EFEK GRANUL EKSTRAK DAUN TEMBELEKAN (Lantana … · ikan pemakan jentik, menabur larvasida,...
Transcript of EFEK GRANUL EKSTRAK DAUN TEMBELEKAN (Lantana … · ikan pemakan jentik, menabur larvasida,...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
EFEK GRANUL EKSTRAK DAUN TEMBELEKAN (Lantana
camara L.) TERHADAP MORTALITAS LARVA Aedes aegypti L.
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
YOHANA FILLAMINA SETIAWAN
G 0007237
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan Judul : Efek Granul Ekstrak Daun Tembelekan (Lantana
camara L.) terhadap Mortalitas Larva Aedes aegypti L.
Yohana Fillamina Setiawan, NIM: G0007237, Tahun: 2010
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada hari Kamis, Tanggal 18 November 2010
Pembimbing Utama
Nama : Ruben Dharmawan, dr., Ir., Ph.D., Sp.Park NIP : 1951120 198601 1 001 ( ____________________ )
Pembimbing Pendamping
Nama : Yulia Sari, S.Si., M.Si NIP : 19800715 200812 2 001 ( ____________________ )
Penguji Utama
Nama : Sri Haryati, Dra., M.Kes NIP : 19610120 198601 2 001 ( ____________________ )
Penguji Pendamping
Nama : Eko Setijanto, dr., M.Si.Med., Sp.An NIP : 19710322 201001 1 022 ( ____________________ )
Surakarta,
Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS
Muthmainah, dr., M.Kes Prof. DR. A.A.Subijanto, dr., MS.
NIP : 19660702 199802 2 001 NIP: 19481107 197310 1 003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 18 November 2010
Yohana Fillamina Setiawan NIM. G0007237
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Yohana Fillamina Setiawan, G0007237, 2010. Efek Granul Ekstrak Daun Tembelekan (Lantana camara L.) terhadap Mortalitas Larva Aedes aegypti L., Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Tujuan : Tujuan penelitian untuk mengetahui efek granul ekstrak Daun Tembelekan (Lantana camara L.) terhadap mortalitas larva Aedes aegypti L. Metode : Jenis penelitian adalah eksperimental laboratorium dengan rancangan post test only control group design, dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, Jawa Tengah. Granul yang digunakan mengandung ekstrak Daun Tembelekan dan filler amilum. Subjek penelitan adalah larva Aedes aegypti L. Subyek dibagi menjadi 7 kelompok, masing-masing terdiri dari 25 larva dan dilakukan pengulangan 5 kali. Kelompok kontrol negatif menggunakan 100 ml air dan kelompok kontrol positif menggunakan abate 0,01 mg/100 ml. Lima kelompok lainnya mengandung granul ekstrak Daun Tembelekan yang terdiri dari 300, 600, 900, 1200, dan 1500 mg/100 ml. Pengamatan dilakukan setelah 24 jam kemudian dihitung jumlah larva yang mati. Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan uji Regresi Linear dan analisis Probit. Hasil : Hasil uji Regresi Linear menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara variabel berat granul dengan mortalitas larva (nilai R 0,944). Nilai R2: 0,892 yang berarti prosentase pengaruh variabel berat granul terhadap mortalitas larva sebesar 89,2% dan sisanya 10,8% dipengaruhi oleh variabel lain. Persamaan linearnya adalah Y’ = 4,162 + 4,549X. Analisis probit didapatkan LC50 pada berat granul 379,161 mg dan LC99 pada 3307,558 mg. Simpulan : Pemberian granul ekstrak Daun Tembelekan (Lantana camara L.) dapat menyebabkan kematian larva Aedes aegypti L. dengan LC50 pada berat granul sebesar 379,161 mg dan LC99 pada 3307,558 mg. Kata kunci : ekstrak daun tembelekan, granul, larva Aedes aegypti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT Yohana Fillamina Setiawan, G0007237, 2010. The Effect of Granules of Tembelekan Leaves Extract (Lantana camara L.) to Kill Aedes aegypti L. Larvae, Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta. Objectives : The purpose of this research is to know the effectiveness of granules of tembelekan leaves extract (Lantana camara L.) to kill Aedes aegypti L.larvae mortality. Methods : This research used laboratory experimental design with post test only control group design, which is done at Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, Central Java. Granules that be used contains the extract of tembelekan leaves and amylum as filler. Subject was divided into 7 groups, each group contains 25 larvaes and the research was repeated in 5 times. For the negative control group we use 100 ml water and abate 0,01 mg/100 ml for the positive control group. The other five groups contain granules of tembelekan leaves extract; they are 300, 600, 900, 1200, and 1500 mg/100 ml. The observation was held after 24 hours, and then the number of dead larvaes was counted. The data was analyzed using Linear Regression, and Probit analysis. Results : Linear Regression showed that there is a really tight correlation between weight from granules and mortality of larvae with value of R is 0,944. The value of R2 is 0,892 which means that the effect of weight from granules to kills the larvae is 89,2% and the rest of that (10,8%) is effected from other variables. The linear equation is Y’ = 4,162 + 4,549X. From Probit analysis test, LC50 was found in level of 379,161 mg and LC99 in level of 3307,558 mg. Conclusion : The granules of tembelekan leaf (Lantana camara L.) extract can cause death of Aedes aegypti L. larvae with LC50 in level of 379,161 mg and LC99
in level of 3307,558 mg. Keywords : tembelekan leaves extract, granules, Aedes aegypti larvaes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Efek Granul Ekstrak Daun Tembelekan (Lantana camara L.) terhadap Mortalitas Larva Aedes aegypti L.”. Seiring dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. A.A. Subijanto, dr., MS., selaku Dekan Fakultas Kedokteran
UNS. 2. Tim skripsi yang telah membantu kelancaran dalam pembuatan skripsi ini. 3. Ruben Dharmawan, dr., Ir., Ph.D., Sp.Park sebagai pembimbing utama yang
telah bersedia menyediakan waktu, bimbingan, saran, dan motivasi bagi penulis.
