EFEKTIVITAS PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM …
Transcript of EFEKTIVITAS PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM …
i
EFEKTIVITAS PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI
KELAS XII SMK MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Erwin Rusiadi
NIM : 105191110516
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1442 H / 2020 M
ii
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
ERWIN RUSIADI. 105 191 110 516. Efektivitas Penerapan Kurikulum
2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Kelas XII SMK
Muhammadiyah 3 Makassar. Dibimbing Oleh Hj. Sumiati dan Ferdinan.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan kurikulum 2013
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas XII SMK Muhammadiyah
3 Makassar, untuk mengetahui proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
kelas XII SMK Muhammadiyah 3 Makassar, dan untuk mengetahui efektivitas
kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Kelas XII
SMK Muhammadiyah 3 Makassar.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Sumber data
dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, wakasek kurikulum, guru mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas XII serta siswa. Instrument penelitian
yang digunakan yaitu observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi. Teknik
analisis data yang digunakan yaitu teknik reduksi data, penyajian data, dan
verifikasi data.
Hasil penelitian dapat dirangkum sebagai berikut: Penerapan Kurikulum
2013 dalam proses pembelajaran pendidikan agama islam di kelas XII SMK
Muhammadiyah 3 Makassar sangat efektif karena dari segi guru tidak banyak
menerangkan tetapi siswa dituntut untuk lebih aktif dalam pembelajaran mencari
pengetahuannya sendiri sehingga siswa lebih mudah memahami apa yang
dipelajari berdasarkan dari ide-ide yang dikemukakannya. Dari segi aspek tujuan
pembelajaran juga sudah dikatakan dengan baik karena rata-rata nilai prestasi
belajar siswa sudah mencapai KKM yang telah ditetapkan pihak sekolah. Proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam sebelum memulai proses pembelajaran
terlebih guru menyiapkan Perangkat perencanaan pembelajaran seperti kalender,
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang merupakan acuan guru
dalam pembelajaran. Faktor Penghambat dalam Implementasi Kurikulum 2013
adalah belum adanya buku Penunjang yang sesuai, kesulitan guru mendapatkan
Informasi Lengkap Seputar kurikulum 2013, faktor Pendukung Implementasi
Kurikulum 2013 Adalah cukup tersedianya sarana dan prasarana dalam
mendukung Proses Pembelajaran.
Kata Kunci: Penerapan Kurikulum 2013, dan Proses Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam
vii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut Asma Allah rabb semesta alam, kami panjatkan puji
syukur kehadirat Ilahi Robbi atas ridho serta rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian proses penelitian skripsi sekaligus
menyelesaikan studi pada jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama
Islam.
Shalawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada kekasih
Allah, Nabiullah Muhammad SAW, para sahabat dan keluarganya serta ummat
yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya.
Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa tanjakan , tiada kesuksesan
tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan untuk terus melangkah,
akhirnya sampai dititik akhir penyelesaian skripsi. Namun, semua tak lepas dari
uluran tangan berbagai pihak lewat dukungan, arahan, bimbingan, serta bantuan
moril dan materil.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga, penulis haturkan kepada:
1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Rusli dan Ibunda Rabasia, yang tiada
henti-hentinya medoakan, memberikan dorongan moril maupun materil selama
menempuh pendidikan.
2. Prof. DR. H. Ambo Asse., M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
3. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Agama Islam.
4. Dr. HJ.Sumiati, M.A dan Dr. Ferdinan.,S.Pd I., M.Pd.I selaku pembimbing
viii
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si. selaku ketua prodi Pendidikan Agama
Islam dan Sekertaris Prodi, dan para dosen Prodi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. M. Anis, M Fadly Alamsyah, Ichsan Muamalah dan Rekan Seperjuangan
Angkatan 2016 PAI Kelas D.
6. Kerabat Lembaga Se-FAI, BEM-FAI dan HMJ-PAI FAI Unismuh Makassar.
7. Anisah, Fitriani, M Zainul J, M. Aswar Sahabat sekaligus Saudara yang Terus
Mensupport sehingga Kami Menyelesaikan Skripsi Ini.
8. Terakhir ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Sahabat dan teman-
teman seperjuangan yang namanya tidak sempat penulis sebutkan satu persatu
yang turut memberi andil, sumbang saran, dan kritik, baik secara materi
maupun moril sejak penulis aktif dalam perkuliahan hingga penulisan dan
penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah SWT, memberikan balasan yang berlipat ganda kepada
semuanya. Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai
pihak yang sifatnya membangun. Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.
Makassar, 12 Muharram 1442 H
.
31 Agustus 2020 M.
Penulis
ERWIN RUSIADI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................ ii
BERITA ACARA MUNAQASYAH ……………………………………… iii
PERSETUJUAN PEMBIMING……………………………………………. iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI …………………………. v
ABSTRAK……………………………. ......................................................... vi
KATA PENGANTAR .. ................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8
BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................. 9
A. Penerapan Kurikulum 2013........................................................ 9
1. Pengertian Kurikulum .......................................................... 9
2. Komponen Kurikulum ......................................................... 11
3. Konsep Kurikulum ............................................................... 14
B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam..................................... 15
1. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ......... 15
2. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam .......... 20
3. Evaluasi Pembelajaran ........................................................ 31
x
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 33
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 33
B. Lokasi dan Obyek Penelitian ..................................................... 33
C. Fokus Penelitian ......................................................................... 33
D. Deskripsi Fokus Penelitian ......................................................... 34
E. Sumber Data .............................................................................. 34
F. Instrumen Penelitian................................................................... 35
G. Tekhnik Pengumpulan Data…………………………………... 37
H. Teknik Analisis Data .................................................................. 38
BAB IV HASIL PENELITIAN…………………………………………… 40
A. Gambaran Umum ……………………………………………… 40
1. Sejarah Sekolah ...................................................................... 40
2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah ............................................... 41
3. Identitas Sekolah .................................................................... 41
4. Sarana dan Prasarana .............................................................. 44
5. Data Siswa ............................................................................ 47
6. Data Guru dan Pegawai ......................................................... 48
B. Pembahasan ................................................................................. 49
1. Penerapan Kurikulum 2013 di Kelas XII SMK Muhammadiyah 3
Makassar……………………………………………………..... 49
2. Proses Pembelajaran pendidikan Agama Islam di Kelas XII SMK
Muhammadiyah 3 Makassar...... .............................................. 54
xi
3. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Efektivitas penerapan
Kurikulum 2013 mata pelajaran PAI di Kelas XII SMK
Muhammadiyah 3 Makassar………….. .................................. 58
BAB V PENUTUP……………………………………………………….… 60
A. Kesimpulan ........................................................................................ 60
B. Saran .................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62
DAFTAR RIWAYAT HIDUP……………………………………….……. 64
LAMPIRAN………………………………………………………………… 65
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Profil Sekolah…………………………………………………….. 41
Tabel 2 Sarana ……………………………………………………………. 42
Tabel 3 Prasarana ………………………………………………………… 43
Tabel 4 Peserta Didik ……………………………………………………... 44
Tabel 5 Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan …………………… 45
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Dan kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di
daerah.
Banyak kalangan yang berpendapat bahwa kurikulum KTSP adalah
kurikulum yang memberatkan peserta didik, karena banyak materi pelajaran yang
harus dipelajari oleh peserta didik, sehingga mereka terbebani dengan segudang
materi yang segera harus dituntaskan dan dikuasai.
Perubahan – perubahan dan penyempurnaan yang terjadi di Indonesia
sejak bernama Rentjana Pembelajaran 1947 hingga Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) tahun 2006 selalu dibarengi dengan argument – argument
ilmiah, pendekatan – pendekatan mutakhir, lengkap dengan background teori
belajar terbaru dan rasionalisasi dari masing – masing itu yang tidak terbantahkan.
Perubahan Kurikulum kembali untuk SD, SMP, SMA dan SMK di Tahun
2013. Pihak pemerintah menyebutnya sebagai “pengembangan kurikulum” bukan
“perubahan kurikulum.” Istilah ini biasa jadi untuk menghindari dampak
psikologis, dan bukan persoalan substansinya kenapa kurikulum itu terjadi
2
perubahan.
Terlepas dari silang pendapat di tengah masyarakat dan para ahli,
kurikulum 2013 merupakan serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap
kurikulum yang telah dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu
diteruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP). Jadi perubahan kurikulum pendidikan
merupakan suatu tuntutan yang mau tidak mau harus tetap dilakukan dan tinggal
penetapan tentang waktu saja.1
Pengembangan kurikulum 2013 yang beragam mengatur pada standar
nasional pendidkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidkan nasional.
Standar nasional pendidikan terdiri atas standar kompetensi kelulusan, standar isi,
standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan pendidikan, standar pembiayaan pendidikan dan
standar penilaian pendidikan.2
Implentasi pembelajaran pada Kurikulum 2013 berbeda dengan
kurikulum-kurikulum sebelumnya. Sebab, pembelajran pada kurikulum ini lebih
menggunakan pendekatan scientific (ilmiah) dan tematik integratif. Proses
pembeljaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotifasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif.3
1 Imas Kurniasih, Berlin sani, Implementasi Kurikulum 2013 : Konsep & Penerapan,
(Surabaya: Kata Pena, 2014), hl. 32. 2 Loeloek Endah Purwati, Sofan Amri, Panduan Memahami Kurikulum 2013, (Jakarta :
PT. Prestasi Pustakarya, 2013), hl. 278-280.
3 Imas Kurniasih, Berlin sani, Op chit hl.171
3
Peranan kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah menengah atas
SMA/MA/SMK sederajat sangatlah strategis dan menentukan untuk mencapai
tujuan Pendidikan. Kurikulum juga memiliki kedudukan dan posisi yang sangat
sentral dalam keseluruhan proses pendidikan, bahkan kurikulum merupakan
syarat mutlak dan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan itu sendiri.
Pendidikan berfungsi membantu siswa dalam pengembangan dirinya, yaitu
pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya ke arah
yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan sekedar
memberikan pengetahuan atau nilai dan pelatihan ketrampilan. Tetapi pendidikan
harus berfungsi untuk mengembangkan apa yang secara potensi dan aktual telah
dimiliki siswa. Mereka telah memiliki sesuatu, sedikit atau banyak, sesuai dengan
kondisi yang ada.
Kurikulum Bersifat Dinamis serta selalu dilakukan perubahan dan
pengembangan agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan Zaman.
Perubahan dan pengembangan harus dilakukan dengan sistematis,
terarah dan tidak asal berubah. Perubahan dan pengembangan kurikulum harus
memiliki visi dan arah yang jelas, mau dibawa kemana sistem pendidikan
nasional dengan kurikulum tersebut. Sehubungan dengan itu, sejak wacana
perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 digulirkan, telah muncul
berbagai tanggapan dari berbagai kalangan, baik pro maupun kontra.4
Peranan kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah menengah atas
SMA/MA/SMK sederajat sangatlah strategis dan menentukan untuk mencapai
4 E. Mulyasa.Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013). h. 59
4
tujuan pendidikan. Kurikulum juga memiliki kedudukan dan posisi yang sangat
sentral dalam keseluruhan proses pendidikan, bahkan kurikulum merupakan
syarat mutlak dan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan itu sendiri.
Pendidikan berfungsi membantu siswa dalam pengembangan dirinya, yaitu
pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya ke arah
yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan sekedar
memberikan pengetahuan atau nilai dan pelatihan ketrampilan. Tetapi pendidikan
harus berfungsi untuk mengembangkan apa yang secara potensi dan aktual telah
dimiliki siswa. Mereka telah memiliki sesuatu, sedikit atau banyak, sesuai dengan
kondisi yang ada.
