EFISIENSI PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG …eprints.ums.ac.id/73440/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...
Transcript of EFISIENSI PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG …eprints.ums.ac.id/73440/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...
EFISIENSI PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN
METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh :
FIA ATMAYA
B300150109
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
ii
iii
1
EFISIENSI PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN
METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)
Abstrak
Meningkatnya minat masyarakat untuk menikmati makanan siap saji
menyebabkan banyak bermunculan perusahaan-perusahaan baru di bidang
makanan dan minuman karena menganggap sektor industri food dan beverages
memiliki prospek yang menguntungkan baik masa sekarang maupun masa akan
datang. Salah satu parameter kinerja yang didasarkan dari total keseluruhan
kinerja pada sebuah perusahaan yang disebut efisiensi, yakni kemampuan untuk
mendapatkan tingkat input yang sangat minim untuk menghasilkan tingkat output
tertentu. Metode analisis menggunakan analisis kuantitatif dengan pengolahan
data berupa input dan ouput dengan alat analisis Data Envelopment Analysis
(DEA) bahwa yang mengalami tingkat efisien (TE) = 1. Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu variabel output aset, pendapatan, laba bruto dan laba
bersih sedangkan laba variabel input yang digunakan adalah biaya tenaga kerja,
bahan baku, transportasi dan pemasaran. Dari analisis pengamatan 19 perusahaan
makanan dan minuman terdapat 8 perusahaan yang inefesien yaitu Ultrajaya Tbk
yang memiliki nilai efisiensi 0,99, Akasha Wira International Tbk memiliki
tingkat efisien 0.82, Pioneerindo Gourment International Tbk dengan nilai
efisiensi 0.79, Siantar Top Tbk yang memiliki nilai efisiensi 0.65, Sekar Bumi
Tbk 0.67, Sariguna Primatirta Tbk yang memiliki tingkat efisiensi 0.65, Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk yang memiliki tingkat efisiensi 0.653, dan yang
terakhir Nippon Indosari Corpindo Tbk yang memiliki nilai efisiensi 0.59.
Kata Kunci: Efisiensi, food and beverages, DEA
Abstract
The increasing interest of the public to enjoy ready-to-eat food has caused many
new companies to emerge in the food and beverage sector because they consider
the food and beverages industry sector to have favorable prospects both now and
in the future. One of the performance parameters based on the total overall
performance of a company is called efficiency, which is the ability to get a very
minimal level of input to produce a certain level of output. The analysis method
uses quantitative analysis by processing data in the form of input and output with
a Data Envelopment Analysis (DEA) analysis tool that experiences an efficient
level (TE) = 1. The variables used in this study are asset output, income, gross
profit and net income variables while the profit of the input variables used are
labor costs, raw materials, transportation and marketing. From the analysis of
observations, 19 food and beverage companies have 8 ineffective companies
namely Ultrajaya Tbk which has an efficiency value of 0.99, Akasha Wira
International Tbk has an efficient level of 0.82, Pioneerindo Gourment
International Tbk with an efficiency of 0.79, Siantar Top Tbk which has an
2
efficiency value of 0.65 , Sekar Bumi Tbk 0.67, Sariguna Primatirta Tbk which
has an efficiency level of 0.65, Indofood CBP Sukses Makmur Tbk which has an
efficiency level of 0.653, and the last is Nippon Indosari Corpindo Tbk which has
an efficiency value of 0.59.
Keywords : Efficiency, food and beverages, DEA
1. PENDAHULUAN
Keberhasilan suatu perusahaan salah satunya dapat dinilai melalui seberapa jauh
perusahaan mampu meningkatkan penjualan dan memperoleh laba. Menurut
Meriewaty dan Setyani (2005), laba dapat digunakan sebagai indikator penilaian
kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan pencapaian perusahaan yang
diperoleh dari pengambilan keputusan yang kompleks meliputi efektivitas,
efisiensi, pemanfaatan modal dan rentabilitas dalam operasional perusahaan.
