EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... ·...
Transcript of EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... ·...
i
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN
DIRECT INSTRUCTION TERHADAP
HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Tadris Matematika
Oleh:
ASIYAH NUR HIDAYATI
NIM: 083511032
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Asiyah Nur Hidayati
NIM : 083511032
Jurusan/ Program Studi : Tadris Matematika
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/ karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 26 April 2012
Saya yang menyatakan,
Asiyah Nur Hidayati
NIM: 083511032
iii
iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, 26 April 2012
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang
Assalamu’alaikum wr. Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Efektivitas Model Pembelajaran Direct Instruction
Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok
Himpunan Peserta Didik Kelas VII Semester II SMP Islam
Miftahul Huda Kabupaten Jepara Tahun Ajaran 2011-2012.
Nama : Asiyah Nur Hidayati
NIM : 083511032
Jurusan : Tadris
Program Studi : Matematika
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasah.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Pembimbing I,
Saminanto, S,Pd, M.Sc
NIP: 19720604 200312 1 002
v
NOTA PEMBIMBING Semarang, 26 April 2012
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang
Assalamu’alaikum wr. Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Efektivitas Model Pembelajaran Direct Instruction
Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok
Himpunan Peserta Didik Kelas VII Semester II SMP Islam
Miftahul Huda Kabupaten Jepara Tahun Ajaran 2011-2012.
Nama : Asiyah Nur Hidayati
NIM : 083511032
Jurusan : Tadris
Program Studi : Matematika
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasah.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Pembimbing II,
Hj. Nur Asiyah, M.S.I
NIP: 19710926 199803 2 002
vi
ABSTRAK
Judul : Efektivitas Model Pembelajaran Direct Instruction Terhadap
Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Himpunan Peserta Didik
Kelas VII Semester II SMP Islam Miftahul Huda Kabupaten
Jepara Tahun Ajaran 2011-2012
Penulis : Asiyah Nur Hidayati
NIM : 083511032
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh peserta didik yang kesulitan dalam
mengaplikasikan materi konsep himpunan dalam soal pemecahan masalah yang
berkaitan dengan himpunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
keefektifan model pembelajaran Direct Instruction terhadap hasil belajar
matematika materi pokok himpunan peserta didik kelas VII semester II SMP
Islam Miftahul Huda kabupaten Jepara tahun ajaran 2011-2012. Penelitian ini
adalah penelitian eksperimen. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta
didik kelas VII SMP Islam Miftahul Huda. Dengan perhitungan uji normalitas,
homogenitas dan kesamaan rata-rata terhadap populasi dengan menggunakan nilai
ujian akhir semester I, diperoleh bahwa populasi dalam keadaan normal, homogen
serta memiliki kesamaan rata-rata. Sehingga dapat ditetapkan bahwa sampel
dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII-A dan VII-B SMP Islam
Miftahul Huda. Karena kelas VII di SMP Islam Miftahul Huda hanya terdiri dari
dua kelas maka penelitian di sini merupakan penelitian populasi. Dalam penelitian
ini telah ditentukan untuk kelas VII-A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-B
sebagai kelas kontrol.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi dan
metode tes. Setelah data hasil penelitin dari kelas eksperimen dan kelas kontrol
diperoleh, maka dilakukan analisis hasil penelitian untuk menguji hipotesis.
Dalam uji hipotesis peneliti menggunakan uji t-tes. Berdasarkan perhitungan t-tes
dengan taraf signifikan = 5% diperoleh thitung = 3,216, sedangkan t table =1,671
Karena thitung > t table maka berarti rata-rata hasil belajar matematika peserta didik
yang diajar dengan pembelajaran Direct Instruction lebih tinggi dari rata-rata hasil
belajar peserta didik yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan
data yang diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen = 77,774 dan nilai rata-rata
kelas kontrol = 70,194, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Direct Instruction efektif terhadap hasil belajar matematika materi pokok
himpunan peserta didik kelas VII semester II SMP Islam Miftahul Huda
kabupaten Jepara tahun ajaran 2011-2012.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan para pendidik dapat
menerapkan model pembelajaran Direct Instruction untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik pada materi pokok lain yang sesuai. Pendidik juga
diharapkan dapat mengembangkan kreativitas variasi pembelajarannya di kelas
agar peserta didik semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
vii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut Asma Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha
Penyayang. Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur senantiasa penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, hidayah serta inayahNya
sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul
“Efektivitas Model Pembelajaran Direct Instruction Terhadap Hasil Belajar
Matematika Materi Pokok Himpunan Peserta Didik Kelas VII Semester II
SMP Islam Miftahul Huda Kabupaten Jepara Tahun Ajaran 2011-
2012”dengan baik.
Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW yang telah membawa risalah islam sehingga dapat menjadi bekal hidup
berupa ilmu pengetahuan bagi kita baik di dunia maupun di akhirat.
Skripsi ini merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna
memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini terdapat
banyak pihak yang membantu dan memberikan dukungan sehingga
terselesaikannya skripsi ini. Untuk itu dengan penuh rasa hormat penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. DR. Suja’i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
2. Bapak Saminanto, M.Sc selaku pembimbing I dan Ibu Hj. Nur Asiyah, M.S.I
selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan
pikirannya ditengah-tengah kesibukannya, beliau selalu memberikan
bimbingan sehingga terselesaikannya skripsi ini.
3. Ibu Yulia Romadiastri, M.Si, selaku dosen wali yang memotifasi dan
memberi arahan selama kuliah.
4. Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas
tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
5. Bapak Hisyom Iswanto, S.Pd selaku kepala sekolah SMP Islam Miftahul
Huda yang telah memberikan izin penelitian dan Ibu Siti Uswatun Hasanah,
viii
S.Pd. selaku guru mapel matematika kelas VII yang telah membantu
memberikan fasilitas dalam berlangsungnya penelitian.
6. Ayahanda dan Ibunda tercinta (Bpk Ahmad Hasyim dan Ibu Siti Maryuni)
yang telah memberikan dukungan, baik moril maupun materiil yang tulus
dan ikhlas berdoa dalam setiap langkah perjalanan hidupku.
7. Adik-adikku tercinta (A’isatul Maghfiroh B.W, Indah Solikhatul Amalia,
Muhammad Habib Muttaqin) dan Mbak Ainun Nadhiroh, S.Si yang selalu
memberikan motifasi dan semangat.
8. Sahabatku (Badik Farida, mbak Chubby, jo2 Ais, cin Nailus, Cin Er-Er, dan
cin Ila) yang selalu mengulurkan tangan menyambut tawa dan tangisku,
Saudaraku One for All (mas Tir, mb Phell, Erma, Eny), saudara-saudaraku di
KMJS dan teman-teman kos Bank Niaga B-15 yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu.
9. Teman-teman Tadris Matematika 2008 yang telah menjadi motivator dan
tempat bertukar pikiran dalam penulisan skripsi ini.
10. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih
atas bantuan dan doanya.
Harapan dan doa penulis semoga semua amal kebaikan dan jasa-jasa dari
semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini diterima
Allah SWT, serta mendapatkan balasan yang lebih baik dan berlipat ganda.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan yang
disebabkan keterbatasan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang konstruktif dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Akhirnya
penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para
pembaca umumnya.
Semarang, 26 April 2012
Penulis,
Asiyah Nur Hidayati
NIM. 083511032
ix
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. ii
PENGESAHAN ................................................................................................. iii
NOTA PEMBIMBING ....................................................................................... iv
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 4
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ……. ............................................................. 6
B. Kerangka Teoritik
1. Belajar ............................................................................. 7
a. Pengertian Belajar ...................................................... 7
b. Faktor yang Mempengaruhi Belajar .......................... 8
c. Teori-teori Belajar ....................................................... 10
2. Hasil Belajar .................................................................... 11
a. Pengertian Hasil Belajar ............................................ 11
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .................. 12
3. Pembelajaran Matematika ............................................... 13
a. Pengertian Matematika .............................................. 13
b. Teori Pembelajaran Matematika ................................ 14
4. Model Pembelajaran Direct Instruction .......................... 14
5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Direct
Instruction ....................................................................... 17
x
a. Kelebihan Model Pembelajaran Direct Instruction .... 17
b. Kekurangan Model Pembelajaran Direct Instruction . 18
6. Ringkasan Materi Penerapan Konsep Himpunan ........... 19
7. Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction pada
Materi Himpunan. ........................................................... 21
8. Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction
Efektif Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada
Materi Himpunan. ........................................................... 22
C. Rumusan Hipotesis ............................................................... 23
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 24
C. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 24
D. Variabel dan Indikator Penelitian............................................. 36
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 37
F. Teknik Analisis Data ................................................................ 44
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................ 48
B. Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan .............................. 49
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 60
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................. 61
B. Saran ......................................................................................... 61
C. Penutup ..................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara umum pendidikan merupakan suatu proses untuk membantu
manusia dalam mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Pendidikan
yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para peserta
didiknya untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi mempersiapkan peserta
didiknya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya.1
Dalam dunia pendidikan, proses pembelajaran memiliki peranan penting
yaitu untuk menambah ilmu pengetahuan, keterampilan, serta penerapan
konsep diri. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
dengan sedemikian rupa sehingga tingkah laku peserta didik dapat berubah
kearah yang lebih baik. Keberhasilan proses pembelajaran tercermin dalam
peningkatan hasil belajar. Untuk mencapai hasil belajar, dibutuhkan peran aktif
seluruh komponen pendidikan terutama peserta didik yang berperan sebagai
input sekaligus sebagai output, serta guru sebagai fasilitator.
Berbagai kendala dan hambatan banyak muncul dalam bidang
pendidikan, yaitu hambatan dari dalam maupun hambatan dari luar.
Permasalahan banyak yang berawal dari dalam dunia pendidikan itu sendiri.
Tenaga pendidik, peserta didik, kurikulum, dan fasilitas, serta metode
pembelajaran yang digunakan merupakan beberapa hal yang sering
menimbulkan permasalahan di dunia pendidikan Indonesia. Tenaga pendidik
yang kurang profesional menjadi satu masalah yang harus segera diperbaiki.
Metode pembelajaran yang kurang tepat disertai dengan tenaga pendidik yang
kurang profesional tentunya akan menghambat harapan dan tujuan dari adanya
pendidikan.
Masalah lain yang muncul dalam pembelajaran pada pendidikan formal
(sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini
nampak rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat
1 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:
2
memprihatinkan. Prestasi ini tentuya merupakan hasil kondisi pembelajaran
yang masih bersifat konvensional.2
Dalam pembelajaran guru harus piawai memilih model pembelajaran
yang tepat untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
materi yang ada. Pemilihan metode pembelajaran menyangkut strategi dalam
pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah perencanaan dan tindakan yang
tepat dan cermat mengenai kegiatan pembelajaran agar kompetensi dasar dan
indikator dapat terpenuhi.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting bagi
pendidikan di Indonesia. Kenyataan menunjukkan bahwa pelajaran matematika
diberikan di semua sekolah, baik di jenjang pendidikan dasar maupun pendidikan
menengah. Himpunan merupakan salah satu materi pokok dalam matematika
SMP kelas VII semester II. Belajar materi himpunan adalah belajar konsep,
tidak terdapat banyak rumus dalam materi ini. Hanya saja dalam materi ini
digunakan berbagai macam simbol, notasi dan diagram. Belajar materi
himpunan membutuhkan pemahaman konsep yang baik. Pemahaman tentang
matematika lebih luas akan mempermudah peserta didik dalam mempelajari
himpunan terutama pada bentuk pemecahan masalah. Karakteristik dasar
materi himpunan dalam pemecahan masalah diantaranya adalah berupa soal-
soal cerita yang membutuhkan pemahaman konsep untuk dapat
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
himpunan.
Hal ini dapat dibuktikan misalnya peserta didik dihadapkan pada suatu
soal cerita yang berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam kehidupan
sehari-hari seperti halnya jika diketahui jumlah peserta didik yang menyukai
jenis-jenis mata pelajaran tertentu dalam kelas kemudian ditanyakan jumlah
peserta didik dalam kelas tersebut. Untuk dapat menyelesaikan permasalahan
tersebut peserta didik terlebih dahulu dituntut untuk dapat memahami kalimat
matematikanya. Setelah didapat kalimat matematikanya, kemudian dicari
2 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, hlm. 1.
3
penyelesaiannya. Pemahaman konsep yang baik akan membantu peserta didik
dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Terkait dengan masalah di atas, proses pembelajaran matematika di SMP
Miftahul Huda Kabupaten Jepara masih menggunakan metode konvensional.
Hal ini dikarenakan oleh keterbatasan guru dan fasilitas yang ada disekolah.
Metode ini tentunya kurang efektif bagi peserta didik. Akibatnya, materi-
materi yang telah disampaikan oleh guru akan mudah mereka lupakan dan
prestasi mereka semakin menurun.
Masalah ini juga muncul ketika menghadapi materi himpunan. Di SMP
Islam Miftahul Huda banyak peserta didik yang kurang dapat mengaplikasikan
dengan baik materi konsep himpunan. Banyak konsep yang seharusnya sudah
dikuasai sebelumnya, masih belum dipahami. Peserta didik sulit membedakan
antara penggunaan irisan, penggunaan gabungan dan menggambarkannya
dalam diagram Venn. Untuk menentukan komplemen suatu himpunan serta
selisih dua himpunan peserta didik juga sangat kesulitan. Hal ini tentunya akan
mempersulit peserta didik dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan
penerapan konsep himpunan. Fakta ini jelas akan mempengaruhi kondisi atau
situasi belajar mengajar di dalam kelas. Hubungan interaksi aktif yang
seharusnya terjadi antara guru dengan peserta didik atau sebaliknya kurang
dapat terwujud dengan baik. Misalnya guru sedang menjelaskan tentang contoh
penerapan himpunan berkaitan dengan irisan, peserta didik kurang cepat dalam
menangkap apa yang disampaikan guru. Guru harus menerangkan kembali
materi irisan agar pembelajaran dapat berjalan kembali. Akibatnya
pembelajaran kurang berjalan dengan lancar dan perhatian peserta didik dalam
materi penerapan konsep himpunan kurang terfokus.
Melihat fakta-fakta yang ada, tentu perlu adanya perbaikan. Model
pembelajaran matematika yang tepat akan memperbaiki kegiatan pembelajaran
itu sendiri. Model pembelajaran yang diterapkan diharapkan merupakan suatu
cara yang menarik dan dapat memicu keaktifan yang pada akhirnya akan
meningkatkan hasil belajar, terutama dalam pembelajaran matematika materi
himpunan.
4
Ada banyak model pembelajaran matematika yang dapat memperbaiki
kegiatan pembelajaran serta merangsang peserta didik untuk lebih aktif dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Diantara model pembelajaran yang dapat
digunakan dalam pembelajaran matematika adalah model pembelajaran Direct
Instruction. Model pembelajaran ini menunjang proses belajar mengajar
peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola
kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
Dari latar belakang masalah ini, penulis akan melakukan penelitian
dengan mengangkat judul “EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN
DIRECT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR
MATEMATIKA MATERI POKOK HIMPUNAN PESERTA DIDIK
KELAS VII SEMESTER II SMP ISLAM MIFTAHUL HUDA
KABUPATEN JEPARA TAHUN AJARAN 2011-2012”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah model pembelajaran Direct
Instruction efektif terhadap hasil belajar matematika materi pokok himpunan
peserta didik kelas VII semester II SMP Islam Miftahul Huda kabupaten Jepara
tahun ajaran 2011-2012?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan model
pembelajaran Direct Instruction terhadap hasil belajar matematika materi
pokok himpunan peserta didik kelas VII semester II SMP Islam Miftahul Huda
kabupaten Jepara tahun ajaran 2011-2012.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain adalah
sebagai berikut:
5
1. Bagi peserta didik
a. Dengan model pembelajaran Direct Instruction, peserta didik dapat
mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan jelas.
b. Memotivasi peserta didik untuk dapat berpartisipasi aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran dikelas
c. Meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran
matematika khususnya pada materi pokok himpunan.
2. Bagi guru
a. Dapat menerapkan model pembelajaran Direct Instruction untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi pokok lain yang
sesuai.
b. Dapat mengembangkan kreativitas guru dalam menciptakan variasi
pembelajaran di kelas.
c. Memberikan masukan yang bermanfaat bagi tenaga pengajar sebagai
motivator, demi peningkatan kualitas pengajaran.
d. Diharapkan pendidik tidak takut lagi untuk menerapkan model-model
pembelajaran dalam kelasnya.
3. Bagi sekolah
a. Diperoleh informasi mengenai model pembelajaran Direct Instruction
yang dapat dijadikan sebagai inovasi pembelajaran kedepannya.
b. Sebagai bahan meningkatkan kualitas akademik peserta didik khususnya
pada pelajaran matematika.
4. Bagi peneliti
a. Mendapatkan pengalaman langsung tentang berbagai masalah yang
timbul dalam suatu proses pembelajaran yang terjadi serta cara
penyelesaiannya.
b. Sebagai bekal calon guru matematika agar siap melaksanakan tugas di
lapangan.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka ini digunakan sebagai bahan acuan dan perbandingan
baik mengenai kekurangan maupun kelebihan yang sudah ada sebelumnya.
Selain itu, kajian ini juga mempunyai andil besar dalam rangka mendapatkan
suatu informasi yang ada sebelumnya mengenai teori yang berkaitan dengan
judul yang digunakan untuk memperoleh landasan teori ilmiah.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Harningtyas Primadani dengan
judul “Keefektifan Model Pembelajaran Explisit Instruction dan Picture and
Picture terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa pada Materi
Pokok Lingkaran Kelas VIII SMP N I Karangkobar”. Skripsi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNNES tahun 2010. Hasil
penelitian menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen I adalah
80,09, eksperimen II sebesar 78,1 dan rata-rata hasil belajar kelas kontrol
sebesar 72,6. Simpulan yang diperoleh adalah model pembelajaran Explicit
Instruction dan Picture and Picture efektif terhadap kemampuan komunikasi
matematik siswa pada materi pokok lingkaran Kelas VIII SMP N 1
Karangkobar.
