Efikasi Diri Siswa SMP dalam Praktik Online Education ...
Transcript of Efikasi Diri Siswa SMP dalam Praktik Online Education ...
Efikasi Diri Siswa SMP dalam Praktik Online Education Sebagai
Immediate Effect di Masa Pandemi
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Peneliti:
Gede Yosua Fidel Mukti (702016018)
Angela Atik Setiyanti
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Desember 2020
1. Pendahuluan
Dari pengalaman Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dimulai dari bulan
Oktober 2019 sampai Maret 2020 atau selama 6 bulan di SMP Negeri 9 Salatiga
khususnya di kelas VII, penulis melihat semangat siswa untuk mengikuti
pembelajaran, keaktifan dalam tanya-jawab dan menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan cukup tinggi. Berdasarkan pengalaman ini penulis ingin melakukan
penelitian mengenai efikasi diri dari para siswa tersebut yang sekarang atau pada
tahun ajaran 2020-2021 ini sudah naik ke kelas VIII. Surat Edaran Menteri
pendidikan nomor 3 Tahun 2020 tentang pencegahan COVID-19 pada satuan
Pendidikan yang menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran di sekolah dan
perguruan tinggi ditutup sementara [2]. Hal ini dilakukan untuk memutus
penyebaran mata rantai COVID-19. Khususnya Sekolah Menengah Pertama
Negeri 9 Salatiga juga menerapkan kebijakan ini sehingga pembelajaran tatap
muka otomatis ditiadakan.
Pembelajaran tatap muka yang semula dilakukan di sekolah diubah menjadi
pembelajaran daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dilakukan langsung
dari rumah. Pembelajaran daring sangat diperlukan pada masa pandemi COVID-19
untuk solusi supaya siswa dapat terus belajar namun resiko penularan dan
penyebaran virus dapat ditekan. Kebijakan ini sesuai dengan Surat Edaran Menteri
pendidikan Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam
masa darurat penyebaran COVID-19 [3]. Pembelajaran baru ini tidak direncanakan
dalam kurikulum sebelumnya. Pembelajaran secara daring ini dilakukan dengan
menggunakan perangkat mobile, Whatsapp, E-mail, Google Classroom, Google
Form, Internet dan Televisi. Guru sebagai pendidik harus siap dengan
pemberlakuan sistem pembelajaran baru ini. Guru yang sudah terbiasa
menggunakan teknologi tentu saja dengan cepat melaksanakan pembelajaran secara
daring namun bagi guru yang tidak menguasai teknologi sangatlah kesulitan dalam
beradaptasi untuk menyampaikan pesan pada siswa, sebaliknya siswa juga
dipaksakan untuk menggunakan teknologi secara daring meskipun dalam
kenyataan belum siap [9].
Siswa yang ingin mendapatkan hasil yang baik sangat perlu mempunyai efikasi
diri yang tinggi. Menurut Bandura seseorang yang memiliki efikasi diri yang tinggi
dapat mengeluarkan seluruh kemampuan dan keyakinan untuk mencapai sesuatu
yang diinginkan [4]. Sebaliknya seseorang yang memiliki efikasi rendah akan
mengabaikan semua tugas dan menyerah terlebih dahulu sebelum berusaha. Efikasi
diri akan terbentuk apabila seseorang mau bersungguh-sungguh menyelesaikan
tantangan yang dihadapi dengan semangat yang tinggi.
Efikasi diri adalah kepercayaan yang dimiliki individu atas kemampuannya
dapat mengerjakan tugas dalam segala situasi dan mendapatkan hasil yang baik
kedepannya [5]. Dengan kata lain efikasi diri adalah keyakinan seseorang mengenai
sejauh mana ia mampu mengerjakan tugas, membuat rencana untuk mendapatkan
ketercapaian hasil yang diinginkan. Untuk dapat berhasil dalam mengikuti
pembelajaran daring yang harus dimiliki siswa adalah efikasi diri yang baik untuk
dirinya sendiri [8]. Akan tetapi sampai saat ini belum diketahui bagaimana
gambaran efikasi diri mereka. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui gambaran efikasi diri siswa dalam mengikuti pembelajaran daring
pada masa pandemi COVID-19. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat yang baik untuk sekolah agar kedepannya dengan mengetahui efikasi diri
siswa, sekolah dapat menentukan perkembangan, semangat belajar, kerajinan dan
kedisiplinan siswa untuk mengikuti pembelajaran yang diberikan di sekolah.
