Ejaan Yang Disempurnakan
-
Upload
andi-ashabul -
Category
Documents
-
view
49 -
download
4
description
Transcript of Ejaan Yang Disempurnakan
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya maka
Saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Ejaan Yang Disempurnakan”. Tujuan
pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia semester 1.
Saya merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang Saya miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan
pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.
Balikpapan, 22 September 2013
Andi Ashhabul Kahfi
Ejaan Yang Disempurnakan i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ ii
BAB 1 : PENDAHULUAN................................................................................................................... 11.1 Latar Belakang..................................................................................................................... 11.2 Tujuan.................................................................................................................................. 1
BAB 2 : LANDASAN TEORI................................................................................................................ 3 2.1 Pengertian............................................................................................................................ 32.2 Pemakaian Huruf................................................................................................................. 52.3 Ruang Lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)................................................................ 52.4 Format Penulisan Kalimat.................................................................................................... 6
BAB 3: PEMBAHASAN...................................................................................................................... 73.1 Kesimpulan…………………………………………………………............................................................... 7
Ejaan Yang Disempurnakan ii
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain digunakan sebagai alat
komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara
tulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat
dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspek
kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut,
bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat, dengan
penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan
media tersebut secara baik dan benar. Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika
berbahasa, disinilah peran aturan baku tersebut di gunakan, dalam hal ini kita selaku warga
Negara yang baik hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia
yang baik dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub. materi dalam ketata
bahasaan Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasa
secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan dan di fahami secara
komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan tersebut dapat digunakan
dalam keseharian Masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesia dapat
digunakan secara baik dan benar.
1.2 Tujuan
Tujuan penulis menyusun makalah ini yaitu :
• Memahami konsep dan pengertian EYD dan tanda baca yang sesuai dan benar
• Ruang lingkup EYD
• Sejarah singkat mengenai EYD dan tanda baca
• Mengetahui secara jelas cara penulisan kata
Ejaan Yang Disempurnakan 1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf,
Kata, dan tanda baca sebagai sarananya.Batasan tersebut menunjukan pengertian kataejaa n
berbeda dengan katamengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata;
sedangkaneja a n adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah
pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan
keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada
ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu
lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-
rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk
hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.
vokal nama diri konsonan 1) Penulisan huruf membicarakan beberapa perubahan huruf dari ejaan sebelumnya yang
meliputi : Penulisan kata membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan
jenisnya berupa : singkatan dan akronim, partikel, kata sandang si, dan sang, kata depan
di, ke, dan dari, kata gantik au,ku,mu, dan –nya, gabungan kata, huruf kapital,huruf
miring,kata ulang, kata turunan, kata dasar, angka, dan lambang bilangan.
2) Penulisan unsur serapan membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan, terutama
kosakata yang berasal dari bahasa asing.
3) Pemakaian tanda baca (pugtuasi) membicarakan teknik penerapan kelima belas tanda
baca dalam penulisan. Tanda baca itu adalah :
• Tanda titik (.)berfungsi untuk menandai akhir kalimat berita, atau untuk keperluan
singkatan, gelar, dan angka-angka
• tanda seru (!) berfungsi untuk menegaskan, memberi peringatan bahwa kalimat
yang bertanda seru tersebut perlu untuk diperhatikan.
Ejaan Yang Disempurnakan 2
• Tanda koma (,) berfungsi untuk memisahkan anak kalimat atau hal-hal yang
disebutkan dalam kalimat, juga untuk keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka.
• Tanda kurung ((…)) kurung berfungsi untuk menjelaskan suatu istilah yang belum
banyak diketahui oleh khalayak.
• Tanda titik koma (;)
• tanda kurung siku ([ ])
• Tanda titik dua (:) berfungsi untuk mengawali penguraian suatu kalimat
• Tanda petik ganda (“…”) petik berfungsi untuk menandai kalimat langsung atau
percakapan dalam naskah drama.