4. Yulia Sari, S.Si., M.Si sebagai pembimbing pendamping yang telah berkenan memberikan waktu, bimbingan, saran, dan motivasi bagi penulis.
5. Sri Haryati, Dra., M.Kes sebagai penguji utama yang telah memberikan nasehat, kritik dan saran untuk menyelesaikan skripsi penulis.
6. Eko Setijanto, dr., M.Si.Med, Sp.An sebagai anggota penguji yang telah memberikan nasehat, kritik dan saran untuk menyelesaikan skripsi penulis.
7. Hasan Boesri, Drs., M.Si selaku Kepala Bidang Pelayanan Penelitian di Balai Besar Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga dan seluruh staf B2P2VRP yang telah membantu terlaksananya penelitian.
8. Sri Haryati, M.Si selaku Kepala Bidang Pelayanan Penelitian di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta yang telah membantu terlaksananya pembuatan granul ekstrak.
9. Orangtua penulis, Budi Setiawan dan Maria Lany Sulistiyowati, serta seluruh keluarga yang telah memberikan doa dan motivasi dalam penyusunan skripsi.
10. Semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan skripsi ini. Penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini disebabkan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran sebagai masukan untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat dijadikan literatur yang informatif dan bermanfaat.
Surakarta, 18 November 2010
Yohana Fillamina Setiawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
PRAKATA ........................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 5
1. Tembelekan (Lantana camara L.) .................................................. 5 a. Klasifikasi ................................................................................... 5 b. Nama lokal .................................................................................. 5 c. Sinonim ........................................................................................ 6 d. Botani ........................................................................................... 6 e. Kandungan kimia ........................................................................ 7 f. Manfaat ........................................................................................ 9
2. Aedes aegypti L ............................................................................... 9 a. Klasifikasi ................................................................................... 9 b. Morfologi Aedes aegypti L. ...................................................... 10
c. Sifat-sifat umum Aedes aegypti L. ............................................. 10
d. Siklus hidup .............................................................................. 11 B. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 13
C. Hipotesis .............................................................................................. 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 15
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 15
C. Subjek Penelitian ................................................................................. 15
D. Teknik Sampling ................................................................................. 15
E. Identifikasi Variabel Penelitian ........................................................... 16
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................................ 16
G. Desain Penelitian ................................................................................. 19
H. Alat dan Bahan Penelitian .................................................................. 20
I. Cara Kerja ............................................................................................. 20
J. Teknik Analisis Data ............................................................................ 24
BAB IV HASIL
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 25
B. Analisis Data ....................................................................................... 27
BAB V PEMBAHASAN ..................................................................................... 30
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................. 33
B. Saran .................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 34
LAMPIRAN ........................................................................................................ 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Demam Berdarah Dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
adalah penyakit virus yang disebabkan oleh virus dengue. Penyakit ini
terutama menyerang anak-anak, tetapi dalam dekade terakhir terlihat adanya
kecenderungan dalam kenaikan proporsi penderita DHF usia dewasa.
Penularan DHF terjadi lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti L. Di Indonesia,
penyakit ini pertama kali dilaporkan di Surabaya tahun 1968 dengan jumlah
penderita 58 orang dengan kematian 24 orang (41,3%) (Djakaria, 2006;
Lestari, 2007)
World Health Organisation (WHO) memperkirakan dari 50 juta kasus
penyakit infeksi yang terjadi, 500.000 di antaranya adalah kasus DHF dengan
kematian terbanyak pada anak-anak sebesar 22.000 (WHO, 2010). Di
Indonesia jumlah kejadian DBD tahun 2007 mencapai 139.695 kasus dengan
angka kematian mencapai 1.395 kasus (Lestari, 2007). Menurut Dirjen P2PL,
sejak Januari – Oktober 2009, DHF telah menelan 1.013 korban jiwa dari
total penderita sebanyak 121.423 orang. Jumlah ini meningkat dibandingkan
periode tahun 2008 yaitu 953 orang meninggal dari 117.830 (Depkes RI,
2009). Penderita DHF di Jawa Tengah sendiri sebesar 17.881 pada bulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Januari-Desember 2009 dengan jumlah yang meninggal 248 jiwa
(Kusriastuti, 2010).
Tingginya angka kejadian DHF di Indonesia ini, maka diperlukannya
suatu tindakan pencegahan dan pengendalian. Obat maupun vaksin untuk
menangani penyakit DHF belum tersedia hingga saat ini. Cara yang paling
efektif dalam mencegah penyakit DHF adalah dengan ”3M Plus”, yaitu
menutup, menguras, menimbun. Plus dapat dilakukan dengan memelihara
ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu
tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan
repellent, dan memasang obat nyamuk (Lestari, 2007). Larvasida yang paling
luas digunakan untuk larva Aedes aegypti L. adalah temefos 1% (Abate 1SG).
