Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
-
Upload
majalahelhikmah -
Category
Documents
-
view
231 -
download
1
Transcript of Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
-
8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
1/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014
-
8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
2/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014
Dapur Redaksi|1
Penanggung Jawab Umum
Ahmad Salim
Pemimpin Umum
Imam Sabilurrasyad
Pemimpin Redaksi
Muktashim Billah
Direktur Produksi
Zaki Al Rasyid
Direktur Keuangan
Umair Fahmiuddin
Pemasaran
Adi Kurniawan, Bahari AliAlbara
Tim Redaksi
Muhammad Juliadi, Aulia
Ulhaq, Azzam Muttaqin, Joni
Iskandar, Rifai Alhaq,
Muhammad Nauval, Zaki
Ibrahim, Muhammad Rizki
Utama, Zaki Ibrahim, Faris
Irfanuddin, Ridho
EditorHaryono Madari, Muhammad
Bakhrul Ilmi, Syafiqul Lathief
Alhamdulillah, edisi kedua Majalah Elhikmah akhirnya bisa terbit kembali. Kami
sangat bersyukur karena mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari para
pembaca sekalian, begitu pula para kritikus yang selalu bersedia untuk
memberikan sumbangsih kritisnya kepada kami.
Ini adalah edisi kedua, bukti bahwa kami tetap eksis dan tetap ada. Menjadi bukti
juga bahwa kami akan tetap mendakwahkan ilmu kepada para pembaca sekalian,
besar harapan kami agar majalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Pada edisi kali ini kami akan menyajikan permasalahan seputar tantangan dalam
menuntut ilmu, walau tidak merinci semoga ini bisa menjadi penyemangat bagi
kita untuk bisa kembali menyadari tujuan kita dalam menuntut ilmu. Amiin
DAFTAR ISI
BAHASA .................................... hal. 16CIRI-CIRI ISIM
RESENSI .................................... hal. 17-18As-subul al-Mardhiyah lithalabi al-Ulmi as-Syariyah
KHAZANAH ............................... hal. 19-21 TRADISI SALAM DI NEGERI KINANAH
MESIR DAN TAKLIM SEPANJANG JALAN
PERPUSTAKAAN ALEXANDRIA, MEGAH DAN
TERBESAR DI DUNIA
SASTRA ..................................... hal. 22-24DIA BERNAMA KABAH
KAJIAN UTAMA ...................... hal. 2-4NASEHAT ULAMA BAGI PENCARI ILMU
SAJIAN .................................... hal. 5-6RINTANGAN MENUNTUT ILMU
MUAMALAT ............................ hal. 7-8RIBA DI NEGERI NON MUSLIM
PROFIL .................................... hal. 9-13 LALU DI MANAKAH ALLAH ?
KEPIAWAIAN ISTRI SOLEHAH
GALERI .................................... hal. 14-15ISTISNA DALAM IMAN
-
8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
3/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014
Kajian Utama|2
Barangsiapa mempelajari Al-Qur`an maka kedudukannya menjadi agung, barang siapa belajar fiqihmaka kehormatannya menjadi mulia, barang siapa menulis hadits maka hujjahnya menjadi kuat, barang
siapa belajar bahasa maka tabiatnya menjadi lembut, barangsiapa belajar berhitung maka pendapatnya
menjadi kuat, barangsiapa yang tidak menjaga dirinya maka ilmunya tidak dapat memberi manfaat
kepadanya.(Tawaali at-Ta`siis bi Maali Ibnu Idris, karya al-Hafidz Ibnu Hajar, hal. 136)-------------------------------------------------------------------------------
lmu selalu melawan kebodohan dan akan
menyelamatkan manusia dari siksa
kebodohan. Ilmu juga merupakan tolak ukur
dalam mengetahui derajat seorang hamba. Amal
yang didapat karena menuntut ilmu juga
memotivasi para penuntutnya untuk menimba
ilmu sebanyak-banyaknya. Allah menjanjikan
jalan yang mudah menuju surga, malaikatpun
tanpa segan membentangkan sayapnya karena
keridhaan mereka kepada siapa saja yangmendedikasikan hidupnya untuk mencari ilmu,
hingga penduduk langit dan bumi memohonkan
ampun baginya, ikan-ikan di laut turut
mendoakan perjuangannya.
Mereka juga dijuluki oleh
Nabi Muhammadshallallahu
alaihi wasallamsebagai para
pewaris Nabi dan Rasul.
Mereka tidak mewarisi dinar
maupun dirham namun warisi
kekayaan yang menjadikanpenerima warisan merasakanharta yang sebenarnya, yaitu
ilmu. Selain itu, mencari ilmu
juga bertujuan mendapatkan
pemahaman agama yang benar. Sebagaimana
sabda Rasulullah:
Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan
baginya, niscaya Allah akan menjadikannya
faqih (faham) tentang agamanya. (Hadits
Shahih. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, no.2948 dan Imam Muslim, no. 1037).
Namun bukan perkara mudah untuk mencapai itu
semua. Terkadang niat berubah-ubah, awalnya
berniat untuk mendapatkan keridhaan Allah
taala, tak jarang yang berubah untuk
mendapatkan kesenangan dunia semata. Atau
yang awalnya menginginkan agar mengerti
tentang perkara agama malah menjadi bodoh.
dengan perkara tersebut.naudzubillahi min
dzalik.
Maka dari itu banyak ulama yang mewasiatkan
para penuntut ilmu agar tak salah dalam
menimba ilmu, diantara wasiat mereka adalah:
1. Ikhlas dalam menuntut ilmu
Niat yang ikhlas merupakan hal terpenting dalam
menuntut ilmu, karena dengan niat yang ikhlas-
lah pahala dari perbuatan dapat diterima. Olehkarena itu menjadi hal yang mutlak bagi para
penuntut ilmu untuk mengikhlaskan niatnya
dalam menuntut ilmu dan menghindari sifat riya
dansumahyang membuat
para penuntut ilmu justru
hanya mendapatkan dosa.
Sebagaimana hadits
Rasulullahshallallahu alaihi
wasallam:
Dan seseorang yang mencariilmu juga mengajarkannya
kepada orang-orang, serta
rajin membaca Al-Quran.
Orang itu lalu dihadapkan dan diperlihatkan
nikmat-nikmat yang telah diberikan kepadanya,
dan ia pun mengakuinya. Lalu Allah berfirman:
Apa yang telah kamu perbuat dengan nikmat-
nikmat itu? Orang tersebut menjawab: Saya
rajin mencari ilmu dan saya mengajarkannya
kepada orang-orang serta saya juga rajinmembaca al-Quran semata-mata karena-Mu.
Allah berfirman: Bohong kamu!, kamu
melakukan itu semua bukan karena-Ku, tapi
karena kamu ingin disebut orang yang berilmu,
dan kamu juga membaca al-Quranbukan
karena-Ku, tapi karena kamu ingin disebut.
orang yang bagus membacanya (suaranya), dan
sungguh kamu telah disebut demikian.
Kemudian diperintahkan agar orang itu diseret
mukanya dan dilemparkan ke dalam neraka.(HR. Muslim)
I
-
8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
4/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014
Kajian Utama|3
Niat yang berubah-ubah disebabkan oleh bisikan
setan kepada para penuntut ilmu. Setan akan
selalu menggoda anak cucu Adam termasuk
penuntut ilmu untuk menjauhi Allah taala. Ia
tak kenal lelah dalam menggoda penuntut ilmu,
baik dari muka maupun belakang, dari kanan
maupun kiri. Maka nasehat bagi para penuntut
ilmu agar selalu memperbaharui niat dalammenuntut ilmu, mendekatkan diri kepada Allah
serta berlindung kepada-Nya dari tipu daya setanyang terkutuk.
2. Terlebih dahulu mempelajari Al-Quran
dan Hadits Nabi
Imam Syafii rahimahullahuberkata:
Setiap ilmu selain Al-Qur`an adalah kesibukan,
kecuali Al-Hadits dan ilmu tentang pemahaman
agama." (Diwan Imam Syafii, hal. 30, Dar al-
Manar)
Bagi para pejuang ilmu, wajib bagi mereka untukmendahulukan hal yang paling layak dikuasai.
Mempelajari Al-Quran dan hadits adalah dua hal
yang layak didahulukan. Hal ini tidak diragukan
lagi keabsahannya, karena keduanya adalah nash
yang paling mulia dan saling berkaitan satu sama
lain yang tidak mungkin untuk dipisahkan.
Sebagaimana firman Allah taala:
Barang siapa yang menaati Rasullah, maka
sesungguhnya ia telah menaati Allah. (QS. An-
Nisa: 80)
Dan dalam hadits Rasulullah:
Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar
Al-Qur`an dan mengajarkannya.
Bacalah Al-Quran karena dia akan datang pada
hari Kiamat sebagai juru syafaat bagi
pembacanya.(HR. Muslim)
Tidak kalah pentingnya juga adalah meyakiniakidah yang sesuai dengan tuntunan Al-Quran
dan Hadits-hadits Shahih dengan pemahaman
para sahabat serta membebaskan diri dari segala
perkara baru yang tidak ditemukan dari kedua
sandaran nashutama ini. sebagaimana sabda
Rasulullahshallallahu ailaihi wasallam:
Sesungguhnya aku telah meninggalkan diantarakalian sesuatu yang apabila kalian berpegang
teguh kepadanya, niscaya kalian tidak akantersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah (Al-
Quran) dan Sunnah Nabi-Nya (Hadits).(HR.
Hakim I/71, no. 319. Dishahihkan oleh Syaikh
Al-Albani dalam kitab Shohih At-Targhib wa
At-Tarhib, no. 40, I/125.)
3. Bertahap dalam mempelajari ilmu
Barangsiapa yang tidak menguasai materi-
materi ushul (pokok/dasar), dia tidak akan
memperoleh hasil.
Hal ini sangat penting bagi para penuntut ilmu.
Tidak boleh terburu-buru dan harus sabar dalam
mempelajari ilmu. Karena tak jarang seorangpenuntut ilmu begitu semangat mengkaji ilmu
namun pada akhirnya menjadi malas karenamerasa sulit. Maka dari itu jangan memulai
dengan mempelajari yang sulit, baiknya terlebih
dahulu membaca buku-buku dasar yang lebih
mudah untuk dipahami hingga terkuasai
sepenuhnya. Tidak jarang kita temui para
penuntut ilmu yang ingin menguasai suatu ilmu
namun dengan rasa penuh percaya diri sehingga
dia mempelajari bagian yang paling sulit.Misalnya seorang yang baru memulai belajar
bahasa arab, langsung membaca dan
mempelajari kitab Alfiyah karangan Ibnu Malik,hal ini justru akan membuat dia jadi bingung dan
tidak memahami secara maksimal dan benar
serta akan melunturkan semangatnya dalam
menuntut ilmu.