Penelitian juga dilakukan oleh Wulan Widayati dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction untuk Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Surakarta”
Skripsi Universitas Sebelas Maret. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kualitas pembelajaran
akuntansi (baik proses maupun hasil) melalui penerapan metode
pembelajaran Direct Instruction. Hal tersebut terefleksi dari beberapa
indikator sebagai berikut: (1) keaktifan siswa selama proses pembelajaran
menunjukkan sebanyak 14 siswa pada siklus I sedangkan pada siklus II
sebanyak 23 siswa, siswa lebih aktif bertanya dan berani mendemonstrasikan
jawaban soal (2) Dalam ketelitian dan ketepatan menyelesaikan soal pada
siklus I terdapat 17 siswa, pada siklus II terdapat 24 siswa. (3) Adanya
7
peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 60% atau 18 siswa menjadi
87% atau 26 siswa, rata-rata nilai siswa meningkat pada siklus 1 yakni 70,67
dan pada siklus 2 yakni 85,67.
Meskipun model pembelajaran yang dipakai sama dengan penelitian
yang dilakukan penulis, namun pada penelitian kali ini yang diteliti bukan
kemampuan komunikasi matematik melainkan hasil belajarnya. Terdapat
perbedaan lagi yaitu pada penelitian terdahulu menggunakan jenis penelitian
tindakan kelas, sedangkan pada penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen (kuantitatif).
B. Kerangka Teoritik
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Ada banyak definisi tentang belajar. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia, secara etimologis belajar adalah berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu.3 Sedangkan secara terminologis, ada banyak ahli
yang mengungkapkan pengertian belajar.
1) Menurut Syaiful Bahri yang mengutip dari Howard L. Kingskey
mengatakan bahwa learning is the process by which behavior (in the
broader sense) is originated or changed through practice or
training. Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas)
ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.4
2) Menurut Musthofa Fahmi yang dikutip oleh Mustaqim, definisi
belajar adalah:
3 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: balai
pustaka,2005) cet III, hlm. 17.
4 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm. 13.
8
Sesungguhnya belajar adalah (ungkapan yang menunjuk) aktivitas
(yang menghasilkan) perubahan-perubahan tingkah laku atau
pengalaman.5
3) Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.6
4) Nana Sudjana menyebutkan bahwa belajar adalah suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, seperti
berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah
lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya
reaksinya, daya penerimaannya dan aspek-aspek lain yang ada pada
individu.7
5) Menurut Gagne, belajar adalah suatu proses untuk memperoleh
motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah
laku.8
Dari pendapat-pendapat ini dapat disimpulkan bahwa seseorang
yang telah melakukan aktivitas belajar dan diakhir aktivitasnya ia
mengalami perubahan tingkah laku yang baru, maka seseorang tersebut
dikatakan telah belajar.
b. Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor intern dan ekstern.9
5 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang Bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 2008), Cet.IV, hlm. 34.
6 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hlm. 2.
7 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Algesindo,
2010), hlm. 28.
8 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hlm. 22.
9 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, hlm. 54
9
1) Faktor intern
Faktor intern adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam
peserta didik. Faktor intern dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu
faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
a) Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh
b) Faktor psikologi meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan dan kesiapan.
c) Faktor kelelahan
Dibedakan menjadi dua yaitu kelelahan jasmani dan rohani.
Kelelahan jasmani seperti lemah lunglai, sedangkan kelelahan
rohani seperti adanya kelesuan dan kebosanan.
2) Faktor ekstern
Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor
keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
a) Faktor keluarga
Peserta didik akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara
orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah
tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
b) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dan peserta didik, relasi peserta
didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu
sekolah, standar pengajaran, kualitas pengajaran, keadaan gedung,
metode belajar dan tugas rumah.
c) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh
terhadap belajar peserta didik. Pengaruh itu terjadi terkait dengan
keadaan peserta didik dengan masyarakat.
Diantara faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, faktor
yang berkaitan dengan penelitian adalah faktor intern yang berupa
faktor psikologi yang meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,
10
motif, kematangan dan kesiapan serta faktor ekstern yang berupa
faktor sekolah yang mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi
guru dan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik,
disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pengajaran,
kualitas pengajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas
rumah.
c. Teori-Teori Belajar
1) Teori Perilaku
Teori perilaku berakar pada pemikiran behaviorisme. Dalam
perspektif behaviorisme pembelajaran diartikan sebagai proses
pembentukan hubungan antara rangsangan (stimulus) dan balas
(respon). Belajar merupakan proses pelaziman (pembiasaan). Hasil
pembelajaran yang diharapkan adalah perubahan perilaku berupa
kebiasaan.10
Keterkaitan teori perilaku dengan penelitian yaitu dalam
proses pembelajaran dengan menggunakan model Direct
Instruction, peserta didik akan mampu mengerjakan soal yang
berupa pemecahan masalah karena sudah mendapatkan stimulus
dari guru dengan menggunakan model Direct Instruction tersebut.
2) Teori belajar sosial Bandura
Menurut Bandura sebagian besar manusia belajar melalui
pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain.
Seseorang belajar menurut teori ini dilakukan dengan mengamati
tingkah laku orang lain (model), hasil pengamatan itu kemudian
dimantapkan dengan cara menghubungkan pengalaman baru dengan
pengalaman sebelumnya atau mengulang-ulang kembali. Dengan
10
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 17
11
jalan ini memberikan kesempatan kepada orang tersebut untuk
mengekpresikan tingkah laku yang dipelajarinya.11
Teori belajar sosial berkaitan dengan penelitian ini, yaitu
dalam model pembelajaran Direct Instruction pada fase Extended
Practice peserta didik melakukan pelatihan lanjutan dan penerapan
berdasarkan pengamatannya pada saat guru menjelaskan pada fase
demonstrating dan fase Guided Practice.
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses
dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk
perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan belajar yang
terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran atau
kegiatan instruksional, tujuan belajar telah ditetapkan terlebih dahulu
oleh guru. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.12
Menurut Agus Suprijono hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang.
11
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 77.
12 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2003), hlm. 37-38.
12
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap yaitu kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut.13
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan
beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu
berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar
dirinya.14
Nana Sudjana menyebutkan bahwa hasil belajar yang dicapai
peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam
diri peserta didik itu dan faktor yang datang dari luar diri peserta didik
atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri peserta didik
terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan peserta
didik besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai.15
Di samping faktor kemampuan yang dimiliki peserta didik, juga
ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan
kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan faktor
psikis. Adanya pengaruh dari dalam diri peserta didik merupakan hal
yang logis dan wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan
tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya. Peserta didik harus
merasakan adanya suatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi. Ia
harus mengerahkan segala daya dan upaya untuk dapat mencapainya.16
13 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, hlm. 5-6.
14
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), Cet.IV, hlm. 55.
15 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, hlm. 39.
16
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, hlm. 39-40.
13
Pada penelitian ini, kedua faktor yang mempengaruhi hasil belajar
yang telah disebutkan di atas berkaitan dengan penelitian baik faktor
dari dalam diri peserta didik itu yang berupa kemampuan maupun
faktor yang datang dari luar diri peserta didik atau faktor lingkungan.
3. Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Matematika
Terdapat banyak definisi tentang matematika, atau dengan kata
lain tidak terdapat satu definisi tentang matematika yang tunggal dan
disepakati oleh semua tokoh atau pakar matematika. Berikut ini adalah
beberapa definisi atau pengertian tentang matematika.
1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir
secara sistematik.
2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.
3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan
berhubungan dengan bilangan.
4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan
masalah tentang ruang dan bentuk.
5) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik.
6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.17
Menurut Suyitno pembelajaran matematika adalah proses atau
kegiatan guru pelajaran matematika dengan mengajarkan matematika
kepada peserta didik yang di dalamnya terkandung upaya untuk
menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat,
bakat dan kebutuhan peserta didik tentang matematika yang amat
beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik
17
Departemen Pendidikan Nasional, Kiat pendidikan Matematika di Indosesia,
Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan, hlm. 1.
14
serta antara peserta didik dengan peserta didik lainnya dalam
mempelajari matematika.18
b. Teori pembelajaran matematika
Jerome Bruner dalam teorinya menyatakan bahwa belajar
matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan
kepada konsep-konsep dan struktur-struktur yang terbuat dalam pokok
bahasan yang diajarkan, di samping hubungan yang terkait antara
konsep-konsep dan struktur-struktur. Dengan mengenal konsep dan
struktur yang tercakup dalam bahan yang sedang dibicarakan, anak
akan memahami materi yang harus dikuasainya itu. Ini menunjukkan
bahwa materi yang mempunyai suatu pola atau struktur tertentu akan
lebih mudah dipahami dan diingat anak.19
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Direct
Instruction sesuai dengan teori belajar menurut Bruner. Dalam
pembelajaran menggunakan model Direct Instruction, yaitu pada fase
Establishing Set peserta didik diarahkan pada konsep-konsep dan
struktur- struktur yang termuat dalam pokok bahasan yang diajarkan.
4. Model Pembelajaran Direct Instruction
Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah
pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari
hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif
dan efisien.
Suatu kegiatan pembelajaran di kelas disebut model pembelajaran
jika:
1. Ada kajian ilmiah tentang penemunya.
2. Ada tujuannya.
18
Amin Suyitno, Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I, (Semarang:
UNNES, 2004), hlm. 2.
19 Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Semarang,
UPI), hlm. 43.
15
3. Ada tingkah laku yang spesifik dan ada kondisi spesifik yang
diperlukan agar tindakan atau kegiatan pembelajaran tersebut dapat
berlangsung secara efektif.20
Model pembelajaran Direct Instruction atau yang dikenal dengan
model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang
dirancang khusus untuk menunjang proses belajar mengajar peserta didik
yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural
yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan
yang bertahap, selangkah demi selangkah.21
Menurut para pakar teori belajar, pengetahuan deklaratif (dapat
diungkap dengan kata-kata) adalah pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan
pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan
sesuatu. Adapun ciri-ciri model pengajaran langsung adalah sebagai
berikut:22
1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada peserta didik
termasuk prosedur penilaian belajar
2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar
kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil
Modelling merupakan pendekatan utama dalam pembelajaran
langsung. Modelling berarti mendemonstrasikan suatu prosedur kepada
peserta didik. Modelling mengikuti urut-urutan sebagai berikut:
1. Guru mendemonstrasikan perilaku yang hendak dicapai sebagai hasil
belajar.
2. Perilaku itu dikaitkan dengan perilaku-perilaku lain yang sudah dimiliki
peserta didik.
20
Amin Suyitno, Pemilihan Model-Model Pembelajaran matematika dan Penerapannya
di SMP, (Semarang: FMIPA UNNES, 2006), hlm. 1
21 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, hlm. 29.
22 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, hlm. 29-30.
16
3. Guru mendemonstrasikan berbagai bagian perilaku tersebut dengan cara
jelas, terstruktur dan berurutan disertai penjelasan mengenai apa yang
dikerjakannya setelah setiap langkah selesai dikerjakan.
4. Peserta didik perlu mengingat langkah-langkah yang dilihatnya dan
kemudian menirukannya.23
Sintaks model pembelajaran langsung sebagai berikut:
Fase- Fase Perilaku Guru
Fase 1: Establishing Set
Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan peserta didik.
Menjelaskan tujuan pembelajaran,
informasi latar belakang pelajaran,
mempersiapkan peserta didik untuk
belajar.
Fase 2: Demonstrating
Mendemonstrasikan
pengetahuan atau keterampilan
Mendemonstrasikan keterampilan
yang benar, menyajikan informasi
tahap demi tahap
Fase 3: Guided Practice
Membimbing Pelatihan
Merencanakan dan member pelatihan
awal
Fase 4: Feed Back
Mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik
Mengecek apakah peserta didik telah
berhasil melakukan tugas dengan baik,
member umpan balik
Fase 5: Extended Practice
Memberikan kesempatan untuk
pelatihan lanjutan dan
penerapan
Mempersiapkan kesempatan
melakukan pelatihan lanjutan, dengan
perhatian khusus pada penerapan
kepada situasi lebih kompleks dalam
kehidupan sehari-hari
23
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, hlm. 47
17
5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Direct Instruction
a. Kelebihan model pembelajaran Direct Instruction
1) Dalam model pembelajaran Direct Instruction, guru
mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh
peserta didik sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa
yang harus dicapai oleh peserta didik.
2) Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan
keterampilan-keterampilan kepada peserta didik yang berprestasi
rendah sekalipun.
3) Model ini dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran
dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukan bagaimana
suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis,
bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan.
4) Model pembelajaran Direct Instruction menekankan kegiatan
mendengarkan (melalui ceramah) dan kegiatan mengamati (melalui
demonstrasi), sehingga membantu peserta didik yang cocok belajar
dengan cara-cara ini.
5) Model pembelajaran Direct Instruction dapat memberikan
tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan antara teori dan
fakta.
6) Model pembelajaran Direct Instruction dapat diterapkan secara
efektif dalam kelas besar maupun kelas yang kecil.
7) Peserta didik dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan
jelas.
8) Waktu untuk berbagi kegiatan pembelajaran dapat dikontrol
dengan ketat.
9) Dalam model ini terdapat penekanan pada pencapaian akademik.
10) Kinerja peserta didik dapat dipantau secara cermat.
11) Umpan balik bagi peserta didik berorientasi akademik.
18
12) Model pembelajaran Direct Instruction dapat digunakan untuk
menekankan butir-butir penting atau kesulitan-kesulitan yang
mungkin dihadapi peserta didik.
13) Model pembelajaran Direct Instruction dapat menjadi cara yang
efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual dan
terstruktur.
b. Kekurangan model pembelajaran Direct Instruction
1) Karena dalam model ini berpusat pada guru, maka kesuksesan
pembelajaran bergantung pada guru. Jika guru kurang dalam
persiapan, pengetahuan, kepercayaan diri, antusiasme maka peserta
didik dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan
pembelajaran akan terhambat.
2) Model pembelajaran Direct Instruction sangat bergantung pada cara
komunikasi guru. Jika guru tidak dapat berkomunikasi dengan baik
maka akan menjadikan pembelajaran Direct Instruction menjadi
kurang baik pula.
3) Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak,
model pembelajaran tidak dapat memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk cukup memproses dan memahami informasi
yang disampaikan.
4) Jika terlalu sering menggunakan model pembelajaran Direct
Instruction akan membuat beranggapan bahwa guru akan
memberitahu peserta didik semua informasi yang perlu diketahui.
Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai
pembelajan peserta didik itu sendiri.
5) Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan
peserta didik. Kenyataannya, banyak peserta didik bukanlah
pengamat yang baik sehingga sering melewatkan hal-hal penting
yang seharusnya diketahui.24
24
Rudi, “Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)”, dalam http://rudy-
unesa.blogspot.com/2011/05/model-pengajaran-langsung-direct.html, diakses 29 desember 2011
19
6. Ringkasan Materi Penerapan Konsep Himpunan
Himpunan adalah suatu kumpulan/ koleksi dari obyek-obyek
sebarang. (Cara pengumpulan obyek-obyek itu biasanya berdasarkan sifat/
keadaan mereka yang sama, ataupun berdasarkan suatu aturan tertentu/
yang ditentukan).25
Jika kita mengamati masalah dalam kehidupan sehari-
hari, maka banyak diantaranya dapat diselesaikan dengan konsep
himpunan. Agar dapat menyelesaikannya, kita harus memahami konsep-
konsep himpunan terlebih dahulu.
Ketika dijumpai sebuah soal yang berupa penyelesaaian masalah, kita
harus dapat menyatakan permasalahan tersebut dalam suatu diagram Venn.
Perhatikan masalah berikut:
Dari 45 peserta didik kelas VII A, 28 anak senang pelajaran
matematika, 24 anak senang pelajaran bahasa inggris dan 15 anak senang
kedua-duanya.
a. Gambarlah diagram Venn dari keterangan di atas!
b. Berapa peserta didik yang senang pelajaran Matematika atau Bahasa
Inggris?
c. Berapa peserta didik yang tidak senang pelajaran Matematika maupun
Bahasa Inggris?
Jawab:
a. Misal:
S = {semua peserta didik kelas VII A}
M = { peserta didik yang senang pelajaran Matematika}
I = { peserta didik yang senang pelajaran Bahasa Inggris}
M ∪ I = { peserta didik yang senang pelajaran Matematika atau
Bahasa Inggris}
M ∩ I = { peserta didik yang tidak senang pelajaran Matematika
maupun Bahasa Inggris}
Sehingga dapat ditulis:
25
Yusuf Yahya dkk, Matematika Dasar untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2004), hlm. 7.
20
n(S) = 45 anak
n(M) = 28 anak
n(I) = 24 anak
n(M ∩ I) = 15 anak
Langkah-langkahnya:
i. Tulis peserta didik yang senang kedua-duanya yaitu 15 anak
ii. Tulis peserta didk yang hanya senang pelajaran Matematika saja,
yaitu (28-15) anak = 13 anak
iii. Tulis peserta didk yang hanya senang pelajaran Bahasa Inggris
saja, yaitu (24-15) anak = 9 anak
iv. Tulis peserta didik yang tidak senang pelajaran Matematika
maupun Bahasa Inggris, misalkan x anak.
b. n(M ∪ I) = banyaknya peserta didik yang senang pelajaran Matematika
atau Bahasa Inggris
= (13 + 15 + 9) anak
= 37 anak
X = n(S) - n(M ∪ I)
= 45 – 37
= 8
Jadi, peserta didik yang tidak senang pelajaran Matematika maupun
Bahasa Inggris adalah 8 anak.
21
7. Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction pada Materi
Himpunan
Penerapan materi himpunan pada model pembelajaran Direct
Instruction sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
dibuat dan disusun seperti berikut:
a. Standar kompetensi: menggunakan konsep himpunan dan diagram
Venn dalam pemecahan masalah.
b. Kompetensi dasar: menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan
masalah.
c. Indikator: menyelesaikan masalah yang menggunakan konsep
himpunan.
d. Tujuan pembelajaran: peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang
menggunakan konsep himpunan.
e. Metode: demonstrasi, tanya jawab, penugasan.
f. Langkah-langkah pembelajaran:
1) Pendahuluan (Establishing Set)
a) Guru mengucapkan salam pembuka dan berdoa bersama
kemudian member tahu peserta didik bahwa materi yang akan
dipelajari adalah penerapan konsep himpunan.
b) Guru menyampaikan SK, KD, Indikator serta memberi
motivasi dan apersepsi.
2) Kegiatan inti
a) Demonstrating
- Dengan berdialog dan berdiskusi, peserta didik diajak
memahami cara menggunakan konsep himpunan.
- Guru menjelaskan langkah penyelesaian masalah yang
berkaitan dengan himpunan tahap demi tahap.
b) Guided Practice
Melalui sebuah contoh, guru memberikan latihan terbimbing
kepada peserta didik.
