file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. belakang. masalah. Peradaban lembah sungai...
Transcript of file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar. belakang. masalah. Peradaban lembah sungai...
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang masalah
Peradaban lembah sungai Kuning merupakan salah satu pelopor dari
kebudayaan dunia. Sejak masa purba sampai sekarang, peradaban Cina ini mampu
bertahan dan terus berkembang di negeri Cina. Sebagaimana peradaban-peradaban
kuno yang lain, peradaban Cina ini berkembang di sekitar lembah sungai Kuning
sejak 5000 tahun yang lalu. Lembah Sungai Hoang Ho merupakan salah satu
daerah yang subur di Tiongkok. Disebut “Sungai Kuning” karena pada saat terjadi
banjir, Sungai Hoang Ho membawa lumpur berwarna kuning. Demikian pula laut
dimana sungai tersebut mengalir sebagai muaranya disebut hwang ho atau “Laut
Kuning”.
Sungai Hoang-Ho ini merupakan sungai terpanjang di Cina, panjangnya
yaitu 5.464 kilometer dan merupakan sungai terpanjang nomor dua di dunia.
Wilayah yang sekarang bernama Cina, pada zaman dahulu disebut Chung-Kuo
(negara tengah). Mereka menyebut Chung-Kuo karena mereka yakin bahwa
negerinya terletak di tengah-tengah dunia. Penduduknya pun disebut Chung Hwa
(warga negara-negara tengah). Di kawasan Cina ini mengalir dua sungai besar
yaitu Sungai Hoang-Ho (Sungai Kuning) dan Sungai Yang Tse (yang sekarang
bernama Chang Jiang). Pada daerah-daerah inilah pertama kalinya tumbuh
kebudayaan Cina. Tetapi kenyataannya kebudayaan Cina hanya tumbuh dan
berkembang di daerah Lembah Sungai Kuning (Hoang-Ho).
Hasil-hasil peradaban Lembah Sungai Kuning meliputi berbagai bidang,
seperti sistem pertanian, sistem kepercayaan, sistem pemerintahan, seni bangunan,
filsafat, serta aksara.
b. Rumusan masalah
1. Bagaimanakah latar belakang peradapan sungai hoang ho?
2. Bagaimanakah pengaruh peradapaan sungai kuning terhadap bidang
pemerintahan,sosiaal dan budaya?
3. Bagaimanakah pengaruh peradapan sungai kuning terhadap kehidupan
masyarakat,ekonomi, iptek dan seni lainnya?
c. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui latar belakang peradapan sungai hoang ho
2. Untuk mengetahui pengaruh peradapaan sungai kuning terhadap
bidang pemerintahan,sosiaal dan budaya
3. Untuk mengetahui pengaruh peradapan sungai kuning terhadap
kehidupan masyarakat,ekonomi, iptek dan seni lainnya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Letak Geografis
Sungai Kuning atau Hwang-Ho bersumber di daerah pegunungan Kwen-
Lun di Tibet. Setelah melalui daerah pengunungan Cina Utara, sungai panjang
yang membawa lumpur kuning itu membentuk dataran rendah Cina dan bermuara
di Teluk Tsii-Li di Laut Kuning. Sedang di dataran tinggi sebelah selatan
mengalir Sungai Yang Tse Kiang yang berhulu di Pegunungan Kwen-Lun (Tibet)
dan bermuara di Laut Cina Timur.
B. .LATAR BELAKANG PERADABAN HWANG HO
Sejarah tertua di Cina dimulai dari muara Sungai Kuning (Hoang-Ho yang
sekarang bernama Hwang-He) sekitar tahun 4000 SM. Sungai Hoang-Ho ini
merupakan sungai terpanjang di Cina, panjangnya yaitu 5.464 kilometer dan
merupakan sungai terpanjang nomor dua di dunia. Wilayah yang sekarang
bernama Cina, pada zaman dahulu disebut Chung-Kuo (negara tengah). Mereka
menyebut Chung-Kuo karena mereka yakin bahwa negerinya terletak di tengah-
tengah dunia. Penduduknya pun disebut Chung Hwa (warga negara-negara
tengah). Di kawasan Cina ini mengalir dua sungai besar yaitu Sungai Hoang-Ho
(Sungai Kuning) dan Sungai Yang Tse (yang sekarang bernama Chang Jiang).
Pada daerah-daerah inilah pertama kalinya tumbuh kebudayaan Cina. Tetapi
kenyataannya kebudayaan Cina hanya tumbuh dan berkembang di daerah Lembah
Sungai Kuning (Hoang-Ho).