WHO sejak tahun 1970 telah merekomendasikan temephos (abate) untuk
pengendalian maupun pencegahan DHF. Dalam penggunaannya temephos
(abate) berbentuk sand granules dan aman digunakan pada air minum. Dosis
yang digunakan 10 mg tiap 100 liter air (Taviv, 2005).
Penggunaan larvasida dalam jangka waktu yang lama dapat
menimbulkan resistensi. Berdasar penelitian Raharjo (2006), larva Aedes
aegypti L. di kota Surabaya, Palembang, dan Bandung telah mengalami
resistensi terhadap temephos (abate). Oleh karena itu diperlukan suatu usaha
untuk memperoleh larvasida alternatif, salah satunya dengan larvasida alami
yang berasal dari tanaman beracun terhadap serangga tetapi aman bagi
manusia dan lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tembelekan (Lantana camara L.) memiliki efek sebagai larvasida
alami. Daun dan bunga tembelekan mengandung alkaloid, flavonoid, saponin,
tanin dan kuinon (Ganjewalla et al., 2009; Ghisalberti et al., 2000;
Nurochman, 1996). Ekstrak bunganya mempunyai efek larvasida terhadap
larva Aedes aegypti L. dengan mortalitas 80% pada konsentrasi 100
mg/100 ml, sedangkan ekstrak daunnya mempunyai efek larvasida sebesar
88% pada konsentrasi 100 mg/100 ml (Kumar dan Maneenegalai, 2008).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin meneliti lebih jauh
tentang daun tembelekan sebagai larvasida. Pemilihan daun tembelekan
tersebut dikarenakan ekstrak daun tembelekan memiliki efek larvasida yang
lebih besar daripada bunga tembelekan, dan juga tembelekan merupakan
tanaman yang mudah ditemukan. Ekstrak yang digunakan dalam penelitian
ini berbentuk granul, bertujuan agar lebih aplikatif dalam penggunaannya.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
“Bagaimana efektivitas granul ekstrak Daun Tembelekan (Lantana
camara L.) terhadap mortalitas larva Aedes aegypti L.?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya efek granul ekstrak
Daun Tembelekan (Lantana camara L.) terhadap mortalitas larva Aedes
aegypti L.
D. Manfaat Penelitian
1. Aspek teoritis
Penelitian ini digunakan untuk menambah pengetahuan khususnya
bidang kesehatan masyarakat mengenai efektivitas granul ekstrak Daun
Tembelekan (Lantana camara L.) untuk membunuh larva nyamuk Aedes
aegypti L. dan sebagai alternatif usaha pemberantasan vektor penyakit
DHF.
2. Aspek aplikatif
Penelitian ini digunakan untuk pencegahan DHF di Indonesia dengan
memanfaatan daun tembelekan sebagai larvasida dalam bentuk granul agar
dapat digunakan dalam masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tembelekan (Lantana camara L.)
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Subclass : Asteridae
Order : Lamiales
Family : Verbenaceae
Genus : Lantana L.
Spesies : Lantana camara L.
(USDA, 2006)
b. Nama lokal
Jawa : kembang satek, saliyara, saliyere, tahi ayam, tahi kotok,
tembelekan, teterapan
Madura : tamanjho
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sumatera : bunga pagar, kayu singapur, lai ayam
Cina : Wu se mei
(Haryanto, 2009).
c. Sinonim
L. antillana Rafin,
L. mutabilis Salisb,
L. polyacanthus SCH.,
L. scabrida Soland,
L. viburnoides Blanco (Haryanto, 2009).
d. Botani
Tembelekan berbentuk perdu tegak atau setengah merambat,
bercabang banyak, ranting bentuk segi empat. Ada varietas berduri
dan ada varietas yang tidak berduri, tingginya ± 2 m. Terdapat
sampai 1.700 m di atas permukaan laut, di tempat panas. Tanaman
ini banyak dipakai sebagai tanaman pagar dan memiliki bau khas
(Haryanto, 2009).
Daunnya tunggal, duduk berhadapan berbentuk bulat telur
dengan ujung meruncing pinggir bergerigi dan tulang daun menyirip.
Permukaan atasnya berambut banyak, terasa kasar dengan perabaan,
sedangkan permukaan bawahnya berambut jarang. Panjang daun 5-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cm, lebar 3,5-5 cm, warna hijau tua. Bunga dalam rangkaian yang
bersifat rasemos, mempunyai warna putih, merah muda, jingga
kuning, dan sebagainya. Kelopak mempunyai bentuk lonceng,
mahkota bagian dalam berambut. Buah seperti buah buni berwarna
hitam mengkilat bila sudah matang. Bijinya bulat hitam. Akarnya
tunggang, bulat dengan warna kuning kecoklatan (Haryanto, 2009).
e. Kandungan Kimia
Daun tembelekan mengandung alkaloid, flavonoid, saponin,
tanin dan kuinon. (Ganjewalla et al., 2009; Ghisalberti et al., 2000;
Nurochman, 1996). Alkaloid yang terkandung dalam daun
tembelekan dapat merangsang kelenjar endokrin untuk menghasilkan
hormon ekdison. Peningkatan hormon tersebut dapat menyebabkan
kegagalan metamorphosis. Pengamatan pada nyamuk yang mati
abnormal menunjukkan sebagian tubuh nyamuk ada yang tersangkut
selubung pupa sehingga terjadi kegagalan ekslosi (Aminah et al.,
2001).