Pendidikan itu sendiri identik dengan Interaksi antara pendidik (guru) dan
peserta didik (siswa) untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Sebagai pendidik
professional, guru bukan saja dituntut melaksanakan tugasnya tetapi juga harus
memiliki pengetahuan dan kemampuan yang professional. Sebagaimana Firman
Allah SWT dalam QS. Al- Mujadilah Ayat 11 yang mengungkapkan bahwa:
لكم وإذا وا قيلايا أيها الذين آمنوا إذا قيل لكم تفسحوا في المجالس فافسحوا يفسح الل ن
الذين آمنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات والل وا يرفع الل ملون خبي تما تع فان
Terjemahnya :
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
5
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan..5
Ayat di atas jelas mengungkapkan bahwa seorang pendidik harus
professional, sehingga guru perlu meningkatkan kompetensi yang ada pada
dirinya, karena guru merupakan ahli dalam menerapkan kurikulum.
Penilaian pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 lebih lengkap karena
mengandung 3 aspek yaitu aspek sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Aspek
sikap menunjukkan kepribadian dan karakter siswa, aspek pengetahuan
menunjukkan kecerdasan siswa dan aspek ketrampilan menunjukkan kreativitas
siswa.
Penerapan proses pembelajaran yang memberikan keluasan kepada siswa
untuk aktif membangun kebermaknaan sesuai dengan pemahaman yang telah
mereka miliki, memerlukan serangkaian kesadaran akan makna bahwa
pengetahuan tidak bersifat obyektif dan stabil, tetapi bersifat temporer dan tidak
menentu, tergantung dari persepsi subyektif individu dan individu yang
berpengetahuan, menginterprestasikan serta mengkonstruksi suatu realisasi
berdasarkan pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan.
Tugas guru sebagai pemegang peran sentral dalam meningkatkan kualitas
pendidikan akan semakin berat. Proses pembelajaran di kelas sangat ditentukan
keberhasilannya oleh kemampuan personal seorang guru.
Peran dan tanggung jawab guru dalam proses pendidikan sangat berat.
Apalagi dalam konteks pendidikan agama Islam, di mana semua aspek
5 Kementrian Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahannya (Bandung 2010), h.180
6
kependidikan dalam Islam terkait dengan nilai-nilai (value bound), yang melihat
guru bukan saja pada penguasaan material-pengetahuan, tetapi juga pada investasi
nilai-nilai moral dan spiritual yang diembannya untuk ditransformasikan ke arah
pembentukan kepribadian anak didik.
Sebagai barang yang relatif baru, kurikulum 2013 akan menghadapi
berbagai masalah dan tantangan dalam implementasinya baik di tingkat nasional
maupun dalam tingkat lokal. Masalah yang biasa guru hadapi adalah cara
mengajar yang baru dan media pembelajaran yang berbeda-beda disetiap topik.
Disisi lain peserta didik harus berperan aktif dalam proses pembelajaran tidak
hanya menerima pelajaran dari guru saja.
Salah satu sekolah yang telah menerapkan kurikulum 2013 yang sebagai
petunjuk atau acuan dalam menjalankan proses pendidikan atau proses
pembelajaran yang berada di Indonesia yaitu di SMK Muhammadiyah 3
Makassar. Kini sekolah tersebut telah menerapkan kurikulum 2013 pada jenjang
kelas X, XI dan kelas XII. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan atau
penyempurna dari kurikulum sebelumnya.
Kurikulum 2013 Menghasilkan peserta diidik yang produktif, kreatif,
inovatif, afektif, melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan. Untuk
mewujudkan hal tersebut guru dituntut untuk secara professional merancang
pembelajaran efektif dan bermakna (menyenangkan), mengorganisasikan
pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat.
Pengembangan kurikulum dengan Pembinaan kurikulum yang peneliti
maksud dalam penelitian ini tidak mempunyai persamaan makna. Kalau membina
7
peneliti maknai sebagai upaya mempertahankan dan menyempurnakan yang telah
ada sehingga sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan mengembangkan adalah
suatu kegiatan untuk memperoleh cara atau alat yang baru untuk melaksanakan
suatu tugas atau pekerjaan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Salah satu indikator pendidikan yang baik ditandai dengan format
kurikulum yang mengacu kepada persoalan kebutuhan anak masa depan. Draft
kurikulum paling tidak harus relevan dengan konsep dan teori. Agar arah
penerapan dan tujuan kurikulum bisa dipastikan berkaitan erat (link and match)
antara pendidikan dengan kebutuhan siswa dan masyarakat, tentunya harus
dibangun fondasi awal ke mana arah dan tujuan kurikulum ditetapkan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka Peneliti tertarik untuk
melakukan Penelitian dengan Judul “Efektivitas Penerapan Kurikulum 2013
Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas XII SMK
Muhammadiyah 3 Makassar”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, setelah melakukan
kajian yang komprehensif, maka fokus penelitian ini dapat peneliti tentukan
sebagai berikut:
1.Bagaimana Penerapan Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di Kelas XII SMK Muhammadiyah 3 Makassar ?
2. Bagaimana Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas XII
SMK Muhammadiyah 3 Makassar ?
8
3. Faktor Apa yang Menjadi Penghambat dan Pendukung dalam
Efektivitas Penerapan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di Kelas XII SMK Muhammadiyah 3
Makassar ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk Mengetahui Penerapan Kurikulum 2013 pada mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di Kelas XII SMK Muhammadiyah 3
Makassar
2. Untuk mengetahui Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
Kelas XII SMK Muhammadiyah 3 Makassar.
3. Untuk Mengetahui Faktor Apa yang Menjadi Penghambat dan
pendukung dalam Efektivitas Penerapan Kurikulum 2013 Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas XII SMK Muhammadiyah
3 Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan khasanah keilmuan
di bidang pendidikan agama Islam, khususnya terkait dengan upaya
pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam serta dapat digunakan
sebagai acuan dalam meraih tujuan pendidikan secara Nasional.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Peneliti
9
Sebagai penambah wawasan mengenai pelaksanaan kurikulum 2013
dalam pemberian materi pelajaran yang efektif untuk siswa.
b) Bagi Sekolah
Memberikan masukan tentang perkembangan proses pembelajaran
dengan kurikulum 2013 yang telah diterapkan pada mata pelajaran yang
bersangkutan.
c.) Bagi Guru
Sebagai bahan acuan untuk lebih meningkatkan lagi proses
pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan kurikulum 2013.
10
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Penerapan Kurikulum 2013
1. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olahraga pada zaman
Yunani kuno yang berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Pada
waktu itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari.
Orang mengistilahkannya dengan tempat berpacu atau tempat berlari mulai start
sampai finish.6
Kurikulum diartikan sebagai “sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
untuk mendapatkan ijazah”. Sedangkan pengertian lain yaitu “kurikulum merupakan
sekumpulan mata pelajaran yang bersifat sistematis dan diperlukan untuk
mendapatkan ijazah dalam bidang studi tertentu”.7
Berdasarkan pengertian di atas, dalam kurikulum terkandung dua hal pokok,
yaitu : (1) adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa, dan (2) tujuan
utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah. Dengan demikian, implikasinya terhadap
praktek pengajaran, yaitu setiap siswa harus menguasai seluruh mata pelajaran yang
diberikan dan menempatkan guru dalam posisi yang sangat penting dan menentukan.
Keberhasilan siswa ditentukan oleh seberapa jauh mata pelajaran tersebut
dikuasainya dan biasanya disimbolkan dengan skor yang diperoleh setelah
mengikuti suatu tes atau ujian.
6 Nana.S.Syaodih, Prinsip dan Pegembangan kurikulum ( Jakarta : P2PLTK ), h. 267.
7 Sulanam.sunan-ampel.ac.id 2013. diakses tanggal 20 November 2019.
10
11
Pengertian kurikulum seperti itu dianggap terlalu sempit atau sangat
sederhana. Istilah kurikulum pada dasarnya tidak hanya terbatas pada sejumlah mata
pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar yang dialami siswa dan
mempengaruhi perkembangan pribadinya.
Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, kurikulum didefinisikan
sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan dalam
penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap tahun
pendidikan kegiatan belajar mengajar.8
Batasan menurut undang-undang itu tampak jelas, bahwa kurikulum
memiliki dua aspek. Aspek pertama sebagai rencana yang harus dijadikan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dan kedua pengaturan adalah
isi yaitu cara pelaksanaan rencana yang digunakan sebagai upaya pencapaian tujuan
pendidikan nasional.
Setelah kita kaji berbagai konsep kurikulum, maka kurikulum dapat diartikan
sebagai sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai,
isi materi, dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, strategi dan cara
yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi
tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang
dalam bentuk nyata.9
8 Zaenal Arifin, Pegembangan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan Islam (
Jogjakarta : DIVA Press, h. 36. 9 http://deluk12.wordpress.com/makalah-kurikulum/ diakses tanggal 01 Januari 2020
12
2. Komponen Kurikulum
Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen
tertentu, diantaranya yaitu :
a. Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan.
Berhasil atau tidaknya program pengajaran di sekolah dapat diukur dari seberapa
jauh dan banyaknya pencapaian tujuan-tujuan tersebut.10
Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang sangat
umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur, yang
dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat yaitu:
1) Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan yang bersifat paling umum dan
merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha
pendidikan.11
2) Tujuan Institusional
Tujuan institusional merupakan tujuan antara mencapai tujuan umum yang
dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan.
3)Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan lembaga
pendidikan. Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan
diarahkan untuk mencapai tujuan institusional. Contoh tujuan kurikuler adalah
10
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran,
(Bandung: RAJAWALI PERS, 2011), h. 9 11
Ibid ., h. 47.
13
tujuan bidang studi matematika di SD, tujuan pelajaran IPS di SLTP, dan
sebagainya.
4)Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat
didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah
mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali
pertemuan.
b. Isi (Bahan Ajar)
Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan
pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut
semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran
yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan
maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi maupun aktivitas seluruhnya
diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Untuk mencapai tiap tujuan mengajar yang telah ditentukan diperlukan
bahan ajar. Bahan ajar tersusun atas topik-topik dan sub topik tertentu. Tiap topik
atau sub topik mengandung ide-ide pokok yang relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan.12
Bertolak dari uraian tersebut, tujuan pembelajaran harus dapat
dijembatani oleh bahan ajar yang telah diberikan kepada peserta didik.
Isi atau materi kurikulum adalah semua pengetahuan, keterampilan, nilai-
nilai, dan sikap yang terorganisasi dalam mata pelajaran.13
12
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek, (Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya, 2001), h. 105. 13
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), hal.
14
Artinya bahan ajar yang terangkum dalam mata pelajaran tersebut harus
memuat pengetahuan (aspek kognitif), keterampilan (aspek motorik), dan nilai-
nilai yang tercermin dalam sikap dan perilaku (aspek afektif). Hal yang
merupakan fungsi khusus dari kurikulum pendidikan formal adalah memilih dan
menyusun ‘isi’ supaya tujuan kurikulum dapat dicapai dengan cara paling efektif
dan supaya pengetahuan juga dapat disajikan kepada peserta didik dengan utuh.
Intisari uraian di atas adalah bahwa ‘isi’ atau ‘bahan ajar’ merupakan
materi yang diajarkan kepada siswa atau peserta didik, baik berupa pengetahuan,
nilai-nilai, maupun kemampuan tertentu, dimana siswa diharapkan dapat
menguasainya melalui pelaksanakan kurikulum yang diberlakukan dalam institusi
pendidikan yang ditempatinya.
c. Metode/Strategi
Metode dapat juga diartikan sebagai strategi pembelajaran. Komponen ini
merupakan komponen yang memiliki peran sangat penting, karena berhubungan
dengan implementasi kurikulum. Strategi meliputi rencana, metode dan perangkat
kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Strategi atau metode berkaitan dengan upaya yang harus dilakukan dalam
rangka pencapaian tujuan. Strategi yang ditetapkan dapat berupa strategi yang
menempatkan siswa sebagai pusat dari setiap kegiatan, ataupun sebaliknya.
Strategi bagaimana yang dapat digunakan sangat bergantung kepada tujuan dan
materi kurikulum.
d. Evaluasi
276
15
Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan.
Dalam konteks kurikulum, evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah
tujuan yang telah ditetapkan sudah tercapai atau belum, dan evaluasi digunakan
sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang telah ditetapkan.