Peradaban lembah sungai Kuning merupakan salah satu pelopor dari
kebudayaan dunia. Sejak masa purba sampai sekarang, peradaban Cina ini mampu
bertahan dan terus berkembang di negeri Cina. Sebagaimana peradaban-peradaban
kuno yang lain, peradaban Cina ini berkembang di sekitar lembah sungai Kuning
sejak 5000 tahun yang lalu. Lembah Sungai Hoang Ho merupakan salah satu
daerah yang subur di Tiongkok.
Peradaban Lembah Sungai Kuning adalah peradaban bangsa Cina yang
muncul di Lembah Sungai Kuning (Hoang-Ho atau sekarang disebut Hwang-He).
Sungai Hoang-Ho disebut sebagai Sungai Kuning karena membawa lumpur
kuning sepanjang alirannya. Sungai Hoang-Ho ini juga dikenal sebagai
penderitaan Cina. Sungai ini bersumber dari Pegunungan Kwen-Lun di Tibet dan
mengalir melalui daerah Pegunungan Cina Utara hingga membentuk dataran
rendah dan bermuara di Teluk Tsii-Li, Laut Kuning. Sedangkan di dataran tinggi
sebelah selatan mengalir Sungai Yang Tse Kiang yang berhulu di Pegunungan
Kwen-Lun (Tibet) dan bermuara di Laut Cina Timur. Sungai Hoang-Ho ini
melewati lima propinsi yaitu Tsing Hai, Kansu, Shansi, Honan dan Shantung II.
Tumbuh dan berkembangnya kebudayaan Cina di Lembah Sungai Hoang-
Ho didukung oleh beberapa faktor sebagai berikut :
a. Air Sungai Hwang-Ho membeku pada musim dingin, sehingga sulit bagi
masyarakat Cina melaksanakan aktivitas kehidupannya.
b. Ketika musim semi tiba, salju-salju mencair dan menimbulkan air bah
serta menggenangi dataran rendah yang amat luas.
Keadaan tersebut dihadapi oleh masyarakat Cina dengan membuat tanggul
raksasa. Meskipun dari abad ke abad mendatangkan bencana banjir, tetapi justru
di lembahnya lahir peradaban Cina. Kota-kota besar penting yang ada di tepian
Sungai Hoang-Ho diantaranya ialah Lanchow, Kaifeng Chengchow dan Tsian.
Sungai Kuning merupakan sungai ibunda bagi bangsa China. Disebabkan
iklim global semakin panas, pada beberapa tahun yang lalu, keadaan resapan air
dan hakisan tanah semakin teruk di kawasan punca Sungai Kuning, kemerosotan
padang rumput, kepupusan tumbuh-tumbuhan mengakibatkan resapan air dan
hakisan tanah menjadi lebih serius, jumlah air dari punca Sungai Kuning semakin
kurang dan sistem ekologi semakin teruk. Akan tetapi, ekologi punca Sungai
Kuning mulai membaik.
Melalui usaha selama lebih tiga tahun, kadar litupan tumbuh-tumbuhan di
kawasan punca Sungai Kuning telah meningkat, jumlah air di sungai dan tasik
bertumbuh dan sistem ekologi mulai membaik.
Sejak tahun 1980-an, di hulu Sungai Kuning, air sungai itu menjadi kering
selama beberapa bulan setiap tahun. Jumlah aliran air purata setiap tahun
berkurang 22.7%. beberapa tasik di kawasan hulu Sungai Kuning telah menjadi
kering.
Kaunti Maduo Provinsi Qinghai di barat laut China merupakan punca
Sungai Kuning. Pada masa dahulu terdapat sebanyak lebih 4000 tasik di sana.
Hasil-hasil peradaban Lembah Sungai Kuning meliputi berbagai bidang seperti
sistem pertanian, sistem kepercayaan, sistem pemerintahan, seni bangunan,
filsafat serta aksara.
