kualitas

hutan yang juga menurun:

• NPV (35 tahun, 10%) madu : Rp. 300.159.390

- NPV (35 tahun, 10%) kayu bakar : Rp.2.666.742.720

NPV (35 tahun, 1 0%) ikan selais : Rp.2.447.681.865

4. Jadi biaya kesempatan adalah total NPV dari semua kegiatan di atas,

yaitu: Rp. 557.531.775.940

~ ROUts! tebang 3$ tahun dengan tingkat bunga komersiallO% untuk kegiatan lain. Rotasi tebang merupakan unsur ekonomi proyek.

Sumber: Yuli, dkk. Valu3si Ekonomi Sumber Daya Alam untuk Memuruskan Penetapan Kawasan Konservasi (Stud! Kasus Konservasi Hutan Tesso Nilo, Riau, dalam Proceeding Natural Resources and Environmental Accounting. Boku 1,2004.

Panduan Valuasi Ekonomi 5umber Daya Alam dan Lingkungan 43

Page 51: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

S.2 Menggunakan Harga Non-Pasar

a. Pendekatan Nilai Kesenangan (Hedonic Pricing)

NHai kesenangan biasa digunakan dalam mengestimasi nilai ekologi atau jasa lingkungan yang secara langsung mempengaruhi harga pasar. Metode

ini sangat umum diaplikasikan pada perhitungan harga peru mahan yang

merefleksikan nilai lingkungan sekitarnya.

Kotak 8. Nilal Hedonls Pengelolaan Lingkungan di Southold, New York

Sebagai contoh:Studi kasus tentang pengaruh pengelolaan lingkungan terhadap harga properti di Southold, long Island, New York, USA

menghasilkan pengaruh signifikan pada: • Properti yang langsung menghadap ke ruang terbuka akan lebih mahal

harga per acre-nya, rata-rata 12.8% lebih tinggi,

Properti yang langsung menghadap ke lahan pertanian akan lebih murah, harga rata-rata 13.3% lebih rendah, semakin menjauhi lahan pertanian harga akan periahan meningkat,

'iJ Harga properti yang berada di antara 2-3 zona penting akan lebih mahal, rata-rata mencapai 16.7% lebih tinggi.

Oleh karena itu, pihak pengelola kota dapat menghitung nilai moneter akibat mempertahankan tersedianya ruang terbuka. Secara hipotetis,

terhitung bahwa dengan menyisakan 10 acre ruang terbuka diantara

15)( areal rata-rata properti adalah sebesar US$ 410,907.

Sumber: Example of the Hedonic Pricing Method - Values of Environmental Amenities in Soutnold,Looglslanddalam Hedonic Pricing Method,www.ecosy:ttemvaluation. orglhedonjc~plidng.htm

44 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan lingkungan

Page 52: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

b. Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost)

Pendekatan ini menggunakan biaya transportasi atau biaya perjalanan terutama untuk menilai lingkungan pada obyek-obyek wisata.

Kotak 9. Nilai Hutan Mangrove sebagal Obyek Wisata

Untuk mendapatkan nilai ekonomi jasa lingkungan yang sifatnya non­

ekstraktif dengan pendekatan non-market method, misalnya hutan

mangrove sebagai obyek wisata, maka data yang dikumpulkan adalah jumlah pengunjung di kawasan hutan mangrove. yaitu:jumlah rata-rata

orang per bulan atau per tahun, lamanya mereka tinggal di sana, jarak

tempat tinggal mereka ke tujuan wisata, biaya finansial untuk perjalanan menuju lokasi hutan mangrove itu, serta lama waktu yang dibutuhkan

untuk perjalanan tersebut.

Selanjutnya harus diperoleh data mengenai besar pengeluaran mereka

selama di lokasi wisata hutan mangrove. Seluruh biaya tersebut di atas

dijumlahkan dan dikalikan dengan jumlah pengunjung maka akan

diperoleh nilai hutan mangrove sebagai obyek wisata.

n Vwi = [Oi x (Bfi + Bti + Eli)]

= 1

di mana;

Vwi = Nilai hutan mangrove sebagai obyek wisata (Rp)

Oi Jumlah pengunjung (orang)

Bli = Biaya finansial untuk perjalanan

Bti Biaya waktu untuk perjalanan

Efi = Biaya finansial selama di obyek wisata

Orang ke-i

5umber: KLHwUNSOED. Konsep Panduan Valuasi Ekonomi SDAL (Laporan Akhir), 2004.

Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 45

Page 53: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

c. Pendekatan Kesediaan Membayar atau Menerima Ganti Rugi (Contingent Valuation Method)

Untuk mengetahui nilai keberadaan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dilakukan penelitian dengan menggunakan metode \laluas;

kontingensi (Contingent Valuation Method) yang menghitung willingness

to pay.

Kotak lO.Hilai Keberadaan Taman Hasional Bukit Barinn Selmn

Nilai keberadaan pada contoh ini dihitung dengan ; ,. Menggunakan formula:

TWp=RWpxP

Dimana TWp : total nilai kesediaan membayar, RWp : rata-rata kesediaan membayar seluruh responden,P :populasi pendudukdesa

lokasi penelitian

TNp = %rx RWpx P Dimana TNp ; total nilai yang dibayarkan seluruh responden, % r:

per.;entase responden yang bersedia membayar

RWp= Wpr

" r Dimana Wpr :total kesediaan membayar seluruh responden; r: total

responden yang bersedia membayar

Ts=TWp - TNp x P

D;mana Ts:total surplus konsumen, TNp :Total nilai yang dibayarkan

seluruh responden

Dengan formula di atas yang menerapkan metode kont;ngensi

didapat nilai keberadaan TNBBS sebesar Rp. 533.383.355,3 per tahun

bagi masyarakat Desa Sedayu, Tanggamus, Lampung.

