EFEK ANTIDIABETES INFUSA DAUN PAITAN (Tithonia diversifolia · tipe 1 membutuhkan pemberian insulin...
Transcript of EFEK ANTIDIABETES INFUSA DAUN PAITAN (Tithonia diversifolia · tipe 1 membutuhkan pemberian insulin...
EFEK ANTIDIABETES INFUSA DAUN PAITAN (Tithonia diversifolia)
10% PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI
STREPTOZOTOSIN
SKRIPSI
Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Progam Studi Farmasi
Oleh :
Masrial Zalukhu
NIM : 138114061
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
EFEK ANTIDIABETES INFUSA DAUN PAITAN (Tithonia diversifolia)
10% PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI
STREPOZOTOSIN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Masrial Zalukhu
NIM : 138114061
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Untuk segala sesuatu “ADA MASANYA”
untuk apapun dibawah langit “ADA WAKTUNYA”
― Pengkhotbah 3:1―
Karya ini kupersembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus
Yang senantiasa selalu melindungi dan menopangku
Bapak dan ibu tercinta atas segala kasih sayang yang diberikan
Kakakku terkasih dan para sahabat yang aku sayangi atas
segala doa dan dukungannya
Almamaterku tercinta Uiversitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuha Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang
telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penyusunan naskah skripsi yang berjudul “Efek Antidiabetes Infusa Daun Paitan
(Tithonia Diversifolia) 10% Pada Tikus Jantan Galur Wistar Terinduksi
Streptozotosin”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Farmasi (S.Farm) program studi Farmasi Univeritas Sanata Dharma.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari doa, dukungan serta bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Ibu Aris Widayati, M.Sc., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Bapak drh. Sugiyono, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah membimbing dan mendampingi dengan sangat baik selama
proses pembuatan skripsi ini.
3. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Penguji yang telah
memberi kritik dan saran yang sangat membangun untuk penelitian ini.
4. Ibu Dr. Yustina Hartini, Apt., selaku Dosen Penguji yang telah
memberi kritik dan saran yang sangat membangun untuk penelitian ini.
5. Bapak Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc., selaku Dosen
Pembimbing Akademik atas bimbingannya selama ini.
6. Ibu Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt., selaku Kepala Penanggung Jawab
Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberikan izin dalam
penggunaan semua fasilitas laboratorium untuk kepentingan penelitian.
7. Pak Heru, Pak Kayat, Pak Parjiman, Pak Wagiran, Pak Sigit, Pak
Parlan, selaku laboran yang telah membantu selama penelitian.
8. Keluarga tercinta Bapak Deliana Zalukhu dan Ibu Merina Hulu, kakak
terkasih Marta Lisna Wati Zalukhu, Pakde Fatizaro hulu dan Bude Tuti
yang selalu memberikan doa, kasih sayang dan semangat pada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
9. Rekan-rekan tim “MAN dan ATUNG yaitu Meliana, Ajeng Dwi
Kartika Sari, Vania Jessica Ongkers, Gregorius Kevin Besari, Willy
Sandjojo, Willy Juneidi Sine, Aloysius Alpha Dewo Suryo
Kusharyadiatas” atas segala kerjasama, dukungan serta bantuan selama
proses pengerjaan skripsi.
10. Sahabat-sahabat terkasih Sari, Priska, ucil, yoke, prisil, tiwi dan Aven
yang selalu mengasihi, mendukung dan membantu dalam berbagai
situasi dan kondisi.
11. Teman-teman FSM B 2013, FKK B 2013 dan Keluarga Besar Farmasi
2013, terimakasih atas kebahagiaan dan kebersamaan selama ini.
12. Serta semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan naskah skripsi ini, namun tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna didunia ini, oleh
karena itu kritik dan saran yang dapat membangun sangat diharapkan dari semua
pihak.Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Yokyakarta, 5 Juni 2017
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL .................................................................. ............................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
PRAKATA ........................................................................................................... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
ABSTRAK ......................................................................................................... xiii
ABSTRACT ....................................................................................................... xiv
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 6
KESIMPULAN ................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15
LAMPIRAN ........................................................................................................ 17
BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel I. Rerata Kadar Glukosa Darah (Mean±SD) .................................... 6
Tabel II. Hasil Uji LSD Kadar Glukosa Darah Hari ke-14 .......................... 9
Tabel III. Rerata Selisih Penurunan Kadar Glukosa Darah........................... 10
Tabel IV. Persentase Rerata Selisih Penurunan Kadar Glukosa Darah ......... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 1. Rerata Kadar Glukosa Darah (Mean±SD) ......................................... 7
Gambar 2. Selisih Rerata Penurunan kadar Glukosa Darah Hari 4-14 .............. 13
Gambar 3. Pohon paitan ..................................................................................... 18
Gambar 4. Daun paitan ...................................................................................... 18
Gambar 5. Serbuk daun paitan ........................................................................... 18
Gambar 6. Proses pembuatan infusa daun paitan 10% ...................................... 18
Gambar 7. Proses pembuatan infusa daun paitan 10% ...................................... 18
Gambar 8. Infusa daun paitan 10% ................................................................... 18
Gambar 9. Asam sitrat........................................................................................ 19
Gambar 10. Natrium sitrat................................................................................... 19
Gambar 11.Proses pembuatan buffer sitrat pH 5.5 (asam sitrat) ........................ 20
Gambar 12. Proses pembuatan buffer sitrat pH 5.5 (natrium sitrat) ................... 20
Gambar 13. Buffer sitarat pH 5,5 ........................................................................ 21
Gambar 14. Streptozotosin .................................................................................. 21
Gambar 15. Proses pemuasaan tikus sebelum diambil darah ............................. 21
Gambar 16. Proses pengambilan darah tikus ...................................................... 21
Gambar 17.Proses penginduksian tikus dengan streptozotosin secara i.p ......... 21
Gambar 18. Proses pemberian infusa daun paitan 10% dan glibenklamid
secara p.o ......................................................................................... 21
Gambar 19.Alat sentrifuge .................................................................................. 22
Gambar 120.Alat ukur kadar glukosa darah (Microvitalab 200) ........................ 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran 1. Daun paitan dan infusa daun paitan 10% ................................. 18
Lampiran 2. Cara pembuatan buffer sitrat pH 5,5 dan streptozotosin .......... 19
Lampiran 3. Pengukuran kadar glukosa darah dan pemberian infusa daun
paitan 10% ................................................................................ 21
Lampiran 4. Alat sentrifuge dan pengukuran kadar glukosa darah .............. 22
Lampiran 5. Surat pengesahan determinasi Tithonia diversifolia
[Hemsley] A. Gray.................................................................... 23
Lampiran 6. Surat hasil uji kadar air simplisia daun paitan .......................... 24
Lampiran 7. Surat Ethical Clearance (EC) ................................................... 25
Lampiran 8. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS untuk pengujian
data secara statistik .................................................................. 26
Lampiran 9. Brosur Reagen GOD-FS ........................................................... 27
Lampiran 10. Perhitungan ............................................................................... 28
Lampiran 11. Bagan skema kerja .................................................................... 31
Lampiran 12. Hasil analisis uji statistik kadar glukosa darah ......................... 32
Lampiran 13. Rata-rata kadar glukosa darah dengan standard Deviation
(SD) .......................................................................................... 33
Lampiran 14. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai
kadar glukosa darah .................................................................. 35
Lampiran 15. Hasil analisis statistika data selisish penurunan kadar glukosa
darah hari ke (4-14) .................................................................. 38
Lampiran 16. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai
selisih penurunan hari ke (4-14) ............................................... 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRAK
Diabetes mellitus merupakan penyakit serius, kronis yang terjadi baik
ketika pankreas tidak memproduksi insulin yang cukup (hormon yang mengatur
gula darah), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin
yang dihasilkan.Paitan merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan
sebagai antidiabetes.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas infusa
daun paitan 10% sebagai antidiabetes terhadap tikus galur Wistar terinduksi
Streptozotosin.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan
rancangan sederhana acak lengkap pola searah. 18 ekor .tikus jantan galur Wistar
dibagi dalam 6 kelompok secara acak. Kelompok I sebagai kontrol basal,
kelompok II sebagai kontrol pankreotoksik terinduksi streptozotosin dosis 40
mg/kg BB, kelompok III sebagai kontrol positif diberikan glibenklamid 0,45
mg/kg BB, kelompok III-IV sebagai kelompok perlakuan diberikan infusa daun
paitan 10% dengan tiga peringkat dosis 2000;1000 dan 500 mg/kg BB. Pada hari
ke-0, 4, 7 dan 14 kadar glukosa darah diukur menggunakan metode enzimatik.