Bermanfaat juga bagi sekolah dengan mengetahui efikasi diri siswanya tentu akan
memudahkan pihak sekolah untuk memberi motivasi secara pribadi kepada siswa
yang memiliki efikasi diri kurang baik dan tetap memberikan dukungan bagi
siswa yang memiliki efikasi diri tinggi sehingga kedepannya semua siswa dapat
menunjukan prestasinya, karena dengan mengetahui bagaimana efikasi diri yang
dimiliki siswa sekolah juga dapat memberi pembelajaran daring dengan baik pada
masa pandemi COVID-19 ini.
2. Tinjauan Pustaka.
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan tentang efikasi diri.
Penelitian pertama berjudul “Pengaruh Efikasi Diri dan Dukungan Sosial Guru
Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa kelas VII SMPK Sta. Maria Assumpta
Kupang” hasil penelitian menunjukkan bahwa Efikasi diri dan dukungan guru
memberikan hal yang positif dilihat dari ketercapaian suatu prestasi belajar siswa
[6]. Penelitian kedua yang berjudul “Pengaruh Dukungan Sosial dan Efikasi Diri
Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Kelas VIII MTS Raudlatut Thalabah Kediri”
menunjukan hasil penelitian bahwa efikasi diri bergantung pada dukungan sosial
antara lain pihak orang tua, sekolah dan lingkungan masyarakat di sekitar. Hal ini
dapat membantu siswa menyelesaikan dan mengerjakan tugas dengan baik dan
memiliki keyakinan diri untuk mencapai tujuan yang diharapkan [11]. Penelitian
terdahulu menunjukkan hasil positif dalam arti efikasi diri dengan memberikan
hal yang positif terhadap motivasi berprestasi siswa dan hasil belajar. Untuk dapat
berhasil dalam mengikuti pembelajaran daring yang harus dimiliki siswa adalah
efikasi diri yang baik. Akan tetapi sampai saat ini belum diketahui bagaimana
gambaran efikasi diri mereka. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran efikasi diri siswa dalam mengikuti pembelajaran daring pada
masa pandemi COVID-19.
Pandemi COVID-19 berpengaruh pada dunia pendidikan, selama ini
pendidikan berpegang pada metode pembelajaran konvensional yaitu tatap muka
di kelas antara guru dengan siswa atau dosen dengan mahasiswa, proses
pembelajaran konvensional hanya seputaran diskusi, tanya jawab dan bimbingan.
Di masa sekarang ini siswa harus mengenal pembelajaran online, belajar jaringan
atau sering disebut dengan daring yaitu perangkat elektronik seperti computer
dihubungkan ke jaringan internet. Pada pembelajaran online ini secara fisik guru
atau tenaga pendidik tidak hadir didepan siswa akan tetapi perannya dalam
menyampaikan materi pelajaran secara lengkap digantikan dengan menggunakan
peran media sebagai sumber informasi utama dalam kegiatan belajar, karena itu
faktor teknologi seperti computer dan internet serta keterampilan untuk
menggunakan teknologi sangat diperlukan. Memanfaatkan jaringan tentu sangat
memungkinkan semua orang untuk berkomunikasi dan berbagi informasi begitu
juga materi pembelajaran dapat dikirim dan diterima dengan mudah serta dapat
diandalkan dalam berbagi pengetahuan. Di tingkat SMP pembelajaran akan
menjadi menyenangkan karena siswa belajar dengan daring di samping itu juga
siswa harus mempunyai wawasan yang tinggi tentang mengoperasionalkan
jaringan dengan perangkatnya. Siswa juga harus dibekali dengan pedagogik
daring yang menjadi persoalannya pembelajaran pedagogik daring belum menjadi
bahan baku pembelajaran saat ini [1].
Pembelajaran Daring adalah penerapan Pembelajaran jarak jauh yang
memiliki tujuan untuk meningkatkan pemerataan akses terhadap pembelajaran
[10]. Pembelajaran daring ini menjadi jalan keluar terbaik saat pandemi ini, dengan
cara memanfaatkan fasilitas penunjang untuk mendukung pembelajaran. Menurut
Basilaia, Kvatadze pembelajaran daring adalah pembelajaran sebagai pengalaman
transfer pengetahuan menggunakan video, audio, gambar, komunikasi teks,
perangkat lunak [7]. Menurut Abidah platform yang digunakan untuk mendukung
pembelajaran online ini adalah Google Classroom, Whatsapp, Kelas Cerdas,
Zenius, Quipper, Microsoft [7]. Variasi platform dan sumber yang mudah didapat
membantu siswa dalam pembelajaran selama pandemi COVID-19 ini. Banyak
manfaat yang diperoleh selama pandemi ini akan tetapi ada kendala yang dihadapi
guru dan murid dalam pembelajaran online seperti kondisi wilayah geografis di
Indonesia yang beragam mengakibatkan jaringan di wilayah tertentu tidak
terjangkau layanan internet dan penyebaran jaringan internetnya terkadang lamban
setiap waktu tertentu [7]. Efek yang paling bermasalah saat mengikuti
pembelajaran baru ini adalah kepercayaan diri dan kurangnya keyakinan individu
[10]. Untuk memberikan hasil positif dalam pembelajaran diperlukannya
kepercayaan diri yang disebut dengan efikasi diri.
