DOA & DZIKIR PETANG Menurut al-Qur’an dan as-Sunnah yang Shahih
Dzikir Dan Doa 1
-
Upload
muhayiroh-ayie -
Category
Documents
-
view
449 -
download
10
Transcript of Dzikir Dan Doa 1
Pendahuluan
A. Pengertian Doa
Kata-kata doa dalam Al-Qur’an banyak sekali, masing-masing mempunyai pengertian
tertentu, diantaranya berarti:
1. Menyembah, sebagaimana firman Allah:
“Dan janganlah kamu menyembah kepada apa yang tidak memberi manfaat dan
tidak pula memberi madlarat kepadamu selain Allah”.(QS. Yunus:106)
2. Minta bantuan, seperti dalam firman Allah:
”Dan minta bantuanlah kepada penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-
orang yang benar”.(QS. Al-Baqarah:23)
3. Permohonan, seperti dalam firman Allah:
“Memohonlah kamu kepada-Ku niscaya Ku-kabulkan permohonanmu.” (QS.
Ghafir:60)
4. Panggilan atau seruan, seperti dalam firman Allah:
“Pada hari (Allah) memanggilmu.” (QS. Isra’:52)
5. Sanjunagn, seperti dalam firman Allah:
“Sanjunglah Allah atau sanjunglah Ar-Rahman.” (QS. Isra’:110)
6. Ucapan, seperti dalam firman Allah:
“Ucapan mereka di dalam (surga) ialah Subhanakallahumma (Maha Suci Engkau Ya
Allah).” (QS. Yunus:10)
Jadi berdoa adalah memohon dengan sepenuh hati kepada allah dengan
mengharapkan kebaikan yang disisi-Nya agar mengabulkan sesuatu yang kita kehendaki.
B. Pengertian Dzikir
Sama halnya dengan Doa dalam Al-Qur’an banyak disebut kata Dzikir. Menurut
bahasa Dzikir berarti “mengingat atau menyebut”, disamping itu dapat juga berarti:
1. Pelajaran, sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah:
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah
orang yang mengambil pelajaran?.” (QS. Al-Qamar:17)
2. Al-Qur’an, sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah:
“Demikianlah (kisah Isa), Kami membacakannya kepada kamu sebagian dari bukti-
bukti (kerasulannya) dan (membacakan) Al Quran yang penuh hikmah.” (QS. Ali
Imran:58)
3. Kemulian yang besar, sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah:
“Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu
dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab.”(QS Az-
Zuhruf:44)
4. Peringatan, sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah:
“Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari
Tuhanmu dengan perantara seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi
peringatan kepadamu.”(QS. Al-A’raf:69)
5. Wahyu, sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah:
“Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya dia adalah
seorang yang amat pendusta lagi sombong.”(QS. Al-Qamar:25)
6. Penjelasan, sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah:
“(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada
hamba-Nya, Zakaria.” (QS.Maryam:2)
7. Berdzikir (menyebut nama Allah), sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah:
“Wahai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah,
zikir yang sebanyak-banyaknya.”(QS. Al-Ahzab:41).
Adapun yang dimaksud dengan dzikir menurut Al-Quran dan As-Sunnah adalah
segala macam untuk mengingat kepada Allah baik dengan cara membaca tahlil, tasbih
tahmid, taqdis, takbir, tasmiyah, hasbalah, qira’atul Quran maupun membaca doa-doa
yang ma’tsur dari Rasulullah SAW.
Dalil-dalil yang mendasari rumusan defenisi dzikir semacam ini adalah sebagai
berikut:
1. Firman Allah SWT
“Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kamu sekalian (mengingatlah)
kepada Allah dengan berdzikir yang banyak dan bertasbihlah kamu sekalian pada-
Nya di waktu pagi dan petang.”(Al-Ahzab:41-42)
2. Sabda Nabi Muhammad saw
Afdlaludz Dzikri, laa ilaaha illallaahu, wa afdlalud du’aai Alhamdulillah
“Paling utama Dzikir adalah “, laa ilaaha illah” (tiada tuhan kecuali Allah), dan
paling utama Doa adalah “alhamdulillah” (segala puji bagi Allah).”(HR. Ibnu
Majah)
3. Sabda Nabi Muhammad saw
Ahabbul kalaamiilaallahi ta’aala arba’un subhaanallahi, wal hamdulillahi, wa
laa ilaaha illaallaahu wa Allahu akbar
“Ucapan Dzikir yang paling disukai Allah ada empat; yaitu subhanallah (Maha Suci
Allah), alhamdulillah (segala puji bagi allah), Laa ilaaha illah (tidak ada tuhan
kecuali Allah) dan Allahu akbar (Allah Maha Besar).” (HR. Muslim)
4. Firman Allah SWT
“Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang. Dan pada sebagian
dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian
yang panjang dimalam hari.”(QS. Al-Insan:25-26)
5. Firman Allah SWT
“(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada
orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan
pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka
perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah
menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung". (QS. Ali
Imran:173)
6. Sabda Nabi Muhammad saw
Man qara’a kulla yaumin wa lailatin chamsiina aayatan lam yuktab minal
ghafiliin
“Barangsiapa yang membaca Al-Qur’an tiap hari dan malam sebanyak 50 ayat,
maka tilah iya dicatat sebagai orang yang lalai (termasuk orang yang bedzikr).”(HR.