Tidak ada sesuatu yang berubah, yang lebih baik
dari pada perubahan dari sifat sabar menjadiilmu. Dan ilmu tidak akan diperoleh dalam
waktu yang singkat.
-
8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
5/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014
Kajian Utama|4
4. Mempelajari ilmu kepada ahlinya
Jika para pencari ilmu hanya sekedar membaca
dan memahami teks dengan nalarnya sendiri
tanpa bertanya kepada seorang ulama atau yang
ahli dalam bidangnya, maka bisa dipastikan
ilmunya akan sesat dan menyesatkan. Hal inibukanlah fenomena baru dalam kegiatan
keilmuan. Bahkan yang lebih bahaya lagi ketikapenuntut ilmu baru kemarin membaca sebuah
nashtanpa mengkajinya lebih dalam lantas
besoknya berani memberikan fatwa kepada
masyarakat. Ingatlah nasihat seorang ulama
dalam sebuah syair:
**
**
**
**
khalayak ramai menyangka bahwa kitab kitab
itu dapat menuntun orang bodoh untuk
menggapai ilmu, padahal orang yang amat bodohtidak tahu bahwa di dalam kitab kitab itu banyak
masalah rumit yang membingungkan akal orang
cerdas. Apabila engkau mencari ilmu tanpa guru,
maka engkau dapat tersesat dari jalan yang lurus.
Maka segala hal yang berkaitan akan menjadi
samar buatmu hingga engkau menjadi lebih sesatdibanding si Thomas (ahli filsafat).(Hasyiyah
Al Thalib Ibnu Hamdun ala Lamiyat Al Afalhal. 44)
Oleh karena itu, berguru adalah hal yang mestibagi penuntut ilmu. Karena tidak semua teks atau
nashdapat dipahami oleh penuntut ilmu. Dalam
keadaan seperti ini, maka guru-lah yang akan
menjelaskan kepada mereka sehingga mereka
dapat memahami nash-nashdengan pemahamanyang benar, yang dikehendaki oleh Allah dan
rasul-Nya.
5. Menjauhkan diri dari fanatisme keilmuan
Segala perkataanku ! -apabila apa yang shohih
dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah
menyelisihi perkataanku-, maka hadits nabi
itulah yang lebih pantas untuk diikuti
(dibandingkan perkataanku). Janganlah kalian
bertaklid kepadaku. (Dikeluarkan oleh Ibnu Abi
Hatim dan Ibnu Asakir. Sanadnya dishohihkan
oleh Syaikh Al-Albani. Lihat Shifat Ash-Sholah,hal. 52)Dari perkataan di atas dapat dipahami
bahwasanya pendapat ulama bukanlah sesuatu
yang secara mutlak harus diikuti. Wajib
ditinggalkan jika jelas itu bertentangan dengan
Al-Quran dan Hadits Nabi yang keduanya
merupakan sumber ajaran Islam. Sudah menjadi
tugas kita sebagai muslimin terkhusus penuntut
ilmu untuk mencari pendapat dan pemahaman
yang sesuai dengan apa yang telah disyariatkan
Allah dalam Al-Quran dan Hadits melalui lisanrasul-Nya tanpa fanatik terhadap suatu kelompok
atau pemahaman tertentu. Islam membolehkan
kita untuk fanatik hanya kepada kedua sumber
ajarannya tersebut (Al-Quran dan Sunnah)
karena keduanya tidak akan pernah salah
dimanapun dan sampai kapanpun. Firman Allah
taala:
Apa yang didatangkan (diberikan) Rasulkepadamu, maka terimalah (beramallahdengannya). Dan apa yang dilarangnya bagimu,
maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah amat keras
hukumannya. (QS. Al-Hasyr: 7)
Mengerjakan semua yang telah diperintahkan
oleh Allah dan rasul-Nya dan menjauhi segala
yang dilarang tanpa mempertanyakan
keabsahannya walaupun secara akal
bertentangan dengan normalnya.
Inilah mungkin sekilas wasiat-wasiat ulama agar
kita tidak salah dalam mencari ilmu, dan pasti
masih banyak nasihat dari para ulama-ulama
terdahulu agar kita tidak tersesat dalam mencari
ilmu, semoga secarik tulisan ini bisa kembali
membuat kita sadar akan posisi kita sebagai
seorang pencari ilmu. Amiin
Oleh : Muktashim BillahMahasiswa Jurusan Syariah Islamiyyah, Universitas
Al-Azhar Mesir
-
8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
6/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014
Sajian|5
esungguhnya hati manusia diciptakan
dengan sifat mudah berubah, pagi
mengatakan ini, sore mengatakan yangberbeda,. Apalagi setan selalu menggoda supaya
kita lalai dari kebenaran. Namun begitu, ada
banyak hati yang selalu berusaha menjaga
dirinya hingga mampu melewati godaan-godaan
yang menghinggapinya.
Rosulullahshollallahu alaihi
wa salllammengajarkan kita
sebuah doa supaya hati selalu
dijaga oleh Allah Wahai Dzatyang membolak-balikkan hati
kuatkanlah hati kami diatas
dien-Mu. Wahai Dzat Yang
membolak-balikkan hati
teguhkanlah hati ketaatan
kepada-Mu. Dalam menuntut
ilmu, kita dapati banyak
rintangan yang selalu membuat
hati lalai atau memalingkannya sehingga kita
tergelincir dan lupa kewajiban sekaligus
melupakan keutamaan dalam menuntut ilmu.
Rintangan tersebut adalah :
Keliru Niat
Niat merupakan rukun dari suatu ibadah yang
menentukan untuk apa ibadah tersebut dilakukan
sekaligus salah dan rusaknya ibadah juga karena
niat. Adalah suatu musibah jika amalan yang
bersifat ukhrowi dan merupakan kewajiban
dalam dien diniatkan untuk mencari dunia. Imam
Sufyan At-Tsauri berkata ,Tiada urusan yang
lebih berat bagiku kecuali menjaga niatku
Ingin dikenalIni termasuk pembahasan niat dan termasuk
penyakit yang paling kronis dalam menuntut
ilmu. Seseorang akan disiksa di neraka karena
hal itu, sebagaimana dalam hadits bahwa
sesorang penuntut ilmu ditanya pada
hari kiamat untuk apa dia menuntut
ilmu kemudian di menjawab untuk
mencari ridho Allah, tetapi Allah
mengetahuai kebohongan dalam dirinyabahwa sebenarnya dia hanya ingin
dikenal sebagai orang alim di hadapan
manusia.
Lalai mendatangi majelis ilmu
Para ulama salaf telah kita ketahui
kegigihan mereka dalam menuntut
ilmu. Mereka mendatangi majelis ilmu
ke berbagai penjuru yang memerlukanperjalanan berbulan-bulan. Ini mengingatkan
kepada kita bahwa ilmu harus didatangi dan
bukan ilmu yang mendatangi kita.
Beralasan Sibuk
Alasan ini datanganya dari setan yang
melalaikan manusia dari menghadiri majelis-
majelis ilmu kecuali bagi orang yanga dibuka
hatinya oleh Allah hingga ia bisa mengatur
waktu dengan sebaik mungkin
S
Imam Sufyan At-
Tsauri berkata:Tiada urusan yang
lebih berat bagiku
kecuali menjaga
niatku
-
8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
7/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014
Sajian|6
Menyia-nyiakan Kesempatan
Kesempatan ada dua jenis. Yaitu kesempatan di
waktu kecil di mana hal ini akan menjadi
penyesalan di hari tua. Kedua, kesempatan di
waktu luang yang akan disesali jika berada
dalam kesibukan.
Menilai Baik Diri Sendiri
Seseorang sering lupa hakekat dirinya dan
membanggakan diri sendiri. Padahal sifat suka
dipuji merupakan pintu masuknya setan dalam
diri manusia.
Tidak Mengamalkan Ilmu
Ilmu yang kita pelajari akan hilang jika tidakdiamalkan. Rasulullah shallallahu alaihi wa
salam mengajarkan kita ketika ada bagian tubuh
yang sakit, Letakkan tanganmu pada bagian yang
sakit dan ucapkan bismillah sebanyak tiga kali
kemudian baca doa audzu bizzatillah wa
qudrotihi min syarri ma 'ajidu wa uhaadhir (aku
berlindung kepada Allah dari keburukan yang
aku dapati dan aku takuti) sebanyak tujuh
kali.(HRMuslim)
Putus Asa dan Rendah diri
Banyak orang yang berkesadan rendah merasa
rendah diri ketika dia menyadari bahwa dia
lemah hafalan, lemah pemahaman dan
sebagainya. Padahal penyakit ini bisa hilang
dengan meluruskan niat dan bersungguh-
sungguh.
Terbiasa Menunda-nunda
Menunda pekerjaan dan berangan-angan ini telah
dijelaskan oleh Ibnu Qayyim, Sesungguhnya
berangan-angan " merupakan senjata utama iblis
untuk menggoda manusia. Menunda-nunda
artinya, apabila seseorang hamba berkeinginanmelaksanakan kewajiban setelah beberapa waktu
dari umurnya. Orang ini tidak tahu bahwa ajal
dapat menjemputnya setiap saat. Diriwayatkan
bahwa Al Hasan bin Ali bin Abi 'Thalib berkata,
Janganlah kamu menunda-nunda pekerjaan.
Kita berada pada hari ini, bukan pada hari esok.
Seandainya kita mendapati hari esok maka
tetaplah anda seperti kemarin."
Inilah beberapa dari penghalang dalam menuntutilmu syari. Apabila hal ini dibiarkan
berkembang dalam diri seorang mukmin, maka
kebodohan akan menjalar secara kolektif dalam
tubuh umat Islam. Sehingga umat islam menjadi
bodoh akan agamanya dan akan sangat mudah
kehilangan kekuatan serta kewibawaan di
hadapan orang-orang kafir. Apabila sudah seperti
ini maka kita akan seperti buih di laut atau
seperti makanan yang dikerumuni oleh orang-orang kafir. Semoga Allah menolong kaum
muslimin dari jurang kebodohan dan kehinaan
dan mengalahkan kaum kafir.Wallahu alam.