a. PENDUDUK PERADABAN HOANG-HO
Keadaan penduduk yang mendiami lembah Sungai Hoang-Ho adalah
bangsa Cina tergolong ras Sinid, suatu cabang dari ras Mongol. Ciri-ciri ras
tersebut antara lain :
a. ada lipatan pelupuk mata
b. rambut hitam
c. tubuh yang tidak banyak berbulu
d. muka datar dengan tulang pipih yang menonjol
e. hidung pipih
f. tinggi badan sedang
Di Lembah Sungai Hoang-Ho yang subur tersebut, pada tahun 2500 SM,
tumbuh peradaban manusia yang didukung oleh bangsa Han. Bangsa tersebut
merupakan campuran ras Mongoloid dengan ras Kaukasoid. Sedangkan bangsa
Cina yang asli yaitu orang-orang Han, semula berasal dari pegunungan yang
bertanah Loss di propinsi Shensi dan Shansi. Kemudian mereka bergabung
dengan pendatang dari Cina Barat Laut dan Timur Laut lalu menyebar ke lembah
Sungai Hoang-Ho di Cina Utara dan ada juga yang ke selatan. Menurut cerita,
pada sekitar 1800-1600 SM di Lembah Sungai Hoang-Ho telah berdiri
pemerintahan Dinasti Hsia dengan dasar budaya perunggu, tetapi masyarakatnya
belum mengenal tulisan.
b. BIDANG PPERTANIAN PERADABAN HOANG-HO
Daerah lembah sungai Hoang-Ho dan Yang tse Kiang merupakan daerah
yang subur, sehingga sangat cocok untuk bercocok tanam. Selain itu, pasokan air
untuk pertanian sangat cukup. Masyarakat Lembah Sungai Kuning telah terbentuk
ribuan tahun yang lalu sebagai masyarakat agraris. Kebudayaan agraris mapan
yang telah membentuk karakter bangsa Cina selanjutnya berawal dari daerah ini.
Pada bagian hilir dari Sungai Kuning, terdapat dataran rendah Cina yang
subur dan merupakan pusat kehidupan bangsa Cina. Pada daerah yang subur itu
masyarakat Cina hidup bercocok tanam seperti menanam gandum, padi, teh,
jagung dan kedelai. Pertanian Cina kuno sudah dikenal sejak zaman Neolitikum,
yakni sekitar tahun 5000 SM dan tanaman pangan utama yang ditanam
adalah padi. Pada zaman perunggu, prioritas pokok dalam pertanian rakyat Cina
adalah padi, teh, kacang kedelai dan rami. Kemudian pada masa pemerintahan
Dinasti Chin (221-206 SM) terjadi kemajuan yang mencolok dalam sistem
pertanian. Pada masa ini pertanian sudah diusahakan secara intensif. Pupuk sudah
dikenal untuk menyuburkan tanah. Kemudian penggarapan lahan dilakukan secara
teratur agar kesuburan tanah dapat bertahan. Irigasi sudah tertata dengan baik.
Pada masa ini lahan gandum sudah diusahakan secara luas.
c. FILSAFAT PERADABAN HOANG-HO
Cina telah melahirkan para filosof besar yang berpengaruh sepanang
jaman di dunia. Mereka itu di antaranya adalah Lao Tze, Khong Hu Chu, serta
Meng Tse. Bahkan ajaran-ajaran mereka sampai sekarang dipakai sebagai
pegangan hidup orang-orang Cina, sehingga lahirlah agama Tao dan Kong Hu
Chu, mendampingi Budha.
Dalam ilmu perang dikenal seorang guru yang legendaris, yaitu Tsun Tzu.
Ajaran-ajaran seni perang Tsun Tzu yang berupa buku telah diterjemahkan dalam
berbagai bahasa. Hasil karya seni perang Tsun Tzu tidak hanya berguna dalam
militer, namun juga dalam politik dan ekonomi. Sebagai contoh kemajuan
ekonomi Jepang tidak lepas dari seni perangnya yang kenudian diterapkan dalam
perdagangan. Pengaruh seni perang Tsun Tzu di Jepang sangatlah kuat.
Pada masa pemerintahan Dinasti Chou, filsafat Cina berkembang dengan
pesat karena lahirnya tiga ahli filsafat Cina yaitu Lao Tse, Kong Fu Tse (Kong Hu
Cu) dan Meng Tse.
Lao Tse menuliskan ajarannya dalam buku berjudul Tao Te Ching. Yang
intinya:
1) Adanya semangat keadilan dan kesejahteraan
bernama Tao
2) Orang tidak boleh mengekang jalannya alam
3) Orang supaya mau menerima nasib; seperti suka,duka, bahagia, sengsara dan
sebagainya.
Beliau menjunjung tinggi semangat keadilan dan kesejahteraan yang
kekal dan abadi yang dinamakan Tao. Ajaran Lao Tse disebut Taoisme dan
mengajarkan manusia untuk menerima nasib.