Berdasarkan hasil penelitian, infusa daun paitan 10% memiliki aktivitas
antidiabetes.Persentase penurunan kadar glukosa darah infusa daun paitan 10%
dari yang tertinggi sampai yang terendah berturut-turut yaitu, dosis 500 mg/kgBB
(98,40%); 1000 mg/kgBB (98,14); dan dosis 2000 mg/kgBB (89,40%).
Kata kunci: daun paitan, infusa, streptozotosin, kadar glukosa darah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRACT
Diabetes mellitus is a serious and chronic disease that occurs either when the
pancreas does not produce enough insulin (a hormone that regulates blood sugar),
or when the body can not effectively used the insulin produced. Paitan is one of
the plants that can be used antidiabetic agents. This research aimed to prove the
antidiabetic effect of paitanleaves infusion 10%.This research was purely
experimental research with randomized complete direct sampling design.
EighteenWistarrats were devided randomly into six treatment groups. Group I was
basal, group II was induced streptozotocin 40 mg/kg BW , group IIIwas given
glibenklamid 0.45 mg/kg BW, and group IV-VI were given paitanleaves infusion
10% dosed of 2000;1000 dan 500 mg/kgBW by orally. On days 0, 4, 7 and 14
blood glucose levels were measured using enzymatic methods.The results of this
research showed that paitanleaves infusion 10% had an antidiabetic activity.The
percentage of blood glucose level reduction bypaitanleaves infusion 10% from the
highest to the lowest respectively that is, dose 500 mg / kgBB (98.40%); 1000 mg
/ kgBW (98.14%); And dose of 2000 mg / kgBB (89.40%).
Keyword:paitan leaves, infusion, streptozotocin, blood glucose level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus merupakan penyakit serius, kronis yang terjadi baik
ketika pankreas tidak memproduksi insulin yang cukup (hormon yang mengatur
gula darah), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin
yang dihasilkan (WHO, 2016). Berbagai keluhan yang dapat ditemukan pada
penyandang diabetes adalah poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat
badan serta keluhan lain yaitu lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan
disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita (PERKENI, 2011).
Pada umumnya diabetes mellitus dibagi menjadi 2 tipe yaitu diabetes mellitus tipe
1 dan diabetes mellitus tipe 2.Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan kurangnya
produksi insulin didalam tubuh sehingga orang dengan penyakit diabetes mellitus
tipe 1 membutuhkan pemberian insulin harian untuk mengatur jumlah glukosa
didalam darah (WHO, 2016).Diabetes mellitus tipe 2 merupakan ketidakefektifan
tubuh dalam menggunakan insulin (WHO, 2016).Faktor genetik dan pengaruh
lingkungan yang menyebabkan terjadinya diabetes mellitus tipe 2, antara lain
obesitas, diet tinggi lemak dan rendah serat, serta kurang gerak badan (Depkes,
2005).
Pada umumnya, pengobatan DM dibagi menjadi 2 yaitu pemberian
insulin dan obat hipoglikemik oral (OHO) seperti glibenklamid. Namun, seiring
dengan berkembangnya teknologi dan pengetahuan dalam berbagai aspek
kehidupan termasuk dalam bidang kesehatan, membuat banyak masyarakat
beralih lebih memilih pengobatan secara tradisional karena dianggap lebih
menguntungkan dengan efek samping yang lebih kecil dan harga yang lebih
terjangkau dibandingkan obat-obat modern. Salah satu tumbuhan yang dapat
digunakan sebagai alternatif pengobatan DM yaitu tanaman paitan [Tithonia
diversifolia (Hemsl.) Gray].
Berdasarkan penelitian Olayinka, (2015) tanaman paitan memiliki
kandungan yaitu alkaloid, saponin, tannin, terpenoid, flavonoid dan fenol yang
tersebar pada daun, batang dan akar.Komponen seperti alkaloid, saponin, tannin,
terpenoid, dan flavonoid secara signifikan menunjukkan hasil tertinggi
padabagian daun dibandingkan pada bagian batang dan akar, sedangkan fenol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
secara signifikan menunjukan hasil tertinggi pada akar dibandingkan dengan daun
dan batang (Olayinka, 2015). Senyawa flavonoid dapat meningkatkan penggunaan
glukosa di jaringan perifer dan menghambat pengangkutan glukosa melewati
usus(Jadhav and Puchchakayala, 2011). Selain itu, flavonoid memiliki efek
antioksidan melalui kerjanya yang menghambat pembentukan reactive oxygen
species (ROS) dan memicu regenerasi sel β-pankreas (Thongsomdkk., 2013).
Senyawa yang terkandung pada daun paitan yang berfungsi sebagai antidiabetes
dapat diekstraksi menggunakan metode infusa dengan konsentrasi 10%.
Pemilihan metode infusa ini berdasarkan cara masyarakat yang sering
memanfaatkan tanaman sebagai bahan obat dengan metode rebusan. Menurut
Amanatie (2015), flavonoid termasuk dalam golongan senyawa fenol yang
memiliki banyak gugus –OH dengan adanya perbedaan keelektronegatifan yang
tinggi, sehingga sifatnya polar. Golongan senyawa ini mudah terekstrak dalam
pelarut aquades yang memiliki sifat polar karena adanya gugus hidroksil,
sehingga dapat terbentuk ikatan hidrogen.
Penelitian Miura dkk. (2005) menunjukkan bahwa ekstrak air daun paitan
(100, 500, 1500 mg/kg) dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit
hiperglikemik setelah 7 jam pemberian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Prasetyo dkk. (2015) menunjukkan bahwa infusa daun paitan (250, 500, 750
mg/kg BB) yang dibandingkan dengan metformin dosis 63 mg/kg BB
menggunakan penginduksi aloksan dapat menurunkan kadar glukosa darah secara
bermakna setelah 7 hari pemberian. Dosis infusa daun paitan 10% yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 2000, 1000 dan 500 mg.kg BB dengan lama
pemmberian 9 hari setelah tikus dinyatakan mengalami diabetes. Penginduksi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah streptozotosin. Streptozotosin
merupakan analog dari glukosa toksik yang terakumulasi dalam sel β pankreas
melalui transporter glukosa GLUT2 dan bersifat diabetogenik (Nugroho, 2006).
Menurut Manik dkk. (2017) streptozotosin lebih baik dan lebih disukai dalam
menginduksi diabetes mellitus tipe 2 dengan beberapa keuntungan jika
dibandingkan dengan alloksan, yaitu waktu paruh lebih lama, mempertahankan
kondisi hiperglikemia dengan durasi yang lebih lama dan lebih spesifik terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
sel beta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antidiabetes
dan berapa persen aktivitas antidiabetes infusa daun paitan 10%,
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalama penelitian ini adalah seperangkat alat gelas
(beaker glass, labu ukur, gelas ukur, erlenmeyer, corong, pipet tetes, pengaduk),
mortir dan stamper, spuit injeksi, spuit oral, pipa kapiler hematokrit, tabung
effendorf, tabung reaksi, mikropipet 100µL dan 1000µL, yellow tip, blue tip, panci
enamel, kain flannel, timbangan analitik, timbangan tikus, hot plate, sentrifuge,
vortex, Microvitalab-200, oven, mesin penyerbuk, ayakan dengan nomor mesh
40, gelas obyek, gelas penutup, mikroskop. Bahan yang digunakan adalah tikus
jantan galus Wistar, daun paitan, glibenklamid, reagen GOD-FS (Diasys), asam
sitrat, natrium sitrat, penginduksi streptozotosin (Nacalai Tesque, Japan),
aquadest, carboxymethyl cellulose (CMC) Na 0,5%, formalin, dan eter.
Penyiapan Daun paitan
Daun paitan didapatkan dari CV. Merapi Farma Herbal Yogyakartaypada
bulan Oktober 2016.Daun paitan yang telah didapatkan dicuci dengan air
mengalir kemudian dikeringkan menggunakan oven pada suhu 30-40˚C selama 2
hari. Daun paitan yang telah kering diserbuk dengan mesin penyerbuk kemudian
diayak dengan ayakan nomor mesh 40. Serbuk yang digunakan pada penelitian ini
adalah serbuk yang berada diantara ayakan nomor mesh 40.