Oleh : Azzam MuttaqinMahasiswa Jurusan Ushuluddin, Universitas Al-
Azhar Mesir
rang pemudi menelepon Syaikh al-'Uraifi dan berkata : "Syaikh, alhamdulillah aku sudah bertaubat, tetapi aku belum bisa
upakan kenangan indah bersama kekasihku"
ikh pun menasehatinya : "Berdoalah, semoga Allah membantumu melupakanya"
muda tadi bertanya : "Syaikh, doa seperti apa yang harus diucapkan ?"
ikh menjawab : (Katakanlah): "Ya Allah hadirkanlah IMANdi hati, pendengaran, penglihatan, serta jalanku."
pi Syaikh, IMAN itu nama kekasihku " Terang sang pemudi.
ndengar pengakuan itu, syaikh al-'uraifi tertawa .
ambil dari laman resmi syaikh al-'uraifi
POJOK HUMOR
-
8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
8/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014
Muamalat|7
eharaman riba sudah final, hal ini
ditegaskan oleh Al-Quran, sunah, ijmak,
kias, bahkan logika. Bahkan Nabi
menyamakan dosa riba yang paling ringan
seperti dosa seorang anak laki-laki yang
menzinai ibunya sendiri.
Bagaimana jika seorang muslim tidak bisamenghindari riba karena kondisi tertentu.
Misalnya tinggal di negara non-Islam. Bukan
sekedar jauh dari pergaulan dengan sesama
muslim namun juga asing dengan segala aturan
dan nilai-nilai islami. Bagaimana dengan
transaksi yang mengandung riba? Seperti pinjam
bank dan sejenisnya. Apakah dia bisa dikatakan
dalam kondisi darurat?
Dalam al-Quran dinyatakan, yang terjemahnya-Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu
yang diwahyukan kepadaKu, sesuatu yangdiharamkan bagi orang yang hendak
memakannya, kecuali kalau makanan itu
bangkai, atau darah yang mengalir atau dagingbabi - karena Sesungguhnya semua itu kotor -
atau binatang yang disembelih atas nama selainAllah. Barangsiapa yang dalam Keadaan
terpaksa, sedang Dia tidak menginginkannya dan
tidak (pula) melampaui batas, maka
sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang".
Untuk mendudukan persoalan ini, perlu
diketahui terlebih dahulu mafhum darurat yang
dikehendaki syariat. Berikut beberapa definisi
darurat dari para ulama. Menurut Dr. Ali Haidar,
"Darurat itu kondisi dimana seseorang harus
melakukan/mengkonsumsi sesuatu yang haram."
Sedangkan menurut Dr. Muhammad AbuZahroh, seseorang dikatakan darurat apabiladalam keadaan terancam baik jiwa maupun
hartanya sehingga untuk menyelamatkan diri
terpaksa melanggar hukum. Adapun menurut Dr.
Wahbah Zuhaili, "Darurat ialah kondisi dimana
seseorang berada dalam bahaya atau kesulitan
yang sangat berat, yang mendatangkan
kehawatiran akan terjadinya mudarat atau
sesuatu yang mengancam jiwa, anggota tubuh,
akal, harta, dan yang bertalian dengannya.")
Dari pendapat para ulama tersebut dapat ditarik
pengertian bahwa darurat merupakan kondisiseseorang dihadapkan kepada kebinasaan atau
bahaya terhadap anggota badan, kehormatan, dan
harta yang dimilikinya jika tidak melakukansesuatu yang diharamkan.
Seorang muslim yang menetap di negara non-
Islam setidaknya memiliki dua alasan. Pertama,
menetap dengan segala keterpaksaan tanpamemiliki pilihan itirari). Kedua, menetap
dengan penuh kesadaran dan memang pilihan
K
Riba di
Negeri Non
Muslim
http://www.elhikmah.com/2014/03/riba-di-negeri-non-muslim.htmlhttp://www.elhikmah.com/2014/03/riba-di-negeri-non-muslim.htmlhttp://www.elhikmah.com/2014/03/riba-di-negeri-non-muslim.htmlhttp://www.elhikmah.com/2014/03/riba-di-negeri-non-muslim.htmlhttp://www.elhikmah.com/2014/03/riba-di-negeri-non-muslim.htmlhttp://www.elhikmah.com/2014/03/riba-di-negeri-non-muslim.html -
8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
9/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014
Muamalat|7
berbagai opsi yang ada (ikhtiari). Masing-
masing memiliki konsekwensi hukum.
Jika kemungkinan pertama yang terjadi, seperti
pengungsi politik yang mengungsi ke negara
non-Islam dan terpaksa menetap di dalamnyatanpa memiliki opsi lain, sementara kebutuhan
akan tempat tinggal kian mendesak dan tidak adajalan lain selain pinjaman dari bank (seperti:
sewa/ membeli dengan angsuran/ membangun
secara bertahap), maka dalam kondisi yang
seperti ini meminjam uang dari bank dengan
disertai bunga untuk pembelian rumah
hukumnya boleh (jaiz).
Adapun jika motifnya yang kedua yakni seorang
muslim menetap di negara non-Islam dengan
penuh kesadaran dan tanpa tekanan dari pihakmanapun, tinggal selamanya atau untuk
sementara waktu dengan harapan mendapatkan
taraf hidup yang lebih baik misalnya, maka ini
tidak masuk kedalam kategori darurat yang
membolehkannya melakukan suatu yang haram.
Sehingga meminjam uang dari bank dengan
disertai bunga hukumnya haram. Satu-satunya
alternatif baginya ialah dengan cara hijrah/
pindah dari N ke Negara yang mengakomodirhukum Islam.
Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan
Malaikat dalam Keadaan Menganiaya diri
sendiri, (kepada mereka) Malaikat bertanya :
"Dalam Keadaan bagaimana kamu ini?". mereka
menjawab: "Adalah Kami orang-orang yang
tertindas di negeri (Mekah)". Para Malaikat
berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas,
sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?".
orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, danJahannam itu seburuk-buruk tempat kembali,
Termasuk Syubhat?
Ada pendapat yang disandarkan kepada Imam
Abu Hanifah bahwasannya tiada mengapa
melakukan transaksi yang bersifat ribawi dengan
seorang kafir harbi sehingga seorang muslim
yang menetap di negara non- Islam boleh saja
meminjam uang untuk membangun rumah dari
bank ribawi dengan alasan bahwa negara yangditempatinya adalah wilayah perang (dar al-
harbi).
Gagasan tersebut diatas tidak benar berdasarkan
2 aspek
1. Pendapat yang mengatakan bolehnya melakukan
transaksi ribawi dengan kafir harbi, ialah
pendapat yang lemah dalam khazanah fikihIslam. Pendapat ini dilontarkan oleh Imam Abu
Hanifah dan Muhammad bin Hasan salah satu
muridnya. Sementara jumhur ulama (SyafiI,
Malik, Ahmad bin Hambal, Ibnu Hazm Az-
zahiri) menetapkan keharaman riba sekalipun
dengan seorang kafir harbi.
2. Imam Ibnu Hanifah menentapkan kebolehan
transaksi ribawi dengan kafir harbi didasarkankepada bolehnya merusak sendi-sendi
perekonomian mereka, sehingga tidak mengapaseorang muslim menarik harta dari kafir harbi
selama tidak mengandung unsur kecurangan dan
pengkhianatan. Namun istidlal yang digunakan
Namun ada pula pendapat yang menyatakan
bahwa pendapat Imam Abu Hanifah beserta
muridnya cacat ditinjau dari dua hal:
1. Ayat yang turun berkenaan dengankeharaman riba bersifat umum dan
menyeluruh, tidak tersekat oleh dimensiruang dan waktu, sehingga tetap berlaku
baik di negara Islam maupun non-Islam.
2. Keharaman riba bersifat absolut diantarapihak yang terikat akad, muslim maupunkafir harbi. Bagi muslim maka aturan
mainnya jelas, keharaman riba ditetapkansecara eksplisit maupun implisit oleh
nash Alquran, sunnah maupun ijmak.
Adapun bagi kafir harbi, mereka tetap
tertuntut untuk meninggalkan hal-hal
yang diharamkan. Sesuai dengan firmanAllah SWT:
"Dan disebabkan mereka memakan riba, Padahal
Sesungguhnya mereka telah dilarang
daripadanya, dan karena mereka memakan harta
benda orang dengan jalan yang batil. Kami telahmenyediakan untuk orang-orang yang kafir di
antara mereka itu siksa yang pedih."
Oleh : Muhammad Naufal El-GhiyatsMahasiswa Jurusan Syariah Islamiyyah, Universitas
Al-Azhar Mesir
Muamalat|8
-
8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
10/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014
Profil|9
La l u dima na ka h A l l a h ?egitu
sederhana,
sering
terdengar danterucap. Semuaorang akan dengan
mudah
menjawabnya dan
mengakui
keberadaan-Nya,
walaupun itu
bukanlah sebuah pertanyaan yang membutuhkan
jawaban, tapi adakah yang tahu bahwa dibalik itu
ada secercah keimanan dan ketakwaan bagi para
hamba-Nya yang mau mengerti?
Namun tahukah anda bahwa kalimat ini sempat
membuat seorang pemuda yang hidup bersama
Rosulullah dalam ketaatan dan keimanan
menangis tersedu-sedu dikala mendengarnya,
Abdullah bin Umar. Beliau putra dari seorang
sahabat yang mulia, pemimpin kaum muslimin
Umar bin Khattab.
Diceritakan bahwa pernah ada seseorang yang
mengingatkan Abdullah bin Umar akan kalimatini. Ia bukanlah seorang ulama dizamannya,ataupun pemuka suatu kaum, dan bukan pula
pemimpin kaum muslimin. Namun ia hanya
seorang budak yang menggembalakan kambing-
kambing tuannya.
Kisah ini diceritakan langsung oleh sahabat
Abdullah bin Dinar, beliau berkata : suatu ketika
aku pergi menuju Makkah bersama Abdullah bin
Umar demi menunaikan ibadah umrah. Sampai
akhirnya kami menyempatkan diri untuk
beristirah di suatu tempat, kemudian lewatlahdihadapan kami seorang penggembala yang
turun dari gunung bersama gembalanya, lalu
Abdullah bin Umar hendak menguji
kesetiaannya sembari bertanya
"Apakah engkau seorang budak?."
