e. Pedikulosis Pubis

12
I. PENDAHULUAN Pedikulosis merupakan ektoparasitosis yang disebabkan serangga penghisap darah tidak bersayap (lice) dari jenis Anoplura. Kutu pada manusia disebabkan oleh Pediculus humanus capitis atau kutu kepala, Pediculus humanus korporis atau kutu badan, dan Phtirus pubis atau kutu kemaluan. Pediculus ini merupakan parasit obligat artinya harus menghisap darah manusia untuk dapt mempertahankan hidup. Selain menyerang manusia, penyakit ini juga menyerang binatang, oleh karena itu diklasifikasikan menjadi Pediculus humanus dengan Pediculis animalis. 1 Salah satu penyakit akibat infeksi dari Pediculus humanus yang juga digolongkan dalma penyakit akibat hubungan seksual adalah pedikulosis pubis. Pedikulosis pubis merupakan infestasi kutu Phthirus pubis pada rambut pubis. Gejala utama adalah rasa gatal di daerah pubis dan sekitarnya.Rasa gatal ini dapat meluas sampai ke daerah abdomen dan dada. Pediculus pubis biasanya terlihat pada daerah yang terinfeksi, tetapi kadang-kadang telurnya yang berwarna cokelat, lebih mudah terlihat. Bila parasit yang terdapat pada pakaian dalam sangat banyak jumlahnya maka dapat menimbulkan bercak-bercak 1

description

pedikulosis

Transcript of e. Pedikulosis Pubis

I. PENDAHULUANPedikulosis merupakan ektoparasitosis yang disebabkan serangga penghisap darah tidak bersayap (lice) dari jenis Anoplura. Kutupada manusiadisebabkanoleh Pediculus humanus capitis atau kutu kepala, Pediculus humanus korporis atau kutu badan, dan Phtirus pubis atau kutu kemaluan. Pediculus ini merupakan parasit obligat artinya harus menghisap darah manusia untuk dapt mempertahankan hidup. Selain menyerang manusia, penyakit ini juga menyerang binatang, oleh karena itu diklasifikasikan menjadi Pediculus humanus dengan Pediculis animalis.1Salah satu penyakit akibat infeksi dari Pediculus humanus yang juga digolongkan dalma penyakit akibat hubungan seksual adalah pedikulosis pubis. Pedikulosis pubis merupakan infestasi kutu Phthirus pubis pada rambut pubis. Gejala utama adalah rasa gatal di daerah pubis dan sekitarnya.Rasa gatal ini dapat meluas sampai ke daerah abdomen dan dada. Pediculus pubis biasanya terlihat pada daerah yang terinfeksi, tetapi kadang-kadang telurnya yang berwarna cokelat, lebih mudah terlihat. Bila parasit yang terdapat pada pakaian dalam sangat banyak jumlahnya maka dapat menimbulkan bercak-bercak akibat darah yang sudah berubah yang dikeluarkan oleh kutu tersebut. 3,4Penyakit ini menyerang orang dewasa pada rambut pubis serta dapat pula menyerang jenggot dan kumis. Infeksi ini juga dapat terjadi pada anak-anak, yaitu di alis atau bulu mata (blefaritis) dan pada tepi batas rambut kepala. 1II. PEDIKULOSIS PUBISA. DefinisiPedikulosis adalah infeksi kulit/rambut pada manusia yang disebabkan oleh Pediculus (termasuk golongan famili Pediculidae).Selain menyerang manusia, penyakit ini juga menyerang binatang, oleh karena itu diklasifikasikan menjadi Pediculus humanus dengan Pediculis animalis.Pediculus ini merupakan parasit obligat yang artinya harus menghisap darah manusia agar dapat mempertahankan hidup. Pedikulosis pubis merupakan infestasi kutu Phthirus pubis pada rambut pubis.1,2

Gejala utama adalah rasa gatal di daerah pubis dan sekitarnya.Rasa gatal ini dapat meluas sampai ke daerah abdomen dan dada. Pediculus pubis biasanya terlihat pada daerah yang terinfeksi, tetapi kadang-kadang telurnya yang berwarna cokelat, lebih mudah terlihat. Bila parasit yang terdapat pada pakaian dalam sangat banyak jumlahnya maka dapat menimbulkan bercak-bercak akibat darah yang sudah berubah yang dikeluarkan oleh kutu tersebut.3,4

B. Etiologi

Pedikulosis pubis disebabkan oleh kutu Phthirus Pubis yang panjangnya 1-2mm, berwarna coklat tua/muda; mempunyai 3 pasang kaki dengan ujung seperti cakar yang digunakan untuk mencengkam rambut, dan kepalanya dimasukkan kedalam folikel.1,5Pediculus pubis sering juga disebut crab karena ukurannya yang lebih pendek, badan yang lebih lebar (0,8 - 1,2 mm) dan cakar depan yang besar, memberikan gambaran seperti kepiting. Kutu pubis berwarna putih hingga abu-abu dan berbentuk oval dan memiliki abdomen yang lebih kecil daripada P. humanus capitis dan P. humanus corporis.2,3,6Siklus hidup rata-rata Pediculosis pubis adalah 35 hari, periode dari ovum menjadi dewasa selama 15 hari. Pediculosis pubis betina rata-rata bertelur 1 - 2 butir per hari. Telurnya, berwarna coklat terang, yang melengket pada rambut manusia dapat hidup hingga 10 hari. Cakar yang besar memungkinkan Pediculosis pubis memegang rambut pada daerah paha, perianal, dan aksila.3,6C. Patogenesis