Pembuatan Infusa Daun paitan
Serbuk daun paitan yang telah ditimbang sebanyak ±10 g, dimasukkan ke
dalam panci enamel dan dibasahi dengan pelarut aquades sebanyak dua kali bobot
serbuk daun paitan yang telah ditimbang yaitu 20 mL.serbuk dan aquades yang
telah dicampur didalam pancil enamel ditambahkan dengan pelarut aquades
sebanyak 100 mL, kemudian dipanaskan menggunakan penangas air selama 15
menit terhitung saat suhunya 90˚C. Hasil infusa disaring selagi panas
menggunakan kain flannel, untuk mendapatkan hasil perasan infusa 100 mL dapat
ditambahkan aquades melalui ampasnya hingga didapat 100 mL (Prasetyo dkk.,
2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Peringkat Dosis Infusa
Tiga peringkat dosis infusa daun paitan ditentukan berdasarkan
berdasarkan volume maksimal pemberian yaitu 2000, 1000 dan 500 mg/kg BB.
Perlakuan hewan uji
Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari The Medical and Health
Research Ethics Committee (MHREC) Fac. of Medicine Gadjah Mada University.
Pada penelitian ini digunakan sebanyak 18 ekor tikus yang dibagi secara acak
kedalam 6 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor
tikus. Hewan uji kemudian diadaptasikan dengan lingkungan sekiar selama 3 hari.
Kelompok I (Basal) tidak diberi perlakuan apapun, kelompok II (Pankreotoksik)
diinduksi dengan streptozotosin 40 mg/kg BB secara intraperitoneal dan tidak
diberi terapi, kelompok III (Kontrol positif) diinduksi dengan streptozotosin 40
mg/kg BB secara intraperitoneal dan diterapi dengan glibenklamid 0,45 mg/kg
BB, kelompok IV-VI diinduksi dengan streptozotosin 40 mg/kg BB secara
intraperitoneal dan diterapi dengan infusa daun paitan dengan tiga peringkat dosis
yaitu 2000; 1000; dan 500 mg/kg BB. Sebelum hewan uji diinduksi dan dilakukan
pengukuran kadar glukosa darah, terlebih dahulu tikus dipuasakan selama 8-12
jam dengan tetap memberi minum.
Penetapan dan Pengukuran Kadar Glukosa Darah
Kadar glukosa darah tikus ditetapkan secara enzimatis dengan reagen
GOD-PAP Dyasis dan diukur dengan menggunakan mikrovitalab 200.Sampel
darah tikus diambil melalui plexus retro orbitalis pada mata kemudian disentrifuge
pada kecepatan 3500 rpm selama 15 menit.Serum yang terbentuk diambil
sebanyak 10 µL dan ditambahkan reagen sebanyak 1000 µL kemudian
divortex.Campuran tersebut didiamkan selama operating time 10 menit dan
serapannya dibaca dengan mikrovitalab 200.Kadar glukosa darah dinyatakan
dalam mg/dL. Pengukuran kadar glukosa darah tikus dilakukan pada hari ke 0, 4,
7, dan 14.
Persiapan dan Pembuatan Tikus Diabetes
Hewan percobaan diinduksi menjadi diabetes dengan menggunakan
streptozotosin 40 mg/kg BB yang dilarutkan dalam buffer sitrat pH 5.5. Pada hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
ke 1 tikus diinduksi dengan streptozotosin secara intraperitoneal. Pada hari ke 4
setelah penyuntikan kadar glukosa darah tikus kembali diukur dan tikus dikatakan
diabetes apabila kadar glukosa darah >200 mg/dL (Soviana dkk., 2014).
Analisis Data
Data kadar glukosa darah dihitung dengan menggunakan Mean±SD dan
persentase penurunan kadar glukosa darah dihitung menggunakan rumus :
% Penurunan hari ke-14 = 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡(4−0)−𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡(4−14)
𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡(4−0) x 100%
(Fahri dkk., 2005)
Hasil dianalisis dengan menggunakan uji Shapiro Wilk untuk mengetahui
distribusi data. Berdasarkan uji tersebut didapatkan hasil bahwa semua kelompok
memiliki distribusi normal (p>0,05). Kemudian dilakukan uji homogenitas dengan
menggunakan levene test untuk mengetahui apakah data mempunyai varian yang
sama atau tidak. Data mempunyai varian yang sama apabila p>0,05. Analisis
dilanjutkan dengan uji ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan jika
p<0,05yang menunjukkan bahwa paling tidak terdapat perbedaan rerata kadar
glukosa darah yang bermakna pada dua kelompok maka analisis dilanjutkan
dengan Post Hoc mengggunakan uji LSD untuk mengetahui kelompok yang
berbeda bermakna (Dahlan, 2008).
Hasil Determinasi Tanaman Paitan
Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa serbuk daun
paitan dengan sediaan infusa.Daun paitan didapatkan dari CV. Merapi Farma
Yogyakarta pada bulan Oktober 2016. Determinasi dilakukan diDepartemen
Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Berdasarkan hasil yang didapatkan, membuktikan bahwa tanaman yang
digunakan adalah benar tanaman Tithonia diversifolia (Hemsl.) Gray.
Penetepan Kadar Air Serbuk Daun Paitan
Penetapan kadar air menggunakan metode gravimetri yang dilakukan
diLaboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah
Mada. Penetapan kadar air serbuk daun paitan bertujuan untuk mengetahui
kandungan air yang terdapat didalam serbuk sehingga dapat memastikan bahwa
kadar air didalam serbuk daun paitan memenuhi persyaratan atau tidak. Syarat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
serbuk yang baik adalah memiliki kandungan air <10% (BPOM, 2014).
Berdasarkan hasil yang didapatkan, kadar air serbuk daun paitan adalah 3,84%.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kandungan air yang terdapat didalam serbuk
daun paitan telah memenuhi persyaratan serbuk yang baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Aktivitas Antidiabetes Infusa Daun Paitan 10%
Pengujian aktivitas antidiabetas bertujuan untuk mengetahui aktivitas
antidiabetes dan persentase aktivitas antidiabetes infusa daun paitan 10%.Hewan
uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus jantan galur Wistar berumur
2-3 bulan dengan keseragaman bobot 140-200g.Hal ini bertujuan untuk
memperkecil variasi biologis antar hewan uji sehingga didapatkan respon yang
hampir seragam.Sebelum diberi perlakuan hewan uji dipuasakan terlebih dahulu
8-12 jam dengan tetap memberi minum.Hal ini bertujuan untuk menghindari
kemungkinan adanya interaksi antara makanan dengan senyawa uji yang dapat
mempengaruhi hasil.
Berdasarkan hasil penelitian, pengukuran kadar glukosa darah pada hari
ke-0, 4, 7 dan 14 dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 1.
Tabel I. Rerata Kadar Glukosa Darah (Mean±SD)
Kelompok Hari ke-0 Hari ke -4 Hari ke -7 Hari ke -14
I 75,67 3,51 96,00 2,00 82,33 11,06 95,00 10,15
II 82,67 6,51 469,67 10,02 232,33 20,98 146,33
20,82
III 82,00 4,00 461,33 14,64 380,67 23,96 102,00 7,94
IV 86,67± 9,29 563 ± 299.04 320,67 ± 162,77 137,33 ± 8,69
V 75,33 ± 11,02 506,67 ± 221,85 315,67 ± 59,88 83,33 ± 20,21
VI 96,00 ± 11,14 381,00 ± 49,67 198,67 ± 108,77 100,67 ±
21,07
Keterangan:
Mean = Rata-rata Kadar Glukosa Darah (mg/dL)
SD = Standard Deviation
I = Kontrol Basal
II = Kontrol Pankreotoksik
III = Kontrol Positif
IV = Infusa Daun Paitan 10% Dosis 2000 mg/kg BB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
V = Infusa Daun Paitan 10% Dosis 1000 mg/kg BB
VI = Infusa Daun Paitan 10% Dosis 500 mg/kg BB
Gambar 1. Rerata kadar glukosa darah antar waktu
Pengukuran kadar glukosa darah pada hari ke-0 bertujuan untuk melihat apakah
kadar glukosa darah tikus sebagai subyek uji berada dalam batas normal sebelum
diberi perlakuan. Menurut Wolfensohn dan Maggie (2003) kadar glukosa darah
tikus normal adalah 50-135 mg/dL. Berdasarkan Gambar 1 dan Tabel 1 pada
hari ke-0 menunjukkan bahwa kadar glukosa darah tikus pada kelompok basal,
pankreotoksik, positif, infusa daun paitan dosis 2000, 1000, dan 500 mg/kg BB
memiliki kadar dengan Mean±SD secara berturut-turut, yaitu 75,67 3,51; 82,67
6,51; 82,00 4,00; 86,67± 9,29; 75,33 ± 11,02; 96,00 ± 11,14. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kadar glukosa darah tikus pada semua kelompok perlakuan
pada hari ke-0 berada dalam batas normal.
