EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FLASH MACROMEDIA …lib.unnes.ac.id/7865/1/10605.pdf · model atau strategi...
-
Upload
truongtruc -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FLASH MACROMEDIA …lib.unnes.ac.id/7865/1/10605.pdf · model atau strategi...
1
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FLASH MACROMEDIA TERHADAP AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III PADA MATERI BANGUN DATAR DI MI IT LUQMAN
AL-HAKIM SLAWI
Skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh Puput Pujihastuti
1402407089
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011
2
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia
ujian skripsi.
Tegal, 25 Juli 2011
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Noening Andrijati, M.Pd Drs.Yuli Witanto
NIP19680610 199303 2 002 NIP 196400717 198803 1 002
Mengetahui
Ketua Jurusan PGSD
Drs. Zaenal Abidin, M.Pd
NIP 19560512 198203 1 003
ii
3
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Hari : Senin
Tanggal : 1 Agustus 2011
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Drs. Hardjono, M. Pd Drs. A. Zaenal Abidin, M. Pd NIP 19510801 197903 1 007 NIP 19560512 198203 1 003 Penguji Utama Eka Titi Andaryani, S.Pd, M.Pd NIP 19831129 200812 2 003 Penguji/Pembimbing I Penguji/Pembimbing II Dra. Noening Andrijati, M.Pd Drs. Yuli Witanto NIP 19680610199303 2 002 NIP 19640717 198803 1 002
iii
4
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Tegal, 25 Juli 2011
Puput Pujihastuti NIM 1402407089
iv
5
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
“Totalitaslah dalam berusaha diiringi dengan sabar dan syukur”. (Penulis)
Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Bapak, Ibu, kakak, dan adik yang telah
memberikan segalanya.
2. Rekan-rekan yang telah membantuku,
terima kasih atas bantuannya.
3. Sahabat-sahabatku
4. Rekan- rekan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar.
v
6
ABSTRAK
Pujihastuti, Puput. 2011. Efektifitas Penggunaan Flash Macromedia Terhadap
Aktivitas dan Prestasi Belajar siswa kelas III pada Materi Bangun Datar di MI IT Luqman Al-Hakim Slawi. Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Dra. Noening Andrijati, M.Pd, II. Drs. Yuli Witanto
Kata Kunci : media, flash macromedia, aktivitas, pembelajaran
Salah satu faktor kurang berhasilnya proses belajar mengajar adalah kurang tepatnya guru dalam memilih media pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Pembelajaran dengan media yang sesuai diharapkan akan mampu menghasilkan aktivitas dan prestasi belajar yang baik, apalagi didukung oleh ketepatan dan cara penggunaan media itu dengan benar. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah aktivitas dan prestasi belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan flash macromedia pada mata pelajaran matematika untuk materi luas bangun datar lebih baik dari pada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas III SD semester 2 di MI IT Luqman Al-Hakim Slawi yang terdiri dari kelas 3A, 3B, dan 3C tahun ajaran 2010/2011. Kelas 3A berlaku sebagai kelompok eksperiman. Kelas 3B berlaku sebagai kelompok kontrol. Sedangkan yang berlaku sebagai kelompok uji coba instrumen adalah kelas 3C. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Cluster Random Sampling.
Hasil penelitian menunjukkan Presentase nilai keaktifan sebelum adanya perlakuan sebesar 49,11% lebih kecil dari pada rata-rata presentase keaktifan setalah perlakuan pembelajaran menggunakan flash macromedia yaitu sebesar 76,31%. Maka, aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran menggunakan flash macromedia lebih baik dari pada aktivitas belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hasil uji perbedaan prestasi diperoleh Zhitung =-3,48 < Ztabel = -1,96 yang menunnukan bahwa ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan flash macromedia dari pada siswa yang menggunakan pembelajaran konvesional. Rerata hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen sebesar 78,11 lebih tinggi dari pada rerata hasil belajar kelompok kontrol sebesar 58,93. Dengan demikian, maka terdapat kecenderungan lebih baik antara rerata hasil belajar kelompok eksperimen dari pada rerata hasil belajr kelompok kontrol. Untuk itu, disarankan guru hendaknya lebih bervariasi ketika memilih media pembelajaran, selain itu media pembelajaran flash macromedia pada materi luas bangun datar, perlu dipertimbangkan karena terbukti bahwa aktivitas dan prestasi belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan media pembelajaran flash macromedia lebih baik dari pada siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.
vi
7
PRAKATA
Puji Syukur atas limpahan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan menyusun skripsi yang berjudul: “Efektifitas Penggunaan Flash
Macromedia Terhadap Aktivitas dan Prestasi Belajar siswa kelas III pada Materi
Bangun Datar di MI IT Luqman Al-Hakim Slawi”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang, Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si
yang telah memberikan ijin untuk belajar di kampus UNNES ini.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Drs. Hardjono, M.Pd. yang telah
memberikan ijin menyusun skripsi ini.
3. Kepala Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar, Drs. Zaenal Abidin, M.Pd.
4. Koordinator Kepala UPP Tegal, Drs. Yuli Witanto, yang telah memberikan
pengarahan selama penyusunan skripsi, sekaligus pembimbing II yang telah
memberikan bimbingannya selama penulisan skripsi.
5. Pembimbing I, Dra. Noening Andrijati, M.Pd yang dengan kesabaran dan
kesungguhan telah memberikan bimbingan selama penulisan skripsi ini.
6. Kepala MI IT Luqman Al-Hakim Slawi, Wiyarso, S.Ag yang telah
memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.
7. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini.
Semoga atas bantuan moril dan materil, semangat dan kekuatan yang sudah
tercurahkan mendapatkan ganjaran kebaikan di sisi Allah SWT. Dan semoga
vii
8
skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua kalangan pada umumnya dan di dunia
pendidikan pada khususnya. Akhirnya tiada kata yang terindah selain
mengucapkan syukur kepada Engkau ya Robbi.
Penulis,
viii
9
DAFTAR ISI
PRAKATA ………………………………………………………………. vii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………. ix
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. xi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. xii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. xiii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah Penelitian …..………..…………………….. 1
B. Rumusan Masalah ……...…………………………………………….. 7
C. Identifikasi Masalah ………………………………………………….. 8
D. Tujuan Penelitian …………………………………………………….. 8
E. Kegunaan Penelitian ………………………………………………….. 9
F. Pembatasan Masalah …………………………………………………. 10
BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………. 11
A. Kajian Teori…………………………………………………………… 11
1. Hakekat Matematika ……………………………….………............ 11
2. Matematika di SD …………………………………..………........... 13
3. Materi Bangun Datar Kelas 3 SD …………………………………. 14
4. Karakteristik Siswa SD …………………………..………………... 17
5. Media Pembelajaran ………………………….……………………. 18
6. Flash Macromedia …………………………..…………………….. 20
7. Pembelajaran Konvensional ………….…………………………… 22
ix
10
8. Aktivitas Belajar ……………….………………………………… 23
9. Penerapan Flash Macromedia dalam Pembelajaran ….…………… 25
10. Prestasi Belajar …………………….……………………………… 28
B. Penelitian yang Relevan ……………………………………………… 29
C. Kerangka Berpikir ……………………………………………………. 30
D. Hipotesis ……………………………………………………………… 32
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………….. 34
A. Jenis dan Desain Penelitian …………………………………………… 34
B. Variabel Penelitian ……………………………………………………. 34
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ………………… 35
D. Metode Analisis Instrumen …………………………………………… 36
E. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………… 40
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ……………………......... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN …………………………………………... 48
A. Hasil Penelitian …………………………………………………......... 48
B. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………………. 68
BAB V PENUTUP …………………………………….............................. 70
A. Simpulan ……………………………………………………………… 70
B. Saran ………………………………………………………………….. 71
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………….. 72
GLOSARIUM ……………………………………………………………. 140
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 143
x
11
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Tabel Persiapan Uji Homogenitas …………………………….. 44
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Nilai UTS Kelompok Eksperimen ……… 49
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Nilai UTS Kelompok Kontrol ………….. 49
Tabel 4.3. Data Nilai UTS Kelompok Eksperimen dan Kontrol ………… 49
Tabel 4.4 Data Aktivitas siswa dalam pembelajaran Pra-Eksperimen …… 51
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Data Postes Kelompok Eksperimen …….. 52
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Data Postes Kelompok Kontrol …………. 52
Tabel 4.7. Data Hasil Postest …………………………………………….. 53
Tabel 4.8. Data Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Setelah Perlakuan ... 55
Tabel 4.9. Tabel Hasil Uji Normalitas Data Pra-eksperimen …………….. 57
Tabel 4.10. Tabel Hasil Uji Homogenitas Data Pra-eksperimen………….. 59
Tabel 4.11 Tabel Hasil Uji-t Data Pra-eksperimen ……………………….. 60
Tabel 4.12. Hasil Analisis Uji Normalitas Data Postest ………………… 62
Tabel 4.13. Tabel Hasil Analisis Uji Mann Whitney U …………………... 64
xi
12
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Gambar Persegi Panjang …………………………………… 15
Gambar 2.2. Gambar Persegi …………………………………………….. 15
Gambar 2.3. Gambar bangun tidak teratur ……………………………….. 16
Gambar 2.4 Gambar Bangun Datar dengan Luas Berbeda ………………. 16
Gambar 2.5. Gambar Bangun Datar Lain (Trapesium) ………………….. 17
Gambar 2.6 Bagan Kerangka Berpikir …………………………………... 32
Gambar 4.1 Grafik Rata-rata Nilai UTS Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol ………………………………………….. 50
Gambar 4.2. Grafik Rataa-rata Nilai Postest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol …………………………………………. 53
xii
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen ……………………………………… 73
Lampiran 2 RPP Kelas kontrol ………………………………………… 88
Lampiran 3 Silabus ………………………………………………………. 103
Lampiran 4 Instrumen Tes Hasil Belajar …………………………………. 104
Lampiran 5 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar …………………………… 108
Lampiran 6 Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar ……………………………. 109
Lampiran 7 Hasil Analisis Uji Coba Soal ……………………………….. 110
Lampiran 8 Data nilai UTS Matematika Semester 2 ……………….…… 115
Lampiran 9 Output SPSS Analisis Normalitas Data Nilai UTS ………….. 117
Lampiran 10 Output SPSS Analisis Homogenitas dan Uji-T Data
Nilai UTS …………………………………………………… 124
Lampiran 11 Hasil Penelitian ……………………………………………. 125
Lampiran 12 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen
dan Kontrol ………………………………………………… 127
Lampiran 13 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Antara Kelompok
Eksperimen dan Kontrol ………………………………… 134
Lampiran 14 Analisis Uji U Mann Whitney ……………………………… 135
Lampiran 15 Data Siswa Penelitian ………………………………………. 136
Lampiran 16 Dokumentasi Penelitian …………………………………… 143
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dapat
membentuk masyarakat dunia yang saling ketergantungan. Tatanan dunia mulai
mengalami perubahan secara stuktural menuju era globalisasi dalam berbagai
bidang kehidupan. Untuk itu mutu pendidikan tidak dapat diabaikan, karena
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang siap menghadapi era globalisasi
tersebut harus memiliki pendidikan yang bermutu. Upaya peningkatan mutu
pendidikan menjadi prioritas utama dari program pendidikan nasional pada saat
ini. Hal ini seperti terkandung dalam PP No. 19 tahun 2005 pasal 4 disebutkan
bahwa tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan nasional
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat.
Keberhasilan proses pembelajaran dalam kegiatan pendidikan di suatu
sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain guru, siswa, kurikulum,
lingkungan belajar dan lainnya. Guru dan siswa merupakan dua faktor terpenting
dalam proses pembelajaran. Pentingnya faktor guru dan siswa dapat dirunut
melalui pemahaman hakekat pembelajaran, yakni sebagai usaha sadar guru untuk
membantu siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.
1
2
Untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran, guru
perlu memahami hal-hal yang mempengaruhi proses belajar siswa, baik yang
menghambat maupun yang mendukung. Selain itu, guru harus memahami tentang
model atau strategi pembelajaran yang efektif maupun media pembelajaran yang
sesuai agar dapat membantu siswa belajar secara optimal dan mampu
meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar.
Salah satu kajian ilmu yang harus diajarkan oleh para pendidik yaitu
matematika. Dalam membelajarkan matematika, tentunya guru dapat memberikan
pembelajaran dengan cara yang sesuai. Penekanan terhadap mata pelajaran
matematika harus dirancang sedemikian rupa karena matematika merupakan salah
satu ilmu yang akan memberikan kemajuan di berbagai bidang pembangunan. Hal
ini sangat penting untuk diberikan pada siswa sebagai calon anggota masyarakat.
Dengan demikian dalam kehidupan masyarakat nantinya siswa dapat memberikan
berbagai kontribusi untuk memajukan masyarakat.
Jika dikaji lebih lanjut, matematika merupakan ilmu yang bersifat deduktif
aksiomatik dan objek yang dipelajari bersifat abstrak (fakta, konsep, dan prinsip).
Antonius (2006:9) mengutarakan bahwa hakekat matematika berkenaan dengan
struktur-struktur, hubungan-hubungan, konsep-konsep abstrak dan dikembangkan
menurut aturan yang logis. Dienes (dalam Kristiyanto, 2007) berpendapat bahwa
pada dasarnya matematika dapat dianggap sebagai studi tentang struktur,
memisah-misahkan hubungan-hubungan di antara struktur-struktur dan
mengkategorikan hubungan-hubungan di antara struktur-struktur. Matematika
tersusun secara hierarkis dan saling berkaitan erat satu sama lain. Dalam belajar
3
matematika harus bertahap dan berurutan secara sistematis serta harus didasarkan
pada pengalaman belajar sebelumnya. Seseorang akan mampu mempelajari
matematika yang baru apabila didasarkan kepada pengetahuan yang telah
dipelajari. Pengajaran yang lalu akan mempengaruhi proses belajar materi
matematika berikutnya yang tersusun secara hierarkis.
Matematika menduduki peran penting dalam kehidupan sehari-hari, maka
dari itu, ilmu matematika sudah diajarkan kepada siswa SD. Suherman (dalam
Syamri, 2010) menyatakan bahwa pembelajaran matematika yang diajarkan di SD
merupakan matematika sekolah yang tetap memiliki ciri-ciri yang dimiliki
matematika, yaitu memiliki objek kajian yang abstrak dan memiliki pola pikir
deduktif konsisten. Matematika sebagai studi tentang objek abstrak tentu saja
sangat sulit untuk dipahami oleh siswa SD yang belum mampu berfikir formal.
Hal ini sesuai dengan teori perkembangan kognisi yang diutarakan oleh Jean
Piaget (dalam Soeparwoto, 2007: 85) bahwa pada tahap operasional konkret
(concrete operational stage) berlangsung dari usia 7 hingga 11 tahun. Pada tahap
ini cara berpikir anak masih konkret, belum menangkap abstrak. Siswa di usia
tersebut, akan kesulitan untuk memahami konsep yang bersifat abstrak seperti
halnya konsep-konsep dalam matematika.
Objek kajian matematika yang merupakan konsep abstrak menyebabkan
matematika menjadi ilmu yang dianggap “sulit” oleh siswa. Siswa SD tidak
seperti orang dewasa yang dapat berpikir abstrak karena mereka masih berada
pada masa berfikir konkret. Selanjutnya Purwanto (dalam Syaiful dan Zain,
2006:63) memaparkan bahwa siswa SD dapat dikatakan belum kuat ingatannya, ia
4
lekas melupakan apa yang sudah dan baru terjadi. Perhatian mereka lekas dan
mudah beralih kapada hal-hal yang baru, yang lain, yang disukainya.
Brunner dalam Arsyad (2011:7) melukiskan bahwa ada tingkatan utama
modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman
pictorial/gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic). Pengalaman
langsung yakni anak-anak di dalam belajarnya menggunakan/memanipulasi
objek-objek secara langsung; pengalaman pictorial/gambar yakni kegiatan anak-
anak mulai menyangkut mental yang merupakan gambaran dari subjek-subjek.
Pada tahap ini anak tidak mamanipulasi langsung objek-objek seperti dalam tahap
enactive, melainkan sudah dapat memanipulasi dengan menggunakan gambaran;
dan pengalaman abstrak, yakni tahap memanipulasi simbol-simbol secara
langsung dan tidak ada lagi kaitannya dengan objek-objek. Dengan demikian,
pembelajaran matematika yang diberikan kepada siswa SD harus disesuaikan
dengan tahap perkembangan mental siswa agar konsep yang diajarkan dapat
dipahami dengan baik.
Akan tetapi pada kenyataannya, pembelajaran yang sering diterapkan pada
siswa SD adalah pembelajaran yang konvensional seperti membelajarkan
matematika dengan menggunakan metode ceramah tanpa memanfaatkan metode
yang lebih inovatif atau media pembelajaran yang sesuai. Hal ini akan
menyebabkan siswa kurang memahami konsep dalam matematika.
Kesenjangan antara pembelajaran yang harus diterapkan pada siswa SD
dengan penerapan pembelajaran yang diterapkan guru di sekolah-sekolah tentunya
membutuhkan solusi agar kesulitan siswa dalam proses belajar dapat diatasi.
5
Dienes (dalam Abied, 2011) meyakini bahwa dengan menggunakan berbagai
sajian (representasi) tentang suatu konsep matematika, anak-anak akan dapat
memahami secara penuh konsep tersebut jika di bandingkan dengan hanya
menggunakan satu macam sajian saja. Sebagai contoh, jika guru ingin
mengajarkan konsep persegi, maka guru disarankan menyajikan beberapa gambar
persegi dengan ukuran sisi berlainan. Dengan demikian, sajian berupa media
pembelajaran akan berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman siswa SD
terhadap konsep-konsep matematika. Dienes (dalam Kristiyanto, 2007) juga
mengemukakan bahwa tiap-tiap konsep atau prinsip dalam matematika yang
disajikan dalam bentuk yang konkret akan dapat dipahami dengan baik. Ini
mengandung arti bahwa benda-benda atau obyek-obyek dalam bentuk nyata akan
sangat berperan bila dimanipulasi dengan baik dalam pengajaran matematika.
Ketika siswa berinteraksi dengan sajian media pembelajaran, ada berbagai
aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan siswa, baik aktivitas fisik maupun
psikis. Rohani (2004: 6) mengutarakan bahwa aktivitas fisik ialah peserta didik
giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja. Ia
tidak sekedar duduk dan mendengarkan, melihat/pasif. Sedangkan peserta didik
yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja
sebanyak-banyaknya/banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Ketika siswa
aktif dalam proses belajar mengajar dengan bantuan media tentunya siswa
memperoleh pengalaman nyata dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat
memperoleh hasil pengajaran yang optimal sekaligus memperoleh proses belajar
mengajar secara aktif, karena siswa belajar melalui mendengarkan, mengamati,
6
menyelidiki, memberikan respon, mengingat, menguraikan, dan mengasosiasikan
ketentuan satu dengan ketentuan lainnya.