Selain dari sudut pandang laba, output pada industri manufaktur dapat dilihat
berdasarkan periode berjalan. Dengan menggunakan faktor input dalam kegiatan
industri yang efisien, otomatis akan menekan biaya yang dikeluarkan, sehingga
dapat memperoleh output berupa tingkat penjualan dan juga laba usaha maksimal.
Penggunaan biaya produksi yang tidak efisien akan berpengaruh terhadap
profitabilitas perusahaan. Biaya produksi yang besar akan mengakibatkan laba
yang diperoleh perusahaan akan semakin menurun. Biaya produksi juga
berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. (Hidayat. 2007)
Menurut Putra (2003) pengukuran efisiensi dapat dibedakan menjadi dua
pendekatan yakni pendekatan tradisional dan pendekatan frontier. Pendekatan
tradisional adalah pengukuran efisiensi yang didasarkan pada besarnya investasi
atau modal yang telah ditanamkan untuk dapat memproduksi suatu produk
tertentu dan pendekatan frontier yakni pengukuran efisiensi yang digunakan untuk
mengontrol biaya pada sebuah perusahaan yaitu dengan metode DEA (Data
Envelopment Analysis).
DEA didasarkan pada program linier yang semua penyimpangannya dapat
terjadi pada estimasi dimasa yang akan datang yang tergambarkan pada
inefficiency. Metode DEA merupakan metode non parametric yang menggunakan
3
progran linier untuk menghitung dan membandingkan rasio input dan output
untuk semua unit populasi (Graveli dan Noulas, 2002).
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengambil judul
“Efisiensi Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA)”.
2. METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yaitu
(www.idx.co.id), data tersebut merupakan laporan keuangan dan annual report
perusahaan yang bergerak pada industri makanan dan minuman serta laporan
keuangan yang telah diaudit oleh auditor.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017. Sampel menggunakan metode
purposive sampling. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini berupa studi
kepustakaan di mana peneliti memperoleh data dari laporan keuangan dan annual
report perusahaan makanan dan minuman yang dapat diakses di website Bursa
Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. Analisis yang biasanya digunakan
untuk mengukur efisiensi adalah adalah analisis DEA, kemudian pendekatan CRS
dan output orientated.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 1. Tingkat Efisiensi Perusahaan makanan dan minuman
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
4
Berdasarkan gambar 1 dapat dijelaskan bahwa 19 perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang telah dijadikan objek dalam
penelitian ini ada 11 perusahaan yang mempunyai nilai 1 (efisien). Namun ada 8
perusahaan tidak efisien atau kurang dari 1.
3.1 Inefisien Akasha Wira International Tbk
Tabel 1. Inefisiensi Akasha Wira International Tbk
Variable Tingkat
Efisiensi
Original
Value
Radial
Movement
Slack
Movement
Projected
Value
ADES 0.82
Aset 840236 180779.356 0.00 1021015.35
Pendapatan
Laba Bruto
Laba Bersih
Bahan Baku
Tenaga Kerja
Pemasaran
Transportasi
81449
438944
38242
83895
94982
140779
46993
17524.003
94440.150
8227.884
0.00
0.00
0.00
0.00
1393703.54
0.00
146525.19
0.00
0.00
-43037.537
0.00
1492676.54
533384.15
192995.08
83895
94982
97741.46
46993
Sumber: Hasil Olahan data DEAP 2.1
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa inefisiensi Akasha Wira International Tbk
terdapat pada keempat outputnya di mana nilai Radial Movement pada output aset
sebesar 180.779.356. Hal ini menunjukkan bahwa untuk beroperasi secara efisien
Akasha Wira International perlu menambah aset sebesar 180.779.356. Selain itu
pendapatan pada radial movement memperlihatkan nilai 17.524.003 dengan
begitu agar beroperasi secara efisien PT Akasha Wira International Tbk perlu
meningkatkan pendapatan sebesar 17.524.003. Kemudian Laba Bruto PT Akasha
Wira International pada radial movement sebesar 94.440.150 maka untuk dapat
efisien perlu meningkatkan laba bruto 94.440.150. Sedangkan Laba Bersih dalam
radial movement sebesar 8.227.884 agar beroperasi efisien PT Akasha Wira
International Tbk harus meningkatkan jumlah laba bersih sebesar 8.227.884.