Inbu Sunny)
7. Firman Allah SWT
“Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS Al-An’am:162)
C. Hubungan Antara Doa dan Dzikir
Sebenarnya antara doa dan dzikir merupakan suatu kesatuan yang sangat erat
hubungannya, masing-masing saling menyempurnakan antara satu dengan yang lainnya.
Hal ini terlihat jelas dalam firman Allah dan Sabda Nabi Muhammad saw, antara lain:
1. Firman Allah dalam surat Al-Fatihah ayat 1-7
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang
menguasai di Hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya
kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus,
(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan
(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-
Fatihah:1-7)
Dari ayat pertama sampai ayat kelima merupakan bentuk Dzikir kepada Allah SWT
sedangkan dari ayat keenam sampai ketujuh merupakan suatu doa kepada allah SWT.
2. Firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 191
“Yaitu orang-orang yang beriman yang selalu mengingat Allah baik dalam keadaan
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksa neraka.”(QS. Ali Imran:191)
3. Sabda Nabi Muhammad saw
Man jalasa majlimasan fiihi laghthuhu faqaala qabla ayyaquuma min majlisihi:
Subhaanaka Allahumma wa bihamdika asyhadu an laa ilaaha illa anta,
astahfiruka wa atuubu ilaika, illa kaffarallahu maa kaana fii majlisihi dzaalika
“Barangsiapa duduk di dalam suatu majlis dan terjadi di dalamnya suatu kesibukan-
kesibukan pembicaraan, lalu sebelum bangun meninggalkan majlis tersebut
membaca dzikir “Subhaanaka…hingga wa atuubu ilaika”, niscaya Allah menhapus
kesalahanyang dilakuan dalam majlis tersebut.” (HR. Tirmidzi)
Dalam hadist ini mengandung tuntunan dzikir dan doa, sebelum doa lebih dahulu di
awali dengan dzikir berupa ”tasbih, tahmid, dan tahlil, baru kemudian diakhiri dengan
doa berupa istighfar (permohonan ampun) dan taubat kepada Allah.
Jadi antara doa dan dzikir snagat erat hubungannya sebagaimana dalam rangkaian
ayat-ayat surat Al-Fatihah tersebut, dalam rangkaian lafadz-lafadz doa Rasulullah di atas.
D. TATA CARA DZIKIR
Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah dzikir hendaklah dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut:
1. Berniat semata-mata hanya mencari ridha Allah SWT. Sesuai dengan sabda
Rasulullah
Majtama’a qaumun fi baitin min buyutillahi yadzkuruunallaha ta’alaa,
yuriiduuna bidzaalika wajhallahi ta’alaa illa ghufira lahum wa baddala
sayyiaatihim hasanaatin
“tidaklah suatu kaum berkumpul di suatu rumah Allah (mesjid) untuk berdzikir
kepada Allah dengan niat semata-mata mencari ridha Allah SWT. Melaikan Allah
akan mengampuni mereka dengan menggantikan kesalahan-kesalahan mereka
dengan kebaikan-kebaikan.” (HR. Ahmad)
2. Bersikap tadlarru’ (merasa rendah diri di hadapan Allah), dan chiifah (merasa takut
kepada Allah) serta tidak mengeraskan suara, sesuai dengan firman Allah SWT.