Adanya pengalaman nyata yang akan memberikan pengaruh terhadap
pemahaman siswa menyebabkan media pembelajaran memegang peranan penting
di dalam membelajarkan konsep matematika. Hal ini bertujuan untuk memberikan
pemahaman tentang konsep abstrak matematika agar dapat diturunkan
keabstrakannya. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan gagasan suatu media
pembelajaran dalam pembelajaran matematika berupa flash macromedia. Flash
macromedia merupakan aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat gambar-
gambar animasi berupa materi-materi yang akan diajarkan pada siswa. Animasi
yang dihasilkan dari aplikasi flash macromedia merupakan alat bantu
pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Porter (2000: 107) bahwa alat
bantu adalah benda yang dapat mewakili suatu gagasan. Saat otak mengingat
informasi, biasanya dilakukan dalam bentuk gambar warna-warni, simbol, bunyi,
dan perasaan (Damasio dalam Porter, 2000: 255). Suasana belajar yang dilengkapi
dengan gambar-gambar dan suara akan memberikan pengaruh pada daya ingat
siswa. Alat bantu ini akan mewakili gagasan dari konsep matematika yang akan
disampaikan, sehingga pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan akan
lebih baik dan suasana belajar akan lebih menyenangkan. Pada akhirnya siswa
dapat memahami konsep matematika dengan sebaik-baiknya.
Berdasarkan uraian diatas, maka kajian dalam penelitian ini tentang masalah
efektivitas pembelajaran dengan menggunakan flash macromedia terhadap
prestasi dan aktivitas belajar siswa. Judul dalam penelitian ini yaitu “Efektifitas
7
Penggunaan Flash Macromedia Terhadap Aktivitas dan Prestasi Belajar siswa
kelas III pada Materi Bangun Datar di MI IT Luqman Al-Hakim Slawi”.
B. Rumusan Masalah
Dalam proses belajar mengajar diperlukan sekali interaksi belajar mengajar
yang aktif dan menyenangkan. Untuk menciptakan hal tersebut, tentunya media
pembelajaran menduduki peranan yang sangat penting. Demikian pula dalam
pembelajaran mata pelajaran matematika terutama pada materi luas bangun datar
sederhana. Karena hal tersebut diatas, maka timbul permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah prestasi belajar siswa yang menggunakan flash macromedia lebih
baik dari pada prestasi belajar siswa yang menggunakan pembelajaran
konvensional.
2. Apakah aktivitas belajar siswa yang menggunakan flash macromedia lebih
baik dari pada aktivitas belajar siswa yang menggunakan pembelajaran
konvensional.
C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi
masalah-masalah sebagai berikut:
1. Adanya anggapan bahwa matematika merupakan ilmu yang dianggap ‘sulit’
bagi siswa karena konsep-konsep abstrak dalam matematika yang sulit
dipahami siswa SD.
8
2. Penerapan pembelajaran yang konvensional dan kurang memanfaatkan media
pembelajaran sebagai alat bantu mengajar.
3. Hasil belajar matematika yang cenderung rendah karena siswa hanya
sebagai penerima pasif matematika yang sudah jadi.
4. Matematika yang selama ini dipelajari bersifat abstrak sehingga pemahaman
konsep siswa sangat lemah.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif media
pembelajaran yang lebih inovatif yang dapat menunjang pencapaian hasil
belajar dan aktifitas belajar siswa.
2. Tujuan Khusus
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan diadakannya
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui mana yang lebih efektif antara pembelajaran dengan
menggunakan flash macromedia dengan pembelajaran secara
konvensional ditinjau dari hasil belajar siswa.
b. Untuk mengetahui mana yang lebih efektif antara pembelajaran dengan
menggunakan flash macromedia dengan pembelajaran secara
konvensional dutinjau dari aktivitas belajar siswa.
9
E. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
a. Memberikan informasi mengenai pengembangan media pada mata
pelajaran matematika kepada Dinas Pendidikan khususnya pendidikan di
tingkat Sekolah Dasar.
b. Memberikan bahan kajian lebih lanjut kepada peneliti dan akademisi
mengenai inovasi media pembelajaran, khususnya di bidang pendidikan
dan penyelenggaraan pembelajaran.
2. Kegunaan Praktis
a. Secara praktis penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi praktisi
pendidikan khususnya guru di Sekolah Dasar dalam mengaplikasikan
media pembelajaran.
b. Temuan dalam penelitian ini akan memberikan acuan dan menyediakan
alternatif kepada guru sekolah dasar mengenai pemberian media
pembelajaran matematika yang tepat yaitu dengan memperhatikan
aktivitas belajar siswa.
c. Memberika acuan mengenai media pembelajaran yang inovatif yaitu
media yang dapat mengoptimalkan konstruksi pengetahuan siswa
secara positif sehingga dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar
siswa.
10
F. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian permasalahan dalam latar belakang yang terlalu luas,
maka perlu adanya pembatasan masalah. Selaras dengan judul penelitian ini,
peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut :
1. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas III semester 2 di MI IT Luqman Al-
Hakim Slawi.
2. Variabel yang akan diteliti adalah media flash macromedia, aktivitas dan
prestasi siswa terhadap materi luas bangun datar persegi dan persegi panjang.
3. Penelitian ini memfokuskan pada faktor keefektifan media dalam
mempengaruhi aktivitas dan prestasi belajar siswa mata pelajaran matematika
materi luas bangun datar persegi, persegi panjang, dan bangun yang tidak
teratur.
11
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Hakekat Matematika
Matematika merupakan ilmu dasar yang sudah menjadi alat untuk
mempelajari ilmu-ilmu lain. Oleh karena itu penguasaan terhadap matematika
mutlak diperlukan dan konsep-konsep matematika harus dipahami dengan
betul dan benar sejak dini. Maksudnya adalah siswa sudah memahami konsep
dengan baik sesuai dengan ilmu dalam konsep tersebut. Hal ini karena
konsep-konsep dalam matematika merupakan rangkaian sebab akibat. Suatu
konsep disusun berdasarkan konsep-konsep sebelumnya, dan akan menjadi
dasar bagi konsep-konsep selanjutnya, sehingga pemahaman yang salah
terhadap suatu konsep akan berakibat pada kesalahan pemahaman terhadap
konsep-konsep selanjutnya (Antonius, 2006: 1). Matematika merupakan suatu
bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses
penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat
logis dari kebenaran sebelumnya sehingga keterkaitan antar konsep dalam
matematika bersifat sangat kuat dan jelas (Pujiati, 2009: 1). Bourne (dalam
Romberg, 2010) juga memahami matematika sebagai konstruktivisme sosial
dengan penekanannya pada knowing how, yaitu pebelajar dipandang sebagai
11
12
makhluk yang aktif dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan dengan cara
berinteraksi dengan lingkungannya.
Berpijak pada uraian tersebut, Sumardyono (dalam Romberg, 2010)
mendefinisikan matematika dengan memberikan deskripsi sebagai berikut: (1)
matematika sebagai struktur yang terorganisir; (2) matematika sebagai alat
(tool); (3) matematika sebagai pola pikir deduktif; (4) matematika sebagai
cara bernalar (the way of thinking); (5) matematika sebagai bahasa artifisial;
(6) Matematika sebagai seni yang kreatif.
Banyak pendefinisian tentang matematika, ada yang mendefinisikan
bahwa matematika adalah ilmu pasti, ada yang menyatakan bahwa
matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan tentang bilangan dan
kalkulasi, ada yang mendefinisikan matematika sebagai ilmu pengetahuan
tentang penalaran logis dan masalah-masalah yang berhubungan dengan
bilangan, ada yang menyatakan bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan
tentang kuantitas dan ruang. Berdasarkan uraian tersebut, Turmudi (2009: 3)
menjabarkan sifat-sifat dari matematika, diantaranya: (1) matematika sebagai
objek yang ditemukan dan diciptakan oleh manusia; (2) matematika
diciptakan, bukan jatuh dengan sendirinya, namun muncul dari aktivitas yang
objeknya telah tersedia, serta dari keperluan sains dan kehidupan keseharian.
Berdasarkan definisi yang telah diuraikan, dapat dikatakan bahwa
matematika merupakan kajian yang memiliki konsep abstrak yang berkaitan
dengan penalaran logis dan masalah-masalah yang berhubungan dengan
bilangan. Matematika banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang
13
melibatkan bilangan dan kuantifikasi, seperti melakukan pengukuran,
menghitung rata-rata, membandingkan, dan perhitungan matematika lain.
Dengan demikian, matematika merupakan bagian terpenting dalam kehidupan
manusia.
2. Matematika di SD
Matematika perlu dipelajari oleh siswa karena matematika merupakan
bagian tak terpisahkan dari pendidikan secara umum. (Turmudi, 2009: 5).
Pembelajaran matematika sendiri merupakan proses pemberian pengalaman
belajar kepada peserta didik memperoleh pemahaman tentang bahan
matematika yang dipelajari. Dalam dokumen standar kompetensi mata
pelajaran matematika, untuk satuan SD atau MI pada kurikulum 2004
disebutkan fungsi matematika adalah untuk mengembangkan kemampuan
bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen, sebagai
alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika, serta
sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram, dalam
menjelaskan gagasan (Antonius, 2006: 18).
Matematika yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
bernalar merupakan suatu implementasi dari substansi matematika itu sendiri
dimana pengembangan setiap konsep matematika dikaji melalui proses
penalaran yang sistematis dan logis. Pembahasan setiap topik dalam
matematika sangat memungkinkan dilakukan melalui kegiatan penyelidikan,
eksplorasi atau eksperimen. Bagi siswa SD pelaksanaan kegiatan pada
pembelajaran matematika diarahkan pada bagaimana siswa dengan
14
pengetahuan dan keterampilannya siswa dapat mencapai kemampuan tertentu
untuk memecahkan permasalahan.
Tujuan pengajaran matematika bagi siswa SD adalah untuk:
(1) menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari; (2) menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika; (3) mengembangkan kemampuann dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut ke jenjang pendidikan selanjutnya; (4) membentuk sikap logis, kritis, kreatif, cermat, dan disiplin. (Muchtar, 1997: 11)
Tujuan ini menjadikan pembelajaran matematika perlu diajarkan pada
jenjang Sekolah Dasar. Pembelajaran matematika di SD tentunya harus
dilaksanakan secara maksimal, disesuaikan dengan perkembangan siswa,
dengan demikian tujuan dari pengajaran matematika dapat dicapai
keberhasilannya secara maksimal.
3. Materi Bangun Datar di SD Kelas 3
Pengukuran merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan sehari-hari. Fungsi dari pengukuran, seperti tinggi, jarak, berat,
volum, luas dan lain sebagainya adalah untuk membandingkan satu hal/objek
dengan hal/objek yang lainnya. Oleh karena pentingnya pengukuran, maka
sangat diperlukan untuk dipelajari. Luas adalah bagian dari materi
pengukuran yang penting untuk dipelajari.
Fajariyah (2008: 180) mengutarakan bahwa luas daerah bidang datar
adalah banyaknya persegi satuan yang menutupi bangun tersebut. Uraian
tersebut dapat diartikan bahwa luas merupakan bagian yang menutupi suatu
permukaan bidang datar. Pada materi kelas 3 SD, materi luas yang diajarkan
15
meliputi menghitung luas persegi panjang, luas persegi, luas bangun tidak
teratur, mengurutkan luas bangun datar, dan menaksir bangun datar lain.
a. Luas Persegi Panjang
Gambar 2.1. Gambar persegi panjang Rumus luas persegi panjang adalah sebagai berikut:
Luas persegi panjang = panjang × lebar
L = p × l
(Turmudi, 2009: 154)
b. Luas Persegi
Gambar 2.2. Gambar persegi
Luas persegi = sisi × sisi
= s × s
(Turmudi, 2009: 155)
c. Menghitung Luas Bangun yang Tidak Teratur
Menghitung luas bangun datar yang tidak teratur dapat menggunakan
bantuan satuan persegi. Cara menghitung bangun datar yang tidak teratur
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
l
p
sisi
sisi
16
Gambar 2.3 Gambar Bangun Datar Tidak Teratur
1) Perhatikan gambar 2.3
2) Hitung banyaknya persegi satuan utuh yang merupakan bagian dari
bangun tersebut.
3) Hitung banyaknya persegi satuan yang tidak utuh. Jika persegi satuan
yang tidak utuh merupakan bagian dari bangun yang dihitung lebih dari
setengah, maka dihitung satu. Jika kurang dari setengah tidak dihitung.
(Fajariyah, 2008: 184)
d. Mengurutkan Luas Bangun Datar
Gambar 2.4 Gambar Bangun Datar dengan Luas Berbeda
Berdasarkan gambar 2.4, urutan bangun dari yang luasnya paling kecil
adalah d, b, c, a, sedangkan urutan bangun dari yang luasnya paling besar
adalah a, c, b, d. (Fajariyah, 2008: 189)
e. Menaksir Luas Bangun Datar
Menaksir luas daerah bangun dapat dilakukan dengan bantuan persegi
satuan. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menyelesaikan
perhitungan menaksir luas bangun datar. Langkah-langkah untuk menaksir
luas daerah bangun datar dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a b c d
17
Gambar 2.5 Gambar Bangun Datar Lain (Trapesium)
1) Perhatikan gambar 2.5
2) Hitunglah banyaknya persegi satuan yang utuh.
3) Perhatikan persegi satuan yang tidak utuh. Jika persegi satuan yang
merupakan bagian dari bangun tersebut lebih dari separoh maka dihitung
satu. Jika persegi satuan yang merupakan bagian dari bangun tersebut
kurang dari separoh maka tidak dihitung. (Fajariyah, 2008: 192)
4. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang
berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua
belas tahun. Karakteristik utama siswa sekolah dasar adalah mereka
menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang,
di antaranya perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan
bahasa, perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak.
Yuli (2010) mengutarakan bahwa siswa sekolah dasar berada pada tahap
operasional kongkrit, pada tahap ini anak mengembangkan pemikiran logis,
masih sangat terikat pada fakta-fakta perseptual, artinya anak mampu berfikir
logis, tetapi masih terbatas pada objek-objek kongkrit, dan mampu melakukan
konservasi. Pada usia ini anak mulai memiliki kecakapan berpikir tentang
masalah dan pemecahannya karena pada usia ini mereka mampu
18
memanipulasi objek secara simbolik. Kondisi ini merupakan prestasi utama
pada anak yang akan berkembang terus ke arah pemecahan masalah.
Walaupun secara simbolis atau mental mereka mampu memanipulasi objek
namun mereka masih memerlukan bantuan objek nyata untuk berpikir.
Jean Piaget (dalam Soeparwoto, 2007: 85) mengutarakan bahwa anak
usia 7-12 tahun merupakan tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak
sudah memahami hubungan fungsional dalam benak mereka, karena mereka
sudah dapat menguji coba suatu permasalahan. Cara berfikir anak masih
konkret, belum menangkap abstrak. Anak yang masih berada pada usia ini
belum bisa memahami konsep-konsep suatu ilmu yang bersifat abstrak. Selain
itu, anak usia SD merupakan masa dimana perhatian utama anak tertuju pada
keinginan diterima teman sebaya sebagai anggota kelompok terutama
kelompok yang bergengsi dalam pandangan teman-temannya (Soparwoto,
2007: 61). Selain itu, aktivitas siswa usia SD tidak jauh dari hal-hal yang
bersifat senang-senang. Mereka senang bermain, bergerak, dan menemukan
hal-hal baru dengan teman-temannya.
5. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Gerlach dan Ely dalam Azhar (2011:
3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Sukayati dan
Suharja (2009: 6) berpendapat bahwa media pembelajaran diartikan sebagai
19
semua benda yang menjadi perantara dalam terjadinya pembelajaran. Dengan
demikian sudah jelas bahwa media pembelajaran merupakan mediator untuk
menyampaikan pembelajaran yang dimanfaatkan untuk menyederhanakan
konsep-konsep agar konsep yang bersifat abstrak dapat lebih diturunkan
keabstrakannya.
Media merupakan mediator. Dengan istilah mediator media
menunjukkan fungsi atau peranannya, karena mengatur hubungan yang efektif
antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran. Selain itu
mediator dapat pula mencerminkan bahwa setiap sistem pembelajaran yang
melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai pada peralatan paling
canggih, dapat disebut media. Ringkasnya media adalah alat yang
menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.
Penerapan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membantu anak mampu menangkap arti sebenarnya dari konsep yang
dipelajari. Dengan melihat, meraba, dan memanipulasi media pembelajaran,
maka anak mempunyai pengalaman nyata dalam kehidupan tentang arti
konsep. Penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar
memang menduduki peranan penting karena dapat memberikan banyak
manfaat.
Kemp dan Dayton dalam Azhar (2011: 21) mengemukakan bahwa
Dampak positif dari pengggunaan media pembelajaran adalah: (1) penyampaian pelajaran menjadi lebih baku; (2) pembelajaran bisa lebih menarik (3) pembelajaran menjadi lebih interaktif; (4) lama waktu pembelajaran dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan; (5) kualitas hasil
20
belajar dapat ditingkatkan; (6) pembelajaran dapat diberikan dimanapun dan kapanpun; (7) sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan; (8) peran guru dapat berubah ke arah yang positif.
Lebih lanjut Sadirman (2010:17) mengutarakan bahwa secara umum media
pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut: (1) memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis; (2) mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera; (3) penggunaan media pendidikan
secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik.
Pembelajaran yang dilaksanakan dalam suatu kelas dapat disampaikan
dengan menggunakan bantuan berbagai jenis media pembelajaran. Berbagai
jenis media dapat berupa gambar diam, media display, tumbuhan, barang
sederhana, lingungan alam sekitar, dan komputer yang digunakan sebagai alat
bantu membuat media pembelajaran. Pemilihan media yang tepat akan sangat
membantu guru selama kegiatan belajar mengajar.
6. Flash Macromedia
Flash macromedia merupakan aplikasi di dalam komputer yang dapat
digunakan untuk membuat berbagai animasi bergerak sesuai dengan
keinginan. Wijaya dan Purnama (2009: 21) mengutarakan bahwa flash
macromedia adalah salah satu dari program aplikasi pembuat animasi yang
sangat dinamis dan interaktif. Program ini telah dipakai secara luas oleh para
profesional web ataupun animator karena kemampuannya yang mengagumkan
dalam menampilkan multimedia, gabungan antara grafis, animasi, suara serta
interaktivitas bagi pemakai. Program aplikasi ini juga telah banyak dipakai
21
untuk membuat animasi yang digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti
dalam pembuatan isi multimedia, perancangan situs-situs web, advertising,
film, pendidikan, dan lain-lain.