5
3.2 Inefisiensi Sariguna Primatirta Tbk
Tabel 2. Inefisiensi Sariguna Primarta Tbk
Variable Tingkat
Efisiensi
Original
Value
Radial
Movement
Slack
Movement
Projected
Value
CLEO 0.655
Aset 660918 347908.311 0.00 1008826.311
Pendapatan
Laba Bruto
Laba Bersih
Bahan Baku
Tenaga Kerja
Pemasaran
Transport
614678
225800
50174
221091
41388
29541
20706
323567.500
118861.488
26411.675
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
23647.042
0.00
0.00
0.00
0.00
938245.500
344661.488
100232.717
221091
41388
29541
20706
Sumber: Hasil Olahan data DEAP 2.1
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa inefisiensi Sariguna Primarta Tbk terdapat pada
keempat outputnya dimana nilai Radial Movement pada output aset sebesar
347.908.311. Hal ini menunjukkan bahwa untuk menjadi efisien diperlukan
tambahan aset sebesar 347.908.311. Selain itu untuk nilai radial movement output
pendapatan sebesar 323.567.500 berarti untuk beroperasi secara efisien Sariguna
Primarta Tbk perlu meningkatkan pendapatan 323.567.500. Sedangkan laba bruto
pada radial movement sebesar 118.861.488 maka agar beroperasi efisien perlu
meningkatkan laba bruto sebesar 118.861.488. Kemudian Laba Bersih dalam
radial movement mempelihatkan nilai 26.411.675 agar beroperasi efisien Sariguna
Primarta Tbk harus meningkatkanlaba bersih sebesar 26.411.675.
3.3 Inefisiensi Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Tabel 3. Inefisiensi Indofood Sukses Makmur Tbk
Variable Tingkat
Efisiensi
Original
Value
Radial
Movement
Slack
Movement
Projected
Value
ICBP 0.653
Aset 31619514 16768200.671 0.00 48387714.67
Pendapatan
Laba Bruto
Laba Bersih
Bahan Baku
Tenaga
Kerja
Pemasaran
Transportasi
35606593
11058836
3543173
18070683
14643315
2595242
862571
18882595.622
5864630.976
1878986.371
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
565636.419
0.00
0.00
-569244.188
0.00
54489188.62
16923466.97
5987795.79
18070683
1464315
2025997.81
862571
Sumber: Hasil Olahan data DEAP 2.1
6
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa inefisiensi Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
terdapat pada keempat outputnya dimana nilai Radial Movement pada output aset
sebesar 16.768.200.671. Hal ini menunjukkan bahwa untuk efisien perlu
menambah aset sebesar 16.768.200.671. Kemudian nilai radial movement output
Pendapatan sebesar 18.882.595.622 dengan begitu untuk beroperasi secara efisien
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk perlu meningkatkan pendapatan
18.882.595.622. Selanjutnya laba bruto pada radial movement sebesar
5.864.630.976 maka agar beroperasi efisien perlu ditambah laba bruto
5.864.630.976. Sedangkan untuk Laba bersih dalam radial movement sebesar
1.878.986.371 hal ini menunjukkan untuk beroperasi efisien Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk harus meningkatkan laba bersih sebesar 1.878.986.371.
3.4 Inefisiensi Pioneerindo Gourment International Tbk
Tabel 4. Inefisiensi Pioneerindo Gourment International Tbk
Variable Tingkat
Efisiensi
Original
Value
Radial
Movement
Slack
Movement
Projected
Value
PTSP 0.793
Aset 306085119 79783511.065 75588177.924 461456807.990
Pendapatan
Laba Bruto
Laba Bersih
Bahan Baku
Tenaga Kerja
Pemasaran
Transport
536443761
336243527
0.000
200200234
131438361
8226408
17989961
139828315.997
87644539.025
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
-35638323.36
0.00
-3042695
67272076.997
423888066.025
0.000
200200234
95800037.640
8226408
14947266
Sumber: Hasil Olahan data DEAP 2.1
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa inefisiensi Pioneerindo Gourment International
Tbk terdapat pada ketiga outputnya dimana nilai Radial Movement pada output
aset sebesar 79.783.511.065. Hal ini menunjukkan bahwa untuk beroperasi efisien
perlu menambah aset sebesar 79.783.511.065. Kemudian nilai radial movement
output pendapatan sebesar 139.828.315.997 berarti untuk beroperasi secara
efisien Pioneerindo Gourment International Tbk perlu meningatkan jumlah
pendapatan sebesar 139.828.315.997. Selanjutnya output laba bruto pada radial
movement terdapat nilai 87.644.539.025 maka agar beroperasi efisien perlu
meningkatkan laba bruto 87.644.539.025.