“Dan berdzikirlah kepada Tuhanmu dalam dirimu dengan merendahkan diri dan
rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan
janganlah kamu masuk orang-orang yang lupa.” (QS. Al-A’raf: 205)
3. Menggunakan lafadz-lafadz dzikir sesuai dengan yang telah dituntunkan oleh Syara’,
tanpa mengada-adakan dengan yang lainnya. Sesuai dengan sabda Rasulullah
Man ahdatsa fii amrinaa haadzaa maa laisa minhu fahuwa raddun
“Barangsiapa yang mengada-adakan dalam agama kami ini, dengan sesuatu yang tidak ada
tuntunan di dalamnya, maka maka dia itu tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Menyesuaikan antara lafadz-lafadz dzikir yang dibaca dengan waktu, tempat dan
situasinya sendiri-sendiri sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Hal ini sesuai dengan sabda beliau:
Man ’amila ’amalan laisa ‘alaihi amrunaa fahuwa raddun
“Barangsiapa mengerjakan sesuatu pekerjaan yang tidak ada dalam Agama kami
maka yang dikerjakan itu tertolak.” (HR. Bukhari)
5. Berusaha menghilangkan segala macam gangguan konsentrasi Dzikir, sesuai dengan
firman Allah SWT.
“Wahai orang-orang beriman, janganlah harta-harta kamu dan anak-anakmu
melalaikan kamu dari dzikir (mengingat Allah). Barangsiapa yang berbuat demikian
maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Munafiqun: 9)
Dan juga sesuai dengan firman Allah
“Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah;
mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan
itulah golongan yang merugi.” (QS Al-Mujadilah: 9)
E. Waktu-waktu Dzikir
Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, waktu-waktu yang baik untuk berdzikir kepada
Allah adalah sebagai berikut
1. Pada waktu pagi hari, terutama sesudah shalat subuh hingga sebelum terbit matahari,
sesuai dengan firman Allah SWT
“Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang.” (QS. Al-Insan:25)
“Dan dari sebagian malam maka bertasbihlah kepada-Nya dan pada waktu sesudah
sujud-sujud (shalat subuh).” (QS. Qaf: 40)
“Maka bertasbihlah engkau dengan memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari (QS.
Thahaa: 130)
2. Pada waktu siang hari terutama sesudah shalat dzuhur di waktu matahari tergelincir,
sesuai dengan firman Allah SWT.
“sesungguhnya pada waktu siang hari terdapat urusan (pembicaraan yang panjang),
dan sebutlah nama Tuhanmu (dzikir) dan putuskanlah dirimu dari dunia untuk
beribadah kepada-Nya.”(QS. Al-Muzammil:7-8)
“Dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.”(QS. Ghafir:55)
3. Pada waktu sore hari terutama sesudah shalat ashar dan pada waktu sebelum
terbenam matahari, sesuai dengan firman Allah SWT
“Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan
memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih
pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari,
supaya kamu merasa senang.” (QS. Taha: 130)
4. Pada awal malam, terutama setelah shalat maghrib dan isya’, sesuai dengan firman
Allah SWT
“Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan setiap selesai sembahyang.”
(QS. Qaf: 40)
5. Pada waktu habis bangun tidur tengah malam hingga menjelang masuk waktu shalat
subuh, sesuai dengan firman Allah SWT
“Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun tidur malam dan di
waktu bintang-bintang masuk keperaduannya.” (QS at-tur:48-49)
6. Pada waktu berada dalam majlis-majlis pertemuan, sesuai dengan sabda Nabi
Muhammad saw.
Maa qa’ada qaumun yadzkuruunallah illa haffathumul malaaikatu wa
ghasyiyathumur rahmatu wanuzilat ’alaihimus sakiinatu
“tidaklah duduk suatu kaum (dalam majlis suatu pertemuan) dimana mereka
senantiasa berdzikir kepada Allah melainkan malaikat akan menaungi serta
mengayomi mereka dengan rahmat dan akan diturunkan ketenangan pada mereka.”
(HR. muslim)
7. Di segala waktu yang dituntunkan Syara’ untuk berdzikir pada-Nya, sesuai dengan
sabda Nabi Muhammad saw.
Aktsiruu dzikrallah ’alaa kulli haalin fainnnahu laisa ‘amalun ahabbu ilalahi
ta’alaa walaa anjaa lil’abdi min kulli syai’in fiddunya wal aakhirati min
dzikrillahi ta’alaa
“perbanyaklah dzikir kepada Allah pada segala waktu/keadaan karena sesungguhnya
tidak ada amal yang paling di cintai Allah dan tidak ada yang paling dapat
menyelamatkan bencana seorang hamba di dunia dan akhirat kecuali sebab dzikir
kepada Allah SWT.” (HR. Tabrani)
F. Keutamaan Doa dan Dzikir
Banyak sekali ayat Al-Qur’an dan hadist Nabi SAW yang menerangkan keutamaan
doa dan dzikir. Antara lain sebagai berikut:
1. Firman Allah SWT
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”(QS. Al-
Baqarah:152)
2. Firman Allah SWT
“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir
yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab:41)
3. Firman Allah SWT
“Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah
menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab:35)
4. Firman Allah SWT
”Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa
takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan
janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.”(QS. Al-A’raf:205)
5. Firman Allah SWT
“Dan Tuhanmu berfirman: Memohonlah kamu kepada-Ku niscaya Ku-kabulkan
permohonanmu.” (QS. Ghafir:60)
6. Firman Allah SWT
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat.”(QS. Al-Baqarah 186)