Kung Fu Tse (Konfusianisme)
Kung Fu Tse dalam bahasa Tionghoa, sedangkan orang-orang Barat menyebutnya
Confusius. Ajarannyabiasa disebut Ju Chia (Kung Chia), orang banyak
menyebutnya Confusianisme. Pokok-pokok ajarannya terletak pada Li, Ren dan I.
Jika manusia atau masyarakat telah memegang teguh Li, Ren dan I, maka dunia
akan damai. Apa itu Li, Ren dan I?
Li, adalah adat istiadat. Sesuai dengan ajaran Li, maka orang itu harus mengetahui
dirinya dan menempatkan diri pada tempatnya. Ada 5 (lima) hubungan yang
dapat dipertimbangkan paling utama, yakni:
a) Bagaimana hubungan antara penguasa dengan yang dikuasai?
b) Bagaimana hubungan antara orang tua dengan anak?
c) Bagaimana hubungan antara suami dengan istri?
d) Bagaimana hubungan antara saudara tua dengan saudara muda?
e) Bagaimana hubungan antara teman dengan teman?
Sebagai contoh orang tua harus memberi teladan tindakan yang baik bagi
anak-anaknya dan bertindak bijaksana; sebaliknya, anak-anak harus patuh dan
meluhurkan orang tuanya.
Ren, yakni peri kemanusiaan; dan I adalah perikeadilan. Menurut Kung Fu Tse,
kalau masyarakat memegang teguh Li, Ren dan I, maka masyarakat akan hidup
tenteram dan sejahtera. Ini semua merupakan usaha Kung Fu Tse untuk
menciptakan kedamaian dan kesejahteraan masyarakat . Bapak menjadi semua
pusat anggota keluarga sehingga bapak harus menjadi panutan, sedang anak harus
tunduk kepadanya. Negara adalah keluarga dalam bentuk besar dan raja atau
kaisar adalah sebagai bapak yang harus adil dan bijaksana, sedang rakyat harus
tunduk kepada raja. Ajaran Kung Fu Tse sampai sekarang tetap menjadi pegangan
hidup rakyat Cina.
Ajaran Kong Fu Tse juga berdasarkan pada Taoisme. Menurut Kong Fu
Tse, Tao adalah kekuatan yang mengatur alam semesta ini hingga tercapai
keselarasan. Penganut ajaran Taoisme meyakini bahwa bencana yang terjadi di
muka bumi merupakan akibat dari ketidakpatuhan manusia pada aturan Tao.
Ajaran Kong Fu Tse yang mencakup bidang pemerintahan dan keluarga telah
memberikan pengaruh yang begitu besar bagi masyarakat Cina karena
memengaruhi cara berpikir dan sikap hidup sebagian besar bangsa Cina. Menurut
Kong Fu Tse, masyarakat terdiri dari keluarga dan dalam keluarga seorang bapak
merupakan pusatnya. Oleh karena itu raja harus memerintah dengan baik dan
bijaksana serta rakyat harus hormat dan taat pada raja seperti hubungan bapak dan
anak yang seharusnya.
Lain halnya dengan Kong Fu Tse:
Meng Tse yang merupakan murid Kong Fu Tse mengajarkan pengetahuan
kepada rakyat jelata dan menurut ajarannya, rakyatlah yang terpenting
dalam suatu negara.
Dalam ilmu perang dikenal seorang guru yang legendaris, yaitu Tsun Tzu.
Ajaran-ajaran seni perang Tsun Tzu yang berupa buku telah diterjemahkan dalam
berbagai bahasa. Hasil karya seni perang Tsun Tzu tidak hanya berguna dalam
militer, namun juga dalam politik dan ekonomi. Sebagai contoh kemajuan
ekonomi Jepang tidak lepas dari seni perangnya yang kenudian diterapkan dalam
perdagangan. Pengaruh seni perang Tsun Tzu di Jepang sangatlah
d. KEBUDAYAAN PERADABAN HOANG-HO
Masyarakat Cina kuno telah mengenal tulisan yaitu tulisan gambar sejak
1500 SM yang ditulis pada kulit penyu atau bambu. Tulisan gambar itu
merupakan sebuah lambang dari apa yang hendak ditunjukkan. Tulisan itu
merupakan salah satu sarana komunikasi untuk memupuk rasa persatuan dan rasa
persaudaraan. Pada awalnya huruf Cina yang dibuat sangat sederhana, yaitu satu
lambang untuk satu pengertian. Pada masa pemerintahan Dinasti Han, seni sastra
Cina kuno berkembang pesat seiring dengan ditemukannya kertas. Ajaran Lao
Tse, Kong Fu Tse dan Meng Tse banyak dibukukan baik oleh filsuf itu sendiri
maupun para pengikutnya. Pada masa pemerintahan Dinasti Tang, hidup dua
orang pujangga terkemuka yang banyak menulis puisi kuno, yaitu Li Tai Po dan
Tu Fu. Pada permulaan abad ke-20 dikembangkan pemakaian bahasa persatuan,
yaitu bahasa Kuo-Yu.
