EFEKTIFITAS PENDIDIKAN DALAM MULTI PERSPEKTIF fileyang dikelolanya berhasil dengan melahirkan siswa...
Transcript of EFEKTIFITAS PENDIDIKAN DALAM MULTI PERSPEKTIF fileyang dikelolanya berhasil dengan melahirkan siswa...
Makalah Keefektifan Pendidikan
1
KEEFEKTIFAN PENDIDIKAN DALAM MULTI PERSPEKTIF
(Suatu Tinjauan tentang Keberhasilan Pendidikan)
Oleh : M. Firdaus, U.Md, SKH, M.Pd
I. PENDAHULUAN
Setiap pengelola pendidikan menginginkan suatu lembaga pendidikan
yang dikelolanya berhasil dengan melahirkan siswa yang berkualitas dari aspek
akademik maupun non
akademik. Namun sering kali
keinginan itu terbentur oleh
anggapan bahwa pendidikan
yang dikelola jarang
menghasilkan out-put yang
memauaskan hal ini didasari
dengan berbagai pemikiran-
pemikiran dan kenyataan yang
ada karena sebagian siswa
kurang mampu beradaptasi
dengan lingkungan masyarakat.
Sehingga masyarakat menilai bahwa sekolah A berhasil dan sekolah B kurang
atau tidak berhasil dengan argumen dan alasan sederhana sebagai keputusan
mereka yang biasanya dikaitkan dengan kenyataan bahwa sekolah tertentu
diminati oleh banyak orang; lulusannya banyak tertampung oleh sekolah-sekolah
lanjutan dianggap baik atau mendapat kedudukan yang baik atau mampu
berdikari; penampilan sekolah yang mentereng dan lain-lain.
Persepsi masyarakat yang demikian telah menjadi catatan khusus yang
merupakan indikator bagi mereka untuk berpikir kedepan dalam memasukkan
anak mereka pada sekolah-sekolah yang mereka anggap mampu memproses dan
mengubah tingkat akademik maupun non akademik anak mereka akibatnya
sekolah yang mendapat predikat berhasil akhirnya dipenuhi siswa sampai
kehabisan kursi sementara, sekolah yang kurang atau tidak berhasil ini sedikit
Makalah Keefektifan Pendidikan
2
mendapat interes dari masyarakat dan bahkan hanya diisi oleh siswa yang tertolak
dari sekolah yang berhasil. Ironis memang yang terjadi dalam dunia pendidikan,
disatu sisi masyarakat mencoba merealisasikan keinginan untuk membangun
anaknya melalui sekolah yang efektif, disisi lain masyarakat tidak memperhatikan
nasib sekolah yang lain yang seharusnya mendapat perhatian yang lebih besar
untuk dibangun kearah sekolah yang efektif melalui tindakan-tindakan pemecahan
terhadap berbagai persoalan yang ada di sekolah.
Jika pola masyarakat dengan persepsi bahwa anak yang di sekolahkan
harus pada sekolah yang berkualitas dan efektif maka parameter yang dipakai
oleh masyarakat untuk menilai keberhasilan suatu sekolah tentunya harus jelas
dipahami secara baik oleh masyarakat sehingga kegiatan yang menilai sekolah
bukan kegiatan yang bersifat parsial tetapi kegiatan yang bersifat komprehensif
dan betul-betul sekolah mampu menghasilkan out-put yang diharapkan sebab bisa
saja karena in-putnya memiliki tingkat kemampuan yang tinggi sementara proses
pada sekolah biasa-biasa saja tidak menutup kemungkinan out-put akan berhasil
oleh karena faktor in-put yang baik.
Mencermati fenomena tersebut maka patut diduga bahwa keberhasilan
suatu sekolah bukan dilihat dari satu dimensi saja tetapi dari multi dimensi atau
dengan kata lain bahwa keefektifan pendidikan di sekolah sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor yang kesemuanya memiliki peran penting dan saling
mempengaruhi satu sama lain bagi terciptanya pendidikan dan sekolah yang
efektif.
II. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mempertajam pemahaman
konsep Keefektifan Pendidikan dalam Multi Perspektif sehingga dapat
memberikan gambaran secara komprehensif tentang konsep yang mendukung
keberhasilan pendidikan yang sebenarnya sehingg menjadi suatu acuan dan bahan
pertimbangan dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui kefektifan
pendidikan.
Makalah Keefektifan Pendidikan
3
III. KONSEP KEEFEKTIFAN PENDIDIKAN MULTI PERSPEKTIF
A. Pengertian Keberhasilan Lembaga Pendidikan
Untuk memudahkan bahasan ini kata berhasil yang merupakan kata
benda dari kata sifat berhasil disepadankan dengan kata keefektifan atau
efektif dalam kamus besar bahasa Indonesia berhasil berarti mendatangkan
hasil dan keberhasilan berarti perihal (keadaan berhasil). Sedangkan efektif
berarti dapat membawa hasil dan keefektifan berarti keberhasilan. Kemudian
masing-masing kata ini dipakai dalam tulisan ini secara berganti-ganti, tetapi
maksudnya sama. Keberhasilan biasanya dikaitkan dengan tujuan oleh
karenanya suatu tindakan akan berhasil (efektif) jika tindakan itu mencapai
tujuan tertentu (Beare, 1989). Senada dengan ini Scott (1990) mengartikan
keberhasilan sebagai keseimbangan antara rencana dan hasil sebenarnya.
Kalau suatu tindakan tidak mencapai tujuannya maka ia tidak berhasil.
Namun dalam konteks lembaga pendidikan, keberhasilan pendidikan
mencakup pencapaian tujuan dan kemampuan sekolah dalam
mempertahankan proses organisasinya. Departemen Pendidikan Minessota,
USA (dalam Jeans, 1992) mendefinisikan keberhasilan sekolah sebagai
kondisi setiap sekolah di mana masing-masing mencapai tujuannya baik siswa
orang tua warga negara lainnya. Menurut ini maka siswa orang tua dan warga
negara merupakan komponen penting untuk menilai keberhasilan sekolah.
