e-Buletin PPSU Taiwan Edisi II juli 2015
-
Upload
ppsu-taiwan -
Category
Documents
-
view
218 -
download
1
description
Transcript of e-Buletin PPSU Taiwan Edisi II juli 2015
BULETIN
PPSU TAIWAN Persatuan Pelajar Sumatera utara
• Indonesia Raya
• Wawasan kebangsaan
(Indonesia Asli)
• Berbagi Pengalaman
• Ucapan Selamat
• Sekilas wawasan Indonesia
• Hanya ada di Indonesia
• Merayakan
17 Agustus 2015
A) Ditinjau dari segi geografis
Negara kepulauan terdiri dari 17.000 pulau, terletak pada posisi dunia ( diantara dua
benua dan dua samudra)
B) Ditinjau dari ketatanegaraan
Mencapkup tanah air (wilayah) bangsa dan pemerintahan sebagai kesatuan yang
bulat, utuh dan menyeluruh
Indonesia Tanah Airku Tanah Tumpah Darahku
Pernyataan pengakuan bangsa Indonesia terhadap wilayah negaranya sebagai tempat dimana
dia dilahirkan, dibesarkan dan tempat mengabdikan diri kepada bangsa dan Negara
Disalah Aku Berdiri Jadi Pandu Ibuku
Dimanapun bangsa Indonesia berada (di dalam/ Di Luar Negri) akan selalu siap
mempertahankan kedaulatan Negara dan Bangsanya.
Setiap saat, dimanapun warga Negara berada akan selalu berusaha menjungjung
tinggi dan mengangkat harkat dan martabat bangsa.
Kerelaan berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara
Indonesia Kebangsaanku, Bangsa dan Tanah Airku
Pengakuan berbangsa dna bernegara Indonesia
Kepadamu kami mengabdi dan kepadamu pula berbhakti
Marilah kita berseru, Indonesia bersatu
Sebagai Bangsa dan Negara yang berdaulat, henaknya kita mampu meningkatkan
kehidupan dna penghidupan kita dan mampu menyongsong hari depan, yaitu bertekad
untuk berkembang.
Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya Untuk Indonesia Raya
Untuk dapat mewujudkan hari depan yang lebih baik dalam berbagsa dan bernegara, marilah
kita bertekad mengisi kemerdekaan kita ini dengan melaksanakan pembangunan disegala
Bidang lahir maupun batin
Indonesia Raya Merdeka Merdeka, Tanahku Negriku Yang kucinta, Indonesia Raya
Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya.
Kebanggaan berbangsa dan bernegara Indonesia Berdaulat
Tekad untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah dimiliki tanpa mengenal menyerah.
File ini diunduh dari www.kahlilpooh.wordpress.com
Weilin Han adalah Konsultan Sekolah dan
Pelatih Guru, termasuk di Gerakan Indonesia
Mengajar.
Kira-kira satu tahun yang lalu saya
mengunjungi seorang Pengajar Muda di
daerah penempatannya di sebuah pulau kecil
di Halmahera Selatan. Ketika saya tiba di
rumah keluarga angkatnya, saya dipersilahkan
duduk di ruang tamu. Seorang Ibu datang,
tersenyum, kemudian langsung masuk ke
dalam. Tidak lama lagi, seorang ibu lainnya
juga datang, senyum, masuk juga ke dalam…..
Teruuuuus sampai dengan beberapa Ibu. Dan
sayapun tetap sendirian di ruang tamu. Tiba-
tiba Pengajar Muda di sana memanggil nama
saya dari dapur, “Ibu Weeeeiiiiii….., masuk ke
dalam! Ibu-ibu ada pertanyaan niiiih!” Ketika
saya masuk, para ibu-ibu itu sedang
tersenyum dan kelihatan seperti malu tapi
ingin tahu. Kemudian, Pengajar Muda itu
berkata, “Ibu Wei, para Ibu di sini tadi ramai
baku-tanya. Mereka ingin tahu. Ibu Wei Cina
kah?” Langsung saya tertawa terbahak-bahak,
dan merekapun tertawa bersama dengan
saya. Dengan ringan saya jawab, “Iyaaa…,
saya Cina Indonesia. Sama seperti Ibu-ibu
toh? Kitorang orang Indonesia samua.”
Selidik punya selidik, rupanya mereka belum
pernah kedatangan seorang perempuan Cina
di pulau itu.
Ada banyak sekali pengalaman-pengalaman
lain yang membuat saya sangat terharu. Di
Jombang saya ditampung menginap di sebuah
rumah, yang tidak saya kenal sama sekali,
hanya karena mereka tahu saya ingin
bersilaturahmi ke Pesantren Tebu Ireng. Di
Sumenep saya masuk ke Mesjid Agung
dengan leluasa ditemani beberapa mahasiswa
IAIN Sunan Ampel Surabaya, yang aslinya dari
Madura. Di Bukit Tinggi saya diterima sebagai
bagian keluarga seorang Wali Nagari. Ah,
tidak ketinggalan juga, beberapa bulan lalu di
Pematang Siantar saya disurduk - lengkap
dengan Manuk na niatur dan ikan Mas Arsik!
Tidak jarang teman-teman bertanya, “Wei,
kamu tidak takut?” atau, “Wei, apakah kamu
diperlakukan dengan baik?” Perlu waktu
beberapa lama untuk saya bisa menguasai
keheranan saya. Tentu saja saya tidak perlu
takut karena saya diperlakukan sangat baik.
Dan ketika mereka menanggapi, “tapi kan
kamu minoritas”, saya lebih bingung lagi, “apa
maksudnya minoritas?” Bukankah saya
termasuk salah satu dari 252 juta penduduk
Indonesia, yang lahir dan tumbuh di
Indonesia, berwarga Negara Indonesia, dan
bukankah saya mengunjungi sesama anggota
keluarga BESAR saya, yaitu orang-orang
Indonesia lainnya di pelbagai bagian Tanah
Air Indonesia yang sangat luas ini?
Ah! Mari kita pikirkan. Bila saya bukan orang
Indonesia, lantas, saya orang apa? Bila Anda
melihat KTP dan passport saya, apakah
identitas keindonesiaan saya di sana adalah
hasil yang dibuat-buat saja? Bila kalender
menunjukkan tanggal 17 Agustus, apakah
saya tidak boleh mengakui bahwa hari itu juga
adalah hari kemerdekaan Negara SAYA? Jadi,
akan aneh sekali bila saya tidak mau
mengakui identitas diri saya sendiri.
Tidak dapat dipungkiri ada hal-hal yang
membuat saya sering merasa tidak nyaman
bila sedang berkeliling ke pelosok Indonesia.