Selain berupa sastra, kebudayaan Cina yang muncul dan berkembang di
lembah Sungai Kuning adalah seni lukis, keramik, kuil dan istana. Perkembangan
seni lukis terlihat dari banyaknya lukisan hasil karya tokoh ternama yang
menghiasi istana dan kuil. Lukisan yang dipajang umumnya berupa lukisan alam
semesta, lukisan dewa-dewa dan lukisan raja yang pernah memerintah. Keramik
Cina merupakan hasil kebudayaan rakyat yang bernilai sangat tinggi dan menjadi
salah satu komoditi perdagangan saat itu. Rakyar Cina menganggap
bahwa kaisar atau raja merupakan penjelmaan dewa sehingga istana untuk sang
raja dibangun dengan indah dan megah. Hasil kebudayaan Cina yang sangat
terkenal hingga saat ini adalah Tembok Besar Cina yang dibangun pada
masa Dinasti Qin untuk menangkal serangan musuh di bagian utara
Cina. Kaisar Qin Shi Huang menghubungkan dinding-dinding pertahanan yang
telah dibangun tersebut menjadi tembok raksasa dengan sepanjang 7000 km.
Ajaran Lao Tse, Kong Fu Tse dan Meng Tse mulai dibukukan, baik oleh filsuf itu
sendiri maupun oleh para pengikutnya. Li Tai Po dan Tu Fu merupakan dua orang
pujangga terkenal yang hidup di zaman Dinasti T’ang (abad ke-118 M).
Tembok Besar Cina
Tembok Besar Cina (The Great Wall of China) dibangun pada masa
pemerintahan Dinasti Chin. Namun, sebelum dinasti Chin berkuasa di Cina,
sebenarnya di daerah Cina utara sudah dibangun dinding terpisah untuk
menangkal serangan yang dilakukan oleh suku di sebelah utara Cina. Pada masa
pemerintahan kaisar Shih Huang TI, dinding-dinding itu dihubungkan menjadi
tembok raksasa yang panjangnya mencapai 7000 kilometer dan tingginya 16
meter serta lebarnya 8 meter. Pada jarak tertentu didirikan benteng pertahan yang
dijaga ketat oleh pasukan Cina. Tembok raksasa ini dibangun dalam waktu 18
abad lamanya dan selesai pada masa kekuasaan Dinasti Ming (abad ke-17 M).
Kuil
Salah satu kuil yang terkenal di Cina bernama Kuil Dewa Beijing. Terbuat
dari batu pualam yang dikelilingi tiga pelataran yang amat indah serta di bagian
tengah terdapat tangga yang terbuat dari batu pualam pilihan. Atap bangunan
dibuat berlapis tiga.
Istana
Istana kaisar atau raja Cina dibangun dengan sangat megah dan indah.
Tujuannya sebagai tanda penghormatan terhadap raja atau kaisar.
e. KEPERCAYAAN PERADABAN HOANG-HO
Masyarakat Lembah Sungai Kuning pada awalnya menyembah Dewa Langit
yang dipimpin oleh raja – raja mereka. Hal yang sama juga dilakukan oleh bangsa
Mesir, Mesopotamia, serta bangsa Maya sekitar 4000 SM
Bangsa Cina percaya pada banyak dewa. Sebelum ajaran Kong Fu Tse dan
Meng Tse, bangsa Cina menganut kepercayaan kepada dewa-dewa yang dianggap
memiliki kekuatan alam. Dewa-dewa yang menerima pemujaan tertinggi dari
mereka adalah
Feng-Pa (dewa angin),
Lei-Shih (dewan angin taufan yang digambarkan sebagai naga besar)
T'sai-Shan (dewa penguasa bukit suci)
Ho-Po.
Menurut kepercayaan Cina kuno, dunia digambarkan sebagai sebuah segi
empat yang di bagian atasnya ditutupi oleh sembilan lapisan langit. Di tengah-
tengah dunia itulah terletak daerah yang didiami bangsa Cina yang disebut T'ien-
hsia. Daerah di luar T'ien-hsia dianggap sebagai daerah kosong tempat tinggal
para hantu dan Dewi Pa (penguasa musim semi).