Saponin diduga mengandung hormon steroid yang
berpengaruh dalam pertumbuhan larva nyamuk. Larva yang mati
memperlihatkan kerusakan pada dinding traktus digestivus. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Shashi dan Ashoke (1991) bahwa saponin
dapat menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
digestivus larva sehingga menjadi korosif. Pupa tidak terpengaruh
oleh saponin karena mempunyai struktur dinding tubuh yang terdiri
dari kutikula yang keras sehingga senyawa saponin tidak dapat
menembus dinding pupa. (Aminah et al., 2001).
Komponen tanin berperan sebagai pertahanan tanaman
terhadap serangga dengan cara menghalangi serangga dalam
mencerna makanan. Tanin dapat mengganggu serangga dalam
mencerna makanan karena tanin akan mengikat protein dalam sistem
pencernaan yang diperlukan serangga untuk pertumbuhan sehingga
proses penyerapan protein dalam sistem pencernaan menjadi
terganggu. Tanin berfungsi dalam menekan konsumsi makan, tingkat
pertumbuhan dan kemampuan bertahan. Tanin, kuinon dan saponin
memiliki rasa pahit sehingga dapat menyebabkan mekanisme
penghambatan makan. Selain itu, rasa pahit juga menyebabkan larva
tidak mau makan sehingga larva akan kelaparan dan akhirnya mati
(Yunita et al., 2009).
Istilah flavonoida diberikan untuk senyawa-senyawa fenol
yang berasal dari kata flavon, yaitu nama dari salah satu jenis
flavonoida yang terbesar jumlahnya dalam tumbuhan. Flavonoida
inilah yang memberikan warna pada bunga dan buah. Selain itu,
flavonoida yang memiliki rasa pahit ini digunakan sebagai
pertahanan dan perlindungan terhadap serangga, jamur, dan binatang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
herbivora (Lenny, 2006; Stafford, 2001). Flavonoid dapat
meningkatkan permeabilitas dinding sel sehingga memudahkan
toksin masuk ke dalam (Huang, 2004).
f. Manfaat
Akar tembelekan memiliki rasa manis dan sejuk. Dapat
digunakan sebagai penurun panas, penawar racun (antitoxic),
penghilang sakit. Daunnya pahit, sejuk, berbau, agak beracun (toxic).
Dapat menghilangkan gatal (antipruritus), antitoxic, menghilangkan
pembengkakan (anti-swelling). Sedang bunganya manis, sejuk,
digunakan untuk penghenti perdarahan (hemostatic) (Haryanto,
2009).
2. Aedes aegypti L.
a. Klasifikasi (Mullen dan Durden, 2002)
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Diptera
Sub Ordo : Nematocera
Infra ordo : Culicomorpha
Superfamili : Culicoidea
Famili : Culicidea
Sub Famili : Culicinae
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Genus : Aedes
Spesies : Aedes aegypti L.
b. Morfologi Aedes aegypti L.
Aedes aegypti L. dewasa berukuran lebih kecil bila
dibandingkan dengan nyamuk-nyamuk yang lain. Nyamuk ini
mempunyai warna dasar hitam dengan bintik putih terutama bagian
kakinya. Gambaran seperti ini memberi kesan sebagai macan loreng
sehingga nyamuk Aedes diberi nama tiger mosquito (Djakaria,
2006).
Ciri yang khas adalah gambaran lira (lyra-form) yang putih
pada punggungnya (mesonotum). Probosis bersisik hitam, palpi
pendek dengan ujung hitam bersisik putih perak. Oksiput bersisik
lebar, berwarna putih memanjang. Femur bersisik putih pada
posterior dan setengah basal, anterior dan tengah bersisik putih
memanjang. Tibia semuanya hitam. Sayap berukuran 2,5-3,0 mm,
bersisik hitam. Telur Aedes aegypti L. mempunyai dinding bergaris-
garis menyerupai kain kasa. Larva Aedes aegypti L. mempunyai
pelana yang terbuka dan gigi sisir yang berduri lateral (Djakaria,
2006; Hadi dan Soviana, 2000).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Sifat-sifat umum Aedes aegypti L.
Nyamuk Aedes aegypti L. jantan menghisap sari tumbuhan
atau bunga untuk kebutuhan hidupnya. Sedangkan nyamuk Aedes
aegypti L. betina menghisap darah binatang atau manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya (Hadi dan Soviana, 2000).
Tempat perindukan utamanya adalah tempat-tempat berisi air
jernih dan terlindung dari cahaya matahari, misalnya gentong, bak
mandi, pot bunga, kaleng, botol, dan sebagainya. Tempat
peristirahatannya berupa semak-semak atau tanaman rendah, benda-
benda yang tergantung di rumah seperti pakaian. Umur nyamuk
dewasa betina di alam bebas kira-kira 10 hari dan mampu terbang
sejauh 2 kilometer. Tetapi umumnya jarak terbangnya pendek yaitu
kurang lebih 40 meter (Djakaria, 2006).