22
3) Kegiatan penutup
a) Feed Back
Guru memberikan soal untuk mengecek pemahaman, kemudian
guru menunjuk salah satu peserta didik untuk mengerjakan di
depan kelas.
b) Extended Practice
Guru memberikan pekerjaan rumah kepada peserta didik
sebagai pelatihan lanjutan.
8. Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction Efektif
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Himpunan
Himpunan adalah salah satu materi mata pelajaran matematika kelas
VII semester 2. Pada standar kompetensi menggunakan konsep himpunan
dan diagram Venn dalam pemecahan masalah dan kompetensi dasar
menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah, terdapat
indikator penyelesaian masalah yang menggunakan konsep himpunan.
Sebelum belajar pada indikator ini, tentunya peserta didik harus memiliki
kemampuan awal yakni konsep-konsep himpunan. Selanjutnya pada
penerapan konsep-konsep himpunan pada penyelesaian masalah, peserta
didik juga dituntut untuk teliti dan cermat dalam menganalisis masalah
tersebut. Sebuah masalah diterjemahkan ke dalam kalimat matematikanya,
kemudian diselesaikan menggunakan konsep himpunan.
Untuk menunjang proses pembelajaran pada materi penerapan
konsep himpunan, model pembelajaran Direct Instruction sangat efektif
digunakan karena dengan model pembelajaran ini, guru dapat menunjukan
bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi
dianalisis, dan bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan. Selain itu, guru
juga dapat mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima
oleh peserta didik sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa
yang harus dicapai oleh peserta didik.
23
Model pembelajaran Direct Instruction didukung oleh teori belajar
perilaku yang berakar pada pemikiran behaviorisme, teori belajar sosial
Bandura, dan teori pembelajaran Jerome S. Burner. Teori-teori ini
mendukung bahwa dalam belajar terdapat sebuah proses yang dapat
mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Proses itu berupa stimulus respon
melalui pengamatan secara selektif dan mengingat apa yang disampaikan
oleh guru. Hasil pengamatan ini kemudian dimantapkan dengan cara
menghubungkan pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya atau
mengulang-ulang kembali sehingga memperoleh perubahan perilaku
berupa kebiasaan. Proses pengajaran peserta didik juga diarahkan pada
konsep-konsep dan struktur- struktur yang termuat dalam pokok bahasan
yang telah diajarkan sehingga peserta didik lebih mudah memahami dan
mengingat. Berdasarkan teori-teori yang telah disebutkan, proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction
pada materi himpunan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
C. Rumusan Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teoritik di atas, maka
hipotesis pada penelitian ini adalah model pembelajaran Direct Instruction
efektif terhadap hasil belajar matematika materi pokok himpunan peserta
didik kelas VII semester II SMP Islam Miftahul Huda kabupaten Jepara tahun
ajaran 2011-2012.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan
menempatkan obyek secara acak ke dalam kelompok-kelompok di mana satu
atau dua variabel independen dimanipulasi.26
Penelitian ini berdesain
“posttest-only control design”, karena tujuan dalam penelitian ini untuk
mengetahui keefektifan diterapkannya model pembelajaran Direct Instruction
terhadap hasil belajar. Dengan desain tersebut, dalam penelitian ini terdapat
dua kelompok, yakni kelompok pertama yang dalam pembelajarannya
menggunakan model Direct Instruction sedangkan kelompok yang kedua
tidak. Selanjutnya kelompok pertama disebut dengan kelas eksperimen dan
kelompok kedua dengan kelas kontrol.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Islam Miftahul Huda, alamatnya di
Kecamatan Pakis Adhi Kabupaten Jepara. Penelitian ini dilakukan mulai
tanggal 03 Januari 2012 hingga tanggal 20 Januari 2012, atau berlangsung
selama 18 hari.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.27
Populasi
pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP Islam Miftahul
Huda yang terdiri 31 anak kelas VII-A dan 31 anak kelas VII-B, sehingga
jumlahnya adalah 62 peserta didik.
26
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan.,
hlm. 322. 27
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 117.
25
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi.28
Sebelum penentuan kelas sampel dilakukan, terlebih dahulu
dilakukan pengujian populasi, yakni dengan uji normalitas, homogenitas dan
kesamaan rata-rata menggunakan data nilai awal dari kelas VII-A dan data
nilai awal kelas VII-B. Oleh karena itu digunakan nilai ujian akhir semester I
dari kedua kelas tersebut. Kelas yang dapat terpilih sebagai sampel adalah
kelas yang normal, homogen serta memiliki rata-rata yang relatif sama.
Karena seluruh kelas VII memenuhi kriteria untuk digunanakan sebagai
sampel, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi. Berikut perincian
perhitungan uji normalitas, homogenitas dan kesamaan rata-rata data nilai
awal kelas VII-A dan kelas VII-B. Daftar nama ada pada lampiran 2 dan 3.
1. Uji Normalitas
a. Uji Normalitas Kelas VII-A
Langkah-langkah pengajuan hipotesis adalah sebagai berikut:
1) Hipotesis yang digunakan
H0 : Kelas berdistribusi normal
Ha : Kelas tidak berdistribusi normal
2) Menentukan statistik yang dipakai
Rumus yang dipakai untuk menghitung normalitas hasil
belajar peserta didik yaitu chi-kuadrat.
3) Menentukan α
Taraf signifikan (α) yang dipakai dalam penelitian ini
adalah 5 % dengan derajat kebebasan dk = n-1.
4) Menentukan kriteria pengujian hipotesis
H0 diterima bila hitung2 <
2 pada tabel chi-kuadrat
Ha diterima bila hitung2 ≥
2 pada tabel chi-kuadrat
28
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
hlm. 118
26
5) Rumus yang digunakan:29
k
i
ff
hf
ho
1
22
Keterangan:
2 : harga Chi-Kuadrat
of : frekuensi hasil pengamatan
hf : frekuensi yang diharapkan
k : banyaknya kelas interval
Untuk memperoleh nilai dari Chi kuadrat ini digunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menentukan jumlah kelas interval
Untuk pengujian normalitas chi kuadrat ini jumlah interval
ditetapkan = 6
b) Menentukan panjang kelas interval
Panjang kelas = Data Terbesar −Data Terkecil
6
= 88−66
6
= 3,667 dibulatkan menjadi 4
c) Menyusun nilai ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel
penolong untuk menghitung harga chi kuadrat hitung. Daftar nilai
awal selengkapnya ada pada lampiran 13.
29
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cpta, 2010), cet. 14, hlm. 333.
27
Tabel 1
Perhitungan Uji Normalitas Data Awal Kelas VII-A
Interval fo fh (fo – fh) (fo – fh)² (𝑓𝑜 – 𝑓ℎ)²
fh
65 – 68 2 1 1 1 1
69 – 72 7 4 3 9 2,25
73 – 76 10 10,5 -0,5 0,25 0,02
77 – 80 6 10,5 -4,5 20,25 1,92
81 – 84 4 4 0 0 0
85 – 88 2 1 1 1 1
Jumlah 31 31 0 6,19
d) Menghitung fh (frekuensi yang diharapkan)
Cara menghitung fh didasarkan pada persentase luas tiap
bidang kurva normal dikalikan jumlah data observasi (jumlah
individu dalam sampel). Dalam penelitian ini jumlah individu
dalam sampel = 31, jadi:
(1) Baris pertama 2,7% x 31 = 0,83 dibulatkan menjadi 1
(2) Baris kedua 13,53% x 31 = 4,19 dibulatkan menjadi 4
(3) Baris ketiga 34,13% x 31 = 10,58 dibulatkan menjadi 10,5
(4) Baris keempat 34,13% x 31 = 10,58 dibulatkan menjadi10,5
(5) Baris kelima13,53% x 31 = 4,19 dibulatkan menjadi 4
(6) Baris keenam 2,7% x 31 = 0,83 dibulatkan menjadi 1
e) Memasukkan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh sekaligus
menghitung harga-harga (fo – fh)² dan f
ff
h
ho
2
harga f
ff
h
ho
2
adalah merupakan harga Chi Kuadrat (x²)hitung.
f) Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan harga chi kuadrat
tabel. Bila harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari harga chi kudrat
tabel maka distribusi data dikatakan normal. Dari perhitungan
diperoleh harga chi kuadrat sebesar 6,19 selanjutnya harga ini
28
dibandingkan dengan harga chi kuadrat tabel dengan dk = (6-1) = 5
dan taraf signifikan ( ) = 5% maka harga chi kuadrat tabel =
11,07. Karena harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari chi kuadrat
tabel (6,19 < 11,07) maka distribusi data awal di kelas VII-A
dikatakan berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas Kelas VII-B
Langkah-langkah pengajuan hipotesis adalah sebagai berikut:
1) Hipotesis yang digunakan
H0 : Kelas berdistribusi normal
Ha : Kelas tidak berdistribusi normal
2) Menentukan statistik yang dipakai
Rumus yang dipakai untuk menghitung normalitas hasil
belajar peserta didik yaitu chi-kuadrat.
3) Menentukan α
Taraf signifikan (α) yaitu dipakai dalam penelitian ini
adalah 5 % dengan derajat kebebasan dk = n-1.
4) Menentukan kriteria pengujian hipotesis
H0 diterima bila hitung2 <
2 pada tabel chi-kuadrat
Ha diterima bila hitung2 ≥
2 pada tabel chi-kuadrat
5) Rumus yang digunakan:30
k
i
ff
hf
ho
1
22
Keterangan:
2 : harga Chi-Kuadrat
of : frekuensi hasil pengamatan
hf : frekuensi yang diharapkan
k : banyaknya kelas interval
30
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 333.
29
Untuk memperoleh nilai dari Chi kuadrat ini digunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menentukan jumlah kelas interval
Untuk pengujian normalitas chi kuadrat ini jumlah interval
ditetapkan = 6
b) Menentukan panjang kelas interval
Panjang kelas = Data Terbesar −Data Terkecil
6
= 86−65
6
= 3,5 dibulatkan menjadi 4
c) Menyusun nilai ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel
penolong untuk menghitung harga chi kuadrat hitung. Daftar nilai
awal selengkapnya ada pada lampiran 13.
Tabel 2
Perhitungan Uji Normalitas Data Awal Kelas VII-B
interval fo fh (fo – fh) (fo – fh)²
f
ff
h
ho
2
64 – 67 3 1 2 4 4
68 – 71 4 4 0 0 0
72 – 75 6 10,5 -4,5 20,25 1,92
76 – 79 12 10,5 1,5 2,25 0,21
80 – 83 4 4 0 0 0
84 - 87 2 1 1 1 1
jumlah 31 31 0 7,13
d) Menghitung fh (frekuensi yang diharapkan)
Cara menghitung fh didasarkan pada persentase luas tiap
bidang kurva normal dikalikan jumlah data observasi (jumlah
individu dalam sampel). Dalam penelitian ini jumlah individu
dalam sampel = 31, jadi:
(1) Baris pertama 2,7% x 31 = 0,83 dibulatkan menjadi 1
(2) Baris kedua 13,53% x 31 = 4,19 dibulatkan menjadi 4
(3) Baris ketiga 34,13% x 31 = 10,58 dibulatkan menjadi 10,5
30
(4) Baris keempat 34,13% x 31 = 10,58 dibulatkan menjadi10,5
(5) Baris kelima13,53% x 31 = 4,19 dibulatkan menjadi 4
(6) Baris keenam 2,7% x 31 = 0,83 dibulatkan menjadi 1
e) Memasukkan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh sekaligus
menghitung harga-harga (fo – fh)² dan f
ff
h
ho
2
harga f
ff
h
ho
2
adalah merupakan harga Chi Kuadrat (x²)hitung.
f) Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan harga chi kuadrat
tabel. Bila harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari harga chi kudrat
tabel maka distribusi data dikatakan normal. Dari perhitungan
diperoleh harga chi kuadrat sebesar 7,13 selanjutnya harga ini
dibandingkan dengan harga chi kuadrat tabel dengan dk = (6-1) = 5
dan taraf signifikan ( ) = 5% maka harga chi kuadrat tabel =
11,07. Karena harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari chi kuadrat
tabel (7,13 < 11,07) maka distribusi data awal di kelas VII-B
dikatakan berdistribusi normal.
Hasil akhir dari perhitungan uji normalitas populasi dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3
Uji Normalitas
Data Nilai Awal kelas VIIA dan kelas VIIB
No Kelas Kemampuan hitung2 tabel
2 Keterangan
1 VIIA Nilai awal 6,19 11.07 Normal
2 VIIB Nilai awal 7,13 11.07 Normal
Dari tabel di atas diketahui bahwa populasi yang terdiri dari
kelas VII-A dan kelas VII-B keduanya berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui variansi dari
masing-masing kelas yang berdistribusi normal apakah jika kedua kelas
tersebut dipadukan mempunyai varian yang sama (homogen) atau tidak.
31
Statistik yang digunakan untuk uji homogenitas sampel adalah dengan uji
F, dengan rumus:31
terkecil
terbesarF
2
2
Hipotesis yang digunakan adalah:
Ho : varian homogen 2
2
2
1
Ha : varian tidak homogen 2
2
2
1
Kedua kelas mempunyai varian yang sama apabila menggunakan
= 5% menghasilkan Fhitung Ftabel dengan dk pembilang = 31 – 1 = 30
dan dk penyebut = 31 - 1 = 30.
Dengan varian dari masing- masing kelas digunakan tabel sebagai
berikut:
Tabel 4
Perhitungan Variansi Data Awal Kelas VII-A
x F f x ( _
xx ) (_
xx )² f( _
xx ) ²
66 1 66 -9,645 93,029 93,029
68 1 68 -7,645 58,448 58,448
69 4 276 -6,645 44,158 176,633
70 2 140 -5,645 31,868 63,736
72 1 72 -3,645 13,287 13,287
73 2 146 -2,645 6,997 13,994
74 3 222 -1,645 2,707 8,120
75 3 225 -0,645 0,416 1,249
76 2 152 0,355 0,126 0,252
78 4 312 2,355 5,545 22,181
79 1 79 3,355 11,255 11,255
80 1 80 4,355 18,965 18,965
81 1 81 5,355 28,674 28,674
83 2 166 7,355 54,094 108,187
84 1 84 8,355 69,803 69,803
88 2 176 12,355 152,642 305,284
Jumlah 31 2345 5,677 592,015 993,097
31
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfa Beta, 2010), Cet.XVI, hlm. 140.
32
x = n
fx
=31
2345
= 75,645
Varian (S²) dirumuskan 1
2
n
f xx. Sehingga dari tabel di
atas diperoleh:
S² 1
2
n
f xx
= 30
993,097
= 33,103
Tabel 5
Perhitungan Variansi Data Awal Kelas VII-B
x f f x ( _
xx ) (_
xx )² f( _
xx ) ²
65 1 65 -10,194 103,908 103,908
66 1 66 -9,194 84,521 84,521
67 1 67 -8,194 67,134 67,134
68 3 204 -7,194 51,747 155,241
70 1 70 -5,194 26,973 26,973
72 2 144 -3,194 10,199 20,398
74 1 74 -1,194 1,425 1,425
75 3 225 -0,194 0,037 0,112
76 7 532 0,806 0,650 4,553
77 2 154 1,806 3,263 6,527
78 2 156 2,806 7,876 15,752
79 1 79 3,806 14,489 14,489
80 2 160 4,806 23,102 46,204
82 2 164 6,806 46,328 92,656
85 1 85 9,806 96,166 96,166
86 1 86 10,806 116,779 116,779
Jumlah 31 2331 -3,097 654,599 852,839
33
x = n
fx
=31
2331
= 75,194
Varian (S²) dirumuskan 1
2
n
f xx. Sehingga dari tabel di
atas diperoleh:
S² 1
2
n
f xx
= 30
852,839
= 28,427
Dari hasil perhitungan varian di kelas VII-A dan kelas VII-B
diketahui bahwa S² terbesar = 33,103 dan S² terkecil = 28,427 sehingga:
F = 28,427
33,103
= 1,164
Dengan menggunakan = 5% dan dk pembilang = 30, dk
penyebut = 30 diperoleh Ftabel =1,84. Karena Fhitung (1,164) Ftabel(1,84)
maka Ho diterima, artinya kedua kelas adalah homogen.
3. Uji Kesamaan Rata-rata
Uji kesamaan dua rata-rata dilakukan untuk mengetahui kelas yang
berdistribusi normal dan homogen sebelum dikenai treatmen apakah
bertitik awal sama atau tidak. Untuk menguji ini digunakan rumus:32
32
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), Cet.IV, hlm. 239
34
21
21
11
nns
xxt
Keterangan:
1x : mean kelas VII-A
2x : mean kelas VII-B
𝑛1 : jumlah peserta didik pada kelas VII-A
𝑛2 : jumlah peserta didik pada kelas VII-B
𝑠 : standar deviasi gabungan data kelas VII-A dan kelas VII-B
Dengan,
𝑠2 = 𝑛1 − 1 𝑠1
2 + 𝑛2 − 1 𝑠22
𝑛1 + 𝑛2 − 2
Keterangan:
1x : mean kelas VII-A
2x : mean kelas VII-B
n1 : jumlah peserta didik pada kelas VII-A
n2 : jumlah peserta didik pada kelas VII-B
: standar deviasi gabungan data kelas VII-A dan kelas VII-B
2
1s : variansi data kelas VII-A
2
2s : variansi data kelas VII-B
Hipotesis yang digunakan adalah:
H 0 : 𝑥 1 = 𝑥 2
H a : 𝑥 1 ≠ 𝑥 2
Kriteria pengujian adalah H diterima jika menggunakan = 5 %
menghasilkan –ttabel < thitung < ttabel di mana ttabel di dapat dari daftar
distribusi t dengan dk = n 1 + n 2 - 2, dan H 0 ditolak untuk harga t lainnya.
0
35
Perhitungan:
Diketahui, n1 = 31 𝑥 1 = 75,645 𝑆12 = 33,103
n2 = 31 𝑥 2 = 75,194 𝑆22 = 28,427
dk = (31 + 31) – 2 = 60 ttabel untuk :5 % = 2,000
𝑠2 = 𝑛1− 1 𝑠1
2+ 𝑛2− 1 𝑠22
𝑛1+ 𝑛2−2
= 31−1 33,103 + 31−1 28,427
31+31−2
= 1845,9
60
𝑆2 = 30,765
𝑆 = 5,546
21
21
11
nns
xxt
=
31
1
31
1546,5
194,75645,75
=
31
1
31
1546,5
451,0
= 0,321
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh thitumg sebesar
0,321. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan ttabel dengan dk = 60
pada taraf signifikan 5% adalah sebesar 2,000. Karena -ttabel (-2,000)
< thitumg (0,321) < ttabel (2,000) maka dapat disimpulkan bahwa antara
kelas VII-A dan kelas VII-B memiliki rata-rata nilai awal yang sama
secara signifikan.