7. Sabda Nabi Muhammad saw.
Matsalul ladzii yadzkuru rabbahu wal ladzi la yadzkuru rabbahu mitslul hayyi
wal mayyiti
“perumpamaan orang yang mengingat Tuhannya, dan orang yang tidak mengingat
bagikan orang yang hidup dan orang yang mati.” (HR. Bukhari)
8. Sabda Nabi Muhammad saw
Alaa unabbiukum bikhairi a’amalikum wa azkaa-haa inda maliikum wa arfa’ihaa
fii darajaatikum wa khairul lakum min infaaqidz dzahabi wal waraqi wa khairul
lakum min an talqau adwwakum fa tadhribuu a’naa qahum wa yahribuu
a’naaqakum? Qaaluu balaa qaala: dzikrullah ta’alaa.
“Maukah kamu aku tunjukan amal perbuatan yang paling baik, paling suci disisi
tuhanmu, paling dapat mengangkat drajatmu, yang lebih baik bagimu daripada
engkau menafkahkan emas dan perak, dan yang lebih baik bagimu daripada engkau
menjumpai musuh lalu kamu memenggal tengkuk-tengkuknya. Para sahabat
menjawab:”Baiklah!” Ya Rasulullah! Sabda beliau:”Dzikirlah ingatlah Allah” (HR.
Tarmidzi dan Ibnu Majah)
9. Sabda Nabi Muhammad saw
Wa yaquulullah ta’ala: Anaa inda adhani abdii bii, wa anaa ma’ahu idza
dzakaranii, fain dzakaranii fii nafsihi dzakartuhu fi nafsii wain dzakarani fii
malain dzakartuhu fi malaai khairin minhum, wain taqarraba ilayya syibran
taqarrabtu ilaihi dziraa’an wain ta qaraba ilayya dzira’un taqarrabtu ilaihi
baa’an wain ataanii yamsyii ataituhu harwalatan.
“Aku senantiasa menuruti keyakinan hamba-Ku terhadap-Ku, dan Aku selalu
menyertainya bila ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, Aku pun
mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku ketika ia sedang berada dalam
majlis. Kuingat ia dalam kumpulan orang yang lebih baik daripada itu. Jika ia
mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat
kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa, jika ia datang kepada-Ku
dengan berjalan, Aku datang kepadanya dengan berlari.” (HR Bukhari dan Muslim)
10. Sabda Nabi Muhammad saw
An ’abdillahi ibni busyrin radhiyallahu anhuma anna rajuln qaala: ya rasullahi
inna syaraai’al islami qad katsurat ’alayya fakhbirnii bi syaiin atatsabbatu bihi,
qaala: laa yazaalu lisaanuka rathban min dzikrillahi
“Dari Abdullah Bin Bisr ra, katanya: pada suatu ketika ada seseorang laki-laki
bertanya kepada Nabi saw:”Ya Rasulullah! Sesungguhnya ajaran/tuntutan Islam
telah banyak sekali yang saya terima. Karena itu beritahukan kepadaku sesuatu yang
dapat memantapkan hatiku? Jawab Nabi:“Janganlah kering lidahmu dari dzikir
(ingat kepada Allah).” (HR. Tarmizi dan Ibnu Majah)
11. Sabda Nabi Muhammad saw
Man qaraa harfan min kitaabillahi falahu bihi hasanatun, wal hasanatu bi’asyri
amtsaalihaa, laa aquulu alif laam mim, harfun wa laakin alifun harfun, wa
laamun harfun wa miimun harfun
“Barangsiapa membaca satu huruf dari kitabullah (Al-Qur’an) maka ia
mendapatkan satu kebajikan. Sedangkan satu kebajikan itu dilipat sepuluh kali. Aku