7
3.5 Inefisiensi Nippon Indosari Corpindo Tbk
Tabel 5. Inefisiensi Nippon Indosari Corpindo Tbk
Variable Tingkat
Efisiensi
Original
Value
Radial
Movement
Slack
Movement
Projected
Value
Roti 0.594
Aset 4559574 3118579.786 0.000 7678153.786
Pendapatan
Laba Bruto
Laba Bersih
Bahan Baku
Tenaga Kerja
Pemasaran
Transport
2491100
1307931
135364
717128
368750
201318
180001
1703820.161
894576.375
92583.964
0.000
0.000
0.000
0.000
1664141.401
0.000
307393.597
0.000
0.000
0.000
0.000
5859061.562
2202507.375
535341.561
717128
368750
201318
180001
Sumber: Hasil Olahan data DEAP 2.1
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa inefisiensi Nippon Indosari Corpindo Tbk
terdapat pada keempat outputnya dimana nilai Radial Movement pada output aset
sebesar 3.118.579,786. Hal ini menunjukkan bahwa untuk menjadi efisien perlu
menambah aset sebesar 3.118.579,786. Kemudian nilai radial movement output
pendapatan sebesar 1.703.820,161 berarti untuk beroperasi secara efisien Nippon
Indosari Corpindo Tbk perlu meningkatkan pendapatan 1.703.820,161.
Selanjutnya laba bruto pada radial movement sebesar 894.576,375 maka untuk
beroperasi efisien perlu meningkatkan laba bruto 894.576,375. Sedangkan laba
bersih dalam radial movement sebesar 92.583,964 agar beroperasi efisien Nippon
Indosari Corpindo Tbk harus menambah biaya tarnsportasi sebesar 92.583,964.
3.6 Inefisiensi Sekar Bumi Tbk
Tabel 6. Inefisiensi Sekar Bumi Tbk
Variable Tingkat
Efisiensi
Original
Value
Radial
Movement
Slack
Movement
Projected
Value
SKBM 0.67
Aset 1623027 776339.316 0.000 2399366.316
Pendapatan
Laba Bruto
Laba Bersih
Bahan Baku
Tenaga Kerja
Pemasaran
Transportasi
1841487
186165
25880
1512842
61533
53608
7007
880834.859
89047.939
12379.130
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
465482.603
223262.09
0.000
0.000
-2828.76
0.000
2722321.859
740695.542
261521.219
1512842
61533
50779.23
7007
Sumber: Hasil Olahan data DEAP 2.1
8
Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa inefisiensi Sekar Bumi Tbk terdapat pada
keempat outputnya dimana nilai Radial Movement pada output aset sebesar
776.339,31. Hal ini menunjukkan agar beroperasi secara efisien perlu menambah
aset sebesar 776.339,31. Kemudian nilai radial movement output pendapatan
sebesar 880.834,85 berarti untuk beroperasi secara efisien Sekar Bumi Tbk perlu
menambah pendapatan 880.834,85. Selanjutnya untuk laba bruto pada radial
movement sebesar 89.047,93 maka untuk beroperasi efisien perlu ditambah
89.047,93. Sedangkan laba bersih dalam radial movement sebesar 12.379,13 agar
beroperasi efisien Sekar Bumi Tbk harus meningkatkan laba bersih sebesar
12.379,13.