36
Dari perhitungan uji normalitas, homogenitas dan kesamaan rata-rata di
atas dapat diketahui bahwa populasi dalam keadaan normal, homogen serta
memiliki kesamaan rata-rata. Sehingga dapat ditetapkan bahwa sampel dalam
penelitian ini adalah peserta didik kelas VII-A dan VII-B SMP Islam
Miftahul Huda. Karena kelas VII di SMP Islam Miftahul Huda hanya terdiri
dari dua kelas maka penelitian di sini merupakan penelitian populasi. Dalam
penelitian ini telah ditentukan untuk kelas VII-A sebagai kelas eksperimen
dan kelas VII-B sebagai kelas kontrol. Dalam menentukan kelas tersebut
digunakan teknik simple random sampling (teknik pengambilan anggota
sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi itu)33
, yaitu dengan membuat undian yang di
dalamnya tertulis kelas VII-A dan VII-B. Telah disepakati sebelumnya bahwa
undian yang keluar pertama dijadikan kelas eksperimen dan yang lain sebagai
kelas kontrol.
D. Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.34
Pada
penelitian ini digunakan dua variabel, yaitu:
1. Variabel bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya dependen variabel (terikat)35
.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Direct
Instruction dan model pembelajaran konvensional, karena dengan
33
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
hlm. 120.
34
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Cet.XVI, hlm. 2.
35
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
hlm. 61.
37
treatment yang berbeda itu akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang
diperoleh.
Adapun indikator dari model pembelajaran Direct Instruction
dalam penelitian ini adalah:.
a) Kemampuan menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik.
b) Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan kepada peserta
didik.
c) Membimbing pelatihan peserta didik.
d) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
e) Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.
2. Variabel terikat (Dependent Variabel).
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas.36
Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah hasil belajar matematika materi pokok himpunan
dengan indikator nilai hasil belajar matematika materi pokok himpunan
setelah dikenai model pembelajaran Direct Instruction pada kelas
eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Metode dokumentasi
Menurut Margono, teknik dokumentasi adalah cara pengumpulan
data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga
buku-buku tentang pendapat, teori, dalil, atau hukum-hukum dan lainnya
yang berkaitan dengan masalah penelitian.37
Metode ini digunakan untuk
36
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, hlm. 61.
37
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),hlm.
181.
38
memperoleh data nilai awal peserta didik kelas VII-A dan VII-B yang
diambil dari nilai ujian akhir semester I tahun ajaran 2011-2012.
2. Metode tes
Menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya yang berjudul
Psychological Testing, yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur
yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat digunakan secara
meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan
membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu.38
Metode tes
digunakan untuk memperoleh data nilai hasil belajar peserta didik materi
himpunan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah dikenai
perlakuan.
a. Materi
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi
pelajaran matematika pada materi pokok himpunan.
b. Bentuk Tes
Bentuk tes yang digunakan adalah tes obyektif bentuk pilihan
ganda dengan empat pilihan. Tes ini diberikan pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol untuk menjawab hipotesis penelitian.
c. Metode Penyusunan Instrumen Tes
Penyusunan instrumen tes dilakukan dengan langkah sebagai
berikut:
1) Pembatasan terhadap bahan yang diujikan. Dalam penelitian ini telah
dibatasi materi himpunan, hingga bentuk soal pengembangannya
2) Membuat kisi-kisi soal, sebagaimana yang tertera pada lampiran 2.
3) Menentukan jumlah waktu yang disediakan. Waktu yang disediakan
adalah 80 menit. Menentukan jumlah butir yang disediakan. Butir
soal yang disediakan adalah 20 (sebelum diuji cobakan). Soal uji
coba ada pada lampiran 3.
38
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2009), hlm. 66.
39
d. Analisis Instrumen Tes
Sebelum instrumen diujikan kepada sampel, maka instrumen
tersebut harus memenuhi kriteria valid, reliabel, tingkat kesukaran soal
dan daya pembeda soal. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis
terlebih dahulu terhadap soal yang akan diujikan, meliputi:
a. Validitas
Sebuah instrumen (soal) dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan. Rumus yang digunakan adalah
korelasi point biserial, di mana angka indeks korelasi dapat
diperoleh dengan menggunakan rumus:39
𝑟𝑝𝑏𝑖 =𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝐷𝑡
𝑝
𝑞
Keterangan:
𝑟𝑝𝑏𝑖 : Koefisien korelasi point biserial
𝑀𝑝 : Skor rata-rata hitung peserta yang menjawab benar
𝑀𝑡 : Skor rata-rata dari skor total
𝑆𝐷𝑡 : Deviasi standar dari skor total
𝑝 : Proporsi jawaban benar
𝑞 : Proporsi jawaban salah
Selanjutnya nilai hitungr dikonsultasikan dengan harga kritik 𝑟
product moment, dengan taraf signifikan 5 %. Bila harga
tabelhitung rr maka item soal tersebut dikatakan valid. Sebaliknya bila
harga tabelhitung rr maka item soal tersebut tidak valid. Berdasarkan
hasil analisis validitas butir soal pada lampiran 15, diperoleh hasil
seperti pada tabel berikut.
39
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 185.
40
Tabel 6
Persentase Validitas Butir Soal
No Kriteria No Butir Soal Jumlah Persentase
1 Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10
11, 12, 14, 15, 17, 19 15 75%
2 Tidak valid 7, 13, 16, 18, 20 5 25%
Total 20 100%
Karena terdapat soal yang tidak valid, maka dilakukan uji
validitas yang kedua dengan membuang soal-soal yang tidak valid
tersebut. Sehingga diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 7
Persentase Validitas Butir Soal Tahap 2
No Kriteria No Butir Soal Jumlah Persentase
1 Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10
11, 12, 14, 15, 17, 19 15 100%
Total 15 100%
Contoh perhitungan validitas untuk butir soal nomor 1, dapat
dilihat pada lampiran 16. Setelah diketahui soal-soal yang valid
maka dapat dilanjutkan dengan menguji reliabilitas soal.
b. Reliabilitas
Sebuah tes dapat dikatakan reliabel atau mempunyai taraf
kepercayaan tinggi, apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang
tetap, artinya apabila tes tersebut kemudian dikenakan pada sejumlah
subyek yang sama, maka hasilnya akan tetap sama atau relatif sama.
41
Untuk mengetahui reliabilitas tes obyektif digunakan rumus K-R. 20,
yaitu:40
2
2
111 s
s
t
tpq
n
nr
Keterangan:
11r : reliabilitas tes secara keseluruhan
2
st
: varian total
𝑝 : proporsi subyek yang menjawab benar pada suatu butir
𝑞 : proporsi subyek yang menjawab item salah )1( pq
𝑛 : banyaknya item
pq : jumlah hasil kali antara p dan q
Harga 11r yang diperoleh dikonsultasikan harga r dalam tabel
product moment dengan taraf signifikan 5 %. Soal dikatakan reliabel
jika harga 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Dari hasil perhitungan pada lampiran 17,
diperoleh nilai reliabilitas butir soal pilihan ganda 823,011 r ,
sedangkan dengan taraf signifikan 5% dengan N = 23 diperoleh rtabel
= 0,413 setelah dikonsultasikan dengan ternyata .
Oleh karena itu instrument soal dikatakan reliabel.
c. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah tidak terlalu mudah atau terlalu sukar.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran butir
soal pilihan ganda adalah sebagai berikut:41
JS
Bp
40
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),
hlm. 100. 41
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 208.
tabelr tabelhitung rr
42
Keterangan:
𝑝 : Indeks kesukaran
𝐵 : Banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar
𝐽𝑆 : Jumlah seluruh peserta didik yang ikut tes
Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
P ≤ 0.29 sukar;
0,29 < P ≤ 0,70 sedang;
P > 0.7 mudah
Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran pada lampiran 15,
diperoleh seperti pada tabel berikut.
Tabel 8
Persentase Tingkat Kesukaran Butir Soal
No Kriteria No Butir Soal Jumlah Persentase
1 Mudah 1, 3, 6, 10, 11, 12, 14,
17 8 53,4 %
2 Sedang 2, 5, 8, 9, 15, 19 6 40 %
3 Sukar 4 1 6,6 %
Total 15 100 %
Contoh perhitungan tingkat kesukaran soal untuk butir soal
nomor 1 dapat dilihat pada lampiran 18.
d. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan
peserta didik yang berkemampuan rendah. Soal yang baik adalah
soal yang dapat dijawab dengan benar oleh peserta didik yang
berkemampuan tinggi saja. Angka yang menunjukkan besarnya daya
pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Seluruh peserta
43
didik yang ikut tes dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok atas dan kelompok bawah.42
Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi untuk butir soal
pilihan ganda adalah:43
BA
B
B
A
A PPJ
B
J
BD
Keterangan:
D : daya pembeda soal
JA : jumlah peserta didik kelompok atas
JB : jumlah peserta didik kelompok bawah
BA : jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu
dengan benar atau jumlah benar untuk kelompok atas.
BB : jumlah siswa kelompok bawah menjawab soal itu dengan
benar atau jumlah benar untuk kelompok bawah.
A
AA
J
BP : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
(P = indeks kesukaran).
B
BB
J
BP : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
(P = indeks kesukaran).
Klasifikasi daya pembeda soal:
𝐷𝑃 ≤ 0,00 : sangat jelek
0,00 < 𝐷𝑃 ≤ 0,20 : jelek
0,20 < 𝐷𝑃 ≤ 0,40 : cukup
0,40 < 𝐷𝑃 ≤ 0,70 : baik
0,70 < 𝐷𝑃 ≤ 1,00 : sangat baik
Semua butir soal yang mempunyai 𝐷 negatif sebaiknya dibuang saja.
42
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 214.
43
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 213.
44
Berdasarkan hasil analisis daya pembeda butir soal pada
lampiran 15 diperoleh hasil seperti pada tabel berikut.
Tabel 9
Persentase Daya Pembeda Butir Soal
No Kriteria No Butir Soal Jumlah Persentase
1 Cukup 1, 3, 4, 6, 11, 12, 14, 15 8 53,4 %
2 Baik 5, 8, 9, 10, 17, 19 6 40 %
3 Baik sekali 2 1 6,6 %
Total 20 100%
Contoh perhitungan daya pembeda soal untuk butir soal nomor
1 dapat dilihat pada lampiran 19.
F. Teknik Analisis Data
Dalam analisis ini akan ditunjukkan uji kebenaran hipotesis yang
menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik yang memperoleh
pembelajaran dengan model pembelajaran Direct Instruction lebih dari rata-
rata hasil belajar peserta didik yang memperoleh pembelajaran secara
konvensional di kelas VII Semester II SMP Islam Miftahul Huda pada materi
pokok himpunan. Untuk itu data yang dianalisis adalah hasil belajar
Matematika materi pokok himpunan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Untuk daftar nilai akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada
lampiran 22.
Dalam menganalisis data digunakan rumus statistik, karena jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.44
Statistik yang
digunakan adalah statistik parametris yaitu statistik yang digunakan untuk
menganalisis data interval atau rasio, yang diambil dari populasi yang
44
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, cet. 14, hlm.
282.
45
berdistribusi normal.45
Oleh karena itu sebelum dilakukan analisis data hasil
belajar kelas eksperimen dan data hasil belajar kelas kontrol, terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas. Selain dilakukan uji normalitas, akan dilakukan juga
uji homogenitas untuk menentukan jenis rumus statistik parametris yang
digunakan.
Berikut tahapan analisisnya serta rumus yang digunakan:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah hasil belajar
peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah dikenai perlakuan
berdistribusi normal atau tidak. Langkah-langkah dan rumus pengujian
hipotesis sama dengan langkah-langkah dan rumus uji normalitas pada
analisis data awal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedua kelompok
mempunyai varian yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok mempunyai
varian yang sama maka kelompok tersebut dikatakan homogen. Langkah-
langkah dan rumus pengujian hipotesis sama dengan langkah-langkah dan
rumus uji homogenitas pada analisis data awal.
3. Uji Perbedaan Rata-rata
Uji perbedaan rata-rata digunakan untuk menguji hipotesis yang
menyatakan bahawa rata-rata hasil belajar peserta didik yang diterapkan
model pembelajaran Direct Instruction lebih tinggi dari rata-rata hasil
belajar peserta didik yang pembelajarannya secara konvensional. Untuk uji
perbedaan rata-rata digunakan uji t.
Untuk data yang keduanya berdistribusi normal dan homogen
perhitungannya dengan rumus:46
21
21
11
nns
xxt
45
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Cet.XVI, hlm. 23.
46
Sudjana, Metoda Statistika, Cet.IV, hlm. 239
46
Keterangan:
1x : mean sampel kelas eksperimen
2x : mean sampel kelas kontrol
𝑛1 : jumlah peserta didik pada kelas eksperimen
𝑛2 : jumlah peserta didik pada kelas kontrol
𝑠 : standar deviasi gabungan data eksperimen dan kontrol
Dengan
𝑠2 = 𝑛1 − 1 𝑠1
2 + 𝑛2 − 1 𝑠22
𝑛1 + 𝑛2 − 2
Keterangan:
1x : mean sampel kelas eksperimen
2x : mean sampel kelas kontrol
n1 : jumlah peserta didik pada kelas eksperimen
n2 : jumlah peserta didik pada kelas kontrol
: standar deviasi gabungan data eksperimen dan kontrol
2
1s : variansi data kelas eksperimen
2
2s : variansi data kelas kontrol
Hipotesis yang digunakan adalah:
H 0 : 1 ≤ 2
H a : 1 > 2
Keterangan:
µ1 : rata-rata hasil belajar matematika pada materi himpunan dengan
menggunakan model Direct Instruction.
µ2 : rata-rata hasil belajar matematika pada materi himpunan dengan
model konvensional.
47
Kriteria pengujian adalah H diterima jika menggunakan = 5 %
menghasilkan thitung < ttabel di mana ttabel didapat dari daftar distribusi t
dengan dk = n 1 + n 2 - 2, dan H 0 ditolak untuk harga t lainnya.
Sedangkan untuk data yang tidak sama (tidak homogen), namun
keduanya berdistribusi normal maka perhitungannya dengan rumus:47
𝑡 ′ = 𝑥 1 − 𝑥 2
𝑠1
2
𝑛1 +
𝑠22
𝑛2
Keterangan:
1x : mean sampel kelas eksperimen
2x : mean sampel kelas kontrol
𝑛1 : jumlah peserta didik pada kelas eksperimen
𝑛2 : jumlah peserta didik pada kelas kontrol
𝑠12 : variansi peserta didik kelas eksperimen
𝑠22 : variansi pesertaa didik kelas kontrol
Kriteria pengujian adalah H0 diterima jika:
−𝑤1𝑡1 + 𝑤2𝑡2
𝑤1 + 𝑤2< 𝑡′ <
𝑤1𝑡1 + 𝑤2𝑡2
𝑤1 + 𝑤2
Dengan:
𝑤1 = 𝑠1
2
𝑛1 ;𝑤2 =
𝑠22
𝑛2
𝑡1 = 𝑡 1−
12𝛼
, 𝑛1 − 1 dan
𝑡2 = 𝑡 1−
12𝛼
, 𝑛2 − 1
𝑡𝛽, m didapat dari daftar distribusi student dengan peluang 𝛽 dan
dk = m. untuk harga-harga t lainnya, H0 ditolak.48
47
Sudjana, Metoda Statistika, hlm. 241. 48
Sudjana, Metoda Statistika, hlm. 241.
0
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuantitatif dengan
desain ”posttest control group design” yakni menempatkan subyek penelitian
kedalam dua kelompok (kelas) yang dibedakan menjadi kategori kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu
pembelajaran dengan model Direct Instruction dan kelas kontrol dengan
pembelajaran konvensional.
Sebagaimana dijabarkan pada bab sebelumnya bahwa dalam proses
pengumpulan data, digunakan metode dokumenter dan metode tes. Metode
dokumenter digunakan untuk memperoleh data nilai ujian akhir semester I
mata pelajaran Matematika kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum
diberi perlakuan yang berbeda, sedangkan metode tes digunakan untuk
memperoleh data hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah
diberi perlakuan yang berbeda.
Setelah dilakukan penelitian, diperoleh nilai hasil belajar dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut:
Tabel 10
Daftar Nilai Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Kelas Eksperimen Nilai Kelas Kontrol Nilai
1 E-1 53 K-1 67
2 E-2 73 K-2 80
3 E-3 73 K-3 80
4 E-4 73 K-4 73
5 E-5 73 K-5 80
6 E-6 80 K-6 73
7 E-7 87 K-7 87
8 E-8 93 K-8 67
9 E-9 73 K-9 60
10 E-10 87 K-10 60
11 E-11 87 K-11 67
49
No Kelas Eksperimen Nilai Kelas Kontrol Nilai
12 E-12 67 K-12 87
13 E-13 80 K-13 67
14 E-14 73 K-14 93
15 E-15 73 K-15 73
16 E-16 73 K-16 67
17 E-17 80 K-17 67
18 E-18 87 K-18 73
19 E-19 73 K-19 67
20 E-20 73 K-20 60
21 E-21 67 K-21 73
22 E-22 93 K-22 67
23 E-23 73 K-23 67
24 E-24 73 K-24 67
25 E-25 80 K-25 47
26 E-26 80 K-26 60
27 E-27 80 K-27 73
28 E-28 87 K-28 67
29 E-29 67 K-29 67
30 E-30 100 K-30 73
31 E-31 80 K-31 67
B. Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan
Sebagaimana dijelaskan pada bab III bahwa sebelum dilakukan
analisis data hasil penelitian yang berupa nilai hasil belajar dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol, terlebih dahulu akan dilakukan uji normalitas
dan homogenitas.
1. Uji Normalitas
a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Langkah-langkah pengajuan hipotesis adalah sebagai berikut:
1) Hipotesis yang digunakan
H0 : Kelas eksperimen berdistribusi normal
Ha : Kelas eksperimen tidak berdistribusi normal
2) Menentukan statistik yang dipakai
50
Rumus yang dipakai untuk menghitung normalitas hasil
belajar peserta didik yaitu chi-kuadrat.