Saya tidak dapat tidur ketika di tengah-tengah
perkebunan sawit yang luas, ada banyak
sekali anak-anak usia sekolah yang mimpinya
sebatas “mandor kebun”. Saya tidak dapat
menutupi kemurungan saya mendapati begitu
banyak perempuan-perempuan muda,
berpendidikan sangat terbatas, sudah
mengasuh anak-anak mereka dalam
kemudaan usia dan pengalaman mereka,
karena pernikahan yang sangat belia. Saya
termangu karena konsumsi mie instan
merasuk sampai ke pelosok-pelosok padahal
negeri kita bukan penghasil gandum. Hati
saya perih melihat bagaimana lebih banyak
orang luar (daerah dan negeri) yang
menguasai pertambangan, membangun
kompleks pertambangan yang mewah,
sementara kehidupan di luar kompleks begitu
kumuh. Saya juga tidak dapat menutupi
kegusaran saya melihat bagaimana para
petani menjual tanah mereka karena anak
remaja mereka merengek bahkan mengamuk
minta dibelikan motor – untuk bergaya, atau,
kalaupun menghasilkan uang, digunakan
sebagai ojek. Saya sampai tidak habis pikir
mengapa penduduk di beberapa daerah di
Samosir, di tepi Danau Toba, yang
merupakan danau terbesar di Indonesia, bisa
kekurangan air? Hal-hal seperti itu yang
memenuhi otak dan hati saya, membuat dada
saya pengap dan kepala berat – bukan
identitas mata sipit atau iman saya yang
kemudian dipertentangkan dengan identitas
keindonesiaan.
Beberapa orang kemudian mengatakan, “tapi
kan Indonesia itu kacau. Peringkat
pendidikannya memalukan. Korupsinya
mendarah daging. Anggota DPRnya lebih
mementingkan diri sendiri dan memanfaatkan
rakyatnya – malah lebih banyak
berkelahinya”. Betul! Saya setuju. Negri ini
memang banyak sekali masalahnya dan
rasanya tidak pernah selesai. Hmmm…., apa
yang saya sudah lakukan untuk
memperbaikinya ya? Kalau saya hanya
berdiam diri, bukankah artinya, saya
bertanggung jawab juga atas pemeliharaan
masalah-masalah tersebut? Bukankah negeri
ini bermasalah karena banyak orang baik diam
dan mendiamkan? Bila saya sudah melakukan
dan masalah tetap saja banyak, dan ketika
orang berkomentar “bukankah itu seperti
membuang garam ke laut”, biasanya saya
bercerita mengenai kisah seorang anak yang
mengembalikan bintang laut-bintang laut
yang terdampar ke laut
(www.esc16.net/users/0020/FACES/Starfish%
20Story.pdf) dan lebih dari itu, saya
mengajaknya berpikir lebih jauh serta bekerja
sama untuk mengurangi masalah
(http://www.ssireview.org/blog/entry/social_
entrepreneurs_must_stop_throwing_starfish
Perlu berapa lama dan sampai kapan jantung
ini bisa kuat menghadapi kebusukan-
kebusukan yang terjadi? Berapa banyak biaya,
sumber daya manusia, program-program yang
begitu saja terbuang – dan Indonesia (seakan-
akan) tetap begini-begini saja. Well, mereka
yang mengikuti Kongres Pemoeda tahun 1928
sudah mengikrarkan Sumpah Pemuda bahkan
sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia
ada. Mereka berani melakukan sesuatu yang
bagi banyak orang dianggap tidak masuk akal.
Bukankah sebetulnya apa yang mereka
lakukan, di dalam usia muda mereka, bisa
menjadi cermin untuk “saya” tidak berputus
asa dalam mencintai negri dan bangsa ini?
Biasanya saya bertemu dengan beberapa tipe
orang dalam keindonesiaan mereka. Ada yang
bersikap “transactional” – kalau pemerintah
baik pada saya, kalau saya mendapatkan
keuntungan dari kebijakan mereka, baru saya
mau taat. Atau, baru saya mau melakukan
sesuatu untuk negeri ini. Ada juga yang
menunjukkan “wait and see” – kalau sudah
banyak orang-orang yang melakukan kebaikan
lebih dahulu, dan kalau mereka berhasil, baru
saya mau ikut. Tapi, kalau saya harus memulai
lebih dahulu? Bah! Tidak perlu itu! Selain itu,
ada juga kelompok yang taat bila diawasi –
taat pakai helm karena takut ditilang, taat
bayar iuran listrik karena takut diputuskan
alirannya, taat ikut upacara bendera karena
takut tidak naik pangkat. Ketakutan – bukan
kecintaan pada negeri, menjadi stimulus
semu. Ketika tidak ada lagi yang perlu
ditakuti, maka orang-orang ini menjadi liar
seakan-akan tidak pernah mengenal aturan-
aturan yang baru saja dilakukan. Yang
sekarang ini menjadi “negative trend” adalah
kelompok “haters”. Hanya karena orang atau
kelompok mereka tidak menang, maka
apapun yang “lawan” mereka katakan dan
lakukan akan mereka kecam dan lecehkan.
Kelompok ini menempatkan diri sebagai
superior dan merasa paling benar sendiri.
Ironisnya, biasanya kelompok haters akan
berhadapan dengan haters mereka lainnya,
yang malah memperburuk keadaan.
Orang sering bertanya mengapa saya tidak
mau mengganti nama saya dengan nama
“Indonesia”. Biasanya hal itu saya jawab
sambil bergurau “Mau diganti apa?
Weiliningsih? Atau Ida Ayu Weilin? Apakah
kemudian, setelah ganti nama, saya akan
menjadi lebih Indonesia?” Bukankah, nama
Indonesia tidak menjamin seseorang punya
wawasan kebangsaan Indonesia? Bila orang
bertanya, “Anda orang apa?” maka dengan
bangga saya selalu menjawab “Saya orang
Indonesia!”
Anda?
Han Wei Lin (Weilin Han)
Praktisi Pendidikan
Bersyukur dan berterima kasih kepada
Tuhan yang telah memimpin dan
memberikan kekuatan kepadaku sampai saat
ini. Terima kasih atas doa dan dukungan
orang tua, saudara dan sahabat-sahabat
semua. Tidak menyangka ternyata sudah
berjalan sampai sejauh ini dan hampir
mencapai garis finish. Sudah banyak sekali
masa-masa sulit yang terlewati dalam proses
pembelajaran selama perkuliahan master di
Taiwan ini tapi semua itu adalah ilmu.
Research yang dikerjakan sungguh membuat
badan dan pikiran sangat lelah. Ya tapi
itulah pilihan kita sebelum berangkat untuk
study. Siap dalam segala rintangan dan
konsekuensi yang akan dihadapi
kedepannya. Bersyukur juga Tuhan masih
bisa berikan kesempatan kepadaku untuk
bisa menang dalam poster presentation in
TMU Research Symphosium tahun 2015 ini.
Siapa yang sangka ternyata bisa menang
peringkat ke-4. Ya walaupun hanya
peringkat terakhir, tapi itu semua sangat
berharga bagiku. Bisa menang dari ratusan
students di TMU yang ikut kompetisi ini
sangatlah luar biasa bagiku walaupun
mungkin bagi yang lain terlihat hanya biasa
saja. Ini bisa menjadi pengalaman yang tak
terlupakan bagiku. Harapannya saya juga
bisa publish paper SCI di Master ku ini. Ya
tidak gampang memang, tapi mencoba lebih
baik dari tidak berbuat sama sekali.
Berharap dengan ilmu yang di dapat di sini
dapat dibagikan demi membangun dan
mengembangkan ilmu di negara sendiri.