146 Panduan Valuas; Ekonom; Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Page 54: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

Mengetahui persamaan regresi berdasarkan data pendapatan, pengetahuan dan tingkat pendidikan.

Dengan menggunakan software SPSS diketahui persamaan regresi

untukkeberadaanTNBBS adalah :Y=-121154+ 0,056X1 + 3421,844 X3, dan koefisien determinasi sebesar 0,759 (keterangan Xl.

pendapatan ; X3: pengetahuan)

Sumber: Ekasusanti,dkk. N!lai Keberadaan Taman Nasiona! Bukit barisan Selatan {TNBBS) bagi Masyarakat Desa Sedayu Ke<amatan Tanggamus, Provinsi Lampung.Jurnal Ekonomi Lingkungan, Edisi

d. Pendekatan BenefitTransfer

Valuasi ekonomi merupakan aktivitas yang cukup memerlukan waktu dan biaya. Untuk negara yang belum banyak dilakukan studi valuasi ekonomi,

sering dilakukan suatu benefit transfer. Benefit transfer adalah suatu transfer

nilai moneter suatu hasil studi valuasi ekonomi dari suatu lokasi (yang memiliki data) ke lokasi yang tidak ada datanya.

Kotak 11. Nilai Ekonorni Keragaman Spes'I!S Tanarnan

Sebagai contoh metode benefit transfer dipakai dalam penilaian ekonomi

dari keragaman spesies tanaman di Hutan Tesso Nilo.

1. Menurut penelitian Jack Ruitenbeek di hutan Kalimantan: nilai

keragaman tanaman hutan tropis diperkirakan sebesar USS 3 per hektar per tahun. Nilai in! merupakan hasil penelitian tahun 1999,

karena itu untuk memperoleh angka tahun 2003 dinaikkan sebesar

5 persen per tahun. Pada tahun 2003 diperoleh angka USS 3,65 per

hektar per tahun. 2. Hasil penelitian Andrew N. Gillison untuk hutan Kalimantan Timur

menunjukkan keragaman tanaman sekitar 1 04. Keragaman tanaman

di tesso Nilo adalah sebesar 218. Oleh karena itu, nilai keragaman tanaman hutan di tesso Nilo diperkirakan= 2 x nilai keragaman

tanaman di hutan Ka1imantann Timur, yaitu:2 x USS 3,65 = US$ 7.3

per hektar per tahun.

Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan lingkungan 47

Page 55: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

3. Diketahui luas hutan konservasiTesso Nilo, 158.000 hektar, maka nilai

keragaman tanamannya US$ 7,3 per hektar per tahun x 158.000

hektar = US$ 1,153,400 per tahun atau Rp.9.227.200.000 per tahun

(1 US$ = Rp.8.000)

Sumber: Yuil, SE, dkkk. Valuasl EKonomi SDA untuk M<:mutuskan Penetapan Kawasan Kons€rva<)i (Studi Kasus Konservasi Hutan Tesso Nilo). Proceeding Natural recourn;~ and Envioronmenta! Accounting,Suku 1,2004.

48 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Page 56: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

Case Study Example of the Hedonic Pricing Method - Values of Environmental

Amenities in Southold, Long Island. Hedonic Pricing Method, www.

ecosystemvaluation.org/hedonic_pricing.htm

Dixon, JA, Paul B. Sherman, 1990. Economic of Protected Area. Island Press,

Washington DC.

Ekasusanti, dkk. 2006. Nilai Keberadaan Taman Nasiona l Bukit barisan Selatan

(TNBBS) bagi Masyarakat Desa Sedayu Kecamata n Tanggamus, Provinsi

Lampung.Jurnal Ekonomi Lingkungan, Edisi 18/2006, KLH.

Heleosi, S, Awal Subandar, 2006. Valuasi Ekonomi Dampak Oegradasi Sungai

Mahakam terhadap Pendapatan Nelayan. Jurnal Ekonomi Ungkungan,

Edisi 19/2006, KLH

Kementerian lIngkungan Hidup, 2004. Konsep Panduan Valuasi Ekonomi

Sumber Daya Alam dan Lingkungan (Laporan Akhir). Kerjasama Proyek

Pengembangan Kebijakan dan Kelembagaan Pengelolaan Ungkungan

Hidup dan Pusat Penelitian lingkungan Hidup - Lembaga Penelitian,

UNSOED

Perrings C, Maler. K-G, Folke C, Holling CS, Jansson B-O. 1996. Biodiversity Loss:

Economic and Ecological Issues. Cambridge: Cambridge University

Press.

Suparmoko, M dkk, 2004. Valuasi Ekonom i Sumber Daya Alam Kabupaten Sikka.

Proceeding Natural Resources and Environmental Accounting. BPFE­

MASlI, Buku 2.

Panduan Valuasi EkorlOmi Sumber Daya Alam dan Ungkungan 49

Page 57: Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh

Suparmoko, M dan Heru Waluyo, 2004. Va/uasi Ekonomi Degradasi Lingkungan di Sektor Kehutonan. Proceeding Natural Resources and Environmental

Accounting, BPFE·MASLI, Buku 1.

dkk, 2004. Va/uasi Ekonomi Sumber Doya A/am untuk Memutuskan Penetapan Kawasan Konservasi (Studi Kasus Konservasi Huran Tesso Nilo, Riau. Proceeding Natural Resources and Environmental Accounting, BPFE·MASLI, Buku 1.

Daftar Gambar:

WWF Sebangau

WWF Kayan Mentarang

50 Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Ungkungan