Namun kenyataannya tidak semua sekolah memiliki tujuan yang sama meski
secara nasional semua sekolah hendak mencapai tujuan pembangunan negara
dan secara spesifik tentu tujuan akan dicapai berbeda-beda. Oleh karenanya
terasa sulit membandingkan keberhasilan sekolah dengan yang satu dengan
sekolah yang lain.
Jadi komponen pencapaian tujuan (tujuan pengajaran an sich) kurang
terpenuhi untuk mengatakan bahwa sekolah tertentu itu berhasil. Oleh karena
itu perlu perluasan pengertian keberhasilan sekolah. Sekolah yang berhasil
adalah sekolah yang menghasilkan pencapaian siswa dalam segala domain
(tujuan eksistensi lembaga pendidikan) sekaligus yang mampu
Makalah Keefektifan Pendidikan
4
mempertahankan penampilan keseluruhan organisasinya. Dengan demikian
maka jika lulusan sekolah memiliki kemampuan yang tinggi, tetapi
organisasinya kurang baik (misalnya banyak sekali pengelolanya merasa tidak
tentram karena alasan tertentu atau bangunan fisiknya tidak bisa dipandang
maka sekolah itu tidak bisa dianggap berhasil). Sebaliknya jika pengelolaanya
baik dan penampilan luar baik pula tetapi hanya sedikit kemampuan, maka
sekolah itu jelas tidak berhasil. Oleh karena itu keberhasilan sekolah selalu
dilihat dari sudut pandang : input (siswa), out put (pencapai belajar), proses
organisasi dan komponen eksternal (orang tua, masyarakat, dan lain-lain).
B. Sekolah Yang Berhasil
Berbagai penelitian menemukan ciri-ciri yang dianggap mendukung
keberhasilan sekolah dan hasilnya relatif konsisten meskipun adanya
penekanan tertentu dengan menggunakan tiga komponen variabel : variabel
organisasi, variabel out put input, variabel proses.
Menurut ahli bahwa secara organisasional sekolah yang berhasil dicirikan
sebagai berikut :
1. Adanya tuntutan Akademik yang tinggi
2. Kepala sekolah yang serius, kreatif, inovatif dan demokratis
3. Berorientasi belajar
4. Kepemimpinan yang baik
5. Peningkatan mutu staf
6. Adanya dukungan dari orang tua
7. Suasana sekolah yang kondusif
8. Mengarahkan dana yang cukup besar untuk peningkatan pengajaran
(Murnane, 1987; Edmonds, 1979; Fullan, 1985).
Dari segi input – output sekolah yang berhasil selalu menghasilkan
lulusan – lulusan dengan prestasi tinggi dibanding dengan lulusan sekolah
lain. Variabel proses menunjukkan adanya pimpinan yang memahami
kemungkinan – kemungkinan, selalu menunjukkan tujuan sekolah kepada
Makalah Keefektifan Pendidikan
5
semua pihak, informasi yang selalu dibagi – bagi dan kerjasama dengan
antara administrator dan guru dalam menyiapkan pengajaran.
Menurut Jonhson (1989) bahwa ada empat kriteria yang mencirikan
sekolah yang efektif yaitu :
1. Sekolah memiliki tujuan yang jelas berkaitan dengan pencapaian
akademis.
2. Memiliki staf yang bersikap dan berperilaku positif dalam kerja sama
dengan koleganya
3. Memperhatikan keseimbangan antara tuntutan akademis dan
administratif.
4. Memperhatikan hubungan dengan lingkungan luar baik orang tua dan
masyarakat.
Dari pendapat dia atas dapat disimpulkan bahwa secara umum sekolah yang
berhasil dicirikan sebagai berikut :
a. Adanya tujuan yang jelas
b. Suasana yang kondusif untuk belajar
c. Harapan yang tinggi dari siswa
d. Kepala sekolah yang demokratis
e. Dukungan yang kuat dari orang tua dan masyarakat
f. Kurikulum dan pengajaran yang efektif
g. Belajar dan mengajar yang efektif
h. Pengajar yang efektif.
C. Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Beberapa penafsiran tentang pengertian kurikulum antara lain :
a. Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran, Kurikulum ialah
sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa
untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata ajaran dipandang
sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa
lampau yang telah disusun secara sistimatis dan logis.
Makalah Keefektifan Pendidikan
6
b. Kurikulum sebagai Renacan Pembelajaran, Kurikulum adalah suatu
program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa.
Dengan program itu siswa melaukan berbagai tingkah laku siswa,
sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran.
c. Kurikulum sebagai Pengalaman Belajar. Pandangan ini menyatakan
sebagai berikut : bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas
dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan
di luar kelas. Tak ada pemisahan yang tegas antara intra da ekstra
kurikulum. Semua kegiatan yang mencakup dan memberikan
pengalman belajar/pendidikan bagi siswa pada hakikatnya adalh
kurikulum. (Oemar Hamalik , 1994).
2. Landasan Pengembangan Kurikulum
Kurikulum didasarkan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan
kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai
dengan jenis dan jenajng masing-masing satuan pendidikan. (UUSPN,
1989).
Pengembangan kurikulum harus berlandasrkan kepada faktor-
faktor yaitu :
a. Tujuan filsafat dan Pendidikan nasional yang dijadikan sebagai dasar
untuk merumuskan tujuan institusional yang pada giliranya menjadi
landasan dalam metumuskan tujuan kurikulum suatu satuan
pendidikan.
b. Sosial budaya dan agama yang berlaku dalam masyarakat kita.
c. Perkembangan peserta didik yang menunjuk pada karakteristik
perkembangan peserta didik.
d. Keadaan lingkungan yang dalam arti luas meliputi lingkungan
manusiawi, lingkungan kebudayaan termasuk iptek dan lingkungan
hidup serta lingkungan alam.
Makalah Keefektifan Pendidikan
7
e. Kebutuhan pembangunan, yang mencakup kebutuhan pembangunan
di bidang ekonomi, kesejahteraan rakyat, hukum, hankam dan
sebagainya.
f. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan
sistem nilai dan kemanusiaan serta budaya bangsa.
Beberapa faktor di atas saling mempengaruhi antara satu dengan
lainnya. (Oemar Hamalik, 1991).