Sangat banyak pengalaman yang luar biasa
yang ku dapat selama di Taiwan, di kampus
TMU secara khusus yang tak akan mungkin
bisa terlupakan. Semangat buat semuanya ^^
Tuhan memberkati
Oleh : Yenni Tarigan
Nama saya Albert Daniel Saragih, saya alumni dari Universitas Sumatera Utara jurusan Fisika
Material. Genap 4 tahun saya menyelesaikan kuliah S-1, tepatnya bulan Juli 2012. Setelah lulus saya
memiliki keinginan untuk lanjut studi S-2, tetapi masih memiliki banyak kekuatiran. Sambil
mematangkan persiapan untuk lanjut studi S-2 ke Taiwan, saya pun kuliah akta-4 di Universitas Dharma
Agung selama 6 bulan. Berkat kegigihan bang Mula yang selalu memotivasi, saya pun memberanikan diri
mendaftar ke NTUST, bulan oktober 2013 saya kirim berkas ke Taiwan. Puji Tuhan, bulan Desember
pengumuman kelulusan, saya pun dinyatakan lulus di NTUST dengan full-scholarship. Setelah
menyelesaikan akta-4 bulan Januari 2013, saya berangkat ke Taiwan bulan Febuari tepatnya tanggal 12.
Ingat sekali, hari bersejarah dan penerbangan ke dua saya dan langsung ke luar negeri.
Dengan tidak memiliki banyak keunggulan jika dibandingakn dengan para pelamar beasiswa
yang lainnya, saya saya bersyukur boleh memperoleh beasiswa dan belajar di Taiwan. Mungkin sudah
jalan Tuhan karena melalui lulusnya saya ke Taiwan ada banyak teman-teman yang di SUMUT
termotivasi dan semakin bersemangat untuk mendaftarkan beasiswa di Taiwan. Ini juga langkah awal
bang Mula untuk memulai pelayananannya untuk membimbing anak-anak SUMUT untuk melamar
beasiswa ke Taiwan dengan lulusnya saya.
Kuliah di luar negeri memang terasa bedanya ketika kuliah di Indonesia. Khususnya di Taiwan,
kita kuliah based on riset. Mata kuliah hanya sebagai bahan kita untuk memantapkan teori yang akan kita
aplikasikan di laboratorium kita masing-masing. Awal saya menjalaninya memang sangat berat karena
saya tidak mempunyai pengalaman, misalnya dalam memakai alat-alat laboratorium. Tetapi berdasarkan
pengalaman saya, ketika kita mau belajar dan berusaha pastilah kita bisa. Sekarang saya dapat
mengoperasikan hampir 90% peralatan yang ada di lab saya dan menjadi penanggung jawab untuk
menangani sampel XRD dari lab. Semua ini tidak akan saya peroleh jika saya tidak dapat mengalahkan
rasa ketakutan dan kekuatiran saya sebelum datang ke Taiwan. Ingat pesan bang Mula sewaktu
memotivasi saya “Kesinila dulu kau, permasalahan disini ya nanti kita pecahkan disini bukan di
Indonesia”.
Bulan Januari 2015 lalu saya berhasil menyelasaikan program master saya. Sekarang saya
melanjutkan kuliah saya ke jenjang S-3 di kampus dan professor yang sama. Kalau saya saja yang orang
biasa dapat melakukannya, saya yakin pasti teman-teman juga bisa. Salam semangat dari saya buat
teman-teman yang sedang berjuang mengerjakan studinya di Taiwan dan teman-teman di Indonesia yang
sedang mempersiapakan diri untuk studi lanjut ke Taiwan. Xie-xie.
Oleh : Albert Daniel Saragih
Oleh : Sadvent Martondang
Email : [email protected]
TANGGUNG JAWAB
Hidup bukan sebatas kata maaf tapi tanggung jawab, maka berusaha dan mencoba adalah kata paling
pantas untuk mewujudkannya nyata.
Hallo guys, terimakasih telah menyempatkan waktu untuk membaca testimoni ini. Saya Sadvent,
mahasiswa master jurusan Teknik Sipil di NTUST (National Taiwan University of Science and Technology)
angkatan Fall 2013 yang lulus Juli 2015 ini.
Banyak hal yang membuat saya berbeda dan terasa lebih baik setelah saya menempuh kuliah abroad
selama dua tahun. Tak sedikit pula makna dan nilai yang saya peroleh terutama tentang mengenal lebih
jauh diri saya sendiri dan tentang orang lain. Meskipun dulu, suatu pergumulan sukar untuk melanjutkan
studi lanjut karena sudah terlalu nyaman dengan keadaan terdahulu. Tapi satu langkah yang sangat saya
syukuri adalah karena saya berani untuk keluar dari sesuatu yang sudah saya peroleh, meninggalkan
pekerjaan baik dan memutuskan untuk studi lanjut dengan harapan kedepan, pekerjaan terbaik sedia di
depan mata.
Pengalaman menarik selama menempuh kuliah dan riset disini adalah tentang tanggung jawab. Saya
belajar tentang hidup, ternyata hidup bukan tentang diri kita sendiri tapi juga tentang orang lain. Semua
hal yang kita kerjakan adalah suatu tanggung jawab kita di akhir kelak. Maka studi lanjut ini merupakan
satu langkah dari fase-fase mengenai diri saya sendiri, lebih tepatnya menemukan diri sendiri.
Tinggal dan hidup di Taiwan, dengan bahasa, aksara dan orang-orang baru mengajarkan saya tentang
keberagaman, baik budaya ataupun kebiasaan. Baru pertama kali disini saya menemukan banyaknya
orang yang atheist, yang dulunya menurut saya itu sangatlah tidak masuk akal, tapi akhirnya sekarang
saya bisa terima. Pilihan untuk bertuhan atau tidak membukakan mata saya tentang indahnya perbedaan
pilihan asalkan disikapi dengan damai. Sebuah pelajaran mahal.
Tantangan dan rasa lelah tak terhitung seringnya datang menghadang terutama ketika masa-masa ujian
dan mengerjakan tesis. Tapi saya bersyukur luar biasa berada diantara orang-orang yang bersemangat,
ada sahabat dan professor yang sangat bersahaja dan siap mambantu di setiap rintangan. Hingga
akhirnya, bisa lulus dan segera bisa melangkah ke fase hidup selanjutnya.
Kerja part-time dan menghemat dalam urusan biaya juga menjadi pelajaran berharga yang saya peroleh
selama disini. Saya menjadi lebih mengerti bahwa waktu bahkan lebih berharga dari uang. Tentang
bertahan dengan dollar yang terbatas dari bulan ke bulan dan belajar untuk memilih mana kebutuhan
yang utama dan mana yang terutama. Sungguh, ternyata kesulitan merupakan kejadian nyata yang
darinya kita langsung cepat mengambil pelajaran.
Pesan saya kepada teman-teman yang belum lulus yang sedang berkutat dengan riset, agar tetap
semangat dalam menjalani segala sesuatunya. Tantangan dan rintangan dating untuk menempa kita
menjadi kuat. Seperti quote yang pernah saya baca “Success in life comes when you simply refuse to give
up, with goal so strong that obstacles, failure and loss only act as motivation.”