Di luar daerah T’ien-hsia terdapat daerah kosong dan menjadi tempat
tinggal para hantu dan Dewi Pa, yang menguasai musim kemarau. Di sebelah
timur dan selatan negara Cina ada empat lautan besar yang disebut Su-hai.
Dalam perkembangan selanjutnya, sekitar 1750 SM telah berdiri negara-
negara kota di Cina. Mereka dipimpin oleh seorang raja yang merangkap sebagai
imam agama. Dalam pandangan masyarakat Cina, raja dianggap sebagai perantara
bagi bumi terhadap langit. Oleh karena itu, di sekitar kehidupan raja selalu
dikeramatkan. Untuk mengadakan upacara-upacara, maka dibangun kuil-kuil yang
tersebar di berbagai tempat di Cina. Masyarakat Lembah Sungai Kuning dalam
kehidupan sehari-hari juga sangat menghormati nenek moyang dan kekuatan-
kekuatan alam yang berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia, seperti
guntur, kilat, sungai, binatang, matahari dan gempa.
f. SISTEM PEMERINTAHAN PERADABAN HOANG-HO
Sebelum berdirinya Republik Cina yaitu awal abad ke 20, negeri Cina
telah diperintah oleh 24 dinasti, baik besar maupun kecil. Di antara dinasti-dinasti
tersebut, ada yang memerintah lama sekali sampai berabad-abad, namun ada pula
yang hanya hitungan tahun saja.
Dinasti-dinasti yang memerintah Cina tidak berasal dari satu keturunan,
melainkan berasal dari berbagai marga, bahkan ada yang berasal dari bangsa
asing, yaitu dinasti Yuan dan Manchu. Walaupun sering terjadi pergantian dinasti
dalam sejarah Cina, namun masyarakat Cina tetap stabil. Ini terjadi karena sistem
kekeluargaan Cina yang berakar dalam tradisi Khong Hu Cu sangat menjunjung
tingi nilai kekeluargaan. Dengan keluarga yang tetap terjaga ketenangannya, maka
stabilitas masyarakat Cina bisa terjamin sepanjang masa.
Dalam kehidupan kenegaraan Cina kuno (Peradaban Lembah Sungai
Kuning atau Hoang-Ho), ada dua macam sistem pemerintahan yang dianut yaitu :
1. Sistem Pemerintahan Feodal, dalam masa pemerintahan ini, kaisar tidak
menangani langsung urusan kenegaraan. Kondisi ini berlatar belakang
bahwa kedudukan kaisar bersifat sakral. Kaisar dihormati sebagai utusan
atau bahkan anak dewa langit, sehingga tidak layak mengurusi politik
praktis.
2. Sistem Pemerintahan Unitaris, dalam masa pemerintahan ini kaisar
berkuasa mutlak dalam memerintah. Kekuasaan negara berpusat di tangan
kaisar, sehingga kaisar campur tangan dalam segala urusan politik praktis.
Sejarah mencatat terdapat banyak dinasti yang membangun Cina menjadi
bangsa besar, dianataranya adalah Dinasti Shang, Dinasti Chou, Dinasti
Qin, Dinasti Han dan Dinasti Tang.
a) Dinasti pertama yang berkuasa di Cina adalah dinasti Syang (Hsia)
Berdasarkan cerita rakyat Cina, pada zaman dinasti Syang telah
berkembang sistim kepercayaan memuja para dewa. Dewa tertinggi yang bernama
Dewa Shang-Ti. Dinasti Syang berakhir sekitar tahun 1766 SM dan digantikan
oleh dinasti Yin (1700-1027 SM).
b) Dinasti Chou adalah dinasti ketiga yang berkuasa di Cina
Pada masa ini diterapkan prinsip feodalisme dengan pembagian kekuasaan
pemerintahan. Pemerintah pusat yang dipimpin kaisar dibagi menjadi daerah-
daerah pemerintahan yang dipimpin oleh raja bawahan. Pada zaman kekuasaan
dinasti Chou ini muncul tokoh-tokoh filsafat yang memiliki peranan penting
dalam perkembangan kehidupan rakyat Cina hingga kini, seperti Lao Tse dan
Kong Fu Tse.