3.7 Inefesiensi Siantar Top Tbk
Tabel 7. Inefisiensi Siantar Top Tbk
Variable Tingkat
Efisiensi
Original
Value
Radial
Movement
Slack
Movement
Projected
Value
STTP 0.65
Aset 2342432 1237900.72 0.000 3580332.72
Pendapatan
Laba Bruto
Laba Bersih
Bahan Baku
Tenaga Kerja
Pemasaran
Transportasi
2825409
613460
216024
1687485
86902
91049
65905
1493138.68
324194.07
114161.8
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
183341.30
24479.003
0.000
0.000
0.000
0.000
4318547.68
1120995.37
3546654.8
1687485
86902
91049
65905
Sumber: Hasil Olahan data DEAP 2.1
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa inefisiensi Siantar Top Tbk terdapat pada
keempat outputnya dimana nilai Radial Movement pada output aset sebesar
1.237.900,72. Hal ini menunjukkan bahwa untuk beroperasi secara efisien perlu
menambah aset sebesar 1.237.900,72. Kemudian nilai radial movement output
pendapatan sebesar 1.493.138,68 agar beroperasi secara efisien Siantar Top Tbk
perlu menambah pendapatan 1.493.138,68. Sedangkan laba bruto pada radial
movement sebesar 324.194,07 maka untuk beroperasi efisien perlu ditambah laba
bruto 324.194,07. Kemudian untuk laba bersih dalam radial movement sebesar
114.161,8 agar beroperasi efisien Siantar Top Tbk harus menambah laba bersih
sebesar 114.161,8.
9
3.8 Inefisiensi Ultrajaya Tbk
Tabel 8. Inefisiensi Ultrajaya Tbk
Variable Tingkat
Efisiensi
Original
Value
Radial
Movement
Slack
Movement
Projected
Value
ULTJ 0.998
Aset 518694 1264.72 2547240.83 3067199.55
Pendapatan
Laba Bruto
Laba Bersih
Bahan Baku
Tenaga Kerja
Pemasaran
Transport
4879559
1822878
711681
403577
151928
329957
184927
11897.76
4444.69
1735.28
0.00
0.00
0.00
0.00
548260.28
0.00
268126.26
0.00
0.00
0.00
0.00
5439717.04
1827322.69
981542.54
403577
151928
329957
184927
Sumber: Hasil Olahan data DEAP 2.1
Pada sisi output terdapat radial movement pada aset dengan nilai 1.264,72, hal
tersebut menunjukkan untuk mencapai nilai yang efisien maka Ulrajaya Tbk perlu
menambah jumlah aset sebesar 1.264,72. Selain itu aset pada slack movement
dengan nilai 2547240.83 agar mencapai nilai yang efisien maka Ultrajaya Tbk
perlu menambah jumlah aset sebesar 2547240.83
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Menurut hasil pembahasan dari bab-bab yang sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa yang mengalami tingkat efisien (TE)
= 1 pada Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) ada 11 perusahaan, yaitu Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Tri
Banyan Tirta Tbk, Wilmar Cahaya Indonesia Tbk, Delta Djakarta Tbk, Fast
Food Indonesia Tbk, Indofood Sukses Makmur Tbk, MAP Boga Adiperkasa
Tbk, Multi Bintang Indonesia Tbk,Mayora Indah Indonesia Tbk, Smart Tbk,
Tunas Baru Lampung Tbk. Dari 11 perusahaan ini sudah memenuhi tingkat
nilai yang efisien, karena tingkat input dan outpunya menghasilkan
keefisienan.
2. Dari hasil penelitian ini juga dapat disimpulkan adanya perusahaan makanan
dan minuman yang kurang efisien yaitu Ultrajaya Tbk yang memiliki nilai
10
efisiensi 0,99, Akasha Wira International Tbk memiliki tingkat efisien 0.82,
Pioneerindo Gourment International Tbk dengan nilai efisiensi 0.79, Siantar
Top Tbk yang memiliki nilai efisiensi 0.65, Sekar Bumi Tbk 0.67, Sariguna
Primatirta Tbk yang memiliki tingkat efisiensi 0.65, Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk yang memiliki tingkat efisiensi 0.653, dan yang terakhir Nippon
Indosari Corpindo Tbk yang memiliki nilai efisiensi 0.59. Dari kesimpulan
diatas dapat dijelaskan dimana nilai-nilai tersebut menunjukkan kurangnya
efisiensi perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI), dapat dilihat dari hasil input dan output yang menghasilkan
nilai kurang dari 1 dikatakan kurang efisien.