Halo teman2 PPSU semua! Perkenalkan nama saya Yopie Yutama Surbakti, mahasiswa double
degree Universitas Gadjah Mada dan National Taiwan University of Science and Technology (NTUST)
Taiwan. Kalo ditanya pengalaman study, intinya buat saya cuma satu, “tuntutlah ilmu dengan pergi
sejauh mungkin dari rumahmu”. Hal ini karena saya melihat diluar saya banyak orang2 hebat dan
berprestasi dimana saya harus bisa membuktikan bahwa saya harus bisa menjadi orang yang sama
bahkan lebih dari mereka. Cita-cita saya simple saja, “kerjakanlah bagianmu dan mari bangun Indonesia”.
Sejak SMP saya telah terbiasa dengan perjalanan yang jauh ke sekolah dan jauh dari orang tua.
Bahkan lebih lagi sewaktu melanjutkan ke jenjang Universitas. Saya ingin keluar dari zona nyaman,
dimana ada orang tua yang selalu membangunkan di pagi hari ini, teman sepermainan dan rumah yang
nyaman. UGM merupakan tempat yang luar biasa, dimana jarak yang jauh dari orang tua dan rumah,
sendirian tidak kenal siapa2 dan lebih lagi, banyak orang2 hebat dan berprestasi yang selalu memicu
saya untuk terus maju dan terus belajar. Setelah lulus S1 dan Fasttrack S2 di UGM, NTUST menawarkan
beasiswa untuk saya untuk berkuliah disana. Sekali lagi jarak yang “jauh” memicu saya untuk terus
melaju. Study abroad merupakan pilihan yang sangat baik untuk melihat sejauh apa diri kita and
remember “there is always a room for improvement”. Kuliah di NTUST melatih mental dan fisik saya
untuk dapat terus meraih cita2 saya. “You are stupid”, “I don’t trust you”, “you lose your credibility”,
ketiga kalimat itu yang sering saya dapatkan disini dari advisor saya, tapi… Fine, itu adalah motivasi saya
untuk bisa terus belajar dan membuktikan bahwa saya adalah bukan mahasiswa yang biasa dan tidak
mudah jatuh dengan keadaan tersebut. Finally, Thanks be to God! Saya berhasil menyelesaikan studi di
Taiwan dan mendapatkan tawaran S3 di Kyushu University dimana keduanya “jauh” dari rumah. Ingatlah,
jalan masih sangat panjang dan jangan pernah kehilangan semangat untuk selalu belajar dan berjuang.
Majulah Sumatera Utara! Majulah terus Indonesia!
Oleh : Yopie Yutama Surbakti
NIKMATNYA HIDUP WALAU TIDAK SEINDAH PELANGI
Oleh : Robetmi Jumpakita Pinem
Awal Sampai di Taiwan
Ketika sampai di Taiwan tepatnya 8 Februari 2014 disambut hujan yang begitu deras
di Taoyuan International Airport, hati ini berkata terima kasih Tuhan akhirnya aku mendapat
kesempatan untuk belajar di negeri orang untuk mengenyam pendidikan yang lebih baik,
sangat bersyukur karena abang-abang di National Taiwan University of Science and
Technology (NTUST) sudah menyiapkan kasur, bantal dan selimut ketika saya masih di
Indonesia sehingga setelah sampai di dormitory sudah bisa langsung tidur, 3 minggu sebelum
berangkat Bang Mula Sigiro langsung menghubungi saya kalau segalanya sudah mereka
sediakan mungkin karena saya berangkat hanya dengan beasiswa bebas uang kuliah sehingga
harus membiayai biaya hidup sendiri.
Dengan perbekalan uang yang dibawa dari Indonesia memang sudah cukup
membiayai hidup saya selama setahun tapi hati ini selalu berkata saya harus kembalikan uang
orang tua saya dan harus berjuang sendiri untuk biaya hidup sendiri dan itu bisa saya lakukan
setelah sebulan mendarat di Taiwan, Puji Tuhan dengan perjuangan yang tidak mudah aku
bisa melewati kerasnya perjuangan hidup di Taiwan. Terima kasih Tuhan Yesus aku diberi
tenaga yang begitu luar biasa.
Ada yang didapatkan tapi harus ada yang dikorbankan, ketika saya sibuk mencari
biaya tambahan diluar jam kuliah memang tidak sedikit bilang saya makin sombong, saya
pelit, sudah tidak mau gabung-gabung lagi dan lain-lainlah becampur semua. Saya hanya bisa
tersenyum menjawab semua kata-kata itu, kalau saya sering kumpul kapan kerjanya?, kalau
saya tidak irit yang sering dianggap pelit, kalau saya kurang uang emang ada yang mau kasih
uang? Tidak ada kan? Saya hanya memberi masukan untuk kawan-kawan yang lagi berjuang
dengan study dan tidak mendapat beasiswa penuh di Taiwan, tidak usah pusing ketika ada
bilang ngak mau gabung-gabung atau pelit karena hidup itu pilihan dan saya memilih untuk
menggunakan waktu untuk bekerja dan irit karena saya tidak mau pulang karena kurang uang
dan itulah pilihan saya dan saya bisa buktikan dengan biaya sendiri saya berhasil
mendapatkan gelar master. Selagi Tuhan masih ada disampingmu jangan pernah takut.
Pertengahan Study di Taiwan
Awal perkuliahan sampai awal semester dua itu adalah semester yang sedikit sulit
bagi saya, di Indonesia selalu bicara bahasa Indonesia dan di rumah dulu bahasa Karo
sedangkan sekarang setiap hari di kelas pakai bahasa Inggris, dulu kawan sekelas dari Dairi,
Taput, Medan, Simalungun, Nias, Pekan baru, Aceh, Madina tapi sekarang dari berbagai
Negara seperti France, Germany, Slovakia, Czech Republic, Ukraine, Russia, Mexico,
Dominic Republic, Australia, Estonia, Poland, Korea, Thailand, Vietnam, Malaysia dan lain-
lain, saya merasa sulit karena dulu di Universitas Sumatera Utara (USU) kalau kuliah itu
selalu berusaha aktif dalam kelas dan berusaha ngomong setiap pertemuan tapi kali ini
kebanyakan diam di kelas, ibaratnya Robet yang sekarang bukan yang dulu lagi.
Di kelas itu rasanya tidak berdaya karena hanya bisa ngomong sekali-sekali karena
takut salah, takut bahasa inggrisnya salah tapi Puji Tuhan setelah memasuki semester dua itu
berangsur-angsur kembali ke track yang dulu hingga akhirnya bisa kembali seperti yang dulu.
Satu poin penting yang harus dipikirkan adalah jangan berpikir apa yang akan kau kerjakan
sekarang tapi kita harus memikirkan dua atau tiga step di depan kita. Sebenarnya salah satu
kunci kenapa saya bisa cepat tamat karena topic thesis yang mau diangkat sudah saya
pikirkan sejak semester 7 S1 dulu sehinngga ketika saya menjalaninya sudah mudah karena
sudah say abaca banyak refrensi tentang apa yang akan saya kerjakan nantinya.
Selesai Study
Mungkin sedikit mengejutkan banyak orang karena saya bisa sidang meja hijau (oral
defense) belum genap 1 tahun 2 bulan di Taiwan karena normalnya 2 tahun untuk master, tapi
itu semua terjadi bukan dengan gratis, saya harus bayar dengan dikitnya waktu istirahat yang
berujung masuk rumah sakit sampai dua kali walaupun banyak orang tidak tahu tapi untung
roommate saya Bang Jason Widagdo peduli saya dan membawa saya ke rumah sakit dan
membayar duluan waktu itu karena saya sudah macam tidak sadar begitu tapi begitulah
kerasnya perjuangan hidup, tapi saya sarankan kepada kawan-kawan tetap jaga kesehatan itu
paling utama. Yang terpenting Badai pasti berlalu sebesar apapun itu dan pastikan ketika
badai berlalu kita jauh lebih kuat untuk menghadapi badai yang lebih besar.