Nyamuk dewasa betina mengisap darah manusia dari pagi
sampai petang pada pukul 08.00-10.00 WIB dan 15.00-17.00 WIB.
Berdasarkan kebiasaan makan, nyamuk ini termasuk golongan
anthropofilik (lebih menyenangi darah manusia). Kebiasaan makan
Aedes aegypti L. termasuk nyamuk day biter yang artinya aktif
mengisap makanan waktu siang hari, terutama nyamuk-nyamuk
yang masih muda (umur 1-8 hari). Makin tua umurnya, cenderung
adanya perubahan kebiasaan ke night biter (aktif mengisap makanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
waktu malam hari) (Djakaria, 2006; Hadi dan Soviana, 2000;
Lestari, 2007).
d. Siklus hidup
Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti L. melalui metamorfose
sempurna, artinya sebelum menjadi stadium dewasa harus
mengalami beberapa stadium pertumbuhan yakni telur, beberapa
stadium larva dan stadium pupa (Hadi dan Soviana, 2000).
Nyamuk betina dewasa yang menghisap darah manusia, 3 hari
sesudahnya dapat bertelur sebanyak 100 butir. Dua puluh empat jam
kemudian menghisap darah lagi dan siap untuk bertelur kembali.
Telur dapat bertahan berbulan-bulan pada suhu -2°C sampai 42°C.
Setelah kira-kira 2 hari telur ini akan menetas menjadi larva
kemudian akan mengalami pengelupasan kulit sebanyak 4 kali,
tumbuh menjadi pupa, dan akhirnya menjadi dewasa. Pertumbuhan
dari telur hingga menjadi dewasa memakan waktu kira-kira 9 hari
(Hadi dan Soviana, 2000).
Larva nyamuk semuanya hidup di air yang terdiri atas empat
instar. Keempat instar itu dapat diselesaikan dalam waktu 6 – 8 hari
tergantung keadaan lingkungan seperti suhu air dan persediaan
makanan. Pada air yang agak dingin perkembangan larva lebih
lambat, demikian juga keterbatasan persediaan makanan juga
menghambat perkembangan larva. Instar I terjadi setelah 1-2 hari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kandungan Granul Ekstrak Daun Tembelekan
Amilum
telur menetas, instar II terjadi setelah 2-3 hari telur menetas, instar
III terjadi setelah 3-4 hari telur menetas dan instar IV terjadi setelah
4-6 hari telur menetas (Hadi dan Soviana, 2000). Tubuh larva
dilapisi oleh lapisan kutikula tempat yang paling mudah ditembus
oleh zat toksik yang bersifat racun kontak dan selanjutnya masuk ke
dalam tubuh larva. Kutikula juga bersifat hidrofob dan lipofilik
sehingga senyawa bioaktif yang bersifat non polar mudah menembus
kutikula. Larva akan mengeluarkan eksoskeleton halus yang baru
untuk menggantikan eksoskeleton lama saat berubah menjadi larva.
Setelah melewati stadium instar keempat larva berubah menjadi
pupa (Rey, 2006; Suparta, 2008; Yunita et al., 2009).
B. Kerangka Pemikiran
Alkaloid Tanin dan kuinon Saponin Flavonoid
Kegagalan
metamorfosis
Gangguan
dalam sistem
pencernaan
Kerusakan
membrane sel
Gangguan
proses
metabolisme
Peningkatan
permeabilitas
dinding sel
Memudahkan
toksin masuk
ke dalam sel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 1: Skema Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis
Granul ekstrak Daun Tembelekan (Lantana camara L.) dapat
menyebabkan kematian terhadap larva Aedes aegypti L.
Variabel terkendali: 1. Umur larva 2. Kepadatan larva 3. Makanan larva 4. Habitat 5. Volume air 6. Waktu pemaparan
Variabel tak terkendali: 1. Suhu dan
kelembaban ruangan
2. Kesehatan larva
Larva Aedes aegypti
Mati Hidup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis eksperimental laboratorik dengan post
test only control group design.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan
Pemgembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, Jawa
Tengah pada tanggal 16-18 Juni 2010.
C. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah larva Aedes aegypti L. instar III dari
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit
(B2P2VRP) Salatiga, Jawa Tengah.
D. Teknik Sampling
Pengambilan sampling dilakukan dengan teknik simple randome
sampling.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
E. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : berat granul ekstrak Daun Tembelekan
(Lantana camara L.) per 100 ml air
2. Variabel terikat : mortalitas larva Aedes aegypti L. setelah 24
jam perlakuan
3. Variabel luar (pengganggu)
a. Terkendali:
1) Umur larva
2) Kepadatan larva
3) Makanan larva
4) Habitat
5) Volume air
6) Waktu pemaparan
b. Tidak terkendali:
1) Suhu dan kelembaban ruangan
2) Kesehatan larva
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel bebas:
Granul yang digunakan mengandung ekstrak Daun Tembelekan
dan filler amilum. Berat granul yang dipakai adalah 300, 600, 900,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1200, dan 1500 mg/100 ml. Berat granul ini berdasarkan uji
pendahuluan dengan LC50 286,040 mg. Granul ekstrak Daun
Tembelekan (Lantana camara L.) termasuk dalam skala ordinal.