c) Dinasti Qin
Pada masa pemerintahan Dinasti Qin, sistem pemerintah pusat yang
dipimpin oleh kaisar berubah, karena Raja Cheng yang bergelar Qin Shi
Huang membentuk Cina menjadi negara kesatuan yang hanya diperintah oleh satu
orang pemimpin. Dalam pemerintahan Qin Shi Huang, dunia pendidikan dan ilmu
pengetahuan Cina berkembang. Sayangnya saat beliau meninggal terjadi
kekacauan karena perebutan kekuasan yang pada akhirnya berhasil diatasi oleh
Liu-Pa. Liu-Pa mendirikan Dinasti Han yang mencapai kejayaannya pada masa
pemerintahan Han Wudi.
d) Dinasti Han
Dinasti Han mencapai masa kejayaannya di bawah pemerintahan kaisar
Han Wu Ti. Kerajaan Cina meliputi Asia Tengah, Kore, Mansyuria Selatan,
Anam, Sinking. Setelah kaisar Han Wu Ti meninggal pada tahun 87 M, Dinasti
Han mengalami kemunduran dan akhirnya runtuk pada tahun 221 M. ketika
terjadi kekacauan bangsa tartar menyerang Cina, dan akhirnya sebagian negeri
Cina dapat dikuasainya. Namun pada abad ke-7 M negeri Cina berhasil
dipersatukan kembali di bawah pemerintahan kaisar-kaisar dari Dinasti T’ang.
e) Dinasti Tang
Salah satu dinasti yang terpenting dalam sejarah Cina adalah Dinasti
Tang karena pada masa dinasti tersebut Cina berhasil memperluas wilayah
kekuasaannya, mencapai kejayaan dengan kehidupan masyarakat yang makmur
dan sejahtera, serta dapat mengembangkan kesenian dan kebudayaan Cina kuno.
Dinasti ini didirikan oleh raja Cheng yang bergelar Shih Huang Ti.
Kerajaan T’ang didirikan oleh Li Shih Min yang terkenal dengan nama
Kaisar T’ang T’ai Tsung. Ia memperluas wilayah kekuasaannya ke luar negeri
Cina seperti selatan menguasai Ton-kin, Annam dan Kamboja. Ke sebelah barat
menguasai Persia dan laut Kaspia. Di bawah kekuasaan T’ang T’ai Tsung, dinasti
T’ang mencapai masa kejayaannya. Pada bidang seni syair dan seni lukis terdapat
seniman-seniman yang terkenal seperti Li Tai Po, Tu Fu dan Wang Wei.
Tindakan-tindakan kaisar T’ang T’ai Tsung yang menarik perhatian
rakyatnya adalah sebagai berikut:
Dikeluarkannya undang-undang yang mengatur pembagian tanah.
Membuat peraturan-peraturan pajak.
Membagi Kerajaan Cina menjadi 10 Provinsi.
Pada abad ke-10 M, dinasti T’ang runtuh dan negeri Cina kembali
mengalami kekacauan dan silih berganti raja-raja memerintah. Baru pada tahun
960 kekacauan ini berhasil diatasi dan selanjutnya berdiri Dinasti Sung.
g. IPTEK PERADABAN HOANG-HO
Di bidang ilmu pengetahuan masyarakat Cina Kuno memiliki banyak ahli
astronomi (ilmu perbintangan) yang dapat membantu masyarakat dalam
pembuatan sistem penanggalan. Perkembangan ilmu astronomi merupakan dasar
dari berbagai aktivitas kehidupan bangsa Cina karena sistem pertanian, pelayaran
dan usaha lainnya memerlukan informasi tentang pergantian dan perputaran
musim. Selain terdapat banyak ahli astronomi, Bangsa Cina sejak zaman dahulu
kala telah terkenal keahlianya dalam pembuatan keramik serta pemproduksi kain
sutera. Dalam perdagangan internasional keramik dan kain sutera selalu menjadi
barang komoditas Cina yang paling utama. Dalam bidang lain, seperti pembuatan
kertas dan mesin cetak sederhana, Cina merupakan pionirnya. Jauh sebelum kertas
dipakai di dunia Barat. TsaiLun telah mengembangkan kertas di Cina. Demikian
pula mesin cetak sederhana, juga pertama kali dibuat oleh orang-orang Cina.
Cina juga dikenal sebagai bangsa yang sudah mengenal kompas, sebelum
bangsa Barat menggunakannya. Demikian pula dengan mesiu, dan roket. Cina
telah mengenalnya sejak jaman kuno, namun yang mengembangkan kemudian
justru orang-orang Barat.