Efikasi Diri menurut Bandura adalah Kepercayaan individu akan kemampuan
yang dimiliki agar dapat menyelesaikan segala hal untuk mencapai keberhasilan
yang diinginkan [5]. Bukan seberapa banyak kemampuan yang dimiliki siswa,
tetapi seberapa besar keyakinan yang dimiliki individu. seseorang yang memiliki
keyakinan tinggi dapat menyelesaikan tugas yang sulit sekalipun, sedangkan
seseorang yang memiliki keyakinan rendah mudah sekali menyerah dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan [8].
Terdapat 3 aspek Efikasi diri menurut Bandura yaitu: (1) Tingkatan (Level), (2)
Kekuatan (Strength), (3) Keadaan Umum (Generality) [8]. Level berpegangan pada
tingkat kesulitan mengerjakan tugas, individu yang meyakini dirinya memiliki
Level tinggi dapat menyelesaikan tugas yang sesulit apapun dan mencapai hasil
yang memuaskan sedangkan individu yang memiliki keyakinan rendah meyakini
dapat menyelesaikan tugas di kategori sederhana. Strength adalah kemampuan yang
berkaitan dengan pantang menyerah dalam segala hal. Individu yang memiliki
Strength tinggi dapat menyelesaikan semua tantangan yang dihadapi dan berusaha
menyampaikan kesulitan yang dihadapi, sedangkan individu yang memiliki
Strength rendah melemahkan keyakinan dan kesulitan dalam mengerjakan tugas.
Aspek yang selanjutnya Generality adalah aspek yang berkaitan dengan
kemampuan individu di situasi manapun. Individu yang memiliki Generality yang
tinggi dapat menyesuaikan dirinya pada situasi dimanapun ditempatkan, sedangkan
individu yang memiliki Generality yang rendah membatasi dirinya pada situasi
awal [8]. Efikasi diri dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal meliputi karakter, minat, motivasi belajar, sedangkan
faktor eksternal seperti rasa hangat, goal orientasi dan persuai verbal [14].
3. Metode Penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif
kuantitatif untuk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang efikasi diri siswa
kelas VIII semester ganjil tahun ajaran 2020/2021 di SMP Negeri 9 Salatiga
khususnya pada masa pandemi COVID-19 ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk
melihat gambaran efikasi diri siswa/siswi di kelas VIII A sampai kelas VIII G
dengan jumlah populasi 203 orang siswa. Ada beberapa alasan penulis memilih
kelas VIII untuk diteliti, pertama sebagian besar siswa sudah dikenal karena pada
waktu penulis melakukan PKL diberi kesempatan praktek mengajar dikelas VII
tahun ajaran 2019-2020. Kedua penulis tidak melakukan penelitian di kelas VII
tahun ajaran 2020-2021 karena siswa baru saja memulai pembelajaran pada masa
pandemi. Ketiga penulis tidak melakukan penelitian pada siswa kelas IX tahun
ajaran 2020-2021 karena siswa sudah mulai mempersiapkan diri untuk mengikuti
ujian akhir. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 127 siswa dari total
keseluruhan populasi 203, hal ini sudah memenuhi syarat untuk mengikuti teori
teknik sampling Isaac dan Michael [12]. Pada tabel 1 berikut akan ditunjukkan
jumlah siswa di masing-masing kelas beserta persentasenya :
Tabel 1. Responden Setiap Kelas VIII SMP Negeri 9 Salatiga
No Kelas Jenis Kelamin Jumlah responden Persentase
L P
1 VIII A 14 10 24 18,9
2 VIII B 9 8 17 13,39
3 VIII C 10 7 17 13,39
4 VIII D 11 11 22 17,32
5 VIII E 6 9 15 11,81
6 VIII F 9 11 20 15,75
7 VIII G 6 6 12 9,44
Jumlah 65 62 127 100
Data diperoleh dengan cara menyebarkan angket kepada siswa melalui Google
Form yang berisikan 14 pernyataan. Instrumen pernyataan 1-5 berkaitan dengan
individu yang merasa mampu menyelesaikan tugas dari yang ringan hingga yang
berat (Level). Instrumen pernyataan 6-10 berkaitan dengan tingkat kekuatan dari
keyakinan dengan tekad individu yang kuat dan pantang menyerah (Strength).