3. Konsep Kurikulum 2013
Kurikulum diibaratkan sebagai sebuah “lintasan pacu”. Istilah kurikulum
(curriculum) berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Jadi,
kurikulum dalam dunia pendidikan diartikan sebagai jarak atau sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh oleh seseorang pelajar mulai dari start sampai
finish untuk memperoleh ijazah dari hasil belajar.
Tujuan pendidkan nasional dibagi menjadi dua, yaitu secara makna dan
makro dan mikro. Secara makro, pendidikan nasional bertujuan untuk membentuk
organisasi pendidikan yang bersifat otonom sehingga mampu melakukan inovasi
dalam pendidikan untuk menuju suatu lembaga yang beretika, selalu
menggunakan nalar, berkemampuan komunikasi social yang positif dan memiliki
sumber daya manusia yang sehat dan tangguh, sedangkan secara mikro,
pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, beretika (beradab dan berwawasan budaya bangsa
Indonesia), memiliki nalar (maju, cakap, cerdas, kreatif, inovatif, dan bertanggung
jawab), berkemampuan komunikasi social (tertib, dan sadar hukum, kooperatif
dan kompetitif, demokratis), dan berbadan sehat sehingga menjadi manusia
mandiri.14
14
E. Mulyasa.Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. (Bandung: PT. Remaja
16
B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Perencanaan pembelajaran merupakan serentetan rangkaian yang disusun
berdasarkan kebutuhan satuan pendidikan yang akan ditempuh dengan kurikulum
sebagai acuan dalam menyusun perencanaan tersebut. Adapun perangkat
pererncanaan pembelajaran diantaranya: program tahunan, program semester,
silabus, dan rencana pelakasanaan pembelajaran (RPP).
a.Program Tahunan
Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun
ajaran untuk mencapai tujuan (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang
telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu diperlukan agar seluruh kompetensi
dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh siswa. 15
Program tahunan merupakan acuan untuk pengembangan program lainnya,
yakni program semester, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Program
tahunan memuat penjabaran alokasi waktu tiap-tiap kompettensi dasar dan
kompetensi inti untuk setiap semester dan setiap kelas selama satu tahun
pembelajaran.
b. Program Semester
Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan setelah
menganalisis jumlah efektif, jumlah Kompetensi Dasar, tingkat kedalaman dan
kesulitan tiap Kompetensi Dasar, ketersediaan sarana prasana, sehingga dapat
Rosdakarya, 2013). h. 15
15 Ferdinan. Desain Pembelajaran.(Jakarta: Gunadarma Ilmu, 2017). h. 126
17
menentukan alokasi waktu untuk setiap Kompetensi Dasar.16
Program semester berisikan garis besar tentanng hal-hal yang hendak
dilaksanakan dan dicapai dalam satu semester tersebut. Isi dari program semester
tentang bulan, pokok bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang
direncanakan, dan keterangan-keterangan.
c. Silabus
Silabus didefinisikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar, pokok-pokok
isi atau materi pelajaran. Silabus adalah rencana pembelajaran untuk satu mata
pelajaran di kelas atau satu tema tertentu yang terdiri atas beberapa materi pokok
atau tema tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi
pokok, pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.17
Komponen-komponen silabus sebagai acuan penyusunan kerangka
pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran sebagai berikut:
1) Identitas mata pelajaran
2) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas
3) Kompetensi inti
4) Kompetensi dasar
5) Tema
6) Materi pokok
7) Pembelajaran
8) Penilaian
9) Penentuan alokasi waktu
16
Ibid. h.136 17
Ibid. h. 122-123
18
10) Sumber belajar
d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih yang dikembangkan
dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya
mencapai kompetensi dasar. Adapun komponen-komponen RPP yaitu :18
1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan,
2) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema,
3) Kelas/semester,
4) Materi pokok,
5) Alokasi waktu,
6) Kompetensi inti,
7) Kompetensi dasar dan indicator kompetensi,
8) Tujuan pembelajaran,
9) Materi pembelajaran,
10) Metode pembelajaran,
11) Media pembelajaran,
12) Sumber belajar,
13) Langkah-langkah pembelajaran,
14) Penilaian hasil pembelajaran.
Adapun langkah-langkah menyusun kegiatan pelaksanaan pembelajaran
yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
18
Ibid 134-135
19
1) Kegiatan pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, sebaiknya :
a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran,
b) Memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat
dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan
memberikan contoh dan perbandingan local, nasional, dan
internasional,
c) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
dengan materi yang akan dipelajari,
d) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai dan
e) Menyampaikan capaian materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
2) Kegiaan inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dengan materi
pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik, tematik terpadu, scientific, inquiry, dan
penyingkapan (discovery), dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik
kompetensi dan jenjang pendidikan.
a) Sikap
20
Sesuai dengan karakteristik sikap maka salah satu alternative yang dipilih
adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati,
hingga mengamalkan. Seluruh aktifitas pembelajaran berorientasi pada tahapan
kompetensi yang mendorong siswa untuk melakukan aktivitas tersebut.
b) Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteristik
aktivitas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan
dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat
pendekatan scientific, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk
menerapkan belajar berbasis penyingkapan penelitian (discovery,inquiry
learning). Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan
kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan menggunakan
pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah
(project based learning).
c) Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba,
menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub topik) mata
pelajaran yang ditturunkan dari keterampilan harus mendorong siswa untuk
melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan
ketrampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus
belajae berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/ inquiry learning) dan
21
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project
based learning).
3) Penutup
Pendidik bersama peserta didik baik secara individual ataupun kelompok
melakukan refleksi untuk mengevaluasi :
a) Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh
untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung
maupun tidak langsung dari hasil pembelajarn yang telah berlangsung,
b) Meberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
c) Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik
tugas individu maupun kelompok.
d) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
Kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengakhiri kegiatan belajar mengajar, salah satu tujuannya adalah untuk
mengukur tingkat keberhasilan peserta didik maupun guru dalam kegiatan belajar
mengajar.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Seorang guru semestinya memiliki empat kompetensi dalam menjalankan
tugasnya antara lain kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
professional, kompetensi social, dengan memiliki keempat kompetensi tersebut
maka diharapkan pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan sesuai tujuan
22
pembelajaran. Di samping kompetensi yang harus dimiliki seorang guru, juga
dibutuhkan strategi serta metode yang sesuai dengan bahan materi yang diajarkan.
a) Konsep model pembelajaran dalam kurikulum 2013
Model pembelajaran memiliki kesamaan dengan strategi pembelajaran.
Model pembelajaran dapat diartikan sebagai proses, prosedural atau panduan yang
digunakan dalam melakukan kegiatan proses mengajar.
Menurut Rombepajung dalam bukunya M. Thobroni mengemukakan
pembelajaran adalah pemerolehan suatu mata pelajaran atau pemerolehan suatu
keterampilan melalui pembelajaran, pengalaman, atau pengajaran.19
Kurikulum 2013 adalah seperangkat alat pendidikan yang berusaha
menyempurnakan kurikulum-kurikulum yang telah ada sebelumnya. Kurikulum
2013 merupakan serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang
telah dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu diteruskan dengan
rangkaian kurikulum 2006.
Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh menteri pendidikan dan
kebudayaan, Muhammad Nuh, mengatakan bahwa :
Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran
kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Adapun ciri
kurikulum 2013 yang paling mendasar ialah menuntut kemampuan guru
dalam berpengetahuan dan mencari tahu pengetahuan sebanyak-
banyaknya. Karena siswa zaman sekarang telah mudah mencari informasi
dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi. Sedangkan
untuk siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada
lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki
kemampuan berpikir kritis.20
19
M. Thobroni. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Praktik (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media. 2016). h. 17 20
Imas Kurinasih, dkk. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. (Surabaya :
Kata Pena. 2014). h. 7
23
Kurikulum 2013 memiliki semangat untuk mengurangi verbalisme dalam
proses pembelajaran yang selama ini siswa lebih banyak diberi tahu atau
diceramahi, maka kurikulum 2013 ini siswa harus lebih banyak diransang,
dikondisikan, dan ditantang untuk lebih banyak “mencari tahu” sebagai
perwujudan rasa ingin tahu yang ada dalam diri siswa yang bersangkutan.
Pola pembelajaran seperti ini berimplikasi terhadap sistem penilaian yang
selama ini lebih mengutamakan penilaian akhir atau output semata. Dalam
kurikulum 2013, penilaian merupakan akumulasi dari proses belajar, bukan hasil
rata-rata dari tes yang dilakukan pada akhir setiap kompetensi dasar.
b) Model-model pembelajaran kurikulum 2013
Pelaksanaan pembelajaran dibutuhkan model pembelajaran agar proses
pembelajaran sistematis dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Berikut
beberapa model pembelajaran yang dapat diterapkan;
1) Model pembelajaran Inquiry
Inqury berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat,
dalam mengajukan pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan.
Sanjaya mengatakan, ada beberapa hal ciri utama model pembelajaran inquiry.
Pertama, model pembelajaran inqury menekankan kepada aktifitas peserta didik
secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri
menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar. Kedua, siswa diarahkan
mencari dan menemukan sendiri dari suatu yang dipertanyakan sehingga
menimbulkan rasa percaya diri. Ketiga, mengembangnkan kemampuan intelektual
sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam pembelajaran inkuiri peserta
24
didik tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana
mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.21
2) Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)
Problem based learning adalah pembelajaran yang menggunakan
masalah nyata yang tidak terstruktur dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi
peserta didik untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan
berfikir kritis serta sekaligus membangun pengetahuan baru.22
Jadi Problem
Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan peserta didik
untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga
peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah
tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah.
Langkah-langkah dalam menerapkan Problem Based Learning yaitu
mengorganisasikan peserta didik terhadap masalah, mengorganisasi peserta didik
untuk belajar, membimbing penyelidikan individual maupun kelompok,
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah.
3) Model pembelajaran berbasis proyek
Model pembelajaran ini melibatkan suatu proyek yang dikerjakan
oleh siswa baik perorangan maupun perkelompok dan dilaksanakan dalam
jangka waktu tertentu secara kolaboratif, menghasilkan suatu produk, yang
hasilnya kemudian akan ditampilkan atau dipresentasikan. Pembelajaran berbasis
21
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008). h. 202 22
Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011). h. 232
25
proyek berpusatkan kepada pebelajar dilakukan secara kolaboratif dan inovatif,
unik, yang berfokus pada pemecahan masalah.23
Secara umum langkah-langkah
pembelajaran berbasis proyek yaitu a) penentuan proyek, b) perancangan langkah-
langkah penyelesaian proyek, c) penyusunan jadwal pelaksanaan proyek, d)
penyelesaian proyek dengan fasilitas dan monitoring guru, e) penyusunan laporan
dan presentasi hasil proyek, f) evaluasi proses dan hasil proyek.
4) Model cooperatif learning (pembelajaran kooperatif)
Pembelajaran kooperatif yaitu tenaga yang terhimpun untuk melatih melalui
kerjasama antara sesama peserta didik yang keadaan kelas mencerminkan keadaan
masyarakat luas dan menjadi laboratarium untuk belajar kehidupan nyata.
Model ini dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerjasama atau
gotong royong dalam pembelajaran yang menekankan terbentuknya hubungan
antara siswa yang satu dengan yang lainnya, terbentuknya sikap dan perilaku yang
demokratis serta tumbuhnya produktivitas kegiatan belajar siswa. Ciri-ciri model
pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
a) Siswa secara kelompok menyelesaikan materi belajar sesuai
kompetensi dasar yang akan dicapai.
b) Kelompok dibentuk dari siswa yang memilliki kemampuan yang
berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c) Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masinng-
masing individu.24
c) Standar Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013
23
Muhammad Fathurrohman. Paradigma Pembelajaran Kurikulum 2013 Strategi
Alternatif Pembelajaran di Era Global. (Yogyakarta: Kalimedia, 2015). h. 227-228 24
Ibid. h. 311
26
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Secara Rinci Sebagai Berikut:
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
1. menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya
1.1 Terbiasa Membaca Al Quran
dengan meyakini bahwa kontrol
diri (mujahadah An-nafs)
prasangka baik (huznuzzan) dan
Persaudaraan (Ukhuwah) adalah
Perintah Agama.