3. Komponen-komponen pengembangan kurikulum
Kurikulum sebagai suatu sistem keseluruhan memiliki komponen yang
saling berkaitan antara satu dengan yang lain yakni :
a. Tujuan, tujuan kurikulum tiap satua pendidikan harus mengacu ke
arah pencapaian tujuan pendidikan nasional. Menurut
UUSPN(1989) bahwa Kurikulum merupakan suatu alat pendidikan
dalam rangka pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas.
Kurikulum menyediakan kesempatan yang luas bagi peserta didik
untuk mengalami proses pendidikan dan pembelajaran untuk
mencapai target tujuan pendidikan nasional khususnya dan sumber
daya manusia yang berkualitas umumnya.
b. Materi Kurikulum, materi kurikulum pada hakikatnya adalah isi
kurikulum. Isi kurikulum merupakan bahan kajian dan pelajaran
untuk mencapai tujuan penyelengaraan satuan pendidikan yang
bersangkutan dalam rangka upaya mencpai tujuan pendidikan
nasional.
Materi kurikulum mengandung aspek tertentu sesuai dengan tujuan
kurikulum yang meliputi : Teori, Konsep, Generalisasi, Prinsip,
Prosedur, Fakta, Istilah, Contoh, Definisi dan Preposisi.
c. Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi
pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Suatu metode
yang mengandung pengertian terlaksananya kegiatan guru dan
kegiatan siswa dalam proses pembelajaran.Metode ini dilaksankan
melalui prosedur tertentu. Metode atau strategi pembelajaran
Makalah Keefektifan Pendidikan
8
menempati fungsi yang penting dalam kurikulum, karena memuat
tugas-tugas yang perlu dikerjakan siswa dan guru karena itu
penyusunannya hendaknya berdasarkan anlisa tugas yang mengacu
pada tujuan kurikulum dan berdasarkan perilaku siswa.
d. Organisasi Kurikulum, organisasi kurikulum terdiri dari beberapa
bentuk yang masing-masing memiliki ciri-cirinya tersendiri antara
lain :
1) Mata pelajaran terpisah-pisah.
2) Mata ajaran berkorelasi
3) Bidang studi
4) Program yang berpusat oada anak.
5) Core program
6) Eclectic program
e. Evaluasi, evaluasi merupakan suatu komponen kurikulum, karena
kurikulum adalah pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar. Dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yag akurat
tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar
siswa. Berdasarkan informasi itu dapat dibuat keputusan tentang
kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbingan
yang perlu dilakukan.
4. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum berdasarkan prinsip-porinsip sebagai berikut :
a. Prinsip berorientasi pada tujuan
Pengembangan kurikulum di arahkan untuk mencapai tujuan
tertentu, yang bertitik tolak dari tujuan pendidikan nasional. Tujuan
kurikulum merupakan penjabaran dan upaya untuk mencapai tujaun
satuan dan jenajng pendidikan tertentu. Tujuan kurikulum
mengandung aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai
yang selanjutnya menumbuhkan perubahan tingkah lku peserta didik
yang menckup tiga aspek tersebut dan bertalin dengan aspek-aspek
yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional.
Makalah Keefektifan Pendidikan
9
b. Prinsip Relevansi
Pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan sistem
penyampaiannya harus relevan dengan kebutuhan dan keadaan
masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa serta serasi
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Prinsip Efisiensi dan Efektivitas
Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisien
dalam pendayagunaan dana, waktu, tenaga dan sumber-sumber yang
tersedia agar mencapai hasil yang optimal. Keterbatasan fasilitas
sarana dan prasaran sekolah harus digunakan secara tepat guna oleh
siswa dalam rangka pembelajaran yang kesemuanya demi untuk
meningkatkan efektivitas atau keberhasilan siswa.
d. Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau
dikurangi berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan
kemampuan setempat, jadi tidak statis atau kaku.
e. Prinsip Berkesinambungan
Kurikulum disusun secara berkesinambungan artinya bagian-bagian,
aspek-aspek, materi dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak
terlepas-lepas, melainkan satu sama lain memiliki hubungan
fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang perkembangan
siswa. Denga prinsip ini tampak jeals alur dan keterkaitan di dalam
kurikulum tersebut sehingga mempermudahguru dan siswa dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
f. Prinsip Keseimbangan
Penyusunan kurikulum supaya memperhatikan keseimbangan secara
proporsional dan fungsional antara berbagai program dan sub-
program, antara smua mata ajaran, dan antara aspek-aspek perilaku
yang ingin dikembangkan. Keseimbangan juga perlu diadkan antara
teori dan praktek, antara unsur-unsur keilmuan sains, sosial,
humaniora dan keilmuan perilaku. Dengan keseimbangan kurikulum
Makalah Keefektifan Pendidikan
10
dapat diharapkan terjalinnya perpaduan yang lengkap dan
menyeluruh yang satu sama lainnya saling memberikan
sumbangannya terhadap pengembangan pribadi.
g. Prinsip Keterpaduan
Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarka prinsip
keterpaduan, perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau
toipik dan konsisten antara unsur-unsurnya. Pelaksanaan terpadu
dengan melibatkan semua pihak bik di lingkungan sekolah maupun
pada tingkat intersektoral. Dengan keterpaduan ini diharapkan
terbentuknya pribadi yang bulat dan utuh.
h. Prinsip Mutu
Pengembangan kurikulum dirancang berorientasi pada pendidikan
mutu dan mutu pendidikan. Pendidikan mutu berarti pelaksanaan
pembelajaran yang bermutu sedangkan mutu pendidikan berorientasi
pada hasil pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang bermutu
ditentukan oleh dejarat mutu guru, kegiatan belajar mengajar,
peralatan/media yang bermutu. Hasil pendidikan yang bermutu
diukur berdasarkan kriteria tujuan pendidikan nasional yang
diharapkan.
5. Ciri kurikulum yang efektif
Menurut Mc Gaw, et al. (1992) bahwa kurikulum di sekolah
yang efektif memiliki tiga ciri mendasar antara lain :
a. Pengetahuan dasar yang paling harus dapat diperoleh oleh semua
siswa terlepas latar belakang siswa. Hal ini penting karena kelas
seringkali ditempati oleh siswa dengan kemampuan, interes dan latar
belakang yang seragam namun demikian memerlukan
pengembangan yang seimbang dan merata. Disamping itu sekolah di
dirikan bukanlah hanya untuk sekelompok murid tertentu, tetapi ia
adalah tempatdimana sejumlah anak muda mencari ilmu dan
keterampilan, jadi pengetahuan dan keterampilan harus dapat
diperoleh semua siswa.