Instrumen pernyataan 11-14 berkaitan dengan kemampuan individu di situasi
manapun (Generality). Ketiga aspek di atas adalah aspek efikasi diri, lima
pernyataan sesuai dengan model skala likert yaitu Sangat Setuju (SS) 5, Setuju (S)
4, Netral (N) 3, Tidak Setuju (TS) 2, Sangat Tidak Setuju (STS) 1. Dalam
penelitian ini perhitungan persentase skor responden menggunakan analisis
deskriptif persentase dengan rumus sebagai berikut:
Gambar 1. Rumus Perhitungan Persentase Tanggapan Responden
Keterangan:
P = persentase yang dicari
f = skor tiap indikator
n = skor ideal
Setelah data di atas diolah maka akan diperoleh hasil dari tiap-tiap pernyataan
pada setiap aspek Level, Strength, Generality di kelas VIII A sampai dengan kelas
VIII G berupa angka persentase. Kemudian angka persentase di setiap aspek ini
dikelompokan lagi untuk memperoleh interval atau tingkat mana efikasi diri kelas
VIII SMP Negeri 9 Salatiga itu berada. Berikut adalah rumus dari interval
pembobotannya.
Gambar 2. Rumus Pembobotan Responden Siswa
Untuk dapat menentukan kriteria interval harus melihat hasil interval dimana
datanya adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Perhitungan Interval
Interval Keterangan
81 – 100% Sangat tinggi
61 – 80% Tinggi
41 – 60% Kurang
21– 40% Rendah
0 – 20% Sangat rendah
Langkah awal yang peneliti lakukan dalam pengumpulan data dari responden
adalah dengan mengadakan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap
pernyataan-pernyataan dari masing-masing aspek Level, Strength, dan Generality
memakai SPSS 25 uji validitas dan reabilitas ini dilakukan untuk memperoleh hasil
perbandingan r hitung dan r tabel. Diperoleh r tabel N=127 keadaan signifikansi
pada tabel 5% adalah 0.173 sedangkan r hitung berdasarkan pengujian reliabilitas
ditemukan angka Cronbach Alpha yaitu 0.901 sehingga dapat dipastikan bahwa
setiap butir pernyataan dari masing-masing aspek di atas adalah valid karena nilai r
hitung lebih besar dari pada r tabel atau 0.901 lebih besar dari pada 0.173 dan siap
dipergunakan untuk melakukan penelitian.
4. Hasil Penelitian
Pengumpulan data dengan cara angket ini dilakukan secara daring dikarenakan
kondisi pandemi. Lembar kuesioner dibagikan kepada responden siswa/siswi SMP
Negeri 9 Salatiga menggunakan Google Form dengan cara membagikan link
melalui WhatsApp. Dari sejumlah 203 kuesioner yang dibagikan, respon yang
didapat adalah sejumlah 127. Hasil dari angket penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Kuesioner Berdasarkan Butir Kuesioner
Pernyataan Skala Likert Total Skor
Persentase SS S N TS STS Skor Ideal
1 100 212 129 18 2 461 635 72,60
2 25 92 201 60 2 380 635 59,84
3 55 168 195 18 0 436 635 68,66
4 80 236 153 2 0 471 635 74,17
5 25 128 225 22 4 404 635 63,62
6 105 296 93 2 0 496 635 78,11
7 75 228 162 2 0 467 635 73,54
8 160 260 90 0 0 510 635 80,31
9 90 212 153 10 0 465 635 73,23
10 35 156 216 16 1 424 635 66,77
11 80 112 213 22 1 428 635 67,40
12 120 216 126 12 1 475 635 74,80
13 50 164 192 24 0 430 635 67,72
14 85 200 132 30 1 448 635 70,55
Rata-rata 70,81
Tabel 3 menunjukkan hasil perhitungan dari butir-butir pernyataan kuesioner
yang sudah disebarkan melalui Google Form. Rata-rata total skor adalah 70,81
berarti masuk kategori efikasi diri tinggi. Butir pernyataan no 8 mendapatkan skor
tertinggi, yaitu 80,31 ini menunjukkan bahwa kepercayaan diri siswa dalam
semangat belajar untuk mendapatkan hasil yang bagus adalah masuk kategori
tinggi mendekati tinggi sekali. Sedangkan butir pernyataan no 2 mendapatkan skor
terendah, yaitu 59,84 ini menunjukkan bahwa kepercayaan diri siswa atas
kemampuan mengerjakan tugas sesulit apapun yang diberikan pada saat
pembelajaran daring adalah masuk pada kategori efikasi diri kurang. Namun
demikian pada poin no 11 sampai dengan no 14 kemampuan menyesuaikan diri
siswa di situasi manapun ada pada kategori tinggi yaitu 67,40 dan 70,55.