Tikus pada kelompok pankreotoksik, positif dan infusa daun paitan 10%
dosis 2000, 1000, 500 mg/kg BB kemudian diinduksi dengan streptozotosin dosis
40 mg/kg BB secara intraperitoneal. Streptozotosin merupakan analog dari
glukosa toksik yang terakumulasi dalam sel β pankreas melalui transporter
glukosa GLUT2. Aktivitas alkilasi STZ dihubungkan dengan gugus nitrosourea.
Nitrosourea bersifat lipofilik dan diserap jaringan melalui membran plasma
dengan proses yang cepat. STZ akan terakumulasi dalam sel β pankreas melalui
transporter glukosa GLUT2 dan berikatan dengan carbon-2 dari glukosa. Hal ini
menyebabkan terjadinya perpindahan gugus metal dari STZ ke molekul DNA
sehingga terjadi alkilasi DNA (Lenzen, 2008). Streptozotosin juga mampu
0
100
200
300
400
500
600
Kontro Basal KontrolPankreotoksik
Kontrol Positif Infusa 10%2000 mg/kg BB
Infusa 10%1000 mg/kg BB
Infusa 10% 500mg/kg BB
H-0
H-4
H-7
H-14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
membangkitkan oksigen reaktif yang mempunyai peran tinggi dalam kerusakan
sel β pankreas. Pembentukan anion superoksida karena aksi STZ dalam
mitokondria dan peningkatan aktivitas xantin oksidase. Dalam hal ini, STZ
menghambat siklus Krebs dan menurunkan konsumsi oksigen mitokondria.
Produksi ATP mitokondria yang terbatas selanjutnya mengakibatkan pengurangan
secara drastis nukleotida sel β pankreas (Nugroho, 2006). Sedangkan buffer sitrat
yang digunakan sebagai pelarut tidak memberikan efek terhadap penginduksian
(Sellamuthu et al, 2009). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tokan
(2014), setelah 3 hari penginduksian streptozotosin kadar glukosa darah tikus
mengalami kenaikan. Tikus dinyatakan diabetes apabila kadar glukosa darah >200
mg/dL (Soviana dkk, 2014). Pada Tabel 1 dan Gambar 1 menunjukkan bahwa
pada hari ke-4 terjadi peningkatan kadar glukosa darah pada kelompok
pankreotoksik, positif, infusa daun paitan dosis 2000, 1000, dan 500 mg/kg BB
jika dibandingkan dengan grafik kadar glukosa darah tikus pada hari ke-0.
Mean±SD kadar glukosa darah pada kelompok pankreotoksik, positif, infusa daun
paitan dosis 2000, 1000, dan 500 mg/kg BB, yaitu 469,67 10,02; 461,33
14,64; 563 ± 299.04; 506,67 ± 221,85; 381,00 ± 49,67. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa tikus mengalami hiperglikimia dan perlakuan dilanjutkan
sesuai kriteria dari masing-masing kelompok yang sudah ditentukan.
Tabel II. Hasil Uji LSD Kadar Glukosa Darah Hari ke-7
Kelompok I II III IV V VI
I - BTB BB BB BB BTB
II BTB - BTB BTB BTB BTB
III BB BTB - BTB BTB BB
IV BB BTB BTB - BTB BTB
V BB BTB BTB BTB - BTB
VI BTB BTB BB BTB BTB -
Keterangan :
BB = Berbeda Bermakna (p<0,05)
BTB = Berbeda Tidak Bermakna (p>0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Berdasarkan hasil pengukuran kadar glukosa darah hari ke-7 kelompok kontrol
basal, pankreotoksik, positif, infusa daun paitan 10% 2000, 1000, dan 500 mg/kg
BB pada Gambar 1 dan Tabel 1 secara berturut-turut, yaitu 82,33 11,06;
232,33 20,98; 380,67 23,96; 320,67 ± 162,77; 315,67 ± 59,88; 198,67 ±
108,77. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kadar glukosa darah pada kelompok
basal tetap pada batas normal. Kelompok basal digunakan untuk mengetahui
kadar glukosa darah normal tikus. Sedangkan pada kelompok kontrol
pankreotoksik kadar glukosa darah mengalami penurunan yang seharusnya tidak
terjadi penurunan karena tidak diberi terapi. Kontrol pankreotoksik bertujuan
sebagai gambaran populasi hewan uji yang mengalami hiperglikemia. Menurut
penelitian Tokan (2014) penurunan kadar glukosa darah yang terjadi pada
kelompok kontrol pankreotoksik mungkin disebabkan karena kerusakan sel β
pankreas yang terjadi pada tikus terinduksi streptozotosin tidak rusak secara
permanen sehingga sel-sel β pankreas dewasa yang mengandung sel β prekusor
mengalami regenerasi. Sel yang tidak terpengaruh oleh streptozotosin sebagai
penginduksi nekrosis, akan menunjukkan terjadinya peningkatan mitosis,
apoptosis dan hipertrofi. Hipertrofi diduga berhubungan dengan peningkatan
massa sel β yang mengalami kematian sel dan hal ini merupakan mekanisme
regulasi yang berkaitan dengan angka mitosis, sehingga dapat mempertahankan
jumlah sel islet yang cukup. Bahkan beberapa penelitian menunjukkan adanya
transdiferensiasi atau perubahan dari sel non β menjadi sel penghasil insulin
(Damasceno dkk., 2014). Berdasarkan hasil uji LSD kadar glukosa darah pada
hari ke-7 kelompok kontrol positif, infusa daun paitan 10% dosis 2000 dan 1000
mg/kg BB menunjukkan hasil yang berbeda bermakna (p<0,05) jika dibandingkan
dengan kelompok basal. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian glibenklamid dan
infusa daun paitan 10% dosis 2000 dan 1000 mg/kg BB mampu menurunkan
kadar glukosa darah tikus yang terinduksi streptozotosin, namun penurunan kadar
glukosa darah yang dihasilkan belum sebanding dengan kadar glukosa normal
pada kelompok basal atau hewan uji masih dalam kondisi diabates karena kadar
glukosa darah masih >200 mg/dL. Sedangkan infusa daun paitan dosis 500 mg/kg
BB menunjukkan hasil uji LSD yang berbeda tidak bermakna (p>0,05) jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dibandingkan dengan kontrol basal. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan kadar
glukosa darah yang dihasilkan oleh infusa daun paitan 10% dosis 500 mg/kg BB
hampir mencapai kadar glukosa normal tikus pada kelompok basal dengan rata-
rata penurunan kadar glukosa darah yang dihasilkan dibawah 200 mg/dL.