Makalah Keefektifan Pendidikan
11
b. Alokasi waktu diseimbangkan untuk semua kurikulum. Keputusan
alokasi waktu didasarkan pada keadaan pengetahuan, pelajaran mana
yang paling berharga dan bagai mana siswa belajar terbaik. Jada
kalau kurikulum tertentu ( misalnya, pendidikan agama ) dianggap
sangat penting, tetapi alokasi waktu tidak maksimal maka
menanggalkan ciri – ciri keefektifan sekolah.
c. Koherensi kurikulum yang berarti bahwa pelajaran yang lalu harus
menjadi landasan untuk pelajaran sekarang dan untuk memprediksi
pelajaran yang akan datang. Koherensi akan sangat membantu siswa
untuk memahami pengetahuan tertentu secara komprehensif karena
sifatnya tidak terpisah – pisah.
Selama pengajaran berlangsung siswa di sekolah efektif
memamfaatkan lebih banyak waktunya untuk belajar: individual atau
kelompok, terstruktur atau non struktural. Siswa juga diharuskan
mengerjakan tugas – tugas sekolah baik di sekolah maupun dirumah
(Murphy, 1985). Selanjutnya siswa merasa aman dan tentram dalam
suasana belajar, belajar bagaimana belajar, mengerjakan tugas menarik
dan ikut serta dalam kegiatan sekolah secara penuhkepercayaan diri
dalam belajar (Cuttance, 1991). Singkatnya sekolah–sekolah yang
efektif memiliki kurikulum yang siap untuk dipelajari oleh siswa dengan
berbagai aktifitasnya dalam suasana yang tentram, aman dan bebas dari
tekanan.
D. Proses Pembelajaran
1. Perkembangan konsep pembelajaran
Pandangan mengenai konsep pengajaran terus menrus mengalami
perkembangan dan perubahan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi
pendidikan. Perkembangan itu antara lain :
a. Pengajaran sama artinya dengan kegiatan mengajar. Kegiatan
mengajar dilakukan oleh guru untuk menyampaikan pengetahuan
kepada siswa. Dalam konsep ini guru bertindak dan berperan aktif
Makalah Keefektifan Pendidikan
12
bahkan sangat meonjol dan bersifat menentukan segalanya. Pengajaran
sama artinya dengan perbuatan mengajar.
b. Pengajaran merupakan interaksi dan belajar. Pengajaran berlangsung
sebagai suatu proses saling pengaruh-mempengaruhi dalam bentuk
hubungan interaksi antara guru dan siswa. Guru bertindak sebagai
pengajar sedangkan siswa berperan sebagai yang melakukan perbuatan
belajar. Guru dan siswa menunjukkan keaktifan yang seimbang
sekalipun peranannya berbeda namun terkait satu dengan yang lainnya.
c. Pengajaran sebagai suatu sistem. Pengertian pengajaran pada
hakikatnya lebih luas dan bukan hanya sebagai suatu proses atau
prosedur belaka. Pengajaran adalah suatu sistem yang luas yang
mengandung dan dilandasi oleh berbagai dimensi yakni : Profesi guru,
Perkembangan dan pertumbuhan siswa/peserta didik, Tujuan
pendidikkan dan pengajaran, Program pendidikan dan kurikulum,
Perencanaan pengajaran, strategi belajar mengajar, Media pengajaran,
Bimbingan belajar, Hubungan antara sekolah dan masyarakat,
manajemen pendidikan/kelas.
2. Ciri-ciri Pembelajaran.
Ada tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran,
antara lain:
a. Rencana ialah penataan ketenagaan, material dan prosedur yang
merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran dalam suatu rencana
khsusus.
b. Kesalingtergantungan antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang
serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial, dan
masing-masing memberikan sumbangannya kepada sistem
pembelajaran.
c. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak
dicapai. Ciri ini menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat
manusia dengan sistem yang alami. Tujuan sistem menuntun proses
Makalah Keefektifan Pendidikan
13
merancang sistem sistem. Tujuan utama sistem pembelajarn agar
siswa belajar.
3. Unsur-unsur Pembelajaran
Unsur-unsur minimal yang harus ada dalam sistem pembelajaran
adalah seorang siswa/peserta didik, suatu tujuan dan suatu prosedur kerja
untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini guru tidak termasuk sebagai sistem
pembelajaran, fungsinya dapat digantikan atau dialihkan kepada media
sebagai penganti seperti buku, slide yang diprogramkan. Namun seorang
kepala sekolah menjadi salah satu unsur sistem pendidikan karena
berkaitan dengan prosedur perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
Unsur-unsur dinamis pembelajaran pada diri guru antara lain :
Motivasi membelajarkan siswa dan Kondisi guru siap membelajarkan
siswa. Sedangkan Unsur pembelajaran konkruen dengan unsur belajar
antara lain : Motivasi menuntut sikap tanggap dari pihak guru serta
kemampuan untuk mendorong motivasi dengan berbagai upaya
pembelajaran dan Sumber-sumber yang digunakan sebagai bahan belajar
terdapat pada:
a. Buku pelajaran yang sengaj dipersipakan dan berkenaan dengan mata
ajaran tertentu.
b. Pribadi guru sendiri pada dasarnya merupakan sumber tak tertulis dan
sangat penting serta sangat kaya dan luas. Yang perlu dimanfaatkan
secara maksimal.
c. Sumber masyarakat merupakan sumber yang paling kaya bagi bahan
belajar siswa.
d. Pengadaan alat-alat bantu belajar dilakukan oleh guru, siswa sendiri
dan bantuan orang tua. Namun harus dipertimbangkan kesesuaian alat
bantu belajar itu dengan tujuan belajar, kemampuan siswa sendiri,
bahan yang dipelajari dan ketersedianya di sekolah. Prinsip kesesuaian
ini perlu diperhatikan karena sering terjadi pemilihan dan penggunaan
alat bantu belajar ternyata tidak cocok untuk kegiatan belajar itu
Makalah Keefektifan Pendidikan
14
sendiri, dan ternyata tidak banyak pengaruhnya terhadap keberhasilan
siswa.
e. Untuk menjamin dan membina suasana belajar yang efektif, guru dan
siswa dapat melakukan beberapa upaya antara lain :
1) Sikap guru sendiri terhadap pembelajaran di kelas.