tidak mengatakan (Alif laam Miim) itu satu huruf akan tetapi Alif satu huruf Laam
satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. Tarmizi)
12. Sabda Nabi Muhammad saw
Wa ’an uqbatabni ‘amirin radliyallahu anhu qaala: kaharaja rasulullahi wa
nahnu fiish shuffati fa qaala: ayyukum yuhibbu an yaghduu kulla yaumin illa
buthhaana au ilaal ‘aqiiqi fa ya’tii minhu bi naa qaataini kuumaawaini fiighairi
itsmin walaa qathii’atirahmin faqulnaa: ya rasulullah nihubbu dzaalika, qaala:
afalaa yaghduu ahadukum ilaal masjidi fa ya’lamu, au yaqrau aayataini min
kitabillahi azza wa jalla khairul lahu min naaqataini, wa tsalaatsu khirul lahu
min tsalaatsin, wa arba’un khairul lahu min arba’in wa min a’daadihinna minal
ibili
“Dari Uqbah Bin Amer ra. Ia berkata: ”Pada suatu ketika rasullah SAW pergi,
sedang kami berada di serambi mesjid, lalu beliau bersabda:”Siapa diantara kamu
yang suka berangkat pagi-pagi ke Buthhan atau ke Aqiq setiap hari. Lalu dia datang
membawa dua ekor unta gemuk tanpa berbuat dosa dan memutuskan hubungan
kekeluargaan (silaturrahim)? Para sahabat menjawab:”Kami menyukai hal-hal
demikian itu, Ya Rasulullah” Nabi bersabda: “kenapa kamu pagi-pagi tidak mau
berangkat ke mesjid lalu mendengarkan atau membaca dua ayat dari kitabullah azza
wa jalla, itu lebih baik baginya daripada dua unta, atau mendengar dan membaca
tiga ayat, itu lebih baik baginya daripada tiga ekor unta. Atau membaca empat ayat,
itu lebih baik baginya dari sejumlah unta itu semua.” (HR. Muslim)
13. Sabda Nabi Muhammad saw
Man qa’ada maq’adan lam yadzkurillaha fiihi kaanat alaihi mianallahi tiratun,
wa manidlthaja’a madlja’an lam yadzkurillaha fiihi kaanat alaihi minallah tiratun
“Barang siapa hadir di suatu majlis, di situ dia tidak mau mengingat Allah, berarti ia
telah jauh dari rahmat-Nya. Dan barangsiapa yang tidur diranjang, dia tidak
mengingat allah di tempat itu, maka ia telah di jauhkan dari rahmat-Nya.” (HR. Abu
Daud)
14. Sabda Nabi Muhammad saw
Ma jalasa qaumun majlisan lam yadzkurillaha fiihi, wa lam yushalli alaa
nabiyyihim illa kaana ’alaihim tiratun fain syaa adzdzabahum wain syaa
ghafara lahum
“barangsiapa yang hadir di suatu majlis, tetapi ia tidak mengingat Allah dan tidak
pula membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw berarti ia telah dijauhkan dari
rahmat-Nya. Jika Allah menghendaki siksa niscaya disiksanya dan jika Dia
menghendaki mengampuni niscaya diampuni-Nya.” (HR Tarmizi)
15. Sabda Nabi Muhammad saw
Ad du’aau huwal ibaadah
“Doa itu merupakan ibadah.” (HR. Abu Daud dan Tarmizi)
G. SYARAT-SYARAT BERDOA
Kita telah menyadari bahwa doa merupakan ibadah. Karena itu, agar doa kita
dikabulkan oleh Allah, maka kita harus memenuhi beberapa syarat, antara lain:
1. Hendaknya berdoa itu disadari dengan penuh keikhlasan. Hal ini seperti firman Allah:
“Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah
kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” (QS.