2. Variabel terikat
Larva dianggap mati bila tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan,
tidak bergerak walaupun dirangsang dengan gerakan air dan disentuh
dengan lidi. Mortalitas larva Aedes aegypti L. termasuk dalam skala
ratio.
3. Variabel luar (pengganggu)
a. Terkendali:
1) Umur larva
Umur larva sejak telur menetas hingga menjadi nyamuk.
Pada penelitian kali ini digunakan larva instar III akhir
2) Kepadatan larva
Banyaknya larva tiap satuan volume media air yang
digunakan adalah 25 larva tiap 100 ml air
3) Makanan larva
Tidak memberikan makanan kepada semua kelompok uji
selama perlakuan
4) Habitat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menyamakan wadah tempat larva Aedes aegypti L. yaitu
menggunakan gelas plastik.
5) Volume air
Volume masing-masing kelompok perlakuan adalah 100 ml
6) Waktu pemaparan
Waktu pemaparan selama 24 jam
b. Tidak terkendali:
1) Suhu dan kelembaban ruangan
Suhu dan kelembaban ruangan tidak dapat diatur
2) Kesehatan larva
Kesehatan larva tidak bisa disamakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
G. Desain Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
H. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat
a. Gelas plastik kecil 250 ml
b. Gelas ukur 100 ml
c. Sendok
d. Timbangan digital
e. Lidi
f. Alat hitung (hand counter)
2. Bahan:
a. Larva Aedes aegypti L. Instar III
b. Granul ekstrak Daun Tembelekan (Lantana camara L.)
c. Air ledeng
I. Cara Kerja
1. Pembuatan granul ekstrak Daun Tembelekan (Lantana camara L.)
Metode pengekstrakan yang digunakan adalah maserasi kemudian
dilanjutkan pembentukan granul dengan amilum singkong sebagai filler.
Sampel Daun Tembelekan dipetik pagi hari di wilayah Desa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Margoagung, Seyegan, Sleman, Yogyakarta seberat 860 gr. Daun
Tembelekan dicuci sampai bersih, dikeringkan dalam almari pengering
suhu 45°C selama 24 jam sehingga diperoleh 126,600 gr Daun
Tembelekan kering. Kemudian diserbuk menggunakan mesin penyerbuk
dengan saringan diameter lubang 1 mm. Berat serbuk daun tembelekan
adalah 126,140 gr. Serbuk Daun Tembelekan selanjutnya ditambah
dengan ethanol 70%, diaduk selama 30 menit, diamkan 24 jam, dan
disaring. Proses ini diulang 3 kali. Hasilnya akan diperoleh ampas dan
filtrat.
Filtrat diuapkan dengan vacuum rotary evaporator pemanas water
bath 70°C dan menghasilkan ekstrak kental. Ekstrak kental dituang
dalam cawan porselin dengan water bath sambil terus diaduk. Ekstrak
Daun Tembelekan yang diperoleh 27,840 gr ditambah amilum singkong
27,840 gr kemudian diserbuk sehingga menjadi bentuk granul. Amilum
dipilih sebagai filler karena murah, gampang diperoleh, tidak berwarna
dan berbau.
2. Tahap Persiapan
a. Disiapkan granul ekstrak Daun Tembelekan yang diperoleh dari
Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Terpadu Universitas
Gajah Mada (LPPT-UGM) di Yogyakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Disiapkan larva Aedes aegypti L. yang diperoleh dari Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit
(B2P2VRP) Salatiga, Jawa Tengah.
c. Disiapkan air ledeng sebanyak 700 ml sebagai media penelitian ini.
d. Disiapkan 7 gelas plastik ukuran 250 ml sebagai wadah media dalam
penelitian ini.
e. Disiapkan gelas ukur dengan ukuran 100 ml untuk mengukur media.
f. Disiapkan sendok dan timbangan digital untuk menimbang granul
ekstrak Daun Tembelekan.
g. Disiapkan 7 buah lidi yang digunakan untuk menyentuh larva agar
diketahui ada respon gerakan atau tidak.
h. Disiapkan alat penghitung (hand counter) untuk menghitung larva.
3. Tahap Uji Pendahuluan
a. Ditentukan berat granul ekstrak Daun Tembelekan yang akan
digunakan. Berat granul ekstrak Daun Tembelakan yang akan
digunakan beracuan pada penelitian Kumar dan Maneemegalai
(2008) yaitu 30, 50, 100, 200, dan 400 mg/100 ml. Berat abate yang
digunakan adalah 0,01 mg/ 100 ml.
b. Granul ekstrak Daun Tembelekan diambil dengan sendok kemudian
ditimbang sesuai dengan berat yang dibutuhkan lalu dimasukkan ke
dalam gelas plastik kecil 250 ml.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Ditambahkan air sebanyak 100 ml dengan gelas ukur 100 ml ke
dalam wadah.
d. Pada masing-masing wadah dimasukkan 25 ekor larva Aedes
aegypti L.
e. Jumlah larva yang mati dihitung setelah 24 jam.
4. Tahap Uji Penelitian
a. Ditentukan berat granul ekstrak Daun Tembelekan yang akan
digunakan. Berat granul ekstrak Daun Tembelekan yang digunakan
adalah 300, 600, 900, 1200, dan 1500 mg/100 ml. Berat abate yang
digunakan adalah 0,01 mg/ 100 ml.
b. Granul ekstrak Daun Tembelekan diambil dengan sendok kemudian
ditimbang sesuai dengan berat yang dibutuhkan lalu dimasukkan ke
dalam gelas plastik kecil 250 ml.
c. Ditambahkan air sebanyak 100 ml dengan gelas ukur 100 ml ke
dalam wadah.
d. Pada masing-masing wadah dimasukkan 25 ekor larva Aedes
aegypti L.
e. Setiap kelompok perlakuan dilakukan 5 kali ulangan yang diperoleh
melalui rumus Federer:
(t-1) (r-1) ≥15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(7-1) (r-1) ≥15
6r ≥ 21
r ≥ 3,5
Keterangan : t : jumlah perlakuan r : jumlah ulangan 15 : konstanta
f. Jumlah larva yang mati dihitung setelah 24 jam.
J. Teknik Analisis Data
1. Regresi linear
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara mortalitas larva dengan
kenaikan berat granul ekstrak Daun Tembelekan (Lantana camara L.).
2. Analisis probit
Untuk mengetahui daya bunuh granul ekstrak Daun Tembelekan
terhadap larva Aedes aegypti L. yang dinyatakan dalam bentuk LC50 dan
LC99.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Uji Pendahuluan
Setelah dilaksanakan uji pendahuluan pada tanggal 16-17 Juni 2010
selama 24 jam, diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 1: Mortalitas Larva Aedes aegypti L. dengan Pemberian Granul Ekstrak Daun Tembelekan pada Uji Pendahuluan
Dari hasil uji pendahuluan, sebagaimana tercantum dalam table 1,
selanjutnya dilakukan analisis probit, diketahui bahwa LC50 berada pada
286,040 mg dengan interval antara 196,963 dan 548,021. Hasil ini yang
mendasari penentuan berat granul untuk percobaan sesungguhnya.
Kelompok Jumlah Persentase
I (kontrol negatif) 0 0%
II (kontrol positif) 25 100%
III (berat granul 30 mg/100 ml) 1 4%
IV (berat granul 50 mg/100 ml) 3 12%
V (berat granul 100 mg/100 ml) 4 16%
VI (berat granul 200 mg/100 ml) 12 48%
VII (berat granul 400 mg/100 ml) 14 56%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Uji Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan pada tanggal 17-18 Juni 2010 di
Laboratorium Balai Penelitian Vektor dan Reservior penyakit (BPVRP)
Salatiga, didapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel 2: Mortalitas Larva Aedes aegypti L. dengan Pemberian Granul Ekstrak Daun Tembelekan Selama 24 Jam.
Kelompok Ulangan
Rata-rata 1 2 3 4 5
I (kontrol negatif) 0 0 0 0 0 0 (0%)
II (kontrol positif) 25 25 25 25 25 25 (100%)
III ( berat granul 300 mg/100 ml) 10 12 12 11 11 11,2 (44,8%)
IV ( berat granul 600 mg/100 ml) 16 15 18 16 18 16,6 (66,4%)
V ( berat granul 900 mg/100 ml) 20 17 17 20 18 18,4 (73,6%)
VI ( berat granul 1200 mg/100 ml) 22 24 22 21 21 22 (88%)
VII ( berat granul 1500 mg/100 ml) 25 25 25 25 25 25 (100%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Persentase mortalitas larva Aedes aegypti L. pada berbagai pemberian
berat granul ekstrak Daun Tembelekan bisa dilihat pada grafik berikut.
Grafik 1: Grafik Mortalitas Larva Aedes aegypti L. dengan Pemberian
Granul Ekstrak Daun Tembelekan.
Berdasarkan grafik di atas, didapatkan kenaikan berat granul
ekstrak Daun Tembelekan yang diikuti kenaikan mortalitas larva sampai
berat granul 1500 mg/ 100 ml yang mampu menyebabkan kematian larva
100%.
B. Analisis Data
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
0 mg 300 mg 600 mg 900 mg 1200 mg 1500 mg
Per
sent
ase
mor
talit
as la
rva
Berat granul ekstrak Daun Tembelekan/100 ml
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Regresi Linear
Sebelum dilakukan uji Regresi Linear terlebih dahulu dilakukan uji
Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui data tersebut sudah terdistribusi
normal atau tidak. Pada uji tersebut didapatkan nilai signifikansi, yaitu
0,200 dan 0,161. Nilai tersebut diuji dengan tingkat kepercayaan
a = 0,05 dan didapatkan hasil signifikansi lebih dari 0,05, maka data
tersebut berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji Regresi Linear
dan didapatkan nilai R 0,944 dan R2 0,892. Berdasarkan hasil percobaan
pada taraf kepercayaan (a) 0,05 didapatkan nilai t hitung sebesar 15,209
dan signifikansi 0,000.
Grafik 2: Grafik Hubungan Linear Berat Granul terhadap Mortalitas Larva
mor
talit
as
Berat granul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Analisis Probit
Selanjutnya data dari penelitian dianalisis probit menggunakan
program SPSS 17.0 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95% untuk
mendapatkan nilai LC50 dan LC99. Dari hasil analisis probit, didapatkan
estimasi besar berat granul yang mengakibatkan mortalitas larva Aedes
aegypti L. sebesar 50% pada berat granul 379,161 mg dengan interval
antara 225,454 dan 496,757. Sedangkan mortalitas larva sebesar 99%
didapatkan pada berat granul 3307,558 mg dengan interval antara
1963,116 dan 11.407,963.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini dilakukan uji pendahuluan sebagai dasar penetapan berat
granul yang akan dipakai pada uji penelitian. Pada uji pendahuluan didapatkan
LC50 pada berat granul 286,040 mg/100 ml dengan interval 196,963 dan 548,021.
Oleh karena itu, berat granul ekstrak Daun Tembelekan yang digunakan untuk uji
penelitian adalah 300, 600, 900, 1200, dan 1500 mg/100 ml. Berdasarkan hasil
penelitian, diketahui bahwa granul ekstrak Daun Tembelekan mempunyai efek
larvasida terhadap larva Aedes aegypti L. Secara garis besar, kenaikan berat
granul juga diikuti dengan kenaikan mortalitas larva sampai berat tertentu yaitu
1500 mg/100 ml. Pada penelitian Kumar dan Maneemegalai, dibutuhkan ekstrak
Daun Tembelekan 100 mg/ 100 ml untuk membunuh 88% larva Aedes aegyoti L.
sedangkan pada uji penelitian mortalitas larva sebesar 88% diperoleh pada
pemberian granul seberat 1200 mg/100 ml. Berdasarkan hasil tersebut, didapatkan
efektivitas ekstrak Daun Tembelekan dalam bentuk cair lebih tinggi. Perbedaan
ini disebabkan karena adanya penambahan amilum sebagai filler dalam
pembuatan granul sehingga mengubah banyaknya ekstrak yang harus digunakan.
Sebelum memasuki uji Regresi Linear, data hasil penelitian diuji dahulu
dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui data tersebut sudah
terdistribusi normal atau tidak. Pada uji tersebut didapatkan nilai signifikansi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yaitu 0,200 dan 0,161. Nilai tersebut diuji dengan tingkat kepercayaan a = 0,05
dan didapatkan hasil signifikansi lebih dari 0,05, berarti data tersebut berdistribusi
normal. Selanjutnya dilakukan uji Regresi Linear dan didapatkan nilai R yang
menunjukkan korelasi antara variabel bebas dan terikat. Angka R didapat 0,944,
artinya korelasi antara variabel berat granul dengan mortalitas larva sebesar 0,944.
Hal ini berarti terjadi hubungan yang sangat erat karena nilai mendekati 1. Nilai
R2 menunjukkan 0,892 yang berarti persentase pengaruh berat granul terhadap
mortalitas larva sebesar 89,2% sedangkan sisanya sebesar 10,8% dipengaruhi oleh
variabel lain. Untuk persamaan regresi linearnya adalah Y’ = 4,162 + 4,549X.
Pada grafik 2 juga menunjukkan bahwa data berada di sekitar garis linear. Ini
menunjukkan bahwa konsentrasi granul memiliki hubungan linear dengan
mortalitas larva.
Hasil uji t pada taraf kepercayaan (a) 0,05 didapatkan nilai t hitung (15,209)
lebih besar daripada t table (2,048) dan signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05), maka
H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya berat granul berpengaruh terhadap
mortalitas larva, dimana H0 adalah berat granul tidak berpengaruh terhadap
mortalitas dan H1 adalah berat granul berpengaruh terhadap mortalitas larva.
Dari hasil analisis probit, didapatkan estimasi besar berat granul yang
mengakibatkan mortalitas larva Aedes aegypti L. sebesar 50% adalah 379,161 mg
dengan interval antara 225,454 dan 496,757, sedangkan mortalitas larva sebesar
99% didapatkan estimasi pada granul seberat 3307,558 mg dengan interval antara
1963,116 dan 11.407,963. Analisis probit yang dipakai menggunakan confidence
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
limit 95% yang berarti ketepatan hasil yang diperoleh adalah 95%. Oleh karena
itu, terdapat sedikit perbedaan pada uji penelitian yang mortalitas larva 100%
diperoleh pada berat granul 1500 mg sedang pada analisis probit mortalitas larva
99% diperoleh dengan lower bound 1963,116 mg. Pada pemberian abate
0,01 mg/100 ml didapatkan mortalitas 100% yang menunjukkan bahwa larva yang
dipakai dalam penelitian tidak mengalami resistansi terhadap abate.
BAB VI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Granul ekstrak Daun Tembelekan (Lantana camara L.) dapat
menyebabkan mortalitas larva Aedes aegypti L. dengan LC50 pada berat
granul 379,161 mg dan LC99 pada 3307,558 mg.
2. Efektivitas ekstrak Daun Tembelekan dalam bentuk cair lebih tinggi
dibandingkan dalam bentuk granul. Perbedaan ini disebabkan karena
adanya penambahan amilum sebagai filler dalam pembuatan granul
sehingga mengubah banyaknya ekstrak yang harus digunakan.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai isolasi alkaloid,
saponin, tanin, kuinon, dan flavonoid secara tersendiri dari Daun
Tembelekan yang digunakan serta efektivitas waktu granul ekstrak Daun
Tembelekan sebagai larvasida terhadap larva Aedes aegypti L.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang granul ekstrak Daun
Tembelekan sehingga dapat diaplikasikan di kehidupan masyarakat.