2) Perlu adanya kesadran yang tinggi dikalangan siswa untuk
membina disiplin dan tata tertib yang baik dalam kelas.
3) Guru dan siswa berupaya menciptakan hubungan dan kerja sama
yang serasi, selaras dan seimbang dalam kelas.
f. Subyek belajar yang berada dalam kondisi kurang mantap perlu
diberikan binaan. Pembinaan kesehatan, penyesuaian bahan belajar
dengan tingkat kecerdasan siswa, memperhatikan tingkat kesiapan
belajar yang tepat waktunya, penyesuaian bahan belajar dengan
kemampuan bakatnya, dan memberikan pengalaman-pengalman
prekuisit, semua kondiai itu perlu terus dikontrol oleh guru. Sediakan
waktu khsusus untuk mengenal dan mengetahui dengan seksama
semua kondisi subyek belajar. Bila diketahui terdapat ketidak
seimbangan dan ganguan pada kondisi mereka, maka guru perlu segera
melakukan upaya untuk memperbaiki dan meningkatkannya.
4. Pendekatan dalam Pembelajaran
Pendekatan sistem yang diterapkan dalam pembelajaran bukan
saja sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi
juga sesuai dengan perkembangan psikologi belajar sistemik, yang
dilandasi dengan prinsip-prinsip psikologi behaviriostik dan humanistik
serta kenyataan dalam masyarakat sendiri.
a. Aspek-aspek pendekatan sistem pembelajaran
Aspek-aspek pendekatan sistem pembelajaran meliputi aspek
filosofis yaitu pendangan hidup yang melandasi sikap si perancang
sistem yang terarah pada kenyataan sedangkan aspek proses ilah
suatu proses dan suatu perangkat alat konseptual.
Makalah Keefektifan Pendidikan
15
Suatu perangkat dari alat atau tehnik dalam pendekatan sistem ialah
berupa kemampuan-kemampuan merumuskan tujuan secara
operasional, mengembangkan deskripsi tugas-tugas secara lengkap
dan akurat dan melaksanakan analisis tugas.
b. Ciri-ciri pendekatan sistem pembelajaran
Ciri-ciri dari pendekatan sistem pembelajaran yakni :
1) Pendekatan sistem sebagai suatu pandangan tertentu mengenai
proses pembelajaran di mana berlangsung kegiatan belajar
mengajar, terjadi interaksi antara siswa dengan guru dan
memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar secara efektif.
2) Penggunaan metodologi untuk merancang sistem pembelajaran
yang meliputi prosedur perencanaan, perancangan, pelaksanaan
dan penilaian keseluruhan proses pembelajaran yang tertuju ke
pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.
c. Pola pendekatan sistem pembelajaran
Pendekatan sistem pembelajaran dapat ditempuh dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1) Identifikasi kebutuhan pendidikan dan latihan.
Analisa kebutuhan untuk mentransformasikannya menjadi
tujuan-tujuan pembelajaran
2) Merancang metode dan materi pembelajaran
3) Pelaksanaan pembelajaran.
4) Menilai dan merevisi.
5. Model pembelajaran berdasarkan teoi-teori belajar.
Model-model pembelajaran antara lain :
a. Model Interaksi sosial, model ini berdasarkan teori gestal. Model ini
menitik beratkan pada hubungan antara individu dengan masyarakat
atau dengan individu lainnya. Tekanannya pada proses realita. Model
ini berorientasi pada perioritas terhadap perbaikan kemampuan
individu untuk berhubungan dengan orang lain, perbaikan proses-
proses demokratis dan perbaikan masyarakat. Model ini mencakup :
Makalah Keefektifan Pendidikan
16
1) Kerja kelompok, tujuannya untuk mengembangkan keterampilan
berperan serta dalam proses bermasyarakat dengan cara
mengembangkan hubungan interpersonal dan keterampilan
menemukan dalam bidang akademik.
2) Pertemuan kelas, tujuannya adalah untuk mengembangkan
pemahaman mengenai diri sendiri dan rasa tanggung jawab baik
terhadap diri sendiri maupun terhadap kelompok.
3) Pemecahan masalah sosial atau inqury sosial bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah
sosial dengan cara berpikir logis dan penemuan akademik.
4) Model laboratorium bertujuan untuk mengembangkan kesadaran
pribadi dan keluwesan dalam kelompok.
5) Bermain peranan bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada
siswa menemukan nilai-nilai sosial dan pribadi melalui situasi
tiruan.
6) Simulasi sosial bertujuan untuk membantu siswa mengalami
berbagai kenyataan sosial serta menguji reaksi mereka.
b. Model Proses Informasi
Model ini berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi
dan sitem-sistem yang dapat memperbaiki kemampuan tersebut.
Pemrosesan informasi menunjuk kepada cara-cara
mengumpulkan/menerima stimulus dari lingkungan, mengorganisasi
data, memecahkan masalah, menemukan konsep-konsep dan
pemecahan masalah serta menggunakan simbol-simbol verbal dan non
verbal. Model ini dalam strategi pembelajaran antara lain: Mengajar
induktif, Latihan inquiry, Inqury keilmuan, Pembentukan konsep.
c. Model pengembangan.
1) Model Personal
Model ini berorientasi pada individu dan pengembangan diri. Titik
beratnya pada pembentukan pribadi individu dan
mengorganisasikan realitanya yang rumit. Strategi model
Makalah Keefektifan Pendidikan
17
pembelajaran antara lain : Pengajaran non direkstif, Latihan
kesadaran, Sinetik dan sistem konseptual.
2) Model Modifikasi Tingkah Laku
Model ini bermaksud mengembangkan sistem-sistem yang efiaien
untuk memmperurut tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah
laku dengan cara memanipulasi penguatan.
6. Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran antara lain :
a. Pembelajaran penerimaan meliputi :
1) Penerimaan terhadap prinsip-prinsip umum, aturan-aturan, serta
ilustrasi khusus.
2) Pemahaman terhadap prinsip umum, pengujian dilaukan dengan
tes yang menuntut pernyataan ulang mengenai prinsip-prinsip
dan contoh-contoh yang telah diberikan.
3) Partikularisasi, penerapan prinsip umum ke dalam
situasi/keadaan tertentu.
4) Tindakan gerakan dari suasana kognitif dan proses simbol
kesuasana perbuatan/tindakan.
b. Pembelajaran penemuan meliputi :
1) Tindakan dalam instansi tertentu.
2) Pemahaman kasus tertentu
3) Generalisasi
4) Tindakan dalam suasana baru.
c. Pembelajaran Penguasaan, langkah-langkah yang ditempuh antara
lain:
1) Mengajarkan satuan pelajaran pertama dengan menggunakan
metode kelompok
2) Memberikan tes diagnostik untuk memeriksa kemajuan siswa.
3) Siswa yang telah berhasil diperkenankan menempuh pelajran
berikutnya.
Makalah Keefektifan Pendidikan
18
4) Melakukan pemeriksaan akhir untuk mengetahui hasil belajar
yang telah tercapai oleh siswa.
d. Pembelajaran terpadu, langkah-langkah pokok antara lain:
1) Menyusun sumber unit yang luas bertitik tolak dari topik atau
masalah tertentu.
2) Menyusun unit pembelajaran yang dirancang dengan pola
tertentu.
3) Menyusun unit lesson dalam rangka melaksanakan unit
pengajaran yang telah dikembangkan.
4) Menyusun satuan pelajaran yang akan dilaksanakan dalam
proses belajar mengajar harian.
E. Guru di Sekolah Efektif
Guru–guru di sekolah efektif memiliki ciri–ciri yang telah ditentukan
oleh para ahli. Guru–guru menggunakan banyak waktunya untuk
mempersiapkan dan mengajarkan isi pelajaran serta selalu monitor dengan
dekat hasil kerja siswa (Murphy et al., 1985). Mereka mengembangkan
hubungan interpersonal; dus hubungan antar mereka dicirikan dengan respek,
interes, sensitifitas, perhatian, kepercayaan, tak ada guru yang melecehkan
guru lain. Mereka juga mengadakan komunikasi dengan orang tua siswa dan
selalu mendorong siswa untuk melakukan yang terbaik. Mereka juga memiliki
catatan kemajuan siswa dan memberitahukannya kepada siswa agar siswa
mengetahui pekerjaannya ( Cuttance, 1991). McGaw et al (1991) dan Porter
(1991) menyatakan bahwa guru – guru disekolah efektif adalah mereka yang
mendorong siswa untuk menjadi benar – benar mencari ilmu; menggunakan
waktu secara efektif, khususnya waktu untuk mengajar; mengetahui dan
menghargai pencapaian dan usaha siswa; secara sistematik dan reguler
memonitor perkembangan siswa; dan selalu mengembangkan keilmuannya.
Evans (1992) merangkum kualitas guru yang mencirikan keberhasilan sekolah
sebagai berikut :
Makalah Keefektifan Pendidikan
19
1. Mengajar bagaimana belajar, mengenali kebutuhan siswa dan membagi
waktu untuk belajar.
2. Cinta belajar
3. Berdedikasi dan antusias
4. Toleran dan memahami perbedaan individu.
5. Mendorong kemandirian.
6. Mendorong self-esteem, percaya diri dan menghargai diri.
7. Fasilitator belajar.
8. Mendorong rasa ingin tahu, mengembangkan mental mencari dan
merangsang siswa.
9. Berkehendak berubah, mencoba ide baru dan memprediksikan masa depan
10. Mengenali pencapaian siswa
11. Memonitor kemajuan siswa dan membuat catatan yang akurat.
12. Memberikan umpan balik yang berharga.
13. Secara reguler memberikan informasi kepada orang tua siswa tentang
kemajuannya.
14. Harapan realistik tapi yakin akan sukses.
15. Disiplin
16. Terlibat dalam bimbingan siswa
Menurut Ahli lain bahwa ciri-ciri guru yang efektif antara lain :
1. Guru sebagai Pribadi kunci
Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa para siswa yang
dibimbing oleh guru yang memiliki kesehatan mental yang baik
memperlihatkan stabilitas emosional uyang lebih tinggi dari pada para
siswa yang dibimbing oleh guru yang mental kurang sehat.
Menurut Blain dan Simpson (1962) bahwa tidak perlu
dipertanyakan lagi tentang kesehatan mental guru-guru memang
mempengaruhi tingkah laku siswa yang dibimbingnya.
Belajar tentang citarasa, hal-hal yang disenangi, cita-cita dan sikap
merupakan hal-hal penting sebagai hasil pendidikan karena biasanya hal-
hal tersebut dapat menjadi penghambat atau sebaliknya menjadi
Makalah Keefektifan Pendidikan
20
pendorong bagi seseorang untuk melanjutkan kegiatannya yang sangat
penting bagi pertumbuhan dan perkembangan setelah mereka keluar dari
sekolah. Dalam hubungan dengan pembentukan sikap, perasaan senang
atau tidak senang, cita-cita dan sebaginya ada yang berpendapat bahwa
hal-hal tersebut tidak diajarkan dengan sengaja tetapi merupakan hasil
tambahan dari belajar formal yaitu belajar yang disengaja dan dipimpin
serta diarahkan oleh guru.
Hal ini menunjukkan pentingnya suasana kelas dan tindakan-
tindakan guru dalam mempengaruhi pembentukan sikap siswa dan
perasaan siswa. Suasana kelas yang tegang berakibat sikap dan tindakan
guru yang otoriter, suka mencela dan tidak mau mengerti tentang keadaan
siswa. Sikap saling menghargai tak mungkin tumbuh pada anak-anak bila
guru sendiri tidak dapt menunjukkan sikap menghargai terhadap individu
para siswanya.