Akhirnya, saya wisuda 13 Juni 2015 kemaren sebagai puncak perjuangan pendidikan master
saya dan Puji Tuhan dulu Robetmi Jumpakita Pinem awal sampai di Taiwan banyak diam
dikelas karena takut salah dan dengan segala alasannya tapi tepatnya 12 Juni 2015 sehari
sebelum wisuda saya menang The best speaker diacara International Forum in Business and
Management 2015 dan sore harinya masih tanggal yang sama kampus kami National Taiwan
University of Science and Technology (NTUST) mengumumkan saya diterima di PhD
Business Administration betapa baiknya Tuhan memberikan hadiah bertubi-tubi dalam hidup
ini. Tuhan Yesus Baik begitu luar biasa dalam hidupku, Terima kasih Kepada Bapakku si
Mehuli dan Mamakku si Melias dan seluruh keluarga besarku yang sudah mendukung selama
ini.
DOKUMENTASI
PPSU-TAIWAN Mengucapkan
Selamat Atas kelulusan
Saudara – Saudari Kami
semoga Ilmu yang telah dipelajari,
boleh di aplikasikan
di tengah – tengah Masyarakat.
well congratulation Pal...!! semoga semakin jaya kedepannya serta apa yang kamu dapat
selama dalam pendidikanmu selama ini bisa bermanfaat buat masyarakat terlebih buat
negaramu. God bless..!!
To: Sadvent (NTUST )
From: Roni Chandra Arun Siagian ( NTOU )
To: Robetmi Pinem ( NTUST )
From: Asnidar Siahaan ( CCU )
To: Yopie Surbakti (NTUST)
From: Susan Meliala (National Ilan University)
To : Lusi Lumbangaol (NTOU) From : Liska Simamora (NCYU)
To: Albert Saragih ( NTUST )
From: Delvina Sinaga ( TMU )
To: Yenni Tarigan ( TMU )
From: Sri Handayani ( NCYU )
Dear : Antony Valentino Hutahaean (NTUST)
From : Herta Novalina Sipayung ( NCHU)
This is your moment, this is your year
2015! You are awesome! May your
graduation be the beginning of a future
filled with succes and happiness!
1. Pra Kemerdekaan
Bung Karno begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda. “Pating greges” (tidak enak badan, demam), keluh Bung Karno setelah dibangunkan dokter kesayangannya. Kemudian darahnya dialiri chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur lagi. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta. Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah.
“Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!”, ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bung Karno kembali ke kamar tidurnya. Masih meriang. Tapi sebuah revolusi telah dimulai…
2. Proklamasi
Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik, tak ada konduktor dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sekaral yang dinanti-nanti selama lebih dari tiga ratus tahun! 3. Menteri Pribumi Pertama
Setelah merdeka 43 tahun, Indonesia baru memiliki seorang menteri pertama yang benar-benar “orang Indonesia asli”. Karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945. Itu berarti, mereka pernah menjadi warga Hindia Belanda dan atau pendudukan Jepang, sebab negara hukum Republik Indonesia memang belum ada saat itu. “Orang Indonesia asli” pertama yang menjadi menteri adalah Ir Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus 1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet
Pembangunan V (1988-1993). 4. Pulau Kalimantan
Menurut Proklamasi 17 Agustus 1945, Kalimantan adalah bagian integral wilayah hukum Indonesia. Kenyataannya, pulau tersebut paling unik di dunia. Di pulau tersebut, ada 3 kepala negara yang memerintah! Presiden Soeharto (memerintah 4 wilayah provinsi), PM Mahathir Mohamad (Sabah dan Serawak) serta Sultan Hassanal Bolkiah (Brunei). ************************ Info unik lainnya:
Hubungan antara revolusi Indonesia dan Hollywood, memang dekat. Setiap 1 Juni, selalu diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila semasa Presiden Soekarno.
Pada 1956, peristiwa tersebut “hampir secara kebetulan” dirayakan di sebuah hotel Hollywood. Bung Karno saat itu mengundang aktris legendaris, Marilyn Monroe, untuk sebuah makan malam di Hotel Beverly Hills, Hollywood. Hadir di antaranya Gregory Peck, George Murphy dan Ronald Reagan (25 tahun kemudian menjadi Presiden AS). Yang unik dari pesta menjelang Hari Lahir Pancasila itu, adalah kebodohan Marilyn dalam hal protokol. Pada pesta itu, Maryln menyapa Bung Karno bukan dengan “Mr President” atau “Your Excellency”, tetapi dengan “Prince Soekarno!” ************************ 5. Film Pertama Tentang Indonesia
Ada lagi hubungan yang erat antara 17 Agustus dan Hollywood. Judul pidato 17 Agustus 1964, “Tahun Vivere Perilocoso” (Tahun yang Penuh Bahaya), telah dijadikan judul sebuah film The Year of Living Dangerously. Film tersebut menceritakan pegalaman seorang wartawan asing di Indonesia pada 1960-an. Pada 1984, film yang dibintangi Mel Gibson itu mendapat Oscar untuk kategori film asing! 6. Naskah Proklamasi Asli di tong sampah
Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah! Anehnya, naskah historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah, seorang putera asal Aceh yang juga tokoh pers, pejuang kemerdekaan, diplomat, dan pengusaha Indonesia. Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik. Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari. 7. Komentar pertama Sokarno setelah pengasingan Ketika tiba di Pelabuhan Sunda Kelapa 9 Juli 1942 siang bolong, Bung Karno mengeluarkan komentar pertama yang janggal didengar. Setelah menjalani pengasingan dan pembuangan oleh Belanda di luar Jawa, Bung Karno justru tidak membicarakan strategis perjuangan menentang penjajahan. Masalah yang dibicarakannya, hanya tentang sepotong jas! “Potongan jasmu bagus sekali!” komentar Bung Karno pertama kali tentang jas double breast yang dipakai oleh bekas iparnya Anwar Tjokroaminoto, yang menjemputnya bersama Bung Hatta dan segelintir tokoh nasionalis. 8. Presiden pertama pernah bermandikan air seni Rasa-rasanya di dunia ini, hanya the founding father Indonesia yang pernah mandi air seni. Saat pulang dari Dalat (Cipanasnya Saigon), Vietnam, 13 Agustus 1945, Soekarno bersama Bung Hatta, dr Radjiman Wedyodiningrat dan dr Soeharto (dokter pribadi Bung Karno) menumpang pesawat fighter bomber bermotor ganda. Dalam perjalanan, Soekarno ingin sekali buang air kecil, tetapi tak ada tempat. Setelah dipikir, dicari jalan keluarnya untuk hasrat yang tak tertahan itu. Melihat lubang-lubang kecil di dinding pesawat, di situlah Bung Karno melepaskan hajat kecilnya. Karena angin begitu kencang sekali, bersemburlah air seni itu dan membasahi semua penumpang. Byuuur… 9. Dokumentasi Proklamasi selamat karena kebohongan