Sedangkan perkembangan teknologi masyarakat Cina Kuno terlihat dari
pembuatan barang-barang perdagangan seperti barang tambang dan hasil
olahannya berupa perabot rumah tangga, senjata, perhiasan dan alat pertanian.
Cina kaya akan barang tambang seperti batu bara, besi, timah, emas, wolfram dan
tembaga.
h. SENI ARSITEKSTUR DAN SASTRA
Cina memiliki seni arsitektur yang sangat hebat, seperti kuil Dewa Langit
di Peking dan Pagar tembok Besar Cina. Seni arsitektur lain yang juga terkenal
adalah istana-istana kaisar Cina. Ketika pengaruh Cina telah sampai di Korea dan
Jepang, maka seni arsitektur Cina juga diadopsi oleh bangsa Jepang. Hal ini
terlihat dari tipe dan corak bangunan kuil dan istana raja atau kaisar, baik di Korea
maupun Jepang yang jelas-jelas meniru arsitektur Cina
Huruf Cina dikenal dengan sebutan Piktograf, dimana setiap huruf bukan
merupakan lambang bunyi, melainkan memiliki arti tertentu. Huruf Cina ini
berkembang baik di Korea maupun jepang. Di Jepang huruf Cina dimodifikasi
menjadi huruf Kanji, sedangkan di Korea pemakaiannya telah mengalami
penyempurnaan seswuai tradisi bangsa Korea
Peradaban Cina tidak mengalami keruntuhan sebagaimana dialami oleh
kebudayaan Mesir, Mesopotamia, Yunani dan Romawi, Maya, Inca, serta Aztec,
namun tetap berkembang hingga saat ini. Peradaban Cina modern
perkembangannya tidak bisa dilepaskan dari peradaban Cina Kuno di Lembah
Sungai Kuning ini.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Peradaban Lembah Sungai Kuning adalah peradaban bangsa Cina yang
muncul di Lembah Sungai Kuning (Hoang-Ho atau sekarang disebut Hwang-He).
Sungai Hoang-Ho disebut sebagai Sungai Kuning karena membawa lumpur
kuning sepanjang alirannya. Sungai Hoang-Ho ini juga dikenal sebagai
penderitaan Cina. Hasil-hasil peradaban Lembah Sungai Kuning meliputi
berbagai bidang, seperti sistem pertanian, sistem kepercayaan, sistem
pemerintahan, seni bangunan, filsafat, serta aksara.
Daerah lembah sungai Hoang Ho merupakan daerah yang subur, sehingga
sangat cocok untuk bercocok tanam. Selain itu , pasokan air untuk pertanian
sangat cukup. Masyarakat Lembah Sungai Kuning pada awalnya menyembah
Dewa Langit yang dipimpin oleh raja – raja mereka. Dalam perkembangan
selanjutnya Mereka dipimpin oleh seorang raja yang merangkap sebagai imam
agama. Masyarakat Lembah Sungai Kuning dalam kehidupan sehari-hari juga
sangat menghormati nenek moyang dan kekuatan-kekuatan alam yang
berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia
Cina telah melahirkan para filosof besar yang berpengaruh sepanang
jaman di dunia. Mereka itu di antaranya adalah Lao Tze, Khong Hu Chu, serta
Meng Tse. Bahkan ajaran-ajaran mereka sampai sekarang dipakai sebagai
pegangan hidup orang-orang Cina.
Peradapan sungai kuning sendiri memiliki pengaruh yang sangat besar
bagi masyarakat cina, karena peradapan sungai kuning mempengaruhi kehidupan
masyarakat cina baik dalam bidang ekonomi, politik, social-budaya maupun seni
lainnya di cina.
DAFTAR PUSTAKA
Leo Agung S. 2007. Sejarah Asia Timur I. Surakarta : LPP UNS dan UNS Press
http://pagenjahan.blogspot.com/2010/05/peradaban-lembah-sungai-kuninghoang-
ho.html
http://www.jackbook.com/
http://hasheem.wordpress.com/comments/feed/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Sejarah_budaya
http://adekabang.wordpress.com/2011/01/01/sejarah-dinasti-china-kuno-sampai-
sekarang.
PERADAPAN LEMBAH HWANG HO
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Study wilayah dan geografis
yang diampu oleh : Drs.Leo Agung S . M.Pd
Disusun Oleh :
1. Vera Anggun S. W (K4409060)
2. Widyo wiratmo (K4409061)
3. Wuri Handayani (K4409062)
4. Yahya Restu mukti W (K4409063)
5. Yanita Dwi P (K4409064)
6. Yudith Aditya (K4409065)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011