3) Menentukan α
Taraf signifikan (α) yang dipakai dalam penelitian ini
adalah 5 % dengan derajat kebebasan dk = n-1.
4) Menentukan kriteria pengujian hipotesis
H0 diterima bila hitung2 <
2 pada tabel chi-kuadrat
Ha diterima bila hitung2 ≥
2 pada tabel chi-kuadrat
5) Rumus yang digunakan:49
k
i
ff
hf
ho
1
22
Keterangan:
2 : harga Chi-Kuadrat
of : frekuensi hasil pengamatan
hf : frekuensi yang diharapkan
k : banyaknya kelas interval
Untuk memperoleh nilai dari Chi kuadrat ini digunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menentukan jumlah kelas interval
Untuk pengujian normalitas chi kuadrat ini jumlah interval
ditetapkan = 6
b) Menentukan panjang kelas interval
Panjang kelas = Data Terbesar −Data Terkecil
6
= 6
53100
= 7,83 dibulatkan menjadi 8
49
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), cet. 14, hlm. 333.
51
c) Menyusun nilai ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel
penolong untuk menghitung harga chi kuadrat hitung.
Tabel 11
Perhitungan Uji Normalitas Data Akhir Kelas Eksperimen
Interval fo fh (fo – fh) (fo – fh)²
53 - 60 1 1 0 0 0
61 - 68 3 4 -1 1 0,25
69 - 76 12 10,5 1,5 2,25 0,214
77 - 84 7 10,5 -3,5 12,25 1,167
85 - 92 5 4 1 1 0,25
93 - 100 3 1 2 4 4
Jumlah 31 31 0 5,881
d) Menghitung fh (frekuensi yang diharapkan)
Cara menghitung fh didasarkan pada persentase luas tiap
bidang kurva normal dikalikan jumlah data observasi (jumlah
individu dalam sampel). Dalam penelitian ini jumlah individu
dalam sampel = 31, jadi:
(1) Baris pertama 2,7% x 31 = 0,83 dibulatkan menjadi 1
(2) Baris kedua 13,53% x 31 = 4,19 dibulatkan menjadi 4
(3) Baris ketiga 34,13% x 31 = 10,58 dibulatkan menjadi 10,5
(4) Baris keempat 34,13% x 31 = 10,58dibulatkan menjadi10,5
(5) Baris kelima13,53% x 31 = 4,19 dibulatkan menjadi 4
(6) Baris keenam 2,7% x 31 = 0,83 dibulatkan menjadi 1
e) Memasukkan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh sekaligus
menghitung harga-harga (fo – fh)² dan f
ff
h
ho
2
harga f
ff
h
ho
2
adalah merupakan harga Chi Kuadrat (x²)hitung
f) Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan harga chi kuadrat
tabel. Bila harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari harga chi kudrat
tabel maka distribusi data dikatakan normal. Dari perhitungan
diperoleh harga chi kuadrat sebesar 5,881 selanjutnya harga ini
fh
(fo fh)²
52
dibandingkan dengan harga chi kuadrat tabel dengan dk = (6-1) = 5
dan taraf signifikan ( ) = 5% maka harga chi kuadrat tabel =
11,07. Karena harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari chi kuadrat
tabel (5,881 < 11,07) maka distribusi data akhir di kelas eksperimen
dikatakan berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas Kelas Kontrol
Langkah-langkah pengajuan hipotesis adalah sebagai berikut:
1) Hipotesis yang digunakan
H0 : Kelas kontrol berdistribusi normal
Ha : Kelas kontrol tidak berdistribusi normal
2) Menentukan statistik yang dipakai
Rumus yang dipakai untuk menghitung normalitas hasil
belajar peserta didik yaitu chi-kuadrat.
3) Menentukan α
Taraf signifikan (α) yang dipakai dalam penelitian ini
adalah 5 % dengan derajat kebebasan dk = n-1.
4) Menentukan kriteria pengujian hipotesis
H0 diterima bila hitung2 <
2 pada tabel chi-kuadrat
Ha diterima bila hitung2 ≥
2 pada tabel chi-kuadrat
5) Rumus yang digunakan:50
k
i
ff
hf
ho
1
22
Keterangan:
2 : harga Chi-Kuadrat
of : frekuensi hasil pengamatan
hf : frekuensi yang diharapkan
k : banyaknya kelas interval
50
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 333.
53
Untuk memperoleh nilai dari Chi kuadrat ini digunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menentukan jumlah kelas interval
Untuk pengujian normalitas chi kuadrat ini jumlah interval
ditetapkan = 6
b) Menentukan panjang kelas interval
Panjang kelas = Data Terbesar −Data Terkecil
6
= 6
4793
= 7,667 dibulatkan menjadi 8
c) Menyusun nilai ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel
penolong untuk menghitung harga chi kuadrat hitung.
Tabel 12
Perhitungan Uji Normalitas Data Akhir Kelas Kontrol
Interval fo fh (fo – fh) (fo – fh)²
46 - 53 1 1 0 0 0
54 - 61 4 4 0 0 0
62 - 69 13 10,5 2,5 6,25 0,595
70 - 77 7 10,5 -3,5 12,25 1,167
78 - 85 3 4 -1 1 0,25
86 - 93 3 1 2 4 4
Jumlah 31 31 0 6,012
d) Menghitung fh (frekuensi yang diharapkan)
Cara menghitung fh didasarkan pada persentase luas tiap
bidang kurva normal dikalikan jumlah data observasi (jumlah
individu dalam sampel). Dalam penelitian ini jumlah individu
dalam sampel = 31, jadi:
(1) Baris pertama 2,7% x 31 = 0,83 dibulatkan menjadi 1
(2) Baris kedua 13,53% x 31 = 4,19 dibulatkan menjadi 4
(3) Baris ketiga 34,13% x 31 = 10,58 dibulatkan menjadi 10,5
fh
(fo fh)²
54
(4) Baris keempat 34,13% x 31 = 10,58 dibulatkan
menjadi10,5
(5) Baris kelima13,53% x 31 = 4,19 dibulatkan menjadi 4
(6) Baris keenam 2,7% x 31 = 0,83 dibulatkan menjadi 1
e) Memasukkan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh sekaligus
menghitung harga-harga (fo – fh)² dan f
ff
h
ho
2
harga f
ff
h
ho
2
adalah merupakan harga Chi Kuadrat (x²)hitung
f) Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan harga chi kuadrat
tabel. Bila harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari harga chi kudrat
tabel maka distribusi data dikatakan normal. Dari perhitungan
diperoleh harga chi kuadrat sebesar 6,012 selanjutnya harga ini
dibandingkan dengan harga chi kuadrat tabel dengan dk = (6-1) = 5
dan taraf signifikan ( ) = 5% maka harga chi kuadrat tabel =
11,07. Karena harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari chi kuadrat
tabel (6,012 < 11,07) maka distribusi data awal di kelas kontrol
dikatakan berdistribusi normal.
Hasil akhir dari perhitungan uji normalitas kelas eksperimen dan
kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 13
Uji Normalitas
Data Nilai Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Kelas Kemampuan hitung2 tabel
2 Keterangan
1 VIIA Nilai akhir 5,881 11.07 Normal
2 VIIB Nilai akhir 6,012 11.07 Normal
Dari tabel di atas diketahui bahwa kelas eksperimen dan kelas
kontrol keduanya berdistribusi normal.
55
2. Uji Homogenitas
Untuk mencari homogenitas sampel antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol digunakan uji F dengan rumus:51
terkecil
terbesarF
SS
2
2
Hipotesis yang digunakan adalah:
Ho : varian homogen 2
2
2
1
Ha : varian tidak homogen 2
2
2
1
Kedua kelas mempunyai varian yang sama apabila menggunakan
= 5% menghasilkan Fhitung Ftabel dengan dk pembilang = 31-1 dan dk
penyebut = 31-1. Dengan varian dari masing- masing kelas digunakan
tabel sebagai berikut:
Tabel 14
Perhitungan Variansi Data Akhir Kelas Eksperimen
x f fx ( _
xx ) (_
xx )² f( _
xx ) ²
53 1 53 -24,774 613,761 613,761
67 3 201 -10,774 116,083 348,250
73 12 876 -4,774 22,793 273,515
80 7 560 2,226 4,954 34,680
87 5 435 9,226 85,116 425,578
93 2 186 15,226 231,825 463,650
100 1 100 22,226 493,986 493,986
Jumlah 31 2411 8,581 1568,518 2653,419
x = n
fx
= 31
2411
= 77,774
51
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfa Beta, 2010) Cet.XVI, hlm. 140
56
Varian (S²) dirumuskan 1
2
n
f xx. Sehingga dari tabel di
atas diperoleh:
S² 1
2
n
f xx
= 30
2653,419
= 88,447
Tabel 15
Perhitungan Variansi Data Akhir Kelas Kontrol
x f fx ( _
xx ) (_
xx )² f( _
xx ) ²
47 1 47 -23,194 537,941 537,941
60 4 240 -10,194 103,908 415,634
67 13 871 -3,194 10,199 132,584
73 7 511 2,806 7,876 55,133
80 3 240 9,806 96,166 288,499
87 2 174 16,806 282,457 564,914
93 1 93 22,806 520,134 520,134
Jumlah 31 2176 15,645 1558,682 2514,839
x = n
fx
= 31
2176
= 70,194
Varian (S²) dirumuskan 1
2
n
f xx. Sehingga dari tabel di
atas diperoleh:
57
S² 1
2
n
f xx
= 30
2514,839
= 83,828
Dari hasil perhitungan varian di kelas eksperimen dan kelas
kontrol diketahui bahwa S² terbesar = 88,447 dan S² terkecil = 83,828
sehingga:
F = 83,828
88,447
= 1,05
Dengan menggunakan = 5% dan dk pembilang = 30, dk
penyebut = 30 diperoleh Ftabel =1,84. Karena Fhitung (1,05) Ftabel(1,84)
maka Ho diterima, artinya kedua kelas adalah homogen.
Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas di atas diketahui
bahwa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol keduanya berdistribusi
normal dan memiliki varian yang sama (homogen). Selanjutnya untuk
mengetahui adanya perbedaan rata-rata kedua kelompok tersebut maka
menggunakan analisis uji-t. Karena kedua kelas berdistribusi normal dan
homogen, maka digunakan rumus:
21
21
11
nns
xxt
Dengan:
𝑠2 = 𝑛1− 1 𝑠1
2+ 𝑛2− 1 𝑠22
𝑛1+ 𝑛2−2
Keterangan:
1x : mean sampel kelas eksperimen
58
2x : mean sampel kelas kontrol
n1 : jumlah peserta didik pada kelas eksperimen
n2 : jumlah peserta didik pada kelas kontrol
: standar deviasi gabungan data eksperimen dan kontrol
2
1s : variansi data kelas eksperimen
2
2s : variansi data kelas kontrol
Hipotesis yang digunakan adalah:
H 0 : 1 ≤ 2
H a : 1 > 2
Keterangan:
µ1 : rata-rata hasil belajar matematika pada materi himpunan
dengan menggunakan model Direct Instruction.
µ2 : rata-rata hasil belajar matematika pada materi himpunan
dengan model konvensional.
Kriteria pengujian adalah H diterima jika menggunakan = 5 %
menghasilkan t(hitung) < ttabel) di mana ttabel diperoleh dari daftar distribusi t
dengan dk = n 1 + n 2 - 2, dan H 0 ditolak untuk harga t lainnya.
Perhitungan:
Diketahui, n1 = 31 𝑥 1 = 77,774 𝑆12 = 88,447
n2 = 31 𝑥 2 = 70,194 𝑆22 = 83,828
dk = (31 + 31) – 2 = 60 ttabel untuk :5 % = 1,671
𝑠2 = 𝑛1− 1 𝑠1
2+ 𝑛2− 1 𝑠22
𝑛1+ 𝑛2−2
= 31−1 88,447 + 31−1 83,828
31+31−2
= 5168 ,25
60
0
59
𝑆2 = 86,1375
𝑆 = 9,281
21
21
11
nns
xxt
=
31
1
31
1281,9
194,70774,77
=
31
1
31
1281,9
58,7
= 3,216
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh thitumg sebesar
3,216. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan ttabel dengan dk = 60 pada
taraf signifikan 5% adalah sebesar 1,671. Karena thitumg (3,216) ttabel
(1,671) maka H0 ditolak. Dari sini dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai
akhir kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata nilai akhir kelas kontrol.
Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t di atas,
serta dengan melihat dari rata-rata hasil belajar kelas eksperimen (77,774)
lebih besar dari rata-rata hasil belajar kelas kontrol (70,194), maka dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan model Direct Instruction yang telah
diterapkan pada pembelajaran matematika materi pokok himpunan lebih
efektif dari pada pembelajaran konvensional. Dengan demikian hipotesis
yang diajukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada kelas yang diterapkan
model pembelajaran Direct Instruction lebih tinggi dari nilai rata-rata hasil
belajar yang menggunakan model konvensional pada materi pokok himpunan
peserta didik kelas VII semester genap SMP Islam Miftahul Huda Kabupaten
Jepara tahun ajaran 2011/2012 diterima. Jadi, pembelajaran dengan model
60
Direct Instruction lebih baik dan efektif jika dibandingkan dengan model
pembelajaran konvensional.
C. Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini sudah dilakukan seoptimal mungkin, akan
tetapi disadari bahwa penelitian ini tidak terlepas adanya kesalahan dan
kekurangan, hal itu karena adanya keterbatasan-keterbatasan di bawah ini:
1. Keterbatasan Waktu
Penelitian yang dilakukan terpancang oleh waktu. Karena waktu
yang digunakan sangat terbatas, maka hanya dilakukan penelitian sesuai
keperluan yang berhubungan saja. Walaupun waktu yang digunakan cukup
singkat akan tetapi bisa memenuhi syarat-syarat dalam penelitian ilmiah.
2. Keterbatasan Kemampuan
Dalam melakukan penelitian tidak lepas dari pengetahuan, dengan
demikian disadari bahwa dalam penelitian ini dipunyai keterbatasan
kemampuan, khususnya dalam pengetahuan untuk membuat karya ilmiah.
Tetapi telah diusahakan semaksimal mungkin untuk melakukan penelitian
sesuai dengan kemampuan keilmuan serta bimbingan dari dosen
pembimbing.
3. Keterbatasan Biaya
Hal terpenting yang menjadi faktor penunjang suatu kegiatan
adalah biaya, begitu juga dengan penelitian ini. Telah disadari bahwa
dengan minimnya biaya yang menjadi faktor penghambat dalam proses
penelitian ini, banyak hal yang tidak bisa dilakukan ketika harus
membutuhkan dana yang lebih besar. Akan tetapi dari semua keterbatasan
yang dimiliki memberikan keunikan tersendiri.
4. Keterbatasan Materi dan Tempat Penelitian
Penelitian ini terbatas pada materi himpunan kelas VII semester
genap di SMP Islam Miftahul Huda Kabupaten Jepara.
61
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model Direct Instruction efektif
terhadap hasil belajar matematika materi pokok himpunan peserta didik kelas
VII semester II SMP Islam Miftahul Huda Kabupaten Jepara tahun ajaran
2011-2012. Hal ini dapat dilihat pengujian hipotesis menggunakan T-test.
Berdasarkan perhitungan uji T, dengan taraf signifikansi 5% diperoleh thitung =
3,216 sedangkan ttabel = 1,671. Karena thitung > ttabel maka disimpulkan bahwa
rata-rata hasil belajar matematika peserta didik yang diajar dengan pembelajaran
Direct Instruction lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar
dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan data yang dioeroleh, rata-rata
hasil belajar peserta didik kelas eksperimen adalah 77,774 sedangkan rata-
rata hasil belajar peserta didik kelas kontrol adalah 70,194. Oleh karena itu
jelas adanya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
B. Saran
Dari kesimpulan penelitian yang dilakukan, ada beberapa saran yang
ditujukan kepada pihak-pihak yang mempunyai kepentingan antara lain:
1. Bagi guru
a. Diharapkan guru dapat menggunakan model Direct Instruction di
dalam proses pembelajaran pada materi yang sesuai dengan model
pembelajaran ini.
b. Diharapkan guru lebih inovatif dalam hal menggunakan metode di
dalam pembelajaran, supaya pembelajaran matematika menjadi suatu
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
62
2. Bagi peserta didik
a. Diharapkan peserta didik dapat memotivasi diri supaya dapat
meningkatkan hasil belajar secara optimal.
b. Diharapkan peserta didik sebagai generasi yang cerdas dan penerus
bangsa dapat mengubah sikap untuk lebih aktif, kreatif dan kritis untuk
mencapai prestasi dan hasil belajar yang optimal.
3. Bagi pembaca, dapat memberikan khasanah dan wawasan pengetahuan
tentang proses pembelajaran di dalam dunia pendidikan.
4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan dari penelitian
ini.
C. Penutup
Puji syukur kehadirat Allah SWT zat yang Maha luas akan ilmu-Nya
meliputi seluruh alam raya yang tiada batas serta karena dengan rahmat,
karunia dan cinta kasih-Nya, sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi
ini.
Penulis menyadari skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu peneliti sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari semua
pihak. Akhirnya hanya kepada Allah peneliti berdo’a, semoga bermanfaat
bagi semua pihak yang berkepentingan serta bagi para pembaca. Amin Ya
Robbal Alamin.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:
Rineka Cipta, 2003.
Abidin, Muhammad Zainal, “Teori Belajar Bruner”, dalam http://www.
masbied.com/2010/03/20/teori-belajar-bruner, diakses 9 Januari 2012.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
2002.
-------------, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta,
2010, cet. 14.
Departemen Pendidikan Nasional, Kiat pendidikan Matematika di Indosesia,
Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan.
Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2011.
Hadjar, Ibnu, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, Cet.IV.
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang Bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 2008, Cet.IV.
Rudi, “Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)”, dalam http://rudy-
unesa.blogspot.com/2011/05/model-pengajaran-langsung-direct.html,
diakses 29 desember 2011
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Siregar, Marasudin, Metode Pengajaran Agama, Semarang: Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo, 2003.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
Cipta, 2010.
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2009.
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar
Algesindo, 2010.
Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2005, Cet.IV.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2010.
------------, Statistik untuk Penelitian, Bandung: Alfa Beta, 2010), Cet.XVI.
Suherman, H. Erman, Ar, Drs.M.Pd, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Suprijono, Agus, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Suyitno, Amin, Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I, Semarang:
UNNES, 2004.
-----------, Pemilihan Model-Model Pembelajaran matematika dan Penerapannya
di SMP, Semarang: FMIPA UNNES, 2006.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
balai pustaka, 2005, cet III.