Al-Jinn:18)
Juga berdasarkan wasiat Nabi saw. kepada pamannya Ibnu Abbas
Yaa ghulamuh fadhillaaha yahfadhka ihfadhillaaha tajid tujahaaka waidzaa
saalta fas alillaaha waidzaas ta’anta fasta’in billaahi
“Wahai anak kecilku! Jagalah Allah niscaya Allah menjagamu, jagalah Allah
niscaya kamu dapati Dia berada di depanmu. Jika kamu memohon maka mohonlah
kepada Allah, jika kamu mohon pertolongan maka mohonlah pertolongan kepada
Allah.” (HR. Tarmizi)
2. Hendaknya tidak tergesa-gesa agar permohonannya dikabulkan sebagaimana sabda
Nabi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra:
Ya yazaalu yustajaabu lil’abdi maa lam yad’ubitsmin au qathii’ati rahimin maa
lam yasta’jil
“Doa seseorang senantiasa dikabulkan (oleh Allah) selama tidak berdoa untuk
berbuat dosa atau memutuskan tali kekeluargaan dan selama tidak tergesa-gesa
(agar dikabulkan).” (HR Muslim)
3. Hendak doa dipanjatkan kepada Allah itu untuk kebaikan bukan keburukan. Hal ini
sesuai sabda nabi saw dari Abu Hurairah ra:
Laa yazaalu yustajaabu lil’abdi maa lam yad’u biits min au qathii’ati rahimin
“senantiasa doa seorang hamba untuk dikabulkan (oleh Allah) selama tidak berdoa
untuk berbuat dosa memutuskan tali persaudaraan.” (HR. Muslim)
4. Hendaknya sewaktu berdoa, menghadirkan hati dengan penuh konsentrasi kepada
Allah SWT. Sesuai sabda Nabi saw dari Abu Hurairah:
Ud’ullaaha waantum muuqinuuna bil ijaabati wa’alamu annallaha laystajiibu
du’aan min qalbi ghaafilin laahiin.
Berdoalah kamu kepada Allah, sedangkan kamu berkeyakinan bahwa permohonanmu
pasti dikabulkan. Dan ketahuilah sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan suatu
permohonan yang luar dari hati yang lupa dan lalai.” (HR. Tarmizi)
5. Makanlah makanan yang halal dan baik.sebagaimana sabda Nabi saw dari Abu
Hurairah ra: “Wahai segenap manusia sesungguhnya Allah itu Dzat Yang Maha Baik,
Dia tidak mau menerima kecuali yang baik. Dan sesunguhnya Allah memerintah
kaum mukmin sebagaimana yang di perintahkan kepada para rasul. Lalu Nabi
membaca ayat: ya ayyuhar rusulu innii bima ta’malunaa khaiirun (wahai para rasul!
Makanlah dari makanan yang baik-halal dan berbuatlah kebajikan sesungguhnya Aku
Maha Waspada terhadap apa yang kamu kerjakan).”setelah itu Nabi saw.
menceritakan seorang laki-laki yang mengadakan perjalanan jauh sambil rambutnya
kusut dan berdebu, lalu ia mengadahkan kedua tangannya kelangit sambil berdoa:
“Ya Tuhanku, Ya Tuhan! Sesungguhnya makanan yang aku makan berasal dari
barang yang haram, begitu pula minuman dan pakaian. Apa mungkin doaku akan
Engkau kabulkan.” (HR. Muslim)
6. Membaca Shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, hal ini seperti yang
ditegaskan oleh Nabi saw:
Kullu du’ain mahjuubun hatta yushallaa ’alaan nabiyyi shallaalaahu (alaihi wa
salaama)
“semua doa itu pasti terhalang sehingga dibacakan shalawat kepada Nabi saw.” (HR
Tarmizi)
H. Tata Cara Berdoa
Ada beberapa tata krama berdoa yang harus dipenuhi agar sebuah doa dapat
sempurna. Adapun tata krama berdoa itu sebagai berikut:
1. Sebelum berdoa hendaklah memuji terlebih dahulu kepada Allah SWT dan membaca
shalawat serta salam kepada Nabi kita Muhammad saw contohnya
Alhamdu lilaahi rabbil aalamiina ash-shalaatu wassalaamu’alaa khatamil
anbiyaai wal mursaliina muhammadin shalaallahu ‘alaihi wasallama
“segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga tetap dicurahkan atas penutup
para nabi dan rasul, Muhammad saw.” (HR Tarmizi)
2. Berprasangka baik kepada Allah SWT dan yakin bahwa doa pasti dikabulkan, baik
cepat maupun lambat. Hal ini berdasarkan firman Allah:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat.”(QS. Al-Baqarah 186)
Juga berdasarkan hadist Nabi saw dari Abu Hurairah:
Yaquulullahun ’azza wajalla anaa ’inda dhani ’abdii bii waanaa ma’ahu hiina
yadzkurunii
“Aku menuruti keyakinan hamba-Ku terhadap diri-Ku, dan Aku selalu bersama ia
jika mengingat kepada-Ku.” (HR. Muslim dan Ahmad).
Dan sabda beliau
Ud’uullaaha waantum muuqinuuna bil ijaabati
“berdoalah kamu kepada Allah, dan kamu yakin bahwa doamu pasti dikabulkan.”