Ada berbagai keunggulan menggunakan flash macromedia,
diataranya adalah:
(1) hasil akhir flash memiliki ukuran yang lebih kecil (setelah dipublish); (2) flash dapat mengimpor hampir semua gambar dan file-file audio sehingga dapat lebih hidup; (3) animasi dapat dibentuk, dijalankan dan dikontrol; (4) gambar flash tidak akan pecah meskipun di zoom beberapa kali karena gambar flash bersifat gambar vektor; (5) hasil akhir dapat disimpan dalam berbagai macam bentuk seperti *.avi, *.gif, *.mov, maupun file dengan format lain. Kelebihan lain yang dimiliki program flash macromedia adalah (1) mampu membuat tombol interaktif dengan sebuah movie atau objek yang lain; (2) flash macromedia mampu membuat perubahan transparansi warna dalam movie; (3) flash macromedia mampu membuat perubahan animasi dari satu bentuk ke bentuk lain dan mampu membuat gerakan animasi dengan mengikuti alur yang telah ditetapkan; (4) dengan flash macromedia, file dapat dikonversi dan dipublikasikan (publish) ke dalam file aplikasi (exe) (Rahman, 2007: 29).
Dalam pembelajaran matematika, akan sangat tepat jika digunakan
flash macromedia sebagai media untuk membuat berbagai animasi atau slide
pembelajaran. Gambar-gambar seperti gambar bangun datar atau bangun
ruang dapat dibuat dengan bantuan media ini dan dapat digerakkan sesuai
keinginan. Berbagai warna, suara, dan gerakan-gerakan gambar yang dibuat
dengan media ini, menjadikan gambar menjadi lebih hidup dan komunikatif.
Dengan mengoptimalkan fasilitas seperti gambar, animasi, suara, jenis huruf
maupun warna, media pembelajaran yang dibuat dengan program flash
macromedia ini akan terkesan lebih menarik bagi siswa.
22
7. Pembelajaran Konvensional
Menurut Djamarah (dalam Yuli, 2010) mendeskripsikan bahwa
pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau
disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah
dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik
dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran, sejarah metode
konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan serta
pembagian tugas dan latihan. Pembelajaran konvensional pada umumnya
memiliki kekhasan tertentu misalnya lebih mengutamakan hapalan dari pada
pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil
dari pada proses, dan pengajaran berpusat pada guru. Dengan demikian
terlihat bahwa pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah proses
pembelajaran yang lebih banyak didominasi gurunya sebagai “pen-transfer”
ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai “penerima” ilmu. Pada
pembelajaran konvensional atau tradisional dilihat dari kegiatan siswa selama
berlangsungnya pembelajaran bekerja untuk dirinya sendiri, mata ke papan
tulis dan penuh perhatian, mendengarkan guru dengan seksama, dan belajar
hanya dari guru atau bahan ajar, bekerja sendiri, diam adalah emas, serta
hanya guru yang membuat keputusan dan siswa pasif. (Stahl dalam Supinah,
2008: 1)
Burrowes (dalam Wayan, 2009) menyampaikan bahwa:
Pembelajaran konvensional menekankan pada resitasi konten, tanpa memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk merefleksi materi-materi yang dipresentasikan, menghubungkannya dengan pengetahuan sebelumnya, atau
23
mengaplikasikannya kepada situasi kehidupan nyata. Lebih lanjut dinyatakan bahwa pembelajaran konvensional memiliki ciri-ciri, yaitu: (1) pembelajaran berpusat pada guru, (2) terjadi passive learning, (3) interaksi di antara siswa kurang, dan (4) tidak ada kelompok-kelompok kooperatif.
Sumber belajar dalam pembelajaran konvensional lebih banyak berupa
informasi verbal yang diperoleh dari buku dan penjelasan guru atau ahli.
Sumber-sumber inilah yang sangat mempengaruhi proses belajar siswa.
Dalam praktiknya siswa dituntut untuk menunjukkan kemampuan menghafal
dan menguasai potongan-potongan informasi sebagai prasyarat untuk
mempelajari keterampilan-keterampilan yang lebih kompleks. Artinya bahwa
siswa yang telah mempelajari pengetahuan dasar tertentu, maka siswa
diharapakan akan dapat menggabungkan sub-sub pengetahuan tersebut untuk
menampilkan prilaku (hasil) belajar yang lebih kompleks.
8. Aktivitas Belajar Siswa
Untuk mencapai keberhasilan dalam mengajar, seorang guru antara lain
harus mengetahui asas-asas didakdik (dasar-dasar mengajar) dan
melaksanakan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Salah satu unsur-unsur
dalam dasar-dasar mengajar adalah keaktifan belajar siswa. Agar proses
belajar menjadi aktif, menurut Siberman (2006: 9) siswa harus mengerjakan
banyak sekali tugas, mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan,
memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar
aktif berarti suasana belajar harus menyenangkan, bersemangat, dan penuh
gairah. Siswa dapat beraktivitas dengan sebaik-baiknya selama proses
pembelajaran, di dalam kelompoknya maupun dalam pembelajaran klasikal.
24
Aktivitas siswa dalam pembelajaran mempunyai peranan yang sangat
penting karena tanpa aktivitas, pembelajaran itu tidak mungkin akan
berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan
rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran,
bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca, dan
segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar.
Rohani (2004:6) memaparkan bahwa belajar yang berhasil mesti melalui
berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktifitas fisik
merupakan keaktifan siswa dari anggota badan, membuat sesuatu, bermain,
ataupun bekerja. Peserta didik yang mempunyai aktivitas psikis adalah siswa
yang jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau berfungsi dalam
rangka pengajaran. Lebih lanjut Paul dalam Rohani (2004:9) menyimpulkan
bahwa:
Terdapat bermacam-macam kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa, antara lain sebagai berikut: (1) Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain; (2) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya dan memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi; (3) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato; (4) Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin; (5) Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram; (6) Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak; (7) Mental activities, sebagai contoh misalnya: menganggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan; (8) Emotional activities, seperti misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.
25
Aktivitas-aktivitas tersebut tidaklah terpisah satu sama lain. Dalam
setiap aktivitas motoris terkandung aktivitas mental disertai oleh perasaan
tertentu, dan seterusnya. Pada setiap pembelajaran terdapat berbagai aktivitas
yang dapat diupayakan. Dengan demikian, keaktifan siswa selama belajar
dapat juga diamati dari keaktifan siswa saat bertanya, keberanian siswa
mempresentasikan hasil kerjanya, keberanian siswa dalam memberikan
tanggapan atau pendapat, ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas, dan
juga dapat diamati dari kerja sama siswa dalam kelompok.
9. Penerapan Flash Macromedia dalam Pembelajaran
Animasi yang dibuat dalam flash macromedia dapat berfungsi untuk
membantu pembelajaran berbagai mata pelajaran, termasuk matematika.
Animasi ini dapat membantu memvisualisasikan konsep-konsep yang bersifat
abstrak agar lebih mudah dipahami siswa selama proses belajar mengajar.
Hidayatullah (2011: 3) memaparkan bahwa dalam mempraktekkan suatu
abstraksi dalam pembelajaran dapat dibantu dengan software berupa adobe
flash yang berfungsi membantu memvisualisasikan materi pelajaran dalam
bentuk animasi materi pelajaran secara interaktif. Animasi flash macromedia
yang digunakan dalam pembelajaran matematika pada materi luas bangun
datar adalah berupa animasi gambar bergerak. Animasi ini menampilkan
gambar dengan warna-warna dan gerakan yang bertujuan menjabarkan suatu
konsep.
Ada tiga bagian uraian materi yang ditampilkan dalam animasi flash
macromedia pada materi luas bangun datar. Hal ini dikarenakan penyajian
26
materinya disesuaikan dengan kebutuhan materi yang harus diajarkan pada
siswa SD kelas 3. Fajariyah (2008: 174) memaparkan bahwa materi luas
bangun datar untuk materi kelas tiga meliputi luas persegi dan persegi
panjang. Masalah yang berkaitan dengan luas meliputi menghitung luas
bangun yang tidak teratur, membandingkan dan mengurutkan berbagai luas
persegi dan persegi panjang, menaksir luas daerah beberapa bangun datar.
Dengan demikian, materi yang digunakan dalam pembuatan animasi dengan
flash macromedia, yaitu: pertama mengenai penjabaran mengenai luas
persegi dan persegi panjang. Pada bagian ini materi dijabarkan melalui
animasi dengan menampilkan berbagai bangun persegi dan persegi panjang,
menampilkan pengertian luas daerah, dan cara menghitung luasnya. Pada
bagian ini juga diuraikan mengenai cara menghitung luas bangun tidak
teratur. Pada bagian kedua dijabarkan materi mengenai membandingkan dan
mengurutkan luas bangun datar. Bagian ini menguraikan mengenai cara
membandingkan dan selanjutnya mengurutkan berbagai luas bangun datar.
Bangun datar yang ditampilkan pada bagian ini adalah bangun persegi dan
persegi panjang. Pada bagian ketiga, ditampilkan cara menaksir luas bangun
datar. Uraian materi pada bagian ketiga ini memiliki penjelasan materi yang
sama seperti menghitung luas bangun tidak teratur.
Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran
menggunakan flash macromedia, antara lain:
27
a) Persiapan
Pada tahap pesiapan, guru mengarahkan siswa untuk membentuk
beberapa kelompok dan memberikan pengarahan mengenai pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
b) Demonstrasi
Demonstrasi merupakan penampilan animasi flash macromedia
dengan materi bengun datar. Pelaksanaan demonatrasi adalah siswa
menyaksikan penjelasan materi melalui animasi flash macromedia dan
aktif menanggapi pemaparan materi.
c) Evaluasi
Pada tahap evaluasi siswa mengerjakan soal-soal yang ditampilkan
setelah pemaparan materi dan diakhiri dengan pembahasan materi dan soal-
soal oleh guru.
Penerapan flash macromedia dalam pembelajaran memungkinkan siswa
labih aktif dengan menanggapi demonstrasi saat pemaparan materi dengan
menampilkan animasi-animasi yang menarik. Hal ini dikarenakan tampilan
dari animasi flash macromedia yang penuh warna, gerak, serta penjabaran
yang jelas menyebabkan pembahasannya mudah dipahami siswa. Penerapan
media flash macromedia dalam pembelajaran diharapkan dapat menjadikan
proses belajar mengajar yang tidak monoton bagi siswa serta memberikan
kesempatan bagi guru agar bisa berinovasi memberikan media baru bagi
siswa.
28
Namun demikian, kelemahan dari penerapan media ini adalah
membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih dibandingkan dengan mengajar
secara konvensional, karena guru harus memiliki keterampilan
mengoperasikan aplikasi flash macromedia. Selain itu penerapan media ini
menuntut sekolah memiliki fasilitas yang dapat menunjang terlaksananya
pembelajaran dengan media flash macromedia, yaitu berupa seperangkat
komputer dan LCD proyektor.
10. Prestasi Belajar Siswa
Winkel (dalam Sunarto, 2009) mengemukakan bahwa prestasi belajar
merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka
prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang
setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan Gunarso (dalam
Sunarto) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang
dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik
yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti
proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang
relevan Gagne (dalam Rohani, 2004:42) menyederhanakan kemampuan
manusia sebagai hasil belajar, yaitu kemampuan intelektual, strategi kognitif,
informasi verbal, keterampilan motorik, sikap, dan nilai. Dalam hal ini,
prestasi belajar siswa merupakan pengukuran faktor kognitif siswa atau
pengetahuan yang dimiliki siswa.
29
B. Penelitian yang Relevan
Kajian yang relevan dengan penelitian ini adalah kajian tentang hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Mohammad Isa Fifta Usi dengan judul Studi
Komparasi Prestasi Belajar Matematika Antara Media Pembelajaran Flash
Macromedia dengan Metode Pemecahan Masalah (Suatu Penelitian Tentang
Materi Pokok Bangun Ruang Datar pada Siswa Kelas VIII Semester II SMPN 1
Balapulang Tahun Pelajaran 2009/2010). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang
diajar menggunakan media pembelajaran flash macromedia dengan siswa yang
diajar menggunakan metode pemecahan masalah dan mengetahui manakah yang
terbaik antara media pembelajaran flash macromedia dengan metode pemecahan
masalah, khususnya pada materi pokok kubus dan balok.
Setelah penelitian dilakukan, ditemukan adanya perbedaan terhadap prestasi
belajar matematika antara siswa yang diajar dengan menggunakan media
pembelajaran flash macromedia dengan siswa yang diajar dengan menggunakan
metode pemecahan masalah. Dilihat dari hasil belajar mana yang lebih tinggi,
ditemukan pula bahwa hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan
menggunakan media pembelajaran flash macromedia lebih tinggi dari pada siswa
yang diajar dengan menggunakan metode pemecahan masalah. Berdasarkan
kesimpulan dari penelitian tersebut, hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran
menggunakan media pembelajaran flash macromedia dengan metode pemecahan
masalah dalam proses pembelajaran perlu dipertimbangkan karena terbukti
bahwa pembelajaran mengunakan media pembelajaran flash macromedia dengan
30
metode pemecahan masalah mempunyai pengaruh positif terhadap hasil belajar
matematika siswa, khususnya media pembelajaran flash macromedia karena
tampilan yang menarik dan menuntut guru agar dapat berkarya lebih.
C. Kerangka Berpikir
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang diajarkan pada siswa SD.
Berbagai konsep dalam matematika harus dipelajari dan pahami oleh siswa. Objek
dalam matematika berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang
tersusun secara hierarki dari penalaran deduktif. Berbagai konsep abstrak tersebut
harus dipahami dengan baik oleh siswa ketika belajar matematika.
Siswa SD berusia antara 7-12 tahun. Di usia ini, perkembangan kognitif
anak SD masih berada pada masa berpikir konkret. Siswa belum bisa
mengkonstruksi konsep-konsep yang bersifat abstrak. Tentunya siswa akan
kesulitan memahami konsep-konsep yang bersifat abstrak. Pada akhirnya
matematika akan dianggap ‘sulit’ bagi siswa SD. Hal seperti ini merupakan
pemicu untuk siswa tidak mempelajari matematika dengan pemahaman baik.
Dalam tuntutan pembelajaran di SD, siswa SD harus tetap memahami
konsep-konsep abstrak dalam matematika. Maka, dibutuhkan pembelajaran yang
sesuai dengan perkembangan mental siswa SD, sehingga siswa dapat memahami
matematika dengan baik. Namun pada kenyataannya pembelajaran sekarang yang
sering diterapkan pada siswa SD adalah pembelajaran konvensional. Kenyataan
yang sering terjadi dalam pembelajaran konvensional adalah proses komunikasi
sering tidak berjalan dengan lancar karena mengalami suatu hambatan yang
31
berbentuk verbalisme, kurangnya inovasi penggunaan media, perhatian yang tidak
terpusat sehingga siswa kurang serius dalam pembelajaran dan tidak ada
tanggapan yang menyeluruh.
Melihat kebutuhan pembelajaran yang seharusnya diterapkan pada siswa
SD, sudah seharusnya tidak hanya pembelajaran konvensional saja yang
digunakan selama pelaksanaan pembelajaran, maka penelitian ini memberikaan
alternatif media berupa flash macromedia sebagai media pembelajaran
matematika. Media ini memiliki karakteristik yang menarik bagi siswa SD karena
memberikan tampilan berupa gambar-gambar bergerak yang penuh warna. Tujuan
dari penggunaan media ini adalah untuk menurunkan keabstrakan matematika
dengan menyederhanakan konsep matematika dan menjadikan pembelajaran
matematika lebih menarik bagi siswa SD.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat divisualisasikan dalam bentuk bagan
seperti berikut:
32
Gambar 2.6 Bagan Kerangka Berpikir
D. Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Ho : Rerata hasil belajar siswa dengan penggunaan flash macromedia
tidak lebih baik dari pada rerata hasil belajar yang pembelajaran
konvensional.
Ha : Rerata hasil belajar siswa dengan penggunaan flash macromedia
lebih baik dari pada rerata hasil belajar yang menggunakan
Pembelajaran matematika SD: 1. Memiliki konsep abstrak. 2. Harus diajarkan kepada
siswa SD. 3. Siswa SD berada pada masa
berfikir konkret.
Diajarkan secara konvensional: 1. proses komunikasi sering
tidak berjalan dengan lancar.
2. kurangnya inovasi penggunaan media.
Siswa kurang perhatian ketika belajar
Aktivitas dan prestasi belajar yang lebih baik
Media pembelajaran flash macromedia: 1. Menarik, menurunkan
keabstrakan matematika.
2. inovatif
Diajarkan dengan adanya inovasi media
pembelajaran
Harus diajarkan kepada siswa SD
Aktivitas dan prestasi belajar kurang maksimal Membandingkan
33
pembelajaran konvensional.
2. Ho : Aktivitas belajar siswa dengan penggunaan flash macromedia
tidak lebih baik dari pada aktivitas belajar yang menggunakan
pembelajaran konvensional.
Ha : Aktivitas belajar siswa dengan penggunaan flash macromedia
lebih baik dari pada aktivitas belajar siswa yang menggunakan
pembelajaran konvensional.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
penelitian eksperimen. Metode ini mengungkap hubungan antara dua
variabel/lebih atau mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya.
(Sudjana, 2009: 19). Dalam pelaksanaan penelitian eksperimen, peneliti dengan
sengaja dan secara sistematik mengadakan perlakuan variabel (manipulasi) dalam
peristiwa alamiah, kemudian mengamati konsekuensi perlakuan tersebut.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain statis dua
kelompok. Berikut merupakan desain statis dua kelompok.
Grup Variabel terikat Postest
E (Eksperimen)
C(Control)
X
-
Y
Y
Sudjana (2009: 37)
B. Variabel Penelitian
Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati
(Sugiono, 2003: 2). Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas adalah variabel penyebab atau yang diduga memberikan suatu
pengaruh atau efek terhadap peristiwa lain (Sudjana, 2009 : 12). Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah media pembelajaran flash macromedia pada
34
35
materi luas bangun datar. Flash macromedia terhadap materi bangun datar
merupakan variabel bebas yang dinyatakan dengan X.
2. Variabel terikat adalah variabel yang ditimbulkan atau efek dari variabel bebas
(Sudjana, 2009 : 12). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi
belajar dan aktivitas belajar matematika. Prestasi belajar merupakan variabel
terikat dan dinyatakan dengan Y1. Prestasi belajar matematika dinyatakan
dengan skor hasil tes prestasi belajar setelah perlakuan. Aktivitas belajar
matematika berperan sebagai variabel terikat kedua dan dinyatakan dengan
Y2. Aktivitas dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil
pengamatan aktivitas belajar matematika.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Pengertian populasi menurut Sugiyono (2003: 55) adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
kelas III MI IT Luqman Al-Hakim Slawi semester 2 tahun ajaran 2010/2011
terdiri dari 3 kelas yaitu kelas 3A yang terdiri dari 28 siswa, kelas 3B yang
terdiri dari 29 siswa dan kelas 3C yang terdiri dari 30 siswa. Jadi banyaknya
populasi dalam penelitian ini adalah 87 siswa.
36
2. Sampel
Pengertian sampel menurut Sugiyono (2003: 56) adalah sebagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian
ini sampel yang menjadi kelas kontrol adalah kelas 3B, sedangkan sampel
yang menjadi kelas eksperimen adalah kelas 3A.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Cluster
Random Sampling, yaitu sampel yang terdiri dari kelompok anggota yang
terhimpun pada gugus (Cluster) yang diambil secara acak. Sampel dalam
penelitian ini diambil dua kelas dengan cara diundi dari 3 kelas. Sampel
tersebut terdiri dari 1 kelas kontrol dan 1 kelas eksperimen.