Berkat kebohongan, peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita hingga kini. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia bilang tak punya negatif itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan. Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar. Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman kantor Harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang? 10. Wapres berbohong demi negara
Kali ini, Bung Hatta yang berbohong demi proklamasi. Waktu masa revolusi, Bung Karno memerintahkan Bung Hatta untuk meminta bantuan senjata kepada Jawaharlal Nehru. Cara untuk pergi ke India pun dilakukan secara rahasia. Bung Hatta memakai paspor dengan nama “Abdullah, co-pilot”. Lalu beliau berangkat dengan pesawat yang dikemudikan Biju Patnaik, seorang industrialis yang kemudian menjadi menteri pada kabinet PM Morarji Desai. Bung Hatta diperlakukan sangat hormat oleh Nehru dan diajak bertemu Mahatma Gandhi. Nehru adalah kawan lama Hatta sejak 1920-an dan
Gandhi mengetahui perjuangan Hatta. Setelah pertemuan, Gandhi diberi tahu oleh Nehru bahwa “Abdullah” itu adalah Mohammad hatta. Apa reaksi Gandhi? Dia marah besar kepada Nehru, karena tidak diberi tahu yang sebenarnya. “You are a liar!” ujar tokoh kharismatik itu kepada Nehru. 11. 17 Agustus tanggal Merdeka dan wafatnya Pencetus Bahasa Indonesia dan Pencipta Lagu Kebangasaan
Bila 17 Agustus menjadi tanggal kelahiran Indonesia, justru tanggal tersebut menjadi tanggal kematian bagi pencetus pilar Indonesia. Pada tanggal itu, pencipta lagu kebangsaan “Indonesia Raya”, WR Soepratman (wafat 1937) dan pencetus ilmu bahasa Indonesia, Herman Neubronner van der Tuuk (wafat 1894) telah meninggal dunia. 12. Bendera dan Tanggal Kemerdekaan
Bendera Merah Putih dan perayaan tujuh belasan bukanlah monopoli Indonesia. Corak benderanya sama dengan corak bendera Kerajaan Monaco dan hari kemerdekaannya sama dengan hari proklamasi Republik Gabon (sebuah negara di Afrika Barat) yang merdeka 17 Agustus
1960. 13.Tak ada nama jalan Proklamator hingga 1985
Jakarta, tempat diproklama-sikannya kemerdekaan Indonesia dan kota tempat Bung Karno dan Bung Hatta berjuang, tidak memberi imbalan yang cukup untuk mengenang co-proklamator Indonesia. Sampai detik ini, tidak ada “Jalan Soekarno-Hatta” di ibu kota Jakarta. Bahkan, nama mereka tidak pernah diabadikan untuk sebuah objek bangunan fasilitas umum apa pun sampai 1985. Nama mereka pun baru diabadikan menjadi nama bandar udara 40 tahun setelah Indonesia merdeka, Bandara Sukarno-Hatta. Lebih parahnya lagi, pemerintah baru secara resmi menyematkan gelar “proklamator” kepada mereka pada tahun 1986, atau 16 tahun setelah Soekarno wafat. 14. Gelar Proklamator setelah 41 tahun Bung Karno dan Bung Hatta adalah Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia. Mereka berdualah yang menjadi proklamator bagi bangsa Indonesia menuju kemerdekaannya.
Namun gelar Proklamator untuk Bung Karno dan
Bung Hatta, hanyalah gelar lisan yang diberikan rakyat Indonesia kepadanya selama 41 tahun! Sebab, baru 1986 Permerintah Indonesia baru memberikan gelar Pahlawan Proklamator secara resmi kepada mereka. Dan gelar kedua sebagai Pahlawan Nasional Indonesia baru diberikan pada tahun 2012, tepatnya pada hari Rabu 7 November 2012. Penyerahan gelar Pahlawan Nasional Indonesia diselenggarakan di Istana negara dan diserahkan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada keluarga kedua pahlawan nasional Indonesia dan juga sekaligus proklamator Indonesia tersebut. Penyerahan dilakukan di Istana Negara setelah Presiden SBY pulang dari kunjungan ke Inggris memenuhi undangan kenegaraan Ratu Elizabeth-II dan pertemuan para pemimpin-pemimpin negara pada KTT Asia-Europe Meeting (ASEM) ke-9 di Laos, yang mengambil tema ‘Teman bagi Perdamaian, Mitra untuk Kesejahteraan’. Mengapa baru sekarang Soekarno dan Hatta mendapat gelar pahlawan nasional setelah 64 Indonesia merdeka? Kedua orang ini seperti diasingkan saat pemerintahan zaman orde baru. Hal tersebut disebabkan pada dampak tercemarnya nama Soekarno dalam pemberontakan G-30-S/PKI. Soekarno diduga terlibat dalam pemberontakan yang menewaskan beberapa Jenderal tersebut. Bahkan, dugaan keterlibatan Soekarno tertulis dalam pertimbangan TAP XXXIII/MPRS/1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintah Negara dari Presiden Soekarno. Bahwa ada petunjuk-petunjuk, yang Presiden Sukarno telah melakukan kebijaksanaan yang secara tidak langsung menguntungkan G-30-S/PKI dan melindungi tokoh-tokoh G-30-S/PKI, demikian isi dari ketetapan yang dikeluarkan tanggal 12 Maret 1967. Meskipun Soeharto telah lengser, namun dampak politik ketetapan TAP XXXIII/MPRS/1967 itu dinilai belum selesai, masih perlu adanya upaya rehabilitasi sesuai UUD NKRI 1945. 15. Proklamator hampir lebih dari dua orang Kalau saja usul Bung Hatta diterima, tentu Indonesia punya “lebih dari dua” proklamator. Saat setelah konsep naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia rampung disusun di rumah Laksamana Maeda, Jl Imam Bonjol no 1, Jakarta. Bung Hatta mengusulkan semua yang hadir saat rapat din hari itu ikut menandatangani teks proklamasi yang akan dibacakan pagi harinya. Tetapi usul ditolak oleh Soekarni, seorang pemuda yang hadir. Rapat itu dihadiri Soekarno, Hatta dan calon proklamator yang gagal : Achmad Soebardjo, Soekarni dan Sajuti Melik. “Huh, diberi kesempatan membuat sejarah tidak mau”, gerutu Bung Hatta
karena usulnya ditolak. 16. Menteri pertama yang di tembak Belanda
Perjuangan frontal melawan Belanda, ternyata tidak hanya menelan korban rakyat biasa, tetapi juga seorang menteri kabinet RI. Soepeno, Menteri Pembangunan dan Pemuda dalam Kabinet Hatta, merupakan satu-satunya menteri yang tewas ditembak Belanda. Sebuah ujung revolver, dimasukkan ke dalam mulutnya dan diledakkan secara keji oleh seorang tentara Belanda. Pelipis kirinya tembus kena peluru. Kejadian tersebut terjadi pada 24 Februari 1949 pagi di sebuah tempat di Kabupaten Nganjuk , Jawa Timur. Saat itu, Soepeno dan ajudannya sedang mandi disebuah pancuran air terjun. 17. Ibukota pindah 3 kali hanya dalam 4 tahun
Belum ada negara di dunia yang memiliki ibu kota sampai tiga dalam kurun waktu relatif singkat. Antara 1945 dan 1948, Indonesia mempunyai 3 ibu kota, yakni Jakarta (1945-1946), Yogyakarta (1946-1948) dan Bukittinggi (1948-1949).