Penggembala tersebut menanggapi pertanyaan
tersebut sembari menjawab
"Iya."
Abdulallah bin Umar kembali bertanya
" Jual kepada saya seekor saja dari kambingmu,jika tuanmu menanyakanya katakan saja jikalau
kambing tersebut telah dimakan serigala."
Ini adalah kesempatan terbaik
bagi seorang budak sepetinya
untuk mendapat keuntungan
lebih, namun tidak denganbudak ini. Ia enggan merusakkepercayaan tuannya dan dia
tahu jika tuanya tidak
mengetahuinya akan tetapi Rabb
tuannya lebih mengetahui, ia
beriman kepada Allah dan ia
percaya bahwa Allah melihat,
mengawasi dan mengetahui segala sesuatu.
lalu tahukah anda apa kemudian jawaban budak
tersebut?
"Lalu dimanakah Allah?!"Jika kita berpikir sejenak sungguh ini jawaban
luar biasa yang hadir dari hati seorang hamba
yang begitu suci hatinya dengan keimanan yang
begitu kuat kepada Allah. Suatu jawaban yang
menusuk hati orang-orang yang sejenak mau
memikirkan kembali akan kuasa Allah dimuka
bumi ini.
Mendengar kalimat itu Abdullah bin Umarseketika mulai meneteskan air mata sambil
berkata"iya . . dimanakah Allah?!"
Kemudian Abdullah bin Umar mengutus seoranguntuk membeli budak tersebut dari dari tuannya
dan membelikannya kambing-kambing
gembalanya lalu kemudian dimerdekakan.
Itulah sepenggal cerita dari seorang budak yang
suci iman dan ketakwaannya kepada Allah. Ia
akan selalu merasa di bawah pengawasan Allah
dimanapun berada, serta membuatnya berhati-
hati untuk bersikap agar tidak terjerumus
kedalam kemaksiatan. Pelajaran penting lainnya
dalam cerita ini ialah seorang sahabat yang mulia
Abdullah bin Umar yang mau mendengarkan
nasihat dari siapapun walau hanya seorang
budak. Diakhir cerita disebutkan sedikit faedah
tentang kedermawanan beliau yang membelinya
dan memberinya hadiah lalu memerdekakannya,
Semoga Allah menjadikan kita golongan orang-
orang yang selalu takut terhadap-Nya.
Oleh : Imam Sabilu Rasyad
Mahasiswa Jurusan Bahasa Arab, Universitas Al-Azhar Mesir
B
-
8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
11/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014
Profil|10
KEPIAWAIAN ISTRI SOLEHAH
Farukh : Siapakan Syaikh yang ceramah tadi?
Orang asing : Dia adalah Rabi'ah putra Farukh dilahirkan tak lama setelah ayahnya meninggalkan ibunya untuk
berjihad di jalan Allah. Ibunya memelihara dan mendidiknya sampai ia menjadi seorang ulama terkemuka. Dan
saya telah mendengar berita bahwa ayahnya telah pulang ke Madinah kemarin
alam pertempuran yang
dimenangkan pasukan
muslimin di sebuah daerah
yang disebut Negeri di balik
sungai ada Farukh, budak yang
mendampingi tuannya Rabi' bin
Ziyad panglima pasukan muslimin
dalam berjihad. Usai pertempuran
Rabi menghembuskan nafas
terakhirnya setelah memberi
ghanimah ribuan dinar serta hadiah
kemerdekaan dan uang kepada Farukh. Farukh
yang berusia sekitar 30 tahun memilih menikah dan
membina rumah tangga di Madinah.
Farukh sangat mensyukuri karunia Allah berupa istri
yang sholehah, matang pola fikirnya, sempurnaagamanya dan cantik akhlak dan parasnya, persis
seperti yang diharapkannya. Farukh tinggal bersama
istrinya dengan bahagia di rumah yang ia beli dari
uang pemberian tuannya. Namun semua
kebahagiaan itu tak mampu meredam semangat dan
kerinduannya untuk berjihad di jalan Allah.
Pahlawan mukmin ini ingin kembali memasuki
medan pertempuran, hasratnya semakin kuat untuk
menjemput kesyahidan setiap mendengar
kemengangan dan kemajuan pasukan muslimin.
Farukh menceritakan semua keinginan dan cita-
citanya kepada istrinya yang
sangat setia dan selalu
memotivasi suaminya dalam
kebaikan. Wahai suamiku,
kepada siapa engkau akan
menitipkanku dan janin yang
sedang aku kandung ini? dan
engkau tidak punya sanak
keluarga di kota ini? tanya istri
Farukh.Aku titipkan engkau
kepada Allah dan Rasul-Nya serta
aku tinggalkan untukmu 30.000 dinar yang
kukumpulkan dari hasil ghanimah, pakailah
secukupnya untukmu dan bayi kita dengan sebaik-
baiknya sampai aku kembali. Walaupun situasi ini
sangat berat bagi seorang istri yang belum lama
dinikahi namun Istri Farukh dengan kesalehannyarela dan siap menghadapi semua resiko untuk
mendukung semua niat baik suaminya. Farukh
dengan semangat juang yang tinggi dan tawakal
kepada Allah berangkat menuju medan jihad yang
telah menunggunya.
Selang beberapa bulan lahirlah Rabi'ah kecil dari
seorang ibu salehah yang ditinggal suaminya
berjihad. Dengan kelahiran sang buah hati sang ibu
cukup terhibur dari kerinduaan akan suaminya.
D . Wahai suamiku, kepadasiapa engkau akan
menitipkanku dan janin yang
sedang aku kandung ini? dan
engkau tidak punya sanak
keluarga di kota ini?
-
8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
12/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014
Profil|11
Rabi'ah kecil disambutnya dengan penuh bahagia
dan harapan besar.
Rabi'ah dibesarkan oleh ibunya dengan penuh kasih
sayang, sarat dengan pendidikan, nilai-nilai islam dan
akhlak yang baik. Rabi'ah tumbuh menjadi seorang
anak yang cerdas mahir membaca dan menuliskemudian hafal Al qur'an serta mampu membaca
dengan bacaan yang sangat indah, selanjutnya
mendalami hadis Rasulullah saw, mempelajari
bahasa Arab yang baik dan semua ilmu yang harus
dikuasai untuk menjadi seorang
ulama.
Terhadap guru-guru Rabi'ah
ibunya memberi imbalan yang
cukup dan hadiah yang
berharga, Imbalannya selalu
ditambah setiap melihat
kemajuan pada diri Rabi'ah.
Sang ibu sangat senang sekali
melihat perkembangan
anaknya yang pesat sampai
lupa bahwa dirinya sedang
menunggu suami yang sudah
pergi begitu lama berjihad dijalan Allah. Salah satu motivasi
ibu Rabi'ah dalam mendidik anaknya adalah agar
anaknya menjadi kebanggaan suaminya ketika
kembali dari medan jihad kelak. Namun sudah
sangat lama Farukh tak kunjung datang.
Tersebar desas-desus yang beraneka ragam tentang
ayahnya Rabi'ah, ada yang mengatakan bahwa
Farukh telah ditawan musuh, adapula yang
mengatakan Farukh masih meneruskan jihadnya,
yang lain lagi mengatakan Farukh telah gugur
sebagai syuhada. Ibu Rabi'ah mengira kemungkinan
terakhirlah yang paling mungkin mengingat tak
pernah ada kabar lagi tentang suaminya. Ibu Rabi'ah
sedih dan menyerahkan semua permasalahannya
kepada Allah yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang.
Rabi'ah sudah dewasa menjadi pemuda yang
tampan, gagah, sholeh, berbakti, hafal Al qur'an dan
hadis, serta memiliki keilmuan Islam yang cukup .
Tetangga Rabi'ah menyarankan agar tidak perlu lagi
dan mulai bekerja untuk menafkahi dirinya dan
ibunya. Ibunya hanya berkata : Aku mohon kepada
Allah agar memberi pilihan terbaik bagi dunia dan
akhiratnya, dan Rabi'ah telah memilih untuk terus
menuntut ilmu dan mengajarkan ilmunya.
Tanpa membuang waktu dan penuh dengankesungguhan, Rabi'ah selalu mendatangi berbagai
majelis ilmu di Masjid Nabawi. Berguru kepada
ulama terkemuka dari kalangan sahabat dan tabiin
seperti Anas bin Malik, Sa'id bin Musayyab, Makhul
Asy-Syami dan Salamah bin
Dinar. Kebiasaannya belajar
sampai larut malam walau
teman-temannya sering
menasihatinya agar tidak
terlalu larut demi menjaga
kesehatan namun Rabi'ah
selalu menjawab, Aku
mendengar orang tua dan
guru-guruku berkata:
'sesungguhnya ilmu tidak
akan memberikan sebagian
dari dirinya sampai kamu
memberikan seluruh jiwamu
untuknya'.
Nama Rabi'ah mulai terkenal, kawannya semakin
banyak, murid-muridnya sangat menghormatinya,
dan masyarakat mengunggulkannya. Rabi'ah dikenal
sebagai ulama Madinah, kesehariannya mengisi
berbagai majelis ilmu di Masjid Nabawi setelah
menuntaskan urusan keluarganya yaitu berbakti
kepada ibunya. Sampai suatu hari ia menemui suatu
kejadian yang tak pernah ia duga.
Di malam yang diterangi sinar bulan seoarang
prajurit memasuki kota Madinah, menyusuri jalanan
kampung dengan kudanya mencari rumah yang
sudah 30 tahun ia tinggalkan. Dalam hatinya ia
bertanya-tanya, Apa yang sedang dilakukan istri
saya? apakah ia melahirkan anak laki-laki atau
perempuan? apakah anaknya selamat dan masih
hidup? sudah menjadi apa dia sekarang? apa yang
sudah dilakuakan istrinya dengan uang yang ia
berikan?. Jalanan masih ramai orang-orang yang
baru menyelesaikan shalat isya namun tak ada
'sesungguhnya ilmu
tidak akan
memberikan
sebagian dari dirinya
sampai kamu
memberikan seluruh
jiwamu untuknya'.
-
8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
13/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014
Profil|12
satupun orang yang mengenalinya. Saat ia
tenggelam dalam pikirannya tiba-tiba sebuah rumah
yang pernah ia kenali membangunkannya, ia sangat
gembira. Dengan kondisi pintu yang setengah
terbuka ia memasuki rumah itu dan lupa meminta
ijin saking gembiranya.