• Tanda hubung (-) hubung berfungsi untuk menghubungkan penggalan kata, kata
ulang, rentang suatu nilai
• tanda petik tunggal (‘…’) berfungsi untuk mengasosiasikan suatu istilah.
• Tanda pisah (--)
• Tanda garis miring (/)
• Tanda elipsis (…)
• Tanda penyingkat (‘)
• Tanda tanya (?) tanya berfungsi untuk melengkapi kalimat tanya.
Berikut ini sejarah beberapa tanda baca :
1. Tanda Tanya
Pada awalnya, dalam bahasa latin, untuk mengindikasikan pertanyaan, orang harus
menuliskan kata "Questio" di akhir kalimat untuk menandakan bahwa kalimat tersebut
adalah kalimat tanya. Maka untuk menghemat tempat, kata tersebut akhirnya disingkat
menjadi qo, yang kemudian dimampatkan lagi menjadi huruf q kecil diatas huruf o, yang
akhirnya makin lama makin habis menjadi titik dan garis mirip cacing, persis seperti tanda
tanya kita sekarang.
2. Tanda Seru
Seperti tanda tanya, awalnya juga dimulai dengan menumpuk huruf. Tanda ini berasal dari
kata dalam bahasa Latin "io" yang berarti "seruan kegembiraan". ketika huruf i ditulis diatas
huruf o, lama-lama dipersingkat seperti tanda seru kita sekarang ini.
Ejaan Yang Disempurnakan 3
3. Tanda Sama Dengan
Ditemukan oleh ahli matematika Inggris Robert Recorde pada 1557, dengan pemikiran
seperti ini (dalam bahasa Inggris kuno) "I will settle as I doe often in woorke use, a paire of
paralleles, or Gmowe [i.e., twin] lines of one length, thus : , bicause noe 2 thynges, can be
more equalle." atau terjemahannya: "Aku akan menggunakan tanda ini seperti biasanya,
sepasang garis sejajar, atau kembar dengan panjang yang sama, karena tidak ada dua hal lagi
yang bisa lebih sama dengan dua garis sejajar ini." Tanda sama dengan asli temuan Robert
setidaknya 5 kali lebih panjang dari yang kita kenal sekarang.
4. Ampersand (tanda "&")
Simbol ini adalah bentuk stilir dari "et" dalam bahasa Latin yang berarti "Dan." Tanda ini
ditemukan oleh Marcus Tullius Tiro, seorang penulis dari abad pertama di Roma. Nama
Ampersand baru diberikan setelah 17 abad kemudian. Pada awal 1800-an, murid sekolah
belajar simbol ini sebagai huruf ke 27 setelah Z, tapi masih tanpa mana. Jadi di awal 1800-an
ini mereka belaar ABC dengan "and per se, and" yang berarti "&" dan kemudian karena
saking cepatnya dibaca, akhirnya menjadi "ampersand"
5. Octothorp (tanda #)
Nama aneh untuk tanda penomoran ini datang dari kata "Thorpe", kata dalam bahasa
Normandia Kuno untuk desa atau tanah pertanian yang sering ditemui dalam bahasa Inggris
untuk nama tempat. AWalnya digunakan untuk pembuatan peta, yang berarti desa yang di
kelilingi delapan pertanian. Karena delapan (octa) dan pertanian (thorpe), maka muncul
nama ini, Octothorp
6. Tanda Dollar (tanda $)
Pemerintah Amerika baru menerbitkan uang mereka sendiri pada 1794, dan pada waktu itu
masih menggunakan mata uang dunia lama - peso - atau Dollar Spanyol. Koin 1 Dollar
Amerika pertama persis sekali seperti uang Peso Spanyol, baik berat maupun nilainya, jadi
mereka mengambil singkatan yang sama: Ps. Makin lama perkembangannya, huruf P ditulis
menimpa S, dan kemudian mulai lingkaran diatas P tadi dibuang, jadi hanya huruf S yang
ditimpa dengan garis vertikal.