18. Panglima Perang tidak punya jabatan
Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia Jenderal Soedirman, pada kenyatannya tidak pernah menduduki jabatan resmi di kabinet RI. Beliau tidak pernah menjadi KSAD, Pangab, bahkan menteri pertahanan sekalipun! Wayang ternyata memiliki simbol pembawa sial bagi rezim yang memerintah Indonesia. Betapa tidak, pada 1938-1939, Pemerintah Hindia Belanda melalui De Javasche Bank (sekarang Bank Indonesia) menerbitkan uang kertas seri wayang orang dan pada 1942, Hindia Belanda runtuh dikalahkan Jepang. Pada 1943, Pemerintah Pendudukan Jepang
menerbitkan uang kertas seri wayang Arjuna dan Gatotkaca dan 1945, Jepang terusir dari Indonesia oleh pihak Sekutu. Pada 1964, Presiden Soekarno mengeluarkan uang kertas baru seri wayang dengan pecahan Rp 1 dan Rp 2,5 dan 1965 menjadi awal keruntuhan pemerintahannya menyusul peristiwa G30S/PKI.
**************************** 19. Perintah pertama setelah jabat Presiden: memanggil tukang sate
Perintah pertama Presiden Soekarno saat dipilih sebagai presiden pertama RI, bukanlah membentuk sebuah kabinet atau menandatangani sebuah dekret, melainkan memanggil tukang sate!!! Itu dilakukannya dalam perjalanan pulang, setelah terpilih secara aklamasi sebagai presiden. Kebetulan di jalan bertemu seorang tukang sate bertelanjang dada dan nyeker (tidak memakai alas kaki). “Sate ayam lima puluh tusuk!”, perintah Presiden Soekarno. Disantapnya sate dengan lahap dekat sebuah selokan yang kotor. Dan itulah, perintah pertama pada rakyatnya sekaligus pesta pertama atas pengangkatannya sebagai pemimpin dari 70 juta jiwa lebih rakyat dari sebuah negara besar yang baru berusia satu hari. 20. Bom, hadiah dari Belanda untuk Sukarno
Kita sudah mengetahui, hubungan antara Bung Karno dan Belanda tidaklah mesra. Tetapi Belanda pernah memberikan kenangan yang tak akan pernah dilupakan oleh Bung Karno. Enam hari menjelang Natal 1948, Belanda
memberikan hadiah Natal di Minggu pagi, saat orang ingin pergi ke gereja, berupa bom yang menghancurkan atap dapurnya. Hari itu, 19 Desember 1948, ibu kota Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda. 21. Perdana Menteri wafat diluar negeri jadi Pahlawan Nasional
Sutan Sjahrir, mantan Perdana Menteri RI pertama, menjadi orang Indonesia yang memiliki prestasi “luar biasa” dan tidak akan pernah ada yang menandinginya. Waktu beliau wafat 1966 di Zurich, Swiss, statusnya sebagai tahanan politik. Tetapi waktu dimakamkan di Jakarta beberapa hari kemudian, statusnya berubah sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. 22. Indonesia masuk piala dunia atas nama Hindia Belanda
Sepakbola merupakan salah satu olahraga paling digemari di Indonesia, namun tim nasionalnya tidak pernah menang Piala Dunia FIFA. Hanya sekali tampil pada tahun 1938, itu pun bukan membawa bendera Indonesia, melainkan Hindia Belanda. Meskipun Indonesia memiliki jumlah penduduk paling banyak ke-4 di dunia dan Brazil di peringkat ke-5, namun prestasi sepakbola kedua negara tersebut berbeda jauh.
23. Hutan Indonesia masuk rekor
kerusakan
Indonesia terkenal dengan keanekaragaman hayatinya yang luas. Hutan Indonesia yang luasnya mencapai 138 juta hektar merupakan tempat hidup bagi 11% spesies tumbuhan dunia, 10% spesies mamalia dunia, dan 16% spesies burung dunia. Meskipun demikian, Guinness World Records pada tahun 2008 menyematkan rekor pada Indonesia sebagai negara yang paling kencang laju kerusakan hutannya di dunia, yakni kehilangan 1,8 juta hektar hutan setiap tahun. 24. Negara Kepulauan namun batas daratan dengan 4 Negara Dengan 17.508 pulau, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Disinilah 3 dari 6 pulau terbesar di dunia berada: Kalimantan, Sumatera, dan Papua. Namun jangan heran bahwa hampir 60% penduduknya tinggal di Pulau Jawa, padahal luasnya hanya 7% dari seluruh wilayah Indonesia. Uniknya lagi, ada empat pulau yang kedaulatannya dikuasai bersama-sama dengan pemerintah negara tetangga. Pulau Kalimantan secara administratif dikuasai tiga pemerintahan yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Pulau Papua dikuasai Indonesia dan Papua Nugini. Pulau Timor dikuasai Indonesia dan Timor Leste, dan yang terakhir Pulau Sebatik dikuasai Indonesia dan Malaysia. 25. Penyebutan angka dalam huruf Bahasa Indonesia Penyebutan angka 1-9 dalam huruf Bahasa Indonesia mengandung misteri. Jika kita menjumlahkan dua angka yang huruf awalannya sama, maka hasilnya selalu sepuluh. Berawalan S -> Satu + Sembilan = Sepuluh Berawalan D -> Dua + Delapan = Sepuluh Berawalan T -> Tiga + Tujuh = Sepuluh Berawalan E -> Empat + Enam = Sepuluh Bahkan Lima + Lima = Sepuluh 26. Latah menjadi trend Latah merupakan penyakit syaraf yang gejalanya muncul ketika dikageti, atau tanpa sadar suka
mengulangi perkataan atau gerakan orang lain. Selain di Indonesia, penyakit ini hanya ditemukan pada suku Ainu di Jepang, masyarakat gurun pasir di Gobi, dan sebuah suku di Perancis. Di Indonesia sendiri, awalnya penyakit ini hanya ditemui pada suku-suku di Pulau Jawa, Sumatera, dan pedalaman Kalimantan. Namun uniknya, lama-kelamaan latah di Indonesia dianggap keren dan menjadi trend, terutama di kalangan selebriti. Sebagian kaum selebriti memanfaatkan latah sebagai modal ketenaran atau ciri khas selaku entertainer. 27. Negara murah senyum
Selain karena keindahan alamnya, banyak wisatawan mancanegara memuji keramahan orang Indonesia. Berdasarkan survey The Smiling Report 2009, Indonesia adalah negara paling murah senyum di dunia. Indonesia, bersama Hongkong, juga dinobatkan sebagai negara yang terbaik dalam mengucapkan salam. Namun hal ini tidak diikuti dengan pengelolaan yang baik terhadap indutri pariwisatanya. Buruknya birokrasi dan tingginya tingkat korupsi juga sangat menakutkan bagi para investor untuk berbisnis di negara paling murah senyum ini. 28. Ibukota dengan pusat belanja terbanyak di dunia
Jakarta sebagai ibu kota Indonesia memiliki tata ruang yang sangat-sangat berantakan. Di kota ini berdiri 130 pusat perbelanjaan, terbanyak diantara kota-kota besar lainnya di seluruh dunia. Banyak wilayah di Jakarta yang tadinya direncanakan untuk kawasan hunian, konservasi, bahkan resapan air namun diubah menjadi pusat perbelanjaan. 29. Negara satu-satunya yang pernah keluar & masuk lagi di PBB
Sampai tulisan ini dibuat, Indonesia merupakan satu-satunya negara yang pernah keluar dari PBB. Bergabung pertama kali tahun 1950 sebagai anggota ke-60 PBB, kemudian Indonesia menarik keanggotaannya pada tahun 1965. Soekarno, presiden Indonesia saat itu sangat berang dengan keputusan PBB mengakui kedaulatan Malaysia dan menjadikan Malaysia anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Lalu kemudian Soekarno mendirikan Conefo (Konferensi Negara-Negara Kekuatan Baru) sebagai tandingan PBB. Sebelum keluar dari PBB, Soekarno sempat menyampaikan pidato dengan berapi-api di Sidang Umum PBB yang isinya meminta agar badan dunia tersebut dipindahkan markas besarnya ke luar Amerika Serikat. Bukan hanya pidatonya saja yang berhasil mendapat berkali-kali tepukan tangan, namun Soekarno juga sukses menyelenggarakan Ganefo (tandingan Olimpiade, versi Conefo) yang diikuti 2.250 atlet dari 48 negara di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika Selatan, serta diliput sekitar 500 wartawan asing. Saat-saat itulah terakhir kali Indonesia memiliki pemimpin superpower dan menjadi salah satu negara yang paling disegani di seluruh dunia.