2. Peran guru sebagai pengajar dan pembimbing
Guru Dewasa ini berkembang sesuai dengan fungsinya, membina
untuk mencapai tujuan pendidikan. Lebih-lebih dalam sistem sekolah yang
sekarang ini, masalah pengetahuan, kecakapan dan keterampilan tenaga
pengajar perlu mendapat perhatian khusus. Bagaimanapun baiknya
kurikulum, administrasi dan fasilitas perlengkapan, kalau tidak diimbangi
dengan peningkatan kualitas guru-gurunya tidak akan membawa hasil
yang diharapkan. Oleh karena itu peningkatan mutu tenaga-tenaga
pengajar untuk membina tenaga-tenaga guru yang profesional adalah
unsur paling penting bagi pembaharuan dunia pendidikan. (Oemar
Hamalik, 2002)
a. Guru sebagai pengajar
Salah satu tugas yang harus dilaksanakan oleh guru di sekolah
ialah memberikan pelayanan kepada para siswa agar mereka menjadi
siswa atau anak didik yang selaras dengan tujuan sekolah itu. Melalui
bidang pendidikan, guru mempengaruhi berbagai aspek kehidupan
baik sosial, budaya maupun ekonomi. Dalam keseluruhan proses
Makalah Keefektifan Pendidikan
21
pendidikan guru merupakan faktor utama yang bertugas sebagai
pendidik. Guru memegang berbagai jenis peranan yang mau tidak mau
harus dilaksanakannya sebagai seorang guru.
Yang dimaksud sebagai peranan ialah pola tingkah laku tertentu
yang merupakan ciri khas semua petugas dari pekerjaan atau jabatan
tertentu. Guru harus bertanggung jawab atas keberhasilan kegiatan
belajar anak melalui interaksi belajar-mengajar, dan karenanya guru
harus menguasai prinsip-prinsip belajar disamping mengusai materi
yang kan diajarkan. Dengan kata lain guru harus mampu menciptakan
suatu situasi kondisi belajar yang sebaik-baiknya.
b. Guru sebagai pembimbing
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan terhadap individu
untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan
untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimal terhadap sekolah,
keluarga dan masyarakat.
Dalam keseluruhan proses pendidikan guru merupakan faktor
utama. Dalam tugasnya sebagai pendidik, guru memegang berbagai
jenis peran yang mau tidak mau harus dilaksanakan sebaik-baiknya.
Setiap jabatan atau tugas tertentu akan menuntut pola tingkah laku
tertentu pula dan tingkah laku itu merupakan ciri khas dari tugas atau
jabatan tadi. Sehubungan dengan peranannya sebagai pembimbing,
seorang guru harus :
1) Mengumpulkan data tentang siswa.
2) Mengamati tingkah laku siswa dalam situasi sehari-hari.
3) Mengenal para siswa yang memerlukan bantuan khusus.
4) Mengadakan pertemuan atau hubungan dengan orang tua siswa,
baik secara individu maupun secara kelompok untuk memperoleh
saling pengertian tentang pendidikan anak.
5) Bekerja sama dengan masyarakat dan lembaga-lembaga lainnya
untuk membantu memecahkan masalah siswa.
6) Membuat catatan pribadi siswa serta menyiapkannya dengan baik.
Makalah Keefektifan Pendidikan
22
7) Menyelenggarakan bimbingan kelompok atau individu.
8) Bekerja sama dengan petugas-petugas bimbingan lainnya untuk
membantu memecahkan masalah para siswa.
9) Menyusun program bimbingan sekolah bersama-sama dengan
petugas bimbingan lainnya.
10) Meneliti kemajuan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah.
c. Ciri-ciri guru yang efektif
Guru memiliki banyak kombinasi sifat atau kualitas pribadi. Apa yang
menarik dan efektif bagi seorang siswa mungkin menimbulkan respon
yang negatif dari siswa yang lain. Guru yang efektif pada suatu
tingkatan kelas tertentu mungkin tidak efektif pada tingkatan lain.
Ciri Guru-guru yang baik antara lain :
1) Guru yang baik adalah guru yang waspada secara profesional. Ia
berusaha terus menerus untuk menjadikan masyarakat sekolah
menjadi tempat yang paling baik bagi anak-anak muda.
2) Mereka yakin akan nilai atau manfaat pekerjaanya.
3) Mereka memiliki seni dalam hubungan-hubungan manusiawi yang
diperolehnya dari pengamatannya.
4) Mereka tidak lekas tersinggung oleh larangan-larangan dalam
hubungannya dengan kebebasan pribadi yang dikemukakan oleh
beberapa orang yang menggambarkan profesinya.
5) Mereka berkeinginan untuk terus tumbuh. (Slameto, 1995)
F. Orang Tua di sekolah efektif
Dalam sekolah efektif orang tua siswa berpartisipasi secara baik.
Orang tua yang memperhatikan pekerjaan siswa dirumah dan yang
mengetahui apa yang dilakukan oleh siswa mendorong siswa untuk lebih giat
belajar disekolah (McGaw et al., 1991). Sedangkan menurut Murphy et al.
1985) bahwa dalam sekolah efektif, orang tua sering menerima komunikasi
dari sekolah tentang apa yang dapat mereka lakukan untuk membantu
mencapai tujuan sekolah. Pemikiran dan harapan orang tua juga diperhatikan
Makalah Keefektifan Pendidikan
23
dalam keputusan sekolah. Orang tua diberi kesempatan untuk berpartisipasi
dalam fungsi dan aktivitas sekolah, dan memiliki kesempatan untuk
mempelajari program – program sekolah dan belajar bagaimana mereka bisa
bekerja dengan anaknya dirumah tentang mata pelajaran. Makin dekat orang
tua dengan pendidikan anaknya, makin tinggi pengaruhnya pada
perkembangan anak dan pencapaiannya ( Fullan, 1991).
Partisipasi orang tua pada sekolah tidak hanya berupa finansial,
misalnya menyumbang untuk pengembangan pendidikan sekolah, tetapi
dengan cara memperhatikan dan membantu belajar anak dirumah dan
diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam keputusan–keputusan
sekolah baik yang berkenaan dengan dana maupun hal akademis. Jadi
partisipasi orang tua sifatnya akademis dan non akademis.