Tabel 4 Aspek Efikasi Diri
Kelas VIII
Aspek Pernyataan A B C D E F G
Persentase per
Aspek Level 1 73,33 67,06 70,59 71,82 70,67 74,00 83,33 72,97 2 57,50 58,82 62,35 61,82 56,00 61,00 61,67 59,88 3 66,67 67,06 69,41 68,18 72,00 68,00 71,67 69,00 4 75,00 74,12 70,59 70,00 80,00 78,00 71,67 74,20 5 65,83 63,53 58,82 62,73 65,33 63,00 66,67 63.70
Jumlah 67,67 66,12 66,35 66,91 68,80 68,80 71,00 67,95
Strength 6 75,83 78,82 77,65 76,36 82,67 80,00 76,67 78,29
7 73,33 78,82 71,76 67,27 77,33 78,00 68,33 59,88
8 78,33 81,18 78,82 76,36 84,00 82,00 85,00 69,00
9 72,50 72,94 74,12 72,73 77,33 71,00 73,33 74,20
10 64,17 67,06 70,59 64,55 72,00 63,00 70,00 63,70
Jumlah 72,83 75,76 74,59 71,45 78,67 74,80 74,67 74,68
Generality 11 71,67 68,24 64,71 62,73 70,67 66,00 68,33 67,48
12 71,67 80,00 75,29 74,55 70,67 77,00 75,00 74,88
13 65,00 67,06 67,06 66,36 66,67 73,00 70,00 67,88
14 69,17 69,41 75,29 64,55 77,33 69,00 73,33 71,15
Jumlah 69,38 71,18 70,59 67,05 71,34 71,25 71,67 70,35
Rata-Rata 69,96 71,02 70,51 68,47 72,93 71,62 72,44 70,99
Kategori Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Pada tabel 4 dapat dilihat efikasi siswa di 3 aspek yang berbeda, yaitu Level,
Strength, dan Generality. Pada aspek Level didapatkan skor hasil angket sebesar
67,95. Skor tersebut adalah merupakan nilai rata-rata dari keseluruhan kelas A
sampai dengan G. Hal ini menunjukkan bahwa ada aspek taraf kesulitan tugas
yang diyakini individu akan mampu mengatasinya adalah pada kategori tinggi.
Pada aspek Strength didapatkan hasil skor angket sebesar 74,68. Skor tersebut
adalah merupakan nilai rata-rata dari keseluruhan kelas A sampai dengan G. Hal ini
menunjukkan bahwa ada aspek taraf seseorang memiliki kekuatan yang berkaitan
dengan pantang menyerah adalah pada kategori tinggi
Pada aspek Generality didapatkan hasil skor angket sebesar 70,35. Skor
tersebut adalah merupakan nilai rata-rata dari keseluruhan kelas A sampai dengan
G. Hal ini menunjukkan bahwa keyakinan siswa bahwa dirinya dapat
mengerjakan tugas di segala situasi adalah pada kategori tinggi.
Dilihat dari keseluruhan aspek kelas VIII G mendapatkan skor angket
tertinggi 72,44 sedangkan kelas VIII D memperoleh skor angket terendah yaitu
68,47. Efikasi diri tinggi sebagai salah satu faktor penting yang mendukung
keberhasilan pembelajaran daring tetapi efikasi diri yang rendah bisa menjadi
penghalang dalam keberhasilan pembelajaran daring.
Dari aspek Level, pernyataan no. 4 mengenai upaya untuk menjawab semua
pertanyaan saat pembelajaran daring memperoleh persentase yang paling tinggi
yaitu 74,20 karena materi yang disampaikan guru bisa dipahami siswa sehinga
hampir semua pertanyaaan guru bisa terjawab sedangkan pernyataan no. 2
mengenai kemampuan mengerjakan tugas yang sangat sulit saat pembelajaran
daring memperoleh persentase paling rendah yaitu 59,88 atau termasuk di interval
kurang, ini disebabkan siswa belum menguasai materi yang ditugaskan.