(HR. Tarmizi)
3. Mengakui dosa dan kesalahan. Karena perbuatan semacam ini merupakan bukti
peribadatan kepada Allah SWT secara sempurna. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi
dari Ali bin Abu Thalib:
Innaalaaha laya’jibu minal ’abdi idzaa qaala; laa ilaaha illa anta inni qad
dhalamtu nafsii faghfir lii dzunuubi innahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta
“sesungguhnya Allah kagum terhadap seorang hamba tatkala ia mengatakan: Tidak
ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Engkau. Sesungguhnya aku telah
menganiaya diriku sendiri, maka ampunilah dosa dan keslahanku, karena tidak ada
yang dapat mengampuni semua dosa selain Engkau.” (HR. Hakim)
4. Agar mempunyai kemantapan hati dalam berdoa. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi
saw, diriwayatkan dari Anas bin Malik ra:
Idzaa da’aa ahadukum falya’zimil masalata walaa yaquulanna allaahumma in
syi’ta faa’thinii fainnahu laa mustakhira lahu.
“apabila kamu berdoa, maka hendaklah memantapkan doanya, dan jangalah berdoa:
”Ya Allah, jika engkau menghendaki (memperkenankan doaku) maka kabulkanlah
doaku, karena sesungguhnya Allah tidak dipaksa untuk mengabulkan suatu doa.”
(HR. Muslim)
5. Memhon dengan amat sangat agar doanya dikabulkan. Untuk itu ulangilah smapi tiga
kali. Kata Ibnu Mas’ud ra:
Kaana nabiyyu shallallahu ’alaihi wasallama idzaa da’aa tsalatsa waidzaa
saalaa saala tsalaatsa
“Biasanya Nabi saw apabila berdoa beliau berdoa sampai tiga kali dan apabila
beliau memohon maka beliau memohon sampai mengulanginya tiga kali.” (HR.
Muslim)
6. Memulai untuk diri sendiri. Perhatikan firman Allah:
“Ya Tuhan kami, ampuni dosa kami dan dosa saudara-saudara kami yang beriman
lebih dahulu daripada kami.”(QS. Al-Hasyr:10)
7. Memilih waktu-waktu doa dikabulkan
I. Waktu-Waktu Doa Dikabulkan
1. Waktu tengah malam sesuai dengan firman Allah:
“Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.” (adh-dhariyat:18)
Hadist Nabi saw dari Abu Hurairah ra:
Yanzilu rabbunaa tabaaraka wata’aalaa kulla lailatin ilas samaaid dunyaa hiina
yabqaa tsulutsul laili faya quulu man yad’uu ni faastajibuu lahu waman yas
alunii fau’thiihi waman yasthghfirunii faaghfiru lahu.
“Tuhan kami setiap malam pasti turun dilangit yang paling bawah, ketika tersisa
sepertiga malam terakhir, seraya berfirman: “siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya
Ku kabulkan doanya, siapa yang memohon kepada-Ku, niscaya Ku kabulkan doanya,
siapa yang memohon kepada-Ku niscaya Ku perkenankan permohonannya dan siapa
yang memohon pengampunan kepadaku, niscaya Ku ampini dosa baginya.” (HR.
Bukhari, Tarmizi dan Ahmad)
2. Doa antara adzan dan iqamat. Riwayat Anas Bin Malik ra. Ia berkata bahawa
rasulullah bersabda:
Ad du’aau laa yuraddu bainal adzaani wal iqaamati fad’uu
“Doa yang dipanjatkan di antara adzan dan iqamat tidak akan tertolak, karena itu
berdoalah kamu.” (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban)
3. Doa didalam shalat. Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
Layanthaiyanna aqwaamun ’an raf’I abshaarihim ’indad du’aai fiish shaalati
ilaas samaai au latuhtha fanna abshaaruhum
“Apakah orang-orang itu masih tidak mau berhenti dari mengadahkan
pandangannya kearah langit ketika berdoa dalam shalat ataukah pandangan mereka
disambar (petir).” (HR. Muslim)
4. Doa ketika sujud. Diriwayatkan dari Abu Harairah bahwa Rasulullah saw bersabda:
Aqrabu maa yakuunul ’abdu min rabbihi wahuwa saajidun faaktsiruud du’aa
“Sedekat-dekat seorang hamba kepada Tuhan ialah ketika ia sedang sujud, karena
itu perbanyaklah doa (di dalamnya).” (HR. Muslim)
5. Doa sudah shalat. Menurut Mu’adz bin Jabar ra bahwa Nabi saw pernah bersabda:
Allaahumma a’innii ’alaa dzikrika wasyukrika wahusni ’ibaadatika.