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi dan Implementasinya
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Bumi
Aksara, 2010.
---------, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007.
Yahya, Yusuf dkk, Matematika Dasar untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2004.
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perhitungan Uji Normalitas Data Awal Kelas VII-A, 27.
Tabel 2 Perhitungan Uji Normalitas Data Awal Kelas VII-B, 29.
Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Data Nilai Awal Kelas VII-A dan kelas VII-B,
30.
Tabel 4 Perhitungan Variansi Data Awal Kelas VII-A, 31.
Tabel 5 Perhitungan Variansi Data Awal Kelas VII-B, 32.
Tabel 6 Persentase Validitas Butir Soal, 40.
Tabel 7 Persentase Validitas Butir Soal Tahap 2, 40.
Tabel 8 Persentase Tingkat Kesukaran Butir Soal, 42.
Tabel 9 Persentase Daya Pembeda Butir Soal, 44.
Tabel 10 Daftar Nilai Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol, 48.
Tabel 11 Perhitungan Uji Normalitas Data Akhir Kelas Eksperimen, 51.
Tabel 12 Perhitungan Uji Normalitas Data Akhir Kelas Kontrol, 53.
Tabel 13 Hasil Uji Normalitas Data Nilai Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol, 54.
Tabel 14 Perhitungan Variansi Data Akhir Kelas Eksperimen, 55.
Tabel 15 Perhitungan Variansi Data Akhir Kelas Kontrol, 56.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nama Peserta Didik Kelas Uji Coba
Lampiran 2 Daftar Nama Peserta Didik Kelas VII-A
Lampiran 3 Daftar Nama Peserta Didik Kelas VII-B
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2
Lampiran 6 Kisi-kisi Soal Uji Coba
Lampiran 7 Kisi-kisi Soal Kelas Sampel
Lampiran 8 Soal Uji Coba
Lampiran 9 Soal Evaluasi Kelas Sampel
Lampiran 10 Lembar Jawab
Lampiran 11 Kunci Jawaban Soal Uji Coba
Lampiran 12 Kunci Jawaban Soal Evaluasi
Lampiran 13 Daftar Nilai Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Lampiran 14 Daftar Nilai Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Lampiran 15 Analisis Butir Soal
Lampiran 16 Perhitungan Validitas Butir Soal
Lampiran 17 Perhitungan Reliabilitas Butir Soal
Lampiran 18 Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal
Lampiran 19 Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal
Lampiran 20 Tabel Chi Kuadrat
Lampiran 21 Tabel F
Lampiran 22 Tabel T
Lampiran 23 Tabel r
Lampiran 1
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS UJI COBA
No NAMA KODE
1 ADE IRAWAN. U-1
2 A. FAIZUL MUQOFFA. U-2
3 AFRILIA WIDYA ASTUTI. U-3
4 AHMAD SYAFI'I. U-4
5 ARIF ROCHMAN PRASETIO. U-5
6 CANDRA SULISTIAWAN. U-6
7 DAVID JUNI FARIZAL. U-7
8 DESI MULYANI. U-8
9 ERWINA EKA YANTI. U-9
10 FALIKHATUL IBRIZAH. U-10
11 HAPPY LIA NURUL NIKMAH U-11
12 ISPIANAH. U-12
13 KHOIROTUL MUNDRIKHAH U-13
14 M. MISBAHUL ULUM. U-14
15 M. RIFKI WIRYAWAN. U-15
16 MIFTAHUL HUDA. U-16
17 MUNAWAR KHOLIL. U-17
18 NOFI ENDRIYANI U-18
19 NUR ROKHIM. U-19
20 RIF'AN. U-20
21 RULI SETIAWAN. U-21
22 VIVI INDAH LESTARI. U-22
23 YAYUK ERAWATI. U-23
Lampiran 2
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS VII-A (Kelas Eksperimen)
NO NAMA KODE
1 AGUS KUNCORO E-1
2 AGUS SUGIANTO E-2
3 AHMAD ANDREAN E-3
4 AHMAD FAJAR JUNAIDI E-4
5 AHMAD KHABIB BURAHMAN E-5
6 AHMAD SULAHUDIN E-6
7 AHMAD SUPRIYANTO E-7
8 AJI SANTOSO E-8
9 ALDO REFAIZA AISDYA E-9
10 ANIK ISMAWATI E-10
11 AYUK NOFITA E-11
12 DEVIE ANGRAINI E-12
13 DIAH AYU YUSTIKA SARI E-13
14 DIAN SAIFUL ANAS E-14
15 HILAL ARIK MUSTAKHIM E-15
16 IMAM KHAMBALI E-16
17 KHALIMATUL ZAHROH E-17
18 KHOIRUDIN JALAL E-18
19 MUHAMMAD AINUL YAKIN E-19
20 MUHAMMAD KHOIRUL
ANWAR E-20
21 REZA NUR SANTIAJI E-21
22 RISTA VANY E-22
23 ROIS SAPUTRO E-23
24 SYAIFUDIN ALI IMRON E-24
25 VANI ARIYANTO E-25
26 WIWIN WIDIYANA E-26
27 ZAHROTUL ULA E-27
28 ZULI ISNAINI E-28
29 ZULIO RISA ALFIKA E-29
30 ALFIN NI'AMAH E-30
31 IRWAN SUSANTO E-31
Lampiran 3
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK Kelas VII-B (Kelas Kontrol)
NO NAMA KODE
1 AHMAD ARFIYAN
NURCHAFID K-1
2 AHMAD HAKIM ASSAFUQ K-2
3 AKHMAD EKO FERIANTO K-3
4 AKHMAD SAIFUR K-4
5 ALI MURTADHO K-5
6 ALIP NUR HIDAYAH K-6
7 ANDIKA NURGIANTO K-7
8 DIKA SETIAWAN K-8
9 DIKI INDRAWAN K-9
10 ERISNA ZULIYANA PUTRI K-10
11 FARIZAL FAHMI K-11
12 FERY RAHMA PRADIKA K-12
13 JOHAN MUHAMMAD
SHOLEH K-13
14 KRISNANIS MAWARNI K-14
15 M. KHOIRUL RIZAL K-15
16 MISBACHUL MUNIR K-16
17 MUHAMAD SAIFUL ROHMAN K-17
18 MUHAMMAD BAHRUL ULUM K-18
19 MUHAMMAD ISA ABDILLAH K-19
20 MUHAMMAD NUR ABIDIN K-20
21 NANA MARDIANA
MAYASARI K-21
22 NONO ANGGELA FAHMI K-22
23 NOVI ANGGRAINI K-23
24 NUR AISYAH K-24
25 NUR EFENDI K-25
26 RATNA WIDYASARI K-26
27 SAIPUR ULUM K-27
28 TAZQIYATUR ROBIKHA K-28
29 YAYAN FAUZI K-29
30 ZAHROTUL FITRIYAH K-30
31 IMAN PRASTIYO K-31
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
KELAS EKSPERIMEN 1
Satuan Pendidikan : SMP Islam Miftahul Huda
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/2
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : Menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masa-
lah
Indikator : - Peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan
menggunakan konsep himpunan yang terkait dengan
irisan.
- Peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan
menggunakan konsep himpunan yang terkait dengan
gabungan.
- Peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan
menggunakan konsep himpunan yang terkait dengan selisih
dua himpunan.
I. Tujuan Pembelajaran:
Melalui bimbingan dari guru, peserta didik dapat menyelesaikan masalah
dengan menggunakan konsep himpunan baik yang terkait irisan, gabungan,
selisih dua himpunan maupun diagram Venn dengan benar.
II. Materi Ajar: penggunaan konsep himpunan
Himpunan adalah kumpulan atau kelompok benda (objek) yang telah
terdefinisi dengan jelas. Jika kita mengamati masalah dalam kehidupan sehari-hari,
maka banyak diantaranya dapat diselesaikan dengan konsep himpunan.
Contoh:
Dalam satu kelompok peserta didik, 20 peserta didik gemar Voly, 15 peserta didik
gemar Tenis, dan 5 peserta didik gemar kedua-duanya. Tentukan jumlah peserta
didik dalam kelompok tersebut kemudian gambarlah diagram Vennnya!
Jawab:
a. Misal:
V= {Peserta didik yang gemar Voly}
T = {Peserta didik yang gemar Tenis}
V ∩ T = {Peserta didik yang gemar Voly dan Tenis}
V ∪ T = {Peserta didik yang gemar Voly atau Tenis}
Sehingga dapat ditulis:
n(V) = 20
n(T) = 15
n(V ∩ T) = 5
b. Langkah penyelesaian:
Tulis peserta didik yang gemar kedua-duanya yaitu 5 peserta didik.
Tulis peserta didik yang hanya gemar voly saja, yaitu 20 – 5 peserta didik =
15 peserta didik.
Tulis peserta didik yang hanya gemar tenis saja, yaitu 15 – 5 peserta didik =
10 peserta didik.
Menentukan jumlah peserta didik dalam kelompok tersebut, yaitu:
n(V ∪ T )= 15 + 5 + 10 = 30
Jadi, jumlah peserta didik dalam kelompok tersebut adalah 30 peserta didik.
II. Metode Pembelajaran:
Demonstrasi, latihan terbimbing dan diskusi sesuai dengan model pembelajaran
Direct Instruction.
IV. Langkah-langkah Pembelajaran:
No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian
Siswa Waktu
Kegiatan Awal
5 menit
1 Berdoa dan presensi K
2 Apersepsi dengan menanyakan langkah membuat
diagram venn, penggunaan irisan, gabungan serta
selisih dua himpunan. (Establishing Set)
K
3 Memberi motivasi kepada peserta didik agar
bersungguh-sungguh dalam mempelajari materi
himpunan karena dalam kehidupan ini, disadari ataupun
tidak, kita tidak bisa menghilangkan istilah himpunan
dari kehidupan. Dalam Al-Qur’an pun juga sangat jelas
adanya himpunan atau kumpulan-kumpulan yang
memiliki keterangan yang jelas. Konsep himpunan juga
ada dalam Al-Qur’an, seperti pada surat Al-Fatir ayat 1:
Artinya:
segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang
menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk
mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai
sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat.
Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang
dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu.
Dalam surat ini telah dijelaskan sekelompok,
segolongan atau sekumpulan makhluk yang disebut
K
malaikat. Dalam kelompok malaikat tersebut terdapat
kelompok malaikat yang mempunyai dua sayap, tiga
sayap atau empat sayap. Bahkan sangat dimungkinkan
terdapat kelompok malaikat yang mempunyai lebih dari
empat sayap jika Allah menghendaki. Jadi dalam ayat
tersebut terdapat tiga kelompok, yaitu: Kelompok
malaikat bersayap dua, Kelompok malaikat bersayap
tiga dan Kelompok malaikat bersayap empat. Tiga
kelompok malaikat tersebut syaratnya sangat jelas,
meskipun malaikat sesuatu yang yang abstrak (objek
ghaib). Seandainya kita dapat melihat malaikat, maka
dengan melihat jumlah sayapnya, kita dapat
menentukan malaikat mana yang masuk kelompok
malaikat bersayap dua, tiga atau empat.
4 Menyampaikan tujuan
Melalui bimbingan dari guru, peserta didik dapat
menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep
himpunan baik yang terkait irisan, gabungan selisih dua
himpunan maupun diagram Venn dengan benar.
K
Kegiatan Inti
Eksplorasi:
5 Mendemonstrasikan langkah penyelesaian masalah
yang menggunakan konsep himpunan. (Demonstrating)
K 5 menit
6 Memberikan contoh beserta langkah penyelesaiannya.
(Guided Practice)
K 10 menit
7 Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya.
I 2 menit
Elaborasi:
8 Guru memberikan latihan soal. (Feed Back) I 3 menit
9 Peserta didik mengerjakan latihan soal. P 15 menit
Konfirmasi:
10 Perwakilan peserta didik untuk mengerjakan di papan
tulis
I 10 menit
11 Peserta didik dengan bimbingan guru mengoreksi
penyelesaian soal yang di papan tulis
K 10 menit
Penutup
12 Peserta didik dipandu oleh guru menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
K 5 menit
13 Guru memberikan tes kompetensi. (Extended Practice) I 15 menit
Keterangan: I = Individual; P = berpasangan; G = group; K = klasikal.
V. Bahan ajar: Buku paket matemaika kelas VII, LKPD kelas VII
VI. Penilaian:
1. Prosedur Tes:
- Tes awal : ada
- Tes Proses : ada
- Tes Akhir : ada
2. Jenis Tes:
- Tes awal : lisan
- Tes Proses : Pengamatan
- Tes Akhir : Tertulis
3. Alat Tes:
- Tes awal:
A = Himpunan bilangan prima kurang dari 10
B = Himpunan bilangan asli kurang dari 10
Tentukan A ∩ B!
- Tes proses:
NO Indikator NILAI
1 2 3 4 5
1 Perhatian peserta didik saat
dijelaskan
2 Keaktifaan peserta didik ketika
diberi kesempatan untuk bertanya
3 Keaktifan dalam berdiskusi dengan
teman sebangku
4 Keaktifan dalam mengerjakan soal
di papan tulis
- Tes akhir:
1. Dalam sebuah kelas terdapat 40 anak, ternyata 25 anak gemar minum susu dan 35
anak gemar minum teh. Berapa anak yang gemar kedua minuman tersebut?
2. Jumlah peserta didik kelas VII suatu SMP adalah 50 peserta didik. Banyak peserta
didik yang gemar bermain sepak bola 38 orang, gemar bermain voly 24 orang, dan
banyak peserta didik yang gemar kedua-duanya adalah 20 orang. Banyak peserta
didik yang tidak gemar bermain sepak bola dan bermain voly adalah… peserta didik
Jepara, 14 Januari 2012
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
(Hisyom Iswanto, S.Pd ) (Asiyah Nur Hidayati)
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
KELAS EKSPERIMEN 2
Satuan Pendidikan : SMP Islam Miftahul Huda
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/2
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : Menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masa-
lah
Indikator : - Peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan
menggunakan konsep himpunan yang terkait dengan
irisan.
- Peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan
menggunakan konsep himpunan yang terkait dengan
gabungan.
- Peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan
menggunakan konsep himpunan yang terkait dengan selisih
dua himpunan.
I. Tujuan Pembelajaran:
Melalui bimbingan dari guru, peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan
menggunakan konsep himpunan baik yang terkait dengan irisan, gabungan, selisih
dua himpunan maupun diagram Venn dengan benar.
II. Materi Ajar: penggunaan konsep himpunan
Himpunan adalah kumpulan atau kelompok benda (objek) yang telah
terdefinisi dengan jelas. Jika kita mengamati masalah dalam kehidupan sehari-hari,
maka banyak diantaranya dapat diselesaikan dengan konsep himpunan.
Perhatikan masalah berikut:
Dari 45 peserta didik kelas VII A, 28 anak senang pelajaran Matematika, 24
anak senang pelajaran bahasa Inggris dan 15 anak senang kedua-duanya.
a. Gambarlah diagram venn dari keterangan diatas!
b. Berapa peserta didik yang senang pelajaran Matematika atau Bahasa Inggris?
c. Berapa peserta didik yang tidak senang pelajaran Matematika maupun
Bahasa Inggris?
Jawab:
c. Misal:
S = {semua peserta didik kelas VII A}
M = { peserta didik yang senang pelajaran Matematika}
I = { peserta didik yang senang pelajaran Bahasa Inggris}
M ∪ I = { peserta didik yang senang pelajaran Matematika atau
Bahasa Inggris}
M ∩ I = { peserta didik yang senang pelajaran Matematika dan Bahasa
Inggris}
Sehingga dapat ditulis:
n(S) = 45 anak
n(M) = 28 anak
n(I) = 24 anak
n(M ∩ I) = 15 anak
Langkah-langkahnya:
i. Tulis peserta didik yang senang kedua-duanya yaitu 15 anak
ii. Tulis peserta didk yang hanya senang pelajaran Matematika saja, yaitu
(28-15) anak = 13 anak
iii. Tulis peserta didk yang hanya senang pelajaran Bahasa Inggris saja,
yaitu (24-15) anak = 9 anak
iv. Tulis peserta didik yang tidak senang pelajaran Matematika maupun
Bahasa Inggris, misalkan x anak.
d. n(M∪I) = banyaknya peserta didik yang senang pelajaran Matematika
atau Bahasa Inggris
= (13 + 15 + 9) anak
= 37 anak
X = n(S) - n(M ∪ I)
= 45 – 37 = 8
Jadi, peserta didik yang tidak senang pelajaran Matematika maupun
Bahasa Inggris adalah 8 anak.
III. Metode Pembelajaran:
Demonstrasi, latihan terbimbing dan diskusi sesuai dengan model pembelajaran
Direct Instruction.
IV. Langkah-langkah Pembelajaran:
No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian
Siswa Waktu
Kegiatan Awal
2 menit
1 Berdoa dan presensi K
2 Apersepsi dengan menanyakan langkah membuat
diagram Venn, penggunaan irisan, gabungan serta
selisih dua himpunan. (Establishing Set)
K
3 Memotivasi akan pentingnya menguasai materi ini
dengan baik, karena disadari ataupun tidak, himpunan
selalu kita temui dalam berbagai bidang kehidupan.
Tidak hanya ada di bidang ilmu matematika, himpunan
menyeluruh ada dalam semua bidang ilmu. Dalam
firman Allah surat An-Nuur ayat 45 :
K
Artinya:
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari
air, Maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di
atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki
sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat
kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya,
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dalam surat An-Nuur ayat 45 ini, telah
dijelaskan sekumpulan, sekelompok atau segolongan
makhluk yang disebut hewan. Hewan merupakan objek
yang nyata (jelas). Dalam kelompok hewan tersebut ada
sekelompok yang berjalan tanpa kaki, dengan dua kaki,
empat atau bahkan lebih sesuai yang dikehendaki oleh
Allah. Jadi hewn dapat dibagi menjadi beberapa
kelompok, yaitu :
1. Kelompok hewan tak berkaki
2. Kelompok hewan berkaki dua
3. Kelompok hewan berkaki empat, dan
4. Kelompok hewan berkaki lebih dari empat.
Dalam dua surat tersebut, terdapat konsep matematika yaitu
kumpulan objek-objek yang memiliki ciri-ciri yang sangat
jelas. Inilah dalam matematika yang dikatakan himpunan
(set).