D. Metode Analisis Instrumen
1. Validitas tes
Untuk mengetahui validitas item soal digunakan rumus korelasi product
moment dengan rumus :
��� � �∑����∑���∑��
���∑����∑������ ∑����∑����
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi XY
N : banyaknya subyek uji coba
∑X : jumlah skor item
∑Y : jumlah skor total
37
∑X² : jumlah kuadrat skor item
∑Y² : jumlah kuadrat skor total
∑XY : jumlah perkalian skor item dengan skor total
(Sugiono, 2003: 213)
Kemudian hasil rxy dikonsultasikan dengan harga r product moment,
dengan menetapkan taraf signifikasi 5%, jika rxy > rtabel, maka alat ukur
dikatakan valid.
Setelah pengujian soal, diperoleh beberapa butir soal yang valid. Uji coba
soal dilakukan sebanyak tiga kali. Analisis yang digunakan untuk mengolah
data ini menggunakan bantuan aplikasi SPSS 17.0.
Dalam uji coba soal pertama, terdiri dari 30 soal terbukti 7 soal valid, uji
coba soal kedua yang terdiri dari 14 soal terbukti 6 soal valid, dan pada uji
coba soal ketiga yang terdiri dari 16 soal, terbukti 10 soal valid.
2. Reliabilitas
Untuk mengetahui reliabilitas perangkat tes soal pilihan ganda,
digunakan rumus KR-21 sebagai berikut :
��� � ��
� � 1��1 ������ ���
�. �� �
Keterangan :
r11 : koefisien reliabilitas tes internal seluruh item
k : banyaknya item
s : standar deviasi
�� : mean (rerata total skor)
(Riduwan, 2008 : 109)
38
Besar ��� dikonsultasikan dengan harga kritik product moment dengan
menggunakan taraf signifikansi (α) = 5%. Jika ��� > ������, maka perangkat tes
dikatakan reliabel.
Instrumen yang dianalisis dalam penelitian ini berupa soal tes objektif.
Analisis yang digunakan dalam pengujian reliabillitas soal menggunakan
aplikasi SPSS 17. Berdasarkan hasil analisis, dari seluruh hasil uji coba tes
diperoleh semua soal yang valid sudah termasuk kategori reliabel. Pada uji
coba pertama, nilai Cronbach’s Alpha = 0,718. Jika dibandingkan dengan nilai
alpha (α) = 5%, maka 0,718 > 0,05. Pada uji coba soal kedua, nilai Cronbach’s
Alpha = 0,609. Jika dibandingkan dengan nilai alpha (α) = 5%, maka 0,609 >
0,05. Pada uji coba soal ketiga, nilai Cronbach’s Alpha = 0.725. Jika
dibandingkan dengan nilai alpha (α) = 5%, maka 0,725 > 0,05. Dengan
demikian, semua analisis membuktikan bahwa soal tersebut reliabel. Hasil
analisis dapat dilihat pada lampiran.
3. Taraf Kesukaran
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal pilihan ganda digunakan
rumus:
� ����
Keterangan :
P : tingkat kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
Js : jumlah seluruh siswa peserta tes
(Arikunto, 2009 : 208)
39
Indeks kesukaran dalam soal tes, diklasifikasikan sebagai berikut:
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah
(Arikunto, 2009: 210)
Dari hasil perhitungan tentang tingkat kesukaran soal, pada hasil uji coba
pertama, diperoleh soal nomor 5, 9, 10, dan 30 termasuk kategori mudah, soal
nomor 10, 11, dan 21 termasuk kategori sedang dan tidak ada soal yang
termasuk kategori sukar. Untuk hasil uji coba soal kedua diperoleh soal nomor
9, 10, 11, dan 12 termasuk kategori mudah, tidak ada soal yang termasuk
kategori sedang, sedangkan soal nomor 3 dan 14, termasuk kategori sukar.
Untuk hasil uji coba soal ketiga diperoleh soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 11, dan 13,
termasuk kategori mudah, soal nomor 6, 7, dan 8, termasuk kategori sedang,
dan tidak ada soal yang termasuk kategori sukar.
4. Daya Pembeda Butir Soal
Untuk menghitung daya pembeda butir soal pilihan ganda dapat
digunakan rumus :
� ���
�� �
��
��� �� � ��
Keterangan :
J : daya pembeda soal
JA : banyaknya peserta kelompok atas
JB : banyaknya peserta kelompok bawah
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
40
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar
PA= ����
: proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = ����
: proporsi kelompok bawah yang menjawab dengan benar
(Arikunto, 2009: 213-214)
Klasifikasi daya pembeda butir soal adalah sebagai berikut:
D = 0,00 – 0,20 = jelek (poor)
D = 0,21 – 0,40 = cukup (satisfactory)
D = 0,41 – 0,70 = baik (good)
D = 0,71 – 1,00 = baik sekali (exellent)
D = negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai
D negatif sebaiknya dibuang saja.
(Arikunto, 2009: 218)
Dari hasil perhitungan daya pembeda soal tes pada uji coba pertama
diperoleh 2 soal jelek yaitu nomor 5 dan 30. Terdapat 1 soal cukup yaitu nomor
9, serta 4 soal baik, yaitu nomor 10, 11, 20, 21. Untuk uji coba soal kedua
diperoleh 4 soal jelek yaitu nomor 9, 10, 11, dan 12. Terdapat 2 soal cukup
yaitu nomor 3 dan 14, serta tidak ada soal yang baik. Untuk uji coba soal ketiga
diperoleh 2 soal jelek yaitu nomor 1 dan 2. Terdapat 4 soal cukup yaitu nomor
3, 4, 11, dan 13, serta 4 soal baik, yaitu nomor 5, 6, 7, dan 8.
E. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam
pelaksanaan penelitian ini, yaitu:
41
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan
tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk buku-buku tentang pendapat, teori,
dalil/hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Dalam hal ini, dokumentasi yang digunakan adalah daftar nama siswa dan data
kemampuan awal siswa SD yang menjadi objek penelitian.
2. Metode Tes
Tes dalam hal ini adalah sebagai alat pengungkap data secara sistematis
untuk memperoleh data atau keterangan yang diinginkan tentang seseorang
dengan cara yang cepat dan tepat. Dalam penelitian ini tes berfungsi untuk
menguji prestasi belajar matematika materi luas bangun datar dari kedua
kelompok setelah masing-masing memperoleh perlakuan. Bentuk tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah adalah tes objektif dengan jumlah soal 15
dengan empat alternatif jawaban, masing-masing soal mempunyai poin 1 jika
jawaban benar, sehingga maksimal poin yang didapat adalah 15 jika semua
jawaban benar dengan waktu pengerjaan selama 60 menit.
3. Metode Observasi
Observasi ini dilakukan untuk mengungkap proses atau kejadian yang ada
dalam lingkungan pembelajaran di kelas. Observasi ini dibutuhkan agar dapat
memahami proses terjadinya pembelajaran di kelas. Observasi yang akan
dilakukan adalah observasi terhadap aktivitas anggota sampel selama proses
pembelajaran berlangsung.
42
Instrumen yang digunakan dalam metode observasi yaitu menggunakan
lembar observasi dengan indikator-indikator yang disusun dengan mengacu pada
macam-macam keaktifan belajar. Jumlah aspek keaktifan yang digunakan untuk
mengukur keaktifan siswa selama pembelajaran adalah sebanyak lima butir aspek.
Aspek dalam lembar observasi meliputi keaktifan siswa dalam menanggapi
demonstrasi, keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru, keberanian siswa
dalam menanggapi hasil kerjanya, ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan guru, dan kerja sama siswa pada saat kerja kelompok.
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji
Lilliefors. Uji Liliefors dilakukan untuk menguji hipotesis nol yang
menyatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
melawan hipotesis tandingan bahwa distribusi tidak normal.
Untuk pengujian hipotesis nol tersebut, dapat ditempuh dengan
prosedur sebagai berikut:
a. Pengamatan ��, ��, …., �� dijadikan bilangan baku ��, ��, …., ��
dengan menggunakan rumus �� = �� � ���
(�� dan s masing-masing merupakan
rata-rata dan simpangan baku sampel).
b. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung peluang F(��)=P(z≤��).
43
c. Selanjunya dihitung proporsi ��, ��, …., �� yang lebih kecil atau sama
dengan ��. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(��), maka S(��) =
��������� ��, ��,… ,�� ���� � �� �
d. hitung selisih F(��) – S(��) kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut.
f. Sebutlah harga terbesar ini Lo.
Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, kita bandingkan Lo ini
dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk taraf nyata α
yang dipilih. Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi
berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L
dari daftar. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas merupakan uji prasyarat analisis sebelum pelaksanaan
uji hipotesis. Untuk mengetahui jenis uji yang akan digunakan pada saat uji
hipotesis, maka terlebih dahulu harus diketahui apakah sampel yang akan
digunakan homogen atau tidak. Data yang digunakan untuk uji homogenitas
adalah nilai ujian tengah semester 2 kelas III. Pengujian ini bertujuan untuk
menguji kesamaan k buah (k 2) varians populasi yang berdistribusi normal.
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Bartlet dengan statistik
chi kuadrat. Untuk memudahkan perhitungan pengujian Bartlett, ada
beberapa faktor yang diperlukan dalam pengujian disusun dalam sebuah
daftar seperti tercantum pada tabel 3.1.
44
Tabel 3.1. Tabel Persiapan Uji Homogenitas
Sampel Dk 1/dk Si² Log Si² (dk) Log Si²
1
2
3
K
n1 – 1
n2 – 1
n3 – 1
nk – 1
1/(n1 – 1 )
1/(n2 – 1)
1/(n3 – 1)
1/(nk – 1)
S1²
S2²
S3²
Sk²
Log S1²
Log S2²
Log S3²
Log Sk²
(n1 – 1 ) Log S1²
(n2 – 1) Log S2²
(n3 – 1) Log S3²
(nk – 1) Log Sk²
Jumlah - - - - -
Langkah-langkah yang digunakan untuk melakukan perhitungan
Bartlett antara lain :
a. Menghitung varians gabungan dari semua sampel, dapat dihitung
dengan rumus:
s² = (∑(�� – 1) ��² / ∑(�� – 1))
b. Menghitung harga B dengan rumus:
B = (log s²) ∑ (�� – 1)
c. Menggunakan statistik chi kuadrat. Rumus yang digunakan adalah:
χ² = (ln 10) {B - ∑(�� – 1) log ��²
Keterangan:
Si² : variansi masing-masing kelompok
B : koefisien Bartlett
�� : jumlah sampel
45
Kriteria pengujian hipotesis Ho ditolak jika χ²hitung ≥ χ²(1-α)(k-1) dimana
χ²(1-α)(k-1) didapat dari daftar distribusi Chi Kuadrat dengan peluang. .
(1-α) dan dk = (k-1). (Sudjana, 1992: 263)
3. Uji Hipotesis
Untuk lebih meyakinkan bahwa perbedaan aktivitas dan prestasi
belajar matematika pada penelitian ini dikarenakan oleh perlakuan yang
diberikan, maka sebelum eksperimen berlangsung terlebih dahulu dilakukan
uji kesetaraan antar kelompok. Hasil uji ini akan menunjukkan setara
tidaknya kelompok-kelompok yang terlibat dalam eksperimen sebelum
perlakuan diberikan. Uji yang digunakan untuk mengetahui kesamaan rata-
rata, dapat digunakan rumus uji-t jika sampel berdistribusi normal, tetapi
pengujian dilakukan menggunakan uji Mann Whitney U jika sampel
berdistribusi tidak normal.
a. Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis Menggunakan Uji-t)
Analisis data setelah eksperimen yaitu untuk menguji prestasi belajar
matematika materi bangun datar dari kedua kelompok setelah masing-masing
memperoleh perlakuan. Persyaratan yang harus dipenuhi pada analisis data
ini menggunakan uji-t yang menunjukan adanya perbedaan prestasi antara
kedua kelompok yang akan diperbandingkan.
Adapun rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah :
�� � � � � �
��∑� ��∑��� � �� ����� �
� �� �
� ��
46
Keterangan :
Mx: Nilai rata - rata kelompok eksperimen
My: Nilai rata - rata kelompok kontrol
Nx: Jumlah subyek kelompok eksperimen
Ny: Jumlah subyek kelompok kontrol
X : Jumlah nilai kelompok eksperimen
Y : Jumlah nilai kelompok kontrol
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji pihak
kanan. Dalam uji pihak ini berlaku ketentuan bahwa, bula harga thitung lebih
besar atau sama dengan (≥) harga ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
(Sugiono, 2003: 100)
b. Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis Menggunakan Uji Mann Whitney
U)
Terdapat dua rumus yang digunakan untuk pengujian. Kedua rumus
tersebut digunakan dalam perhitungan karena akan diperlukan untuk
mengetahui harga U mana yang lebih kecil. Harga U yang lebih kecil tersebut
yang digunakan untuk pengujian dan dibandingkan dengan U tabel. Kedua
rumus tersebut adalah sebagai berikut:
Rumus 1 : U1 = n1 n2 + ������ ��
�� R1
Rumus 2 : U2 = n1 n2 + ������ ��
�� R2
Dimana :
n1 = jumlah sampel 1
n2 = jumlah sampel 2
47
U1 = jumlah peringkat 1
U2 = jumlah peringkat 2
R1 = jumlah rangking pada sampel n1
R1 = jumlah rangking pada sampel n2
Dalam membuat keputusan statistik, kriterianya adalah tolak Ho jika test
statistik U ≤ nilai kritis (Uhitung ≤ Utabel). (Sugiyono, 2003:148)
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
a. Data Pra-eksperimen
Data pra-eksperimen digunakan untuk menganalisis data sebelum
pelaksanaan penelitian. Ada dua jenis data yang dikumpulkan sebelum
pelaksanaan eksperimen, yaitu data hasil prestasi belajar yang diperoleh
dari nilai UTS (Ujian Tengah Semester) dan data aktivitas awal siswa.
1) Data Nilai UTS
Data ini diperoleh dari nilai UTS mata pelajaran matematika siswa
kelompok eksperimen dan kontrol. Selanjutnya data ini di analisis dengan
tujuan untuk mengetahui kedua sampel memiliki kemampuan awal yang
sama. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas,
uji homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata (uji-t).
Berikut merupakan data nilai UTS siswa kelas 3 dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi.
48
49
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Nilai UTS Kelompok Eksperimen
No kelas Kelas Interval Frekuensi 1 40 – 49 0 2 50 – 59 1 3 60 – 69 1 4 70 – 79 8 5 80 – 89 7 6 90 – 100 11
Jumlah 28
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Nilai UTS Kelompok Kontrol
No kelas Kelas Interval Frekuensi 1 40 – 49 1 2 50 – 59 0 3 60 – 69 3 4 70 – 79 12 5 80 – 89 7 6 90 – 100 6
Jumlah 29
Tabel 4.1 dan 4.2 merupakan tabel distribusi frekuensi nilai UTS kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan nilai yang diperoleh, kemudian
nilai yang terdaftar disajikan dalam bentuk data seperti pada tabel 4.3 dan grafik
rata-rata seperti pada gambar 4.1.
Tabel 4.3
Data Nilai UTS Kelomok Eksperimen dan Kontrol
Kelas Skor tertinggi
Skor terendah
Rata-rata Varians (S²)
Eksperimen 100 59 84,14 10,70 Kontrol 98 45 79,34 11,75
50
Gambar 4.1 Grafik Rata-rata Nilai UTS Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Data nlai UTS kelompok eksperimen dan kontrol tercantum pada
tabel 4.2. Berdasarkan tabel, dapat dinyatakan bahwa skor tertinggi
kelompok eksperimen=100, skor terendah=59. Rata-rata nilai di kelompok
eksperimen ( )=84,14 dan varian (S²)=10. Data nilai UTS di kelompok
kontrol diantaranya adalah skor tertinggi=98, skor terendah=45, rata-rata
( )=79,34 dan varian (S²)=11,75.
2) Data Hasil Aktivitas Awal Siswa
Data hasil aktivitas awal siswa diperoleh dengan cara mengamati
pembelajaran sebelum perlakuan. Berikut merupakan data hasil aktivitas
awal siswa.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Eksperimen Kontrol
Rata-rata
51
Tabel 4.4
Data Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Pra-Eksperimen
No Indikator Presentase 1. Keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru. 49,11 2. Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil
kerjanya. 42,86
3. Ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
75,89
4. Kerjasama siswa pada saat kerja kelompok 51,79 Jumlah aktivitas siswa 219,65 Rata-rata aktivitas siswa kelompok eksperimen sebelum perlakuan
54,91
Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh data keaktifan siswa selama
mengikuti pembelajaran matematika sebelum menggunakan media
pembelajaran flash macromedia. Data keaktifan dinyatakan dalam
presentase yang meliputi keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru
sebesar 49,11%, keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya
sebesar 42,86%, ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru sebesar 75,89%, dan kerjasama siswa pada saat kerja
kelompok sebesar 51,799%. Dengan demikian, rata-rata keaktifan siswa
sebelum perlakuan mencapai 54,91%.
b. Data Post-test
Data dari penelitian ini berupa data hasil uji kompetensi siswa kelas
3 di MI IT Luqman Al-Hakim Slawi pada materi luas bangun datar dan
data hasil observasi mengenai aktivitas siswa. Data hasil uji kompetensi
akan digunakan untuk mengolah data secara kuantitatif untuk pengujian
52
hipotesis mengenai prestasi siswa, sedangkan data hasil observasi akan
digunakan untuk pengujian hipotesis mengenai aktivitas siswa.
Data diperoleh setelah kelompok eksperimen dan kontrol
mendapatkan perlakuan. Berikut merupakan data postest siswa kelas 3
pada kelompok eksperimen dan kontrol.
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Data Postes Kelompok Eksperimen
No kelas Kelas Interval Frekuensi 1 20 – 29 0 2 30 – 39 1 3 40 – 49 2 4 50 – 59 2 5 60 – 69 2 6 70 – 79 0 7 80 – 89 14 8 90 – 100 7
Jumlah 28
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Data Postes Kelompok Eksperimen
No kelas Kelas Interval Frekuensi 1 20 – 29 2 2 30 – 39 1 3 40 – 49 6 4 50 – 59 3 5 60 – 69 9 6 70 – 79 2 7 80 – 89 5 8 90 – 100 1
Jumlah 29
53
Tabel 4.5 dan 4.6 merupakan tabel daftar nilai hasil postest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan daftar nilai
yang diperoleh, kemudian nilai yang terdaftar disajikan dalam bentuk data
berdasarkan pada distribusi frekuensi setiap kelompok baik kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol seperti pada tabel 4.7 dan grafik
rata-rata seperti pada gambar 4.2.