Sedangkan pada kelompok infusa daun paitan 10% dosis 2000 dan 1000 mg/kg
BB menunjukkan hasil yang berbeda tidak bermakna (p>0,05) jika dibandingkan
dengan kelompok kontrol positif yang diberikan glibenklamid. Hal ini
menunjukkan bahwa infusa daun paitan dosis 2000 dan 1000 mg/kg BB mampu
menurunkan kadar glukosa darah setara dengan kelompok yang diberikan
glibenklamid. Namun kadar glukosa darah yang dihasilkan belum mencapai kadar
glukosa normal jika dibandigkan dengan kelompk basal. Jika kelompok infusa
daun paitan 10% dosis 500 mg/kg BB dibandingkan dengan kontrol postif
glibenklamid dosis 0,45 mg/kg BB, menunjukkan hasil yang berbeda bermakna
(p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa infusa daun paitan 10% dosis 500 mg/kg
BB memiliki aktivitas menurunkan kadar glukosa darah lebih tinggi dibandingkan
dengan kelompok yang diberikan glibenklamid. Hasil uji LSD antara kelompok
infusa daun paitan dosis 2000, 1000 dan 500 mg/kg BB menunjukkan hasil
berbeda tidak bermakna (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa penurunan kadar
glukosa darah yang antara tiga peringkat dosis infusa daun paitan 10% pada hari
ke-7 memiliki aktivitas yang sama. Sehingga berdasarkan hasil yang didapatkan
perlakuan masih dilanjutkan sampai hari ke-13 karena sebagian besar dari semua
kelompok memiliki rata-rata kadar glukosa darah masih >200 mg/dL, kemudian
kadar glukosa darah kembali diukur pada hari ke-14. Glibenklamid digunakan
sebagai kontrol positif karena glibenklamid merupakan salah satu obat pilihan
bagi penderita diabetes mellitus tipe 2. Glibenklamid merupakan obat golongan
sulfonilurea generasi kedua yang bekerja dengan merangsang sel beta pankreas
untuk melepaskan insulin yang tersimpan sehingga bermanfaat pada pasien yang
masih masih mampu mensekresi insulin (Sudoyo, 2009). Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Tokan (2014), pada kelompok kontrol negatif yang diberikan
CMC Na 0,5% memiliki kadar glukosa darah yang tidak berbeda bermakna
dengan kontrol basal serta tidak mengalami perubahan patologi sel islet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
langerhans secara struktural dengan persentase kerusakan sebesar 0%. Hal
tersebut membuktikan bahwa CMC Na 0.5% sebagai pelarut glibenklamid yang
digunakan dalam penelitian ini tidak mempengaruhi kadar glukosa darah pada
tikus.
Tabel III. Hasil Uji LSD Kadar Glukosa Darah Hari ke-14
Kelompok I II III IV V VI
I - BB BTB BB BTB BTB
II BB - BB BTB BB BB
III BTB BB - BB BTB BTB
IV BB BTB BB - BB BB
V BTB BB BTB BB - BTB
VI BTB BB BTB BB BTB -
Keterangan :
BB = Berbeda Bermakna (p<0,05)
BTB = Berbeda Tidak Bermakna (p>0,05)
Berdasarkan hasil pengukuran kadar glukosa darah hari ke-14 kelompok
kontrol basal, pankreotoksik, positif, infusa daun paitan 10% 2000, 1000, dan 500
mg/kg BB pada Gambar 1 dan Tabel 1 secara berturut-turut, yaitu 95,00
10,15; 146,33 20,82; 102,00 7,94; 137,33 ± 8,69; 83,33 ± 20,21; 100,67 ±
21,07. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kadar glukosa darah pada kelompok
basal tetap pada batas normal sedangkan pada kelompok kontrol pankreotoksik
kadar glukosa darah mengalami penurunan sampai hari ke-14 yang seharusnya
tidak terjadi penurunan karena tidak diberi terapi. Hal ini mungkin disebabkan
karena kerusakan sel β pankreas yang terjadi pada tikus terinduksi streptozotosin
tidak rusak secara permanen sehingga sel-sel β pankreas dewasa yang
mengandung sel β prekusor mengalami regenerasi (Tokan, 2014). Sel yang tidak
terpengaruh oleh streptozotosin sebagai penginduksi nekrosis, akan menunjukkan
terjadinya peningkatan mitosis, apoptosis dan hipertrofi. Hipertrofi diduga
berhubungan dengan peningkatan massa sel β yang mengalami kematian sel dan
hal ini merupakan mekanisme regulasi yang berkaitan dengan angka mitosis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
sehingga dapat mempertahankan jumlah sel islet yang cukup. Bahkan beberapa
penelitian menunjukkan adanya transdiferensiasi atau perubahan dari sel non β
menjadi sel penghasil insulin (Damasceno dkk., 2014). Berdasarkan hasil uji LSD
kadar glukosa darah pada hari ke-14 kelompok kontrol positif, infusa daun paitan
dosis 1000 dan 500 mg/kgBB menunjukkan hasil berbeda tidak bermakna
(p>0,05) jikadibandingkan dengan kelompok basal. Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian glibenklamid dan infusa daun paitan 10% dosis 1000 dan 500
mg/kgBB dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus yang terinduksi
streptozotosin. Penurunan kadar glukosa yang dihasilkan sebanding dengan kadar
glukosa normal tikus pada kelompok basal. Sedangkan pada kelompok infusa
daun paintan dosis 2000 mg/kg BB menunjukkan hasil yang berbeda bermakna
(p<0,05) jika dibandingkan dengan kelompok basal. Hal ini menunjukkan bahwa
infusa daun paitan dosis 2000 mg/kg BB mampu menurunkan kadar glukosa
darah tikus yang terinduksi streptozotosin, namun penurunan kadar glukosa darah
yang dihasilkan belum sebanding dengan kadar glukosa normal pada kelompok
basal. Jika kelompok infusa daun paitan dibandingkan dengan kontrol postif
glibenklamid dosis 0,45 mg/kg BB, infusa daun paitan dosis 2000 mg/kgBB
menunjukkan hasil yang berbeda bermakna dengan kontrol positif. Hal ini
menunjukkan bahwa infusa daun paitan 10% dosis 2000 mg/kg BB memiliki
aktivitas antidiabetes lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang diberikan
glibenklamid. Sedangkan pada kelompok infusa daun paitan 10% dosis 1000 dan
500 mg/kgBB menunjukkan hasil yang berbeda tidak bermakna jika dibandingkan
dengan kontrol positif. Hal ini berarti pemberian infusa duan paitan 10% dosis
1000 dan 500 mg/kgBB memilki aktivitas antidiabetes setara dengan kelompok
yang diberikan glibenklamid.
Tabel IV. Rerata Selisih Penurunan Kadar Glukosa Darah
Kelompok Hari Ke 4-0 Hari Ke 4-14
Positif 379.33 359,33
Infusa Daun Paitan 10% Dosis 2000 mg/kg
BB 476.33 425,67
Infusa Daun Paitan 10% Dosis 1000 mg/kg
BB 431.33 423,33
Infusa Daun Paitan 10% Dosis 500 mg/kg BB 285.00 280,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Tabel V. Persentase Rerata Selisih Penurunan Kadar Glukosa Darah
Kelompok Hari Ke 4-14
Kontrol Positif 94,73 %
Infusa Daun Paitan 10% Dosis 2000 mg/kg
BB 89,36 %
Infusa Daun Paitan 10% Dosis 1000 mg/kg
BB 98,14%
Infusa Daun Paitan 10% Dosis 500 mg/kg BB 98,36 %
Gambar 2. Selisih Rerata Penurunan kadar Glukosa Darah Hari 4-14
Tabel VI. Hasil Uji LSD Rerata Selisih Penurunan Kadar Glukosa Darah Hari ke
4-14
Kelompok I II III IV
I - BTB BTB BTB
II BTB - BTB BTB
III BTB BTB - BTB
IV BTB BTB BTB -
Berdasarkan Tabel IV, persentase selisih penurunan kadar glukosa darah dari
yang tertinggi sampai yang terendah berturut-turut yaitu, infusa daun paitan 10%
dosis 500 mg/kgBB (98,36%); 1000 mg/kg BB (98,14%); kontrol positif
(94,73%); dan infusa daun paitan 10% dosis 2000 mg/kgBB (89,36%). Hasil uji
LSD perbandingan antar semua kelompok pada persentase penurunan kadar
gluosa darah menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna. Hal ini menunjukkan
0
100
200
300
400
500
600
700
800
Positif infusa 10% 2000 mg/kgBB
infusa 10% 1000 mg/kgBB
infusa 10% 500 mg/kgBB
Selisih Penurunan Hari 4-14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
bahwa kelompok kontrol positif, infusa daun paitan 10% dosis 2000, 1000, dan
500 mg/kg BB memiliki persentase aktivitas penurunan kadar glukosa darah yang
sama antar semua kelompok.