30. Memiliki banyak hewan unik di dunia
Indonesia memiliki kekayaan fauna yang luar biasa. Hewan purba yang masih hidup di Indonesia adalah komodo, kadal terbesar di dunia dengan berat 90kg dan panjang 3 meter. Terdapat juga ikan terkecil di dunia sebesar nyamuk yang ditemukan di Sumatera. Di Sulawesi masih hidup primata terkecil di dunia yang mirip monyet yakni Tarsier Pygmy (Tarsius Pumilus) atau disebut juga Tarsier Gunung yang panjangnya hanya 10 cm. Di pulau yang sama ditemukan pula ular terpanjang di dunia sepanjang 10 meter yaitu Ular Sanca Kembang (Python Reticulates). 31. Suku bangsa dan bahasa daerah terbanyak di dunia
Indonesia merupakan negara yang memiliki suku bangsa terbanyak di dunia. Dengan lebih dari 740 suku bangsa/etnis, maka dari itu tidak heran bahwa Indonesia juga merupakan negara dengan bahasa daerah yang terbanyak, yakni 583 bahasa dan dialek. Sadar bahwa bentrokan antar etnis sangat berpotensi terjadi, maka pendiri Republik ini menyepakati semboyan bangsa “Bhinneka Tunggal Ika” (yang artinya “Berbeda-beda tapi tetap satu juga”). 32. Dunia mistik dan ramalan Indonesia
Indonesia termasuk negara yang kaya dengan dunia mistis alias gaib, termasuk soal ramal-meramal. Salah satunya tercatat nama Prabu Jayabaya, yang memerintah Kerajaan Kediri sekitar tahun 400-an Masehi. Dari sekian banyak ramalan Jayabaya, yang sangat tersohor adalah ramalan tentang siapa orang yang akan memimpin Indonesia (baca: Presiden Indonesia).
Pemimpin pertama yakni Soekarno, digambarkan sebagai orang yang : – memakai kopiah warna hitam (kethu bengi) – sudah tidak punya ayah (yatim) – suaranya menggelegar – berkharisma – bergelar serba mulia (Pemimpin Besar Revolusi dan Panglima Tertinggi ABRI) – kebal terhadap berbagai senjata (sering lolos dari percobaan pembunuhan) – punya kelemahan mudah dirayu wanita cantik – tidak berdaya terhadap anak-anak kecil yang mengelilingi rumah beliau (mundurnya Soekarno karena di demo para pelajar dan mahasiswa) – sering mengumpat orang asing (anti imperialisme)
Pemimpin kedua yakni Soeharto, digambarkan sebagai orang yang : – didukung oleh “Kartika Eka Paksi” (ini lambang yang digunakan ABRI) – memakai topi baja hijau atau tutup kwali lumuten (militer) – kaya raya – menjadi pemimpin dunia (Soeharto menggagas membentuk ASEAN, dimana konon menurut sejarahnya, ASEAN merupakan kesatuan dari kerajaan Majapahit) – digantikan oleh “Raja dari negeri seberang” (Soeharto digantikan oleh BJ. Habibie yang berasal dari Nusa Srenggi, Sulawesi)
Setelah era kedua pemimpin tersebut, Jayabaya meramalkan akan muncul pemimpin yang digambarkan sebagai Raja yang : – bergelar Satriya Piningit – sudah tidak punya ayah-ibu – telah lulus Weda Jawa – bersenjatakan Trisula Karena ramalan-ramalan sebelumnya berupa kiasan, kita pun tidak mengerti siapa yang dimaksud dengan Satriya Piningit.
Ramalan Jayabaya yang tak kalah terkenalnya pula adalah 2 huruf akhir/sebagian kata nama pemimpin Indonesia yang dirangkum dalam sebuah kata NOTONOGORO. Dan hal itu sudah pula terbukti dengan 3 periode masa pemerintahan presiden Indonesia, yaitu: SoekarNO, SoeharTO, Susilo Bambang YudhoyoNO. Bagaimana dengan BJ Habibie, Megawati dan Abdurahman Wahid atau Gus Dur? Tiga Presiden itu tidak dihitung karena tidak memerintah selama satu masa pemerintahan penuh. Konon katanya seorang presiden yang akan menjadikan Indonesia makmur dan sejahtera, dipandang dunia dan dihormati adalah seorang presiden dengan huruf akhir “GO”. Siapakah dia? JoGoWi ? Sudahkah kita Tahu Tentang semua yang Disebutkan diatas, kalau belum,,, Mari sama- sam belajar tentang Bangsa Kita tercinta. Dengan begitu kita akan Semakin mencintai Negeri kita. Masih Banyak lagi yang belum kita Ketahui, Ayoo terus belajar tentang Indonesia
Sibuk dengan lab, kuliah, research.. dan mungkin jg udah lupa caranya senyum..
boleh di lirik sejenak gan..
Maybe Hanya ada di Indonesia…
Indonesia Funny and True
Sumber Informasi Tentang Wawasan Kebangsaan dan Keunikan
Indonesia ;
https://indocropcircles.wordpress.com/2011/08/09/fakta-fakta-unik-tentang-indonesia/
http://www.scoopsofjoy.com/12-unique-facts-about-indonesia/
http://www.scoopsofjoy.com/12-unique-facts-about-indonesia/
http://www.albabalpachino.com/2013/09/7-fakta-unik-indonesia-yang-mendunia.html
http://www.indoboom.com/2013/stories/11-facts-about-indonesia-that-indonesians-can-be-proud-
of.html
http://sauus.com/b/10-Fakta-Unik-Orang-Indonesia