Tabel 4.7
Data Hasil Postes
Kelas Skor tertinggi
Skor terendah
Rata-rata Varians (S²)
Eksperimen 100 33 78,11 17,78 Kontrol 93 20 59,83 18,58
Gambar 4.2 Gambar Grafik Rata-rata Hasil Posttest Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Eksperimen Kontrol
Rata-rata
54
Data nilai posttest kelompok eksperimen dan kontrol tercantum
pada tabel 4.7. Berdasarkan tabel, dapat disebutkan bahwa skor tertinggi
kelompok eksperimen = 100, skor terendah = 33. Rata-rata nilai di
kolompok eksperimen (�) = 79,11 dan varian (S²) = 17,78. Data nilai UTS
di kelompok kontrol diantaranya adalah skor tertinggi = 93 dan skor
terendah=20. Rata-rata (�) = 59,83 dan varian (S²) = 18,58.
c. Data Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
Selain meneliti tentang prestasi belajar, penelitian ini juga meneliti
tentang aktivitas siswa selama pembelajaran sebelum dan sesudah
perlakuan dalam penelitian. Aktivitas yang diamati meliputi keaktifan
siswa dalam menanggapi demonstrasi, keaktifan siswa dalam bertanya,
keberanian siswa mepresentasikan hasil kerjanya, keberanian siswa dalam
memberikan tanggapan atau pendapat, ketekunan siswa dalam
menyelesaikan tugas, dan kerjasama siswa dalam kelompok
Berikut merupakan data hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa:
55
Tabel 4.8
Data Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Setelah Perlakuan
No Indikator Persentase Pertemuan ke 1 2 3 4
1. Keaktifan siswa dalam menanggapi demonstrasi
70,54 84,62 75 85,19
2. Keberanian siswa dalam bertanya kepada guru.
54,46 69,23 75 82,41
3. Keberanian siswa dalam memperesentasikan hasil kerjanya.
68,75 75,96 72,22 78,70
4. Ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
89,29 83,65 81,84 100
5. Kerjasama siswa dalam bekerja kelompok.
60,71 77,89 75 96,30
Jumlah aktivitas siswa 343,75 391,35 379,06 442,6 Rata-rata aktivitas siswa 68,75 78,27 75,74 88,52 Rata-rata aktivitas siswa kelompok eksperimen setelah perlakuan
77,82
Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh data keaktifan siswa selama
mengikuti pembelajaran matematika setelah diberikan pembelajaran
menggunakan media pembelajaran flash macromedia. Data keaktifan
siswa diperoleh dari aktivitas belajar sebanyak empat kali pertemuan. Pada
pertemuan pertama, rata-rata aktivitas siswa mencapai 68,75%, pertemuan
kedua mencapai 78,27%, pertemuan ketiga mencapai 75,74%, dan
pertemuan keempat mencapai 88,52. Rata-rata aktivitas siswa secara
keseluruhan sebesar 77,82%.
56
2. Analisis Data Hasil Penelitian
1. Data Pra-eksperimen
Ada beberapa analisis untuk data pra-eksperimen, diantaranya analisis
uji normalitas, analisis uji homogenitas, dan analisis uji kesamaan rata-rata.
Berikut merupakan hasil analisis data pra-eksperimen.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas pada sampel digunakan untuk mengatahui kondisi data
apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data perlu diketahui karena
menjadi syarat untuk menggunakan hipotesis statistik parametrik atau
statistik non parametrik. Berikut merupakan hasil analisis uji normalitas
data pra-eksperimen.
a) Hipotesis
Ho = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Ha = sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi
normal.
b) Taraf signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah
α=0,05.
c) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji kenormalan skor prestasi
belajar pra-eksperimen adalah menggunakan menggunakan metode
Liliefors atau Kolmogorof-Smirnov dengan bantuan aplikasi SPSS 17.0.
57
d) Kriteria Keputusan
Dalam membuat keputusan statistik, kriterianya adalah:
Ho tidak ditolak jika Significance Kolmogorof-Smirnov < α = 0,05.
Ho ditolak jika Significance Kolmogorof-Smirnov > α = 0,05.
e) Hitungan
Tabel 4.9
Tabel Hasil Analisis Uji Normalitas Data Pra-eksperimen
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
x1 .126 28 .200* .947 28 .164 x2 .138 28 .182 .962 28 .389 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
f) Kesimpulan dan Penafsiran
Berdasarkan perhitungan ternyata Significance Kolmogorof-Smirnov
pada x1 = 0,200 dan x2 = 0,182. Nilai ini > α = 0,05, maka Ho ditolak.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan taraf signifikansi 5%
telah teruji bahwa sampel berasal dari popolasi yang berdistribusi normal.
2) Analisis Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui bahwa kedua kelas
tersebut berada pada populasi yang sama atau homogen. Sehingga penelitian
dapat dilakukan pada kedua kelas tersebut. Berikut merupakan hasil analisis
uji homogenitas data pra-eksperimen:
58
1) Hipotesis
Ho = σ�� = σ�
�
Ha = σ�� ≠ σ�
�
2) Taraf signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah
α=0,05.
3) Statistik Uji
Uji statistik homogenitas variansi dilakukan dengan uji homogenitas
Levene menggunakan program aplikasi SPSS 17.0.
4) Kriteria Keputusan
Dalam membuat keputusan statistik, kriterianya adalah:
a) Ho tidak ditolak jika Significance Levene's Test for Equality of
Variances < α = 0,05.
b) Ho ditolak jika Significance Levene's Test for Equality of Variances
> α = 0,05.
5) Hitungan
Berikut merupakan hitungan statistik uji homogenitas dengan
menggunakan aplikasi SPSS 17.0.
59
Tabel 4.10
Tabel Hasil Analisis Uji Homogenitas Data Pra-eksperimen
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances
F Sig.
Nilai Equal variances
assumed
.007 .936
Equal variances not
assumed
6) Kesimpulan dan Penafsiran
Berdasarkan perhitungan ternyata Significance Levene's Test for
Equality of Variances = 0.936 > α = 0,05, maka Ho ditolak. Dapat
disimpulkan bahwa dengan taraf signifikansi 5% telah teruji bahwa variansi
antar kelompok bersifat homogen.
3) Analisis Kesamaan Rata-rata
Analisis pengujian rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah
kedua sampel memiliki kemampuan awal yang sama. Analisis pengujian
dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS 17.0. berikut merupakan
hasil analisis dengan menggunakan aplikasi SPSS 17.0.
1) Hipotesis
Ho = μ� = μ�
Ha = μ� ≠ μ�
60
2) Taraf signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah
α=0,05.
3) Statistik Uji
Uji statistik kesamaan rata-rata dilakukan dengan uji-t program
aplikasi SPSS 17.0.
4) Kriteria Keputusan
Dalam membuat keputusan statistik, kriterianya adalah:
a) Ho tidak ditolak jika p > 0,05
b) Ho ditolak jika p < 0,05
5) Hitungan
Tabel 4.11
Tabel Hasil Analisis Uji-t Data Pra-eksperimen
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval
of the Difference
F Sig. T Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
Nilai Equal
variances
assumed
.007 .936 1.610 55 .113 4.798 2.980 -1.173 10.769
Equal
variances
not
assumed
1.613 54.822 .112 4.798 2.975 -1.164 10.760
61
6) Kesimpulan dan Penafsiran
Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.9, diperoleh bahwa nilai
signifikansi uji-t = 0,113 yang > nilai α = 5%. Dengan demikian, Ho tidak
ditolak. Hal ini menandakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
antara kedua sampel, artinya kedua sampel memiliki kemampuan awal yang
sama.
2. Data Postes
1) Hasil Analisis Uji Normalitas
Uji normalitas pada sampel digunakan untuk mengatahui kondisi
data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data perlu
diketahui karena menjadi syarat untuk menggunakan hipotesis statistik
parametrik atau statistik non parametrik. Berikut merupakan analisis uji
normalitas data postes:
1) Hipotesis
Ho = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Ha = sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi
normal.
2) Taraf signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah
α=0,05.
3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji kenormalan skor
prestasi belajar pra-eksperimen adalah menggunakan menggunakan
62
metode Liliefors atau Kolmogorof-Smirnov dengan bantuan aplikasi
SPSS 17.0.
4) Kriteria Keputusan
Dalam membuat keputusan statistik, kriterianya adalah:
a) Ho tidak ditolak jika Significance Kolmogorof-Smirnov < α =
0,05
b) Ho ditolak jika Significance Kolmogorof-Smirnov > α = 0,05
5) Hitungan
Tabel 4.12
Hasil Analisis Uji Normalitas Data Postes
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
x1 .292 28 .000 .852 28 .001
x2 .100 28 .200* .974 28 .680
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
6) Kesimpulan dan Penafsiran
Berdasarkan perhitungan ternyata Significance Kolmogorof-
Smirnov pada x1 = 0,000, nilai ini < α = 0,05, dan x2 = 0,182, nilai ini >
α = 0,05. Dengan demikian, maka Ho tidak ditolak. Hal ini
menandakan bahwa sampel pada kelompok eksperimen tidak
berdistribusi normal, dan sampel pada kelompk kontrol berdistribusi
63
normal. Dengan demikian, perhitungan selanjutnya menggunakan
statistik non parametrik.
2) Hasil Analisis Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan
untuk menerima atau menolak hipotesis yang diajukan. Ada dua data
yang dianalisis untuk menguhi hipotesis yang diajukan, yaitu data
mengenai prestasi belajar siswa dan aktivitas belajar siswa. Analisis
yang digunakan untuk menguji hipotesis mengenai prestasi belajar
siswa yaitu menggunakan uji Mann Whitney U. Perhitungan dilakukan
dengan menggunakan aplikasi SPSS 17.0. Sedangkan uji hipotesis
mengenai aktivitas siswa dilakukan dengan cara membandingkan
aktivitas yang dilakukan siswa sebelum dan sesudah perlakuan dalam
penelitian. Berikut merupakan hasil analisis uji hipotesis:
a) Hasil Uji Hipotesis Prestasi Belajar
1) Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah:
Ho = μ� = μ�
Ha = μ� ≠ μ�
2) Taraf signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini
adalah α=0,05.
64
3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis mengenai
prestasi belajar siswa yaitu menggunakan uji Mann Whitney U.
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 17.0.
4) Kriteria Keputusan
Dalam membuat keputusan statistik, kriterianya adalah:
a) Ho tidak ditolak jika (-Ztabel) ≤ Zhitung ≤ Ztabel
-1,96 ≤ Zhitung ≤ 1,96
b) Ho ditolak jika Zhitung ≤ (-Ztabel) atau Zhitung > Ztabel
Zhitung ≤ (-1,96) atau Zhitung > 1,96
5) Hitungan
Tabel dibawah ini merupakan tabel hasil analisis uji Mann
Whitney U menggunakan aplikasi SPSS 17.0:
Tabel 4.13
Tabel hasil analisis uji Mann Whitney U
Test Statisticsa
Hasil belajar
Mann-Whitney U 189.000 Wilcoxon W 624.000 Z -3.487 Asymp. Sig. (2-tailed) .000 a. Grouping Variable: Kelompok
6) Kesimpulan dan Penafsiran
Ternyata Zhitung = -3,48 < Ztabel = -1,96, maka Ho ditolak.
Dapat disimpulkan bahwa dengan taraf signifikansi 5% terdapat
perbedaan hasil belajar antara siswa yang memperoleh pembelajaran
65
dengan menggunakan media pembelajaran flash macromedia pada
materi luas bangunn datar dengan siswa yang memperoleh
pembelajaran konvensional.
b) Hasil Uji Hipotesis Aktivitas Belajar Siswa
Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan presentase terhadap
hasil pengamatan aktivitas belajar siswa sebelum perlakuan sebesar
54,91% dan setelah perlakuan dalam penelitian presentase terhadap
hasil pengamatan aktivitas belajar siswa berubah menjadi 77,82%. Hal
itu berarti bahwa aktivitas belajar siswa yang setelah menggunakan
media pembelajaran flash macromedia lebih baik dari aktivitas belajar
siswa sebelum menggunakan media pembelajaran flash macromedia
atau pada saat pembelajaran dengan metode konvensional.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya kecenderungan yang
lebih baik dari aktivitas dan prestasi belajar siswa antara kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol pada pembelajaran matematika kelas tiga materi luas
bangun datar di MIIT Luqman Al-Hakim Slawi. Dalam pelaksanaan penelitian,
proses pembelajaran dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Perbedaan dari treatment (perlakuan) yang diberikan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol terletak pada diberikannya media pembelajaran
flash macromedia dan tidak diberikannya media pembelajaran flash macromedia
66
dalam pembelajaran materi luas bangun datar. Adapun hal-hal yang diteliti dalam
penelitian ini yaitu mengenai aktivitas belajar siswa dan prestasi belajar siswa.
Dalam menguji prestasi belajar siswa, bentuk instrumen yang digunakan
berupa soal tes prestasi belajar. Sebelum penggunaan, instrumen ini terlebih
dahulu soal diuji dengan analisis butir soal. Beberapa uji statistik yang digunakan
yaitu uji validitas, reliabilitas, daya beda butir soal, dan tingkat kesukaran soal.
Soal yang memenuhi kriteria tersebut, dapat digunakan sebagai alat pengumpul
data. Setelah pengujian analisis butir soal, diperoleh 15 soal memenuhi kriteria
sebagai instrumen yang valid dan reliabel. Maka instrumen yang digunakan
sebagai alat pengumpul data prestasi belajar siswa adalah menggunakan soal
dengan jumlah butir soal sebanyak 15 butir soal.
Hipotesis yang digunakan yaitu hipotesis uji satu pihak (kanan). Pada
pelaksanaan uji hipotesis mengenai prestasi belajar siswa, proses analisis statistik
yang digunakan adalah menggunakan analisis uji hipotesis dua pihak. Hal ini
dilakukan karena melihat keadaan sampel yang tidak berdistribusi normal dan
besarnya jumlah sampel yang mengakibatkan hasil dari perhitungan menunjukan
angka positif dan negatif. Sampel yang berasal dari populasi yang tidak
berdistribusi normal menyebabkan perhitungan statistik yang dipilih
menggunakan statistik non parametrik. Uji statistik yang digunakan yaitu
menggunakan uji Mann Whitney U. Ketentuan dalam uji Mann Whitney U adalah
jika sampel berjumlah lebih dari 20, maka perhitungan dilakukan dengan
menggunakan pendekatan kenormalan. Kasus ini menyebabkan hitungan statistik
yang digunakan diawali dengan uji hiptesis dua pihak yaitu mencari nilai Z.
67
Uji dua pihak dari data prestasi belajar siswa dilakukan untuk mengetahui
adanya perbedaan prestasi belajar antara kedua kelompok (eksperimen dan
kontrol). Selanjutnya dilakukan perbandingan kedua rata-rata prestasi belajar,
yaitu antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbandingan nilai rata-
rata ini dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar yang lebih tinggi antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil perhitungan uji dua pihak antara kelas eksperimen dengan
kelas kontrol menggunakan aplikasi SPSS 17.0 diperoleh nilai Z = -3,48. Nilai
alpa yang digunakan adalah 0.05, maka nilai -Ztabel = -1,96. Dengan kata lain -
3,48 < -1,96. Hal ini menunjukan bahwa Ho ditolak yang artinya bahwa ada
perbedaan prestasi belajar siswa antara pembelajaran yang menggunakan flash
macromedia dengan prestasi belajar siswa yang menggunakan pembelajaran
konvensional. Selanjutnya jika diamati dari rerata hasil belajar siswa, maka
diperoleh rerata prestasi belajar kelompok eksperimen sebesar 78,11 dan rerata
hasil belajar kelompok kontrol sebesar 58,93. Hal ini menunjukkan bahwa rerata
prestasi belajar yang diperoleh dari kelompok eksperimen ada kecenderungan
lebih tinggi dari pada rerata prestasi belajar kelompok kontrol.
Selain hasil belajar, penelitian ini juga mengamati tentang aktivitas belajar
siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas siswa yaitu
menggunakan lembar observasi dengan aspek pengamatan yang mengacu pada
indikator keaktifan belajar. Adapun indikator keaktifan belajar yang digunakan
meliputi keaktifan siswa dalam menanggapi demonstrasi, keaktifan siswa dalam
bertanya, ketekunan siswa dalam mengerjakan tugas, keaktifan siswa dalam
68
bekerja dengan kelompoknya, dan keaktifan siswa dalam mempresentasikan hasil
kerjanya. Perhitungan yang digunakan dalam menghitung keaktifan siswa yaitu
dengan cara menghitung presentase keaktifan siswa sebelum penelitian dan
setelah penelitian. Dengan membandingkan rata-rata presentase keaktifan,
diperoleh rata-rata presentase keaktifan sebelum adanya perlakuan pembelajaran
dengan menggunakan flash macromedia sebesar 54,91%. Rata-rata presentase ini
lebih kecil dari pada rata-rata presentase keaktifan setalah perlakuan pembelajaran
menggunakan flash macromedia yaitu sebesar 77,82%. Keaktifan siswa sebelum
adanya perlakuan merupakan keadaan siswa ketika mendapatkan pembelajaran
dengan menggunakan metode konvensional yang biasa dilakukan oleh guru kelas.
Dengan demikian, maka aktivitas siswa antara yang menggunakan media flash
macromedia lebih baik dari pada aktivitas siswa yang menggunakan metode
konvensional.
Jika mengamati hasil dari penelitian eksperimen ini, terlihat hasil aktivitas
belajar siswa yang menggunakan flash macromedia dalam pembelajaran materi
luas bangun datar lebih baik dari pada aktivitas belajar siswa pada saat
menggunakan metode konvensional. Dalam penelitian ini juga ditemukan rerata
prestasi belajar siswa yang mennguakan flash macromedia ada kecenderungan
lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang mennguanakan metode
konvensional. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
menggunakan flash macromedia lebih baik dari pada pembalajaran konvensional
untuk mata pelajaran matematika kelas 3 di MI IT Luqman Al-Hakim Slawi pada
materi luas bangun datar. Implikasinya, flash macromedia dapat digunakan
69
sebagai media pembelajaran matematika siswa kelas 3 di MI IT Luqman Al-
Hakim Slawi pada materi luas bangun datar.
70
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil simpulan
sebagai berikut:
1. Terdapat aktivitas belajar siswa yang lebih baik dalam pembelajaran
menggunakan flash macromedia dari pada aktivitas belajar siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran matematika
materi luas bangun datar siswa kelas 3 di MI IT Luqman Al-Hakim Slawi.
Presentase nilai keaktifan sebelum adanya perlakuan sebesar 54,91% lebih
kecil dari pada rata-rata presentase keaktifan setalah perlakuan pembelajaran
menggunakan flash macromedia yaitu sebesar 77,82%.
2. Hasil uji perbedaan prestasi belajar antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol menggunakan uji U Mann Whitney, diperoleh Zhitung =-3,48
< Ztabel = -1,96, maka Ho ditolak, maka dengan taraf signifikansi 5% terdapat
perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memperoleh pembelajaran
dengan menggunakan media pembelajaran flash macromedia pada materi luas
bangunn datar dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.