Dari aspek Strenght, pernyataan no. 8 mengenai semangat belajar untuk
mendapatkan hasil yang bagus atau maksimal memperoleh persentase paling
tinggi yaitu 80,81 karena hal baru yang dialami siswa belajar dari rumah menjadi
penyemangat juga prioritas untuk memperoleh hasil atau nilai maksimal
sedangkan pernyataan no. 10 mengenai kemampuan siswa mengutarakan atau
menyampaikan pendapat pada guru saat pembelajaran daring memperoleh
persentase paling rendah yaitu 67,34 ini disebabkan kemampuan siswa menyusun
kata-kata yang akan disampaikan kepada guru saat pembelajaran daring masih
agak kurang.
Dari aspek Generality, pernyataan no. 12 mengenai kemampuan mengikuti
pembelajaran walaupun dalam keadaan pandemi COVID-19 memperoleh
persentase paling tinggi yaitu 74,88 karena kebiasaan menggunakan media online
hampir tidak ada kendala berarti yang dihadapi siswa sedangkan pernyataan no.
11 mengenai kerajinan mengerjakan tugas sesuai waktu yang diberikan
memperoleh persentase paling rendah yaitu 67,48 ini disebabkan kurangnya
kemampuan siswa untuk mengatur waktu belajar terutama prioritas waktu
menyelesaikan tugas-tugasnya.
Tabel 5. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Kelas Jenis Kelamin Skor responden Skor Ideal Persentase Per Kelas
L P Jumlah L P Jumlah L P Jumlah L P Jumlah
1 VIII A 14 10 24 704 472 1.176 980 700 1.680 71,84 67,43 70,00
2 VIII B 9 8 17 460 385 845 630 560 1.190 73,02 68,75 71,01
3 VIII C 10 7 17 497 342 839 700 490 1.190
71,00
69,80 70,50
4 VIII D 11 11 22 516 540 1.056 770 770 1.540
67,01
70,13 68,57
5 VIII E 6 9 15 305 462 767 420 630 1.050
72,62
73,33 73,05
6 VIII F 9 11 20 453 550 1.003 630 770 1.400
71,90
71,43 71,64
7 VIII G 6 6 12 320 289 609 420 420 840
76,19
68,81 72,50
Jumlah
65
62 127
3.255
3.040 6.295
4.550
4.340 8.890
71,54
70,05 70,81
Tabel No. 5 di atas menunjukkan perbandingan efikasi diri siswa menurut
jenis kelaminnya dimana dari 127 siswa kelas VIII terdapat 65 siswa laki-laki dan
62 siswa perempuan, skor responden laki-laki berjumlah 3.040 dengan skor ideal
4.550 sedangkan skor responden perempuan berjumlah 3.040 dengan skor ideal
4.340. Dari perbandingan skor responden dengan skor ideal dapat dilihat bahwa
siswa laki-laki memiliki efikasi diri yang lebih tinggi dibanding siswa perempuan
yaitu 71,54 berbanding 70,05 atau lebih tinggi 1,49 persen.
Untuk urutan efikasi diri siswa laki-laki dari tinggi ke rendah mulai dari kelas
VIII G, VIII B, VIII E, VIII F, VIII A, VIII C dan terakhir VIII D. Adapun urutan
efikasi diri siswa perempuan dari tinggi kerendah sebagai berikut kelas VIII E,
VIII F, VIII D, VIII C, VIII G, VIII B dan VIII A.
Dari tabel ini juga dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya efikasi diri yang
dimiliki siswa laki-laki dengan siswa perempuan dalam satu kelas tidaklah sama,
karena saat mengisi instrument pernyataan dilakukan secara terpisah dari rumah
masing-masing, dalam suasana hati dan lingkungan berbeda-beda, karakter
masing-masing siswa dan orientasi terhadap pembelajaran daring yang tiba-tiba
dilakukan.
Tabel 6 Jumlah Siswa Pada Interval Efikasi Diri
No. Interval Keterangan
Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 81% - 100% Sangat Tinggi 13 9 22
2 61% - 80% Tinggi 41 37 78
3 41% - 60% Kurang 11 16 27
4 21% - 40% Rendah - - -
5 0% - 20% Sangat Rendah - - -
Jumlah 65 62 127
Melihat tabel di atas jumlah siswa yang berada pada tingkat interval efikasi
diri sangat tinggi adalah 22 siswa terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 9 siswa
perempuan, pada tingkat interval efikasi diri tinggi ada 78 siswa terdiri dari 41
siswa laki-laki dan 37 siswa perempuan, sedangkan pada tingkat interval efikasi
diri kurang berjumlah 27 siswa terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 16 siswa
perempuan.