“Ya Allah, tolonglah daku untuk selalu ingat dan syukur kepada-Mu serta beribadah
dengan baik pada-Mu.” (HR. Abu Daud dan Ahmad)
6. Doa ketika situasi gawat. Menurut Sahl bin sa’ad ra Rasulullah saw bersabda:
Itsnataani laa turradaaniau qallamaa turradaani, ad du’aau ’indan nidaai
wa’indal ba’si hiina yalhanu ba’dluhum ba’dlan
“Ada dua hal ynag tidak akan bertolak atau jarang sekali tertolak, yaitu: “doa ketika
adzan dan doa ketika situasi gawat, yaitu ketika perang sedang berkecamuk.” (HR.
Abu Daud)
7. Doa disaat hari jum’at. Dari Abu Hurairah ra Rasulullah saw bersabda:
Fii yaumil jum’ati saa’atun laa yuwaa fiquhaa muslimun wahuwa qaaimun
yushalii yasalullaa-ha khairan ilaa a’thaahu.
“Pada hari jum’at saat bagi orang muslim yang berketepatan pada saat itu shalat
dan memohon kebaikan kepada Allah, niscaya Allah mengabulkan permohonannya.”
(HR. Bukhari)
8. Doa pada hari Arafah. Dari Amru bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya Rasulullah
saw bersabda:
Khairud du’aai yaumu arafata wakhairu maa qaltu anaa wannabiyyuuna min
qablii; laa ilaaha illaahu wahdahu laa syarika lahu lahulmulku walahul hamdu
’alaa kulli syaaiin qadiirun.
“Sebaik-baik doa ialah doa yang dipanjatkan pada hari arafah, dan sebaik-baik
dzikir yang aku dan para nabi sebelumku membacanya ialah: Tidak ada Tuhan yang
berhak disembah melaikan Allah semata, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya
segala kekuasaan dan pujian, dan Dia Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu.” (HR.
Tarmizi)
9. Doa ketika ayam berkokok. Dari Abu Hurairah ra Rasulullah saw bersabda:
Idzaa sami’tum shiyaahad diiki fas alilaaha min fadllihi fainnahaa raat malakan
waidzaa sami’tum bahiqal himaari fata’awwadzuu billahi minasysyithani
fainnahaa raat syaithana.
“Apabila kamu mendengar ayam berkokok maka memohonlah kepada Allah dari
karuni-Nya, karena sesungguhnya ia melihat malaikat, dan apabila kamu mendengar
suara keledai maka berlindunglahn kepada Allah, karena sungguhnya ia melihat
syaithan.” (HR. Muslim dan Tarmizi)
10. Ketika memejamkan mata orang mati. Diceritakan oleh Ummu Salamah:
“Ketika Abu Salamah meninggal dunia Nabi saw. Masuk didapati dia matanya
terbuka, maka oleh Nabi saw dipejamkannya, setelah itu, beliau bersabda:
“Sesunggunya ruh apabila dicabut (oleh malaikat), maka akan diikuti oleh
pandangan, lalu keluarganya menangis disekelilingnya. ”Janganlah kamu
mendoakan atas dirimu melainkan dengan kebaikan, karena sesungguhnya malaikat
akan mengamini terhadap doa yang kamu baca.” Kemudian beliau membaca doa
sebagai berikut:
Allahummaghfir li abi salamata warfa’ darajatahu fiil mahdiyiina wakhlufhu fii
aqabihi fiil ghaabiriina waghfir lanaa walahu ya rabbal ’aalamiina wafsah lahu
fii qabrihi wanawwir lahu fiihi
“Ya Allah, ampunilah dosa Abu Salamah dan angkat drajatnya dalam golongan
orang-orang yang mendapat petunjuk dan berilah ganti kepada keluarga yang
ditinggalkannya dan ampunilah dosa kami, wahai Tuhan yang mememilihara alam
semesta, luaskan baginya dalam kuburnya dan terangilah baginya di dalamnya.”
(HR. Muslim)
11. Doa pada malam Lailatul Qadar. Diriwayatkan dari Aisyah ra. Rasulullah saw
bersabda:
Allahumma innaka ’afuwwun tuhibbul ’afwa fa’fu annii
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, Engkau suka Pemaaf, maka
maafkanlah keslahakanku.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
12. Doa ketika hujan turun. Dari Sahl bin Sa’ad. Rasulullah saw bersabda:
Tsintaani maa turradaanid du’aau ’indan nidaai wa tahtal mathari
“Ada dua perkara yang tidak akan tertolak: Yaitu doa ketika adzan dan ketika hujan
sedang turun.” (HR. Hakim)