3. Berdasarkan rerata hasil belajar siswa, maka diperoleh rerata prestasi belajar
kelompok eksperimen sebesar 78,11 dan rerata hasil belajar kelompok kontrol
sebesar 58,93. Hal ini menunjukkan bahwa rerata prestasi belajar pada
70
71
kelompok yang memperoleh pembelajaran dengan media flash macromedia
ada kecenderungan lebih tinggi dari pada rerata prestasi belajar kelompok
yang menggunakan pembelajaran konvensional.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan:
1. Guru di MI IT Luqman Al-Hakim Slawi hendaknya menggunakan media,
model dan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga dapat
meningkatkan semangat belajar siswa.
2. Guru di MI IT Luqman Al-Hakim Slawi perlu mempertimbangkan
penggunaan flash macromedia dalam proses pembelajaran matematika
karena terbukti bahwa aktivitas dan prestasi belajar siswa yang
menggunakan flash macromedia lebih baik dari pada pembelajaran
konvensional.
3. Peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian dengan menambahkan
variabel penelitian lain seperti minat belajar siswa.
4. Bagi siswa yang mengalami kesulitan abstraksi dalam pembalajaran
matematika, dapat menggunakan media pembelajaran flash macromedia
sebagai alat bantu.
73
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Kelompok Eksperimen
74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELOMPOK EKSPERIMEN
Pertemuan 1
Satuan Pendidikan : MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Kelas : III
Semester : II
Mata Pelajaran : Matematika
Jumlah pertemuan : 2 x 35 menit (1 kali pertemuan)
A. Standar Kompetensi
Menghitung keliling, luas persegi, dan persegi panjang serta penggunaannya
dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
Menghitung luas persegi dan persegi panjang
C. Indikator
Menjelaskan luas sebagian daerah dari bidang datar (baik yang teratur
maupun yang tidak teratur).
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah siswa menyaksikan animasi flash macromedia tentang luas bangun
datar, siswa dapat menjelaskan luas sebagian daerah dari bidang datar.
E. Materi Pokok
Menghitung Luas Persegi dan Persegi Panjang
f. Luas Persegi Panjang
Luas daerah bidang datar adalah banyak persegi satuan yang menutupi bangun
tersebut.
75
Luas persegi panjang = panjang × lebar
= p × l
g. Luas Persegi
Luas persegi = sisi × sisi
= s × s
h. Menghitung Luas Bangun yang Tidak Teratur
Menghitung luas bangun datar yang tidak teratur dapat menggunakan bantuan
satuan persegi.
Cara menghitung bangun datar yang tidak teratur sebagai berikut:
4) Hitunglah banyaknya persegi satuan utuh yang merupakan bagian dari
bangun tersebut.
5) Hitunglah banyaknya persegi satuan yang tidak utuh. Jika persegi satuan
yang tidak utuh merupakan bagian dari bangun yang dihitung lebih dari
setengah, maka dihitung satu. Jika kurang dari setengah tidak dihitung.
F. M etode Pembelajaran
Demonstrasi, ceramah, diskusi, tanya jawab, pemberian tugas.
G. Media Pembelajaran
Animasi Flash Macromedia
l
p
sisi
sisi
76
H. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Mengkondisikan keadaan kelas
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Mengadakan apersepsi:
Menunjukkan bidang datar dari benda-benda yang ada di ruangan.
2. Kegiatan Inti (40 menit)
a. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang pengertian luas
bangun datar.
b. Atas bimbingan guru siswa membentuk kelompok diskusi.
c. Siswa dalam kelompok menyaksikan penjelasan luas bangun datar
teratur dan tidak teratur melalui animasi flash macromedia.
d. Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas.
e. Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan guru.
f. Guru bersama siswa membahas hasil kerja siswa.
3. Kegiatan Akhir (20 menit)
a. Guru memberikan soal tes akhir kepada siswa
b. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.
I. Penilaian Hasil Belajar
1. Prosedur
a. Tes awal : tidak ada
b. Tes dalam proses : ada (saat pembelajaran)
c. Tes akhir : ada (kuis individu)
2. Jenis tes
a. Tes lisan : selama proses pembelajaran
b. Tes tertulis : kuis individu
3. Norma Penilaian : setiap jawaban benar skor 50
Skor maksimal = 2 x 50 = 100
J. Sumber Belajar : Cerdas Berhitung Matematika Untuk SD/MI Kelas III
oleh Nur Fajriyah dan Defi T Riratnawati. Penerbit: Pusat Perbukuan,
Depdiknas.
77
Slawi, 23 Mei 2011
Guru Kelas Peneliti
Irma Yuniati, S.Pd.I Puput Pujihastuti
NIP. NIM. 1402407089
Kepala MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Wiyarso, S.Ag
NIP. 19700502 200003 1 002
78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELOMPOK EKSPERIMEN
Pertemuan 2
Satuan Pendidikan : MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Kelas : III
Semester : II
Mata Pelajaran : Matematika
Jumlah pertemuan : 2 x 35 menit (1 kali pertemuan)
A. Standar Kompetensi
Menghitung keliling, luas persegi, dan persegi panjang serta penggunaannya
dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
Menghitung luas persegi dan persegi panjang
C. Indikator
Membandingkan dan mengurutkan luas sebagian bangun datar.
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pengamatan terhadap animasi flash macromedia, siswa
dapat membandingkan dan mengurutkan luas bangun datar.
E. Materi Pokok
Menghitung Luas Persegi dan Persegi Panjang
1. Membandingkan Luas Bangun Datar
Perhatikan bangun dibawah!
Berdasarkan bangun diatas, maka persegi “a” lebih luas dari persegi “b”.
a b
79
2. Mengurutkan Luas Bangun Datar
Urutan bangun dari yang luasnya paling kecil adalah d, b, c, a.
Urutan bangun dari yang luasnya paling besar adalah a, c, b, d.
F. M etode Pembelajaran
Demonstrasi, ceramah, diskusi, tanya jawab, pemberian tugas.
G. Media Pembelajaran
Animasi Flash Macromedia
H. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Mengkondisikan keadaan kelas
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Mengadakan apersepsi:
Memberikan contoh bangun datar dengan luas yang berbeda-beda.
2. Kegiatan Inti (40 menit)
a. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang membandingkan
luas bangun datar.
b. Atas bimbingan guru siswa membentuk kelompok diskusi.
c. Siswa dalam kelompok menyaksikan penjelasan tentang
membandingkan luas bangun datar melalui animasi flash macromedia.
d. Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas.
e. Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan guru.
f. Guru bersama siswa membahas hasil kerja siswa.
3. Kegiatan Akhir (20 menit)
a. Guru memberikan soal tes akhir kepada siswa
b. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.
a b c d
80
I. Penilaian Hasil Belajar
1. Prosedur
d. Tes awal : tidak ada
e. Tes dalam proses : ada (saat pembelajaran)
f. Tes akhir : ada (kuis individu)
2. Jenis tes
c. Tes lisan : selama proses pembelajaran
d. Tes tertulis : kuis individu
3. Norma Penilaian : setiap jawaban benar skor 50
Skor maksimal = 2 x 50 = 100
J. Sumber Belajar : Cerdas Berhitung Matematika Untuk SD/MI Kelas III
oleh Nur Fajriyah dan Defi T Riratnawati. Penerbit: Pusat Perbukuan,
Depdiknas.
Slawi, 23 Mei 2011
Guru Kelas Peneliti
Irma Yuniati, S.Pd.I Puput Pujihastuti
NIP. NIM. 1402407089
Kepala MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Wiyarso, S.Ag
NIP. 19700502 200003 1 002
81
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELOMPOK EKSPERIMEN
Pertemuan 3
Satuan Pendidikan : MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Kelas : III
Semester : II
Mata Pelajaran : Matematika
Jumlah pertemuan : 2 x 35 menit (1 kali pertemuan)
A. Standar Kompetensi
Menghitung keliling, luas persegi, dan persegi panjang serta penggunaannya
dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
Menghitung luas persegi dan persegi panjang
C. Indikator
1. Membandingkan dan mengurutkan luas sebagian bangun datar.
2. Menaksir luas beberapa bangun datar lainnya dengan menghitung petak
satuan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan diskusi, siswa dapat membandingkan dan mengurutkan
luas bangun datar.
2. Melalui pengamatan terhadap animasi flash macromedia tentang menaksir
luas daerah beberapa bangun datar lainnya dengan menghitung petak
satuan, siswa dapat menaksir luas daerah beberapa bangun datar lainnya
dengan menghitung petak satuan.
82
E. Materi Pokok
Menghitung Luas Persegi dan Persegi Panjang
1. Mengurutkan Luas Bangun Datar
Urutan bangun dari yang luasnya paling kecil adalah d, b, c, a.
Urutan bangun dari yang luasnya paling besar adalah a, c, b, d.
2. Menaksir Luas Bangun Datar
Menaksir luas daerah bangun dapat dilakukan dengan bantuan persegi satuan.
4) Hitunglah banyaknya persegi satuan yang utuh.
5) Perhatikan persegi satuan yang tidak utuh. Jika persegi satuan yang
merupakan bagian dari bangun tersebut lebih dari separoh maka dihitung
satu. Jika persegi satuan yang merupakan bagian dari bangun tersebut
kurang dari separoh maka tidak dihitung.
F. M etode Pembelajaran
Demonstrasi, ceramah, diskusi, tanya jawab, pemberian tugas.
G. Media Pembelajaran
Animasi Flash Macromedia
H. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Mengkondisikan keadaan kelas
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Mengadakan apersepsi:
a b c d
83
Mengadakan penjajagan materi tentang membandingkan luas bangun
datar.
2. Kegiatan Inti (40 menit)
a. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang berbagai luas
bangun datar yang berbeda ukuran dengan memberikan contoh-
contoh.
b. Atas bimbingan guru siswa membentuk kelompok diskusi.
c. Siswa dalam kelompok menyaksikan penjelasan tentang mengurutkan
luas bangun datar dan menaksir luas bangun datar melalui animasi
flash macromedia.
d. Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas.
e. Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan guru.
f. Siswa mempresentasikan hasil kerja siswa
g. Guru bersama siswa membahas hasil kerja siswa.
3. Kegiatan Akhir (20 menit)
a. Guru memberikan soal tes akhir kepada siswa.
b. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.
I. Penilaian Hasil Belajar
1. Prosedur
a. Tes awal : tidak ada
b. Tes dalam proses : ada (saat pembelajaran)
c. Tes akhir : ada (kuis individu)
2. Jenis tes
a. Tes lisan : selama proses pembelajaran
b. Tes tertulis : kuis individu
3. Norma Penilaian : setiap jawaban benar skor 50
Skor maksimal = 2 x 50 = 100
J. Sumber Belajar : Cerdas Berhitung Matematika Untuk SD/MI Kelas III
oleh Nur Fajriyah dan Defi T Riratnawati. Penerbit: Pusat Perbukuan,
Depdiknas.
84
Slawi, 23 Mei 2011
Guru Kelas Peneliti
Irma Yuniati, S.Pd.I Puput Pujihastuti
NIP. NIM. 1402407089
Kepala MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Wiyarso, S.Ag
NIP. 19700502 200003 1 002
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELOMPOK EKSPERIMEN
Pertemuan 4
Satuan Pendidikan : MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Kelas : III
Semester : II
Mata Pelajaran : Matematika
Jumlah pertemuan : 2 x 35 menit (1 kali pertemuan)
A. Standar Kompetensi
Menghitung keliling, luas persegi, dan persegi panjang serta penggunaannya
dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
Menghitung luas persegi dan persegi panjang
C. Indikator
Menaksir luas beberapa bangun datar lainnya dengan menghitung petak
satuan.
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui pengamatan terhadap animasi flash macromedia tentang menaksir
luas daerah beberapa bangun datar lainnya dengan menghitung petak satuan,
siswa dapat menaksir luas daerah beberapa bangun datar lainnya dengan
menghitung petak satuan.
E. Materi Pokok
Menghitung Luas Persegi dan Persegi Panjang
Menaksir Luas Bangun Datar
Menaksir luas daerah bangun dapat dilakukan dengan bantuan persegi satuan.
86
6) Hitunglah banyaknya persegi satuan yang utuh.
7) Perhatikan persegi satuan yang tidak utuh. Jika persegi satuan yang
merupakan bagian dari bangun tersebut lebih dari separoh maka dihitung
satu. Jika persegi satuan yang merupakan bagian dari bangun tersebut
kurang dari separoh maka tidak dihitung.
F. Metode Pembelajaran
Demonstrasi, ceramah, diskusi, tanya jawab, pemberian tugas.
G. Media Pembelajaran
Animasi Flash Macromedia
H. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Mengkondisikan keadaan kelas
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Mengadakan apersepsi:
Memberikan contoh gambar bangun datar lain seperti lingkaran, jajar
genjang dan trapesium.
2. Kegiatan Inti (40 menit)
a. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang menaksir luas
bangun datar.
b. Atas bimbingan guru siswa membentuk kelompok diskusi.
c. Siswa dalam kelompok menyaksikan penjelasan tentang menaksir luas
bangun datar melalui animasi flash macromedia.
d. Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas.
e. Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan guru.
f. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya
87
g. Guru bersama siswa membahas hasil kerja siswa.
3. Kegiatan Akhir (20 menit)
a. Guru memberikan soal tes akhir kepada siswa.
b. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.
I. Penilaian Hasil Belajar
1. Prosedur
a. Tes awal : tidak ada
b. Tes dalam proses : ada (saat pembelajaran)
c. Tes akhir : ada (kuis individu)
2. Jenis tes
a. Tes lisan : selama proses pembelajaran
b. Tes tertulis : kuis individu
3. Norma Penilaian : setiap jawaban benar skor 50
Skor maksimal = 2 x 50 = 100
J. Sumber Belajar : Cerdas Berhitung Matematika Untuk SD/MI Kelas III
oleh Nur Fajriyah dan Defi T Riratnawati. Penerbit: Pusat Perbukuan,
Depdiknas.
Slawi, 23 Mei 2011
Guru Kelas Peneliti
Irma Yuniati, S.Pd.I Puput Pujihastuti
NIP. NIM. 1402407089
Kepala MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Wiyarso, S.Ag
NIP. 19700502 200003 1 002
88
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Kelompok Kontrol
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELOMPOK KONTROL
Pertemuan 1
Satuan Pendidikan : MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Kelas : III
Semester : II
Mata Pelajaran : Matematika
Jumlah pertemuan : 2 x 35 menit (1 kali pertemuan)
K. Standar Kompetensi
Menghitung keliling, luas persegi, dan persegi panjang serta penggunaannya
dalam pemecahan masalah.
L. Kompetensi Dasar
Menghitung luas persegi dan persegi panjang
M. Indikator
Menjelaskan luas sebagian daerah dari bidang datar (baik yang teratur
maupun yang tidak teratur).
N. Tujuan Pembelajaran
Setelah siswa mendengar penjelasan dari guru tentang luas bangun datar,
siswa dapat menjelaskan luas sebagian daerah dari bidang datar.
O. Materi Pokok
Menghitung Luas Persegi dan Persegi Panjang
i. Luas Persegi Panjang
Luas daerah bidang datar adalah banyak persegi satuan yang menutupi bangun
tersebut.
90
Luas persegi panjang = panjang × lebar
= p × l
j. Luas Persegi
Luas persegi = sisi × sisi
= s × s
k. Menghitung Luas Bangun yang Tidak Teratur
Menghitung luas bangun datar yang tidak teratur dapat menggunakan bantuan
satuan persegi.
Cara menghitung bangun datar yang tidak teratur sebagai berikut:
6) Hitunglah banyaknya persegi satuan utuh yang merupakan bagian dari
bangun tersebut.
7) Hitunglah banyaknya persegi satuan yang tidak utuh. Jika persegi satuan
yang tidak utuh merupakan bagian dari bangun yang dihitung lebih dari
setengah, maka dihitung satu. Jika kurang dari setengah tidak dihitung.
P. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, pemberian tugas.
Q. Media Pembelajaran
Benda-benda di sekitar
l
p
sisi
sisi
91
R. Kegiatan Pembelajaran
4. Kegiatan Awal (10 menit)
d. Mengkondisikan keadaan kelas
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran
f. Mengadakan apersepsi:
Menunjukkan bidang datar dari benda-benda yang ada di ruangan.
5. Kegiatan Inti (40 menit)
g. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang pengertian luas
bangun datar.
h. Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas.
i. Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan guru.
j. Siswa menyampaikan jawabannya di depan kelas.
k. Guru bersama siswa membahas hasil kerja siswa.
6. Kegiatan Akhir (20 menit)
a. Siswa memberikan soal ter akhir kepada siswa
b. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.
S. Penilaian Hasil Belajar
4. Prosedur
g. Tes awal : tidak ada
h. Tes dalam proses : ada (saat pembelajaran)
i. Tes akhir : ada (kuis individu)
5. Jenis tes
e. Tes lisan : selama proses pembelajaran
f. Tes tertulis : kuis individu
6. Norma Penilaian : setiap jawaban benar skor 50
Skor maksimal = 2 x 50 = 100
T. Sumber Belajar : Cerdas Berhitung Matematika Untuk SD/MI Kelas III
oleh Nur Fajriyah dan Defi T Riratnawati. Penerbit: Pusat Perbukuan,
Depdiknas.
92
Slawi, 23 Mei 2011
Guru Kelas Peneliti
Fathurrohman, S.Pd.I Puput Pujihastuti
NIP. NIM. 1402407089
Kepala MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Wiyarso, S.Ag
NIP. 19700502 200003 1 002
93
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELOMPOK KONTROL
Pertemuan 2
Satuan Pendidikan : MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Kelas : III
Semester : II
Mata Pelajaran : Matematika
Jumlah pertemuan : 2 x 35 menit (1 kali pertemuan)
K. Standar Kompetensi
Menghitung keliling, luas persegi, dan persegi panjang serta penggunaannya
dalam pemecahan masalah.
L. Kompetensi Dasar
Menghitung luas persegi dan persegi panjang
M. Indikator
Membandingkan dan mengurutkan luas sebagian bangun datar.
N. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pengamatan terhadap berbagai bangun datar, siswa dapat
membandingkan dan mengurutkan luas bangun datar.
O. Materi Pokok
Menghitung Luas Persegi dan Persegi Panjang
3. Membandingkan Luas Bangun Datar
Perhatikan bangun dibawah!
Berdasarkan bangun diatas, maka persegi “a” lebih luas dari persegi “b”.
a b
94
4. Mengurutkan Luas Bangun Datar
Urutan bangun dari yang luasnya paling kecil adalah d, b, c, a.
Urutan bangun dari yang luasnya paling besar adalah a, c, b, d.
P. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, pemberian tugas.
Q. Media Pembelajaran
Benda-benda di sekitar
R. Kegiatan Pembelajaran
4. Kegiatan Awal (10 menit)
d. Mengkondisikan keadaan kelas
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran
f. Mengadakan apersepsi:
Memberikan contoh bangun datar dengan luas yang berbeda-beda.
5. Kegiatan Inti (40 menit)
g. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang membandingkan
luas bangun datar.
h. Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas.
i. Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan guru.
j. Guru bersama siswa membahas hasil kerja siswa.
6. Kegiatan Akhir (20 menit)
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.