1.2 Meyakini Bahwa Pergaulan bebas
dan zina adalah dilarang agama
1.3 Meyakini Bahwa Allah Maha
Mulia, maha Mengamankan, Maha
Memelihara ,Maha Sempurna
Kekuatan-Nya, Maha Pengimpun,
Maha Adil dan Maha Akhir.
1.4 Meyakini Keberadaan Malaikat-
Malaikat Allah Swt
1.5 Terbiasa Berpakaina sesuai dengan
syariat Islam
2. menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerja
2.1 menunjukkan perilaku Kontrol Diri
(mujahadah An-nafs) prasangka baik
(huznuzzan) dan Persaudaraan
27
sama, toleran, damai), santun,
responsive dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan
social dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
(Ukhuwah) sebagai Implementasi
Perintah Q.s Al Hujurat/49:10 dan
12 serta hadist terkait
2.2 menghindarkan diri dari Pergaulan
bebas dan perbuatan zina sebagai
pengamalan Q.S Al Isra/17:32 dan
QS an-nur/24;2, Serta Hadits terkait
2.3 memiliki sikap keluhuran
budi:kokoh pendirian, Pemberi rasa
aman, tawakkal dan adil sebagai
implementasi pemahaman al-asmau
al husna: Al karim,Al-mumin ,Al
wakil, Al-matin, Al-jami, Al-Adl,
dan Al-Akhir
2.4 Menunjukkan sikap disiplin, Jujur
dan Bertanggung Jawab , Sebagai
Implementasi Beriman Kepada
Malaikat-Malaikat Allah Swt
2.5 Menunjukkan Perilaku Berpakaian
sesuai dengan Syariat Islam
2.6 menunjukkan perilaku Jujur dalam
Kehidupan Sehari-hari.
3. memahami, menerapkan, dan 3.1 menganalisis QS Al
28
menganalisis pengetahuan factual,
konseptual, procedural dan
metakologi berdasarkan rasa ingin
tahu tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya dan
humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, dan
peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan,
procedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah.
Hujurat/49:10dan 12 serta hadits
tentang kontrol diri (mujahadah An
nafs), Prasangka baik (huznuzzan)
dan persaudaraan (Ukhuwah).
3.2 menganalisis QS. Al Isra 17:32 dan
Qs an nur/24:2, SertaHAdis tentang
larangan pergaulan bebas dan
perbuatan zina.
3.3 Menganalisis makna Al-al Asmau
al husna: Al karim,Al-mumin ,Al
wakil, Al-matin, Al-jami, Al-Adl,
dan Al-Akhir
3.4 Menganalisis makna beriman
Kepada Malaikat-malaikat Allah
Swt.
3.5 Menganalisis Ketentuan Berpakaian
sesuai Syariat Islam.
3.6 Menganalisis manfaat kejujuran
dalam kehidupan sehari-hari.
3.7 Menganalisis semangat Keilmuan
3.8 Menganalisis kedudukan Al quran,
Hadis dan ijtihad sebagai sumber
29
hukum islam.
3.9 Menganalisis hikmah ibadah haji,
zakat, dan wakaf bagi individu dan
masyarakat.
3.10 Menganalisis substansi, strategi
dan penyebab keberhasilan dakwah
Nabi muhammad Saw di Makkah.
3.11 Menganalisis Substansi, strategi
dan keberhasilan dakwah Nabi
muhammad saw di Madinah.
4. mengolah, menalar, dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif serta mampu menggunakan
metode sesuai dengan kaidah
keilmuan
4.1.1 Membaca Q.S al hujurat/49;10
dan 12, Sesuai dengan kaidah
tajwid dan Makharijul huruf.
4.1.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S
Al-Hujurat/49:10 dan 12 dengan
fasih dan lancar.
4.1.3 Menyajikan hubungan Antara
Kualitas Keimanan dengan kontrol
diri (Mujahadah an-nafs), Prasangka
baik (huznuzzan), dan persaudaraan
(ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S
Aal Hujurat/49:10 dan 12, serta
hadits terkait.
30
4.2.1 Membaca Q.S Al-Isra/17:32, dan
Q.S An-Nur/24:2 dengan Kaidah
tajwid dan Majhrijul Huruf
4.2.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S
Al-Isra/17:32, dan Q.S An-Nur/24:2
dengan fasih dan Lancar
4.2.3 Menyajikan Keterkaitan antara
larangan berzina dengan berbagai
kekejian (fahisyah) yang
ditimbulkannya dan Perangai yang
buruk (Saasabila) sesuai pesan Q.S
Al-Isra/17:32, dan Q.S An-Nur/24:2
4.3 Menyajikan hubungan makna
makna Al- Asmau al husna: Al
karim,Al-mumin ,Al wakil, Al-
matin, Al-jami, Al-Adl, dan Al-
Akhir dengan perilaku keluhuran
budi, kokoh pendirian, rasa aman,
tawakal dan perilaku adil.
4.4 Menyajikan hubungan antara
beriman kepada malaikat-malaikat
allah aswt. Dengan perilaku teliti,
disiplin dan waspada.
31
4.5 Menyajikan keutamaan tata cara
berpakaian sesuai syariat islam.
4.6 Menyajikan kaitan antara contoh
perilaku jujur dalam kehidupan
sehari-hari dengan keimanan..
4.7 Menyajikan kaitan antara kewajiban
menuntut ilmu, dengan kewajiban
membela agama sesuai perintah Q.S
At-taubah/9:122 dan Hadist terkait
4.8 Mendeskripsikan macam-macam
sumber hukum Islam.
4.9 Menyimulasikan ibadah Haji, zakat,
dan wakaf.
4.10 Menyajikan Keterkaitan antara
substansi dan strategi dengan
keberhasilan dakwah Nabi
Muhammad Saw di Makkah.
4.11 Menyajikan Keterkaitan antara
substansi dan strategi dengan
keberhasilan dakwah nabi
Muhammad saw di Madinah.25
25
Pendidikan Agama Islam : Buku Guru/Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,
Jakarta:2017 h 256
32
3. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi merupakan bagian dari pelaksanaan pembelajaraan yang tidak
bisa dipisahkan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan mencapai tujuan
pembelajaran. Evaluasi merupakan terjemahan dari bahasa Inggris evaluation
yang berarti penilaian, membahas evaluasi tidak lepas dari penilaian dan
pengukuran. Jadi evaluasi merupakan tahapan penilaian dalam menetapkan nilai
dari suatu pencapaian berdasarkan target pembelajaran yang telah dilalui. Teknik
dan instrument penilaian yang digunakan untuk menilai kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut :
a. Penilaian kompetensi sikap
Secara umum, objek sikap yang perlu di nilai dalam proses pembelajaran
yaitu :
1) Sikap siswa terhadap materi pelajaran
2) Sikap terhadap guru/pengajar
3) Sikap terhadap proses pembelajaran
4) Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan
suatu materi pelajaran.26
b. Penilaian kompetensi pengetahuan
Penilaian pengetahuan diartikan sebagai penilaian potensi intelektual yang
terdiri dari tahapan mengetahui, memahami, menerapkan, menganilisis,
mensintesis, dan mengevaluasi. Teknik dan bentuk instrument penilaian
sebagai berikut:
26
Muhammad Fathurrohman. Op Cit .h. 433
33
1) Tes tertulis
Tes tertulis adalah tes dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh
peerta didik dengan memberikan jawaban tertulis. Adapun bentuk
instrument penilaiannya berupa pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-
salah, menjodohkan, dan uraian.27
2) Tes lisan
Tes lisan yakni tes yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara
lisan kepada pesreta didik dan dijawab langsung secara lisan oleh peserta didik.
3) Penugasan
Penugasan adalah slah satu tes yang digunakan oleh guru dalam menilai
peserta didik dalam ranah pengetahuan. Sifat penugasan ini dapat diberikan di
sekolah maupun di rumah28
c. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Penilaian keterampilan yaitu: penilaian yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan, suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik,
projek, dan penilaian portofolio. Instrument yang digunakan berupa daftar cek
atau skala penilaian yang dilengkapi rubrik. Indikator pencapaian dirumuskan
dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,
antara lain: mengidentifikasi, menghitungkan, membedakan, menyimpulkan,
menceritakan kembali, mempraktekan, mendemonstrasikan, mendeskrifsikan,
membuat, menyusun, menggambar, ikutserta, melaksanakan, memakai, menullis,
menyajikan dan lain sebagainya.29
27
Ibid. h. 478 28
Ibid. h. 479 29
Ibid. h. 479-481
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research)
yakni penelitian dimana peneliti turun langsung kelokasi penelitian untuk
memperoleh data yang konkrit yang ada hubungannya dengan judul penelitian.
Metode penelitian yang dipergunakan adalah Analisis Kualitatif,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya
adalah Eksperimen ) dimana peneliti adalah instrumen kunci, pengambilan sampel
sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, tehnik pengumpulan
dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.30
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 3 Makassar
dan yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah,
Wakasek Kurikulum, Guru Pendidikan Agama Islam dan siswa Kelas XII SMK
Muhammadiyah 3 Makassar.
C. Fokus Penelitian
Adapun yang menjadi fokus penelitian adalah:
1. Penerapan Kurikulum 2013
2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
30
Sugiyono , Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kuallitatif, dan
R&D). cet.26 (Bandung : Alfabeta. 2017 ). h. 15
34
35
D. Deskripsi Fokus Penelitian
Adapun yang menjadi deskripsi fokus penelitian adalah :
1. Penerapan kurikulum 2013 berbasis kompetensi dan karakter harus melibatkan
semua komponen (stakeholder), Termasuk Komponen-Komponen sistem
pendidikan itu sendiri. Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 diharapkan
dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada
pembentukan budi pekerti dan Akhlak mulia peserta didik secara utuh dan
seimbang, sesuai dengan standart kompetens pda setiap jenjang pendidikan.
2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah serangkaian kegiatan yang diterapkan pendidik dalam proses
pembelajaran guna mencapai tujuan belajar, baik itu persiapan perencanaaan,
Proses Pembelajaran dan Evaluasi agar proses belajar mengajar dalam kelas
dapat terorganisir dengan baik.
E. Sumber Data
Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain:
1. Data Primer
Data primer adalah informasi yang diperoleh langsung dari pelaku yang
melihat dan terlibat langsung dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Data
primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak
melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara
individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian
atau kegiatan, dan hasil pengujian. Data primer disebut juga sebagai data asli atau
36
data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti
harus mengumpulkannya secara langsung.31
Data Ini diperoleh dari Kepala Sekolah, Wakasek Kurikulum, Guru
Pendidikan Agam Islam, serta siswa Kelas XII SMK Muhammadiyah 3 makassar
yang masih perlu diolah kembali.
2. Data Sekunder
Data yang didapat dari catatan, buku, majalah berupa pengembangan
kurikulum 2013, artikel, buku-buku kurikulum 2013 sebagai teori, dan lain
sebagainya. Data yang diperoleh dari data sekunder ini tidak perlu diolah lagi.
Sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpulan data.32
F. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
lengkap dan sistematis sehingga memudahkan peneliti dalam mengolah data yang
telah diperoleh dari sumber informasi. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi
instrument atau alat penelitian adalah peniliti itu sendiri33
. Untuk itu peneliti
dalam melakukan penelitian ini akan menetapkan fokus penelitian, memilih
informan sebagai sumber data yakni Kepala Sekolah, Wakasek Kurikulum, Guru
Pendidikan Agama Islam dan siswa yang berada dalam lingkungan SMK
Muhammadiyah 3 Makassar.