G. Kepala Sekolah yang Efektif
Banyak sekali studi atau anggapan bahwa kapala sekolah memegang
peranan penting dalam keberhasilan sekolah, karena merekalah yang
sebenarnya menggerakkan pola organisasi sekolah meskipun dengan bantuan
pihak lain. Lalu kepala sekolah yang bagaimana yang mendorong
keberhasilan sekolah. Menurut Johnson dan Holdaway (1990) menyatakan
bahwa ciri-ciri kepala sekolah di sekolah efektif. Namun kebanyakan studi ini
menyatakan bahwa kepala sekolah yang efektif adalah kepala sekolah yang
memiliki ciri-ciri kepemimpinan instruksional sebagai lawan dari manager.
Kepemimpinan instruksional adalah kepemimpinan yang mengarahkan
sumber-sumber non manusia dan sumber manusia untuk menciptakan suasana
belajar yang mendorong pencapaian belajar siswa. Adapun ciri-ciri kepala
sekolah efektif adalah sebagai berikut :
1. Menekankan tujuan dan hasil yang terfokus pada belajar. Kepala sekolah
efektif aktif dalam menentukan tujuan pengajaran, menekankan
keterampilan dasar mengajar, mengembangkan standar pencapaian siswa,
dan mengekspresikan kepercayaan bahwa semua siswa dapat mencapai
tujuan belajar.
Makalah Keefektifan Pendidikan
24
2. Pengambilan keputusan yang kuat dan berwibawa. Kepala Sekolah yang
berhasil lebih mampu dari koleganya, mereka dianggap sebagai pemimpin
yang efektif dalam memelihara hubungan dengan orang tua dan
masyarakat sekitar.
3. Manager efektif. Kepala sekolah mencurahkan banyak waktunya untuk
koordinasi dan managemen pengajaran dan lebih mampu dalam urusan
pengajaran. Mereka memperhatikan guru-guru dalam bekerja,
mendiskusikan problem-problem pengajaran, mendukung usaha-usaha
guru untuk meningkatkan dan mengembangkan prosedur efakuasi yang
menilai baik performans guru maupun siswa, serta mendorong
perkembangan stafnya.
4. Keterampilan human relationship yang kuat. Kepala sekolah memahami
keunikan dan kebutuhan guru dan mambantu guru dalam mencapai
tujuannya. Mereka memperkokoh team staf (demokratis) dan
menanamkan rasa kebanggaan dalam sekolah diantara para guru, siswa
dan orang tua.
Dari Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ciri kepala
sekolah yang efektif untuk memimpin sekolah yang efektif antara lain :
1. Memiliki Visi dan Misi serta berorientasi masa depan.
2. Menekankan tujuan dan hasil yang terfokus pada belajar dan mutu
pendidikan.
3. Pengambilan keputusan yang kuat dan berwibawa, tidak merugikan pihak
lain dan setelah dilakukan pembahasan secara bersama-sama dengan
komponen lain.
4. Bersifat demokratis/tidak otoriter.
5. Mampu mengelola sekolah dengan baik.
6. Memiliki kemampuan menjadi Manager yang efektif.
7. Memiliki Keterampilan human relationship yang kuat dengan komponen
lain.
8. Memiliki kemampuan untuk memotivasi guru, tata usaha dalam kegiatan
sehari-hari di sekolah.
Makalah Keefektifan Pendidikan
25
9. Memiliki hubungan yang kuat dengan lingkungan eksternal.
10. Mampu membuat program-program yang dapat didukung oleh komponen
sekolah maupun di luar sekolah.
11. Bersifat Inovatif, kreatif dalam memajukan pendidikan di sekolah.
12. Memiliki kapabilitas dan akuntabilitas yang tinggi.
13. Selalu memperhatikan nasib guru.
IV. SIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Bahwa sekolah yang berhasil di pengaruhi oleh kurikulum, guru, orang
tua, dan kepala sekolah dengan berbagai ciri-cirinya seperti tersebut
diatas, sebenarnya yang paling berperan dalam keberhasilan sekolah
adalah kepala sekolahnya. Dengan kemampuan kepala sekolah untuk
memobilisir segala potensi yang ada, sekolah dapat berkembang dengan
pesat meskipun sumber yang ada sebenarnya belum maksimal.
2. Bahwa diperlukan pengembangan profesi dengan cara mengikuti
pendidikan tambahan diperguruan tinggi yang akan menambah wawasan
tentang managemen pendidikan. Hanya dengan pemimpin yang baik maka
sekolah-sekolah akan bisa produktif seperti yang diharapkan oleh
masyarakat.
3. Guru-guru yang baik antara lain :
a. Guru yang baik adalah guru yang waspada secara profesional.
b. Mereka yakin akan nilai atau manfaat pekerjaanya.
c. Mereka memiliki seni dalam hubungan-hubungan manusiawi yang
diperolehnya dari pengamatannya.
d. Mereka tidak lekas tersinggung oleh larangan-larangan dalam
hubungannya dengan kebebasan pribadi yang dikemukakan oleh
beberapa orang yang menggambarkan profesinya.
Makalah Keefektifan Pendidikan
26
e. Mereka berkeinginan untuk terus tumbuh.
4. Ciri sistem pembelajaran antara lain: Rencana, Kesalingtergantungan
antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu
keseluruhan dan Tujuan.
5. Kurikulum yang efektif antara lain : Pengetahuan dasar yang paling harus
dapat diperoleh oleh semua siswa terlepas latar belakang siswa, Alokasi
waktu diseimbangkan untuk semua kurikulum, Koherensi kurikulum yang
berarti bahwa pelajaran yang lalu harus menjadi landasan untuk pelajaran
sekarang dan untuk memprediksi pelajaran yang akan datang.
6. Bahwa secara organisasional sekolah yang berhasil dicirikan sebagai
berikut : Adanya tuntutan Akademik yang tinggi; Kepala sekolah yang
serius, kreatif, inovatif dan demokratis; Berorientasi belajar;
Kepemimpinan yang baik; Peningkatan mutu staf; Adanya dukungan dari
orang tua; Suasana sekolah yang kondusif; Mengarahkan dana yang
cukup besar untuk peningkatan pengajaran