S. Penilaian Hasil Belajar
4. Prosedur
a. Tes awal : tidak ada
b. Tes dalam proses : ada (saat pembelajaran)
a b c d
95
c. Tes akhir : ada (kuis individu)
5. Jenis tes
a. Tes lisan : selama proses pembelajaran
b. Tes tertulis : kuis individu
6. Norma Penilaian : setiap jawaban benar skor 50
Skor maksimal = 2 x 50 = 100
T. Sumber Belajar : Cerdas Berhitung Matematika Untuk SD/MI Kelas III
oleh Nur Fajriyah dan Defi T Riratnawati. Penerbit: Pusat Perbukuan,
Depdiknas.
Slawi, 23 Mei 2011
Guru Kelas Peneliti
Fathurrohman, S.Pd.I Puput Pujihastuti
NIP. NIM. 1402407089
Kepala MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Wiyarso, S.Ag
NIP. 19700502 200003 1 002
96
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELOMPOK KONTROL
Pertemuan 3
Satuan Pendidikan : MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Kelas : III
Semester : II
Mata Pelajaran : Matematika
Jumlah pertemuan : 2 x 35 menit (1 kali pertemuan)
K. Standar Kompetensi
Menghitung keliling, luas persegi, dan persegi panjang serta penggunaannya
dalam pemecahan masalah.
L. Kompetensi Dasar
Menghitung luas persegi dan persegi panjang
M. Indikator
3. Membandingkan dan mengurutkan luas sebagian bangun datar.
4. Menaksir luas beberapa bangun datar lainnya dengan menghitung petak
satuan.
N. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah siswa mendengar penjelasan guru tentang membandingkan dan
mengurutkan luas bangun datar, siswa dapat membandingkan dan
mengurutkan luas bangun datar.
2. Setelah siswa mendengar penjelasan dari guru tentang menaksir luas daerah
beberapa bangun datar lainnya dengan menghitung petak satuan, siswa
dapat menaksir luas daerah beberapa bangun datar lainnya dengan
menghitung petak satuan.
97
O. Materi Pokok
Menghitung Luas Persegi dan Persegi Panjang
3. Mengurutkan Luas Bangun Datar
Urutan bangun dari yang luasnya paling kecil adalah d, b, c, a.
Urutan bangun dari yang luasnya paling besar adalah a, c, b, d.
4. Menaksir Luas Bangun Datar
Menaksir luas daerah bangun dapat dilakukan dengan bantuan persegi satuan.
8) Hitunglah banyaknya persegi satuan yang utuh.
9) Perhatikan persegi satuan yang tidak utuh. Jika persegi satuan yang
merupakan bagian dari bangun tersebut lebih dari separoh maka dihitung
satu. Jika persegi satuan yang merupakan bagian dari bangun tersebut
kurang dari separoh maka tidak dihitung.
P. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, pemberian tugas.
Q. Media Pembelajaran
Contoh bangun datar dari kertas
R. Kegiatan Pembelajaran
4. Kegiatan Awal (10 menit)
d. Mengkondisikan keadaan kelas
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran
a b c d
98
f. Mengadakan apersepsi:
Mengadakan penjajagan materi tentang membandingkan luas bangun
datar.
5. Kegiatan Inti (40 menit)
h. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang mengurutkan
berbagai luas bangun datar yang berbeda ukuran dan menaksir luas
daerah bangun datar lain.
i. Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas.
j. Atas bimbingan guru siswa membentuk kelompok diskusi.
k. Siswa mengurutkan beberapa bangun datar yang diberikan guru.
l. Siswa menampilkan hasil kerjanya di depan kelas.
m. Guru bersama siswa membahas hasil kerja siswa.
6. Kegiatan Akhir (20 menit)
a. Guru memberikan soal tes akhir kepada siswa.
b. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.
S. Penilaian Hasil Belajar
4. Prosedur
d. Tes awal : tidak ada
e. Tes dalam proses : ada (saat pembelajaran)
f. Tes akhir : ada (kuis individu)
5. Jenis tes
c. Tes lisan : selama proses pembelajaran
d. Tes tertulis : kuis individu
6. Norma Penilaian : setiap jawaban benar skor 50
Skor maksimal = 2 x 50 = 100
T. Sumber Belajar : Cerdas Berhitung Matematika Untuk SD/MI Kelas III
oleh Nur Fajriyah dan Defi T Riratnawati. Penerbit: Pusat Perbukuan,
Depdiknas.
99
Slawi, 23 Mei 2011
Guru Kelas Peneliti
Fathurrohman, S.Pd.I Puput Pujihastuti
NIP. NIM. 1402407089
Kepala MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Wiyarso, S.Ag
NIP. 19700502 200003 1 002
100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELOMPOK KONTROL
Pertemuan 4
Satuan Pendidikan : MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Kelas : III
Semester : II
Mata Pelajaran : Matematika
Jumlah pertemuan : 2 x 35 menit (1 kali pertemuan)
K. Standar Kompetensi
Menghitung keliling, luas persegi, dan persegi panjang serta penggunaannya
dalam pemecahan masalah.
L. Kompetensi Dasar
Menghitung luas persegi dan persegi panjang
M. Indikator
Menaksir luas beberapa bangun datar lainnya dengan menghitung petak
satuan.
N. Tujuan Pembelajaran
Setelah siswa mendengar penjelasan dari guru tentang menaksir luas daerah
beberapa bangun datar lainnya dengan menghitung petak satuan, siswa dapat
menaksir luas daerah beberapa bangun datar lainnya dengan menghitung
petak satuan.
O. Materi Pokok
Menghitung Luas Persegi dan Persegi Panjang
Menaksir Luas Bangun Datar
Menaksir luas daerah bangun dapat dilakukan dengan bantuan persegi satuan.
101
10) Hitunglah banyaknya persegi satuan yang utuh.
11) Perhatikan persegi satuan yang tidak utuh. Jika persegi satuan yang
merupakan bagian dari bangun tersebut lebih dari separoh maka dihitung
satu. Jika persegi satuan yang merupakan bagian dari bangun tersebut
kurang dari separoh maka tidak dihitung.
P. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, pemberian tugas.
Q. Media Pembelajaran
Benda-benda di sekitar
R. Kegiatan Pembelajaran
4. Kegiatan Awal (10 menit)
d. Mengkondisikan keadaan kelas
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran
f. Mengadakan apersepsi:
Memberikan contoh gambar bangun datar lain seperti lingkaran, jajar
genjang dan trapesium.
5. Kegiatan Inti (40 menit)
h. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang menaksir luas
bangun datar.
i. Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas.
j. Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan guru.
k. Siswa mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas.
l. Guru bersama siswa membahas hasil kerja siswa.
6. Kegiatan Akhir (20 menit)
a. Guru memberikan soal tes akhir kepada siswa
102
b. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.
S. Penilaian Hasil Belajar
4. Prosedur
d. Tes awal : tidak ada
e. Tes dalam proses : ada (saat pembelajaran)
f. Tes akhir : ada (kuis individu)
5. Jenis tes
c. Tes lisan : selama proses pembelajaran
d. Tes tertulis : kuis individu
6. Norma Penilaian : setiap jawaban benar skor 50
Skor maksimal = 2 x 50 = 100
T. Sumber Belajar : Cerdas Berhitung Matematika Untuk SD/MI Kelas III
oleh Nur Fajriyah dan Defi T Riratnawati. Penerbit: Pusat Perbukuan,
Depdiknas.
Slawi, 23 Mei 2011
Guru Kelas Peneliti
Fathurrohman, S.Pd.I Puput Pujihastuti
NIP. NIM. 1402407089
Kepala MI IT Luqman Al-Hakim Slawi
Wiyarso, S.Ag
NIP. 19700502 200003 1 002
103
Lampiran 3 Silabus Matematika
Materi Luas Bangun Datar SD Kelas III
104
Lampiran 4 Instrumen Tes Hasil Belajar
Mata Pelajaran : Matematika Materi : Luas Bangun Datar Waktu : 60 menit
Berilah tanda silang (X) di depan jawaban yang benar pada huruf a, b, c, atau d!
1. Besarnya luas dari gambar televisi disamping adalah ….
a. 12 satuan persegi b. 13 satuan persegi c. 14 satuan persegi d. 15 satuan persegi
2. Banyaknya persegi satuan dari bangun disamping adalah ….
a. 25 satuan persegi b. 28 satuan persegi c. 31 satuan persegi d.34 satuan persegi
3. Berapakah perkiraan luas pada gambar disamping?
a. 5 satuan persegi b. 7 satuan persegi c. 9 satuan persegi d. 11 satuan persegi
4. Perkiraan luas bangun disamping adalah ….
a. 5 satuan persegi b. 6 satuan persegi c. 7 satuan persegi d. 8 satuan persegi
5. Amati luas bangun-bangun dibawah ini!
A B C Pernyataan yang benar berdasarkan bangun diatas adalah …. a. A > B b. C > B
105
c. A < B d. C < A
6. Amati luas bangun dibawah ini!
B D A C
Pernyataan yang benar berdasarkan bangun diatas adalah …. a. D < B b. C > A c. D > B d. A < D
7. Berapakah kira-kira luas bangun yang diarsir?
a. 36 satuan persegi b. 37 satuan persegi c. 40 satuan persegi d. 42 satuan persegi
8. Berapakah kira-kira luas bangun yang diarsir? a. 128 satuan persegi b. 130 satuan persegi c. 133 satuan persegi d. 135 satuan persegi
9. Amati luas bangun dibawah ini!
Urutan luas bangun berikut mulai dari yang paling besar adalah …. a. A – C – B b. B – A – C c. C – B – A d. A – B – C
106
10. Amati bangun di bawah ini! Urutkan luas bangun mulai dari yang paling kecil adalah …. a. C – B – D – A b. C – B – A – D c. A – B – C – D d. A – C – B – D
11. Amati bangun dibawah ini! A B C Pernyataan yang benar berdasarkan bangun diatas adalah ….
a. A > C b. B > A c. C > A d. C < B
12. Amati bangun dibawah ini!
C D A B Pernyataan yang benar berdasarkan bangun diatas adalah ….
a. A > C b. D > B c. D < C d. B < A
13. Amati bangun dibawah ini! Pernyataan yang benar berdasarkan bangun diatas adalah ….
107
a. A > C b. B > A c. C < A d. C < B
14. Luas bangun disamping adalah ….
a. 300 cm² b. 316 cm² c. 361 cm² d. 388 cm²
15. Luas bangun disamping adalah ….
a. 324 cm² b. 432 cm² c. 544 cm² d. 554 cm²
108
Lampiran 5
KUNCI JAWABAN TES HASIL BELAJAR
1. a 2. b 3. b 4. c 5. c 6. a 7. d 8. c 9. a 10. b 11. a 12. c 13. b 14. c 15. a
109
Lampiran 6
KISI-KISI SOAL TES FORMATIF
Satuaan Pendidikan : MI IT Lukman Al-Hakim Slawi Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Luas Bangun Datar Kelas/Semester : III/2 Tahun Pelajaran : 2010/2011 Jumlah Soal : 30 butir Bentuk Soal : Pilihan Ganda
No. Urut
Kompetensi Dasar
Materi Indikator Jumlah Soal
Bentuk Soal
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Menyajikan
data dalam bentuk table dan diagram
Luas bangun datar
Menjelaskan luas sebagian daerah dari bidang datar (baik yang teratur maupun yang tidak teratur). Membandingkan dan mengurutkan luas sebagian bangun datar. Menaksir luas daerah beberapa bangun datar lainnya dengan menghitung petak satuan.
6
7
2
Pilihan ganda
Pilihan ganda
Pilihan ganda
110
Lampiran 7 HASIL ANALISIS UJI COBA SOAL
HASIL UJI COBA TES KE-1
No Kode
Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 UC-01 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 2 UC-03 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 3 UC-04 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 4 UC-05 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 5 UC-06 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 6 UC-07 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 7 UC-08 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 27 8 UC-09 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 9 UC-10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
10 UC-11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 11 UC-12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 28 12 UC-13 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 13 UC-14 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 14 UC-15 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 26 15 UC-16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 26 16 UC-17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 26 17 UC-18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 26 18 UC-19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 25 19 UC-20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 25 20 UC-21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 21 UC-22 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 24 22 UC-23 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 22 23 UC-24 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 24 UC-25 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 21
Valid
itas rxy 0.0 0.0 0.4 0.3 0.4 0.2 0.0 0.3 0.7 0.6 0.6 -0.2 0.0 0.0 0.0 -0.1 0.3 0.0 0.2 0.6 0.7 0.3 0.0 0.0 0.3 0.0 0.0 0.2 0.4 0.4
Rtbl 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
Krtria tdk tdk tdk tdk valid Tdk tdk Tdk valid vlid vlid tdk tdk tdk tdk Tdk tdk tdk tdk vlid vlid tdk tdk tdk tdk Tdk tdk tdk tdk valid
Day
a
Up Grp 12.0
12.0
12.0
11.0 12.0 12.0 12.0
12.0 11.0 9.0 9.0 7.0 12.0 12.0 12.0 11.0 11.0 12.0 11.0
12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 11.0 12.0 10.0 12.0 12.0
LowGrp 12.0
12.0
11.0
10.0 10.0 11.0 12.0
10.0 7.0 2.0 2.0 9.0 12.0 12.0 12.0 11.0 10.0 12.0 11.0 6.0 4.0 9.0 12.0 11.0 10.0 12.0 11.0 11.0 10.0 10.0
∑ testi 12.0
12.0
12.0
12.0 12.0 12.0 12.0
12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0
12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0
D 0.0 0.0 0.1 0.1 0.2 0.1 0.0 0.2 0.3 0.6 0.6 -0.2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.1 0.0 0.0 0.5 0.7 0.3 0.0 0.1 0.2 -0.1 0.1 -0.1 0.2 0.2
Kriteria jlk jlk jlk jlk jlk jlk jlk Jlk ckp baik baik jlk jlk jlk jlk Jlk jlk jlk jlk baik baik cukup jlk jlk jlk buang jlk jlk jelek jelek
Ting
kat
B 24.0
24.0
23.0
21.0 22.0 23.0 24.0
22.0 18.0 11.0 11.0 16.0 24.0 24.0 24.0 22.0 21.0 24.0 22.0
18.0 16.0 21.0 24.0 23.0 22.0 23.0 23.0 21.0 22.0 22.0
Js 24.0
24.0
24.0
24.0 24.0 24.0 24.0
24.0 24.0 24.0 24.0 24.0 24.0 24.0 24.0 24.0 24.0 24.0 24.0
24.0 24.0 24.0 24.0 24.0 24.0 24.0 24.0 24.0 24.0 24.0
P 1.0 1.0 1.0 0.9 0.9 1.0 1.0 0.9 0.8 0.5 0.5 0.7 1.0 1.0 1.0 0.9 0.9 1.0 0.9 0.8 0.7 0.9 1.0 1.0 0.9 1.0 1.0 0.9 0.9 0.9
Kriteria mdh
mdh
mdh
mdh mdh Mdh mdh
Mdh mdh
Sdng
sdng sdng mdh mdh mdh Mdh mdh mdh mdh
mdh
sdng mdh mdh mdh mdh mdh mdh mdh mdh mdh
111
Keputusan tdk tdk tdk tdk tdk Tdk tdk Tdk ya Ya ya tdk tdk tdk tdk Tdk tdk tdk tdk ya ya tdk tdk tdk tdk tdk tdk tdk tdk dipakai
112
HASIL UJI COBA TES KE-2
No Kode Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 UC-01 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13 2 UC-02 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 3 UC-03 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 4 UC-04 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 5 UC-05 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13 6 UC-06 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 7 UC-07 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 8 UC-08 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 9 UC-09 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12
10 UC-10 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 11 UC-11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 12 UC-12 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 13 UC-13 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 14 UC-14 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 15 UC-15 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 16 UC-16 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 17 UC-17 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 11 18 UC-18 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 19 UC-19 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11 20 UC-20 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11 21 UC-21 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11 22 UC-22 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11 23 UC-23 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11 24 UC-24 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11 25 UC-25 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11 26 UC-26 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11 27 UC-27 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 10 28 UC-28 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 29 UC-29 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 9 30 UC-30 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 8
Val
idita
s rxy 0.24 0 0.471 0.222 0.082 0 0.082 0 0.545 0.674 0.451 0.674 0.229 0.435 rtabel 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367
Kriteria tidak Tidak valid tidak tidak tidak tidak tidak valid valid valid valid tidak valid
D ay a Up Group 15 15 6 9 15 15 15 15 15 15 15 15 15 7
113
LowGroup 12 15 0 6 14 15 14 15 14 13 13 13 13 2 ∑ testi 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
D 0.200 0.000 0.400 0.200 0.067 0.000 0.067 0.000 0.067 0.133 0.133 0.133 0.133 0.333 Kriteria jelek Jelek cukup jelek jelek jelek jelek jelek jelek jelek jelek jelek jelek cukup
Ting
kat B 27 30 6 15 29 30 29 30 29 28 28 28 28 9
Js 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 P 0.900 1.000 0.200 0.500 0.967 1.000 0.967 1.000 0.967 0.933 0.933 0.933 0.933 0.300
Kriteria mudah mudah sukar sedang mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah sukar Kriteria tidak Tidak dipakai tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak dipakai
114
HASIL UJI COBA TES KE-3
No Kode Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 UC-01 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 15 2 UC-02 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 15 3 UC-03 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 15 4 UC-04 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 15 5 UC-05 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 15 6 UC-06 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 15 7 UC-07 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 15 8 UC-08 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 15 9 UC-09 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 15
10 UC-10 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14 11 UC-11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 14 12 UC-12 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 13 UC-13 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14 14 UC-14 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 13 15 UC-15 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 13 16 UC-16 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 13 17 UC-17 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 18 UC-18 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 12 19 UC-19 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 12 20 UC-20 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 12 21 UC-21 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 11 22 UC-22 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 11 23 UC-23 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 11 24 UC-24 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 10 25 UC-25 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 10 26 UC-26 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 9 27 UC-27 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 8 28 UC-28 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 8