31
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada
Universiti aparess, 2011), h. 117 32
Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian (Yogyakarta: PT. Pustaka Baru, 2014). h. 74 33
Sugiyono. Op. Cit. h. 305
37
Penelitian dan menguji hipotesis, maka penulis menggunakan beberapa
teknik seperti, pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1.Pedoman observasi
Metode observasi adalah pengamatan yang dilakukan dengan sengaja,
sistematis mengenai gejala-gejala yang terjadi untuk kemudian dilakukan
pencatatan. Observasi diartikan sebagai usaha mengamati fenomena-fenomena
yang akan di selidiki baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung
dengan mengfungsikan secara alat indera dari pengamatan untuk mendapatkan
informasi dan data akan diperlukan tanpa bantuan dan alat lain. Sedangkan
observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat
berlangsungnya peristiwa yang akan diselidiki, misalnya peristiwa tersebut
diamati melalui film, rangkaian slide, atau rangakain foto. Dalam menggunakan
teknik observasi baik langsung maupun tidak langsung diharapkan mengfungsikan
setiap alat indera untuk mendapatkan data yang lengkap.34
2.Pedoman Wawancara
Wawancara merupakan proses interaksi antara respon untuk menemukan
informasi atau keterangan dengan cara langsung bertatap muka dan bercakap-
cakap secara lisan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan yang
menghubungkan dengan informasi yang diperlukan dengan jarak yang dibutuhkan
secara lisan pula, memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
Tanya jawab sambil bertatap muka antara sipenanya atau pewawancara dengan
sipengaruh atau responden yang menggunakan alat panduan wawancara.
34
P. Joko Subagyo, metodologi dalam teori dan praktek (Jakarta: rinekacipta, 2004). h.63
38
3.Catatan Dokumentasi
Dokumentasi yaitu, peninggalan tertulis dalam berbagai kegiatan atau
kejadian yang dari segi waktu relatif, belum terlalu lama dan teknik pengumpulan
data dengan hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda dan sebagainya. Dalam hal ini peneliti
menggunakan catatan dokumentasi untuk memperkuat hipotesa agar hasil
penelitian yang lebih akurat dan dapat di pertanggung jawabkan.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:
Riset lapangan, penulis langsung turun kelapangan guna mengumpulkan data
yang diperlukan dalam penyusunan Proposal ini. Oleh karena itu data yang
dikumpulkan ini bersifat emperis. Kemudian dalam penelitian lapangan ini
penulis menggunakan teknik-teknik pengumpulan data, sebagai berikut;
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-
fenomena yang diselidiki.35
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal yaitu semacam
percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.36
3. Dokumentasi
35
Nana Syaohdih Sukma Dinata. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: Remaja
Rosda Karya. 2010). h. 220 36
Andi Prastowo. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan
Penelitian. (Jogjakarta: Ar-ruz Media, 2011). h 330.
39
Dokumentasi adalah mencatat semua data secara langsung dari referensi
yang membahas tentang objek peneliitian.37
H. Teknik Analisis Data
Pada tahap tekhnik analisa data ini dilakukan dengan cara proses mencari
dan menyususn secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke
dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun
kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Dalam pengolahan analisis data ini, dipergunakan beberapa metode, yaitu:
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Maka dari itu diperlukan analisis data
melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang
yang tidak perlu38
. Dengan demikian peneliti akan lebih mudah melakukan
pengumpulan data.
2. Penyajian Data
Setelah mereduksi data maka langkah selanjutnya yaitu melalui
penyajian data dengan cara menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Selain itu, penyajian data
dalam penelitian kualitatif yang sering digunakan adalah dengan teks naratif.
37
BurhanBungin.PenelitianKualitatifKomunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan
Ilmu social lainnya.(Jakarta: KencanaPrenada Media Group, 2007), h. 121. 38
Sugiyono. Op.Cit. h. 338
40
3. Kesimpulan atau Verifikasi
Langkah berikutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Ketika
pengumpulan data dilakukan seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti
benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi
yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi. Kesimpulan yang mula-mulanya
belum jelas akan meningkat menjadi lebih terperinci. Kesimpulan-kesimpulan
final akan muncul bergantung pada besarnya kumpulan-kumpulan catatan
lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang
digunakan, kecakapan peneliti dan tuntutan pemberi dana, sering kali kesimpulan
itu telah sering dirumuskan sebelumnya sejak awal. Namun kesimpulan dalam
penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Sekolah
Sekolah ini berlokasikan di Jalan Muhammadiyah No. 51 B Kelurahan
Melayu Kecamatan Wajo Kota Makassar. Yang di dirikan Oleh Bapak Drs.
Kasim Astim Selaku Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Cabang Makassar pada
tanggal 01 Juni 1993. Pertama di didirikan dua jurusan yaitu Akuntansi dan
Sekretaris.Pada saat itu bernamakan SMEA Muhammadiyah Utama. Pada tahun
1996 kembali berganti nama SMK Muhammadiyah Di Akui. dan pada Tahun
2009 Sekolah ini Berganti Nama menjadi SMK Muhammadiyah 3 Makassar. Dan
Bertambah jurusan TKJ (Tekhnik Komputer Jaringan). Dan Jurusan Sekretaris
berganti nama menjadi Administrasi Perkantoran. Kemudian di tahun 2010
bertambah jurusan KPW (Keperawatan). Hingga saat ini Sekolah SMK
Muhammadiyah 3 Makassar mempunyai 4 jurusan yaitu Akuntansi, Administrasi
Perkantoran, Tekhnik Komputer Jaringan dan Keperawatan. Adapun Kepala
Sekolah Pertama di tahun 1993-1994 yaitu Bapak Drs. Amir Ganyu, di tahun
1994-2003 bapak Drs. H.M Ali Hamid terpilih Sebagai Kepala Sekolah Ke-2.
Kemudian di tahun 2003-2012 Drs. Syamsuriadi P. Salenda MA menjadi Kepala
Sekolah Ke-3 di SMK Muhammadiyah 3 Makassar.dan Bapak Ruslan SE, MM
terpilih menjadi Kepala Sekolah Periode 2012 hingga saa
41
42
2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 3 Muhammadiyah 3 Makassar
memiliki Visi Misi dan Tujuan Sekolah Sebagai Berikut :
a. Visi
Menjadi Sekolah yang Unggul dalam kualitas Keislaman, Kompetensi &
Kewirausahaan.
b. Misi
Untuk Mencapai Visi Tersebut SMK Muhammadiyah 3 Makassar Menyusun
Misi Sebagai Berikut :
1) Meningkatkan Kemampuan Akademik
2) Mewujudkan Iklim Sekolah yang Islami
3) Meningkatkan Keterampilan Berbahasa
4) Meningkatkan keterampilan informasi dan tekhnologi (IT)
5) Menanamkan kesadaran berwirausaha
6) Meningkatkan Kompetensi di Bidangnya masing-masing.
3. Tujuan Sekolah
Menghasilkan Siswa yang Mampu memadukan Ilmu Agama dan Intelektual serta
berakhlak mulia.
3. Identitas Sekolah
Tabel 1 : Profil Sekolah 1. Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah :
SMKS MUHAMMADIYAH 3
MAKASSAR
2 NPSN : 40307393
3
Jenjang
Pendidikan : SMK
4 Status Sekolah : Swasta
43
5 Alamat Sekolah :
JL. MUHAMMADIYAH NO. 51 B
MAKASSAR
RT / RW : 0 / 0
Kode Pos : 90171
Kelurahan : Melayu
Kecamatan : Kec. Wajo
Kabupaten/Kota : Kota Makassar
Provinsi : Prov. Sulawesi Selatan
Negara : Indonesia
6 Posisi Geografis : -5.124 Lintang
119.4146 Bujur
3. Data Pelengkap
7
SK Pendirian
Sekolah :
8
Tanggal SK
Pendirian :
9
Status
Kepemilikan : Yayasan
10
SK Izin
Operasional : -
11
Tgl SK Izin
Operasional :
12
Kebutuhan
Khusus Dilayani :
13
Nomor
Rekening : 0050-01-001963-30-9
14 Nama Bank : BRI
15
Cabang
KCP/Unit : MAKASSAR AHMAD YANI
16
Rekening Atas
Nama : SMK MUHAMMADIYAH 3
17 MBS : Tidak
18
Luas Tanah
Milik (m2) : 1166
19
Luas Tanah
Bukan Milik
(m2) : 2346
20
Nama Wajib
Pajak :
BENDAHARA SMK
MUHAMMADIYAH 3
21 NPWP : 006108955801000
3. Kontak Sekolah
20 Nomor Telepon : 0411/3653252
21 Nomor Fax :
22 Email : [email protected]
23 Website : http://www.smkmuh3mks.sch.id
44
4. Data Periodik
24
Waktu
Penyelenggaraan : Pagi/6 hari
25
Bersedia
Menerima Bos? : Ya
26 Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat
27 Sumber Listrik : PLN
28
Daya Listrik
(watt) : 900
29 Akses Internet : Telkom Speedy
30
Akses Internet
Alternatif : Telkom Speedy
5. Sanitasi
31 Kecukupan Air : Cukup
32
Sekolah
Memproses Air : Tidak
Sendiri
33
Air Minum
Untuk Siswa : Tidak Disediakan
34
Mayoritas Siswa
Membawa : Ya
Air Minum
35
Jumlah Toilet
Berkebutuhan : 0
Khusus
36
Sumber Air
Sanitasi : Ledeng/PAM
37
Ketersediaan Air
di : Tidak Ada
Lingkungan
Sekolah
38 Tipe Jamban : Leher angsa (toilet duduk/jongkok)
39
Jumlah Tempat
Cuci : 5
Tangan
40
Apakah Sabun
dan Air : Ya
Mengalir pada
Tempat Cuci
Tangan
41
Jumlah Jamban
Dapat :
Laki-
laki
Perempuan Bersama
Digunakan
3 3 0
42
Jumlah Jamban
Tidak Dapat :
Laki-
laki
Perempuan Bersama
45
Digunakan
0 0 0
4. Sarana & Prasarana
Untuk menunjang proses belajar dan mengajar yang efektif, efisien dan
maksimal dalam mencapai tujuan proses pembelajaran maka diperlukan sarana
dan prasarana yang memadai. Prasarana dan sarana yang dimililki SMK
Muhammadiyah 3 Makassar Sebagai berikut :39
Tabel 2 : Sarana
SMKS MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR
Kecamatan Kec. Wajo, Kabupaten Kota Makassar, Provinsi Prov. Sulawesi
Selatan
No Jenis Sarana Jumlah Status 1 Meja TU 1 Laik 2 Kursi TU 1 Laik
3 Lemari 1 Laik 4 Komputer TU 1 Laik
5 Printer TU 1 Laik 6 Meja Siswa 35 Laik
7 Kursi Siswa 35 Laik 8 Meja Guru 1 Laik
9 Kursi Guru 1 Laik
10 Papan Tulis 1 Laik