Ejaan Yang Disempurnakan 4
2.2 Pemakaian Huruf
Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang disempurnakan (EYD). EYD muali
diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan ketiga dalam sejarah bahasa Indonesia ini
memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah dipakai selama dua
puluh lima tahun yang dikenal dengan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (Menteri PP dan K
Republik Indonesia pada saat Ejaan itu diresmikan pada tahun 1947).
Ejaan pertama bahasa Indonesia adalah Ejaan van Ophuijsen (nama seorang guru besar belanda
yang juga pemerhati bahasa), diberlakukan pada tahun 1901 oleh pemerintah Belanda yang
berkuasa di Indonesia pada masa itu. Ejaan van Ophuijsen dipakai selama 46 tahun, lebih lama
dari Ejaan Republik, dan baru diganti setelah dua tahun Indonesia merdeka. Untuk sekedar
memperoleh gambaran tentang ejaan yang pernah berlaku pada masa lalu itu dan sekaligus
untuk membandingkannya dengan ejaan sekarang.
2.3 Ruang Lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ruang lingkup EYD mencakupi lima aspek, yaitu:
(1) pemakaian huruf,
(2) penulisan huruf,
(3) penulisan kata,
(4) penulisan unsur serapan, dan
(5) pemakaian tanda baca.
Dalam abjad itu terdapat lima huruf vokal (v), yaitu a,i,u,e,o sisanya adalah konsonan (k)
sebanyak 21 huruf. Disamping 26 huruf itu, dalam bahasa Indonesia juga digunakan gabungan
konsonan (diagraf) sebanyak empat pasang :
• Kh, seperti dalam kata : khusus, akhir
• Ng, seperti dalam kata : ngilu, bangun
• Ny, seperti dalam kata : nyata, anyam
• Sy, seperti dalam kata : syair, asyik
setiap pasangan itu menghasilkan satu fonem atau satu bunyi yang dapat membedakan arti.
Karena itu,kh,ng,ny,sy masing-masing dihitung sebagai satu k (konsonan).
Ejaan Yang Disempurnakan 5
2.4 Format Penulisan Kalimat
• Cetak tebal, untuk menegaskan suatu kata atau kalimat yang sedang menjadi pembicaraan.
Contoh: Buaya adalah reptil terbesar yang hidup di sungai dan rawa-rawa.
• Cetak miring merupakan kata serapan di luar bahasa baku yang sedang digunakan.
Contoh: Menjelang masa Pilkada, banyak calon yang sowan para kyai. Kata sowan diserap
dari bahasa Jawa.
• Cetak miring juga digunakan untuk menuliskan judul lagu, buku, film, dan lain-lain.
Contoh: Hantu Jeruk Purut adalah film bertema horor yang turut mewarnai perfilman
nasional saat ini.
• Garis bawah memiliki fungsi hampir sama seperti cetak tebal dan miring, ketika teknologi
komputer belum sepesat sekarang. Seperti kita ketahui, mesin ketik generasi tua belum ada
fasilitas cetak tebal dan miring. Tapi untuk masa sekarang, garis bawah tidak begitu jelas
penggunaannya
Ejaan Yang Disempurnakan 6
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan kaidah tata bahasa Indonesia
yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya seringkali masyarakat dihadapkan pada
situasi dan kondisi berbahasa yang tidak mendukung, maksudnya ialah masyarakat masih
enggan untuk mengikuti kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
komunikasinya sehari-hari, masyarakat sering terdikte oleh aturan-aturan tata bahasa yang
salah, sehingga bermula dari kesalahan- kesalahan tersebut dapat menjadi kesalahan yang
sangat fatal dalam mengikuti aturan-aturan ketata bahasaan yang akhirnya kesalahan tersebut
menjadi sebuah kebiasaan dan parahnya lagi hal tersebut menjadi membudaya dan di benarkan
penggunaan dalam keseharian, untuk itu sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk selalu
mengingatkan kepada masyarakan untuk dapat menggunakan kaidah tata bahasa Indonesia
yang baik dan benar, karena bagaimanapun bahasa memiliki peran penting dalam proses
pembangunan karakter masyarakat dalam bangsa ini.
Ejaan Yang Disempurnakan 7