Penularan Pediculus pubis pada umumnya terjadi karena adanya kontak langsung. Penularan dari seseorang ke orang lainnya terutama terjadi melalui hubungan seksual. Pediculus pubis tidak menyebar secepat kutu manusia lain di luar host karena jangka hidupnya lebih singkat (24 - 36 jam) dibandingkan beberapa hari untuk kutu lainnya.2,6Penularan melalui hubungan seksual lebih dominan, namun penularan secara non-seksual melalui pemakaian tempat tidur atau pakaian yang digunakan bersama juga dapat terjadi, kasus seperti ini terutama ditemukan pada anak-anak. Masa inkubasi kutu biasanya sekitar 5 hari sampai beberapa minggu berikutnya.9

Kutu pubis menimbulkan reaksi inflamasi non-spesifik pada lapisan epidermis dan dermis. Gejala berupa rasa gatal muncul karena pengaruh liur danekskreta dari kutu yang dimasukkan ke dalam kulit ketika menghisap darah.9,10

D. Gejala Klinis

Gejala klinis yang ditimbulkan adalah rasa gatal, yang terutama dirasakan di daerah pubis dan sekitarnya. Rasa gatal ini dapat meluas sampai ke daerah abdomen dan dada, pada lokasi tersebut didapatkan bercak-bercak makula dengan batas yang tidak tegas danberdiameter 0.5 - 1 cm serta berwarna abu-abu atau kebiruan yang disebut sebagai macula serulae. Macula serulae ini terutama terdapat di badan dan bagian dalam paha, dan kemungkinan disebabkan oleh pigmen darah yang mengendap. Tanda ini dihubungkan dengan penyakit yang lebih kronik.1,3,5,7Timbulnya rasa gatal pada paha, aksila, dan bulu mata atau alisdapat membantu membedakan pediculosis pubis dari kutu kepala dan kutu badan. Kutu ini dapat dilihat dengan kasat mata dan tidak mudah dilepaskan karena kepala kutu tertanam ke dalam muara folikel rambut.1,4

Gejala klinis lainnya adalah black dot, yaitu adanya bercak-bercak hitam yang tampak jelas pada celana dalam yang berwarna putih yang dilihat oleh penderita pada saat bangun tidur.Bercak hitam ini merupakan krusta yang berasal dari darah dan sering diinterpretasikan salah sebagai hematuria.3Selain itu, dapat pula ditemukan eritema di sekitar folikel rambut dan ekskoriasi. Limfadenopati inguinal dan limfadenopati aksila juga pernah dilaporkan disertai Pediculosispubis. Biasanya terjadi infeksi sekunder karena ekskoriasi akibat garukan sehingga diagnosis pedikulosis pubis sulit untuk ditegakkan.7

Pedikulosis pubis bisa menjalar ke bagian tubuh seperti ke bulu mata dari daerah genital melalui kontak tangan, walaupun pernah dilaporkan adanya keterlibatan pada palpebra saja. Investasi ini disebut Phthiriasis Palpebrum. Feses dari kutu ini bisa terakumulasi pada kelopak mata bagian bawah dan terlihat seperti maskara.8

A B

Gambar 1: A-Gambaran klinis penderita pedikulosis pubis ditandai dengan macula serulae. B- Gambaran pediculus pubis dilihat secara kasat mata.E. Diagnosis

Dari anamnesis, pasien umumnya datang dengan keluhan utama gatal terutama di daerah pubis dan dapat meluas sampai ke daerah abdomen dan dada. Adanya gejala gatal pada paha, aksila, dan bulu mata atau alis mata dapat membantu membedakan pedikulosis pubis dari kutu kepala dan kutu badan.1,4

Dari pemeriksaan fisis ditemukan kutu atau telur yang viable atau hidup. Dibutuhkan mata yang terlatih untuk dapat melihat kutu yang bergantung pada pangkal rambut, karena kadang warnanya sama dengan warna kulit atau terlihat seperti krusta perdarahan. Pada tubuh pasien dapat ditemukan rata-rata 10 sampai 25 kutu atau bahkan lebih dari itu. Jika kutu tidak ditemukan, telur kutu dapat ditemukan dekat pangkal rambut.1,4