Dosis 500 mg/kg BB pada penelitian ini dipilih sebagai dosis efektif,
karena dosis tersebut merupakan dosis terkecil infusa daun paitan 10% dengan
persentase tertinggi dalam menurunkan kadar glukosa darah. Dosis efektif
merupakan dosis terkecil infusa daun paitan 10% yang dapat menimbulkan efek
antidiabetes. Apabila dosis 500 mg/kg BB dikonversi ke dalam dosis manusia
maka didapatkan dosis 6.05 g/70 kg BB.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga peringkat dosis infusa daun
paitan 10% memiliki aktivitas sebagai antidiabetes, namun kemampuan yang
dihasilkan sebagai antidiabetes berbeda-beda. Senyawa yang bertanggung jawab
sebagai antidiabetes dari infusa daun paitan 10% ini adalah flavonoid. Pada
penderita diabetes, hiperglikemia menyebabkan terjadinya peningkatan reactive
oxygen species (ROS), peningkatan stress oksidataif dan kurangnya antioksidan
merupakan awal mula terjadinya komplikasi. Flavonoid berperan penting
melindungi dari kerusakan oksidatif pada penderita diabetes mellitus. Flavonoid
memiliki efek antioksidan melalui kerjanya yang menangkap radikal bebas akibat
stres oksidatif, menghambat pembentukan reactive oxygen species (ROS) dan
memicu regenerasi sel β-pankreas (Thongsom, dkk., 2013). Selain itu, senyawa
flavonoid dapat meningkatkan penggunaan glukosa di jaringan perifer dan
menghambat pengangkutan glukosa melewati usus (Jadhav and Puchchakayala,
2011).
KESIMPULAN
Infusa daun paintan 10% memiliki aktivitas antidiabetes.Persentase selisih
penurunan kadar glukosa darah infusa daun paitan 10% dari yang tertinggi sampai
yang terendah berturut-turut yaitu, dosis 500 mg/kgBB (98.36%); 1000 mg/kgBB
(98.14); dan dosis 2000 mg/kgBB (89.36%).
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, perlu dilakukan uji histopatologi
untuk penelitian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2010, Acuan Sediaan Herbal, Vol.5,
Direktorat Obat Asli Indonesia, Jakarta, 1-3.
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2014, Persyaratan Mutu Obat
Tradisional, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia, Jakarta, 11.
Dahlan, M.S., 2008, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Ed. 3, Salemba
Medika, Jakarta, 53-58, 85-105.
Damasceno, D. C., Netto, A. O., Iessi, I. L., Gallego, F. Q., Corvino, S. B.,
Dallaqua, B., Sinzato, Y. K., Bueno, A., Calderon, I. M. P., and
Rudge1, M. V. C., 2014, Streptozotocin-Induced Diabetes Models:
Pathophysiological Mechanisms and Fetal Outcomes, BioMed Research
International, Brazil, pp. 3.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005, Pharmaceutical Care untuk
Penyakit Diabtes Mellitus, Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan
Klinik Direktorat Jenderal, 13-19.
Fahri, C., Sutarno, dan Listyawati, S., 2005.Kadar Glukosa dan Kolesterol Total
DarahTikus Putih (Rattus norvegicus L.) Hiperglikemik Setelah
Pemberian EkstrakMetanol Akar Meniran (Phyllanthus niruri L.).
Biofarmasi, 3(1): 4.
Jadhav, R., and Puchchakayala, G., 2011, Hypoglycemic and Antidiabetic
Activity of Flavonoids: Boswellic Acid, Ellagic Acid, Quercetin, Rutin
on Streptozotocin-Nicotinamide Induced Type 2 Diabetic Rats,
International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, India,
4(2), 251-256.
Lenzen, S., 2008, The Mechanisms of Alloxan- and Streptozotocin-induced
Diabetes, Diabetologia, Vol. 51, pp. 216-226.
Islam, M., Rupeshkumar , M., and Reddy, K. B., , 2017, Streptozotocin Is More
Convenient Than Alloxan For The Induction Of Type 2 Diabetes,
International Journal of Pharmacological Research, India, 7(01), pp.8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Miura, T., Nosaka, K., Ishii, H., dan Ishida, T., 2005, Antidiabetic Effect of
Nitobegiku, The Herb Tithonia diversifolia, in KK-Ay Diabetic Mice,
Pharmaceutical Society of Japan, Japan, 28(11), 2152-2154.
Nugroho, A.D., 2006, Hewan Percobaan Diabetes Mellitus: Patologi dan
Mekanisme Aksi Diabetogenik, Review, 7 (4), 381-382.
Olayinka, Raiyemo, B.U., Alex, D., Etejere, Obukohwo, E., 2015, Phytochemical
and Proximate Copmposition of Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray,
16(1), 196-197.
PERKENI, 2011, Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabtes Melitus Tipe
2 di Indonesia , Perkeni, Jakarta, 6-7, 21-25.
Prasetyo, A., Denashurya, T.G., Putri, W.S., Ilmiawan, M.I., 2016, Perbandingan
Efek Hipoglikemik Infusa Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia
(Hamsley) A. Gray) dan Metformin pada Tikus yang Diinduksi
Aloksan, IAI, Indonesia, 91-94.
Soviana, E., Rachmawati, B., dan W, N. S., 2014, Pengaruh Suplementasi β-
Carotene terhadap Kadar Glukosa Darah dan Kadar Malondialdehida
pada Tikus Sprague Dawley yang Diinduksi Streptozotocin, Jurnal
Gizi Indonesia, 2 (2), 43-35.
Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., K, M. S., Siti, S., 2009, Buku Ajar
Penyakit Dalam, Interna Publishing Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta, 1887-
1888.
Thongsom, M., Chunglok, W., Kuanchuea, dan R., Tangpong, J., 2013,
Antioxidant and Hypoglycemic Effects of Tithonia diversifolia Aqueous
Leaves Extract in Alloxan-Induced Diabetic Mice, Advanced in
Enviromental Biology, Thailand, 7(9), 211-2125.
Tokan, I.R., 2014. Efek Antihiperglikemik Ekstrak Etanol Daun Artocarpus altilis
(Park.)Foesberg pada Tikus Terinduksi Streptozotosin. Skripsi, Fakultas
Farmasi,Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Wolfenshon, S., and Maggie, L., 2003, Handbook of Labolatory Animal
Mangemant and Welfar.3rd
ed., Blackwell Publishing. USA, p. 246.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
World Health Organization, 2016, Global Report On Diabetes, Genewa : World
Health Organization, 11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
LAMPIRAN
Lampiran 1. Daun paitan dan infusa d aun paitan 10%
Gambar 3. Pohon paitan
Gambar 6. Proses pembuatan infusa
daun paitan 10%
Gambar 7. Proses pembuatan infusa
daun paitan 10%
Gambar 8. Infusa daun
paitan 10%
Gambar 5. Serbuk daun
paitan
Gambar 4. Daun paitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Lampiran 2. Cara pembuatan buffer sitrat pH 5,5 dan streptozotosin
Gambar 9. Asam sitrat Gambar 10. Natrium sitrat
Gambar 11. Proses pembuatan
buffer sitrat pH 5,5
(asam sitrat)
Gambar 12. Proses pembuatan
buffer sitrat pH 5,5
(natrium sitrat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Gambar 13. Buffer sitarat
pH 5,5, Gambar 14. Streptozotosin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Lampiran 3. Pengukuran kadar glukosa darah dan pemberian infusa daun paitan
10%
Gambar 15. Proses pemuasaan tikus
sebelum diambil darah
Gambar 16. Proses pengambilan
darah tikus
Gambar 17. Proses penginduksian
tikus dengan
streptozotosin secara
i.p
Gambar 18. Proses pemberian
infusa daun paitan
10% dan glibenklamid
secara p.o
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lampiran 4. Alat sentrifuge dan pengukuran kadar glukosa darah
Gambar 19. Alat sentrifuge
(Thermorex)
Gambar 20. Alat ukur kadar
glukosa darah
(Microvitalab 200)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Lampiran 5. Surat pengesahan determinasi Tithonia diversifolia [Hemsley] A.
Gray
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Lampiran 6.Surat hasil uji kadar air simplisia daun paitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Lampiran 7. Surat Ethical Clearance (EC)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Lampiran 8. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS untuk pengujian data
secara statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Lampiran 9. Brosur Reagen GOD-FS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Lampiran 10. Perhitungan
a. Konsentrasi Streptozotosin
Perhitungan konsentrasi streptozotosin berdasarkan dosis yang digunakan
yaitu 40 mg/kg BB, volume maksimal pemberina secara i.p, dan berat badan
maksimal yang digunakan dalam penelitian.
Dosis streptozotosin : 40 mg/kgBB
Berat badan tikus : 200 g
Volume maksimal : 5 ml
D x BB = C x V
C = D ×BB
V =
40mg
kgBB x 200 g
5 ml = 1,6 mg/ml
b. Dosis Glibenklamid
Dosis glibenklamid yang digunakan dalam penelitian ini merupakan dosis
hasil konversi dari dosis manusia sebesar 5 mg dengan berat badan 70 kg.