Tabel 7. Hasil Kuesioner berdasarkan Kelas
Aspek Pernyataan Kelas VIII
A B C D E F G
Level 1 73,33 67,06 70,59 71,82 70,67 74,00 83,33
2 57,50 58,82 62,35 61,82 56,00 61,00 61,67
3 66,67 67,06 69,41 68,18 72,00 68,00 71,67
4 75,00 74,12 70,59 70,00 80,00 78,00 71,67
5 65,83 63,53 58,82 62,73 65,33 63,00 66,67
Strength 6 75,83 78,82 77,65 76,36 82,67 80,00 76,67
7 73,33 78,82 71,76 67,27 77,33 78,00 68,33
8 78,33 81,18 78,82 76,36 84,00 82,00 85,00
9 72,50 72,94 74,12 72,73 77,33 71,00 73,33
10 64,17 67,06 70,59 64,55 72,00 63,00 70,00
Generality 11 71,67 68,24 64,71 62,73 70,67 66,00 68,33
12 71,67 80,00 75,29 74,55 70,67 77,00 75,00
13 65,00 67,06 67,06 66,36 66,67 73,00 70,00
14 69,17 69,41 75,29 64,55 77,33 69,00 73,33
Rata-Rata 70,00 71,01 70,50 68,57 73,05 71,64 72,50
Kategori Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Persentase efikasi diri pada tabel 7 menunjukkan bahwa efikasi diri siswa
dilihat dari kelas VIII A sampai dengan kelas VIII G mempunyai rata-rata yang
hampir sama. Skor terendah adalah 68,57 dan skor tertinggi adalah 73,05. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa rata-rata efikasi diri siswa per kelas adalah masuk
kategori tinggi. Ini menunjukkan bahwa siswa SMP Negeri 9 Salatiga mempunyai
keyakinan diri yang tinggi dalam menjalani pembelajaran daring ini. Dari hasil
penelitian di atas membahas bagaimana kepercayaan diri siswa berdasarkan Aspek
Level, Strength, Generality. Penelitian terdahulu berisi peran pendukung sangat
penting berkaitan dengan memberikan motivasi siswa dalam pembelajaran online.
Peran guru mendidik siswa dengan menggunakan Platform saat ini. Peran sekolah
dan kelurga juga diperlukan karena siswa/siswi mendapat bimbingan yang tidak jauh
berbeda dengan sekolah. Pembelajaran daring ini menuntut semua pihak bisa
menggunakan teknologi, oleh sebab itu kepercayaan diri individu dalam penelitian
ini dapat dilihat perkembangannya .
5. Kesimpulan
Immediate response di dunia pendidikan dalam usaha menahan laju
penyebaran virus corona ini dilakukan dengan mengadaptasi bentuk pembelajaran.
Sejak awal pandemi di Indonesia pada bulan Maret 2020 hingga akhir 2020 ini
pendidikan di Indonesia menggunakan sistem pembelajaran online atau disebut
juga PJJ. Efikasi diri siswa sebagai salah satu faktor penting yang mendukung
keberhasilan belajar menjadi fokus dari penelitian ini.
Berdasarkan hasil pembahasan dari 203 kuesioner yang dibagikan
medapatkan 127 responde terdiri dari 65 siswa laki-laki dan 62 siswa perempuan,
skor responden laki-laki 3.040 dengan skor ideal 4.550 sedangkan skor responden
perempuan berjumlah 3.040 dengan skor ideal 4.340 artinya siswa laki-laki
memiliki efikasi diri yang lebih tinggi dibanding siswa perempuan yaitu 71,54
berbanding 70,05 atau lebih tinggi 1,49 persen.
Bila dilihat tingkat interval efikasi diri dari 127 siswa 22 siswa ada pada
interval sangat tinggi, 78 siswa pada interval tinggi dan 27 siswa ada pada interval
kurang.
Efikasi diri siswa ada pada kategori tinggi. Dari 3 aspek yang diteliti aspek
Strength menduduki posisi paling tinggi dengan hasil 74,68%, aspek Generality di
posisi kedua dengan hasil 70,35%, sedangkan aspek Level ada di urutan paling
bawah namun masih ada pada kategori tinggi yaitu 67,95. Dimana interval
kategori tinggi ada pada angka 61-80%.