Selain itu, bisa dilakukan pemeriksaan penunjang dengan menggunakan Wood lamp. Pada daerah yang dicurigai akan memberikan fluoresensi kuning-hijau dari kutu dan telurnya. Sisir bergigi rapat atau sisir kutu dapat digunakan untuk mengeluarkan telur kutu atau kutu hidup. Plester dapat direkatkan pada daerah yang terkena untuk merekatkan kutu dan diletakkan pada kaca objek mikroskop untuk diperiksa.6,9Kerokan untuk kultur jamur dapat dilakukan jika didiagnosis banding dengan infeksi dermatofita. Hal ini berguna apabila diagnosis tidak jelas, misalnya jika belum ada kutu atau telur kutu yang bisa diidentiflkasi. Dengan ditemukannya kutu pubis, maka pada pasien juga perlu dilakukan pemeriksaan untuk mendeteksi adanya penyakit menular seksual lainnya seperti infeksi Chlamydia dan gonore.6F. Diagnosis BandingDiagnosis banding dari pedikulosis pubis:

1. Dermatitis seboroika

2. Dermatomikosis.1G. PengobatanTujuan terapi adalah untuk membersihkan kutu dan telurnya. Idealnya digunakan pedikulosida yang efektif membunuh baik kutu dewasa maupun telurnya. Pasangan seks pasien juga harus diterapi, meskipun tidak ditemukan kutu. Keluarga pasien tidak perlu diterapi apabila tidak ada bukti infestasi kutu.9Pengobatannya untuk pedikulosis pubis yakni dengan krim gameksan 1% atau emulsi benzil benzoate 25% yang dioleskan dan didiamkan selama 24 jam. Pengobatan diulangi 4 hari kemudian, jika belum sembuh. Sebaiknya rambut kelamin dicukur. Pakaian dalam direbus atau disetrika. Mitra seksual harus pula diperiksa jika perlu diobati.1 H. PrognosisPada umumnya prognosis dari penyakit Pediculosis pubis baik. Kegagalan terapi biasanya terjadi karena pengobatan hanya dilakukan pada pasien yang terinfeksi dan pasangan seksual pasien menolak untuk diobati.6III. KESIMPULAN

Pedikulosis pubis merupakan infestasi kutu Phthirus pubis pada rambut pubis. Penularan Pediculus pubis pada umumnya terjadi karena adanya kontak langsung. Penularan dari seseorang ke orang lainnya terutama terjadi melalui hubungan seksual.Penularan melalui hubungan seksual lebih dominan, namun penularan secara non-seksual melalui pemakaian tempat tidur atau pakaian yang digunakan bersama juga dapat terjadi, kasus seperti ini terutama ditemukan pada anak-anak. Masa inkubasi kutu biasanya sekitar 5 hari sampai beberapa minggu berikutnya.

Gejala utama adalah rasa gatal di daerah pubis dan sekitarnya.Rasa gatal ini dapat meluas sampai ke daerah abdomen dan dada. Pediculus pubis biasanya terlihat pada daerah yang terinfeksi, tetapi kadang-kadang telurnya yang berwarna cokelat, lebih mudah terlihat. Bila parasit yang terdapat pada pakaian dalam sangat banyak jumlahnya maka dapat menimbulkan bercak-bercak akibat darah yang sudah berubah yang dikeluarkan oleh kutu tersebut.

Untuk pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan menggunakan Wood lamp. Pada daerah yang dicurigai akan memberikan fluoresensi kuning-hijau dari kutu dan telurnya. Selain itu juga dapat dilakukan kerokan untuk kultur jamur jika didiagnosis banding dengan infeksi dermatofita.Prognosis dari penyakit Pediculosis pubis baik. Kegagalan terapi biasanya terjadi karena pengobatan hanya dilakukan pada pasien yang terinfeksi dan pasangan seksual pasien menolak untuk diobati.DAFTAR PUSTAKA1. Handoko RP. Pedikulosis. Dalam : Djuanda A, eds. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi V. Jakarta : FKUI; 2007, h. 119 - 25.

2. Siregar. Tinea Kruris. Dalam : Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2. Jakarta: EGC; 2004. h. 29-31.

3. Graham R, Burns T. Kutu Kepiting. Dalam : Dermatologi. Edisi 8. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006, h. 50-2.

4. James WD, eds. Order Anoplura. In : Andrews' Disease of The Skin Clinical Dermatology 10th edition. Canada : Elsevier; 2006, p. 446 - 8.

5. Suryaatmadja L. Pedikulosis Pubis. Zubier F editor, Makes WIB, Daili SF, Dalam: Infeksi Menular Seksual. Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009, h. 193-203.

6. Budimulja U. Mikosis. Dalam : Djuanda A, eds. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi V. Jakarta : FKUI; 2007, h. 89 - 105.

7. Stone SP.Jonathan N Goldfarb. Rocky E Bacelieri Scabies, Other Mites and Pediculosis. In : Freedberg IM, eds. Fitzpatrick's Dermatology In General Medicine volume 2 seventh edition. USA : The McGraw-Hill; 2008, p. 2029 - 37.

8. Marwali H. Folikulitis. Dalam : Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates; 2000, h. 51-2.

9. Burns T, eds. Crab Lice (Phthiriasis pubis). In : Rook's Textbook of Dermatology 7th edition. Massachusetts : Blackwell; 2004, p. 1579 - 80.

8