Rabi'ah kaget mendengar ada orang masuk
rumahnya, didapatinya seorang prajurit dengan
pedang dan tombaknya sedang tegak berdiri di
tengah rumah. Melihat ada orang asing masuk
rumah keluarganya secara spontan Rabi'ah langsung
menangkapnya demi melindungi keluarganya,
namun Farukh tidak menyerah begitu saja ia
melawan dan terjadilah pertarungan sengit antara
dua orang yang tidak saling kenal. Orang-orang
langsung mengeremuni keributan ini dan Rabi'ah
berhasil menggenggam erat leher lawannya sambil
berkata : Wahai musuh Allah aku takkan
melepaskanmu sampai hakim yang akan
menyelesaikan semua ini. Farukh berkata : Demi
Allah aku bukan musuh Allah dan bukan penjahat
tapi ini rumahku yang kubeli dengan uangku,
kudapati pintuya terbuka dan aku masuk. Aku
Farukh yang 30 tahun lalu pergi untuk berjihad,
tidak adakah dari kalian yang mengenalku? ibuRabi'ah yang juga istri Farukh terbangun dan
dilihatnya suaminya yang sangat dirinduannya telah
tiba dengan diliputi rasa bahagia ia berseru,
Lepaskan. . lepaskan. . dia Rabi'ah! dia adalah
ayahmu. Suamiku, ini adalah Rabi'ah putramu.
Rabi'ah dan ayahnya langsung berpelukan
melepaskan rasa rindu yang telah lama dipendam.
Ibu Rabi'ah menyambut suaminya, melepaskan
semua kerinduan penuh kebahagiaan atas
pertemuan ini. Hampir sepertiga abad tidak bertemu
dengan orang yang dicintainya. Farukh menceritakan
semua kisah perjalanan jihadnya dan menjelaskan
sebab kenapa ia tidak memberi kabar selama ini.
Di hari-hari yang dipenuhi kebahagian, muncul rasa
khawatir di hati ibu Rabi'ah takut jika suaminya
menanyakan uang yang telah diberikannya
mengingat semua uangnya sudah habis untuk
membiayai pendidikan anaknya. Hatinya gelisah
apakah suamiku akan percaya bahwa pendidikan
putranya menghabisakan uang 30.000 dinar?. Saat
ibu Rabi'ah tenggelam dalam pikirannya suaminya
bertanya, Wahai istriku aku membawauang 4000
dinar, ambil uang yang dulu kau simpan dan kita
satukan lalu kita belikan rumah atau kebun, kita bisa
hidup dari hasil sewanya selama sisa usia kita.
Ibu Rabi'ah tidak menjawab dan pura-pura sibuknamun suaminya mengulangi perkataannya, Istriku
mana uangnya? bawa kemari, kita satukan dengan
uang yang kubawa. Akhirnya ibu Rabi'ah menjawab,
Uang itu ditempat yang semestinya dan akan ku
ambil beberapa hari lagi insya Allah. Kumandang
adzan memotong pembicaraan mereka, Farukh
berwudhu dan bergegas menuju masjid. Selepas
shalat Farukh mendapati ruangan masjid dipadati
orang yang belajar dari kalangan orang tua, anak
muda dan orang berwibawa. Suatu pemandangan
yang belum pernah ia lihat, mereka duduk mengitari
Syaikh masing-masing membawa catatan dan
menulis semua yang dipaparkan sampai tidak ada
lagi tempat yang kosong.
Farukh sangat penasaran kepada Syaikh di majelis itu
yang tidak bisa ia lihat mukanya dengan jelas karena
padatnya yang hadir dan jaraknya yang jauh. Seusai
pelajaran Farukh bertanya kepada orangdisekitarnya,
Siapakan Syaikh itu sebenarnya?
Apakah anda bukan orang Madinah?
Saya orang sini
Adakah orang Madinah yang tidak mengenal Syaikh
yang memberikan ceramah tadi?
Maaf saya benar-benar tidak tahu, saya
meninggalkan kota ini sekitar 30 tahun lalu dan baru
kemarin saya pulang
Syaikh yang tadi adalah ulama tabiin, dia pujaan
kaum muslimin, seorang yang faqih dan imam yang
luar biasa walaupun usianya masih muda
Masya Allah Laa haula Wa Laa quwwata Illa Billah
Majelisnya dihadiri oleh Abu Hanifah, Sufyan Ats-
Tsauri, Al-Auza'i, Laits bin Sa'id dan yang lainnya
Farukh hendak bertanya lagi namun orang itu
melanjutkan penjelasannya,
Disamping itu ia sangat dermawan tidak ada orang
sedermawan ia di Madinah ini, ia hanya
mengharapkan apa yang ada di sisi Allah
Tetapi anda belum menyebutkan namanya?
-
8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
14/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014
Profil|13
Namanya adalah Rabi'ah, ulama Madinah
menyebutnya Rabi'ah Ar-Ra'iy (si pembimbing)
sebab setiap menjumpai kesulitan atau hal yang
tidak jelas dalam Al-Qur'an dan hadis mereka selalu
bertanya kepadanya, dan dengan cara yang bijak
Rabi'ah menjelaskannya.
Dari mana asalnya?Dia adalah Rabi'ah putra Farukh dilahirkan tak lama
setelah ayahnya meninggalkan ibunya untuk
berjihad di jalan Allah. Ibunya memelihara dan
mendidiknya sampai ia menjadi seorang ulama
terkemuka. Dan saya telah mendengar berita bahwa
ayahnya telah pulang ke Madinah kemarin .
Tanpa terasa Farukh meneteskan air mata dan
segera pulang ke rumahnya, melihat suaminya
berlinangan air mata ibu Rabi'ah bertanya, Ada apa
wahai suamiku? dengan tersedu-sedu Farukh
menjawab, ''Tidak ada apa-apa, semuanya baik-baik
saja. Hanya saja aku kagum melihat putraku memiliki
ilmu dan kedudukan yang tinggi yang tidak kulihat
pada orang lain.
Ibu Rabi'ah langsung manyinggung uang yang
diminta suaminya, Suamiku mana yang lebih kau
sukai 30.000 dinar atau ilmu dan kehormatanputramu? Farukh menjawab, Demi Allah ini yang
lebih aku sukai dari pada dunia dan seisinya. Ibu
Rabiah menjelaskan, Aku telah menghabiskan
semua harta yang kau amanahkan untuk
pendidikan putramu, wahai suamiku apakah kau
puas dengan apa yan telah aku lakukan?
Farukh dengan rasa bahagia dan bangga terhadap
istrinya menjawab, Aku sangat berterima kasih
kepadamu wahai istriku atas namaku dan nama
kaum muslimin.
Sumber : Tabiin Rabi'ah Ar-Ray karya Dr.
Muhammad Raatib an-Naabulasii (15 Agustus 1994)Oleh : Adi Kurniawan
Mahasiswa Jurusan Syariah Islamiyyah, Universitas
Al-Azhar Mesir
Farukh dengan
rasa bahagia danbangga terhadap
istrinya
menjawab, Akusangat berterima
kasih kepadamu
wahai istriku atas
namaku dan
nama kaum
muslimin.
-
8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
15/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014
Galeri|14
ernah mendengar dialog seperti ini,
Apakah anda mukmin? Dijawab, "Sayamukmin, insyaallah." Si Penanya balik
bertanya, "Kok seperti gak yakin, pakai
insyallah?" Untuk hal ini ternyata ada beragam
pandangan dari ulama. Karena menyangkut
istitsna dalam iman.
Topik istitsna ini dibahas
dalam kajian aqidah di
Darul Hikmah (5/3/14).
Kajian Aqidahdilaksanakan di asrama
mahasiswa Al Azhar,Kairo setiap pekan. Salah
satu kitab yang dibahas
adalah kitab Aqidah
Ahlussunnah Wal
Jamaah karya Dr. Ahmad
Farid. tentang ististna
dalam iman. Pematerinya
adalan Syeikh Musthafa Al Misry salah satumurid senior Syeikh Wahid Abdussalam Bali
Hafidzahullah.
Ististna dalam bahasa Arab berasal dari kata
istatsna-yastatsni- istitsnayaitu al-ikhrajbi
illaauihdaakhwatihayang artinya pengecualian
dari sesuatu yang umum. Contoh, seluruh siswa
kelas 6 lulus ujian kecuali Zaid. Atau
pernyataan, "Saya akan datang kecuali dengan
kehendak Allah."Sedangkan pengertian secara istilah dalam
aqidah istitsna adalah ucapan seseorang terkaitdengan keimananya. Seperti jawaban, Ya, saya
mukmin insyaallah. Dalam persoalan aqidahjawaban tersebut bisa mengandung dua makna.
Para ulama menjelaskan bahwa maksud dari
pertanyaan, "Apakah anda mukmin? Lalu
dijawab, ya, saya mukmin insyaallah, artinya
bukan hanya keadaan anda mukmin pada saat
menjawab pertanyaan itu, tapi tetapi sebuah
harapan agar iman terjaga hingga ajal
menjemput. Ulama yang lain menjelaskan,
apakah iman seseorang tersebut telah mencapaipada derajat iman yang sangat kokoh tanpa
goyah atau hanya sekedar seorang muslim biasa.
Berbeda halnya bila seseorang berada di negeri
kafir atau sebagai muslim minoritas, maka
jawabannya adalah, Ya, saya mukmin."
Jawaban tersebut bukan daa rangka merasa
dirinya suci dari segala kesalahan, namun ingin
menjelaskan tentang keyakinan. Namun, bila
berada di lingkungan mayoritas muslim atau di
negeri muslim, maka jawabannya dengan, Ya,
saya mukmin insyaallah, karena padahakikatnya dia tidak dapat menjamin apakah
sampai akhir hayat atau ajal menjemput ia tetap
mukmin.
Sebagaimana Allah
berfirman:
katakanlah pada
mereka, kamu belum
beriman, tetapikatakanlah, kami telahtunduk, karena iman itu
belum masuk dalam
hatimu.(QS: Al Hujurat:
14)
Syaikh utsaimin
rahmatullah alaihi rahmatan wasiah
menjelaskan kaum muslimin berbeda-beda
pendapat, ada tiga pendapat dalam hal ini:
1. Istitsna hukumnya haram, mereka yangberpendapat demikian adalah murjiah,
jahmiyah, dan yang lain. Alasannya, bahwa imanadalah sesuatau yang sudah diketahui secara
pasti oleh seseorang dalam dirinya. Jika
berististna berarti menunjukkan dirinya ragu
akan keimananya. Dengan demikian mereka
menyebut orang yang berististna dengan orang
yang ragu.