11 Lemari 1 Laik 12 Rak hasil karya peserta didik 1 Laik
13 Tempat Sampah 1 Laik 14 Tempat cuci tangan 1 Laik
15 Jam Dinding 1 Laik 16 Kotak kontak 1 Laik
17
Penanda Waktu (Bell
Sekolah) 1 Laik
18 Alat Peraga 1 Laik
19 Papan Pajang 1 Laik
39
Sumber Data : Ruang Tata Usaha SMK Muhammadiyah 3 Makassar Tahun 2020,
Bapak Juna Selaku Kepala TU, SMK muhammadiyah 3 Makassar
46
20 Soket Listrik 1 Laik 21 Soket Listrik/Kotak Kontak 1 Laik
22
Timbangan dan pengukur
tinggi 1 Laik
23 Meja Siswa 36 Laik 24 Kursi Siswa 36 Laik
25 Meja Guru 1 Laik 26 Kursi Guru 1 Laik
27 Papan Tulis 1 Laik 28 Lemari 1 Laik
29 Rak hasil karya peserta didik 1 Laik 30 Tempat Sampah 1 Laik
31 Tempat cuci tangan 1 Laik 32 Jam Dinding 1 Laik
33 Kotak kontak 1 Laik
34
Penanda Waktu (Bell
Sekolah) 1 Laik
35 Alat Peraga 1 Laik 36 Papan Pajang 1 Laik
37 Soket Listrik 1 Laik 38 Soket Listrik/Kotak Kontak 1 Laik
39 Meja Siswa 36 Laik 40 Kursi Siswa 36 Laik
41 Meja Guru 1 Laik 42 Kursi Guru 1 Laik
43 Papan Tulis 1 Laik 44 Lemari 1 Laik
45 Rak hasil karya peserta didik 1 Laik 46 Tempat Sampah 1 Laik
47 Tempat cuci tangan 1 Laik 48 Jam Dinding 1 Laik
49 Kotak kontak 1 Laik
50
Penanda Waktu (Bell
Sekolah) 1 Laik
51 Alat Peraga 1 Laik 52 Papan Pajang 1 Laik
53 Soket Listrik 1 Laik 54 Soket Listrik/Kotak Kontak 1 Laik
55 Meja Siswa 30 Laik 56 Kursi Siswa 30 Laik
57 Meja Guru 1 Laik 58 Kursi Guru 1 Laik
47
59 Papan Tulis 1 Laik 60 Lemari 1 Laik 61 Rak hasil karya peserta didik 1 Laik 62 Tempat Sampah 1 Laik 63 Tempat cuci tangan 1 Laik 64 Jam Dinding 1 Laik 65 Kotak kontak 1 Laik
66
Penanda Waktu (Bell
Sekolah) 1 Laik
67 Alat Peraga 1 Laik
68 Papan Pajang 1 Laik 69 Soket Listrik 1 Laik
70 Soket Listrik/Kotak Kontak 1 Laik 71 Meja Siswa 26 Laik
72 Kursi Siswa 26 Laik 73 Meja Guru 1 Laik
74 Kursi Guru 1 Laik 75 Papan Tulis 1 Laik
76 Lemari 1 Laik 77 Rak hasil karya peserta didik 1 Laik
78 Tempat Sampah 1 Laik 79 Tempat cuci tangan 1 Laik
80 Jam Dinding 1 Laik 81 Kotak kontak 1 Laik
82
Penanda Waktu (Bell
Sekolah) 1 Laik
83 Alat Peraga 1 Laik
84 Papan Pajang 1 Laik 85 Soket Listrik 1 Laik
86 Soket Listrik/Kotak Kontak 1 Laik 87 Meja Siswa 26 Laik
88 Kursi Siswa 26 Laik 89 Meja Guru 1 Laik
90 Kursi Guru 1 Laik 91 Papan Tulis 1 Laik
92 Papan Tulis 1 Laik 93 Lemari 1 Laik
94 Rak hasil karya peserta didik 1 Laik 95 Tempat Sampah 1 Laik
96 Tempat cuci tangan 1 Laik 97 Jam Dinding 1 Laik
48
Tabel 3 : Prasarana
SMKS MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR
Kecamatan Kec. Wajo, Kabupaten Kota Makassar, Provinsi Prov. Sulawesi Selatan
No Nama Prasarana Panjang Lebar
Persentase Tingkat
Kerusakan (%)
1 Lab Keperawatan dan UKS 6 6 10
2 Lab KKPI 8 7 10
3 Lab TKJ 8 7 10
4 Mushollah 17 17 10
5 Perpustakaan 17 17 10
6 Ruang Guru 17 17 10
7 Ruang Kepala Sekolah 4 4 10
8 Ruang TU 2 2 10
9 WC Siswa Laki-laki 2 2 11.6
10 X Adm. Perkantoran 17 17 10
11 X Administrasi Perkantoran 17 17 10
12 X Akuntansi 17 17 10
13 X Keperawatan 7 6 10
14 X Teknk Komputer Jaringan 17 17 10
15 XI Adm. Perkantoran 17 17 10
16 XI Akuntansi 17 17 10
17 XI Keperawatan 7 6 10
18 XI KPW 17 17 10
19 XI Teknik Komputer Jaringan 17 17 10
20 XII Adm. Perkantoran 17 17 10
21 XII Akuntansi 17 17 10
22 XII Keperawatan 17 17 10
23
XII Teknik Komputer
Jaringan 17 17 10
Sumber Data : Ruang Tata Usaha SMK Muhammadiyah 3 Makassar Tahun 2020
49
5. Data Siswa
Tabel 4 : Peserta Didik
SMKS MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR
Kecamatan Kec. Wajo, Kabupaten Kota Makassar, Provinsi
Prov.Sulawesi Selatan
1. Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Total
91 230 321
2. Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan L P Total
Tingkat 11 43 89 132
Tingkat 12 26 80 106
Tingkat 10 22 61 83
Total 91 230 321
Sumber Data : Ruang Tata Usaha SMK Muhammadiyah 3 Makassar Tahun 2020
6. Data Guru & Pegawai/Staf
Tabel 5 : Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
SMKS MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR
Kecamatan Kec. Wajo, Kabupaten Kota Makassar, Provinsi Prov. Sulawesi Selatan
No Nama NUPTK Status
Kepegawaian Keterangan
1 Abdul Azis 9055757659200033
Guru Honor
Sekolah
Ekonomi,
Sejarah
2 Abu 0560736639208023 PNS
3
Ali Syahbana
Abu 0853744637200043 PNS
4 Awaluddin
Tenaga Honor
Sekolah
5 Baharuddin
PNS
6
Budiarman
Wahid
GTY/PTY
Teknik
Informatika
7
Dra. Jernih
Amir, M.si 7558744647300043
Guru Honor
Sekolah
50
8 Fatmawati A 1635756657130112 GTY/PTY Akuntansi
9 Fitriani Z
Guru Honor
Sekolah
Ilmu
Keperawatan
10 Hamrawati 5544746647300043
Guru Honor
Sekolah
11 Haryadi
GTY/PTY Penjaskes
12 Ichsan Jaya
Guru Honor
Sekolah
Kesehatan
Umum
13
Israyhuni
Iskandar 6934769670130082
Guru Honor
Sekolah Fisika
14 Jumriana
Guru Honor
Sekolah Keperawatan
15 Junardi
GTY/PTY
16 Kasmawati 6842746648300112 GTY/PTY
Pendidikan
Agama Islam
17 Musdalifah Y 6361760661300033 GTY/PTY
18 Nasri 2155749652200013 PNS Matematika
19
Nur Imran
Amin
Guru Honor
Sekolah TKJ
20 Nuriffah 5562767668130073
Guru Honor
Sekolah
Pendidikan
Matematika
21 Nurlaela
GTY/PTY
Pendidikan
Agama Islam
22
Putri Nur
Ihsani
8656772673130002
Guru Honor
Sekolah
TIK
23 Ruslan 7259756658200033 GTY/PTY
Pendidikan
Ekonomi
24 Rusliah 2646750652300062 PNS
Guru Kelas
SD/MI
25 Salmiah Mn 5649765666130152
Guru Honor
Sekolah Lainnya
26
St. Rahmiyah
Shaleh 5441758659300033 GTY/PTY
Administrasi
Perkantoran
27 Suardi
Guru Honor
Sekolah Biologi
28 Suherman
GTY/PTY Lainnya
29 Suryana
GTY/PTY
30 Syamsinar 9558757659300073
Guru Honor
Sekolah Akuntansi
31
Syamsuddin
S 2841747649200052 GTY/PTY
Bahasa
Indonesia
32
Untung
Suryadi 0
Guru Honor
Sekolah
51
Sumber Data : Ruang Tata Usaha SMK Muhammadiyah 3 Makassar Tahun 2020
B. Penerapan Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 3 Makassar
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi, oleh
karena itu pengembangannya dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan.
Dalam konstruk dan isinya kurikulum 2013 mementingkan terselenggaranya
proses pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif. Proses belajar yang dilakukan
menggunakan pendekatan scientifik dan hasil belajar otentik.
Hasil wawancara dengan Ruslan mengatakan bahwa :
Perubahan yang terlihat dari segi aspek sikap, yaa apalagi itu istilahnya
yang ade’ junior yaa yang terlihat menghargai seniornya atau kakak
kelasnya, kebersihan kita sama-sama menjaga kebersihan lingkungan
sekolah, dan siswa menghargai gurunya.40
Penjelasan diatas dapat peniliti simpulkan bahwa dari segi aspek sikap
siswa sudah mencapai berdasarkan kriteria yang diharapkan. Dari segi lingkungan
sekolah terlihat kebersihannya sangat terjaga bahkan disetiapkan depan kelas
disediakan tempat pembuangan sampah.
Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan Ruslan menyatakan:
Sangat efektif dalam Penerapan Kurikulum 2013, dari segi guru misalnya
saat proses pembelajaran kan siswa yang lebih dituntut untuk mencari
pengetahuannya sendiri guru hanya sebagai fasilitator, dapat dilihat juga
siswa lebih aktif belajarnya, dengan siswanya yang aktif ide-ide siswa
berkembang, eksplorasi ide-idenya berkembang nanti guru yang
meluruskan kalau ada kekeliruan dari siswa. Pokonya dari segi aspek
afektif menonjol bagus, aspek pengetahuan juga bagus.41
40
Ruslan S.E, M.M, Kepala Sekolah, Wawancara, di SMK Muhammadiyah 3
Makassar,pada jam 09:13 WITA hari Rabu, 12 agustus 2020 41
Ruslan S.E, M.M, Kepala Sekolah, Wawancara, di SMK Muhammadiyah 3
Makassar,pada jam 10:33 WITA hari Rabu, 12 agustus 2020
52
Hal yang senada dikatakan oleh Fatmawati menyatakan bahwa:
ada peningkatan yang dicapai oleh siswa yaitu siswa lebih aktif dalam
belajar, dalam kurikulum 2013 inikan 80% untuk siswa sedangkan guru
hanya 20% karena guru hanya berperan sebagai fasilitator.42
Proses pembelajaran dengan acuan kurikulum 2103 ini, pembelajaran lebih
banyak kepada siswa dibandingkan dengan guru, sehingga siswa lebih dapat
mengingat pelajaran dikarenakan mereka dituntut untuk mencari pengetahuannya
sendiri.
Hasil Wawancara dengan Kasmawati menyatakan :
Sangat efektif, alasannya karena Lebih Menanamkan Sikap Moral yang
baik agar saling menghargai sesama siswa, siswa kepada Guru, dan lebih
mudah kalau kurikulum 2013 dibandingkan KTSP berdasarkan hasil
pembacaan saya dibuku-buku KTSP guru lebih banyak menjelaskan
dibandingkan dengan kurikulum 2013 siswa lebih aktif.43
Hasil belajar siswa juga bagus, karena siswa juga ikut antusias, kita juga
sebagai guru tidak setengah mati menjelaskan karena Terdapat di dalam
buku Paket, juga siswa dapat menambahkan literatur melalui internet dan
bisa dipake untuk browser untuk cari materinya.44
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Kasmawati dapat disimpulkan
bahwa dari segi pelaksanaan kurikulum 2013 karena sebagai guru hanya
menyediakan bahan materi ajar selanjutnya siswa yang menggali pengetahuannya
sendiri.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan beberapa orang siswa
untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi pelajaran berdasarkan proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Maka dari itu mewakili dari beberapa
42
Fatmawati S.E, M.Pd., Wakasek Kurikulum, Wawancara, di SMK Muhammadiyah
3 Makassar, pada jam 13.00 WITA hari Senin, 20 Juli 2020 43
Kasmawati, S.Ag. guru mata pelajaran Pendidikan Agama IslamWawancara, di
SMK Muhammadiyah 3 Makassar, pada jam 11.00 WITA hari Senin, 20 Juli 2020 44
Kasmawati, S.Ag. guru mata pelajaran Pendidikan Agama IslamWawancara, di
SMK Muhammadiyah 3 Makassar, pada jam 11.00 WITA hari Selasa, 21 Juli 2020
53
jumlah siswa yang telah diwawancara peniliti mangambil beberapa hasil
wawancara diantaranya.