4 Menyampaikan tujuan
Melalui bimbingan dari guru, peserta didik dapat
menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep
himpunan baik yang terkait irisan, gabungan, selisih
dua himpunan maupun diagram Venn dengan benar.
K
Kegiatan Inti
Eksplorasi:
5 Mendemonstrasikan langkah penyelesaian masalah
yang menggunakan konsep himpunan. (Demonstrating)
K 4 menit
6 Memberikan contoh beserta langkah penyelesaiannya.
(Guided Practice)
K 8 menit
7 Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya.
I 2 menit
Elaborasi:
8 Guru memberikan latihan soal. (Feed Back) I 1 menit
9 Peserta didik mengerjakan latihan soal. P 5 menit
Konfirmasi:
10 Perwakilan peserta didik untuk mengerjakan di papan
tulis
I 3 menit
11 Peserta didik dengan bimbingan guru mengoreksi
penyelesaian soal yang di papan tulis
K 3 menit
Penutup
12 Peserta didik dipandu oleh guru menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
K 2 menit
13 Guru memberikan tes kompetensi. (Extended Practice) I 50 menit
Keterangan: I = Individual; P = berpasangan; G = group; K = klasikal.
V. Bahan ajar: Buku paket matemaika kelas VII, LKPD kelas VII
VI. Penilaian:
1. Prosedur Tes:
- Tes awal : ada
- Tes Proses : ada
- Tes Akhir : ada
2. Jenis Tes:
- Tes awal : lisan
- Tes Proses : Pengamatan
- Tes Akhir : Tertulis
3. Alat Tes:
- Tes awal:
Berikan contoh dari penggunaan irisan dan gabungan!
- Tes proses:
NO Indikator NILAI
1 2 3 4 5
1 Perhatian peserta didik saat
dijelaskan
2 Keaktifaan peserta didik ketika
diberi kesempatan untuk bertanya
3 Keaktifan dalam berdiskusi dengan
teman sebangku
4 Keaktifan dalam mengerjakan soal
di papan tulis
- Tes akhir:
Dalam diagram Venn di bawah ini, menyatakan banyaknya peserta didik
laki-laki yang menyukai renang (R), bulu tangkis (B), dan sepak bola (F).
Berapa banyak peserta didik laki-laki yang suka sepak bola atau bulu tangkis
tetapi tidak suka renang?
Jepara, 19 Januari 2012
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
(Hisyom Iswanto, S.Pd ) (Asiyah Nur Hidayati)
Lampiran 6
KISI-KISI SOAL UJI COBA
Materi Pokok Aspek yang
Diukur
Banyak Butir
Soal Kunci Jawaban Bentuk Test
HIMPUNAN
Standar Kompetensi:
Menggunakan Konsep Himpunan dan
diagram Venn dalam pemecahan
masalah.
Kompetensi Dasar:
Menggunakan konsep himpunan dalam
pemecahan masalah.
Indikator:
Menyelesaikan masalah yang
menggunakan konsep himpunan
Pemecahan Masalah 20
1. A 11. B
2. A 12. C
3. D 13. D
4. D 14. B
5. A 15. A
6. B 16. B
7. C 17. C
8. C 18. D
9. A 19. D
10. B 20. C
Pilihan
Ganda
Lampiran 7
KISI-KISI SOAL KELAS SAMPEL
Materi Pokok Aspek yang
Diukur
Banyak Butir
Soal Kunci Jawaban Bentuk Test
HIMPUNAN
Standar Kompetensi:
Menggunakan Konsep Himpunan dan
diagram Venn dalam pemecahan
masalah.
Kompetensi Dasar:
Menggunakan konsep himpunan
dalam pemecahan masalah.
Pemecahan
Masalah 15
1. A 6. B 11. C
2. A 7. C 12. B
3. D 8. A 13. A
4. D 9. B 14. C
5. A 10. B 15. D
Pilihan
Ganda
Lampiran 8
SOAL UJI COBA
Langkah-langkah Mengerjakan Soal:
Sebelum mengerjakan baca
“BASMALAH” terlebih dahulu.
Tulis Nama, Kelas dan No. Absen
pada kolom yang tersedia.
Kerjakan terlebih dahulu soal yang menurut anda mudah.
Jawaban murni dari hasil kerja sendiri.
Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar!
1. Himpunan nama bulan yang lamanya 31 hari adalah…
a. {Januari, Maret, Mei, Juli, Agustus, Oktober, Desember}
b. { Januari, Maret, Mei, Juli, September, November}
c. {Maret, April, Juli, Desember)
d. { Januari, Maret, Mei, Juli, Oktober, Desember}
2. Diketahui S = {bilangan cacah kurang dari 10}, A = {0, 2, 4, 6}, dan B = {1,
3, 5, 7}. Komplemen (A ∩ B) adalah…
a. { }
b. {x | x < 7, x ϵ S}
c. {x | x < 10, x ϵ S}
d. {x | x < x < 7, x ϵ S}
3. Jika diketahui S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10} merupakan himpunan semesta,
A = {2, 4, 6}, dan B = {1, 3, 7}, maka Ac ∪ B
c sama dengan…
a. {5, 8, 9, 10}
b. {2, 4, 5, 6, 8, 9,10}
c. {1, 3, 5, 7, 8, 9, 10}
d. {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
Nama :
Kelas :
No. Absen :
4. Jika S = {x | 1 ≤ x ≤ 10, x ϵ bilangan asli}, A = {1, 2, 3, 4} dan B = {2, 3, 6,
10} maka (A – B)c adalah…
a. {1, 4}
b. {2, 3}
c. {6, 10}
d. {2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
5. Dari sekelompok anak, 12 anak gemar makan bakso, 18 anak gemar makan
cap jay dan 10 anak gemar kedua-duanya. Jumlah anak dalam kelompok
tersebut adalah…anak.
a. 20
b. 22
c. 30
d. 36
6. Dalam satu kelompok peserta didik, 18 peserta didik gemar voly, 15 peserta
didik gemar tenis, dan 5 peserta didik gemar kedua-duanya. Jumlah peserta
didik dalam kelompok tersebut adalah… peserta didik.
a. 38
b. 28
c. 27
d. 17
7. Jumlah peserta didik kelas VII suatu SMP adalah 50 peserta didik. Banyak
peserta didik yang gemar bermainsepak bola 38 orang, gemar bermain voly
24 orang, dan banyak peserta didik yang gemar kedua-duanya adalah 20
orang. Banyak peserta didik yang tidak gemar bermain sepak bola dan
bermain voly adalah… peserta didik.
a. 18
b. 12
c. 8
d. 4
8. Hasil penelitian dari 120 peserta didik di sebuah SMP didapat 72 peserta
didik menyukai matematika, 63 peserta didik menyukai sains dan 45 peserta
didik menyukai matematika dan sains. Banyak peserta didik yang tidak
menyukai matematika maupun sains adalah… peserta didik.
a. 90
b. 75
c. 30
d. 15
9. Dalam sebuah kelompok bimbingan belajar terdapat 40 peserta didik,
sebanyak 23 peserta didik gemar matematika, 32 peserta didik gemar fisika,
serta 20 peserta didik gemar kedua-duanya. Banyak peserta didik yang tidak
gemat matematika maupun fisika adalah… peserta didik.
a. 5
b. 6
c. 7
d. 10
10. Dalam suatu kelas terdapat 27 peserta didik gemar basket, 23 peserta didik
gemar tenis meja, 8 peserta didik gemar keduanya. Berapa banyak peserta
didik pada kelas tersebut?
a. 41
b. 42
c. 43
d. 46
11. Dalam sebuah kandang terdapat 50 ekor ayam, 27 ekor ayam jantan dan 18
ekor jantan berwarna hitam. Apabila ayam yang berwarna hitam seluruhnya
35 ekor, berapa ekor ayam betina yang tidak berwarna hitam?
a. 4 ekor
b. 6 ekor
c. 8 ekor
d. 9 ekor
12. Dalam suatu kelas terdapat 25 anak gemar IPA, 30 anak gemar IPS dan 20
anak gemar kedua-duanya. Berapa jumlah anak pada kelas tersebut?
a. 15 anak
b. 20 anak
c. 35 anak
d. 40 anak
13. Dalam sebuah kelas terdapat 40 anak, ternyata 25 anak gemar minum susu
dan 35 anak gemar minum teh. Berapa anak yang gemar kedua minuman
tersebut?
a. 15
b. 17
c. 19
d. 20
14. Dalam sebuah kelas terdapat 50 anak. Anak yang gemar matematika 35 anak,
yang gemar fisika 40 anak dan yang gemar kedua-duanya 30 anak. Berapa
anak yang tidak gemar matematika maupun fisika?
a. 3 anak
b. 5 anak
c. 7 anak
d. 8 anak
15. Dari sekelompok anak, diperoleh data 23 orang suka bakso dan mie ayam, 45
orang suka makan bakso, 34 orang suka makan mie ayam dan 6 orang tidak
suka kedua-duanya. Berapa jumlah anak dalam kelompok tersebut?
a. 62 anak
b. 65 anak
c. 68 anak
d. 70 anak
16. Dari 40 peserta didik kelas VII setelah diadakan pendataan, ternyata 28 anak
menyukai matematika, 23 anak menyukai bahasa dan 15 anak menyukai
kedua-duanya. Berapa anak yang tidak suka kedua-duanya?
a. 3 anak
b. 4 anak
c. 6 anak
d. 8 anak
17. Setelah diadakan pencatatan terhadap 50 anak, terdapat 32 anak gemar makan
daging, 40 anak gemar makan sayur dan 25 anak gemar makan kedua-
duanya. Berapa anak yang tidak gemar makan kedua-duanya?
a. 1 anak
b. 2 anak
c. 3 anak
d. 4 anak
18. Dalam diagram Venn di bawah ini, menyatakan banyaknya peserta didik laki-
laki yang menyukai renang (R), bulu tangkis (B), dan sepak bola (F).
Berapa banyak peserta didik laki-laki yang suka sepak bola atau bulu tangkis
tetapi tidak suka renang?
a. 25
b. 17
c. 18
d. 12
19. Di Jepara terdapat 50 orang pedagang, 30 orang berjualan tas, 20 orang
berjualan sepatu, serta 15 orang berjualan kedua-duanya. Orang yang tidak
berjualan tas dan sepatu adalah…
a. 40
b. 30
c. 25
d. 15
20. Dari 136 pembaca surat kabar yang diinterview, diperoleh 67 orang membaca
koran A, 57 orang membaca Koran B, 40 orang membaca Koran C, 11 orang
membaca Koran A dan B, 12 orang membaca Koran B dan C dan 9 orang
membaca Koran A dan C. Berapa orang yang membaca ketiga Koran
tersebut?
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
“SELAMAT MENGERJAKAN”
Lampiran 9
SOAL EVALUASI KELAS SAMPEL
Langkah-langkah Mengerjakan Soal:
Sebelum mengerjakan baca “BASMALAH” terlebih dahulu.
Tulis Nama, Kelas dan No. Absen pada kolom lembar jawab yang
tersedia.
Kerjakan terlebih dahulu soal yang menurut anda mudah.
Jawaban murni dari hasil kerja sendiri.
Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar!
1. Himpunan nama bulan yang lamanya 31 hari adalah…
a. {Januari, Maret, Mei, Juli, Agustus, Oktober, Desember}
b. { Januari, Maret, Mei, Juli, September, November}
c. {Maret, April, Juli, Desember)
d. { Januari, Maret, Mei, Juli, Oktober, Desember}
2. Diketahui S = {bilangan cacah kurang dari 10}, A = {0, 2, 4, 6}, dan B = {1,
3, 5, 7}. Komplemen (A ∩ B) adalah…
a. { }
b. {x | x < 7, x ϵ S}
c. {x | x < 10, x ϵ S}
d. {x | x < x < 7, x ϵ S}
3. Jika diketahui S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10} merupakan himpunan semesta,
A = {2, 4, 6}, dan B = {1, 3, 7}, maka Ac ∪ B
c sama dengan…
a. {5, 8, 9, 10}
b. {2, 4, 5, 6, 8, 9,10}
c. {1, 3, 5, 7, 8, 9, 10}
d. {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
4. Jika S = {x | 1 ≤ x ≤ 10, x ϵ bilangan asli}, A = {1, 2, 3, 4} dan B = {2, 3, 6,
10} maka (A – B)c adalah…
a. {1, 4}
b. {2, 3}
c. {6, 10}
d. {2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
5. Dari sekelompok anak, 12 anak gemar makan bakso, 18 anak gemar makan
cap jay dan 10 anak gemar kedua-duanya. Jumlah anak dalam kelompok
tersebut adalah…anak.
a. 20
b. 22
c. 30
d. 36
6. Dalam satu kelompok peserta didik, 18 peserta didik gemar voly, 15 peserta
didik gemar tenis, dan 5 peserta didik gemar kedua-duanya. Jumlah peserta
didik dalam kelompok tersebut adalah… peserta didik.
a. 38
b. 28
c. 27
d. 17
7. Hasil penelitian dari 120 peserta didik di sebuah SMP didapat 72 peserta
didik menyukai matematika, 63 peserta didik menyukai sains dan 45 peserta
didik menyukai matematika dan sains. Banyak peserta didik yang tidak
menyukai matematika maupun sains adalah… peserta didik.
a. 90
b. 75
c. 30
d. 15
8. Dalam sebuah kelompok bimbingan belajar terdapat 40 peserta didik,
sebanyak 23 peserta didik gemar matematika, 32 peserta didik gemar fisika,
serta 20 peserta didik gemar kedua-duanya. Banyak peserta didik yang tidak
gemat matematika maupun fisika adalah… peserta didik.
a. 5
b. 6
c. 7
d. 10
9. Dalam suatu kelas terdapat 27 peserta didik gemar basket, 23 peserta didik
gemar tenis meja, 8 peserta didik gemar keduanya. Berapa banyak peserta
didik pada kelas tersebut?
a. 41
b. 42
c. 43
d. 46
10. Dalam sebuah kandang terdapat 50 ekor ayam, 27 ekor ayam jantan dan 18
ekor jantan berwarna hitam. Apabila ayam yang berwarna hitam seluruhnya
35 ekor, berapa ekor ayam betina yang tidak berwarna hitam?
a. 4 ekor
b. 6 ekor
c. 8 ekor
d. 9 ekor
11. Dalm suatu kelas terdapat 25 anak gemar IPA, 30 anak gemar IPS dan 20
anak gemar kedua-duanya?
a. 15 anak
b. 20 anak
c. 35 anak
d. 40 anak
12. Dalam sebuah kelas terdapat 50 anak. Anak yang gemar matematika 35 anak,
yang gemar fisika 40 anak dan yang gemar kedua-duanya 30 anak. Berapa
anak yang tidak gemar matematika maupun fisika?
a. 3 anak
b. 5 anak
c. 7 anak
d. 8 anak
13. Dari sekelompok anak, diperoleh data 23 orang suka bakso dan mie ayam, 45
orang suka makan bakso, 34 orang suka makan mie ayam dan 6 orang tidak
suka kedua-duanya. Berapa jumlah anak dalam kelompok tersebut?
a. 62 anak
b. 65 anak
c. 68 anak
d. 70 anak
14. Setelah diadakan pencatatan terhadap 50 anak, terdapat 32 anak gemar makan
daging, 40 anak gemar makan sayur dan 25 anak gemar makan kedua-
duanya. Berapa anak yang tidak gemar makan kedua-duanya?