2. Istisna hukumnya wajib, pendapat kedua ini
memiliki dua argument:
P
-
8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
16/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014
Galeri|15
. Iman merupakan sebuah keyakinan yang akan
dibawa pada saat ajal. Sedangkan manusia
tergantung pada kondisi keimananya pada saat
ajal datang, apakah ia orang yang beriman atau
kufur. padahal, Manusia tidak ada yang
mengetahui apa yang
akan terjadi pada
masa depan, dengandemikian tidak boleh
memastikan diridalam keimanan.
b. Iman yang seutuhnya
berkaitan erat dengan
perintah menjalankan
ketaatan dan menjahui
segala bentuk
larangan, sedangkan
manusia tidak dapat
memastikan dirinya
senantiasa demikian, jika seseorang dapatmemastikan keimananya maka ia telah
menyatakan dirinya suci terlepas dari segala
kesalahan dan menjadi orang yang telah
bertakwa.
3. Merinci ististna,pertama, jika seseorangmelakukan istitsna karena ia ragu adanya
keimanan pada dirinya, maka hukumnya haram,
bahkan bisa kufur, karena pada hakikatnya
keimanan ada dalam dirinya, sedangkan
keraguan meniadakan
keimanan tersebut.Kedua,
apabila seseorang takutmenyatakan dirinya suci dan
terlepas dari segalakesalahan, maka menyatakan
iman hukumnya wajib baik
ucapan, perbuatan dan
keyakinan.
Oleh karena itu, tidak serta
merta menghukumi ististna
dengan wajib atau tidak,
namun harus disertai dengan
penjelasan dan alasan dari sebab hukum tersebut.Wallahu ala Bisshawab.
Oleh : Ahmad Salim
Mahasiswa Jurusan Syariah Islamiyyah, Universitas
Al-Azhar Mesir
u Bakr Muhammad bin Abd Albaqi Albazar bercerita tentang dua orang yang sedang berdiskusi seputar permasalahan Nahwu.
ng Pertama : "Aku sudah memahami setiap bab yang ada dalam ilmu nahwu, hanya saja aku kurang faham dalam permasalahan,, . bagaimana ? kamu bisajelasin ndak ?ng Kedua : "Itu mah gampang bro..., itu untuk kalangan atas, untuk kalangan menengah, sedangkan untuk
angan bawah.
tatan : Dalam bahasa arab, huruf alif yang sukun dan didahului huruf berharokat fathah memiliki makna 'tinggi', contoh : .nya, diskusi diatas tidak nyambung, orang pertama bertanya tentang nahwu, sedangkan orang kedua menjawab dengan ilmu
aghoh ma'aani huruf.
Diterjemahkan dari buku Ibnul Jauzi yang berjudul ""
OJOK HUMOR
-
8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
17/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014
Bahasa|16
MENGENAL CIRI CIRI ISIM
CIRI CIRI ISIM( : (1) Bisa didahului hurufjar( ).
.,, 2) Menerima alifdan lam( .( ,,, 3) Bisa didahului huruf nida( .( ,, 4) Menerima harakatjar( kasrah atau tanda-tanda yang mewakilinya )
Saya telah membaca kitabnya seorang murid yang rajin.
5) Menerima tanwiin( ). Tanwinadalah nunsukunyang datang di akhir kata dalam bahasaarab, hanya terucap dan tidak tertulis.
Saya telah bertemu zaid.
CIRI CIRI ISIM( ) :Ciri ciri fi'il terbagi menjadi 2 ; ciri ciri khusus ( ) dan ciri ciri yang ada pada sebuah fi'ildan ciri tersebut dimiliki juga oleh fi'illain ()
Oleh : Umair Fahmiddin
Mahasiswa Jurusan Ushuluddin, Universitas Al-Azhar Mesir
1
2
3
-
8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
18/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014
Resensi|17
As-subul al-Mardhiyah lithalabi al-Ulmi as-Syariyah
itab yang berjudul As-subul al-
Mardhiyah lithalabi al-Ulmi as-
Syariyah ini berisi pedoman
mempelajari ilmu syariat bagi kita, para penuntut
ilmu. Menilik di dalamnya, maka kita akan
mengetahui langkah-langkah yang dibutuhkan
oleh seorang penuntut ilmu dalam memahami
disiplin ilmu tersebut sesuai dengan manhaj dan
tata cara yang telah dicontohkan Ulama.
Keunggulan kitab ini adalah memaparkan
seluruh pandangan para ulama dan manhaj-
manhaj ilmiah yang paling kuat, paling masyhur,
dan disertai dalil al-Quran dan as-Sunnah yang
tentunya sudah direkomendasikan. Sehingga
mudah bagi kita mendapatkan rekomendasi kitab
yang sesuai dengan tingkatan kita, isinya yang
luas namun ringkas dan ringan dibahas,
menjadikan arah tujuan kita kian jelas.
Berbicara mengenai detail isi, kita akan
menemukan di bab pertama pembahasanmadriju at-Thalabi(jenjang tingkatan dalam
menuntut ilmu). Pada salah satu pembahasannya
berisi tentang adab dan tuntunan bagi seorang
penuntut ilmu, seperti pentingnya memanfaatkan
waktu.
Lalu bab kedua disusul dengan muhdhart
mukhtroh. Seakan-akan kita diajak menghadiri
kajian tentang wasiat para ulama dalam
menuntut ilmu, beberapa di antaranya adalah
wasiat Syekh Yusuf al-Ghafishi yang merupakan
anggota Udh al-Lajnah ad-Dimati L al-
Buhts al-Ilmiyah wa al-Ifta. Beliau berbicara
tentang wasiat kepada para penuntut ilmu di
dalam fikih perbedaan.
Kemudian pembahasan mariju at-Thalabi,
tentang tingkatan berbagai macam disiplin ilmu
seperti akidah, tafsir, tauhid, qirat, ushul fikih,
dan bahasa Arab akan kita temukan di bab
ketiga.
Masih dalam bab yang sama, kita semakin
dipermudah untuk belajar syariat islam, karenakita juga akan diberitahu tentang metode dalam
mempelajari disiplin ilmu tersebut bi thorqoti al-
Mutn wa bi thorqoti al-Kutub al-Madrasiyah
(metode yang berkenaan dengan matan serta
sistem kitab madrasah) yang secara gamblang
dipaparkan referensi kitab-kitab yang kita
butuhkan lengkap dengan nama pengarangnya.
Adapun secara garis besar, tujuan-tujuan yang
akan kita temui dalam kitab ini adalah :1. Menjawab beberapa persoalan yang adadi kalangan penuntut ilmu, ketika tidak
menemukan jawaban di dalam suatu
kitab.
2. Meningkatkan kemampuan berpikir kitadalam menyelesaikan berbagai perkara
yang penting.
K
Nama Pengarang : Abu al-Isybal Ahmad bin Salim al-Misry
Tahun : 1432 H/2011 M
Judul :As-subul al-Mardhiyah lithalabi al-Ulmi as-Syariyah
Kota Penerbit : Manshoura, MesirPenerbit : Dr al-Frq
Cetakan : Pertama
Isi : 524 hal
-
8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
19/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014
Resensi|18
3. Menentukan pilihan yang sesuai pada
tingkatan ilmu dari sebagian referensi
yang ada di dalam bab.
4. Memaparkan berbagai kegiatan studi
ilmiah yang belum ada sebelumnya.
5. Memacu semangat dalam membaca
literatur berbagai disiplin ilmu.
Dengan harga yang terjangkau, kita dapat
dengan mudah menjumpai di hampir
semua maktabah di Kairo ini. Bahasanya
yang sederhana memudahkan kita untuk
memahami dan menyerap begitu setelah
membacanya. Semoga Allah merahmatipenulis kitab ini dan mengampuni segala
kesalahan dan dosa beliau, begitu pula
semoga Allah membuka pintu
kemudahan dalam proses belajar kita.
Amin.
Oleh : Bahari Ali Albara
Mahasiswa Jurusan Syariah Islamiyyah, Universitas Al-Azhar Mesir
i bin Alqamah Annahwi (Ahli Nahwu) didatangi oleh sepupunya, lalu beliau berkata kepadanya :
Gimana kabar ayahmu ?"
Baru saja meninggal," Jawab sang bocah
akit apa yang dideritanya ?" Tanya Annahwi
(Kedua kakinya bengkak)...." Jawab bocah yang baru ditinggal ayahnya itu. Belum selesai bercerita, Pamanyaenimpali, "Bukan '", tapi '' (Rofa')"(Bengkaknya sampai kedua lututnya)," Lanjut sang bocah
Bukan (Rofa'), yang benar (Majruur)," Lagi-lagi si paman menyalahkanyaendengar komentar pedas dari pamanya itu si bocah memarahinya, "Tinggalkan aku, paman. Meninggalnya ayahku lebih
erarti daripada ilmu nahwumu itu."
Diterjemahkan dari buku Ibnul Jauzi yang berjudul ""
OJOK HUMOR
Keunggulan kitab ini adalah
memaparkan seluruh pandangan
para ulama dan manhaj-manhaj
ilmiah yang paling kuat, palingmasyhur, dan disertai dalil al-
Quran dan as-Sunnah yang
tentunya sudah direkomendasikan.
Sehingga mudah bagi kita
mendapatkan rekomendasi kitab
yang sesuai dengan tingkatan kita,
isinya yang luas namun ringkas
dan ringan dibahas, menjadikan
arah tujuan kita kian jelas.
-
8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
20/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014
Khazanah|19
Tradisi Salam di Negeri Kinanada kebiasaan di kalangan masyarakat
Mesir, baik anak-anak, remaja atauorang tua. Yakni mengucapkan salam
kepada siapa pun yang mereka temui. Kapan pun
mereka berjumpa, meskipun belum dikenalnya,
mereka saling bertegur salam. Perbuatan
mengucapkan salam di masyarakat Mesir seolah
sudah mendarah daging.
Ketika hendak masuk angkutan umum
misalnya, seorang penumpang biasanya
mengucapkan salam kepada penumpang yang
ada di dalam. Mereka pun serempak
menjawab salamnya.