3. Dalam sisi output ketidakefisienan pada 19 perusahaan makanan dan
minuman terdapat pada keempat variabel output yaitu aset, pendapatan, laba
bruto dan laba bersih dengan tingkat efisiensi yang berbeda.
4. Dalam sisi input ketidakefisienan pada 19 perusahaan makanan dan minuman
terdapat pada ketiga inputnya yaitu biaya tenaga kerja, biaya transportasi dan
biaya pemasaran dengan tingkat efisiensi yang berbeda.
4.2 Saran
Berdasarkan penelitan ini maka saran yang dapat disampaikan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk perusahaan yang sudah efisien maka diharapkan akan terus
memaksilkan produktivitas dan meningkatkan kinerja perusahaan.
2. Untuk perusahaan yang belum efisien atau nilai kurang dari 1. Diharapkan
dapat meningkatkan jumlah output yaitu aset, pendapatn, laba bruto dan laba
bersih serta dapat menyeimbangkan dengan input biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, biaya transportasi, biaya pemasaran. Sehingga banyak investor
yang tertarik membeli saham perusahaan. Semua itu diharapkan dapat
menciptakan nilai yang efisien
3. Bagi pemerintah, diharapkan dapat menumbuhkan iklim berinvestasi dalam
negeri yang lebih kondusif dan menjaga kestabilan variabel makroekonomi
agar menarik minat investor untuk berinvestasi di pasar modal. Menumbuhkan
iklim investasi yang kondusif yaitu segala sesuatunya harus dapat menjamin
11
adanya kepastian hukum dan kepastian berusaha bagi investor yang akan
menanamkan modalnya di Indonesia, sehingga akan menarik minat para
investor. Sosialisai mengenai pasar modal keseluruh negeri menjadi tugas
pemerintah saat ini, agar masyarakat dapat menikmati hasil dari berinvestasi
dipasar modal, sehingga ketimpangan asing atas kepemilikan saham di
Indonesia dapat diatasi. Hal ini dimaksudkan agar terciptanya ekonomi yang
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aidha, Nur. 2016. Faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Perusahaan pada
Sektor Industri Food dan Beverages yang terdaftar di Bursa efek
Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2015. Skripsi Universitas Negeri
Yogyakarta Diperoleh dari http://eprints.uny.ac.id/41199/1/2. Skripsi
Nur Aidha Rachman (12804241017).
Amri, K. 2013. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Kebun
Benih Padi Pada Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Wilayah
Semarang. Economics Development Journal, Vol 2 No. 1.
Azilia dan Yulius. 2012. Analisis Pengaruh Perubahan Arus Kas dan Laba
Akuntansi terhadap return saham pada perusahaan berkapitalisasi
besar. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14, No.2, November
2012: 81-90.
Badan Pusat Statistik. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan
Sedang 2017.www. bps. Go.id
Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2017. www.idv.co.id
Charnes, A., Cooper dan Rhodes, E. 1978. Measuring the Efficiency of Decision
Making Units. European Journal of Operational Research. Vol. 2, pp. 429-
444.
Coelli T., P. R. 2005. An Introduction to Efficiency and Productivity Analysis.
Massachusetts, USA: Kluwer Academic Publisher.
Farel, M. 1957. The Measurent Of Productive Efficiency. Journal of The Royal
Statistical Society, 120, 258-281.
Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah.
Jakarta: Salemba Empat.
Hidayat, Anang. 2007. Strategi Six Sigma. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
12
Jayadi, E. 2007. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Leverage
Operasi, Dan Sektor Industri dalam menentukan tindakan Income
Smoothing Perushaan (Studi kasus di Bursa Efek Jakarta). Tesis
Pascasarjana Universitas Jenderal Sudirman. Purwokerto
Joesron, T. S., & Fathorrozi, M. 2003. Teori Mikro Dilengkapi Beberapa Fungsi
Produksi Edisi Pertama. Jakarta: PT Grafindo Persada
Kasmir, M.A. 2011. Bank & Lembaga Keuangan Lainya. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Komaryatin, N. 2006. Analisis Efisiensi Teknis Industri BPR di Eks. Karisidenan
Pati. Tesis S2 Pascasarjana Universitas Diponegoro
Kunawangsih, Tri. 2004. Pengertian Produksi. Belum Dipublikasi Laporan WHO.