Nilai konversi berat badan manusia (70 kg ) ke tikus (200 g) = 0.018
Dosis glibenklamid = 5 mg x 0.018
= 0,09 mg/200gBB tikus
= 0,45 mg/kgBB tikus
c. Dosis infusa daun paitan 10%
Tiga peringakan dosis infusa daun paitan 10% yang digunakan pada penelitian
ini ditentukan dari konsentrasi infusa daun paitan 8%, volume pemberian
maksimal secara p.o dan menggunakan berat badan maksimal sesuai dengan
kriteria penelitian ini.
Konsentrasi : 8% 80 g/mL
Volume pemberian : 5 ml
Berat badan tikus : 200 g
D x BB = C x V
D = C x V
BB =
80g
ml x 5 ml
200 g = 2000 mg/kgBB
Dosis 2000 mg/mL sebagai peringkat dosis 1, untuk menetukan dosis peringkat
2 maka dosis peringkat 1 dibagi dua dan untuk menentukan dosis peringkat 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
maka dosis peringkat 2 dibagi dua. Sehingga didapatkan peringkat dosis yaitu :
2000; 1000; 500 mg/kgBB.
d. Konversi dosis dari tikus ke manusia
Faktor konversi dari tikus 200 g ke manusia 70 kg adalah 60.5.
Rumus :
Dosis manusia = dosis tikus 200gBB × faktor konversi
i. Dosis I (2000 mg/kg BB)
Dosis Tikus = 2000 mg/kg BB
= 400 mg / 200gBB Tikus
Dosis manusia = 400 mg/ 200gBB × 60.5
= 24.200 mg / 70kgBB Manusia
= 24.2 g / 70kgBB manusia
ii. Dosis II
Dosis Tikus = 1000 mg/ kg BB
= 200 mg / 200gBB Tikus
Dosis manusia = 200 mg/ 200gBB × 60.5
= 12.100 mg / 70kgBB manusia
= 12.1 g / 70kgBB manusia
iii. Dosis III
Dosis Tikus = 500 mg/ kg BB
= 100 mg / 200gBB Tikus
Dosis manusia = 100 mg/ 200gBB × 60.5
= 6.050 mg / 70kgBB manusia
= 6.05 g / 70kgBB manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
e. Perhitungan persentase penurunan kadar glukosa darah tikus
% penurunan hari 4-14 = penurunan post−perlakuan
penurunan pra−perlakuanx 100%
Keterangan : Pra-perlakuan = Rerata kadar glukosa darah tikus hari ke-4
dikurangi hari ke-0
Post-perlakuan = Rerata kadar glukosa darah tikus hari ke-4
dikurangi hari ke-14
Positif = 359.33
379.33x 100% = 94.73%
Infusa dosis 2000 mg/kg BB = 425.67
476.33x 100% = 89.36%
Infusa dosis 1000 mg/kg BB = 423.33
431.33x 100% = 98.14%
Infusa dosis 500 mg/kg BB = 280.33
285.00x 100% = 98.36%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Lampiran 11.Bagan Skema Kerja
Induksi STZ 40 mg/kgBB i.p.
Kontrol (P) Kelompok IV-VI
Kelompok VI Diterapi
Infusa daun
paitan 10%
500mg/kgBB
mg/kgBB
Hari ke-0
Diukur kadar glukosa darah
Hari ke-1
Kontrol basal
Kontrol(+)
18 ekor tikus dipuasakan selama 8-12 jam
Hari ke-4
Diukur kadar glukosa darah >200 mg/dL
Kontrol
basal Tanpa
perlakuan
apapun
Kontrol (+) Diberi
glibenklamid
0,45 mg/kg BB
Kelompok V Diterapi
Infusa daun
paitan 10%
1000mg/kgB
B
1000 mg/kgBB
Kelompok IV Diterapi
Infusa daun
paitan 10%
2000mg/kgBB
Kontrol P Induksi STZ 40 mg/kgBB
hari ke-1
Hari ke-7 dan ke-14
Diukur kadar glukosa darah
Di uji statistik
Hari ke-5 sampai ke-13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Lampiran 12. Hasil analisis statistika data Kadar Glukosa Darah
Tests of Normality
Kelompok KGD infusa
10%
Kolmogorov-Smirnova
Shapir
o-Wilk
Statisti
c df Sig.
Statisti
c
Delta KGD
Infusa 10%
Basal .229 3 . .981
Pankreotoksik .301 3 . .912
Positif .237 3 . .977
Infusa Dosis Tinggi
(2000 mg/kg BB) .335 3 . .859
Infusa Dosis Tinggi
(1000 mg/kg BB) .231 3 . .980
Infusa Dosis Tinggi
(500 mg/kg BB) .321 3 . .882
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Lampiran 13. Rata-rata kadar glukosa darah dengan standard Deviation (SD)
Descriptives
N
Mea
n
Std.
Deviat
ion
Std.
Erro
r
95%
Confidence
Interval for
Mean Min
imu
m
Lower
Bound
Upper
Bound
KGD
Infusa
10% H0
Basal 3
75.6
7 3.512
2.02
8 66.94 84.39 72
Pankreotoksik 3
82.6
7 6.506
3.75
6 66.50 98.83 76
Positif 3
82.0
0 4.000
2.30
9 72.06 91.94 78
Infusa Dosis
Tinggi (2000
mg/kg BB)
3 86.6
7 9.292
5.36
4 63.59 109.75 79
Infusa Dosis
Tinggi (1000
mg/kg BB)
3 75.3
3 11.015
6.36
0 47.97 102.70 68
Infusa Dosis
Tinggi (500
mg/kg BB)
3 96.0
0 11.136
6.42
9 68.34 123.66 84
Total 18
83.0
6 9.979
2.35
2 78.09 88.02 68
KGD
Infusa
10% H4
Basal 3
96.0
0 2.000
1.15
5 91.03 100.97 94
Pankreotoksik 3
469.
67 10.017
5.78
3 444.78 494.55 460
Positif 3
461.
33 14.640
8.45
2 424.97 497.70 448
Infusa Dosis
Tinggi (2000
mg/kg BB)
3 563.
00
299.04
3
172.
653
-
179.87
1305.8
7 220
Infusa Dosis
Tinggi (1000
mg/kg BB)
3 506.
67
221.84
8
128.
084 -44.43
1057.7
7 278
Infusa Dosis
Tinggi (500
mg/kg BB)
3 381.
00 49.669
28.6
76 257.62 504.38 324
Total 18
412.
94
202.60
9
47.7
55 312.19 513.70 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
KGD
Infusa
10% H7
Basal 3
82.3
3 11.060
6.38
6 54.86 109.81 72
Pankreotoksik 3
232.
33 20.984
12.1
15 180.21 284.46 216
Positif 3
380.
67 23.965
13.8
36 321.13 440.20 353
Infusa Dosis
Tinggi (2000
mg/kg BB)
3 320.
67
162.77
1
93.9
76 -83.68 725.01 134
Infusa Dosis
Tinggi (1000
mg/kg BB)
3 315.
67 59.878
34.5
70 166.92 464.41 247
Infusa Dosis
Tinggi (500
mg/kg BB)
3 198.
67
108.76
7
62.7
97 -71.53 468.86 129
Total 18
255.
06
123.18
1
29.0
34 193.80 316.31 72
KGD
Infusa
10% H14
Basal 3
95.0
0 10.149
5.85
9 69.79 120.21 84
Pankreotoksik 3
146.
33 20.817
12.0
19 94.62 198.04 123
Positif 3
102.
00 7.937
4.58
3 82.28 121.72 96
Infusa Dosis
Tinggi (2000
mg/kg BB)
3 137.
33 8.963
5.17
5 115.07 159.60 127
Infusa Dosis
Tinggi (1000
mg/kg BB)
3 82.3
3 19.399
11.2
00 34.14 130.52 60
Infusa Dosis
Tinggi (500
mg/kg BB)
3 100.
67 21.008
12.1
29 48.48 152.85 80
Total 18
110.
61 27.240
6.42
1 97.06 124.16 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Lampiran 14.Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai kadar
glukosa darah
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
KGD Infusa 10% H0 1.611 5 12 .231
KGD Infusa 10% H4 6.322 5 12 .004
KGD Infusa 10% H7 7.323 5 12 .002
KGD Infusa 10%
H14 1.248 5 12 .347
ANOVA
Sig.