a. 1 anak
b. 2 anak
c. 3 anak
d. 4 anak
15. Di Jepara terdapat 50 orang pedagang, 30 orang berjualan tas, 20 orang
berjualan sepatu, serta 15 orang berjualan kedua-duanya. Orang yang tidak
berjualan tas dan sepatu adalah…
a. 40
b. 30
c. 25
d. 15
“SELAMAT MENGERJAKAN”
Lampiran 10
LEMBAR JAWAB
Nama :
Kelas :
No. Absen :
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A
B
C
D
Lampiran 11
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
1. A 11. B
2. A 12. C
3. D 13. D
4. D 14. B
5. A 15. A
6. B 16. B
7. C 17. C
8. C 18. D
9. A 19. D
10. B 20. C
Lampiran 12
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI
1. A 6. B 11. C
2. A 7. C 12. B
3. D 8. A 13. A
4. D 9. B 14. C
5. A 10. B 15. D
Lampiran 13
DAFTAR NILAI AWAL KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
No Kelas Eksperimen Nilai Kelas Kontrol Nilai
1 E-1 69 K-1 76
2 E-2 76 K-2 86
3 E-3 69 K-3 82
4 E-4 70 K-4 80
5 E-5 74 K-5 72
6 E-6 84 K-6 76
7 E-7 78 K-7 82
8 E-8 88 K-8 79
9 E-9 83 K-9 65
10 E-10 75 K-10 72
11 E-11 78 K-11 75
12 E-12 74 K-12 80
13 E-13 81 K-13 76
14 E-14 72 K-14 85
15 E-15 74 K-15 78
16 E-16 75 K-16 67
17 E-17 70 K-17 76
18 E-18 80 K-18 68
19 E-19 83 K-19 68
20 E-20 66 K-20 77
21 E-21 73 K-21 76
22 E-22 78 K-22 74
23 E-23 68 K-23 75
24 E-24 69 K-24 76
25 E-25 69 K-25 66
26 E-26 73 K-26 75
27 E-27 76 K-27 70
28 E-28 79 K-28 78
29 E-29 78 K-29 68
30 E-30 88 K-30 77
31 E-31 75 K-31 76
Lampiran 14
DAFTAR NILAI AKHIR KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
No Kelas Eksperimen Nilai Kelas Kontrol Nilai
1 E-1 53 K-1 67
2 E-2 73 K-2 80
3 E-3 73 K-3 80
4 E-4 73 K-4 73
5 E-5 73 K-5 80
6 E-6 80 K-6 73
7 E-7 87 K-7 87
8 E-8 93 K-8 67
9 E-9 73 K-9 60
10 E-10 87 K-10 60
11 E-11 87 K-11 67
12 E-12 67 K-12 87
13 E-13 80 K-13 67
14 E-14 73 K-14 93
15 E-15 73 K-15 73
16 E-16 73 K-16 67
17 E-17 80 K-17 67
18 E-18 87 K-18 73
19 E-19 73 K-19 67
20 E-20 73 K-20 60
21 E-21 67 K-21 73
22 E-22 93 K-22 67
23 E-23 73 K-23 67
24 E-24 73 K-24 67
25 E-25 80 K-25 47
26 E-26 80 K-26 60
27 E-27 80 K-27 73
28 E-28 87 K-28 67
29 E-29 67 K-29 67
30 E-30 100 K-30 73
31 E-31 80 K-31 67
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 U-11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 18 324
2 U-13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 18 324
3 U-14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 17 289
4 U-22 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 16 256
5 U-4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 16 256
6 U-5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 16 256
7 U-6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 16 256
8 U-7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 16 256
9 U-8 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 16 256
10 U-10 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 15 225
11 U-12 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 15 225
12 U-15 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 15 225
13 U-23 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 13 169
14 U-2 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 12 144
15 U-9 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 12 144
16 U-16 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 11 121
17 U-17 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 10 100
18 U-1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 9 81
19 U-3 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 9 81
20 U-19 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 8 64
21 U-20 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 7 49
22 U-18 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 7 49
23 U-21 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 6 36
20 9 19 4 15 19 19 16 13 17 18 20 21 20 16 15 18 2 15 2 298 4186
Mp 13,75 16,33 14,05 17,25 14,40 13,79 13,26 14,81 15,08 14,24 13,94 13,60 13,43 13,85 14,06 13,33 13,89 8,00 14,80 14,00
Mt 12,96 12,96 12,96 12,96 12,96 12,96 12,96 12,96 12,96 12,96 12,96 12,96 12,96 12,96 12,96 12,96 12,96 12,96 12,96 12,96
p 0,87 0,39 0,83 0,17 0,65 0,83 0,83 0,70 0,57 0,74 0,78 0,87 0,91 0,87 0,70 0,65 0,78 0,09 0,65 0,09
q 0,13 0,61 0,17 0,83 0,35 0,17 0,17 0,30 0,43 0,26 0,22 0,13 0,09 0,13 0,30 0,35 0,22 0,91 0,35 0,91
pq 0,1134 0,2382 0,1437 0,1437 0,2268 0,1437 0,1437 0,2117 0,2457 0,1928 0,1701 0,1134 0,0794 0,1134 0,2117 0,2268 0,1701 0,0794 0,2268 0,0794 ∑ pq = 3,2741
St 3,76 3,76 3,76 3,76 3,76 3,76 3,76 3,76 3,76 3,76 3,76 3,76 3,76 3,76 3,76 3,76 3,76 3,76 3,76 3,76
rpbis 0,545 0,720 0,636 0,524 0,526 0,483 0,178 0,747 0,643 0,573 0,499 0,442 0,407 0,614 0,445 0,137 0,471 -0,407 0,672 0,086
ttabel 0,413 Dengan taraf signifikan 5% dan N = 23 di peroleh rtabel = 0,413 0,413
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak
JBA 12 9 12 4 11 12 11 12 10 12 11 12 12 12 10 8 12 0 11 1
JBB 8 0 7 0 4 7 8 4 3 5 7 8 9 8 6 7 6 2 4 1
JSA 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
JSB 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11
DP 0,27 0,75 0,36 0,33 0,55 0,36 0,19 0,64 0,56 0,55 0,28 0,27 0,18 0,27 0,29 0,03 0,45 -0,18 0,55 -0,01
Kriteria CukupBaik Sekali Cukup Cukup Baik Cukup Jelek Baik Baik Baik Cukup Cukup Jelek Cukup Cukup Jelek BaikSangat jelek BaikSangat jelek
JBA + JBB 20 9 19 4 15 19 19 16 13 17 18 20 21 20 16 15 18 2 15 2
JSA + JSB 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
IK 0,87 0,39 0,83 0,17 0,65 0,83 0,83 0,70 0,57 0,74 0,78 0,87 0,91 0,87 0,70 0,65 0,78 0,09 0,65 0,09
Kriteria Mudah Sedang Mudah Sukar Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang Mudah Sukar Sedang Sukar
Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang
k 15
pq 3,2741
St2
14,1285
r11 0,82314
kriteria Reliabel
Tin
gk
at
Kes
uk
ara
n
Lampiran 15
Uji Validitas, Reliabilitas, Indeks Kesukaran dan Daya Pembeda
Kriteria soal
Rel
iab
ilit
as
Jumlah
Va
lid
ita
s
Dengan taraf signifikan 5% dan N = 23 di peroleh rtabel =
Da
ya
Pem
bed
a
No KodeNo Soal No Soal No Soal
Y Y2
Lampiran 16
PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR SOAL UJI COBA
Analisis validitas dari hasil uji coba instrument tes adalah dengan
menggunakan dan di bawah ini adalah contoh perhitungan
untuk soal no 1 :
Tabel Analisis hasil jawaban dari uji coba soal no. 1
No Kode Butir Soal No.1
(X)
Skor Total
(Y) Y
2
1 U-11 1 18 324
2 U-13 1 18 324
3 U-14 1 17 289
4 U-22 1 16 256
5 U-4 1 16 256
6 U-5 1 16 256
7 U-6 1 16 256
8 U-7 1 16 256
9 U-8 1 16 256
10 U-10 1 15 225
11 U-12 1 15 225
12 U-15 1 15 225
13 U-23 1 13 169
14 U-2 1 12 144
15 U-9 1 12 144
16 U-16 1 11 121
17 U-17 1 10 100
18 U-1 1 9 81
19 U-3 0 9 81
20 U-19 1 8 64
21 U-20 0 7 49
22 U-18 0 7 49
23 U-21 1 6 36
Jumlah 23 20 298 4186
Berdasarkan tabel diatas dan tabel analisis uji coba pada lampiran 6
diperoleh:
N = 23 ∑ 2Y = 4186
∑X = 20 = 4186
23−
298
23
2
∑Y = 298 = 182 − 12,95 2
p = 20
23= 0,87 = 182 − 167,8
q = 1 - = 0,13 = 14,13
= 3,76
pM 13,75 tM 12,96
𝑟𝑝𝑏𝑖 =13,75−12,96
3,78
0,87
0,13= 0,545
Pada =5% dengan N= 23 diperoleh r tabel 0,413 dan perhitungan di
atas diperoleh rpbi = 0,545. Karena rpbi > rtabel (0,545 >0,413) maka soal nomor 1
valid. Dan untuk butir soal lainnya adalah dengan menggunakan cara yang sama.
Lampiran 17
PERHITUNGAN RELIABILITAS BUTIR SOAL
Analisis reliabilitas dari hasil uji coba instrumen tes adalah dengan
menggunakan Rumus
2
2
111 s
s
t
tpq
n
nr dan di bawah ini adalah
perhitungan reliabilitas uji coba instrumen:
Berdasarkan tabel pada analisis uji coba pada lampiran 6 diperoleh:
N = 23
n = 15
pq = 3,274
2
st =
N
N
YY
22 )(
2
st =
4186− 298 2
23
23= 14,128
𝑟11 = 15
15−1
14,128−3,27
14,13 = 0,823
Pada =5% dengan N = 23 diperoleh rtabel= 0,413 dari perhitungan di
atas diperoleh r 11 = 0.823. Karena r 11 > rtabel (0.823 > 0,413) maka dapat
disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel.
Lampiran 18
PERHITUNGAN INDEKS KESUKARAN BUTIR SOAL
Analisis hasil jawaban dari hasil uji coba instrument tes untuk indeks
kesukaran adalah dengan menggunakan Rumus: JS
Bp
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh peserta didik yang ikut tes
Kriteria : proporsi tingkat kesukaran
P ≤ 0.29 sukar;
0,29 < P ≤ 0,70 sedang;
P > 0.7 mudah
Perhitungan untuk butir no 1
B = 20
JS = 23
P = 20
23 = 0,87
Berdasarkan kriteria yang ditentukan maka soal no 1 termasuk soal
dengan klasifikasi mudah. Untuk soal lainnya adalah dengan menggunakan cara
yang sama.
Lampiran 19
PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA BUTIR SOAL
Analisis hasil jawaban dari hasil uji coba instrument tes untuk daya
pembeda adalah dengan menggunakan B
B
A
A
J
B
J
BD = BA PP
Dengan Klasifikasi daya pembeda soal:
DP ≤ 0,00 = sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 = jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 = cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 = baik
0,70 < DP ≤ 1,00 = sangat baik
Tabel Hasil Jawaban Soal No 1 untuk menghitungn Daya Pembeda
Kelompok Atas Kelompok Bawah
No Kode Skor No Kode Skor
1 U-11 1 1 U-23 1
2 U-13 1 2 U-2 1
3 U-14 1 3 U-9 1
4 U-22 1 4 U-16 1
5 U-4 1 5 U-17 1
6 U-5 1 6 U-1 1
7 U-6 1 7 U-3 0
8 U-7 1 8 U-19 1
9 U-8 1 9 U-20 0
10 U-10 1 10 U-18 0
11 U-12 1 11 U-21 1
12 U-15 1
Jumlah 12 Jumlah 8
Untuk soal no 1 diperoleh data sebagai berikut:
BA = 12 BB =8
JA = 12 JB = 11
D =JB
BB
JA
BA
= 12
12−
8
11
= 0,27
Berdasarkan kriteria di atas, maka butir soal no 1 mempunyai daya
pembeda cukup. Untuk menghitung daya pembeda butir soal lainnya dengan cara
yang sama.
Lampiran 20
Tabel Chi Kuadrat
dk Taraf Signifikansi
50% 30% 20% 10% 5% 1%
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
0.455
1.386
2.366
3.357
4.351
5.348
6.346
7.344
8.343
9.342
10.341
11.340
12.340
13.339
14.339
15.338
16.338
17.338
18.338
19.337
20.337
21.337
22.337
23.337
24.337
25.336
26.336
27.336
28.336
29.336
1.074
2.408
3.665
4.878
6.064
7.231
8.383
9.524
10.656
11.781
12.899
14.011
15.119
16.222
17.322
18.418
19.511
20.601
21.698
22.775
23.858
24.939
26.018
17.096
28.172
29.246
30.319
31.391
32.461
33.530
1.642
3.219
4.642
5.989
7.289
8.558
9.805
11.030
12.242
13.442
14.631
15.812
16.985
18.151
19.311
20.465
21.615
22.760
23.900
25.038
26.171
27.301
28.429
29.553
30.675
31.795
32.912
34.027
35.139
36.250
2.706
4.605
6.251
7.779
9.236
10.645
12.017
13.362
14.684
15.987
17.275
18.549
19.812
21.064
22.307
23.542
24.769
25.989
27.204
28.412
29.615
30.813
32.007
33.196
34.382
35.563
36.741
37.916
39.087
40.256
3.841
5.991
7.815
9.488
11.070
12.592
14.067
15.507
16.919
18.307
19.675
21.026
22.362
23.685
24.996
26.296
27.587
28.869
30.144
31.410
32.671
33.924
35.172
35.415
37.652
38.885
40.113
41.337
42.557
43.773
6.635
9.210
11.341
13.327
15.086
16.812
18.475
20.090
21.666
23.209
24.725
26.217
27.688
29.141
30.578
32.000
33.409
34.805
36.191
37.566
38.932
40.289
41.638
42.980
44.314
45.642
46.963
48.278
49.588
50.892
Diambil dari buku: Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Cet. XVI, Bandung:
Alfabeta, 2010.
Lampiran 21
Tabel F
d1
d2 10 12 15 20 24 30 40 60 120 inf
15 2.54 2.48 2.40 2.33 2.29 2.25 2.20 2.16 2.11 2.07
16 2.49 2.42 2.35 2.28 2.24 2.19 2.15 2.11 2.06 2.01
17 2.45 2.38 2.31 2.23 2.19 2.15 2.10 2.06 2.01 1.96
18 2.41 2.34 2.27 2.19 2.15 2.11 2.06 2.02 1.97 1.92
19 2.38 2.31 2.23 2.16 2.11 2.07 2.03 1.98 1.93 1.88
20 2.35 2.28 2.20 2.12 2.08 2.04 1.99 1.95 1.90 1.84
21 2.32 2.25 2.18 2.10 2.05 2.01 1.96 1.92 1.87 1.81
22 2.30 2.23 2.15 2.07 2.03 1.98 1.94 1.89 1.84 1.78
23 2.27 2.20 2.13 2.05 2.01 1.96 1.91 1.86 1.81 1.76
24 2.25 2.18 2.11 2.03 1.98 1.94 1.89 1.84 1.79 1.73
25 2.24 2.16 2.09 2.01 1.96 1.92 1.87 1.82 1.77 1.71
26 2.22 2.15 2.07 1.99 1.95 1.90 1.85 1.80 1.75 1.69
27 2.20 2.13 2.06 1.97 1.93 1.88 1.84 1.79 1.73 1.67
28 2.19 2.12 2.04 1.96 1.91 1.87 1.82 1.77 1.71 1.65
29 2.18 2.10 2.03 1.94 1.90 1.85 1.81 1.75 1.70 1.64
30 2.16 2.09 2.01 1.93 1.89 1.84 1.79 1.74 1.68 1.62
32 2.14 2.07 2.02 1.91 1.86 1.82 1.76 1.74 1.69 1.59
34 2.12 2.05 2.00 1.89 1.84 1.80 1.74 1.71 1.65 1.57
36 2.10 2.03 1.98 1.87 1.82 1.78 1.72 1.69 1.64 1.55
38 2.09 2.02 1.96 1.85 1.80 1.76 1.71 1.67 1.62 1.53
40 2.08 2.00 1.92 1.84 1.79 1.74 1.69 1.64 1.58 1.51
60 1.99 1.92 1.84 1.75 1.70 1.65 1.59 1.53 1.47 1.39
120 1.91 1.83 1.75 1.66 1.10 1.55 1.50 1.43 1.35 1.25
inf 1.83 1.75 1.67 1.57 1.52 1.46 1.39 1.32 1.22 1.00
Diambil dari buku: Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Cet. XVI, Bandung:
Alfabeta, 2010.
Lampiran 22
Tabel Distribusi t untuk uji dua fihak (two tail test)
0.50 0.20 0.10 0.05 0.02 0.01
untuk uji satu fihak (one tail test)
dk 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
40
60
120
1.000
0.816
0.765
0.741
0.727
0.718
0.711
0.706
0.703
0.700
0.697
0.695
0.692
0.691
0.690
0.689
0.688
0.688
0.687
0.687
0.686
0.686
0.685
0.685
0.684
0.684
0.684
0.683
0.683
0.683
0.681
0.679
0.677
0.674
3.078
1.886
1.638
1.533
1.476
1.440
1.415
1.397
1.383
1.372
1.363
1.356
1.350
1.345
1.341
1.337
1.333
1.330
1.328
1.325
1.323
1.321
1.319
1.318
1.316
1.315
1.314
1.313
1.311
1.310
1.303
1.296
1.289
1.282
6.314
2.920
2.353
2.132
2.015
1.943
1.895
1.860
1.833
1.812
1.796
1.782
1.771
1.761
1.753
1.746
1.740
1.734
1.729
1.725
1.721
1.717
1.714
1.711
1. 708
1.706
1.703
1.701
1.699
1.697
1.684
1.671
1.658
1.645
12.706
4.303
3.182
2.776
2.571
2.447
2.365
2.306
2.262
2.228
2.201
2.179
2.160
2.145
2.131
2.120
2.110
2.101
2.093
2.086
2.080
2.074
2.069
2.064
2.060
2.056
2.052
2.048
2.045
2.042
2.021
2.000
1.980
1.960
31.821
6.965
4.541
3.747
3.365
3.143
2.998
2.896
2.821
2.764
2.718
2.681
2.650
2.624
2.608
2.583
2.567
2.552
2.539
2.528
2.518
2.508
2.500
2.492
2.485
2.479
2.473
2.467
2.462
2.457
2.423
2.390
2.358
2.326
63.657
9.925
5.841
4.608
4.032
2.707
3.499
3.355
3.250
3.169
3.106
3.055
3.012
2.977
2.947
2.921
2.898
2.878
2.861
2.845
2.831
2.819
2.807
2.797
2.787
2.779
2.771
2.763
2.756
2.750
2.704
2.660
2.617
2.576
Diambil dari buku: Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Cet. XVI, Bandung:
Alfabeta, 2010.
Lampiran 23
Tabel r Product Moment
N Taraf Signifikan
N Taraf Signifikan
N Taraf Signifikan
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
0.997
0.950
0.878
0.811
0.754
0.707
0.666
0.632
0.602
0.576
0.553
0.532
0.514
0.497
0.482
0.468
0.456
0.444
0.433
0.423
0.413
0.404
0.396
0.388
0.999
0.990
0.959
0.917
0.874
0.834
0.798
0.765
0.735
0.708
0.684
0.661
0.641
0.623
0.606
0.590
0.575
0.561
0.549
0.537
0.526
0.515
0.505
0.496
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
0.381
0.374
0.367
0.361
0.355
0.349
0.344
0.339
0.334
0.329
0.325
0.320
0.316
0.312
0.308
0.304
0.301
0.297
0.294
0.291
0.288
0.284
0.281
0.279
0.487
0.478
0470
0.463
0.456
0.449
0.442
0.436
0.430
0.424
0.418
0.413
0.408
0.403
0.398
0.393
0.389
0.384
0.380
0.376
0.372
0.368
0.364
0.361
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
125
150
175
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0.266
0.254
0.244
0.235
0.227
0.220
0.213
0.207
0.202
0.195
0.176
0.159
0.148
0.138
0.113
0.098
0.088
0.080
0.074
0.070
0.065
0.062
0.345
0.330
0.317
0.306
0.296
0.286
0.278
0.270
0.263
0.256
0.230
0.210
0.194
0.181
0.148
0.128
0.115
0.105
0.097
0.091
0.086
0.081
Diambil dari buku: Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Cet. XVI, Bandung:
Alfabeta, 2010.
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Asiyah Nur Hidayati
2. Tempat & Tgl. Lahir : Jepara, 01 Juli1990
3. NIM : 083511032
4. Alamat Rumah : Jl. Bumi Perkemahan Pakis Adhi
Dk. Demeling RT 006 RW 004
Suwawal Mlonggo Jepara 59452
HP : 085743602559
Email : [email protected]
B. Riwayat pendidikan:
1. Pendidikan Formal :
a. MI Tarbiyatul Athfal Mambak lulus tahun 2002
b. MTs Hasyim Asy’ari Bangsri lulus tahun 2005
c. MA Hasyim Asy’ari Bangsri lulus tahun 2008
d. IAIN Walisongo Semarang Lulus tahun 2012
2. Pendidikan Non-Formal
a. TPQ Miftahul Ulum Suwawal
b. Madrasah Diniyah Miftahul Ulum Suwawal
c. Ponpes Darut Ta’lim Bangsri
Semarang, 26 April 2012
Asiyah Nur Hidayati
NIM : 083511032