Dari hasil wawancara daring peneliti dengan siswa yang bernama Dwi
Ananda :
Sumber Belajar Materi yang di tekankan guru terhadap siswa agar Proses
belajar mengajar dapat menjadi Mandiri Sehingga Siswa sendiri tidak
bermalas-malasan.45
Wawancara daring dengan Gilang mengatakan bahwa:
Sebagaimana kita ketahui bahwa kurikulum 2013 lebih mengutamakan
keterampilan salah satunya dengan melalui metode diskusi, dengan metode
ini saya dapat mengembangkan potensi diri melalui argumen pendapat
serta saran yang dipaparkan pemateri, saya sangat suka metode diskusi
serta simposium, karena dengan cara seperti ini saya mampu berpikir serta
mengeluarkan pendapat secara langsung tanpa mencontek jawaban di
internet.46
Hasil wawancara daring dengan Dhea Putriyanti mengatakan bahwa :
Saya mudah mengerti, karena K13 lebih membebaskan kita dalam proses
pembelajarannya. Seperti metode yang biasa diterapkan oleh guru metode
diskusi karena dalam pelaksanaannya kita dituntut aktif dalam proses
pembelajaran dan membentuk pribadi lebih percaya diri tampil di depan
teman-teman lainnya.47
Hasil wawancara daring dengan Winda Indrianti mengatakan bahwa :
Dalam penerapan Kurikulum 2013 ini Sangat rumit dan membebani kita
para siswa, perubahan K13 sangat mendadak dan dalam perubahan K13
membuat siswa menjadi kebingungan yang mana metode dan materi akan
banyak berubah sehingga kita para siswa kelelahan untuk mengejar materi
yang ada.48
45
Dwi Ananda, siswa kelas XII Keperawatan, Wawancara daring, dimedia social ,
pada jam 15:22 WITA hari Jumat, 24 Juli 2020 46
Gilang, Siswa Kelas XII Adm.Perkantoan, Wawancara daring, dimedia social , pada
jam 15:40 WITA hari Jumat, 24 Juli 2020 47
Dhea Putriyanti, siswa kelas XII TKJ, Wawancara daring, di media social , pada
jam 20:00 WITA hari Jumat, 24 Juli 2020 48
Winda Indrianti, siswa kelas XII Akuntansi, Wawancara daring, di media social, pada
jam 08:00 WITA hari Sabtu, 25 Juli 2020
54
Berdasarkan hasil wawancara oleh para siswa dapat peneliti simpulkan
bahwa dengan membebaskan siswa berpendapat dalam proses pembelajaran
mereka lebih muda paham akan materi ajar yang diberikan. Dengan adanya
kurikulum 2013 yang memusatkan siswa sebagai pembelajar maka tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan adanya keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran. Dengan penerapan metode-metode yang sesuai dengan materi ajar
maka siswa dengan mudah memahami materi pelajaran, misalkan metode diskusi.
Metode diskusi ini bertujuan agar siswa dapat berpikir lebih kritis, Beradu
Gagasan Pemikiran dan Argumen Ilmiah sehingga menimbulkan ide-ide dari
Siswa tersebut.
C. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah
3 Makassar
Proses pembelajaran yang baik akan mendukung proses pembelajaran
yang akan berlangsung. Mulai dari perencanaan pembelajaran harus disiapkan
dengan matang untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagaimana dipaparkan oleh
Ruslan yang menyatakan bahwa:
Perencanaan proses pembelajaran mesti lengkap, dimulai dari kalender
pendidikan, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), penilaian
yang harus disiapkan oleh para guru, mulai dari penilaian afektif, penilaian
psikomotoriknya, kongintif, sikap dan keterampilan.49
Dinyatakan bahwa perencanaan proses pembelajaran mulai dari kalender
pendidikan, silabus, RPP dan penilaian harus diperadakan oleh guru sebelum
proses pembelajaran akan dilaksanakan untuk kelancaran proses mengajar
49
Ruslan S.E,M.M, Kepala Sekolah, Wawancara, di SMK Muhammadiyah 3
Makassar,pada jam 10:33 WITA hari Rabu, 12 agustus 2020
55
sehingga akan tersistematis proses pembelajaran. Seperti halnya yang dikatakan
oleh Wakasek Kurikulum dalam wawancara yang mengatakan bahwa :
Perencanaan proses pembelajaran lebih baik dari sebelumnya, pertama itu
silabus, terus RPP wajib disetiap kali pertemuan karena RPP adalah
pedoman guru dalam proses pembelajaran, kalau tidak ada RPP nanti
gurunya bingung mau ngapain di dalam kelas dan mata pelajaran tidak
terpecah.50
Proses pembelajaran akan terlaksana jika perencanaan proses
pembelajaran itu sendiri sudah memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah hal yang pokok harus
disediakan oleh guru sebelum mengajar dalam kelas dengan adanya rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) akan membantu guru untuk menyampaikan
suatu materi kepada peserta didiknya.
Terkait dengan keberadaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Fatmawati mengatakan :
Proses pembelajaran sangat mendukung sehingga Kurikulum 2013 ada
perbedaan dalam pembuatan perangkat pembelajaran, seperti RPP yang
harus mengacu kepada silabus yang telah dibuat .51
Senada dengan yang dinyatakan oleh Kasmawati bahwa :
Dalam pembuatan RPP dengan acuan kurikulum 2013 ada perbedaan
dengan RPP KTSP. Kalau Kurikulum 2013 ada 4 kompetensi inti yang
harus dikembangkan dalam pembelajaran sedangkan KTSP itu tidak ada.
Nah komponen-kompenen penyusunannya Kurikulum 2013 itu terdiri
nama sekolah, nama mapel, kelas, semester, materi pokok, alokasi waktu,
KI, kompetensi dasar dan indikator kompetensi, tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran, metode, media pembelajaran, sumber belajar,
langkah-langkah pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran, kalau
KTSP tidak ada KI yang lainnya hampir sama.52
50
Fatmawati SE,M.P.d, Wakasek Kurikulum, Wawancara, di SMK Muhammadiyah 3
Makassar, pada jam 10:25 WITA hari Selasa, 21 Juli 2020 51
Fatmawati SE, M.P.d, Wakasek Kurikulum, Wawancara, di SMK Muhammadiyah
3 makassar, pada jam 11:30 WITA hari Selasa, 21 Juli 2020 52
Kasmawati S.Ag guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Wawancara,di
56
Selain format penyusunan RPP kurikulum 2013 dengan KTSP dalam
proses pembelajaran pun berbeda. KTSP lebih banyak interaksi guru yang
menjelaskan dibandingkan dengan kurikulum 2013 siswalah yang dituntut untuk
mencari pengetahuannya sendiri melalui berbagai strategi dan model
pembelajaran yang digunakan guru dalam kelas. Sebagaiman yang dikatakan oleh
Kasmawati dalam hasil wawancara :
Dalam proses pembelajaran yang saya gunakan biasa cardshor, diskusi,
tempel kertas di papan tulis lalu anak-anak yang menjelaskan, tanya jawab
ada juga materinya tentang Indonesia dalam islam pake metode ceramah,
diskusi/Persentase Metode Tartil sebelum PBM di laksanakan.53
Model pembelajaran tersebut digunakan untuk mengembangkan potensi
siswa yang dimilikinya, juga lebih memudahkan guru dalam memberikan materi
pembelajaran sehingga siswa mudah memamahi pelajaran yang diberikan.
Langkah-langkah proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan yang dilakukan guru dengan menyiapkan perangkat pembelajaran
yang mengacu pada permendikbud yang isinya mengacu pada kurikulum yang
berlaku.
2. Proses pembelajaran:
a) Pembelajaran dilaksanakan dalam kelas.
b) Membuka pembelajaran dengan membaca ayat al-quran dan doa secara
bersama-sama sebelum memulai pembelajaran.
c) Metode diskusi, cardshor dan lain-lain yang digunakan dalam pembelajaran.
SMK Muhammadiyah 3 Makassar, pada jam 10.59 WITA, hari selasa, 21Juli 2020
53 Kasmawati S.Ag guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Wawancara,di
SMK Muhammadiyah 3 Makassar, pada jam 11.19 WITA, hari selasa, 21Juli 2020
57
d) Tanya jawab yang ditetapkan sudah mendapat respon baik dari peserta didik.
e) Diskusi berjalan dengan baik karena terdapat banyak peserta didik yang
berani menyampaikan pendapat.
f) Sarana yang digunakan menggunakan buku paket yang dimiliki oleh peserta
didik, papan tulis di kelas, alat tulis dan LCD proyektor.
g) Evaluasi dilakukan dengan menggunakan teknik tes dan non tes.
Menggunakan kurikulum 2013 sebagai acuan pembelajaran maka
pembelajaran berpusat kepada siswa guru hanya sebagai fasilitator. Kegiatan
belajar dapat dikatakan efektif apabila prestasi yang didapatkan oleh siswa
memuaskan. Sebagaimana hasil observasi peneliti pada saat proses pembelajaran
di salah satu kelas XII Akuntansi.
Awal pembelajaran dimulai dengan membaca ayat suci al-quran. Sesuai
dengan RPP yang telah dibuat oleh guru mata pelajaran, guru merefleksikan
pelajaran yang sebelumnya kepada siswa. lalu memberikan motivasi kepada siswa
tentang manfaat mempelajari materi yang akan dipelajari. Lalu guru melanjutkan
pembelajaran sebelumnya dengan metode pembelajaran diksusi, kemudian guru
bersama murid mempersiapkan meja dan kursi ke depan untuk siswa yang sebagai
pemateri.
Awal diskusi dimulai dengan siswa mempresentasikan materinya.
Kemudian sesi tanyajawab dari siswa lainnya. Selama proses belajar berlangsung
terlihat siswa pemateri menguasai materi diskusi. Terlihat bahwa siswa aktif
dalam proses pembelajaran, walaupun ada beberapa siswa yang kurang aktif
58
dalam pembelajaran. Setelah siswa menyimpulkan hasil diskusi guru kembali
menjelaskan materi agar siswa lebih paham dan meluruskan kekeliruan siswa.
Guru menutup pelajaran dengan memberikan penghargaan kepada siswa
yang bertugas sebagai pemateri, mengingatkan siswa selanjutnya sebagai
pemateri, kemudian membaca doa bersama siswa dan mengucapkan salam.
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dalam kelas, metode yang digunakan
bermacam-macam tergantung kebutuhan materi dan kemampuan siswa seperti
metode diskusi dan lain-lain, sehingga pembelajaran berpusat kepada siswa,
sarana menggunakan LKS maupun buku paket yang dimiliki siswa, papan tulis
kelas, alat tulis, dan LCD proyektor.
Evaluasi menggunakan teknik tes dan non tes. Tes yang berupa tes awal,
tes ini merupakan tes yang diberikan sebelum pelajaran dimulai, tes tengah
kegiatan yakni tes yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu selama proses
pembelajaran berlangsung, post-test yaitu test yang diberikan setelah proses
pembelajaran berakhir, tes formatif tes ulangan harian, tengah semester dan tes
sumatif berupa ulangan semester. Sedangkan non tes berupa tes tindakan dengan
teknik penskoran yaitu ujian praktik.
D. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Efektivitas penerapan
Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas XII
SMK Muhammadiyah 3 Makassar.
Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu
mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang
59
terjadi. Untuk mendukung pendidikan yang bermutu maka dibutuhkan kurikulum
2013.
Efektivitas pembelajaran dapat dilihat dengan masing-masing kesesuaian
komponen sistem yang terdiri atas input-proses-output terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran. Pembelajaran yang efektif ialah pembelajaran apabila input-proses-
output saling mendukung dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Efektivitas pembelajaran dari ketiga komponen tersebut yaitu: input
merupakan kesiapan guru, siswa dan sarana dalam proses pembelajaran, proses
ialah rangkaian kegiatan yang dilakukan guru dan siswa yang dapat menghasilkan
hasil belajar, sedangkan output ialah hasil yang didapatkan siswa dari proses
pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukan bahwa presepsi dan pemahaman guru mata
pelajaran Pendidikan agama Islam masih kurang sesuai dengan kurikulum 2013
sedangkan hal-hal yang bersifat khusus tidak bias dijelaskan secara rinci.