"Mereka melakukan itu bukan semata-mata
karena paham bahasa Arab, melainkan karena
mereka paham agama, paham keutamaan salam,"
kata Ied Muhammad Ibrahim (46) seorang
bawwab (penjaga apartemen) kepada Elhikmah,Jumat, (7/3/2014). Menurutnya, salam
merupakan bentuk penghormatan dalam Islam.
Jika ada seseorang mengucapkan salam maka
wajib dibalas dengan yang lebih baik atau
minimal sama. Salam adalah penghormatan
dalam Islam. Orang yang salam duluan adalah
yang lebih baik," tambah Ied.
Bagi masyarakat Mesir, jika ada orang
pengendara mobil berpapasan dengan orang lain,
tapi tidak mengucapkan salam maka akan
dikatakan sebagai orang yang sombong. Di
Mesir ini, jika ada orang bawa mobil dan tidak
ngucapkan salam kepada yang ditemuinya, makadia akan dibilang orang sombong," jelas Ied.
Begitu pula dengan yang disampaikan oleh Zaki
Sayyid Abdullah, seorang karyawan di sebuah
kantor di Kairo bahwasanya tebar salam
merupakan perbuatan baik yang patut
dibudayakan dalam bermasyarakat. Salam itu
sangat bagus, agar orang-orang tidak sombong
jika saling mendoakan. Tebar salam ini harusdipraktikkan dalam kehidupan," terang Zaki.
Dalam Islam, seseorang yang menebarkan salam
(Assalaamualaikum) sesama muslim, maka ia
akan dimasukan kedalam surga. Selain itu,
menebarkan salam juga akan membuat manusia
saling mencintai. Rasulullahshallallahu alaihi
wa sallambersabda,
Dari abu hurairah rahiyallahu anhu, Rasullah
shallallahu alaihi wa sallambersabda, DemiDzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, kalian
tidak akan masuk surga, hingga kalian beriman.
Dan kalian tidak beriman hingga kalian saling
mencintai. Tidakkah aku tunjukkan kepada
kalian satu perbuatan yang jika kalian
mengerjakannya niscaya kalian akan saling
mencintai? Terbarkanlah salam di antara kalian."
Oleh : Jundi Iskandari SFS
Mahasiswa Jurusan Syariah Islamiyyah, Universitas
Al-Azhar Mesir
A
-
8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
21/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014
Khazanah|20
Mesir dan Taklim Sepanjang Jalan
esir sebagai
jannatul ilmi-
surganya ilmu-sudah banyak yang tahu.
Membanjirnya pelajar dari
berbagai negara ke negeri ini
karena daya tarik para ulama
dan berbagai taklim yang
mudah ditemui di berbagai
tempat.
Tapi tahukah Anda bahwa 'taklim' di Mesir tidak
hanya berlangsung di masjid, ruang kelas, talaqqi,
mimbar atau tempat yang di situ ada seorang ustadzdi hadapan murid. Tapi juga di sepanjang jalan, di
tembok-tembok, kendaraan kecil dan besar, kedai
serta warung dan lain-lain.
Hampir setiap tembok di sudut Kairo dapat dijumpai
'coretan' kalimat thayyibah.
Misalnya kalimat syahadat Laa ilaha illallah ditulis
di berbagai tempat dengan kaligrafi yang indah.
"Tulisan-tulisan seperti itu sangat indah dan
membantu setiap orang berdzikir. Kami barumenyadari mulai dari kita melangkahkan kaki keluar
rumah kemudian berkendara ibadah sunnah seperti
rutinitas dzikir sering terlalaikan,"
Hal senada juga diungkapkan Sholah Salim,
mahasiswa alumni Al Azhar yang telah menetap di
Mesir selama tujuh tahun.
"Tujuh tahun lalu, setiap saya keluar dari sudut-
sudut di Bawwabah At Tsaniyah menuju Al Azhar,
selalu berpapasan dengan dinding sekolah yang
bertulis Al Hijab Faridah (hijab adalahkewajiban).Ketika pulang mereka bertemu dinding
yang bertuliskan Ihfadzillah yahfadzka-(jagalah
syariat Allah, niscaya Allah akan menjagamu),
udzkurullah! (Ingatlah Allah!), Subhanallah
wabihamdihi. Hingga saat ini, tulisan-tulisan itu
masih ada.
Tradisi menulis kalimat thayyibah di tembok dan
benda-benda di sekitar kita sebenarnya sudah lama
terjadi, khususnya di masa-masa para ulama
terdahulu.
Sebagaimana dalamSiyar Alam An Nubala
dikisahkan bahwa Imam Ibnu Mubarak ditanya
mengenai nasihat-nasihat yang tertulis di
dinding, beliau pun menjawab bahwa hal
itu tidak mengapa untuk dilaksanakan,adapun fiqih maka tidak lurus kecuali
dengan berguru kepada ulama.
Tentu ini sangat berbeda ketika berada di
Indonesia yang biasanya di tembok-
tembok malah ungkapan kotor, kalimat
negatif yang kadang tertulis dan bergambar seronok
di badan truk. Atau kalimat-kalimat yang tidak
memiliki makna positif. Misalnya Cintamu tak
Semurni Bensinku atau Kutunggu Jandamu.
Wallahu taala alam
Oleh : Rifai El HaqMahasiswa Darul Lughah, Universitas Al-Azhar
Mesir
Per pust a ka a nA l ex a ndr ia Mega h da n
Ter besa r di Dunia
udah lama Mesir dikenal sebagaiJannatul
Ilm- Surganya Ilmu. Selain karena banyaknya
ulama, berbagai taklim, berbagai literatur juga
adanya perpustakaan. Salah satu perpustakaan
yang masyhur adalah perpustakan Alexandria.
Perpustakaan Alexandria merupakan
perpustakaan terbesar di benua Afrika bahkanada yang menyebut sebagai perpustakaan
terbesar di dunia. Perpustakaan Alexandria
M
S
-
8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
22/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014
Khazanah|21
dalam bahasa Arab disebutMaktabah al-
Iskandariyahdan dalam Bahasa Latin disebut
Bibliotheca Alexandria. Didirikan pada awal
abad ke-3 SM pada masa pemerintahan
Ptolemeus II.
Dari Kairo membutuhkan waktu 3 sampai 4 jam
menggunakan kereta atau mobil umum untuk
bisa tiba di Alexandria dan tempatnya cukupstrategis, terletak di kawasan wisata, pinggir laut
Mediterannia.
Di dalamnya terdapat banyak buku-buku dari
berbagai bahasa diantaranya yaitu buku-bukuberbahasa Prancis, Inggris, China, dan bahasa
lain dari seluruh penjuru dunia.
Koleksi lengkap perpustakaan ini mencapai
400.000 sampai 700.000 koleksi buku dan
memiliki kapasitas hingga 8.000.000 buku yang
disusun menurut tema. Ditambah lagi dengan
sistem komputer yang modern dan mutakhir
yang memungkinkan pengunjung mengakses
koleksi perpustakaan ini.
Perpustakaan ini dilengkapi dengan manuskripdan musium yang di dalamnya terdapat
peninggalan pada masa kuno diantara salah satu
peninggalannya adalah peninggalan salah satu
Imam Madzhab SyafiI yang diambil dari nama
pendiri madzhab tersebut yang bernama Abu
Abdillah Muhammad bin Idris As-Syafii Al-
Muttalibi Al-Quraisy. Karyanya bisa ditemukan
di Perpustakaan Alexandria yaitu Kitab al-Umm
dan Kitab ar-Risalahyang merupakan disiplin
Ilmu Ushul Fikih. Dan masih banyak lagi
manuskrip-manuskrip yang tersimpan di dalammusium.
Yang membuat perpustakaan ini terasa lebih
lengkap karena adanya Planetarium Science
Center yang merupakan tempat yang ideal untuk
pembelajaran yang menyenangkan. Salah satu
objek di dalamnya adalah film 3 Dimensi.
Untuk biaya masuk ke Perpustakaan Alexandria
cukup merogoh kocek 2 Lira Egypt (LE) atau
sekitar Rp. 3.600,- dan masuk ke ruang
manuskrip membayar 2 LE. Cukup murah untuk
masuk ke sebuah perpustakaan sekelas
perpustakaan Alexandria. Mudah-mudahan Anda
tertarik jika berkesempatan ke Mesir dan
berkunjung ke salah satu perpustakaan terbesar
di dunia ini dan membuat anda lebih
bersemangat dalam membaca.
Oleh : Bahari Ali Albara
Mahasiswa Jurusan Syariah Islamiyyah, Universitas
Al-Azhar Mesir
http://1.bp.blogspot.com/-z-qEpKy3qXc/UxgP1_3ePzI/AAAAAAAAAKg/gO9ccf9-4SY/s1600/bibliotheca_alexandrina_4_by_khaled_etman-d30r44s.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-yOAL4AX6fb8/UxgP2x7tpXI/AAAAAAAAAKo/SEVH4BI_QOk/s1600/d-04.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-uSyoTJS725A/UxgQT2z1dNI/AAAAAAAAAK4/XPjcL8c3MIA/s1600/IMG_7681.JPGhttp://4.bp.blogspot.com/-fkuW8MrmsKo/UxgQV25ZW2I/AAAAAAAAALA/sZCrd5aHWsc/s1600/asdasdas.jpg -
8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
23/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014
Sastra|22
DI BERN M K B H
agi ini, Luthfi melangkah ke tepian danau
desanya. Matahari sedang terbit daridadanya. Mengubah roman mukanya
demikian bercahaya. Dia memandang
gelombangnya yang beriak. Indah diterpa cahayakuning kemerahan matahari. Ikan-ikan berbagai
varietas tampak menyembul ke permukaan,
mengucap selamat pagi padanya. Mata mereka
mengerjap, mulutnya menyembul ke permukaan
lalu tenggelam, menyembul lagi lalu tenggelam,
tersenyum riang. Kebiasaannya bertahun-tahun
semenjak kecil di desa ini terulang kembali.
Setelah merantau berwaktu-waktu lamanya, ia
kembali ke desanya, kembali menemukan
ketenangan alam yang belum pernah ia temukanpadanannya di kota dan negeri yang lain. Ia
menunduk. Menelan syahdu.
Betapa senangnya memandang danau yang
jernih ini. Sepersekian detik tiba-tiba, ingatannya
melayang menuju tahun-tahun yang lalu,
mengaduk seluruh perasaannya, memperjelas
gambaran masa lalu yang pernah ia lewati danmembuatnya senang tak terkira. Bahagia
sekaligus haru, ketika ia bermain di danau ini,meloncat dari batu cadas, pamer dengan kawan-
kawan masa kecil, siapa yang loncatannya palingindah. Ia yakin, takkan pernah bisa menemukan
yang semacam ini di negeri lain. Betapa
eksotisnya desa ini, alam ini, tanah ini, udara ini,
tetumbuhan ini, dan seluruh hewan di sini.