Dari hasil penelitian dapat disarankan kepada guru dan orangtua/wali murid
supaya memberikan dukungan yang lebih lagi sehingga efikasi diri para siswa dapat
lebih meningkat. Sedangkan saran untuk penelitian lebih lanjut yaitu dapat
dilakukan penelitian serupa setelah PJJ dalam jangka waktu cukup panjang, untuk
melihat perubahan yang mungkin terjadi. Juga dapat dilakukan penelitian yang
sama ketika bentuk pembelajaran berubah menjadi blended learning atau nanti
setelah kembali ke bentuk face to face secara penuh. Sehingga dengan hasil-hasil
penelitian ini dapat memberikan masukan kepada dunia pendidikan tentang efikasi
diri siswa dalam kaitannya dengan bermacam bentuk pembelajaran dan
pengaruhnya terhadap hasil belajar.
6. Daftar Pustaka.
[1] Sudjarwo. (2020, Maret 30). Pembelajaran Daring, diakses dari Unila
https://www.unila.ac.id/pembelajaran-daring/, diakses 22 juni 2020.
[2] Kemdikbud RI. (2020). Edaran Tentang Pencegahan Nomor 3 Tahun 2020 Tentang
Wabah COVID-19 di lingkungan Satuan Pendidikan Seluruh Indonesia. 1-5. Diakses
dari http://pgdikmen.kemdikbud.go.id/read-news/surat-edaran-mendikbud-nomor-3-
tahun-2020. Diakses pada 25 Juni 2020.
[3] Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. (2020). Surat Edaran Nomor 4 Tahun
2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran
Corona Virus Disease (COVID-19). 1-3. Diakses dari
http://pgdikmen.kemdikbud.go.id/read-news/surat-edaran-mendikbud-nomor-4-tahun-
2020.Diakses pada 25 Juni 2020.
[4] Rustika, I, M (2016). Efikasi Diri; Tinjauan Teori Albert Bandura. Buletin Psikologi,
20(12), 1825. Diakses dari
https://journal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/viewFile/11945/8799. Diakses pada
26 Juni 2020.
[5] Maulana, R. (2016, Juni 22). Definisi Self Efficacy (Efikasi Diri) menurut para ahli.
Diakses dari https://psikologihore.com/self-efficacy-efikasi-diri/, diakses 22 Juni
2020.
[6] Apolonia & Dkk. (2019). Pengaruh Efikasi Diri Dan Dukungan Sosial Guru Terhadap
Prestasi Belajar Matematika Siswa. Journal of Chemical Information and Modeling,
53(9). 1689-1699, diakses dari
https://journal.unwira.ac.id/index.php/ASIMTOT/article/view/100 Diakses pada 26
Juni 2020
[7] Herliandry, L. D., & Suban, M. E. (2020). Jurnal Teknologi Pendidikan
Pembelajaran Pada Masa Pandemi COVID-19. 22(1), 65-70. Diakses dari
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jtp/article/view/15286
[8] Pradhan Wati, T. (2016). Self-control dan Self-efficacy sebagai predictor
Prokrastinasi skripsi. Jurnal Psikologi, 1-30. Diakses dari
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9395/2/T1_802010074_Full%20t
ext.pdf Diakses pada 26 Juni 2020.
[9] Pujiasih, E. (2020). Membangun Generasi Emas Dengan Variasi Pembelajaran
Online Di Masa Pandemi COVID-19 Building A Golden Generation By Applying
Various Online Learning In The Pandemic Of COVID-19. Karya Ilmiah Guru, 5(1),
42-48, Diakses pada 24 Juni, diakses dari https://jurnal-
dikpora.jogjaprov.go.id/index.php/jurnalideguru/article/download/136/174/
[10] Sandriana. (2020). SPADA. Ilmiah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan., 6(1),
145-155. Diakses dari http://ejournal.unsub.ac.id/index.php/FKIP/article/view/706.
Diakses pada 25 Juni 2020.
[11] Zulva. (2017). Pengaruh Dukungan Sosial Dan Self Efficacy Terhadap Motivasi
Berprestasi Siswa Kelas VIII Mts Raudlatut Thalabah Kediri. Ekp, 13(3), 1576-1580
diakses dari http://etheses.uin-malang.ac.id/9314/1/13410096.pdf. Diakses pada 25 Juni
2020
[12] Sugiyono. 2017. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke
25 Bandung: Alfabeta.
[13] The Effect Of Problem Based Learning. diakses dari
https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=3643337. Diakses pada tanggal
24 november 2020.
[14] Mukti Bani. 2019. Prosiding Seminar Nasional Magister Psikologi Universitas
Ahmad Dahlan ISSN: 2715-7121, faktor – Faktor yang mempengaruhi efikasi diri
akademik. Di akses dari
http://seminar.uad.ac.id/index.php/snmpuad/article/view/3442/772. Diakses pada
tanggal 25 Desember 2020