Sedangkan dalam proses penerapan kurikulum masih belum optimal, Hal ini di
karenakan guru merasa kurikulum ini masih baru sehingga perlu ada penyesuaian
untuk dapat menerapkan secara maksimal. Guru juga masih kesulitan
mendapatkan sumber informasi terkait penerapannya.
1) Faktor Penghambat.
Hal ini wawancara di paparkan oleh Ruslan berpendapat :
Faktor penghambat dalam implementasi kurikulum 2013 adalah ketidak
siapan kurikulum 2013 hal ini ditunjukan seperti belum adanya buku
penunjang yang sesuai, kesulitan guru mendapatkan informasi lengkap
terkait penerapan 2013 dan mengubah cara belajar siswa yang memerlukan
adaptasi yang sesuai dengan kurikulum ini.54
54
Ruslan S.E, M.M, Kepala Sekolah, Wawancara, di SMK Muhammadiyah 3
60
Sama dengan di kemukakan oleh Fatmawati dalam Wawancara :
Faktor penghambat buku paket/panduan masih kurang dalam proses
pembelajaran sehingga siswa sulit mendapatkan referensi melalui buku.55
2) Faktor Pendukung.
Hasil Wawancara dengan Ruslan Mengatakan :
Faktor pendukung implementasi kurikulum 2013 adalah cukup tersedianya
sarana dan prasarana dalam mendukung proses pembelajaran serta aktifitas
siswa itu sendiri juga menjadi faktor pendukung bila mana kegiatan tersebut
dikemas dengan tepat sesuai dengan tujuan kurikulum dan juga
memprioritaskan pembentukan karakter siswa.56
Dari hasil penelitian ini guru sebaiknya bersikap pro aktif terhadap program-
program yang berkaitan dengan implementasi kurikulum seperti lebih sering lagi
mengikuti seminar dan pelatihan tentang kurikulum 2013.Seminar dan pelatihan
ini diharapkan berisi sosialisasi dan praktik secara langsung mengenai kurikulum
2013 bukan hanya secara umum tetapi juga mencangkup hal-hal yang khusus
juga. Disisi lain sosialisasi harus diikuti dengan seminar dan pelatihan guru
mengenai peningkatan kemampuan guru dalam menggunakan media
pembelajaran berbasis informasi dan teknologi, strategi pembelajaran dan metode
pembelajaran yang Efektif.
Sebaiknya guru lebih berani untuk menerapkan metode media dan sumber
belajar yang bervariasi meskipun karateristik siswa masih terbiasa dengan cara
metode belajar ceramah 1 arah. bila hal ini dilakukan terus menerus akan
Makassar,pada jam 14:33 WITA hari Rabu, 12 agustus 2020
55Fatmawati SE, M.P.d Wakasek Kurikulum, Wawancara, di SMK Muhammadiyah,
pada jam 11:30 WITA hari Rabu, 12 Agustus 2020 56
Ruslan S.E, M.M, Kepala Sekolah, Wawancara, di SMKMuhammadiyah 3
Makassar,pada jam 14:47 WITA hari Rabu, 12 agustus 2020
61
mengubah kebiasaan dan karateristik siswa untuk lebih siap dengan model
pembelajaran pada kurikulum 2013. Sekolah sebaiknya memfasilitasi baik dari
segi sarana dan prasarana maupun pengembangan sumber daya manusia tenaga
akademik agar mampu mendukung penerapan kurikulum 2013 secara optimal.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari permasalahan yang diangkat oleh
peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pelaksanaan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di kelas XII SMK Muhammadiyah 3 Makassar yakni : pelaksanaan
kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran memiliki keefektifan terhadap
proses pembelajaran dapat dilihat dari perencanaan pembelajaran, proses
pembelajaran, serta hasil yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran.
Dengan pelaksanaan kurikulum 2013 ini dapat dilihat bahwa dari segi guru
sangat efektif dikarenakan guru berperan sebagai fasilitator sedangkan
murid dituntut untuk menggali pengetahuannya sendiri sehingga siswa lebih
aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, aspek proses pembelajaran juga
sudah mencapai tujuan pembelajaran dengan hasil prestasi belajar siswa
sudah memenuhi KKM.
2. Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam yakni: perencanaan
pembelajaran seperti kalender pendidikan, silabus, dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) serta penilaian terlebih dahulu harus dipersiapkan oleh
guru terutama rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) karena RPP
merupakan bahan acuan guru dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah
proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam yakni pembelajaran
dilaksanakan dalam kelas membuka pembelajaran dengan membaca ayat
suci al-quran dan membaca doa bersama. Metode yang digunakan dalam
62
63
pembelajaran diskusi, cardshor, tanya jawab, diskusi. Sarana yang
digunakan menggunakan buku paket yang dimiliki oleh peserta didik, papan
tulis di kelas, alat tulis dan LCD proyektor dan evaluasi dilakukan dengan
menggunakan teknik tes dan non tes.
3. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam penerapan Kurikulum 2013 :
Faktor penghambat dalam implementasi kurikulum 2013 adalah ketidak
siapan kurikulum 2013 hal ini ditunjukan seperti belum adanya buku
penunjang yang sesuai, kesulitan guru mendapatkan informasi lengkap
terkait penerapan 2013 dan mengubah cara belajar siswa yang memerlukan
adaptasi yang sesuai dengan kurikulum ini.
Faktor pendukung implementasi kurikulum 2013 adalah cukup tersedianya
sarana dan prasarana dalam mendukung proses pembelajaran serta aktifitas
siswa itu sendiri juga menjadi faktor pendukung bila mana kegiatan tersebut
dikemas dengan tepat sesuai dengan tujuan kurikulum dan juga
memprioritaskan pembentukan karakter siswa.
B. Saran
Pada penelitian Efektvitas Penerapan Kurikulum 2013 Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas XII SMK Muhammadiyah 3
Makassar saran yang dapat disampaikan penulis agar lebih memaksimalkan proses
pembelajaran lebih terjalin kerjasama dengan semua pihak Kepala Sekolah,
Wakasek Kurikulum dan Guru Mata Pelajaran Pendididkan Agama Islam dan
Siswa agar tujuan dari pelaksanaan kurikulum 2013 juga dapat tercapai.
64
DAFTAR PUSTAKA
Al Quran Al Karim.
Arifin Zaenal, Pegembangan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan Islam Jogjakarta : DIVA Press, h 36
Bungin Burhan.2007, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik dan Ilmu social lainnya.Jakarta: KencanaPrenada Media Group.
Dinata Nana Syaohdih Sukma. 2010, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
E. Mulyasa.2013, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Fathurrohman Muhammad. 2015 Paradigma Pembelajaran Kurikulum 2013
Strategi Alternatif Pembelajaran di Era Global.Yogyakarta: Kalimedia.
Ferdinan. 2017 Desain Pembelajaran.Jakarta: Gunadarma Ilmu.
Imas Kurniasih, Berlin sani, 2014, Implementasi Kurikulum 2013 : Konsep &
Penerapan, Surabaya: Kata Pena.
Kementrian Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahannya (Bandung 2010), h.180
Loeloek Endah Purwati, Sofan Amri,2013. Panduan Memahami Kurikulum 2013,
Jakarta : PT. Prestasi Pustakarya.
M. Thobroni.2016, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Mudjiono dan Dimyati. 2006 , Belajar dan Pembelajaran : Rineka Cipta.
Nana.S.Syaodih, Prinsip dan Pegembangan kurikulum ( Jakarta : P2PLTK ), h.
267.
Nawawi Hadari, 2011. Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah
Mada Universiti aparess.
P. Joko Subagyo,2004. metodologi dalam teori dan praktek Jakarta: rinekacipta
Prastowo Andi,2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan
Penelitian.Jogjakarta: Ar-ruz Media
65
Pendidikan Agama Islam : buku guru/Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
2017 Jakarta.
Rusman.2011,Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sanjaya Wina, 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Sugiyono.2017, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kuallitatif, dan R&D). cet.26 Bandung : Alfabeta.
Sujarweni Wiratna.2014, Metodologi Penelitian Yogyakarta: PT. Pustaka Baru.
Sukma Nana Syaodih.2001, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek,
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
S.Syaodih Nana, Prinsip dan Pegembangan kurikulum ( Jakarta : P2PLTK ), h.
267.
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran.2011, Kurikulum dan
Pembelajaran, Bandung: RAJAWALI PERS.
Sulanam.sunan-ampel.ac.id 2013. diakses tanggal 20 November 2019.
http://deluk12.wordpress.com/makalah-kurikulum/ diakses tanggal 01 Januari
2020.
RIWAYAT HIDUP
Erwin Rusiadi , Lahir di Makassar, tanggal 19 bulan Juli
Tahun 1998 Masehi merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara, buah hati dari bapak Rusli dg. Tayang dan ibu
Rabasia, mulai memasuki jenjang pendidikan formal di SDN
Inpres Kelapa 3 Bertingkat, Makassar. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMP
Tut Wuri Handayani Makassar, kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke
SMK Negeri 2 Makassar dan lulus pada tahun 2016. Setelah menamatkan
Pendidikan di SMK Negeri 2 Makassar, penulis melanjutkan pendidikan ke
jenjang perguruan tinggi di Universitas Muhammadiyah Makassar dan mengambil
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam pada tahun 2016.
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU
EFEKTIVITAS PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELAS XII
SMK MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR
Daftar pertanyaan :
1. Apakah ibu telah menerapkan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam ?
2. Bagaimana proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK
Muhammadiyah 3 Makassar ?
3. Apakah ibu/bapak menggunakan strategi dan metode yang menyenangkan
sesuai dengan panduan kurikulum 2013 dalam pembelajaran ? strategi dan
metode apa saja yang biasa dilaksanakan ?
4. Apakah bapak/ibu menggunakan media dan sumber belajar sesuai dengan
materi pembelajaran ?
5. Bagaimana respon siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
kurikulum 2013 ?
6. Efektifkah penerapan kurikulum 2013 ini dalam proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, Jika efektif apa faktor pendukungnya ? dan jika
tidak apa faktor penghambatnya ?
7. Kendala apa saja yang dialami selama menerapkan kurikulum 2013 dalam
proses pembelajaran ?
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPSEK DAN WAKASEK
EFEKTIVITAS PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELAS XII
SMK MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR
Daftar pertanyaan :
1. Apakah pelaksanaan kurikulum 2013 di sekolah ini telah sesuai dengan
kriteria atau ketentuan-ketentuan dari kurikulum 2013 itu sendiri ?
2. Bagaimana proses pelaksanaan kurikulum 2013 selama diterapkan di
sekolah ini ?
3. Menurut bapak/ibu apakah dengan diterapkannya kurikulum 2013 ini dapat
mendukung proses pembelajaran, terkhususnya pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam ?
4. Selama melaksanakan Kurikulum 2013 adakah kendala yang dialami ?
5. Efektifkah penerapan kurikulum 2013 ini dalam proses pembelajaran
Pendidikan agama Islam, Jika efektif apa faktor pendukungnya ?dan jika
tidak apa faktor penghambatnya ?
6. Bagaimana hasil belajar siswa dengan pelaksanaan kurikulum 2013 dalam
proses pembelajaran ?
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SISWA
EFEKTIVITAS PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELAS XII
SMK MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR
Daftar pertanyaan :
1. Apakah anda menyukai mata pelajaran pendidikan Agama islam?
2. Bagaimana pemahaman anda setelah proses pembelajaran pendidikan
agama islam yang telah meggunakan Kurikulum 2013 ?
3. Apakah anda lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
kurikulum 2013 ?
4. Strategi dan metode apa saja yang anda sukai yang telah diterapkan oleh
guru dalam proses pembelajaran ?
Dokumentasi :Observasi Sekolah
Dokumentasi :Wawancara bersama Kepala Sekolah
Dokumentasi :Wawancara bersama Guru Mata Pelajaran PAI
Dokumentasi :Wawancara bersamaTata Usaha
Dokumentasi : Wawancara daring bersama Siswa