2008
Mas’ud, M. 1995. Akuntansi Manajemen Perencanaan dan Pembuatan Putusan
Jangka Pendek. STIE Widya Wiwaha.
Meriewaty dan Astuti. 2005. Analisis Rasio Keuangan terhadap Perubahan
Kinerja di Industri Food and Beverages yang terdaftar di BEJ. Jurnal
Riset Akuntansi. Vol. 1. No. 2. Hal 104-117
Miller, A. J. 1996. Recent advances in California Current modelling: decadal and
intermannual thermocline variations.
Muharam, H dan Rizki Pusvitasari. 2007. Analisis Perbandingan Efisiensi Bank
Syariah dengan Metode Data Envelopment Analysis (Periode tahun
2005). Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 2 No. 5 September 2015.
Nizar, Ahmad. 2015. Analisis Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah Sebelum dan
Sesudah Spin Off. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Noulas, A.G & Glaveli, N. 2002. Bank Branch Efficiency: An Application of
DEA Analysis. University of Macedonia.
Nur, A. R, 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Pada
Sektor Industri Food And Beverages Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Pada Tahun 2011-2015. Universitas Negeri Yogyakarta
Nurlaila. 2014. Pengaruh Efektifitas penerapan standar akuntansi pemerintah
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Makasar:
Universitas Hasannudin.
Payamta. 2006. Pengaruh Kualitas Auditor, Independensi, dan Opini Audit
terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Bisnis dan Manajemen. (Vol 6, No.
1).
13
Purwantoro, N. R. 2003. Penerapan Data Envelopment Analysis (DEA) dalam
kasus pemilihan produk inkjet personal printer. Jurnal Usahawan No.
10 Th. XXXIII Oktober 2003.
Putra, M. H. I. 2003. Analisis Efisiensi Industri Perbankan di Indonesia
Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA): Studi kasus Bank-bank
devisa tahun 2001-2002. Tesis. Yoyakarta: Program Pascasarjana
Universitas gadjah mada.
Richard G. Lipsey. 1993. Pengantar Makro Ekonomi. PT. Gebra Aksara Pratama,
Jakarta.
Sabri, Nurdin. 2010. Analisis Penerimaan Bersih Usaha Tanaman Pada Petani
nanas di desa Palaran Samarinda. Jurnal Riset Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Samarinda
Said, Ali. 2012. Efficiency in Islamic Banking During a Financial Crisi-an
Empirical Analysis of Forty-Seven Banks. Journal of Applied Finance &
Banking. Vol 2 No 3.
Sari dan Ida. 2015. Moderasi Good Coorporate Governance pada Pengaruh
Antara Leverage dan Manajemen Laba. E-Jurnal Akuntansi Univ
Udayana 12.2 (2015) 752:765.
Simamora, Henry. 2012. Akuntansi Manajemen. Riau
Sudarso. 2009. Pengantar Ekonomi Mikro. Edisi kedua. Jakarta: Citra Mandiri.
Sukirno, Sadono. 2013. Teori Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Suranto. 2010. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu
Susanto, Himawan Arif. 2014. Analisis Efisiensi Teknis Bank Pembangunan
Daerah. Journal of Economic and Policy.
Sutanto, H. A & Imaningati, S. 2014. Tingkat Efisiensi Produksi dan Pendapatan
Pada Usaha Pengolahan Ikan Asin Skala Kecil. Journal of Economics and
Policy, Vol 7 No 1.
Sutawijaya. 2009. Analisis efisiensi teknis perbankan Indonesia paska krisis
ekonomi : sebuah studi empiris penerapan model DEA. Jurnal
Ekonomi Pembangunan vol.10, No. 1. 49-67.