Val
idita
s rxy 0.407 0.413 0.599 0.495 0.464 0.522 0.44 0.81 0.23 0 0.553 0.369 0.535 0.152 -0.046 -0.022 rtabel 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381 0.381
Kriteria valid valid valid valid valid valid valid valid tidak tidak valid tidak valid tidak tidak tidak
D ay a Up Group 14 14 14 13 13 12 13 13 13 14 14 14 14 14 1 14
115
LowGroup 12 13 10 10 7 6 6 4 11 14 10 10 11 13 3 13 ∑ testi 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
D 0.143 0.071 0.286 0.214 0.429 0.429 0.500 0.643 0.143 0.000 0.286 0.286 0.214 0.071 -0.143 0.036 Kriteria jelek jelek cukup cukup baik baik baik baik jelek jelek cukup cukup cukup jelek dibuang jelek
Ting
kat B 26 27 24 23 20 18 19 17 24 28 24 24 25 27 4 27
Js 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 P 0.929 0.964 0.857 0.821 0.714 0.643 0.679 0.607 0.857 1.000 0.857 0.857 0.893 0.964 0.143 0.964
Kriteria mudah mudah mudah mudah mudah sedang sedang sedang mudah mudah mudah mudah mudah mudah sukar mudah
Kriteria tidak tidak dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai tidak tidak dipakai tidak dipakai tidak tidak tidak
116
Lampiran 8 DATA NILAI UTS SISWA PENELITIAN
Kelompok eksperimen
No Nama Nilai 1 Ibrohim Kholil 92 2 Raihan Hanif 98 3 Ekyasa Mahardika 98 4 Filanzio Nahendra Ramadhan S. 75 5 Dimas Arifahsya Hamzaeni 75 6 Rizqi Nashrul Haq 59 7 Fiya Nur Ismatul Aulia 76 8 Yasmin Zainab Aqilah 72 9 Keysha Pramitha Azzalia Zaen 93
10 M. Ayyash Abdurrohman 92 11 Aisyah Amar Aulia 97 12 Andre Ananta Prasetya 90 13 Lana Saiful Aqil 93 14 Mona Zulfa Aszar 94 15 Chiendo Daffa Yulianto 63 16 Diva Arrum Bighoney 87 17 Tsalitsah Fathin Azzahra 100 18 Farhan Kurniawan 82 19 Adiba Putri Perdana 80 20 M. Ihsanul Amal 77 21 Fayyadh Dzaki M. 78 22 Aina Salsabilla 87 23 Nadya Khairunnisa Budiarto 78 24 Aisha Safa Kamila 82 25 Anindya Laksmi Ayu Ningrum 80 26 Rafi Gastiadirijal M.(alung) 82 27 Assyifa Qurrota A’yun 98 28 Arini Himawati 78
117
Kelompok kontrol
No Nama Nilai 1 Muhammad Khairul Rizal 97 2 Naufal Fadhilah Akbar 98 3 Amalia Arofah Puji Sofyan 95 4 Amalia Arofah Puji Sopyan 68 5 Aji Luqman Nur Hakim 78 6 Syalendra Moh. Hidayatullah 45 7 Muhammad Habiburrahman 65 8 Muhammad Syafiq Ziyad 75 9 Galang Awal Prasaja 73 10 Rose Citra Aulia 97 11 Muhammad Rofi’ul Haq 90 12 Antisya Yuan Hilwa A. 77 13 Muhammad Faiz’zul Anam 72 14 Rizka Putri Nurjanah 70 15 Dwi Awalia Ramadhona 93 16 Mufida Dhia Afnani 80 17 Aurelia Izzatul Azka 62 18 Zahra Cahya Ramadhani 88 19 Hilyatul Auliya Al Mufidah 80 20 Hafidh Abrar Albar 87 21 Nahriyati Idha Safitri 85 22 Raisha Sovia Mawarni 77 23 Ghina Hinanti 82 24 I Ana Kufita Wuqit 73 25 Ambar Putri Nisrina 78 26 Muhammad Fauzi Zulfiqar 87 27 Faras Zaki Dwi P. 73 28 Rafif Dzaky Alauddin Cahya 78 29 Ibrahim Adriyanto 78
118
Lampiran 9 OUTPUT SPSS ANALISIS NORMALITAS
DATA NILAI UTS Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
x1 28 96.6% 1 3.4% 29 100.0%
x2 28 96.6% 1 3.4% 29 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
x1 .126 28 .200* .947 28 .164
x2 .138 28 .182 .962 28 .389
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
119
x1
x1 Stem-and-Leaf Plot Frequency Stem & Leaf 1.00 5 . 9 1.00 6 . 3 8.00 7 . 25567888 7.00 8 . 0022277 10.00 9 . 0223347888 1.00 10 . 0 Stem width: 10 Each leaf: 1 case(s)
122
x2
x2 Stem-and-Leaf Plot Frequency Stem & Leaf 1.00 6 . 2 2.00 6 . 58 5.00 7 . 02333 7.00 7 . 5778888 3.00 8 . 002 4.00 8 . 5778 2.00 9 . 03 4.00 9 . 5778 Stem width: 10 Each leaf: 1 case(s)
125
Lampiran 10 OUTPUT SPSS ANALISIS HOMOGENITAS DAN UJI-T
DATA NILAI UTS T-Test
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
nilai Eksperimen 28 84.14 10.704 2.023
Control 29 79.34 11.745 2.181
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
nilai Equal variances assumed .007 .936 1.610 55 .113 4.798 2.980 -1.173 10.769
Equal variances not
assumed 1.613 54.822 .112 4.798 2.975 -1.164 10.760
126
Lampiran 11
DATA HASIL PENELITIAN
No Kode Kelompok Eksperimen ∑ Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 E-1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 2 E-2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 3 E-3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 14 93 4 E-4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 93 5 E-5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14 93 6 E-6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 93 7 E-7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 93 8 E-8 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 87 9 E-9 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 87 10 E-10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 13 87 11 E-11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13 87 12 E-12 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 87 13 E-13 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 87 14 E-14 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 12 80 15 E-15 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 12 80 16 E-16 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 12 80 17 E-17 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 80 18 E-18 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 12 80 19 E-19 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 80 20 E-20 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 12 80 21 E-21 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 12 80 22 E-22 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 10 67 23 E-23 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 10 67 24 E-24 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 8 53 25 E-25 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 8 53 26 E-26 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 7 47 27 E-27 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 6 40 28 E-28 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 5 33
Jumlah 2187 Rata-rata 78.11
Maks 100 Min 33
127
No Kode Kelompok Kontrol ∑ Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 K-1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 93 2 K-2 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 87 3 K-3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 13 87 4 K-4 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 87 5 K-5 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 12 80 6 K-6 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 80 7 K-7 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 11 73 8 K-8 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 11 73 9 K-9 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 10 67 10 K-10 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 10 67 11 K-11 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 10 67 12 K-12 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 10 67 13 K-13 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 9 60 14 K-14 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 9 60 15 K-15 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 9 60 16 K-16 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 9 60 17 K-17 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 9 60 18 K-18 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 8 53 19 K-19 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 8 53 20 K-20 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 8 53 21 K-21 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 7 47 22 K-22 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 7 47 23 K-23 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 7 47 24 K-24 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 7 47 25 K-25 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 6 40 26 K-26 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 6 40 27 K-27 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 5 33 28 K-28 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 4 27 29 K-29 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 20
Jumlah 1735 Rata-rata 59.83
Maks : 93 Min : 20
128
Lampiran 12
OUTPUT SPSS ANALISIS NORMALITAS DATA POSTTEST
Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
x1 28 96.6% 1 3.4% 29 100.0%
x2 28 96.6% 1 3.4% 29 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
x1 .292 28 .000 .852 28 .001
x2 .100 28 .200* .974 28 .680
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
129
x1
x1 Stem-and-Leaf Plot Frequency Stem & Leaf 3.00 Extremes (=<47) 2.00 5 . 33 2.00 6 . 77 .00 7 . 14.00 8 . 00000000777777 5.00 9 . 33333 2.00 10 . 00 Stem width: 10 Each leaf: 1 case(s)
132
x2
x2 Stem-and-Leaf Plot Frequency Stem & Leaf 1.00 2 . 7 1.00 3 . 3 6.00 4 . 007777 3.00 5 . 333 9.00 6 . 000007777 2.00 7 . 33 5.00 8 . 00777 1.00 9 . 3 Stem width: 10 Each leaf: 1 case(s)
135
Lampiran 13 OUTPUT SPSS ANALISIS HOMOGENITAS
DATA POSTTEST
T-Test
Group Statistics
kelas1 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
nilai eksperimen 28 78.11 17.777 3.360
kontrol 29 59.83 18.565 3.447
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances
F Sig.
nilai Equal variances assumed .162 .689
Equal variances not
assumed
136
Lampiran 14
OUTPUT SPSS ANALISIS UJI U MANN WHITNEY NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Hasil belajar eksperimen 28 36.75 1029.00
kontrol 29 21.52 624.00
Total 57
Test Statisticsa
Hasil belajar
Mann-Whitney U 189.000
Wilcoxon W 624.000
Z -3.487
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Grouping Variable: Kelompok
137
Lampiran 15 DATA SISWA PENELITIAN
1. Daftar Siswa Uji Coba
No Nama Kode 1. Afifah Salma Ramadhani UC-1 2. Annasya Putri Jauhar UC-2 3. Azka Amani UC-3 4. Chirly Wafiatul Abda UC-4 5. Devanda Sutan A. UC-5 6. Dik Ulfa Mewangi UC-6 7. Faiq Uzier UC-7 8. Fito Zuhud UC-8 9. Hilyati Azizah UC-9
10. Ibnati Ulya Darojatin UC-10 11. M. Amar Asshidiq UC-11 12. M. Faqih Minded Al Jundi UC-12 13. Muhammad Fathin Harits UC-13 14. Muhammad Humamn Al Fariq UC-14 15. M. Qi Bagus Maulana UC-15 16 Nabilah Kharisma Aulia UC-16 17. Nabilah Rosidah UC-17 18. Nafis Awwalia Mahardika UC-18 19. Nahla Nur Amalia UC-19 20. Nastya Aulia Risky UC-20 21. Nuramala Zuanilasari Z. UC-21 22. Ni’mah Karimah Sabrina UC-22 23. Rafi Yasakha UC-23 24. Rifqi Faiq Fadhilullah UC-24 25. Sahrul Falah Ramdoni UC-25 26. Salman Nur Zain UC-26 27. Tsabit Althar Muzhaffar UC-27 28. Yusuf Aqil ‘Allam AW. UC-28 29. Zainitha Azka Zumar UC-29 30. Yora Putra Yulian UC-30
138
2. Data Siswa Eksperimen dan Kontrol
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol No Nama Kode No Nama Kode 1 Ibrohim Kholil E-1 1 Muhammad Khairul Rizal K-1 2 Raihan Hanif E-2 2 Naufal Fadhilah Akbar K-2 3 Ekyasa Mahardika E-3 3 Amalia Arofah Puji Sofyan K-3 4 Filanzio Nahendra RS. E-4 4 Amalia Arofah Puji Sopyan K-4 5 Dimas Arifahsya Hamzaeni E-5 5 Aji Luqman Nur Hakim K-5 6 Rizqi Nashrul Haq E-6 6 Syalendra MH. K-6 7 Fiya Nur Ismatul Aulia E-7 7 Muhammad Habiburrahman K-7 8 Yasmin Zainab Aqilah E-8 8 Muhammad Syafiq Ziyad K-8 9 Keysha Pramitha Azzalia Z. E-9 9 Galang Awal Prasaja K-9
10 M. Ayyash Abdurrohman E-10 10 Rose Citra Aulia K-10 11 Aisyah Amar Aulia E-11 11 Muhammad Rofi’ul Haq K-11 12 Andre Ananta Prasetya E-12 12 Antisya Yuan Hilwa A. K-12 13 Lana Saiful Aqil E-13 13 Muhammad Faiz’zul Anam K-13 14 Mona Zulfa Aszar E-14 14 Rizka Putri Nurjanah K-14 15 Chiendo Daffa Yulianto E-15 15 Dwi Awalia Ramadhona K-15 16 Diva Arrum Bighoney E-16 16 Mufida Dhia Afnani K-16 17 Tsalitsah Fathin Azzahra E-17 17 Aurelia Izzatul Azka K-17 18 Farhan Kurniawan E-18 18 Zahra Cahya Ramadhani K-18 19 Adiba Putri Perdana E-19 19 Hilyatul Auliya Al Mufidah K-19 20 M. Ihsanul Amal E-20 20 Hafidh Abrar Albar K-20 21 Fayyadh Dzaki M. E-21 21 Nahriyati Idha Safitri K-21 22 Aina Salsabilla E-22 22 Raisha Sovia Mawarni K-22 23 Nadya Khairunnisa B. E-23 23 Ghina Hinanti K-23 24 Aisha Safa Kamila E-24 24 I Ana Kufita Wuqit K-24 25 Anindya Laksmi Ayu N. E-25 25 Ambar Putri Nisrina K-25 26 Rafi Gastiadirijal M. E-26 26 Muhammad Fauzi Zulfiqar K-26 27 Assyifa Qurrota A’yun E-27 27 Faras Zaki Dwi P. K-27 28 Arini Himawati E-28 28 Rafif Dzaky Alauddin C. K-28
29 Ibrahim Adriyanto K-29
139
Lampiran 16
DOKUMENTASI PENELITIAN
Pembelajaran menggunakan flash macromedia di kelas eksperimen
140
Pembelajaran konvensional di kelas kontrol
141
GLOSARIUM
Cronbach’s alpha : Merupakan koefisien reliabilitas. Hal ini biasanya
digunakan sebagai ukuran dari konsistensi internal
atau keandalan dari skor tes psikometri untuk
sampel ujian.
Deduktif Aksiomatik : Sistem penerapan dalam matematika dari berbagai
metode logika atas sekelompok unsur, relasi, dan
operasi. Dalam proses penalaran matematika, suatu
rumus (teorema) matematika terdiri dari beberapa
hipotesis dan kesimpulan.
Kolmogorof-Smirnov : Salah satu metode nonparametrik yang paling
berguna dan umum untuk membandingkan dua
sampel, karena sensitif terhadap perbedaan di
kedua lokasi dan bentuk fungsi distribusi empiris
kumulatif dari dua sampel.
Kunstruktivisme sosial : Interaksi sosial, alat-alat budaya, dan aktivitasnya
membentuk perkembangan dan kemampuan belajar
individual.
Penalaran deduktif : Metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang
umum terlebih dahulu untuk seterusnya
dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang
khusus.
142
Reliabilitas : Konsistensi dari serangkaian pengukuran atau
serangkaian alat ukur.
Resitasi konten : Pemaparan berupa penjelasan yang difokuskan
hanya terhadap muatan/isi tanpa melakukan
aktivitas penelusuran pemahaman dengan cara lain.
Tes Internal : Ukuran berdasarkan korelasi antara item yang
berbeda pada tes yang sama (atau subskala yang
sama pada uji yang lebih besar). Ini mengukur
apakah beberapa item yang mengusulkan untuk
mengukur umum yang sama membangun
menghasilkan skor serupa.
Uji Bartlett : Uji statistik yang digunakan untuk memeriksa
apakah data percobaan memenuhi asumsi
kehomogenan ragam. Uji ini wajib anda lakukan
sebelum menganalisis ragam data.
Uji Liliefors : Uji statistik yang digunakan untuk menguji apakah
sample berasal dari populasi yang brdistribusi
normal.
Uji Mann Whitney U : Alternatif bagi uji-t. Uji Mann Whitney/Wilcoxon
merupakan uji non-parametrik yang digunakan
untuk membandingkan dua mean populasi yang
berasal dari populasi yang sama. Uji Mann-
143
Whitney juga digunakan untuk menguji apakah dua
mean populasi sama atau tidak.
144
DAFTAR PUSTAKA
Abied. 2011. Teori Belajar Matematika untuk Mengajar Matematika di SD. http://www.masbied.com/2011/02/09/teori-belajar-matematika-untuk-mengajar-matematika-di-sd/. Diunduh 02/03/2011
Wijaya, Adi dan Sri Purnama Surya. 2009. Pemanfaatan komputer sebagai media
pembelajaran matematika di SMP (Modul Matematika SMP Program Bermutu). Yogjakarta: PPPPTK Matematika.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).
Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Cahya P, Antonius. 2006. Pemahaman dan Penyajian Konsep Matematika Secara
Benar dan Menarik. Jakarta: Depdiknas Dirjen Perguruan Tinggi Direktorat Ketenagaan.
Porter, Bobbi D. dkk. 2010. Quantum Teaching (memprktikkan Quantum
Learning di Ruang-Ruang Kelas). Bandung: Kaifa. Djamarah, Syaiful B dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT Rineka Cipta. Fajariyah, Nur dan Defi TR. 2008. Cerdas Berhitung Matematika Untuk SD/MI.
Jakarta: CV Grahandi. Hidayatullah, Priyanto. 2011. Animasi Pendidikan Menggunakan Flash. Bandung:
Informatika. Karim, Muchtar A. dkk. 1997. Pendidikan Matematika 1. Depdikbud. Kartadinata, Sunaryo dan Nyoman, Dantes. 1997. Landasan-landasan Pendidikan
Sekolah Dasar. Depdikbud. Kristiyanto, AL. 2007. Pembelajaran Matematika Berdasarkan Teori Dienes.
http://kris-21.blogspot.com/2007/12/pembelajaran-matematika-berdasar-teori_04.html. Diunduh 02/03/2011.
Laodesyamri. 2010. Kajian Teori Pembelajaran Matematika di SD. http://id.
shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2063167-kajian-teori-pembelajaran-matematika-di/. Diunduh 24/03/2011.
145
Pujiati dan Sigit TG. 2009. Pembelajaran Pengukuran Luas Bangun Datar Dan
Volum Bangun Ruang di SD (Modul Matematika SD Program Bermutu). Yogjakarta: PPPPTK Matematika.
Rahman, Abdur. 2007. Pengembangan Media Pembelajaran Aksara Jawa dengan
Macromedia Flash MX. Semarang: UNNES. Riduwan. 2008. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta. Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Romberg. 2010. Hakekat Matematika. http://techonly13.wordpress.com/2010/04/
28/hakekat-matematika/. Diakses 18/05/2011. Sadirman, Arief S. dkk. 2010. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan,
dan Pemanfaatannya). Jakarta: Rajawali Press. Silberman, Melvin L. 2006. Active Learning (101 Cara Belajar Siswa Aktif).
Bandung: Nusamedia Soeparwoto. 2007. Psikologi Perkembangan. Semarang: UPT MKK UNNES. Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.
Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sudjana. 1992. Metoda Statistika Edisi ke-5. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2003. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Sukayati dan Agus Suharjana. 2009. Pemanfaatan Alat Peraga Matematika dalam
Pembelajaran di SD (Modul Matematika SD Program Bermutu). Yogjakarta: PPPPTK Matematika.
Sunarto. 2009. Pembelajaran Konvensional Banyak dikritik Namun Paling
disukai. http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/02/pembelajaran-kon vensional-banyak-dikritik-namun-paling-disukai/. Diunduh 24/03/2011.
Sunarto. 2011. Pengertian Prestasi Belajar. http://sunartombs.wordpress.com/
2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/. Diunduh 08/03/2011 Supinah. 2008. Pembelajaran Matematika SD dengan Pendekatan Kontekstual
dalam Melaksanakan KTSP. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.
146
Sutrisman dan G. Tambunan. 2010. Hakekat Matematika. http://techonly13.wordpress.com/2010/04/28/hakekat-matematika/). Diunduh 18/05/2011.
Turmudi dan Aljupri. 2009. Pembelajaran Matematika. Jakarta: Dirjen
Pendidikan Islam Depag RI. Warpala. Wayan S. 2009. Pendekatan Pembelajaran Konvensional.
http://edukasi. kompasiana.com/2009/12/20/pendekatan-pembelajaran-konvensional/. Diunduh 24/03/2011.
Yuli. 2010. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar. http://forum.um.ac.id/index.php?
topic=10034.0. Diunduh: 18/05/2011.