Bibirnya kembali tersenyum. Mulutnya bergerak
pelan, menggumamkan doa supaya Allah
menjaga tanah ini, berdoa supaya tanah yangbegitu eksotis ini tak jatuh ke tangan yangserakah lagi keji, berdoa supaya penduduk yang
tinggal di tanah ini bersatu padu sekalipun.
Sungguh, ya Allah, tanah ini begitu indah.
Jagalah ia.
Lalu dia duduk begitu saja di atas tanah, tiga
meter menjorok ke darat dari titik batas capaianair danau. Mengeluarkan berlembar-lembar
kertas dari tas ranselnya. Sebentar memilah-
milah lalu mengambil pena. Memandangi kertas
itu beberapa saat, mengambil satu, menekuri
pelan. Lalu mulai menggerakkan tangannya,
menuliskan sesuatu. Teratur dan berirama.
Sahabatku Ilyas, aku paham sikapmu memang
baik. Teramat baik malah terkadang. Dan aku
yakin, takkan pernah mampu aku membalasseluruh kebaikanmu. Sekalipun hingga akhir
hayatku. Maka dalam surat ini akan aku kisahkan
salah satu kisahku yangmenurutku- perlu aku
kisahkan, setidaknya untuk mengobati rindu di
antara kita. Dan, kau tentu ingat janji kita
dahulu, bahwa siapa saja yang pertama kali
sampai di tanah haram dan melihat kabah, dia
wajib mengisahkannya pada yang lain. Makakali ini akan kutunaikan janjiku. Simaklah,
rasakan dan yakinkanlah dirimu bahwa iasekarang berada di dekatmu. Di depan matamu.
Persis.
Bentuknya segi empat. Dengan ukuran sama di
tiap sisinya, dengan tinggi sekitar 5 kali orang
berdiri jika ditumpuk ke atas. warnanya hitam,
dan semakin indah karena dilengkapi garis
bercorak kaligrafi berwarna emas. dengan pintu
yang berwarna emas pula, sedang jika kau amatisecara seksama, maka ia memiliki kiswah yangmemukau. Sederhana namun mahal harga bahan
dasarnya. Jika kau lihat lebih teliti, kau akan
P
-
8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
24/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014
Sastra|23
menemukan salah satu sudut yang takkan pernah
sepi di antara empat sudut persegi hitam itu.
Orang-orang pasti akan ke sana sepanjang
waktu, tak pernah jemu. Karena di sudut itulah,
batu hitam yang diceritakan guru ngaji kita,
berada dengan tenang di antara kumpulan
manusia yang bersusah payah menggapainya.
Itulah yang sering kita sebut hajar aswad.Bentuknya persis seperti yang dipampang di
kalender-kalender atau di poster-poster yangditempel di rumah dan sekolah kita. Aslinya
biasa memang, namun ia menjadi begitu
istimewa karena dipeluk oleh hadits Nabi,
diperlakukan begitu eksklusifoleh sunnah Nabi.
Esok hari, jika kau tawaf dan sanggup
menciumnya, ciumlah. Jika sulit, jangan
paksakan, cukup sentuh saja lalu cium bekas
sentuhan di
tanganmu itu, jika
masih sulit, tak usahkau sampai berebut
dengan yang lain
hingga melukainya,
karena membuat
orang terluka itu
dilarang agama kita.
Jika memang tak
sanggup menyentuh,
lambaikanlahtanganmukepadanya.
Begitulah sunnah
Nabi mengajarkan
pada kita.
Peletak batu
pertamanya adalah
kekasih Allah, IbrahimAlaihis Salam, dibangun
secara seksama dengan kemampuan semaksimal
mungkin pada saat itu, bersama putranya yangpernah Allah perintahkan untuk disembelih,
IsmailAlaihis Salam. Lalu menjadi syariat yangkita lakukan di hari-hari setelahnya. Tawaf tujuh
kali seputar kabah, sembari berdoa kepada
Allah Yang Maha tinggi dan Agung. Memohon
segala hal yang kita inginkan, dengan berbagai
bahasa apapun yang kita bisa. Tenang saja, Dia
yang Maha Kuasa memahami pinta kita bahkan
sebelum kita bicara, merapal kata.
Ilyas, shalat di depannya adalah penghujung darisegala rindu yang pernah meledak di dadaku.Rindu untuk melihat langsung kiblat yang aku
menghadapnya lima kali sehari semalam. Rindu
yang membuat orang-orang yang shalat di kiri-
kananku menunduk meneteskan air mata. Haru
menderu oleh lelah perjalanan yang ditempuh
berwaktu-waktu sebelum sampai di kiblat itu
sirna sudah tak berbekas. Rindu itu menyalur ke
semua orang di sekitarku, menjadikan aku
terpana, tak bergeming begitu lama. Kulihatmereka khusyuk melantunkan doa, mengalirkan
seluruh tenaga ke jemari yang tertangkup didepan muka. Wajah salah satu di antara mereka
sembab, sedu sedan tak terperi. Aku sadar. Aku
bukan di tempat biasa sekarang.
Gambaran dari cerita-cerita tempo dulu yang
sering dikisahkan guru kita menyapaku,
mengajakku keluar dari alam sadarku. Terbang
melintasi zaman,
serta kurun
dunia yangterlipat oleh
waktu. Aku
mengikutinya
hingga menemui
kondisi saat segi
empat ini masih
dikelilingi oleh
berhala, Latta,
Uzza, Hubal.Suram sekalirasanya. Saat itu
aku melihat
udara di mekah
ini begitu abu-
abu, seakan
langit menahan
matahari untuk
bersinar, membiarkannya begitu saja. Setelah
beberapa saat aku terpaku di sana, aku lalu
diajak mengelilingi kondisi para pendudukMekah empat belas abad silam, ke pasar yang
ramai di tiap hari yang telah ditentukan, lalu kerumah penduduk, berhenti di padang pasir yang
tandus, melihat onta yang mendengus,
mengiringi kafilah dagang dari Syam ke Mekah.
-
8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah
25/25
Sastra|24
Dan tiba-tiba aku ditarik kembali oleh ingatanku,
masih berada di depan segi empat itu rupanya.
Sedangkan matahari semakin tenggelam di ufuk
sana, seiring dengan tenggelamnya ingatanku
tentang masa lalu. Aku paham, malam semakin
melipat diri. Udara
semakin menusuk tulang.
Dan aku tetap di sana,terperangah. Manusia
yang beribadah di sini takpernah berhenti. Selalu
saja ada silih berganti.
Yang satu tunai, disusul
yang lainnya. Yang
penduduk negara ini
kembali, penduduk
negara yang lain datang.
Begitu terus, berputar dan
berulang.
Ilyas, damai akan tetap
bersemayam di dadamu
selama memandang
kabah. Sekalipun kau telah jauh bermeter-meter
darinya, kau tetap akan merasakan kehadirannya
di dadamu. Memang mata kepalamu tak menatap
langsung, namun mata hatimu benar-benar
menatapnya. Berdoa di depan sana. Pikiranmu
akan kau rasakan semakin tenang dan akalmusemakin bijak. Gemuruh di dadamu akan hilang
begitu saja, tanpa kau sadari. Ketenangan batin
akan menjalar ke seluruh tubuhmu. Seteguk
demi seteguk seperti ketika kau meminum air
zam-zam.
Adalah pengalaman yang luar biasa jika kau
menyempatkan diri datang ke tanah ini, tanah
haram yang memang diharamkan berbuat buruk
di sana, kau akan melihat burung elang
beterbangan di atas kabah, seakan merekabertawaf, tiada henti. Dan di luar kau akan
menyaksikan burung-burung merpati menambahsuasana elegan sebuah bangunan yang memukau.
Yang paling terang jika malam hari menutupkan
jubahnya. Gaung doa terdengar dari jarak sekian
dan sekian. Takkan pernah berhenti, dua puluh
empat jam dalam seminggu, empat minggu
dalam sebulan, dua belas bulan dalam setahun
dan seterusnya.
Jika kelak ada yang kau tanyakan, makalayangkan saja suratmu kepadaku, aku akansegera membalasnya demi kau. Di sana, kau
belajarlah dengan tenang dan ikhlas sepenuh
hati. Karena seringkali amal perbuatan seseorang
terbakar karena riya dan sombong hati. Semoga
Allah mempertemukan kita kembali. Pada saat
yang tepat dan waktu yang terbaik nanti. Selamat
berjuang sahabat
Sahabatmu yangmenanti,
Lutfhi
Luthfi menyeka
keringatnya. Cahaya
matahari kian meninggi,
menggerakkan bayangan ke
timur seinci demi seinci. Ia
berdiri, memandang danau
yang beriak, semakin indah
di pantul matahari. Burung-
burung berlomba menerjangair, mencari mangsa. Riang
hati. Ia melipat rapi
kertasnya menjadi dua
bagian, lalu memasukkannya ke amplop. Rapat.
Urusan setelah ini begitu banyak. Dia harus
meneruskan amanah yang telah dititipkan
ayahnya ketika beliau hidup. Amanah yang tak
pernah ia kerjakan setengah-setengah, amanahyang membuatnya harus segera kembali dari
perantauan ke tanah asal. Amanah itu adalah.
Nak, kau adalah anak tertuaku, kelak jika kau
telah berhasil di rantau, segeralah kembali ke
sini, jangan lupakan ibumu serta adik-adikmu.
Lindungilah mereka hingga titik darah terakhir.
Aku merasa waktuku tak banyak setelah ini. Aku
merasakan itu begitu dekat. Bakti kepada ibu
adalah termasuk yang utama yang harus
diutamakan
Luthfi membalikkan badannya, berjalan dengantenang dan damai. Menuju jantung desa yang
masih rimba, rimbun dengan pepohonan
berbagai jenis. Menyibak dedaunan yang terlalu
dekat dengan tanah. Berjalan dan terus berjalan.
Bayangnya ditelan rimba. Meneruskan langkah
yang tertahan dahulu kala.
Oleh : Syafiqul Lathif
Mahasiswa Jurusan Syariah Islamiyyah, UniversitasAl-Azhar Mesir