KGD Infusa 10% H0 Between Groups .077
Within Groups
Total
KGD Infusa 10% H4 Between Groups .034
Within Groups
Total
KGD Infusa 10% H7 Between Groups .012
Within Groups
Total
KGD Infusa 10% H14 Between Groups .002
Within Groups
Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Post Hoc Test (LSD)
Kadar Glukosa Darah Hari ke-7
(I) Kelompok KGD infusa 10%
(J) Kelompok KGD infusa 10%
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
Basal Pankreotoksik -150.000 69.159 .051 -300.69 .69
Positif -298.333* 69.159 .001 -449.02 -147.65
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
-238.333* 69.159 .005 -389.02 -87.65
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
-233.333* 69.159 .006 -384.02 -82.65
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
-116.333 69.159 .118 -267.02 34.35
Pankreotoksik Basal 150.000 69.159 .051 -.69 300.69
Positif -148.333 69.159 .053 -299.02 2.35
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
-88.333 69.159 .226 -239.02 62.35
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
-83.333 69.159 .251 -234.02 67.35
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
33.667 69.159 .635 -117.02 184.35
Positif Basal 298.333* 69.159 .001 147.65 449.02
Pankreotoksik 148.333 69.159 .053 -2.35 299.02
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
60.000 69.159 .403 -90.69 210.69
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
65.000 69.159 .366 -85.69 215.69
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
182.000* 69.159 .022 31.31 332.69
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
Basal 238.333* 69.159 .005 87.65 389.02
Pankreotoksik 88.333 69.159 .226 -62.35 239.02
Positif -60.000 69.159 .403 -210.69 90.69
Infusa Dosis Sedang(1000 mg/kg BB)
5.000 69.159 .944 -145.69 155.69
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
122.000 69.159 .103 -28.69 272.69
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
Basal 233.333* 69.159 .006 82.65 384.02
Pankreotoksik 83.333 69.159 .251 -67.35 234.02
Positif -65.000 69.159 .366 -215.69 85.69
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
-5.000 69.159 .944 -155.69 145.69
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
117.000 69.159 .116 -33.69 267.69
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
Basal 116.333 69.159 .118 -34.35 267.02
Pankreotoksik -33.667 69.159 .635 -184.35 117.02
Positif -182.000* 69.159 .022 -332.69 -31.31
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
-122.000 69.159 .103 -272.69 28.69
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
-117.000 69.159 .116 -267.69 33.69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Post Hoc Test (LSD)
Kadar Glukosa Darah Hari ke-14
Multiple Comparisons
(I) Kelompok KGD infusa 10%
(J) Kelompok KGD infusa 10%
Mean Difference (I-J)
Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
Basal Pankreotoksik -51.333* 12.898 .002 -79.44 -23.23
Positif -7.000 12.898 .597 -35.10 21.10
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
-42.333* 12.898 .007 -70.44 -14.23
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
12.667 12.898 .345 -15.44 40.77
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
-5.667 12.898 .668 -33.77 22.44
Pankreotoksik Basal 51.333* 12.898 .002 23.23 79.44
Positif 44.333* 12.898 .005 16.23 72.44
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
9.000 12.898 .499 -19.10 37.10
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
64.000* 12.898 .000 35.90 92.10
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
45.667* 12.898 .004 17.56 73.77
Positif Basal 7.000 12.898 .597 -21.10 35.10
Pankreotoksik -44.333* 12.898 .005 -72.44 -16.23
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
-35.333* 12.898 .018 -63.44 -7.23
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
19.667 12.898 .153 -8.44 47.77
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
1.333 12.898 .919 -26.77 29.44
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
Basal 42.333* 12.898 .007 14.23 70.44
Pankreotoksik -9.000 12.898 .499 -37.10 19.10
Positif 35.333* 12.898 .018 7.23 63.44
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
55.000* 12.898 .001 26.90 83.10
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
36.667* 12.898 .015 8.56 64.77
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
Basal -12.667 12.898 .345 -40.77 15.44
Pankreotoksik -64.000* 12.898 .000 -92.10 -35.90
Positif -19.667 12.898 .153 -47.77 8.44
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
-55.000* 12.898 .001 -83.10 -26.90
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
-18.333 12.898 .181 -46.44 9.77
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
Basal 5.667 12.898 .668 -22.44 33.77
Pankreotoksik -45.667* 12.898 .004 -73.77 -17.56
Positif -1.333 12.898 .919 -29.44 26.77
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
-36.667* 12.898 .015 -64.77 -8.56
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
18.333 12.898 .181 -9.77 46.44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Lampiran 15. Hasil analisis statistika data selisih penurunan kadar glukosa darah
hari ke (4-14)
Tests of Normality
Kelompok KGD infusa 10%
Shapiro-Wilka
df Sig.
Delta KGD Infusa
10%
Basal 3 .739
Pankreotoksik 3 .424
Positif 3 .706
Infusa Dosis Tinggi (2000
mg/kg BB) 3 .264
Infusa Dosis Tinggi (1000
mg/kg BB) 3 .730
Infusa Dosis Tinggi (500 mg/kg
BB) 3 .330
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Lampiran 16. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai
selisih penurunan hari ke (4-14)
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Delta KGD Infusa 10% 6.761 5 12 .003
ANOVA
Sig.
Delta KGD Infusa 10% Between Groups .020
Within Groups
Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Post Hoc Test
(I) Kelompok KGD infusa 10%
(J) Kelompok KGD infusa 10%
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
Basal Pankreotoksik -98.667
127.364
.454 -376.17 178.84
Positif -372.000
*
127.364
.013 -649.50 -94.50
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
-438.333*
127.364
.005 -715.84 -160.83
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
-437.000*
127.364
.005 -714.50 -159.50
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
-293.000*
127.364
.040 -570.50 -15.50
Pankreotoksik Basal 98.667
127.364
.454 -178.84 376.17
Positif -273.333
127.364
.053 -550.84 4.17
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
-339.667*
127.364
.021 -617.17 -62.16
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
-338.333*
127.364
.021 -615.84 -60.83
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
-194.333 127.36
4 .153 -471.84 83.17
Positif Basal 372.000
*
127.364
.013 94.50 649.50
Pankreotoksik 273.333
127.364
.053 -4.17 550.84
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
-66.333 127.36
4 .612 -343.84 211.17
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
-65.000 127.36
4 .619 -342.50 212.50
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
79.000 127.36
4 .547 -198.50 356.50
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
Basal 438.333
*
127.364
.005 160.83 715.84
Pankreotoksik 339.667
*
127.364
.021 62.16 617.17
Positif 66.333
127.364
.612 -211.17 343.84
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
1.333 127.36
4 .992 -276.17 278.84
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
145.333 127.36
4 .276 -132.17 422.84
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
Basal 437.000
*
127.364
.005 159.50 714.50
Pankreotoksik 338.333
*
127.364
.021 60.83 615.84
Positif 65.000
127.364
.619 -212.50 342.50
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
-1.333 127.36
4 .992 -278.84 276.17
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
144.000 127.36
4 .280 -133.50 421.50
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
Basal 293.000
*
127.364
.040 15.50 570.50
Pankreotoksik 194.333
127.364
.153 -83.17 471.84
Positif -79.000
127.364
.547 -356.50 198.50
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
-145.333 127.36
4 .276 -422.84 132.17
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
-144.000 127.36
4 .280 -421.50 133.50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Efek Antidiabetes Infusa
Daun Paitan (Tithonia Diversifolia) 10% Pada Tikus
Jantan Galur Wistar Terinduksi Streptozotosin” yang
memiliki nama lengkap Masrial Zalukhu, lahir di Holi,
13 Mei 1996. Penulis merupakan putri kedua dari dua
bersaudara pasangan Bapak Deliana Zalukhu dan Ibu
Merina Hulu.Pendidikan formal yang ditempuh penulis
yaitu pendidikan tingkat Sekolah Dasar di SD Negeri 1
Salo’o Hilina’a (2001-2007), pendidikan Sekolah
Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Lolomoyo (2007-2010) dan pendidikan
Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Sedayu (2010-2013).Penulis
melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
(2013). Semasa menempuh pendidikan sarjana penulis aktif dalam berbagai
kepanitiaan antara lain menjadi anggota divisi Konsumsi Donor Darah (2014),
sebagai koordinator dana dan usaha pada 3 ON 3 (2015), anggota divisi Medis
INSADHA (2015), dan anggota divisi Humas Sanata Dharma Championship
(2015). Selain itu penulis juga pernah menjadi asisten praktikum Biokimia (2015)
dan asisten pratikum Mikrobiologi (2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI